18
e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] e-journal FAPET UNUD Universitas Udayana Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] Volume Nomor Tahun VIII 1 2020

e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD Universitas

Udayana

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VIII 1 2020

Page 2: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD Universitas

Udayana

PANDUAN BAGI PENULIS

Ketentuan Umum

1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan

(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal

dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah

disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah

disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)

2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk

hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang

ditentukan

4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy

(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft

Word.

5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:

Redaksi eJournal Peternakan Tropika

d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar

Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali

Telp. 0361-222096 / HP. 081338791005

Email: [email protected]

Page 3: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Standar Penulisan

1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali

Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah

dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point

(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,

sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.

2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil

dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka

ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point).

Font Time New Roman.

3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan

diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di

Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,

penulisan di Bold

4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor

(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).

5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,

alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan

Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode

(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar

pustaka.

Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama

penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),

abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan

pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.

Page 4: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

TATA CARA PENULISAN NASKAH

1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,

maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian

Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.

Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak

1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh

Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan

penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis

mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan

nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti

dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama

penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama

utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan

umum yang berlaku.

3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap

disertai alamat.

4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang

ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan

dipublikasikan

5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris

(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,

metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi

6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata

utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.

7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka

mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat

orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)

8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.

Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.

9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan

hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan

(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)

Page 5: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)

a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul

singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup

kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi

b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point

(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang

disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya

wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut

c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa

dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt

setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan

analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama

yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan

tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).

e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa

gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi

f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)

g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik

10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas

11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu

sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik

proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima

kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll

12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun

menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama

penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama

penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.

Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul

buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,

judul tulisan, alamat web, waktu akses.

Page 6: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD

128

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN MINERAL-VITAMIN KOMPLEKS DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN

BABI RAS PERSILANGAN MASA LEPAS SAPIH

Wenata. S., N W. Siti dan I G. N. G. Bidura

PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

E-mail: [email protected]. 082341801563

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral-vitamin

kompleks (pignox) dalam ransum terhadap performa produksi babi ras persilangan masa lepas

sapih. Penelitian dilaksanakan selama 8 minggu di Banjar Lebah Jadi, Desa Jadi, Kediri,

Tabanan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri

3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dicobakan ransum tanpa suplementasi mineral-

vitamin kompleks/pignox (A),ransum dengan suplementasi 0,10 % mineral-vitamin

kompleks/pignox (B), dan ransum dengan suplementasi 0,20 % mineral-vitamin

kompleks/pignox (C). Variabel yang diamati adalah berat badan akhir, pertambahan berat

badan, konsumsi ransum dan feed conversion ratio. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan

analisis sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan nyata (P<0,5) maka dilanjutkan dengan

uji jarak berganda Duncan ( Steel and Torrie, 1991). Hasil penelitian menunjukan bahwa

suplementasi mineral-vitamin kompleks pada level 0,10% dan 0,20% nyata (P<0,5) dapat

meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, meningkatkan konsumsi ransum

dan menurunkan feed conversion ratio pada babi ras persilangan masa lepas sapih.

Kata kunci : suplementasi, babi ras persilangan, performa produksi, pignox

EFFECT OF THE USE OF MINERAL-VITAMIN COMPLEX IN DIETS

OF GROWTH PERFORMANCE OF BOAR CROSS BREED IN

WEANING PERIOD

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of mineral-vitamin complex supplementation

(pignox) in the ration to swine production performance race crosses weaning period. The

study lasted 8 weeks in Banjar Lebah Jadi, Jadi Village, Kediri, Tabanan. The design used

was a randomized block design (RBD) comprising 3 treatments and 4 replications. The

treatments were attempted ration without supplementation of mineral-vitamin complex /

Submitted Date: March 11, 2020 Accepted Date: March 21, 2020 Editor-Reviewer Article;: A.A.Pt. Putra Wibawa & I Wyn Wirawan

Page 7: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 129

pignox (A), supplementing the ration with 0.10% mineral-vitamin complex / pignox (B), and

0.20% ration supplemented mineral-vitamin complex / pignox (C) , The variables measured

were final body weight, weight gain, feed intake and feed conversion ratio. The results were

analyzed by analysis of variance and if there are significant differences (P <0, 5) then

continued with Duncan's multiple range test (Steel and Torrie, 1991). The results showed that

supplementation of mineral-vitamin complex at the level of 0.10% and 0.20% (P <0.5) can

improve the final body weight, weight gain, improve feed intake and lower feed conversion

ratio of boar cross breed in weaning period.

Keywords: supplementation, boar cross breed, production performance, pignox

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ternak babi adalah ternak monogastrik penghasil daging yang memiliki potensi besar

untuk dikembangkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.

Hal ini disebabkan karena ternak babi memiliki keunggulan antara lain karena

pertumbuhannya yang cepat, konversi ransum yang sangat baik dan mampu beradaptasi pada

kondisil ingkungan yang beranekaragam serta persentase karkasnya dapat mencapai 65% -

80% (Siagian, 1999).Menurut Sihombing, (1997) menyatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan ternak babi sangat tergantung pada pakan yang diberikan dan biaya untuk

penyediaan pakan pada usaha beternak babi dapat mencapai 80% dari total biaya yang

dibutuhkan.

Kebutuhan masyarakat di Bali akan daging sebagai sumber protein hewani dari tahun

ketahun mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah penduduk, pendapatan

perkapita dan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan makanan yang bernilai gizi

tinggi. Salah satu jenis daging yang dikonsumsi masyarakat di Bali adalah daging babi.Selain

untuk di konsumsi, ternak babi erat kaitannya juga dalam ritual keagamaan oleh umat Hindu.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan (2017) menunjukkan peningkatan

produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi

daging babi per tahunnya berturut-turut sebesar 123.219 ton (2013), 123.638 ton (2014),

150.959 ton (2015), 166.535 ton (2016), 169.766 ton (2017). Data tersebut dapat menunjukan

peningkatan produksi daging babi pertahunnya di Provinsi Bali yang terus meningkat seiring

dengan kebutuhan konsumsi daging babi oleh masyarakat Bali.

Page 8: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 130

Keberhasilan peternakan babi ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah

ransum. Ransum mengandung zat-zat makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan

ternak diharapkan mampu meningkatkan mutu, dan produktivitas ternak. Pola peternakan di

Indonesia termasuk Bali merupakan peternakan yang masih bersifat tradisional dengan skala

kecil. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan ransum secara maksimal

adalah suplementasi mineral-vitamin kompleks (pignox). Mineral-vitamin kompleks berguna

untuk meningkatkan daya cerna ransum yang diberikan. Mineral-vitamin kompleks

mengandung berbagai trace mineral seperti Zn yang berfungsi sebagai aktivator enzim dalam

proses metabolism dan enzim karboksi peptidase yang berperan dalam metabolisme protein

(Tillman et al., 1998). Diharapkan dengan adanya suplementasi mineral-vitamin kompleks

(pignox), metabolisme lebih meningkat sehingga performans ternak menjadi lebih baik.

Anggoro (2015) menyatakan bahwa pemberian ransum yang mengandung mineral-

vitamin kompleks berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan dan FCR, sedangkan

untuk konsumsi nutrient berbeda tidak nyata. Utamaet al.,(2016) menyatakan bahwa

pemberian ransum dengan imbangan energi/protein yang berbeda yaitu dari 148 s/d 175 tidak

menghasilkan pertumbuhan yang berbeda nyata (P>0.05) baik pada berat badan awal, berat

badan akhir, pertambahan beratbadan, konsumsi ransum total dan FCR.Roniet al., (2017)

menyatakan bahwa perbedaan pignox dengan level (0,25% dan 0,50%) dalam ransum

tradisional terhadap performa babi persilangan dapat meningkatkan konsumsi Zn, cenderung

meningkatkan pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, energidan protein,serta efisiensi

penggunaan ransum.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Tingkat

Penggunaan Mineral-Vitamin Kompleks dalam Ransum terhadap Penampilan Babi Ras

Persilangan Masa Lepas Sapih.

MATERI DAN METODE

Materi

Babi

Babi yang digunakan dalam penelitian ini adalah babi ras silangan. Babi yang

digunakan sebanyak 24 ekor babi yang dikelompokan berdasarkan selisih berat badan, yaitu

ringan 6,30-7 kg, sedang 12,75-13,75 kg, berat 19-19,75 kg, sangat berat 27,50-28,25 kg yang

jumlah semuanya sebanyak 24 ekor.

Page 9: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 131

Kandang dan perlengkapan

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari lantai semen beton dan

penyekat dari bilah bambu dengan atap dari seng. Tiap petak kandang berukuran 1,8 m x 2 m

x 0,8 m sebanyak 12 petak. Tiap petak kandang sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan

air minum.

Ransum dan air minum

Ternak babi diberikan masa penyesuaian selama seminggu untuk membuat babi

terbiasa dengan ransum yang akan diberikan. Setelah terbiasa, babi di beri makan 2 kali

sehari. Bahan ransum yang diberikan terdiri atas : dedak padi, tepung jagung, multivitamin-

mineral. Air yang diberikan selama penelitian bersumber dari air sumur. Komposisi bahan

penyusun ransum penelitian dan konsentrat tabanan disajikan dalam Tabel 2.1 dan 2.2,

sedangkan kandungan nutrien ransum penelitian dan mineral-vitamin kompleks disajikan

dalam Tabel 2.3. dan 2.4. Mineral-vitamin yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“pignox”.

Tabel 1 Komposisi bahan penyusun ransum penelitian

Komposisi Bahan (%)

Ransum

A B C

Jagung Kuning 52 52 52

Konsentrat TBN 01 30 30 30

Dedak Padi 18 17.90 17.80

Mineral-Vitamin - 0.10 0.20

Total 100 100 100

Keterangan :

1) (A)ransum tanpa suplementasi mineral-vitamin kompleks,(B) ransum dengan suplementasi mineral-

vitamin kompleks sebanyak 0,1 %, (C) ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks

sebanyak 0,2 % .

2) Mineral-vitamin yang digunakan adalah Pignox yang diproduksi oleh PT. Medion, Bandung Indonesia.

Page 10: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 132

Tabel 2 Kandungannutriendalamkonsentrat TBN 01. Zat Nutrisi (%) Total

Metabolisme Energi (kkal/kg) 2969

Protein Kasar 40,88

Serat Kasar 3,10

Lemak 10,96

Kalsium (Ca) 2,6

Phospor (P) 1,7

Keterangan : Bidura et al. (2017).

Tabel 3 Kandungan nutrien dalam ransum babi umur 2-6 bulan penelitian

Zat Nutrisi A B C Standard

Metabolis Energi (kkal/kg) 3050 3067 3063 3265a

Protein Kasar(%) 17,85 17,43 17,41 20,9a

Serat Kasar(%) 3,74 3,89 3,87 5,0b

Lemak(%) 5,47 6,73 6,71 7,0b

Kalsium (Ca) 0,70 0,69 0,69 0,70a

Phosphor (P) 0,77 0,82 0,82 0,60a

Arginin 1,13 1,11 1,11 0,46a

Histidin 0,39 0,43 0,43 0,36a

Isoleusin 0,89 0,89 0,89 0,63a

Leusin 1.62 1,66 1,66 1,12a

Lisin 1,12 1,16 1,16 1,15a

Metionin 0,38 0,40 0,40 0,30a

Penilalanin 0,82 0,86 0,86 0,68a

Treonin 0,73 0,76 0,76 0,74a

Triptofan 0,22 0,21 0,25 0,21a

Valin 0,88 0,91 0,91 0,79a

Keterangan:

1 Kandungan nutrien dalam ransum babi umur 2-6 bulan penelitian menurut Bidura et al. (2017).

2 (A) ransum dengan pollard tanpa suplementasi mineral-vitamin kompleks, (B) ransum penggantian pollard

dengan dedak padi tanpa disuplementasi mineral-vitamin kompleks, (C) ransum penggantian pollard dengan

dedak padi yang disuplementasi mineral-vitamin kompleks sebanyak 0,20%.

3 Standard nutrien ransum berdasarkan perhitungan a) NRC (1998) dan b) SNI(2006).

Page 11: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 133

Tabel 4 Kandungan nutrien mineral-vitamin kompleks ‘pignox’

Komposisi Kandungan (per Kg Pignox)

Olaquindox 40 mg

Vitamin A 5.000 IU

Vitamin D3 800 mg

Vitamin E 2 mg

Vitamin K3 0,8 mg

Vitamin B1 0,4 mg

Vitamin B2 0,8 mg

Vitamin B6 0,4 mg

Vitamin B12 8 ug

Nicotinic Acid 8 mg

Ca-d-Pantothenete 6 mg

Choline Chlorine 200 mg

Methionine 40 mg

Mangane 8 mg

Iodine 0,4 mg

Iron 16 mg

Cobalt 0,2 mg

Copper 20 mg

Zinc 20 mg

BHT (antioxidant) 1.5 mg

Keterangan : Pignox Produksi PT. Medion, Bandung Indonesia

Alat-alat yang digunakan

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi : timbangan duduk kapasitas 500 kg

dengan kepekaan 1 kg yang berfungsi untuk menimbang bahan pakan dalam jumlah yang

besar dan membantu dalam proses menimbang bobot badan babi, timbangan Elektrik

kapasitas 5 kg dengan kepekaan 0,1 kg yang berfungsi untuk menimbang bahan pakan dalam

jumlah yang sedikit, timbangan gantung dengan kapasitas 100 kg dengan kepekaan 1 kg

untuk menimbang bagian karkas, jangka sorong untuk mengukur tebal lemak punggung,

ember berfungsi untuk pemberian jumlah pakan bagi ternak babi, centong air berfungsi untuk

memberikan air minum, cetok berfungsi untuk mengambil sisa pakan yang ada pada tempat

pakan ternak babi, sekop berfungsi untuk membantu membersihkan kotoran ternak babi, sapu

Page 12: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 134

berfungsi untuk membersihkan air menggenang yang ada dalam kandang, pisau untuk

memotong babi, gergaji besi untuk memotong bagian karkas, alas plastik untuk tempat

karkas, dan alat tulis yang berfungsi untuk mencatat hasil.

Metode

Tempat dan lama penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan yang dilaksanakan di peternakan babi ras

persilangan milik petani yang berlokasi di Banjar Lebah Jadi, Desa Jadi, Kecamatan Kediri,

Kabupaten Tabanan.

Rancangan penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok

(RAK). Dengan 3 macam perlakuan dan 4 kelompok (blok) sebagai ulangan pada setiap

perlakuan, sehingga keseluruhan terdapat 12 unit percobaan. Pengelompokan berdasarkan

berat badan babi, sehingga berat badan babi pada masing-masing kelompok adalah sama dan

berat badan babi antar kelompok berbeda. Tiap unit percobaan menggunakan 2 ekor babi,

sehingga babi yang akan digunakan sebanyak 24 ekor dengan rataan berat badan yang

berbeda. Ketiga perlakuan yang diuji adalah sebagai berikut :

1) Ransum tanpa menggunakan mineral-vitamin kompleks (A)

2) Ransum yang menggunakan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,1 % (B)

3) Ransum yang menggunakan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,2 % (C)

Pencampuranransum

Pencampuran ransum dilakukan secara manual, semua bahan pakan ditimbang sesuai

dengan perhitungan, kemudian dicampur dengan bantuan tangan dan sekop. Terlebih dahulu

dilakukan dengan menimbang bahan pakan yang paling banyak, kemudian disusul dengan

bahan pakan yang lebih kecil. Bahan pakan yang sangat sedikit, yaitu multi mineral-vitamin

kompleks, sebelum di campurkan kedalam bahan pakan lainya terlebih dahulu dicampurkan

dalam dedak padi, setelah homogen baru dicampurkan kedalam bahan pakan lainnya.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Konsumsi Ransum : Konsumsi ransum diamati setiap minggu, yaitu didapat dari

selisih antara ransum yang diberikan dengan sisa ransum.

Page 13: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 135

2) Berat Badan Akhir : Berat akhir merupakan berat babi yang ditimbang pada saat

akhir penelitian. Sebelum penimbangan terlebih dahulu babi dipuasakan selama

lebih kurang 12 jam.

3) Pertambahan Berat Badan : Pertambahan berat badan babi didapatkan dengan

mencari selisih antara berat badan akhir dengan berat badan awal.

4) FCR (Feed Conversion Ratio) : FCR merupakan perbandingan antarakonsumsi

ransum denganpertambahan berat badan dalam satuan waktu yang sama. FCR

merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat efisiensi penggunaan ransum. Semakin

rendah nilai FCR, berarti semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan ransum,

demikian juga sebaliknya

Analisis data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan sidik ragam menggunakan program SPSS

versi 16. Apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05), maka

dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan dengan tingkat signifikasi 5% (Steel dan Torrie

1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,10%

dan 0,20% pada perlakuan B dan C nyata dapat meningkatkan berat badan akhir, pertambahan

berat badan dan menurunkan FCR, dapat berpengaruh terhadap konsumsi ransum namun

tidak berbeda nyata

Berat badan awal

Berat badan awal pada ternak babi ras persilangan yang diberikan ransum tanpa

suplementasi mineral-vitamin kompleks (perlakuan A) adalah 16,86 kg (Tabel 3.1). Berat

badan awal pada ternak babi ras persilangan yang diberikan ransum dengan suplementasi

mineral-vitamin kompleks 0,10% (perlakuan B), dan 0,20% mineral-vitamin kompleks

(perlakuan C) masing-masing sebesar 17,19 kg, dan 17,00 kg. Secara statistik berbeda tidak

nyata (P>0,05).

Page 14: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 136

Tabel 5. Pengaruh Pengantian Pollard dengan Dedak Padi yang Disuplementasi

Mineral- Vitamin kompleks Dalam Ransum Terhadap Karkas Babi Ras Silangan

Umur 2-6 bulan.

Variabel Perlakuan

1)

A B C SEM3)

Berat badan awal (kg) 16.86a

17.19a

17.00a

0.02

Berat badan akhir (kg) 32.25c 2)

36.00b

40.38a

0.48

Pertambahan berat badan (kg/h) 0.25c

0.31b

0.38a

0.01

Konsumsi ransum (kg/h) 1.01c

1.12b

1.33a

0,03

FCR 4.12a

3.74b

3.59c

0.05

Keterangan :

1) Ransum Perlakuan

A = Ransum tanpa suplementasi mineral-vitamin kompleks

B = Ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,10 %

C = Ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,20 %

2) Nilai dengan huruf yang berbeda dan pada baris yang sama menunjukkan nilai yangberbeda nyata (P<0,05)

3) SEM: “Standard Error of the Treatment Mean”

Berat badan akhir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan berat badan akhir babi ras persilangan pada

perlakuan A adalah 32,25 kg. Babi ras persilangan yang diberi perlakuan B dan C memiliki

berat badan akhir masing-masing sebesar 11,2% dan 25,1% nyata (P<0,05) lebih tinggi

dibandingkan perlakuan A. Berat badan akhir pada perlakuan C nyata (P<0,05) lebih tinggi

12,1% dibandingkan perlakuan B.

Pertambahan berat badan

Pada akhir penelitian menunjukan bahwa pertambahan berat badan babi ras

persilangan yang diberi perlakuan A adalah 0,25 kg/hari. Perbandingan berat badan pada

perlakuan B dan C nyata (P<0,05) lebih tinggi masing-masing sebesar 21,8% dan 51,5%

nyata dibandingkan perlakuan A. Pertambahan berat badan pada perlakuan C nyata (P<0,05)

lebih tinggi 24,4% dibandingkan perlakuan B.

Konsumsi ransum

Konsumsi ransum babi ras persilangan yang diberi perlakuan A adalah 1,01 kg/hari.

Konsumsi ransum pada perlakuan B dan C memiliki jumlah konsumsi ransum 11,7% dan

32,3% nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan perlakuan A. Konsumsi ransum pada

perlakuan C nyata (P<0,05) lebih tinggi 18,5% dibandingkan perlakuan B.

Page 15: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 137

FCR (Feed Conversion Ratio)

Secara statistik hasil penelitian menunjukanFeed Conversion Ratio (FCR) berbeda

nyata (P<0,05) berkisar antara A 4,12, B 3,74 dan C 3,59. FCR pada perlakuan B dan C

menghasilkan FCR masing-masing 4,1% dan 14,7% nyata lebih rendah dari perlakuan A.

FCR pada perlakuan C nyata (P< 0,05) lebih rendah 10,1% dibandingkan dengan perlakuan

B.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mineral-vitamin kompleks pada

perlakuan C (0,20%) cenderung meningkatkan bobot potong dibandingkan perlakuan A

(kontrol) dan bobot karkas namun tidak nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan oleh konsumsi

pakan yang sama dari ternak babi pada penelitian ini. Konsumsi pakan yang sama disebabkan

oleh ransum yang menggunakan mineral-vitamin kompleks ini memiliki palatabilitas yang

hampir sama dengan kontrol. Selain itu, kandungan energi dan protein yang digunakan dalam

penelitian ini juga hampir sama sehingga konsumsi ransum berbeda tidak nyata antar

perlakuan. Dewi dan Setiohadi (2010) menyatakan bahwa pakan yang mempunyai kandungan

nutrien yang relatif sama maka konsumsi pakannya juga relatif sama, dengan konsumsi yang

sama menghasilkan bobot potong dan bobot karkas yang sama.

Persentase karkas adalah bobot potong dibagi dengan bobot hidup dikalikan 100%,

pada perlakuan C menunjukkan bahwa hasil yang didapat meningkat tidak nyata dari

perlakuan A. Pada penelitian ini perlakuan C lebih tinggi dari perlakuan yang lainnya. Hal ini

disebabkan karena kecenderungan meningkatnya bobot potong dan karkas pada perlakuan C

lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Semakin tinggi bobot potong dan persentase karkas seekor

ternak akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi pula. Menurut Budaarsa (1997) yang

menyatakan bahwa babi yang mempunyai bobot badan yang tinggi apabila di potong akan

menghasilkan persentase karkas yang tinggi pula. Lebih lanjut Soeparno (1992) menyatakan

bahwa bobot potong yang semakin tinggi menghasilkan bobot karkas yang semakin tinggi

pula sehingga diharapkan bagian pertumbuhan daging menjadi lebih besar. Selain itu,

kebutuhan mineral-vitamin kompleks sudah tercukupi yaitu sebanyak 0,20% pada perlakuan

C disamping itu didapatkan nilai yang menurun dari perlakuan B ini disebabkan oleh bobot

potong dan bobot karkas yang dihasilkan juga mengalami penurunan. Demikian pula menurut

Bundy dan Diggins (1961) selain mempercepat pertumbuhan, penggunan “feed supplement”

dalam ransum mampu meningkatkan efisiensi penggunaan ransum. Dijelaskan lebih lanjut

Page 16: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 138

oleh Parakksi,(1983) peningkatan efisensi penggunaan ransum disebabkan oleh “feed

supplement” dapat mempertinggi penyerapan dari berbagai zat makanan seperti Ca, P, dan

Mg. Selain itu mineral-vitamin juga sangat diperlukan seperti yang dinyatakan oleh Murtidjo,

1993 bahwa mineral merupakan salah satu zat yang mempunyai peranan pokok dalam hal

pertumbuhan dan reproduksi ternak, seperti metabolisme energi, metabolisme protein serta

biosintesis zat-zat essensial Kebutuhan mineral untuk ternak dapat dikelompokkan menjadi

dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro terdiri atas kalsium (Ca),

fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), natrium (Na), klor (Cl), dan sulfur (S). Trace

mineral terdiri atas besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), molibd (Mo), mangan (Mn), kobal

(Co), krom (Cr), nikel (Ni), dan yodium (I). Se dalam kadar normal dalam pakan akan

menstimulir sintesis protein. Cu dan Co bersama-sama memperbaiki daya cerna serat kasar.

Sementara Zn merupakan salah satu diantara beberapa mineral mikro yang memiliki peranan

sebagai aktivator enzim.

Vitamin juga memiliki peranan yang penting bagi ternak. Vitamin A terlibat dalam

sistem penglihatan dan pengelolaan jaringan epitel di seluruh permukaan tubuh bagian luar

maupun bagian dalam serta berbagai kelenjar endokrin/gonad. Defisiensi vitamin A dapat

menyebabkan anoreksia, kemudian secara cepat diikuti oleh rabun, diare yang parah, tidak

ada koordinasi dalam bergerak serta menurunkan berat badan dan kulit menjadi kasar.

Vitamin D dibutuhkan untuk pertumbuhan secara umum dari seekor ternak dalam arti lebih

banyak dibandingkan hanya untuk pertumbuhan tulang saja. Defisiensi vitamin D dapat

mempengaruhi sistem pertulangan hewan muda. Vitamin E berfungsi dalam metabolisme

normal syaraf, kontraksi urat daging, sirkulasi, respirasi, pencernaan, ekskresi, pertumbuhan,

konversi pakan dan reproduksi. Ternak yang kekurangan vitamin E akan mengganggu

reproduksi. Vitamin B-kompleks dimanfaatkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan

biologisnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum

dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks sebanyak 0,10% dan 0,20% pada babi ras

persilangan dapat meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, meningkatkan

konsumsi ransum dan menurunkan FCR atau efisiensi dalam penggunaan ransum. Hasil yang

terbaik diperoleh dari suplementasi 0,20% mineral vitamin kompleks dalam ransum pada babi

Page 17: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 139

ras persilangan terhadap berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan

efisiensi dalam penggunaan ransum.

Saran

Dari hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada peternak babi ras persilangan bahwa

suplementasi mineral-vitamin kompleks pada level 0,20% dapat meningkatkan berat badan

akhir, pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan menurunkan feed conversion ratio

(FCR)atau efisiensi dalam penggunaan ransum.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan banayak terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas

Udayana Bapak Dr. Ir. I Nyoman Tirta Ariana, MS atas pelayanan administrasi dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas

Peternakan Universitas Udayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, A.C.K. 2015.Pengaruh Suplemetasi Mineral-Vitamin Kompleks Terhadap

Konsumsi Nutrien dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Gembrong dalam

Ransum Berbasis Hijauan Lokal. Skripsi Sarjana Peternakan, Universitas Udayana.

Bali.

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dan Ilmu Makanan Ternak Unggas.Universitas

Indonesia Press. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia (SNI) Standart Pakan Babi

Sapihan SNI 01-3912-2006: Jakarta: Departemen Perindustrian.

Bidura, I. G. N. G., N. W. Siti., B. R. T. Putri., T. I. Putri., I. M Nuriyasa., I. M. Suasta., T.

G. O. Susila. 2017. Demplot Uji Kualitas Pakan pada Bibit Babi dan Penggemukan

(Gerbang Pangan) di Kabupaten Tabanan. Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan

dengan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar

Campbell, J. R, and J.F. Lasley. 1985. The Science of Animals that Serve Humanity. Ed.

3rd

. McGraww-Hill Publication in the Agricultural Science.

Dirjen Peternakan. 2017. Basis Data Ekspor Komoditi Pertanian Berdasarkan Negara Tujuan.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Murtidjo, B.A. 1993. Beternak Sapi Potong. Kanisius.Yogyakarta.

Page 18: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 7. 13. · produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 sebesar rata-rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut

Wenata. S., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 1 Th. 2020: 128. -140 Page 140

National Research Council (NRC). 1998. Nutrient Requirement of Swine. 10 Revised Ed.

National Academy Press. Washington, DC.

Roni, N.G.K., N.M S. Sukmawati, N.M. Witariadi dan N.N. Candraasih K. 2017. Pengaruh

pignox dalam ransum tradisional terhadap performans babi persilangan bali-

saddleback fase grower.Makalah disampaikan Pada Seminar dan Lokakarya Nasional

III Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia (AITBI) PotensiPengembangan Ternak

Babi Sebagai Komoditas Unggulan Ekspor Nasional.Denpasar.

Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Widya Padjajaran Bandung

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Principle and Procedure of Statistic. McGrow Hill

Book Bo. Inc. New York.

Utama, I P. S. Y., I K. Sumadi dan I M. Suasta. 2016. Pengaruh Imbangan Energi dan Protein

Ransum Terhadap Pertumbuhan Babi Bali Jantan Lepas Sapih. Peternakan Tropika

Vol. 4(3): 519 - 528