Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan periode Tahun 2020 – 2024 dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan RAK ini bertujuan untuk memberikan arah dan pedoman dalam manajemen pelaksanaan kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, implementasi dan pengendalian, serta monitoring dan evaluasi dalam kurun waktu lima tahun. RAK ini disusun dengan mengacu kepada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024, serta Rencana Aksi Program (RAP) Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 – 2024.
Dengan tersusunnya RAK ini maka telah tersedia dokumen perencanaan yang digunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, sehingga target indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan dapat tercapai melalui pengukuran yang dilaksanakan secara periodik setiap tahunnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan RAK Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020 – 2024 ini. Kami mengharapkan masukan dan saran yang positif dan membangun demi sempurnanya penyusunan RAK ini di masa yang akan datang. Semoga pelaksanaan dan pencapaian kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat menjadi pendorong dan penggerak dalam mencapai target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 – 2024 dan target Kementerian Kesehatan sebagai tujuan akhirnya.
Jakarta, Desember 2019
Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,
Dra. Sadiah, Apt, M.Kes
NIP. 196011141991032001
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………….…………………………………….1
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….…2
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….……3
Daftar Tabel ……………………………………………...…………………………………..….4
Daftar Gambar ……………………………………………..……………………………………5
Daftar Lampiran ……………………………………………….………………………………...6
Bab I : Pendahuluan ……….………………………………………..…………..………………7
A. Kondisi Umum ..……………………………………………………….….…………7
B. Isu Strategis ………..……………………………..……………………….………..8
C. Permasalahan ………………………………………………………………………8
D. Landasan Hukum ………………………………………………………..………….8
Bab II : Organisasi dan Strategi Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ………………………………………..……...... 13
A. Organisasi Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan …...……… 13
B. Strategi Pelaksanaan Kegiatan ……………….………………..………………. 15
Bab III : Rencana Aksi Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ……………………………………………………………………………...17
A. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan ………..……….……………………...17
B. Tata Laksana Indikator Kinerja Kegiatan ….......……………………………….18
C. Alokasi Anggaran ………………………………………………………………....22
Bab IV : Penutup ………………………………………………………………….…………….24
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2017 berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 ……………………………………………....
17
Tabel 2.
Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2017-2019 berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 …………………………………..………...
18
Tabel 3.
Alokasi dan Realisasi Anggaran Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 ………………….……………….....
19
Tabel 4.
Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan KesehatanTahun 2015-2019 Menurut Jabatan ……………….....
20
Tabel 5.
Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Golongan …………….....
23
Tabel 6.
Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan ……………....
23
Tabel 7.
Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin ……………
23
Tabel 8.
Item Vaksin Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024 .………………...….....
23
Tabel 9.
Item Obat Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024 ………………………....
23
Tabel 10.
Item Obat Program HIV/AIDS yang dipantau Tahun 2020-2024 …………......
23
Tabel 11.
Alokasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 ……………………………..…….....
23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Jabatan ……………………….……....
17
Gambar 2.
Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Golongan ……………………………...
18
Gambar 3.
Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan …………………………..
19
Gambar 4.
Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin ………………………...
20
Gambar 5.
Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 ……………….....
23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Indikator Kinerja Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 ……………………………………...
17
Lampiran 2.
Kertas Kerja Persentase Puskesmas Dengan Ketersediaan Obat Esensial ..
18
Lampiran 3.
Kertas Kerja Persentase Puskesmas Dengan Ketersediaan Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) ………………...…………….……………….....
19
Lampiran 4.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat Esensial ………………………………………………………………………….....
20
Lampiran 5.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) ……………………………………………….....
23
Lampiran 6.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat Program Tuberkulosis ………………………………………………….………....
23
Lampiran 7.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat Program Malaria ……………………………………………………………...……
23
Lampiran 8.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat Program Ibu dan Anak .………………………………………...…………...….....
23
Lampiran 9.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat Program Gizi ………………………………………………………………….…....
23
Lampiran 10.
Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat Program HIV/AIDS ……………………………………………………………......
23
Lampiran 11.
Kertas Kerja Penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar ……………….....
23
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
1. Capaian Kinerja Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Pada periode Renstra 2015-2019, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah mampu mencapai bahkan melebihi target indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan, seperti dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2017 berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
Sasaran
No
Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah
1
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
77%
79,38%
103,09%
80%
81,57%
101,96%
83%
89,30%
107,59%
2
Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
55%
57,34%
104,25%
60%
63,88%
106,47%
65%
81,32%
125,11%
Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2017-2019 berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017
Sasaran
Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
1
Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
85%
85.99%
101.16%
90%
92.83%
103.14%
95%
96.34%
101.41%
Instalasi Farmasi Provinsi dan Kab/Kota menerapkan sistem Informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
2
Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kab/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
20%
20.26%
101.30%
30%
34.49%
114.97%
40%
40.51%
101.28%
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota melakukan Manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
3
Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan Manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
65%
81.32%
125.11%
70%
89.69%
128.13%
75%
92.02%
122.69%
Adapun keberhasilan pencapaian target indikator kinerja tersebut didukung oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Dibentuknya Tim Pengumpulan Data Indikator Kinerja Kegiatan, dimana satu orang bertanggung jawab terhadap satu provinsi, menyebabkan aliran pelaporan data yang berkesinambungan dan ketaatan terhadap pelaporan meningkat;
b. Dilakukannya monitoring dan evaluasi terhadap capaian indikator kinerja kegiatan secara berkala sehingga informasi akan kendala yang dihadapi dapat diketahui sedini mungkin dan dapat segera diselesaikan;
c. Mengirimkan umpan balik berupa surat pemberitahuan mengenai pelaporan data dan hasil evaluasi capaian indikator kinerja kegiatan kepada Kepala Daerah guna menginformasikan ketaatan pelaporan dan manfaat hasil laporan bagi Daerah;
d. Memberikan penghargaan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah menerapkan aplikasi e-Logistik secara konsisten;
e. Verifikasi terhadap data yang dilaporkan dilakukan dengan memanfaatkan sistem pelaporan data yang terintegrasi dengan mekanisme pelaporan data daerah (aplikasi SIMADA) serta kunjungan langsung untuk melihat kondisi riil Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota melalui kegiatan Pemantauan dan Bimbingan Teknis Implementasi One Gate Policy Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah;
f. Menyediakan dukungan berupa Dana Alokasi Khusus Bidang Kefarmasian untuk penyediaan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota, pemanfaatan aplikasi logistik obat dan BMHP secara elektronik, serta pembangunan baru atau rehabilitasi Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota (IFPK/K) dan pemenuhan sarana prasarana;
g. Menyediakan dukungan berupa Dana Dekonsentrasi untuk pelaksanaan monitoring ketersediaan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan oleh Provinsi dan penerapan aplikasi e-Logistik di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Hasil positif atas pencapaian target indikator kinerja kegiatan periode Renstra 2015-2019 tersebut menunjukkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dibidang manajemen pengelolaan obat dan perbekalan Kesehatan, serta pemanfaatan sistem informasi manajemen logistik obat dan BMHP secara elektronik di Daerah, yang merupakan aspek yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan obat yang cukup, aman dan berkualitas, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap status kesehatan masyarakat sebagai penerima manfaat dari pelayanan kesehatan.
Peningkatan akuntabilitas dan transparansi dalam proses penyediaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin dilakukan melalui penerapan aplikasi e-Katalog Obat, e-Monev Katalog Obat, dan e-Logistik. Sejak diintroduksi tahun 2013, e-Katalog Obat terus dikembangkan dan telah dimanfaatkan oleh seluruh Instansi Pemerintah dan Fasilitas Kesehatan mitra BPJS Kesehatan dalam proses penyediaan obat. Hal ini dibuktikan dengan nilai transaksi pengadaan obat dan vaksin melalui e-Katalog Obat pada tahun 2019 yang mencapai ……, meningkat sebesar …..% bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai Rp. 6,030 triliun. Hingga tahun 2019, sejumlah 1.098 item obat baik generik maupun nama dagang telah ditayangkan dalam e-Katalog Obat dan melibatkan 90 Industri Farmasi. Hal tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2016, dimana sejumlah 926 item obat baik generik maupun nama dagang telah ditayangkan dalam e-Katalog Obat dan melibatkan 90 Industri Farmasi.
2. Sumber Dana
Alokasi anggaran Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selalu meningkat sejak tahun 2015-2018, akan tetapi di Tahun 2019 alokasinya berkurang dikarenakan adanya efisiensi anggaran. Begitu pula dengan realisasi anggaran yang selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2015-2017, namun mengalami penurunan di tahun 2018-2019 dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya perbedaan jumlah antara rencana kebutuhan obat (RKO) program pada saat proses penyediaan di tahun berjalan (2019) dengan RKO program yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran di tahun sebelumnya (2018).
b. Optimalisasi pemanfaatan obat program stok pusat (obat Buffer Stock Pusat) dalam pemenuhan ketersediaan obat program di daerah sehingga belanja obat di tahun 2019 tidak maksimal.
c. Penyediaan beberapa item Obat Program tidak dapat diproses karena:
1) Tidak terdapat di e-Katalog Obat Nasional.
2) Khusus untuk penyediaan Vaksin Influenza, tidak ada usulan dari Pusat Kesehatan Haji.
Selain bersumber dari APBN, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan juga mengelola dana Hibah Luar Negeri (HLN) dari Global Alliance for Vaccine Immunization (GAVI) semenjak tahun 2015 dan World Health Organization (WHO) semenjak tahun 2018. Dana hibah GAVI dipergunakan untuk penyediaan vaksin, ADS (Auto Disable Syringe) dan Safety Box. Sementara dana hibah WHO dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan, antara lain:
a. Penentuan Instalasi Farmasi Pemerintah sebagai Pusat Pembelajaran Tata Kelola Obat Tersertifikasi ISO 9001:2015;
b. Sertifikasi ISO 9001:2015 untuk Manajemen Tata Kelola Obat di Instalasi Farmasi Pemerintah - Fase III di Kabupaten Karanganyar;
c. Melakukan Penghitungan Awal Biaya Satuan untuk Sertifikasi ISO 9001: 2015 Manajemen Tata Kelola Obatdi Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten / Kota;
d. Sertifikasi ISO 9001:2015 Untuk Manajemen Tata Kelola Obat Di Instalasi Farmasi Pemerintah.
Tabel 3. Alokasi dan Realisasi Anggaran Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019
Tahun
Alokasi
Realisasi
Persentase
2015
Rp. 1.631.612.131.000,-
Rp. 1.599.658.624.605,-
98,04%
2016
Rp. 2.955.647.197.000,-
Rp. 2.482.995.585.076
84,01%
Rp. 2.517.036.899.000,- *)
98,65% *)
2017
Rp. 3.150.602.864.000,-
Rp. 3.139.052.391.603,-
99,63%
2018
Rp. 4.797.325.075.000,-
Rp. 3.939.003.833.931,-
82,11%
2019
Rp. 2.567.912.396.000,-
Rp.1.713.794.599.187,-
66,74%
*) Nilai sesudah terbitnya Inpres Nomor 8 tahun 2016 (self blocking)
3. Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan, sumber daya manusia mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian target organisasi. Adapun komposisi ASN di lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:
Tabel 4. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan KesehatanTahun 2015-2019 Menurut Jabatan
ASN Menurut Jabatan
Jumlah
Th. 2015
Th. 2016
Th. 2017
Th. 2018
Th. 2019
Jabatan Struktural
14
13
14
13
14
Jabatan Fungsional Tertentu
1
0
0
0
0
Jabatan Pelaksana
24
24
23
22
19
Total :
39
37
37
35
33
Gambar 1. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Jabatan
Tabel 5. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Golongan
ASN Menurut Golongan
Jumlah
Th. 2015
Th. 2016
Th. 2017
Th. 2018
Th. 2019
Golongan II
3
2
1
0
0
Golongan III
26
24
25
24
23
Golongan IV
10
11
11
11
10
Total :
39
37
37
35
33
Gambar 2. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Golongan
Tabel 6. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan
ASN Menurut Pendidikan
Jumlah
Th. 2015
Th. 2016
Th. 2017
Th. 2018
Th. 2019
S2 Non Apoteker
2
1
1
0
0
S2 dan Apoteker
6
7
7
7
9
Apoteker
18
17
17
16
12
Dokter Gigi
1
0
0
0
0
S1
5
5
5
7
8
D3
5
5
5
3
3
SMA
2
2
2
2
1
Total :
39
37
37
35
33
Gambar 3. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan
Tabel 7. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin
ASN Menurut Jenis Kelamin
Jumlah
Th. 2015
Th. 2016
Th. 2017
Th. 2018
Th .2019
Pria
12
11
11
11
11
Wanita
27
26
26
24
22
Total :
39
37
37
35
33
Gambar 4. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin
B. ISU STRATEGIS
Perumusan strategi, perencanaan dan implementasi kegiatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa isu strategis sebagai berikut:
1. Desentralisasi, penyerahan kewenangan pemerintahan dan pembagian urusan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah;
2. Penyederhanaan regulasi di berbagai perizinan dan bidang kesehatan;
3. Implementasi good governance (mengedepankan akuntabilitas dan tata kelola yang efektif dan efisien), reformasi birokrasi, dan struktur organisasi yang efektif dan efisien;
4. Efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan yang didanai dengan dana Dekonsentrasi maupun Dana Alokasi Khusus (DAK);
5. Efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan mempertimbangkan unsur kualitas produk;
6. Penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
7. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan;
8. Pemanfaatan sumber daya dan sumber dana dalam penanganan bencana nasional akibat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan kaitannya dengan produktivitas kerja dan pelayanan kesehatan.
C. PERMASALAHAN
Identifikasi terhadap permasalahan yang mungkin dihadapi dalam implementasi kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memungkinkan antisipasi terhadap pencapaian target indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk itu, beberapa permasalahan yang menjadi tantangan untuk dihadapi adalah:
1. Perencanaan program dan kegiatan antara Pusat dan Daerah belum sinkron, sehingga dirasakan masih perlu peningkatan koordinasi Pusat-Daerah;
2. Penyusunan rencana kebutuhan obat (RKO) dan BMHP belum optimal, sehingga terdapat gap antara RKO dengan realisasi belanja obat dan perbekalan kesehatan;
3. Disparitas ketersediaan obat antar wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4. Beberapa item obat program belum terdapat di e-katalog obat nasional;
5. Belum adanya dukungan regulasi terkait sistem informasi manajemen logistik obat dan BMHP serta banyaknya sistem pelaporan logistik obat di tingkat pusat dan daerah;
6. Analisis dan pemanfaatan data belum optimal dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan;
7. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumber daya manusia di lingkup Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
8. Tingginya mutasi pegawai di Daerah.
D. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan kegiatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada regulasi yang ada, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
7. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
9. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024;
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
BAB II
ORGANISASI DAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEGIATAN PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN
A. Organisasi Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
1. Visi dan Misi
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tidak mencantumkan visi dan misi tersendiri, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu: "Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong". Dan berikut adalah misi Presiden Republik Indonesia:
a. Peningkatan kualitas manusia Indonesia, dengan program prioritas yaitu;
1) Mengembangkan sistem jaringan gizi dan tumbuh kembang anak;
2) Mengembangkan reformasi sistem kesehatan
3) Mengembangkan reformasi sistem pendidikan;
4) Revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi;
5) Menumbuhkan kewirausahaan;
6) Menguatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
b. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, dengan program prioritas yaitu;
1) Memantapkan penyelenggaraan sistem ekonomi nasional yang berlandaskan Pancasila;
2) Meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastuktur;
3) Melanjutkan revitalisasi industri dan infrastruktur pendukungnya untuk menyongsong revolusi industri 4.0;
4) Mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru;
5) Mempertajam reformasi struktural dan fiskal;
6) Mengembangkan reformasi ketenagakerjaan.
c. Pembangunan yang merata dan berkeadilan, dengan program prioritas yaitu;
1) Redistribusi aset demi pembangunan berkeadilan;
2) Mengembangkan produktivitas dan daya saing UMKM Koperasi;
3) Mengembangkan ekonomi kerakyatan;
4) Mengembangkan reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial;
5) Melanjutkan pemanfaatan dana desa untuk pengurangan kemiskinan dan kesenjangan di pedesaan;
6) Mempercepat penguatan ekonomi keluarga;
7) Mengembangkan potensi ekonomi daerah untuk pemerataan pembangunan antar wilayah.
d. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan, dengan program prioritas yaitu:
1) Penggembangan kebijakan tata ruang terintegrasi;
2) Mitigasi perubahan iklim.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagan Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat dilihat pada gambar 5.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan Kesehatan;
e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015
B. Strategi Pelaksanaan Kegiatan.
Arah kebijakan RPJMN Tahun 2020-2024 adalah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Salah satu strategi dalam RPJMN 2020-2024 adalah peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan makanan melalui pemenuhan dan peningkatan daya saing farmasi dan alat kesehatan, yang difokuskan pada:
1. Efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan mempertimbangkan unsur kualitas produk;
2. Penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
3. Peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional;
4. Pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang didukung oleh penelitian dan pengembangan life sciences; dan
5. Pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong kemandirian produksi dalam negeri.
Sementara itu strategi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020-2024 adalah:
1. Memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di Puskesmas, dengan melakukan pembinaan pengelolaan obat sesuai standar di Instalasi Farmasi Provinsi, Kabupaten/Kota;
2. Penguatan regulasi sistem pengawasan pre dan post market alat kesehatan, melalui penilaian produk sebelum beredar, sampling dan pengujian, inspeksi sarana produksi dan distribusi termasuk pengawasan barang impor Border dan Post Border, dan penegakan hukum;
3. Memperkuat program seleksi obat yang aman, bermutu, bermanfaat dan cost-effective untuk program pemerintah maupun manfaat paket JKN;
4. Meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui penerapan standar regulasi keamanan, mutu dan manfaat bertaraf internasional;
5. Meningkatkan kemandirian bahan baku obat dan alat kesehatan melalui kerjasama lintas sektor dan sinergisitas Academic-Bussiness-Government- Community (ABGC);
6. Mengembangkan sistem data dan informasi secara terintegrasi yang berkaitan dengan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan di sarana produksi, distribusi dan pelayanan Kesehatan;
7. Melakukan hilirisasi dan memfasilitasi pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan terutama pengembangan ke arah biopharmaceutical, vaksin, natural, Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia dan industri alat kesehatan teknologi tinggi;
8. Mempercepat tersedianya produk generik bagi obat-obat yang baru habis masa patennya;
9. Menjalankan program promotif preventif melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk yang ditujukan untuk meningkatkan penggunaan obat rasional dan alat kesehatan tepat guna di masyarakat dan melibatkan lintas sektor;
10. Mendorong penggunaan alat kesehatan dalam negeri melalui promosi, pameran dalam dan luar negeri;
11. Mendorong tersedianya vaksin halal melalui penyusunan roadmap vaksin halal.
Berdasarkan fokus strategi RPJMN Tahun 2020-2024 dan merujuk kepada strategi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tersebut di atas, maka strategi pelaksanaan kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
1. Memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di puskesmas, dengan melakukan penyediaan obat dan vaksin yang efisien dengan memperhatikan kualitas produk serta pengalokasian biaya distribusi;
2. Membangun sistem manajemen tata kelola obat berbasis teknologi informasi melalui Digital Inventory Nasional (DIN);
3. Peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang akurat;
4. Mendorong Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota menerapkan manajemen mutu, serta melakukan pembinaan pengelolaan obat sesuai standar;
5. Mengoptimalkan koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan pemantauan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan secara berkala;
6. Memberikan umpan balik terhadap pelaporan data indikator kinerja kegiatan yang disampaikan oleh Provinsi, dalam rangka menginformasikan ketaatan pelaporan dan manfaat hasil laporan bagi Pusat dan Daerah.
BAB III
RENCANA AKSI KEGIATAN
PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN
A. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 adalah:
1. Meningkatnya Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial;
2. Meningkatnya Kabupaten/Kota dengan Ketersediaan Obat Esensial;
3. Meningkatnya Puskesmas dengan Ketersediaan Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).
B. Tata Laksana Indikator Kinerja Kegiatan
1. Target, Definisi Operasional dan Cara Perhitungan
Target, definisi operasional dan cara perhitungan indikator kinerja kegiatan baik berdasarkan RPJMN maupun Renstra Tahun 2020-2024 dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Item Obat dan Vaksin Indikator
Tabel 8. Item Vaksin Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024
NO.
NAMA OBAT
SATUAN
1
Vaksin Hepatitis B
Vial
2
Vaksin BCG
Ampul
3
Vaksin DPT-HB-HIB
Vial
4
Vaksin Polio
Vial
5
Vaksin Campak/Vaksin Campak Rubella
Vial/Ampul
Tabel 9. Item Obat Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024
NO.
NAMA OBAT
SATUAN
NO.
NAMA OBAT
SATUAN
1
Albendazol /Pirantel Pamoat
Tablet
21
Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi
Tablet/Botol
2
Alopurinol
Tablet
22
Lidokain inj
Vial
3
Amlodipin/Kaptopril
Tablet
23
Magnesium Sulfat injeksi
Vial
4
Amoksisilin 500 mg
Tablet
24
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml
Ampul
5
Amoksisilin sirup
Botol
25
Natrium Diklofenak
Tablet
6
Antasida tablet kunyah/ antasida suspensi
Tablet/Botol
26
OAT FDC Kat 1
Paket
7
Asam Askorbat (Vitamin C)
Tablet
27
Oksitosin injeksi
Ampul
8
Asiklovir
Tablet
28
Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml
Botol
9
Betametason salep
Tube
29
Parasetamol 500 mg
Tablet
10
Deksametason tablet/deksametason injeksi
Tablet/Vial/Ampul
30
Prednison 5 mg
Tablet
11
Diazepam injeksi 5 mg/ml
Ampul
31
Ranitidin 150 mg
Tablet
12
Diazepam
Tablet
32
Retinol 100.000/200.000 IU
Kapsul
13
Dihidroartemisin+piperakuin (DHP) dan atau Primaquin
Tablet
33
Salbutamol
Tablet
14
Difenhidramin Inj. 10 mg/ml
Ampul
34
Salep Mata/Tetes Mata Antibiotik
Tube
15
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl)
Ampul
35
Simvastatin
Tablet
16
Fitomenadion (Vitamin K) injeksi
Ampul
36
Siprofloksasin
Tablet
17
Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT)
Tablet
37
Tablet Tambah Darah
Tablet
18
Garam Oralit serbuk
Kantong
38
Triheksifenidil
Tablet
19
Glibenklamid/Metformin
Tablet
39
Vitamin B6 (Piridoksin)
Tablet
20
Hidrokortison krim/salep
Tube
40
Zinc 20 mg
Tablet
Tabel 10. Item Obat Program HIV/AIDS yang dipantau Tahun 2020-2024
NO.
NAMA OBAT
SATUAN
1
Tenofovir 300 mg tablet/ Lamivudin 150 mg tablet/ Efavirenz 600 mg tablet salut
Tablet
3. Mekanisme Pelaporan
a. Pelaporan Puskesmas :
1) Dinkes Provinsi berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota untuk memastikan ketersediaan obat dan vaksin indikator setiap tanggal 20 tiap bulannya.
2) Dinkes Kab/Kota berkoordinasi dengan Puskesmas untuk memastikan ketersediaan obat dan vaksin indikator setiap tanggal 20 tiap bulannya.
3) Puskesmas melakukan pencatatan untuk 40 item obat dan 5 item vaksin indikator pada tanggal 25 setiap bulannya. Jika tanggal 25 jatuh pada hari libur, maka pencatatan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Contoh:
Tanggal 25 Maret 2020 jatuh pada hari Sabtu, maka pencatatan dilakukan hari Senin, tanggal 27 Maret 2020.
4) Puskesmas melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin indikator ke Dinkes Kab/Kota paling lambat tanggal 1 bulan berikutnya.
5) Dinkes Kab/Kota memverifikasi dan melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin indikator ke Dinkes Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berjalan.
6) Dinkes Provinsi melakukan verifikasi dan Rekapitulasi laporan data ketersediaan Kab/Kota. Data tersebut kemudian dikirimkan ke Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan paling lambat tanggal 10 setiap bulan melalui email [email protected].
b. Pelaporan Dinkes Kabupaten/Kota :
1) Dinkes Kabupaten/Kota melakukan pencatatan untuk 40 item obat, 5 item vaksin indikator dan obat Program HIV/AIDS (khusus untuk Kabupaten/Kota yang sudah menerapkan desentralisasi obat HIV/AIDS) pada tanggal 5 setiap bulannya. Jika tanggal 5 jatuh pada hari libur, maka pencatatan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Contoh:
Tanggal 5 Maret 2020 jatuh pada hari Sabtu, maka pencatatan dilakukan hari Senin, tanggal 7 Maret 2020.
2) Dinkes Kabupaten/Kota melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin indikator ke Dinkes Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berjalan.
3) Dinkes Provinsi melakukan verifikasi dan Rekapitulasi laporan data ketersediaan Kab/Kota. Data tersebut kemudian dikirimkan ke Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan paling lambat tanggal 10 setiap bulan melalui email [email protected].
C. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Alokasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024
TA. 2020
TA. 2021
TA. 2022
TA. 2023
TA. 2024
2.670.950.304.000
4.628.742.304.095
4.860.179.419.300
6.154.033.000.000
6.584.815.000.000
BAB IV
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan periode 2020-2024 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk periode lima tahun. Dokumen perencanaan ini mengacu pada RPJMN, Renstra dan RAK Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020-2024.
Keberhasilan pelaksanaan RAK ini sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia dan ketersediaan anggaran, serta komitmen semua pimpinan dan staf Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, dan tidak kalah pentingnya bahwa keterlibatan para pemangku kepentingan baik dalam bentuk koordinasi, partisipasi maupun pemberdayaan juga sangat besar peranannya dalam keberhasilan pelaksanaan RAK Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 ini.
Selanjutnya untuk menjaga keselarasan dan konsistensi dalam pelaksanaannya, akan dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap muatan RAK ini. Revisi RAK dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah peran dan fungsi yang optimal dalam pencapaian pelayanan kesehatan yang prima, merata dan terjangkau dengan mengacu kepada dokumen perencanaan yang berlaku.
* * *
RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024
8
LAMPIRAN 1
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024
NO
DOKUMEN PERENCANAAN
INDIKATOR
INDIKASI TARGET
DEFINISI OPERASIONAL
CARA PERHITUNGAN
SATUAN
LOKASI
2020
2021
2022
2023
2024
1
RPJMN
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan vaksin imunisasi dasar lengkap esensial
91
92
93
94
95
Persentase Kab/Kota yang memiliki vaksin IDL terdiri dari vaksin hepatitis B, vaksin BCG, vaksin DPT-HB-HIB, vaksin polio, vaksin campak/campak rubella di kab/kota
Jumlah Kab/Kota yang memiliki vaksin IDL terdiri dari vaksin hepatitis B, vaksin BCG, vaksin DPT-HB-HIB, vaksin polio, vaksin campak/campak rubella di kab/kota dibagi jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
2
RPJMN
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat kesehatan dan perbekalan kesehatan program ibu dan anak
100
100
100
100
100
Persentase kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan obat magnesium sulfat injeksi atau metilergometrin maleat injeksi dan atau fitomenadion injeksi atau atau salep/tetes mata antibiotik
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan obat magnesium sulfat injeksi atau metilergometrin maleat injeksi dan atau fitomenadion injeksi atau atau salep/tetes mata antibiotik dibagi jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
3
RPJMN
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat gizi
100
100
100
100
100
Persentase kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan obat Tablet Tambah Darah
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan obat Tablet Tambah Darah dibagi jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
34 Provinsi
4
RPJMN
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat program tuberkulosis
100
100
100
100
100
Persentase kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan OAT FDC Kat 1
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan OAT Kat 1 dibagi jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
5
RPJMN
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat program HIV/AIDS
100
100
100
100
100
Persentase kabupaten/kota desentralisasi yang memiliki ketersediaan obat Tenofovir 300 mg tablet/Lamivudin 150 mg tablet /Efavirenz 600 mg tablet salut
Jumlah kabupaten/kota desentralisasi yang memiliki ketersediaan obat Tenofovir 300 mg tablet/Lamivudin 150 mg tablet /Efavirenz 600 mg tablet salut dibagi jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
34 Provinsi
6
RPJMN
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat program malaria yang disediakan
100
100
100
100
100
Persentase kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan obat kombinasi DHP dan atau Primakuin tablet
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan obat kombinasi DHP dan atau Primakuin tablet dibagi jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
7
RPJMN
Persentase puskesmas denganketersediaan obat esensial
85
90
92
94
96
Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki ketersediaan minimal 85% dari 40 item obat indikator pada saat dilakukan pemantauan
Jumlah Puskesmas yang memiliki ketersediaan minimal 80% obat esensial (Pemantauan dilakukan terhadap 40 item obat indikator) dibagi dengan jumlah Puskesmas yang melapor dikali seratus persen
Persen
8
RPJMN
Jumlah paket buffer obat pelayanankesehatan dasar yang disediakan
10
10
10
10
10
Jumlah paket penyediaan obat program pelayanan kesehatan dasar
Jumlah paket penyediaan obat program pelayanan kesehatan dasar
Paket
34 Provinsi
9
RPJMN
Jumlah instalasi farmasi provinsi dankabupaten/kota yang menerapkanaplikasi logistik obat dan Bahan MedisHabis Pakai (BMHP)
68
136
204
272
340
Jumlah Instalasi farmasi Provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Jumlah instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sampai tahap integrasi
Instalasi farmasi
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
10
RPJMN
Persentase ketersediaan PCV di provinsi rencana introduksi
100
100
100
100
100
Persentase ketersediaan PCV di provinsi rencana introduksi
Jumlah provinsi yang memiliki ketersediaan PCV dibagi jumlah provinsi yang ditetapkan melaksanakan introduksi PCV dikali 100%
Persen
pusat/provinsi/kabupaten/kota
11
RPJMN
Persentase kabupaten/kota denganketersediaan obat esensial
77
79
81
83
85
Persentase Kab/Kota yang memiliki ketersediaan minimal 85% dari 40 item obat indikator
Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki ketersediaan minimal 80% obat esensial (Pemantauan dilakukan terhadap 40 item obat indikator) dibagi dengan jumlah kabupaten/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
pusat/provinsi/kabupaten/kota
12
RPJMN
Jumlah instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
164
264
364
464
514
13
RENSTRA
Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat esensial
85
90
92
94
96
Persentase Puskesmas yang memiliki ketersediaan minimal 80% dari 40 item obat indikator pada saat dilakukan pemantauan
Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 80% obat esensial (Pemantauan dilakukan terhadap 40 item obat indikator) dibagi dengan jumlah Puskesmas yang melapor dikali seratus persen
Persen
14
RENSTRA
Persentase Kab/Kota dengan ketersediaan obat esensial
77
79
81
83
85
Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki ketersediaan minimal 85% dari 40 item obat indikator pada saat dilakukan pemantauan
Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 85% obat esensial (Pemantauan dilakukan terhadap 40 item obat indikator) dibagi dengan jumlah Kab/kota yang melapor dikali seratus persen
Persen
15
RENSTRA
Persentase puskesmas dengan ketersediaan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
90
95,0
95,5
96
96,5
Jumlah puskesmas yang memiliki vaksin IDL terdiri dari Vaksin Hepatitis B, Vaksin BCG, Vaksin DPT-HB-HIB, Vaksin Polio, Vaksin Campak/Campak Rubella dibagi jumlah Puskesmas yang melapor dikali seratus persen
Jumlah puskesmas yang memiliki vaksin IDL terdiri dari Vaksin Hepatitis B, Vaksin BCG, Vaksin DPT-HB-HIB, Vaksin Polio, Vaksin Campak/Campak Rubella dibagi jumlah Puskesmas yang melapor dikali seratus persen
Persen
16
RENSTRA
Jumlah instalasi farmasi Provinsi/Kab/Kota yang menerapkan manajemen mutu
10
15
20
25
30
LAMPIRAN 2
KERTAS KERJA PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL
Rekapitulasi Puskesmas di Kab/Kota “AB” :
NO
NAMA OBAT
NAMA PUSKESMAS
A
B
C
D
E
1
Albendazol / Pirantel Pamoat
1
1
1
1
1
2
Alopurinol tablet
1
1
0
1
1
3
Amlodipin/Kaptopril tablet
0
1
1
1
1
4
Amoksisilin tablet 500 mg
1
1
0
1
1
5
Amoksisilin sirup
1
1
1
1
1
6
Antasida tablet kunyah/ antasida suspensi
1
1
1
1
1
7
Asam Askorbat (Vitamin C) tablet
1
1
1
1
1
8
Asiklovir tablet
1
1
1
1
0
9
Betametason salep
1
1
1
1
1
10
Deksametason tablet/deksametason injeksi
0
1
0
1
1
11
Diazepam injeksi 5 mg/ml
1
1
1
1
1
12
Diazepam tablet
1
1
1
1
1
13
Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan atau Primaquin tablet
1
1
1
1
1
14
Difenhidramin Inj. 10 mg/ml
1
1
0
1
1
15
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl)
1
1
1
1
1
16
Fitomenadion (Vitamin K) injeksi
1
1
1
1
1
17
Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT) tablet
1
1
0
1
1
18
Garam Oralit serbuk
1
1
1
1
1
19
Glibenklamid/Metformin tablet
1
1
1
1
1
20
Hidrokortison krim/salep
0
1
1
1
1
21
Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi
1
1
1
1
1
22
Lidokain inj
1
1
0
1
1
23
Magnesium Sulfat injeksi
1
1
1
1
1
24
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml
1
1
1
1
1
25
Natrium Diklofenak tablet
1
1
1
1
1
26
OAT FDC Kat 1
1
1
1
1
1
27
Oksitosin injeksi
1
1
0
1
1
28
Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml
1
1
1
1
1
29
Parasetamol tablet 500 mg
1
1
1
1
1
30
Prednison tablet 5 mg
1
1
0
1
1
31
Ranitidin tablet 150 mg
1
1
1
1
1
32
Retinol 100.000/200.000 IU
1
1
1
1
1
33
Salbutamol tablet
1
1
1
1
1
34
Salep/Tetes mata antibiotic
0
1
1
1
1
35
Simvastatin tablet
1
1
0
1
1
36
Siprofloksasin tablet
1
1
1
1
1
37
Tablet Tambah Darah
1
1
1
1
0
38
Triheksifenidil tablet
1
1
0
1
1
39
Vitamin B6 (Piridoksin) tablet
1
1
1
1
1
40
Zinc tablet 20 mg
1
1
1
1
1
Total
36
40
30
40
38
Memenuhi Kriteria
1
1
0
1
1
Jumlah Puskesmas dengan persentase ketersediaan obat esensial (minimal memiliki 80% obat esensial)
4
Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial
(4/5) x 100% = 80%
LAMPIRAN 3
KERTAS KERJA PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN
VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)
Rekapitulasi Puskesmas di Kab/Kota “XY”:
NO
NAMA VAKSIN
NAMA PUSKESMAS
A
B
C
D
E
1
Vaksin Hepatitis B
1
1
0
1
1
2
Vaksin BCG
1
0
1
1
1
3
Vaksin DPT-HB-Hib
1
1
1
1
1
4
Vaksin Polio
1
1
1
1
1
5
Vaksin Campak/Campak Rubella
1
0
1
1
1
Total
5
3
4
5
5
Memenuhi Kriteria
1
0
0
1
1
Jumlah Puskesmas dengan ketersediaan 5 vaksin IDL
3
Persentase Puskesmas dengan ketersediaan 5 vaksin IDL
(3/5) x 100% = 60%
LAMPIRAN 4
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL
Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “AB” :
NO
NAMA OBAT
NAMA KABUPATEN/KOTA
A
B
C
D
E
1
Albendazol / Pirantel Pamoat
1
1
1
1
1
2
Alopurinol tablet
1
1
0
1
1
3
Amlodipin/Kaptopril tablet
0
1
1
1
1
4
Amoksisilin tablet 500 mg
1
1
0
1
1
5
Amoksisilin sirup
1
1
1
1
1
6
Antasida tablet kunyah/ antasida suspensi
1
1
1
1
1
7
Asam Askorbat (Vitamin C) tablet
1
1
1
1
1
8
Asiklovir tablet
1
1
1
1
0
9
Betametason salep
1
1
1
1
1
10
Deksametason tablet/deksametason injeksi
0
1
0
1
1
11
Diazepam injeksi 5 mg/ml
1
1
1
1
1
12
Diazepam tablet
1
1
1
1
1
13
Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan atau Primaquin tablet
1
1
1
1
1
14
Difenhidramin Inj. 10 mg/ml
1
1
0
1
1
15
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl)
1
1
1
1
1
16
Fitomenadion (Vitamin K) injeksi
1
1
1
1
1
17
Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT) tablet
1
1
0
1
1
18
Garam Oralit serbuk
1
1
1
1
1
19
Glibenklamid/Metformin tablet
1
1
1
1
1
20
Hidrokortison krim/salep
0
1
1
1
1
21
Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi
1
1
1
1
1
22
Lidokain inj
1
1
0
1
1
23
Magnesium Sulfat injeksi
1
1
1
1
1
24
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml
1
1
1
1
1
25
Natrium Diklofenak tablet
1
1
1
1
1
26
OAT FDC Kat 1
1
1
1
1
1
27
Oksitosin injeksi
1
1
0
1
1
28
Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml
1
1
1
1
1
29
Parasetamol tablet 500 mg
1
1
1
1
1
30
Prednison tablet 5 mg
1
1
0
1
1
31
Ranitidin tablet 150 mg
1
1
1
1
1
32
Retinol 100.000/200.000 IU
1
1
1
1
1
33
Salbutamol tablet
1
1
1
1
1
34
Salep/Tetes mata antibiotik
0
1
1
1
1
35
Simvastatin tablet
1
1
0
1
1
36
Siprofloksasin tablet
1
1
1
1
1
37
Tablet Tambah Darah
1
1
1
1
0
38
Triheksifenidil tablet
1
1
0
1
1
39
Vitamin B6 (Piridoksin) tablet
1
1
1
1
1
40
Zinc tablet 20 mg
1
1
1
1
1
Total
36
40
30
40
38
Memenuhi Kriteria
1
1
0
1
1
Jumlah Kabupaten/Kota dengan persentase ketersediaan obat esensial (minimal memiliki 85% obat esensial)
4
Persentase Kabupaten/Kota dengan ketersediaan obat esensial
(4/5) x 100% = 80%
LAMPIRAN 5
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN
VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)
Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:
NO
NAMA VAKSIN
NAMA KABUPATEN/KOTA
A
B
C
D
E
1
Vaksin Hepatitis B
1
1
1
1
1
2
Vaksin BCG
1
1
1
1
1
3
Vaksin DPT-HB-Hib
1
1
1
1
1
4
Vaksin Polio
1
1
1
1
1
5
Vaksin Campak/Campak Rubella
1
0
1
1
1
Total
5
4
5
5
5
Memenuhi Kriteria
1
0
0
1
1
Jumlah Kabupaten/Kota dengan ketersediaan 5 vaksin IDL
4
Persentase Kabupaten/Kota dengan ketersediaan 5 vaksin IDL
(4/5) x 100% = 80%
LAMPIRAN 6
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM TUBERKULOSIS
Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:
NO
NAMA OBAT
NAMA KAB/KOTA
A
B
C
D
E
F
1
OAT FDC Kat 1
1
1
1
0
1
1
Memenuhi Kriteria
1
1
1
0
1
1
Persentase Kabupaten/Kota dengan ketersediaan obat program TB
(5/6) x 100% = 83,3%
LAMPIRAN 7
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM MALARIA
Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:
NO
NAMA OBAT
NAMA KAB/KOTA
A
B
C
D
E
F
1
Kombinasi DHP dan atau Primakuin tablet
1
1
1
1
1
1
Memenuhi Kriteria
1
1
1
1
1
1
Persentase Kabupaten/Kota dengan ketersediaan obat program Kesehatan Malaria
(6/6) x 100% = 100,0%
LAMPIRAN 8
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM IBU DAN ANAK
Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:
NO
NAMA OBAT
NAMA KABUPATEN KOTA
A
B
C
D
E
F
1
Magnesium Sulfat injeksi atau Metilergometrin Maleat injeksi dan atau Fitomenadion injeksi atau salep/tetes mata antibiotik misal Oksitetrasiklin salep mata
1
1
1
1
1
1
Memenuhi Kriteria
1
1
1
1
1
1
Persentase Kabupaten/Kota dengan ketersediaan obat program Kesehatan Ibu dan Anak
(6/6) x 100% = 100,0%
LAMPIRAN 9
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM GIZI
NO
NAMA OBAT
NAMA KAB/KOTA
A
B
C
D
E
F
1
Tablet Tambah Darah
1
1
1
1
1
1
Memenuhi Kriteria
1
1
1
1
1
1
Persentase Kabupaten/Kota dengan ketersediaan obat program Gizi
(6/6) x 100% = 100,0%
Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:
LAMPIRAN 10
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM HIV/AIDS
Rekapitulasi Kab/Kota di Provinsi XY:
NO
NAMA OBAT
NAMA KAB/KOTA
A
B
C
D
E
1
Tenofovir 300 mg tablet /Lamivudin 150 mg tablet /Efavirenz 600 mg tablet salut
1
1
0
1
1
Memenuhi Kriteria
1
1
0
1
1
Persentase Kab/Kota desentralisasi dengan ketersediaan obat program HIV/AIDS
(4/5) x 100% = 80%
LAMPIRAN 11
KERTAS KERJA PENILAIAN INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DAN VAKSIN SESUAI STANDAR
DIREKTORAT TATA KELOLA
OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN
KESEHATAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
SUBDIT PERENCANAAN
DAN PENILAIAN
KETERSEDIAAN
SUBDIT PENGENDALIAN
HARGA DAN PENGATURAN
PENGADAAN
SUBDIT PENGENDALIAN
OBAT PUBLIK DAN
PERBEKALAN KESEHATAN
SUBDIT PEMANTAUAN
PASAR OBAT PUBLIK DAN
PERBEKALAN KESEHATAN
SEKSI PERENCANAAN
SEKSI PENILAIAN
KETERSEDIAAN
SEKSI PENGENDALIAN
HARGA
SEKSI PENGATURAN
PENGADAAN
SEKSI PENGENDALIAN
OBAT PUBLIK
SEKSI PENGENDALIAN
PERBEKALAN KESEHATAN
SEKSI PEMANTAUAN PASAR
OBAT PUBLIK
SEKSI PEMANTAUAN PASAR
PERBEKALAN KESEHATAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
0.0020.0040.0060.0080.00100.00TA.2015TA.2016TA.2017TA.2018TA.201935.90%35.14%37.84%37.14%42.42%2.56%61.54%64.86%62.16%62.86%57.58%Jabatan PelaksanaJabatan Fungsional
Tertentu
Jabatan Struktural
7.69%5.41%2.7%
66.67%64.86%67.57%68.57%69.70%25.64%29.73%29.73%31.43%30.30%020406080100TA.2015TA.2016TA.2017TA.2018TA.2019Golongan IVGolongan IIIGolongan II
5.13%2.7%2.7%
15.38%18.92%18.92%20%27.27%46.15%45.95%45.95%45.72%36.37%
2.57%
12.82%13.51%13.51%20%24.24%12.82%13.51%13.51%8.57%9.09%5.13%5.41%5.41%5.71%3.03%020406080100120TA.2015TA.2016TA.2017TA.2018TA.2019SMAD3S1Dokter GigiApotekerS2 dan ApotekerS2 Non Apoteker
30.77%29.73%29.73%31.43%33.33%69.23%70.27%70.27%68.57%66.67%020406080100120TA.2015TA.2016TA.2017TA.2018TA.2019WanitaPria