49
LAPORAN MINI PROJECT KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PANGKAJENE PERIODE 2013 Oleh MUHAMMAD FARFIDIA HATALA

E7 Mini Project.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN MINI PROJECTKEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PANGKAJENEPERIODE 2013

Oleh

MUHAMMAD FARFIDIA HATALA

Dibawakan dalam rangka menyelesaikan tugas Dokter Internship di Puskesmas Pangkajene, Kabupaten SidrapSulawesi Selatan2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahTekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan masalah kesehatan di dunia yang sangat penting dikarenakan angka kejadiannya yang tinggi. Prevalensi tekanan darah tinggi meningkat seiring dengan peningkatan usia.Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes dan lain.Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain. Penderita hipertensi sangat heterogen, hal ini membuktikan bahwa hipertensi bagaikan mozaik, diderita oleh orang banyak dan datang dari berbagai sub-kelompok berisiko di dalam masyarakat.Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun yang bersifat eksogen, seperti rokok, nutrisi, stresor dan lain-lain. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain, juga menimbulkan kecacatan permanen dan kematian mendadak.Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Di Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi.5 Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestiveheart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. 7 dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat.Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan RumahTangga (SKRT) tahun 2001menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Kelompok Kerja Serebro kardiovaskuler FK UNPAD/RSHS tahun 1999, menemukan prevalensi hipertensi sebesar 17,6%, dan MONICA Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di daerah urban adalah 31,7%. Sementara untuk daerah rural (Sukabumi) FKUI menemukan prevalensi sebesar 38,7%.Masalah yang sering ditemukan di masyarakat adalah kurangnya pengetahuan pasien mengenai terapi farmakologi yang harus rutin dikomsumsi, selain itu penyakit penyerta yang perlu untuk diperhatikan serta perubahan pola hidup sehat seperti diet rendah garam dan kolesterol dan olah raga yang teratur sebagai terapi non-farmakologi.

1.2 Rumusan MasalahMeningkatnya prevalensi hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat, meskipun hipertensi dikategorikan penyakit tidak menular namun memiliki morbiditas dan mortalitas yang cukup bermakna. Sehubungan dengan hal tersebut maka dikemukakan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah kejadian hipertensi pada pasien Puskesmas Maniangpajo Periode 2012?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui angka kejadian hipertensi pada pasien Puskesmas Pangkajene Periode 20131.3.2 Tujuan Khususa. Untuk mengetahui angka kejadian hipertensi berdasarkan Pengobatan Dasar yang dilakukan di Poliklinik Umum Puskesmas Pangkajeneb. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien faktor-faktor risiko penyakit hipertensic. Untuk meningkatkan kesadaran pasien tentang pengobatan hipertensi yang harus rutin baik non-farmakologi maupun farmakologi

1.4 Manfaat1.4.1 Manfaat bagi instansi (Puskesmas)Sebagai bahan informasi bagi Puskesmas dalam penyusunan strategi serta pelaksanaan program pencegahan Hipertensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas.1.4.2 Manfaat bagi pasien Sebagai bahan informasi bagi pasien tentang penyakit hipertensi sehingga pasien akan lebih sadar untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dan pengobatan secara rutin Sebagai bahan informasi bagi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan sebagai penanganan non-farmakologi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 PendahuluanHipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada Negara berkembang. Secara umum, hipertensi tidak bergejala, mudah dideteksi, biasanya mudah diobati dan sering menyebabkan komplikasi kematian bila tidak ditangani. Sebagai hasil dari program pendidikan yang luas pada akhir tahun 1960 dan 1970-an baik oleh lembaga swasta maupun pemerintah, jumlah pasien terdiagnosis dan / atau tidak diobati berkurang secara signifikan pada akhir 1980-an ke level 25% dengan seiring penurunan mortalitas kardiovaskular. Sayangnya, pertengahan 1990-an, tren menguntungkan ini mulai berubah. Jumlah pasien terdiagnosis dengan hipertensi meningkat menjadi hampir 33%, penurunan angka kematian kardiovaskular cenderung statis, dan jumlah individu dengan penyakit kronis dengan hipertensi yang tidak diobati atau pengobatannya buruk cenderung meningkat.1Misalnya, prevalensi penyebab hipertensi seperti penyakit gagal ginjal stadium akhir per juta penduduk meningkat dari 100 pada tahun 1982 menjadi 250 pada tahun 1995, dan prevalensi gagal jantung kongestif dari usia 55 sampai 75 lebih dari dua kali lipat antara 1976-1980 dan 1988 sampai 1991. Jadi, meskipun pengetahuan mengenai patofisiologi hipertensi meningkat, akan tetapi prevalensi kasus penyebab hipertensi masih sekitar 90 sampai 95% (yang berpotensi pencegahan atau penyembuhan). Akibatnya, dalam banyak kasus hipertensi diobati secara nonspesifik, sehingga sejumlah besar efek samping ringan dan relatif. tingginya tingkat ketidakpatuhan (50 sampai 60%).1

2.2 DefinisiSaat ini untuk orang dewasa, hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih tinggi dan atau peningkatan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi dibagi menjadi dua tingkatan baik bersadarkan sistolik maupun diastolik darah (Tabel 1). Tekanan darah sistolik antara 120 dan 139mm Hg atau tekanan darah diastolik antara 80 dan 89 mm Hg dikategorikan prehipertensi. Orang dengan prehipertensi memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan perkembangan hipertensi dari waktu ke waktu dibandingkan dengan orang dengan tekanan darah normal.2

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Pasien Dewasa dengan Usia 18 tahun dan lebih.2*

*Tanpa mengkonsumsi obat antihipertensi dan tidak akut. ketika tekanan darah sistolik dan diastolik masuk ke dalam kategori yang berbeda maka katergori yang dipilih adalah kategori yang lebih tinggikategori harus dipilih untuk mengklasifikasikan tekanan darah seseorangstatus.

Hipertensi sistolik terisolasi merupakan masalah yang banyak ditemukan pasien orang dengan usia lebih dari 55 tahun. Definisi hipertensi sistolik terisolasi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik 140mmHg aatau lebih dan tekanan darah diastolic kurang dari 90 mmHg. Penyebab sekunder dari dari kelainan ini dihubungkan dengan adanya peningkatan curah jantung atau Cardiac output (anemia, tirotoksikosis, fistula arteriovenous, Penyakit Paget pada tulang dan beriberi) atau peningkatan volume sekuncup atau stroke volume (insufisiensi aorta dan blok jantung total). 2Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang menjadi semakin penting. Prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur ke titik di mana lebih dari setengah dari orang usia 60-69 tahun dan sekitar tiga-perempat dari mereka 70 tahun dan lebih tua. Peningkatan terutama tekanan darah sistolik bertanggung jawab dalam meningkatkan insiden dan prevalensi hipertensi sejalan dengan pertambahan usia.3Studi Jantung Framingham baru-baru ini menjelaskan risiko seumur hidup hipertensi mencapai sekitar 90 persen untuk pria dan wanita yang tidak hipertensi pada usia 55 atau 65 tahun dan selamat sampai usia 80-85. Bahkan setelah disesuaikan dengan persaingan angka kematian, risiko seumur hidup sisa hipertensi adalah 86-90 persen pada wanita dan 81-83 persen pada pria 3

2.3 EpidemiologiTekanan darah meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Tekanan darah sistolik meningkat sepanjang hidup, tetapi tekanan darah diastolik cenderung stabil pada usia dekade kelima. Dengan demikian, baik insiden dan prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia, dan hipertensi sistolik terisolasi menjadi subtipe yang paling umum pada orang tua. Untuk orang setengah baya dengan tekanan darah normal yang hidup sampai usia 85 tahun, masa residual risiko mengembangkan hipertensi adalah 90%.2Selain usia, faktor-faktor lain yang terkait dengan peningkatan risiko hipertensi yang tidak dapat diubah (nonreversible) termasuk ras Afrika Amerika atau memiliki riwayat keluarga hipertensi. Faktor yang dapat diubah (reversible) termasuk memiliki tekanan darah dalam rentang prehipertensi, kelebihan berat badan, memiliki gaya hidup yang kurang gerak, diet mengkomsumsi tinggi natrium- rendah kaliu, asupan alkohol yang berlebih, atau memiliki sindrom metabolik. Sindrom metabolik didefinisikan oleh adanya tiga atau lebih dari kondisi berikut: obesitas perut (lingkar pinggang> 40 inci pada pria atau> 35 inci pada wanita), toleransi glukosa oral (glukosa puasa 110 mg / dL), tekanan darah 130/85 mm Hg atau lebih tinggi, meningkatkan tingkat plasma trigliserida ( 150 mg / dL), atau rendah high-density lipoprotein (HDL) kolesterol (