3
 BAGAIMANA SUNSET POLICY DI INDONESIA? Oleh Ni Putu Rina Yuliani Di tahun 2008 dunia perpajakan Indonesia diramaikan oleh penerapan Sunset Policy  oleh Direktorat Jenderal Pajak. Apa sih sebenarnya Sunset Policy tersebut sehingga masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang sudah memenuhi persyaratan menjadi subjek dan objek pajak ramai membicarakan Sunset Policy ? Sebelum berbicara mengenai Sunset Policy lebih jauh, ada baiknya pembaca memahami pengertian dari Sunset Policy . Sunset Policy merupakan salah satu produk dari Tax Amnesty yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada Wajib Pajak (WP), baik itu Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak Badan. Tax Amnesty itu sendiri memiliki lima bagian, yaitu pertama Filling Amnesty merupakan penghapusan sanksi perpajakan kepada Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tetapi tidak pernah melakukan kewajibannya untuk mengisi SPT Masa maupun SPT Tahunan. Kedua,  Record Keeping  Amnesty adalah pengampunan yang diberikan oleh DJP kepada WP yang gagal melakukan pemeliharaan dokumen-dokumen masa lalu. Ketiga,  Revision Amnesty adalah bentuk pengampunan yang diberikan oleh DJP kepada WP dengan memberikan kesempatan kepada WP memperbaiki SPT mereka tanpa dikenakan sanksi atas perbaikan tersebut. Keempat,  Investigation Amnesty adalah bentuk pengampunan yang diberikan DJP kepada WP atas kesalahan pelaporan jumlah pajak yang terutang ketika DJP mengadakan pemeriksaan terhadap jumlah pajak terutang tersebut dan pemeriksaan tersebut tidak akan dilanjutkan serta WP yang melakukan kesalahan pelaporan tersebut diberi kesempatan untuk memperbaiki  jumlah pajak terutangnya. Bagian dari Tax Amnesty yang terakhir adalah Prosecution  Amnesty yang merupakan bentuk pengampunan terhadap tindak pidana pelanggaran Undang- Undang Nomor 28 tahun 2007 (saat ini telah diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009)   Undang-Undang ini menyangkut Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan   yang dilakukan oleh WP. Dari kelima bagian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Sunset Policy yang diterapkan oleh DJP termasuk ke dalam bagian Filling Amnesty dan Revision Amnesty. Sunset Policy merupakan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi berupa bunga  bunga dikenakan sebesar

Editorial Sunset Policy

Embed Size (px)

Citation preview

5/13/2018 Editorial Sunset Policy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/editorial-sunset-policy 1/3

 

BAGAIMANA SUNSET POLICY DI INDONESIA?

Oleh Ni Putu Rina Yuliani

Di tahun 2008 dunia perpajakan Indonesia diramaikan oleh penerapan Sunset Policy 

oleh Direktorat Jenderal Pajak. Apa sih sebenarnya Sunset Policy tersebut sehingga

masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang sudah memenuhi persyaratan menjadi

subjek dan objek pajak ramai membicarakan Sunset Policy? Sebelum berbicara mengenai

Sunset Policy lebih jauh, ada baiknya pembaca memahami pengertian dari Sunset Policy.

Sunset Policy merupakan salah satu produk dari Tax Amnesty yang diberikan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada Wajib Pajak (WP), baik itu Wajib Pajak orang

pribadi maupun Wajib Pajak Badan. Tax Amnesty itu sendiri memiliki lima bagian, yaitu

pertama Filling Amnesty merupakan penghapusan sanksi perpajakan kepada Wajib Pajak 

yang sudah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tetapi tidak pernah melakukan

kewajibannya untuk mengisi SPT Masa maupun SPT Tahunan. Kedua,  Record Keeping

 Amnesty adalah pengampunan yang diberikan oleh DJP kepada WP yang gagal melakukan

pemeliharaan dokumen-dokumen masa lalu. Ketiga,  Revision Amnesty adalah bentuk 

pengampunan yang diberikan oleh DJP kepada WP dengan memberikan kesempatan kepada

WP memperbaiki SPT mereka tanpa dikenakan sanksi atas perbaikan tersebut. Keempat,

 Investigation Amnesty adalah bentuk pengampunan yang diberikan DJP kepada WP atas

kesalahan pelaporan jumlah pajak yang terutang ketika DJP mengadakan pemeriksaan

terhadap jumlah pajak terutang tersebut dan pemeriksaan tersebut tidak akan dilanjutkan serta

WP yang melakukan kesalahan pelaporan tersebut diberi kesempatan untuk memperbaiki

 jumlah pajak terutangnya. Bagian dari Tax Amnesty yang terakhir adalah Prosecution

 Amnesty yang merupakan bentuk pengampunan terhadap tindak pidana pelanggaran Undang-

Undang Nomor 28 tahun 2007 (saat ini telah diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor

16 tahun 2009)  –  Undang-Undang ini menyangkut Ketentuan umum dan Tata Cara

Perpajakan  – yang dilakukan oleh WP. Dari kelima bagian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa Sunset Policy yang diterapkan oleh DJP termasuk ke dalam bagian Filling Amnesty 

dan Revision Amnesty.

Sunset Policy merupakan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk 

penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi berupa bunga  – bunga dikenakan sebesar

5/13/2018 Editorial Sunset Policy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/editorial-sunset-policy 2/3

 

2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal

pembayaran - atas pembetulan SPT Tahunan untuk tahun pajak sebelum tahun 2007 dan

penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang tidak atau kurang dibayar untuk Tahun

Pajak sebelum diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang

mendaftarkan diri secara sukarela untuk mendapatkan NPWP. Penerapan Sunset Policy ini

hanya berlaku untuk tahun 2008 saja.

Tentu saja setiap kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terutama yang

menyangkut peningkatan kesejahteraan masyarakat dilandaskan atas dasar hukum. Dasar

hukum dari Sunset Policy itu sendiri adalah Pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 tahun

2007. Berdasarkan Pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, yang dapat

memanfaatkan fasilitas Sunset Policy adalah:

1.  Orang Pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dalam

tahun 2008 secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan

menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan tahun-tahun pajak 

sebelumnya paling lambat 31 Maret 2009.

2.  Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang telah memiliki NPWP sebelum tahun 2008,

yang menyampaikan pembetulan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2006 dan tahun-tahun

pajak sebelumnya untuk melaporkan penghasilan yang belum diperhitungkan dalam

pelaporan SPT Tahunan PPh yang telah disampaikan.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah pemberian fasilitas Sunset Policy yang

dilaksanakan oleh DJP itu efektif atau tidak? Perlu diketahui juga bahwa tidak hanya

Indonesia saja yang menerapkan kebijakan pemberian fasilitas Sunset Policy, tetapi beberapa

negara seperti India juga telah menerapkan Sunset Policy untuk meningkatkan pendapatan

negaranya melalui penerimaan pajak. Upaya penerapan Sunset Policy yang diterapkan oleh

negara India terbilang sangat efektif dan sukses. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Ukuran

efektif atau tidaknya penerapan Sunset Policy oleh Indonesia bisa dilihat dari banyak aspek 

dan tidak dapat pula dibandingkan dengan negara lain, misalnya dibandingkan dengan India

karena setiap negara memiliki perekonomian yang berbeda-beda. Sejauh ini Sunset Policy 

dapat mendukung reformasi perpajakan yang dicanangkan oleh pemerintah. Kebijakan Sunset 

Policy ini menyebabkan perbaikan terhadap sistem administrasi perpajakan, peningkatan

pada sistem kepatuhan WP terhadap pemenuhan kewajibannya dalam hal pembayaran pajak,peningkatan jumlah WP yang mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP, dan peningkatan

5/13/2018 Editorial Sunset Policy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/editorial-sunset-policy 3/3

 

 jumlah penerimaan pajak di tahun 2008 akibat banyaknya WP yang sadar untuk memenuhi

kewajibannya dalam membayar pajak. Ukuran keefekifan Sunset Policy juga tidak dapat

didasarkan pada lama atau tidaknya pelaksanaan dari Sunset Policy tersebut, tetapi banyak 

faktor yang dapat mendasarinya seperti kondisi pemerintahan negara setempat dan stabilitas

politik negara bersangkutan.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Sunset Policy yang hanya berlangsung pada tahun

2008 bisa diperpanjang atau dilaksanakan lagi di tahun-tahun mendatang? Sepertinya

masyarakat Indonesia merasa tidak puas dengan pelaksanaan dari waktu Sunset Policy yang

begitu singkat. Ternyata masih banyak juga WP yang telah memenuhi syarat untuk menjadi

subjek dan objek pajak belum memanfaatkan fasilitas Sunset Policy. Apabila fasilitas Sunset 

Policy diperpanjang lagi atau diadakan lagi suatu saat nanti oleh pemerintah – 

walaupun

hanya berbeda nama saja  –  dikhawatirkan akan menambah jumlah WP yang malas

memanfaatkan fasilitas Sunset Policy pada tahun ini (dalam hal ini tahun 2008). Mereka

beranggapan bahwa mereka masih tetap bisa mendapatkan penghapusan atau pengurangan

sanksi administrasi walaupun tidak memnafaatkan fasilitas Sunset Policy di tahun 2008,

sehingga mereka terus menunda-nunda untuk membuat NPWP dan berdampak pada tidak 

terpenuhinya target pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan dalam administrasi

perpajakan. Sebaiknya pemerintah berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan untuk 

meningkatkan kepatuhan WP dan meningkatkan penerimaan negara di sektor perpajakan.