Upload
mawaddahpratiwi
View
54
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jurnal farmakologi
Citation preview
ISSN: 2339-2592 Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
207
EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANTI-DIARE EKSTRAK ETANOL HERBA
MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DAN DAUN UNGU (Garptophyllum pictum l. Griff)
Ros Sumarny, Yuliandini, Melly Rohani
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta
Email [email protected]
ABSTRAK
Tanaman obat sangat kaya dengan kandungan kimia yang bermanfaat membantu mengatasi
masalah kesehatan manusia. Meniran (Phyllanthus niruri L.) telah beredar di pasaran dalam
bentuk sediaan fitofarmaka sebagai imunostimulan. Pemanfaatan daun ungu (Graptophyllum
pictum (L.) Griff.) oleh masyarakat untuk mengatasi kondisi wasir, peluruh kencing dan
pelancar haid. Proses radang (inflamasi) merupakan pencetus berbagai penyakit antara lain
wasir (hemorrhoid). Penelitian ini bertujuan menelaah efek ekstrak etanol herba meniran daun
ungu sebagai anti-inflamasi dan anti-diare dalam bentuk dosis tunggal dan variasi dosis
kombinasi. Uji efek anti-inflamasi dilakukan dengan metode induksi udem dengan
pengamatan pengurangan/hambatan pembentukkan volume udem pada telapak kaki tikus
yang diinduksi dengan suspensi karagenin 2 %. Pengujian efek anti-diare dilakukan dengan
metode induksi diare dengan oleum ricini; data yang diamati adalah frekuensi diare dan bobot
feses selama 6 jam. Kedua uji dilakukan pada 7 kelompok hewan coba (tikus jantan) yang
diberikan secara oral dosis tunggal larutan ekstrak herba meniran (EHM) dosis 14,9 mg/200 g
BB, ekstrak daun ungu (EDU) dosis 5,4mg/200g BB dan 3 variasi dosis kombinasi EHM dan
EDU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek penghambatan udem (anti-inflamasi) ekstrak
herba meniran dan ekstrak daun ungu sama besarnya yaitu 58%. Pada penelitian efek anti-
diare diperoleh ekstrak herba meniran (14,9 mg/200 g bb) memberikan efek anti-diare tidak
berbeda dengan sediaan pembanding loperamid (0,22 mg/200 g bb), sedangkan ekstrak daun
ungu dosis tunggal maupun kombinasi tidak memperlihatkan efek anti-diare.
Kata kunci: anti-inflamasi, anti diare, herba meniran, daun ungu
PENDAHULUAN
Inflamasi adalah reaksi pertahanan
organisme/jaringan terhadap rangsangan
yang merusak dengan tujuan memperbaiki
kerusakan, membatasi atau menghilangkan
penyebab kerusakan. Penyebab inflamasi
antara lain mikroorganisme, benda asing
(protein asing) atau kerusakan jaringan.
Ramuan jamu anti-rematik yang beredar di
pasaran mengandung beberapa simplisia
antara lain; blumae folium, cardamomi
fructus, foeniculi fructus, kaemferia rhizoma,
languatis rhizoma, orthosiphon folium,
piperis nigri, retrofracti fructus dan zingiberis
rhizoma dengan khasiat yang sangat
bervariasi seperti menghilangkan nyeri,
tekanan darah tinggi, mengatasi bengkak,
bisul dan sebagainya1. Daun ungu berasal
dari tanaman Graptophyllum pictum (L.)
Griff.), famili Acanthacea mengandung:
tanin, alkaloid sitosterol dan glikosid
digunakan untuk obat wasir, laksatif lemah
diuretik ringan2. Pada pengobatan tradisional
daun ungu digunakan untuk pengobatan
terhadap luka, bengkak, borok, bisul,
penyakit kulit, secara eksperimental ekstrak
daun ungu berkhasiat menghambat
pembengkakan dan menurunkan
permiabilitas vaskular4.
Diare merupakan masalah gangguan
kesehatan yang bersifat fisiologis maupun
patologis dan penyebab tertinggi angka
kesakitan di negara berkembang.
ISSN: 2339-2592 Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
208
Berdasarkan pengalaman turun temurun
masyarakat menggunakan tanaman obat yang
mengandung tanin yang bermanfaat
menciutkan lapisan permukaan usus
(astringensia). Tanaman obat yang
mengandung tanin yang lazim digunakan
oleh masyarakat sebagai obat diare adalah
daun salam, daun jatiblanda, daun sembung,
daun jambu biji, daun meniran, dan daun
ungu5. Penelitian ini bertujuan menelaah efek
ekstrak etanol herba meniran daun ungu
sebagai anti-inflamasi dan anti diare dalam
bentuk dosis tunggal dan variasi dosis
kombinasi keduanya.
METODE PENELITIAN
Bahan
Daun ungu, herba meniran, larutan karagenin
2%, etanol 70%, akuades, Na CMC, NaCl
0.9 %, indometasin, oleum recini, loperamid
HCl, kertas saring.
Pembuatan ekstrak Herba meniran dan daun ungu diperoleh dari
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(BALITTRO) dan telah dideterminasi di
Pusat Penelitian Biologi-LIPI Cibinong.
Simplisia (herba meniran atau daun ungu)
masing-masing dikeringkan, digiling dan
diekstraksi dengan cairan penyari etanol 70%
dengan cara maserasi dengan pengadukan
dan didiamkan selama 24 jam. Kemudian
disaring dan pelarut diuapkan dengan rotary
evaporator sampai diperoleh ekstrak kental
herba meniran (EHM) dan ekstrak kental
daun ungu (EDU).
Metode
Pengujian aktivitas anti-inflamasi dan anti-
diare dilakukan dengan penelitian
eksperimental laboratorium dengan
rancangan randomized control group. Hewan
coba adalah tikus betina (Rattus norvegicus
L.), galur Wistar; berat badan 150-200 gram
dengan umur 2-3 bulan, diperoleh dari Balai
Besar Penelitian Veteriner Bogor. Tikus
dibagi atas 7 kelompok, masing-masing
kelompok 5 ekor tikus. Kelompok I;
kelompok kontrol, kelompok II; kontrol
positif, indometasin dosis 1,8 mg/200 g BB
(uji efek anti-inflamasi) atau loperamid dosis
0,22 mg/200 g BB (uji anti-diare); kelompok
III; EHM, dosis 14,9 mg/200 g BB;
kelompok IV; EDU, dosis 5,4 mg/200 g BB,
kelompok V; dosis kombinasi-1 (DK-1): 7,5
mg EHM +2,7 mg EDU, kelompok VI; dosis
kombinasi-2; DK-2; 9,9 mg EHM + 1,8 mg
EDU, kelompok VII; dosis kombinasi-3:
(DK-3): 5,0 mg EHM+3,6 mg EDU.
Aktivitas Anti-inflamasi6
Dilakukan berdasarkan metode Winter dan
kawan-kawan yaitu dengan mengukur
volume telapak kaki tikus dengan
pletismometer. Induksi udem dilakukan
dengan cara penyuntikan suspensi karegenin
2% secara intraplanar4. Sediaan uji diberikan
1 jam sebelum penyuntikan larutan
karagenin. Aktivitas anti-inflamasi
ditunjukan oleh kemampuan sediaan uji
mengurangi udem yang terbentuk pada
telapak kaki tikus. Pengukuran volume udem
dilakukan selama 5 jam dengan interval
waktu selang 1 jam.
Aktivitas Anti-diare 6,7. Pada penelitian ini
diare pada tikus diinduksi dengan pemberian
minyak jarak (oleum ricini) 2mL/200 g BB.
Sediaan uji diberikan 1 jam sebelum induksi
dengan minyak jarak. Penilaian efek anti-
diare berdasarkan penurunan/pengurangan
yang bermakna frekuensi diare dan bobot
feses kelompok uji dibandingkan kelompok
kontrol selama 6 jam.
Analisis data
Pengurangan/reduksi udem diperoleh dari
nilai selisih volume udem kelompok kontrol
dengan kelompok uji/perlakuan dibagi
dengan volume udem kelompok kontrol.
Data pengamatan frekuensi diare dan berat
feses selama 6 jam, diuji kenormalan dan
homogenitas, dilanjutkan dengan uji
ANAVA dan Beda Nyata Terkecil (BNT) 8.
ISSN: 2339-2592 Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
209
HASIL DAN DISKUSI
Aktivitas anti-inflamasi
Perkembangan volume udem telapak kaki
tikus yang diinduksi dengan suspensi
karagenin 2% terdapat pada gambar 1.
Volume maksimal udem terjadi 3 jam setelah
penyuntikan suspensi karagenin 2%, dan
mulai berkurang pada jam ke 4 dan ke-5.
Kelompok perlakuan dengan pemberian
EHM 14,9 mg/200 g BB dan EDU 5,4
mg/200 g BB, memperlihatkan volume udem
yang tidak berbeda dibandingkan dengan
volume udem pada jam ke-1. Pada pemberian
EHM dan EDU diperoleh reduksi udem
sebesar 58%, sedangkan reduksi udem pada
pemberian indometasin (kontrol positif)
sebesar 43 % (gambar 2) dan kombinasi
dosis-3 diperoleh reduksi udem 35 %. Nilai
reduksi udem/radang ini menunjukkan
kemampuan obat menekan aktivitas radang.
Reduksi radang oleh natrium diklofenak
dosis 12 mg/200 g BB diperoleh sebesar
52%, sedangkan reduksi udem oleh 3 ramuan
jamu antirematik yang beredar dipasaran,
dosis 300-600mg/200 g BB diperoleh 8 -
23%4.
Gambar 1. Volume udem kaki tikus Gambar 2. Profil prosentase
reduksi udem
Daun ungu yang diperoleh berasal dari varian
Lubrido Scanguineum Sims adalah salah satu
varian yang mempunyai efek anti-inflamasi
tanaman daun ungu dan mudah didapat9.
Aktivitas Anti-diare
Data frekuensi dan bobot feses merupakan
akumulasi selama pengamatan 5 jam (tabel
1.) dan berdistribusi normal dan homogen.
Dari hasil analisis BNT diperoleh parameter
mula diare dan frekuensi kumulatif (fk) diare
kelompok kontrol positif (loperamid dosis
0,21mg/200 g BB) tidak berbeda nyata
(p>0,05) dengan kelompok perlakuan
ekstrak herba meniran (dosis 14,9 mg/200 g
BB), khusus loperamid mengurangi bobot
feses. Ekstrak daun ungu bentuk tunggal
maupun dosis kombinasi tidak memberikan
efek anti diare. Hasil penelitian Nuratmi dkk
infus daun ungu dosis 16,6 mg/100 g BB dan
166 mg/100 g BB tikus parameter anti- diare
(frekuensi, konsistensi dan bobot feses) tidak
berbeda dengan kelompok kontrol normal
pada metode induksi diare dengan oleum
ricini10.
N
In
ISSN: 2339-2592 Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
210
Tabel 1. Data anti-diare
Kel Perlakuan Mula Diare
(menit)
Fk diare
(kali)
Bobot feses
(gram)
I Negatif 77,2 6,1 a 8,2 2,0
a 3,3 0,9
a
II Loperamid 142,8 29,4 b 3,5 1,0
b 1,8 0,7
b
III EHM 141,5 27,9 b 3,8 1,6
b 2,4 0,9
a
IV EDU 76,0 17,8 a 7,0 1,9
a 3,6 0,6
a
V DK-1 79,8 35,2 a 6,7 3,2
a 2,4 0,9
a
VI DK-2 48,7 11,8 a 5,2 1,9
b 2,4 0,6
a
VII DK-3 60,5 46,6 a 6,2 3,1
a 3,1 1,3
a
Keterangan: a dan b menunjukkan nilai berbeda nyata (p
ISSN: 2339-2592 Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
211
8. Usman H, Akbar RPS. Pengantar
statistika. Jakarta: Bumi Aksara; 1995.
149-177
9. Widyartini DS, Herawati W, Chasanah
T. Analisis filogeni Graptophyllum
pictum (L.) Griff yang dimanfaatkan
sebagai obat hemorroid ditinjau dari
morfologi, anatomi dan kandungan
kimianya. Biosfera. Purwokerto:
Fakultas Biologi Universitas Jendral
Soedirman; 2000. 1-7.
10. Nuratmi B, Astuti YN, Wahjoedi B.
Penelitian pendahuluan khasiat daun
ungu (Grapthophyllum pictum (L.)
Griff.) sebagai laksansia pada tikus.
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
2000;6(3):13.
11. Sumastuti R. Efek infus daun ungu
(Grapthophyllum pictum (L.) Griff.)
pada usus kelinci terisolasi dalam
kaitannya sebagai obat wasir. Warta
Tumbuhan Obat Indonesia 2000; 6 (3):
1-3.