69
EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN GALUR Sprague dawley DIABETES MELITUS YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Disusun oleh: Masnunah NIM 11161030000002 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)

TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN

GALUR Sprague dawley DIABETES MELITUS YANG

DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Disusun oleh:

Masnunah

NIM 11161030000002

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Bersama dengan ini, saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini adalah hasil karya saya yang diajukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Seluruh sumber yang saya gunakan telah dicantumkan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah.

3. Jika pada kemudian hari ditemukan bukti bahwa karya ini bukan merupakan

karya asli saya atau hasil menjiplak karya orang lain, maka saya bersedia

diberikan sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, 04 Desember 2019

Masnunah

Page 3: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)

TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN

GALUR Sprague dawley DIABETES MELITUS YANG

DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Fakultas Kedokteran untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Masnunah

NIM 11161030000002

Pembimbing 1

dr. Devy Ariany, M.Biomed

NIP. 197304052011012002

Pembimbing 2

dr. Muniroh, Sp.PK

NIP. 197703262009012005

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 4: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan penelitian berjudul EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa

oleifera) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN GALUR

Sprague dawley DIABETES MELITUS YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

yang diajukan oleh Masnunah (NIM 11161030000002), telah diujikan dalam

sidang di Fakultas Kedokteran pada Desember 2019. Laporan penelitian ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

pada Program Studi Kedokteran.

Ciputat, 04 Desember 2019

Ketua Sidang

dr. Devy Ariany, M.Biomed

NIP. 197304052011012002

Pembimbing I

dr. Devy Ariany, M.Biomed

NIP. 197304052011012002

Pembimbing II

dr. Muniroh, Sp.PK

NIP. 197703262009012005

Penguji I

dr. Hari Hendarto, PhD, SpPD-KEMD.

NIP. 196511232003121003

Penguji II

Dr. Endah Wulandari, S.Si., M.Biomed

NIP 1971 1009 2005 01 2005

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan Fakultas Kedokteran

dr. Hari Hendarto, PhD, SpPD-KEMD.

NIP. 196511232003121003

Ketua Program Studi Kedokteran

Dr.dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT.

NIP. 1978 0507 200501 1 005

Page 5: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT karena limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “EFEK EKSTRAK

DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA

TIKUS JANTAN GALUR Sprague dawley DIABETES MELITUS YANG

DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN”. Penulisan skripsi ini adalah salah satu

pesyaratan dalam menyelesaikan studi pada program studi Kedokteran Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena dukungan

dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

sebesarnya kepada:

1. dr. H. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD selaku dekan Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

fasilitas untuk menunjang penelitian.

2. dr. Devy Ariany, M.Biomed dan dr. Muniroh, Sp.PK selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberikan saran, dan motivasi selama proses penelitian dan penyusunan

skripsi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi.

3. dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD dan Dr. Endah Wulandari, S.Si.,

M.Biomed selaku penguji yang sudah meluangkan waktunya untuk

menguji hasil penelitian ini.

4. drg. Laifa Hendarmin, DDS, Ph.D selaku dosen penanggung jawab riset

Fakultas Kedoktekteran angkatan 2016 yang selalu memotivasi angkatan

2016 untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu, serta memberikan arahan

dalam penelitian.

5. dr. Alyya Siddiqa selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi.

6. Kedua orang tua saya tercinta, ayahanda Ma’shum Nuralim dan ibunda

Nur Hidayati yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan, baik

motivasi, meteri, maupu do’a yang tiada henti sehingga penulis dapat

Page 6: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

vi

menyelesaikan penelitian ini. Tak lupa saudara saya, Mbak Masna

Hikmawati, Mbak Nur Maziyya, serta Mas Muhammad Nailul Ma’ali

yang senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, serta do’a untuk

saya.

7. Teman seperjuangan penelitian, Tresna Anugrah, Rani Rahmawati,

Ahmad Faizun Ni’am, dan Nashih Abdillah yang telah bekerjasama

dengan baik dalam proses penelitian, dan saling memberikan motivasi

dalam proses penulisan.

8. dr. Flori Ratnasari, dr. Nurul Hiedayati, Bu Nurlaely Mida Rania yang

memberikan ilmunya dalam proses penelitian sehingga penelitian dapat

berjalan dengan baik.

9. Mbak Ayu Latifah, dan Mbak Suryani selaku laboran Lab. Biokimia dan

Lab. Biologi yang selalu meluangkan waktunya selama proses penelitian

berlangsung.

10. Sahabat saya, Rani Rahmawati, Putri Nuurbaeti, Azza Nur Laila Fitri, Nila

Rahadatul aisy, Zely Martiani, dan Ayu Saputri Rohamtillah yang selalu

mendukung dan membantu saya selama proses penelitian dan penulisan

berlangsung.

11. Pacemaker 2016 yang saling memotivasi satu sama lain.

Saya menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan.

Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi

penelitian ini. Saya harap, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi

masyarakat dan pembaca.

Ciputat, 21 November 2019

Masnunah

Page 7: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

vii

ABSTRAK

Masnunah. Fakultas Kedokteran. Efek Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera) Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Jantan Sprague dawley Diabetes

Melitus yang Diinduksi Streptozotocin.

Latar Belakang Berdasarkan data RISKESDAS 2013, sebanyak 6,9%

masyarakat Indonesia menderita diabetes melitus (DM). Salah satu komplikasi

DM adalah dislipidemia yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner

(PJK). Dislipidemia yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus adalah

hipertrigliseridemia. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung flavonoid yang

dapat menurunkan glukosa darah dan trigliserida darah. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efek ekstrak daun kelor terhadap trigliserida darah.

Metode Desain penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian dilakukan pada

bulan Februari-Juli 2019 di beberapa laboratorium yang terdapat di Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel yang digunakan adalah tikus

jantan galur Sprague dawley sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok (n=5)

yaitu kontrol negatif (tanpa pemberian streptozotocin), kontrol positif (tanpa

pemberian ekstrak daun kelor), perlakuan 1, 2, 3 yang diberikan ekstrak daun

kelor 200 mg/KgBB, 400 mg/KgBB, 600 mg/KgBB melalui oral selama 14 hari.

Induksi streprozotocin secara intraperitoneal dengan dosis 40 mg/KgBB.

Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 26 penelitian untuk pemeriksaan

trigliserida. Pengambilan data glukosa darah dilakukan sebelum dan sesudah

perlakuan pada vena ekor menggunakan kit easytouch. Analisa data glukosa darah

dengan uji t berpasangan dan trigliserida darah dengan uji Oneway ANOVA.

Hasil Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis 400 mg/KgBB dapat

menurunkan glukosa darah secara bermakna (p=0.018). Penurunan glukosa tidak

bermakna pada dosis 200 mg/KgBB (p=0.531) dan dosis 600 mg/KgBB (p=

0.165). Trigliserida darah tidak terdapat perbedaan bermakna pada seluruh

kelompok (p=0.196)

Kesimpulan Ekstrak daun kelor dengan dosis 400 mg/KgBB dapat menurunkan kadar

glukosa darah secara bermakna. Ekstrak daun kelor tidak menurunkan kadar trigliserida darah

secara bermakna.

Kata kunci : Moringa oleifera, Glukosa Darah, Trigliserida darah, Sprague

dawley, Streptozotocin

Page 8: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

viii

ABSTRACT

Masnunah. Faculty of Medicine. An Effect of Kelor Leaves (Moringa oleifera)

to Triglicerydes of Diabetic Sprague dawley Strain Male Rats induced by

Streptozotocin.

Background According to RISKESDAS data in 2013 6,9% Indonesian people

had diabetes mellitus. One of Diabetes mellitus’ complication is Dyslipidemia that

causing coronary arterial disease. Most of diabetic patients get

hipertriglicerydemia as one of dyslipidemia type. Kelor Leaves (Moringa oleifera)

well known contain flavonoid. Flavonoid has an effect on lowering plasma

glucose and trigliceryde. This study’s aim is to determine the effect of kelor leaves

extract on

Metode Design of this study is experimental. This study was held in Februari-July

at Faculty of Medicine UIN Syarif Hidayatullah Jakarta’s laboratories. Sprague

dawley strain male rats with total amount 25 rats divided into 5 groups (n=5) that

is negative control (without streptozotocin administration), positive control

(without kelor leaves extract administration), experimental 1, 2, 3 that given kelor

leaves extrat with doses 200 mg/KgBW, 400 mg/KgBW, 600 mg/KgBW orally

for 14 days. Streprozotocin induction by intraperitoneal with dosage 40

mg/KgBW. Blood sample was taken on 26th

day of study for trigliceryde

examination. Glucose data was taken before and after study at tail vein using

eastouch kit. Glucose analysis using paired t test and trigliceryde analysis using

Oneway ANOVA.

Result Ethanolic extract of kelor leaves (Moringa oleifera) with dosage 400

mg/KgBW can lowering plasma glucose significantly (p=0.018) in the other hand

insignificant result in dosage 200 mg/KgBW (p=0.531) and 600 mg/KgBB

(p=0.165). ethanolic extract of kelor leaves (Moringa oleifera) has no significant

difference on trigliceryde (p=0.196)

Conclusion Kelor leaves extract with dosage 400 mg/KgBW can lowering plasma

glucose. Kelor leaves extract has no effect on trigliceryde.

Keyword: Moringa oleifera, , plasma glucose, trigliceryde, Sprague dawley, Streptozotocin

Page 9: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFRAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Hipotesis Masalah ...................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

1.5.1 Bagi Peneliti ................................................................................... 3

1.5.2 Bagi Institusi .................................................................................. 4

1.5.3 Bagi Masyarakat............................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 5

2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 5

2.1.1 Fisiologi Insulin ............................................................................. 5

2.1.2 Diabetes Melitus............................................................................. 7

2.1.3 Metabolisme Lipid ......................................................................... 8

2.1.3.1 Jalur Eksogen ..................................................................... 8

2.1.3.2 Jalur Endogen ..................................................................... 9

2.1.3.3 Jalur Reverse Cholesterol Esterase .................................... 9

2.1.4 Patofisiologi Hipertrigliseridemia ................................................ 10

2.1.5 Kelor ............................................................................................. 11

2.1.6 Streptozotocin .............................................................................. 14

2.1.7 Tikus Galur Sprague dawley ........................................................ 16

2.2 Kerangka Teori ........................................................................................ 18

2.3 Kerangka Konsep ..................................................................................... 19

2.4 Definisi Operasional ................................................................................ 20

METODE PENELITIAAN ............................................................................... 21

3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 21

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 21

3.3.1 Kriteria Inklusi ............................................................................. 22

Page 10: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

x

3.3.2 Kriteria Eksklusi........................................................................... 22

3.4 Cara Kerja ................................................................................................ 22

3.4.1 Alat ............................................................................................... 22

3.4.2 Bahan ........................................................................................... 23

3.4.3 Adatasi Hewan Coba .................................................................... 23

3.4.4 Induksi dengan Streptozotocin ..................................................... 23

3.4.5 Pengukuran Sampel ...................................................................... 24

3.4.5.1 Pengukuran Glukosa Darah ............................................. 24

3.4.5.1 Pengukuran Trigliserida Darah ........................................ 24

3.5 Analisis Data ............................................................................................ 25

3.6 Alur Penelitian ......................................................................................... 26

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 35

4.1 Gambaran Umum Penelitian .................................................................... 27

4.2 Glukosa Darah ......................................................................................... 27

4.3 Trigliserida Darah .................................................................................... 29

4.4 Hubungan Glukosa Darah dan Trigliserida Darah ................................... 31

4.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 31

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 32

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 32

5.2 Saran ........................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 33

Page 11: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

xi

DAFTAR SINGKATAN

ATP : adenosine triphosphate

CETP : cholesterol ester transfer protein

DM : diabetes melitus

DNA : deoxyribonucleicacid

GDP : glukosa darah puasa

GDS : glukosa darah sewaktu

GLUT : glucose transporter

HDL : high density lipoprotein

HSL : hormon sensitif lipase

IDL : intermediate density lipoprotein

LDL : low density lipoprotein

LIPI : lembaga ilmu pengetahuan Indonesia

LPL : lipoprotein lipase

NGSP : national glychohaemoglobin standarisation program

NO : nitrit oxide

PJK : penyakit jantung koroner

STZ : streptozotocin

TTGO : tes toleransi glukosa oral

VLDL : very low density lipoprotein

WHO : world health organization

Page 12: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

xii

DAFTAR TABEL

4.1 Glukosa Darah Sewaktu. .............................................................................. 27

4.2 Trigliserida. ................................................................................................ .29

Page 13: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Mekanisme Sekresi Insulin ........................................................................... 6

2.2 Komposisi Lipoprotein. ............................................................................... 8

2.3 Metabolisme Lipoprotein. ..........................................................................10

2.4 Daun Kelor. ................................................................................................ 11

2.5 Struktur Streptozotocin .............................................................................. 15

2.6 Mekanisme Kerusakan Sel β Pankreas oleh Streptozotocin ...................... 16

2.7 Tikus Galur Sprague dawley ...................................................................... 17

4.1 Penurunan dan Peningkatan Glukos Darah ............................................... 29

Page 14: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Identifikasi Tanaman ................................................................ 36

Lampiran 2 : Sertifikasi Hasil Uji........................................................................... 37

Lampiran 3: Surat Keterangan Sehat Hewan .......................................................... 38

Lampiran 4 : Kaji Etik............................................................................................. 39

Lampiran 5 : Dosis Streptozotocin ......................................................................... 40

Lampiran 6 : Larutan Buffer ................................................................................... 41

Lampiran 7 : Dosis Pemberian Sukrosa.................................................................. 42

Lampiran 8 : Dosis Daun Kelor ............................................................................. 43

Lampiran 9 : Proses Penelitian. .............................................................................. 44

Lampiran 10 : Gambaran Histopatologi Pankreas Sprague dawley ........................ 46

Lampiran 11 : Identitas Penulis............................................................................... 54

Page 15: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik tingginya kadar glukosa darah atau hiperglikemia yang diakibatkan

oleh kelainan kerja insulin, berkurangnya jumlah insulin, atau keduanya.1 DM

dibedakan menjadi 2 jenis. DM tipe 1 disebabkan oleh berkurangnya jumlah

insulin karena ketidakmampuan sel β pankrea sedangkan DM tipe 2 disebabkan

oleh resistensi pada reseptor insulin sehingga insulin tidak dapat bekerja dengan

semestinya.1

Kondisi hiperglikemia dalam waktu yang lama dapat menyebabkan

komplikasi vaskular yang secara garis besar dikelompokkan menjadi komplikasi

mikrovaskular dan makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular antara lain

retinopati, neuropati, nefropati sedangkan makrovaskular antara lain penyakit

jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan penyakit serebrovaskular.2

Menurut data World Health Organisation (WHO) tahun 2014, sebanyak

8,5% orang dewasa berusia di atas 18 tahun menderita diabetes melitus.3

Di

Indonesia, prevalensi DM yang didapatkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) tahun 2013 sebesar 6,9% dengan 69,6% dari data tersebut

merupakan penduduk yang belum terdiagnosis DM tetapi mengalami gejala DM.

Hasil tersebut didapatkan dari wawancara kepada penduduk dengan usia di atas 15

tahun. Wawancara mengenai penduduk yang pernah didiagnosis DM oleh dokter

dan penduduk yang belum pernah didiagnosis DM tetapi mengalami gejala

polifagi, polidipsi, poliuri, dan berat badan menurun dalam satu bulan terakhir.4

Pasien dengan diabetes melitus sering mangalami peningkatan trigliserida.5

Hal ini terjadi karena pada pasien diabetes melitus glukosa darah meningkat

sehingga akan disimpan dalam bentuk lain berupa trigliserida yang disebut

lipogenesis. Lipogenesis terjadi di sel hepatosit dan adiposity dimana glukosa

akan diubah menjadi Asetil KoA dan mengalami karboksilasi sehingga menjadi

malonil KoA. Malonil KoA selanjutnya diubah manjadi asam lemak dan

membentuk trigliserida.6

Pengukuran glukosa darah secara teratur diperlukan dalam DM untuk

Page 16: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

2

memantau kadar glukosa darah tetap dalam kadar normal agar proses komplikasi

dapat dicegah. Untuk mempertahan kadar glukosa darah, pasien DM harus

mengkonsumsi obat anti diabetes setiap hari.7

Hal ini menyebabkan banyak pasien

DM yang mencoba mengkonsumsi obat-obatan herbal. Salah satu tanaman yang

dipercaya dapat menurunkan glukosa darah adalah kelor (Moringa oleifera)

terutama bagian daunnya. Daun kelor merupakan tumbuhan dalam family

Moringaceae yang dapat tumbuh dengan subur di Indonesia. Tanaman kelor

dipercaya memiliki berbagai manfaat antara lain sebagai anti diabetes, anti

inflamasi, antihiperlipidemia, dan berbagai manfaat lain sehingga banyak

penelitian mengenai daun kelor.8

Daun kelor mengandung β-sitosterol, total phenolic, dan flavonoid yang

berperan sebagai antiinflamasi, antioksidan, juga menurunkan glukosa darah dan

trigliserida.9

Pada penelitian yang dilakukan Villaruel dkk (2018), pemberian

ekstrak bubuk Moringa oleifera dengan dosis 100mg/KgBB, 200mg/KgBB, dan

500mg/KgBB selama 8 minggu pada tikus galur Sprague dawley yang diinduksi

aloksan menunjukkan penurunan glukosa darah.10

Penelitian lain yang dilakukan

oleh Elizabeth dkk (2017), pemberian ekstrak methanol Moringa oleifera dengan

dosis 250 mg/KgBB selama 42 hari pada tikus Wistar yang diinduksi

Streptozotocin juga mengalami penurunan glukosa darah.11

Pemberian ektsrak methanol daun kelor (Moringa oleifera) dengan dosis

300mg/KgBB selama 6 minggu pada tikus yang diinduksi diabetes melitus dengan

aloksan menunjukkan penurunan kadar trigliserida.12

Pada penelitian yang

dilakukan oleh Elly Wardani (2015) pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis

300mg/KgBB selama 21 hari pada tikus yang diinduksi aloksan tetrahidrat dan

pakan tinggi trigliserida dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna.13

Pada penelitian yang dilakukan oleh Shereen (2015) pemberian ekstrak daun kelor

dengan beragam dosis pada tikus yang diinduksi Streptozotocin, terdapat beberapa

dosis yang lebih rendah namun tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok

kontrol positif.14

perbedaan hasil penelitian sebelumnya medasari peneliti untuk

meneliti lebih lanjut efek ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar

trigliserida tikus diabetes yang diinduksi Streptozotocin.

Page 17: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efek pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap

kadar trigliserida tikus jantan galur Sprague dawley yang telah diinduksi

Streptozotocin?

1.3 Hipotesis

Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dapat meningkatkan kadar trigliserida

tikus jantan galur Sprague dawley yang telah diinduksi Streptozotocin.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui efek ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap tikus

jantan galur Sprague dawley yang mengalami diabetes melitus karena

diinduksi Streptozotocin.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui efek ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar

trigliserida darah tikus jantan Sprague dawley yang diinduksi

Streptozotocin.

2. Mengetahui efek ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar

glukosa darah tikus jantan galur Sprague dawley yang diinduksi

Streptozotocin

3. Mengetahui korelasi antara kadar glukosa darah dengan kadar trigliserida

darah.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Menambah ilmu pengetahuan tentang efek ekstrak daun kelor (Moringa

oleifera) terhadap kadar trigliserida tikus Sprague dawley yang mengalami

diabetes melitus.

2. Memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.

Page 18: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

4

1.5.2 Bagi Instansi

Menambah jumlah hasil penelitian oleh mahasiswa sehingga dapat

meningkatkan akreditasi.

1.5.3 Bagi Masyarakat

1. Menambah informasi mengenai manfaat daun kelor (Moringa oleifera)

sebagai terapi glukosa darah.

2. Menambah informasi mengenai manfaat daun kelor untuk menurunkan

trigliserida yang erat kaitannya dengan penyakit jantung koroner (PJK).

Page 19: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Fisiologi Insulin

Insulin merupakan hormon polipeptida yang dihasilkan oleh sel β pankreas.

Preproinsulin yang merupakan prekursor dari insulin dikode oleh gen yang

terletak di lengan pendek dari kromosom 11. Preproinsulin terdiri atas rantai A, B,

C, dan sinyal peptida yang kemudian ditransfer menuju retikulum endoplasma.

Dalam retikulum endoplasma, sinyal peptida dipotong oleh enzim proteolitik

sehingga menyisakan rantai A, B, dan C peptida. Preproinsulin yang sudah

dipotong tersebut disebut proinsulin. Proinsulin ditransport menuju aparatus golgi

dalam mikrovesikel. Dalam aparatus golgi, C peptida yang menyambungkan

antara rantai A dan B dipotong sehingga menjadi insulin.15

Insulin dikeluarkan dari sel β pankreas melalui eksositosis dimana membran

granul dan membran plasma berfusi. Pengeluaran insulin bergantung dengan

glukosa plasma. Kadar glukosa plasma yang dapat memicu pengeluaran glukosa

adalah >5mmol/L. Glukosa plasma masuk kedalam sel β pankreas melalui glucose

transporter (GLUT) 2 kemudian mengalami proses glikolisis untuk menghasilkan

adenosine triphosphate (ATP). Hal ini menyebabkan kanal K+

yang sensitif

terhadap ATP tertutup sehingga terjadi depolarisasi yang memicu terbukanya

kanal Ca2+

. Masuknya Ca2+

kedalam sel β pankreas memicu eksositosis dari

insulin.

Page 20: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

6

Page 21: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

7

2.1.2 Diabetes Melitus

2.1.2.1 Klasifikasi Diabetes Melitus

Berdasarkan penyebab terjadi hiperglikemia, diabetes melitus dibedakan

mejadi 2 tipe, antara lain DM tipe 1 dan DM tipe 2. Diabetes Melitus tipe 1

disebabkan oleh autoimun sedangkan Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh

resistensi insulin.17

Genetik erat hubungannya dengan kejadian DM tipe 1.

Genetik berperan dalam proses autoimun dimana diyakini adanya HLA DR3 atau

DR4 yang mengkode islet cell autoantibodi sehingga destruksi pada sel β

pankreas.17

Resistensi insulin pada DM tipe 2 menyebabkan uptake glukosa oleh sel-

sel yang mengguakan GLUT 4 terganggu. Sebagian besar sel yang menggunakan

GLUT 4 merupakan sel yang paling banyak menggunakan glukosa seperti sel otot

dan sel adiposa. Hal ini menyebabkan glukosa plasma meningkat. Glukosa plasma

yang meningkat akan merangsang sel β pankreas terus menerus. Sintesis dan

sekresi insulin terus menerus akan meyebabkan kerusakan pada sel β pankreas

sehingga pada akhirnya produksi insulin pun berkurang.18

2.1.2.2 Kriteria Diagnosis

Diagnosis DM didasarkan pada pengukuran glukosa plasma dengan

metode enzimatik. Pengukuran dengan darah kapiler menggunakan alat

glucocheck digunakan untuk pemantauan. Pasien dicurigai mengalami diabetes

melitus apabila terdapat gejala klasik DM antara lain: poliuria, polidipsia,

polifagia, dan penurunan berat badan.

Kriteria diagnosis DM dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,

antara lain: 19

1. Pemeriksaan glukosa darah puasa (GDP) ≥126 mg/dl. GDP adalah glukosa

yang diukur dalam kondisi puasa selama 8-12 jam.

2. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu (GDS) ≥200 mg/dl ditambah dengan

adanya gejala klasik DM.

3. Pemeriksaan glukosa darah ≥200 mg/dl 2 jam setelah tes Toleransi

Glukosa Terganggu (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.

Page 22: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

8

4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan standar pemeriksaan National

Glychohaemoglobin Standarisation Program (NGSP).

2.1.3 Metabolisme Lipid

Terdapat tiga jenis lipid dalam darah, antara lain kolesterol, trigliserida, dan

fosfolipid. Lipid merupakan suatu senyawa yang sukar larut sehingga harus

dibawa oleh protein pembawa yang disebut apoprotein. Apoprotein yang

membawa lipid disebut apolipoprotein atau lipoprotein. Lipoprotein terdiri atas

trigiserida, kolesterol dalam bentuk ester dan bebas, fosfolipid, dan apoprotein.

Setiap lipoprotein memiliki ukuran, densitas, dan komposisi lemak serta

apoprotein yang berbeda. Secara garis besar lipoprotein dibedakan menjadi High

Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), Very Low Density

Lipoprotein (VLDL), Intermediete Density Lipoprotein (IDL), dan kilomikron.20

Gambar 2.2 Komposisi Lipoprotein Sumber: Siti Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2014

Metabolisme lipoprotein terdiri atas tiga jalur antara lain jalur endogen, jalur

eksogen, dan jalur reverse cholesterol transport.21

2.1.3.1 Jalur Eksogen

Makanan yang mengandung lemak akan diserap kedalam enterosit dalam

bentuk asam lemak bebas dan kolesterol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi

Page 23: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

9

trigliserida, kemudian tigliserida dan kolesterol akan ditambahkan apoprotein

membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron.

Kilomikron meninggalkan enterosit menuju sirkulasi darah. Dalam

sirkulasi darah, trigliserida akan dihirolisis oleh lipoprotein lipase (LPL) sehingga

mengeluarkan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ditangkap oleh adiposit

untuk disimpan dalam bentuk trigliserida.

2.1.3.2 Jalur Endogen

Hati juga memiliki kemampuan menyimpan trigliserida. Trigliserida dan

kolesterol yang ada dalam hati akan dikeluarkan menuju sirkulasi dalam bentuk

VLDL. Trigiserida yang terdapat dalam VLDL juga akan dihidrolisis oleh LPL.

Trigliserida yang dihidrolisis mengeluarkan asam lemak bebas yang akan

didepositkan pada adiposit dan sel-sel lain. VLDL yang sudah kehilangan

sebagian trigliserida menjadi IDL.

2.1.3.3 Jalur Reverse Cholesterol Esterase

Hati mengeluarkan HDL yang kaya akan apoprotein dan mengandung

sedikit kolesterol. HDL dalam sirkulasi akan mengambil kolesterol yang terdapat

dalam makrofag dan diesterifikasi menjadi koleserol ester. Kolesterol ester dalam

HDL akan dikembalikan ke hati dan sebagian akan bertukar dengan trigliserida

yag terdapat pada VLDL dengan bantuan Cholesterol Ester Transfer Protein

(CETP). HDL yang mengandung banyak trigliserida akan dieliminasi di di hati

oleh enzim hepatik lipase.

Page 24: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

10

Gambar 2.3 Metabolisme Lipoprotein Sumber: Jameson, Harrison’s Principal of Internal Medicine 2019

2.1.4 Patofisiologi Hipertrigliseridemia

Hipertrigliseridemia erat kaitannya dengan diabetes melitus. Hal ini terjadi

karena glukosa yang terlalu banyak akan disimpan oleh hepar dalam bentuk

trigliserida. Glukosa akan mengalami glikolisis yang membentuk piruvat. Piruvat

melalui siklus asam sitrat akan menghasilkan asetil koenzim A. Asetil koenzim A

akan mengalami karboksilasi yang dibantu oleh enzim asetil KoA karboksilase

menjadi malonil KoA. Malonil KoA akan diubah menjadi asam lemak dan

membentuk trigliserida.6,21

Dalam pembahasan sebelumnya, trigliserida dalam

hepar akan dikeluarkan ke sirkulasi dalam bentuk VLDL. VLDL yang meningkat

dalam darah menunjukkan tingginya trigliserida.22

Selain itu, kondisi resistensi

atau defisiensi insulin menyebabkan penurunan sensitivitas dari LPL sehingga

kerja LPL terganggu. LPL yang terganggu tidak dapat menghidrolisis trigliserida

dalam VLDL sehingga VLDL tetap tinggi.22

Insulin berperan dalam menghambat enzim trigliserida lipase yang

berfungsi untuk menghidrolisis trigliserida dalam adiposit. Ketiadaan insulin

menyebabkan meningkatnya aktifitas trigliserida lipase sehingga terjadi hidrolisis

trigliserida dari adiposit.23

Peran HSL juga penting dalam proses terjadinya

hipertrigliseridemia. Lipolisis yang terjadi di jaringan adiposa diperantarai oleh

Page 25: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

11

HSL yang kerjanya dihambat oleh insulin. Pada pasien diabetes, terjadi defisiensi

insulin maupun berkurangnya sensitifitas insulin sehingga HSL terus melakukan

lipolisis. Produk lipolisis diantaranya adalah trigliserida yang nantinya akan

dibawa ke hepar untuk dibentuk VLDL.24

Berkurangnya clearance VLDL dan

meningkatnya produksi VLDL menjadikan kondisi hipertrigliseridemia pada

pasien diabetes melitus.

2.1.5 Kelor

Kelor termasuk dalam tanaman perdu berbatang kayu yang dapat tumbuh

di rendah maupun tinggi mencapai 700 meter di atas permukaan laut.25

Tanaman

Kelor dapat tumbuh sumbur di daerah tropis dengan kondisi tanah yang lembab

maupun kering.8 Tanaman kelor memiliki banyak manfaat baik pada bunga, biji,

maupun pada daunnya. Taksonomi dari tanaman Kelor adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angeospermae

Klas : Dicotyledoneae

Ordo : Brassicales

Familia : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera

Page 26: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

12

Gambar 2.4 Daun Kelor

Sumber: Kathryn A.Witt, 2013

Daun kelor dipercaya memiliki berbagai manfaat seperti sebagai

antidiabetes, antioksidan, dan berbagai manfaat lain karena memiliki kandungan

asam askorbat, flavonoid, phenol, karoten, β-sitosterol.8 Rajanandh (2010)

melakukan penelitian dengan menghitung kandungan β-sitosterol, total phenol,

dan flavonoid pada daun kelor yang dijadikan ekstrak hidroalkohol. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan kandungan ekstrak hidroalkohol daun kelor

dalam 1 mL mengandung 90 mg β-sitosterol, 8μg total phenol, dan 27 μg

flavonoid.9

β-sitosterol diketahui dapat menurunkan kadar trigliserida dengan

menghambat absorpsi trigliserida oleh enterosit dan mengurangi trigliserida dalam

hepar.26,27

Flavonoid juga dipercaya dapat menurunkan kadar trigliserida plasma.

Flavonoid jenis orientin diketahui memiliki efek dalam mengurangi ekspresi gen

pengkode HSL.28

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa HSL berfungsi dalam

lipolisis, berkurangnya HSL dapat menurunkan proses lipolisis sehingga kadar

triglserida plasma berkurang.

Daun kelor memiliki manfaat dalam menurunkan glukosa darah dan

trigliserida plasma. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elly

Wardani (2015) dimana dalam penelitian tersebut dilakukan induksi dabetes

Page 27: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

13

dengan aloksan tetrahidrat dan diberikan pakan tinggi trigliserida untuk

meningkatkan trigliserida. Intervensi yang diberikan adalah pemberian ekstrak

etanol 70% daun kelor dengan dosis 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, 600mg/KgBB

serta pembanding obat antidiabetes Glibenklamid dan antihipertrigliseridemia

fenofibat selama 21 hari. Hasil menunjukkan terjadi penurunan glukosa yang

bermakna pada ketiga dosis dan memiliki efektifitas yang sama dengan kelompok

inervensi glibenklamid. Untuk hasil trigliserida terdapat penurunan yang

bermakna pada dosis 300mg/KgBB dan 600mg/KgBB namun tidak lebih efektif

dibandingkan dengan kelompok intervensi fenofibrat.13

Penelitian serupa dilakukan oleh Olayaki (2015) yang melakukan

penelitian dengan memberikan ekstrak daun kelor 300 mg/KgBB dan 600

mg/KgBB selama 6 minggu pada tikus galur wistar yang diinduksi aloksan 120

mg/KgBB dan diberikan pembanding metformin dengan dosis 100 mg/KgBB.

Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan glukosa sebesar 290% pada

kelompok kontrol diabetes dibandingkan dengan kelompok normal. Pada

kelompok yang diberikan metformin 100 mg/KgBB terdapat perbedaan glukosa

sebesar 81% dan trigliserida 84% lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol

diabetes. Pada kelompok yang diberikan ekstrak kelor 300 mg/KgBB dan 600

mg/KgBB terjadi perbedaan glukosa sebesar 76% dan 84% dibandingkan

kelompok kontrol diabetes dan menghambat peningkatan trigliserida sebesar 71-

78%. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor dengan dosis

600 mg/KgBB sama efektifnya dengan metformin dalam menurunkan glukosa

darah.12

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Elizabeth, dkk (2017) dimana

ekstrak daun kelor dengan dosis 250 mg/KgBB diberikan selama 6 minggu.16

Sampel yang digunakan adalah tikus Wistar yang diinduksi Streptozotocin 55

mg/KgBB dan dibagi menjadi 4 kelompok dengan 12 ekor tikus tiap

kelompoknya. Kelompok 1 merupakan tikus yang tidak diinduksi Streptozotocin

dan hanya diberikan makanan dan minuman ad libitum, kelompok 2 merupakan

kelompok yang tidak Streptozotocin dan diberikan ektrask daun kelor 250

mg/KgBB, kelompok 3 merupakan kelompok yang diinduksi Streptozotocin tanpa

diberikan ekstrak daun kelor, dan kelompok 4 merupakan kelompok yang

Page 28: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

14

diinduksi Streptozotocin dan diberikan ekstrak daun kelor 250 mg/KgBB.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok 2 memiliki rerata

glukosa paling rendah diantara semua kelompok namun tidak ada perbedaan

bermakna dibandingkan denngan kelompok 1. Sedangkan kelompok 3 memiliki

rerata glukosa paling tinggi dibandingkan semua kelompok. Rerata glukosa darah

kelompok 4 lebih rendah dibandingkan kelompok 3 namun masih lebih tinggi

dibandingkan kelompok 1. Perbedaan antara kelompok 4 dengan kelompok 1 dan

3 bermakna secara statistik. Hal ini dapat diambil kesimpulan pemberian ekstrak

daun kelor dengan dosis 250 mg/KgBB selama 6 minggu dapat menurunkan

glukosa darah namun belum cukup efektif.16

Penelitian yang dilakukan oleh Villaruel (2018) penurunan glukosa darah

mulai terjadi pada minggu ke dua pemberian ekstrak bubuk daun kelor.10

Perlakuan dilakukan selama 8 minggu dengan memberikan ektrak bubuk daun

kelor dengan dosis 50 mg/hari pada tikus Sprague dawley yang diinduksi aloksan

monohidrat. Sampel dengan jumlah 25 dibagi menjadi 5 kelompok antara lain

kelompok non diabetes melitus, non diabetes melitus yang diberikan ekstrak daun

kelor, kelompok diabetes melitus terapi, kelompok diabetes melitus yang

diberikan ekstrak daun kelor 50 mg perhari, dan kelompok diabetes melitus yang

diberikan glibenklamid 600 μ/KgBB. Pengukuran glukosa dilakukan setiap

minggu.10

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok DM dengan

pemberian glibenklamid terjadi penurunan secara relatif stabil sedangkan pada

kelompokk DM yang diberikan ekstrak daun kelor penurunan dimulai pada

minggu ke dua dan fluktuatif pada minggu berikutnya dan mulai stabil pada

minggu ke enam. Pada kelompok non diabetes glukosa relatif selalu stabil dan

dalam batas normal. Sedangkan pada kelompok DM yang tidak diterapi kadar

glukosa mencapai puncak pada minggu ke lima dengan kadar 500 mg/dL dan

stabil pada kadar 300 mg/dL di minggu berikutnya.10

Penelitian lain yang dilakukan oleh Shareen Nada (2015) menunjukkan

hasil yang berbeda pada kadar trigliserida.14

Penelitian menggunakan tikus putih

yang diinduksi Streptozotocin 65 mg/KgBB dan diberikan ekstrak etanol daun

Page 29: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

15

kelor dengan dosis yang berbeda selama 19 hari. Terdapat 7 kelompok dengan 6

sampel pada masing-masing kelompok. Kelompok tersebut terdiri atas kelompok

normal, kelompok diabetes tanpa terapi, kelompok diabetes dengan dosis

pemberian daun kelor 600mg/KgBB, 450 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, 190

mg/KgBB, 225 mg/KgBB berturut-turut. Hasil menunjukkan tidak terdapat

perbedan signifikan untuk trigliserida pada dosis 600 mg/KgBB dan 225

mg/KgBB.14

2.1.6 Streptozotocin

Streptozotocin (STZ) merupakan senyawa kimia yang sering digunakan

sebagai penginduksi diabetes melitus pada hewan coba. Senyawa ini dihasilkan

oleh bakteri gram positif Streptomyces achromogenes, memiliki bentuk molekul

yang mirip dengan glukosa namun pada rantai C2 digantikan dengan N-acetyl

nitrosurea menjadi N-acetylglukosamin. Pada N-acetylglukosamine ditambahkan

gugus methyl sehinggal menjadi STZ. Gugus methylnitrosurea ini menjadi salah

satu yang berperan dalam proses diabetogenik.29

Gambar 2.5 Struktur Streptozotocin

Sumber: Chinedum Ogbonnaya Eleazu, 2013

Streptozotocin (STZ) merupakan senyawa yang larut dalam air, namun

akan mengalami mutarotasi apabila dilarutkan dalam air. STZ akan stabil apabila

dilarutkan kedalam cairan dengan pH 4. Agar dapat mencapai kestabilannya,

Page 30: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

16

maka STZ dilarutkan kedalam dapar sitrat. STZ yang dilarutkan dalam dapar sitrat

harus segera digunakan karena sitrat dapat merusak komponen STZ sehingga

kemampuan menginduksi diabetes kurang maksimal.30

Streptozotocin (STZ) dapat menginduksi diabetes dengan berbagai

mekanisme antara lain, alkilasi DNA, menghasilkan NO, dan inhibisi O-

GlcNAcase. STZ masuk kedalam sel β pankreas melalui Glucose Transporter 2

(GLUT 2) yang terdapat pada membran plasma. Hal ini dapat terjadi karena

struktur molekul STZ yang hampir mirip dengan glukosa. STZ yang telah masuk

kedalam sel β pankreas akan berubah menjadi methyldiazohydroxide yang

menyebabkan cross link pada DNA sehingga mengalami alkilasi. STZ yang

merupakan nitrosurea akan mengeluarkan NO yang akan menginhibisi enzim

aconitase pada mitokondria yang menyebabkan pembentukan ATP dan substrat

oksidase tidak seimbang. NO juga dapat menitrasi asam nukleat, mendeaminasi

purin dan pirimidin sehingga DNA mengalami kerusakan yang menyebabkan

apoptosis. Selain itu STZ juga menginhibisi O-GlcNAcase yang berfungsi

memutus ikatan O-GlcNAc. O-GlcNAc yang tinggi menyebabkan akmulasi

protein berbahaya sehingga terjadi apoptosis.29, 30

Sel β pankreas yang mengalami

apoptosis tidak dapat menghasilkan insulin. Insulin berfungsi untuk mengaktifkan

glucose transporter 4 (GLUT 4) yang terdapat pada sel otot, sel jantung, dll.

Gambar 2.6. Mekanisme Kerusakan Sel β Pankreas oleh STZ

Sumber: Buseneni Jayasimha Groud, 2015

Page 31: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

17

Pada hewan coba seperti tikus, STZ dapat diberikan dengan dosis 40-

60mg/KgBB melalui intraperitoneal. STZ akan menyebabkan hipoglikemia dalam

4-8 jam setelah pemberian baik secara intraperitoneal maupun intravena. Hal ini

terjadi karena telah terjadi kerusakan pada sel β pankreas sehingga insulin banyak

dikeluarkan. Maka pemberian glukosa diperlukan dalam fase ini. STZ akan

memberikan efek diabetes dalam 12-48 jam setelah pemberian.31

2.1.7 Tikus Galur Sprague dawley

Tikus putih (Rattus norvegicus) merupakan salah satu jenis tikus yang

sering dijadikan sebagai sampel penelitian. Tikus putih (Rattus norvegicus) sering

dijadikan sebagai sampel penelitian karena mudah dalam hal perawatan,

perkembangbiakan, serta memiliki gen yang hampir mirip dengan manusia. Tikus

putih memiliki 3 galur antara lain Sprague dawley, Wistar, dan Long Evans. Pada

penelitian ini digunakan tikus galur Spragie dawley karena memiliki ketahanan

terhadap penyakit serta insidensi tumor yang relatif rendah dibandingkan dengan

galur lain.32

Klasifikasi tikus galur Sprague dawley adalah sebagai berikut: 33

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Odontoceti

Familia : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

Page 32: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

18

Gambar 2.7 Tikus galur Sprague dawley

Sumber: Budhi Akbar, 2010

Berdasarkan Taconic Bioscience, secara fisiologi rata-rata glukosa darah

tikus galur Sprague dawley jantan normal adalah 82,4 mg/dl dengan standar

deviasi 11,3. Kebutuhan makan tikus galur Sprague dawley sebanyak 4-

5g/100gBB perhari dan kebutuhan minuman 8-11ml/100gBB perhari.34

Page 33: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

19

2.2 Kerangka Teori

Diabetes Melitus

Defisiensi insulin atau

Resistensi Insulin

Mengalami oksidasi

mengasilkan asetil KoA

Trigliserida

Diubah menjadi malonil KoA

Asam lemak

Mengandung

flavonoid

Ekstrak daun kelor

Trigliserida plasma

meningkat Kerusakan sel β

pankreas

streptozotocin

Merusak DNA

sel β pankreas

Glukosa darah

meningkat

Mengalami glikolisis

menghasilkan piruvat

Sebagai

antioksidan

Diubah menjadi Asetil

KoA

Lipogenesis

meningkat

Fungsi organ

baik

Melindungi

kerusakan organ

Dapat melakukan

lipogenesis

Page 34: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

20

2.3 Kerangka Konsep

pemberian ekstrak daun Moringa

oleifera pada P1, P2, P3

Kadar glukosa darah naik

Akibat pemberian Streptozotocin

Kandungan trigliserida

plasma

Kandungan antioksidan

(Falvonoid)

Mengurangi proses lipolisis

Keterangan:

= Variabel Bebas

= Variabel Terikat

Diabetes Melitus

Kandungan beta sitosterol

Mengurangi absorbsi

trigliserida

Defisiensi insulin

Trigliserida darah naik

Page 35: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

21

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara

Pengukuran Skala pengukuran

1 Glukosa

Darah

Sewaktu

Hasil pemeriksaan

glukosa darah

tanpa puasa

terlebih dahulu

Glucocheck Darah diambil

dari vena ekor

diteteskan pada

strip glukocheck

Numerik

3 Trigliserida Lemak yang

berasal dari

enterosit dan pada

jaringan.

Spektrofoto

meter

Plasma darah

ditambahkan

reagen

trigliserida,

diinkubasi

selama 10 menit

kemudian

dihtung

absorbansinya

Numerik

Page 36: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Design Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimental.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari- Juli 2019. Penelitian dilakukan

di Animal House, laboratorium farmakologi, dan laboratorium biokimia Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Animal House diperlukan sebagai

tempat perawatan hewan coba, laboratorium farmakologi sebagai tempat nekropsi

agar tikus yang tidak dinekropsi tidak mengalami stress, laboratorium biokimi

sebgai tempat pengukuran kadar trigliserida serta pembuatan larutan ekstrak daun

kelor.

3.3 Populasi dan sampel

Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague dawley yang

didapatkan dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor berusia 2-3

bulan dengan berat badan 150-200 mg. Jumlah sampel berdasarkan rumus MEAD

yakni:

Keterangan

E : Derajat kebebasan komponen kesalahan (10-20)

N : Jumlah sampel dalam penelitian (dikurangi 1)

B : Blocking component menggambarkan pengaruh lingkungan yang

diperbolehkan dalam penelitian (dikurangi 1)

T : Jumlah kelompok perlakuan (dikurangi 1).

E = N-B-T

Page 37: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

23

E = N-B-T

≥10 = (N-1)-0-(5-1)

≥10 = N-1-4

≥10 = N-5

N ≥15

E = N-B-T

≤20 = (N-1)-0-(5-1)

≤20 = N-1-4

≤20 = N-5

N ≤25

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, jumlah sampel dalam penelitian

minimal 15 ekor dan maksimal 25 ekor. Dalam penelitian ini, sampel yang

digunakan sebanyak 25 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok sehingga tiap

kelompok terdiri atas 5 ekor.

Tikus sebanyak 25 ekor tersebut akan dibagi menjadi lima kelompok kontrol

yang masing-masing terdiri dari lima ekor Sprague dawley. K1 adalah kontrol

negatif. K2 adalah kontrol positif yang diberi 40 mg/kgBB Streptozotocin. K3

adalah kontrol perlakuan yang diberi 40mg/kgBB Streptozotocin dan

200mg/kgBB ekstrak Moringa oleifera. K4 adalah kontrol perlakuan yang diberi

40mg/kgBB Streptozotocin dan 400 mg/kgBB ekstrak Moringa oleifera. K5

adalah kontrol perlakuan yang diberi 40mg/kgBB Streptozotocin dan 600

mg/kgBB ekstrak Moringa oleifera.

3.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah tikus jantan galur Sprague dawley

berumur 2-3 bulan dan berat badan 150-200 mg. Tikus yang tidak diinduksi

dengan STZ dan sehat akan dikelompokkan kedalam kelompok kontrol negatif,

sedangkan tikus yang diinduksi STZ dengan kadar GDS >200mg/dL akan

dikelompokkan kedalam kelompok kontrol positif dan perlakuan.

3.3.2 Kriteria Eksklusi

1. Tikus yang mati selama penelitian berlangsung.

2. Tikus yang tidak mengalami DM setelah diinduksi STZ.

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Alat

Page 38: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

24

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sonde untuk

memberikan ekstrak kelor, timbangan untuk menimbang berat badan tikus,

timbangan analitik untuk menimbang ekstrak daun kelor yang akan diberikan,

spuit 3cc untuk mengambil sampel darah tikus, tabung clott activator untuk

menampung darah yang telah diambil, centrifuge untuk setrifugasi sampel darah

yang telah diambil dan kemudian didapatkan serum, microtube untuk menampung

serum, mikropipet 10μL, 1000μL untuk mengambil sampel serum dan reagen

trigliderida, mikroplate untuk mereaksikan plasma dengan pereaksi trigliserida,

serta spektrofotometer untuk mengukur absorbansi trigliserida.

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ekstrak etanol daun

kelor yang didapatkan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong

Bogor, pereaksi trigliserida merk Evogen LOT 15950 expired date 31/03/2021 ,

pakan ad libitum.

3.4.3 Adaptasi Hewan Coba

Adaptasi hewan coba dilakukan selama 5 hari di Animal House FK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama masa adaptasi, hewan coba diberi makan

M512 dan minum ad libitum setiap hari. Pembersihan kandang dilakukan setiap 3

hari sekali.

3.4.4 Induksi Tikus dengan Streptozotocin

Pada hari ke-6 sampel diukur glukosa darah terlebih dahulu untuk

memastikan sampel tidak mengalami diabetes sebelum diinduksi STZ. Kemudian

diinduksi Streptozotocin dengan dosis 40mg/KgBB yang dilarutkan dalam 0,1M

buffer sitrat secara intraperitoneal.

Page 39: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

25

3.4.5 Pengukuran Sampel

3.4.5.1 Pengukuran Glukosa Darah

Pengukuran Glukosa Darah dilakukan pada hari ke 6 sebelum diinduksi

STZ, setelah diinduksi STZ pada hari ke 11 untuk memastikan tikus sudah

mengalami DM pada kelompok kontrol positif dan perlakuan dan sebagai data

sebelum perlakuan, terakhir pada hari ke 26 setalah diberikan perlakuan dan

sebelum dinekropsi. Tikus yang dinyatakan mengalami DM yakni apabila hasil

pengukuran glukosa darah sewaktu > 200mg/dL. Pengukuran glukosa darah

menggunakan alat glukocheck. Jarum lancet ditusukkan di ekor tikus dan darah

yang keluar ditampung pada strip glukosa.

3.4.5.2 Pengukuran Trigliserida Darah

Pengukuran Trigliserida darah dilakukan setelah perlakuan untuk seluruh

kelompok selesai yaitu hari ke 26, dengan metode enzimatik menggunakan

monoreagen trigliserida Evogen.

Sampel yang digunakan dalam pengukuran trigliserida adalah serum.

Pengambilan darah dilakukan melalui vena cava inferior menggunakan spuitt 3cc

setelah tikus diterminasi. Darah yang didapatkan dipindahkan kedalam vacutainer

clott activator agar darah mengalami pembekuan. Darah di dalam vacutainer clott

activator didiamkan selama 30 menit kemudian disentrifugasi dengan kecepatan

5000rpm selama 10 menit.

Serum yang didapatkan diletakkan kedalam microtube dan disimpan

kedalam freezer -20˚ C. Pengukuran trigliserida menggunakan microplate

spektrofotometer atau ELISA reader. Serum sebanyak 2μL dan reagen sebanyak

200μL dihomogenkan dalam microplate kemudian diinkubasi selama 10 menit

dan dibaca dalam ELISA reader dengan panjang gelombang 500 nm. Absorbansi

yang didapatkan dihitung dengan rumus:

Keterangan

C Standar : 200mg/dL

Trigliserida = Absorbansi sampel x C Standar

Absorbansi standar

Page 40: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

26

3.4.6. Pemberian Ekstrak Daun Kelor

Pemberian ekstrak daun kelor dilakukan setelah lima hari pasca pemberian

STZ melalui oral dengan bantuan alat sonde selama 14 hari. Dosis yang diberikan

berbeda pada tiap kelompok yakni 200mg/KgBB, 400mg/KgBB dan

600mg/KgBB.

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data kadar trigliserida dan glukosa yang diperoleh selanjutnya diolah dan

diuji dengan IBM SPSS Statistic versi 22. Uji yang dilakukan untuk menganalisis

glukosa darah adalah uji t berpasangan karena terdapat data sebelum dan sesudah

perlakuan. Syarat uji t berpasangan adalah data harus berdistribusi normal

sehingga harus dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan secara analitik

karena dianggap lebih objektif. Uji normalitas yang dilakukan adalah Shapiro-

Wilk karena data <50. Apabila data tidak berdistribusi normal maka uji alternatif

untuk uji t berpasangan adalah uji Wilcoxon.

Data trigliserida dianalisis dengan one way ANOVA karena membandingkan

antar kelompok. Syarat dari uji one way ANOVA adalah data berdistribusi normal

dan homogen sehingga perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Apabila

salah satu syarat uji one way ANOVA tidak terpenuhi, maka uji alternatif yang

dapat dilakukan adalah uji Kruskal-Wallis.

Page 41: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

27

3.6 Alur Penelitian

Perizinan kode

etik

Pembelian tikus di

FKH IPB Bogor Pembuatan ekstrak

ethanol daun kelor

(Moringa oeifera) di

LIPI Cibinong

Hari ke-1

Tikus tiba di Animal House dan

dilakukan penimbangan berat badan

Hari ke 1-5

Adaptasi hewan selama 5 hari diberi

makan dan minum ad libitum

Hari ke-6

Pengukuran GDS, Pengelompokan

sampel, Penimbangan berat badan

Hari ke 8-10

Bedding, pemberian

makan dan minum ad

libitum

Kelompok perlakuan

Kelompok 3: Ekstrak kelor

200mg/KgBB

Kelompok 4: Ekstrak kelor

400mg/KgBB

Kelompok 5: Ektrak kelor

600mg/KgBB

Kontrol positif

Hari ke 6-7

Pemberian minum

sukrosa 2%, makan

ad libitum

Tikus yang diinduksi

Streptozotocin 40mg/KgBB

Hari ke 6-7

Pemberian minum sukrosa

2%, makan ad libitum

Hari ke 8-10

Bedding, pemberian makan

dan minum ad libitum

Hari ke-11

Pengukuran GDS pra

perlakuan

Hari ke 11-25

Bedding, pemberian

makan dan minum ad

libitum, pengukuran

berat badan, sonde

ekstrak kelor sesuai

dosis

Kontrol negatif

Pengukuran trigliserida

Hari ke-11

Pengukuran GDS

pra perlakuan

Hari ke 7-11

Bedding, pemberian

makan dan minum

ad libitum,

pengukuran berat

badan

Hari ke 12-25

Bedding, pemberian

makan dan minum ad

libitum, pengukuran

berat badan

Hari ke-26

Pengukuran GDS post

perlakuan, nekropsi,

pengambilan darah

Page 42: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun kelor

(Moringa oleifera) terhadap kadar glukosa darah dan trigliserida tikus diabetes

yang diinduksi STZ. Sampel penelitian menggunakan tikus galur Sprague dawley

karena tikus galur ini memiliki kesamaan genetik dengan manusia, lebih murah,

dan memiliki kemampuan metabolik yang cepat sehingga mudah digunakan untuk

penelitian mengenai penyakit metabolik. Tikus yang digunakan adalah tikus

jantan untuk menghindari gender bias. Tikus betina memiliki estrogen dalam

kadar tinggi yang dapat melindungi sel β pankreas dari apoptosis karena stress

oksidatif.35

Jumlah total sampel sampai akhir penelitian adalah 24 ekor tikus dari 25

ekor tikus. Tikus pada kelompok perlakuan dengan dosis 200mg/KgBB

ditemukan mati tepat di hari akan dinekropsi yaitu hari ke 26. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan sehingga tikus mudah terinfeksi

atau mengalami stress.

4.2 Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

Pengelompokan sampel dipilih secara acak mulai dari sebelum diberikan

perlakuan. Glukosa darah diukur 5 hari pasca penyuntikan STZ untuk data pra

perlakuan dan hari ke 14 setelah pemberian ekstrak daun kelor.

Tabel 4.1 Gula Darah Sewaktu

Kelompok Sebelum

perlakuan (mean±s.d)

Sesudah

perlakuan (mean±s.d)

p-value

Kontrol Negatif/ Non DM 97.0 ± 15.7 115.5 ± 2.0 .847

Kontrol Positif/DM tanpa

Ekstrak Daun Kelor

480.0 (175-520)*

460.8 ± 78.0 .893

DM + Ekstrak Dau Kelor

200mg/KgBB

429.8 ± 119..0 305.5 ± 278.4 .531

DM + Ekstrak Daun Kelor 399.0 ± 116.0 236.0 ± 166.5 .018

Page 43: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

29

400mg/KgBB

DM + Ekstrak Daun Kelor

600mg/KgBB

445.5 ± 76.8 296.8 ± 195.6 .165

*Distribusi data tidak normal

Pada tabel 4.1 dapat dilihat pada kelompok kontrol positif, perlakuan dosis

200mg/KgBB, 400mg/KgBB, 600mg/KgBB mengalami diabetes setelah diinduksi

STZ. Hal ini sesuai dengan teori dimana STZ dapat merusak DNA pada sel β

pankreas sehingga mengalami apoptosis. Sel yang mengalami apoptosis tidak

dapat mensintesis insulin yang dapat menyebabkan glukosa darah meningkat.

Kelompok kontrol positif dan kontrol negatif mengalami peningkatan glukosa

darah namun tidak bermakna. Sedangkan pada kelompok perlakuan 200

mg/KgBB, 400 mg/KgBB, dan 600 mg/KgBB menunjukkan adanya penurunan

glukosa darah. Penurunan glukosa darah paling tinggi terjadi pada kelompok

perlakuan dengan dosis 400 mg/KgBB.

Pada tabel 4.1 penurunan yang bermakna terjadi pada kelompok perlakuan

dengan dosis 400 mg/KgBB. Pada kelompok perlakuan 200mg/KgBB dan 600

mg/KgBB terdapat beberapa sampel yang glukosa darahnya mengalami

peningkatan sehingga rerata pada kelompok tersebut tidak lebih besar dari

kelompok perlakuan 400 mg/KgBB.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Elly (2015), pemberian ekstrak daun

kelor selama 21 hari dengan dosis 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 600

mg/KgBB pada tikus yang diinduksi dengan aloksan mengalami penurunan yang

bermakna. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Olayaki (2015) dimana pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 300mg/KgBB

dan 600mg/KgBB selama 6 minggu dapat menurunkan glukosa darah secara

bermakna pada tikus yang diinduksi aloksan. Penelitian yang dilakukan oleh

Elizabeth (2017) menunjukkan penurunan yang bermakna pada tikus yang

diinduksi STZ dan diberikan ekstrak daun kelor dosis 250mg/KgBB selama 6

minggu. Pada penelitian ini hasil pada dosis 200 mg/KgBB dan 600 mg/KgBB

mengalami penurunan yang tidak bermakna. Perbedaan hasil ini dengan penelitian

sebelumnya diduga karena waktu pemberian dan penginduksi yang berbeda. Pada

Page 44: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

30

penelitian sebelumnya lama pemberian ekstrak daun kelor lebih lama

dibandingkan penelitian ini, serta penginduksi yang digunakan adalah aloksan

sedangkan penelitian ini menggunakan STZ. Pada penelitian yang dilakukan

Elizabeth (2017), walaupun penginduksi sama, tetapi dosis dan lama pemberian

ekstrak berbeda.

Peurunan glukosa darah yang terjadi karena ekstrak daun kelor

mengandung flavonoid yang dapat meningkatkan ekspresi GLUT 4 pada otot dan

meningkatkan ambilan glukosa oleh otot Soleus melalui jalur PI3K dan PKC pada

tikus.10

Pada penelitian yang dilakukan Olayaki(2015) pemberian ekstrak daun

kelor meningkatkan insulin plasma dan glikogen sintase pada hepar sehingga

dapat menurunkan glukosa darah.

4.3 Trigliserida Darah

Data trigliserida darah diambil diakhir perlakuan dengan mengambil darah

melalui vena cava inferior. Pengukuran trigliserida darah dengan metode

enzimatis yang hasilnya tertera pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Trigliserida

Kelompok Rerata ±SD p-value

Kontrol Negatif/ Non DM 179,183 ± 31,901

.196

Kontrol Positif/ DM tanpa Ekstrak

Daun Kelor 124,156 ± 11,593

DM + Ekstrak Daun Kelor 200mg 171,003 ± 115,829

DM + Ekstrak Daun Kelor 400mg 200,888 ± 65,862

DM + Ekstrak Daun Kelor 600mg 265,186 ± 168,794

Pada tabel 4.2 tampak kontrol positif memiliki kadar lebih rendah

dibandingkan kontrol negatif. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa tikus

dengan diabetes meilitus yang diakibatkan resistensi insulin maupun defisiensi

insulin akan mengalami peningkatan trigliserida. Insulin merupakan inhibitor dari

hormon sensitif lipase dan meningkatkan aktifitas LPL. Pada diabetes melitus

insulin berkurang sehingga aktifitas hormon sensitif lipase meningkat yang

menyebabkan lipolisis sedangkan aktifitas LPL menurun sehingga hidrolisis dari

trigliserida menurun. Standar deviasi pada kelompok perlakuan dosis 200

Page 45: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

31

mg/KgBB dan 600 mg/KgBB cukup tinggi karena terdapat sampel yang memiliki

kadar trigliserida sangat tinggi dibandingkan sampel yang lain. Kondisi tikus

dapat mempengaruhi hasil trigliserida. Induksi STZ memungkinkan untuk

menyebabkan kerusakan pada hepar. Hepar merupakan tempat sintesis trigliserida

dan akan dibentuk dalam bentuk VLDL. Pada tikus kontrol positif dicurigai

terjadi kerusakan hepar sehingga sintesis trigliserida kurang maksimal. Produksi

trigliserida yang sedikit menyebabkan kadar trigliserida dalam batas normal. Pada

kelompok perlakuan, terdapat beberapa tikus yang kadar trigliseridanya kurang

dari 150 mg/dL dan terdapat beberapa tikus yang kadar trigliseridanya terlalu

tinggi sehingga standar deviasi setiap kelompok sangat besar. Kadar trigliserida

yang terlalu tinggi terjadi pada sampel 1 kelompok perlakuan dosis 600 mg/KgBB

yang mencapai 500mg/dL. Hal ini terjadi diduga tikus tersebut mengalami proses

inflamasi. Proses inflamasi dipercaya dapat meningkatkan angiopoietin like

protein 4 yang bekerja sebagai inhibitor LPL. Sitokin juga dapat menurunkan

sintesis LPL. Aktivitas LPL yang berkurang menyebabkan metabolisme

trigliserida plasma berkurang sehingga trigliserida plasma tetap tinggi.36

Hasil uji Oneway Anova untuk membandingkan tiap-tiap kelompok. Pada

hasil uji tersebut didapatkan p>0.05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang

bermakna pada seluruh kelompok sehingga tidak perlu dilakukan uji Post Hoc.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elly (2015) dimana

pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB dan

600 mg/KgBB selama 21 hari dapat menurunkan trigliserida darah tikus diabetes

melitus yang diinduksi aloksan, dan penelitian oleh Olayaki (2015) dimana

pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 300 mg/KgBB dan 600 mg/KgBB

selama 6 minggu dapat menurunkan trigliserida darah dengan signifikan.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini antara lain waktu

pemberian yang lebih singkat dan penginduksi diabetes berupa streptozotocin

pada penelitian ini.

Hasil rerata trigliserida kontrol positif pada penelitian ini lebih rendah

dibandingkan kontrol negatif dan perlakuan, namun tidak terdapat perbedaan yang

bermakna. Pada kelompok perlakuan tedapat beberapa sampel yang trigliserida

darahnya dalam batas normal dan masih dalam kadar tinggi. Peneliti tidak dapat

Page 46: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

32

memastikan apakah pada kelompok perlakuan terjadi penurunan trigliserida darah

namun kurang merata pada tiap sampel karena waktu pemberian yang singkat atau

pemberian ekstrak daun kelor tidak berpengaruh sama sekali terhadap kadar

trigliserida darah.

4.4 Hubungan Glukosa Darah dan Trigliserida

Glukosa darah erat hubungannya dengan trigliserida. Glukosa darah yang

tinggi akan diubah menjadi trigliserida dalam hepar. Untuk mengetahui hubungan

glukosa darah dan trigliserida maka dilakukan uji Pearson.

Tabel 4.3 Hasil Uji Pearson

Glukosa Darah

Trigliserida Darah Pearson Correlation .459

Sig. (2 tailed) .021

Hasil uji pearson menunjukkan hasil signifikansi .021 yang berarti glukosa

darah dan trigliserida darah memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini sesuai

dengan teori dimana glukosa darah yang tinggi akan diubah menjadi Asetil KoA

dan melalui siklus Krebs akan berubah menjadi asam lemak. Asam lemak akan

diubah menjadi trigliserida dan dikemas dalam Apopotein membentuk VLDL.

Selanjutnya VLDL akan diedarkan di sirkulasi sehingga trigliserida darah tinggi.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan,antara lain:

1. Waktu pemberian ekstrak daun kelor yang singkat

2. Tidak terdapat data trigliserida sebelum perlakuan sehingga peneliti tidak dapat

menyimpulkan adanya penurunan trigliserida atau tidak.

Page 47: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dengan dosis 400

mg/KgBB selama 14 hari dapat menurunkan glukosa darah tikus jantan

galur Sprague dawley yang diinduksi Streptozotocin secara bermakna.

Penurunan tidak bermakna terjadi pada dosis 200 mg/KgBB dan 600

mg/KgBB.

2. Pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dengan dosis 200

mg/KgBB, 400 mg/KgBB, 600 mg/KgBB selama 14 hari berpengaruh

terhadap kadar trigliserida darah tikus jantan galur Sprague dawley yang

diinduksi Streptozotocin.

3. Terdapat hubungan antara kadar glukosa darah dan trigliserida darah

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan:

1. Waktu pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) lebih lama.

2. Pengambilan data trigliserida sebelum perlakuan.

3. Memberikan pembanding obat anti diabetes oral seperti glibenklamid atau

metformin

Page 48: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Dyah P. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Ed 6. Jakarta: Interna Publishing. 2014. p 2323.

2. Alvin CP, John MS, Michael RR. Diabetes Melitus Complications. Dalam:

Harrison’s Principles of Internal Medicine ed 20. Philadelphia: Mc Graw

Hill. 2018. p 2875)

3. World Health Organisation. Diabetes. 2018. Tersedia di

https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/diabetes diakses

tanggal 05 Juli 2019 pukul 19.50 WIB.

4. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Diabetes.

2014. Tersedia di

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-

diabetes.pdf diakses pada 05 Juli 2019 pukul 20.20 WIB.

5. Vijayaraghavan. Treatment of Dyslipidemia in Patients with Type 2

Diabetes. Lipids in Health and Disease. 2010;9(1):144

6. Kersten S. Mechanisms of Nutritional and Hormonal Regulation of

Lipogenesis. EMBO reports. 2001; 2(4): 282-286

7. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

2 di Indoesia. 2015. h 14

8. Toma A, Deyno S. Phytochemistry and Pharmacological Activities of

Moringa oleifera. IJP. 2014; 1(4): 222-231

9. Rajanandh MG, Kavitha J. Quantitative Estimation of β-sitosterol, total

phenolic, and flavonoid compound in the Leaves of Moringa oleifera.

Int.J. PharmaTech Res. 2010;2(2):1409-1414

10. López AV et al. Effects of Moringa oleifera Consumption on Dabetic

Rats. BMC Complementary and Alternative Medicine. 2018; 18:127

11. Omodanisi EI, Aboua YG, Chegou NN, Oguntibeju OO.

Hepatoprotective, antihyperlipidemic, and anti-inflammatory activity of

Moringa oleifera in Diabetic Induced Demage in Male Wistar Rats.

Pharmacogn. Res. 2017; 9 (2):182-187

12. Olayaki LA, Irekpita JE, Yakubu MT, Ojo OO. Methanolic extract of

Moringa oleifera leaves improves glucose tolerance, glycogen synthesis

and lipid metabolism in alloxan-induced diabetic rats. J Basic Clin Physiol

Pharmacol. 2015

13. Wardani E Sunaryo H, Sopiani M, Fatahillah M. Aktivitas

Antihipertrigliseridemia dan Antihiperglikemia Ekstrak Daun Kelor

Page 49: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

35

(Moringa oleifera) pada Tikus Hipertrigliserida Diabetes. Media Farmasi.

2015; 12(2): 199-212

14. Nada S, Hashem MAA, Abbas MS, Soliman AS, Ahmed FA. Evaluation

of Moringa oleifera Leaves Extract Effects on Streptozotocin Induced

Diabetic Rats. AFS. 2015;37(3)

15. Jones PM, Persaud SJ. Islet Function and Insulin Secretion. Dalam:

Textbook of Diabetes 4th

Edition. West Sussex: Wiley-Blackwell.2010. p

88-94

16. Vargas E, Carrillo SMA. Biochemistry, Insulin Metabolic Effect. Treasure

Island: StatPearls Publishing(Internet). 2019. Diakses dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525983/ tanggal 05 Juli 2019

17. Powers AC, Niswender KD, Molina CE. Diabetes Mellitus: Diagnosis

Classification, and Pathophisiology. Dalam: Harrison’s Principles of

Internal Medicine 20th

ed. USA: Mc Graw Hill. 2018. p 2850-2856

18. Alsahli. Abnormalities of Insulin Secretion and β cell Defect in Diabetes

Melitus type 2. Dalam: Textbook of Diabetes 4th

ed. West Sussex: Wiley-

Blacwell. 2010. p 161.

19. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

2 di Idonesia. 2015. hal 11.

20. Adam. Dislipidemia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. 4.

Jakarta: Interna Publishing. 2014. h 2549.

21. Murray RK, dkk. Biokimia Harper edisi 29. Jakarta: EGC. 2014

22. Rader. Disorders of Lipoprotein Metabolism. Dalam: Harrison’s Principal

Internal Medicine 20th

ed. USA: Mc. GrawHill. 2018. p 2890-2893.

23. Sugondo. Obesitas. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4.

Jakarta: Interna Publishing. 2014. h 2559-2563.

24. Janet L Funk. Disorders of the Emdocrine Pancreas. Dalam:

Pathophysiology of Disease 7th

ed. USA: Mc Graw Hill. 2014. p 539.

25. Syarifah Aminah et al. Kadungan Nutrisidan Sifat Fungsional Tanaman

Kelor (Moringa oleifera). Jakarta: Buletin Pertanian Perkotaan. 2015;5(2):

36.

26. Rideout TC, Marinangeli CPF, Harding SV. Trigliceryde Lowering

Response to Plant Sterol and Stanol Consumption. J AOAC Int. 2015;

98(3): 707-705

Page 50: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

36

27. Dumolt JH, Rideout TC. The Lipid Lowering Effects and Associated

Mechanisms of Dietary Phytosterol Supplementation. Cur Pharm Des.

2017; 23(24): 5077-5085.

28. Nagai S, Matsumoto C, Shibano M, Fujimori K. Supression of Fatty Acid

and Triglyceride synthesis by the Flavonoid Orientin through Decrease od

C/EBPδ Expression and Inhibition of PI3K/Akt-FOXO1 Signaling in

Adipocytes. Nutrients. 2018. 10: 130.

29. Eleazu CO, Eleazu KC, Chukwuma S, Essien UN. Journal of Diabetes &

Metabolic Disorders. 2013; 12(1): 60

30. Goud BJ, Dwarakanath V, Swamy BKC. Streptozotocin- A Dibetogenic

Agent in Animal Models. IJPPR. Human. 2015; vol 3(1): 253-269.

31. S Lanzen. The mechanism of aloxan and streptozotocin induced diabetes.

Diabetogonia. 2008;51: 216-226

32. Johnson M. Laboratory Mice and Rats. Labome (internet). 2012; 2:113

diakses dari https://www.labome.com/method/Laboratory-Mice-and-

Rats.html tanggal 20 Juli 2019

33. Budhi Akbar. Tumbuhan dengan Senyawa Aktif yang Berpotensi sebagai

Bahan Antifertilitas ed 1. Jakarta: Adabia Press. 2010. h 4-5

34. Sprague dawley rats model. Taconic lab (internet). Diakses dari

https://www.taconic.com/rat-model/sprague-dawley tanggal 20 Juli 2019

35. Liu and Mauvais-Jarvis. Minireview: Estrogenic Protection of β-Cell

Failure in Metabolic Desease. Endocrinology. 2010; 151(3): 859-864

36. Feingold KR, Grunfeld C. The Effect of Inflammation and Infection on

Lipids and Lipoprotein. MDText. 2019

Page 51: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

37

Page 52: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

38

Lampiran 2

Sertifikasi Hasil Uji

Page 53: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

39

Lampiran 3

Surat Keterangan Sehat Hewan

Page 54: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

40

Lampiran 4

Kaji Etik

Page 55: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

41

Lampiran 5

Dosis Streptozotocin

40 mg/KgBB = 40mg/1000 g = 4 mg/ 100 g BB

Bermakna : setiap 100 g berat badan, maka diberikan 4 mg streptozotocin

20 x 200 gram BB x 4 mg

100 g

= 160 mg

Ket : 20 adalah jumlah hewan coba yang diinduksi STZ. 200 mg adalah berat

badan maksimal yang tertera pada kriteria inklusi

Bermakna : jumlah total STZ yang dibutuhkan untuk menginduksi seluruh hewan

coba adalah 160 mg

STZ akan dilarutkan dalam larutan buffer dengan konsentrasi 4mg/0,1 mL

4 mg/100 gBB = 4 mg/0,1 mL

100 gBB = 0,1 mL

Bermakna : setiap 100 g BB hewan coba akan diberikan STZ sejumlah 0,1 mL

200 mg =

4 mg

X 0,1 mL

X = 200 mg x 0,1 mL

4 mg

X = 5 mL

Ket : 160 mg adalah kebutuhan STZ untuk seluruh tikus. Namun, untuk

meminimalkan kekurangan jumlah larutan, peneliti menggunakan 200 mg STZ

Bermakna : jumlah buffer sitrat yang dibutuhkan untuk melarutkan 200 g STZ

adalah 5 mL

Untuk pemberian dosis larutan STZ-buffer, berdasarkan pada berat masing-

masing hewan coba yang sudah ditimbang sebelumnya.

Page 56: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

42

Lampiran 6

Larutan Buffer

Sodium sitrat 0,1 M, berat molekul 258,068 g, sebanyak 100 mL

1 M = 258,068 g

1 L

0,1 M = 25,8068 g

1L

= 25,8068 g

1000 mL

= 2,58068 g

100 mL

Asam sitrat 0,1 M, berat molekul 192,123 g, sebanyak 100 mL

1 M = 192,123 g

1 L

0,1 M = 19,2123 g

1 L

= 19,2123 g

1000 mL

= 1,92123 g

100 mL

Campurkan 44,5 mL 0,1 M asam sitrat

55,5 mL 0,1 M natrium sitrat

100 mL larutan buffer sitrat dengan pH 4,479

Page 57: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

43

Lampiran 7

Dosis Pemberian Sukrosa

Sukrosa diberikan kepada hewan coba selama tiga hari pertama untuk

menghindari keadaan hipoglikemi akibat pemberian streptozotocin. Pemberian sukrosa

melalui oral, secara ad libitum, dan diletakkan di dalam tempat minum. Terdapat 10

kandang di mana setiap kandang diberikan dua botol minum. Follow up terhadap botol

minuman dilakukan tiga kali sehari, dan di waktu tersebutlah botol minuman akan diisi

kembali sampai penuh.

Kebutuhan volume sukrosa untuk seluruh hewan coba.

Volume total = 80 mL x 20 x 6

= 9600 mL

= 9,6 L

Ket: Volume 1 botol minuman = 80 mL.

Jumlah seluruh botol minuman = 20 buah

Banyak pemberian = 6 kali

Sukrosa yang digunakan adalah sukrosa dengan konsentrasi 10%, maka:

10 g

100 mL =

X

9600 mL

X = 10 .g x 9600 mL

100 mL

= 96000 g...

100 mL

= 960 g

Maka, untuk membuat sukrosa 10% sebanyak 9600 mL, dibutuhkan 960 g

sukrosa.

Page 58: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

44

Lampiran 8

Dosis Daun Kelor

Dosis pemberian daun kelor berdasarkan kelompok, yakni P1 sejumlah 200

mg/kgBB, P2 sejumlah 400mg/KgBB, dan P3 sejumlah 600mg/kgBB. Maka akan

didapatkan hasil berupa dosis pemberian dalam satuan mg (miligram) pada masing-

masing hewan coba.

Untuk mempermudah pemberian ekstrak melalui oral, maka ekstrak daun kelor

dilarutkan ke dalam aquadest. Peneliti menggunakan konsentrasi 25 mg/0,2 mL

didasari oleh kapasitas lambung hewan coba, yaitu maksimal 5 mL.

25 mg =

1 mg

0,2 mL x

X = 1 mg x 0,2 mL

25 mg

X = 0,008 mL

Bermakna : setiap dosis 1 mg daun kelor dilarutkan ke dalam 0,008 mL aquadest.

Maka, untuk mengukur dosis pemberian berupa larutan didapatkan rumus:

Y = P x 0,008

Ket : Y adalah jumlah larutan ekstrak daun kelor yang diberikan (mL).

P adalah jumlah ekstrak daun kelor dalam bentuk ekstrak (mg).

0,008 adalah volume aquadest yang dibutuhkan dalam 1 mg ekstrak daun kelor.

Kebutuhan per hari dalam

200 mg/KgBB 200 mg x 0,2 kg = 40 mg x 5 = 200 mg

400 mg/KgBB 400 mg x 0,2 kg = 80 mg x 5 = 320 mg

600 mg/kgBB 600 mg x 0,2 kg = 120 mg x 5 = 600 mg

Total = 200 mg + 320 mg + 600 mg = 1.120 mg

Ket : 0,2 kg adalah berat maksimal hewan coba dalam kriteria inklusi

5 adalah jumlah hewan coba dalam satu kelompok

Kemudian dimasukan ke dalam rumus di atas.

Y = 1.120 x 0,008

= 8,96 mL

Bermakna : Jumlah larutan ekstrak daun kelor yang dibutuhkan dalam satu hari

adalah 8,96 mL

Page 59: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

45

Lampiran 9

Proses Penelitian

Gambar 6.1 Aklimatisasi hewan coba

Gambar 6.3 Pengukuran pH buffer

Gambar 6.5 Induksi STZ

Gambar 6.2 Penimbangan STZ

Gambar 6.4 Pencampuran STZ dan

Gambar 6.6 Pembuatan sukrosa 2%

Page 60: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

46

Gambar 6.7 Pengukuran GDS

Gambar 6.9 Anastesi dengan kapas Eter

Gambar 6.8 Pemberian Ekstrak daun MO

Gambar 6.10 Nekropsi

Page 61: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

47

Lampiran 10

Hasil Analisa Glukosa dan Trigliserida Darah

Hasil Glukosa Darah

1 2 3 4 5

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

KP 480 449 489 368 480 574 175 401 520 419

KN 85 116 113 116 85 115 118 118 100 113

P1 489 577 504

462 57 254 97 514 74

P2 235 85 403 63 403 103 460 344 498 412

P3 355 500 538 305 460 426 427 103 540 158

Hasil Trigliserida Darah

1 2 3 4 5

Kontrol Negatif 187.389 158.9698 228.4192 145.1155 176.0213

Kontrol Positif 140.675 127.8863 120.071 108.881 123.2682

Perlakuan dosis

200mg/KgBB 317.762 MATI 90.05329 135.3464 140.8526

Perlakuan dosis

400mg/KgBB 129.4849 160.746 174.2451 256.1279 283.8366

Perlakuan dosis

600mg/KgBB 532.5044 104.6181 290.7638 138.5435 259.5027

Deskriptif Glukosa Darah

Descriptives

Statistic Std. Error

KP_PRE Mean 413,7500 80,13985

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 158,7092

Upper Bound 668,7908

5% Trimmed Mean 421,1111

Median 480,0000

Variance 25689,583

Std. Deviation 160,27970

Minimum 175,00

Maximum 520,00

Range 345,00

Interquartile Range 258,75

Skewness -1,915 1,014

Kurtosis 3,749 2,619

KP_POST Mean 460,7500 39,02643

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 336,5505

Upper Bound 584,9495

Page 62: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

48

5% Trimmed Mean 457,7778

Median 434,0000

Variance 6092,250

Std. Deviation 78,05287

Minimum 401,00

Maximum 574,00

Range 173,00

Interquartile Range 137,25

Skewness 1,633 1,014

Kurtosis 2,692 2,619

KN_PRE Mean 97,0000 7,84219

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 72,0426

Upper Bound 121,9574

5% Trimmed Mean 96,5000

Median 92,5000

Variance 246,000

Std. Deviation 15,68439

Minimum 85,00

Maximum 118,00

Range 33,00

Interquartile Range 28,50

Skewness 1,008 1,014

Kurtosis -,499 2,619

KN_POST Mean 115,5000 1,04083

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 112,1876

Upper Bound 118,8124

5% Trimmed Mean 115,5000

Median 115,5000

Variance 4,333

Std. Deviation 2,08167

Minimum 113,00

Maximum 118,00

Range 5,00

Interquartile Range 4,00

Skewness ,000 1,014

Kurtosis ,391 2,619

P1_PRE Mean 429,7500 59,53763

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 240,2747

Upper Bound 619,2253

5% Trimmed Mean 434,8333

Median 475,5000

Variance 14178,917

Page 63: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

49

Std. Deviation 119,07526

Minimum 254,00

Maximum 514,00

Range 260,00

Interquartile Range 201,75

Skewness -1,812 1,014

Kurtosis 3,376 2,619

P1_POST Mean 305,5000 139,20279

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -137,5054

Upper Bound 748,5054

5% Trimmed Mean 304,2222

Median 294,0000

Variance 77509,667

Std. Deviation 278,40558

Minimum 57,00

Maximum 577,00

Range 520,00

Interquartile Range 500,00

Skewness ,041 1,014

Kurtosis -5,727 2,619

P2_PRE Mean 399,0000 58,04739

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 214,2673

Upper Bound 583,7327

5% Trimmed Mean 402,6111

Median 431,5000

Variance 13478,000

Std. Deviation 116,09479

Minimum 235,00

Maximum 498,00

Range 263,00

Interquartile Range 211,50

Skewness -1,369 1,014

Kurtosis 1,791 2,619

P2_POST Mean 236,0000 83,23160

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -28,8801

Upper Bound 500,8801

5% Trimmed Mean 234,6111

Median 223,5000

Variance 27710,000

Std. Deviation 166,46321

Minimum 85,00

Maximum 412,00

Page 64: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

50

Range 327,00

Interquartile Range 305,50

Skewness ,132 1,014

Kurtosis -5,129 2,619

P3_PRE Mean 445,5000 38,37643

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 323,3691

Upper Bound 567,6309

5% Trimmed Mean 445,2778

Median 443,5000

Variance 5891,000

Std. Deviation 76,75285

Minimum 355,00

Maximum 540,00

Range 185,00

Interquartile Range 147,00

Skewness ,147 1,014

Kurtosis ,619 2,619

P3_POST Mean 296,7500 97,81221

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -14,5321

Upper Bound 608,0321

5% Trimmed Mean 296,2222

Median 292,0000

Variance 38268,917

Std. Deviation 195,62443

Minimum 103,00

Maximum 500,00

Range 397,00

Interquartile Range 364,75

Skewness ,054 1,014

Kurtosis -4,930 2,619

Normalitas Glukosa Darah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KP_PRE ,410 4 . ,729 4 ,024

KP_POST ,310 4 . ,840 4 ,195

KN_PRE ,278 4 . ,859 4 ,256

KN_POST ,155 4 . ,998 4 ,995

P1_PRE ,357 4 . ,789 4 ,084

Page 65: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

51

P1_POST ,297 4 . ,797 4 ,097

P2_PRE ,264 4 . ,895 4 ,407

P2_POST ,288 4 . ,844 4 ,206

P3_PRE ,175 4 . ,995 4 ,983

P3_POST ,261 4 . ,878 4 ,329

a. Lilliefors Significance Correction

Transformasi Normalitas Glukosa Darah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Transform_KP_PRE ,447 5 ,001 ,636 5 ,002

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji t berpasangan

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 KP_PRE - KP_POST -13,40000 145,61696 65,12189 -194,20734 167,40734 -,206 4 ,847

Pair 2 KN_PRE - KN_POST -15,40000 14,60479 6,53146 -33,53425 2,73425 -2,358 4 ,078

Pair 3 P1_PRE - P1_POST 124,25000 351,76543 175,88271 -435,48729 683,98729 ,706 3 ,531

Pair 4 P2_PRE - P2_POST 198,40000 114,17005 51,05840 56,63916 340,16084 3,886 4 ,018

Pair 5 P3_PRE - P3_POST 165,60000 218,09012 97,53287 -105,19465 436,39465 1,698 4 ,165

Hasil Uji Wilcoxon

Test Statisticsa

KP_POST -

KP_PRE

Z -,135b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,893

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Deskriptif Trigliserida

Descriptives

Statistic Std. Error

KP Mean 124,156291 5,1845543

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 109,761661

Page 66: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

52

Upper Bound 138,550922

5% Trimmed Mean 124,087215

Median 123,268200

Variance 134,398

Std. Deviation 11,5930159

Minimum 108,8810

Maximum 140,6750

Range 31,7940

Interquartile Range 19,8046

Skewness ,248 ,913

Kurtosis ,953 2,000

KN Mean 179,182960 14,2665802

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 139,572583

Upper Bound 218,793337

5% Trimmed Mean 178,340250

Median 176,021300

Variance 1017,677

Std. Deviation 31,9010430

Minimum 145,1155

Maximum 228,4192

Range 83,3037

Interquartile Range 55,8615

Skewness ,925 ,913

Kurtosis ,926 2,000

P1 Mean 136,802860 51,8002297

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -7,017634

Upper Bound 280,623354

5% Trimmed Mean 134,349733

Median 135,346400

Variance 13416,319

Std. Deviation 115,8288348

Minimum ,0000

Maximum 317,7620

Range 317,7620

Interquartile Range 184,2807

Skewness ,875 ,913

Kurtosis 1,912 2,000

P2 Mean 200,888100 29,4546633

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 119,108844

Upper Bound 282,667356

5% Trimmed Mean 200,246694

Page 67: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

53

Median 174,245100

Variance 4337,886

Std. Deviation 65,8626293

Minimum 129,4849

Maximum 283,8366

Range 154,3517

Interquartile Range 124,8668

Skewness ,425 ,913

Kurtosis -2,304 2,000

P3 Mean 265,186500 75,4870930

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 55,600730

Upper Bound 474,772270

5% Trimmed Mean 259,255972

Median 259,502700

Variance 28491,506

Std. Deviation 168,7942713

Minimum 104,6181

Maximum 532,5044

Range 427,8863

Interquartile Range 290,0533

Skewness 1,122 ,913

Kurtosis 1,283 2,000

Hasil Uji Normalitas Trigliserida

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KP ,174 5 ,200* ,986 5 ,962

KN ,198 5 ,200* ,951 5 ,746

P1 ,286 5 ,200* ,930 5 ,600

P2 ,257 5 ,200* ,909 5 ,463

P3 ,240 5 ,200* ,905 5 ,437

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Homogenitas Trigliserida

Test of Homogeneity of Variances

Data_Trigliserida

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,472 4 20 ,078

Page 68: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

54

Hasil Uji Oneway Anova untuk Trigliserida

ANOVA

Data_Trigliserida

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 63352,516 4 15838,129 1,671 ,196

Within Groups 189591,142 20 9479,557

Total 252943,658 24

Page 69: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

55

Lampiran 11

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Masnunah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 26 Juni 1998

Agama : Islam

Alamat : Sambirono Kulon RT016/RW003 Sidodadi, Kec Taman, Sidoarjo

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2002 – 2004 : TK Darussalam

2004 – 2010 : SD Negeri Kramat Jegu 1 Kabupaten Sidoarjo

2010 – 2013 : SMP Negeri 1 Taman Kabupaten Sidoarjo

2013 – 2016 : SMA Negeri 6 Kediri

2016 – sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta