Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH
BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
(SKRIPSI)
Oleh
ADE RAHMA PUTRI
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF INTENSIFICATION IN EARTH TAX
COLLECTION AND RURAL AND URBAN BUILDING (PBB-P2) BY TAX
AND RETRIBUTION MANAGEMENT AGENCIES
By
Ade Rahma Putri
The tax intensification is carried out based on the results of the receipt of the
realization of the Land and Building Tax on Rural and Urban Areas that are not in
line with the revenue target of the Local Revenue of the tax sector. This study uses
the concept of indicators of what efforts are being made in intensifying the Rural
and Urban Land and Building Tax and what factors affect the effectiveness of
intensification in increasing the Rural and Urban Land and Building Tax. The
method used in this study is a type of descriptive research with a qualitative
approach. This study aims to determine the effectiveness of intensification activities
in tax collection carried out by the Bandar Lampung City government. Based on
research conducted the results obtained are the implementation of this
intensification has not been effective. This research is said to be ineffective because
the efforts that have been made have not been able to have a maximum impact
related to the receipt of Land and Building Taxes in Rural and Urban Areas in
Bandar Lampung City. The main factor that strongly influences the low level of tax
revenue is the low level of public awareness in paying taxes, so that the realization
target of the Rural and Urban Land and Building Tax in Bandar Lampung City is
not reached.
Keywords: Intensification, Realization, Tax, Effectiveness.
ABSTRAK
EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH BADAN
PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
Oleh
ADE RAHMA PUTRI
Pelaksanaan intensifikasi pajak ini dilakukan berdasarkan dari hasil realisasi penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang tidak sesuai dengan target
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pajak. Penelitian ini menggunakan konsep
indikator upaya apa saja yang dilakukan dalam intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas
intensifikasi dalam meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya kegiatan
intensifikasi dalam pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil yang didapat ialah pelaksanaan intensifikasi ini
belum efektif. Penelitian ini dikatakan belum efektif karena upaya yang telah dilakukan belum
bisa berdampak maksimal terkait penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung. Faktor utama yang sangat mempengaruhi
rendahnya tingkat penerimaan pajak yaitu masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat
dalam membayar pajak, sehingga target realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung tidak tercapai.
Kata Kunci: Intensifikasi, Realisasi, Pajak, Efektivitas.
EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH
BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
Oleh
ADE RAHMA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ade Rahma Putri, lahir di
Bandar Lampung pada tanggal 23 September 1997.
Penulis merupakan anak dari Bapak Nana Sutisna
dan Ibu Siti Nuraini. Pendidikan yang ditempuh oleh
penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) di TK
Taman Siswa Bandar Lampung, yang diselesaikan
pada tahun 2003. Kemudian penulis melajutkan
Pendidikan ke Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1
Gulak-Galik yang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian melanjutkan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 16 Bandar Lampung
yang diselesaikan pada tahun 2012, dan melanjutkan Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada
tahun 2015.
Selanjutnya pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur
undangan. Pada tahun 2018, penulis melaksanakan KKN di Desa Tanjung Gunung,
Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus selama 40 hari. Kegiatan KKN
ini telah memberikan pengalaman yang berharga bagi penulis tentang fenomena
empiris di lapangan berkaitan dengan bidang ilmu penulis. Selama menjadi
mahasiswa, penulis pernah mengikuti Organisasi Intra Kampus, yaitu Organisasi
Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (Himagara) sebagai Anggota
Bidang Minat dan Bakat (MIKAT). Organisasi yang penulis ikuti tersebut telah
mengembangkan karakter dan kepribadian penulis selama menjadi mahasiswa,
hingga sampai sekarang ini. Penulis yakin organisasi yang penulis ikuti tersebut
akan bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
MOTTO
Allahumma yassir walaa tu’assir
“YaAllah permudahlah urusanku, permudahlah jangan disulitkan”
You Never Know If You Never Try
(Ade Rahma)
Jangan menunggu. Takkan pernah ada waktu yang tepat
(Napoleon Hill)
Start where you are. Use what you have. Do what you can
(Arthur Ashe)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT
Maha syukur ku kepada Allah SWT, atas segala hikmat, nikmat dan
kekuatan jiwa yang tak pernah lelah berjalan bersama langkah-langkah kecil
ku sepanjang hidup ini
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang menyayangiku:
Ayah dan Ibu Tercinta
Yang selalu memberikan kekuatan untuk menjalani semua proses ini dan yang
selalu memberikan dukungan, nasehat, dan kasih sayangnya yang tiada henti.
Kakakku
Yang selalu memberikan semangat dan contoh baik
Segenap keluarga besar yang selalu mencurahkan dukungan dan doanya kepadaku
Sahabat - sahabat yang selalu ada dan setia
menemaniku saat suka maupun duka
Para dosen dan Civitas Akademika
Yang telah memberikan bekal ilmu, dukungan, dan doa agar bisa sukses
Kedepannya
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillah, Puji Syukur Penulis Ucapkan Atas Ke Hadirat Allah SWT Beserta
Segala Limpahan Rahmat, Karunia, Dan Kasih Sayang-Nya, Sehingga Penulis
Dapat Menyelesaikan Skripsi Dengan Judul “Efektivitas Intensifikasi Dalam
Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2)
Oleh Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah”. Skripsi Ini Disusun
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar- besarnya pada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karya
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pihak pembaca yang penulis dapat berkembang di
masa yang akan datang. Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan serta
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selau Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah
membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis semasa kuliah.
3. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus Dosen
Pembimbing Kedua skripsi penulis, terimakasih atas bimbingan dan
bantuannya serta kebesaran hati kepada penulis selama masa bimbingan.
4. Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembimbing Utama yang telah memberikan perhatian dan arahan kepada
penulis selama menjadi Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan yang
telah membimbing, terimakasih atas saran dan masukannya serta nasehat yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Nana Mulyana, S.IP., M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan
berbagai kritik, saran, dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan dan
menyempurnakan skripsi ini.
6. Segenap dosen pengajar atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan, dan para
staff yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis selama kuliah.
7. Ibu Zainur S.E., M.M dan Bapak Joni Efriadi S.E atas kerjasamanya dalam
membantu penulis melakukan penelitian dan mencari data selama proses
skripsi.
8. Kedua orang tuaku Ayahanda Nana Sutisna terimakasih atas curahan nasehat
dan perhatian selama ini, Ibunda Siti Nuraini yang selalu setia menemani
penulis selama proses penulisan dan turun lapang serta doa yang tak pernah
henti dicurahkan kepada penulis selama hidup.
9. Kakakku Reza Setia Kurniawan yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan agar penulis cepat menyelesaikan skripsi.
10. Seluruh keluarga besarku yang selalu membantu dan memberikan doa dan
nasehat-nasehat yang tiada henti untuk segera menyelesaikan skripsi.
11. Utiku, sahabatku dari TK terimakasih atas semangat dan kesabarannya yang
selalu diberikan untuk aku agar segera menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih
sudah selalu ada saat aku membutuhkan bantuan apapun, lopyu to the moon and
back.
12. Bie, yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk penulis agar segera
menyelesaikan skripsi. Terimakasih udah mengiringi dengan musik – musik
yang ciamik dan jokes yang receh saat w lagi ngerjain skripsi dan juga makaci
atas bantuannya selama ini, thanks a lot.
13. Karina Veby Edithya, teman penulis dari awal masuk kuliah hingga sekarang
terimakasih selalu setia dan ada saat penulis membutuhkan teman curhat. Jahat
udah wisuda duluan.
14. Ayu Safitri, teman penulis semasa SMP, SMA, dan kuliah yang selalu
menemani per skripsweet-an ini. Terimakasih ayoee yang paling sering
menemani baik saat galau maupun senang dan selalu menyemangati aku untuk
cepet – cepet menyelesaikan drama skripsi ini. Me luvya.
15. Kania Adhisty, teman penulis semasa SMA hingga saat ini. Terimakasih atas
motivasi dan semangat positif untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan juga
jokes yang ter-amat sangat receh yang selalu diberikan untuk penulis. Semoga
dik niakuu nanti sudah punya pendamping wisuda yah, amin. Luvya dr
Lampung!
16. Annisa Hidayati, teman penulis yang mirip Ria Ricis. Terimakasih atas
bantuannya selama ini yang udah mau di repotin sama aku, kalo aku nanya-
nanya tentang skripsi dan juga atas bantuannya selama ini. Semoga kedepannya
dik oca cepat dipertemukan dengan jodoh yang terbaik buat dik oca yah, amin!
17. Thanzilul Putri Pratami, teman penulis yang luar biasa recehnya. Berkat dik
tami aku ada teman receh!xoxo. Terimakasih atas semua bantuan yang telah
diberikan selama ini dan juga atas bantuannya yang udah mau direpotin untuk
menemani aku dikampus mengurus drama skripsi ini. Semoga dik tami segera
menyusul untuk nyelesain skripsimu ya, amin!
18. Teman-teman ATLANTIK (Angkatan Tujuh Belas Administrasi Publik) yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
19. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Terimakasih atas
dukungannya.
Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis meminta maaf apa bila ada
kesalahan yang disengaja atau pun tidak di sengaja. Semoga skripsi ini
bermanfaat.
Bandarlampung, 07 Agustus 2019
Penulis,
Ade Rahma Putri
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas ................................................................................................. 12
1. Teori Efektivitas ................................................................................. 12
2. Ukuran Efektivitas .............................................................................. 14
B. Pajak ......................................................................................................... 17
1. Pengertian Pajak ................................................................................. 17
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ...................................................... 18
3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)............................................ 20
4. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) .......................................... 21
5. Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ............................ 22
6. Intensifikasi Pajak ............................................................................... 23
C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 28
B. Fokus Penelitian........................................................................................ 29
C. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 30
D. Informan Penelitian .................................................................................. 31
E. Sumber Data ............................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 33
H. Teknik Keabsahan Data ............................................................................ 34
IV. GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ..................................................................................... 37
1. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung .......................................... 37
2. Gambaran Umum Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah ....... 38
ii
a. Profil Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah .................... 38
b. Fungsi dan Tugas Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah ........................................................................................... 39
c. Susunan Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah ........................................................................................... 40
d. Visi Misi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah .............. 43
B. Hasil
1. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung .......... 45
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam
meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) di Kota Bandar Lampung ................................................... 49
C. Pembahasan
1. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung .......... 67
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam
meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) di Kota Bandar Lampung ................................................... 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015-2017 .................................................... 4
2. Tabel Informan ............................................................................................... 31
3. Tabel Luas Wilayah Administrasi Kota Bandar Lampung............................. 37
4. Tabel Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan (PBB-P2) Per
Kecamatan Wilayah Kota Bandar Lampung Tanggal 1 Januari s/d 1
Oktober 2018 .................................................................................................. 65
5. Tabel Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan (PBB-P2)
Kecamatan/Kelurahan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung Tanggal
1 Januari s/d 1 Oktober 2018 .......................................................................... 66
6. Tabel Matriks Upaya Intensifikasi Dalam Pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) .............................................. 76
7. Tabel Matriks Efektivitas Intensifikasi Dalam Pemungutan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) ....................................... 96
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ...................................................................................... 27
2. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah ...... 41
3. Wawancara Dengan Bapak Joni Efriadi S.E (Kepala Sub. Bidang Pengolahan
data dan informasi BPPRD Kota Bandar Lampung) ...................................... 49
4. Wawancara dengan Ibu Zainur S.E., M.M (Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian) ................................................................................................... 53
5. Bagan Standar Pelayanan Minimal Pemungutan Pajak Daerah System Self
Assesment ......................................................................................................... 61
6. Cara – Cara Pengajuan Pengurangan Atas Pajak Terhutang/Denda ................ 70
7. Dasar Hukum Pelayanan Pajak ........................................................................ 72
8. Cara – Cara Pengajuan Keberatan Atas Penunjukkan Sebagai Wajib Pajak
Maupun Pajak Terhutang ................................................................................. 89
9. Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pengelola Pajak Pada
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Bandar Lampung ............ 91
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan pungutan wajib yang dikenakan kepada wajib pajak yang dapat
dipaksakan. Penghasilan Negara berasal dari rakyatnya itu sendiri melalui pungutan
pajak. Pungutan pajak merupakan sumber terpenting yang memberikan penghasilan
kepada Negara. Penghasilan tersebut untuk membiayai kepentingan umum yang
mencakup kepentingan pribadi individu seperti kesehatan rakyat, pendidikan,
kesejahteraan, dan sebagainya. Pungutan pajak merupakan penghasilan masyarakat
yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat yang akhirnya digunakan
untuk kepentingan seluruh masyarakat. (Sumber: http://e-
journal.uajy.ac.id/974/3/2EA16812.pdf, diakses pada 25 Oktober 2018).
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) sebagai salah satu perangkat
daerah yang mempunyai tugas membatu kepala daerah dalam pengelolaan
keuangan daerah, dituntut harus mampu memainkan peran yang dimiliki dalam
menggali sumber – sumber pendapatan asli daerah, salah satunya dari Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Sebelumnya Badan Pengelola
Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) ini dikenal dengan nama Dinas Pendapatan
Daerah (Dispenda). Tugas pokok Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
2
(BPPRD) adalah melaksanakan atau menjalankan sebagian pekerjaan pada Bidang
Pengelolaan Daerah Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. Berikut fungsi-fungsi
dari Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung,
yaitu: 1) Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pada bidang pendapatan daerah, 2) Mengelola kegiatan administrasi
keuangan dan penyusunan anggaran dinas, 3) Pengelolaan kegiatan pembukuan dan
pelaporan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan asli daerah lainnya, serta
penagihan Pajak Bumi dan Bangunan, 4) Penyelenggaraan kegiatan teknis
operasional pemungutan pajak daerah, 5) Pengkoordinasian pada bidang
pendapatan daerah dengan unit dan instansi terkait dalam pemungutan pajak dan
retribusi daerah, 6) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai
dengan lingkup tugasnya, 7) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum pada bidang pendapatan daerah, dan 8) Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak yang bersifat kebendaan dalam
arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah atau
bangunan. Menururt Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2) yaitu iuran yang dikenakan terhadap orang atau badan yang secara nyata
3
mempunyai hak, memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat dari bumi dan
bangunan perdesaan dan perkotaan.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang awalnya
merupakan pajak pusat saat ini telah dialihkan ke Kabupaten atau Kota menjadi
pajak daerah. Berdasarkan pasal 182 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Bersama Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 serta Nomor 58
Tahun 2010 tentang Tahapan Pengalihan Pajak Bumi Bangunan dan Perdesaan dan
Perkotan (PBB-P2), Pemerintah Kota Bandar Lampung mengambil kebijakan
untuk mengalihkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
dimulai pada 1 Januari 2012. Dengan adanya kebijakan ini penerimaan Pajak Bumi
Bangunan dan Perdesaan dan Perkotan (PBB-P2) seluruhnya akan masuk ke dalam
kas pemerintah Kabupaten atau Kota Bandar Lampung dan diharapkan Pemerintah
Daerah dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin agar dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berperan dalam pembangunan daerah.
Peraturan Walikota Nomor 20 tahun 2018 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja UPT pengelola pajak pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
(BPPRD) Kota Bandar Lampung dan Keputusan Walikota Nomor
60/IV.02/HK/2018 tentang penetapan pemberian pengurangan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kepada wajib pajak tertentu tahun
pajak 2018 diharapkan target pencapaian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan
dan Perkotaan (PBB-P2) dapat terealisasi dengan baik. Namun Pemerintah Kota
setiap tahunnya mempunyai target dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
4
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai sumber pendapatan daerah, tetapi tidak
selalu target tersebut terealisasi dengan sempurna. Terkadang juga realisasi
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) jauh
dibawah target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota. Berikut merupakan
tabel realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) di Kota Bandar Lampung dari tahun 2015 hingga 2017.
Tabel 1.1 Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar
Lampung Tahun 2015-2017
Tahu
n
Target Realisasi Sisa Target
SPPT PBB (Rp) SPPT PBB (Rp) SPPT PBB (Rp)
2015 285,195 100,000,000,000 146,983 48,170,457,140 138,213 51,829,542,860
2016 530,364 150,000,000,000 181,424 79,589,369,174 348,940 70,410,630,826
2017 410,000 160,000,000,000 179,897 83,029,846,318 230,103 76,970,153,681
Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2018
Dapat dilihat dari data diatas bahwa pencapaian target realisasi Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) menggunakan persentase pada tahun
2015 – 2017 terbilang tidak stabil karena pada tahun 2015 pencapaian target
realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sejumlah
48,17% dan pada tahun 2016 meningkat hingga 4,88% yaitu sejumlah 53,05% serta
pada tahun 2017 pencapaian target realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB-P2) turun hingga 1,16% yaitu sejumlah 51,89%. Adanya
pencapaian target realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan
(PBB-P2) terdapat hutang masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-P2). Jika dilihat menggunakan persentase, hutang
masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-
5
P2) pada tahun 2015 – 2017 juga terbilang tidak stabil. Pada tahun 2015 hutang
masyarakat terhitung sejumlah 51,82% dan pada tahun 2016 hutang masyarakat
terhadap Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-P2)
mengalami penurunan hingga 4,88% yaitu sejumlah 46,94% serta pada tahun 2017
hutang masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan
(PBB-P2) mengalami peningkatan hingga 1,16% yaitu sejumlah 48,10%. Hal ini
terbukti bahwa realisasi pencapaian target pemungutan pajak tidak stabil sehingga
terjadi lonjakan naik turun yang membuat persentase realisasi kurang baik.
Pada Kota Bandar Lampung sendiri akibat tunggakan para wajib pajak Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pemerintah Kota Bandar
Lampung mengalami kerugian dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sektor pajak (PBB-P2) yaitu mencapai ratusan miliyar rupiah. Tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah kota untuk menagih para wajib pajak Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB-P2) yaitu pemerintah kota bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri
Kota Bandar Lampung.
Pada kenyataannya masih terdapat wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya
dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
sebagai wajib pajak. Hal yang dilakukan oleh wajib pajak yaitu dengan
menyembunyikan data maupun tidak melunasi pajak terutang tepat pada waktunya.
Akibat dari tindakan wajib pajak yang berfungsi sebagai sarana pencairan
tunggakan pajak ini akan menghambat dalam realisasi penerimaan, salah satu hal
yang harus diperhatikan oleh pegawai pemerintah yang diberi kewenangan untuk
melaksanakan tugas pemungutan pajak dan dikenal sebagai pejabat pajak yaitu
6
adalah bagaimana penagihan pajak terhadap para wajib pajak akan dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, karena baik atau tidaknya dalam suatu
penagihan pajak akan mempengaruhi pendapatan dari sektor pajak tersebut.
Upaya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) dalam pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) telah menyiapkan
cara dalam pembayaran pajak itu sendiri yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung mempersipkan pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pada setiap loket pembayaran di
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) disetiap kecamatan kota Bandar Lampung. Pada awalnya di Unit
Pelayanan Teknis (UPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) di kecamatan ini hanya untuk penagihan dan pendataan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan sebagai sarana sosialisasi bagi
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) dalam menyampaikan
kepada masyarakat disetiap kecamatan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB-P2) sangat penting dalam pembangunan nasional terutama
pembangunan daerah itu sendiri.
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung
mengupayakan dalam hal pencapaian target pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung membuka loket di setiap Unit Pelayanan
Teknis (UPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang
mana wajib pajak hanya perlu melampirkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
7
(SPPT) dan uang sejumlah yang tertera pada Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
(SPPT) kepada petugas pajak di kantor kecamatan, setelah itu petugas pajak yang
akan membayarkan ke Bank Lampung. Dan surat bukti pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) akan diterima oleh wajib pajak
keesokan harinya. Hal ini dilakukan agar memudahkan para wajib pajak dalam
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2016 besaran denda
PBB sebesar 2% setiap bulannya. Namun pemerintah Kota Bandar Lampung
menjelaskan bahwa untuk memotivasi wajib pajak membayar PBB tahun 2018 ini,
pemerintah Kota Bandar Lampung tetap memberikan diskon yaitu untuk PBB
bernilai hingga Rp200.000 diskon 50%, sedangkan PBB bernilai Rp200.000 hingga
Rp500.000 mendapat diskon 20%. (http://lampung.rilis.id/kejar-target-rp150-
miliar-pbb-tetap-diskon-50-persen, diakses pada 5 September 2018).
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung
mencatat sampai saat ini jumlah pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) baru 36%, dari target Rp150 miliar. Sedangkan
waktu tempo pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Bandar Lampung
yaitu pada 31 Oktober 2018, pencapaian baru sebesar 36%. Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung mengingatkan bagi
para wajib pajak yang telah lewat dari waktu tempo maka akan dikenakan denda
sebesar 2% dan jika lewat dari tempo akan terkena denda sebesar 2% dikalikan
dengan pembayaran yang berlaku ditiap bulannya setelah waktu tempo. Kemudian
jika terdapat para wajib pajak yang sulit untuk pembayaran Pajak Bumi dan
8
Bangunan (PBB) tersebut, proses selanjutnya akan diambil alih oleh Kejaksaan
Negeri (Kejari) yang sebelumnya sudah ada MoU antara Pemerintah Kota dan
Kejaksaan Negeri, mengenai para wajib pajak yang sulit dalam pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) itu. Sehingga nantinya akan diproses oleh Kejari, jika
masih terus berlanjut tentu akan diproses secara hukum, dan hal itu jelas terdapat
dalam Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009, yang diturunkan dalam Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan juga bahwa bagi yang tidak membayar pajak akan dikenakan sanksi.
(http://www.lampost.co/berita-jelang-penurutapn-pad-pbb-kota-bandar-lampung-
baru-36-persen.html, diakses pada 29 Oktober 2018).
Pajak dianggap cukup potensial sebagai sumber dana untuk membiayai
pembangunan yang bersumber dari kemampuan bangsa sendiri tanpa harus
menguntungkan diri dari pinjaman Negara lain, sehingga kesadaran warga Negara
untuk melaksanakan kewajibannya dalam membayar pajak sangat diperlukan.
Kesadaran warga negara untuk melaksanakan kewajibannya dalam membayar
pajak merupakan salah satu permasalahan yang akan mempengaruhi penerimaan
pajak. Diharapkan dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 82/Pmk.03/2017 Tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi Dan
Bangunan para wajib pajak mampu melakukan kewajibannya sebagai wajib pajak.
Tingkat realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan
(PBB-P2) yang tidak terealisasi dengan sempurna membuat pemerintah kota
mengupayakan penerimaan pajak agar teralisasi berdasarkan target yang telah
ditentukan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah yaitu dengan menggali potensi penerimaan pajak dengan
9
melakukan intensifikasi pajak. Intensifikasi di lakukan dengan cara
mengoptimalisasikan penggalian penerimaan pajak terhadap objek dan subjek
pajak yang telah tercatat atau terdaftar dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib
pajak.
Inetensifikasi pajak ini dilakukan berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-03/PJ.9/2001 tentang pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak.
Pelaksanaan intensifikasi pajak merupakan salah satu kebijakan kementrian
keuangan yang difokuskan untuk menggali potensi penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan mengatasi wajib pajak yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagai wajib pajak untuk mengurangi kerugian
pemerintah Kota Bandar Lampung dalam penerimaan pajak.
Berkaitan dengan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2), sebagaimana yang terjadi di lapangan masih banyak terlihat kekurangan-
kekurangan yang ada di dalamnya terutama masih rendahnya partisipasi masyarakat
dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
yang menjadi kewajiban para wajib pajak. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap Efektivitas Intensifikasi Dalam Meningkatkan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBB-P2) Oleh Badan Pengelola
Pajak dan Retribusi Daerah.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji oleh
penulis dalam penellitian ini adalah :
1. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung?
2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam
meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
di Kota Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiaan dalam penulisan ini
adalah :
1. Untuk mengatahui upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak
dan Retribusi Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung?
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas
intensifikasi dalam meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung?
11
D. Manfaat Penelitian
Berikut manfaat penelitian ini, yaitu:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi
penambahan ilmu pengetahuan dalam kajian Ilmu Administrasi Negara
khususnya yang berkaitan dengan efektivitas intensifikasi dalam pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar
Lampung.
2. Secara praktis :
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi publik dan menjadi
masukan untuk masyarakat pada umumnya dan pada Badan Pengelola Pajak
dan Retribusi Daerah dalam mengupayakan intensifikasi pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar
Lampung.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti
dalam memahami intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas
1. Teori Efektivitas
Menurut Andrian (2001:12) mendefinisikan efektivitas sebagai sebuah pekerjaan
yang dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
pekerjaan tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya manusia
maupun sumber daya dana yang ada.
Menurut Hasibuan (2002:120) mendefinisikan bahwa efektivitas adalah
tercapainya sasaran atau tujuan-tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan
sebelumnya. Efektivitas berarti tepat atau berhasil guna menyebutkan bahwa
sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target
telah tercapai.
Menurut Steers (2004:166) mendefinisikan bahwa efektivitas secara umum yaitu
menunjukan bahwa sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumya. Steers juga menilai efektivitas sebagai ukuran seberapa jauh
suatu tindakan yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang layak.
13
Menurut Mardiasmo (2009:134) mendefinisikan bahwa efektivitas adalah ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila suatu
organisasi berhasil dalam mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan
telah berjalan dengan efektif.
Sedangkan menurut Richard M. Steers (1985:209) terdapat 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi efektivitas, yaitu:
1. Karakteristik Organisasi, yaitu merupakan sebuah hubungan yang bersifat
relatif tetap yaitu seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat
didalam sebuah organisasi. Struktur merupakan cara yang tepat untuk
menempatkan sumber daya manusia dalam menciptakan sebuah organisasi.
Di dalam struktur organisasi, sumber daya manusia ditempatkan sebagai
bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola
interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas atau tujuan sebuah
organisasi.
2. Karakteristik Lingkungan, yaitu mencakup 2 (dua) aspek lingkungan
ekstern dan lingkungan intern. Lingkungan ekstern adalah lingkungan yang
berada diluar batas organisasi yang sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan dan lingkungan intern yaitu lingkungan yang secara keseluruhan
terdapat didalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja, yaitu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
efektivitas dimana setiap individu memiliki perbedaan akan tetapi
perbedaan itu sangat menentukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi,
untuk mencapai keberhasilan itu organisasi harus bisa mengintegrasikan
antara tujuan individu dengan tujuan organisasi.
14
4. Karakteristik Manajemen, yaitu sebuah strategi dan mekanisme kerja yang
dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang terdapat didalam sebuah
organisasi sehingga efektivitas dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, efektivitas merupakan ukuran pencapaian didalam
sebuah organisasi, berhasil atau tidak organisasi tersebut didalam mencapai
tujuannya, organisasi akan dikatakan berhasil jika organisasi itu bisa mencapai
tujuannya atau mencapai kepentingan publik. Efektivitas juga didefinisikan sebagai
sebuah pekerjaan yang dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam pekerjaan tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi
sumber daya manusia maupun sumber daya dana yang ada.
2. Ukuran Efektivitas
Efektivitas didalam sebuah organisasi dapat diukur dengan membandingkan antara
rencana yang telah ditentukan dengan hasil yang telah terwujud. Tetapi jika didalam
organisasi tersebut hasil yang telah terwujud tidak sesuai dengan rencana yang telah
disusun, maka organisasi tersebut dapat dikatakan belum efektif dalam mencapai
tujuannya. Menurut Mardiasmo (2000:134) apabila suatu organisasi tersebut telah
mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatan telah berjalan secara efektif.
Ukuran efektivitas dalam sebuah organisasi juga dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut S.P Siagian
(1978:77) terdapat 8 (delapan) ukuran efektivitas, yang mengenai pencapaian
tujuan efektif atau tidaknya, yaitu:
15
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai yaitu, dalam hal ini hendaknya
petugas dalam melaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan
organisasi dapat tercapai.
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan yaitu, dalam hal ini strategi merupakan
hal yang penting dalam melakukan berbagai upaya untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap yaitu, dalam hal ini
artinya kebijakan harus bisa menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha
pelaksanaan kegiatan operasional.
4. Perencanaan yang matang yaitu, dalam hal ini dimaksudkan untuk bisa
memutuskan apa yang akan dilakukan sekarang dan dimasa yang akan
datang.
5. Penyusunan program yang tepat yaitu, dalam hal ini diperlukan sebuah
rencana yang baik dan dalam berbentuk kebijakan pelaksanaan yang tepat,
karena apabila tidak tepat nantinya para pelaksana akan kurang memiliki
pedoman bertindak dan bekerja.
6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yaitu, dalam hal ini yang merupakan
salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja
secara produktif apabila sarana dan prasarana yang tersedia melengkapi
maka akan tercapainya sebuah tujuan organisasi.
7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien yaitu, dalam hal ini pelaksanaan yang
efektif dan efisien sangat penting sekali, baiknya suatu kebijakan apabila
16
tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak
akan mencapai tujuannya.
8. Sistem pengawasan dan pengendalian yaitu, dalam hal ini mengingat sifat
manusia yang berbeda-beda satu sama lain maka efektivitas organisasi
menuntut mengharuskan perlunya sistem pengawasan dan pengendalian
demi mencapai tujuan bersama sebuah organisasi.
Berikut kriteria ukuran efektivitas menurut Duncan yang dikutip Richards M. Steers
(1985:53) dalam bukunya Efektivitas Organisasi terdapat 3 (tiga) ukuran efektivitas
organisasi, yaitu:
1. Pencapaian Tujuan, yaitu sebuah upaya pencapaian tujuan harus dipandang
sebagai suatu proses. Maka, agar pencapaian tujuan akhir bisa tercapai,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-
bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.
2. Integrasi, yaitu sebuah pengukuran terhadap tingkat kemampuan sebuah
organisasi dalam mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan
komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya.
3. Adaptasi, yaitu kemampuan sebuah organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Gibson (1996:34, dalam Sisawandi 2012:90) untuk mengukur
tingkat efektivitas terdapat 5 (lima) indikator, sebagai berikut:
1. Produksi, yaitu merupakan kemampuan sebuah organisasi untuk
memproduksi mutu output yang sesuai dengan tujuan organisasi.
17
2. Efisiensi, yaitu merupakan perbandingan antara output dengan input.
3. Kepuasan, yaitu merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat dimana
sebuah organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Keunggulan, yaitu merupakan tingkat dimana keorganisasian dapat dan
cepat tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal didalam sebuah
organisasi.
5. Pengembangan, yaitu merupakan kemampuan mengukur sebuah organisasi
untuk meningkatkan kinerjanya dalam menghadapi kebutuhan masyarakat.
Ukuran efektivitas dapat dilihat dengan hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu
organisasi. Efektivitas dapat diukur dengan berhasil atau tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuan-tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya
maka organisasi tersebut dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas
dilihat dari apakah proses program atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan atau.
B. Pajak
1. Pengertian Pajak
Menurut PJ. Andriani dalam Boediono (2003:5) pajak merupakan iuran kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak untuk
membayarnya, berdasarkan peraturan – peraturan dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Berikut definisi pajak menurut Anderson dalam
Anshari (2005:7) pajak merupakan pembayaran yang bersifat paksaan kepada
18
negara yang dibebankan pada pendapatan kekayaan seseorang yang diutamakan
untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1),
Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Pajak menurut Smeets dalam Waluyo, (2011:2) pajak merupakan prestasi yang
terutang kepada pemerintah melalui norma–norma umum dan dapat dipaksakan,
tanpa ada kontraprestasi langsung dalam hal yang individual, dimasukkan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, pajak merupakan iuran terutang oleh wajib pajak kepada
Negara berdasarkan Undang-Undang dan peraturan – peraturan dengan tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
untuk menyelenggarakan pemerintahan yang dapat dipaksakan tanpa ada
kontraprestasi langsung dalam hal yang individual untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat kebendaan atau bersifat
objektif dalam arti besarnya pajak yang ditentukan oleh keadaan objek yaitu
bumi/tanah dan atau bangunan. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut
berlaku pada wilayah perdesaan dan perkotaan, perdesaan merupakan objek Pajak
19
Bumi dan Bangunan dalam suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri perdesaan seperti
sawah dan ladang dan perkotaan merupakan objek Pajak dalam suatu wilayah yang
memiliki ciri-ciri suatu daerah perkotaan seperti pemukiman penduduk memiliki
fasilitas perkotaan, real estate, kompleks, industri, perdagangan dan jasa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak Negara yang
dikenakan terhadap bumi dan bangunan.
Menurut Siti dan Ely (2010:273) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang
dikenakan terhadap bumi dan bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh
bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan
pedalaman (termasuk rawa, tambak perairan) serta laut yang ada diwilayah
Republik Indonesia. Sedangkan bangunan adalah kontruksi tehnik yang ditanam
atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.
Menurut Waluyo (2011:218) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang yang
dikenakan kepada orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki menguasai, dan
atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Berdasarkan uraian diatas, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan
terhadap orang atau badan atas bumi dan bangunan yaitu bumi adalah permukaan
bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, meliputi tanah dan perairan pedalaman
(termasuk rawa, tambak perairan) serta laut yang ada diwilayah Republik
20
Indonesia. Sedangkan bangunan adalah kontruksi tehnik yang ditanam atau
diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.
3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Menurut Mardiasmo (2011:313) yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) adalah bumi dan atau bangunan. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi
dan bangunan adalah pengelompokkan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya
dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak
yang terutang.
Dalam melakukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Letak
b. Peruntukan
c. Pemanfaatan
d. Kondisi lingkungan dan lain-lain
Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Bahan yang digunakan
b. Rekayasa
c. Letak
21
d. Kondisi lingkungan dan lain-lain
Berdasarkan uraian diatas, Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/ atau
bangunan dan pengelompokkan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan
digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang
terutang dan juga Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
4. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Subjek Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah orang pribadi atau Badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat
atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas
Bangunan.
Menurut Mardiasmo (2011:316) yang menjadi subjek Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi,
dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau
memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian tanda
pembayaran/pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilihan hak.
Berdasarkan uraian diatas, subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah orang
atau badan yang mempunyai hak atas bumi atau bangunan dan atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat
22
atas bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan
merupakan bukti pemilihan hak.
5. Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dilakukan berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), surat pelunasan berdasarkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), dan berdasarkan Surat Tagihan Pajak
(STP) adalah sebagai berikut :
1. Pelunasan/pembayaran pajak berdasarkan SPPT Pajak yang terutang
berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat lambatnya enam bulan sejak
tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.
2. Pelunasan/pembayaran pajak berdasarkan SKPKB Pajak yang terutang
berdasarkan SKPKB harus dilunasi selambat lambatnya satu bulan sejak
tanggal diterimanya Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak.
3. Pelunasan/pembayaran pajak berdasarkan STP Pajak Bumi dan Bangunan
terutang yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak harus dilunasi
selambatlambatnya satu bulan sejak tanggal diterimanya Surat Tagihan
Pajak oleh wajib pajak. STP dikeluarkan oleh BPPRD untuk Wajib Pajak
yang tidak melunasi atau kurang membayar pajak terutang dalam
SPPT/SKPKB pada saat jatuh tempo.
Sedangkan tempat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang
baik yang tercantum pada SPPT maupun STP dilakukan di :
a. Bank Pemerintah (Bank Persepsi) kecuali Bank Pembangunan Indonesia
dan Bank Tabungan Negara (BTN).
23
b. Kantor Pos dan Giro.
c. Petugas pemungut yang ditunjuk (collector) secara resmi. Petugas yang
ditunjuk tersebut harus menyetor hasil penagihan setiap hari ke tempat
pembayaran yaitu Bank Persepsi/kantor Pos dan Giro.
6. Intensifikasi Pajak
Menurut Surat Edaran Direktur Jendral Pajak No. SE – 06/PJ.9/2001, Intensifikasi
pajak merupakan kegiatan optimalisasi penerimaan pajak terhadap objek serta
subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat
Jenderal Pajak, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Tugas utama
intensifikasi pajak ini yaitu meningkatkan dan menggali sumber pajak dari wajib
pajak yang telah terdaftar. Menurut Sidik (2002:8) mendefinisikan intensifikasi
pajak sebagai upaya melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau pendapatan
daerah yang sudah ada.
Menurut Purwanto (2013:1) Pelaksanaan atau penggalian Intensifikasi Pajak yaitu
bisa dengan cara metode langsung dengan menggali potensi pajak melalui Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan laporan keuangan yang disampaikan oleh wajib
pajak serta dengan cara metode tidak langsung yaitu dengan menggali potensi pajak
melalui pemanfaatan data diluar Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan laporan
keuangan.
Menurut Suparmo (2010:2) mengemukakan bahwa intensifikasi merupakan upaya
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan daerah yang ditempuh
melalui peningkatan kepatuhan subjek pajak yang telah ada. Sedangkan menurut
24
Abu Bakar (Halim;2001) mengemukakan bahwa intensifikasi pajak bisa diartikan
sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh pemerintah kota/kabupaten untuk
meningkatkan penerimaan pajak yang biasanya diaplikasikan dalam bentuk
perubahan tarif pajak dan peningkatan pengelolaan pajak. Menurut Kustiawan
(2010:40) upaya intensifikasi akan mencakup aspek kelembagaan, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek personalianya, yaitu sebagai berikut:
a. Menyesuaikan atau memperbaiki aspek kelembagaan atau organisasi
pengelola pendapatan asli daerah dengan cara menerapkan secara optimal
sistem dan prosedur administrasi pajak daerah.
b. Memberikan dampak ke arah peningkatan pendapatan asli daerah, karena
sistem ini dapat mendorong terciptanya :
1) Peningkatan jumlah wajib pajak dan wajib retribusi daerah.
2) Peningkatan cara-cara penetapan pajak dan retribusi.
3) Peningkatan pemungutan pajak dan retribusi dalam jumlah yang benar
dan tepat pada waktunya.
4) Peningkaran sistem pembukuan, sehingga dapat memudahkan dalam
segala hal pencarian data tunggakan pajak maupun retribusi yang pada
dapat memudahkan proses penagihan.
c. Memperbaiki atau menyesuaikan aspek ketatalaksanaan, baik administrasi
maupun operasional yang meliputi:
1) Penyesuaian atau penyempurnaan administrasi pungutan.
2) Penyesuaian tarif.
3) Penyesuaian sistem pelaksanaan pungutan.
25
d. Peningkatan pengawasan dan pengendalian, yang meliputi:
1) Pengawasan dan pengendalian yuridis.
2) Pengawasasan dan pengendalian teknis.
3) Pengawasan dan pengendalian penata usahaan.
e. Peningkatan sumber daya manusia pengelolaan Penerimaan Asli Daerah
(PAD) dengan cara meningkatkan mutu sumber daya manusia ataupun
aparatur pengelola pendapatan daerah dapat dilakukan dengan
mengikutsertakan aparatnya dalam Kursus Keuangan Daerah (KKD) dan
juga program-program Pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan daerah.
f. Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.
Pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak merupakan salah satu kebijakan
kementrian keuangan yang difokuskan untuk menggali potensi penerimaan pajak
dan mengatasi wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
mengurangi kerugian negara dalam penerimaan pajak. Intensifikasi pajak adalah
kegiatan optimalisasi penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang
telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak, dan dari
hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Serta tugas utama intensifikasi pajak
ini yaitu meningkatkan dan menggali sumber pajak dari wajib pajak yang telah
terdaftar.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa intensifikasi pajak
merupakan kegiatan optimalisasi penerimaan pajak terhadap objek serta subjek
26
pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jenderal
Pajak, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Tugas utama
intensifikasi pajak ini yaitu meningkatkan dan menggali sumber pajak dari wajib
pajak yang telah terdaftar. Intensifikasi juga merupakan upaya yang ditempuh
melalui peningkatan kepatuhan subjek pajak, peningkatan efisiensi dan efektivitas
penerimaan pajak daerah, dan perbaikan sistem administrasi.
C. Kerangka Pikir
Permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini yaitu tingkat realisasi penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kota Bandar
Lampung yang tidak mencapai target. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) merupakan hal yang rutin dilakukan setiap
tahunnya oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah untuk mencapai target
yang telah ditetapkan pemerintah kota dalam pemungutan pajak. Namun didalam
pelaksanaanya terdapat banyak permasalahan yang dihadapi oleh para petugas
pajak. Penulis menggunakan teori pengukuran efektivitas untuk menunjang
penelitian, yang dikemukakan oleh Richard M. Steers (1985:209) terdapat 4
(empat) faktor yang memepengaruhi efektivitas, yaitu: 1) Karakteristik Organisasi,
2) Karakteristik Lingkungan, 3) Karakteristik Pekerja dan, 4) Karakteristik
Manajemen. Berikut ini adalah bagan atau kerangka pikir dari penelitian ini, yaitu:
27
Sumber : diolah oleh peneliti tahun, 2018
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Realisasi target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan
Perkotaan (PBB-P2) tidak sesuai dengan target pencapaian tahun 2018
Kebijakan Pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaaan
dan Prekotaan (PBB-P2) di Kota
Bandar Lampung
Keputusan Walikota Nomor
60/IV.02/HK/2018 tentang
penetapan pemberian
pengurangan PBB-P2 kepada
wajib pajak tertentu tahun pajak
2018
Tercapainya target pencapaian Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaaan dan Prekotaan
(PBB-P2) 100% di Kota Bandar Lampung
Richard M. Steers (1985:209)
mengemukakan bahwa
terdapat 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi efektivitas,
yaitu:
1. Karakteristik
Organisasi
2. Karakteristik
Lingkungan
3. Karakteristik Pekerja
4. Karakteristik
Manajemen
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang
menggambarkan sebuah fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan,
yaitu data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang
dapat diamati. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,
yaitu menggambarkan sebuah fenomena atau kejadian dengan apa yang sebenarnya
terjadi.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong
(2012:3), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
diamati. Maka peneliti diharapkan dapat melihat fenomena-fenomena yang ada di
lapangan, yaitu tentang Efektivitas Intensifikasi Dalam Meningkatkan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBB-P2) Oleh Badan Pengelola Pajak
dan Retribusi Daerah.
29
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang
sedang dilakukan, sehingga analisa hasil penelitian ini akan lebih terarah. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana fokus ini berisikan tentang pokok
masalah yang bersifat umum.
Fokus penulis dalam penelitian ini yaitu upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah dalam meningkatkan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdersaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam meningkatkan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdersaan dan Perkotaan (PBB-P2) di kota Bandar Lampung. Berikut
teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori efektivitas yang dikemukakan oleh
Richard M. Steers (1985:209) terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi
efektivitas, yaitu:
1. Karakteristik Organisasi, yaitu merupakan sebuah hubungan yang bersifat
relatif tetap yaitu seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat
didalam sebuah organisasi. Struktur merupakan cara yang tepat untuk
menempatkan sumber daya manusia dalam menciptakan sebuah organisasi.
Di dalam struktur organisasi, sumber daya manusia ditempatkan sebagai
bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola
interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas atau tujuan sebuah
organisasi.
2. Karakteristik Lingkungan, yaitu mencakup 2 (dua) aspek lingkungan
ekstern dan lingkungan intern. Lingkungan ekstern adalah lingkungan yang
30
berada diluar batas organisasi yang sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan dan lingkungan intern yaitu lingkungan yang secara keseluruhan
terdapat didalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja, yaitu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
efektivitas dimana setiap individu memiliki perbedaan akan tetapi
perbedaan itu sangat menentukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi,
untuk mencapai keberhasilan itu organisasi harus bisa mengintegrasikan
antara tujuan individu dengan tujuan organisasi.
4. Karakteristik Manajemen, yaitu sebuah strategi dan mekanisme kerja yang
dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang terdapat didalam sebuah
organisasi sehingga efektivitas dapat tercapai.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara purposive atau dengan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan dan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2014:218), purposive
merupakan lokasi penelitian yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu dan diambil berdasarkan tujuan penelitian. Sebagai pertimbangan dalam
menentukan lokasi penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan
penelitian pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah yaitu pada Komplek
Kantor Walikota, Jl Dr. Susilo No. 2, Sumur Batu, Teluk Betung Utara, Sumur
Batu, Tlk. Betung Utara, Kota Bandar Lampung.
31
D. Informan Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:221), penentuan sampel atau informan dalam penelitian
kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Berikut
informan dalam penelitian diperoleh dari kunjungan lapangan ke lokasi penelitian
oleh peneliti, yakni pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, yaitu
merupakan metode penetapan informan yang dibutuhkan atau dengan memilih
narasumber yang mengetahui tentang efektivitas intensifikasi dalam meningkatkan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Oleh Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, sehingga mereka akan memberikan
informasi secara tepat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti.
Tabel 1.2 Tabel Informan
No. Nama Informan Jabatan Infroman
1 Ibu Sri Zainur, S.E., M.M Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2 Bapak Joni Efriadi S.E
Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan
Informasi BPPRD Kota Bandar Lampung
3 Bapak Rizki Meirido S.E
Pelaksana Kasubid Pengolahan Data dan
Informasi BPPRD Kota Bandar Lampung
4 Bapak Hanafi Ketua RT 08 Kupang Teba
5 Bapak Ali Thalib Wajib Pajak
6 Ibu Sri Wedari Wajib Pajak
Sumber : diolah oleh peneliti tahun 2018
32
E. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer menurut Indriantoro dan Supomo (2011:146) merupakan sumber
data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).
Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan
data primer yaitu melalui metode survei dan metode observasi. Pada penelitian
ini, data primer yang akan peneliti dapatkan adalah berasal dari metode
wawancara dan hasil observasi.
2. Data Sekunder
Sugiyono (2014: 225) menyatakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data seperti dari orang lain atau lewat dokumen. Data
sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
memiliki kaitan dengan objek penelitian ini beserta hasil dokumentasi yang
diperoleh. Dalam penelitian ini, data sekunder yang akan diambil dan dikutip
adalah Undang-Undang, buku, koran, jurnal, internet.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Metode Obervasi
Metode pengumpulan data kualitatif salah satunya dengan cara observasi.
33
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.
Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan
sistematis sasaran perilaku yang dituju.
2. Metode Wawancara
Menurut Moleong (2012:118) wawancara merupakan percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut.
3. Metode Dokumentasi
Selain observasi dan wawancara, para peneliti kualitatif dapat juga
menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan terarah. Apabila
tersedia dokumen-dokumen ini dapat menambah pemahaman atau informasi
untuk penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Aktifitas dalam analisis data menurut Sugiyono (2014:245), yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,
abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-
catatan lapangan tertulis. Sebagaimana kita ketahui reduksi data terjadi secara
kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif.
Reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti yang mana
34
kerangka konseptual, situs, pertanyaan penelitian, pendekatan pengumpulan
data untuk di pilih.
2. Data Display (Model Data)
Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Model
didefinisikan sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Conclusion Drawing (Menggambar Kesimpulan)
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan verifikasi kesimpulan.
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan
apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi
yang mungkin, alur kausal, dan proposisi-proposisi. Peneliti yang kompeten
dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran
dan kecurigaan tetapi kesimpulan masih jauh, baru mulai dan pertama masih
sama, kemudian meningkat menjadi eksplisit dan mendasar. Kesimpulan akhir
mungkin tidak terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran
korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode
perbaikan yang di gunakan, pengalaman peneliti.
H. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan datat merupakan cara untuk menyelaraskan antara data yang
dilaporkan penelitian dengan data yang terjadi pada obyek penelitian. Teknik
keabsahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Untuk memeriksa
35
keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data
menurut Sugiyono (2014:267) dalam penelitian kualitatif yaitu meliputi :
a. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Teknik
triangulasi merupakan sebuah proses membandingkan dan mengecek
tingkat kepercayaan informan melalui proses wawancara dan studi
dokumentasi yang kemudian hasil wawancara dan studi dokumentasi
dikumpulkan berdasarkan kesamaan informasi, sehingga data yang
diperoleh memiliki keselarasan dan kepercayaan yang sesuai.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu teknik menguji
data dan informasi dengan mencari data yang sama antar informan satu dan
lainnya. Data dari informan akan dikomlikasikan dengan hasil dokumentasi
yang memiliki kesamaan informasi. Teknik triangulasi sumber bertujuan
untuk memperoleh data yang sama dan memiliki tingkat validitas yang
tinggi.
b. Kecukupan referensi
Kecukupan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung unutk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti yaitu seperti data
hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.
Rekaman wawancara tersebut peneliti gunakan untuk mendukung peneliti
dalam mencatat data dan membandingkan data yang peneliti kumpulkan
dari informan-informan dilapangan. Dengan adanya rekaman wawancara
36
tersebut dapat digunakan menjadi patokan untuk menguji saat sedang
dianalisis dan penafsiran data.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis dapatkan dan pembahasan pada
BAB sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung dalam
intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2), yaitu:
a) Pemberian kebijakan penghapusan denda dan pemberian potongan
ataupun diskon terhadap wajib pajak tertentu oleh pemerintah kota,
pemerintah Kota Bandar Lampung ini sendiri memberikan pengurangan
atau diskon kepada para wajib pajak tertentu yaitu untuk PBB-P2 yang
bernilai hingga Rp200.000 diskon 50% dan untuk PBB-P2 yang bernilai
Rp200.000 hingga Rp500.000 diskon 20% dan juga pemerintah Kota
Bandar Lampung memberikan penghapusan denda.
b) Kualitas pelayanan, dioptimalisasikan lagi dengan adanya mobil kas
keliling yang akan berkeliling di 20 Kecamatan di Kota Bandar
Lampung.
c) Pendataan ulang objek pajak yang belum terdaftar secara massal yang
melibatkan seluruh pegawai pajak di Kota Bandar Lampung,
berdasarkan 3(tiga) poin penting yaitu, tanah yang belum terdaftar,
100
objek yang sudah terdaftar tetapi belum terinput bangunan, dan
penyesuaian bangunan.
d) Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2), penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) secara
langsung dan penagihan dilakukan secara door to door atau pintu ke
pintu sehingga penyampaian atau penagihan secara langsung lebih
efektif.
e) Kerjasama dengan pihak Kejaksaan, Kejaksaan akan memilih 4 hingga
5 orang di setip timnya, untuk menjadi pendamping pemerintah dalam
menagih perusahan-perusahan besar yang mempunyai tunggakan pajak
hingga puluhan juta yang ada di Kota Bandar Lampung.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam
meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2) di Kota Bandar Lampung, yaitu:
a) Karakteristik Organisasi, sosialisasi yang dilakukan pemerintah kota
Bandar Lampung yaitu dengan menggandeng Kecamatan, Kelurahan,
RT, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sosialisasi hingga saat ini hanya
lewat media massa ataupun TV lokal saja.
b) Karakteristik Lingkungan, berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Unit
Pelaksana Teknis. Kerjasama dengan Kejaksaan ini diawali dengan
pemberian surat peringatan terlebih dahulu kepada setiap wajib pajak
yang menunggak lalu baru dieksekusi. Dan sampai saat ini belum ada
sanksi yang tegas untuk para wajib pajak ini.
101
c) Karakteristik Pekerja, pelaksanaan intensifikasi oleh bidang pajak
dengan upaya-upaya yang telah disebutkan diatas.
d) Karakteristik Manajemen, mengelola dan menyusun anggaran yang
diwujudkan dengan adanya sekolah dan berobat gratis, serta fasilitias
umum yang terbaik serta layak yang diperuntukkan kepada masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, penulis menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas telah dilakukan dengan
baik, namun masih terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaannya, maka
peneliti mengemukakan saran untuk perbaikan selanjutnya, sebagai berikut:
1. Perlunya meningkatkan sosialisasi melalui media sosial, yaitu dengan
cara menaruh iklan-iklan terkait pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Pembuatan akun
pribadi terkait pajak ini sendiri akan lebih baik lagi sehingga
masyarakat akan dengan mudah mengetahui informasi terbaru
mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2).
2. Hingga saat ini memang belum ada sanksi yang tegas untuk para wajib
pajak yang membandel puluhan hingga ratusan juta rupih ini, maka dari
itu diperlukan sanksi yang tegas untuk para wajib pajak yang
membandel ini, seperti hukuman penyitaan objek pajak agar
memberikan efek jera kepada wajib pajak yang membandel tersebut.
102
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Mentri
Peraturan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010
Tentang Tahapan Pengalihan Pajak Bumi Bangunan dan Perdesaan dan
Perkotan (PBB-P2).
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2016 Tentang Tata Cara
Penertiban Surat Tagihan Pajak, Pajak Bumi Dan Bangunan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82/Pmk.03/2017 Tentang
Pemberian Pengurangan Pajak Bumi Dan Bangunan.
Undang – Undang
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan .
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Buku
Darwin, MBP. 2013. Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Tataran Praktis Edisi 2.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi Offset.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
103
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Siahaan, Marihot Pahala. 2009. Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Steers, M. Richard. 2006. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yulianto. 2013. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui Kebijkan Self
Assesment. Yogyakarta: Prudent Media.
Jurnal Aditama, Ferta Ayu. 2014. Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan
Di Wilayah Singosari (Studi Penelitian pada Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Dinas Pendapatan Singosari). Malang : Universitas Brawijiya.
Astutik, Tenny Putri. 2014. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan
Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan
Asli Daerah Kota Malang). Malang : Universitas Brawijaya.
Hasbar, Mustafa. Efektifitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
Perkotaan (PBB-P2) Dengan Pendekatan Strategy SWOT Analysis di
Kabuoaten Enrekang. Makassar : STIE Nobel.
Hotasadi. 2016. Analisis Pencapaian Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan Pada UPT. DPPKAD Kecamatan Plakat Tinggi Kabupaten Musi
Banyuasin. Sumatera Selatan : Politeknik Sekayu.
Nurlela, Sihombing Iwan Kesuma. 2018. Efektivitas Pelaksanaan Ekstensifikasi
dan Intensifikasi Pajak dalam Upaya Peningkatan Penerimaan PPN Pada KPP
Pratama di Kota Medan Periode 2015 – 2017. Medan: Politeknik Medan
Panggulu, Yosua T. 2013. Efektivitas Kebijakan Retribusi Pada Dinas Pengelolaan
Pasar Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Kepulauan Talaud. Manado :
Universitas Sam Ratulangi.
Pertiwi, Rizka Novianti. 2014. Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota
Purbalinggo). Malang : Universitas Brawijaya.
Pradita, Ferian Dana. 2014. Efektivitas Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Malang : Universitas
Brawijaya.
104
Selvia, Abriandi. 2015. Pelaksanaan Ekstensifikasi Dan Intensifikasi Pajak Dalam
Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran
Baru Satu. Jakarta: Institute Teknologi dan Bisnis Kalbis.
Halaman web
http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-
bangunan-pbb, diakses pada 6 Agustus 2018.
https://www.jejamo.com/sampaikan-sppt-pbb-2018-herman-hn-targetnya-rp150-
miliar.html, diakses pada 2 September 2018.
http://lampung.rilis.id/kejar-target-rp150-miliar-pbb-tetap-diskon-50-persen,
diakses pada 5 September 2018.
http://lampung.tribunnews.com/2011/10/02/menunggak-pbb-wajib-pajak-denda-
2-persen, diakses pada 1 Oktober 2018.
http://lampung.tribunnews.com/2017/08/04/permudah-pelayanan-loket-bayar-
pbb-kini-ada-di-kecamatan, diakses pada 5 Oktober 2018.