72
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) Oleh Rahayu Soraya FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

  • Upload
    phamnhu

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI KEMAMPUAN

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

(Skripsi)

Oleh

Rahayu Soraya

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI KEMAMPUAN

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

Rahayu Soraya

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation ditinjau dari kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Penelitian ini menggunakan desain posttest

only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII

SMP Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 yang terdistribusi

dalam 12 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII C dan VII D yang

dipilih dengan teknik purposive random sampling. Data penelitian diperoleh

melalui tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Analisis data

penelitian ini menggunakan uji- . Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian,

diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

Kata kunci: Efektivitas, Group Investigation, Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI KEMAMPUAN

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

Rahayu Soraya

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun
Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 09 September 1995. Penulis

merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Zainuddin, S.T. dan

Ibu Sri Dewi, S.Pd. Penulis memiliki empat orang kakak bernama Akhmad

Juniardi, S.H., M. Juliansyah, S.H., Rahmaida, S.Kep., dan Rahmaulia, S.Kom.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal pada tahun 2001, pendidikan dasar di SD Negeri 2 Raja Basa

pada tahun 2007, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 22 Bandar

Lampung pada tahun 2010, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 5

Bandar Lampung pada tahun 2013. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

Universitas Lampung sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan

Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan melalui jalur Undangan Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2013.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT)

di desa Bendosari, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah.

Kemudian menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2

Gunung Sugih pada tahun 2016.

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

Motto

“Siapa yang menanam, dia yang akan menuai”

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

Persembahan

Alhamdulillahirobbil’aalamiin.Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna

Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun HasanahRasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasihsayangku kepada:

Ayah (Zainuddin, S.T.) dan ibu (Sri Dewi, S.Pd.) yang tidakpernah lelah memberikan kasih sayang, semangat, dan doanya

sampai sekarang untuk anakmu ini dalam menggapai kesuksesan.

Kakak-kakakku Akhmad Juniardi, S.H., M. Juliansyah, S.H.,Rahmaida, S.Kep., dan Rahmaulia, S.Kom. yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan bantuannya kepadaku.

Seluruh keluarga besar Medfu & Pendidikan Matematika 2013, yangterus memberikan doanya, terima kasih.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat yang selalu ada dan begitu tulus menyayangikudengan segala kekuranganku.

Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya Sholawat serta salam semoga selalu

tercurah atas manusia yang akhlaknya mulia, yang telah membawa perubahan luar

biasa, menjadi uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Ditinjau dari Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Ayah (Zainuddin, S.T.) dan Ibu (Sri Dewi, S.Pd.) tercinta, atas perhatian dan

kasih sayang yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk

selalu mendoakan yang terbaik.

2. Bapak Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ibu Widyastuti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

iii

membimbing dan memberikan sumbangan pemikiran yang membangun

selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku pembahas yang telah memberi masukan,

semangat, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah

memberikan nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

9. Bapak Ahmad Syafei, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 5 Bandar Lampung

yang telah memberikan izin penelitian.

10. Ibu Silvy Oktora, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam

penelitian.

11. Bapak dan ibu dewan guru SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang telah

memberikan masukan dan kerjasamanya selama melaksanakan penelitian.

12. Siswa/siswi kelas VII C dan VII D SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2016/2017, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

13. Kakak-kakakku Akhmad Juniardi, S.H., M. Juliansyah, S.H., Rahmaida,

S.Kep., dan Rahmaulia, S.Kom. yang selalu membantu dan keluarga besarku

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

iv

yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi kepadaku.

14. Sahabatku tercinta Thea Marisca Marbun BN, Khoiriyanti Wulandari, Ika

Yunidasari, dan Betti Iriyanti Panjaitan yang selama ini memberikan semangat

dan dukungan yang luar biasa terima kasih telah menemaniku sampai saat ini.

15. Sahabatku “Kalem girls” Ria Septiana, Fitri Anita Sari, Diah Nur Hafifah,

Katarina Noviana, Nita Febria, dan Rizki Winjuni Sara terima kasih atas

semua bantuan dan kebersamaannya selama ini.

16. Saudaraku Arin Galih Prawesti (Burnok), Revita Maisuri (Mak), Gadis

Adinda (Mba gadis), dan Diki Fitrana Putra (Uncu) terima kasih selalu

membuatku tertawa dan ada disaat suka dan duka.

17. Sahabat “Smanla” Almira Eka Damayanti, Astri Oktavia, Anggun Lestari,

Resy Anggun Sari, dan Diah Ayu Larasati yang selama ini memberikan

motivasi dan saran terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

18. Sahabat GI Syawalia Fitriani ZS terima kasih telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

19. Sahabat Seperjuangan Monice Putri Pangestu, Peggi Nurida Asri, Rafi

Pratiwi, Yolanda Pratiwi, Retna Melati Prayuwari, Destrianto Padang

Pamungkas, I Wayan Agus Sastrawan, Humedi, Yuli Artanto, Hadi Rudiya,

Maulana Eka Pratikta, dan lain-lainnya terima kasih telah membantu sampai

saat ini.

20. Teman-teman tersayang di Pendidikan Matematika angkatan 2013 kelas A dan

B terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan

kita selalu menjadi kenangan yang terindah.

21. Kakak-kakakku seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan 2012 dan

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

v

2011 serta adik-adikku angkatan 2014, 2015, dan 2016 terima kasih atas

kebersamaannya.

22. Teman-teman dari KKN Desa Bendosari dan PPL di SMPN 2 Gunung Sugih

Gustia Putri, Seli Oktaria Jati, Puspita Wulandari, Tri Yukanti, dan Ulul Azmi

Muhammad terima kasih atas pengalaman, kebersamaan yang penuh makna

dan kenangan.

23. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

24. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan mendapat

balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT sehingga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juni 2017

Penulis

Rahayu Soraya

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 12

A. Kajian Teori ............................................................................................ 121. Efektivitas Pembelajaran .................................................................... 122. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 143. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ........................................... 164. Pembelajaran Konvensional ............................................................... 215. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis .................................... 22

B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 25C. Anggapan Dasar ...................................................................................... 29D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 29

1. Hipotesis Umum ................................................................................ 292. Hipotesis Khusus ............................................................................... 29

III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 31

A. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 31B. Desain Penelitian .................................................................................... 31C. Data Penelitian ....................................................................................... 32D. Teknik Pengumpulan Data . .................................................................... 32

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 32F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 34G. Analisis Instrumen ................................................................................. 35H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 47

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 47B. Pembahasan ............................................................................................ 50

V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 57

A. Simpulan ................................................................................................ 57B. Saran ....................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59LAMPIRAN .......................................................................................................

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 32

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis ........................................................................................ 34

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ................................................... 37

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda ............................................. 38

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran ....................................... 39

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ..................................................... 40

Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa ............................................................................. 42

Tabel 3.8 Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 43

Tabel 4.1 Data Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ..... 47

Tabel 4.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data KemampuanPemahaman Konsep Matematis Siswa ............................................ 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Proporsi Data Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa ............................................................................. 49

Tabel 4.4 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa ............................................................................. 50

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Silabus Pembelajaran ................................................................. 64

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Kelas Eksperimen ..................................................................... 74

Lampiran A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ...... 104

Lampiran A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK) .............................................. 128

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal Posttest Kemampuan PemahamanKonsep Matematis .................................................................... 221

Lampiran B.2 Soal Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis .... 223

Lampiran B.3 Pedoman Jawaban Soal Posttest Kemampuan PemahamanKonsep Matematis .................................................................... 225

Lampiran B.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis ................................................................................. 228

Lampiran B.5 Form Penilaian Tes Kemampuan Pemahaaman KonsepMatematis Siswa ...................................................................... 229

Lampiran B.6 Surat Keterangan Validitas ...................................................... 232

Lampiran C.1 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa pada Kelas Uji Coba ...................................................... 233

Lampiran C.2 Analisis Reliabilitas Hasil Tes Kemampuan PemahamanKonsep Matematis Siswa pada Kelas Uji Coba ....................... 234

Lampiran C.3 Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Item HasilTes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswapada Kelas Uji Coba ................................................................. 236

Lampiran C.4 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

Siswa Pada Kelas yang Mengikuti Model PembelajaranKooperatif Tipe GI ................................................................... 244

Lampiran C.5 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa Pada Kelas yang Mengikuti PembelajaranKonvensional ............................................................................ 246

Lampiran C.6 Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa Setelah Mengikuti Model PembelajaranKooperatif Tipe GI ................................................................... 248

Lampiran C.7 Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa Setelah Mengikuti PembelajaranKonvensional ........................................................................... 251

Lampiran C.8 Analisis Uji Homogenitas Data ................................................ 254

Lampiran C.9 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kemampuan PemahamanKonsep Matematis Siswa ......................................................... 256

Lampiran C.10 Uji Proporsi Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa Setelah mengikuti Model Pembelajaran KooperatifTipe GI ..................................................................................... 259

Lampiran C.11 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa yang Mengikuti Model PembelajaranKooperatif Tipe GI ................................................................... 261

Lampiran C.12 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa yang Mengikuti PembelajaranKonvensional ............................................................................ 265

Lampiran D.1 Surat Izin Penelitian ................................................................. 269

Lampiran D.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 270

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hasil Pekerjaan 11 Siswa Pada Soal Ulangan Harian 1 ............... 5

Gambar 1.2 Hasil Pekerjaan 7 Siswa Pada Soal Ulangan Harian 1 ................ 6

Gambar 1.3 Hasil Pekerjaan 5 Siswa Pada Soal Ulangan Harian 1 ................ 6

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting sehingga dijadikan sebagai modal

untuk memajukan suatu bangsa karena dengan adanya pendidikan akan

menciptakan generasi yang cerdas, terampil dan berkualitas. Hal ini seperti yang

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang menjelaskan pengertian pendidikan pada Bab I Pasal 1

ayat 1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara.

Pendidikan adalah suatu kegiatan secara sadar dan terencana serta penuh tanggung

jawab untuk membimbing siswa mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagaimana

yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pada Bab II Pasal 3

ayat 3 yaitu:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

2

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan suatu proses

pembelajaran.

Pembelajaran merupakan salah satu unsur yang utama dalam pendidikan. Pada

proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan guru dan juga interaksi

antar siswa dengan materi pelajaran dalam suatu lingkungan belajar. Tujuan dari

pembelajaran adalah untuk tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada

siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran

tersebut tercapai suatu pembelajaran harus berlangsung dengan efektif. Menurut

Rohani (2004: 122) usaha guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang

diharapkan akan efektif apabila: Pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor

yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses

belajar mengajar. Kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan

biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar. Ketiga, dikuasainya

berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan serta

untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.

Selanjutnya, ciri-ciri dari pembelajaran efektif menurut Harry (dalam Kentjil,

2010: 9) yaitu berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional

yang telah ditetapkan, memberikan pengalaman belajar yang atraktif melibatkan

siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional dan

memiliki sarana-sarana yang menunjang proses pembelajaran. Hal ini sesuai

dengan pendapat Mulyasa (2006: 193) yang menyatakan bahwa pembelajaran

dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru dan membentuk

kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

3

dicapai secara optimal.

Banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, salah satunya adalah

matematika. Menurut Sutjipto (2005: 25) matematika merupakan salah satu

pelajaran yang penting dikuasai di sekolah karena banyak kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, Afrilianto dan Rosyana (2014: 45)

menyatakan bahwa matematika sebagai salah satu disiplin ilmu dalam bidang

pendidikan mempunyai peran besar dan memiliki manfaat dalam berbagai

perkembangan ilmu pengetahuan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di sekolah.

Tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (Depdiknas, 2006) adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan

untuk memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan

masalah, mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah serta memiliki sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan. Selanjutnya, Heibert dan Carpenter

(dalam Santoso, 2014) menyatakan bahwa pemahaman merupakan aspek yang

mendasar dalam belajar dan setiap pembelajaran matematika seharusnya lebih

memfokuskan untuk menanamkan konsep berdasarkan pemahaman karena

matematika tidak ada artinya jika hanya dihapalkan saja. Dengan demikian, dalam

pembelajaran matematika pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan

yang harus dimiliki oleh siswa.

Pentingnya kemampuan memahami konsep ini karena pemahaman konsep

matematis merupakan kemampuan awal yang akan menjadi pondasi dan dasar

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

4

pembentukan pola pikir matematis siswa. Herawati (2010: 2) menyatakan bahwa

pemahaman konsep perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini agar mereka

mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah, maupun

pengoperasian matematika secara benar, karena itu akan menjadi bekal bagi

mereka dalam mempelajari matematika pada jenjang yang lebih tinggi.

Selanjutnya, Suherman (2003: 22) menyatakan bahwa konsep-konsep yang

tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang

paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks menyebabkan

konsep-konsep memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain sehingga siswa

harus memahami konsep dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, siswa harus

bisa memahami konsep dengan benar agar tidak terjadi kesalahan.

Meskipun begitu kenyataannya, di Indonesia kemampuan pemahaman konsep

masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil survei Programme for Internasional

Student Assesment (PISA) pada tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia hanya

menduduki rangking 62 dari 70 negara peserta pada rata-rata skor 386 (OECD,

2016). Pada survei PISA, salah satu aspek yang dinilai adalah kemampuan

pemahaman konsep matematis. Sementara itu, hasil survei The Trend

Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011

mengenai kemampuan matematis siswa Indonesia (Annisa, 2016), Indonesia

berada di urutan ke-38 dengan skor capaian matematika 386 dari 42 negara yang

berpartisipasi. Skor ini turun 11 poin dari tahun 2007. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah siswa tidak memahami konsep dengan baik.

Berdasarkan hasil survei PISA dan TIMSS menunjukkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih rendah.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

5

Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa juga terjadi di salah

satu sekolah di Bandar Lampung, yaitu SMP Negeri 5 Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 5 Bandar Lampung, proses

pembelajaran yang berpusat pada guru membuat siswa untuk selalu bergantung

pada guru karena terbiasa diberi bukan menemukan dan berusaha untuk mandiri

sehingga di akhir pembelajaran suatu konsep dari materi yang diajarkan tidak

begitu melekat diingatan. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan guru

matematika SMP Negeri 5 Bandar Lampung diketahui bahwa siswa cukup sulit

mengerjakan soal yang berupa aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut disajikan contoh soal mid semester kelas VII B pada materi bilangan

bulat, yang salah satu soalnya merupakan soal kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa dengan indikator pemahaman konsep yaitu menggunakan dan

memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu sebagai berikut.

Jika hasil dari 96 ∶ (−12) − 8 (−3) = maka tentukan nilai .

Berdasarkan soal yang telah dikerjakan oleh siswa, didapatkan persentase jawaban

siswa yaitu sebanyak 26,32% dari 38 siswa menjawab benar, sebanyak 13,16%

dari 38 siswa tidak bisa menjawab, dan sebanyak 60,52% dari 38 siswa menjawab

sebagai berikut.

1. Hasil pekerjaan siswa dengan persentase yang menjawab seperti Gambar 1.1

sebanyak 28,95%.

Gambar 1.1 Hasil Pekerjaan 11 Siswa Pada Soal Ulangan Harian 1.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

6

Dapat dilihat pada Gambar 1.1 bahwa siswa sudah paham mengoperasikan

perkalian dan pembagian tetapi siswa belum paham saat menyelesaikan operasi

bilangannya sehingga siswa salah memberi tanda maka jawaban siswa menjadi

salah.

2. Hasil pekerjaan siswa dengan persentase yang menjawab seperti Gambar 1.2

sebanyak 18,42%.

Gambar 1.2 Hasil Pekerjaan 7 Siswa Pada Soal Ulangan Harian 1.

Dapat dilihat pada Gambar 1.2 bahwa siswa sudah paham mengoperasikan

perkalian dan pembagian tetapi siswa kurang memberikan tanda kurung pada

pekerjaannya. Sehingga dalam pengoperasian bilangan jawaban siswa menjadi

salah karena siswa belum memahami konsep untuk menyelesaikannya.

3. Hasil pekerjaan siswa dengan persentase yang menjawab seperti Gambar 1.3

sebanyak 13,15%.

Gambar 1.3 Hasil Pekerjaan 5 Siswa Pada Soal Ulangan Harian 1.

Dapat dilihat pada Gambar 1.3 bahwa siswa sudah paham mengoperasikan

perkalian dan pembagian tetapi siswa belum paham saat menyelesaikan operasi

bilangannya sehingga jawaban siswa menjadi salah.

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

7

Dari jawaban siswa dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam memahami

konsep untuk mengerjakan soal masih belum baik. Sehingga saat pengerjaan soal

siswa tidak menyelesaikan operasi bilangan dengan jawaban yang benar.

Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa. Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang rendah

dipengaruhi oleh kemampuan serta keterampilan guru dalam memilih dan

menerapkan model pembelajaran di kelas. Karena dalam hal ini guru masih

menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada

guru. Guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan. Kemudian guru

memberikan contoh soal dan latihan. Dengan pembelajaran ini siswa merasa

jenuh, pasif, dan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep matematika kurang

berkembang. Seharusnya siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk aktif

dalam mengembangkan kemampuannya yang berasal dari pengetahuannya sendiri

untuk memahami suatu konsep. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model

pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI). Sesuai dengan pendapat Fitriana (2010: 4) bahwa salah satu

tipe pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI. Karena pada

model ini, siswa tidak hanya dituntun untuk memahami materi saja, namun juga

dilatih untuk membangun sendiri pengetahuannya, kemudian menganalisis dan

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

8

mengorganisasikan dirinya dengan lingkungannya.

Selanjutnya, menurut Setiawan (2006: 9) model pembelajaran kooperatif tipe GI

mempunyai kelebihan yang dapat mengaktifkan dan memfasilitasi siswa dalam

pembelajaran yaitu:

(1) meningkatkan belajar bekerja sama dalam kelompok karena adanyapembagian kerja antar siswa dalam kelompok, (2) rasa percaya diri siswadapat lebih meningkat, (3) dapat membantu anak untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar, (4) dapat memberdayakan siswa untuk lebihbertanggung jawab dalam belajar, dan (5) dapat mengembangkankemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri.

Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif sejak awal perencanaan, baik dalam menentukan

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi dan saling bertukar

pengalaman antarpeserta didik. Selain itu juga, setiap anggota kelompok dalam

pembelajaran saling berdiskusi dalam menentukan informasi yang dikumpulkan,

mengolah data, dan menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Jadi, model

pembelajaran kooperatif tipe GI tidak hanya membantu siswa untuk memahami

konsep-konsep, tetapi juga membantu bertukar pengalaman.

Hasil penelitian dari Apriyani (2013) menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe GI berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji Tahun

Pelajaran 2012/2013. Hal ini karena dalam pengujian hipotesis diperoleh bahwa

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi daripada kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

9

Selanjutnya hasil penelitian dari Widodo (2014) menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sribhawono Tahun

Pelajaran 2012/2013. Hal ini karena dalam perolehan data, rata-rata kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa dan ketuntasan belajar siswa pada model

pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.

Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe GI ini, siswa dapat mengasah kemampuan

pemahaman konsepnya. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,

perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas model pembelajaran kooperatif

tipe GI ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII di

SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe GI efektif ditinjau dari

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII di SMP Negeri 5

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

kooperatif tipe GI ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

10

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

pendidikan matematika yang berkaitan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe GI ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang efektif diterapkan untuk

mengasah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Selain itu, hasil

penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang

efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe GI ditinjau dari kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Efektivitas pembelajaran adalah kondisi atau keadaan suatu proses interaksi

antara siswa dengan guru dan juga interaksi antar siswa dengan materi

pelajaran dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif sejak awal perencanaan, baik dalam menentukan

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

11

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi dan saling

bertukar pengalaman antarpeserta didik. Selain itu juga, setiap anggota

kelompok dalam pembelajaran saling berdiskusi dalam menentukan informasi

yang dikumpulkan, mengolah data, dan menyajikan hasil penelitiannya di

depan kelas.

3. Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam menerjemah, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu

konsep matematika yang berdasarkan pembentukan pengetahuannya. Dalam

penelitian ini, pemahaman konsep matematis siswa tersebut berupa nilai siswa

yang diperoleh berdasarkan hasil tes. Tes tersebut dibuat sesuai indikator

kemampuan pemahaman konsep matematis. Indikator yang diteliti antara lain

adalah mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya, memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematis, menggunakan dan

memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, dan

mengklasifikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

4. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah himpunan.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Rahardjo (2011:170) mengemukakan bahwa efektivitas adalah kondisi atau

keadaan dimana tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang

memuaskan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008),

efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti berhasil guna. Menurut Warsita

(2008: 287) efektivitas lebih menekankan antara rencana dengan tujuan yang

dicapai, sehingga efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya

tujuan pembelajaran. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas

adalah kondisi atau keadaan yang menunjukkan tingkat tercapainya suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sanjaya (2009: 26) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses kerja sama

antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada

baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri maupun potensi

yang ada diluar diri siswa. Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Depdiknas, 2008) diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang

atau makhluk hidup belajar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses kerjasama antara guru dan siswa dalam

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

13

memanfaatkan segala potensi yang bersumber pada siswa.

Sutikno, (2005: 7) menyatakan bahwa pembelajaran akan berlangsung dengan

efektif jika pembelajaran berlangsung menyenangkan bagi siswa. Mulyasa

(2006:193) juga menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika mampu

memberikan pengalaman baru dan membentuk kompetensi peserta didik, serta

mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Selanjutnya

menurut Slameto (2010: 74) pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa

untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

instruksional yang ingin dicapai. Jadi, pembelajaran akan berlangsung efektif jika

pembelajaran memberikan pengalaman baru dan meningkatkan kemampuan siswa

serta menghantarkan ke tujuan yang ingin dicapai oleh siswa secara optimal.

Yusufhadi (2004: 536) menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran adalah yang

menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para siswa, melalui

prosedur pembelajaran yang tepat. Selanjutnya menurut Popham (2003: 7)

efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar

kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk mencapai

tujuan instruksional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran

adalah kondisi atau keadaan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

juga interaksi antar siswa dengan materi pelajaran dalam lingkungan belajar untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan model

pembelajaran. Pada penelitian ini kemampuan yang diukur hanya kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa sehingga kriteria masing-masing indikator

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

14

yang digunakan adalah 60% dengan kriteria ketuntasan belajar minimal sesuai

dengan yang ditetapkan sekolah yaitu 72.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan

sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai

satu kelompok atau satu tim (Isjoni dan Ismail, 2008: 150). Menurut Roger,dkk

(Huda, 2014: 29) pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok

yang aktivitasnya didasarkan pada tanggung jawab setiap anggota kelompok atas

pembelajarannya sendiri serta didorong untuk meningkatkan pembelajaran

anggota lainnya.

Selanjutnya, Sanjaya (2007: 240) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem kelompok kecil,

yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Menurut Lie (2008: 12) pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam tugas-tugas yang terstruktur, dimana dalam sistem ini guru bertindak

sebagai fasilitator.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok

yang anggota kelompoknya mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin,

ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Aktivitas pembelajaran model

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

15

pembelajaran kooperatif dengan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama

dengan saling membantu satu sama lainnya. Setiap anggota kelompok harus

mempunyai tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan mendorong

anggota lainnya untuk meningkatkan pembelajarannya.

Abdurrahman (2009: 123) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut:

1) Saling ketergantungan positif yang menuntut tiap anggota kelompoksaling membantu demi keberhasilan kelompok.

2) Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan pelajarantiap anggota kelompok dan kelompok diberikan balikan tentang prestasibelajar anggota-anggota kelompoknya, sehingga mereka salingmengetahui teman yang memerlukan bantuan.

3) Terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristikheterogen.

4) Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis.5) Semua anggota harus saling membantu dan saling memberi motivasi.6) Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya

mempertahankan hubungan interpersonal antaranggota kelompok.7) Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong,

mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsungdiajarkan.

8) Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terusmelakukan observasi terhadap komponen-komponen belajar danmelakukan intervensi jika terjadi masalah antaranggota kelompok.

9) Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok.

Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga mempunyai prinsip dasar.

Menurut Nur (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 242) prinsip dasar model

pembelajaran kooperatif adalah setiap anggota kelompok:

1) memiliki tanggung jawab untuk segala sesuatu yang dilakukan di dalamkelompoknya; 2) mengetahui bahwa seluruh anggota kelompok memilikitanggung jawab serta pembagian tugas yang merata; 4) akan dikenaievaluasi; 5) saling beragi kepemimpinan dan keterampilan untuk belajarbersama; 6) akan dimintai pertanggungjawaban terhadap materi yang iapelajari.

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

16

Menurut Roger dan Jhonson (Lie, 2008: 31) ada lima unsur yang membedakan

model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran kelompok biasa,

yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3)

tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok.

Pada pelaksanaan kegiatan model pembelajaran kooperatif terdapat tahap-tahap

yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Hosnan (2014:

245), langkah-langkah yang dilaksanakan dalam model pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut: 1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, 2)

menyajikan informasi, 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok

belajar, 4) membimbing kelompok belajar, 5) evaluasi, 6) memberikan

penghargaan.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk segala sesuatu yang

dilakukan di dalam kelompoknya dan mendapatkan pembagian tugas yang merata

serta menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Setelah pembelajaran kooperatif

selesai akan diadakannya suatu evaluasi.

3.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

Menurut Slavin (2005: 215) menyatakan bahwa:

Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan model pembelajarandalam kelompok kecil yang di dalamnya terjadi suatu komunikasi,interaksi kooperatif, dan pertukaran intelektual sebagai usaha siswa untukbelajar. Pembelajaran tersebut mendorong dan membimbing keterlibatansiswa dalam kelompok kecil secara lebih aktif dalam proses pembelajaran.Model ini sangat menekankan pentingnya komunikasi dan saling bertukarpengalaman antarpeserta didik.

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

17

Sharan dan Sharan (dalam Huda, 2014: 123-124) menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe GI lebih menekankan pada pilihan kontrol siswa

daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di dalam kelas. Menurut Kunandar

(2007: 344) model pembelajaran kooperatif tipe GI melibatkan siswa sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya

melalui investigasi. Selanjutnya, Huda (2014: 124) menyatakan bahwa dalam

setiap kelompok, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang

akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menyajikan hasil

penelitiannya di depan kelas.

Killen (dalam Aunurrahman, 2010: 152) menyatakan bahwa ciri-ciri model

pembelajaran kooperatif tipe GI adalah

(a) para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memilikiindependensi terhadap guru, (b) kegiatan-kegiatan siswa terfokus padaupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan, (c)kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untukmengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai beberapakesimpulan.

Selain siswa guru juga mempunyai peranan dalam pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe GI. Menurut Setiawan (2006: 12) peranan guru

dalam pembelajaran GI sebagai berikut:

a. Memberikan informasi dan instruksi yang jelas.b. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan

siswa yang menunjang pada pemecahan masalah (bukan menunjukkancara penyelesaiannya).

c. Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi.d. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa.

Selanjutnya Slavin (2005: 218) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran GI melalui enam tahap, yaitu:

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

18

a. Tahap Pemilihan Topik dan Pengelompokkan (Grouping)Tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentukkelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 6 sampai 7 orang.Pada tahap ini:1) Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-

kategori topik permasalahan.2) Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan

topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki.3) Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 6

sampai 7 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.b. Tahap Perencanaan kooperatif (Planning)

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuankhusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahappertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:1) Apa yang mereka pelajari?2) Bagaimana mereka belajar?3) Siapa dan melakukan apa?4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut.

c. Tahap Penyelidikan (Investigation)Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalamtahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragamaktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkansiswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalamatau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiapkelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini,siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat

simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.2) Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap

kegiatan kelompok.3) Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersa

tukan ide dan pendapat.d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh padatahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkasdan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untukdipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan siswasebagai berikut:1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam

proyeknya masing-masing.2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan

dan bagaimana mempresentasikannya.3) Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi

kelas dalam presentasi investigasi.e. Tahap Presentasi hasil final (Presenting)

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannyadengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswayang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

19

memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi olehguru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagaiberikut:1) Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi

bentuk penyajian.2) Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai

pendengar.3) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan

pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.f. Tahap Evaluasi (Evaluating)

Kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswadan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelassebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupapenilaian individual atau kelompok. Pada tahap ini, kegiatan guru atausiswa dalam pembelajaran sebagai berikut:1) Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,

pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya.

2) Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaranyang telah dilaksanakan.

3) Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahamansiswa.

Adapun tahapan-tahapan siswa didalam pembelajaran yang menggunakan tipe GI.

Sharan (dalam Trianto, 2011: 80) membagi langkah-langkah model investigasi

kelompok menjadi 6 fase, yaitu:

1) Memilih topikSiswa memilih sub topik khusus didalam suatu daerah masalah umumyang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikanmenjadi enam sampai tujuh anggota, tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas, komposisi kelompok hendaknyaheterogen secara akademis maupun etnis.

2) Perencanaan kooperatifSiswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuankhusus yang konsisten dengan sub topik yang telah dipilih pada tahappertama.

3) ImplementasiSiswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalamtahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragamaktivitas dan keterampilan yang luas. Guru secara ketat mengikutikemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

4) Analisis dan sintesisSiswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh padatahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

20

dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untukdipresentasikan kepada seluruh kelas.

5) Presentasi hasilBeberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikan dengancara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yanglain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka danmemperoleh perspektif yang luas pada topik itu. Presentasidikordinasikan oleh guru.

6) EvaluasiDalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda daritopik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusikelompok terhadap kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yangdilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok

Rusman (2012: 221) mengungkapkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran dibagi menjadi enam tahap,

yaitu: (1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok, (2) merencanakan tugas-tugas belajar, (3) melaksanakan investigasi,

(4) menyiapkan laporan akhir, (5) mempresentasikan laporan akhir, dan (6)

evaluasi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah:

1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.

2. Merencanakan tugas-tugas belajar.

3. Melaksanakan investigasi.

4. Menyiapkan laporan akhir.

5. Mempresentasikan laporan akhir.

6. Evaluasi.

Menurut Suherman (2001: 75) model pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe GI

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

21

adalah: (a) siswa menjadi lebih aktif , (b) diskusi menjadi lebih aktif, (c) tugas

guru menjadi lebih ringan, (d) siswa yang nilainya tertinggi diberikan

penghargaan yang dapat mendorong semangat belajar siswa. Sementara itu

kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah (a) membutuhkan

waktu yang lama, (b) siswa cenderung ribut, sebab peran seorang guru sangat

sedikit, (c) biasanya siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan hasil

temuannya kepada temannya.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI

adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sejak awal

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya

melalui investigasi dan saling bertukar pengalaman antarpeserta didik.

Selanjutnya, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI yaitu mengidentifikasi suatu topik dan

mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas-tugas belajar,

melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan

akhir, dan yang terakhir evaluasi.

4. Pembelajaran Konvensional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 523) konvensional artinya

berdasarkan kebiasaan. Menurut Santyasa (dalam Widiantari, 2012) model

pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lazim atau sudah biasa

diterapkan, seperti kegiatan sehari-hari di kelas oleh guru. Selanjutnya, Ruseffendi

(2006: 350) menyatakan bahwa umumnya pembelajaran konvensional memiliki

kekhasan tertentu, misalnya mengutamakan hafalan daripada pengertian,

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

22

menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses

dan pengajaran berpusat pada guru. Begitu pula Hamiyah dan Jauhar (2014: 166)

berpendapat pembelajaran konvensional banyak dipilih karena mudah

dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga.

Pembelajaran konvensional ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Apriyani (2013: 17) kelebihan dari pembelajaran konvensional ini adalah waktu

yang diperlukan cukup singkat dalam proses pembelajaran karena waktu dan

materi pelajaran dapat diatur secara langsung oleh guru, sedangkan kelemahan

dari pembelajaran konvensional ini adalah tidak semua siswa memiliki cara

belajar terbaik dengan mendengarkan dan hanya memperhatikan penjelasan dari

guru.

Berdasarkan uraian diatas pembelajaran konvensional adalah pembelajaran sudah

biasa diterapkan yang memiliki kekhasan tertentu, misalnya mengutamakan

hafalan daripada pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung,

mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.

Kemudian pembelajaran konvensional ini juga mudah dilaksanakan dengan

persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga.

5. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1002-1003) menyebutkan bahwa

pemahaman berasal dari kata paham yang berarti pengertian, pendapat: pikiran,

aliran: haluan; pandangan, mengerti benar; tahu benar; pandai dan mengerti benar

(tentang suatu hal). Menurut Mulyasa (2005: 78), pemahaman adalah kedalaman

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

23

kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.

Ruseffendi (2006: 221) membedakan pemahaman menjadi tiga bagian,

diantaranya:

(1) pemahaman translasi (terjemahan) digunakan untuk menyampaikaninformasi dengan bahasa dan bentuk yang lain serta menyangkutpemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi, (2) pemahamaninterpretasi (penjelasan) digunakan untuk menafsirkan maksud daribacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakuppemahaman suatu informasi dari sebuah ide, (3) ekstrapolasi (perluasan)mencakup etimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran,gambaran dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulandengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif.

Konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) diartikan

sebagai rancangan. Soedjadi (2000: 14) mengungkapkan bahwa konsep adalah ide

abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasikan sekumpulan objek yang

biasanya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Lebih lanjut,

Hamalik (2009) menyatakan bahwa konsep adalah suatu kelas stimuli yang

memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum.

Sanjaya (2007) mengemukakan bahwa kemampuan pemahaman konsep adalah

kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, siswa tidak

sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi

mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti,

memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai

dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Hal ini menyatakan bahwa materi

pelajaran yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sekedar mengetahui atau

mengingat konsep yang dipelajari melainkan mampu menyatakan ulang konsep

yang sudah dipelajari. Dengan kemampuan pemahaman konsep siswa dapat lebih

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

24

mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Menurut Depdiknas (2003: 2), kemampuan pemahaman konsep merupakan salah

satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam

belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika

yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah. Hamalik (2009: 46) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep

merupakan salah satu aspek dalam prinsip-prinsip belajar teori kognitif.

Selanjutnya, Jihad dan Haris (2012: 149) menyatakan bahwa kemampuan

pemahaman konsep merupakan suatu kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara tetap.

Adapun indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa mengacu

pada Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004, yaitu:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu kemampuan siswa untukmenerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya.

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengankonsepnya, yaitu kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentukkonsep tersebut.

c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep, yaitu kemampuan siswadalam memberikan contah dan kontra contoh dari konsep yang sedangdipelajari.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,adalah kemampuan siswa untuk menyajikan situasi matematikakedalam berbagai cara serta dapat mengetahui perbedaan objek-objekmatematika satu dengan yang lain.

e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, adalahkemampuan untuk mengembangkan konsep yang telah dipelajari.

f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasitertentu, adalah kemampuan siswa untuk menghubungkan konsepdengan prosedur.

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

25

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah,merupakan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep untukmemecahkan masalah matematika yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa merupakan kemampuan siswa dalam menerjemah,

menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika yang berdasarkan

pembentukan pengetahuannya. Dalam penelitian ini, kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa tersebut berupa nilai siswa yang diperoleh berdasarkan

hasil tes uraian. Tes tersebut dibuat sesuai indikator kemampuan emahaman

konsep matematis. Indikator yang diteliti antara lain adalah mengklasifikasikan

objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi contoh dan

non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematis, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe GI ditinjau dari

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa terdiri dari satu variabel bebas

dan satu variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

pembelajaran sedangkan variabel terikat adalah kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa.

Pemahaman konsep adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap

siswa, dalam pembelajaran siswa memanfaatkan segala potensi yang ada pada

dirinya sehingga dapat menjelaskan kembali konsep dengan kata-kata sendiri

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

26

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah artinya.

Pemahaman konsep matematis juga merupakan landasan penting untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun persoalan dalam

kehidupan sehari-hari. Jadi, pemahaman konsep matematis adalah kemampuan

siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep

matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri, bukan sekedar

menghafal.

Akan tetapi, sekarang ini banyak siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep yang rendah. Hal ini karena pembelajaran masih berpusat pada guru

sehingga membuat siswa menjadi pasif dan tidak berkembang dalam

pemikirannya. Salah satu alternatif yang diduga efektif mengasah kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa adalah melalui model pembelajaran. Dalam

pemilihan model pembelajaran, guru harus mempertimbangkan keefektifan model

pembelajaran yang dipilih. Keefektifan model pembelajaran tersebut berdasarkan

tingkat keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Suatu tujuan dari

pembelajaran yang dicapai adalah ketercapaian kompetensi. Menurut Sutikno

(2005: 7) pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Efektivitas pembelajaran

dapat dicapai jika siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu alternatif yang diduga efektif mengasah kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe GI. Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

27

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sejak awal perencanaan, baik

dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi

dan saling bertukar pengalaman antarpeserta didik. Selain itu juga, setiap anggota

kelompok dalam pembelajaran saling berdiskusi dalam menentukan informasi

yang dikumpulkan, mengolah data, dan menyajikan hasil penelitiannya di depan

kelas.

Model pembelajaran kooperatif tipe GI mempunyai enam tahapan. Pada tahap

pertama, siswa secara berkelompok belajar memahami masalah, mengenal apa

yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari topik yang telah disediakan oleh

guru. Pada langkah ini, siswa dapat mengembangkan aspek dari menyatakan

ulang suatu konsep. Artinya, siswa dapat menyebutkan definisi berdasarkan

konsep yang dimiliki dan konsep baru yang diberikan oleh guru.

Selanjutnya pada tahap kedua, siswa bersama kelompok belajar merencanakan

dan merumuskan masalah yang telah dipilih pada tahap sebelumnya, menentukan

langkah-langkah penyelidikan, dan menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan

dalam penyelidikan. Pada langkah ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan

dalam aspek syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep. Artinya, siswa dapat

menganalisis suatu objek dengan asspek syarat perlu dan syarat cukup suatu

konsep.

Kemudian pada tahap ketiga, melaksanakan investigasi dalam tahap ini siswa

mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-

kesimpulan, dan mengaplikasikan masalah yang diteliti kelompok. Siswa belajar

memproses data dengan rencana yang telah dipilih pada tahap sebelumnya

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

28

kemudian membuat jawaban penyelesaian. Dari langkah tersebut, siswa dapat

mengembangkan kemampuan dari aspek menggunakan, memanfaatkan, memilih

prosedur tertentu dan dapat mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah.

Pada tahap keempat siswa berdiskusi menyimpulkan hasil penyelidikan dan

mempersiapkan laporan. Dari langkah tersebut siswa akan mendapatkan

pengetahuan baru tentang alternatif jawaban atau penyelesaian yang perlu

mendapat pembuktian secara logis. Dalam hal ini, guru memberikan kesempatan

kepada siswa menyimpulkan hasil investigasinya. Hal ini, siswa dapat

mengembangkan kemampuan dari aspek menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematis.

Tahap kelima masing-masing kelompok melakukan presentasi. Pada tahapan ini,

mengembangkan kemampuan dari aspek menyatakan ulang suatu konsep dan

siswa dapat menggunakan, memanfaatkan, memilih prosedur tertentu.

Selanjutnya tahap keenam, siswa dan guru secara bersama-sama menyimpulkan

seluruh materi yang telah dipelajari sebelumnya dan guru memberikan penegasan

tentang konsep-konsep. Tahap menarik kesimpulan ini peserta didik dapat

menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dalam suatu

masalah yang sama dengan memperhatikan hasil pembuktian. Dalam hal ini,

siswa dapat mengembangkan kemampuan dari aspek contoh dan non contoh dari

konsep dan menyatakan ulang suatu konsep.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe GI merupakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

29

menjadi aktif dalam proses pembelajaran dikelompoknya sehingga dapat

mengasah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa terhadap materi yang

diajarkan. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe GI ini diduga

efektif jika ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di kelas

VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar, yaitu:

1. Semua siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2016/2017 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai

dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut.

2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa selain model pembelajaran dikontrol sehingga memberikan pengaruh

yang sangat kecil.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Umum

Model pembelajaran kooperatif tipe GI efektif ditinjau dari kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

2. Hipotesis Khusus

a. Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada kemampuan

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

30

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

b. Persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep

matematis yang terkategori baik (dengan nilai ≥ 72, skala 100) pada model

pembelajaran kooperatif tipe GI lebih dari 60% dari jumlah siswa.

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bandar Lampung. Populasi dalam

penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung

2016/2017 yang terdistribusi dalam 12 kelas dari VII A hingga VII L.

Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling yaitu

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini, pemilihan sampel

tersebut ialah kelas yang diajar oleh guru yang sama dan dilihat berdasarkan

karakteristik kemampuan siswa yang homogen sehingga dapat mewakili seluruh

kelas lainnya. Dari 12 kelas tersebut dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian.

Terpilih kelas VII C sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe GI dan kelas VII D dengan menerapkan

pembelajaran konvensional.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

Menurut Azam (2006) untuk penelitian yang berhubungan dengan peningkatan

kualitas pembelajaran, direkomendasikan penggunaan penelitian eksperimen

semu. Desain yang digunakan adalah posttest only control group design. Menurut

Furchan (2007: 368) desain pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

32

Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design

KelompokPerlakuan

Perlakuan PosttestE X OP C O

Keterangan:E : kelas eksperimenP : kelas kontrolX : model pembelajaran kooperatif tipe GIC : model pembelajaran konvensionalO : posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa berupa data kuantitatif yang diperoleh melalui posttest. Posttest diberikan

kepada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe GI dan pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes.

Tes diberikan diakhir pembelajaran (posttest) yang bertujuan untuk mengukur

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah mengikuti

pembelajaran.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menghubungi pihak-pihak yang terkait di sekolah, yaitu kepala sekolah

untuk meminta izin melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

33

b. Observasi untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian, seperti

banyak kelas, jumlah siswa, cara guru mengajar, dan karakteristik siswa.

c. Menentukan populasi dan sampel, yaitu memilih kelas VII sebagai populasi

dan menetapkan penentuan sampel dengan teknik Purposive Random

Sampling.

d. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Membuat lembar kerja kelompok untuk kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

f. Membuat instrumen penelitian berupa tes kemampuan pemahaman konsep

matematis dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal posttest sesuai

dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan pemahaman

konsep matematis serta aturan penskorannya.

g. Melakukan validasi instrumen tes.

h. Melakukan uji coba instrumen tes.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kedua kelas. Pada kelas

eksperimen pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe GI, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional.

b. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data kuantitatif.

b. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh.

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

34

c. Membuat laporan hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa dengan butir soal berbentuk uraian. Materi

yang diujikan adalah pokok bahasan himpunan. Dalam penyusunan soal, terlebih

dahulu membuat kisi-kisi tes yang disesuaikan dengan indikator kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Tes ini diberikan kepada siswa secara

individual yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa. Adapun pedoman penskoran tes kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa diadopsi dari Sartika (2011: 22) dan disajikan dalam

Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa

No Indikator Keterangan Skor

1. Mengklasifikasi objekmenurut sifat-sifat tertentusesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu tetapi jawaban salah

1

c. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu tetapi kurang lengkap

2

d. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan benar dan lengkap

3

2. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapijawaban salah

1

c. Memberi contoh dan non contoh tetapi kuranglengkap

2

d. Memberi contoh dan non contoh dengan benardan lengkap

3

3. Menyajikan konsep dalamberbagai bentukrepresentasi matematis

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasimatematis tetapi jawaban salah

1

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

35

c. Menyajikan konsep dalam bentuk representasimatematis tetapi kurang lengkap

2

d. Menyajikan konsep dalam bentuk representasimatematis dengan benar dan lengkap

3

4. Menggunakan danmemanfaatkan sertamemilih prosedur atauoperasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan, memanfaatkan dan memilihprosedur atau operasi tertentu tetapi jawabansalah

1

c. Menggunakan, memanfaatkan dan memilihprosedur atau operasi tertentu tetapi kuranglengkap

2

d. Menggunakan, memanfaatkan dan memilihprosedur atau operasi tertentu dengan benardan lengkap

3

5. Mengaplikasikan konsepatau algoritma kepemecahan masalah

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah tetapi jawaban salah

1

c. Mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah tetapi kurang lengkap

2

d. Mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah tedengan benar danlengkap

3

G. Analisis Instrumen

Sebelum digunakan, instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis

dilakukan analisis kualitas. Agar tes memenuhi kriteria soal yang baik. Sesuai

dengan pendapat Matondang (2009: 1) bahwa suatu tes dikatakan baik apabila

memenuhi syarat yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

1. Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini validitas isi. Validitas isi dari tes

kemampuan pemahaman konsep matematis dapat diketahui dengan cara

membandingkan isi yang terkandung dalam tes kemampuan pemahaman konsep

matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Suatu tes

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

36

dikatakan valid jika butir-butir soal tes sesuai dengan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra.

Penilaian terhadap kesesuaian isi instrumen tes dengan kisi-kisi instrumen tes

yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam instrumen tes dengan

bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar checklist (√) oleh guru mitra.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa instrumen tes yang digunakan untuk

mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa telah memenuhi

validitas isi (Lampiran B.5 dan B.6).

Langkah selanjutnya dilakukan uji coba instrumen tes yang dilakukan di luar

sampel penelitian yaitu kelas VIII B. Kemudian menghitung dan menganalisis

hasil uji coba dengan menggunakan software Microsoft Excel untuk mengetahui

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

2. Reliabilitas

Sebelum menghitung nilai reliabilitas, dilakukan uji coba soal terlebih dahulu.

Nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Alpha-Cronbach’s sebagai

berikut.

2

2

11 11 t

i

n

nr

Keterangan :

11r : nilai reliabilitas instrumen (tes)

n : banyaknya butir soal (item)

2i : jumlah varians dari tiap-tiap item tes

: varians totalN : banyaknya data∑ : jumlah semua data∑ : jumlah kuadrat semua data

2t

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

37

Koefisien reliabilitas yang didapat dari 11r dibandingkan dengan kriteria

interpretasi koefisien reliabilitas yang berlaku. Menurut Arikunto (2006: 195)

interpretasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi0,80 ≤ ≤ 1,00 Sangat Tinggi0,60 ≤ < 0,80 Tinggi0,40 ≤ < 0,60 Sedang0,20 ≤ < 0,40 Rendah0,00 ≤ < 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh koefisien

reliabilitas tes adalah 0,79. Hal ini menunjukan bahwa instrumen tes yang

digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Rekapitulasi hasil perhitungan

reliabilitas tes uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.6 dan hasil perhitungan lebih

lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah.

Daya pembeda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya daya

pembeda. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa

yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memeperoleh nial terendah.

Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok

atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Menurut Arikunto (2011: 213) rumus untuk menghitung daya pembeda sebagai

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

38

berikut.

= −Keterangan :DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentuJA : Rata-rata skor kelompok atas pada butir soal yang diolahJB : Rata-rata skor kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA : Skor maksimum butir soal yang diolah

Adapun interpretasi koefisien daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai

berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa koefisien

daya pembeda tes berkisar antara 0,30 dan 0,64. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen tes yang diujicobakan ada yang memiliki daya pembeda baik dan

sangat baik. Rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda uji coba soal dapat

dilihat pada Tabel 3.6 dan hasil perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran C.3.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah perbandingan antara banyaknya penjawab pilihan

benar dengan banyaknya penjawab pilihan lain yang digunakan. Hal ini dilakukan

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

Negatif ≤ ≤ 0,10 Sangat buruk0,10 ≤ ≤ 0,19 Buruk0,20 ≤ ≤ 0,29 Agak baik0,30 ≤ ≤ 0,49 Baik≥ 0,50 Sangat baik

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

39

untuk menentukan seberapa besar derajat kesukaran yang dimiliki suatu butir soal.

Menurut Sudijono (2008: 372), indeks tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut:

=Keterangan:TK : tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal

Untuk menginterpretasi koefisien tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan

koefisien tingkat kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) tertera pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Kesukaran Interpretasi

0,00 ≤ TK ≤ 0,15 Sangat Sukar

0,16 <TK ≤ 0,30 Sukar

0,31 <TK ≤ 0,70 Sedang

0,71 <TK ≤ 0,85 Mudah

0,86 <TK ≤ 1,00 Sangat Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa koefisien

tingkat kesukaran tes berkisar antara 0,31 dan 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen tes yang diujicobakan memiliki tingkat kesukaran yang sedang.

Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal dapat dilihat pada

Tabel 3.6 dan hasil perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

C.3.

Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal

tes kemampuan pemahaman konsep matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

40

coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

NoSoal

Reliabilitas Daya PembedaTingkat

KesukaranKesimpulan

1a

0,79(Reliabilitas

tinggi)

0,30 (baik) 0,50 (sedang) Dipakai

1b 0,33 (baik) 0,39 (sedang) Dipakai

1c 0,33 (baik) 0,31 (sedang) Dipakai

1d 0,36 (baik) 0,34 (sedang) Dipakai

1e 0,39 (baik) 0,37 (sedang) Dipakai

2a 0,52 (sangat baik) 0,44 (sedang) Dipakai

2b 0,48 (baik) 0,42 (sedang) Dipakai

2c 0,58 (sangat baik) 0,35 (sedang) Dipakai

2d 0,52 (sangat baik) 0,39 (sedang) Dipakai

3a 0,39 (baik) 0,41 (sedang) Dipakai3b 0,64 (sangat baik) 0,35 (sedang) Dipakai

4a 0,39 ( baik) 0,31 (sedang) Dipakai4b 0,39 (baik) 0,31 (sedang) Dipakai5a 0,58 (sangat baik) 0,45 (sedang) Dipakai

5b 0,39 (baik) 0,38 (sedang) Dipakai

5c 0,33 (baik) 0,33 (sedang) Dipakai

5d 0,61 (sangat baik) 0,36 (sedang) Dipakai

Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,79 yang berarti

soal memiliki reliabilitas yang tinggi. Daya pembeda untuk soal nomor 2a, 2c, 2d,

3b, 5a, dan 5d dikategorikan sangat baik dan soal lainnya dikategorikan baik

sedangkan tingkat kesukaran untuk semua soal dikategorikan sedang. Karena

instrumen tes kemampuan pemahaman konsep sudah valid dan sudah memenuhi

kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang sudah ditentukan

maka soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis yang disusun layak

digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman konsep matematis.

H. Teknik Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes

kemampuan pemahaman konsep matematis setelah dilakukan pembelajaran

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

41

(posttest) pada kedua kelas. Dari hasil tes tersebut diperoleh data yang digunakan

sebagai dasar menguji hipotesis penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis dan

uji proporsi maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel penelitian

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang

homogen.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji Chi-Kuadrat (Sudjana, 2009: 273). Rumusan hipotesis untuk uji

normalitas adalah:

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0,05 dan statistik uji yang digunakan

untuk menghitung uji Chi-Kuadrat sebagai berikut.

= ( )Keterangan:

: harga Chi-KuadratOi : frekuensi observasiEi : frekuensi harapank : banyaknya kelas interval

Selanjutnya keputusan uji yang digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria uji

yaitu diterima jika < ( )( ) maka data berdistribusi normal.

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

42

ditolak jika ≥ ( )( ) maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada kelas yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

GI maupun pembelajaran konvensional diperoleh bahwa < . Hasil

perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa

Kelas Keputusan Uji

GI 5,79 9,49 diterima

Konvensional 4,68 9,49 diterima

Karena < dalam data kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa pada kelas yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI maupun

pembelajaran konvensional sehingga keputusan ujinya diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

C.6 dan Lampiran C.7.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

memiliki variansi yang homogen atau tidak homogen. Rumusan hipotesis untuk

uji ini adalah:

Page 62: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

43

H0: = (variansi kedua populasi homogen)

H1: (variansi kedua populasi tidak homogen)

Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0,05 dan statistik uji yang digunakan

menurut Sudjana (2009: 249) untuk menguji hipotesis di atas menggunakan rumus

sebagai berikut.

F =

Keterangan::varians terbesar:varians terkecil

Selanjutnya keputusan uji yang digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria uji

yaitu terima H0 jika < ( , )dengan ( , ) didapat dari

daftar distribusi F dan derajat kebebasan masing-masing sesuai dk pembilang dan

penyebut. Hasil perhitungan uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Hasil Uji Homogenitas

Kelas Varians Keputusan Uji

GI 189,07

1,12 1,69 diterima

Konvensional 169,14

Karena < ( , ) dalam data kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada kelas yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

GI maupun pembelajaran konvensional sehingga keputusan ujinya diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians yang

homogen. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.8.

Page 63: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

44

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh data bahwa

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan kelompok data memiliki varians yang homogen. Oleh

karena itu, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-

rata yaitu uji t sebagai berikut.

H0: μ1= μ2, (tidak ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI

dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional)

H1: μ1>μ2, (kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional)

Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0,05 dan statistik uji dengan

menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (Uji t) seperti dalam Sudjana (2009:

243) sebagai berikut.= ̅ ̅dengan

Keterangan :̅ : rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa pada modelpembelajaran kooperatif tipe GI̅ : rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajarankonvensional

n1 : banyaknya subyek pada model pembelajaran kooperatif tipe GIn2 : banyaknya subyek pada pembelajaran konvensional

: varians model pembelajaran kooperatif tipe GI

2

11

21

222

2112

nn

snsns

Page 64: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

45

: varianspembelajaran konvensional: varians gabungan

Selanjutnya keputusan uji yang digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria uji

yaitu terima H0 jika < ( )( ), dengan taraf signifikan = 0,05dimana ( )( ) dari distribusi t dengan = ( + − 2) dan peluang(1 − ).Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata diperoleh bahwa tidak ada perbedaan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model

pembelajaran kooperatif tipe GI dengan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.9.

Karena data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berasal dari

populasi yang berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji proporsi. Untuk

mengetahui besarnya persentase siswa yang memahami konsep dalam

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI lebih dari 60%.

Rumusan hipotesis sebagai berikut.

H0 : = 0,60 (persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis yang terkategori baik = 60%)

H1 : > 0,6 (persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis terkategori baik > 60%)

Kemudian statistik uji yang digunakan sebagai berikut.

= ⁄ − 0,60,6 ( 1 − 0,6)

Page 65: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

46

Keterangan:x : banyaknya siswa yang berkemampuan pemahaman konsep matematis

terkategori baikn : jumlah sampel0,60 :persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep

matematis terkategori baik

Dalam penelitian ini keputusan uji yang digunakan dengan kriteria uji yaitu terima

H0 jika < ( . ) diperoleh dari daftar normal baku dengan peluang

( . )dengan taraf signifikan: α = 0,05. Untuk ≥ ( , ) hipotesis

ditolak.

Hasil perhitungan uji proporsi diperoleh bahwa persentase siswa yang memiliki

kemampuan pemahaman konsep matematis terkategori baik tidak lebih dari 60%

dari jumlah siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI.

Perhitungan uji proporsi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.10.

Page 66: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe GI tidak efektif ditinjau dari kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil

uji kesamaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa diperoleh

bahwa tidak ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

dan pada uji proporsi persentase kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI tidak lebih dari 60% dari

jumlah siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, penulis mengemukakan saran-saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru yang ingin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI

untuk mengasah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, disarankan

dalam pembelajaran guru harus membuat suasana belajar siswa yang kondusif

dan aktif dalam kegiatan investigasi dan presentasi.

Page 67: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

58

2. Kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI, hendaknya dalam pelaksanaan

pembelajarannya siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk

belajar sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dan antusias.

3. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI disarankan penelitian dalam jangka waktu

yang lebih lama agar mendapatkan hasil yang optimal.

Page 68: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkemampuan Rendah.Jakarta: RinekaCipta.

Afrilianto, M dan Tina Rosyana. 2014. Strategi Thinking Aroud Pair ProblemSolving untuk Meningkatkan Kemampuan Kelancaran Berprosedur DanKompetensi Strategis Matematis Siswa SMP. Prosiding Seminar NasionalPendidikan Matematika Vol. 02 Hal 45-53. (Online). Tersedia:http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2014/12/Prosiding-Semnas-STKIP2014.pdf (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.)

Annisa, Nur. 2016. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share(TPS) Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematika Siswa. Skripsi.Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Apriyani, Yeni. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GroupInvestigation Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi padaSiswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, LampungTengah Tahun Pelajaran 2012/2013). Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

_________________. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Azam, Sumarno dan Rahmat. 2006. Metodologi Penelitian untuk PeningkatanKualitas Pembelajaran Penelitian Kuasi Eksperimen Dalam PPKP.Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional.

Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:Gava Media.

Depdiknas. 2003. UU NOMOR 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta: DitjenDikdasmen Depdiknas.

Page 69: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

60

________. 2004. Peraturan Tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMPNo.506/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004. Jakarta: DitjenDikdasmen Depdiknas.

_______. 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang StandarKompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: BSNP.

_______. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta: Gramedia Utama.

Fatmawati, Fitri. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GroupInvestigation Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisSiswa. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Firmansyah. 2010. Pengaruh Iringan Musik dalam Penyelesaian Soal Matematikaterhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 6Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Fitriana, Laila. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe GroupInvestigation (GI) dan STAD Terhadap Prestasi Belajar MatematikaDitinjau dari Kemandirian Belajar Siswa. Seminar Nasional Matematikadan Pendidikan Matematika. Universitas Negeri Yogyakarta. (Online).Tersedia: http://eprints.uny.ac.id. (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).

Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Matematika BerdasarkanPendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamiyah, Nur dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Harry, Firman. 2010. Pembelajaran Berbasis Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Herawati, Oktiana Dwi Putra. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem PosingTerhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XIIPA SMA Negeri 6 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1.Universitas Sriwijaya.(Online). Tersedia: http://ejournal.unsri.ac.id. (diaksespada tanggal 10 Oktober 2016).

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam PembelajaranAbad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: GhaliaIndonesia.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 70: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

61

Isjoni dan Ismail, Arif Mohc. 2008. Model-Model Pembelajaran MutakhirPerpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: MultiPressindo.

Kentjil, Wiwi Irjanty. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif. (Online).Tersedia: http://ajatzatnika.com/ (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Kusuma, Alisha Suryani. 2015. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe GI(Group Investigation) dilengkapi dengan Metode Gallery LearningTerhadap Pemahaman Konsep dan Aktivitas Siswa. Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga. (Online), (http://digilib.uin-suka.ac.id.), diakses 22April 2017.

Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.[Online]. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-24576-Zulkifli.pdf. (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

__________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.

Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTSKelas VII. Jakarta: PUSAT Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

OECD. 2016. Indonesia-OECD Data. (Online). Tersedia:http://data.oecd.org/indonesia.htm. (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).

Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan).Jakarta: Rineka Cipta.

Rahardjo, Adisasmita. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.Yogyakarta: Graha ilmu.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ruseffendi. 2006. Pengajaran Metematika Modern dan Masa Kini untuk Gurudan SPG. Bandung: Transito.

Page 71: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

62

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

_____________. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sari, Nikita Yunika. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation Ditinjau dari Peningkatan Kemampuan KomunikasiMatematis (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1Pesawaran Tahun Pelajaran 2015/2016). Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Sartika, Dewi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TeamsGames Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi. BandarLampung: Universitas Lampung.

Santoso, Singgih. 2014. Statistik Non Parametrik Konsep dan Aplikasi denganSPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan PendekatanInvestigasi. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Siswono, Tatag. 2007. Matematika untuk SMP dan MTS kelas VII. Jakarta: ESIS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Slavin, E. Robert. 2005.Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Nusa Media.

_______________. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi Masa KiniMenuju Harapan Masa Depan). Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Sudjana. 2009. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suherman, E. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: FMIPA UPI.

Page 72: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26997/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Pendidikan Matematika ... biasa, menjadi uswatun

63

______________. 2003. Common Text Book: Strategi PembelajaranMatematika Kontemporer. Bandung: JICA FMIPA UPI.

Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif Apa dan BagaimanaMengupayakannya. Mataram: NTP Pres.

Sutjipto. 2005. Apa yang Salah dengan Matematika. Buletin PUSPENDIK.Vol.2/No. 1/Juli 2005. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan PusatPenelitian Pendidikan DEPDIKNAS.

Suwondo, Wawan. 2012. Efektivitas Pembelajaran Group Investigation Ditinjaudari Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Skripsi. BandarLampung: Universitas Lampung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, danImplementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pemdidikan (KTSP).Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.Jakarta: Rineka Cipta.

Widiantari. 2012. Model Pembelajaran Konvensional. (Online). Tersedia:http://yudi-wiratama.blogspot.com/2014/01/pembelajarankonvensionalpembelajaran.html. (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).

Widodo, Maghdalena Fajar. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTipe Group Investigation Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 SribhawonoTahun Pelajaran 2012/2013). Skripsi. Bandar Lampung: UniversitasLampung.

Yuliani. 2009. Implementassi model pembelajaran Kooperatif Tipe GroupInvestigation untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa. Universitas Negeri Yogyakarta. (Online), Tersedia:http://eprints.uny.ac.id., diakses 18 April 2017.

Yusufhadi, Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:Kencana Media Group.