Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 4
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
(Skripsi)
Oleh
YOLANDA PRATIWI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester genap SMP Negeri 4
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh
YOLANDA PRATIWI
Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pem-
belajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Bandarlampung yang terdistribusi dalam 12 kelas. Sampel penelitian ini adalah
siswa kelas VIII-H dan VIII-F yang dipilih dengan teknik purposive random
sampling. Penelitian ini menggunakan desain pretest–posttest control group
design. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD tidak efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis
siswa.
Kata kunci: efektivitas, pembelajaran kooperatif tipe STAD, pemahaman konsep
matematis
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 4
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh
YOLANDA PRATIWI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 13 Januari 1995.
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak M. Yunus
dan Ibu Rusnah Agus.
Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Tunas Harapan
Bandar Lampung pada tahun 2001, pendidikan dasar di SDN 1 Gunung Terang
Bandar Lampung pada tahun 2007, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri
4 Bandar Lampung pada tahun 2010, dan pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur mandiri Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan mengambil program studi
Pendidikan Matematika. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Kelurahan Yukum Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung
Tengah dan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA IT Smart
Insani.
MottoThere is a will there is a way, Bismillah
Persembahan
Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaSholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah
Rasululloh Muhammad SAW
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangkukepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak M. Yunus dan Ibu Rusnah Agusyang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan doa . Sehinggaanak mu ini yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaikuntuk hamba-Nya.
Kakak-kakakku, M. Yudhi Pratama, Atik Komala Sari, dan M. YoghiPrakasa yang telah memberikan dukungan dan semangatnya padaku.
Calon imamku serta calon ayah dari anak-anakku nanti.
Seluruh keluarga besar pendidikan matematika 2013, yang terusmemberikan do’anya, terima kasih.
Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.
Semua sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segalakekuranganku.
Almamater Universitas Lampung tercinta
ii
SANWACANA
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang
akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi
uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas
VIII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, terima kasih yang
tulus ikhlas kepada:
1. Ayah (M. Yunus) dan Ibu (Rusnah Agus) tercinta, atas perhatian dan kasih
sayang yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk selalu
mendoakan yang terbaik.
iii
2. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian, dan
memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
3. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan
pemikiran, kritik, dan saran demi terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan
masukan dan saran-saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah mem-
berikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
9. Ibu Emi Yuslina, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian.
10. Siswa/siswi kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2016/2017, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.
iv
11. Kakak-kakakku (M. Yudhi Pratama, Atik Komala Sari, M. Yoghi Prakasa)
dan keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasi kepadaku.
12. Arizo Fhasha WA terimakasih telah hadir dan selalu memberikanku motivasi,
do’a, serta kesabaran yang luar biasa.
13. Sahabat klasik Faiza Putri Ayu, M. Fadlan, Destyana Eka Putri, Kiki Syafdi
Gustama terima kasih atas nasihat dan dukungannya.
14. Sahabat seperjuangan Caaboh (Ria Septiana, Siti Khadijah Jannati, Retna
Melati Prayuwari, Syawalia Fitriyani Zs, Nanda Gisma Pratiwi, Maulana Eka
Pratikta, Destrianto Pandang Pamungkas, M Viqi Aditio) keluarga kecilku
terima kasih atas nasihat dan dukungan yang kalian berikan. Sukses selalu
untuk kita.
15. Sahabatku Fitri Anita Sari, Rahayu Soraya, I Wayan Sastrawan, Dini Arum
Putri terima kasih selalu memberikanku dukungan dan semangat.
16. Teman-teman karibku tersayang di Pendidikan Matematika angkatan 2013
kelas A dan kelas B terima kasih atas kebersamaannya yang indah selama ini
dan semua bantuan yang telah diberikan.
17. Kakak-kakakku Kak Della Anggraini, S.Pd., Kak Hani Ervina Pansa, S.Pd.,
Kak Nidya Zahra, S.Pd., terima kasih banyak atas nasehat, dukungan dan
bantuan yang diberikan.
18. Teman-teman KKN di Kel. Yukum Jaya dan PPL di SMA IT Smart Insani
(Desi, Dini, Mae, Putri, Restu, Umi, Amel, Tiara, Rio) terimakasih atas
kebersamaan yang penuh makna dan kenangan.
v
19. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada
penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga
skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, 27 April 2017
Penulis
Yolanda Pratiwi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka ..................................................... ............................... 10
1. Efektivitas Pembelajaran..................................................................... 10
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................................. 12
3. Pembelajaran Konvensional................................................................ 14
4. Pemahaman Konsep Matematis .......................................................... 16
B. Kerangka Pikir................................................................... ..................... 18
C. Anggapan Dasar ...................................................................................... 21
vi
D. Hipotesis.................................................................................................. 21
1. Hipotesis Umum ............................................................................... 21
2. Hipotesis Khusus............................................................................... 21
III. METODE PENELITIAN.............................................................................. 22
A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 22
B. Desain Penelitian..................................................................................... 23
C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 23
D. Data Penelitian ........................................................................................ 24
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 24
F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya .......................................... 25
G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 30
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 36
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 36
B. Pembahasan ............................................................................................. 41
V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47
LAMPIRAN........................................................................................................ 50
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Poin Peningkatan Individu .............................................................. 13
Tabel 3.1 Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas VIII SMP Negeri 4
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017................................. 22
Tabel 3.2 Desain Penelitian.............................................................................. 23
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Reliabilitas......................................................... 26
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda...................................................... 27
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ............................................... 28
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ...................................................... 29
Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data GainPemahaman Konsep Matematis ....................................................... 31
Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Homogenitas Varians Gain ................................... 33
Tabel 4.1 Data Skor Awal Pemahaman KonsepMatematis Siswa ............................................................................. 36
Tabel 4.2 Data Skor Akhir Pemahaman konsepMatematis Siswa ............................................................................. 37
Tabel 4.3 Data Gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa .......................... 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rataPemahaman Konsep Matematis ....................................................... 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Proporsi Data PemahamanKonsep Matematis............................................................................ 39
Tabel 4.6 Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis .................... 40
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Hasil Pekerjaan Siswa Pertama .................................................... 4
Gambar 1.2 Hasil Pekerjaan Siswa Kedua....................................................... 5
Gambar 1.3 Hasil Pekerjaan Siswa Ketiga ...................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1 Silabus Pembelajaran................................................................. 50
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Kelas Eksperimen...................................................................... 53
Lampiran A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ....... 77
Lampiran A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK)............................................... 101
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis.................. 125
Lampiran B.2 Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis ................................ 126
Lampiran B.3 Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman KonsepMatematis.................................................................................. 127
Lampiran B.4 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman KonsepMatematis.................................................................................. 129
Lampiran B.5 Form Penilaian Validitas........................................................... 132
Lampiran B.6 Surat Keterangan Validitas ....................................................... 134
Lampiran C.1 Nilai Tes Pemahaman Konsep MatematisSiswa pada Kelas Uji Coba ....................................................... 135
Lampiran C.2 Analisis Reliabilitas Hasil Tes PemahamanKonsep Matematis Siswa pada Kelas Uji Coba........................ 136
Lampiran C.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran HasilTes Pemahaman Konsep Matematis Siswapada Kelas Uji Coba.................................................................. 138
Lampiran C.4 Nilai Tes Pemahaman Konsep MatematisSiswa Kelas STAD.................................................................... 139
x
Lampiran C.5 Nilai Tes Pemahaman Konsep MatematisKelas Konvensional .................................................................. 141
Lampiran C.6 Skor Gain Pemahaman Konsep MatematisSiswa Kelas STAD.................................................................... 143
Lampiran C.7 Skor Gain Pemahaman Konsep MatematisSiswa Kelas Konvensional........................................................ 144
Lampiran C.8 Uji Normalitas Data GainPemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas STAD................ 145
Lampiran C.9 Uji Normalitas Data Gain PemahamanKonsep Matematis Siswa Kelas Konvensional......................... 148
Lampiran C.10 Uji Homogenitas Varians Gain antara Kelas STADdan Kelas Konvensional............................................................ 151
Lampiran C.11 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor PeningkatanPemahaman Konsep Matematis Siswa...................................... 153
Lampiran C.12 Uji Proporsi Pemahaman Konsep MatematisSiswa Kelas STAD.................................................................... 156
Lampiran C.13 Analisis Indikator Tes Awal PemahamanKonsep Matematis Siswa Kelas STAD .................................... 158
Lampiran C.14 Analisis Indikator Tes Awal PemahamanKonsep Matematis Siswa Kelas Konvensional......................... 160
Lampiran C.15 Analisis Indikator Tes Akhir PemahamanKonsep Matematis Siswa Kelas STAD .................................... 162
Lampiran C.16 Analisis Indikator Tes Akhir PemahamanKonsep Matematis Siswa Kelas Konvensional......................... 164
Lampiran D.1 Surat Izin Penelitian .................................................................. 166
Lampiran D.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan ... 167
Lampiran D.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian......................... 168
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan dapat membantu mengarahkan manusia dalam
menjalani kehidupan sebagai individu yang dapat mengembangkan potensi dan
keterampilan di dalam dirinya. Proses pendidikan dapat dilakukan dimana saja,
salah satunya di sekolah. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-
didikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dinyatakan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, bangsa dan negara.”
Untuk mewujudkan pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan ke-
terampilan peserta didik, diperlukan suatu proses pembelajaran. Menurut UU No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20, pembelajar-
an adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar
siswa dan ketercapaian tujuan pendidikan nasional.
2
Pentingnya pembelajaran matematika sebagai bagian dari proses pendidikan di-
atur oleh pemerintah. Dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:
345), menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada
semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama.
Salah satu aspek yang harus dikuasai siswa adalah pemahaman konsep matematis.
Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006), menyatakan bahwa mata pelajaran ma-
tematika bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan untuk memahami
konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengomu-
nikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memper-
jelas keadaan atau masalah serta memiliki sikap menghargai kegunaan matemat-
ika dalam kehidupan.
Zulkardi (2003: 7), menyatakan bahwa dalam mempelajari matematika siswa
harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan
soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata.
Sugiman (2006: 1), menyatakan bahwa untuk menguasai materi pelajaran
matematika pada tingkat kesukaran yang lebih tinggi diperlukan penguasaan
materi sebelumnya sebagai pengetahuan syarat, salah satunya yaitu dengan
memiliki pemahaman konsep yang baik dengan tujuan mempermudah siswa
dalam memahami materi selanjutnya.
3
Secara umum pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil survei The Trend International Mathemat-
ics and Science Study (TIMSS), bahwa pada tahun 2011 siswa kelas VIII (SMP)
Indonesia menempati peringkat 38 dari 42 negara dengan skor 386 sedangkan
skor rata-rata adalah 500. Demikian pula pada hasil survei Programme for
International Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 yang dilansir oleh
OECD (2013), dengan peserta 65 negara, Indonesia berada di peringkat 64 de-
ngan skor 375 yang berada jauh dibawah rata-rata yaitu 467. Aspek yang dinilai
dalam survei tersebut meliputi pengetahuan tentang fakta, prosedur, konsep, pen-
erapan pengetahuan, dan pemahaman konsep.
Rendahnya pemahaman konsep matematis siswa disebabkan oleh banyak faktor.
Berdasarkan hasil survei IMSTEP-JICA tahun 2000 bahwa
“Kegiatan belajar yang terjadi di lapangan diwarnai oleh perilaku guru yangterlalu berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik, pem-belajaran berpusat pada guru, serta konsep matematika disampaikan secarainformatif. Menurut hasil survei tersebut, keadaan demikian merupakan sa-lah satu penyebab rendahnya pemahaman konsep matematis siswa.” (Her-man dalam Mulyati, 2013).
Rendahnya pemahaman konsep matematis siswa dijumpai pula pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Bandarlampung. Berdasarkan observasi dan wawancara ke-
pada guru, diperoleh informasi bahwa tidak sedikit siswa sulit untuk memahami
konsep yang dipelajari. Hal ini karena siswa hanya mengerjakan soal-soal saja
tanpa memahami konsep matematikanya.
4
Berikut disajikan contoh soal ulangan harian 1 kelas VIII G pada materi SPLDV,
yang salah satu soalnya merupakan soal pemahaman konsep matematis siswa
dengan indikator menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi tertentu sebagai berikut.
Harga sebuah buku sama dengan harga 3 pulpen. Jika seorang anak membeli 2
buku dan 5 pulpen, harga Rp. 16.500,00. Maka tentukan harga 4 buku.
Berdasarkan soal yang telah dikerjakan oleh siswa, didapatkan persentase jawaban
siswa yaitu sebanyak 26,32% dari 38 siswa menjawab benar, sebanyak 13,16%
dari 38 siswa tidak bisa menjawab, dan sebanyak 60,52% dari 38 siswa menjawab
salah.
Gambar 1.1 Hasil Pekerjaan Siswa Pertama
Hasil pekerjaan siswa yang pertama persentase siswa yang menjawab seperti pada
gambar 1.1 sebanyak 28,95%. Dapat dilihat pada gambar bahwa siswa sudah pa-
ham mengoperasikan perkalian dan pembagian tetapi siswa belum paham saat
menyelesaikan operasi bilangannya sehingga siswa salah memberi tanda maka
jawaban siswa menjadi salah.
5
Gambar 1.2 Hasil Pekerjaan Siswa Kedua
Selanjutnya hasil pekerjaan siswa yang kedua persentase siswa yang menjawab
seperti pada gambar 1.2 sebanyak 18,42%. Dapat dilihat pada gambar bahwa
siswa sudah paham mengoperasikan perkalian dan pembagian tetapi siswa kurang
memberikan tanda kurung pada pekerjaannya. Sehingga dalam pengoperasian
bilangan jawaban siswa menjadi salah karena siswa belum memahami konsep un-
tuk menyelesaikannya.
Gambar 1.3 Hasil Pekerjaan Siswa Ketiga
Hasil pekerjaan siswa yang ketiga persentase siswa yang menjawab seperti pada
gambar 1.3 sebanyak 13,15%. Dapat dilihat pada gambar bahwa siswa sudah pa-
ham mengoperasikan perkalian dan pembagian tetapi siswa belum paham saat
menyelesai-kan operasi bilangannya sehingga jawaban siswa menjadi salah.
6
Dari jawaban siswa dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam memahami kon-
sep untuk mengerjakan soal masih belum baik. Hal ini menunjukkan bahwa ren-
dahnya pemahaman konsep matematis siswa. Pemahaman konsep matematis
siswa yang rendah juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran di kelas.
Hal ini dapat dilihat saat proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan
penjelasan guru saja tidak ada keaktifan dari siswa untuk menanyakan hal-hal
yang tidak dimengerti atau berargumen dari materi yang dijelaskan. Selain itu,
diketahui kecenderungan guru masih menggunakan pembelajaran konvensional.
Guru hanya memberikan beberapa formula atau rumus, contoh-contoh soal yang
berkaitan, dan menekankan siswa untuk mengerjakan latihan-latihan soal saja.
Hal tersebut menyebabkan siswa terbiasa mengerjakan soal-soal matematika tanpa
memahami suatu konsep yang telah dipelajarinya.
Untuk menyikapi masalah-masalah tersebut, maka diperlukan upaya untuk mem-
perbaiki dan meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Salah satu cara
adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achieve-
ment Divisions (STAD). STAD merupakan model pembelajaran yang paling se-
derhana diantara pembelajaran kooperatif lainnya (Slavin dalam Martin, 2011:
15).
Gagasan utama dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi
siswa untuk dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam men-
guasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe
STAD di awali dengan penyajian kelas, yaitu guru menjelaskan kaitan materi
dengan kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh
7
konsep matematika. Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa bekerjasama
melakukan diskusi atau mengungkapkan konsep-konsep yang sudah dipikirkan
sebelumnya. Slavin dalam Martin (2011), menyatakan bahwa STAD mempunyai
lima komponen utama yaitu penyajian kelas, kerja kelompok, kuis, peningkatan
nilai individu, dan penghargaan kelompok. STAD juga menuntut siswa agar lebih
aktif dalam berdiskusi, serta dalam kelompok diskusi ditekankan agar seluruh
anggota kelompok mengerti tentang materi yang diajarkan. Oleh karena itu, pem-
belajaran kooperatif tipe STAD dianggap mampu meningkatkan pemahaman kon-
sep matematis siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran kooperatif
tipe STAD efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kooperatif tipe
STAD ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Bandarlampung tahun pelajaran 2016/2017.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam
pendidikan matematika yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD serta hubungannya dengan pemahaman konsep matematis siswa.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memilih
model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematis siswa. Selain itu, dapat menjadi referensi tambahan mengenai
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan pemahaman konsep,
khususnya pada pembelajaran matematika.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam peneltian ini adalah sebagai berikut,
1. Efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan suatu model pem-
belajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan
sasarannya. Dalam penelitian ini, pembelajaran kooperatif tipe STAD di-
nyatakan efektif apabila peningkatan pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada
peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pem-
belajaran konvensional dan presentase siswa yang memiliki pemahaman
konsep matematis dengan baik diperoleh lebih dari 60% dari jumlah siswa.
9
2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran dengan
langkah-langkah; guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,
menyajikan atau menyampaikan informasi, mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan
belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan.
3. Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan untuk memahami dan
menjelaskan suatu materi dalam setiap pembelajaran. Indikator yang
mengukur pemahaman konsep matematis siswa adalah menyatakan ulang
sebuah konsep, mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya, memberi contoh dan non contoh dari konsep,
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu, serta mengaplikasikan konsep dan algoritma dalam pemecahan
masalah.
4. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah lingkaran.
5. Siswa dikatakan memahami konsep apabila nilai tes yang diperolehnya ≥
75.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Efektivitas Pembelajaran
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif
yang berarti memiliki efek, pengaruh atau akibat. Menurut Peter Salim (Rakasi-
wi, 2012: 13), efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melak-
sanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan bagaimana suatu organisasi berhasil
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan
operasional. Hal tersebut sesuai dengan Hartutik (Astuti, 2010: 13), menyatakan
bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya
tujuan, ketepatan waktu, adanya partisipasi aktif dari anggota. Dengan demikian,
efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dengan
waktu yang telah ditentukan melalui usaha dan tindakan. Tujuan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tujuan pembelajaran yaitu ketercapaian kompetensi
dasar yang telah ditetapkan.
Pembelajaran menurut Trianto (2009: 17), adalah usaha sadar dari seorang guru
untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran
harus mempunyai tujuan yang jelas untuk memberikan arah dan menuntun siswa
11
dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Dari pendapat tersebut dapat disimpul-
kan bahwa pembelajaran adalah proses yang dilakukan guru dalam mengarahkan
siswa untuk memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar agar siswa dapat
mencapai prestasi belajar.
Mulyasa (2006: 193), mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika
mampu memberikan pengalaman baru, dan membantu kompetensi peserta didik,
serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Per-
nyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Simanjuntak (1993: 80), yang meng-
ungkapkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila menghasilkan
sesuatu sesuai dengan apa yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang
diinginkan tercapai. Pendapat lain juga dikemukan oleh Hamalik (2004: 171),
bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan ke-
sempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dengan melakukan aktivitas-aktivitas
belajar. Penyediaan kesempatan belajar ini diharapkan dapat melatih kemampuan
berpikir siswa dan memberikan peluang bagi mereka untuk mengungkapkan
gagasan atau ide-ide yang mereka miliki. Dalam Depdiknas (2008: 4), dinyatakan
bahwa kriteria keberhasilan pembelajaran salah satunya ialah peserta didik
menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes sumatif, maupun tes ke-
trampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%.
Berdasarkan uraian di atas, efektivitas pembelajaran adalah ukuran yang diguna-
kan untuk melihat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan siswa tersebut diwujudkan dalam hasil belajar, apakah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan atau tidak. Pada penelitian ini pembelajaran
12
dikatakan efektif apabila jumlah siswa mencapai indikator yang digunakan yaitu
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) lebih dari 60% dalam satu kelas. Dengan
KKM sesuai dengan yang ditetapkan sekolah yaitu 75.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu perilaku bersama
dalam membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Slavin dalam Martin (2011: 11) yaitu.
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswabelajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yanganggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yangbersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar darikelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok,baik secara individual maupun kelompok.
Student Team Achievement Divisions merupakan pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana dengan membentuk suatu kelompok heterogen. Ibrahim, dkk.
(2000: 20), menyatakan bahwa STAD dikembangkan oleh Robert Salvin dan
teman-temannya di universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pem-
belajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa di dalam satu kelas tertentu
dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang yang setiap kelompok
haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai
suku, memliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Hal tersebut dipertegas Nur
dalam Trianto (2009: 68), menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
13
Menurut Slavin dalam Martin (2011: 12), pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki langkah-langkah yang terdiri dari lima tahapan sebagai berikut.
1. Penyajian kelasMateri yang disampaikan pada penyajian kelas, bisa digunakan pengajaranlangsung atau diskusi belajar yang dipimpin oleh guru. Sebelum menyajikanmateri guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, mem-berikan motivasi untuk berkooperatif dan sebagainya.
2. Belajar KelompokKelompok terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan perbedaan kemampu-an, jenis kelamin, ras dan etnisnya. Kelompok dalam STAD menjadi ciri pen-ting karena setiap anggota kelompok harus bertanggungjawab atas keber-hasilan anggota kelompok mereka. Keberhasilan dan kegagalan anggota ke-lompok akan sangat mempengaruhi kesuksesan kelompok. Fungsi utama darikelompok adalah untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok terlibatdalam kegiatan belajar, secara khusus adalah mempersiapkan kelompok agarberhasil baik dalam tesnya.
3. Kuis atau tesSetelah melakukan 1 atau 2 kali pertemuan dan 1 dan 2 kali kegiatan kelom-pok, siswa diberi tes secara individual, siswa tidak boleh saling membantusatu sama lain pada saat tes.
4. Perhitungan poin peningkatan individualIde yang mendasari perhitungan poin peningkatan individual adalah mem-berikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja giat, danmemperlihatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang dicapaisebelumnya. Setiap siswa dapat menyumbangkan poin maksimal untukkelompoknya. Setiap siswa diberi skor dasar yang diperoleh dari rata-rataprestasi siswa yang diperoleh daripada tes serupa sebelumnya. Hasil tes siswadiberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes ter-dahulu. Kriteria pemberian poin peningkatan individual dapat dilihat daritabel 2.1.
Tabel 2.1 Poin Peningkatan Individu
Skor Tes Skor KemajuanLebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal0 poin sampai 10 poin di atas skor awal
10 poin20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poinHasil Terbaik 30 poin
5. Penghargaan KelompokSetelah dilakukan perhitungan peningkatan poin individual dilakukan pem-berian penghargaan kelompok yang diberikan berdasarkan pada poin pe-ningkatan kelompok.
14
= ℎKeterangan:Pk = poin peningkatan kelompok
Kelompok yang memperoleh poin sesuai kriteria yang telah ditetapkan berhakmemperoleh penghargaan.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan
model pembelajaran yang paling sederhana diantara pembelajaran kooperatif lain-
nya dengan membentuk siswa dalam kelompok heterogen. Dalam penelitian ini,
siswa dikelompokkan secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan yang
dilihat dari hasil ujian. Tahapan pembelajaran STAD adalah penyajian kelas,
kegiatan kelompok, kuis/tes, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga mengembangkan kemampuan secara
individu maupun kelompok yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran di kelas.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang paling umum diguna-
kan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya pembelajaran konven-
sional menerapkan hafalan rumus serta latihan soal yang bersifat tradisional.
Menurut Depdiknas (2004: 51), dalam pembelajaran konvensional, cenderung
pada belajar hafalan yang menolelir respon-respon yang bersifat konvergen,
menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih
bersifat tradisional dengan paper dan pensil tes yang hanya menuntut pada satu
jawaban benar.
15
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru.
Ruseffendi (2005: 17), menjelaskan pembelajaran konvensional pada umumnya
memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada
pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari
pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Sanjaya (2009: 17),
mengungkapkan bahwa pembelajaran konvensional merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru.
Menurut Kholik (2011), kelebihan dari pembelajaran konvensional adalah dapat
menampung kelas yang berjumlah besar, waktu yang diperlukan cukup singkat
dalam proses pembelajaran karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur secara
langsung oleh guru. Selain kelebihan dari pembelajaran ini, ada beberapa ke-
kurangan yang dapat diperhatikan, yaitu pembelajaran berjalan monoton sehingga
membosankan dan membuat siswa pasif karena kurangnya kesempatan yang
diberikan, siswa lebih terfokus membuat catatan, siswa akan lebih cepat lupa, dan
pengetahuan dan kemampuan siswa hanya sebatas pengetahuan yang diberikan
oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher center) dan menerapkan metode hafalan rumus
serta latihan soal yang bersifat tradisional. Dalam pembelajaran konvensional,
guru berperan dominan dalam pembelajaran sedangkan peran siswa sangat ter-
batas dikarenakan siswa dibiasakan hanya menjadi penerima informasi saja. Ke-
lebihan pembelajaran konvensional adalah memerlukan waktu yang tidak banyak,
16
sedangkan kelemahannya adalah membuat siswa menjadi tidak aktif dan ke-
mampuan siswa hanya sebatas pengetahuan yang diberikan oleh guru.
4. Pemahaman Konsep Matematis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah sesuatu hal yang kita
pahami dan kita mengerti dengan benar. Menurut Yulaelawati (2007: 72) pe-
mahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi/bahan.
Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materi
atau bahan ke materi/bahan lain. Sedangkan, Daryanto (2008: 106) menjabarkan
kemampuan pemahaman menjadi tiga, yaitu.
a) Menerjemahkan (translation)Pengertian menerjemahkan bukan hanya pengalihan (translation) yaitu arti daribahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dalam hal ini menerjemahkandapat juga diartikan sebagai konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitumodel simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.
b) Menginterpretasi (interpretation)Kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan melainkan kemampuanmenginterpretasi ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami.
c) Mengekstrapolasi (extrapolation)Pengertian mengekstrapolarasi dalam hal ini adalah kemampuan untukmenerjemahkan dan menafsirkan untuk menuntut kemapuan intelektual yanglebih tinggi.
Soedjadi (2000: 14), menyatakan konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Menurut Singarimbun dan Effendi
(2009), konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama.
17
Depdiknas (2003: 2), mengungkapkan bahwa pemahaman konsep merupakan
salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai
dalam belajar matematika yaitu dengan cara menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), menguraikan bahwa indikator
siswa memahami konsep matematis: (a)mampumenyatakan ulang suatu konsep; (b)
mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan kon-
sepnya; (c) memberi contoh dan noncontoh dari konsep; (d) menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematis; (e) mengembangkan syarat perlu
dan syarat cukup suatu konsep; (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
prosedur atau operasi tertentu; dan (g) mengaplikasikan konsep atau algoritma
pemecahan masalah.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam menerjemah, menafsirkan,
menyimpulkan dan mengaplikasikan suatu konsep matematika dalam pemecahan
masalah. Dalam penelitian ini, indikator yang mengukur pemahaman konsep
matematis siswa berupa kemampuan untuk menyatakan ulang suatu konsep,
mengklasifikasikan objek tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi contoh dan
non contoh dari konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur
atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pe-
mecahan masalah.
18
B. Kerangka Pikir
Penelitian tentang efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari
pemahaman konsep matematis siswa ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu
variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang menjadi variabel terikat adalah
pemahaman konsep matematis siswa.
Pemahaman konsep adalah bagian yang sangat penting bagi proses pembelajaran.
Pemahaman konsep yang baik akan sangat membantu siswa untuk memperoleh
hasil maksimal dalam pembelajaran matematika. Namun banyak siswa memiliki
pemahaman konsep yang rendah. Hal ini dapat diakibatkan oleh model
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Siswa menjadi pasif karena tidak
adanya komukasi dengan guru atau hanya terjadi komunikasi satu arah.
Pada model pembelajaran STAD siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga terwujudnya pembelajaran yang komunikatif antara guru
dengan siswa. Tahapan-tahapan yang terdapat didalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD akan memberikan peluang bagi siswa untuk meningkatkan
pemahaman konsep matematis.
Tahap pertama yaitu penyajian kelas. Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran serta memotivasi siswa dan terjadi proses pengajaran berupa tanya
jawab. Guru akan menjelaskan kaitan materi dengan kehidupan sehari-hari dan
manfaat nyata berkaitan dengan konsep matematika yang akan dipelajari. Materi
awal yang disampaikan merupakan pengajaran langsung yang dipimpin oleh guru.
19
Siswa harus memperhatikan secara seksama dan membangun pemahamannya
sendiri terhadap materi yang disampaikan guru.
Tahap kedua adalah kerja kelompok. Pada tahap ini guru mengelompokkan siswa
secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang dilihat dari hasil
ujian semester, dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap
kelompok akan dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK). Siswa diminta untuk
berdiskusi atau mengungkapkan konsep-konsep yang sudah dipikirkan
sebelumnya dengan teman kelompoknya kemudian guru dan siswa membahas
hasil diskusi. Setelah itu, salah satu siswa dari perwakilan kelompok mem-
presentasikan hasil diskusi. Pada tahap ini siswa saling memperbaiki jika ada pe-
mahaman yang keliru. Siswa yang berkemampuan tinggi dalam kelompok di-
harapkan dapat memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam me-
mahami konsep-konsep yang terdapat di dalam soal. Hal ini dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
Tahap ketiga adalah kuis atau tes. Setelah melakukan diskusi untuk menyelesai-
kan soal yang terdapat di LKK. Siswa mengaplikasikan konsep yang sudah diper-
oleh dengan mengerjakan soal secara individual. Siswa tidak boleh saling mem-
bantu satu sama lain pada saat tes. Kemudian guru bersama siswa membahas tes
individu sambil mengulang hal-hal yang dianggap sulit. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Tahap keempat adalah perhitungan poin peningkatan individual. Siswa yang
mengalami peningkatan individual mengenai pemahaman tentang konsep materi
yang diajarkan akan diberikan poin, peningkatan ditentukan berdasarkan selisih
20
skor tes terdahulu. Setiap siswa dapat menyumbangkan poin maksimal untuk
kelompoknya. Pada tahap ini akan terlihat sejauh mana pemahaman konsep yang
diperoleh selama pembelajaran.
Tahap terakhir adalah penghargaan kelompok. Setelah dilakukan perhitungan
peningkatan poin individual dilakukan pemberian penghargaan kelompok yang
diberikan berdasarkan pada poin peningkatan kelompok. Kelompok yang mem-
peroleh poin terbanyak akan memperoleh penghargaan. Adanya penghargaan
kelompok akan memicu semangat siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Selain itu guru akan mengevealuasi kegiatan pembelajaran. Guru
akan memperkuat konsep yang diperoleh selama pembelajaran dan memperbaiki
apabila terdapat miskonsepsi.
Pada pembelajaran konvensional, pembelajaran berpusat pada guru yang
mengakibatkan siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
terlihat dari langkah-langkah pembelajaran konvensional yaitu guru menjelaskan
materi pembelajaran, memberikan contoh soal kemudian me-nerangkannya, serta
guru memberikan latihan soal yang proses penyelesainnya mirip dengan contoh
soal yang sudah dijelaskan. Pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa
cenderung hanya mengikuti cara penyelesaian contoh soal yang sudah dijelaskan
oleh guru, sehingga tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan
konsep dari materi pelajaran. Dengan demikian, diharapkan pemahaman konsep
pada kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi
daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
21
C. Anggapan Dasar
Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut.
1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 4 Bandarlampung tahun
pelajaran 2016/2017 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kuri-
kulum yang berlaku di sekolah.
2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep matematis siswa
selain pembelajaran kooperatif tipe STAD dianggap memiliki pengaruh yang
sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
D. Hipotesis
Berdasarkan pertanyaan yang diuraikan dalam rumusan masalah maka hipotesis
dari penelitian ini adalah.
1. Hipotesis Umum
Pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari pemahaman konsep
matematis siswa.
2. Hipotesis Khusus
a. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pem-
belajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada peningkatan
pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konven-
sional.
b. Proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep dengan baik pada pem-
belajaran kooperatif tipe STAD lebih dari 60% dari jumlah siswa.
22
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 4 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 372 siswa yang terdistribusi dalam
12 kelas yaitu VIII-A–VIII-L. Pengambilan sampel dilakukan dengan meng-
gunakan teknik purposive random sampling. Dalam penelitian ini sampel diambil
dari kelas yang diajar oleh guru yang sama yaitu kelas VIII-E, VIII-F, VIII-G, dan
VIII-H yang memiliki pemahaman konsep yang relatif sama. Distribusi kelas
VIII di SMP N 4 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2016/2017 dan rata-rata
nilai ujian mid semester ganjil siswa kelas VIII di SMP N 4 Bandar Lampung
pada tahun pelajaran 2016/2017 disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Rata-Rata Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Kelas VIII SMP Negeri4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017
No. Kelas Banyak Siswa Rata-rata1 VIII E 31 75,32 VIII F 30 73,23 VIII G 32 73,14 VIII H 30 71,8
(Sumber: SMP Negeri 4 Bandarlampung, 2016)
Dari tabel 3.1, diperoleh empat kelas yang memiliki rata-rata yang relatif sama
yaitu kelas VIII-E, VIII-F, VIII-G, dan VIII-H. Kemudian dari empat kelas
tersebut dipilih secara random dua kelas yang akan digunakan sebagai sampel.
23
Terpilihlah kelas VIII-H yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII-F yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang terdiri dari satu varia-
bel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran
kooperatif tipe STAD sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep
matematis. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest
control group design. Menurut Fraenkel dan Wallen (1993 :248), desain
penelitian disajikan pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Desain Penelitian
KelompokPerlakuan
Pretest Pembelajaran PosttestE Y1 STAD Y2
K Y1 Konvensional Y2
Keterangan:E = kelas eksperimenK = kelas kontrolY1 = tes awal (pretest)Y2 = tes akhir (posttest)
C. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap.
1. Tahap Persiapan
a. Melihat kondisi lapangan, seperti terdapat 12 kelas, 372 siswa, serta guru
matematika yang masih menggunakan pembelajaran konvensional.
b. Menentukan sampel penelitian.
24
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan yang
digunakan selama penelitian, yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan pembelajaran konvensional.
d. Membuat instrumen penelitian.
e. Menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengadakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran koopera-
tif tipe STAD dan kovensional sesuai RRP yang telah dibuat.
c. Mengadakan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data yang diperoleh.
b. Membuat laporan penelitian.
D. Data Penelitian
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa, yang dicerminkan oleh skor pretest-posttest dan data
skor peningkatan (gain).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes digunakan
untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Tes diberikan
25
sebelum dan setelah diberi perlakuan (pretest-posttest) pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman konsep
matematis siswa. Instrumen tes terdiri dari lima soal uraian. Materi yang diujikan
adalah lingkaran. Tes yang diberikan pada setiap kelas baik soal-soal untuk
pretest dan posttest adalah soal yang sama. Setiap soal memiliki satu atau lebih
indikator pemahaman konsep matematis. Adapun pedoman penskoran tes pe-
mahaman konsep matematis yang diadaptasi dari Sasmita (2010: 30), yang dapat
dilihat pada Lampiran B.2 (halaman 126).
Untuk memperoleh data yang akurat, maka tes yang digunakan adalah tes yang
memenuhi kriteria yang baik, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan
tingkat kesukaran soal.
1. Validitas
Validitas tes dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dari tes
pemahaman konsep matematika ini dapat diketahui dengan cara membandingkan
isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan indikator
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Selanjutnya, soal tes dikonsul-
tasikan dengan dosen pembimbing dan guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian
isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan
dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan
daftar ceklis (√) oleh guru.
26
Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan telah me-
menuhi validitas isi (Lampiran B.5 dan B.6 halaman 132). Setelah tes tersebut
dinyatakan valid maka selanjutnya tes tersebut diujicobakan kepada siswa kelas di
luar sampel yaitu kelas IX B. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian
diolah dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Excel untuk mengetahui
reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
2. Reliabilitas
Bentuk soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes tipe uraian.
Dalam Arikunto (2011: 109), untuk mencari koefisien reliabilitas (r11) soal tipe
uraian digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
r11 = 1 − ∑Keterangan:r 11 = Koefisien reliabilitas
= Banyaknya butir soal∑ = Jumlah varians skor tiap soal= Varians skor total
Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan indeks relia-
bilitas. Menurut Arikunto (2011: 195), koefisien reliabilitas diinterpretasikan
pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien relibilitas (r11) Kriteria0,00 ≤ r11≤ 0,20 Sangat rendah0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah0,40 < r11≤ 0,60 Sedang0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi
27
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai
koefisien reliabilitas tes adalah 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes
yang digunakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Hasil perhitungan
reliabilitas tes uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran C.2 (halaman 136).
3. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
Untuk mengitung indeks daya pembeda butir soal, data siswa diurutkan nilai
terendah sampai nilai tertinggi. Kemudian diambil 27% nilai tertinggi (disebut
kelompok atas) dan 27% nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono
(2008:389-390) mengungkapkan menghitung koefisien daya pembeda digunakan
rumus:
= −Keterangan :DP = koefisien daya pembeda butir soalJA = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolahJB = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA = jumlah skor maksimum butir soal yang diolah
Adapun interpretasi koefisien daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda InterpretasiNegatif ≤ ≤ 0,10 Sangat Buruk0,10 ≤ ≤ 0,19 Buruk0,20 ≤ ≤ 0,29 Cukup0,30 ≤ ≤ 0,49 Baik≥ 0,50 Sangat Baik
28
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai daya
pembeda tes adalah 0,40 sampai dengan 1,00. Hal ini menunjukkan bahwa
instrumen tes yang diujicobakan memiliki daya pembeda yang baik dan sangat
baik. Hasil perhitungan daya pembeda uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran
C.3 (halaman 138).
4. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir
soal. Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran
suatu butir soal digunakan rumus berikut.
= JIKeterangan:TK = tingkat kesukaran suatu butir soalJT = jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT = jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria
koefisien kesukaran menurut Sudijono (2008: 372), sebagai berikut.
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran
Koefisien Interpretasi0,00 ≤ ≤ 0,15 Sangat Sukar0,16 < ≤ 0,30 Sukar0,31 < ≤ 0,70 Sedang0,71 < ≤ 0,85 Mudah0,86 < ≤ 1,00 Sangat Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai
tingkat kesukaran tes adalah 0,29 sampai dengan 0,80. Hal ini menunjukkan
bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki tingkat kesukaran yang sukar,
29
sedang, dan mudah. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal dapat
dilihat pada Lampiran C.3 halaman (138).
Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal
tes pemahaman konsep matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba dan
kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba
NoSoal
Reliabilitas Daya Pembeda TingkatKesukaran
Kesimpulan
1a
0,80(Reliabilitas
sangat tinggi)
0,51 (sangat baik) 0,69 (sedang) Dipakai1b 1,00 (sangat baik) 0,65 (sedang) Dipakai1c 0,44 (baik) 0,74 (mudah) Dipakai1d 0,44 (baik) 0,69 (sedang) Dipakai1e 0,51 (sangat baik) 0,69 (sedang) Dipakai2 0,59 (sangat baik) 0,77 (mudah) Dipakai3 0,40 (baik) 0,80 (mudah) Dipakai4a 0,55 (sangat baik) 0,30 (sukar) Dipakai4b 0,55 (sangat baik) 0,29 (sukar) Dipakai5a 0,40 (baik) 0,69 (sedang) Dipakai5b 0,55 (sangat baik) 0,68 (sedang) Dipakai
Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,80 yang berarti
soal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Daya pembeda untuk semua soal
dikategorikan sangat baik dan baik. Tingkat kesukaran untuk semua soal
dikategorikan sukar, sedang dan mudah. Karena semua soal sudah valid dan
sudah memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang
sudah ditentukan maka soal tes pemahaman konsep matematis yang disusun layak
digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman konsep matematis.
30
G. Teknik Analisis Data
Setelah diperoleh data dari hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir
selanjutnya dilakukan penghitungan untuk mendapatkan skor peningkatan (gain)
pada kedua kelas. Menurut Hake (1999: 1) skor peningkatan dihitung dengan
rumus gain ternormalisasi (normalized gain) yaitu:
= − −Hasil perhitungan skor gain pemahaman konsep matematis siswa selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran C.6 dan C.7 (halaman 143). Dalam penelitian ini
analisis data mula-mula dilakukan dengan cara uji normalitas dan uji homoge-
nitas. Setelah itu barulah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
kesamaan dua rata-rata dan proporsi.
1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data peningkatan pemahaman konsep matematis siswa
dari sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
sebaliknya dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Uji Normalitas dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Sudjana (2005: 273),
menyatakan uji Chi Kuadrat adalah sebagai berikut.
a. Hipotesis
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:
H0 : data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data gain berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
31
b. Taraf signifikan yang digunakan α = 0,05
c. Statistik uji
Statistik yang digunakan untuk uji Chi-Kuadrat:
χ = ( – )Keterangan:χ = harga uji chi-kuadrat
= frekuensi harapan= frekuensi yang diharapkan= banyaknya pengamatan
d. Keputusan uji
Terima H0 jika χ < χ dengan χ ( ∝)( )Rekapitulasi uji normalitas data gain pemahaman konsep matematis disajikan
pada Tabel 3.7. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.8 dan
C.9 (halaman145 dan halaman 148).
Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Gain Pemahaman KonsepMatematis
Kelas χ χ Keputusan Uji Keterangan
STAD 6,28 7,81 diterima NormalKonvensional 6,70 7,81 diterima Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa data gain pemahaman konsep
matematis pada kelas STAD dan konvensional berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
32
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data gain
memiliki varians yang homogen. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang
dilakukan adalah uji-F. Menurut Sudjana (2005: 249) uji-F adalah sebagai berikut.
a. Hipotesis.
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah
: = (kedua kelompok data gain memiliki varians yang homogen)
: ≠ (kedua kelompok data gain memiliki varians yang tidak
homogen)
b. Taraf signifikan yang digunakan = 0,05c. Statistik uji
Statistik uji yang digunakan untuk uji-F
=Keterangan:
= varians terbesar= varians terkecil
d. Keputusan uji
Tolak H0 jika ≥ ( , ) dengan ( , ) diperoleh dari daftar
distribusi F dengan peluang , sedangkan derajat kebebasan dan
masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut. Dalam hal
lainnya H0 diterima.
33
Rekapitulasi uji homogenitas data gain kemampuan pemahaman konsep
matematis disajikan pada Tabel 3.8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran C.10 halaman 151.
Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Homogenitas Varians Gain
Kelas Varians Keputusan Uji KeteranganEksperimen 0,05
1,32 1,85 diterima HomogenKontrol 0,04
Berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians
yang sama, sehingga kedua kelompok data memiliki varians yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji
hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji kesamaan dua rata-rata untuk
hipotesis 1 dan uji proporsi untuk hipotesis 2. Adapun penjelasan dari masing-
masing uji hipotesis sebagai berikut.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Pada uji normalitas dan homogenitas, data gain berdistribusi normal dan kedua
kelompok data gain homogen. Sehingga pengujian hipotesis yang digunakan
adalah uji-t. Dengan hipotesis sebagai berikut.
: μ1 = μ2 (rata-rata gain siswa yang mengikuti STAD sama dengan rata-
rata gain siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional).
: μ1 μ2 (rata-rata gain siswa yang mengikuti STAD lebih baik dari rata-
rata gain siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)
Statistik yang digunakan untuk uji-t menurut Sudjana ( 2005: 243) adalah:
34
= ̅ ̅dengan s2= ( ) ( )
Keterangan:̅ = rata-rata gain pemahaman konsep matematis siswa padakelas eksperimen̅ = rata-rata gain pemahaman konsep matematis siswa padakelas kontrol
= banyaknya subyek kelas eksperimen= banyaknya subyek kelas kontrol= varians yang mengikuti kelas eksperimen= varians yang mengikuti kelas kontrol= varians gabungan
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika < , dengan derajat
kebebasan = ( + − 2) dan peluang (1 − ) dengan taraf signifikan= 0,05. Untuk harga t lainnya H0 ditolak.
b. Uji Proporsi
Untuk mengetahui besarnya proporsi siswa yang memiliki kemampuan
pemahaman konsep matematis terkategori baik pada siswa yang mengikuti
STAD, dilakukan uji proporsi satu pihak. Uji proporsi menurut Sudjana (2005:
235) adalah sebagai berikut.
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:: = 0,6 (proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis
terkategori baik sama dengan 60%)∶ 0,6 (proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis
terkategori baik lebih dari 60%)
Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah
35
( )Keterangan:x : Banyaknya siswa tuntas belajarn : Jumlah sampel
: Proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis terkategoribaik
Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan = 0,05, dengan peluang(1 − ) dengan kriteria uji: tolak H0 jika ≥ . , dimana .didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 − ) dan terima H0 jika< . .
45
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak efektif ditinjau dari pemahaman konsep
matematis siswa, karena proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep
matematis terkategori baik pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif
tipe STAD tidak mencapai 60% dari jumlah siswa. Akan tetapi, peningkatan
pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe
STAD lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil pada penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan yaitu:
1. Kepada guru, yang ingin menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
hendaknya dalam penerapannya harus diimbangi dengan perencanaan yang
matang dan pengelolaan yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif
sehingga memperoleh hasil yang optimal.
2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang STAD disarankan
melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama agar subjek peneli-
46
tian terbiasa dengan STAD dan memperhatikan efisiensi waktu agar proses
pembelajaran berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Anonim. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20Tahun 2003. (Online). Tersedia:http://smpn1singajaya.wordpress.com/2009/06/07/uuspn-no-20tahun-2003/ (9 Oktober 2016)
Anonim. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun2003. (Online). Tersedia: http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20130729141205.Permendiknas_No_22_Th_2006.pdf. (13 November 2016)
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti, Sri Yarsi. 2010. Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams GamesTournament (TGT) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa padaMata Pelajaran Akutansi Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Surakarta TahunAjaran 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: UNS.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan PenyusunanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar danMenengah. Jakarta: BSNP.
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian BerbasisKompetensi. Jakarta: Depdiknas.
________. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.
________. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
________. 2008. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian BerbasisKompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.
Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen. 1993. How to Design and EvaluatifResearch in Education. New York: Mcgraw-hill Inc.
Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. (Online). Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ajpv3i.pdf (30 Oktober 2016).
Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Matematika BerdasarkanPendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UniversityNegeri Surabaya.
Kholik, Muhammad. 2011. Metode Pembelajaran Konvensional. (Online).Tersedia: http//Muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/(30 Oktober 2016)
Martin, Kharis Fajar. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar MatematikaMelalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya:Bandung.
Mulyati. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan RepresentasiMatematis Siswa SMA Melalui Strategi Preview-Question-Read-Reaflekt-Recite-Review. Disertasi pada Jurusan Pendidikan Matematika Sps UPI.Bandung: Tidak diterbitkan.
OECD. 2013. PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and whatthey can do with what they know. (Online). Tersedia:http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf(9 Oktober 2016)
Rakasiwi, Widya Ayu. 2012. Efektifitas Metode Pembelajaran Kooperatif TipeStudent Team Achievement Divisions (STAD) untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Tata Hidang Siswa Kelas X Jurusan Jasa Boga Di SMKNegeri 4 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIPBandung Press.
. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru MengembangkanKompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.Bandung: Tarsito.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sasmita, Dewi. 2010. Efektifitas Model Pembelajaran kooperatif Tipe Two StayTwo Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep MatematisSiswa. (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 10Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Rineka Cipta.Jakarta.
Singarimbun, dan Effendi. 2009. Metode Penelitian Survei. Penerbit PT. PustakaLP3ES Indonesia, Jakarta.
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: DirektoratJendral Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Sugiman. 2006. Pendekatan Matematika Realistik pada PembelajaranMatematika di Sekolah Menengah Pertama. Makalah lokakaryapengembangan model-model pembelajaran matematika sekolah diUniversitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 14 Otober 2006.
Tim Penyusun. 2006. Pedoman Model Penilaian Kelas KTSP TK-SD-SMP-SMA-SMK-MI MTs-MA-MAK. BP. Jakarta: Cipta Jaya.
TIMSS. 2011. International Results in Mathematics. (Online). Tersedia:http://timssandpirls.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_FullBook.pdf (9 Oktober 2016)
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:Kencana.
Yulaelawati, Ella. 2007. Kukrikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya.
Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika di Indonesia: Beberapa Permasalahandan Upaya Penyelesaiannya. Palembang: Unsri.