97
EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU PEMULIHAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh: LILI YUDELIANI UB 150104 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN AKADEMIK 2019

EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

i

EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM

MEMBANTU PEMULIHAN PASIEN RAWAT INAP DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAP KOTA

JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu

(S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

LILI YUDELIANI

UB 150104

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2019

Page 2: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

2

Page 3: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

v

MOTTO

ن ل م لا خساراوننز ين ا الم نين ولا يزيد الظ زلمؤم ة ل فاء ورح القرآ ن ما هو ش “Dan kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-

orang zalim selain kerugian”. 1 (QS. Al-Isra’:17, 82)

1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,2006),

290.

Page 6: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

vi

ABSTRAK

Bimbingan rohani Islam merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk

menumbuhkan rohani (spiritual) seseorang, sebab pada dasarnya hidup merupakan

penyerahan diri penuh kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Pasien yang

dirawat tentu akan mengalami kecemasan terhadap penyakit yang dideritanya

sehingga memerlukan bimbingan rohani Islam. Pelayanan bimbingan rohani Islam

adalah upaya pembinaan mental dan spiritual yang dilakukan oleh rohaniawan

kepada pasien rawat inap beserta keluarganya dalam membantu proses

penyembuhan pasien.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dengan

teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data

dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini

adalah pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi.

Penelitian tentang efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan

pasien di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi ini menunjukkan bahwa proses

pelaksanaan bimbingan rohani Islam berjalan dengan baik namun tidak berjalan

dengan efektif. Hal ini dilihat dari tidak adanya program dan rencana pekerjaan

dalam proses bimbingan rohani, tidak adanya kualitas dan produktivitas serta

kurangnya tenaga kerja.

Keywords: Efektivitas, Rohaniawan.

Page 7: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang tiada henti memberikan rahmat

dan hidayah-Nya kepada setiap umat. Sholawat dan Salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan sepanjang zaman.

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

My Beloved parent

Ayahanda Yubahar dan ibunda Dewi Anneni yang merupakan motivator utama

dan pelita hati dalam kehidupanku, yang selalu memberikan dorongan, do’a, kasih

sayang dan yang selalu berjuang demi keberhasilan anaknya. Semoga Allah SWT

memberikan kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat

My beloved sister and brother

Kakakku Yuhelmi devi astuti, Suci Gushar neni, abangku Yudelki Didi Fadlan,

dan adikku M. Taufiq azhari dan Fauzan Musyafa yang selalu mendukung dan

selalu memberikan semangat dalam hidupku.

Almamaterku Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi.

Aku bangga telah menjadi bagian dari Fakultas Dakwah

Page 8: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu

(S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Atas izin Allah SWT peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Efektivitas Peran Bimbingan Rohani Islam dalam Membantu Pemulihan

bagi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi” dengan baik.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang peneliti hadapi.

Namun peneliti menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan skripsi ini tidak lain

berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Peneliti mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penulisan skripsi

ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA. Ph.D selaku Wakil Rektor 1. Dr. H.

Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor 2. Ibu Dr. Hj. Fadhilah Jamil, M.Pd

selaku Wakil Rektor 3.Bapak Samsu, S.Ag M.Pd Ph.D selaku Dekan

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

3. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M. Hum selaku Wakil Dekan Fakultas

Dakwah.

4. Bapak Sya’roni S. Ag M.Pd selaku Ketua Program Studi Bimbingan

Penyuluhan Islam UIN STS Jambi, sekaligus sebagai dosen pembimbing

skripsi 1 yang telah membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Massuhartono, S. Pd.I MA.SI selaku dosen pembimbing skripsi 2,

yang telah membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan.

6. Bapak Munsarida, M. Fil.l selaku pembimbing Akademik.

7. Bapak M subli sebagai rohaniawan rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi,

yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.

8. Segenap dosen program studi bimbingan penyuluhan Islam Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi yang telah memberikan banyak sekali ilmu yang

bermanfaat.

9. Teman-teman bimbingan penyuluhan Islam UIN STS Jambi angkatan

2015 yang selalu memberi dukungan.

10. Kepada Masturoh, Herman Maulana, dan Puji Lestari yang telah

membantu dalam proses penelitian.

11. Kepada sahabat-sahabat karib Masturoh, Yevit Mardayetty, Cici Indah

Baharti, Nopi Ussa’adah, dan Supanti yang selalu memberikan dukungan

dan semangat.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa disebut satu persatu.

Page 9: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

ix

Dalam penulisan ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh

karena itu peneliti dengan lapang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif

dari para pembaca untuk penyempurnakan dan perbaikan Skripsi ini ke arah yang

lebih baik, sehingga memberi kontribusi dalam memajukan pendidikan di

Indonesia.

Demikian atas perhatiannya peneliti ucapkan terima kasih. Semoga skripsi

ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan

bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jambi, 2 Mei 2019

Penyusun

Lili Yudeliani

Page 10: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Permasalahan........................................................................................ 6

C. Batasan Masalah................................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6

E. Kerangka Teori..................................................................................... 7

F. Metode Penelitian................................................................................. 18

G. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 21

H. Studi Relevan ....................................................................................... 23

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAP

KOTA JAMBI DAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

A. Profil Rumah Sakit H. Abdul Manap Kota Jambi

1. Sejarah dan Perkembangan ............................................................ 27

2. Letak geografis RSUD H. Abdul Manap ....................................... 29

3. Visi, Misi, dan Motto ..................................................................... 29

4. Maklumat Pelayanan ...................................................................... 30

5. Tujuan RSUD H. Abdul Manap ..................................................... 30

6. Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi .......................................... 31

B. Profil Rohaniawan

1. Struktur Organisasi Bimbingan Rohani ........................................ 33

2. Keadaan Rohaniawan ..................................................................... 33

3. Peran dan Fungsi Rohaniawan ....................................................... 34

4. Keadaan Sarana dan Prasarana....................................................... 37

5. Tujuan Bimbingan Rohani Islam ................................................... 37

BAB III PROSES ROHANIAWAN DALAM MEMBERIKAN LAYANAN

BIMBINGAN ROHANI ISLAM DI RUMAH SAKIT ABDUL MANAP

KOTA JAMBI

A. Proses Pelayanan Bimbingan Rohani bagi Pasien Rawat Inap di Rumah

Sakit Abdul Manap Kota Jam .......................................................... 38

Page 11: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

xi

B. Materi yang diberikan Rohaniawan kepada Pasien di Rumah Sakit

Abdul Manap Kota Jambi ................................................................... 42

BAB IV EFEKTIVITAS PERAN, KENDALA DAN SOLUSI

ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU PEMULIHAN PASIEN RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT ABDUL MANAP KOTA JAMBI

A. Mengukur Efektivitas Peran Rohaniawan dalam Membantu Pemulihan

bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi….. 51

B. Kendala dan Solusi Rohaniawan dalam Pelaksanaan Bimbingan Rohani

di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi ....................................... …. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ …... 61

B. Implikasi penelitian ........................................................................... …... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

xii

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

th ط ` ا

zh ظ B ب

a` ع T ت

gh غ Ts ث

f ف J ج

q ق Ch ح

k ك Kh خ

l ل D د

m م Dz ذ

n ن R ر

w و Z ز

h ه S س

؍ ء Sy ش

y ى Sh ص

Dh ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

Aa اى aa ا A ا

Aw ا و ii ا ى U ا

Ay ا ى uu ا و I ا

2Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi (Jambi : Fak.Ushuluddin Iain STS JAMBI, 2014),136-137.

Page 13: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

xiii

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah/h/.

contoh:

Arab Indonesia

Salaah صلاة

Mir’ah مراة

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah/t/.

Contoh:

Arab Indonesia

Wizaarat al-Tarbiyah وزارةالتبية

الزمنمراة Mir’at al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

Fajannatan فجئة

Page 14: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.3 Saat itupun Allah

menanamkan pada diri manusia kerinduan kepada Surga dan ketakutan akan siksa

Neraka, akan tetapi setan telah mengotori kesucian fitrah ini dan mencurinya

sehingga mampu mengaburkan gambaran Surga yang terdapat dalam akal pikiran

manusia. Keyakinan itu berubah menjadi keraguan. Kesungguhan dan keberanian

ditutupi untuk memunculkan kepengecutan dan penghianatan. Manusia lebih

mempercayai kemampuan yang dimiliki manusia lainnya dibandingkan kekuasaan

Tuhan. Semuanya menjadi terbalik, dunia menjadi kehidupan nyata dan akhirat

menjadi kehidupan khayalan. Untaian nasehat dan lantunan Ayat-ayat suci al-

Quran tidak mampu menghujam ke dalam hati, melainkan al-Quran hanya sebatas

kata-kata indah penghias bibir.

Islam memandang bahwa hakikatnya manusia itu adalah makhluk Allah

SWT yang diciptakan-Nya sebagai khalifah di muka bumi untuk mengabdi kepada-

Nya, sebagaimana yang ditegaskan-Nya dalam Firman Allah SWT dalam surah

Adz-Zaariyat ayat 56.

لي عب د ون إل النو النس ل قت و م اخ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz-Zaariyat: 51, 56).4

Hal ini dipertegas lagi dalam Firman Allah SWT dalam Surah Al-An’am

Ayat 102.

ع ل ىك لهش يءو كيل ك لهش يءف اعب د وه و ه و خ الق ه و ر بك ملإل ه إل ذ لك م الله

3 Bahril Hidayat. Psikologi Islam. (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2014), 36. 4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,2006),

523.

Page 15: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

2

“Yang memiliki sifat-sifat yang demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada

Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah

Pemelihara segala sesuatu”. (QS. Al-An’am: 6, 102).5

Di muka bumi ini manusia adalah makhluk yang paling mulia di sisi Allah

SWT, dan memiliki derajat yang paling tinggi di antara makhluk-makhluk Allah

lainnya.6 Karena manusia diberi kelebihan berupa akal dan pikiran agar dapat

membedakan antara yang baik dan yang buruk, dengan keistimewaannya tersebut

diharapkan manusia dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Pada dasarnya, manusia menginginkan dirinya sehat, baik jasmani maupun

rohani. Allah SWT menurunkan al-Quran yang didalamnya ada petunjuk dalam

pengobatan terhadap berbagai penyakit pada diri manusia baik penyakit fisik

maupun psikis. Sebagaimana di jelaskan dalam Q.S Al-Isra Ayat 82.

لا خسارا ين ا الم نين ولا يزيد الظ زلمؤم ة ل فاء ورح ن القرآ ن ما هو ش ل م وننز

“Dan kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-

orang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra’:17, 82).7

Ayat al-Quran tersebut dijelaskan bahwa al-Quran merupakan obat yang

paling mujarab, tidak ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan dihadapan Allah

SWT, baik penyakit fisik maupun penyakit psikis, hanya tinggal bagaimana cara

manusia itu sendiri untuk mengobatinya.

Manusia memiliki tiga keadaan, yaitu: sehat, sakit, dan mati. Ketika sakit

tidak hanya fisik saja yang menderita tetapi juga psikisnya. Mereka mendapatkan

perasaan cemas akan ketidakpastian perawatan yang dijalaninya, sehingga

menimbulkan guncangan pada mental mereka dan jiwanya mengenai penyakit yang

dideritanya. Pada dasarnya manusia menginginkan keadaan sehat baik jasmani

maupun rohani. Sehingga dalam hal ini pengobatan tidak hanya dilakukan dengan

fisik saja, secara non fisik pun perlu dilakukan. Pengobatan non fisik yang berupa

5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, 141. 6 Yunendra Bangun Mulya. “Metode Bimbingan Rohani dalam Upaya Membentuk Sikap

Religiusitas Lanjut Usia dalam Persiapan Kematian di Pondok Pesantren Darud Dzikri Surakarta”,

Skripsi (Surakarta: IAIN Surakarta, 2017), 17. 7Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, 290.

Page 16: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

3

bantuan Spiritual atau bimbingan rohani mampu menimbulkan semangat dan rasa

optimis terhadap menghadapi penyakit sebagai salah satu cobaan dari Allah SWT.

Pelajaran spiritual yang sebenarnya adalah pelajaran yang meningkatkan

kesadara kita, membuat kita lebih sadar sebagai roh dan akhirnya menyatukan kita

dengan sang pencipta. Peningkatan kesadaran untuk lebih sadar sebagai kesadaran

sejati (roh) adalah sesuatu yang sangat alami dan baik untuk semua orang, dari

sudut duniawi maupun dari sudut spiritual itu sendiri. Pelajaran spiritual yang

sebenarnya membuat kita lebih sadar, lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga akan memberikan dampak yang positif dalam kehidupan kita, baik bagi

kita sendiri maupun bagi orang-orang di sekeliling kita.8

Diantara kiat menghibur diri dari musibah, hendaknya seseorang menguatkan

keyakinannya bahwa segala musibah yang menimpanya berasal dari Allah, sudah

merupakan qadha dan qadarNya. Yakni bahwa Allah SWT tidak menakdirkan

semua itu untuk membinasakan dirinya, juga bukan untuk menyiksanya, tetapi

untuk menguji dan memberi cobaan terhadap keridhaan dan kesabarannya,

pengaduan, do’a, dan munajatnya. Jika manusia berfikir taufik, maka terjadilah apa

yang terjadi, dan kalau manusia tidak dapat menerimanya, semua itu akan menjadi

kerugian yang besar bagi dirinya.9

Manusia di tuntut untuk mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri

terhadap masyarakat, dan untuk itu manusia telah dilengkapi dengan berbagai

potensi, baik potensi yang berkenaan dengan keindahan dan ketinggian derajat

manusianya maupun berkenaan dengan dimensi kemanusiaannya yang

memungkinkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.10

Di dalam masyarakat, gambaran manusia seutuhnya itu sering ditampilkan

melalui pengembangan paham-paham tertentu yang menjadi dasar ataupun panutan

bagi berbagai gerakan yang amat besar pengaruhnya terhadap kehidupan

masyarakat, baik gerakan politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya.

8 Irmansyah Effendi, Teknik Efektif untuk Meningkatkan Kesadaran dan Energy Spiritual

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001), 4-5. 9 Muhammad Bin Muhammad Al Manjabi Al Hambali, Hiburan bagi Orang yang

Tertimpa Musibah (Jakarta: Darul Haq. 2001), 30. 10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Asdi

Mahasatya. 2009), 20-25.

Page 17: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

4

Status kesehatan tidak diukur dengan ukuran umum seperti angka kematian

bayi atau umur harapan hidup. Status kesehatan sebagai suatu ukuran dari

kebutuhan pelayanan kesehatan. Asumsinya adalah bahwa ketika terdapat insiden

suatu penyakit, maka muncul kebutuhan pelayanan kesehatan.11

Salah satu persoalan masyarakat adalah keterbebanan di rumah sakit

khususnya pasien rawat inap terutama yang menderita penyakit kronis. Orang yang

sedang sakit akan mengalami timbulnya goncangan mental dan jiwanya karena

penyakit yang dideritanya sehingga memperlambat proses kesembuhannya.

Pasien yang mengalami kondisi tersebut di rumah sakit Abdul Manap Kota

Jambi sangat memerlukan bantuan spiritual yang dapat menimbulkan rasa optimis

dan selalu sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah. Sebagaimana Allah telah

memerintahkan manusia untuk selalu sabar dalam menghadapi segala musibah

yang menghadangnya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan dari Allah SWT.

Karena jika dia sabar, maka Allah SWT akan menampakkan kebaikannya, dengan

tujuan agar selanjutnya manusia bisa memahami kebaikan yang tersembunyi di

balik itu semua.

Di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi tidak hanya terdapat dokter yang

menyembuhkan penyakit secara fisik, namun juga terdapat dokter yang

menyembuhkan secara psikis. Rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi merupakan

salah satu rumah sakit yang memiliki layanan bimbingan rohani. Layanan

bimbingan rohani ini disampaikan oleh seseorang yang paham tentang kerohanian

dan lebih mementingkan kehidupan kerohanian dari pada hal yang lainnya, yang

biasanya disebut sebagai rohaniawan. Rohaniawan memiliki peran dan tugas yang

tidak kalah pentingnya dari seorang dokter lainnya. Pasien yang berada di rumah

sakit Abdul Manap Kota Jambi sangat membutuhkan peran rohaniawan yang dapat

memberikan bimbingan rohani yang semua ini tidak terlepas dari kuasa Allah SWT.

Karena kesembuhan itu hanya datang dari Allah SWT bukan dari seorang

rohaniawan tersebut.

11 Hasbullah Thabrany, Pendanaan Kesehatan dan Alternative Mobilisasi Dana Kesehatan

di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 72-73.

Page 18: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

5

Peran dari seorang rohaniawan ini adalah melakukan intervensi terhadap

kondisi batin (mental dan kejiwaan) pasien untuk membantu proses penyembuhan

bersama-sama terapi lainnya, di luar ini bukan tanggung jawab rohaniawan.12 Di

rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi bimbingan rohani diberikan ketika pasien

mulai memasuki rumah sakit tidak hanya ketika masa pemulihan.

Di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi, hanya terdapat seorang petugas

rohaniawan yang melakukan bimbingan di setiap ruangan, seperti ruangan penyakit

jantung, paru-paru, mata, ICU dan banyak ruangan lainnya. Petugas rohaniawan

tersebut bernama M. Subli. Dari informasi yang saya peroleh, M. Subli bukan

hanya sebagai seorang rohaniawan namun juga memegang jabatan sebagai ketua

kepengurusan jenazah.13 Rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi hanya memiliki

seorang rohaniawan yang memberikan bimbingan untuk semua pasien rawat inap

sekaligus sebagai kepengurusan jenazah, begitu banyak nya pasien rawat inap yang

hanya di tangani oleh seorang rohaniawan.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

Efektivitas Peran Rohaniawan dalam Membantu Pemulihan Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi dengan harapan dapat

memberikan pengertian betapa pentingnya peran seorang rohaniawan terhadap

pasien-pasien yang membutuhkan siraman rohani terhadap apa yang terjadi

terutama bagi pasien yang memiliki gangguan mental dan memiliki rohani yang

lemah sehingga sulit untuk menerima keadaan nya saat ini.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah pokok yang diangkat

sebagai kajian utama penalitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pelayanan bimbingan rohani bagi pasien rawat inap di

rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi?

12 Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2005), 62. 13 M Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 04 Mei 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 19: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

6

2. Bagaimana efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan

pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi?

3. Apa kendala dan solusi rohaniawan dalam pelaksanaan bimbingan rohani di

rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini mengkajian tentang efektivitas peran rohaniawan dalam

membantu pemulihan pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi.

Penelitian ini lebih memfokuskan pada Bimbingan Rohani yang dilakukan oleh

rohaniawan Islam terhadap pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota

Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas peran

rohaniawan dalam membantu pemulihan pasien rawat inap di rumah sakit Abdul

Manap Kota Jambi. Lebih khusus penelitian ini ditujukan pula untuk:

1. Mengetahui proses pelaksanaan bimbingan rohani Islam bagi pasien rawat inap

di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi.

2. Mengetahui efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan pasien

rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi.

3. Mengetahui kendala dan solusi rohaniawan dalam pelaksanaan bimbingan

rohani di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: Pertama, dapat mengetahui

proses dan cara pelayanan bimbingan rohani di rumah sakit Abdul Manap Kota

Jambi. Kedua, efektifitas peran rohaniawan Islam dalam memberikan bimbingan

rohani kepada pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi. Ketiga,

dapat mengetahui kendala yang dihadapi oleh rohaniawan dalam pelaksanaan

bimbingan rohani dan solusi yang diberikan oleh rohaniawan terhadap kendala

tersebut.

Page 20: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

7

E. Kerangka Teori

Untuk mengetahui sumber rujukan yang relevan dengan masalah yang

penulis lakukan perlu disusun kerangka teoritik. Kerangka teoritik adalah tuntunan

untuk menyelesaikan masalah dan menemukan prinsip-prinsip, hipotesis dan teori.

1. Efektivitas

Kata efektivitas bermula dari kata efektif yang berarti diantaranya yaitu

akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, dapat membawa hasil. Sedangkan dalam

kamus ilmiah popular efektivitas adalah ketepatgunaan, hasilguna, menunjang

tujuan.14 Jadi kata Efektifitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah di capai

oleh seseorang ataupun suatu lembaga yang mana target tersebut sudah ditentukan

terlebih dahulu. Efektifitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau

pencapaian tujuan atas sesuatu yang akan dicapai.

Mardiasmo dalam Ariel S. Sumenge, menyatakan bahwa efektifitas pada

dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna).

Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang

harus di capai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan

mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.15

Konsep efektivitas dapat dilakukan untuk mengevaluasi jalannya suatu proses

atau kegiatan. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan seberapa

berpengaruhnya seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Suatu pekerjaan

dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur

sedangkan dikatakan efektif bila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan benar dan

memberikan hasil yang bermanfaat.

Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal yang

sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan

tergantung pada siapa yang menilai serta menginterprestasikannya. Tingkat

14Widodo et. Al., Kamus Ilmiah Popular dilengkapi EYD dan Pembentukan Istilah

(Yogyakarta: Absolut, 2002), 114. 15 Ariel S. Sumenge, “Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Minahasa Selatan”, Jurnal EMBA, 1, No. 3

(2013), 75.

Page 21: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

8

efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah

ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil

pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan

tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Teori Efektivits menurut Duncan yang dikutip Richard M. Steers dalam

jurnal Asfriqi Machfiroh mengatakan mengenai ukuran Efektivitas, sebagai

berikut:

a. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus di pandang

sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin

terjamin, diperlukan pentahapan, baik dan arti pentahapan pencapaian bagian-

bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaiana tujuan

terdiri dari beberapa faktor, yaitu: kurun waktu dan sasaran yang merupakan

target kongkrit.

b. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi

untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan consensus dan komunikasi

dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses

sosialisasi.

c. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian

tenaga kerja. Dengan menggunakan teori ini diharapkan dapat mengukur tingkat

efektivitas.16

Penilaian efektivitas suatu pekerjaan perlu dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana dampak dan manfaat yang dihasilkan oleh pekerjaan tersebut. Karena

efektivitas merupakan gambaran keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah

di tetapkan. Melalui penilaian efektivitas ini dapat menjadi pertimbangan mengenai

kelanjutan program tersebut.

16 Asfriqi Machfiroh, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan di Kota Palu”, E-Jurnal Katalogis, 3, No 2 (2015), 180-181.

Page 22: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

9

Setiap orang memiliki arti yang berbeda dalam memaknai efektifits, sesuai

sudut pandang, dan kepentingan masing-masing. Hal tersebut diakui oleh Chung

dan Maginson dalam bukunya Mulyasa, “Efektivenes Means Different To Different

People”.

Thomas dalam Mulyasa melihat efektivitas pendidikan dalam kaitannya

dengan prduktivitas, berdasarkan tiga dimensi berikut ini.

a. The administrator production function, fungsi ini meninjau produktivitas

sekolah dari segi keluaran administrative, yaitu seberapa besar dan baik

layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru,

kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.

b. The psychologist’s production function, fungsi ini melihat produktivitas dari

segi keluaran, perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik, dengan

melihat karakter yang dibentuk pada pribadi peserta didik sebagai suatu

gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar

tertentu di sekolah.

c. The economic’s production function, fungsi ini melihat produktivitas sekolah

ditinjau dari segi keluaran ekonomi yang berkaitan dengan pembiayaan

layanan pendidikan di sekolah.17

Dalam hal ini, Lipham dan Hoeh dalam Mulyasa meninjau efektifitas suatu

kegiatan dari faktor pencapaian tujuan, yang memandang bahwa efektivitas

berhubungan dengan pencapaian tujuan bersama bukan pencapaian tujuan pribadi.

Suatu organisasi atau lembaga, termasuk rumah sakit dikatakan efektif jika tujuan

bersama tercapai dan belum bisa dikatakan efektif meskipun tujuan individu yang

ada di dalamnya dapat dipenuhi.

Pekerjaan seseorang dapat dikatakan efektif jika dapat memberikan hasil

yang sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan, atau sudah mampu mewujudkan

tujuan organisasi dalam aspek yang dikerjakan tersebut. Pada hakikatnya,

efektivitas organisasi bukanlah efektivitas pribadi, melainkan efektivitas menejer,

dan manejer yang efektif akan menghasilkan manajeman yang efektif.

17 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 93-94.

Page 23: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

10

Kajian tentang efektifitas harus dilihat secara sistematis mulai dari masalah

input, proses, output, dan outcome, dengan indikator yang tidak hanya bersifat

kuantitatif, tetapi juga bersifat kualitatif. Efektifitas dalam melaksanakan tugasnya,

Sergiovanni dalam Mulyasa mengidentifikasi sebagai berikut:

a. Efektifitas keseluruhan, berhubungan dengan bagaimana organisasi

melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mecapai semua sasarannya.

b. Kualitas, menyangkut jasa atau produk primer yang dihasilkan oleh

organisasi.

c. Produktivitas, menyangkut volume produk atau jasa pokok yang dihasilkan

organisasi. Produktivitas dapat diukur dari tiga tingkatan, yaitu tingkat

individu, kelompok, dan keseluruhan organisasi.

d. Kesiagaan, berhubungan dengan penilian menyeluruh tentang kemungkinan

bahwa organisasi mampu menyelesaikan suatu tugas khusus dengan baik jika

diminta.

e. Efisiensi, mencerminkan perbandingan beberapa aspek prestasi unit terhadap

biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.

f. Pertumbuhan, berkaitan dengan penambahan, seperti tenaga kerja, fasilitas,

harta, penjualan, laba, bagian pasar, dan penemuan-penemuan baru.

Pertumbuhn ini dilihat dari suatu perbandingan keadaan organisasi sekarang

dengan keadaan masa lalu.

g. Pemberdayaan lingkungan, berkaitan dengan batasan keberhasilan organisasi

berinteraksi dengan lingkungannya, memperoleh sumber daya yang langka,

dan berharga, yang diperlukan untuk efektivitas operasional. Hal ini

dipandang dari rencana jangka panjang yang optimal bukan dalam rencana

jangka pendek yang maksimal.

h. Stabilitas, berkaitan dengan pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumber daya

sepanjang waktu, khususnya dalam periode-periode sulit.

i. Semangat kerja, berkaitan dengan kecendrungan anggota organisasi berusaha

lebih keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi, termasuk perasaan

terikat. Semangat kerja adalah gejala kelompok yang mengakibatkan usaha

tambahan, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki (sense of belonging).

Page 24: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

11

j. Motivasi, berkaitan dengan kekuatan kecendrungan seseorang individu

melibatkan diri dalam kegiatan dan bersedia atau rela bekerja untuk mencapai

tujuan pekerjaan.

k. Kepuasan, berkaitan dengan tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang

atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

l. Keluwesan dan adaptasi, berkaitan dengan kemampuan organisasi untuk

mengubah prosedur standar operasi jika lingkungan berubah, untuk

mencegah kebekuan ransangan lingkungan.

m. Penilaian oleh pihak luar, menyangkut penilaian mengenai organisasi atau

unit organisasi oleh mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungan,

yakni pihak dengan siapa organisasi ini berhubungan, kesetiaan, kepercayaan,

dan dukungan yang diberikan kepada organisasi oleh kelompok-kelompok,

seperti pemasuk, pelanggan, pemegang saham, para petugas, dan masyarakat

umum.18

n. Tersedianya sarana dan prasarana, sarana dan prasarana dibutuhkan untuk

menunjang proses dalam pelaksanaan suatu program agar berjalan dengan

efektif.

o. Penyusunan program yang tepat, sesuatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tetap, sebab apabila

tidak para pelaksana akan kurang memiliki pedoman untuk bertindak dan

bekerja.

p. Perencanaan yang matang, diperlukan untuk pengambilan keputusan yang

akan dilakukan untuk mengembangkan program atau kegiatan dimasa yang

akan datang.

q. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, merupakan penentuan cara, jalan atau

upaya yang harus dilakukan dalam mencapai semua tujuan yang sudah di

tetapkan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan.

18 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, 98-99.

Page 25: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

12

r. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini ditujukan supaya karyawan atau

pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat mencapai target dan sasaran

yang terarah sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

s. Sistem pengawasan dan pengendalian, pengawasan ini diperlukan untuk

mengatur dan mencegah kemungkinan adanya penyimpangan dalam

pelaksanaan suatu program atau kegiatan, sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai.

t. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak di capai dan strategi yang telah di tetapkan artinya

kebijkan yang sudah dirumuskan tersebut harus mampu menjembatani

tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa ukuran dari pada efektivitas harus adanya

suatu perbandingan antara input dan output, ukuran dari pada efektivitas mesti

adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif

serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran dari pada efektivitas adanya rasa saling

memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

2. Peran Rohaniawan

a. Pengertian peran

Istilah peran dalam Kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti

pemain, pemain sandiwara (film), tukang lawak pada pemain makyong, perangat

tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan pada peserta

didik.19

Istilah peran kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata

peran diartikan dengan posisi atau kedudukan seseorang, atau peran dikaitkan

dengan apa yang dimainkan oleh seorang actor dalam suatu drama. Mungkin

tidak banyak tahu, bahwa kata peran atau role dalam Bahasa inggrisnya,

memang diambil dari dramaturgy atau seni teater. Dalam seni teater seorang

actor diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan plot atau alur ceritanya,

dan dengan macam-macm lakonnya. Lebih jelasnya kata peran atau role dalam

19 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), 854.

Page 26: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

13

kamus oxpord dictionary diartikan: actor’s part; one’s task of function. Yang

berarti actor; tugas seseorang atau fungsi.20

Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka

seseorang yang diberi (atau mendapatkan) suatu posisi, juga diharapkan

menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan

tersebut. Harapan mengenai peran seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan

atas harapan dari si pemberi tugas dan harapan dari orang yang menerima

manfaat dari pekerjaan/posisi tersebut.

b. Pengertian Rohaniawan

Rohaniawan adalah orang yang memberikan Bimbingan Rohani kepada

orang yang membutuhkan dengan maksud agar orang tersebut dapat mengetahui

betapa pentingnya Bimbingan Rohani di dalam kehidupan manusia.

Rohaniawan adalah orang yang diminta bimbingan oleh orang yang memerlukan

dan dia merelakan diri untuk membantu perkembangan rohani orang yang minta

bantuan. Adapun secara umum tugasnya adalah memberikan pelayanan kepada

klien (pasien) supaya mampu mengaktifkan potensi rohani dalam menghadapi

dan memecahkan kesulitan-kesulitan hidupnya.

3. Pengertian Bimbingan Rohani

Menurut Aryatmi dalam Skripsi Nurul Aeni menyatakan bahwa bimbingan

adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah diberikan (dengan

pengetahuan, pemahaman keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan

dalam menolong) kepada orang lain yang memerlukan pertolongan.21

Sedangkan menurut Bimo Walgito dalam Skripsi Nurul Aeni menyatakan

bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh individu

atau sekumpulan individu-individu kepada individu atau sekumpulan individu-

individu lainnya dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya, agar individu-individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan

20 The New Oxford Illustrated Dictionary, (Oxford University Press, 1982), 1466. 21 Nurul Aeni, “Studi Komparatif Model Bimbingan Rohani dalam Memotivasi

Kesembuhan Pasien di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus dan Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus”,

Skripsi (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2008), 49.

Page 27: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

14

hidupnya. Sedangkan rohani itu sendiri adalah kejiwaan dimana hakikat dari

manusia itu terletak pada kejiwaannya (rohaniyah-nya).22

Jadi dapat di simpulkan bahwa Bimbingan rohani ialah usaha yang dilakukan

untuk menumbuhkan rohani (spiritual) seseorang, sebab pada dasarnya hidup

merupakan penyerahan diri penuh kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

4. Fungsi Bimbingan Rohani Islam

Fungsi dari bimbingan rohani antara lain:

a. Menjadi pendorong (motivator) bagi yang terbimbing agar timbul semangat

dalam menempuh kehidupan.

b. Menjadi pemantap (stabilisator) dan pengerak (dinamisator) untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki dengan motivasi ajaran agama. Sehingga segala

sesuatu tugas dilaksanakan dengan dasar ibadah kepada Tuhan.

c. Menjadi pengarah (direktif) bagi pelaksanaan program bimbingan agar sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangan pasien serta melihat bakat dan minat

yang berhubungan dengan cita-cita yang ingin dicapainya.

5. Tujuan Bimbingn Rohani Islam

Tujuan bimbingan rohani diberikan adalah sebagai berikut:

a. Menyadarkan penderita agar dia dapat memahami dan menerima cobaan yang

sedang dideritanya dengan ikhlas.

b. Ikut serta memecahkan dan meringankan problem kejiwaan yang sedang

dideritanya.

c. Memberikan pengertian dan bimbingan pada penderita dalam melaksanakan

kewajiban keagamaan harian yang harus dikerjakan dalam batas

kemampuannya.

d. Perawatan dan pengobatan dikerjakan dengan berpedoman kepada tuntunan

agama.

e. Menunjukan perilaku dan bicara yang sesuai dengan kode etik kedokteran

dan tuntunan agama.

22 Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2006), 42.

Page 28: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

15

Bagaimanapun tujuan bimbingan rohani adalah menuntun pertumbuhan

hidup rohani orang yang dibimbing dalam rangka memelihara dan meningkatkan

pengamalan ajaran agamanya. Orang yang sakit tentu merasa tubuhnya tidak

stabil, maka bimbingan rohani sangat diperlukan guna penyembuhan dari segi

psikisnya, karena orang yang sakit psikisnya lemah, dengan bimbingan rohani

melalui pendekatan agama maka orang yang sakit merasa tenang.

6. Pasien Rawat Inap

Pasien adalah seseorang atau individu yang mempunyai masalah dan

membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah, untuk menumbuhkan kondisi

rohani, dan lain-lain. Pasien Rawat Inap yaitu pasien yang memperoleh pelayanan

kesehatan menginap di rumah sakit.

Seorang pasien tidak hanya memerlukan bantuan fisik tetapi juga bantuan non

fisik yang berupa bantuan spiritual dan bimbingan rohani yang dapat menimbulkan

rasa optimis dalam menghadapi permasalahan hidup. Oleh karena itu, semakin erat

hubungan antara dokter (terutama dokter jiwa/ rohaniawa) dengan agama, maka

semakin baik pula terapi yang dapat ia berikan sebab kadang-kadang penyakit itu

terjadi disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan agama.

Pasien yang datang ke rumah sakit memiliki berbagai macam perasaan, ada

yang tabah dan sabar, ada yang merasa takut, bingung, kesepian, putus asa, dan

perasaan lainnya. Bagi yang tabah dan sabar, maka mentalitas dan dirinya akan

bertambah kuat serta nilai kerohaniannya akan meningkat, sehingga baginya sakit

bukanlah masalah yang banyak menyita pikiran, karena ia yakin bahwa dibalik sakit

yang dideritanya Tuhan akan memberi hikmah yang banyak, dan akan diberi

kesembuhan. Ini merupakan motivasi dari dalam yang bisa membantu proses

penyembuhan bagi pasien. Sebaliknya bagi yang iman dan jiwanya lemah, maka ia

akan resah dan gelisah yang secara bertahap akan tampak lebih parah dan

menyulitkan bagi orang-orang yang merawat. Dalam kondisi yang demikian maka

Page 29: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

16

layanan bimbingan rohani sangat dibutuhkan untuk memberi dorongan moral dan

spiritual bagi pasien tersebut. 23

Rawat inap merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan bagi pasien yang

memerlukan tindakan medis, keperawatan dan non medis lebih lanjut (dalam kurun

waktu tertentu) yang membutuhkan perawatan rawat inap di rumah sakit

(hospitalization), hal ini dikarenakan penyakit yang diderita oleh pasien dianggap

memerlukan perawatan yang intensif oleh tenaga medis, keperawatan dan non

medis untuk mencapai kesehatan yang optimal.24

7. Rumah sakit

a. Pengertian rumah sakit

Rumah sakit sebagai tingkat pelayanan lanjutan setelah puskesmas

tentunya harus mempunyai pelayanan yang lebih baik. Bukan hanya sebagai

penunjang kesehatan di dalam wilayah kecil seperti kecamatan, namun dalam

cakupan lebih luas seperti Kabupaten maupun Kota. Seseorang yang datang

berobat ke rumah sakit mempunyai harapan tinggi akan pelayanan kesehatan

yang diberikan. Karena masyarakat beranggapan pelayanan rumah sakit pasti

berkualitas dengan didukung fasilitas, sumber daya manusia di rumah sakit lebih

bisa menanggulangi masalah kesehatan mereka.

Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah sakit umum adalah rumah sakit

yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang penyakit. Hakikat

dasar rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan pasien yang

mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah sakit.

Pasien memandang bahwa hanya rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit

23 Nurul Aeni, “Studi Komparatif Model Bimbingan Rohani dalam Memotivasi

Kesembuhan Pasien di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus dan Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus”,

49. 24 Judianto Limbong, “Pengembangan System Informasi Rawat Inap Pelayanan Penyakit

dalam Guna Mendukung Keputusan Manajemen Pelayanan di RSUD Dr H Soemarno Sosroadmojo

Bulungan Kalimatan Timur”, Tesis. (Kalimantan: Universitas Diponegoro, 2010), 139.

Page 30: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

17

yang dideritanya. Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap,

dan nyaman terhadap keluhan penyakit pasien.25

Rumah sakit merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan

kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui

unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap, pelayanan kesehatan di

RS saat ini tidak bersifat kuratif, tetapi juga pemulihan kesehatan

(rehabilitative), keduanya dilakukan secara terpadu melalui upaya promotif dan

preventif.

Rumah sakit merupakan suatu organisasi pelayanan kesehatan yang

paripurna, bukan hanya melayani individu yang sakit tetapi juga kepada keluarga

dan masyarakat agar kesehatan tetap terjaga seoptimal mungkin.26

b. Fungsi Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No 159b/Men Kes/Per/1998, fungsi rumah sakit

adalah:

1) Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, penunjang medik,

rehabilitasi, pencegahan dan peringkatan kesehatan.

2) Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan

paramedic.

3) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang

kesehatan.27

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan rumah sakit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan The National Research

Corporation (NRC) pada rumah sakit, terdapat 14 faktor yang diperhatian

konsumen rumah sakit yaitu: kualitas staf medis, kualitas pelayanan gawat

25 Risky Agustian Listiyono, “Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelaynan di Rumah Sakit

Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah Sakit Tipe B, Kebijakan

dan Manajemen Public”. 1 No 1 (2015), 2. 26 Judianto Limbong, “Pengembangan System Informasi Rawat Inap Pelayanan Penyakit

dalam Guna Mendukung Keputusan Manajemen Pelayanan di RSUD Dr H Soemarno Sosroadmojo

Bulungan Kalimatan Timur”,12. 27 Wike Diah Anjaryani, “Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perwat di

RSUD Tugurejo Semarang”, Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2009), 18.

Page 31: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

18

darurat, kualitas perawatan perawat, tersedianya pelayanan yang lengkap,

rekomendasi dokter, peralatan yang modern, karyawan yang sopan santun,

lingkungan yang baik, penggunaan rumah sakit sebelumnya, ongkos

perawatan, rekomendasi keluarga, dekat dari rumah, ruangan pribadi dan

rekomendasi teman.28

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian. Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji suatu pengalaman, yang dilaksanakan dengan metode-metode ilmiah.29

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Kajian terhadap efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan

pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi menggunakan metode

Penelitian Kualitatif. Metode penelitian Kualitatif adalah metode sistematis yang

digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada

manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode

yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi

berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dan fenomena

yang diamati. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan yaitu dengan

menggunakan jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Penelitian ini menggunakan

teknik Purposive Sampling. Sumber datanya berasal dari penelitian lapangan

(fieldresearch).

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

Deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan sifat suatu

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tersebut.30 Analisis Deskriptif Kualitatif bertujuan

untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-bidang

28 Judianto Limbong, “Pengembangan System Informasi Rawat Inap Pelayanan Penyakit

dalam Guna Mendukung Keputusan Manajemen Pelayanan di RSUD Dr H Soemarno Sosroadmojo

Bulungan Kalimatan Timur”, 13. 29 Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 2 (Yogyakarta: Andi Offset. 1989), 4. 30 Consuelo Sevila, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI Pers, 2000), 7.

Page 32: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

19

tertentu, secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau struktur

fenomena.31 Kemudian dianalisis dengan melakukan pemeriksaan secara

konseptual atas sesuatu pernyataan, sehingga dapat diperoleh kejelasan arti yang

terkandung dalam pernyataan tersebut.

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul

Manap Kota Jambi, yang beralamat di Jl. SK. Rd. Syahbuddin Mayang Mangurai

Kecamatan Kota Baru Jambi. Pemilihan setting ini berdasarkan atas pertimbangan

yang rasional bahwa banyaknya kesehatan mental yang terjadi dikalangan

masyarakat khususnya pada pasien rumah sakit sendiri yang kurang bahkan tidak

menerima bimbingan rohani secara efektif.

Subjek penelitian ini berpusat pada rohaniawan, pasien, dan karyawan yang

berada di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi. Mengingat subjek yang baik

adalah subjek yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami, atau

berkepentingan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki waktu untuk

memberikan informasi secara benar.32

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subjek dimana data itu dapat di peroleh. Sumber data

dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi/peristiwa dan dokumentasi. Jenis

data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang diperoleh langsung dari subjek sebagai sumber informasi yang dicari

melalui observsi atau wawancara di lapangan. Data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung dan diperoleh dari objek lain.33 Seperti

dokumentasi, buku serta peristiwa lainnya yang bersifat lisan maupun tulisan.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang tepat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini

31 Suharsini dan Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 245. 32 Suharsimi dan Arikunto, Prosedur Penelitian, 114. 33 Saefuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.

Page 33: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

20

menggunakan tiga teknik yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan

datanya dapat dipertanggung jawabkan, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra penglihatan serta dibantu dengan

panca indra lainnya.34 Dalam observasi ini peneliti mengamati secara langsung

tentang keefektifan peran rohaniawan dalam membantu pemulihan pasien di

rumah sakit itu sendiri.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan melalui

secara lisan atau tatap muka antara peneliti dengan informan. Sebelum

wawancara dilakukan pertanyaan telah disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan

data yang akan di peroleh ataupun data yang dibutuhkan. Wawancara merupakan

proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua

orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

informasi atau keterangan-keterangan.35 Teknik wawancara mendalam

digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang barbagai informasi yang

terkait dengan persoalan yang sedang di teliti kepada pihak-pihak yang dianggap

dapat memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yang akan diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-data

dokumenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda

ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang akan

diteliti.36 Dokumentasi ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya,

monumental dari seseorang.37 Dalam hal ini peneliti akan mencari dokumen-

dokumen yang dapat menambah penjelasan tentang rumah sakit yang meliputi:

34 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan

Public, (Jakarta: Kencana, 2005), 133. 35 Cholid Narbuko dan Chmadi, Metedologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 83. 36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2012), 240. 37 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), 82.

Page 34: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

21

sejarah berdirinya rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi serta kondisi pasien

dan rumah sakit.

5. Metode/Teknik Analisis Data

Pada saat penelitian, teknik analisis yang digunakan adalah model analisis

interaktif. Model ini terdapat tiga komponen yang terdiri dari reduksi data, sajian

data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktivitasnya berbentuk interaksi

ketiga komponen analisis secara sistematik sebagai berikut.38

a. Reduksi Data (data reduction),

Reduksi data merupakan cara yang dilakukan peneliti dalam melakukan

analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-

hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat

menarik kesimpulan atau memperoleh pokok temuan. Proses berlangsung

hingga laporan akhir selesai atau dengan kata lain bahwa data adalah proses

seleksi, penafsiran, penyederhanaan dan abstraksi data kasar.

b. Penyajian Data (data display),

Melakukan pemilahan data yang akan digunakan dan pengambilan

kesimpulan sementara dalam penelitian, maka peneliti berusaha menyusunnya

ke dalam penyajian data dengan baik dan jelas agar dapat dimengerti dan

dipahami.

c. Manarik Kesimpulan (conclusion drawing),

Penarikan kesimpulan yang dimaksud yaitu melakukan analisis dengan

menarik kesimpulan yang sudah di dapat dari proses penelitian. Penarikan

kesimpulan sudah dimulai dari proses awal perolehan data. Oleh karena peneliti

sebagai bagian instrument penelitian, data yang sudah didapatkan kemudian

diverifikasi dan diuji kebenarannya.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka peneliti

melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan atas sejumlah

38Subandi, “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode dalam Penelitian Pertunjukkan”,

Harmonia, 11 No 2, (2011), 178.

Page 35: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

22

kriteria, dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan keabsahan data dapat

dilakukan lewat empat cara yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan

memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,

karena kesalahan penilaian data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak

disengaja.

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan

data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun

sumber data yang lebih baru. Perpanjangan keikutsertaan berarti hubungan antara

peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka,

saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan

lengkap.

Perpanjangan keikutsertaan untuk menguji kredibilitas data penelitian

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah dipeoleh. Data yang telah

diperoleh secara dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau

masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah

dapat dipertanggungjawabkan, maka perpanjangn keikutsertaan perlu diakhiri.

2. Ketekunan Pengamatan

Meningkatkan ketekunan atau kecermatan secara berkelanjutan maka

kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan

baik, sistematis. Meningkatkan ketekunan merupaan salah satu cara mengontrol/

mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan

sudah benar atau belum.

Untuk meningkatkan ketekunan peneliti, dapat dilakukan dengan cara

membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitin terdahulu, dan dokumen-

dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh.

Dengan demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan

yang pada akhirnya laporan dibuat semakin berkualitas.

Page 36: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

23

3. Trianggulasi

Terkait dengan pemeriksaan data, trianggulasi berarti sesuatu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan cara memanfaatkan hal-hal

(data) lain untuk pengecekan atau perbandingan data. Hal-hal yang dipakai untuk

pengecekan dan perbandingan data itu adalah sumber, metode, peneliti dan teori.

Patton dalam Sumasno Hadi menyatakan bahwa Dalam penelitian kualitatif dikenal

empat jenis teknik trianggulasi yaitu trianggulasi sumber (data triangulation),

trianggulasi peneliti (investigator tringulation), trianggulasi metodologis

(methodological triangulation), dan trianggulasi teoritis (theoretical

triangulation).39

4. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan

diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-

benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui

cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan saran

yang berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

H. Studi Relevan

Dari judul penelitian yang akan dilakukan, peneliti menyadari bahwa

penelitian tentang Bimbingan Rohani terhadap pasien rawat inap bukan hal yang

baru, oleh karena itu peneliti akan menyampaikan beberapa hasil penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan.

Skripsi Anie Suryanti yang berjudul “Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien

Rawat Inap Di Ruang ICU RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.40

Mengkaji tentang Bimbingan Rohani terhadap pasien yang berfokus pada ruangan

ICU. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2016. Tujuan utama dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pelaksanaan serta untuk

mengetahui bentuk dan metode Bimbingan Rohani Islam bagi pasien rawat inap di

39 Sumasno Hadi, “Pemeriksaan Keansahan Data Penelitian Kualitatif pada Skripsi”, Jurnal

Ilmu Pendidikan, 22 No 1 (2016), 75. 40 Anie Suryanti. “Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien Rawat Inap di Ruang ICU RSUD

Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”, Skripsi (Purbalingga: IAIN Purwokwrto. 2016), i.

Page 37: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

24

ruang ICU. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa proses pelaksanaan

Bimbingan dilakukan dengan melalui tiga tahap, yaitu tahap pra bimbingan, tahap

proses pelaksanaan bimbingan dan tahap akhir proses pelaksanaan bimbingan.

Kemudian metode yang digunakan dalam pelaksanan bimbingan adalah metode

komunikasi langsung dan tidak langsung.

Kemudian Skripsi Aditya Kusuma Wardana yang berjudul “Pelaksanaan

Bimbingan Rohani Islam Bagi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang (Analisis Bimbingan Konseling Islam)”.41 Mengkaji tentang

pelaksanaan Bimbingan Rohani bagi pasien rawat inap, penelitian tersebut

dilakukan pada tahun 2016. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendeskripsikan serta menganalisis Bimbingan Konseling

terhadap pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam bagi pasien rawat inap. Penelitian

yang bersifat survei ini menggunakan metode observasi dan wawancara terhadap

objek yang berkaitan, seperti manajerial rumah sakit, dokter, perawat medis, dan

keluarga pasien. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.

Selanjutnya Skripsi Rifki Rostanti yang berjudul “Agama dan Implikasinya

Terhadap Kesembuhan Pasien (Studi Kasus Bimbingan Rohani Di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Sruweng Kebumen)”.42 Tujuan utama dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui aktivitas Bimbingan Rohani dalam memotivasi pasien

dan untuk mengetahui implikasi agama dalam proses penyembuhan pasien di

rumah sakit PKU Muhammadiyah sruweng. Penelitian ini merupakan penelitian

lapangan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Metode pengumpulan data

yang dilakukan yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil

penelitian yang diperoleh yaitu Bimbingan pasien dilakukan pada pasien untuk

membantu proses penyembuhan pasien. Bimbingan rohani dilakukan dengan cara

perorangan, yaitu bina rohani masuk ke bangsal pasien dan memberikan materi-

41 Aditya Kusuma Wardana. “Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien Rawat

Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (Analisis Bimbingan Konseling Islam)”, Skripsi

(Semarang: UIN Walisongo. 2016), i. 42 Rifki Rostanti. “Agama dan Implikasinya Terhadap Kesembuhan Pasien (Studi Kasus

Bimbingan Rohani di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng Kebumen)”, Skripsi (Sruweng:

UIN Sunan Kalijaga. 2016), i.

Page 38: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

25

materi Bimbingan seperti dzikir, fiqih, akhlak dan mengajak pasien selalu berdoa

dan memberi motivasi untuk sembuh.

Skripsi Ina Kaporina yang berjudul “Metode Konseling dalam Proses

Pemulihan Pasien Gangguan Jiwa di Panti Rehabilitasi Wisma Ataraxis Desa

Fajar Baru Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan”. 43 Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui metode

konseling yang dilakukan serta untuk mengetahui penerapan bimbingan konseling

yang diberikan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu metode konseling yang

digunakan oleh konselor dalam proses pemulihan pasien ganguan jiwa di panti

rehabilitasi gangguan jiwa ataraxis bahwa dalam menangani pasien yang

mengalami gangguan jiwa metode yang diterapkan terdiri dari metode konseling

individu dan keluarga.

Skripsi Nurkohlis Bambang Yuliproyono yang berjudul “Pelaksanaan

Bimbingan Rohani terhadap Pasien Rawat Inap di Rumah Sakir Umum Harapan

Ibu Purbalingga”.44 Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menggambarkan layanan Bimbingan Rohani pasien

dalam membantu proses kesembuhan pasien. Kesimpulan dari hasil penelitian

adalah bahwa proses pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam bagi pasien rawat inap

di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yaitu mengetuk pintu dan mengucapkan

salam, pembimbing rohani mengenalkan diri dengan Bahasa dan sikap yang ramah

dan penuh perhatian, pembimbing rohani mendoakan pasien. Adapun bentuk

layanan yang diberikan yaitu berupa bimbingan spiritual, bimbingan psikologis,

dan bimbingan fiqih sakit.

Skripsi Nur Hasanah yang berjudul “Peran Petugas Bimbingan Rohani Islam

bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit H. Abdul Manap Kota Jambi”.45 Penelitian

43 Ina Kaporina, “Metode Konseling dalam Proses Pemulihan pada Pasien Gangguan Jiwa

di Panti Rehabilitasi Wisma Ataraxis Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agunf Lampung Selatan”,

Skripsi (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2017), i. 44 Nurkohlis Bambang Yuliproyono, “Pelaksanaan Bimbingan Rohani terhadap Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Harapan Ibu Purbalingga”, Skripsi (Purbalingga: IAIN

Purwokerto, 2017), 8. 45 Nur Hasanah, “Peran Petugas Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien Rawat Inap di Rumah

Sakit H. Abdul Manap Kota Jambi”, Skripsi (jambi: UIN STS Jambi, 2015), 4.

Page 39: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

26

ini dilakukan pada tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini mengetahui tugas pokok

dari bimbingan rohani, dan bagaimana teknik Pelayanan Bimbingan Rohani Islam

bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum (RSUD) Abdul Manap Kota Jambi.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran dari seorang petugas rohani adalah

melakukan intervensi terhadap ondisi banti pasien untuk membentu proses

penyembuhan. Sedangkan teknik yang digunakan yaitu dengan bertatap muka

langsung dengan pihak yang dibimbing.

Dari beberapa literature diatas tidak ada yang menjelaskan tentang Efektivitas

Peran Rohaniawan dalam Membantu Pemulihan Pasien Rawat Inap Di Rumah

Sakit Abdul Manap, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian atau karya-

karya sebelumnya. Penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan, yang mana peneliti lebih memfokuskan pada efektivitas peran rohaniawan

yang tidak ada dibahas oleh peneliti sebelumnya.

Page 40: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

27

BAB II

PROFIL RUMAH SAKIT H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI DAN

PROFIL BIMBINGAN ROHANI ISLAM

A. Profil Rumah Sakit H. Abdul Manap Kota Jambi

1. Sejarah dan Perkembangan

Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi adalah Rumah

Sakit milik Pemerintah Daerah Kota Jambi. Rumah sakit ini beralamat di Jl. Sk.

Rd. Syahbuddin Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota

Jambi. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 RSUD Kota Jambi

resmi menggunakan nama RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Peletakan batu

pertama pembangunan rumah sakit ini dilaksanakan pada tahun 2006 dan pada

tanggal 31 Oktober 2008 RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi diresmikan oleh

Walikota Jambi Drs. Arifien Manap.

RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi mulai beroperasi memberikan pelayanan

kepada masyarakat pada tanggal 25 Maret 2009 melalui izin operasional sementara

yang diberikan oleh Walikota Jambi. Sedangkan izin operasioanl tetap diberikan

pada tanggal 27 Desember 2010 berdasarkan Keputusan Walikota Jambi nomor

666 Tahun 2010 dan telah diperpanjang berdasarkan Keputusan Walikota Jambi

nomor 223 Tahun 2016 tanggal 7 April 2016 hingga lima tahun kedepan.46

RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi dengan kualifikasi rumah sakit type C

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1705/MENKES/SK/XI/2010 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah

H. Abdul Manap Kota Jambi Milik Pemerintah Kota Jambi Provinsi Jambi tanggal

25 November 2010, terletak diatas tanah seluas 5 H dengan bangunan yang

didirikan dan digunakan untuk operasional pelayanan. Hingga saat ini diantaranya

gedung utama seperti pelayanan rawat jalan, rawat inap, IGD dan kantor, di tambah

penunjang palayanan seperti dapur, laundry, CSSD, IPAL, juga

46 Dokumentasi, Profil RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi, 2018, 4-6

Page 41: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

28

tersedia asrama perawat, perumahan dinas perawat dan dokter, musholla, rumah

duka dan fasilitas olah raga.

RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi sebagai Lembaga Teknis Daerah Kota

Jambi di bidang pelayanan kesehatan dan satu-satunya rumah sakit umum milik

Pemerintah Kota Jambi memiliki peran strategis dalam meningkatkan derajat

kesehatan melalui upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat

khususnya di wilayah Kota Jambi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan perlindungan

terhadap pasien, RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi telah mendapatkan sertifikat

Lulus Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Dasar untuk 5 (Lima) Pelayanan

Dasar oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit dengan ketetapan KARS – SERT Nomor

325/1/2012 pada bulan Januari 2012.

Pada bulan Desember tahun 2015 RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

mendapatkan predikat “Madya” dari Tim Penilaian Akreditasi berdasarkan

Penilaian Akreditasi Versi 2012 dengan ketetapan nomor KARS-

SERT/217/II/2016 tanggal 1 Februari 2016. Dan merupakan satu-satunya rumah

sakit pemerintah yang ada di provinsi Jambi yang mendapatkan Sertifikasi ISO

9001;2008 untuk Hospital Services For Medical Record, Laboratory, Nutrition,

Emergency Unit and Sanitation pada tanggal 15 Desember 2015.

Selain dari upaya-upaya yang telah dicapai tersebut terdapat beberapa inovasi

yang telah dilakukan oleh RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi antara lain:

a. Penambahan ruangan perawatan inap Jantung,

b. Penambahan ruangan perawatan Paru.

c. Perubahan lokasi ruang rawat jalan untuk ruang rawat jalan Jantung, rawat

jalan saraf Saraf, rawat jalan Fisioterapi dan rawat jalan THT yang lebih luas

dan nyaman sehingga mempermudah pasien untuk berobat.

d. Pada ruang rawat jalan fisioterapi tersedia ruang bermain untuk anak.

Page 42: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

29

2. Letak Geografis RSUD H. Abdul Manap

RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi terletak di jalan Sk. Rd. Syahbuddin

Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. RSUD H.

Abdul Manap Kota Jambi terletak diatas tanah seluas ± 5 H dengan bangunan yang

didirikan dan digunakan untuk operasional pelayanan.

RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi berbatasan dengan :

Utara : Rumah Dinas Wakil Walikota

Selatan : Guest Host Rumah Kito Perumahan Puri Mayang

Timur : Jl. Sk. Rd. Syahbuddin Mayang Mangurai

Barat : Perumahan Puri Mayang

3. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit sebagai pusat rujukan dan pusat pelayanan

kesehatan yang baik dan bermutu.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan professional dan bermutu untuk

mewujudkan kepuasan pelanggan dengan tetap menjalankan fungsi

sosialnya.

Page 43: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

30

2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan kualitas

tinggi.

3) Menyelenggarakan pusat pendidikan dan penelitian dalam bidang

kedokteran dan kesehatan

4) Mengembangkan sikap profesinal dalam menyelenggarakan pelayanan

yang bermutu pada pemberdayaan seluruh potensi rumah sakit.

5) Menjadikan rumah sakit sebagai pusat promsi kesehatan.

c. Motto

Melayani dengan setulus hati

4. Maklumat Pelayanan

a. Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi adalah Rumah Kita

b. Kepentingan Pasien adalah yang utama

c. Kuberikan senyum dan ramahku agar kau lekas sembuh

d. Semua Pasien diberikan hak yang sama

e. Insan profesional

f. Bekerja dalam tim

g. Mempersembahkan kinerja yang baik.

5. Tujuan RSUD H. Abdul Manap

Adapun tujuan RDUD H. Abdul Manap Kota Jambi adalah sebagai berikut:

a. Tersedianya sarana dan prasarana siap pakai untuk menunjukan pelayanan

b. Terbentuknya sistem pengelolaan keuangan yang akuntabel atau auditable.

c. Terbentuknya system akuntansi dan pencatatan yang mendukung

kuntabilitas.

d. Terselenggaranya layanan prima di setiap unit pelayanan.

e. Terselenggaranya kegiatan penunjang pelayanan optimal.

f. Tersedianya brang di masing-masing unit pelayanan.

g. Mempersiapkan SDM yang berdaya saing tinggi dan mampu memberikan

pelayanan sesuai kmpetensi.

h. Tersedianya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana.

Page 44: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

31

6. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi

a. Tugas

RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pelayanan kesehatan,

khususnya pelayanan rumah sakit.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan

Walikota Nomor 41 Tahun 2009 tentang Fungsi Rumah Sakit, Tata Usaha,

Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, dan Seksi Tata Kerja Pada Rumah Sakit

H. Abdul Manap Kota Jambi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang perumah sakitan

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang

perumah sakitan.

3) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan paripurna tingkat sekunder dan tersier.

4) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam memberikan

layanan kesehatan.

5) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan.

6) Pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah

maupun swasta untuk epentingan pelaksanaan tugas.

Page 45: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

32

c. Susunan Organisasi.47

47 Dokumentasi, Struktur Organisasi RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi, 2018

Page 46: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

33

B. Profil Bimbingan Rohani Islam Di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

1. Struktur Organisasi Bimbingan Rohani

Manajemen Bimbingan Rohani Islam di rumah sakit memerlukan struktur

organisasi yang jelas dan teratur agar bisa berjalan dengan optimal. Struktur

organisasi tersebut berfungsi mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab

petugas bimbingan rohani Islam, khususnya di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

belum memiliki struktur organisasi dalam pelaksanaan bimbingan rohani Islam,

dalam hal ini seorang petugas rohaniawan bekerja dengan pengalaman yang

dimilikinya yang didapat dari buku pengetahuan yang menyangkut tentang

bimbingan rohani Islam, akan tetapi dalam pelaksanaan bimbingan rohani berjalan

dengan yang diinginkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan rohaniawan M. Subli, S.Ag selaku

rohaniawan di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi beliau menjelaskan:

[S]aya sebagai rohaniawan di rumah sakit Abdul Manap selama bekerja di

rumah sakit ini, bimbingan rohani tidak termasuk kedalam struktur organisasi

rumah sakit namun di daftar tunjangan pasien terdapat tunjangan untuk

bimbingan rohani.48

Jadi dalam kenyataannya bimbingan rohani Islam tidak tertulis secara nyata

dalam struktur organisasi Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, namun dalam

pelaksanaannya cukup berjalan dengan baik dan jelas, sehingga proses bimbingan

ini tetap berlangsung hingga sekarang.

2. Keadaan Rohaniawan

Rumah sakit H. Abdul Manap Kota Jambi memiliki satu orang petugas

Rohaniawan yang bernama M. Subli, S.Ag yang merupakan alumni S1 Ushuluddin

jurusan filsafat Islam di IAIN STS Jambi, walaupun beliau berasal dari jurusan

filsafat Islam namun beliau cukup mampu dalam memberikan bimbingan rohani

Islam terhadap pasien di rumah sakit.

Rohaniawan M. Subli mulai bekerja di Rumah Sakit Abdul Manap Kota

Jambi pada bulan September 2009 dan bekerja sebagai penyelenggaraan jenazah

48 M Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 47: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

34

dan pada tahun 2011 beliau mulai bertugas sebagai penyelenggaraan jenazah

sekaligus sebagai rohaniawan di rumah sakit sampai saat ini.

Rohaniawan M. subli memiliki peran yang penting dalam terlaksanakannya

bimbingan rohani Islam. Di RSUD H Abdul Manap ini rohaniawan M subli

memiliki beberapa tugas dan wewenang, diantaranya:

a. Kepala ruangan jenazah

b. Rohaniawan yang memberikan bimbingan rohani kepada pasien.

c. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga pasien untuk selalu

bersabar dalam musibah yang menimpanya.

d. Mendoakan pasien agar diberikan ketenangan.

e. Ikut serta dalam penyelenggaraan jenazah, terutama bagi jenazah yang tidak

memiliki keluarganya.

3. Peran dan Fungsi Rohaniawan

Peran dan fungsi rohaniawan rumah sakit Abdul Manap Kota jambi telah

diatur berdasarkan Surat tugas NOMOR: 801/802/TU.2/RSUD-HAM/V/2018 yang

dikeluarkan oleh direktur rumah sakit terhadap rohaniawan yang berisi tentang

tugas rohaniawan di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi. Berdasarkan Surat

tugas tersebut, peran dan fungsi rohaniawan di rumah sakit H. Abdul Manap Kota

Jambi bagi pasien rawat inap adalah sebagai berikut:

a. Memberikan Terapi berupa Penguatan Mental bagi Setiap Pasien Rawat Inap.

Rohaniawan memberikan bimbingan rohani Islam kepada pasien rawat inap

setelah pasien tersebut menerima pengobatan secara fisik, bimbingan rohani

yang diberikan berupa santunan penyejuk batin yang dapat membantu

ketenangan di dalam jiwa pasien.

Terapi penguatan mental dapat berupa:

1) Memberikan motivasi terhadap pasien

2) Memelihara kesabaran pasien

3) Memelihara keikhlasan pasien.

b. Memberikan Bimbingan Ibadah kepada Pasien Terutama Sholat. Ketika

dalam keadaan sakit banyak orang yang meninggalkan ibadah terutama

ibadah sholat dengan kebanyakan alasan misalnya sedang diinfus, tidak boleh

Page 48: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

35

terkena air, tidak bisa berdiri, tidak bisa terlalu banyak bergerak, bahkan

banyak alasan yang yang lainnya. Di sinilah peran seorang rohaniawan

dibutuhkan, yaitu dapat mengajarkan bagaimana tatacara sholat ketika sakit,

sehingga saat sakitpun ibadah tetap terpenuhi.

c. Memberikan Bimbingan Do’a dan Zikir.

Do’a adalah obat yang mujarab bagi orang sakit. Sering kita jumpai

baik di rumah sakit atau di tempat lainnya orang yang menderita sakit suka

merintih dan berkeluh kesah, jika hanya sebatas rasa sakit maka hal itu masih

diperbolehkan oleh ajaran Islam. Akan tetapi apabila rintihannya berlebihan

atau keluh kesahnya telah melampaui batas hal itu justru dilarang oleh agama

Islam. Ketika sakit kita dianjurkan untuk banyak berdoa kepada Allah dan

yakin bahwa penyakit yang dideritanya hanya dari Allah SWT dan Allah

SWT jugalah yang akan menyembuhkannya.

Begitu juga halnya dengan berzikir, Nabi Muhammad mengajarkan

bahwa ketika sakit kita harus banyak berdo’a dan berzikir, ada berbagai

macam zikir yang dianjurkan untuk orang yang tertimpa rasa sakit, kesedihan

dan kesulitan. Tujuan dari dibacakannya zikir yaitu untuk memperolah

kesucian diri dan jiwa sekaligus mengangkat berbagai musibah dan bencana.

d. Memberikan Pelayanan Bimbingan Akidah.

Bimbingan akidah ini diberikan dengan tujuan agar pasien selalu

mengingat Allah SWT, meyakini bahwasanya semua penyakit datangnya dari

Allah SWT dan Allah SWT pula yang akan menyembuhkannya. Sedangkan

dokter dan perawat hanya sebagai perantara. Untuk itu pasien dianjurkan

untuk selalu berikhtiar dan berdoa meminta pertolongan kepada Allah, dan

menyakini juga bahwa yang menyembuhkan itu Allah SWT bukan dokter

atau yang lainnya. Seperti yang dikatakan oleh rohaniawan bahwa: “[K]ita

harus memberikan pengertian kepada pasien bahwa kesembuhan itu

datangnya dari Allah SWT bukan dari obat yang diberikan oleh dokter

tersebut, dokter hanya sebagai perantara Allah SWT dalam penyembuhan”.49

49 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 49: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

36

e. Memberikan Pelayanan Bimbingan Akhlak

Hal yang dilakukan rohaniawan dintaranya yaitu:

1) Memberikan bimbingan akhlak baik menyangkut sikap maupun tindakan

yang seharusnya dilakukan oleh orang yang sedang ditimpa musibah sakit;

2) Memberikan bimbingan spiritual kepada para pasien untuk tetap sabar dan

tawakal dengan terus berikhtiar sesuai dengan kemampuan;

f. Memberikan Bimbingan serta Motivasi kepada Keluarga Pasien.

Peran Rohaniawan tidak hanya memberikan bimbingan kepada pasien

semata, namun bimbingan juga perlu dilakukan terhadap keluarganya. Hal ini

dilakukan karena tidak sedikit kecemasan yang datang bukan dari pasien itu

sendiri namun dari keluarga pasien, banyak dari keluarga pasien yang diliputi

rasa sedih, takut dan putus asa atas penyakit yang diderita oleh salah satu

keluarganya terebut. Oleh karena itu peran seorang Rohaniawan sangat

diperlukan untuk membantu pihak keluarga agar selalu bersabar dan tabah

dalam menerima ujian tersebut, Rohaniawan juga membimbing agar keluarga

selalu mendoakan untuk kesehatan pasien.

g. Memberikan Pelayanan Bimbingan Talqin

Memberikan pelayanan talqin dapat berupa:

1) Memberikan bimbingan kepada pasien yang sedang sakaratul maut

(menjelang kematian);

2) Bimbingan dilakukan untuk memberikan dorongan spiritual kepada pasien

agar ia meninggal secara Islam;

3) Bimbingan talqin dilakukan dengan menuntun dan membimbing pasien

mengucapkan kalimat Tauhid.

h. Memberikan Pelayanan Kepengurusan Jenazah.

Pelayanan kepengurusan jenazah yang diberikan oleh rohaniawan

diantaranya yaitu: Memberikan pelayanan untuk memandikan jenazah,

mengkafani jenazah, mensholatkan jenazah, dan menguburkan jenazah.

4. Keadaan Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan bagian dari terlaksananya suatu kegiatan

ataupun program agar suatu kegiatan atau pekerjaan dapat berjalan dengan

Page 50: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

37

semestinya. Sarana dan prasarana rohaniawan dalam melakukan bimbingan rohani

merupkan bagian yang harus dipenuhi dan tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan

bimbingan rohani Islam.

Secara khususnya rohaniawan di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi

memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik seperti ruangan rohaniawan yang

dilengkapi dengan meja, kursi, meja tamu, kipas angin, tempat tidur, WC, dan

sebagainya. Namun dalam proses pelaksanaan bimbingan rohani dilakukan, tidak

ada sarana atau alat yang digunakan untuk membantu proses pelaksanaan

bimbingan rohani. Proses pelaksanaan bimbingan rohani di lakukan di ruangan-

ruangan pasien, prasarana yang dibutuhkan yaitu adanya ruangan bagi setip pasien

untuk menerima bimbingn rohani dengan waktu pelaksanaan sekitar 5-10 menit.

5. Tujuan Bimbingan Rohani Islam

Tujuan bimbingan rohani Islam pada dasarnya memberikan tuntutan atau

memberikan terapi psikis yang berupa dorongan spiritual dan rasa optimis kepada

mereka yang menderita sakit, karena dengan kondisi psikis yang stabil akan sangat

menunjang penyembuhan dari sakit, terlebih lagi yang menderit penyakit

psikosomatik. Tujuan bimbingan rohani Islam adalah:

a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien dalam

menghadapi penyakitnya.

b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan bertawakal

dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.

c. Menumbuhkan suasana ukhuwah dan keakraban kepada pasien untuk saling

berbagi rasa dan cerita.

Page 51: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

38

38

BAB III

PROSES ROHANIAWAN DALAM MEMBERIKAN LAYANAN

BIMBINGAN ROHANI ISLAM DI RUMAH SAKIT ABDUL MANAP

KOTA JAMBI

A. Proses Pelayanan Bimbingan Rohani bagi Pasien Rawat Inap di Rumah

Sakit Abdul Manap Kota Jambi

Pelaksanaan bimbingan rohani Islam yang dilakukan di rumah sakit Abdul

Manap Kota Jambi bisa menunjang kesembuhan pasien yang dikelola dan ditangani

oleh rohaniawan, yaitu dengan memberikan bimbingan kepada pasien, dan keluarga

pasien. Dalam hal ini rohaniawan berusaha meringankan penderita pasien secara

kejiwaan dengan keimanan dan ajaran keagamaan yang ditanamkan.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Rudi Maruli H. Pardede sebagai direktur

rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi mengatakan bahwa:

[D]i samping pasien butuh perawatan dan pengobatan medis, seorang pasien

juga membutuhkan santunan rohani, karena betapapun ringannya penyakit yang

dideritanya sedikit banyak pasti akan mempengaruhi rohaninya.50

Proses bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi

dilakukan dengan tahapan-tahapan yang biasa dilakukan oleh seorang pembimbing.

Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan atau kegiatan bimbingan rohani Islam bagi

pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Pelayanan Bimbingan Rohani Islam

Sebelum melakukan bimbingan terhadap pasien terutama yang dilakukan

oleh rohaniawan adalah memeriksa keadaan dirinya apakah keadaan dirinya sudah

baik terutama dalam kesehatannya dan pengetahuan ataupun keilmuan agamanya.

Sebelum proses pelaksanaan bimbingan dilakukan rohaniawan melihat keadaan

sekeliling ruangan dan menanyakan kepada perawat tentang keadaan pasien yang

akan diberikan bimbingan, seperti keadaan sadar pasien.

Seperti yang dikatakan oleh rohaniawan bahwa:

50 Dr. Rudi Maruli H. Pardede, Direktur Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, Wawancara

dengan Penulis, 20 Februari 2019, Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 52: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

39

[K]etika saya akan memberikan bimbingan rohani, hal yang paling utama adalah

memeriksa keadaan diri saya, apabila keadaan diri saya sehat maka saya akan

memberikan bimbingan kepada pasien, namun apabila diri saya terkena penyakit

seperti pilek, batuk atau yang lainnya, maka proses pemberian bimbingan saya

tunda sampai saya dalam keadaan sehat. Hal ini saya lakukan agar pasien tidak

tertular penyakit ataupun penyakitnya bertambah parah.51

2. Tahap Proses Pelayanan Bimbingan Rohani Islam

a. Mengucapkan Salam terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan menanyakan

kabar pasien.

b. Memperkenalkan diri kepada pasien, agar komunikasi yang terjadi antara

pasien dan rohaniawan tidak membingungkan, terutama bagi pasien.

c. Menanyakan keadaan ibadah pasien ketika sakit. Apabila dalam keadaan sakit

pasien tidak melaksanakan ibadah maka rohaniawan dapat memberikan

arahan tentang ibadah ketika sakit terutama tentang sholat.

d. Kemudian rohaniawan menanyakan keluhan tentang penyakit yang diderita

oleh pasien tersebut.

e. Kemudian memberikan motivasi, nasehat-nasehat serta hal-hal yang dapat

menguatkan pasien dan memotivasi pasien untuk sembuh, dan memberikan

pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan.

f. Berikan sentuha-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa empati

terhadap pasien

g. Anjurkan untuk tetap melakukan ibadah sesuai agama pasien dan semampu

pasien

h. Lalu meminta respon ataupun tanggapan dari pasien atas semua hal yang

disampaikan oleh pasien. Pasien bisa menanyakan hal yang kurang ataupun

tidak dipahami oleh pasien kepada rohaniawan.

i. Mendoakan pasien dengan suara lembut. Rohaniawan membantu pasien

untuk menguatkan keyakinan-keyakinan dan batin pasien demi untuk

mencapai kesembuhan pasien.

51 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 53: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

40

j. Jika semuanya sudah jelas dan tidak ada yang perlu ditanyakan oleh pasien,

rohaniawan berpamitan kepada pasien untuk memberikan bimbingan kepada

pasien lainya, dan diakhiri dengan pengucapan Salam.52

Itulah tahapan-tahapan yang dilakukan oleh rohaniawan kepada setiap pasien

yang akan diberikan bimbingan rohani Islam, hal ini dilakukan demi kelancaran

pelaksanaan bimbingan. Proses bimbingan rohani berlangsung sekitar 5-10 menit

setiap pasien tergantung kondisi pasien dan keadaan ruangan pasien. Bimbingan

rohani Islam dilakukan pada setiap pasien dengan jarak yang cukup dekat, agar

materi yang disampaikan oleh rohaniawan dapat didengar dengan baik oleh pasien

dan rohaniawan tidak perlu mengulanginya.

Seperti yang dikatakan oleh rohaniawan:

[P]elaksanaan bimbingan rohani Islam ini berlangsung sekitar 5-10 menit saja,

tergantung mood pasien, apabila respon pasien baik maka bimbingn mungkin

bisa mencapai 15-20 menit, tapi rata-rata pelaksanaan bimbingan rohani ini

hanya berlangsung sekiat 5-10 menit saja.53

Adapun jadwal kunjungan kerohanian pasien rawat inap RSUD H. Abdul

Manap Kota Jambi adalah sebagai berikut.54

No Hari

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1. Mata VIP Mata VIP Mata VIP

2. Paru Anak Paru Anak Paru Anak

3. Jantung Interne Jantung Interne Jantung Interne

4. Bedah - Bedah - Bedah -

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh direktur RSUD H. Abdul

Manap Kota Jambi, rohaniawan melakukan proses bimbingan rohani Islam kepada

pasien dengan jadwal yang telah ditetapkan, namun hal ini tidak menutup

kemungkinan untuk mengubah jadwal tersebut apabila ada yang lebih

membutuhkan untuk diberikan bimbingan rohani Islam. Bimbingan rohani Islam

juga diberikan ketika adanya panggilan dari dokter ataupun pegawai rumah sakit

52 Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 20 Februari 2019, Observasi Penulis. 53 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 25 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 54 Dokumentasi, Jadwal Kunjungan Kerohanian Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi,

Dokumentasi penulis.

Page 54: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

41

apabila adanya pasien yang harus diberikan bimbingan seperti bimbingan talqin

yaitu orang yang akan mengadakan sakaratul maut untuk dibimbing mengucapkan

dua kalimat syahadat agar kata terakhir yang di ucapkan oleh pasien adalah kalimat

Tauhid.

Pelaksanaan bimbingan rohani Islam pada pasien rawat inap rumah sakit

Abdul Manap Kota Jambi, dilaksanakan dari pukul 08:00 – 14:00 WIB. Jadwal

kunjungan juga disesuaikan dengan kondisi pasien dan situasi pada waktu itu.

Kunjungan untuk memberikan bimbingan rohani Islam pada pasien tidak bisa

dilakukan ketika pasien sedang tidur atau sedang membersihkan badannya serta

bimbingan tidak bisa dilakukan pada malam hari karena pada malam hari adalah

waktunya pasien dan keluarga untuk beristirahat. Seperti yang dikatakan oleh

rohaniawan bahwa: “[P]emberian bimbingan rohani di rumah sakit ini berlangsung

anatara pukul 08:00 – 14:00, namun tidak menutup kemungkinan jika ada pasien

yang membutuhkan bimbingan rohani di luar jadwal, maka bimbingan rohani tetap

diberikan”.55

Di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi proses bimbingan rohani Islam

menggunakan metode langsung yaitu metode dimana rohaniawan melakukan

komunikasi langsung dengan pasien yang akan dibimbingnya dengan cara

mendatangi pasien satu persatu yang dilakukan di kamar atau ruangan pasien rawat

inap rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi. Bimbingan ini dilakukan dengan tatap

muka dengan keadaan suasana yang tidak terlalu formal dan penuh keakraban.

Metode langsung ini dilakukan dengan menyampaikan materi agama secara lisan

di hadapan pasien dimana rohaniawan memberi materi berupa sholat, do’a, dan

zikir.56 Materi yang disampaikan oleh rohaniawan kepada setiap pasien adalah

sama, namun yang membedaan hanyalah pemaparan, pengembangan dan rincian

materi tersebut yang dilihat dari kondisi pasien itu sendiri.

Dengan adanya bimbingan ini pasien diharapkan lebih bisa berfikir dan

bertawakal kepada Allah SWT, karena Allah SWT menyuruh kita untuk selalu

55 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 56 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 20 Februari 2019, Observasi Penulis.

Page 55: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

42

bersyukur kepada-Nya dalam segala keadaan. Bahkan dengan dilakukannya

bimbingan sholat, do’a, zikir dan lain sebagainya dapat membantu proses

penyembuhan pasien, karena dengan melalukan sholat dan berdo’a, hati pasien

akan jauh merasa lebih tenang dan nyaman, sehingga ini sangat membantu untuk

proses penyembuhannya.

B. Materi yang diberikan oleh Rohaniawan kepada Pasien di Rumah Sakit

Abdul Manap Kota Jambi

Materi yang disampaikan oleh rohaniawan kepada setiap pasien adalah sama,

namun yang membedakan hanyalah pemaparan, pengembangan dan rincian materi

tersebut yang dilihat dari kondisi pasien itu sendiri. Materi umum yang dilakukan

yaitu diantaranya:

1. Akidah

Akidah dalam Islam meliputi masalah-masalah keimanan, tauhid dan hal

lainnya. Pemberian materi akidah kepada pasien, dengan tujuan agar pasien selalu

mengingat Allah, meyakini bahwasanya semua penyakit datangnya dari Allah dan

Allah pula yang akan menyembuhkannya. Sedangkan dokter dan perawat hanya

sebagai perantara. Untuk itu pasien dianjurkan untuk selalu berikhtiar dan berdoa

meminta pertolongan kepada Allah SWT, dan menyakini juga bahwa yang

menyembuhkan itu Allah SWT bukan dokter atau yang lainnya.

Selain itu pasien dilarang mencari penyembuhan atau berobat dengan cara

yang haram dan menyalahi akidah. Seperti dukun, dan benda-benda yang dianggap

keramat, karena hal ini bisa mendekati dosa besar yaitu syirik. Seperti yang terdapat

dalam surah Az-Zumar ayat 65.

ن الخا كت ليحبطن عل ولتكونن م آش لئ ن قبل ين م ل الليك وا

ا ين ولقد آوح س

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang

sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah

amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”.57

57 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,2006),

465.

Page 56: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

43

2. Ibadah

Setiap Muslim diwajibakn untuk selalu beribadah kepada Allah SWT, baik

diwaktu sehat maupun sakit, karena Allah SWT lah yang Maha Pemberi segala-

galanya, dengan beribadah kepada Allah SWT kita mengaharap perlindungan

darinya. Materi ibadah dapat berupa:

a. Sholat

Allah sangat menyayangi dan memudahkan umatnya untuk selalu

beribadah kepada-Nya, seperti ibadah sholat, kerena sholat merupakan ibadah

yang paling utama dilakukan oleh umat Islam. Seperti dalam firman Allah SWT

tentang sholat terdapat dalam surah Al- Baqarah ayat 185:

ن الهدى والفرقان فمن شهد زنات مز زلناس وبي ى ل يه القرآ ن هد ي آنزل ف شهر رمضان ال

هر نك الش بك اليس م م آخر يريد اللز ن آي ة مز د فليصمه ومن كن مريضا آو عل سفر فع

عل ما هداك ولعلك تشكرو وا اللز ة ولتكبز د ن ولا يريد بك العس ولتكلوا الع

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia

dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang

hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri

tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,

dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah

baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari

yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan

hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan

kepadamu, supaya kamu bersyukur”.58

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah selalu memberikan kepada hambanya

kemudahan terutama berhubungan dengan ibadah. Oleh sebab itu tidak ada

alasan bagi hambanya untuk tidak bisa menunaikan ibadah kepada-Nya.

58 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,2006),

28.

Page 57: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

44

Ketika dalam keadaan sakit banyak orang yang meninggalkan ibadah

terutama ibadah sholat dengan kebanyakan alasan misalnya sedang diinfus, tidak

boleh terkena air, tidak bisa berdiri, tidak bisa terlalu banyak bergerak, bahkan

banyak alasan yang yang lainnya. Di sinilah peran seorang rohaniawan

dibutuhkan, yaitu dapat mengajarkan bagaimana tatacara sholat ketika sakit,

sehingga saat sakitpun ibadah tetap terpenuhi.

Rohaniawan M Subli yang mengatakan bahwa:

[B]anyak pasien yang meninggalkan sholat ketika dalam keadaan sakit,

dengan alasan memakai infus, tidak bisa bergerak ke kamar mandi dan

dengan alasan yang lainnya, padahal kita tau bahwa semua keadaan itu tidak

menutup kemungkinan untuk tidak melaksanakan ibadah sholat, mungkin ada

diantara pasien yang memang tidak mengatahui bahwa sholat itu tidak hanya

dilakukan ketika berdiri saja namun dapat juga dilakukan dengan duduk,

baring atau sebagainya.59

Dalam observasi peneliti pada saat pelaksanaan bimbingan rohani Islam,

Rohaniawan menyampaikan Firman Allah SWT yang menjelaskan tentang

bimbingan ibadah kepada pasien terutama tentang sholat yang terdapat dalam

al-Quran Surah Al- Baqarah ayat 238 yang berbunyi:

قانتين ز لاة الوسطى وقوموا لل لوات والص ظوا عل الص حاف

“Peliharalah semua sholat dan sholat wusta. Dan laksanakanlah sholat karena

Allah dengan khusyuk”.

Firman Allah SWT yang disampaikan oleh rohaniawan bertujuan untuk

memberikan pengetahuan kepada pasien bahwa sholat itu kewajiban bagi setiap

orang Islam, dan memerintahkan pasien untuk tetap menjaga sholatnya

walaupun dalam keadaaan sakit.60

Dalam pelaksanaan sholat, ada beberapa cara yang dapat dijelakan oleh

rohaniawan kepada pasien yaitu sebagai berikut:

1) Dalam mengajarkan pasien untuk sholat maka harus memperhatikan kondisi

kesehatan pasien, bila pasien masih dapat bergerak dengan normal,

59 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 17 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 60 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 17 Desember 2018, Observasi Penulis.

Page 58: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

45

sebaiknya pasien dianjurkan sholat dengan berdiri, bila tidak bisa sendiri

minta bantuan keluarga atau orang lain.

2) Jika pasien tidak dapat melakukan sholat dengan berdiri, lakukan sholat

sambil duduk, dengan tetap mengahadap kiblat kemudian tetap melakukan

takhbiratul ikhram seperti sholat biasa dan bacaan-bacaan surah seperti

biasanya, sedangkan untuk ruku’ dapat meletakkan tangan dilutut dan

membungkukkan badan sedikit jika memungkinkan dengan bacaan yang

tetap pada keadaan berdiri, kemudian untuk sujud sama seperti yang

dilakukan seperti biasanya.

3) Apabila pasien tidak mampu melakukan sholat dengan cara duduk,

dilakukan sholat dengan cara berbaring. Usahakan untuk tetap menghadap

kiblat, jika tidak bisa, dapat dilakukan sesuai kemampuan pasien, namun

masih dengn bacaan yang sama.

4) Jika pasien tidak mampu sholat dengan berbaring lakukanlah dengan

terlentang kearah kiblat, tahbiratul ikhram dengan gerakan gerakan lainnya

cukup dengan gerakan sederhana semampunya dengan posisi apa adanya,

seperti mengangkat tangan, anggukan kepala dan lain-lain.

5) Namun jika dengan berbaring juga tidak memungkinkan maka dapat

dilakukan dengan isyarat seperti cukup dengan mengedipkan mata sesuai

dengan gerakan-gerakan di dalam sholat, namun tetap membaca bacaan

didalam sholat.

6) Jika dengan isyarat juga tidak mampu, tetapi pikirannya masih bisa berfikir

dengan normal dan baik, maka pasien cukup melakukan sholat dalam hati.

Mungkin untuk gerakan tubuh tidak bisa digunakan lagi dan tidak berfungi

dengan baik namun kondisi masih berjalan dengan baik, namun bacaan

bacaan didalam sholat masih tetap dilakukan sebagaimana sholat biasanya.

Islam mengajarkan kemudahan bagi umat Islam umtuk melaksanakan

semua kewajibannya sebagai umat Muslim, diantaranya sholat yang merupakan

tiang agama bagi seorang Muslim, jadi dalam keadaan apapun seorang Muslim

harus tetap melaksanan kewajibannya namun dengaan keadaan yang berbeda.

Page 59: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

46

Sebagaaiman Firman Allah yang dijelaskn dalam al Quran Surah Al-

Baqarah ayat 238

قانتين ز لاة الوسطى وقوموا لل لوات والص ظوا عل الص حاف

“Peliharalah semua sholat dan sholat wusta. Dan laksanakanlah sholat

karena Allah dengan khusyuk”.61

b. Do’a

Do’a adalah obat yang mujarab bagi orang sakit. Sering kita jumpai baik

di rumah sakit atau di tempat lainnya orang yang suka menderita sakit suka

merintih dan berkeluh kesah, jika hanya sebatas rasa sakit maka hal itu masih

diperbolehkan oleh ajaran Islam. Akan tetapi apabila rintihannya berlebihan atau

keluh kesahnya telah melampaui batas hal itu justru dilarang oleh agama Islam.

Ketika sakit kita dianjurkan untuk banyak berdo’a kepada Allah dan yakin

bahwa penyakit yang dideritanya hanya dari Allah SWT dan Allah SWT pulalah

yang akan menyembuhkannya.

Do’a dapat membantu seseorang merasakan ketenangan jiwa, ketentraman

dan kebahagiaan, karena do’a adalah ibadah yang merupakan penangkal yang

sangat ampuh untuk mengatasi berbagai gejala penyakit kejiwaan yang melanda,

doa memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Dengan permasalahan yang

menimpa diri, temukanlah nikmatnya berdoa ketika kita tidak sanggup untuk

menerima cobaan kepada Allah SWT. Seperti yang dikatakan oleh rohaniawan

bahwa: “[M]engadulah kepada Allah SWT, jangan putus berdoa insyaallah

Allah SWT mendengar semua yang kita minta”.62

Dalam observasi peneliti pada saat pelaksanaan bimbingan rohani Islam,

Rohaniawan memberikan bimbingan berupa do’a dan zikir yang menjelaskan

tentang pengabulan permohonan do’a bagi orang yang berdo’a kepada Allah

SWT, yang terdapat dalam Surah Al- Baqarah ayat 186:

61 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,

2006), 39. 62 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 60: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

47

يبوا تج ذا دعان فليس اع ا يب دعوة الد نز قريب آج

ي عنز فا باد ذا سأل ع

ل وا

نوا ب لعلهم يرشدون وليؤم

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan

orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka

itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-

Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Firman Allah SWT yang disampaikan oleh rohaniawan berisi tentang

anjuran untuk berdo’a kepada Allah SWT dalam semua hal, mengadulah kepada

Allah ketika hati merasa susah, sehingga dengan berdo’a kita akan mendapatkan

ketenangan dan ketentraman serta harus yakin bahwa Allah SWT akan

mengabulkan do’a-do’a kita. .63

c. Zikir

Nabi Muhammad mengajarkan bahwa ketika sakit kita harus banyak

berdoa dan berzikir, ada berbagai macam zikir yang dianjurkan untuk orang

yang tertimpa rasa sakit, kesedihan dan kesulitan. Tujuan dari di bacakannya

zikir yaitu untuk memperolah kesucian diri dan jiwa sekaligus mengangkat

berbagai musibah dan bencana.

Bacaan zikir yang dianjurkan untuk dilafalkan berulang ulang adalah

sebagai berikut:

1) Maha Suci Allah

2) Allah Maha Besar

3) Tiada Tuhan Selain Allah

4) Aku Mohon Ampun Kepada Allah

d. Ikhlas

Manusia di ciptakan tidak lain diciptakan hanya untuk satu tujuan, yaitu

beribadah kepada Allah SWT. Beribadah kepada Allah SWT ada banyak

jenisnya, mulai dari ibadah wajib hingga ibadah sunah yang dapat digunakan

63 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 20 Februari 2019, Observasi Penulis.

Page 61: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

48

untuk menambah amal kita di dunia. Akan tetapi beribadah yang diterima oleh

Allah SWT yang adalah ibadah yang dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas dalam

beramal dan beribadah kepada Allah SWT.

Di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi, rohaniawan terus mengingatkan

pasien untuk menerima secara ikhlas keadaan dirinya yang diberikan cobaan

oleh Allah SWT berupa sakit, karena dengan ikhlas cobaan yang menimpa

dirinya akan lebih terasa nikmat tanpa terbebani. Seperti yang dikatakan oleh

rohaniawan M. Subli bahwa:

[S]aya terus mengingatkan pasien untuk menerima secara ikhlas atas musibah

yang menimpa dirinya, karena kita tau bahwa Allah SWT memberikan

cobaan itu tidak melebihi batas kemampuan hambanya, serahkan semua

kepada Allah SWT, insyaallah musibah yang menimpa diri kita tidak akan

terbebani karena kita menerima dengan ikhlas.

Seperti dalam firman Allah SWT dalam surah Al- An’am ayat 162-163

yang berbunyi:

ين .١٦٢ ربز العالم ز ن صلات ونسك ومحياي وممات لل قل ا

ل المسل .١٦٣ رت وآن آو آم ين لا شيك ل وبذل م

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (162). Tiada sekutu bagiNya; dan

demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang

pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) (163)”.64

e. Sabar

Sabar adalah sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Oleh karena

pentinya kedudukan sabar itulah, sabar dijadikan oleh Allah SWT sebagai suatu

sebab dari berbagai sebab atau faktor mendapatkan pertolongan dan

kebersamaan bersama Allah SWT. Begitu juga yang dilakukan oleh Rohaniawan

di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi.

Rohaniawan di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi selalu memberikan

penjelasan kepada pasien untuk selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan dari

64 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006),

150.

Page 62: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

49

Allah SWT, karena Allah menyukai orang-orang yang bersabar. Seperti yang di

jelaskan oleh rohaniawan M. Subli:

[S]akit itu ujian, dengan ujian harus bersabar, bertawakal untuk kesembuhan,

dan ikhtiarnya. Karena kita tau bahwa sakit ini datangnya dari Allah SWT

dan akan kembali kepada Allah SWT juga, sakit ini juga menggugurkan dosa-

dosa bagi orang yang menderitanya.65

Dalam observasi peneliti pada saat pelaksanaan bimbingan rohani Islam,

rohaniawan menyampaikan Firman Allah SWT dalam Surah Al- Baqarah ayat

153 tentang memelihara kesabaran pasien yang berbunyi:

ابرين مع الص ن اللزلاة ا ب والص لص ينوا ب تع ين آ منوا اس ا ال ي آيه

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu , sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Firman Allah SWT yang disampaikan oleh rohaniawan bertujuan untuk

menambah keimanan pasien dan memperkuat sesuatu yang disampaikan oleh

rohaniawan terhadap pasien, sehingga pasien bisa menerima apa yang

disampaikan oleh rohaniawan tersebut. 66

Dengan adanya bimbingan ini seharusnya pasien lebih bisa berfikir dan

bertawakal kepada Allah SWT, karena Allah SWT menyuruh kita untuk selalu

bersyukur kepada-Nya dalam segala keadaan. Bahkan dengan dilakukannya

bimbingan sholat, do’a, zikir dan lain sebagainya dapat membantu proses

penyembuhan pasien, karena dengan melalukan sholat dan berdoa, hati pasien akan

jauh merasa lebih tenang dan nyaman, sehingga ini sangat membantu untuk proses

penyembuhannya. Karena akan ada balasan bagi orang-orang muslim untuk

meninggalkan sholat, seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT tentang

bahaya meninggalkan sholat terdapat dalam surah Al Mudatsir ayat 38-47 yang

berbunyi:

65 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 17 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 66 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 17 Desember 2018, Observasi Penulis.

Page 63: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

50

ينة ما كسبت ره ين .كه نفس ب اب اليم لا آصين عن . ف جنات يتساءلون . ا ما . المجرم

ن المصلزين . سلكك ف سقر سكين . قالوا لم نك م م الم ين . ولم نك نطع .وكنا نوض مع الخائض

ين يوم الدز ب ب . حت آتن اليقين . وكنا نكذز

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (38). kecuali

golongan kanan(39). berada di dalam syurga, mereka tanya menanya (40).

tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa (41). "Apakah yang memasukkan

kamu ke dalam Saqar (neraka)?"(42). Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak

termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat (43). dan kami tidak (pula)

memberi makan orang miskin (44). dan adalah kami membicarakan yang bathil,

bersama dengan orang-orang yang membicarakannya (45). dan adalah kami

mendustakan hari pembalasan (46). hingga datang kepada kami kematian"

(47).67

67 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,2006),

576.

Page 64: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

51

BAB IV

EFEKTIVITAS PERAN, KENDALA DAN SOLUSI ROHANIAWAN

DALAM MEMBANTU PEMULIHAN BAGI PASIEN RAWAT INAP DI

RUMAH SAKIT ABDUL MANAP KOTA JAMBI

A. Mengukur Efektivitas Peran Rohaniawan dalam Membantu Pemulihan

bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Abdul Manap

Untuk mengukur efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan

pasien di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi penulis menggunakan beberapa

alat ukur yaitu: kualitas, produktivitas, kesiagaan, efisiensi, stabilitas, semangat

kerja, kepuasan, tersedianya sarana dan prasarana, penyusunan program yang tepat,

sistem pengawasan dan pengendalian, yang dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Kualitas.

Kualitas mengacu pada kualitas kerja seseorang dalam bekerja, yang meliputi

pengetahuan dan keterampilan. Kualitas yang dimiliki oleh rohaniawan di Rumah

Sakit Abdul Manap Kota Jambi kurang memadai seperti, rohaniawan kurang

memiliki pengetahuan dibidang tersebut karena rohaniawan tidak pernah belajar

tentang hal bimbingan rohani. Begitu juga keterampilan yang dimiliki oleh

rohaniawan, rohaniawan kurang memiliki keterampilan tentang cara, teknik dalam

pelayanan bimbingan rohani terhadap pasien, rohaniawan bisa melakukan dan

memberikan bimbingan rohani kepada pasien dengan belajar secara mandiri dari

buku yang ada. Hal ini disampaikan oleh rohaniawan yang mengatakan bahwa:

[S]aya bekerja di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi ini tidak memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan bimbingan rohani Islam.

Saya mendapatkan pengetahuan tentang bimbingan rohani hanya dari buku

pengetahuan, dari bukulah saya sedikit dapat mengetahui tentang cara dan teknik

dalam memberikan bimbingan rohani, karena selama kuliah saya tidak pernah

belajar sama sekali tentang bimbingan rohani Islam.68

68 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

51

Page 65: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

52

2. Produktivitas.

Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu, dan perbandingan

antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu. Setiap tahun

pasien meningkat namun tidak dengan rohaniawan yang tidak adanya penambahan

tenaga kerja. Rohaniawan di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi kekurangan

tenaga kerja, namun hal ini tidak menghambat proses pelayanan bimbingan rohani

Islam. Bimbingan rohani Islam cukup berjalan dengan baik dan hasil dari

bimbingan rohani ini tidak mengecewakan, bahkan rohaniawan mendapatkan

respon yang baik dari pasien. Seperti yang dijelaskan oleh rohaniawan M subli

bahwa: [W]alaupun tenaga kerja rohaniawan kurang, namun proses bimbingan

rohani tetap berjalan dengan baik dan tujuan bimbingan rohani dapat tercapai.69

Dengan waktu bimbingan yang tidak terlalu lama rohaniawan dapat melaksanakan

proses bimbingan rohani pada beberapa ruangan penyakit.

3. Kesiagaan.

Di rumah sakit Abdul Manap rohaniawan bertugas sesuai perintah dari atasan

dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun diluar jadwal jika ada pasien yang

membutuhkan bimbingan rohani, rohaniawan dengan siap datang untuk

memberikan bimbingan rohani tersebut. Rohaniawan menggunakan sistem on call,

pelayanan ini dilakukan apabila ada pasien yang membutuhkan untuk diberikan

bimbingan rohani ataupun permintaan dari pasien sendiri. Seperti yang di jelaskan

oleh rohaniawan bahwa “[S]aya bekerja hanya berdasarkan jadwal yang dibuat,

namun terkadang bila ada pasien yang membutuhkan bimbingan rohani saya siap

untuk memberikan bimbingan rohani Islam tersebut”.70

Begitu juga seperti yang dijelaskan oleh satpam Supriyanto yang mengatakan

bahwa:

[B]apak ustad sangat bagus dalam bekerja, beliau cukup ramah kepada pasien,

pak ustad sering mendapatkan telpon dari perawat untuk memberikan bimbingan

69 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 70 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 66: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

53

kepada pasien, ataupun ada pasien atau jenazah yang perlu ditangani maka pak

ustad langsung datang untuk memberikan bantuannya tersebut.71

Dari pernyataan satpam Supriyanto dapat kita ketahui bahwa rohaniawan M

Subli sangat siaga dalam hal pemberian bimbingan rohani, karena jika ada pasien

ataupun jenazah yang perlu ditangani, maka rohaniawan dengan sigap

melaksanakan tugas dan kewajibannya.

4. Efisiensi.

Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai

berdasarkan besarnya biaya atau sumber daya yang digunkan untuk mencapai hasil

yang diinginkan, dapat dikatakan efisien apabila ada perbaikan pada prosesnya,

seperti dapat menjadi lebih baik atau pembiayan lebih murah.

Di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi bimbingan rohani Islam dari tahun

ketahun tidak ada perubahan dalam pelaksanaan bimbingan, yang terjadi adalah

bertambahnya pasien namun tidak pada rohaniawannya. Rohaniawannya hingga

saat ini hanya satu, tidak adanya penambahan tenaga kerja. Seperti yang dijelaskan

oleh rohaniawan M Subli bahwa:

[D]ari tahun ketahun tidak terjadi peningkatan, yang ada pasien bertambah

banyak sedangkan saya sendirian tidak adanya penambahan rohaniawan lainnya

ataupun asisiten saya, hal ini mungkin dikarenakan bimbingan rohani tidak

diaggap terlalu penting oleh pihak rumah sakit.72

Sedangkan dalam hal pembiayaan, bimbingan rohani tidak mengeluarkan

pembiayaan, hal ini dikarenakan pihak rumah sakit yang sulit untuk mengeluarkan

dana jika tidak adanya pembayaran yang terlalu besar. Seperti yang dikatakan

rohaniawan: “[P]ihak rumah sakit tidak mau mengeluarkan dana apabila dana yang

diminta itu terlalu kecil, jadi jika ada pembiayaan di dalam proses bimbingan

rohani, duit pribadi saya keluar”.73

71 Supriyanto, Satpam Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 72 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 15 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 73 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 15 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 67: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

54

Di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi tidak terdapat pembiayaan secara

rinci tentang pembiayaan pelaksanaan bimbingan rohani Jadi jika dalam proses

bimbingan rohani terjadi pembiayaan maka dana yang keluar hanya dari uang

pibadi rohaniawan. Dari penjelasan yang dikatakan oleh rohaniawan M Subli,

beliau digaji berdasarkan tunjangan setiap pasien yang menerima bimbingan

rohani, sedangkan pihak rumah sakit hanya memberikan gaji untuk kepengurusan

jenazah.

[D]i rumah sakit ini khususnya dalam proses bimbingan rohani tidak adanya

tunjangan dari rumah sakit, yang ada setiap pasien membayar ketika adanya

proses bimbingan rohani, jadi saya di gaji hanya dari pasien nya bukan dari pihak

rumah sakitnya. Pihak rumah sakit hanya membayar untuk urusan kepengurusan

jenazah, bukan untuk bimbingan rohaninya.74

Walaupun tidak adanya penambahan tenaga kerja dan tidak adanya

pendanaan di dalam proses pemberian bimbingan rohani, namun layanan

bimbingan rohani Islam berjalan dengan baik dan lancar, dan semua urusan dapat

terselesaikan.

5. Stabilitas.

Stabilitas berkaitan dengan pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumber daya.

Sedangkan di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi bimbingan rohani Islam tidak

memiliki struktur organisasi, baik yang termasuk dalam struktur organisasi rumah

sakit ataupun struktur organisasi tersendiri. Bimbingan rohani merupakan

pelayanan rumah sakit yang berjalan dengan semestinya tetapi tidak tercatat

sebagai bagian rumah sakit. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan bahwa

betapa pentingnya bimbingan rohani Islam bagi kesehatan pasien sehingga

bimbingan rohani di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi sedikit terabaikan. Hal

ini diketahui dari rohaniawan rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi yang

mengatakan bahwa:

[R]ohaniawan tidak tercatat sebagai salah satu bagian dari rumah sakit

dikarenakan bimbingan rohani tidak termasuk dalam struktur organisasi rumah

sakit, seharusnya rohaniawan masuk ke dalam struktur organisasi karena

rohaniawan bisa dikatakan sama seperti dokter, yang sama-sama mengobati

74 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 68: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

55

pasien ketika sakit, bedanya dokter mengobati sakit fisik sedangkan rohaniawan

mengobati sakit psikisnya pasien.75

6. Semangat kerja.

Semangat kerja dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu

menyelesaikan pekerjaan, gairah kerja dan tanggung jawab. Rohaniawan di rumah

sakit Abdul Manap Kota Jambi memiliki semangat kerja yang yang cukup baik,

yang dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari ketika rohaniawan melaksanakan proses

bimbingan, rohaniawan cukup disiplin dalam melakukan sesuatu dan tepat waktu

jika ada kegiatan yang dilakukan di rumah sakit dan saat porses ketika akan

melakukan bimbingan rohani. Hal ini dapat diketahui Fitri Kasubag Humas yang

menyatakan bahwa:

[P]ak ustad itu orang nya disiplin, contohnya saja jika ada kegiatan di rumah

sakit beliau datang tepat waktu, dan ketika ada pasien yang meminta untuk

diberikan bimbingan rohani, walaupun pak ustad masih berada diluar rumah

sakit, beliau langsung menuju rumah sakit untuk memberikan bimbingan

tersebut kepada pasien.76

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa rohaniawan M Subli memiliki

semangat kerja yang bagus, seperti kehadiran, kedisiplinan dan ketepatan waktu

dalam bekerja.

7. Kepuasan.

Bimbingan rohani yang dilakukan oleh rohaniawan di rumah sakit Abdul

Manap Kota Jambi berjalan sesuai yang diharapkan, dengan pengetahuan yang

minim namun dapat membantu banyak orang dalam menyelesaikan

permasalahannya dan dapat membantu pasien untuk terus berusaha dan tidak

berputus asa dengan apa yang menimpa dirinya. Kebanyakan respon dari pasien

dengan adanya bimbingan rohani yang diberikan sangat membantu diri pasien itu

sendiri ataupun pihak keluarga pasien.

Bimbingan rohani hanya berdampak bagi pasien, keluarga pasien dan orang-

orang disekitar pasien. Banyak pasien dan keluarga pasien yang merasa termotivasi

75 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 76 Fitri, Kasubag Humas Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 69: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

56

dan memiliki semangat setelah mendapatkan bimbingan. Pasien akan merasa lega

dan lebih memiliki semangat untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya, namun

ada juga respon pasien yang kurang bagus terhadap rohaniawan. Sedangkan

tanggapan dari keluarga pasien terhadap bimbingan rohani yang diberikan cukup

baik hal ini dilihat dari adanya respon balik dari keluarga pasien atas bimbingan

yang diberikan.77

Seperti yang dikatakan oleh pasien yang bernama ibu Asnawati pasien

penyakit jantung yang mengatakan bahwa:

[A]lhamdulillah dengan pengarahan yang bapak ustad berikan, saya dapat

mengetahui cara beribadah ketika sakit. Saya hanya takut ketika saya sakit saya

merasa tidak bisa beribadah dengan maksimal, karena untuk berjalan ke kamar

mandi saja susah, ternyata setelah mendengar pengarahan dari bapak ustad tadi

saya sedikit mengetahuinya.78

Begitu juga dengan yang ibu Mariana katakan, beliau mengatakan bahwa:

[D]engan bimbingan rohani yang diberikan oleh ustad tadi, saya sebagai pasien

di rumah sakit ini merasa diperhatikan dengan keadaan kesehatan saya, ustad

juga memberikan pengarahan dan motivasi dengan suasana yang tenang dan bisa

membawa suasana untuk orang yang sedang sakit.79

Dari beberapa tanggapan pasien, layanan bimbingan rohani mendapatkan

respon yang cukup baik, hal ini diambil dari sebagian sample yang diambil oleh

peneliti. Tanggapan yang di dapat dari pasien mengenani bimbingan yang diberikan

mendapatkan hasil yang cukup positif.80

Mereka sangat terbuka dan senang dengan adanya kunjungan dari

pembimbing rohani untuk memberikan pengutan-penguatan spiritual. Mereka

mengaku bahwa pelayanan ini perlu diteruskan dan dioptimalkan supaya setiap

pasien dapat diberikan bimbingan dengan efektif, layanan ini cukup membantu

pasien terutama dalam hal beribadah.

77 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 20 Februari 2019, Observasi Penulis. 78 Asnawati, Pasien Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019, Kecamatan

Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 79 Mariana, Pasien Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019, Kecamatan

Kota Baru Jambi, Catatan Penulis. 80 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 20 Februari 2019, Observasi Penulis.

Page 70: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

57

8. Tersedianya sarana dan prasarana.

Proses pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Abdul Manap

Kota Jambi, tidak banyak yang membutuhkan alat ataupun sarana dan prasarana

untuk proses berlangsungnya bimbingan. Hal ini dikarenakan metode yang

digunakan rohaniawan dalam memberikan hanya berupa metode ceramah yang

bermodalkan suara, dan materi yang akan disampaikan, sarana yang dibutuhkan

hanya sebagian kecil seperti buku dan pena.81

Begitu juga halnya dengan yang dikatakan oleh rohaniawan bahwa: “[D]i

dalam proses layanan bimbingan rohani, saya tidak membutuhkan alat apapun,

yang jelasnya ada pasiennya, ruangan pasien, adanya saya, insyaallah proses

bimbingan rohani dapat dilaksanakan”.82

9. Penyusunan program yang tepat.

Di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi, rohaniawan tidak memiliki

program-program tertentu dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dilakukan karena

bimbingan rohani tidak termsuk dalam struktur organisasi rumah sakit dan

dianggap tidak terlalu penting serta tidak terlalu diperhatikan oleh pihak rumah

sakit. Jadi dikarenakan tidak adanya program-program yang harus dipenuhi maka

peerjaan yang dilakukan hanya sebagai formalitas dan tanggung jawab rohaniawan

untuk membantu sesama Muslim.

Seperti yang dijelaskan oleh rohaniawan bahwa:

[S]aya tidak memiliki program kerja yang jelas, yang penting ketika tiba jadwal

saya untuk memberikan bimbingan rohani, maka saya masuk untuk memberikan

bimbingan tersebut, dan saya yang telah bekerja di rumah sakit ini bertahun-

tahun tidak pernah ada namanya program, perencanaan kerja ataupun visi misi

dalam bekerja.

Jadi proses bimbingan rohani Islam di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi

ini berjalan tanpa adanya program-program untuk mencapai tujuan dari bimbingan

rohani tersebut.

81 Observasi, Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi, 20 Februari 2019, Observasi Penulis. 82 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 24 Desember 2018,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 71: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

58

10. Sistem pengawasan dan pengendalian.

Bimbingan rohani Islam merupakan bagian dari rumah sakit Abdul Manap

Kota Jambi yang mana rohaniawan menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai

rohaniawan yang diperintahkan oleh atasan atau direktur rumah sakit Abdul Manap

Kota Jambi. Namun pihak rumah sakit tidak pernah mengadakan pengontrolan

terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh rohaniawan tersebut. Seperti yang

dikatakan oleh rohaniawan M subli.

[S]elama ini pihak atasan atau rumah sakit ini tidak pernah turun untuk melihat

proses bimbingan rohani Islam yang saya lakukan dan tidak pernah adanya

evaluasi dari pekerjaan yang saya lakukan, bahkan untuk menanyakan apakah

bimbingan berjalan dengan lancar atau tidak pun tidak pernah, semuanya

terserah saya, sehingga saya memberikan bimbingan rohani ini sesuka hati saya

ketika saya mau masuk saya masuk jika tidak saya tidak masuk.83

Dari beberapa poin di atas, terkait dengan efektifitas peran rohaniawan dalam

membantu pemulihan pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi

dapat dilihat pada table berikut:

No Standar Efektivitas Keefektifan

1. Kualitas Kurang Efektif

2. Produktivitas Cukup Efektif

3. Kesiagaan Sangat Efektif

4. Efisiensi Tidak Efektif

5. Stabilitas Tidak Efektif

6. Semangat Kerja Efektif

7. Kepuasan Cukup Efektif

8. Tersedianya Sarana dan Prasarana Kurang Efektif

9. Penyusunan Program yang Tepat Tidak Efektif

10. Sistem Pengawasan dan Pengendalian Tidak Efektif

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa efektifitas peran rohaniawan dalam

membantu pemulihan pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi

dapat dikatakan Tidak Efektif yang diukur bedasarkan standar efektifitas.

83 M. Subli, Rohaniawan Rumah Sakit, Wawancara dengan Penulis, 20 Februari 2019,

Kecamatan Kota Baru Jambi, Catatan Penulis.

Page 72: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

59

B. Kendala dan solusi Rohaniawan dalam Pelaksanaan Bimbingan Rohani di

Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi

Pelaksanaan bimbingan rohani Islam pada pasien tidak selalu berjalan dengan

baik dan lancar, namun ada beberapa faktor penghambat yang menyebabkan

pelaksanaan bimbingan rohani ini kurang maksimal, terdapat beberapa kendala

yang dihadapi oleh rohaniawan dalam pelaksanaan bimbingan rohani Islam

diantaranya.

1. Kurangnya tenaga kerja.

Tenaga rohaniawan yang kurang adalah salah satu penghambat

pelaksanaan, dikarenakan dalam setiap ruangan ada beberapa pasien yang tidak

mendapatkan layanan bimbingan rohani Islam, dan waktu proses bimbingan

hanya berlangsung sekitar 5-10 menit setiap pasien. Walaupun hal ini bukan

menjadi faktor utama penyebab kurangnya pelaksanaan, namun perlu ditinjau

ulang agar rohaniawan dapat memberikan bimbingan dengan cukup

professional. Dengan tenaga kerja yang kurang rohaniawan harus bekerja lebih

lama, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh banyak orang harus dikerjakan

sendiri.

2. Fasilitas.

Fasilitas yang kurang memadai untuk dilaksanakan bimbingan rohani

Islam menjadi salah satu penghambat, seperti buku panduan ibadah orang yang

sakit seharusnya diberikan kepada setiap pasien sebagai media penunjang

pelayanan. Dengan fasilitas sarana dan prasarana yang kurang hal yang dapat

dilakukan oleh rohaniawan yaitu dengan memanfaatkan semaksimal mungkin

fasilitas yang disediakan dan tersedia di rumah sakit.

3. Pengetahuan rohaniawan yang minim.

Rohaniawan sebagai orang yang memberikan bimbingan rohani Islam

kepada pasien seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup

untuk memberikan pengetahuan tentang rohani Islam, sehingga bimbingan yang

diberikan tepat dan akurat serta untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian

materi. Dengan pengetahuan rohaniawan yang minim, rohaniawan harus lebih

Page 73: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

60

banyak membaca buku dan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan layanan

bimbingan rohani Islam.

4. Masyarakat yang kurang mengerti tentang bimbingan rohani Islam

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya bimbingan rohani

Islam juga merupakan salah satu kendala yang harus dihadapi oleh rohaniawan.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bimbingan rohani membuat

rohaniawan harus menjelaskan secara detail dan perlahan peran seorang

rohaniawan, jika pasien tidak tahu tentang bimbingan rohani Islam akan sedikit

rumit untuk mengerti apa yang disampaikan oleh rohaniawan tersebut.

Page 74: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian skripsi yang berjudul Efektivitas Peran Rohaniawan

dalam Membantu Pemulihan bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pelayanan bimbingan rohani Islam bagi pasien rawat inap di rumah sakit

Abdul Manap Kota Jambi dilakukan dengan tahapan-tahapan yang biasa

dilakukan oleh seorang pembimbing. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan atau

kegiatan bimbingan rohani Islam bagi pasien rawat inap di rumah sakit Abdul

Manap Kota Jambi yaitu: pertama, tahap pra pelayanan bimbingan rohani Islam,

yang dilakukan yaitu memeriksa keadaan diri rohaniawan sendiri dan keadaan

sekeliling ruangan. Kedua, tahap proses pelayanan bimbingan rohani Islam yaitu

(1) mengucapkan salam, (2) memperkenalkan diri rohaniawan kepada pasien,

(3) menanyakan keluhan yang diderita pasien, (4) menanyakan keadaan pasien,

(5) memberikan nasehat-nasehat serta motivasi-motivasi kepada pasien untuk

kesembuhan pasien, (6) berikan sentuhan-sentuhan tangan sebagai rasa empati,

(7) menanyakan tanggapan kepada pasien jika ada yang ingin ditanyakan pasien,

(8) jika sudah selesai rohaniawan berpamitan dan mengucapkan salam untuk

berpindah memberikan bimbingan kepasien lainnya. Proses bimbingan

berlangsung selama 5-10 menit setiap pasien.

2. Mengukur efektivitas menggunakan sepuluh indikator, dari sepuluh indikator

tersebut hanya beberapa indikator yang terpenuhi diantaranya: kesiagaan,

semangat kerja, dan kepuasan selebihnya tidak terpenuhi. Jadi dapat

disimpulkan bahwa efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan

pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi

dapat dikatakan TIDAK EFEKTIF. Hal ini dikarenakan ada beberapa kategori

yang tidak dapat dipenuhi oleh rohaniawan dan banyaknya kekurangan yang

terjadi dalam proses pelaksanaan bimbingan rohani Islam diantaranya:

kurangnya kualitas rohaniawan yang meliputi pengetahuan dan keterampilan,

Page 75: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

62

produktivitas yang kurang, tidak adanya stabilitas dalam bekerja, keterbatasan

sarana dan prasarana, tidak adanya penyusunan program yang tepat serta tidak

adanya sistem pengawasan dan pengendalian dari pihak rumah sakit.

Kendala dan solusi Rohaniawan dalam Pelaksanaan Bimbingan Rohani di

rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi yang dapat mengganggu pelaksanaan

bimbingan rohani di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi adalah sebagai

berikut: pertama, Kurangnya tenaga kerja, Dengan tenaga kerja yang kurang

rohaniawan harus bekerja lebih lama, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan

oleh banyak orang harus dikerjakan sendiri. Kedua, Fasilitas yang kurang

memadai untuk dilaksanakan bimbingan rohani Islam, Dengan fasilitas sarana

dan prasarana yang kurang hal yang dapat dilakukan oleh rohaniawan yaitu

dengan memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas yang disediakan dan

tersedia di rumah sakit. Ketiga, Pengetahuan rohaniawan yang minim, Dengan

pengetahuan rohaniawan yang minim, rohaniawan harus lebih banyak membaca

buku dan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan layanan bimbingan rohani

Islam. Keempat, Masyarakat yang kurang mengerti tentang bimbingan rohani

Islam, Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bimbingan rohani membuat

rohaniawan harus menjelaskan secara detail dan perlahan peran seorang

rohaniawan, jika pasien tidak tahu tentang bimbingan rohani Islam akan sedikit

rumit untuk mengerti apa yang disampaikan oleh rohaniawan tersebut.

B. Implikasi Penelitian

Penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas peran rohaniawan dalam

membantu proses pemulihan bagi pasien rawat inap di rumah sakit umum dareh H.

Abdul Manap Kota Jambi merupakan penelitian yang mengukur seberapa efektif

peran rohaniawan bagi pasien dalam membantu proses penyembuhan.

Berdasarkan hasil penelitian, saran-saran yang dapat peneliti sampaikan

adalah sebagai berikut:

1. Untuk Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Penelitian tentang efektivitas peran rohaniawan dalam membantu pemulihan

pasien rawat inap di rumah sakit Abdul Manap Kota Jambi merupakan bagian dari

Page 76: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

63

penelitian studi bimbingan penyuluhan Islam yang membahas tentang ilmu

kerohanian. Dengan dilakukannya penelitian tentang bimbingan rohani Islam ini

dapat menambah pengetahuan untuk mahasiswa bimbingan penyuluhan Islam

maupun bagi pihak yang membacanya. Bimbingan rohani tidak hanya dapat

dilakukan di rumah sakit saja namun dapat juga dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari. Misalnya memberikan semangat kepada sesama ketika lagi sakit secara tidak

langsung kita sudah memberikan bimbingan rohani Islam walaupun tidak

terstruktur seperti lembaga pada umumnya.

2. Untuk Pihak Rohaniawan

a. Rohaniawan perlu untuk menambah dan meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan agar layanan yang diberikan lebih berkualitas.

b. Perlu adanya penambahan tenaga kerja agar tidak terfokus pada satu

rohaniawan dan pelayanan bimbingan rohani bisa berjalan lebih maksimal.

c. Lebih meningatkan pelayanan bimbingan rohani, seperti penambahan

metode bimbingan misalnya dengan menggunakan selebaran atau buku

tentang doa-doa dan zikir.

d. Sekali kali melakukan pelayanan bimbingan rohani di luar ruangan agar

pasien tidak merasa bosan.

3. Untuk Pihak Rumah Sakit Abdul Manap

a. Menambah tenaga kerja khusunya rohaniawan agar pelaksanaan bimbingan

rohani Islam bisa berlangsung dengan baik dan teratur.

b. Memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta melengkapi

fasilitas yang dibutuhkn oleh pegawai rumah sakit terutama rohaniawan.

Lebih menanamkan nilai-nilai agama Islam di lingkungan rumah sakit.

c. Memasukkan pelayanan bimbingan rohani Islam ke dalam struktur

organisasi rumah sakit, agar bimbingan rohani lebih berjalan dan terstruktur.

Page 77: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arifin,Isep Zainal Bimbingan Penyuluhan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005).

Azwar, Saefuddin Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998).

Bungin,Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan

Kebijakan Public, (Jakarta: Kencana, 2005).

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005).

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah

Pustaka,2006).

Effendi, Irmansyah Teknik Efektif untuk Meningkatkan Kesadaran dan Energy

Spiritual (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001).

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2006).

Hadi, Sutrisno Metode Research Jilid 2 (Yogyakarta: Andi Offset. 1989).

Hambali,Muhammad Bin Muhammad Al Manjabi Al Hiburan bagi Orang yang

Tertimpa Musibah (Jakarta: Darul Haq. 2001).

Hidayat, Bahril. Psikologi Islam. (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2014)

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013).

Narbuko, Cholid dan Chmadi, Metedologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Asdi

Mahasatya. 2009).

Sevila, Consuelo Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI Pers, 2000).

Suharsini dan Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2012).

The New Oxford Illustrated Dictionary, (Oxford University Press, 1982), 1466.

Thabrany, Hasbullah Pendanaan Kesehatan dan Alternative Mobilisasi Dana

Kesehatan di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005).

Widodo et. Al., Kamus Ilmiah Popular dilengkapi EYD dan Pembentukan Istilah

(Yogyakarta: Absolut, 2002).

SKRIPSI, DAN TESIS

Aeni,Nurul “Studi Komparatif Model Bimbingan Rohani dalam Memotivasi

Kesembuhan Pasien di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus dan Rumah Sakit

Mardi Rahayu Kudus”, Skripsi (Semarang: IAIN Walisongo Semarang,

2008).

Page 78: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

Anjaryani, Wike Diah “Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perwat

di RSUD Tugurejo Semarang”, Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro,

2009), 18.

Hasanah, Nur “Peran Petugas Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit H. Abdul Manap Kota Jambi”, Skripsi (jambi: UIN STS Jambi,

2015).

Kaporina, Ina “Metode Konseling dalam Proses Pemulihan pada Pasien Gangguan

Jiwa di Panti Rehabilitasi Wisma Ataraxis Desa Fajar Baru Kecamatan Jati

Agunf Lampung Selatan”, Skripsi (Lampung: UIN Raden Intan Lampung,

2017).

Limbong,Judianto “Pengembangan System Informasi Rawat Inap Pelayanan

Penyakit dalam Guna Mendukung Keputusan Manajemen Pelayanan di

RSUD Dr H Soemarno Sosroadmojo Bulungan Kalimatan Timur”, Tesis.

(Kalimantan: Universitas Diponegoro, 2010).

Mulya. Yunendra Bangun “Metode Bimbingan Rohani dalam Upaya Membentuk

Sikap Religiusitas Lanjut Usia dalam Persiapan Kematian di Pondok

Pesantren Darud Dzikri Surakarta”, Skripsi (Surakarta: IAIN Surakarta,

2017).

Rostanti.Rifki “Agama dan Implikasinya Terhadap Kesembuhan Pasien (Studi

Kasus Bimbingan Rohani di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng

Kebumen)”, Skripsi (Sruweng: UIN Sunan Kalijaga. 2016).

Suryanti.Anie “Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien Rawat Inap di Ruang ICU

RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”, Skripsi (Purbalingga:

IAIN Purwokwrto. 2016).

Wardana. Aditya Kusuma “Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam bagi Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (Analisis

Bimbingan Konseling Islam)”, Skripsi (Semarang: UIN Walisongo. 2016).

Yuliproyono, Nurkohlis Bambang “Pelaksanaan Bimbingan Rohani terhadap

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Harapan Ibu Purbalingga”, Skripsi

(Purbalingga: IAIN Purwokerto, 2017).

JURNAL

Hadi, Sumasno “Pemeriksaan Keansahan Data Penelitian Kualitatif pada Skripsi”,

Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 No 1 (2016).

Listiyono,Risky Agustian “Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelaynan di Rumah

Sakit Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi

Rumah Sakit Tipe B, Kebijakan dan Manajemen Public”. 1 No 1 (2015).

Machfiroh, Asfriqi “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan di Kota Palu”, E-Jurnal Katalogis, 3, No 2 (2015).

Page 79: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

Sumenge,Ariel S. “Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran

Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Minahasa

Selatan”, Jurnal EMBA, 1, No. 3 (2013).

Subandi, “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode dalam Penelitian

Pertunjukkan”, Harmonia, 11 No 2, (2011).

Page 80: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

JADWAL PENELITIAN.

No Kegiatan

2018

Oktober novembr desmber januari februari maret april

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Penulisan Draf

Proposal x x

2. Konsultasi

Dengan Ka.

Jur/Prodi &

Lainnya Untuk

Fokus

Penelitian

x

3. Revisi Draf

Proposal x

4. Proses Seminar

Proposal x

5. Revisi Draf

Proposal

Setelah

Seminar

x

6. Konsultasi

Dengan

Pembimbing

x

7. Koleksi Data x x x x x

8. Analisa Dan

Penulisan Draf

Awal Skripsi

x x x

9. Draf Awal

Dibaca

Pembimbing

x

10. Revisi Draf

Awal x x

11. Penulisan Draf

Dua x x x x

12. Draf Dua

Dibaca

Pembimbing

X

13. Revisi Draf

Dua x

14. Draf Dua

Revisi Dibaca

Pembimbing

x

15. Penulisan Draf

Akhir x x x

Page 81: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

16. Draf Akhir

Dibaca

Pembimbing

x

17. Ujian

Munaqashah x

18. Revisi Skripsi

Setelah Ujian

Munaqashah

x x

19. Penggandaan

Laporan X

20. Mengikuti

Wisuda

X

Catatan : Jadwal Berubah Sesuai Waktu

Page 82: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU

PEMULIHAN PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT ABDUL MANAP KOTA JAMBI

No Jenis Data Metode Sumber Data

1. Historis dan Letak

Geografis Rumah Sakit

Abdul manap Kota Jambi.

- Observasi

- Dokumentasi

- Setting

- Dokumen Geografis

2. Visi dan Misi Rumah Sakit

Abdul Manap Kota Jambi.

- Dokumentasi - Dokumen Visi dan

Misi Rumah Sakit

Abdul Manap

3. Struktur Organisasi Rumah

Sakit Abdul Manap Kota

Jambi

- Dokumentasi

- Dokumen Rumah

Sakit Abdul Manap.

4. Sarana dan Prasarana

Rumah Sakit Abdul Manap

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Keadaan Sarana dan

Prasarana.

- Dokumen Sarana dan

Prasarana

5. Pelaksanaan Bimbingan

rohani di rumah sakit Abdul

Manap

- Wawancara

- Observasi

- Wawancara dengan

rohaniawan

- Cara pelaksanaan

bimbingan

6. Peran rohaniawan - Wawancara

- observasi

- wawancara dengan

rohaniawan

- observasi kegiatan

rohaniawan

7. Keefektifan peran

rohaniawan

- wawancara

- observasi

- wawancara dengan

rohaniawan

Page 83: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

- observasi semua yang

menyangkut tentang

peran rohaniawan

1. Panduan Observasi

No. Jenis Data Objek Observasi

1. Letak Geografis Rumah sakit

Abdul Manap

- Keadaan Letak Geografis

2. Sarana dan Prasarana. - Sarana dan Prasarana yang

Tersedia Seperti: Kelengkapan

Fasilitas Ruangan

Rohaniawaan serta keperluan

bimbingan

3. Pelaksanaan bimbingan rohani di

rumah sakit

- Proses pelaksanaan bimbingan

rohani

- Situasi ruangan pasien

2. Panduan Dokumentasi

No. Jenis Data Data Dokumentasi

1. Historis dan Geografis Rumah

Sakit Abdul Manap

- Data Dokumentasi Tentang

Historis dan Geografis.

2. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Abdul Manap

- Data Dokumentasi Tentang

Struktur Organisasi.

3. Struktur bimbingan rohani - Data Dokumentasi Tentang

struktur bimbingan rohani

4. Pelaksanaan Bimbingan Rohani - Data Dokumentasi saat

melaksanakan Bimbingan

Rohani

5. Visi, misi dan motto - Dokumen visi dan misi

Rumah sakit

Page 84: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

3. Butir-Butir Wawancara

No. Jenis Data Sumber Data & Substansi

Wawancara

1. Historis dan Geografis Rumah

sakit Abdul Manap

- Staff rumah sakit

- Bagaimana Sejarah Berdirinya

rumah sakit Abdul Manap

Kota Jambi?

- Bagaimana Perkembangannya

rumah sakit hingga saat ini?

- Bagaimana Letak Geografis

Rumah Sakit Abdul Manap?

2. Peran rohaniawan - Rohaniawan

- Apa saja peran rohaniawan di

rumah sakit Abdul Manap?

- Apa tujuan dilaksanakannya

bimbingan rohani Islam di

rumah sakit Abdul Manap?

-

3. Pelaksanaan Bimbingan Rohani

Pasien Rumah Sakit Abdul Manap

- Rohaniawan

- Bagaimana metode

Bimbingan rohani yang

berlangsung di rumah sakit

Abdul Manap?

- Bagaimana Proses

pelaksanaan bimbingan rohani

di rumah sakit Abdul Manap?

- Berapa kali bimbingan rohani

diberikan kepada pasien?

- Materi apa yang diberikan

ketika bimbingan?

4. Keefektifan peran rohaniawan di

rumah sakit Abdul Manap Kota

Jambi

- Sarana apa saja yang

dibutuhkan dalam proses

pemberian layanan bimbingan

rohani Islam?

-

Page 85: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

DOKUMENTASI

FOTO RUMAH SAKIT H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI

Page 86: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …
Page 87: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …
Page 88: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …
Page 89: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

FOTO KETIKA WAWANCARA DENGAN ROHANIAWAN

Page 90: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …
Page 91: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

FOTO KETIKA PROSES BIMBINGAN ROHANI ISLAM BERLANGSUNG

Page 92: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …
Page 93: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …
Page 94: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

RUANGAN JENAZAH

Page 95: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

SURAT TUGAS ROHANIAWAN

Page 96: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

JADWAL BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Page 97: EFEKTIVITAS PERAN ROHANIAWAN DALAM MEMBANTU …

CURRICULUM VITAE

A. INFORMASI DIRI

Nama : Lili Yudeliani

Tempat & Tgl Lahir : Jambi 29 Juli 1997

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Sahabat Quran Center Jl. Sunan Gunung Jati

Simpang Hutan Kota. Kel. Kenali Asam Bawah Kec.

Kota Baru Kab. Kota Jambi Prov. Jambi

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

S1 UIN STS Jambi : 2019

MAN Bangko : 2015

MTs N Bangko : 2012

SD 211/IV Bangko : 2009

C. PENGHARGAAN AKADEMIS

1. Juara 1 Muslimah Mode Ma’had Al-jamiah

2. Juara 3 Catur Ma’had Al-jamiah

D. RIWAYAT ORGANISASI/ PEKERJAAN

Mengajar Bimbel di Sahabat Quran Center