49
a Latar Belakang Pasar modal secara umum dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2005). Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana (borrower). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, maka lender sebagai investor mengharapkan akan memperoleh imbalan (return) dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrower, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari biaya operasional perusahaan. Informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi para investor sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko

ekonomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makro

Citation preview

aLatar Belakang

Pasar modal secara umum dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2005).

Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana (borrower). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, maka lender sebagai investor mengharapkan akan memperoleh imbalan (return) dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrower, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari biaya operasional perusahaan.

Informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi para investor sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu.

Informasi dapat mengurangi ketidakpastian sehingga dalam pengambilan

keputusan diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, informasi yang lengkap, relevan, dan up-date sangat diperlukan oleh investor. Informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mempengaruhi para investor dalam pengambilan keputusan. Adanya suatu informasi, baru akan membentuk sebuah kepercayaan baru di kalangan investor kepercayaan ini akan

2

merubah harga melalui perubahan permintaan dan penawaran saham di pasar modal.

Informasi-informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan para investor tidak hanya informasi mengenai ekonomi tapi juga faktor-faktor lain, seperti politik dan keamanan. Kestabilan politik dan keamanan serta ebijakan politik mempunyai andil besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan di seluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas-sekuritasnya merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi pasar modal, yang mereka maksudkan adalah bahwa informasi yang relevan telah dicerminkan dalam harga-harga sekuritas tersebut.

Secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan, 2005). Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dari sekian banyak saham perusahaan yang listing di BEJ, salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan adalah saham perusahaan otomotif.

Sejalan dengan semakin meningkatnya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) maka Bank perlu meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran KKB karena pertumbuhan KKB yang terlalu tinggi berpotensi menimbulkan berbagai risiko bagi Bank. Untuk meminimalisir sumber-sumber kerawanan yang dapat timbul di masa yang akan datang maka mulai tanggal 15 Maret 2012 maka diterbitkanlah

3

kebijakan baru untuk menaikkan uang muka (down payment) untuk KKB.

Kebijakan ini tertulis dalam Surat Edaran Ekstern Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang: Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor.

Atas dasar hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melihat reaksi pasar terhadap diumumkannya kenaikan uang muka (down payment) untuk KKB baru terhadap saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Reaksi yang dapat ditimbulkan ialah berupa peningkatan atau penurunan harga saham yang terjadi di seputar tanggal pemberlakuan kebijakan tersebut.

Dengan latar belakang seperti diuraikan diatas maka judul penelitian yang dibuat adalah Analisis Pengaruh Pengumuman Kenaikan Uang Muka Kendaraan Bermotor Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif .

b.Perumusan Masalah

Permasalahan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah reaksi return saham perusahaan otomotif pada saat terjadinya pengumuman penetapan kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang dapat diperinci sebagai berikut :

Apakah terdapat abnormal return negatif terhadap harga saham perusahaan otomotif pada saat pengumuman kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)?

4

c.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

Menguji pengaruh pengumuman uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terhadap harga saham perusahaan-perusahaan otomotif

d.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bukti empirik pengaruh pengumuman uang muka (down

payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

2. Sebagai bukti empirik bahwa informasi kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dapat

memberikan abnormal return bagi investor.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang memerlukan atau berkepentingan terhadap pasar modal Indonesia, seperti investor, profesi yang terkait, pemerintah yang mengeluarkan regulasi, karena kebijakan tersebut dikeluarkan tentunya dengan tujuan dan maksud untuk memberikan hal-hal yang positif bagi masyarakat.

5

e.Hipotesis

Dengan memperhatikan latar belakang dan permasalahan yang diajukan diatas, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis:

HA: Terdapat abnormal return negatif pada harga saham perusahaan-perusahaan otomotif saat pengumuman kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

f.Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan objek penelitian

adalah perusahaan otomotif yang terdaftar. Penelitian ini merupakan event study yang hanya mengamati pengaruh suatu peristiwa pada suatu periode tertentu. Peristiwa yang mempengaruhi adalah setelah pengumuman kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) oleh Bank Indonesia.

Untuk itu faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti tingkat bunga, perubahan kurs dan pengaruh-pengaruh makro lainnya tidak diamati. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji reaksi dalam bentuk timbulnya abnormal return negatif pada harga saham perusahaan otomotif yang terpengaruh atas adanya pengumuman tersebut. Berdasarkan dampak dari kebijakan tersebut, maka dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan otomotif yang ada dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

6

1. Dampak Secara Langsung (Direct Effect):

a. PT Astra International Tbk. (ASII)

b. PT Indomobil Sukses International Tbk. (IMAS)

2. Dampak Secara Tidak Langsung (Indirect Effect):

a. PT Astra Auto Part Tbk. (AUTO)

b. PT Indo Kordsa Tbk. (BRAM)

c. PT Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR)

d. PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL)

e. PT Indospring Tbk. (INDS)

f. PT Multi Prima Sejahtera Tbk. (LPIN)

g. PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA)

h. PT Nipress Tbk. (NIPS)

i.PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. (PRAS)

j.PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)

g.Tinjauan Pustaka

Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, warrant, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).

7

Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan kepentingan fasilitas yaitu atau wahana yang yang mempertemukan dua pihak memiliki kelebihan dana (lender) dan pihak yang memerlukan dana

(borrower). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar melalui masyarakat melalui penjualan efek saham perdana (Initial Public Offering) atau efek utang (obligasi).

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan, 2005).

Diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaanperusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:

8

menyediakan sumber pembiayaan(jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

Informasi di Pasar Modal

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (pasal 1 ayat 4), diberi batasan mengenai informasi sebagai berikut:

informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga saham di bursa efek dan atau merupakan keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Dari pengertian informasi diatas, tampak bahwa informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal berpengaruh dalam upaya melakukan pengambilan keputusan investasi. Kecepatan reaksi antara suatu kejadian dengan pengaruhnya terhadap harga saham di bursa tergantung pada kekuatan efisiensi suatau bursa.

9

Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dan dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari pengumuman tersebut dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Hartono, 2010, 555).

Di samping itu juga dapat digunakan untuk mengukur dampak suatu peristiwa ekonomi dan non ekonomi (sosial politik). Pengertian event study yang berhubungan dengan return saham yang terjadi sekitar peristiwa sistematis terutama pengumuman/peristiwa ekonomi atau non ekonomi yang diduga memberikan informasi baru tentang suatu perusahaan (Lamasigi, 2002). Studi

peristiwa (event study) merupakan suatu pengamatan mengenai harga saham dipasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham sebagai akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989).

Sedangkan menurut Kritzman (1994) dalam Lamasigi, studi peristiwa

bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi suatu surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut. Selain itu event study juga dapat digunakan untuk mengukur dampak suatu peristiwa ekonomi terhadap nilai perusahaan (Mackinlay, 1997).

Dari pengertian tersebut studi peristiwa bertujuan untuk menguji dampak dari suatu peristiwa yang terjadi terhadap suatu subyek penelitian, dilihat dari sebelum dan sesudah peristiwa itu terjadi. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.

10

Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Pasar Modal Yang Efisien

Menurut Jogiyanto (2000), pengujian kandungan informasi dimaksudkan

untuk melihat reaksi dari suatu peristiwa. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Dengan menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung kandungan informasi akan memberikan abnormal retun kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi, tidak memberikan abnormal return kepada pasar.

Kecepatan reaksi antara informasi dan pengaruhnya terhadap harga saham di bursa tergantung pada kekuatan efisiensi bursa. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksikan dalam harga yang sama. Menurut Jogiyanto (2000), pasar modal dikatakan efisien apabila pasar bereaksi secara cepat dan akurat untuk mencapai keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia. Ada dua jenis efisiensi pasar modal, yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal.

Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan suatu kualitas pasar modal, semakin tinggi derajat efisiensinya, semakin baik kualitas suatu pasar modal. Efisiensi internal yang tinggi mencerminkan transaksi perdagangan sekuritas semakin rendah. Efisiensi jenis ini berhubungan dengan

11

biaya untuk melakukan transaksi sekuritas di pasar modal terhadap adanya transaksi baru.

Dari beberapa pendapat dinyatakan bahwa pasar modal dikatakan efisien bila harga-harga efek tidak mencerminkan informasi yang tersedia. Harga-harga cepat menyesuaikan bila ada informasi baru dan setelah penyesuaian para investor tidak mampu mendapatkan abnormal return sebagai selisih antara actual return dan expected return dari setiap tindakannya. Informasi dan kejadian sangatlah berpengaruh terhadap efisiensi dan penjualan saham di bursa efek.

Sedangkan menurut Husnan (2005), berdasarkan atas jenis informasi yang relevan, maka efisiensi pasar dibagi menjadi 3 bentuk efisiensi: 1. Efisiensi Bentuk Lemah.

Suatu pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah (weak form efficient) ketika para pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan abnormal dengan menggunakan perubahan harga di waktu yang lalu.

2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat.

Suatu pasar dikatakan efisien dalam bentuk bentuk setengah kuat (semi-strong form efficient) ketika para pemodal tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan abnormal dengan menggunakan informasi publik.

12

3. Efisiensi Bentuk Kuat.

Suatu pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat (strong form efficient) ketika pemodal tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan abnormal dengan menggunakan informasi publik dan privat.

Tujuanpembedaanbentukpasaradalahuntuk

mengklarifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar modal. Selain efisiensi pasar secara informasi, efisiensi pasar dapat juga dikategorikan efisien secara keputusan. Efisiensi pasar secara keputusan juga didasarkan oleh informasi. Perbedaannya adalah jika efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan satu faktor saja yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua buah faktor yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar.

Penelitian Terdahulu Mengenai Studi Peristiwa (Event Study)

Topik penelitian yang membahas tentang event study telah banyak dilakukan sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2013). Penelitian ini meneliti reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap peristiwa pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012. Pasar modal Indonesia merespon

informasi dari peristiwa Pilkada DKI Jakarta Putaran II 2012 sebagai kabar baik, ditunjukkan oleh munculnya rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal terjadinya peristiwa.

13

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Anggraini(2011). Penelitian ini

meneliti pengaruh gempa dan tsunami di Jepang terhadap saham-saham perusahaan di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang cukup bahwa gempa dan tsunami di Jepang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return. Terdapat reaksi pasar namun tidak menambah kekayaan investor karena abnormal return yang terjadi tidak signifikan. Hal ini diperkuat dari hasil uji statistik yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan pada sebelum dan sesudah peristiwa gempa dan tsunami di Jepang.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Meidawati dan Harimawan (2004). Penelitian ini menguji pengaruh pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2004

terhadap return saham dan volume perdagangan saham LQ-45 di BEJ. Peristiwa pemilu legislatif tahun 2004 mempengaruhi volume perdagangan saham, tetapi

tidak mempengaruhi tingkat keuntungan saham. Hal ini menunjukan bahwa volume perdagangan saham tidak selalu berhubungan positif dengan tingkat keuntungan saham, sehingga apabila volume perdagangan saham mengalami perubahan yang signifikan, tidak selalu diikuti dengan perubahan tingkat keuntungan yang signifikan pula. Di samping itu, dinyatakan pula bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return menunjukan perbedaan yang tidak signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum peritiwa pemilu legislatif dengan ratarata abnormal return sesudah peritiwa pemilu legislatif.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2003). Penelitian ini

meneliti reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa peledakan bom di Bali

14

12 Oktober 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat abnormal return dua arah, baik positif maupun negatif. Uji perbedaan rata-rata menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada lima hari sebelum dan lima hari sesudah peristiwa. Hal sebaliknya terjadi pada aktivitas volume perdagangan di BEJ menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan lima hari sebelum dan lima hari sesudah peristiwa.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Triesye (2002). Penelitian ini

meneliti tentang reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengantian Presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001 terhadap return saham LQ45. Hasilnya

menunjukan bahwa para pelaku pasar memandang bahwa peristiwa 23 Juli 2001 dianggap memiliki dampak ekonomi dan dikategorikan sebagai berita baik (good news), hal ini terbukti dengan perkembangan CAAR yang meningkat sebelum dan sesudah peristiwa. Selain itu dari uji beda dua rata-rata yang dilakukan, memperlihatkan harga saham yang dicerminkan oleh rata-rata abnormal return yang diterima investor secara cepat menyesuaikan perkembangan yang terjadi, sehingga secara statistik tidak terdapat perkembangan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Keppres tersebut.

Kerangka Penelitian Teoritis

Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi

15

ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return (Hartono, 2010, 556). Peristiwa pada saat pengumuman kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan

Bermotor (KKB) menyebabkan abnormal return negatif terhadap harga saham perusahaan otomotif di Indonesia.

Jika menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Kerangka penelitian teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.

Pengumuman

Peristiwa

Ha

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian Teoritis

16

h. Metoda Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dengan tipe data eksternal yang bersumber dari Bursa Efek Jakarta. Data tersebut diperoleh dari terbitan atau keluaran media cetak, website yang dipublikasikan oleh IDX Statistic, www. finance.yahoo.com, dan informasi lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Adapun data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian ini terlampir dalam Tabel 3.1 berikut

Tabel 3.1

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

NoJenis Data

1Volume perdagangan saham

2Jumlah saham yang beredar

3Harga saham harian

4Indeks dan nama-nama saham

perusahaan otomotif

Sumber Data

Referensi dari BEJ, www.idx.co.id Referensi dari BEJ, www.idx.co.id Referensi dari BEJ, www.idx.co.id Referensi dari BEJ, www.idx.co.id

Sampel yang digunakan adalah saham-saham yang termasuk dalam industri otomotif yaitu perusahaan penjual kendaaran bermotor dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Adapun alasan yang mendasari pemilihan perusahaan-perusahaan tersebut adalah karena kegiatan bisnisnya erat kaitannya dengan pengaruh kebijakan kenaikkan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor.

17

Populasi dan Sampel

Dari jumlah perusahaan yang go public, penelitian ini mengambil sampel saham industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan aktif dalam perdagangan harian. Adapun perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta terdiri dari 12 Perusahaan, namun dalam penelitian ini yang diambil sebagai sampel hanya saham perusahaan yang aktif dalam perdagangan saham harian adalah:

Tabel 3.2

Saham yang Terkena Dampak Kebijakan Secara Langsung (Direct Effect)

NoKode SahamNama Perusahaan

1ASIIPT Astra International Tbk.

2IMASPT Indomobil Sukses International Tbk.

Tabel 3.3

Saham yang Terkena Dampak Kebijakan Secara Tidak Langsung

(Indirect Effect)

NoKode Saham

1AUTO

2BRAM

3GDYR

4GJTL

5INDS

6LPIN

7MASA

8NIPS

9PRAS

10SMSM

Nama Perusahaan

PT Astra Auto Part Tbk.

PT Indo Kordsa Tbk.

PT Goodyear Indonesia Tbk.

PT Gajah Tunggal Tbk.

PT Indospring Tbk.

PT Multi Prima Sejahtera Tbk. PT Multistrada Arah Sarana Tbk.

PT Nipress Tbk.

PT Prima Alloy Steel Universal Tbk.

PT Selamat Sempurna Tbk.

18

Tahap Penelitian

Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 107 hari yang terdiri dari 2 periode berikut.

1. Periode estimasi, yakni rentang waktu yang dipakai untuk

meramalkan return ekspektasian dari saham-saham yang diteliti. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi. Lama periode estimasi yang umumnya digunakan adalah berkisar 100 hari sampai dengan 250 hari atau selama setahun untuk hari-hari peragangan dikurangi lamanya periode jendela untuk data harian dan berkisar 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan (Hartono, 2010, 583). Mengacu pada pernyataan di atas, penelitian ini menggunakan periode estimasi dengan durasi selama 100 hari bursa, yaitu t-3

sampai dengan t-103.

2.Periode jendela(event window), yaitu rentang waktu di seputar

tanggal peristiwa. Menurut Hartono(2010), penentuan lamanya

periode jendela tergantung dari jenis peristiwanya. Jika peristiwa merupakan peristiwa yang ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor, periode peristiwa dapat pendek. Sebaliknya, untuk peristiwa yang nilai ekonomisnya sulit ditentukan oleh investor, investor akan membutuhkan waktu yang lama untuk

bereaksi. Panjang peristiwa dalam penelitian adalah7 hari, yakni

terdiri dari3 hari sebelum peristiwa(t-3), hari peristiwa(t0), dan 3

hari sesudah peristiwa(t+3). Tanggal peristiwa t0, yaitu tanggal

19

terjadinya bencana gempa dan tsunami di Jepang (tanggal 11 Maret 2011).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data arsip. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga untuk mendapatkan data sekunder tersebut dapat digunakan teknik pengumpulan data di basis data.

3.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi peristiwa. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan periode pengamatan. Periode pengamatan yang digunakan adalah 100 hari bursa. Gambar

3.1 merupakan gambar yang menjelaskan mengenai periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini.

Periode Estimasi

(1 Desember 2011 - 10 Maret 2012)

Periode Jendela

t-103t-3t0t+3

Pra-eventPost-event

(11-14 Maret 2012)(16-19 Maret 2012)

Event

(15 Maret 2012)

Gambar 3.1. Periode Pengamatan

20

3.5 Definisi Variabel dan Pengujian Hipotesis

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return. Abnormal return merupakan kelebihan dari return sesungguhnya terjadi terhadap actual return. Dengan demikian, abnormal return adalah selisih antara actual return dan expected return (return ekspektasian) dari setiap tindakannya

(Hartono, 2010).

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut.

1. Menghitung actual return tiap-tiap saham (Hartono, 2010).

Ri,t =

Keterangan:

Ri,t= Return sesungguhnya saham i pada periode t,

Pi (t )= Harga saham i pada periode t,

Pi (t -1)= Harga saham i pada periode t-1.

2. Menghitung return pasar.

Penelitian ini menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

sehingga perhitungan return pasar yang digunakan adalah sebagai berikut.

Rm,t =

Keterangan:

Rm,t= Return pasar saham pada hari ke-t,

IHSGt= IHSG pada hari ke-t,

IHSGt -1= IHSG pada hari sebelumnya.

21

3.Menghitung expected return.

Perhitungan expected return dengan menggunakan model pasar dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi expected return di periode jendela. Untuk membentuk model estimasi, dapat menggunakan rumus berikut.

E(Ri,t) = i + i . Rm,t

Keterangan:

E(Ri,t ) = Expected return untuk saham i untuk periode peristiwa

ke-t,

i= Intercept untuk sekuritas ke-i,

i= Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i,

Rm,t= Return pasar saham pada hari ke-t,

4.Mengitung abnormal return.

Menurut Hartono (2010), abnormal return adalah selisih antara actual return dan expected return (return ekspektasian).

RTNi,t = Ri,t - E(Ri,t)

Keterangan:

RTNi,t= Abnormal return saham i pada periode peristiwa

ke-t,

Ri,t= Actual return sesungguhnya untuk saham i pada

periode peristiwa ke-t,

E(Ri,t )= Expected return untuk saham i untuk periode

peristiwa ke-t.

22

5.Menghitung rata-rata abnormal return untuk tiap-tiap hari dalam periode

peristiwa yang dihitung berdasarkan model pasar, dengan rumus (Hartono,2010, 592) berikut.

RRTNi,t =

Keterangan:

RRTNi,t= Rata-rata abnormal return pada hari ke-t,

RTNi,t= Abnormal return untuk saham ke-i pada hari ke-t,

k= Jumlah saham yang terpengaruh oleh

pengumuman peristiwa.

i.Sistematika Penulisan

Laporan Hasil Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pengumuman

Kenaikan Uang Muka Kendaraan Bermotor Terhadap Harga Saham PerusahaanPerusahaan Otomotif ini akan dibagi dalam lima Bab yaitu :

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, ruang lingkup dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan di uraikan mengenai teori yang melandasi penelitian, yaitu tentang pasar modal, investasi pasar modal, informasi di pasar modal, event study, analisis saham menggunakan model pasar, total volume activity , serta hasil

penelitian terdahulu.

23

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang konsep penelitian yang terdiri dari identifikasi dan pengukuran variabel, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan data, perumusan model, dan pengujian hipotesis.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Berisi tentang hasil penelitian pada saat pengumuman kenaikan uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) melalui pemberlakuan Surat Edaran Ekstern Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012, serta analisis data keseluruhan dari hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V: SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Berisi tentang simpulan penulis berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan dan analisa terhadap hasil pengujian hipotesis serta saran-saran yang mungkin dapat dilakukan untuk memperbaiki hasil penelitian ini di masa yang akan datang.

24

j.Daftar Pustaka

Anggraini, A.(2011). Analisis Pengaruh Gempa dan Tsunami di Jepang

Terhadap Saham-Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Tesis Pascasarjana, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Husnan, S. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi.

Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hartono, J. (2010). Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh, Cetakan

Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto H.M. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua,

BPFE, Yogyakarta.

Lamasigi. (2002). Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Pergantian Presiden

Republik Indonesia 23 Juli 2001: Kajian Terhadap Return Saham LQ45Di PT. Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional. Akuntansi 5, Semarang, 5-6 September 2002

Mackinlay, A. C. (1997). Event Studies In Economics Finance. Journal of

Economic Literature, Maret vol. XXXV, Hal 19 - 39.

Peterson, Pamela (1989). Event Studies : A Review Of Issues and Methodology,

Quarterly Journal Of Business and Economics, Vol.28, no3,

November 1989, Hal 36 - 66.

Pasaribu, D.(2003),Reaksi Pasar Modal Indonrsia Terhadap Peristiwa

Peledakan Bom di Bali12 Oktober2003, Tesis Pascasarjana,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Meidawati dan Harimawan.(2004). Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif

Indonesia Tahun2004 Terhadap Return Saham dan Volume

Perdagangan Saham LQ-45 Di PT. Bursa Efek Jakarta(BEJ).

Sinergi. Kajian Bisnis Dan Manajemen. Vol. 7 No. 1, 2004. Hal. 89 -101.

Wardhani. (2013). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan

Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012 (Event Study pada Saham Anggota Indeks Kompas 100). Tesis Pascasarjana, Universitas

Brawijaya, Malang.

25

Yosua, A. (2011). Reaksi Pasar Dari Pertandingan Piala Dunia 2010 pada

Saham Industri Barang Konsumen di Bursa Efek Indonesia. Tesis Pascasarjana, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

26