22

Click here to load reader

EKOSISTEM PERAIRAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKOSISTEM PERAIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. EKOSISTEM AIR TAWAR

Hanya 3% air muka bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar (kira-kira 99%)

dari padatnya dapat membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer.

Sisanya terdapat dalam danau, kolam, sungai, dan aliran, dan disitu menyediakan

bermacam habitat untuk komunitas hayati.

Danau dan kolam. Penelitian menunjukan bahwa danau yang dalam terdiri

atas tiga zona utama, masing-masing dengan ciri komunitas organisme. Tepian

danau dinamakan zona litoral. Di sini cahaya sampai di dasarnya. Produsen di

zona litoral adalah tumbuhan yang berakar sampi ke dasar dan juga algae yang

menempel pada tumbuhan tadi dan pada setiap subtrat pada lainnya. Ada berbagai

macam konsumen, biasanya mencakup krustasea kecil, cacing pipih, larva

serangga, dan siput, demikian pula bentuk yang lebih besar seperti katak, ikan,

dan kura-kura.

Zona limnetik merupakan lapisan air terbuka dan di sini masih dapat terjadi

produksi primer. Makin ke dalam kita turun di zona di limnetik, jumlah cahaya

yang tersedia untuk fotosintesis makin berkurang sampai sampai pada kedalaman

dengan laju fotosintesis produsen menjadi sama dengan laju respirasinya. Pada

tahapan ini, tidak terjadi produktifitas primer bersih. Zona limnetik lebih dangkal

dalam air keruh daripada di air jernih, dan merupakan ciri yang jauh lebih penting

bagi danau daripada bagi kolam. Kehidupan dalam zona limnetik didominasi oleh

mikroorganisme terapung, disebut plankton, dan hewan yang berenang secara

aktif, disebut nekton. Produsen dalam ekosistem ini ialah algae plankton.

Konsumen primer mencakup krustasea terapung mikroskopik (misalnya ; Daphnia

Cyclops) dan rotifera. Hewan-hewan ini adalah zooplankton. Nekton cenderung

merupakan konsumen sekunder (atau lebih tinggi). Tercakup didalamnya serangga

yang berenang dan ikan. Pada umumnya, nekton bergerak bebas di antara zona

litoral dan zona limnetik.

Page 2: EKOSISTEM PERAIRAN

Banyak danau (tetapi sedikit kolam) yang sangat dalam sehingga tidak cukup

cahaya mencapai kedalaman yang lebih bawah untuk menunjang produkfitas

primer bersih. Zona ini dinamakan zona profundal.

Karena tidak ada produkfitas primer bersih, kehidupan dalam zona profundal

untuk kalorinya bergantung pada bahan organic yang dialirkan dari zona litoral

dan zona limnetik. Zona ini terutama dihuni oleh konsumen primer yang hidup

dari serasah ini. Istilah benthos digunakan untuk menggambarkan setiap

organisme yang hidup di dasar. Sedimen yang terdapat di dasr zona profundal

juga menunjangpopulasi besar dari bakteri dan fungi. mPembusuk ini

menguraikan bahan organic yang mencapainya, membebaskan nutrien organik

untuk daur ulang. Dengan aktifitas kedua mikroorganisme itu, bagian akhir energi

yang mengalir melalui jaring-jaring makan di danaudihamburkan kea lam

sekitarnya. Di daerah dengan perubahan musim yang nyata sekali, pemanasan

permukaan suatu danau dalam musim panas mencegah airnya bercampur dengan

air yang lebih dalam. Hal ini disebabkan air hangat kurang padat atau pekat

daripada yang dingin. Air permukaan mapu memperoleh oksigen terlarut –

sebagian dari udara diatas dan juga, karena terdapat di zona limnetik, sebagian

dibebaskan ke dalam air dalam fotositesis. Tetapi air di zona protofundal, karena

ditiadakan dari kedua sumber oksigen ini, menjadi tergenang. Akan tetapi, dalam

musim gugur ketika permukaan air menjadi sejuk, maka menjadi lebih pekat dan

mengendap di dasar danau, dan membawa oksigen bersamanya. Hal ini disebut

penjungkirbalikan musim gugur. Fenomena serupa, penjungkirbalikan musim

semi, terjadi bila es meleleh.

Sungai dan muara. Tempat tinggal yang disediakan oleh sungai dan muara

adalah berbeda dibandingkan danau dan kolam. Sebab aliran air akan senantiasa

menambah oksigen. Banyak spesies yang hidup di sini, seperti ikan, telah

beradaptasi dengan kadar oksigen tinggi. Bila hal ini menjadi tereduksi –

misalnya, disebabkan polusi limbah atau materi organik lain – dapat menjadikan

pertumbuhan ikan secara massal. Walaupun fotosintesis dapat di temukan di

muara, tapi itu memainkan peran yang lebih kecil (pada rantai makanan)

Page 3: EKOSISTEM PERAIRAN

dibanding dalam danau dan kolam. Bagian terbesar energi yang tersedia untuk

konsumen di air yang mengalir berasal dari daratan., seperti dari daun jatuh.

B. EKOSISTEM LAUT

Lautan, seperti juga danau, dapat digambarkan dalam istilah zone, dan banyak

persamaan di antara keduanya. Pinggiran laut disebut zona intertidal. Daerah ini

terdiri atas : pasir pantai, karang, muara, dan di daerah tropik dan subtropik, ada

rawa mangrove dan gosong karang. Beberapa dari habitat ini – misalnya, rawa

pantai adalah sangat produktif, didukung kekayaan dan keanekaragaman populasi

dari produsen dan konsumen. Banyak dari organisme di zona intertidal telah

beradaptasi sehingga mereka dapat bertahan terhadap tenaga gelombang dan

keterbukaan periodi terhadap udara.

Lautan yang relatif dangkal yang meluas ke pinggiran selat benua dinamakan

zona neritik. Zona oseanik terdapat di atas lembah lautan. Produktivitas di zona

neritik dan zona oseanik bergantung pada algae planktonik yang hidup sejauh

cahaya matahari dapat sampai. Aktivitas ini menunjang zooplankton yang pada

gilirannya, menunjang konsumen sekunder dan konsumen yang lebih tinggi dalm

nekton. Meskipun kehidupan beragam, Produkvitas bersih dari lautan terbuka ini

agak lebih baik daripada yang terdapat di padang pasir.

Dasar lembah lautan ialah dataran absial. Daerah gelap yang relatif tidak

beragam ini banyak dihuni oleh populasi tipis konsumen bentik dan yang

bergantung pada bahan organik yang mengalir dari bagian atas laut. Akan tetapi,

eksplorasi baru-baru ini di laut dalam menyingkapkan bahwa ada komunitas yang

kompleks terdapat di sekitar celah-celah. Celah-celah ini menimbulkan retak-retak

di dasar laut. Meskipun tidak ada cahaya sampai sejauh itu, produkvitas primer

energi yang dijamin oleh oksidasi belerang dalam air yang mengalir keluar dari

retak-retak dasar laut. Bakteri ini menunjang populasi hewan yang besar. Di

antara yang paling menonjol ialah cacing yang tidak mempunyai sistem

pencernaan. Sementara cacing ini dapat menyerap beberapa molekul organik dari

alam sekitarnya, mereka juga menyimpan sejumlah besar bakteri kemoautotrofik

yang dapat menyediakan kalori bagi mereka.

Page 4: EKOSISTEM PERAIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.

Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air

mengalir adalah sungai.

Ekosistem memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok,

penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam

tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya

tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.

Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Hewan

dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama

dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang

bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi

yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan

tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan

air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan.

Organisme lain yang hidup pada ekosistem air tawar adalah plankton,

neuston, perifiton dan bentos. Plankton terdiri atas fitoplankton dan

zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak

aliran air. Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di

permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.

Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada

tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan

tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau

bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Page 5: EKOSISTEM PERAIRAN

1.2 Tujuan :

Untuk mengetahui komposisi dan struktur plankton suatu perairan dan

hubungannya dengan faktor lingkungan.

Page 6: EKOSISTEM PERAIRAN

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.1 Alat-alat

- Net plankton No. 25

- Hygrometer

- Termometer

- pH meter atau kertas pH universal

- Botol koleksi (botol film)

- Kaca objek dan kaca penutup

- Mikroskop

- Ember

- Pipet

- Parang

3.1.2 Bahan-bahan

- Formalin 4 %

3.2 Prosedur kerja

Di lapangan

- Sebelum mengambil sampel plankton terlebih dahulu diukur faktor fifika

kimia air, kekeruhan.

- Setelah itu baru dilakukan pengambilan plankton.

Cara pengambilan :

Menimba air ke dalam plankton net;

a. Air ditimba ked alam plankton net dengan ember yang telah diketahui

volumenya sebanyak 10 kali dimana posisi plankton net setengah

terbenam ke dalam air.

Page 7: EKOSISTEM PERAIRAN

b. Kemudian plankton net yang tersaring dipindahkan ke dalam botol

sampel dengan cara disemprot dengan air bersih, kemudian diberi

formalin 4%.

- Sampel plankton yang didapat di lapangan diperiksa di bawah mikroskop

minimal 1 ml.

- Ditentukan jenis yang didapat dan dihitung jumlah masing-masing jenis

tersebut, kemudian dilakukan analisis data terhadap:

a. Hubungan dengan suhu dan kelembaban.

b. Hubungan komposisi dan jumlah plankton dengan waktu

pengambilan sampel.

Page 8: EKOSISTEM PERAIRAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel jenis-jenis plankton yang ditemukan di Sungai Karang Mumus (belakang

FKIP Unmul)

No. Nama Spesies Jumlah individu / liter

1.

2.

3.

4.

Dolphin longispinna

(Entromostrata)

Gonatozygon monotaenium

(Desmidiacae)

Amoeba proteus

(Rhizopoda)

Rotifer neptunius

(Rotatoria)

1

1

1

1

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dari pengambilan sampel pada

daerah karang mumus terdapat 4 jenis plankton yang telah didapatkan.

Keempat plankton ini terdiri dari :

- Dolphin longispinna

- Gonatozygon monotaenium

- Amoeba proteus

- Rotifer neptunius

Jika dilihat dari hasil perhitungan maka jumlah kelimpahan plankton yang

diamati menggunakan mikroskop berjumlah 206 sel per Liternya. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan plankton adalah suhu,

kedalaman dan kecerahan, kekeruhan, arus permukaan, derajat keasaman (pH)

dan oksigen terlarut (DO).

Page 9: EKOSISTEM PERAIRAN

Suhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun biologi,

antara lain kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan oksigen serta

menaikkan daya toksik yang ada dalam suatu perairan. Suhu air

mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air. semakin tinggi suhu

maka semakin kurang kandungan oksigen terlarut. Suhu air mempunyai

pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme dari

makhluk hidup dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan plankton.

Perkembangan plankton optimal terjadi dalam kisaran suhu antara 250C-300C.

Kekeruhan sangat mempengaruhi perkembangan plankton, apabila

kekeruhan tinggi maka cahaya matahari tidak dapat menembus perairan dan

menyebabkan fitoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis.

Arus berpengaruh besar terhadap distribusi organisme perairan dan juga

meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus juga membantu

penyebaran plankton dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu

menyuplai bahan makanan yang dibutuhkan plankton.

Derajat keasaman (pH) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-

tumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk

menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila

derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses

fisiologis pada plankton terganggu.

Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air

untuk bernafas serta diperlukan oleh bakteri untuk proses dekomposisi.

Dengan adanya proses dekomosisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan

keadaan unsur hara tetap tersedia di perairan. Hal ini sangat menunjang

pertumbuhan air, plankton dan perifiton.

Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan

pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton merupakan mata

rantai utama dalam rantai makanan di perairan.

Plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting.

Plankton terdiri dari fitoplankton yang merupakan produsen utama dan dapat

menghasilkan makanannya sendiri dan merupakan makanan bagi hewan

Page 10: EKOSISTEM PERAIRAN

seperti zoo, ikan udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan

zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam.

Fitoplankton adalah makanan yang terpenting dalam perikanan darat yang

merupakan makanan primer. Suatu perairan dikatakan subur apabila di

dalamnya banyak terdapat produsen primer yaitu fitoplankton baik kuantitas

maupun kualitasnya.

Page 11: EKOSISTEM PERAIRAN

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan plankton adalah

suhu, kedalaman dan kecerahan, kekeruhan, arus permukaan, derajat

keasaman (pH) dan oksigen terlarut (DO).

2. Plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting.

Plankton merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan.

5.2 Saran

- Tempat lokasi pengamatan masing-masing kelompok berbeda-beda sehingga

plankton yang didapat beraneka ragam.

- Peralatan yang digunakan dalam praktikum lebih dilengkapi lagi.

Page 12: EKOSISTEM PERAIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, J. W. 1999. Biologi Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.

Sachlan, M. 1972. Planktonologi. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen

Pertanian: Jakarta.

Sumariatih, L. 2006. Keanekaragaman Jenis Plankton Di Perairan Danau

Semayang Kabupaten Kutai Kartanegara. Skripsi Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. Samarinda 50 hlm.

Page 13: EKOSISTEM PERAIRAN

Lampiran

Rumus ;

N = T x P x V x 1

L p v W

Keterangan :

N = Jumlah sel plankton (sel/liter)

L = Luas satu lapang pandang (mm2)

= 2,6067 mm2 = 2,6067 x 10-6 m2

T = Luas tutup kotak penutup/cover glass/SRC

= 484 mm2 = 484 x 10-6 m2

P = Jumlah sel plankton yang diamati

p = Jumlah kotak/ulangan yang diamati = 3

V = Volume konsentrat plankton dalam botol sampel (ml)

= 10 ml = 10-2 L

v = Volume konsentrat plankton dalam kotak SRC/cover glass

= 0,06 ml = 0,06 x 10-3 L = 6 x 10-5 L

W = Volume air kolam yang disaring dengan plankton net (liter)

= 50 liter

1. Dolphin longispinna

N = T x P x V x 1

L p v W

= 484 x 10-6 x 1 x 10-2 x 1

2,6067 x 10-6 3 6 x 10-5 50

= 484

2346,03 x 10-3

= 484

2,34603

= 206 sel / Liter

Page 14: EKOSISTEM PERAIRAN

2. Gonatozygon monotaenium

N = T x P x V x 1

L p v W

= 484 x 10-6 x 1 x 10-2 x 1

2,6067 x 10-6 3 6 x 10-5 50

= 484

2346,03 x 10-3

= 484

2,34603

= 206 sel / Liter

3. Amoeba proteus

N = T x P x V x 1

L p v W

= 484 x 10-6 x 1 x 10-2 x 1

2,6067 x 10-6 3 6 x 10-5 50

= 484

2346,03 x 10-3

= 484

2,34603

= 206 sel / Liter

4. Rotifer neptunius

N = T x P x V x 1

L p v W

= 484 x 10-6 x 1 x 10-2 x 1

2,6067 x 10-6 3 6 x 10-5 50

= 484

2346,03 x 10-3

Page 15: EKOSISTEM PERAIRAN

= 484

2,34603

= 206 sel / Liter

Salinitas = 0

pH = 7 (netral)

Kelembaban udara (suhu basah) = 810 C

Suhu udara = 310 C

Kelembaban = 74 %

Tabel jenis-jenis plankton yang ditemukan di Sungai Karang Mumus (belakang

FKIP Unmul)

No. Nama Spesies Jumlah individu / liter

1.

2.

3.

4.

Dolphin longispinna

(Entromostrata)

Gonatozygon monotaenium

(Desmidiacae)

Amoeba proteus

(Rhizopoda)

Rotifer neptunius

(Rotatoria)

1

1

1

1