33
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisir Pantai merupakan daerah pinggir laut atau wilayah daratan yang berbatasan langsung dengan bagian laut (Wibisono, 2005). Menurut Nybakken (1992), pantai adalah suatu daerah dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Pantai juga bisa didefinisikan sebagai wilayah pertemuan antara daratan dan lautan. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut (Leksono, 2007). Sebagai wilayah peralihan, ekosistem pesisir memiliki struktur komunitas dan topologi yang berbeda dengan ekosistem lainnya. Ekosistem pesisir laut dengan sumberdaya yang dikandungnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat pesisir di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beragam ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir secara fungsional saling terkait dan berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu ekosistem ekologi yang unik (Tuwo, 2011). Perairan wilayah pantai merupakan sala satu ekosistem yang sangat produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ekosistem yang dinamik dan unik, karena terjadi pertemuan tiga kekuatan yaitu yang berasal dari daratan, perairan laut dan udara. Kekuatan dari darat dapat berwujud air dan sedimen yang terangkut sungai dan masuk ke perairan pesisir, dan kekuatan dari batuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ekosistem Pantai dan Pesisir

Pantai merupakan daerah pinggir laut atau wilayah daratan yang

berbatasan langsung dengan bagian laut (Wibisono, 2005). Menurut Nybakken

(1992), pantai adalah suatu daerah dengan kedalaman kurang dari 200 meter.

Pantai juga bisa didefinisikan sebagai wilayah pertemuan antara daratan dan

lautan.

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat laut, dan

daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut

laut (Leksono, 2007). Sebagai wilayah peralihan, ekosistem pesisir memiliki

struktur komunitas dan topologi yang berbeda dengan ekosistem lainnya.

Ekosistem pesisir laut dengan sumberdaya yang dikandungnya sangat dibutuhkan

oleh masyarakat pesisir di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beragam

ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir secara fungsional saling terkait dan

berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu ekosistem ekologi yang

unik (Tuwo, 2011).

Perairan wilayah pantai merupakan sala satu ekosistem yang sangat

produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ekosistem yang dinamik

dan unik, karena terjadi pertemuan tiga kekuatan yaitu yang berasal dari daratan,

perairan laut dan udara. Kekuatan dari darat dapat berwujud air dan sedimen yang

terangkut sungai dan masuk ke perairan pesisir, dan kekuatan dari batuan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

8

pembentuk tebing pantainya. Sedang kekuatan yang berasal dari perairan dapat

berwujud tenaga gelombang, pasang surut dan arus, sedangkan yang berasal dari

udara berupa angin yang mengakibatkan gelombang dan arus sepanjang pantai,

suhu udara dan curah hujan (Davies, 1972).

Dari segi daratan Pesisir merupakan wilayah daratan sampai wilayah laut

yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat darat (seperti : angin darat, drainase air

tawar dari sungai, sedimentasi). Dari segi laut Pesisir merupakan wilayah laut

sampai wilayah darat yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut (seperti : pasang

surut, salinitas, dan angin laut). Pasang surut merupakan gerakan naik turunnya

muka laut secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari.

Pasang-surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas melainkan

seluruh masa air (Nontji, 2002).

Menurut Odum (1971: 408-409), secara horizontal pembagian zona di

lautan adalah sebagai berikut:

1. Zona Intertidal

Zona ini merupakan daerah pantai.

2. Zona Litoral

Zona ini merupakan daerah pasang-surut, yaitu daerah antara air pasang

(pasang naik) dan air surut (pasang surut).

3. Zona Neritik

Zona ini merupakan daerah perairan dangkal pada piringan benua atau sering

disebut dengan daerah dekat pantai.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

9

4. Zona Batial

Merupakan zona laut terbuka di luar piringan benua, yang kemungkinan adalah

aktif secara geologi dengan palung-palung dan jurang-jurang, jika terjadi erosi

di bawah air dan longsor.

5. Zona Abisal

Merupakan daerah laut dalam yang dapat berada dimana saja antara 2000

sampai 5000 meter ke bawah.

6. Zona Hadal

Merupakan daerah palung yang dapat menurun tajam sampai lebih dari 6000

meter.

Secara Vertikal, zonasi dilautan didasarkan pada penetrasi cahaya dengan

suatu daerah kompensasi, yaitu:

1. Zona Epipelagik

Daerah ini masih bisa ditembus cahaya (euphotik) karena merupakan daerah

antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.

2. Zona Mesopelagik

Di bagian pelagik sebelah atas terdapat suatu zona yang terletak tepat di bawah

zona euphotik. Banyak sekali hewan penghuni zona di bawah zona euphotik ini

yang mengadakan migrasi ke zona euphotik pada malam hari. Zona ini

dinamakan zona mesopelagik, yang dihuni oleh sejumlah besar spesies hewan

yang memiliki mata yang telah berkembang dengan baik dan berbagai organ

penghasil cahaya. Kebanyakan spesies ikan penghuni zona mesopelagik

berwarna hitam, sedangkan spesies udang berwarna merah. Zona ini

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

10

membentang 700-1000 m dari batas bawah zona euphotik ke arah dasar

perairan. Zona ini masih bisa ditembus cahaya meski tidak sebanyak pada

daerah epipelagik.

3. Zona Batipelagik

Merupakan daerah kolom air antara batas bawah zona mesopelagik dan batas

bawah palung-palung (kedalaman sekitar 6000 m). Untuk zona ini terletak di

bagian atas. Daerah ini sedikit ditembus cahaya.

4. Zona Abisalpelagik

Berbeda dengan zona batipelagik, zona ini yang terletak di bagian bawah pada

daerah kolom air antara batas bawah zona mesopelagik dan batas bawah

palung-palung (kedalaman sekitar 6000 m).

Pada kedua zona tersebut (zona batipelagik dan abisalpelagik), bila

dibandingkan dengan zona mesopelagik, kedua zona ini memiliki jumlah

individu maupun spesies lebih kecil. Penghuni kedua zona ini cenderung

berwarna putih atau tidak berwarna, serta memiliki mata dan organ-organ

penghasil cahaya yang rendah tingkat perkembangannya. Derah ini sudah tidak

ada lagi cahaya, sehingga gelap (aphotik).

5. Zona Hadalpelagik

Merupakan daerah kolom air dalam suatu palung. Zona ini seakan terpisah dari

zona di atasnya. Daerah ini sangat gelap, karena cahaya tidak dapat mencapai

dasar lautan. Laut dalam merupakan bagian dari lingkungan bahari yang

terletak di bawah kedalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut

terbuka, dan lebih dalam dari paparan-paparan benua (˃ 2000 m). Oleh karena

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

11

itu, dapat dikatakan bawah batas laut dalam itu terletak setelah zona epipelagik

yaitu zona mesopelagik, betipelagik, abisalpelagik dan hadalpelagik.

Gambar 1. Zona horizontal dan vertikal di laut (Odum, 1971: 408)

Intertidal merupakan wilayah peralihan antara ekosistem laut dan

ekosistem daratan (terestrial) (Dahuri et al., 2004). Sebagai wilayah peralihan,

maka intertidal merupakan wilayah yang sangat menekan baik bagi organisme

terestrial maupun organisme laut. Hanya organisme yang memiliki kemampuan

adaptasi terhadap tekanan akibat perubahan fisik dan kimia lingkungan intertidal

yang dapat menghuni wilayah ini (Nybakken, 1992).

Ekosistem atau sistem ekologis terdiri atas berbagai komunitas dalam

suatu daerah geografis besar. Istilah ekosistem telah diperkenalkan oleh A.G.

Tansley pada 1935, dan ide ekosistem digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara komunitas biotik dengan berbagai faktor fisika dan kimia lingkungan.

Konsep ekosistem memberikan suatu model lingkungan untuk mengevaluasi kerja

dari berbagai sistem biologis pada suatu skala besar (Brahmana, 2001).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

12

B. Definisi Padang Lamun

Untuk menghindari kesalahpahaman antara lamun dan rumput laut, berikut

disajikan istilah tentang lamun, padang lamun dan ekosistem lamun (Azkab,

2006) :

1. Lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga (anthophyta) yang hidup dan

tumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berimpang (rhizome),

berakar dan berkembangbiak secara generatif (biji) dan vegetatif.

Rimpangnya merupakan batang yang beruas-ruas yang tumbuh terbenam

dan menjalar dalam substrat pasir, lumpur dan pecahan karang.

2. Padang lamun (Seagrass bed) adalah hamparan vegetasi lamun yang

menutupi suatu area pesisir/laut dangkal yang terbentuk satu jenis lamun

(monospesific) atau lebih (mixed vegetation) dengan kerapatan tanaman

yang padat (dense) atau jarang (sparse).

3. Ekosistem lamun (seagrass ecosystem) adalah suatu sistem (organisasi)

ekologi padang lamun yang di dalamnya terjadi hubungan timbal balik

antara komponen abiotik (air dan sedimen) dan biotik (hewan dan

tumbuhan).

Sedangkan rumput laut (seaweed) adalah sejenis makroalga yang termasuk

tumbuhan tingkat rendah (thallophyta), tidak memiliki akar, batang, dan daun

sejati.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

13

C. Morfologi Tumbuhan Lamun

Secara morfologis, tumbuhan lamun mempunyai bentuk yang hampir sama

terdiri dari akar, batang dan daun. Daun umumnya memanjang, kecuali jenis

Halophila memiliki bentuk daun lonjong. Adapun morfologi tumbuhan lamun

dapat dilihat pada gambar berikut (Tuwo, 2011) :

Gambar 2. Morfologi tumbuhan lamun

1. Daun

Sebagaimana tumbuhan monokotil lainnya, daun lamun berkembang dari

meristem basal yang terletak pada rhizoma. Secara morfologis, daun mudah

dikenali dari bentuk daun dan ujung daun, keberadaan atau ketiadaan ligula

atau lidah daun. Ujung daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan

berserat, sedangkan ujung daun Cymodocea rotundata datar dan halus.

Daun lamun terdiri atas dua bagian yang berbeda, yaitu pelepah dan daun.

Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh, dan melindungi daun

muda. Pada genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate (oval),

tidak memiliki pelepah. Ciri anatomi yang khas dari daun lamun adalah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

14

ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang

tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon, sehingga daun

dapat menyerap nutrien langsung dari air laut.

2. Akar

Secara morfologi dan anatomi, akar lamun memiliki perbedaan yang jelas.

Pada jenis Halophila dan Halodule, akar menyerupai rambut berdiameter

kecil. Sedangkan pada jenis Thalassodendron, lamun memiliki akar yang

kuat berkayu. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, maka baik akar

maupun akar rambut pada tumbuhan lamun tidak berkembang sebaik

tanaman darat. Namun demikian, akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi

yang sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus yang tumbuh pada

rhizoma memiliki adaptasi khusus perairan, dimana akar memiliki pusat

stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem atau

jaringan transport nutrient dan xylem atau jaringan yang menyalurkan air.

Karena xylem yang sangat tipis, maka akar lamun tidak berkembang baik

untuk menyalurkan air, sehingga tidak berperan penting dalam penyaluran

air.

3. Rhizoma dan batang

Tumbuhan lamun memiliki rhizoma atau rimpang yang dapat menstabilkan

dasar perairan. Jenis tertentu memiliki rhizoma berkayu, misalnya

Thalassodendrum cilliatum. Rhizoma berkayu memungkinkan jenis ini

dapat hidup berkoloni di terumbu karang. Rhizoma dan akar lamun

menancap kuat ke dalam dasar perairan atau substrat. Rhizoma membenam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

15

dalam substrat secara luas. Rhizoma berperan penting dalam proses

reproduksi secara vegetatif.

D. Struktur Vegetasi Lamun Secara Umum

Struktur vegetasi berasal dari dua kata, yakni struktur yang berarti bentuk

dari sebuah susunan, dan vegetasi yang berarti keseluruhan komunitas tumbuh-

tumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Jadi struktur vegetasi lamun

merupakan bentuk susunan komunitas lamun yang tumbuh di suatu ekosistem.

Menurut tipe vegetasinya, padang lamun dapat dibagi menjadi 3 kelompok,

sebagai berikut (Makwin, 2010) :

1. Padang lamun vegetasi monospesifik (monospesific seagrass beds)

Hanya terdiri dari 1 spesies saja. Contoh jenis lamun yang dapat membentuk

vegetasi tunggal, yakni Enhalus accoroides, Halodule uninervis, Halophila

ovalis, dan Thalassia hemprichii.

2. Padang lamun vegetasi asosiasi 2 atau 3 spesies

Ini merupakan komunitas lamun yang terdiri dari 2 sampai 3 spesies saja.

Dan lebih sering dijumpai dibandingkan padang lamun monospesifik.

3. Padang lamun vegetasi campuran (mixed seagrass beds)

Padang lamun campuran umumnya terdiri dari sedikitnya 4 dari 7 spesies,

yakni Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides,

Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan

Thalassia hemprichii. Tetapi padang lamun campuran ini, dalam kerangka

struktur komunitasnya, selalu terdapat asosiasi spesies Enhalus acoroides

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

16

dengan Thalassia hemprichii (sebagai spesies lamun yang dominan), dengan

kelimpahan yang lebih tinggi dibandingkan spesies lamun yang lain.

E. Definisi Plankton

Plankton adalah organisme yang berukuran kecil yang hidupnya

terombang-ambing oleh arus di lautan bebas. Mereka terdiri dari makhluk-

makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuh-

tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan

perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa

lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika

dibandingkan dengan kuatnya arus itu sendiri (Hutabarat dan Evans, 1986: 1).

Kecilnya ukuran plankton tidaklah mengandung arti bahwa mereka itu

adalah organisme yang kurang penting. Anggapan yang demikian ini adalah

kurang benar, karena mereka merupakan sumber makanan bagi jenis ikan

komersial penting yang hidup di lautan. Dengan kata lain kelangsungan hidup

ikan tergantung pada banyak sedikitnya jumlah plankton yang ada. Sejak ikan

merupakan salah satu sumber makanan yang penting bagi manusia, maka dengan

tidak membesarkan arti sebenarnya, secara tidak langsung makanan kita pun

tergantung kepada mereka. Sebagai primary producer pada rantai makanan

ekosistem laut, fitoplankton yang merupakan makanan bagi zooplankton (yang

bersifat herbivora). Kemudian zooplankton (herbivora) akan dimangsa oleh

zooplankton (carnivora) dan hewan-hewan yang lebih besar ukurannya, termasuk

ikan haring pada tingkat kedewasaan yang berbeda-beda dan selanjtunya sampai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

17

akhirnya kepada manusia sebagai puncak rantai ini. Dari sini dapat ditarik

kesimpulan, bahwa sesungguhnya plankton dapat dimanfaatkan secara langsung

sebagai sumber makanan oleh manusia. Bahan makanan yang berasal dari

plankton akan banyak mengandung asam-asam amino esensial, mineral-mineral,

vitamin-vitamin, dan juga lemak serta karbohidrat. Di dalam teori dapat dikatakan

bahwa plankton merupakan sumber makanan penting bagi kita (Hutabarat dan

Evans, 1986: 1).

F. Penggolongan Plankton

Plankton digolongkan kedalam beberapa kategori, yaitu :

1. Berdasarkan fungsi

Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama,

yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton dan virioplankton.

a. Fitoplankton

Fitoplankton tergolong sebagai organisme autotrof, yang

membangun tubuhnya dengan mengubah unsur-unsur anorganik menjadi

zat organik dengan memanfaatkan energi karbon dari CO2 dan bantuan

sinar matahari melalui proses fotosintesis (Basmi, 1988). Fitoplankton

merupakan penyumbang fotosintesis terbesar di perairan tawar maupun

laut, sumber makanan bagi zooplankton dan beberapa jenis ikan yang

masih kecil serta mempertahankan unsur hara dalam air (Nybakken,

1998). Fitoplankton yang biasa tertangkap oleh Plankton net tergolong

dalam tiga kelompok utama yakni diatome, dinoflagellata dan alga biru

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

18

(Blue-green algae). Di perairan Indonesia, diatome paling sering

ditemukan, baru kemudian dinoflagellata. Alga biru jaran dijumpai, tetapi

sekali muncul populasinya sangat besar (Nontji, 2007).

Fitoplankton dapat dijadikan indikator biologi yang dapat

menentukan kualitas perairan baik melalui pendekatan keragaman spesies

maupun spesies indikator. Fitoplankton sebagai indikator biologis bukan

saja menentukan tingkat kesuburan perairan (fase trofik), tetapi juga fase

pencemaran yang terjadi dalam perairan (Basmi, 1988). Menurut

Raymont (1991) hubungan antara komunitas fitoplankton di suatu

perairan tinggi, maka dapat juga diduga perairan tersebut memiliki

produktivitas tinggi.

b. Zooplankton

Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang

hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya

sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus

membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak

dapat memproduksi bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu,

untuk kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada bahan orgnaik dari

fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi

sebagai konsumen bahan organik.

Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2-2 mm, tetapi ada juga

yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai

lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

19

Copepode, Euphausid, Mysid, Amfipod (amphipod), kaetognat

(Chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai,

perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudera,

dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang

hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal

harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang

mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos)

menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih

berupa telur dan larva. Baru kemudian hari, menjelang dewasa, sifat

hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau

bentos.

1) Crustacea

Dari phylum Arthropoda, hanyalah crustacea yang dapat hidup

sebagai plankton. Crustacea berarti hewan-hewan yang mempunyai

sel terdiri dari chitin (kapur) yang sukar dicernakan. Atas dasar

embriologinya crustacea dapat dibagi menjadi 2 golongan :

Entomoctraco atau udang-udangan tingkat rendah dan Malacostraca

atau udang-udangan tingkat tinggi yang sebagian besar dari spesimen-

spesimen besar seperti kepiting dan udang-udangan besar dari

golongan Pencaideae. Crustacea termasuk dalam zooplankton yang

terpenting bagi ikan-ikan di air laut maupun tawar (Sachlan, 1978 :

91-92).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

20

Menurut Mc Connaughey dan Zottoli dalam Wardani (2013:

18) tubuh crustacea diselubungi oleh kerangka luar bersendi dari

kutikula. Kerangka luar tersebut dilepaskan ketika ada kesempatan

untuk tumbuh, berubah bentuk serta membagi kehidupannya secara

bertahap, yang ditandai dengan ekdisis.

Subkelas crustacea yang paling sering ditemukan di perairan

adalah zooplankton dari Copepode. Ada 8 ordo plankton copepode

laut. Beberapa ordo antara lain calanioda, cyclopodia dan harpaticoida

(Sachlan, 1978: 92).

2) Rotifera

Rotifera adalah hewan mikroskopis dengan struktur tubuh

yang sederhana. Rotifera dibagi menjadi tiga ordo, yaitu :

a) Monogonata

Yang termasuk kedalam ordo ini adalah Notholca sp.

b) Bdellioidea

Yang termasuk kedalam ordo ini adalah Embata sp., Rotaria

sp.

c) Seisonacea

Yang termasuk kedalam ordo ini adalah Seison sp.

Rotifera ditemukan di segala penjuru dunia, meskipun

beberapa jenis terdapat di tempat-tempat tertentu. Rotifera memiliki

ukuran tubuh 40-2.500 mikron. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni

atau sesil, biasanya transparan, beberapa berwarna cerah seperti merah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

21

atau cokelat disebabkan karena warna saluran pencernaannya

(Sugiarti, 1998: 90).

3) Protozoa (Rhizopoda)

Protozoa adalah hewan yang mikroskopis berbentuk uniseluler.

Sampai sekarang telah dikenal, lebih dari 30.000 spesies, ada yang

bersifat patogen berperan penting di dalam simbiosis dengan

Ruminantia, mikrobiologi air dan pengelolaan buangan. Protozoa

dapat dijumpai di banyak habitat salah satunya di lautan. Ukuran

protozoa berbeda-beda tergantung spesies dan lingkungannya, yaitu

antara 100-300 mikron atau 3-4 cm. Kebanyakan tidak mempunyai

bentuk tetap disebabkan adanya aliran protoplasma ke dalam “kaki

semu” (Pseudopodia). Bentuk bulat, elips, seperti jantung, seperti

sandal dan cerutu. Karena tidak berdinding sel, maka protozoa diliputi

oleh membran sitoplasma (Suriawiria, 2003: 20-22).

4) Gastropoda

Menurut Perumal dan Rajkumar (2005: 284) zooplankton kelas

gastropoda merupakan bentuk larva sehingga merupakan

meroplankton. Tubuh larva veliger gastropoda adalah asimetri.

Terdapat mantel pada bagian dorsal. Gastropoda merupakan kelas

terbesar. Sekitar 30.000 spesies Gastropoda yang masih hidup telah

dideskripsikan, dan 15.000 spesie yang telah menjadi fosil (Kastawi,

2005: 183).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

22

c. Barkterioplankton

Bakterioplankton adalah bakteri yang hidup sebagai plankton.

Kini orang semakin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup

sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (Nutrient cycle)

dalam ekosistem laut. Ia mempunyai ciri khas, ukurannya sangat halus

(umumnya < 1 μm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak

mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam

ekosistem laut adalah sebagai pengurai (dekomposer). Semua biota laut

yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara

seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan

didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses

fotosintesis.

d. Virioplankton

Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini

ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 μm) dan menjadikan biota

lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton sebagai inangnya

(host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi

virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru

sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini

dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang

sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosiste laut.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

23

2. Berdasarkan Ukuran

Penggolongan dibawah ini diusulkan oleh Sieburth, dkk (1978) :

a. Megaplankton (20-200 cm)

Ada juga yang menyebutnya megaloplankton. Banyak ubur-ubur yang

termasuk kedalam golongan ini. Ubur-ubur Schyphomedusa, misalnya

bisa mempunyai ukuran diameter payungnya sampai lebih dari satu

meter, sedangkan umbai-umbai tentakelnya bisa sampai beberapa meter

panjangnya. Plankton raksasa yang berukuran terbesar di dunia adalah

Cyanea arctica yang panjangnya bisa dua meter dan dengan panjang

tentakel 30 m lebih.

b. Makroplankton (2-20 cm)

Contohnya adalah eufasid, sergestid, pteropod. Larva ikan banyak pula

termasuk dalam golongan ini.

c. Mesoplankton (0,2-20 mm)

Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti

Copepode, amphipode, ostrakod, kaetognat. Ada juga beberapa

fitoplankton yang berukuran besar masuk dalam golongan ini seperti

Noctiluca.

3. Berdasarkan Daur Hidupnya

Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :

a. Holoplankton

Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh hidupnya dijalani

sebagai plankton, mulai dari telur, larva hingga dewasa. Kebanyakan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

24

zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : Copepode,

Amphipode, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya

adalah holoplankton.

b. Meroplankton

Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton

hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap

sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi

nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai

bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu,

meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.

Pada umunya ikan menjalani hidupnya sebagai plankton ketika masih

tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton setelah dapat berenang

bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup

sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan

menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau menancap

didasar laut.

Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai

bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva Crustacea

seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang

bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan

persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai

meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya

budidaya udang, Crustacea, Mollusca dan ikan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

25

c. Tikoplankton

Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini

dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun

karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus

mengembara sementara sebagai plankton.

4. Berdasarkan sebaran horizontal

Plakton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudera. Dari

perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada

permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran

horizontalnya, plankton dibagi menjadi :

a. Plankton Neritik

Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan

salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk

sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 510

psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah ‰ atau permil, g/kg).

Akibat pengaruh lingkungan yang terus menerus berubah disebabkan

arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks,

bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar.

Beberapa diantaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan

estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.

b. Plankton Oseanik

Plankton oseanik (Oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai

hingga ke tengah samudera. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

26

perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan

oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.

Penggolongan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga

plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga

dapat disebut neritik-oseanik.

5. Berdasarkan sebaran vertikal

Plankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada

kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton

dapat dibagi menjadi :

a. Epiplankton

Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai

kedalaman sekitar 100 meter. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam

sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini

ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang

langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut

Neuston. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut

Hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempuyai arti yang penting

karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks. Dari kelompok

neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian

tubuhnya di dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara yang

kemudian disebut Pleuston.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

27

b. Mesoplankton

Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada

kedalaman sekitar 100-400 meter. Pada lapisan ini intensitas cahaya

sudah sangat redup sampai gelap. Oleh karena itu, di lapisan ini

fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis,

umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi

oleh zooplankton. Beberapa copepode seperti Eucheuta marina tersebar

secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok

eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya

Thysonopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufasid ini

juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan diatasnya.

c. Hipoplankton

Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari

400 meter. Termasuk dalam kelompok ini adalah Batiplankton yang

hidup pada kedalaman ˃ 600 meter, dan Abisoplankton yang hidup di

lapisan paling dalam, sampai 3000-4000 meter. Sebagai contoh dari

kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah

jenis tipikal laut dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih

dari 1500 meter. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata dan Eukrohnia

bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000

meter.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

28

G. Kemelimpahan Zooplankton

Bagian terbesar dari organisme zooplankton adalah anggota filum

Arthropoda dan hampir semuanya termasuk ke dalam kelas Crustacea.

Holoplankton yang paling umum ditemukan dilaut adalah cepopoda. Copepoda

merupakan zooplankton yang mendominasi di semua laut dan samudera, serta

merupakan herbivora utama dalam perairan bahari dan memiliki kemampuan

menentukan bentuk kurva populasi fitoplankton. Copepoda berperan sebagai mata

rantai yang sangat penting antara produksi primer fitoplankton dengan karnivora

besar dan kecil (Nybakken, 1992).

Kepadatan zooplankton sangat tergantung pada kepadatan fitoplankton,

karena fitoplankton adalah makanan bagi zooplankton, dengan demikian kuantitas

atau kelimpahan zooplankton akan tinggi di perairan yang tinggi kandungan

fitoplanktonnya (Arinardi, 1997).

H. Distribusi Zooplankton

Penyebaran fitoplankton lebih merata dibandingkan dengan penyebaran

zooplankton. Zooplankton bermigrasi ke arah horizontal dan vertikal mengikuti

kelompok fitoplankton. Jika sudah mencapai tingkat kepadatan tertentu

perkembangan zooplankton akan berkurang dan memberi kesempatan pada

fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga menghasilkan

konsetrasi yang tinggi (Nybakken, 1992).

Rangsangan utama yang mengakibatkan zooplankton melakukan migrasi

harian vertikal adalah cahaya. Pola yang umum tampak adalah zooplankton

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

29

terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan menjelang dini hari

dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke perairan yang dalam. Saat tengah

hari atau ketika intensitas cahaya matahari maksimal, zooplankton berada pada

kedalam paling jauh (Arinardi, 1997). Beberapa alasan zooplankton melakukan

migrasi vertikal adalah untuk menghindari pemangsaan oleh para predator yang

mendeteksi mangsa secara visual, mengubah posisi dalam kolom air, dan sebagai

mekanisme untuk meningkatkan produksi dan menghemat energi (Nybakken,

1992).

I. Peranan Zooplankton

Zooplankton merupakan salah satu komponen dalam rantai makanan yang

diukur dalam kaitan dengan nilai produksi suatu ekosistem. Hal ini dikarenakan

zooplankton berperan ganda baik sebagai konsumen pertama maupun konsumen

kedua. Zooplankton adalah rantai penghubung di antara plankton dan nekton

(Pranoto, 2008).

Menurut Nybakken (1988), zooplankton hidup sangat beraneka ragam,

yang terdiri atas berbagai bentuk larva dan bentuk dewasa yang dimiliki hampir

seluruh filum hewan. Organisme ini menempati posisi penting dalam rantai

makanan dan jaring – jaring kehidupan di perairan. Kemelimpahan zooplankton

akan menentukan kesuburan suatu perairan. Oleh karena itu, dengan mengetahui

keadaan plankton (zooplankton termasuk didalamnya) di suatu perairan, maka

akan di ketahui kualitas perairan tersebut.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

30

Hal ini dapat diketahui dengan melihat kemelimpahan, keanekaragaman,

kemerataan, dan dominansi jenis zooplankton di perairan tersebut. Menurut

Patterson (1998) menyatakan bahwa komunitas plankton sangat sensitif pada

perubahan lingkungan. Perubahan pada struktur komunitas zooplankton

(kemelimpahan, keragaman, keanekaragaman, dan dominansi) mengindikasikan

bahwa perairan tersebut telah terjadi gangguan atau terjadi perubahan –

perubahan.

J. Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman atau “Diversity Indeks” diartikan sebagai suatu

gambaran secara matematik yang melakukan struktur informasi – informasi

mengenal jumlah spesies suatu organisme. Cara yang paling sederhana untuk

menyatakan indeks keanekaragaman adalah dengan menentukan presentase yang

terdapat dalam suatu sampel, maka semakin besar keanekaragaman dalam

lingkungan tersebut. Harga ini juga sangat tergantung dari jumlah individu

masing-masing spesies (Kaswadji, 1976).

K. Indeks Kemerataan

Dalam suatu komunitas, kemerataan individu tiap spesies dapat diketahui

dengan menghitung indeks kemerataan. Indeks kemerataan ini merupakan suatu

angka yang tidak bersatuan, yang besarnya antara 0 – 1. Semakin kecil indeks

kemerataan, semakin kecil pula kemerataan suatu populasi, kecenderungan bahwa

suatu mendominasi populasi tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai indeks

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

31

kemerataan, maka populasi menujukkan kemerataan, yang berarti bahwa jumlah

individu tiap spesies boleh dikatakan sama atau merata (Pasengo, 1995).

L. Indeks Dominansi

Dominansi jenis zooplankton dapat dilakukan dengan menghitung indeks

dominansi. Nilai indeks dominansi mendekati satu jika suatu komunitas

didominasi oleh jenis atau spesies yang mendominasi (Odum, 1971). Banyak

sedikitnya suatu jenis yang terdapat dalam suatu contoh air akan mempengaruhi

indeks dominansi, meskipun nilai ini sangat tergantung dari jumlah individu

masing – masing jenis atau spesies (Kaswadji, 1976).

M. Parameter Lingkungan

1. Salinitas

Salinitas adalah garam – garam terlaut dalam 1 kg air laut dan

dinyatakan dalam satuan perseribu. Salinitas mempunyai peranan yang

penting dalam kehidupan organisme, misalnya dalam hal distribusi biota laut

akuatik. Beberapa organisme ada yang tahan terhadap perubahan salinitas

yang besar ada pula yang tahan terhadap salinitas yang kecil (Nybakken,

1992).

Zooplankton memiliki tingkat kepakaan yang tinggi terhadap

kandungan garam dalam suatu perairan. Pertumbuhan zooplankton akan

lambat bahkan bisa meningkatkan kematian jika tingkat salinitas dalam

perairan tersebut sangat tinggi atau ekstrim (odum, 1993). Menurut Sachlan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

32

(1982), plankton air tawar hidup pada salinitas 0 – 10 ppt, pada salinitas 10 –

20 ppt hidup plankton air tawar dan laut, sedangakan untuk plankton air laut

organisme ini mentolerir tingkat salinitas yang lebih besar yaitu 20 ppt.

2. Suhu

Suhu merupakan parameter fisika yang penting untuk kehidupan

organisme di perairan laut dan payau. Kenaikan suhu di atas toleransi

organisme dapat meningkatkan laju metabolisme, seperti pertumbuhan,

reproduksi dan aktifitas organisme.

Suhu sangat mempengaruhi organisme yang berada dalam suatu

perairan sebagai metabolisme organisme itu sendiri. Menurut Pescod (1983)

di lingkungan suatu organisme perairan, suhu sangat mempengaruhi

perkembangan atau hambatan organisme tersebut.

Menurut Arinardi (1997), suhu air di perairan Indonesia menunjukan

ciri khas perairan tropis yaitu umumnya relative tinggi dengan perbedaan

sebaran horizontal yang kecil (28-31°C). Di perairan dimana terjadi

upwelling, suhu air permukaan dapat turun sampai 25 °C, namun di perairan

pantai yang relative dangkal, suhu air biasanya relative lebih tinggi dari pada

yang di lepas pantai.

Pengaruh suhu pada plankton tidak seragam di seluruh perairan

terhadap masing – masing kelompok atau populasi. Pada telur yang sedang

berkembang dan larva dari hewan laut, toleransi terhadap suhu air laut

cenderung bertambah ketika mereka menjadi lebih tua. Dalam perubahan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

33

suhu tersebut, pertumbuhan larva di percepat oleh suhu yang lebih tinggi

(Romimohtarto dan Juwana, 2001).

3. Kekeruhan

Kekeruhan biasanya menunjukkan tingkat kejernihan aliran air atau

kekeruhan aliran air yang diakibatkan oleh unsur-unsur muatan sedimen, baik

yang bersifat mineral maupun organik. Kekeruhan air dapat dianggap sebagai

indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh di atas badan

air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air

tersebut. Semakin kecil atau rendah tingkat kekeruhan suatu perairan,

semakin dalam cahaya dapat masuk ke dalam badan air dengan demikian

semaik besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses

fotosintesis. Dengan semakin meningkatnya proses fotosintesis, maka

semakin besar persediaan oksigen yang ada dalam air. Tingkat kekeruhan

suatu aliran air ditentukan dengan cara mengukur transmisi cahaya melalui

sampel air dalam satuan miligram per liter (mg/l) atau jumlah yang lebih kecil

adalah dalam part per million (ppm) (Asdak, 1995: 530-531).

4. Cahaya

Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi

lapisan permukaan laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan

bertambahnya kejelukan memegang peranan penting dalam menentukan

fitoplankton. Cahaya yang menerangi daratan atau lautan biasanya diukur

dalam lux atau meter-lilin (1 meter-lilin = 1 lux).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

34

Cahaya memiliki pengaruh besar secara tidak langsung sebagai

sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi

tumpuan hidup mereka karena menjadi sumber makanan. Cahaya juga

merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan perpindahan populasi

hewan laut (Romimohtarto dan Juwana, 2007: 23).

Cahaya dapat ditransformasikan menjadi energi potensial melalui

proses biokimia seperti fotosintesis. Energi cahaya digunakan tumbuhan

untuk fotosintesis. Salah satunya oleh fitoplankton. Keberadaan fitoplankton

mempengaruhi dinamika zooplankton (Bronmark dan Hanson, 1998: 21-23).

5. Kecepatan arus

Gerakan air laut biasa dikenal sebagai arus. Arus laut permukaan

merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang bertiup pada waktu

itu. Air dilapisan bawah ikut terbawa, karena adanya gaya Coriolis (Coriolis

force), yakni gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi, maka arus di

lapisan permukaan laut berbelok ke kanan kearah arus permukaan. Ini terjadi

pada bumi belahan utara (Romimohtarto dan Juwana, 2007: 8).

6. Nutrien

Nutrien adalah ion organik yang dibutuhkan oleh organisme. Nutrien

yang dilarutkan dalam air, hewan tidak dapat mengabsorpsi secara langsung.

Fitoplankto sebagai produsen primer untuk organisme lain seperti

zooplankton dalam kehidupannya membutuhkan zat hara organik (Bronmark

dan Hansson, 1998: 29-30).

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

35

Zat organik utama yang diperlukan dan sering menjadi faktor

pembatas pertumbuhan adalah nitrogen dan fosfat. Nitrogen memegang

peranan kritis dalam daur organik dalam menghasilkan asam-asam amino

yang membuat protein. Dalam daur nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap

nitrogen anorganik dalam salah satu bentuk gabungan atau sebagai nitrogen

molekular. Nitrat terbanyak berada dilapisan permukaan, amonia tersebar

secara meragam (Romimohtarto dan Juwana, 2007: 308).

Menurut Effendi (2003) nitrat (NO3) merupakan bentuk utama

nitrogen yang berada di perairan alami dan juga merupakan nutrien utama

bagi pertumbuhan. Konsentrasi nitrat yang tinggi diperairan dapat

menstimulasi pertumbuhan dan organisme perairan apabila didukung oleh

ketersediaan nutrien. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51

Tahun 2004 menyebutkan bahwa kandungan nitrat untuk biota laut adalah

0,008 mg/liter (Kementrian Lingkungan Hidup, 2004: 131).

Konsentrasi fosfat dalam perairan alami pada umumnya tidak

melebihi 0,1 ppm. Kandungan fosfat yang melebihi kebutuhan normal akan

meningkatkan kesuburan perairan dan merangsang pertumbuhan fitoplankton,

kadar fosfat yang baik diperairan akan meningkatkan produktivitas perairan,

keberadaan fitoplankton dan zooplankton dapat diketahui melalui kandungan

fosfat ideal yang terkandung diperairan. Berdasarkan kadar fosfat total,

perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu perairan dengan tingkat

kesuburan rendah memiliki kadar fosfat total < 0,02 ppm, perairan dengan

tingkat kesuburan sedang memiliki kadar fosfat total 0,02 – 0,050 ppm dan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

36

perairan dengan tingkat kesuburan tinggi yang memiliki kadar fosfat total

0,051 – 0,200 ppm keatas (Wardoyo, 1981: 41).

7. pH

Derajat keasaman (pH) adalah jumlah ion hidrogen dalam suatu

larutan merupakan suatu tolak ukur keasaman. Biota-biota laut memiliki

kisaran untuk hidup pada nilai pH tertentu (Nybakken, 1992).

Derajat keasaman yang ideal untuk kelangsungan hidup kuda laut

adalah 7-8. Perairan yang bersifat asam dan yang sangat alkali dapat

menyebabkan kematian dan menghentikan reproduksi pada kuda laut (Al

Qodri dkk, 1998).

Sitanggang (2002) menyatakan bahwa besar kecilnya nilai pH sangat

dipengaruhi oleh kandungan karbondioksida (CO2) di dalam air dimana

karbondioksida merupakan hasil dari respirasi atau pernapasan ikan yang

menghasilkan CO2 berbeda di siang hari dan malam hari. Ketika malam hari,

kadar CO2 meningkat sehingga pH air juga naik. Ketika pagi dan siang hari,

kadar CO2 akan turun sehingga pH air pun ikut turun.

8. Oksigen terlarut (Dissolved oxygen/DO)

Oksigen terlarut adalah gas untuk respirasi yang sering menjadi

faktor pembatas dalam lingkungan perairan. Ditinjau dari segi ekosistem,

kadar oksigen terlarut menentukan kecepatan metabolisme dan respirasi serta

sangat penting bagi kelangsungan dan pertumbuhan organisme air.

Kandungan oksigen terlarut akan berkurang dengan naiknya suhu dan

salinitas (Nybakken, 1988).

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

37

Menurut Hutagalung dkk (1997), adanya kenaikan suhu air, respirasi

(khususnya malam hari), lapisan minyak di atas permukaan laut dan

masuknya limbah organik yang mudah terurai ke lingkungan laut dapat

menurunkan kadar oksigen dalam air laut.

Kadar oksigent terlarut (Dissolved oxygen, DO) dapat dijadikan

ukuran untuk menentukan mutu air. Kehidupan di air dapat bertahan jika ada

oksigen terlaut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air (5 ppm).

Selebihnya bergantung kepada ketahanan organisme, derajat aktivitasnya,

kehadiran pencemar, suhu air dan sebagainya (Anwar, 2008).

9. BOD (Biodegradable Oxygen Demand)

Nilai BOD (Biodegradable Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen

yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian

senyawa organik, yang diukur pada temperatur 20 °C. Pengukuran BOD

didasarkan kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa

organik, yaitu senyawa yang mudah diuraikan secara biologis seperti senyawa

yang umumnya terdapat pada limbah rumah tangga (Barus, 2004: 65-66).

BOD juga diartikan sebagai angka indeks untuk tolok ukur “kekuatan”

(tingkat) pencemaran dari limbah yang berada dalam suatu sistem perairan

(Asdak, 1995 : 532).

10. COD (Chemical Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang

dikenal sebagai COD (Chemical Oxygen Demand). Dengan mengukur COD

maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

38

untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah

diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar/tidak bisa diuraikan

secara biologis (Barus, 2004: 66-67).

Angka indikator pencemaran air ini yang terakhir ini kurang

dimanfaatkan karena ia tidak dapat menunjukkan secara memadai jumlah

oksigen yang dikonsumsi dalam proses oksidasi pada aliran air alamiah

meskipun angka COD dapat ditentukan hanya dalam waktu beberapa jam saja

karena ia tidak bertumpu pada aktivitas bakteri seperti yang terjadi pada

BOD. Satuan dimasukan dalam miligram oksigen yang diperlukan untuk

berlangsungnya oksidasi komponen-komponen tertentu dalam satu liter air

(Asdak, 1995: 534).

N. Kerangka Berpikir

Pantai Pancuran merupakan salah satu tujuan pariwisata Taman Nasional

Karimujawa dengan ekosistem padang lamun yang cukup luas. Dengan berbagai

aktivitas yang dilakukan manusia, ekosistem padang lamun Pancuran

dikhawatirkan akan merusak vegetasi lamun di wilayah konservasi Taman

Nasional Karimunjawa. Pengukuran kemelimpahan dan keanekaragaman

zooplankton pada padang lamun digunakan untuk mengetahui keseimbangan

ekosistem lamun serta kualitas perairan Pantai Pancuran Taman Nasional

Karimunjawa dengan melihat faktor fisika yang berupa kecepatan arus, suhu air,

kekeruhan, dan faktor kimia yang berupa salinitas, pH dan oksigen terlarut

(Dissolved Oxygen/DO).

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekosistem Pantai dan Pesisireprints.uny.ac.id/53757/3/BAB II.pdf · produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ... antara komunitas biotik

39

Gambar 3. Kerangka Berpikir

Ekosistem pesisir dan pantai Pancuran

Komponen Abiotik

Ekosistem Perairan

Aktivitas manusia

Pariwisata

Menangkap ikan

Ekosistem padang lamun

Plankton

Komponen Biotik

Kualitas Perairan

Nekton Bentos Kimia Fisika

Kemelimpahan dan

keanekaragaman

Zooplankton Salinitas

pH

DO

Kecepatan

arus

Suhu air

Kekeruhan

Fitoplankton