17
EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI TEGAKAN HUTAN TANAMAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT FADILA TAMNGE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG

DI TEGAKAN HUTAN TANAMAN

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

FADILA TAMNGE

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya
Page 3: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Ekoton dan Efek Tepi

pada Komunitas Burung di Tegakan Hutan Tanaman Hutan Pendidikan Gunung

Walat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Fadila Tamnge

NIM E351130011

Page 4: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

RINGKASAN

FADILA TAMNGE. Ekoton dan Efek Tepi pada Komunitas Burung di Tegakan

Hutan Tanaman Hutan Pendidikan Gunung Walat. Dibimbing oleh YENI

ARYATI MULYANI dan ANI MARDIASTUTI.

Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

fragmentasi dan menciptakan hadirnya habitat ekoton dan efek tepi. Kehadiran

ekoton seringkali menciptakan habitat bagi spesies yang toleran terhadap daerah

terbuka, sedangkan efek tepi diyakini memberikan dampak positif terhadap

komunitas burung. Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) menganalisis apakah ada

efek tepi di tegakan hutan tanaman Hutan Pendidikan Gunung Walat, (2)

mengidentifikasi lebar ekoton, (3) menganalisis spesies apa saja yang terdapat di

ekoton dan spesies yang terdapat di kedua habitat, (4) menganalisis bagaimana

respon burung terhadap kehadiran ekoton.

Penelitian dilaksanakan di tegakan agathis, puspa, campuran, dan

agroforestri (interior dan ekoton) di HPGW pada bulan Agustus-September 2015.

Pengumpulan data burung menggunakan metode titik. Analisis Keanekaragaman

burung menggunakan indeks Shanon-Wienner, uji lanjut terhadap kelimpahan

individu dan kekayaan spesies burung menggunakan Kruskal-Wallis dan Mann-

Whitney-U Test, analisis kesamaan komunitas burung menggunakan indeks Bray-

Curtis melalui pendekatan Non-Metric Dimentional Scaling (NMDS), model

respon burung digambarkan kedalam model dan histogram.

Tercatat 1177 individu yang berasal dari 48 spesies dan 27 suku di HPGW.

Kelimpahan individu (uji Kruskal-Wallis; χ2=21.78, df=6, P<0.05) dan kekayaan

spesies burung (uji Kruskal-Wallis; χ2=19.12, df=6, P<0.05) tercatat lebih tinggi

di ketiga ekoton. Ekoton Agathis Agroforestri (EAF) adalah ekoton dengan

kelimpahan individu dan kekayaan spesies burung tertinggi (n=310, S=35).

Keanekaragaman spesies (H’) tertinggi yaitu di Ekoton Agathis Puspa (EAP)

(H’=2.88), sedangkan indeks kesamaan komunitas tertinggi (IS) yaitu di EAP dan

Ekoton Agathis Campuran (EAC) sebesar 0.73. Lebar ekoton teridentifikasi 250

m di semua habitat ekoton. Terdapat 5 spesies burung teridentifikasi sebagai

spesies generalis, yakni Aegithina tiphia, Orthotomus sutorius, Orthotomus

sepium, Arachnothera longirostra, Zosterops palpebrosus, sedangkan 3 spesies

teridentifikasi sebagai spesialis ekoton, yakni Cacomantis sepulclaris, Centropus

bengalensis, Rhamphococcyx curvirostris. Sebanyak 33 spesies dapat dipetakan

kedalam model respon burung sebagai generalis-ekoton netral, generalis-

melimpah di ekoton, spesialis-melimpah di ekoton, spesialis-menghindari ekoton,

dan spesies ekoton.

Kata kunci: ekoton, efek tepi, komunitas burung, HPGW

Page 5: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

SUMMARY

FADILA TAMNGE. Ecotone and Edge Effect on Bird Communities in Forest

Plantation Gunung Walat University Forest. Supervised by YENI ARYATI

MULYANI and ANI MARDIASTUTI.

Different types of plantation forests create fragments (having ecotone and

edge effect). The presence of ecotone often creates habitat for species that are

tolerant to open area, while the edge effect is believed to have a positive impact

on the bird communities. The objectives of this study were to (1) analyze whether

there are edge effects on forest plantation, (2) identify the width of the ecotones,

(3) analyze bird species found in ecotone and species in non-ecotone habitats, (4)

analyze how birds responded to the presence of ecotone.

This research was conducted in agathis (Agathis lorantifolia), Schima

(Schima wallichii), mixed species tree stands, and agroforestry (edge and interior)

in Gunung Walat University Forest (GWUF) on August-September 2015. Birds

were surveyed by using point count. Bird diversity was calculated using Shanon-

Wienner Indices, followed by Kruskal-Wallis and Mann Whitney-U tests, and

similarity of communities was tested by using Bray-Curtis. Bird response to

ecotones were graphed using models and histogram.

A total of 1177 individuals from 48 species and 27 families were recorded

in GWUF. Abundance (Kruskal-Wallis test; χ2=21.78, df=6, P<0.05) and species

richness (Kruskal-Wallis test; χ2=19.12, df=6, P<0.05) were higher in all

ecotones. Ecotone of Agathis Agroforestri (EAF) has the highest abundance and

species richness (n=310, S=35). Ecotone of Agathis Puspa (EAP) has the higher

bird diversity indices (H’=2.88), while the highest simmilarity indices (IS=0.73)

was in EAP and Ecotone of Agathis Campuran (EAC) . The width of ecotone was

found to be 250 m for all ecotones. About 5 species were identified as generalist

species (Aegithina tiphia, Orthotomus sutorius, Orthotomus sepium,

Arachnothera longirostra, Zosterops palpebrosus), while 3 species were

identified as ecotonal species (Cacomantis sepulclaris, Centropus bengalensis,

Rhamphococcyx curvirostris). Thirty three species were able to be mapped into

model as generalist-ecotone neutral, generalist-ecotone conspicuous, specialist-

ecotone shy, specialist-ecotone conspicuous, and ecotonal species.

Keywords: bird communities, ecotone, edge effect, GWUF

Page 6: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 7: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika

EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG

DI TEGAKAN HUTAN TANAMAN

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

FADILA TAMNGE

Page 8: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Ir Lilik Budi Prasetyo, MSc

Page 9: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya
Page 10: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya
Page 11: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian ini ialah komunitas burung, dengan judul Ekoton dan

Efek Tepi pada Komunitas Burung di Tegakan Hutan Tanaman Hutan Pendidikan

Gunung Walat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Yeni Aryati Mulyani MSc

dan Ibu Prof Dr Ir Ani Mardiastuti MSc selaku pembimbing, Bapak Prof Dr Ir

Lilik Budi Prasetyo MSc selaku penguji dan Dr Ir Badriyah Rushayati MSi yang

telah memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada

Direktur Hutan Pendidikan Gunung Walat yang telah memberikan perijinan

sehingga penelitian dapat dilaksanakan. Kepada Aronika Kaban, Fadhillah Iqra

Mansyur, Ummi Kalsum Madaul, dan Hafiyyan Sastranegara atas segala bantuan

dan pertukaran pikiran selama menyusun karya ilmiah. Kepada Whisnu Febri

Afrianto atas support analisisnya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada Ayahanda Riswan Rosita, Ibunda Ruslia Tamnge, Ibunda Nursjafani,

Victor Tamnge, Muchlis Tamnge, Fadli Ramadhan, Nurul Salsabilla, Nurul

Magfirah Amelia, Gifran Tamnge, Sufi Alghazali, teman-teman Puri Hapsara, dan

KVT 2013 atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2016

Fadila Tamnge

Page 12: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

2 METODE 2

Waktu dan Lokasi 2

Alat 4

Metode Pengumpulan Data 4

Analisis Data 6

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Hasil 8

Pembahasan 24

4 SIMPULAN DAN SARAN 32

Simpulan 32

Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 36

RIWAYAT HIDUP 43

Page 13: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

DAFTAR TABEL

1 Deskripsi habitat di Hutan Pendidikan Gunung Walat 3

2 Komposisi komunitas burung di habitat interior dan ekoton 21

DAFTAR GAMBAR

1 Peta kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat 3

2 Sketsa profil pohon: (a) tegakan agathis-puspa; (b) tegakan agathis-

campuran; (c) tegakan agathis dan agroforestri 4

3 Ilustrasi jalur pengamatan di HPGW 5

4 (a) Kondisi tegakan agathis di HPGW; (b) Jarak antar pohon di tegakan

agathis tergolong cukup rapat 9

5 Profil pohon di tegakan agathis 9

6 (a) Jalur pengamatan berupa jalan setapak; (b) jenis vegetasi tepus dan

marasi di sekitar plot pengamatan 10

7 Profil pohon di tegakan puspa 10

8 (a) Tumbuhan bawah di tegakan campuran cukup rapat ; (b) Kondisi

jalur pengamatan di tegakan campuran. 11

9 (a) Getah pinus yang dipanen oleh masyarakat; (b) Kerapatan vegetasi

tergolong jarang 12

10 Profil pohon di tegakan campuran 12

11 (a) Tegakan agroforestri berada di sisi kanan dan kiri jalan; (b) Jalan

raya yang terletak antara tegakan agathis dan agroforestri 13

12 Profil pohon di Agroforestri 13

13 (a) Jenis tanaman A. cordomonum sebagai jenis dominan di

Agroforestri; (b) Kebun singkong masyarakat yang sengaja dibakar

untuk ditanami jenis tanaman lain 14

14 Profil pohon di tegakan agathis, puspa, dan habitat ekoton 15

15 Profil pohon di tegakan agathis, campuran, dan habitat ekoton 15

16 Profil pohon di tegakan agathis, agroforestri, dan habitat ekoton 16

17 Rerata kelimpahan individu dan kekayaan spesies burung di empat tipe

tegakan dan habitat ekoton 17

18 Indeks keanekaragaman spesies di empat tipe tegakan dan habitat

ekoton 17

19 Lebar habitat ekoton pada ketiga kelompok tegakan di tegakan hutan

tanaman HPGW 18

20 (a) Kekayaan spesies burung di EAP; (b) Dendogram kesamaan

komunitas Bray-Curtis di EAP; (c) Kekayaan spesies burung di EAC;

(d) Dendogram kesamaan komunitas Bray-Curtis di EAC; (e) Kekayaan

spesies burung di EAF; (f) Dendogram kesamaan komunitas Bray-

Curtis di EAF 19

21 Dendogram kesamaan komunitas burung di empat tipe tegakan dan

habitat ekoton 20

22 NMDS kelimpahan spesies dan kekayaan spesies burung berdasarkan

indeks Bray-Curtis pada empat tipe tegakan dan habitat ekoton 22

Page 14: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

23 Model respon burung di antara dua tipe tegakan berbeda. Kepadatan

spesies (ind/ha) diaplikasikan sebagai model respon burung 23

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar jenis burung di tegakan hutan tanaman HPGW 37

2 Daftar model respon burung di tegakan hutan tanaman HPGW 38

3 Daftar jenis burung yang dilindungi 39

4 Hasil uji Kruskal-Wallis kelimpahan individu dan kekayaan spesies

burung di empat tipe tegakan dan habitat ekoton 39

5 Hasil uji Kruskal-Wallis kelimpahan individu burung di EAP, EAC dan

EAF 39

6 Hasil uji Kruskal-Wallis kekayaan spesies burung di EAP, EAC, dan

EAF 40

7 Hasil uji Mann-Whitney antar tipe habitat 40

8 Spesies generalis di HPGW 40

9 Spesies spesialis ekoton 41

10 Spesialis tegakan puspa 42

11 Spesialis tegakan campuran 42

Page 15: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya
Page 16: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya
Page 17: EKOTON DAN EFEK TEPI PADA KOMUNITAS BURUNG DI …gunungwalat.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/2016_Ekoton-dan... · Perbedaan tipe tegakan di hutan tanaman dapat menyebabkan terjadinya

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Burung merupakan satwaliar yang dapat hidup di hampir semua tipe habitat,

memiliki mobilitas yang tinggi serta kemampuan beradaptasi dengan berbagai tipe

habitat yang luas (Welty 1982; Gregory et al. 2004). Salah satu tipe ekosistem

yang digunakan oleh burung adalah hutan tanaman (Alikodra 2002). Hutan

tanaman merupakan salah satu kawasan budidaya yang umumnya memiliki

keanekaragaman yang seragam dan rendah (Gani 1993). Menurut Subasinghe et al.

(2014), hutan tanaman telah didirikan di hampir seluruh dunia untuk

mengkompensasi hilangnya hutan alam karena kepentingan pertanian, peternakan,

pengembangan kota, dan lain sebagainya.

Secara umum hutan tanaman memiliki keanekaragaman burung yang lebih

rendah dibandingkan dengan hutan alam, salah satunya karena hutan tanaman

memiliki lapisan tajuk homogen. Penelitian oleh Kaban (2013) di Hutan

Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dan Dewi (2005) di DAS Ciliwung

menunjukkan bahwa hutan tanaman memiliki nilai keanekaragaman burung yang

rendah jika dibandingkan dengan penelitian Dewi (2006) di hutan sekunder

Taman Nasional Gunung Ciremai dan Kwok dan Corlett (2000) di hutan sekunder

Cina Selatan yang memiliki nilai keanekaragaman burung lebih tinggi. Meski

demikian, hutan tanaman dapat dijadikan sebagai habitat alternatif untuk burung.

Baker et al. (2002) mendefinisikan ekoton sebagai zona transisi antara

sistem ekologi yang berdekatan, baik dua atau tiga dimensi kawasan, memiliki

seperangkat karakteristik yang didefinisikan secara unik oleh skala ruang dan

waktu melalui kekuatan interaksi antar sistem, sedangkan daerah tepi

didefinisikan sebagai garis untuk membatasi dua ekosistem berbeda. Konsekuensi

dari hadirnya daerah ekoton adalah terciptanya efek tepi. Efek tepi yaitu adanya

kecenderungan memiliki keragaman dan kelimpahan individu yang lebih tinggi di

habitat ekoton (Mardiastuti 2015). Menurut Lidicker-Jr dan Koenig (1996), efek

tepi dapat menciptakan habitat bagi spesies yang toleran terhadap daerah terbuka.

Oleh karena itu, beberapa ahli menyampaikan bahwa efek tepi memberi dampak

positif berupa peningkatan jumlah dan kepadatan spesies di daerah ekoton (Odum

1958; Mardiastuti 2015).

Daerah ekoton telah dipertimbangkan sebagai salah satu lingkungan yang

unik, konsep dari efek tepi dan spesies ekoton telah banyak digunakan sebagai

tema penelitian, khususnya di dalam ekologi komunitas burung (Baker et al.

2002). Kehadiran efek tepi dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada

spesies burung tergantung guild dan preferensi habitat (Immanuddin 2009).

Murcia (1995) menambahkan bahwa kehadiran efek tepi dapat memulai

serangkaian efek domino di seluruh struktur ekosistem melalui interaksi spesies.

Populasi dari spesies yang terpisah serta seluruh komunitas dapat berubah dari

habitat interior menuju habitat ekoton akibat perubahan struktur habitat, seperti

variabel iklim atau ekosistem sekitarnya (Hansson 1983).

Tepi tidak hanya membatasi hutan primer dengan ekosistem di sekitarnya.

Perbedaan tipe tegakan pada hutan tanaman juga dapat menyebabkan hadirnya

habitat ekoton. Di Indonesia, hutan tanaman tidak hanya berisi tanaman