88
EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA LUBUK SEPUH KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN DITINJAU DARI PENGARUH BUDAYA ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) Sejarah Kebudayaan Islam Oleh: SONY TRIATMAJA AS 111010 JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018/2019

EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK

DI DESA LUBUK SEPUH KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN

SAROLANGUN DITINJAU DARI PENGARUH BUDAYA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat

Guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1)

Sejarah Kebudayaan Islam

Oleh:

SONY TRIATMAJA

AS 111010

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018/2019

Page 2: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Nama : Sony Triatmaja

NIM : AS. 111 010

Pembimbing I : Drs.Sayuti S, M.Pd.I

Pembimbing II : Aliyas, M.Fil.I

Fakultas : Adab dan Humaniora

Jurusan : Sejarah Kebudayaan Islam

Judul Skripsi : Eksistensi Kesenian Tradisional Biduk Sayak di Desa

Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun Ditinjau dari Pengaruh Kebudayaan Islam

Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta

telah diselesaikan dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.

Demikianlah surat ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari ditemukan sebuah pelanggaran plagiasi dalam karya

ilmiah/skripsi ini, maka saya akan siap diproses berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

Jambi, Juni 2018

Sony Triatmaja

NIM. AS. 111 010

Page 3: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

ii

Jambi, Juni 2018

Pembimbing I : Drs. Sayuti S, M.Pd.I

Pembimbing II : Aliyas, M.Fil.I

Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

di-

Jambi

NOTA DINAS

Assalaamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami

berpendapat bahwa skripsi Sony Triatmaja yang berjudul : Eksistensi Kesenian

Tradisional Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun Ditinjau dari Pengaruh Kebudayaan Islam, telah

dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan

ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sayuti S, M.Pd.I Aliyas, M.Fil.I

NIP. 19590902 190032 001 NIP. 19780212 007101 001

Page 4: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PENGESAHAN Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada hari Kamis, 05 Juli 2018 dan telah diterima sebagai

bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu

(S.1) dalam ilmu Humaniora.

Jambi, September 2018

Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora

Prof. Dr. Maisah, M. Pd. I

NIP. 19700711119940112001

Sekretaris Sidang Ketua Sidang

Bawaihi, S. Ag Samsul Huda, M.Ag

NIP. 196312311994021022 NIP. 197007032002121002

Penguji I Pembimbing I

Jago Ritonga, M. Fil. I Drs.Sayuti S, M.Pd.I

NIP. 196004151991031003 NIP. 19590902190032001

Penguji I Pembimbing II

Aminuddin, M. Fil. I Aliyas, M. Fil. I

NIP. 197104251993031001 NIP. 19780212007101001

Page 5: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

iv

MOTTO

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-

buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan

segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S

Yusuf : 111)1

1 Departemen Agama RI, Al- Quran Tajwid dan Terjemahan, hal. 173.

Page 6: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

v

PERSEMBAHAN

Tiada untaian kata yang terindah, mempesona, berfaedah dan

membuahkan pahala ketika terbelit dari lisan seorang hamba ucapan

“Alhamdulillah” sebagai wujud syukur kehadirat Allah Azzawajalla. tiada alunan

suara, dendangan para pujangga yang paling mendalam dan menjadi idaman

setiap insan selain alunan sholawat dan salam kepada Rasul panutan alam Islam,

Muhammad SAW.

Kepada kedua o rang tua, ayah dan bunda tercinta terima kasih karena

berkat kasih dan sayang serta pengorbananmulah ananda bisa menempuh dan

menyelesaikan pendidikan ini

Semoga Allah membalas kebaikan semuanya dengan sebaik-baik kebaikan.

Page 7: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik, serta teriring shalawat dan salam kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW. Adapun judul skripsi ini adalah “Eksistensi

Kesenian Tradisional Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun Ditinjau dari Pengaruh Kebudayaan Islam”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

mendapatkan gelar Sarjana Humaniora pada Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Skripsi ini dapat

terselesaikan atas bantuan semua pihak dengan segala keikhlasannya telah turut

berpartisipasi dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis

mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Drs. Sayuti S, M.Pd.I sebagai pembimbing I dan bapak Aliyas,

M.Fil.I sebagai Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu dan

tenaga dalam memberikan petunjuk dan pengarahan serta ilmu yang sangat

berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Raudoh, S.Ag., SS., M.Pd.I, selaku Pembimbing Akademik yang

telah membimbing selama masa perkuliahan dan dorongan moral kepada

penulis.

3. Prof. Dr. Maisah, M. Pd. I selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan selama masa perkuliahan penulis di Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak/Ibu Wakil Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan di

Fakultas Adab UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 8: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

vii

5. Bapak Aliyas, M. Fil. I selaku ketua jurusan dan Bapak Aminuddin,

M.Fil.I selaku sekretaris jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa

perkuliahan dan penulisan skripsi.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan bimbingan serta

ilmu selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Staf Akademik Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi yang telah memberikan kelancaran kepada penulis atas

urusan administrasi selama masa perkuliahan.

8. Bapak H.Ichsan ilyas dan Bapak Abu bakar selaku Kepala desa dan

informan inti dalam penelitian skripsi ini.

9. Para seniman Biduk Sayak di Sanggar Lubuk Olang Menari dan

masyarakat Lubuk Sepuh yang telah membantu dalam melaksanakan

penelitian skripsi ini.

10. Serta teman-teman SKI angkatan 2011 dan sahabat yang memberikan

motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis secara

langsung maupun tidak langsung menjadi amal ibadah dan diterima oleh Allah

SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Jambi, Juni 2018

Penulis

Sony Triatmaja

AS. 111 010

Page 9: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

viii

ABSTRAK

Triatmaja, Sony. Eksistensi Kesenan Tradisional Biduk Sayak Desa Lubuk

Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun Ditinjau

Dari Pengaruh Kebudayaan Islam. Skripsi, Jurusan Sejarah

Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing (I)Drs. Sayuti S, M.Pd.I

(II)Bapak Muhammad Aliyas, M.Fil.I

Kesenian menggambarkan kebudayaan yang beranekaragam dari setiap

wilayah di Indonesia. Kesenian memberikan warna pada suatu wilayah

masyarakat dan memberikan gambaran umum tentang wujud suatu bangsa. Pada

setiap kelompok muncul berbagai kesenian yang bersifat khas yang menjadi

identitas masyarakat setempat. Salah satu daerah yang memiliki kesenian

tradisional yang masih dipertahankan masyarakat adalah kesenian tradisional

Biduk Sayak yang berasal dari desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun. Biduk Sayak biasanya dipertunjukkan sebagai hiburan masyarakat

pada saat acara pernikahan warga desa. Kesenian tradisional ini tetap

dipertahankan meskipun harus bersaing dengan hiburan yang bersifat modern

seperti organ tunggal, atau hiburan orchestra.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui eksistensi dan perkembangan

serta pengaruh budaya islam dalam kesenian Biduk Sayak. serta untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan kesenian

Biduk Sayak dan mengupayakan peningkatan eksistensi Biduk Sayak.

Berdasarkan temuan lapangan, kesenian tradisional Biduk Sayak ini

merupakan pertunjukkan hiburan saling berbalas pantun yang berisi nasehat bagi

tiap penikmatnya, serta diiringi dengan tarian daerah yang menceritakan

bagaimana pergaulan muda-mudi seharusnya. upaya yang dapat dilakukan dalam

mempertahankan biduk sayak adalah mengajak muda-mudi dan masyarakat untuk

mencintai kebudayaan daerah, serta peran pemerintah untuk menjadikan biduk

sayak sebagai bagian bidang studi kesenian di sekolah.

Kata Kunci : Eksistensi, Kesenian Tradisional, Kesenian Islam

Page 10: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

ix

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................ i

NOTA DINAS ........................................................................................................ ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTTO ................................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

C. Batasan Masalah............................................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

F. Kerangka Teori.............................................................................................. 8

BAB II METODE PENELITIAN ....................................................................... 21

A. Lingkup Penelitian ...................................................................................... 21

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 23

C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 25

E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 28

BAB III GAMBARAN UMUM DESA LUBUK SEPUH ................................. 31

A. Sejarah Singkat Desa Lubuk Sepuh ............................................................ 31

B. Letak Geografis Desa .................................................................................. 32

C. Keadaan Penduduk ...................................................................................... 32

D. Keadaan Agama .......................................................................................... 33

E. Keadaan Pendidikan .................................................................................... 35

F. Keadaan Mata Pencarian Penduduk ............................................................ 36

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 39

A. Eksistensi Kesenian Tradisional Biduk Sayak ............................................ 39

B. Pengaruh Budaya Islam dalam Kesenian Biduk Sayak. ............................. 46

1. Aspek busana ........................................................................................... 46

2. Aspek gerak ............................................................................................. 47

Page 11: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

x

3. Aspek ritual ............................................................................................. 47

C. Kendala-Kendala dalam Perkembangan Kesenian Biduk Sayak dalam

Mempertahankan Budaya Islam ......................................................................... 50

D. Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Eksistensi Kesenian Biduk Sayak

dalam Mempertahankan Budaya Islam .............................................................. 55

1. Upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan Eksistensi

kesenian Biduk Sayak agar tetap eksis dalam mempertahankan budaya Islam55

2. Upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam meningkatkan eksistensi

kesenian Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh ................................................. 57

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 60

A. Kesimpulan ................................................................................................. 60

B. Saran - saran ................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

DATA INFORMAN

DOKUMENTASI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 12: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai ciptaan tuhan yang lengkap dengan pikiran dan perasaan,

disamping itu manusia juga diberikan kemampuan lebih untuk berfikir. Hal ini lah

yang membedakan manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia

mampu berimajinasi, berkreasi untuk menciptakan suatu keidahan. Keindahan

itulah yang berasal dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil dari cipta,

karsa, dan rasa. Dimana kebudayaan itu bisa dirasakan oleh setiap orang didunia.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas,

terbentang dari Aceh sampai Papua, terdapat 17.504 pulau yang tersebar di

seluruh kedaulatan Republik Indonesia. Selain kekayaan alam dengan keragaman

hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya. Setiap suku

bangsa memiliki kebudayaan dan tradisi masing-masing yang menjadi ciri khas

masyarakat. Kebudayaan dalam satu masyarakat memiliki makna tersendiri bagi

anggotanya serta diwariskan secara turun-temurun di lingkungan keluarga ataupun

dalam komunitasnya. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan

dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

manusia dengan belajar.2 Dengan kata lain kebudayaan merupakan aktifitas

2Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka cipta.2009), hal. 144

Page 13: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

2

manusia yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, dan adat

istiadat sebagai anggota masyarakat.

Dengan memahami arti kebudayaan tersebut menunjukan bahwa segala

aspek yang dibuat oleh manusia adalah kebudayaan. Sedangkan menurut

Malinowski kebudayaan mempunyai fungsi sebuah pendirian bahwa aktifitas

kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah

kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh

kehidupannya.3

Secara umum kebudayaan adalah istilah untuk segala hasil karya manusia

yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk. Kebudayaan merupakan wadah

tempat hakikat manusia dan pengembangan diri (kebudayaan) tersebut terjalin

hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan lahir dari akal budi, jiwa atau

hati nurani manusia. Bentuk kebudayaan tersebut selalu mencerminkan jika ada

pertunjukan seni di daerah mereka, mereka akan berbondong-bondong

mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton. Dalam antropologi manusia

melakukan aktifitas tersebut karena manusia memiliki dorongan naluri. Menurut

ahli psikologi paling sedikit ada tujuh macam dorongan naluri salah satunya,

yaitu: Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau

gerak. Beberapa ahli berkata bahwa dorongan ini merupakan landasan dari suatu

unsur yang penting dalam kebudayaan manusia, yaitu kesenian.4

Secara umum kesenian adalah salah satu di antara tujuh unsur kebudayaan

yang bersifat universal. Pada umumnya kesenian yang tumbuh dan berkembang

3Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, (Jakarta: UI-Press. 1987), hal. 171

4Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,hal. 109-111

Page 14: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

3

dalam masyarakat bersifat sosio relegius. Dalam hal ini kesenian tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan sosial, dilihat dari sisi lain kesenian muncul atas

dasar kepentingan yang erat hubungan nya terhadap kepercayaan masyarakat

setempat. Dengan kata lain kesenian itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan

bermasyarakat selain itu juga berfungsi utnuk memenuhi kebutuhan psikis

manusia, juga hiburan masyarakat sehingga dapat memberikan sesuatu yang

memuaskan.

Dilihat dari sekian banyaknya pulau beserta dengan multietnik yang lahir,

tumbuh, dan berkembang, kesenian merupakan identitas, jati diri dan media

ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Kesenian di Indonesia ini merupakan

hasil local genius budaya yang sudah berusia cukup lama, bahkan ada yang

berusia ratusan tahun. Seni yang diciptakan dan didukung oleh masyarakat daerah

setempat dikenal sebagai kesenian Tradisional. Kesenian tradisional merupakan

unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum atau

bangsa tertentu.

Kesenian tradisional menggambarkan budaya setempat dan memberi

warna pada masyarakat di tempat itu, serta memberi gambaran umum tentang

wujud suatu bangsa. Pada setiap kelompok muncul berbagai jenis kesenian yang

bersifat khas identitas kebudayaan masing-masing. Salah satu antara kesenian itu

adalah seni musik. Keunikan dalam seni musik bisa dilihat dari teknik

permainannya, suara (sound), penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen

musiknya. Selain lagu daerah, hampir di seluruh wilayah Indonesia mempunyai

seni musik tradisi, seperti tarling, campur sari, jaipongan, degung, gambang

Page 15: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

4

kromong, langgam jawa (dikenal sebagai bentuk musik campur sari). Ada yang

telah punah namun masih ada yang bertahan walaupun dengan kesulitan karena

diterjang badai berbagai aliran musik modern mulai dari pop hingga musik

beraliran keras yang memang lebih mudah diterima di telinga, terutama, kalangan

muda.

Begitu juga dengan Jambi yang merupakan salah satu provinsi di

Indonesia yang memiliki berbagai macam bentuk kesenian tradisional, seperti seni

vocal berupa lagu khas daerah, seni rupa, seni pertunjukan, cerita rakyat,

permainan tradisional, tekstil tradisional yaitu kain tradisional yang disebut batik

Jambi dengan corak khas Jambi, pasar tradisional, kesenian tradisional, dan

upacara tradisional. Keragaman seni, budaya dan tradisi yang merupakan hasil

karya budaya ini perlu untuk dikembangkan. Pengembang seni budaya memiliki

peranan yang sangat penting dalam meningkatkan apresiasi masyarakat dari

generasi ke generasi terhadap keragaman budaya. Tumbuh dan berkembangnya

kesenian dipengaruhi oleh kondisi masing-masing wilayah, sehingga kesenian

dapat berbeda-beda di setiap tempat.5

Kesenian tradisional Jambi sangat banyak jenisnya, salah satu

diantaranya adalah seni musik. Seni musik di Jambi ini cukup memiliki banyak

ragam serta coraknya pada tiap-tiap daerah dan suku dalam kelompok masyarakat

adat Jambi. Beberapa seni musik yang dikenal di provinsi Jambi, yaitu Kesenian

Rentak Kudo dan Krinok dari Muaro Bungo, Gitar Tunggal dari Batang Asai,

Pantun Besaut dari Batanghari 9, Manau dari Bangko dan masih banyak lainnya.

5H. Hasip Kalimudin Syam Datuk Setio Agamo, Seni dan Budaya Adat Jambi, jilid V, (Jambi:

Lembaga Adat Propinsi Jambi. 2013), hlm. 3

Page 16: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

5

Salah satu kekayaan lagu dan musik yang tumbuh di Jambi, Desa Lubuk

Sepuh adalah Biduk Sayak. Biduk sayak merupakan pertunjukkan musik

tradisional daerah yang ditampilkan sebagai hiburan ketika terdapat acara adat

desa. Biasanya biduk sayak ditampilkan dalam pernikahan, panen padi,

menyambut pejabat pemerintahan atau peringatan acara besar di Sarolangun serta

acara adat lainnya. Kesenian biduk sayak ini adalah pertunjukkan berbalas pantun

yang diiringi oleh sekelompok pemain musik dan diiringi tarian-tarian. Pada acara

pernikahan biasanya pertunjukkan ini dilaksanakan pada malam hari sebelum

pesta pernikahan dimulai. Dari segi alat musik, biduk sayak masih menggunakan

alat-alat musik tradisional sebagai pengiring pertunjukkannya, seperti gendang

kulit, gitar gambus dan lain-lain.

Biduk sayak merupakan seni pertunjukkan yang bersifat sebagai hiburan

dan menjadi media untuk silaturahmi warga desa. Pantun yang dibawakan dalam

kesenian tradisional biduk sayak memiliki makna tersendiri dari sisi lantunan

syair serta gerakan yang dibawa oleh sang penari.

Namun berdasarkan lapangan kesenian buduk sayak ini sudah jarang

dilaksanakan hal ini disebabkan karena mulai masuknya alternative hiburan

modern yang terlihat lebih menarik minat masyarakat desa. Maka biduk sayak

harus bersaing dengan hiburan yang bersifat modern seperti organ tunggal yang

praktis dari segi alat dan bisa mengundang lebih banyak warga yang datang untuk

meramaikan acara, terlebih lagi muda-mudi yang lebih menyukai hiburan modern.

Kekhawatiran muncul ketika kesenian biduk sayak ini tidak dilakukan upaya

pelestarian akan menyebabkan redupnya eksistensi biduk sayak. Terlebih lagi

Page 17: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

6

biduk sayak merupakan salah satu kesenian tradisional yang sangat

memperhatikan norma-norma keislaman dalam pelaksanaannya dan muatan

nasehat yang dituturkan dalam syairnya.

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas penulis ingin

mengangkat masalah dengan judul “Eksistensi Kesenian Tradisional Biduk

Sayak di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun

Ditinjau Dari Pengaruh Kebudayaan Islam” sebagai pembahasan yang akan

dibahas oleh penulis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka penulis

merumuskan beberapa permasalahan di antaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana eksistensi dan pengaruh budaya Islam dalam kesenian

Biduk Sayak ?

2. Apakah kendala-kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak dalam

mempertahankan budaya Islam ?

3. Apa upaya untuk meningkatkan eksistensi kesenian Biduk Sayak

dalam mempertahankan budaya Islam?

C. Batasan Masalah

Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penelitian ini maka penulis

membatasi batasan disekitar hal-hal yang terkait dengan :

Page 18: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

7

1. Eksistensi dan perkembangan serta pengaruh Islam dalam kesenian Biduk

Sayak

2. Serta kendala dan upaya untuk meningkatkan budaya Islam dalam kesenian

biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas adapun tujuan penelitian dalam

skripsi ini adalah :

1. Mengetahui eksistensi dan perkembangan serta pengaruh budaya Islam dalam

kesenian Biduk Sayak di Desa Lubuk sepuh.

2. Mengetahui kendala-kendala perkembangan Kesenian Biduk Sayak dalam

mempertahankan budaya Islam di Desa Lubuk Sepuh.

3. Mengetahui upaya untuk meningkatkan ekistensi Kesenian Biduk Sayak

dalam mempertahankan budaya Islam di Desa Lubuk Sepuh.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian serta melihat

perkembangan antropologi budaya, khususnya tentang kesenian biduk sayak.

Page 19: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

8

Sehingga mendapatkan pemahaman tentang biduk sayak dan sebagai upaya

pelestarian dan publikasi terhadap masyarakat dari generasi kegenerasi.

2. Dengan penelitian ini dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang

kebudayaan dan kesenian tradisional biduk sayak.

3. Penelitian ini di harapakan agar mendapatkan perhatian dari pemerintah serta

masyarakat untuk ikut melestarikannya.

4. Untuk menambah referensi perpustakaan, serta dapat digunakan dalam

penelitian selanjutnya dalam skala yang lebih luas, dan dapat memberikan

informasi serta acuan bagi pembaca dan penulis.

F. Kerangka Teori

Sebagai landasan dasar untuk mempermudah penulis dalam penelitian

proposal sekripsi, maka diperlukan suatu kajian yang bersifat teoritis yang ada

kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti dilapangan dengan kerangka

teori yang diperlukan sebagai berikut:

1.Eksistensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah keberadaan,

kehadiran yang mengandung unsur bertahan.6 Eksistensi berasal dari bahasa Latin

yaitu existere, yang artinya keluar dari, “melampaui” atau “mengatasi”.7 Hal ini

berarti eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1990) hl. 221 7 https://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensi (diakses pada Rabu, 8 November 2017, pukul 11.30

WIB).

Page 20: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

9

dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada

kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya. Eksistensi merupakan

keberadaan wujud yang tampak, maksudnya yaitu eksistensi merupakan konsep

yang menekankan bahwa sesuatu itu ada dan satu-satunya faktor yang

membedakan setiap hal adalah fakta. Dengan demikian, eksistensi atau

keberadaan dapat diartikan sebagai hadirnya atau adanya sesuatu dalam

kehidupan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa eksistensi merupakan

hadirnya sesuatu dalam kehidupan baik benda atau manusia menyangkut apa yang

dialami.

Maka dalam skripsi ini, peneliti akan melihat bagaimana keberadaan

Biduk Sayak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Keberadaan kebudayaan Indonesia merupakan kekayaan budaya bangsa

yang bersumber dari keanekaragaman tradisi dan akar budaya daerah, masing-

masing memiliki latar belakang sejarah dan perkembangan sendiri. Perkembangan

dan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan

masyarakat Indonesia pada umumnya. Setiap kebudayaan di Indonesia mengalami

perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu,

supaya kebudayaan di Indonesia tetap berada pada eksistensinya, setiap warga

Indonesia harus bisa melestarikan budayanya sesuai dengan perkembangan

zaman. Apabila dalam hal ini generasi penerus tidak memperhatikan zaman, maka

kebudayaan bangsa semakin lama akan hilang termakan oleh waktu. Untuk

mempermudah dalam melestarikan sebuah kebudayaan, kita sebagai warga yang

peduli budaya bisa mengklasifikasikan budaya dalam beberapa macam.

Page 21: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

10

2. Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah, yaitu bentuk

jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Apabila dilihat dari kata

dasarnya, kata budaya merupakan majemuk budi-daya, yang berarti “daya dan

budi”.8 Budaya adalah “daya” dan “budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.9 Kebudayaan

menurut Mukti Ali adalah budi daya, tingkah laku manusia digerakan oleh akal

dan perasaannya.10

Sedangkan menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan

sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.11

Adapun pengertian kebudayaan dari beberapa tokoh :

a. Edward B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, di dalamnya

terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat, dan kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai

anggota masyarakat.

8Rafael Raga Maram, Manusia dan Kebudayaan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 24

9Pengantar Ilmu Antropologi.(Jakarta: Rineka Cipta. 2009), hal. 146

10Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pustaka Setia. 1999), hal. 59

11Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi.(Jakarta: Rineka Cipta. 2009), hal. 144

Page 22: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

11

b.M.Jacobs dan B.J Stern

Kebudayaan mencangkup keseluruhan yang meliputi bentuk

teknologi, sosial, ideologi, religi, kesenian, serta benda yang kesemuanya

merupakan warisan sosial.

c. Dr.K. Kupper

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan

pengaruh bagi kehidupan manusia dalam bersikap dan berprilaku. Baik

secara individu maupun kelompok.

d. Arkeolog R. Soekmono

Kebudayaan adalah hasil dari usaha manusia. Baik berupa benda

maupun buah pikiran dalam penghidupannya.

Kebudayaan adalah suatu fenomena universal. Setiap masyarakat bangsa

di dunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk dan coraknya berbeda-beda dari

masyarakat bangsa satu ke masyarakat bangsa lainnya. Kebudayaan secara jelas

menampakkan kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa dan ras.

Orang bisa mendefinisikan manusia dengan caranya masing-masing, namun

manusia sebagai cultural being, makhluk budaya merupakan suatu fakta historis

yang tak terbantahkan oleh siapapun juga. Sebagai cultural being, manusia adalah

sebagai pencipta kebudayaan. Dan sebagai ciptaan manusia kebudayaan adalah

Page 23: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

12

ekspresi eksistensi manusia di dunia. Pada kebudayaan, manusia menampakkan

jejak-jejaknya dalam panggung sejarah.12

Berdasarkan pernyataan Kroeber dan Kluckhohn, definisi kebudayaan

dapat digolongkan menjadi 7 hal, yaitu:

Pertama, kebudayaan sebagai keseluruhan hidup manusia yang

kompleks, meliputi hukum, seni, moral, adat-istiadat, dan segala kecakapan lain,

yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kedua, menekankan sejarah

kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagai warisan tradisi. Ketiga,

menekankan kebudayaan yang bersifat normative, yaitu kebudayaan dianggap

sebagai cara dan aturan hidup manusia, seperti cita-cita, nilai dan tingkah laku.

Keempat, pendekatan kebudayaan dari aspek psikologis, kebudayaan sebagai

langkah penyesuaian diri manusia kepada lingkungan sekitarnya. Kelima,

kebudayaan dipandang sebagai struktur, yang membicarakan pola-pola dan

organisasi kebudayan serta fungsinya. Keenam, kebudayaan sebagai hasil

perbuatan dan kecerdasan. Kebudayaan adalah sesuatu yang membedakan

manusia dengan hewan, misalkan manusia pintar menggunakan simbol dalam

komunikasi sedangkan hewan tidak. Ketujuh, definisi kebudayaan yang tidak

lengkap dan tidak bersistem.13

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial,

yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan serta

pengalamnya, kemudian menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Kebudayaan

merupakan milik bersama anggota masyarakat atau golongan sosial tertentu, yang

12

Rafael Raga Maram, Manusia dan Kebudayaan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hl. 16 13

Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2013), hl.4

Page 24: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

13

disebarkan oleh anggota masyarakat dan pewarisnya kepada generasi berikutnya.

Penyebaran tersebut dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan

simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak

terucapkan ( termasuk sebagai peralatan yang di buat oleh manusia ). Oleh karena

itu, setiap anggota masyarakat mempunyai perbedaan pengetahuan mengetahui

kebudayaan dengan anggota masyarakat lainnya karena pengalaman dan proses

belajar yang berbeda dan lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi pun tidak

selamanya sama.14

3. Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat. Kebutuhan masyarakat bidang spiritual dan materiil sebagian besar

dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil

karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang

mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap

lingkungan alamnya.

Pada taraf permulaan, manusia semata-mata bertindak dalam batas-batas

untuk melindungi dirinya. Taraf terseut, masih banyak dijumpai pada masyarakat

yang hingga kini masih rendah tahap kebudayaannya.Keadaannya sangat

berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, dimana taraf kebudayaannya

lebih tinggi. Hasil kebudayaannya yang berupa teknologi memberikan

14

Parsudi Suparlan, Suku Bangsa dan Hubungan Antara Suku Bangsa, (Jakarta: Yayasan

Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian. 2005), hl. 5

Page 25: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

14

kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil

alam dan apabila mungkin menguasai alam.

4. Kesenian

Salah satu kebudayaan di Indonesia adalah seni. Seni adalah hasil

perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga

dapat menggerakan jiwa dan perasaan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan

Tuhan dikaruniai kemampuan dan akal untuk menciptakan sesutu yang bernilai

seni. Setiap kebudayaan memiliki ekspresi-ekspresi artistik. Maka dari itu, seni

dikatakan sebagai hasil ekspresi individual, sebab karya seni merupakan bahasa

ungkap baik melalui media gerak, suara ataupun rupa. Kesenian tidak akan bisa

berdiri tanpa adanya dukungan dari beberapa pihak. Adanya suatu kesenian dalam

masyarakat sangat memerlukan dukungan dari masyarakat dimana kesenian

tersebut tumbuh dan berkembang. Tidak hanya masyarakat yang mendukung

kesenian suatu daerah. Namun, pemerintah setempat juga memegang peranan

penting dalam keberadaan suatu kesenian di suatu daerah.15

Seni adalah suatu nilai hakiki yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia.16

Seni merupakan suatu hasil karya manusia yang mempunyai nilai

keindahan yang dapat di nikmati serta dirasakan oleh manusia.17

Seni yaitu

penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan

perantara alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra

15

Tim Penyusun, Ensiklopedi Umum (Yogyakarta: KANISIUS, 1973) hl. 557 16

Rafael Raga Maram, Manusia dan Kebudayaan, hl. 103 17

Triyanto Haryanto, Antropologi, 2012, hl. 3

Page 26: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

15

pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantara

gerak (seni tari,drama).18

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari

ekspresi hasrat manusia terhadap keindahan yang dinikmati dengan mata atau

telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan

berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian

yang kompleks.19

Oleh karena itu, setiap bangsa memiliki ekspresi-ekspresi estetis

yang khas. Apa yang disebut universalitas seni tidak terletak pada corak dan

bentuk ekspresi seni, melainkan pada kenyataan bahwa ekspresi seni itu terdapat

di setiap kebudayaan.20

5. Bentuk-bentuk Seni

Pada umumnya, kesenian dapat di nikmati oleh manusia melalui dua

macam indera, yaitu indra mata dan indra telinga atau keduanya secara serentak.

Keindahan dalam hubungan kedua macam indra, dibedakan dalam tiga bentuk,

yaitu seni rupa, seni suara, dan seni pertunjukan. Seperti yang di jelaskan seperti

berikut :

a. Seni rupa

Seni rupa merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indra mata

sehingga sifatnya visual. Wujudnya antara lain adalah seni bangunan, seni

realif atau ukiran timbul, seni lukis, dan seni rias.

18

Abdurrahman Al Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam Seni, vocal, Seni musik dan Tari,

(Jakarta: Gema Insani Press. 1991), hal. 13 19

Sulasman, dan Setia Gumilar, Teori- Teori Kebudayaan dari Teori Hingga Aplikasi (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2013) hl. 43 20

Rafael Raga Maram, Manusia dan Kebudayaan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hl. 46

Page 27: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

16

b. Seni suara

Seni suara merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera

telinga,sehingga sifatnya audio. Wujudnya antara lain seni vocal, seni

instrumental dan seni sastra lisan.

c. Seni pertunjukan

Seni pertunjukan adalah kesenian yang dapat dinikmati melalui indra mata

dan telinga sekaligus sifatnya audio visual. Wujudnya antara lain adalah seni

tari, seni drama, dan seni film.

Dunia ini pada hakikatnya bukanlah sekedar materi yang brsifat

keterampilan belaka, tetapi juga merupakan wahana siswa untuk

mengembangkan kreatifitas, budi, dan kepekaan akan keindahan (estetika).

Menurut K. Langerdalam Dharsono, menyatakan bahwa seni merupakan

symbol dari perasaan. Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dan dari

perasaan manusia bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang

merupakan universalisasi dan pengalaman dan merupakan terjemahan dari

pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman

emosional yang bukan dari pikiran semata.

6. Kesenian Tradisional

Kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat

banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama.

Kesenian tradisional bukanlah kesatuan ikatan gaya dalam seni, tetapi sebuah

kemajemukan cara pandang para seniman perintis abad ke-20 yang dapat

Page 28: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

17

diterangkan melalui pemahaman konteks sejarah perkembangan musik seni

dimata masyarakat. Di tegaskan pula bahwa pewarisan tradisi berlansung di dalam

segala aktifitas sehari-hari,oleh sebab itu tradisi bukanlah suatu yang baku, atau

tidak berkembang. Suatu kesenian tentunya memiliki ciri-ciri, begitu juga

kesenian tradisional mempunyai sifat atau cirri-ciri seni tradisional. Pertama,

menyatakan bahwa ciri-ciri seni tradisional meliputi,

1. Seni tradisional tumbuh secara konstan selama beratus-ratus tahun.

2. Ada yang selaras dengan orang-orang di daerah kekuasaan.

3. Dalam seni tradisional ada renungan pandangan kehidupan.

7. Kesenian Islam

Agama islam tidak memberikan atau menggariskan teori dan ajaran yang

rinci tentang seni dengan bentuk-bentuknya, sehingga belum memiliki „batasan‟

tentang seni Islam yang diterima semua pihak. Meskipun demikian, Sayyed H.

Nasr memberikan ciri-cirinya, bahwa:

Seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Ke-Esaan pada bidang

keanekaragaman yang merefleksikan Ke-Esaan Illahi, kebergantungan

keanekaragaman kepada Tuhan yang Maha Esa, kesementaraan dunai dan

kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk sebagaimana

difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an.21

21

Sayyed Hossein Nasr (terj. Afif Muhammad). Spiritualitas dan Seni Islam. ( Bandung: Mizan,

1933) hl. 18

Page 29: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

18

Kemudian pandangan dari M. Quraish Shihab tentang seni islam yaitu,

Kesenian islam tidak harus berbicara tentang isalam, ia tidak harus berupa

nasihat langsung atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga abstrak

tentang akidah. Seni yang islami adala seni yang dapat menggambarkan

wujud ini, dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah.

Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan

Islam tentang Islam, hidup dan manusia yang mengantar menuju

pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.22

Objek dan cara penampilan seni dapat bebas, artinya boleh

menggambarkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat dan memadukannya

dengan apa saja. Lapangan seni Islami adalah semua wujud, tetapi seni yang

ditampilkan todak bertentangan dengan fitrah atau pandangan islam tentang wujud

itu sendiri. Pada saat seni telah berfungsi sebagai sarana dakwah Islamiyah dan

bertujuan untuk memeprhalus budi, mengingatkan tentang jati diri manusia serta

menggambarkan baik atau buruknya suatu pengalaman, maka seni tersebut

merupakan seni yang bernafaskan Islam.

Seni Islam adalah seni yang dapat mengungkapkan keindahan konsep

tauhid sebagai esensi akidah, tata nilai dan norma islam, yaitu menyampaikan

pesan keesaan tuhan. Hasil perwujudan seni Islam dibentuk oleh karakteristik

tertentu, diantaranya adalah estetika dan kreatifitas. menurut penilaian Islam

bahwa segala bentuk seni selain merupakan karya ibadah (pengabdian kepada

Allah) juga mengandung dan mengungkapkan keindahan.

22

Quraish Shihab. Wawasan tentang Al-Qur’an. (Bandung: Mizan, 1996) hl. 398

Page 30: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

19

Estetika Islam tidak dapat dicapai melalui penggambaran manusia dan

alam. Estetika yang islami merujuk pada penilaian dan norma abadi dalam Al-

Quran dan As-Sunah, karena seni Islam pada satu segi dibatasi oleh nilai-nilai

azasi, etis dan norma-norma Illahi yang umum serta pada segi lain dibatasi oleh

kedudukan manusia sendiri sebagai abdi Allah. Berbagai tantangn terhadap

kreatifitas estetis telah dialami sejak awal perkembangan kesenian Islam.

Kesenian dikembangkan sesuai dengan inspirasi yang tumbuh dari nilai-nilai dan

norma Islam. Kemudian terjadi proses akulturasi dari budaya lokal dan

disesuaikan dengan ajaran Islam. Model ini telah ditetapkan sebagai dasar

kesatuan estetika dalam dunia Islam tanpa mengabaikan keberagaman budaya

lokal. dalam kaitan ini pengertian estetika nampaknya lebih ditekankan pada

penghayatan kreasi budaya lokal (local genius) yang bertentangan dengan nilai

tauhid.

Secara khusus seni yang bernafaskan Islam dasar pemikirannya adalah

niat beribadah dan keikhlasan pengabdian kepada Allah, dengan mengakomodasi

nilai tradisi budaya lokal. Setelah memahami alam semesta dan qira’ah Al-

Qur‟an, penciptaan karya seni dilandasi oleh kreatifitas dan rasa estetis, logis, etis

serta azas manfaat. kemudian dirumuskan konsep dan gagasan serta

dipertimbangkan teknis pelaksanaannya hingga terwujudnya sebuah karya.

Demikian seni yang dihasilkan merupakan ekspresi syukur dan dzikir sebagai

rahmatan lil‟alamin.23

23

Nanang Rizali, “Kedudukan Seni Dalam Islam”. TSAQAFA: Jurnal Kajian Seni Budaya Islam

(Yogyakarta: Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah, 2012), hl. 1-8

Page 31: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

20

8. Musik

Istilah musik berasal dari bahasa Yunani, mousikos. Kata ini diambil dari

nama salah satu dewa Yunani yang bernama Mousikos,Mousikos dilambangkan

sebagai dewa keindahaan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan.

Musik dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan yang di tuangkan dalam bentuk

bunyi-bunyian. Ungkapan yang dihasilkan melalui suara manusia disebut

vocal,sedangkan ungkapan yang dihasilkan melalui alat musik disebut

instrumental.24

Sementara Ahmad mustofa dalam bukunya mengatakan bahwa Seni

Musik ada dua jenis25

:

1. Musik daerah seperti: seni karawitan, degung Sunda, musik kolintang,dan

gending sriwijaya.

2. Musik Nasional, seperti: Padamu Negeri, hallo-hallo Bandung, Gugur

Bunga, dan Syukur.

Musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep

pemikiran yang bulat, wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung

ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang

dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga

dapat dimengerti dan dinikmatinya.26

24

Triyanto Haryanto, Antropologi,37 25

Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, 48 26

R. M. Soedarsono, Pengantar Apresiasi Seni, (Jakarta: Balai Pustaka. 1992), hal. 13-14

Page 32: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

21

Musik-musik yang bersifat tradisional selalu berhubungan dengan

kehidupan suatu komunitas sehari-hari. Pada umumnya,musik-musik tradisional

digunakan untuk keperluan hidup komunitas masyarakat setempat, misalnya

untuk keperluan upacara yang bersifat ritual (dalam wujud doa atau pujian kepada

Sang Pencipta), untuk kepentingan pekerjaan (misalnya untuk menyambut musim

panen), mengiringi tari-tarian tradisional atau juga bisa sebagai sarana

menyebarkan nilai-nilai budaya ataupun sejarah komunitas setempat. Dalam kasus

ini musik-musik tradisional memang dianggap lebih fungsional dibandingkan

musik-musik kotemporer. Ciri khas musik tradisonal ialah tradisi lisan dalam hal

proses penyebaran pewarisannya. Dengan proses penyebaran secara lisan, musik

tradisional senantiasa hanyalah mengandalkan cara-cara lisan (tanpa tulisan).

Penyebaran dilalakukan melalui komunikasi langsung dari mulut-ke mulut.

Perkembangan musik ini semata-mata hanya mengandalkan daya ingat manusia

pendukungnya, yang disebar-sebarkan ketempat-tempat lain dari satu generasi ke

generasi berikutnya.27

27

R. M. Soedarsono, Pengantar Apresiasi Seni, hl. 51

Page 33: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

22

BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk deskriptif kualitatif

(penelitian lapangan). Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang

digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu

tertentu. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek

penelitian pada suatu metode tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha

mendeskripsikan seluruh gejala atau keadan yang ada, yaitu keadaan gejala

menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.28

Dalam hal ini peneliti mencoba untuk mendeskripsikan tentang kesenian

Tradisional Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun.

A. Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang kesenian Tradisional Biduk Sayak di Desa Lubuk

Sepuh Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini berbentuk

deskritif kualitatif yang dilihat dari sudut pandang kesenian tradisional biduk

sayak di kecamatan Pelawan. Instrument pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, rekaman dan dokumentasi.

28

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Referensi. 2013), hal. 10-11

Page 34: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

23

B. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh gambaran maupun data yang dikumpulkan dalam

penulisan dan penyusunan skripsi, maka peneliti melakukan penelitian atau riset

di berbagai perpustakaan yang memungkinkan dan memudahkan penulis

memperoleh data dan gambaran masalah yang di bahas.

1. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penulisan dan penyusunan skripsi dibagi

atas dua bagian, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat

baik dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya.29

Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data

pokok yang berkaitan langsung dengan pokok permasalahan dalam

penelitian, yaitu kesenian Tradisional Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh

Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun. Sebagaimana pokok

permasalahan tersebut telah dirinci sebagai sub-sub masalah untuk

mendapatkan jawaban setelah penelitian dilakukan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data

ini biasanya di peroleh dari perpustakaan atau laporan-laporan terdahulu.30

29

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), hal. 87 30

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Analisis Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara.

2006),hal. 19

Page 35: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

24

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung

penelitian yang melengkapi atau pendukung dari penelitian tersebut. Data

sekunder yang dimaksudkan antara lain:

1.) Historis dan geografis

2.) Struktur organisasi

3.) Keadaan masyarakat

2. Sumber Data

Sumber data utama adalah “kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau di wawancarai”.31

Sumber data yang dijadikan sumber utama penelitian adalah:

a. Pemilik Sanggar kesenian tradisional biduk sayak

b. Tokoh-tokoh adat

c. Kepala desa dan masyarakat

C. Subjek Penelitian

Penelitian bersifat kualitatif deskriptif, dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data bersifat Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengumpulan sample sumbar data dengan pertimbangan tertentu. Orang tersebut

yang dianggap paling mengetahui tentang apa yang diharapkan, atau mungkin

sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjajahi objek atau

situasi social yang diteliti.32

Sesuai dengan kebutuhan peneliti maka yang menjadi

31

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000), hal. 112 32

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta. 2012),

hal. 218

Page 36: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

25

subjek dalam penelitian ini adalah para pemain biduk sayak yang berkompeten

dibidangnya, perangkat desa seperti kades, RT dan masyarakat selain itu sebagai

data sekunder lain yang digunakan peneliti yaitu sumber tulisan seperti buku,

skripsi, artikel, Koran, blog, dan situs web yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.33

Dalam peneliti ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif (penelitian

lapangan). Dalam hal ini penulis mencoba mendeskripsikan tentang

kesenianTradisional Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun. Penulis melakukan pengumpulan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

Berbagai metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

melakukan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan proses yang komplek, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.34

Cartwright

menjelaskan dalam bukunya Haris Herdiansyah, bahwa:

33

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D, hal. 224 34

Prof. Dr. Husaini Usman,M.Pd. M.T & Purnomo Setiady Akbar, M. Pd, Metode Penelitian

Sosial,Edisi ke Dua. ( Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009), p. 52

Page 37: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

26

Observasi sebagai suatu proses melihat ,mengamati, dan

mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu

tujuan tertentu35

. Dapat disimpulkan bahwa, Observasi ialah suatu

kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan

suatu kesimpulan atau diagnosis.

Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan yang tidak berperan

serta, artinya peneliti hanya melakukan satu fungsi saja yaitu hanya

mengadakan pengamatan.36

Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.37

Peneliti berperan sebagai pengamat. Hasil observasi tersebut

selanjutnya di catat dalam lembar catatan peneliti.

2. Wawancara mendalam (in-depht interview)

Wawancara merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya.38

Dalam hal ini, penulis menggunakan

teknik wawancara untuk mendapatkan data. Menurut Moleong(2005)

dalam bukunya Haris Herdiansyah:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut.39

35

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Salemba Humanika. 2010), p. 131 36

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 174 37

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D, hal. 227 38

Drs. Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian. ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 1997), 71 39

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, 118

Page 38: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

27

Gorden juga menjelaskan dalam bukunya Haris

Herdiansyah, bahwa:

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang

salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan

informasi untuk suatu tujuan tertentu.40

Dalam hal ini peneliti dibantu dengan alat perekam, dengan

wawancara terarahdan wawancara tidak terarah. Wawancara terarah

adalah wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan fokus

pertanyaan. Cara ini memudahkan peneliti, meskipun kadang-kadang

menjadi belenggu juga. Karena peneliti menjadi terpaku pada hal-hal yang

telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan wawancara yang tak terarah, lebih

natural dan dapat dilakukan dimana saja. Sehingga peneliti lebih bebas

menanyakan apa saja yang berkaitan dengan Kesenian Biduk Sayak.41

Wawancara mendalam tidak berisi pertanyaan yang mendetail,

tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin

didapatkan dari informan yang nanti dapat dikembangkan, konteks, dan

situasi wawancara.42

Metode wawancara ini banyak di gunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan gambaran yang berkaitan dengan kesenian tradisional biduk

sayak.

40

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, 118 41

DR. Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan

Aplikasi. (Center for Academic Publishing Service(CAPS). 2013), hlm, 153 42

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Lkis. 2008), hal. 133

Page 39: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

28

3. Dokumentasi

Selain menggunakan teknik observasi dan teknik wawancara,

penulis juga menggunakan teknik dokumentasi dalam mengumpulkan data

sebagai data sekunder. Dokumentasi adalah teknik yang digunakan dalam

menganalisa data mengenai hal-hal atau variable-variabel yang beupa

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, document, peraturan-

peraturan, notulen rapat,dan lain sebagainya.

Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data

berupa dokumentasi maupun catatan yang berkaitan dengan kesenian

tradisional biduk sayak.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah di peroleh akan diuji melalui kritik ekstern dan kritik

intern. Kritik ektern dilakukan dengan tujuan untuk melihat keaslian sumber

dengan melihat waktu, tempat, dan siapa penulis sumber tersebut. Kritik inten

dilakukan dengan melihat sejauh mana keterkaitan data yang tersedia dengan

tema-tema penting dalam penelitian.

Setelah semua data terkumpul, maka penulis akan menganalisis data

tersebut. Menurut Bogdan dan Biklen (1992) di dalam bukunya Husaini Usman

dan Purnomo Setiady Akbar, bahwa: Analisis data ialah proses pencarian dan

penyusunan data yang sistematis melalui transkrip wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap

Page 40: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

29

yang ditemukan.43

Nasution juga menjelaskan bahwa: analisis data ialah proses

menyusun data agar dapat ditafsirkan.44

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah

kegiatan analisis mengategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema,

menaksirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkan kepada

orang lain yang berminat.

Ada berbagai cara untuk menganalisis data, yaitu sebagai berikut:

1. Redukasi Data

Redukasi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala

bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan

dianalisis. Hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil studi dokumentasi diubah

menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing.45

Dalam

hal ini peneliti merekam data lapangan kemudian ditafsirkan atau diseleksi

masing-masing data yang relevan dengan fokus pada masalah yang diteliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data (Display Data) adalah menyajikan data dalam bentuk

matriks, network, chart atau grafik, dan sebagainya.46

Penyajian data ini

dilakukan ketika data yang diperoleh sudah terkumpul, sehingga memudahkan

peneliti dalam menyimpulkan hasil dari analisis redukasi data. Dengan demikian,

peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

43

Prof. Dr. Husaini Usman,M.Pd. M.T & Purnomo Setiady Akbar, M. Pd, Metode Penelitian

Sosial, Edisi ke Dua. p. 84 44

Prof. Dr. Husaini Usman,M.Pd. M.T & Purnomo Setiady Akbar, M. Pd, Metode Penelitian

Sosial, Edisi ke Dua. p. 84 45

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, p.165 46

Prof. Dr. Husaini Usman,M.Pd. M.T & Purnomo Setiady Akbar, M. Pd, Metode Penelitian

Sosial, Edisi ke Dua,p. 85

Page 41: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

30

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Tahap kesimpulan (Verifikasi) merupakan tahap terakhir. Kasimpulan

menjurus pada jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap

“what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut.47

4. Triangulasi Data

Tringulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kepercayaan

data (memeriksa keabsahan data atau perifikasi data dengan memanfaatkan hal-

hal yang ada diluar data tersebut untuk keperluan mengadakan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data yang telah di kumpulkan.

Penelitian dengan sumber ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi

c. Membandingkan apa yang di katakan orang-orang tentang situasi peneliti

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

47

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 179

Page 42: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

31

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA LUBUK SEPUH

A. Sejarah Singkat Desa Lubuk Sepuh

Desa Lubuk Sepuh terletak di Kecamatan Sarolangun sebelum menjadi

perkampungan, Desa ini mempunyai sejarah yang cukup menarik, untuk itu

penulis ceritakan sejarah berdirinya Desa Lubuk Sepuh ini.

Desa Lubuk Sepuh merupakan salah satu desa di Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun. Desa Lubuk Sepuh pada zaman pemerintahan Marga yang

di pimpin oleh seorang Pasirah termasuk dalam wilayah Marga Pelawan.

Adapun asal usul dinamakan Desa Lubuk Sepuh, bahwa pada zaman

dahulu di daerah tersebut, di pinggir sungai batang Asai terdapat sebuah lubuk,

yang kemudian dijadikan oleh orang sebagai tempat untuk menyepuh senjata.

Pertama kali di lakukan oleh dua orang pendatang yang habis bertarung dalam

memperebutkan seorang wanita, dan senjata salah seorang diantaranya mengalami

patah, penggunaan selanjutnya digunakan oleh masyarakat setempat secara turun

temurun untuk sebagai tempat menyepuh senjata dan di kenal sampai zaman

penjajahan. Dan terkenallah daerah tersebut dengan nama Lubuk Sepuh, setelah

daerah tersebut resmi menjadi Desa, maka masyarakat setempat sepakat

menamakan Desanya dengan nama Desa Lubuk Sepuh.48

48

Dokumen,Desa Lubuk Sepuh, 2016

Page 43: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

32

B. Letak Geografis Desa

Letak Desa Lubuk Sepuh secara geografis berada pada wilayah

Kabupaten Sarolangun, dengan letak dan perbatasan daerah sebgai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Muara Danau.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bukit.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pulau Aro.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Beringin Teluk.

C. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data yang ada di kantor kepala desa dan keterangan dari

kepala desa bahwa kondisi kependudukan di desa Lubuk Sepuh mengalami sedikit

peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penduduk Desa Lubuk Sepuh

sampai dengan bulan Maret 2016 berjumlah 3625 jiwa dengan data pembagian

menurut tabel berikut :

Tabel 1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Lubuk Sepuh

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1828 jiwa

2 Perempuan 1797 jiwa

Jumlah 3625 jiwa

Page 44: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

33

Dari tabel di atas, terlihat bahwa penduduk Desa Lubuk Sepuh penduduk

terbanyak laki-laki, namun tidak begitu besar selisih dengan perempuan.

D. Keadaan Agama

Agama adalah tuntunan hidup manusia dalam kehidupannya di dunia.

Agama juga menyelamatkan manusia diakhirat kelak jika manusia konsisten

berpegang teguh pada ajaran yang diperintahkan. Hal ini akan terjadi pada agama

yang benar yaitu Agam Islam. Agama merupakan kepercayaan kepada Tuhan

yang Maha Esa, yang mesti di anut oleh setiap warga negara yang menghuni di

permukaan bumi persada ini. Maka setiap daerah memiliki berbagai corak

kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Dalam menjalankan kehidupan beragama masyarakat desa Lubuk Sepuh

terkenal dengan keteguhannya di dalam menjalankan syari‟at, hal ini terlihat

banyak penduduk yang mengikuti shalat Magrib berjamaah, shalat isya maupun

shalat subuh. Kemudian terlihat juga masyarakat dalam mengikuti kegiatan-

kegiatan keagamaan, seperti majlis ta‟lim, pengajian ibu-ibu dan remaja. Untuk

lebih jelasnya penganut agama bagi masyarakat di Desa Lubuk Sepuh akan

terlihat pada tabel di bawah ini :

Page 45: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

34

Tabel 2

Penganut Agama bagi Masyarakat di Desa Lubuk Sepuh

No Pemeluk Agama Jumlah Penganut Keterangan

1 Islam 3625 Jiwa Mayoritas

2 Kristen - -

3 Katolik - -

4 Budha - -

5 Hindu - -

Jumlah 3625 Jiwa

Kepentingan masyarakat terhadap Agama sangat penting karena Agama

merupakan kontrol dalam kehidupan dengan didukungi oleh berbagai syi‟ar

keagamaan itu sendiri seperti kegiatan-kegiatan ibadah dan pengajian-pengajian.

Dalam menjalankan kehidupan beragama terlihat masyarakat cukup antusias

dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti majlis ta‟lim pengajian

ibu-ibu dan remaja.49

Kemudian untuk menunjang kegiatan-kegiatan dalam menjalankan

keagmaannya maupun kegiatan-kegiatan dalam menjalankan keagamaanya

49

Dokumentasi Kantor Kepala Desa Lubuk Sepuh. 16 Maret 2015

Page 46: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

35

maupun kegiatan yang lainnya sangat diperlukan saran-sarana penunjang terhadap

kegiatan tersebut. Adapun sarana kegiatan yang ada di Desa Lubuk Sepuh pada

daftar tabel berikut:

Tabel 3

Sarana Ibadah Masyarakat Desa Lubuk Sepuh

No Nama Sarana Jumlah

1 Masjid 2

2 Langgar 7

3 Gereja -

Jumlah 9

Dari tabel di atas, dapat diterangkan bahwa penduduk Desa Lubuk Sepuh

pada saat ini seluruhnya beragama Islam. Di Desa ini tidak ada pemeluk agama

selain Islam seperti Kriste, Hindu dan Budha. Penduduk umum Desa Lubuk

Sepuh termasuk pemeluk agama islam yang taat, ini di buktikan dengan

terdapatanya 7 Langgar 2 Masjid.

E. Keadaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu hal yng penting bagi masyarakat dalam

rangka proses peningkatan sumber daya manusia. Masyarakat tanpa pendidikan

tidak akan maju dan berkembang, akibatnya akan terjadi kebodohan dan

Page 47: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

36

keterbelakangan yang akibatnya menjadi maslah bagi dirinya maupun bagi

negara. Untuk menunjang proses pendidikan sangat di perlukan beberapa sarana

untuk tempat pendidikan. Adapun sarana pendidikan yang ada di Desa Lubuk

Sepuh dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Sarana Pendidikan di Desa Lubuk Sepuh

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SMA / ALIYAH 3

2 SMP / MTS 1

3 SD / MIS 3

4 PAUD 2

Jumlah 9

Berdasarkan tabel di atas sarana prasarana pendididkan di Desa Lubuk

Sepuh sudah cukup memadai, yaitu 3 SMA/Aliyah, 1 Smp\MTS, 3 SD\MIS, dan2

PAUD.

F. Keadaan Mata Pencarian Penduduk

Mata pencarian penduduk adalah hal yang sangat vital atau penting sekali

untuk dipersoalkan dalam konteks sebagai penduduk itu sendiri, sebab mata

Page 48: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

37

pencarian berhubungan langsung dengan hajat hidup manusia. Mata pencarian

yang beragam memberikan ilustrasi bahwa manusia diciptakan Tuhan tidak sama

termasuk dalam hal pekerjaan. Mata pencarian penduduk secara umum adalah

petani padi, sawit, dan petani karet. Namun tidak sedikit yang menggeluti bidang

lain seperti PNS, guru honor, pedagang, tukang bangunan, dan buruh.

Daerah ini merupakan daratan yang sangat luas dan subur, maka

kehidupan perekonomiannya tergantung pada hasil perkebunan seperti sawit,

karet, dan bertani padi. Secara umum perekonomian di wilayah ini cukup baik.

Lebih lanjut tentang kondisi di Desa Lubuk Sepuh berdasarkan hasil

wawancara yaitu pendapatan penduduk rata-rata Rp 1.000.000/bulan.50

Desa

lubuk sepuh merupakan daerah penghasil padi, karet, sawit dan lainya.

Sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut.

Tabel 5

Mata pencarian

No Mata Pencaharian Jumlah Keterangan

1 Perkebunan 50% [ 500 Orang ] Kepala Keluarga

2 Tani 20% [ 200 Orang ] Kepala Keluarga

3 Dagang 15% [ 150 Orang ] Kepala Keluarga

50

M.Rusli, 2016

Page 49: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

38

4 PNS 10% [ 100 Orang ] Kepala Keluarga

5 Pengusaha 5% [ 50 Orang ] Kepala Keluarga

Page 50: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

39

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Eksistensi Kesenian Tradisional Biduk Sayak

Setiap masyarakat pada kehidupannya pasti mengalami perubahan-

perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju

kearah kemajuan, namun juga dapat juga menuju kearah kemunduran. Perubahan

yang terjadi memang telah ada pada zaman dahulu, bukan hanya karena faktor

perkembangan zaman, tapi karena adanya pengaruh dari masyarakat sebagai

subjek perubahan itu sendiri, yaitu sebagai rasa tidak puas/ tidak pernah puas yang

memang merupakan sifat dasar seorang manusia.

Masyarakat manapun menyukai hiburan khususnya kesenian. Bahkan

seringkali masyarakat tertentu memiliki corak kesenian tersendiri. Pada awal

kemunculannya nama biduk sayak diambil dari tradisi daerah orang Melayu yang

berarti berbalas pantun yang diiringi dengan musik. Kesenian biduk sayak ini

merupakan kesenian tradisional yang bersifat sebagai hiburan. Dalam

pelaksanaannya, biduk sayak merupakan kesenian tradisional yang menampilkan

pertunjukkan saling berbalas pantun antar dua orang sambil diiringi alunan musik.

Pernyataan ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Abu bakar sebagai pelaku

seni di bawah ini :

Page 51: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

40

“Biduk Sayak ko lah thradisi orhang dulu-dulu. biasonyo tu nyanyian

yang bebalas pantun, dan tu ado yang nari jugo. biduk sayak ko nyanyian yang

biasonyo ceritoin macam mano proses orhang dari awal betemu sampe dio

dilamar dan akhirnyo dipinang. biasonyo biduk sayak ko dipentaskan pas nak

acara pernikahan. makonyo ado nari-nari.”51

Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Zulfikar sebagai berikut,

“Biduk Sayak ko lah lamo nian, orhang-orhang tuo dulu lah yang

buatnyo. Biasonyo biduk sayak ko ado pas orang nak pesta, acaranyo tu dari

malam sampelah pagi. pas mulaii nyo tu, yang bawa acara tu selalu buka dengan

pantun, contohnyo: Besamo-samo kito pegi beumo/ Mari besamo kito menanam

padi/ Mari besamo kito jago budayo/ Bebiduk Sayak kito mulai; macam-

macamlah tu pantunnyo.” 52

Dalam pertunjukkan biduk sayak, biasanya diawali dengan pembukaan

acara yang berupa pantun. kemudian dilanjutkan dengan saling berbalas pantun

antara dua orang kemudian ada beberapa muda-mudi yang menari. Kesenian ini

diiringin oleh alat musik tradisional berupa gendang kulit, gitar gambus, gong dan

biola. Selain mendendangkan pantun masyarakat lokal, pertunjukkan biduk sayak

juga dapat mengiringi dan menyanyikan lagu daerah lain agar pertunjukkannya

menjadi semakin semarak. Biduk sayak ini menganut arti penting dalam sebuah

persaudaraan, silaturahmi , dan juga mengandung arti ketentraman hati

kedamaian yang terpaut di dalamnya. Kesenian Biduk Sayak selalu menyesuaikan

51

Abu Bakar, pelaku seni, Desa Lubuk Sepuh 2015 52

Zulfikar, Tokoh Adat, Lubuk Sepuh, 2015

Page 52: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

41

keadaan hati yang mendendangkannya , jika dikala sedih dan merana, syair yang

dibawakan bernuansa patah hati, dan jika bernuansa orang tua, berarti syair yang

di bawakannya adalah pantun nasehat dan begitulah seterusnya.

Ketika nyanyian biduk sayak didendangkan, maka akan ada tarian yang

mengiringi. Tarian yang dibawakan oleh penarinya mengandung beberapa makna.

Masing-masing tarian ini menggambarkan urutan awal pertemuan dan perkenalan

bujang gadis yang berlangsung di ladang saat bertani. Hal ini karena pada masa

lalu hanya di ladang bujang gadis dapat bertemu satu sama lain karena pada masa

itu bujang gadis tidak diizinkan bertemu secara bebas. Setelah mengenal dekat

barulah di bujang datang kerumah gadis untuk melamar, Kemudian jika disetujui

oleh orangtua si gadis, selanjutnya akan diadakan prosesi pernikahan. Tarian

yang menggambarkan proses tersebut adalah Tarian nugal atau tari Liang Asak

yang dilakukan bujang gadis yang merupakan sebuah kebiasaan masyarakat pada

saat menugal atau menanam padi. Gerakan tari nugal ini menggambarkan

menugal seakan-akan sedang membuat lubang-lubang kecil di ladang sebagai

tempat menabur benih padi,53

pada tarian ini peralatan pendukungnya adalah kayu

panjang seperti alu penumbuk padi. Gerakan tarian ini menggambarkan penari

pria menugal atau melubangi tanah dengan kayu dan penari wanita menaburkan

benih dan senda gurau pada saat menanam padi bersama. Busana yang dipakai

penari berupa baju kurung serta kain sarung dan topi serta penutup kepala.

Sedangkan penari pria menggunakan pakaian teluk belango dan kopiah.54

53

Abu bajar, pelatih seni, Lubuk sepuh 2016 54

https://www.tempolagu.com. diakses pada 17 Oktober 2016. pukul 14.30 WIB

Page 53: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

42

Pada saat dimulainya acara adat pernikahan, selanjutnya akan ada juga

tari Sekapur Sirih yang bermakna menyambut kedatangan pengantin laki-laki,

penari menggunakan pakaian adat lengkap dan tari Selendang yang

menggambarkan bahwa masyarakat sedang bersuka cita sehingga menggunakan

selendang sebagai pelengkap tariannya. dan tari tudung yang menggunakan

tudung rotan atau bamboo sebagai pelengkapnya. 55

Biasanya kesenian Biduk sayak ini pelaksaannya dimulai pada malam

hari sebelum resepsi pernikahan hingga resepsi dilaksanakan. seperti pernyataan

warga M. Syafi‟i,

“disiko kalu ado Biduk Sayak tu mulai malam harinyo, karno disitulah

mulai berkumpul orhang-orhang mudo dan tuo untuk meramaikan acara. yang

dinyanyikan tu yo lah biduk sayak, minkuang, kijang salai lagu-lagu lamo

daerhah kito lah.”

Kesenian Biduk Sayak ini terkenal di Desa Lubuk Sepuh pada tahun

1960an, oleh para leluhur nenek moyang mereka. Seiring berjalannya waktu

kesenian ini hampir punah dan hilang, karena masyarakat lebih menyukai hiburan

yang lebih modern yaitu organ tunggal dengan suara yang lebih besar dan lebih

disukai oleh muda-mudi. melihat kesenian Biduk Sayak ini yang semakin lama

semakin menghilang sehingga membuat salah satu warga berinisiatif mendirikan

sanggar dengan tujuan membangkitkan kembali pesona budaya lama agar tetap

55

Abu bakar, pelatih seni,Lubuk Sepuh, 2016

Page 54: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

43

bertahan dimasa yang semakin modern dan mempertahankan agar tidak hilang

dimakan zaman. Sanggar seni ini berdiri pada tahun 1980 hingga saat sekarang,56

Pada saat pertunjukkan kesenian Biduk Sayak, ada beberapa alat musik

tradisional yang digunakan sebagai pengiring, diantaranya gendang kulit

berukuran besar dan kecil, gitar gambus, biola dan Gong. Cara bermain alat musik

ini pun memiliki kekhasan naik dan turunnya nada menyanyi dan memainkan alat

musik tersebut.

Syair dalam biduk sayak ini didominasi dengan syair-syair pantun dan

liriknya berisi hal-hal yang positif dan mengandung nasihat. Syair yang

dimainkan dalam Biduk Sayak ini yaitu:

Pembawa acara : Besamo-samo pegi ke umo

Mari besamo kito menanam padi

Mari besamo kito jago budayo

Bebiduk Sayak kito mulai

Bujang : Batang kandih ditepi umo

Batang jelmu disawah pulai

Bujang jo gadih banyak gunonyo

Asallah tau badan memakai

56

Abu bakar, pelatih seni, Lubuk Sepuh, 2016

Page 55: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

44

Gadih : Biduk Sayak Ilir Ke Jambi

Tibo di Jambi Butali Bonang

Kalau Ulak dari Kanti

Jatuh di sambut Hanyut kurenang

Bujang : Biduk Sayak mudik kekampung

Singgah semalam di Rantau Panjang

Kalu dak dapat si Bungo anggun

bialah kumbang begi terebang

Kesenian tradisional daerah beraneka ragam sesuai dengan kedaan

daerah setempat. Kesenian tradisional perlu di pelihara dan di lestarika karena

merupakan kekayaan budaya bangsa. Kesenian tradisional merupakan warisan

turun temurun dari nenek moyang, yang diharapkan terus hidup agar dapat

diwariskan pada generasi penerus. Salah satu wujud kesenian tradisional yang

berupa kesenian biduk sayak yang lahir di Desa Pelawan Kecamatan Sarolangun.

Kesenian biduk sayak ini dahulu sangat berkembang dan selalu ditampilkan pada

saat acara pernikahan.

Wawancara peneliti dengan Abu Bakar mengatakan,

“Keberadaan Kesenian Biduk Sayak sebenarnya sudah lama ada, namun

oleh perubahan zaman kesenian ini sempat terlupakan atau tidak di di lestarikan

selama berpuluh-puluh tahun, baru pada tahun 1980 kesenian ini baru

ditimbulkan kembali oleh beberapa orang masyarakat setempat sesuai dengan

Page 56: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

45

perkembangan zaman pada masa itu, hingga saat sekarang kesenian Biduk Sayak

tetap berkembang dan tetap eksis sampai saat ini.”57

Bentuk pelaksanaan Kesenian Biduk Sayak ini didukung oleh beberapa

elemen dan sajian pertunjukan. Elemen-elemen yang mendukung terbentuknya

kesenian Biduk Sayak antara lain, pemain musik, penari dan tempat pementasan,

kesenian Biduk Sayak ini di pertunjukan di Desa Lubuk Sepuh Kecamatan

Sarolangun, karena memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi sebagai hiburan, fungsi

sosial dan fungsi pelestarian. Dari berbagai fungsi yang terdapat dalam

pelaksanaan kesenian Biduk Sayak maupun menjaga kelestariannya.

Masyarakat Lubuk Sepuh merasa bangga memiliki sebuah bentuk

kesenian Biduk Sayak, yang mana kesenian ini di pertunjukan dalam rangkaian

acara-acara tertentu, seperti pernikahan dan acara pemerintahan. Kesenian Biduk

Sayak ini merupakan warisan budaya turun temurun yang memiliki nilai-nilai

yang cukup tinggindan tetep eksis serta di lestariakan oleh masyarakat desa Lubuk

Sepuh. Kesenian Biduk Sayak ini juga memberi dampak positif bagi masyarakat,

seperti rasa kebersamaan, rasa kesatuan dan persatuan serta rasa solidaritas yang

tinggi terhadap sesama.58

57

Abu Bakar, pelatih kesenian Biduk Sayak.Desa Pelawan. 58

As‟at, Tokoh Masyarakat,2016

Page 57: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

46

B. Pengaruh Budaya Islam dalam Kesenian Biduk Sayak.

Kesenian yang bernafaskan Islam dalam kesenian Biduk Sayak di Desa

Lubuk Sepuh mempunyai beberapa jenis, di antaranya rebana, orkes gambus, dan

tari biduk sayak merupakan salah satu yang mencerminkan budaya Islam.

Pengaruh Islam dalam kesenian ini dapat di bagi dalam beberapa bagian. Pertama

adalah dari aspek busana yang mencerminkan budaya Islam. Kedua aspek gerak

yang sederhana dan sopan, dan yang ketiga dari aspek penyajian yang sangat erat

dengan islam.

1. Aspek busana

Pengaruh Islam dalam kesenian Biduk Sayak dapat di lihat dari

aspek busana, busana yang di pakai oleh penari yaitu busana yang sesuai

dengan ketentuan Islam yang tidak menampaka aurat. Dan musik secara

syair yang mengiringi tari juga bernuansakan Islam, seperti rabana, gitar

gambus, alat-alat yang merupakan ciri khas Islam.

Meskipun sudah banyak pengaruh budaya luar masuk ke Indonesia

pada masa sekarang, namun hal tersebut tidak pengaruh besar dalam

kesenian Biduk Sayak yang mana busana yang di pakai penari tidak ada

yang berubah sedikitpun melainkan masih tetap mempertahankan yang

lama. Dari segi busana kesenian ini sudah menyesuaikan dengan budaya

Islam meskipun tidak sepenuhnya namun masih cukup sopan

dibandingkan kondisi sekarang, dimana para penari-penari pada zaman

modern seperti masa sekarang ini menggunakan pakaian-pakaian yang

Page 58: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

47

menampakan aurat, seperti tari erotis, dance yang semuanya jauh dari

nilai-nilai Islam.59

2. Aspek gerak

Pengaruh budaya Islam dapat dilihat dari aspek gerakan, yang

mana gerakan dalam tari ini tidak mempertontonkan aurat, melainkan seni

yang geraknnya penuh dengan gerak yang mempunyai maksut atau tujuan

tertentu.tarian ini didominasikan oleh perempuan sedangkan laki-laki tidak

diwajibkan ikut, karena dikhawatirkan apabila laki-laki menari dengan

dengan perempuan akan menimbulkan hal-hal yang merusak prilaku. Oleh

karna itu untuk menghindari hal-hal tersebut, maka kesenian ini sengaja

diciptakan tarian yang memiliki batasan ruang gerak dan mengurangi

persentuhan antara laki-laki dan perempuan, guna mentaati tata tertib dan

sopan santun dalam menari,dan menggunakan pakaian yang sopan serta

menjalankan kewajiban beragama.

Dengan demikian, gerak yang ada di Biduk Sayak telah dirancang

sesuai dengan ketentuan Agama, karena tujuannya untuk menyampaikan

pesan tertentu yang mengandung makna kebaikan.

3. Aspek ritual

Selain dari aspek busana dan aspek gerakan pengaruh budaya islam

pada kesenian Biduk Sayak jauga terdapat pada aspek ritual, yang mana

sebelum mulai menari, para penari terlebih dahulu membaca do‟a. Dengan

tujuan memohon perlindungan kepada Allah SWT, sebagai umat Islam

59

Ruyani, Pelatih tari, Lubuk Sepuh,2016

Page 59: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

48

membaca do‟a sangatlah penting sebelum melakukan sesuatu agar setiap

yang kita lakukan mendapat berkah serta Ridho dari Allah SWT.

Setiap orang muslim diharuskan mengawali suatu pekerjaan dengan

terlebih dahulu membaca do‟a, hal ini terlihat pada pementasan.

Dari beberapa unsur yang telah dijelaskan, bahwa pengaruh Islam

dalam kesenian Biduk Sayak terdiri dari beberapa aspek, pertama aspek

busana yang mana busana yang di pakai dalam tari adalah busana yang

menutupi aurat dan sesuai dengan ketentuan islam, dan gerak yang di

perlihatkan adalah gerak yang sopan dan santun. Serta sebelum

melaksanakan tari, para pemain musik dan penarinya berdo,a bersama

kepada Allah meminta keselamatan.

Musik iringan Biduk Sayak ini juga bernuansa Islami seperti alat

musik khas Arab dan Persia, seperti gong, rebana, gitar gambus dan biola

yang menjadi alat musik khas islam.

Do‟a yang digunakan para pemain dan penari Biduk Sayak ini

adalah do‟a minta keselamatan (do‟a selamat) yang bertujuan untuk

meminta pelindungan kepada Allah dalam pelaksanaan dan keselamatan

terhadap orang yang dipersembahkan acara tersebut serta para hadirin.

Doanya adalah : 60

60

Aini, pelatih tari, Lubuk Sepuh,2016

Page 60: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

49

فى ا با ا ا ة س لس فى ا اااا ة س ا ال فى ا ااف ا ة لد س فى ا ا ا ة نا س ا ه ا نما ا لله م

س ا س با سلا ا ا س ا ة س ا س سلا ا ا س ا ة س ا س با س ا ا با س ا ة د س

Artinya : Ya Allah kami memohon kepadaMu keselamatan dalam agama, dan

kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rizqi,

serta taubat sebelum mati dan rahmat di waktu mati, dan keampunan sesudah

mati.

س ااا سلا ا س ا س ا ما ا ا م اا ا س ا س ا ا ا فى الا بس اا ا د س ا لله م

Artinya :Ya Allah, mudahkanlah kami saat pencabutan nyawa, selamat dari api

neraka dan mendapat kemaafan ketika amal diperhitungkan

س ا مااه انس ا نم ا ا س ا ة الهنس ا س ا اا ا ا س ذس الا بستبا اا با سلا بهله س با اا ا ه س ا بم اا

Artinya :Ya Allah, janganlah Kau goyahkan hati kami setelah Kau beri petunjuk

dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi

نبس اا فى أا اا ا بم اا ما ا ا اا ا اا ا ا ا ة س ا ا افي ا ا ا ة ل

Artinya :Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan

hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

Page 61: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

50

C. Kendala-Kendala dalam Perkembangan Kesenian Biduk Sayak

dalam Mempertahankan Budaya Islam

Kesenian tradisional merupakan seni yang susah berkembang, terutama

Biduk Sayak. Hal ini karena sulit untuk mencari generasi penerus yang dapat

mewarisi jenis kesenian yang terdapat di daerah tersebut. Anggota personil biduk

sayak ini sebagian besar anggotanya yang sudah berumah tangga sehingga mereka

sudah tidak dapat fokus lagi untuk berlatih disanggar dan ikut dalam

pertunjukkannya dikarenakan sibuk dengan aktivitas-aktivitas rumah tangganya

masing-masing. Terlebih lagi hanya ada sedikit generasi muda yang

menggantikan untuk bermain musik tetapi masih mengandalkan pemain lama

yang sudah tua. Kemudian kurangnya perhatian pemerintah setempat untuk

melestarikan kesenian Biduk Sayak sehingga kondisi inilah yang menyebabkan

terhambatnya perkembangan kesenian Biduk Sayak.

Kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak dikarenakan banyaknya

anak muda yang tidak lagi menyukai seni tradisional seperti Biduk Sayak.

Menonton pun mereka enggan, apalagi menjadi seniman atau pekerja seninya.

Kurangnya perhatian pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk

melestarikan kesenian Biduk Sayak. Seperti yang disampaikan salah satu tokoh

masyarakat,

“Disiko minatnyo lah kurang tuk kesenian tradisional macam ni.

tengoklah muda-mudinyo tu memang dak do minat nian buat belajar jadi pemain

Page 62: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

51

biduk sayak tu. yo namonyo orang mudo,eloklah yang orang tuo main katonyo tu.

kalu organan baru rami mereka tu kumpul”. 61

Meskipun alat musik berupa gendang, gitar gambus, biola dan gong

masih ada, para pemain alat tersebut belum memiliki penerusnya. karena pada

muda-mudi belum ada kemauan untuk memperlajari memainkan alat musik

tersebut. Hal ini lah merupakan kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak ,

salah satunya dikarenakan kurangnya minat masyarakat terutama bagi

pemuda/pemudi untuk melestarikan dan mempelajari seni itu sendiri. Menurut

mereka kesenian tradisional merupakan hal yang sudah ketinggalan zaman dan

kuno, ditambah lagi kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap seni-seni

tradisional Desa Lubuk Sepuh. Hal ini disampaikan oleh Bapak Yusuf selaku

tokoh adat,

“Anak mudo kito ni, dak tau caro mainnyo, macam gendang tu, biola, kalu

gitar tu biso lah, Cuma nak ngiring orang bebiduk sayak tu kan dak biso basing,

ado model nada khas nyo. jaman kini anak mudo diajak ikut dalam sanggar ni be

belum ado yang minat, makonyo yang anggota sanggar ni yang lah bekeluargo

galo.”62

Kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak ini dikarenakan minimnya

sarana dan prasaran serta manajemen pelestarian kesenian ini dari masyarakat,

sehingga kesenian ini susah mendapat perhatian\bantuan dari pemerintah. Dan

61

M.Atik,S. Ag, Tokoh masyarakat, 2016 62

Yusuf, Tokoh masyarakat,

Page 63: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

52

begitu juga sebaliknya pemerintah juga kurang memperhatikan potensi kesenian

yang terdapat di daerah-daerah .63

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kendala perkembangan

kesenian Biduk Sayak dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor

masyarakat/muda mudi dan faktor pemerintah.

1. Faktor Masyarakat

Hanya ada sebagian masyarakat yang ingin melestarikan dan

mencintai kesenian-kesenian tradisional, seperti kesenian Biduk Sayak.

Sedangkan yang lainnya banyak yang kurang berminat terutama kaum

muda yang sudah melupakan kesenian tersebut, karena dianggap sudah

ketinggalan zaman dan tidak perlu lagi di pelajari. Apalagi setelah mulai

terkenalnya hiburan organ tunggal, masyarakat secara otomatis akan

memilih hiburan organ tunggal karena dari segi semaraknya dan musiknya

yang lebih bervariasi dibanding biduk sayak yang hanya berbalas pantun

dan menyanyikan lagu daerah.

Kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak disebabkan oleh

kurangnya kecintaan generasi muda sekarang terhadap warisan budaya

nenek moyang , padahal kesenian ini merupakan kesenian asli daerah yang

perlu di kembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat luar. Selain itu

usaha dari masyarakat untuk mengembangkan kembali kesenian ini

sepertinya tidak ada. Walaupun ada hanya sebagian kecil orang yang

melestarikannya.

63

R. Samar, Tokoh masyarakat,

Page 64: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

53

Sebagian orang yang memelihara kelestarian kesenian ini memikul

beban yang cukup berat apalagi perputaran waktu yang semakin tua.

Seharusnya setiap generasi harus mendapatkan keperwakilannya, supaya

kesinambungan karya, kemampuan menguasai dan kemampuan

mewariskannya terus bergulir. Setiap generasi harus bisa mengajarkan

kepada generasi setelahnya, jika tidak makan warisan ini akan semakin

meredup dan pada akhirnya tidak ada yang peduli. Ketidakpedulian itu

mengakibatkan kemunduran, atau kehilangan generasinya. Hal ini

merupakan salah satu kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak.64

2. Faktor pemerintah

Kesenian Biduk Sayak adalah representasi dari kearifan lokal

daerah Kabupaten Sarolangun. Di dalam kesenian tradisional ini

terkandung nilai-nilai budaya kerakyatan yang positif. Rasa cinta kepada

alam, semangat gotong royong, pendidikan keimanan, dan sumber

perekonomian rakyat digambarkan secara dinamis melalui perpaduan

gerak dan musik yang khas. Sayangnya kesenian tradisioanal ini cendrung

mengalami kemunduran. Ini karena minimnya kepedulian pemerintah

terhadap kesenian yang terdapat di daerah Kabupaten Sarolangun.

Kendala perkembangan Biduk Sayak adalah karena kurangnya

perhatian pemerintah setempat terhadap kesenian ini, yang seharusnya

pemerintahan setempat membuat suatu program yang bisa dimasukkan ke

dalam bidang studi kesenian di sekolah, sehingga kesenian ini bisa

64

Nurhasanah, masyarakat,

Page 65: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

54

berkembang melalui lembaga pendidikan, namun pemerintah belum

melakukan hal tersebut.65

Dari ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa perhatian

pemerintah terhadap kesenian tradisional daerah masih belum optimal.

Dapat diketahui bahwa salah satu kendala perkembangan kesenian

Biduk Sayak karena kurangnya mendapat perhatian khusus dari

pemerintah. Pada dasarnya pemerintah seharusnya memperhatikan potensi

kesenian daerah memberi solusi dan jalan keluarnya, supaya kesenian

kesenian tradisional ini bisa diminati kembali oleh masyarakat. Apabila

kebijakan pemerintah sangat kurang terhadap seni budaya, maka pelaku

atau pekerja seni sebagai nyawa dari kehidupan kesenian sulit untuk

berkembang. Jika kesenian sulit berkembang maka sebuah pertanda bahwa

ketegangan sosial dan kekerasan akan sering muncul sebagai budaya.

Sering kali dibentuknya lembaga kesenian tetapi tidak beroperasi dengan

baik, dan tidak ada program yang lebih menyentuh terhadap kehidupan

kesenian dimasyarakat. Hal ini merupakan kendala-kendala yang harus di

selesaikan oleh pemerintah, agar kesenian-kesenian tradisional bisa

berkembang kembali.

65

Andi, Tokoh masyarakat,

Page 66: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

55

D. Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Eksistensi Kesenian Biduk

Sayak dalam Mempertahankan Budaya Islam

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan di

lapangan, adapun hal-hal yang harus dilakukan oleh masyarakat Desa Lubuk

Sepuh dan pemerintah untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui adalah

sebagai berikut :

1. Upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan Eksistensi

kesenian Biduk Sayak agar tetap eksis dalam mempertahankan

budaya Islam

Usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat yang ingin

melestarikan kesenian Biduk Sayak di Desa Lubuk sepuh dalam

mengatasi permasalahan adalah memberikan penyuluhan bagi

masyarakat terutama para kaum muda-mudi bahwa betapa pentingnya

memelihara dan melestarikan kesenian tradisional yang di wariskan

secara turun temurun. Karena di dalam kesenian tradisional ini

terkandung nilai-nilai kebaikan

Upaya dalam melestarikan kesenian tradisional daerah, sebagai

orang tua memberi motivasi terhadap anaknya untuk mempelajari

kesenian tradisional seperti kesenian Biduk Sayak. Agar kesenian ini

memiliki generasi penerus dan bisa berkembang hingga masa akan

Page 67: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

56

datang, kalau tidak kesenian ini akan meredup oleh perkembangan

zaman.66

Usaha dalam melestarikan kesenian Biduk Sayak agar tidak

hilang oleh perkembangan zaman masa sekarang ini, kaum muda-mudi

di desa Lubuk Sepuh harus mempelajari dan mengembangkan

kesenian yang penuh dengan nilai-nilai sejarah dan kebaikan yang

merupakan patokan sejauh mana kemajuan kesenian nenek moyang

kita dahulu, dan tidak menilai kesenian merupakan kesenian yang kuno

atau ketinggalan zaman.67

Untuk mengatasi masalah pelestarian kesenian Biduk Sayak,

masyarakat harus mendirikan kembali sanggar dan aktif dalam

kegiatan sanggar sebagai wadah untuk berlatih, agar seni ini bisa

berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas, walaupun itu

merupakan partisipasi masyarakat setempat.68

Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwa beberapa

upaya yang dilakukan penggiat seni di Desa Lubuk Sepuh adalah

mengajak dan memberi penyuluhan kepada masyarakat untuk bisa

mengetahui betapa pentingnya mempelajari kesenian tradisional dan

dorongan orang tua sangat diperlukan dalam melestarikan kesenian ini,

66

R.Samar, tokoh masyarakat, 2016 67

Abu bakar, pelatih seni, 2015 68

Safi‟i,ketua pemuda,2015

Page 68: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

57

serta minat yang kuat dari kaum muda-mudi untuk melestarikan

kesenian Biduk Sayak agar tidak punah oleh perkembangan zaman.

Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh pelatih seni agar

kesenian Biduk Sayak diminati oleh kaum muda-mudi dan anak-anak

adalah mengubah arah perkembangan seni tradisional yang seharusnya

menuju kearah penyesuaian dengan tuntunan perkembangan zaman

sering dikelirukan dengan sekedar mengembangkan sebagaimana

adanya kesenian kesenian itu berlangsung dari waktu ke waktu.

Bahkan ada yang terus mengembangkan dengan berupaya

menyamakan dengan kondisi pada awal kelahirannya. Untuk

kepentingan penyelidikan dan konservasi hal tersebut diperbolehkan,

tetapi kalau untuk keperluan perkembangan maka garaplah kesenian

Biduk Sayak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang secara

lahir dan batin dengan tetap mempertahankan hal-hal yang

mengandung kekhasan biduk sayak tanpa merubahnya hingga benar-

benar menjadi berbeda.

2. Upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam meningkatkan

eksistensi kesenian Biduk Sayak di Desa Lubuk Sepuh

Wawancara peneliti dengan kepala desa Lubuk Sepuh menjelaskan yang

harus di lakukan pemerintah untuk mengatasi kendal-kendala di atas adalah:

a. Memperluas kesempatan masyarakat menikmati kesenian tradisional

sehingga tumbuh sikap positif dan apresiasi yang timbul terhadap kesenian

Page 69: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

58

tradisional dan memahami nilai yang di kandungnya untuk kepentingan

perkembangan jati diri dan ketahanan budaya.

b. Membina dan mengembangkan kreativitas kesenian serta mendorong

tumbuhnya daya cipta seniman dan budayawan dan pelaku seni lainnya,

seperti pertukaran seni budaya antar daerah, pertemuan antar seniman dan

budayawan festival serta pagelaran kesenian dan kebudayaan daerah.

c. Menggali dan membina kesenian tradisional dan budaya daerah yang di

miliki Kabupaten Sarolangun.

d. Mendirikan dan menyempurnakan sarana dan pra sarana, seperti gedung

aila seni dan peralatan.

e. Mendorong dan membantu upaya-upaya pengembangan sumber daya

manusia yang dapat mendukung pembinaan dan pengembangan kesenian

tradisional.

f. Mengadakan /mengikuti festival atau pagelaran kesenian yang

dilaksanakan di dalam maupun di luar daerah, berupaya untuk sebagai

motivasi kreatifitas seni tradisional.

g. Mengangkat kesenian tradisional yang telah menjadi bagian dari

kehidupan masyarakat seperti kesenian Biduk Sayak menjadi kesenian

tradisional yang potensial.

Dapat diketahui bahwa upaya-upaya pemerintah melestarikan dan

pengembangan kesenian tradisional dapat berlangsung apabila masyarakat dan

pemerintah bisa bekerja sama untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian

tradisional. Hal ini karena dalam pelestarian dan pengembangan tidak bisa

Page 70: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

59

menjadi tanggung jawab satu kelompok melainkan tanggung jawab dari semua

pihak, seperti dinas pendidikan, dinas kebudayaan, dinas pariwisata dan

masyarakat. Apabila upaya ini bisa terlaksana dengan baik besar kemungkinan

kesenian tradisional daerah bisa berkembang dengan baik dan tidak akan punah

oleh perkembangan zaman.

Selain dari usaha-usaha di atas yang harus dilakukan untuk melestarikan

kesenian Biduk Sayak adalah adanya kerja sama antara budayawan, tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pemerintah dan seniman, agar seni ini bisa

eksis di Kabupaten Sarolangun, Desa Lubuk Sepuh.69

69

H.ichsan Ilyas, Kepala desa Lubuk Sepuh,

Page 71: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis kumpulkan pada bab-bab terdahulu, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Biduk Sayak merupakan keberagaman kesenian yang perlu dipelihara dan

dipertahankan keberadaannya, karena kesenian Biduk Sayak merupakan

sebuah seni yang menggambarkan bagaimana tatanan kehidupan serta adat

istiadat daerah. Kesenian tradisional Biduk Sayak adalah pertunjukkan

seni berupa saling berbalas pantun yang diiringi oleh alat musik tradisional

dan juga menampilkan tarian daerah yang dibawakan oleh penari muda-

mudi. Kesenian Biduk Sayak merupakan seni tradisional yang sukar

berkembang, karena di lihat dari perkembangannya dari masa kemasa

kurang diminati oleh masyarakat terutama pada masa sekarang. Biasanya

biduk sayak ditampilkan ketika acara adat, pernikahan, peresmian tempat,

penyambutan tamu dan beberapa acara penting lainnya sebagai hiburan.

Pengaruh Islam dalam biduk sayak dilihat dari beberapa aspek,

yaitu busana, gerak tari, dan ritual. Biasanya dalam penampilan penari

biduk sayak, busana yang digunakan adalah busana tari yang tertutup, bagi

perempuan menggunakan baju kurung dan rok serta jilbab, dan laki-laki

biasanya baju teluk belango dan peci dilengkapi dengan beberapa atribut

Page 72: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

61

tari. pada gerakan tari pun, jika dalam tarian yang berpasangan, gerak

antara laki-laki dan perempuan dibatasi, dan tidak ada gerakan

bersentuhan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan norma agama

dan adat. Pada aspek ritual pun, sebelum pertunjukkan dimulai, biasanya

para pemain berdoa terlebih dahulu, agar diberikan keselamatan dan

kelancaran dalam pertunjukkan, hal ini menggambarkan bahwa pemain

memiliki jiwa religious yang tinggi.

2. Kendala perkembangan kesenian Biduk Sayak disebabkan oleh kurangnya

kecintaan generasi muda sekarang terhadap warisan budaya nenek

moyang, belum adanya penerus yang benar-benar berminat untuk ikut

serta menjadi pemain biduk sayak. Meskipun alat musiknya masih ada,

tetapi generasi penerus belum ada yang mampu memainkan alat musiknya

sebagai pengiring biduk sayak. padahal kesenian ini merupakan kesenian

asli daerah yang perlu dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat

luar. Selain itu usaha dari masyarakat untuk mengembangkan kembali seni

ini sepertinya belum terlihat. Dan kurangnya perhatian pemerintah

setempat terhadap seni ini juga termasuk kendala, jarangnya acara yang

diadakan pemerintah yang menampilkan kesenian biduk sayak membuat

kesenian biduk sayak belum mampu berkembang lebih luas, karena selama

ini biduk sayak masih berada dalam lingkup antar desa. Tidak adanya

dukungan dan perhatian pemerintah terhadap sanggar kesenian biduk

sayak, yaitu tidak ada kunjungan rutin yang menanyakan perkembangan

sanggar, tidak adanya bantuan alat musik atau perlengkapan pertunjukkan

Page 73: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

62

dari pemerintah. Selama ini sanggar seni biduk sayak merupakan usaha

pribadi masyarakat yang memiliki kesadaran untuk menjaganya. Serta

jarang sekali pemerintah mengundang dan menjadikan kesenian biduk

sayak sebagai acara hiburan dalam kegiatan pemerintah.

3. Adapun upaya-upaya yang di lakukan oleh masyarakat dan pemerintah

untuk mempertahankan eksistensi kesenian tradisional biduk Sayak adalah

memperkenalkan kepada masyarakat betapa pentingnya memelihara

kesenian tradisional seperti Biduk Sayak yang merupakan warisan yang

diwariskan secara turun temurun.

Mengajak dan memotivasi setiap lapisan masyarakat untuk ikut

terlibat dalam kegiatan sanggar biduk sayak, sehingga menambah minat

generasi muda untuk berlatih berbiduk sayak dan memainkan alat

musiknya.

Melakukan pertunjukkan biduk sayak secara berkala, agar mendapat

perhatian khusus dari pemerintah karena kegigihan penggiat seni serta

pemerintah mengupayakan biduk sayak sebagai materi muatan lokal di

sekolah dan pemerintah mengundang biduk sayak dalam acara formal

sebagai hiburan tradisional.

Memperluas kesempatan masyarakat menikmati kesenian

tradisional sehingga tumbuh sikap positif dan apresiasi yang timbul

terhadap kesenian tradisional dan memahami nilai yang di kandungnya

untuk kepentingan perkembangan jati diri dan ketahanan budaya.

Page 74: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

63

Membina dan mengembangkan kreativitas kesenian serta

mendorong tumbuhnya daya cipta seniman dan budayawan dan pelaku

seni lainnya, seperti pertukaran seni budaya antar daerah, pertemuan antar

seniman dan budayawan festival serta pagelaran kesenian dan kebudayaan

daerah.

Menggali dan membina kesenian tradisional dan budaya daerah yang di

miliki Kabupaten Sarolangun.

Mendirikan dan menyempurnakan sarana dan pra sarana, seperti

gedung aila seni dan peralatan.

Mendorong dan membantu upaya-upaya pengembangan sumber

daya manusia yang dapat mendukung pembinaan dan pengembangan

kesenian tradisional.

Mengadakan /mengikuti festival atau pagelaran kesenian yang

dilaksanakan di dalam maupun di luar daerah, berupaya untuk sebagai

motivasi kreatifitas seni tradisional.

Mengangkat kesenian tradisional yang telah menjadi bagian dari

kehidupan masyarakat seperti kesenian Biduk Sayak menjadi kesenian

tradisional yang potensial.

B. Saran - saran

Dari beberapa permasalahan yang penulis lakukan di atas, maka

tertuanglah beberapa saran – saran antara lain :

Page 75: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

64

1. Kepada pemerintah Daerah Sarolangun untuk turut serta melestarikan

kesenian tradisional daerah secara serius khusunya pada Kesenian

Biduk Sayak di desa Lubuk Sepuh. Melakukan perekaman pada setiap

pertunjukkan biduk sayak untuk selanjutnya dipublikasikan melalui

website pemerintah, televisi dan iklan potensi daerah.

2. Memprogram biduk sayak sebagai kesenian khas daerah dan

memfasilitasi biduk sayak ke industri musik untuk rekaman secara

khusus, selain menyebarluaskan biduk sayak dengan tampilan yang

lebih menarik berupa rekaman, hasil rekaman yang diperbanyak dan

diperjual belikan mampu memberikan pengaruh finansial penggiat seni

sehingga mereka merasa menjaga dan melestarikan kesenian daerah

juga dapat membiayai kehidupan sehari-hari. Selain itu, kemudahan

dalam mengakses internet dapat juga membantu untuk

memperkenalkan biduk sayak ke masyarakat lebih luas dengan

masukkan nya kedalam konten youtube. sehingga dalam pencarian

kesenian tradisional Jambi, biduk sayak dapat muncul dalam pencarian

tersebut.

3. Kepada pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk

mensosialisasikan kesenian tradisional khususnya Biduk Sayak di

Desa Lubuk Sepuh yang memiliki nilai-nilai islam dan ilmu

pengetahuan.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Page 76: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kab. Sarolangun, Katalog BPS :Kecamatan Pelawan

dalam Angka 2013, No. Publikasi 15030. 1210

Endraswara, Suwardi. 2013.Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model,

Teori, dan Aplikasi. Center for Academic Publishing Service (CAPS)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Jakarta: Balai Pustaka

Hasan, Iqbal . 2006. Analisis Data Penelitian dengan Analisis Statistik, Jakarta:

Bumi Aksara

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika.

H. Hasip Kalimudin Syam Datuk Setio Agamo. 2013. Seni dan Budaya Adat

Jambi, jilid V, Jambi: Lembaga Adat Propinsi Jambi.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT Rineka cipta

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi, Jakarta: UI-Press.

Page 77: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

57

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mukhtar. 2013, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta:

Referensi.

Maram,Rafael Raga.2007. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasr, Sayyed Hossein. (terj. Afif Muhammad). 1933. Spiritualitas dan Seni

Islam. Bandung: Mizan

Rizali, Nanang. 2012. Kedudukan Seni Dalam Islam. TSAQAFA: Jurnal Kajian

Seni Budaya Islam Yogyakarta: Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP

Muhammadiyah

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: Lkis.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan tentang Al-Qur’an. Bandung: Mizan

Subagyo, Joko. P. 2004. Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono.2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D,Bandung:

Alfabeta.

Sulasman, dan Setia Gumilar. 2013. Teori- Teori Kebudayaan dari Teori Hingga

Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia

Page 78: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

Tim Lembaga Research Kebudayaan Nasional (LRKN)-LIPI. 1986. Kapita

Selekta Manifestasi Budaya Indonesia. Bandung: ALUMNI

Usman, Husaini & Akbar, Purnomo Setiady. 2009. Metode Penelitian Sosial,

Edisi ke Dua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wasito, Hermawan. 1997. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Tim Penyusun.1973. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: KANISIUS

Sumber Internet;

https://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensi (diakses pada Rabu, 8 November 2017,

pukul 11.30 WIB).

https://sarolangunkab.bps.go.id diakses pada 20 Oktober 2015

https://www.tempolagu.com. diakses pada 17 Oktober 2016. pukul 14.30 WIB

Page 79: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

No TEKNIK KATEGORI SUB PERTANYAAN

1 Wawancara Sejarah dan

Deskripsi

1. Apa itu Biduk Sayak?

2. kapan mulai dikenalnya

ada biduk sayak?

3. Bagaimana bentuk

pertunjukkan biduk sayak?

4. apa saja yang ditampilkan

ketika biduk sayak

dilaksanakan?

5. apa saja pantun yang

dimainkan dalam biduk

sayak?

6. tarian apa yang

mengiringinya?

7. apa makna tarian tersebut?

8. apa saja alat musik yang

digunakan?

2 WAWANCARA DAN

PENGAMATAN

Unsur islam

dalam

pertunjukkan

1. apakah ada unsure islam

yang terkandung dalam

pertunjukkan tradisional

ini?

Page 80: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

2. apa saja unsur islam yang

terkandung dalam

pertunjukkan Biduk Sayak

ini?

3 WAWANCARA Eksistensi

kesenian

tradisional

Biduk sayak

1. bagaimana keberadaan

biduk sayak saat ini?

2. apa faktor yang

menyebabkan biduk sayak

masih bertahan/tidak

bertahan?

3. bagaimana peran

masyarakat dan pemerintah

dalam menjaga eksistensi

Biduk Sayak?

3 DOKUMENTASI Kajian

pendukung

1. Alat music

2. pertunjukkan Biduk Sayak

4 DOKUMENTASI

DAN WAWANCARA

Struktur

Sosial

Masyarakat

1. Bagaimana sejarah dan

geografi desa Lubuh

Sepuh?

2. Berapa jumlah penduduk

desa Lubuk Sepuh?

3. Bagaimana keadaan

Page 81: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

masyarakat beragama desa

Lubuk Sepuh?

4. Bagaimana mata

pencaharian masyarakat

Desa Lubuk Sepuh?

Page 82: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

DATA INFORMAN

Nama : H. Ichsan Ilyas

Umur : 46 tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Lubuk Sepuh

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : Abu Bakar

Umur : 48 tahun

Pekerjaan : Tani/ Pemilik Sanggar Lubuk Olang Menari

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : Zulfikar

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Tani/Tokoh Adat

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : Syafi‟i

Umur : 53 tahun

Pekerjaan : Tani/Masyarakat setempat

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : M. Rusli

Page 83: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

Umur : 46 tahun

Pekerjaan : Tani/ masyarakat setempat

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : As‟at

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Tani/ tokoh masyarakat

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : Aina

Umur : 44 tahun

Pekerjaan : pelatih tari

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Nama : M. Atik

Umur : 46 tahun

Pekerjaan : Pegawai desa/ tokoh masyarakat

Alamat : Desa Lubuk Sepuh

Page 84: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

DOKUMENTASI

Gambar I : Gendang Kulit

Gambar 2 : Gitar tradisional

Page 85: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

Gambar 3 : Rebana dan Biola

Gambar 4 : Gong dan Gendang Kecil

Page 86: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

Gambar 5 : Speaker pengeras suara

Gambar 6 : Sanggar Seni Lubuk Olang Menari Desa Lubuk Sepuh

Page 87: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

Gambar 7 : Pelaku seni, Pemilik sanggar dan tokoh adat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Sony Triatmaja

Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 29 September 1991

Alamat : Jalan Ki Bajuri Lorong Cempaka

Nomor Kontak : 0823 7628 5452

Page 88: EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BIDUK SAYAK DI DESA …

Pendidikan

1997-2003 SD Negeri 78 Pasir Putih Jambi

2003-2006 MTs Ar-Risalah Slahung Ponorogo

2006-2009 MA Ar-Risalah Slahung Ponorogo

2011-2018 UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Jambi, Oktober 2018

Penulis

Sony Triatmaja

NIM. AS 111010