1
Tomat Tangerine Lebih Berkhasiat 6 Planet Baru Ditemukan 22 MINGGU, 6 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA E KSPLOR ASI EKSPEDISI BIOTEK SPACE COM TOMAT tangerine, dinamakan demikian karena warna jingga- nya dan rasanya sedikit lebih manis daripada tomat merah biasa. Selain warnanya yang me narik dan rasanya yang enak, ada alasan lain untuk mencoba mencicipi buah ini. Sebuah penelitian yang dipim- pin Betty J Burri, ahli kimia dari Agricultural Research Service dan Betty K Ishida, ahli biologi dari ARS, keduanya bermar- kas di California, menemukan bukti baru bahwa tomat tanger- ine ini mempunyai kandungan lycopene, jenis antioksidan yang kuat, lebih banyak daripada tomat merah biasa. Lycopene ini juga sebagai pig- men yang memberikan warna merah pada buah tomat. Sa- ngat bermanfaat menetralkan radikal bebas yang merusak sel di dalam tubuh. Menurut pene- litian, lycopene juga sangat ber- manfaat untuk kesehatan jan- tung, prostat, dan pankreas. Perbedaan tomat tangerine dan tomat merah terletak pada bentuk susunan lycopene-nya. Susunan trans-lycopene me- rangkai sebagian besar lycopene pada tomat merah biasa. Seba- liknya, sebagian besar lycopene pada tomat tangerine adalah tetra-cis-lycopene. Para peneliti dari California dan peneliti dari Ohio menun- jukkan bahwa tetra-cis-lycopene tomat tangerine lebih efisien diserap oleh tubuh manusia daripada trans-lycopene dari tomat merah. Pada eksperimen, sebanyak 21 sukarelawan laki-laki dan pe rempuan bertubuh sehat diminta tidak memakan tomat segar, produk tomat, atau ma- kanan lain yang kaya akan lycopene selain yang disediakan peneliti. Darah mereka dianali- sis setiap minggunya untuk melihat tingkat lycopene dengan alat laboratorium standar yang dikenal dengan high-performance liquid chromatograph. Hasil analisis mengindikasi- kan bahwa tingkat lycopene relatif meningkat untuk mereka yang diukur sebelum dimulai- nya makan siang dengan saus tomat. Tingkat lycopene total mening- kat lebih sering setelah pem- berian tomat tangerine dari- pada setelah pemberian tomat merah. (Agricultural Research Magazine/*/M-1) USDA LENSA BISNIS DI tengah teriknya siang, pada Kamis (27/1), mana- jemen Prime Plaza Hotels & Resorts berkunjung ke Makna Bakti di Jl Dakota V Kebon Kosong, Kema- yoran, Jakarta. Perjalanan Prime Plaza yang ditempuh dengan melewati perumah- an kumuh dan tumpukan sampah itu disambut Makno Suyitno, pendiri Makna Bakti. Di lokasi, Prime Plaza bertemu para lansia yang dilatih untuk selalu bergerak dan berpikir. Dampaknya mereka menjadi lebih sehat, senang, dan tidak cepat pikun. Makna Bakti kini menaungi 65 anak cacat dan 42 anak yatim lengkap dengan TK, SLB, dan SMP. Mereka sekaligus senantiasa memberikan nasi dan lauk pauk ala kadarnya bagi 200–300 lansia setiap minggunya. Kunjungan Sosial Prime Plaza Hotel SEBAGAI bagian dari rangkaian road show memperkenalkan fa- silitas pelayanan serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan para dok- ter mengenai penanganan osteoartritis, RS Premier Bintaro bekerja sama dengan IDI Cabang Ka- bupaten Bogor menggelar Simposium Ilmiah bertajuk Penanganan Ostearthritis Terpadu pada 22 Januari 2011 di Botanical Square, Bogor, Jawa Barat. Simpo- sium itu menampilkan sejumlah pembicara dari RS Premier Bintaro, di antaranya Dr Andito Wibisono SpOT, Dr Moh Azwar SpPD (konsultan reumatologi), dan Dr Jony Sieman SpRM. Siposium itu dihadiri 275 dokter, baik umum maupun dokter spesialis. Simposium Ilmiah di RS Premier Bintaro PERJALANAN yang dila- lui Hotel Savoy Homann bersama Grup Bidakara telah genap berusia 11 tahun, tepatnya pada 22 Januari 2011. Kemajuan dan peningkatan kualitas pelayanan selalu men- jadi hal utama bagi Savoy Homann. Untuk mem- peringati HUT tersebut, manajemen hotel meng- adakan rangkaian acara pada 21–23 Januari 2011. itu diawali dengan program CSR berupa donor darah yang diperuntukkan masyarakat di sekitar. Dilanjutkan dengan tausiah dan syukuran dan Touring Rolling Thunder oleh Savoy Homann Rider Club. Rangkaian HUT Hotel Savoy Homann Bidakara itu diakhiri dengan Family Fun Bike pada Minggu, 23 Januari 2011. HUT Savoy Homann Bidakara Hotel NATURE PENELITI yang mempelajari bukti-bukti genetik menemu- kan sebuah spesies baru seri- gala yang hidup di Afrika. Para peneliti membuktikan hewan misterius ini, yang disebut serigala mesir dan sering kali tertukar dengan serigala emas, sebetulnya tidak termasuk subspesies seri- gala. Penelitian, yang di- lakukan tim peneliti dari beberapa universitas, yaitu Oxford University’s Wildlife Conservation Re- search Unit (WildCRU), University of Oxford, dan Addis Ababa University, menunjukkan bahwa serigala abu-abu ada di Afrika sejak sekitar 3 juta tahun silam de- ngan cara menyebar di belahan bumi utara. Serigala baru itu relatif mirip dengan serigala abu-abu holarctic yang tinggal di Eropa Utara dan Asia utara, serigala india, dan serigala himalaya. Profesor David Macdonald, penulis yang juga Direktur Oxford University’s WildCRU mengatakan penemuan seekor serigala di Afrika bukan hanya menjadi berita baik, melainkan juga meningkatkan rasa ingin tahu mengenai bagaimana serigala afrika spesies baru itu berkembang dan hidup berdampingan dengan serigala emas dan serigala langka di Etiopia. Tim peneliti juga mene- mukan spesimen yang secara genetik sangat mirip dengan serigala baru ini di dataran tinggi Etiopia, 2.500 km dari Mesir. Hal itu menunjukkan bahwa spesies baru tidak hanya ditemukan di Mesir. Profesor Afework Bekele dari Addis Ababa University menambah- kan, “Ini merupakan pe- tunjuk tentang bagaima- na teknik genetika dapat mengekspos keaneka- ragaman hayati yang tersembunyi di negara yang relatif belum diteli- ti, seperti Etiopia.” Serigala emas dianggap Per- satuan Internasional untuk Konservasi Alam belum teran- cam, tetapi serigala afrika yang baru ditemukan ini mungkin jauh lebih sedikit lagi jumlah- nya. (sciencedaily/*/M-1) Spesies Baru Serigala di Afrika UNIVERSITY OF OXFORD SEBUAH sistem solar, terma- suk enam planet yang menge- lilingi sebuah bintang pada jarak sekitar 2.000 tahun cahaya ditemukan baru-baru ini oleh para astronom. “Ini adalah planet terluar ter besar sejak penemuan 51 Pegasi b, planet luar pertama, pada 1995,” kata salah seorang peneliti, Jack Lissauer, dari NASA’s Ames Research Center di Moffett Field, California. Lissauer dan rekan peneliti- nya menggunakan data Kepler untuk menganalisis dinamika edar sistem Kepler-11 dan menentukan ukuran, massa, dan komposisi planet-planet tersebut. “Sistem planet itu dinilai tidak hanya menakjubkan, tapi juga memiliki kekuatan metode yang baru untuk mengukur massa planet,” kata Daniel Fabrycky, calon doktor di Uni- versity of California, Santa Cruz, yang ikut terlibat dalam penelitian ini. Jarak antarplanet berkisar dua hingga empat setengah kali ra- dius Bumi, dan massanya antara dua dan 13 kali massa Bumi. Lima di antara planet tersebut mengedari bintang dengan jarak edar lebih dekat dari jarak edar Merkurius terhadap Matahari. Planet terkecil memiliki massa 2,3 kali massa Bumi. Temuan ini merupa- kan penemuan per- tama dari data ter- akhir diluncurkan teleskop antariksa Kepler. Kepler telah menemukan sejumlah bukti dari tiga planet yang ada pada sistem tersebut, dan pada 9 Januari lalu tim peneliti telah mengumumkan bahwa mereka telah memberi tanda pada pla- net luar berbatu yang kemu- dian disebut Kepler-10. Periode orbit lima planet kurang dari 50 hari (antara 10 dan 47 hari), yang artinya bila diterapkan pada sistem solar kita, kelima planet tersebut dan garis edar mereka ada di dalam orbit Mekurius. Planet keenam memiliki mas- sa yang belum bisa ditentukan, tapi kelihatannya berukuran lebih besar daripada lima planet lainnya. (bbc/space/*/M-1)

EKSPEDISI 6 Planet Baru Ditemukan - ftp.unpad.ac.id · Susunan trans-lycopene me-rangkai sebagian besar lycopene pada tomat merah biasa. Seba- ... adakan rangkaian acara pada 21–23

  • Upload
    leanh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSPEDISI 6 Planet Baru Ditemukan - ftp.unpad.ac.id · Susunan trans-lycopene me-rangkai sebagian besar lycopene pada tomat merah biasa. Seba- ... adakan rangkaian acara pada 21–23

Tomat Tangerine Lebih Berkhasiat

6 Planet Baru Ditemukan

22 MINGGU, 6 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAEKSPLORASIEKSPEDISI

BIOTEK

SPACE COM

TOMAT tangerine, dinamakan demikian karena warna jingga-nya dan rasanya sedikit lebih manis daripada tomat merah biasa. Selain warnanya yang me narik dan rasanya yang enak, ada alasan lain untuk men coba mencicipi buah ini. Sebuah penelitian yang dipim-pin Betty J Burri, ahli kimia dari Agricultural Research Service dan Betty K Ishida, ahli biologi dari ARS, keduanya bermar-kas di California, menemukan bukti baru bahwa tomat tanger-ine ini mempunyai kandungan lycopene, jenis antioksidan yang kuat, lebih banyak daripada tomat merah biasa.

Lycopene ini juga sebagai pig-men yang memberikan warna merah pada buah tomat. Sa-ngat bermanfaat menetralkan radikal bebas yang merusak sel di dalam tubuh. Menurut pene-litian, lycopene juga sangat ber-manfaat untuk kesehatan jan-tung, prostat, dan pan kreas.

Perbedaan tomat tangerine dan tomat merah terletak pada bentuk susunan lycopene-nya. Susunan trans-lycopene me-rangkai sebagian besar lycopene pada tomat merah biasa. Seba-liknya, sebagian besar lycopene pada tomat tangerine adalah tetra-cis-lycopene.

Para peneliti dari California dan peneliti dari Ohio menun-jukkan bahwa tetra-cis-lycopene tomat tangerine lebih efisien

diserap oleh tubuh manusia daripada trans-lycopene dari tomat merah.

Pada eksperimen, sebanyak 21 sukarelawan laki-laki dan pe rempuan bertubuh sehat diminta tidak memakan tomat segar, produk tomat, atau ma-kanan lain yang kaya akan lycopene selain yang disediakan peneliti. Darah mereka dianali-sis se tiap minggunya untuk melihat tingkat lycopene dengan alat la bo ratorium standar yang dikenal dengan high-performance li quid chromatograph.

Hasil analisis mengindikasi-kan bahwa tingkat lycopene relatif meningkat untuk mereka yang diukur sebelum dimulai-nya makan siang dengan saus tomat.

Tingkat lycopene total mening-kat lebih sering setelah pem-berian tomat tangerine dari-pada setelah pemberian tomat merah. (Agricultural Research Magazine/*/M-1)

USDA

LENSA BISNIS

DI tengah teriknya siang, pada Kamis (27/1), mana-jemen Prime Plaza Hotels & Resorts berkunjung ke Makna Bakti di Jl Dakota V Kebon Kosong, Kema-yoran, Jakarta. Perjalanan Prime Plaza yang ditempuh dengan melewati perumah-an kumuh dan tumpukan sampah itu disambut Makno Suyitno, pendiri Makna Bakti. Di lokasi, Prime Plaza bertemu para lansia yang dilatih untuk selalu bergerak dan berpikir. Dampaknya mereka menjadi lebih sehat, senang, dan tidak cepat pikun. Makna Bakti kini menaungi 65 anak cacat dan 42 anak yatim lengkap dengan TK, SLB, dan SMP. Mereka sekaligus senantiasa memberikan nasi dan lauk pauk ala kadarnya bagi 200–300 lansia setiap minggunya.

Kunjungan Sosial Prime Plaza HotelSEBAGAI bagian dari rangkaian road show memperkena lkan fa-silitas pelayanan serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan para dok-ter mengenai penanganan osteoartritis, RS Premier Bintaro bekerja sama de ngan IDI Cabang Ka-bupaten Bogor menggelar Simposium Ilmiah bertajuk Penanganan Ostearthritis Terpadu pada 22 Januari 2011 di Botanical Square, Bogor, Jawa Barat. Simpo-sium itu menampilkan sejumlah pembicara dari RS Premier Bintaro, di antaranya Dr Andito Wibisono SpOT, Dr Moh Azwar SpPD (konsultan reumatologi), dan Dr Jony Sieman SpRM. Siposium itu dihadiri 275 dokter, baik umum maupun dokter spesialis.

Simposium Ilmiah di RS Premier Bintaro

PERJALANAN yang dila-lui Hotel Savoy Homann bersama Grup Bidakara telah genap berusia 11 tahun, tepatnya pada 22 Januari 2011. Kemajuan dan peningkatan kualitas pelayanan selalu men-jadi hal utama bagi Savoy Homann. Untuk mem-peringati HUT tersebut, manajemen hotel meng-adakan rangkaian acara pada 21–23 Januari 2011. itu diawali dengan program CSR berupa donor darah yang diperuntukkan masyarakat di sekitar. Dilanjutkan dengan tausiah dan syukuran dan Touring Rolling Thunder oleh Savoy Homann Rider Club. Rangkaian HUT Hotel Savoy Homann Bidakara itu diakhiri dengan Family Fun Bike pada Minggu, 23 Januari 2011.

HUT Savoy Homann Bidakara Hotel

NATURE

PENELITI yang mempelajari bukti-bukti genetik menemu-kan sebuah spesies baru seri-gala yang hidup di Afrika. Para peneliti membuktikan hewan misterius ini, yang disebut serigala mesir dan sering kali tertukar dengan serigala emas, sebetulnya tidak termasuk subspesies seri-gala.

Penelitian, yang di-lakukan tim peneliti dari beberapa universitas, yaitu Oxford University’s Wildlife Conservation Re-search Unit (WildCRU), University of Oxford, dan Addis Ababa University, menunjukkan bahwa serigala abu-abu ada di Afrika sejak sekitar 3 juta tahun silam de-ngan cara menyebar di belahan bumi utara. Serigala baru itu relatif mirip dengan serigala abu-abu holarctic yang tinggal

di Eropa Utara dan Asia utara, serigala india, dan serigala himalaya.

Profesor David Macdonald, penulis yang juga Direktur Oxford University’s WildCRU mengatakan penemuan seekor

serigala di Afrika bukan hanya menjadi berita baik, melainkan juga meningkatkan rasa ingin tahu mengenai bagaimana serigala afrika spesies baru itu berkembang dan hidup berdampingan dengan serigala emas dan serigala langka di

Etiopia. Tim peneliti juga mene-mukan spesimen yang secara genetik sangat mirip dengan serigala baru ini di dataran tinggi Etiopia, 2.500 km dari Mesir. Hal itu menunjukkan bahwa spesies baru tidak hanya

ditemukan di Mesir. P ro f e s o r A f e w o r k

Bekele dari Addis Ababa University menambah-kan, “Ini merupakan pe-tunjuk tentang bagaima-na teknik genetika dapat mengekspos keaneka-ragaman hayati yang tersembunyi di negara yang relatif belum diteli-

ti, seperti Etiopia.” Serigala emas dianggap Per-

satuan Internasional untuk Konservasi Alam belum teran-cam, tetapi serigala afrika yang baru ditemukan ini mungkin jauh lebih sedikit lagi jumlah-nya. (sciencedaily/*/M-1)

Spesies Baru Serigala di Afrika

UNIVERSITY OF OXFORD

SEBUAH sistem solar, terma-suk enam planet yang me nge-lilingi sebuah bintang pada ja rak sekitar 2.000 tahun cahaya ditemukan baru-baru ini oleh para astronom.

“Ini adalah planet terluar ter besar sejak penemuan 51 Pegasi b, planet luar pertama, pada 1995,” kata salah seorang peneliti, Jack Lissauer, dari NASA’s Ames Research Center di Moffett Field, California.

Lissauer dan rekan peneliti-nya menggunakan data Kepler untuk menganalisis dinamika edar sistem Kepler-11 dan me nentukan ukuran, massa,

dan komposisi planet-planet tersebut.

“Sistem planet itu dinilai tidak hanya menakjubkan, tapi juga memiliki kekuatan metode yang baru untuk mengukur massa planet,” kata Daniel Fabrycky, calon doktor di Uni-versity of California, Santa Cruz, yang ikut terlibat dalam penelitian ini.

Jarak antarplanet berkisar dua hingga empat setengah kali ra-dius Bumi, dan massanya antara dua dan 13 kali massa Bumi. Lima di antara planet tersebut mengedari bintang dengan jarak edar lebih dekat dari jarak edar

Merkurius terhadap Matahari. Planet terkecil memiliki massa 2,3 kali massa Bumi.

Temuan ini merupa-kan penemuan per-tama dari data ter-akhir diluncurkan teleskop antariksa Kepler. Kepler telah menemukan sejumlah bukti dari tiga planet yang ada pada sistem tersebut, dan pada 9 Januari lalu tim peneliti telah meng umumkan bahwa mereka telah memberi tanda pada pla-net luar berba tu yang kemu-dian disebut Kepler-10.

Periode orbit lima planet ku rang dari 50 hari (antara 10 dan 47 hari), yang artinya bila diterapkan pada sistem solar kita, kelima planet tersebut dan garis edar mereka ada di dalam orbit Mekurius.

Planet keenam memiliki mas-sa yang belum bisa ditentu kan, tapi kelihatannya berukuran lebih besar daripada lima pla net lainnya. (bbc/space/*/M-1)