Upload
vunhu
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN
EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII
SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
DEVID AGUS HARTATO
A 410 090 225
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI
DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4
SURAKARTA
Oleh
Devid Agus Hartato1, Sri Sutarni2. 1Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2Staf Pengajar UMS Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis :(1) perbedaan
hasil belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran heuristik dan ekspositori, (2) apakah ada perbedaan hasil belajar matematika
ditinjau dari keaktifan belajar siswa, (3) adakah interaksi metode pembelajaran Heuristik,
metode pembelajaran Ekspositori, dan keaktifan siswa terhadap hasil belajar matematika.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode test dan
metode dokumentasi. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Anava dua jalur dengan sel tidak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Dari analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama pada α = 5% diperoleh
: (1) Fhitung = 5,397 < Ftabel = 4,01 ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara
siswa yang diajar dengan metode pembelajaran heuristik dan metode pembelajaran
ekspositori, (2) Fhitung = 4,199 > Ftabel = 3,16 sehingga ada perbedaan prestasi belajar yang
signifikan ditinjau dari keaktifan belajar siswa, (3) Fhitung =0,152 < Ftabel = 3,16 sehinga
tidak ada interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan keaktifan siswa
terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode heuristik dengan siswa
yang diberi pengajaran dengan metode ekspositori, ada perbedaan prestasi belajar ditinjau
dari keaktifan siswa, tidak ada interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan
keaktifan nterhadap prestasi belajar.
Kata kunci : Pembelajaran, heuristik, ekspositori, keaktifan
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang ( UUR.I.
No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal 1). Dengan usaha sadar dimaksudkan, bahwa pendidikan
dilaksanakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh,
berdasarkan pemikiran rasional-obyektif. Berpikir rasional adalah berpikir menggunakan
nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual. Berpikir rasional dipakai bila
kita ingin maju dan ingin mempelajari ilmu.
Cara mengajar yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
dalam pembelajaran. Penggunaan metode mengajar yang tepat dapat menentukan keefektifan
serta keefisienan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak harus
terpaku dengan menggunakan satu metode, guru dapat menggunakan metode yang bervariasi
agar jalannya pembelajaran tidak membosankan, tetapi menarik peserta didik untuk lebih
antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengajaran
matematika dengan menggunakn metode pembelajaran Heurisik dan Ekpositori ditinjau dari
keaktifan belajar siswa.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimentasi yaitu penelitian yang dilakukan
dengan sengaja untuk mengusahakan timbulnya variabel-variabel, dalam hal ini adalah
penerapan metode pembelajaran Heuristik, metode pembelajaran Ekspositori dan Keaktifan
belajar siswa, untuk selanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnya terhadap variabel yang
lain yaitu hasil belajar matematika siswa. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu
masing-masing kelas dipastikan memiliki kemampuan awal yang sama. Selanjutnya kedua
kelas dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar
matematika setelah mendapat perlakuan.
Menurut Djam’an (2011:46) “Populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang
berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memahami syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester
genap SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
Menurut Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil siswa sebanyak dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran heuristic dan kelas kontrol dalam metode pembelajaran ekspositori,
Menurut Djam’an (2011: 47) “Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan
observasi”. Menurut Djam’an (2011: 67) random sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut.. Dalam random sampling, semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-
sendiri atau bersama–sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Dalam proses penelitian ini, pengambilan sampling secara random dilakukan dengan
cara undian dari sampel-sampel yang telah ada untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hasilnya adalah kelas VIII A sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII B sebanyak 31 siswa sebagai kelas kontrol
Sebelum diberikan perlakuan, dilakukan uji keseimbangan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai keadaan yang seimbang atau tidak, dengan
kata lain untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mean yang berarti kedua sampel
penelitian sama atau tidak. Statistik yang digunakan adalah uji t dengan bantuan SPSS
16.0
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data antara lain : Metode
Pokok yang terdiri dari metode tes, digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar
matematika siswa; metode angket. Menurut Sugiono (2011: 142) angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Metode angket digunakan untuk
mengumpulkan data keaktifan belajar matematika siswa. Bentuk angket yang digunakan
berupa pilihan ganda yaitu suatu bentuk angket dimana siswa memilih salah satu alternatif
jawaban yang sudah disediakan. ; metode bantu, yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Metode ini merupakan pengukuran data dengan cara mengambil
dokumen yang telah ada. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nama
siswa kelas VIII A dan kelas VIII B yang dijadikan sampel dan nilai rapor semester gasal
siswa kelas VIII A dan VIII B SMP Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
Hasil dan Pembahasan
Sebelum sampel diberikan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan
untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang
seimbang atau tidak. Nilai uji keseimbangan diambil dari nilai rapor semester ganjil bidang
studi matematika. Untuk kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol berjumlah
31 siswa. perhitungan uji keseimbangan menggunakan uji t dan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel
Ringkasan Uji Keseimbangan
Group Statistics
Kelas N Mean thitung
Std. Deviation Std. Error
Mean Nilai Kontrol 31 66.45 -1.454 3.811 .684
Eksperimen 31 67.77 3.334 .599
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = -1,454 dengan ttabel(0,025:60) = 2,299. Karena -
ttabel < thitung < ttabel maka dapat disimpulkan kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
kemampuan awal matematika yang seimbang sebelum dikenai perlakuan.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item soal tes. Rumus yang
digunakan adalah rumus korelasi Product Moment, item yang valid akan digunakan untuk
memperoleh data dari responden kelas kontrol dan eksperimen, sedangkan item yang tidak
valid tidak digunakan.
Nilai dari masing-masing item soal tes dibandingkan dengan nilai koefisien table N =
31 dengan tingkat signifikansi 5% sebesar 0,355. Selengkapnya ringkasan analisis validitas
item soal sebagai berikut :
Tabel
Uji Validitas Try Out Soal Tes Prestasi Siswa
No r11 rtabel Keterangan No r11 rtabel Keterangan 1 -0,252 0,355 Tidak Valid 9 0,407 0,355 Valid 2 -0,039 0,355 Tidak Valid 10 0,350 0,355 Tidak Valid 3 0,487 0,355 Valid 11 0,067 0,355 Tidak Valid 4 0,455 0,355 Valid 12 0,511 0,355 Valid 5 0,511 0,355 Valid 13 0,418 0,355 Valid 6 0,687 0,355 Valid 14 0,371 0,355 Valid 7 0,493 0,355 Valid 15 0,470 0,355 Valid 8 0,173 0,355 Tidak Valid
Hasil analisis item sebagaimana terlihat pada Tabel menunjukkan 10 soal dinyatakan
valid karena rxy > rtabel yaitu item nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 14 dan 15. item tidak valid
yaitu item nomor 1, 2, 8, 10 dan 11.
Validitas angket keaktifan belajar siswa dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moment. Nilai dari masing-masing item angket dibandingkan dengan nilai koefisien table
pada tingkat signifikansi 5% untuk N = 31 sebesar 0,355. Selengkapnya ringkasan validitas
angket adalah sebagai berikut :
Uji Validitas Angket Keaktifan Belajar Siswa
No. Item rxy rtabel Keterangan No.
Item rxy rtabel Keterangan
1 0,238 0,355 Tidak Valid 16 0,473 0,355 Valid 2 0,438 0,355 Valid 17 0,414 0,355 Valid 3 0,152 0,355 Tidak Valid 18 0,098 0,355 Tidak Valid 4 0,445 0,355 Valid 19 0,383 0,355 Valid 5 0,391 0,355 Valid 20 0,130 0,355 Tidak Valid 6 0,451 0,355 Valid 21 0,396 0,355 Valid 7 0,462 0,355 Valid 22 0,398 0,355 Valid 8 0,438 0,355 Valid 23 0,358 0,355 Valid 9 0,364 0,355 Valid 24 0,162 0,355 Tidak Valid 10 0,226 0,355 Tidak Valid 25 0,391 0,355 Valid 11 0,126 0,355 Tidak Valid 26 0,057 0,355 Tidak Valid 12 0,421 0,355 Valid 27 0,395 0,355 Valid 13 0,050 0,355 Tidak Valid 28 0,264 0,355 Tidak Valid 14 0,404 0,355 Valid 29 0,176 0,355 Tidak Valid 15 0,381 0,355 Valid 30 0,385 0,355 Valid
Hasil analisis item sebagaimana terlihat pada Tabel 4.3 menunjukkan 19 soal
dinyatakan valid karena rxy > rtabel yaitu item nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15, 16, 17, 19,
21, 22, 23, 25, 27, dan 30 item tidak valid yaitu item nomor 1, 3, 10, 11, 13, 18, 20,24, 26, 28,
dan 29.
Diskripsi Data prestasi belajar matematika diperoleh dengan alat ukur tes yang terdiri
dari 10 butir soal. Berdasarkan hasil penelitian tes, deskripsi data prestasi belajar matematika
kelas eksperimen dan kontrol dapat ditransformasikan dalam table dan grafik histogram
berikut :
Tabel Prestasi Belajar siswa
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Interval f i (frekuensi) xi.fi Interval f i (frekuensi) xifi
50 2 100 40 2 80 60 3 180 50 5 250 70 9 630 60 6 360 80 9 720 70 9 630 90 5 450 80 4 320 100 3 300 90 4 360
Jumlah 31 2380 100 1 100 Rata-rata 76,77419 Jumlah 31 2100
Rata-rata 67,74194
Berdasarkan tabel diatas kelas eksperimen diperoleh nilai prestasi belajar siswa
tertinggi 100, dan terendah 50; nilai rata-rata (mean) sebesar 74,19; median 70; modus 80
serta nilai standar deviasi (SD) = 13,108 dan range = 50, sedangkan kelas kontroldiperoleh
nilai prestasi belajar siswa tertinggi 100, dan terendah 40 ; nilai rata-rata (mean) sebesar
67,74; median 70; modus 70 serta nilai standar deviasi (SD) = 15,429 dan range = 60
Data keaktifan belajar siswa diperoleh dari nilai angket keaktifan siswa yang terdiri
dari 19 butir soal. Deskripsi data keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dan
control dapat ditransformasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel Keaktifan Belajar Siswa
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Interval fi(frekuensi) xi.fi Interval fi(frekuensi) xi.fi
46 1 46 46 1 46 47 1 47 47 2 94 49 2 98 48 3 144 51 3 153 51 6 306 52 3 156 52 7 364 54 7 378 54 4 216 55 5 275 55 2 110 56 4 224 56 2 112 57 2 114 57 2 114 58 1 58 60 1 60 59 1 59 62 1 62 62 1 62 Jumlah 31 1628
Jumlah 31 1670 Rata-rata 52,51613 Rata-rata 53,87097 Berdasarkan Tabel diatas kelas eksperimen diperoleh skor keaktifan siswa tertinggi 62
dan terendah 46; nilai rata-rata (mean) sebesar 53,87; median 54 ; modus 54 ; nilai standar
deviasi (SD) sebesar 3,50 dan range = 16. Dari nilai rata-rata dan standar deviasi selanjutnya
dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan Standar Deviasi (SD). Kriteria batas
kelompok adalah sebagai berikut: Kategori tinggi: 푥 > 푥̅ + 푆퐷 maka x > 55,46 ;
Kategori sedang: 푥−12 푆퐷 < 푥 ≤ 푥+ 12 푆퐷 maka 51,96 < x < 55,46 dan Kategori
rendah : 푥 > 푥̅ − 푆퐷 maka x < 51,96. Sedangkan kelas kontrol diperoleh skor keaktifan
siswa tertinggi 62 dan terendah 46; nilai rata-rata (mean) sebesar 52,52 ; median 52 ; modus
52 ; nilai standar deviasi (SD) sebesar 3,705 dan nilai range sebesar 16. Dari nilai rata-rata
dan standar deviasi selanjutnya dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan Standar
Deviasi (SD). Kriteria batas kelompok adalah sebagai berikut: Kategori tinggi: 푥 > 푥̅ +
푆퐷 maka x > 54,37 ; Kategori sedang: 푥 −12 푆퐷 < 푥 ≤ 푥+ 12 푆퐷 maka 50, 66 < x <
54,37 dan Kategori rendah: 푥 > 푥̅ − 푆퐷 maka x < 50,66.
Hasil perhitungan analisis dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi α =
5% melalui bantuan SPSS 16.0 disajikan dalam Tabel 4.14 sebagai berikut :
Tabel
Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Tabel Rerata Marginal
Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa
Kelas Kedisiplinan Siswa Rerata Marginal Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 83,33 74,67 72,86 76,95 Kontrol 77,5 65,29 61,67 68,154
Rerata Marginal 80,42 69,98 67,26
Grafik Profil Efek Variabel Model pembelajaran dan Keaktifan Belajar Siswa
0102030405060708090
Tinggi Sedang Rendah
Heuristik
Ekpositori
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Prestasi
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 2910.818a 5 582.164 3.026 .017 Intercept 282364.187 1 282364.187 1.468E3 .000 Metode 1038.208 1 1038.208 5.397 .024 Keaktifan 1615.576 2 807.788 4.199 .020 Metode * Keaktifan 58.344 2 29.172 .152 .860 Error 10773.053 56 192.376 Total 337400.000 62 Corrected Total 13683.871 61 a. R Squared = ,213 (Adjusted R Squared = ,142)
Dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Fa =
5,397 > Ftabel = 4,01 dan nilai Sig.=0,024 < 0,05, maka H0 ditolak artinya ada perbedaan efek
yang signifikan antara siswa yang dikenai model Heuristik dengan siswa yang dikenai model
pembelajaran Ekspositori terhadap hasil belajar. Pada kelas eksperimen atau kelas VIII A
(dengan penggunaan model pembelajaran Heuristik) diperoleh rata-rata hasil belajar
matematika sebesar 76,77 sedangkan pada kelas kontrol atau kelas VIII B (dengan
penggunaan model pembelajaran Ekspositori) diperoleh rata-rata hasil belajar matematika
sebesar 67,74. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Heuristik lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran Ekspositori.
Hasil penelitian tersebut didukung kondisi kelas, lapangan yang menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Ekspositori terlalu monoton yaitu dengan metode ceramah
dan tanya jawab menjadikan siswa kurang tertarik. Hal ini menjadikan keaktifan siswa
dalam kelas menurun dan menyebabkan menurunnya hasil belajar matematika. Sedangkan
dalam model pembelajaran Heuristik, lebih menitik beratkan pada kerja kelompok untuk
berdiskusi menyelesaikan permasalahan dan mempresentasikan di depan kelas serta
pendalaman materi melalui quiz. Hal ini akan menumbuhkan keterlibatan siswa dalam
bekerjasama, berinteraksi antar anggota kelompok maupun dengan guru. Dengan demikian
model pembelajaran Heuristik lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran dari pada model
pembelajaran Ekspositori.
Kondisi yang telah dijelaskan diatas didukung oleh penelitian Sidik Prastyo Aji
(2009) dengan diterapkannya terdapat pengaruh yang signifikan anatara pembelajaran
dengan metode Heuristik dan metode Konvensional terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan efek
yang signifikan antara siswa yang dikenai model pembelajaran Heuristik dan siswa yang
dekenai model pembelajaran Ekspositori. Dalam penggunaan model pembelajaran
Heuristik memacu siswa untuk aktif, kreatif dan disiplin dalam proses pembelajaran
matematika yang akan meningkatkan hasil belajar.
Untuk hipotesis kedua dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf
signifikasi 5% diperoleh Fb = 4,199 > Ftabel = 3,16 dan nilai Sig.= 0,020 < 0,05, maka H0
ditolak artinya ada perbedaan efek yang signifikan antara keaktifan siswa (tinggi, sedang,
rendah) terhadap hasil belajar matematika siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa berbeda (tinggi, sedang,
rendah). Perbedaan yang signifikan terjadi pada siswa yang memiliki keaktifan belajar
tinggi dan sedang. Dengan keaktifan belajar siswa yang tinggi dapat menunjang prestasi
belajar yang tinggi pula, karena siswa memilik rasa ingin tahu yang tinggi pada saat
pembalajaran.
Untuk hipotesis ketiga dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf
signifikasi 5% diperoleh Fab = 0,152 < Ftabel = 3,16 dan nilai Sig. = 0,86 > 0,05, maka H0
diterima artinya tidak ada perbedaan efek interaksi yang signifikan antara model
pembelajaran dan keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Karena
tidak ada efek interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan keaktifan belajar
siswa, maka perbandingan antara kelas eksperimen atau kelas VIII A dan kelas kontrol atau
kelas VIII B mengikuti perbandingan marginalnya.
Hasil analisis menyebutkan bahwa H0 ditolak. Karena H0 ditolak maka perlu
dilakukan uji lanjut atau uji komparasi ganda dengan menggunakan uji Scheffe. Uji
komparasi ganda ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata prestasi
belajar siswa yang memiliki keaktifan tinggi, sedang, dan rendah.
Hasil Uji Scheffe
Komparasi pertama menyatakan Nilai Sig. FTinggi-Sedang = 0,039 < 0,05, maka
disimpulkan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan efek prestasi belajar yang
signifikan antara siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dengan siswa yang memiliki
keaktifan sedang. Pada komparasi kedua nilai Sig. FTinggi-Rendah = 0,049 < 0,05, maka
disimpulkan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan efek prestasi belajar yang
Multiple Comparisons
Prestasi
Scheffe
(I)
Keaktifan
(J)
Keaktifan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tinggi Sedang 10.90* 4.163 .039 .43 21.37
Rendah 12.90* 5.110 .049 .05 25.75
Sedang Tinggi -10.90* 4.163 .039 -21.37 -.43
Rendah 2.00 4.562 .909 -9.48 13.47
Rendah Tinggi -12.90* 5.110 .049 -25.75 -.05
Sedang -2.00 4.562 .909 -13.47 9.48
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 192,376.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
signifikan antara siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dengan siswa yang memiliki
keaktifan rendah. Pada komparasi ketiga nilai Sig. FSedang-Rendah = 0,909 < 0,05, maka
disimpulkan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan efek prestasi belajar yang
signifikan antara siswa yang mempunyai keaktifan sedang dengan siswa yang memiliki
keaktifan rendah.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasn yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dengan mengacu pada hipotesis α = 5% yang telah dirumuskan dapat
disimpulkan bahwa Ada perbedaan efek penggunaan model pembelajaran Heuristik dan
Ekspositori terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Kubus. Terlihat dari rata - rata
hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Heuristik sebesar 76,77
lebih tinggi dari pada nilai rata – rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model
pembelajaran Ekspositori sebesar 67,74. Dengan demikian pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran Heuristik lebih unggul atau lebih baik dari pada pembelajaran dengan
model pembelajaran Ekspositori Ada perbedaan efek keaktifan belajar siswa terhadap hasil
belajar matematika. Terlihat dari analisis data diperoleh Fb = 4,199 > Ftabel = 3,16 dengan
nilai Sig = 0,020 < 0,05. Semakin tinggi keaktifan belajar siswa, maka semakin baik hasil
yang dicapai dan sebaliknya semakin rendah tingkat keaktifan belajar siswa maka semakin
rendah pula hasil belajarnya. Tidak ada efek interaksi antara model pembelajaran Heuristik
dan Ekspositori ditinjau dari keaktifan siswa terhadap hasil belajar matematika. Hal ini
berdasarkan analisis data diperoleh Fab = 0,152 < Ftabel = 3,16 dengan nilai Sig. = 0,86 >
0,05. Efek penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika tidak selalu
bergantung pada tingkat keaktifan belajar siswa, dimana berlaku juga tingkat keaktifan
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika juga tidak bergantung pada model
pembelajaran yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Sagala, syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif Untuk peneltian. Jakarta: Rajawali Press
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfa Beta