47
Wireless or Mobile Computing “tugas eksplorasi” Oleh DESI NILAWATI 1102636 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

eksplorasi 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

merupakan tugas dari matakuliah wireless or mobile computing

Citation preview

Page 1: eksplorasi 1

Wireless or Mobile Computing“tugas eksplorasi”

Oleh

DESI NILAWATI

1102636

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

Page 2: eksplorasi 1

     FDM dan TDM 

1.      Frequency Division Multiplexing (FDM)

FDM adalah teknik menggabungkan banyak saluran input menjadi sebuah saluran output

berdasarkan frekuensi. Jadi total bandwith dari keseluruhan saluran dibagi menjadi sub-sub

saluran oleh frekuensi. Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi

atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-

masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi.

Contoh Penggunaan FDM

Contoh dari penggunaan FDM ada pada jaringan telepon analog dan jaringan satelit analog.

Selain itu ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan digital yang

dikenal dengan modem ADSL (Asymetric Digital Subcriber Loop ).

Kelebihan & Kekurangan FDM

Kelebihan:

FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan keterlambatan. Tehnik persamaan

Page 3: eksplorasi 1

saluran (channel equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti

yang digunakan pada sistem TDM.

Kekurangan:

Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass, yang harganya relatif mahal dan rumit untuk

dibangun (penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan receiver).

Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang digunakan memiliki karakteristik

nonlinear (penguat linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear mengarah

kepada pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu saluran FDM

yang lain.

2.      Time Division Multiplexing (TDM)

TDM yaitu Terminal/channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap

channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). TDM

menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan

mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). Artinya

bandwidth yang ada dipisahkan menjadi channel-channel kecil (baseband) berdasarkan

waktunya.

Salah satu permasalahan utama dari TDM ini adalah bandwidth yang dialokasikan ke

sejumlah koneksi hanya dialokasikan ke koneksi tersebut, baik yang sedang digunakan

maupun tidak. Jadi kita tetap membayar untuk kapasitas yang tidak digunakan, hal ini

mengakibatkan TDM cukup mahal.

TDM dibagi menjadi 2, yaitu:

1.      Sysnchronous Time Division Multiplexing (STDM)

Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan

teknik Synchronous TDM.

2.      Asynchronous Time Division Multiplexing (ATDM)

Page 4: eksplorasi 1

Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu

yang kosong akibat tidak adanya data (atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling

setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk

input line yang aktif saja.

Disebut synchronous karena time slot-nya di alokasikan ke sumber-sumber tertentu dimana

time slot untuk tiap sumber ditransmisikan.

Pada ATDM, memanfaatkan fakta bahwa tidak semua terminal mengirim data setiap saat.

Fungsi utama dari ATDM adalah untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara

menghindari adanya channel yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya

pengguna). Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi

kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line

yang bersangkutan.

Keuntungan system TDM :

1. System TDM tidak memerlukan filter-filter yang mahal,dan jumlah filter yang

digunakan lebih sedikit. Karena itu harga peralatan terminal system ini lebih murah.

2. Kabel yang mempunyai spesifikasi rendah, misalnya kabel yang digunakan untuk

frekuensi pembicara (VF) masih dapat digunakan untuk sistem TDM, karena

regeneratife repeating dapat menghilangkan pengaruh buruk dari noise, kecacatan

dan crasstalk.

3. Perubahan level (level fluctuation) kanal hanya dipengaruhi oleh karakteristik

peralatan terminal itu sendiri dan tidak tergantung sama sekali dari perubahan

saluran. Oleh karena itu net-loss circuit yang diberikan oleh sistem ini rendah

Kekurangan system TDM :

1. Pemborosan bandwidth

2. User telah memiliki slot waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Multipath distortion.

Page 5: eksplorasi 1

Pertama kali jaringan sellular bergerak menggunakan teknologi Akses dengan FDMA,

yaitu dengan memanfaatkan penggunaan spektrum frekuensi. Dimana setiap user memakai

satu bundle frekuensi tertentu, kendalanya adalah pada saat user semakin banyak sementara

resource bandwith frekuensi terbatas.

Di tambah adanya operator yang semakin banyak menyebabkan resource frekuensi menjadi

terbatas dan mahal karena di bagi bagi. Pada saat erah GSM di Tahun 90 an, di gunakan

metode akses dengan TDMA dimana satu set frekuensi bisa di pakai untuk beberapa user

sehingga dapat menghebat resource frekuensi yg ada. Tidak selang lama beberapa operator

mengenalkan teknologi yang lain pada sekitar tahun 95 an yaitu CDMA one (atau IS 95),

dimana akses jamaknya menggunakan frekuensi yang sama dengan setiap user di bedakan

berdasarkan Code.

Berikut Perbedaan di antara FDMA, TDMA dan CDMA :

FDMA (Frekuency Division Multiple access)

FDMA adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang pelanggan pada sebuah

kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band) komunikasi. Jika satu pita frekuensi

dianggap sebagai satu jalan, maka FDMA merupakan teknik “satu pelanggan, satu jalan”.

Pada saat pelanggan A sedang menggunakan jalan itu, maka pelanggan lain tidak dapat

menggunakan sebelum pelanggan A selesai. Jadi, kalau dalam waktu yang bersamaan ada

100 pelanggan yang ingin berkomunikasi dengan rekannya, maka sudah tentu diperlukan

100 pita frekuensi. Kalau setiap pita memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan frekuensi

yang digunakan berawal dari 890 Mega Hertz (MHz), maka:

• Pita frekuensi kanal 1 mulai dari 890 MHz hingga 890,030 Mhz

• Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz

• Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz. dan seterusnya

Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:

Page 6: eksplorasi 1

100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3 MHz.

Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka batas

atasnya adalah 893 MHz.

Akan tetapi, frekuensi yang tersedia untuk komunikasi bergerak dibatasi oleh peraturan

yang ada karena frekuensi-frekuensi lain pasti digunakan untuk jatah keperluan yang lain

pula. Sementara jatah frekuensi yang ada pun harus dibagi antarpenyelenggara telepon

seluler. Karena itu, untuk memperbanyak kapasitas dengan jumlah kanal yang terbatas,

digunakan trik-trik tertentu sesuai dengan strategi si penyelenggara.

Metoda akses dengan FDMA bisa di analogikan dengan satu user memakai satu frekuensi

dengan bandwith tertentu. User lainya menggunakan frekuensi yang lain dan seterusnya. 

 Gambar 6 (FDMA)

Contoh analogi, Misal Suatu operator mempunyai Bandwith Frekuensi 5Mhz dengan

dengan pemakain 30khz per user, maka dengan 5Mhz bandwith tsb dapat di pakai :

N user = Jumlah Bandwith / Bandwith 1 user = 5Mhz/30khz = 166 user

Page 7: eksplorasi 1

Maka Bisa di katakan dengan Bandwith 5 Mhz, operator tsb sanggup melayani 166 user

dalam satu area tsb. Perhitungan tsb belum memasukan frekuensi guarband yaitu frekuensi

di antara user 1 dengan yang lainya. Karena tanpa guarband akan terjadi

interferency/gesekan antar satu frekuensi dengan frekuensi terdekatnya. Berikut

Gambaranya :

 Gambar 7(Guardband)

Maka Jika dengan Guarband, misal Guardband = 10khz, maka  satu user = 30 khz +

Guardband = 30 + 10 =40 khz. Maka hitungan baru:

N user = 5 Mhz/ 40khz = 125 user.

TDMA (Time Division Multiple Access)

Berbeda dengan FDMA yang memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai satu pelanggan,

TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai beberapa pelanggan. Jadi kanal-kanal

komunikasi dirupakan dalam bentuk slot-slot waktu. Slot waktu adalah berapa lama

seorang pelanggan mendapat giliran untuk memakai pita frekuensi.Satu slot waktu

digunakan oleh satu pelanggan. Slot-slot waktu ini dibingkai dalam satu periode yang

disebut satu frame. Jadi misalkan ada 10 pelanggan yang masing-masing adalah A, B, C, D,

Page 8: eksplorasi 1

E, F, G, H, I, dan J, maka dalam satu frame terdapat 10 slot waktu yang merupakan giliran

tiap pelanggan untuk menggunakan pita frekuensi yang sama.

Proses komunikasi multi-access dilakukan dengan menjalankan frame berulang- ulang

sehingga akan muncul urutan giliran pemakaian saluran seperti: A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-A-

B-C-D- E-F-G-H-I-J-A-B-C-dan seterusnya. Tentu saja harus ada pembatasan jumlah

pelanggan yang menggunakan satu pita frekuensi ini. Jika tidak dibatasi, periode frame

akan terlalu panjang dan akibatnya timbul komunikasi terputus-putus yang mengganggu

pembicaraan. Karena sifatnya yang tidak kontinyu (tidak terjadi pemakaian pita frekuensi

terus menerus oleh satu pelanggan dalam satu periode pembicaraan),maka teknik TDMA

hanya dapat mengakomodasi data digital. Sehingga sinyal analog yang akan dikirim, harus

diubah menjadi format digital dahulu.

Sesuai namanya teknik TDMA memakai pewaktuan untuk melayani user nya. Bisa di

katakan satu set frekuensi bisa di pakai bersama beberapa user dengan pembagian waktu

dalam orde ms. Karena orde pewaktuanya sangat cepat (ms), sehingga seolah olah satu set

frekuensi bisa melayani lebih dari 1 user dalam waktu bersamaan.

 Gambar 8 (TDMA)

Page 9: eksplorasi 1

Ambil Contoh teknik TDMA yg di pakai operator GSM, dimana satu set frekuensi adalah

200khz dan dapat di gunakan oleh 8 user atau 8 time slot. Dimana satu set frekuensi tsb di

gilir ke 8 user tsb dalam orde ms, sehingga seolah olah frekuensi tersebut bisa melayani 8

user simultan.

Kenapa satu set nya memakai 200khz? Kenapa tidak memakai 30khz saja seperti contoh di

FDMA?

Jawabanya cukup kompleks. Di buat mudah saja karena untuk standarisai semua vendor.

Bisa saja memakai 30khz atau lainya, tetapi dengan 200khz berarti bandwith lebih besar

sehingga kualitas akan lebih bagus. Sekarang hitung2 an efesiensi bilah di bandingkan

dengan FDMA :

Analoginya sama, mempunya 5Mhz bandwith dengan 1 set frekuensi =200khz, maka ada N

set frekuensi :

N Set Frekuensi = Jumlah Bandwith / 1 set Frekuensi = 5Mhz/200khz = 25 Set frekuensi

1 set Frekuensi bisa untuk 8 user, maka Jumlah User = 25 x 8 = 200 use

Maka Perbandinganya adalah :

FDMA = 125 user, TDMA = 200user maka efisiensi yg bisa di dapat setelah memakai

TDMA sekitar 62% atau bisa di katakan dengan TDMA bisa mendapatkan kapasitas 60%

lebih banyak dari FDMA.

Ini baru dari satu sisi perbandingan dan masih ada lainya.

CDMA (Code Division Multiple Access)

Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan TDMA.

Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert Pierce (yang

Page 10: eksplorasi 1

banyak jasanya untuk kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini) menyampaikan ide dasar

CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya

tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah

dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan

menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.

CDMA (juga disebut DSSS/ direct sequence spread spectrum) merupakan salah satu dari

dua jenis teknik murni spread spectrum multiple access (SSMA). Jenis lainnya dikenal

sebagai FHMA (frequency hopping spread spectrum). Kedua jenis ini tergolong SSMA

karena sinyalnya tersebar (spread) pada spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA,

penyebaran sinyal diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai waktu

perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan cepat). Walaupun

pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan sangat kecil, menyerupai noise

(bising) yang selalu menyertai gelombang radio. Sehingga apabila dimonitor oleh penerima

lain, sinyal yang dipancarkan oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-

olah menunjukkan ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal lain. Sifat

CDMA yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap jamming (penutupan oleh

sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi sempit. Hal ini terjadi karena jamming pada pita

frekuensi sempit itu tidak akan mengganggu sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita

frekuensi lain.

Walaupun begitu jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai masalah yang

disebut near-far problem. Masalah ini terjadi akibat pemakaian pita frekuensi yang sama

pada waktu yang sama. Akibatnya, pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS)

akan mendominasi BTS karena sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan

dengan pelanggan lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang baik, hal itu tidak

diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik power control. Teknik ini menyebabkan

BTS memerintahkan ponsel pelanggan untuk mengurangi daya pancar (secara otomatis)

ketika sinyalnya diterima paling besar. Sehingga seluruh pelanggan di areal cakupan BTS

akan diterima dengan besar sinyal yang sama. CDMA dapat dikombinasikan dengan teknik

lain untuk menjadi teknik hibrid semacam: FCDMA yang merupakan kombinasi dari

Page 11: eksplorasi 1

FDMA dan CDMA, TCDMA yang merupakan kombinasi dari TDMA dan CDMA. Juga

ada DS-FHMA yang merupakan kombinasi dari CDMA/DSSS dengan FHMA.

Di teknik CDMA semua user di layani oleh frekuensi yang sama dengan teknik pengcodean

untuk memisahkan user satu dengan lainya.

Banyak pertanyaan kenapa bisa memakai frekuensi yang sama untuk semua user? Jawaban

di permudahnya adalah bahwa jika ada pemakain frekuensi yang sama maka akan saling

menginterferensi, tetapi di CDMA memakai bandwith yang besar sehingga bisa menekan

level interferensinya. Semakin besar bandwith yg di pakai, semakin kebal terhadap

interferensi. Sehingga di sistem CDMA, perhitungan kapasitasnya berdasarkan level

interferensinya. Jadi ada level tertentu sampai user ke sekian, sampai batas toleransi

interferensi akan tercapai batas maximalnya.

 Gambar 9 (CDMA)

CDMA sendiri di kembangkan oleh beberapa developer, yang sekarang di kenal ada 2 :

1. CDMA 2000

Di kembangkan oleh kerangka 3gpp2 dan di kenal dengan nama CDMA. Memakai

bandwith frekuensi 1.25Mhz. evolusi yg setara 3G nya adalah EVDO

Page 12: eksplorasi 1

2. WCDMA

Di kembangkan oleh 3GPP dan di kenal sebagai UMTS, atau banyak yg

menyebutnya 3G, HSDPA dan kawan kawanya. Merupakan evolusi dari GSM

untuk generasi ke tiganya. Memakai bandwith yang lebih besar dari CDMA 2000.

Metode Transmisi Nirkabel

Adalah metode – metode yang digunakan wireless dalam mentransmisikan sinyal yang

dipancarkan. Metode transmisi nirkabel dibagi menjadi 3 :

1. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Juga dikenal sebagai Direct Sequence Code Division Multiple Access (DS-CDMA),

DSSS adalah salah satu dari pendekatan modulasi spread spectrum untuk pengiriman

data digital kecepatan tinggi melalui radio. Umumnya peralata n IEEE 802.11b

menggunakan DSSS untuk memancarkan data-nya yang memberikan kecepatan sekitar

11Mbps. Setiap stasiun yang memancar akan mengkonsumsi bandwidth sekitar 22MHz.

Setiap arus informasi yang akan di kirim akan di bagi menjadi potongan kecil-kecil dan

setiap potongan akan menduduki channel yang ada dalam spectrum pancaran. Pada saat

dikirim, seluruh data akan digabungkan dengan sebuah data berurut kecepatan tinggi

(yang dikenal sebagai chipping code) yang akan mendefinisikan perbandingan spreading

dari data. Pesawat pemancar dan penerima harus di sinkronisasi dengan kode spreading

yang sama. Dua sambungan komunikasi dengan kode spreading yang berbeda dapat

menggunakan frekuensi yang sama dan tidak saling mengganggu. Oleh karena itu,

dalam sebuah channel dapat di tampung beberapa sambungan dengan kode spreading

yang berbeda. Chipping code akan menolong dalam pertahanan terhadap interferensi dan

juga merecover data menjadi data aslinya kembali jika terjadi kerusakan pada saat

dikirim.

Page 13: eksplorasi 1

o Kebanyakan Wlan menggunakan ini

o DSSS digunakan hampir semua 802.11b wlan radio

2. Freuency Hopping Spread Spectrum(FHSS)

Juga dikenal sebagai Frequency Hopping Code Division Multiple Access (FH-CDMA),

radio FHSS akan memancar dan melompat / hopping pada frekuensi tertentu

berdasarkan sebuah algoritma tertentu, yang dapat random atau direncanakan.

Pemancar harus beroperasi dalam sinkronisasi dengan penerima yang akan di tune pada

frekuensi pemancar setiap kali berubah frekuensi.Sistem dengan FHSS biasanya lebih

lambat dari DSSS. Konsekuensinya, mengkonsumsi bandwidth lebih sedikit, sekitar satu

(1) MHz atau lebih kecil. Akibatnya, kecepatan FHSS lebih rendah dari DSSS.

Pengalaman di lapangan menunjukan bahwa biasanya FHSS dapat survive lebih baik

untuk komunikasi atau untuk jaringan yang sangat padat.

o Lebih kurang dari DSSS

o Transmisi FHSS jump/loncat diantara beberapa frekuensi

3. Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

Teknik mudulasi untuk komunikasi wireless broadband dimasa yang akan datang karena

tahan melawan frekuensi selective fading dan interferensi narrowband dan efisien

menghadapi multi-path delay spread. Untuk mencapai hal tersebut, OFDM membagi

aliran data high-rate mejadi aliran rate yang lebih rendah, yang kemudian dikirimkan

secara bersama pada beberapa sub-carrier. OFDM dapat dianggap baik sebagai metode

multiplexing maupun metode modulasi.OFDM menggunakan sub-carrier yang banyak

untuk mengirimkan aliran data low rate secara parallel.Penerima OFDM menghitung

nilai spektrum pada titik maksimum dari masing-masing subcarrier, hal ini dapat

memulihkan setiap sub-carrier tanpa interferensi ICI dari sub-carrier lainnya

Page 14: eksplorasi 1

o Digunakan 802.11a dan 802.11g

o Mentransmisikan data menggukanan multiple gelombang penerima

o Masing – masing gelombang membawa bagian dari pesan.

FHSS atau DSSS dengan mudah menembus dinding, memberikan jarak yang lebih luas,

kurang tahan untuk interferensi atau gangguan sedangkan OFDM memberikan data rate

tinggi dengan bandwidth kecil, daya tahan terhadap interferensi dan channel tidak overlap

Standar :

802.11 a Dibuat pada tahun 1999, menggunakan frekuensi 5.0GHz, speed 54 Mbps.

Menggunakan OFDM, tidak dapat berjalan dengan standar 802.11b, jarak

kurang lebih 50 m.

802.11 b Dikembangkan tahun 1999(release sama dengan 802.11a). Tidak compatible

dengan 802.11a, menggunakan frekuensi 2.4GHz, speed 11 Mbps, standar

pertama untuk Wifi-Aliance, WEP, menggunakan DSSS, jarak 100m

802.11 g Dikembangkan tahun 2003, frekuensi 2.4GHz, speed 54Mbps, jarak 50m,

menggunakan OFDM.

802.11 n Dikemangkan November 2003, speed 200-500Mbps, jarak 50m, frekuensi

2.4/5.0 GHz

802.11 i WPA2, menggunakan AES, 48 bit, dibuat tahun 2004

802.11 e QOS (Quality of service)

802.11 f Roaming dan interoperabilitas multivendor

802.11 h Eropa menggunakan frekuensi 5.0 GHz

802.1x Bukan bagian dari 802.11. Standar tetap digunakan untuk otentifikasi.

EAP(ExtensideAuthentification Protocol), EAP-TLS(Transport Layer

Security), EAP-TLSS(Tunneling transport layer security)

Page 15: eksplorasi 1

Antena Semi Directional : Antena Panel atau Yagi

Karakteristik : Line of Site, Fresnel Zone(Zona bulat panjang), EIRP(Effective Isotropic

Radiated Power)

Attenuation adalah melemahnya sinyal karena jarak.

Untuk itu diperlukan Boosters, Extender untuk memperluas jarak sinyal, ESS(Extended

Service Set)

802.11 i :

EAP – TLS

Sekuriti yang kuat, tetapi memerlukan certificate client, memerlukan PKI(Public key

infrastructure) yang ada

EAP – TTLS

Tidak membutuhkan certificate client, menggunakan TLS record untuk tunnel client

PEAP(Protected Extensible Authentification Protocol) = TTLS

LEAP(Lightweight Extensible Authentification Protocol) = Cisco WLan lama

EAP – MD5

Versi lama, tidak digunakan secara luas

Wireless Networking : SHF(Range 3-30 GHz)

RF Power = Watts 1 W = 1 amp @ 1 volt

Db = Ukuran kekuatan 1 mW = 0dB, 10 mW = 10dB, 1W = 30dB

dBm = Desibel Miliwatt (3 dan 10) logaritma

1 mW = 0 dBm 1 mW = 0 dBm

10 mW = 10 dBm 2 mW = 3 dBm

100 mW = 10 dBm 4 mW = 6 dBm

1 W = 30 dBm 8 mW = 9 dBm

Page 16: eksplorasi 1

Bluetooth menggunakan FHSS, 2.4 GHz, 79 Frekuensi 8 Node

Device Class Strength Range 1 Master

Class 1 100 mW 100 m 1 Slave

Class 2 2.5 mW 10 m

Class 3 1 mW 1 m

RFID

Passive Tidak punya power internal, menerima sinyal dari central station,

memakai signal untuk membalas pesan, jarak terbatas

Active Punya internal Battery, menyimpan informasi

Zigbee

Spesial didesign untuk automation, control, monitoring, IEEE 802.15.4,

menggunakan DSSS, digunakan untuk PAN(Personal Area Network)

Zigbee Alliance, mendukung sampai 65.536, tidak compatible dengan

Bluetooth / 802.11, alat dapat berjalan dengan baterai AA / AAA,

gelombang radio tidak perlu berhadap – hadapan

o War Driving : Kegiatan mencari wireless yang tidak aman

o War Chalking : Menandai Access Point yang tidak aman dengan kapur

o Penetration Testing Methodology

OSSTMM, NIST SP 800-42, TRAWC, OCTAVE

o War Linux(Wireless Pen Testing), NST, BackTrack

Tools seperti Net Stumbler, Cain & Abel, Nessus, Nmap, Kismet, Dsniff, Ethereal /

Wireshark

Page 17: eksplorasi 1

SPREAD SPECTRUM

I. PENDAHULUAN

Spread spectrum adalah sebuah metode komunikasi dimana semua sinyal

komunikasi disebar di seluruh spektrum frekuensi yang tersedia. Pada awalnya

dikembangkan untuk kepentingan militer dan intelejen. Ide dasarnya adalah untuk

menyebarkan sinyal informasi melalui bandwidth yang lebih luas untuk mencegah

dilakukannya pencegatan informasi dan gangguan-gangguan lainnya. Istilah spread

spectrum digunakan karena pada sistem ini sinyal yang ditransmisikan memiliki bandwidth

yang jauh lebih lebar dari bandwidth sinyal informasi (mencapai ribuan kali). Proses

penebaran bandwidth sinyal informasi ini disebut spreading. Spread spectrum jenis pertama

yang dikembangkan dikenal dengan nama frequency hopping atau lompatan frekuensi.

Versi yang terbaru adalah direct squence spread spectrum. Kedua teknik ini dipergunakan

dalam berbagai produk jaringan nirkabel. Selain itu juga untuk berbagai aplikasi lainnya,

seperti telepon nirkabelt (cordless telephone). Sebuah sistem spread-spectrum harus

memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada

bandwidth minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi

2. Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan

bantuan sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi

3. Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal

yang diterima dan replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu

generator lokal.

Dalam komunikasi spread spectrum semakin lebar bandwidth akan semakin tahan

terhadap jamming dan akan semakin terjamin tingkat kerahasiaannya. Disamping itu akan

Page 18: eksplorasi 1

semakin banyak kanal yang bisa dipakai. Seperti yang di terangkan oleh Shanon , salah

seorang ahli statistik telekomunikasi, dalam ilmu komunikasi dinyatakan bahwa kapasitas

kanal akan sebanding dengan bandwidth transmisi dan logaritmik dari S/N-nya. Jadi agar

sistem komunikasi dapat bekerja dengan kapasitas kanal yang tetap pada level daya noise

yang tinggi (S/N yang rendah), dapat dilakukan dengan jalan memperbesar bandwidth

transmisi W. Disamping itu Shannon juga mengemukakan bahwa sebuah kanal dapat

mentransmisikan informasi dengan probabilitas salah yang kecil apabila terhadap infromasi

tersebut dilakukan pengkodean yang tepat dan rate infromasi yang tidak melebihi kapasitas

kanal meskipun kanal tersebut memuat interferensi acak.

II. Konsep dari Sistem Spread Spectrum

Gambar 1, Diagram Sistem Spread Spectrum

Gambar diatas menyajikan gambaran tentang karakteristik kunci beberapa sistem

spektum penyebaran. Input dimasukkan ke dalam suatau channel enkoder yang

menghasilkan sebuah sinyal analog dengan bandwidth sempit relatif di seputar beberapa

frekuensi pusat. Sinyal ini kemudian dimodulasikan menggunakan deretan digit-digit tidak

beraturan yang disebut pseudorandom sequence. Efek dari modulasi ini adalah untuk

meningkatkan secara signifikan bandwith (yang menyebarkan spektrum) sinyal yang

Page 19: eksplorasi 1

ditransmisikan. Pada ujung penerima, deretan digit yang sama di gunakan untuk

mendemodulasikan sinyal spektrum penyebaran. Terakhir sinyal dimasukkan ke dalam

sebuah channel dekoder untuk melindungi data.

III Keuntungan

Imunitas dari berbagai noise dan multipath distortion

o Termasuk gangguan (Jamming)

Dapat mengacak sinyal

o Hanya receiver yang mengetahui pengacakan kode dapat mendapat kembali

sinyal

Beberapa user dapat mengunakan bandwidth yang lebih besar dengan sedikit

interferency

o Telepon seluler

o Code division multiplexing (CDM)

o Code division multiple access (CDMA)

IV. Jumlah Pseudorandom

Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah ordenya. Jumlah ini didapat

melalui suatu algoritma menggunakan beberapa nilai awal yang disebut seed. Algoritma

tersebut dapat ditentukan dan karenanya menghasilkan deretan bilangan yang tidak acak

secara statistik. Bagaimanapun juga, bila algoritmanya baik, deretan yang dihasilkan akan

melalui beberapa ujian yang memeriksa kecakapannya. Jumlah – jumlah semacam itu

ditunjukkan sebagai pseudorandom number. Poin terpenting dari hal ini adalah walaupun

mengetahui tentang algoritma dan seed, sangatlah sulit untuk memprediksikan deretan

Page 20: eksplorasi 1

tersebut. Oleh sebab itu, hanya receiver, yang membagi informasi ini dengan sebuah

transmitterlah yang mampu mengkodekan sinyal dengan sukses.

V. Sifat – Sifat Random

Apakah sifat sinyal pseudo random akan mampu mewakili suatu sinyal yang benar

– benar random? Ada 3 sifat dasar untuk mengetahui apakah sekuen biner dapat memenuhi

kriteria random.

Balanced property

o Kondisi balance (seimbang) untuk sekuen biner yang bagus mensyaratkan

jumlah bit 1 dan jumlah bit 0 yang muncul sama. Beda yang diijinkan

maksimum adalah 1 digit.

Run Property

o Suatu run didefinasikan sebagai suatu sekuen tipe single pada bit – bit

(binary digit). Kemunculan digit yang berlawanan dalam suatu sekuen akan

memenuhi run yang baru. Panjang run adalah jumlah digit – digit didalam

run. Pada suatu periode yang tersusun dari 1 dan 0, diketahui bahwa 0.5 run

masing – masing tipe 1, sepanjang sekitar 1/4 panjang 2, dan 1/8 pada

panjang 3,dst.

Correlation Property

o Jika suatu periode pada sekuen dibandingkan secara term by term dengan

suatu siklus yang digeser terhadap dirinya sendiri, akan didapat periode

dimana sinyal itu akan memiliki perulangan. Pada dua sinyal dengan periode

yang sama, to s/d tn, maka keduanya benar-benar mirip. Kondisi ini dalam

bentuk ternormalisasi memiliki nilai korelasi 1. Untuk suatu kondisi dimana

bentuk sinyal pertama bertolak belakang dengan sinyal kedua, maka

dinyatakan memiliki korelasi –1. Gambaran korelasi dua sinyal secara

Page 21: eksplorasi 1

sederhana seperti Gambar berikut ini. Gambar a dan b memiliki korelasi 1,

sedangkan gambar a dengan c memiliki korelasi –1.

Gambar 2, Sifat-sifat sinyal random

VI. Jenis Spread Spectrum

A. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)

Gambar 3, Penggunaan channel pada FHSS

Dalam skema Frequency Hopping Spread Spectrum, sinyal disiarkan sepanjang

rangkaian frekuensi radio yang kelihatannya acak, melompat dari frekuensi ke frekuensi

pada titik pisah (split-socond intervals). Sebuah receiver, melompat di antara frekuensi

secara sinkron dengan transmitter, lalu menangkap pesan. Sehingga orang-orang yang

berusaha mendengarkan secara diam diam hanya akana mendengar bunyi titik titik yang

Page 22: eksplorasi 1

tidak jelas. Upaya untuk mengganggu sinyal hanya akan berhasil dengan cara menghantam

sedikit bit-nya.

Gambar 4, Sistem Frequency Hopping Spread Spectrum pada Transmitter

Untuk transmisi data biner dimasukkan ke dalam sebuah modulator dengan

menggunakan beberapa skema pengkodean digital-ke-analog, semacam Frequency-shift

keying(FSK) atau Binary Phase-Shift Keying(BPSK). Sinyal yang dihasilkan dipusatkan

disekitar beberapa frekuensi dasar. Sumber jumlah pseudorandom menyajikan apa yang

dilampirkan dalam indeks didalam tabel frekuensi. Pada masing masing interval yang

berurutan, dipilih sebuah frekuensi baru dari tabel. Frekuensi ini kemudian dimodulasikan

melalui sinyal yang dihasilkan dari modulator awal agar menghasilkan sinyal yang baru

dengan bentuk yang sama namun sekarang dipusatkan di tengah tengah frekuensi yang

dipilih dari tabel.

Page 23: eksplorasi 1

Gambar 5, Sistem Frequency Hopping Spread Spectrum pada Receiver

Sedangkan pada penerima, sinyal spektrum penyebaran didemodulasikan

menggunakan sejumlah frekuensi yang sama yang didapatkan dari tabel kemudian

didemoduasikan agar menghasilkan data output. Sebagai contoh, bila FSK digunakan,

modulator memilih salah satu dari dua frekuensi, katakanlah f0 atau f1, berkaitan dengan

transmisi biner 1 atau biner 0.Sinyal FSK biner yang dihasilkan diartikan ke dalam

frekuensi melalui suatu jumlah yang ditentukan melalui urutan output dari generator

sumber pseudorandom. Sehingga, bila frekuensi yang dipilih pada waktu I adalah f1 maka

sinyal pada waktu I adalah baik fi + fo maupun fi + f1.

Sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam

rentang sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping

adalah menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio.

Secara periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari channel

frekuensi satu ke channel frekuensi lainnya. Pita 2.4GHz dibagi-bagi ke dalam beberapa

sub bagian yang disebut channel/kanal. Salah satu standar pembagian channel ini adalah

sistem ETSI (European Telecommunication Standard Institute) dengan membagi channel,

dimulai dengan channel 1 pada frekuensi 2.412MHz, channel 2 pada frekuensi 2.417MHz,

channel 3 pada frekuensi 2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai

channel 13.

Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat akan bekerja menggunakan 4

channel (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya secara normal

pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS yang bisa dipakai. Parameter

lain yang memungkinkan penggunaan lebih dari 3 channel ini adalah penggunaan antena

(directional antenna) dan polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal).

Slow and Fast FHSS

Frekwensi bergeser tiap-tiap Tc Detik

Durasi dari signal element adalah Ts detik

Page 24: eksplorasi 1

Ts³Slow FHSS memiliki Tc

Fast FHSS memiliki Tc < Ts

Biasanya fast FHSS memberikan improved performance dalam noise (or jamming)

Slow Frequency Hop Spread Spectrum menggunakan MFSK (M=4, k=2)

Fast Frequency Hop Spread Spectrum menggunakan MFSK (M=4, k=2)

Page 25: eksplorasi 1

B. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Direct Sequence Spread Spectrum dipilih karena adanya kemudahan dalam

mengacak data yang akan dispreading. Dalam DSSS spreading hanya menggunakan sebuah

generator noise yang periodik yang di sebut Pseudo Noise Generator. Kode yang digunakan

pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal

acak semu (pseudo random). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik

sehingga disebut juga noise semu (pseudo noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut

Pseudo Random Generator (PRG) atau pseudo noise generator (PNG). PRG inilah yang

akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal data yang akan dikirimkan. Dalam skema

ini, masing masing bit pada sinyal yang asli ditampilkan oleh bit- bit multipel pada sinyal

yang ditransmisikan, yang disebut kode tipis(chipping). Kode tipis yang menyebarkan

secara langsung sepanjang band frekuensi yang lebih luas sebanding dengan jumlah bit

yang dipergunakan. Oleh karena itu, kode tipis 10-bit menyebarkan sinyal sepanjang band

frekuensi yang 10 kali lebih besar dibandingkan kode tipis 1-bit.

Satu teknik dengan spektrum penyebaran deretan langsung adalah dengan

mengkombinasikan stream informasi digital dengan bit stream pseudorandom

menggunakan OR-eksklusif contoh pada gambar 6.

Gambar 6.Contoh Direct Sequence Spread Spectrum

Page 26: eksplorasi 1

Patut dicatat bahwa bit informasi dari satu membalikan bit-bit pseudorandom dalam

kombinasi tersebut, sementara bit informasi 0 menyebabkan bit-bit pseudorandom

ditransmisikan tanpa mengalami inversi. Kombinasi bit stream memiliki data rate yang

sama dengan deretan pseudorandom yang asli, sehingga memiliki bandwidth yang lebih

lebar dibandingkan dengan stream informasi. Pada contoh ini, bit stream lebih besar 4 kali

lipat rate informasi.

Gambar 7a.Direct Sequence Spread Spectrum pada Transmitter

Gambar 7b.Direct Sequence Spread Spectrum pada Receiver

Gambar 7 menunjukkan implementasi deretan langsung yang khusus. Dalam hal ini,

stream informasi dan stream pseudorandom bahkan dikonversi ke sinyal-sinyal analog lalu

Page 27: eksplorasi 1

dikombinasikan, bukannya menunjukkan OR-eksklusif dari dua stream dan kemudian

memodulasikannya. Penyebaran spektrum dapat dicapai melalui teknik deretan langsung

yang ditentukan dengan mudah. Sebagai contoh, anggap saja sinyal informasi memiliki

lebar bit sebesar tb yang ekuivalen terhadap rate data = 1/tb. Dalam hal ini, bandwidth

sinyal tergantung pada teknik pengkodean, kira-kira 2/tb. Hampir sama dengan itu,

bandwidth sinyal pseudorandom asalah 2/Tc dimana Tc adalah lebar bit pseudorandom

input. Bandwidth sinyal yang dikombinasikan kira-kira sebesar jumlah dari 2 bandwidth

tersebut. Jumlah penyebaran yang dicapai adalah hasil langsung dari rate data

pseudorandom. Semakin besar data rate pseudorandom input, semakin besar jumlah

penyebarannya.

Contoh Direct Sequence Spread Spectrum Menggunakan BPSK

Gambar 8, Contoh DSSS menggunakan BPSK

Page 28: eksplorasi 1

Approximate spectrum sinyal DSSS

Gambar 9, Approximate spectrum sinyal DSSS

Modulasi dan Demodulasi

Modulasi adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu

sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi

(biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa,

biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada

suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter

Page 29: eksplorasi 1

tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk

membentuk sinyal yang termodulasi.

1. Modulasi AM

Modulasi amplitudo merupakan proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal

pembawa sesuai dengan sinyal pemodulasinya.

Ada beberapa jenis modulasi amplitudo, yaitu:

• AM Double Side Band-Suppresed Carrier (AM-DSB-SC)

• AM Double Side Band-Full Carrier (AM-DSB-FC)

• AM Single Side Band (AM-SSB)

• AM Independent Side Band (AM-ISB)

• AM Vestigial Side Band (AM-VSB)

AM merupakan proses modulasi dimana amplitudo gelombang pernbawa berubah-ubah

sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Dimana dalam sistem modulasi

amplitudo ini sinyal suara ditumpangkan pada frekuensi pembawa yang berupa gelombang

radio.

Pada modulasi amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang

berujud perubahan amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang

suara kita.

Gelombang elektromagnetik diterima oleh antena kemudian oleh tuning circuit gelombang

yang diperlukan akan dipisahkan atau diseleksi dari gelombang-gelombang lainnya yang

tidak diperlukan. TC merupakan suatu rangkaian filter yang frekwensi resonansinya sama

dengan frekwensi yang diterima. Karena gelombang yang diterima ini besarnya hanya

beberapa mV saja, maka perlu diperkuat oleh Radio Frequency Amplifier, yang tujuannya

selain memperkuat juga meredam gelombang-gelombang lainnya yang datangnya dari

pemancar lain yang masih tercampur dalam gelombang tadi. Kemudian gelombang yang

masih termodulasi ini oleh Detector di demodulasikan, yaitu dipisahkan antara gelombang

yang memodulasikan yaitu informasi yang dikirim dengan gelombang yang dimodulasikan

yaitu gelombang pembawa. Setelah gelombang mempunyai frekwensi sebesar audio

Page 30: eksplorasi 1

kemudian diperkuat dengan Audio Frequency Amplifier, yang disalurkan ke Loudspeaker

untuk dirubah menjadi gelombang akustik.

Pada sistem ini banyak timbul gangguan-gangguan tidak stabil, sehinnga outputnya juga

terdistorsi. Sebagai perbaikan dari sistem ini adalah jenis superheterodyne receiver.

Amplifier kemudian dicampur dengan suatu frekwensi fo di dalam suatu Mixer, maka akan

didapatkan superposisi dari fr dengan fo (oleh karena itu disebut superheterodyne).

Hasilnya adalah gelombang dengan frekwensi baru yaitu fr + fo dan fr – fo disamping fr itu

sendiri. Gelombang dengan frekwensi fr – fo ini disebut intermediate frekwensi. Pada IF

akan mendapatkan suatu gelombang yang lebih stabil, yang merupakan modulated wave

dengan frekwensi pembawa yang lebih kecil dari fr.

2. Modulasi FM

Modulasi frekuensi adalah teknik modulasi dimana kerapatan frekuensi sinyal pembawa

berubah-ubah sebanding dengan besarnya amplitudo sinyal informasi. Modulasi frekuensi

(FM), gelombang suara kita akan menumpang pada gelombang pembawa dan

mengubah¬ubah frekuensi gelombang pembawa seirama dengan getaran audio kita.

Rasanya bisa juga dikatakan bahwa pada AM, gelombang audio menumpang secara

transversal sedangkan pada FM audio kita menumpang secara longitudinal. Transversal

ialah getarannya tegak lurus dengan arah perambatan sedang longitudinal ialah getarannya

sama dengan arah perambatannya.

Perangkat transceiver yang banyak terdapat di pasaran dan yang kita pergunakan sekarang

ini menggunakan dua macam modulasi tersebut. Kebanyakan pesawat HF SSB

menggunakan modulasi AM dan pesawat-¬pesawat VHF dan UHF yang ada di pasaran,

menggunakan modulasi FM.

Pada beberapa jenis pesawat HF (SSB) misalnya TS¬430 disediakan fasilitas tambahan

dengan modulasi FM, sedangkan pasawat VHF misalnya Kenwood TR¬9130 tersedia

mode SSB (pada mode SSB, jenis modulasi yang digunakan adalah AM.

Page 31: eksplorasi 1

Dibandingkan dengan radio penerima siaran untuk AM, maka radio penerima siaran untuk

FM mempunyai tambahan komponen yaitu limiter dan pemakaian discriminator frekuensi

sebagai ganti dari discriminator amplitudo limiter untuk membatasi perubahan tegangan

yang timbul oleh bermacam-macam hal misalnya interface dan internal receiver noise.

Selain itu perbedaan-perbedaan yang lain adalah jumlah IF amplifier pada FM biasanya

lebih banyak karena signalnya disini lebih lebar dibandingkan AM.

3. Demodulator FM

Definisi demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali seperti

aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang termodulasi oleh rangkaian.

Definisi demodulator adalah rangkaian yang penerima komunikasi (radio, televisi, dan

radar) yang berfungsi memisahkan informasi asli dari gelombang campuran (yaitu

gelombang isyarat pembawa yang termodulasi. Demodulator sering juga disebut dengan

detector. Misalnya dalam system modulasi amplitude (AM) dikenal jenis-jenis detector

linier, detector kuadrat, dan detector Kristal.

Dalam system modulasi frekuensi (FM) diterapkan rangkaian demodulator yang disebut

diskriminator. Sesudah isyarat informasi dipisahkan dari gelombang campuran, maka

isyarat informasi itu dikuatkan dan ditampilkan sebagai bunyi atau tanda-tanda lain

(misalnya bayangan seperti dalam televisi).

- Demodulasi sinyal FM memerlukan sebuah sistem yang akan menghasilkan output yang

proporsional terhadap deviasi frekuensi sesaat dari inputnya.

- Salah satu sistem yang dapat mengakomodasi syarat diatas adalah Frequency

Discriminator

- Jenis demodulator FM yang lain adalah :

• Slope Detector

• Round Travis Detector

• Quadrature Detector

• Ratio detector, dan lain-lain

Page 32: eksplorasi 1

Prinsip kerjanya:

Disini suatu demodulator frekuensi mendeteksi sinyal informasi dari sinyal FM dengan

operasi yang berlawanan dengan cara kerja modulator FM. Disini kita menggunakan suatu

slope Demodulator Balance discriminator untuk proses modulasi. Secara umum setiap

demodulator FM berfungsi mengkonversi setiap perubahan frekuensi menjadi tegangan

dengan distorsi seminimal mungkin. Untuk itu, setiap demodulator/diskriminator/detektor

FM, secara teori, harus memiliki karakteristik kerja yang linier antara tegangan dengan

frekuensi.

4. Modulator PSK

Teknik modulasi Phase Shift Keying (PSK) merupakan modulasi yang menyatakan sinyal

digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula (misalkan

tegangan 1 volt dengan beda fasa 0 derajat), dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai

tegangan tertentu (yang sama dengan nilai tegangan sinyal PSK bernilai 1, misalnya 1 volt)

dengan beda fasa yang berbeda (misalnya beda fasa 180 derajat). Yang merupakan dari

teknik modulasi digital linear adalah :

a. BPSK

BPSK yaitu Binary Phase Shift Keying merupakan Teknik modulasi dimana fase dari

sinyal carrier di ubah-ubah diantara 2 nilai yang sesuai dengan 2 sinyal yang mewakili

biner 1 dan 0 dengan beda fase keduanya sebesar 180°. Pada Gambar 5 terlihat prinsip

kerja modulator BPSK.

b. DPSK

DPSK yaitu Differential Phase Shift Keying, hampir serupa dengan teknik modulasi BPSK.

Hanya saja dalam DPSK, runtun biner mk pertama-tama dikodekan secara diferensial

(dihasilkan dk) kemudian dimodulasi menggunakan modulator BPSK. Pada Gambar 10.

dapat dilihat bagaimana cara kerja dari teknik modulasi DPSK :

Page 33: eksplorasi 1

c. QPSK

QPSK yaitu Quadrature Phase Shift Keying, dimana teknik modulasi yang memiliki empat

titik pada diagram konstelasi. Dalam teknik modulasi QPSK dapat mengkodekan 2 bit per

simbol/ setiap simbol dapat mewakili dua bit sekaligus. Berikut langkah-langkah penentuan

sinyal modulasi QPSK :

- Bit pertama digunakan untuk memodulasi BPSK carier in-phase A cos (2pfct)

- Bit kedua digunakan untuk memodulasi BPSK carrier quadrature A sin (2pfct)

- Kedua tegangan sinyal BPSK in-phase dan quadrature dijumlahkan untuk membentuk

sinyal QPSK

- Perubahan simbol terjadi setiap pemrosesan dua-bit. Symbol Interval = 2 x Bit Interval

DAFTAR PUSTAKA

http://e-xample2.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://catatanengineer.blogspot.com/2012/07/fdma-vs-tdma-vs-cdma.html

http://siskom.lab.ittelkom.ac.id/2013/04/mengenal-perbedaan-fdma-tdma-dan-cdma/

http://yudhakurniawan.wordpress.com/2010/12/24/pengenalan-wireless-networking/#more-

88

http://tewe.wordpress.com/2008/05/29/spread-spectrum/

http://sekaranindya.wordpress.com/2011/11/28/modulasi-dan-demodulasi/