28

Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin EKSPOSE Politeknik Negeri Semarang created by LPM Dimensi

Citation preview

Page 1: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi
Page 2: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

LPM DIMENSIThe Way of Jurnalism

Page 3: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

Pelindung Dr. Totok Prasetyo,B.Eng,MTPenasihat Garup Lambang Goro,ST,MTPembina Drs Chaerul Shaleh ,M.S.IPemimpin Umum Dian Adi PratamaSekretaris Umum Syaiful AnamBendahara Umum Ade Ulfa ArsiyanaPemimpin Redaksi Bela JannahtiSekretaris Redaksi Ratih WidyaningrumRedaktur Pelaksana Ika Safitriana, Reza Annas Ma’rufRedaktur Bahasa Vitri Dwi A., Yuniar CahyaniEditor Inadinna Fadhliyah, Rifka Shofia AReporter Arum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi, Eka Widyaningrum, Erika Dwi A., Irma Novita, Ninda Prastika, Novia Andreana, Nur Ainingsih, Putri Kristianingrum, Septiana Budi, Tiara Dian M.Redaktur Foto Ido Ridwan FidyantoFotografer Dwiki Lutfi, M. Iftor Hilal, M. Yanuar Nur Adi, Nurul Rizqia S., Riska Putri S.Redaktur Artistik Galih AffandiLayouter Annisa Ayu Lestari, Annisa Permanasari, Hilda Heramita, Imam Agus Yunata, M. Nur Chafidin, Sofiyan Arif k.Cyber Adita Pratiwi, Ahmad GozaliIlustrator Eka Kurnia SaputraPemimpin Litbang Muhammad RukiyatKepala Devisi PSDM Vinda ayu JanuarisqikaStaf PSDM Anak Agung Maya S, Bagus Barawondo, Siti NurfaidahKepala Devisi Humas Hardani winataStaf Humas Fieryanti Kamaril kusumawardhani, Intan PranitaKepala Devisi Riset Dyah AriniStaf Riset Badra nuraga, Ika Putri Raswati, Upik KusumaPemimpin Perusahaan Irfan Bagus PrasetyoSekretaris Perusahaan Miftahul Jnnah P.PBendahara Perusahaan Maulida Arta SKepala Devisi Perikalanan Haidar ErdiKepala Devisi Non Produk Dhanie SetiariniStaf Periklanan dan usaha Non Produk aliza Rahmawati, Ash Sulcha, ira Sari Natasya, Miqdar Nafisi, Shella widayanti, Tiwik Nur hKepala Devisi Desain Iklan SiswoyoStaf Desain Iklan Eko Prabowo Mukti, Haida Noor SantiKepala Devisi Produksi dan Distribusi Gassela Dita PStaf Produksi dan Distribusi Agus Wijanarko, Anwar Hamid

Ca-CrewReporter Tiara Windriana, Windi Agustina, Endah Purnama Sari, Bangkit W, Gatot Zakaria, Astri Dita, Dewi Ristiana P, Nailis Soraya, Miftahudin, PutriFotografer Haqqi, Oka Mahendra, Aditya Utomo, Ozyta Dameria Layouter Afrizal Fajar, Moh Fiqqi K A, Hesti Ayu A, M Evrie W, Herlambang Setoaji, Hilmi Imawan W W, Luthfi Desty A Ilustrator Uwais Qurni, Sapto Nugroho Litbang Nico Aldila, Rheza Wahyu P, Dinda Aziz Aisyarachmi, Virgine Anindya Putri, Nova Nur Anisa, Nurtyana Utami Dewi, Yuni Pambreni, Samuel Hono Perusahaan Wira Ariffiansyah, Alden Myrza Brilliandhi, Lisanti Dian, Matahun Triastuti Budi Utami, Arie Maulita Mawardhani, Sabrina Puteri Aldila, Edo A Kurniawan, Fitri Nur Khasanah, Yasinta Putri Dewi, Sabrizal

Dari Dapur

Sebelumnya saya ingin mengucapkan se-lamat tahun baru 2013 kepada para pembaca. Meski kita sekarang telah cukup jauh me-masuki 2013, edisi pertama di tahun ini baru bisa kami terbitkan. Untuk itu saya mewakili redaksi juga meminta maaf kepada para pem-baca sekalian.

Edisi EKSPOSE kali ini tergolong spesial bagi kami. Selain menjadi edisi pertama di 2013, edisi kali ini juga tak digarap seluruh-nya oleh kru LPM Dimensi, melainkan 75% pengerjaan dilakukan oleh calon kru sebagai media magang mereka.

Meski masih berstatus magang, tema dan pengerjaan tak lagi dalam taraf “coba-coba”. Mulai dari rapat redaksi hingga proses layout-ing tetap kami kerjakan secara hati-hati.

Belum banyak mahasiswa yang mengetahui bahwa kampus kita ini sering berbenah dalam rangka mengejar status akreditasi. Mengapa akreditasi menjadi sedemikian pentingnya?

Akreditasi menjadi semacam pertaruhan antara kualitas dan status. Apakah status itu berbanding lurus dengan kualitas suatu pro-gram studi di Polines? Silakan pembaca me-nilai.

Hidup Pers Mahasiswa!

Page 4: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi
Page 5: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 5

Page 6: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

LAPORAN UTAMA

6 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

Akreditasi merupakan langkah wajib yang harus ditempuh suatu pro-gram studi (prodi) pada perguruan

tinggi. Suatu perusahaan dapat mengetahui mutu dari seorang pelamar kerja dari akredi-tasi prodi pada perguruan tinggi asalnya.

Untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal setiap jenjang dan jenis pendidikan harus melakukan akreditasi. Baik dilakukan oleh pemerintah atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Berbagai lembaga juga dibentuk untuk menangani masalah akreditasi ini. Lembaga-lembaga tersebut adalah Badan Akreditasi Na-sional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF).Ketiga lembaga tersebut berada di bawah dan bertanggung jawab kepadaMenteri Pedidikan dan Kebu-dayaan Nasional.Di perguruan tinggi sendiri dikenal dengan BAN-PT yang mempunyai kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai, serta menetapkan status dan peringkat mutu program studi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan.

Terdapat beberapa tolak ukur atau standar dalam proses akreditasi yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi.Sebagaimana yang ter-cantum dalam buku naskah akademik akredi-tasi yang diterbitkan oleh BAN-PT tahun 2009, standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter (indikator kunci) yang dapat digunakan sebagai dasar, yaitu:(1) penyajian data dan informasi mengenai kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi diploma, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi; (2) evaluasi dan penilaian mutu

kinerja, keadaan dan perangkat kependidi-kan program studi diploma, (3) penetapan kelayakan program studi diploma untuk me-nyelenggarakan program-programnya; dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pem-binaan mutu program studi diploma. Standar akreditasi program studi diploma mencakup standar tentang komitmen program studi diploma terhadap kapasitas institusional (in-stitutional capacity) dan komitmen terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh standar akreditasi, yaitu:

Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian,

Standar 2. Tatapamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu,

Standar 3. Mahasiswa dan lulusan, Standar 4. Sumber daya manusia, Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan

suasana akademik, Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasa-

rana, serta sistem informasi, Standar 7. Penelitian dan pelayanan/peng-

abdian kepada masyarakat, dan kerjasama.Terdapat tiga tingkatan dalam akreditasi

suatu perguruan tinggi yaitu A,B,dan C. Bila tujuh standar terlaksana secara sempurna maka suatu perguruan tinggi layak men-dapatkan nilai A. Yang artinya lulusan yang dihasilkan sudah diberikan pengajaran dan fasilitas yang memenuhi mutu pendidikan. Proses akreditasi dilakukan selama lima tahun sekali. Selama proses akreditasi suatu prodi bisa meningkat dari nilai C ke B. Ada pula yang tetap berada pada posisi semula dan bahkan ada yang menurun.

Di Polines sendiri terdapat dua program studi yang memperoleh nilai A, yaitu prodi keuangan perbankan dan Administrasi Niaga.

Akreditasi, Syarat Wajib ProdiNailis Soraya (KruMagang LPM Dimensi)

Page 7: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 7

Akreditasi meru-pakan gambaran kualitas dan mutu

dari suatu perguruan tinggi. Dengan akreditasi yang baik, kualitas yang dihasilkan oleh lulusan nantinya juga akan baik, karena pem-berian akreditasi sendiri telah mempertimbangkan berbagai unsur penilaian. Semakin baik akreditasi suatu jurusan dalam suatu perguruan tinggi, maka akan semakin banyak diminati dan diperhitungkan oleh calon mahasiswa. Apalagi di era globalisasi ini, dunia peker-jaan pun turut memper-timbangkan akreditasi dari jurusan di perguruan tinggi para calon tenaga kerja. Bah-kan tidak sedikit perusahaan yang langsung menetapkan standar akreditasi minimal yang dibutuhkan di perusa-haan tersebut.

Untuk mengetahui sejauh apa mahasiswa mengetahui pentingnya akreditasi baik dalam perkuliahan maupun pekerjaan, kami mengadakan

riset terhadap 100 kores-ponden dari lima jurusan di Politeknik Negeri Semarang, dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 3. Berikut adalah hasil riset kami.

Pengetahuan tentang akreditasi mahasiswa Polines cukup baik, hal ini dinya-takan dengan hanya 15% menyatakan belum mengerti.

Sebesar 83% koresponden menyatakan telah mengeta-hui tentang status Program Studi mereka masing-masing, sedangkan yang menyatakan tidak mengetahui sebesar 17%. Ini menandakan bahwa mahasiswa cukup peduli dengan status akreditasi dari Program Studi yang telah dipilih.

Kemudian, sebanyak 97% mahasiswa mengungkapkan pentingnya akreditasi dengan alasan semakin tinggi akredi-tasi suatu Program Studi, maka akan semakin me-nunjukkan kualitas Program Studi tersebut. Selain itu mayoritas beralasan dengan akreditasi yang bagus, akan

Satu prodi dengan nilai C, yaitu Jaringan Tele-komunikasi. Lima prodi belum terakreditasi yaitu Prodi Analisis Keuangan (SST), Prodi Manajemen Bisnis Internasional (SST), Prodi Manajemen pemasaran (D3), ProdiTeknik Perawatan dan Perbaikan Gedung (SST), dan Prodi Perencanaan Jalan dan Jembatan (SST). Selain dari prodi-prodi yang telah disebutkan mendapatkan akreditasi B. Kelima prodi yang belum terakreditasi rencananya akan diakreditasi tahun ini. Semuanya itu dibawah pengawasan Pusat Penjamin Mutu Pendidikan(PPMP) Politeknik Negeri Sema-rang.

Tahun ini juga polines tengah memper-siapkan sepuluh prodi untuk masa perpan-jangan lima tahun yang akan habis pada tahun 2012. Sepuluh prodi tersebut adalah Prodi Akuntansi (D3), Prodi Keuangan Perbankan(D3), Prodi Konstuksi Gedung (D3), Prodi Konstruksi Sipil (D3), Teknik Mesin (D3), Prodi Teknik Konversi Energi (D3), Prodi Administrasi Bisnis (D3), Prodi Teknik Elektronika (D3), Prodi Teknik Listrik (D3), Prodi Teknik Telekomunikasi (D3).

Pentingkah Akreditasi

Dimata Mahasiswa?

Page 8: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

8 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

memudahkan proses mencari pekerjaan karena banyak perusahaan yang menetapkan akreditasi minimal bagi para calon tenaga kerja. Sementara sisanya menyatakan akredi-tasi itu tidak penting karena terasa percuma akreditasi bagus tetapi tidak didukung dengan fasilitas jurusan yang bagus.

Sedangkan di akhir perta-nyaan, hanya 19% responden

yang menyatakan tidak tahu tentang fungsi akreditasi dalam proses pencarian kerja.

Berdasarkan hasil riset yang telah kami lakukan, kami dapat menyampaikan bahwa mahasiswa sudah mengetahui betapa penting-nya akreditasi dalam mening-katkan mutu dan kualitas suatu Program Studi dalam sebuah Jurusan di Perguruan Tinggi, dimana akreditasi

tersebut akan memudahkan para mahasiswa dalam men-cari pekerjaan. Diharapkan institusi dapat meningkatkan fasilitas sesuai dengan tingkat akreditasi yang telah dicapai, dan dapat mempertahan-kan akreditasi yang sudah didapat.

Apakah anda tahu akreditasi? Tahukah anda status akreditasi prodi anda?

Seberapa penting akreditasi menurut anda? Apakah anda tahu fungsi akredi-

tasi dalam pencarian kerja

Page 9: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

LAPORAN UTAMA

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 9

BAN-PT merupakan lembaga yang me-miliki kewenangan

untuk mengevaluasi, menilai, serta menetapkan status dan peringkat mutu program studi (prodi) berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan.Polines sendiri telah memilki enam dosen yang menjadi assessor di BAN-PT. Keenamdosent-ersebutadalah Edi Suwarso, dosenjurusanElektro.V.S. Tripriyodan Riyadi,dosen jurusan Administrasi Niaga. Serta Muhammad Asrori, Suryani Sri Lestari, dan TheresiaTyasListiani, dosen jurusan Akuntansi.

Denganenam assessor ini Polines sangat diuntungkan karena mereka bisa menguji boring (formulir-red.) sebe-lum dikirimkanke BAN-PT. SehingggaPolines menjadi lebih tahu letak kekurangan dari prodi yang akan di-akreditasi.

Akreditasi merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh tiap prodi di perguruan tinggi. Suatu perusahaan dapat mengetahui mutu kom-petensi yang dimiliki dari pe-lamar kerja didasarkan pada nilai atau status akreditasidari prodi asal pelamar kerja. Umumnya perusahaan yang

bersifat BUMN telah mene-tapkan syarat dari pelamar kerja harusberakreditasi minimal B. Banyak perusa-haan yang bersifat swasta juga menerapkan hal serupa.Bah-kan pada Badan Pengaudit Keuangan Daerah (BPKD) dan banyak bank seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengharuskan para pelamar kerja berakreditasi A. Nilai akreditasi dalam suatu prodi juga menjadi tolak ukur suatu perusahaan untuk menerima pelamar kerja.

Sebuah perusahaan akan memilih prodi dengan nilai akreditasi A dibanding dengan prodi dengan nilai akreditasi B. Hal inimembuat khawatirkan alumni Polines. Mereka akan kalah bersa-ing dengan alumni-alumni dari perguruan tinggi lain yang lebih bagus tingkat anakreditasinya karena ke-banyakan prodi dari Polines berakreditasi B. Polines hanya mempunyai dua prodi yang berakreditasi A yaitu Administrasi Niaga (D3) dan Keuangan Perbankan (D3). Sangat mengherankan Po-lines mempunyai satu prodi yang berakreditasi C yaitu Prodi Teknik Telekomunikasi (D4).Padahal prodi tersebut mempunyai kurikulum yang

pasti, fasilitas yang baik, dan-sistem yang baik kualitasnya. Namun hanya karena mana-jemen file dan dokumen-tasi yang kurangbaik, maka prodi tersebut mendapatkan nilai akreditasi C. Masalah ini dinilai wajar bagi Pusat Pejamin Mutu Pendidikan (PPMP) Polines karena prodi tersebut baru pertama kali mengajukan akreditasi. Status Akreditasi C akan hilang pada saat masa kadaluwarsa akreditasi tersebut habis. Na-mun, lulusan yang dihasilkan prodi tersebut selama lima tahun akan menjadi lulusan dengan tingkat akreditasi C.

Banyak mahasiswa yang berpendapat mengenai pen-tingnya akreditasi. Namun tidak semuanya mengerti akan tujuan dan manfaat akreditasi. Padahal dengan pahamnya mereka mengenai akreditasi akan sangat mem-bantu mereka ketika mencari pekerjaan. Seperti yang kami dapat ketika mewawancarai beberapa mahasiswa Polines. “Ya.. penting sekali, yang namanya akreditasi, walau-pun saya tidak tahu apa guna dan manfaatnya.”Mereka dapat mengetahui seberapa baiknya kompetensi yang di ajarkan di kampus tempat mereka belajar.

“Setiap perguruan tinggi wajib hukumnya melakukan akreditasi.” ungkap Theresia Tyas Listi-ani, SE, MSi. selaku assessor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Kata BAN-PT Tentang AkreditasiNailis Soraya (Kru Magang LPM Dimensi)

Page 10: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

LAPORAN UTAMA

10 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

Akreditasi yang merupa-kan hal wajib bagi perguruan tinggi sepertinya harus men-dapat perhatian lebih dari institusi perguruan tinggi. Karena mayoritas perusa-haan - perusahaan ataupun badan pemerintahan akan mempertanyakan status dari perguruan tinggi asal pelamar kerja. Demikian pernyat-aan dari Royswan Isgandhi, koordinator Pusat Penjamin Mutu Pendidikan (PPMP) Politeknik Negeri Semarang. Senada, Budhi Adhiani selaku Sekretaris PPMP menutur-kan, “akreditasi syarat mutlak bagi suatu prodi sebelum meluluskan mahasiswanya karena jika belum terakredi-tasi maka lulusan sulit diakui di dunia kerja,”

Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan-perusahaan swasta berkelas internasi-onal tidak bisa menerima pelamar kerja yang prodinya belum terakreditasi. Budhi Adhiani juga menambah-kan bagi suatu prodi yang belum terakreditasi maka standarisasi pembelajaran-nya akan diragukan oleh suatu perusahaan. Saat ini Polines memiliki lima prodi

yang belum terakreditasi. PPMP berharap kelima prodi tersebut sudah terakredi-tasi sebelum meluluskan mahasiswanya. “Meskipun nantinya mendapatkan nilai C, atau mungkin bisa B, na-mun institusi mau tidak mau harus mengajukan akreditasi sebelum ada lulusan,” tambah Royswan Isgandhi.

Berbeda dengan yang dipaparkan PPMP, Esti dari bagian Humas PT PLN (Per-sero) distribusi Jateng dan DIY menyatakan jika ting-katan dari akreditasi sendiri tidak terlalu berpengaruh bagi dunia kerja. Namun mereka lebih memperha-tikan Indeks Prestasi (IP). Dalam wawancara rekruit-men, perusahaan hanya menanyakan berapa IP yang diperoleh oleh mahasiswa pelamar ketika lulus. Menge-nai akreditasi tidak sering ditanyakan karena yang paling penting bagi mereka adalah kualitas mahasiswa itu sendiri. Esti juga menyampai-kan bahwa Akreditasi dari prodi suatu Perguruan Tinggi tidak berpengaruh pada proses rekruitmen di PT PLN (Persero). Yang terpenting dari calon pegawai adalah

kemampuan dan kesehatan-nya, tidak peduli dari mana mereka berasal. “Lulusan yang berasal dari Polines yang saat ini bekerja pada PT. PLN Persero juga tidak kalah dengan pegawai dari lulusan perguruan tinggi lainnya,” ungkapnya.

Polines sendiri sudah mempunyai banyak lu-lusan yang berkerja pada perusahaan-perusahan besar dan BUMN. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak pernah ditanyai mengenai akreditasi waktu mereka melamar kerja. Mereka juga merasa bahwa kompetensi yang dimiliki tidak ada per-bedaaan dengan pekerja yang berasal dari perguruan tinggi lain. “Lulusan dari Polines su-dah terkenal sebagai lulusan yang disiplin dan berkualitas di banyak perusahaan, dan tidak ada yang memperma-sahkan mengenai tingkatan akreditasi,” tutur Mohammad Muchlisin, alumni Polines tahun 2012 yang juga meru-pakan Presiden Mahasiswa periode 2011/2012.

Muchlisin saat ini berkerja di salah satu perusahaan mi-lik Sinarmas Group. Menu-rutnya, dia tidak pernah

Akreditasi, Beda Tempat Beda Pandangan

(Nailis Soraya, Windi Agustina (Kru Magang LPM Dimensi)

Page 11: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 11

ditanya mengenai akreditasi di beberapa perusahaan tem-patnya melamar. Bahkan di tempat bekerja saat ini, para pekerja yang berasal dari Po-lines amat disanjung karena kedisiplinannya.

Saat ini banyak anak-anak SMA sederajat yang tengah mencari perguruan tinggi, namun mereka sendiri tidak mempermasalahkan akredi-

tasi dari perguruan tinggi yang mereka pilih. “Dari aku sih, nggak mikir akreditasi dari universitasnya itu sendi-ri,” tutur Lutfiatul Choeroh, siswi kelas tiga MAN Kendal. Menurutnya, berbagai per-timbangan telah dipikirkan matang-matang sebelum menentukan dimana dia akan mendaftar. Pertimbangan yang utama adalah bidang

yang nantinya akan dia pilih. Apakah sesuai dengan yang ia inginkan. Apalagi mengenai biaya yang dikeluarkan dan kemudahannya saat mencari kerja setelah lulus kuliah. “Aku lebih milih sekolah yang nantinya bisa bikin aku cepet kerja pas lulus nanti,” tambahnya.

Page 12: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

WACANA

12 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

Untuk kali pertamanya, Pemilihan Umum Raya (Pemira) Polines akan dilaksanakan dengan sistem digital. Pemira yang akan dilaksanakan pada 13 Maret 2013 nanti direncanakan tak akan menggunakan kertas sebagai media pemilihan, melainkan menggunakan media komputer.

Sistem klik sebenarnya adalah suatu sistem aplikasi yang berbasis internet. Dalam pelaksanaannya nanti, maha-siswa yang akan menyalurkan hak pilihnya datang ke TPS (Tempat pemungutan Suara), kemudian mengisi presensi dan sejumlah data yang dibu-tuhkan sebagai pemilih.

Dengan mendaftar, secara otomatis mahasiswa akan mendapat password yang digunakan untuk log in. Setelah berhasil masuk ke sistem akan muncul tampilan menu “pemilihan” yang didalamnya terdapat foto pasangan capresma (calon presiden mahasiswa) dan cawapresma (calon wakil presiden mahasiswa) 2013. Lantas pemilih langsung me-nentukan pilihannya dengan cara mengklik salah satu foto capresma dan cawapresma, apabila sudah memilih maka akan muncul pertanyaan konfirmasi “Apakah anda sudah yakin? - Ya atau tidak,”

hal tersebut di maksudkan untuk menghindari ter-jadinya kesalahan atau jika pemilih ingin mengubah pilihannya.

Cara pemilihan anggota BPM secara umum juga masih sama dengan cara pemilihan capresma dan cawapresma. Ditampilan menu akan muncul foto calon anggota BPM 2013 setelah itu

pemilih menentukan pilihan-nya dengan cara mengklik salah satu foto calon anggota BPM.

Pada pemira tahun ini, Komisi Pemilihan Raya (KPR) menggandeng UKM PCC (Polytechnic Computer Club). KPR dan PCC telah membuat semacam MoU (Memorandum of Under-standing) terkait pelaksanaan

PEMIRA 2013 POLINES dengan Sistem Klik Bangkit Ari Wijaya (Kru Magang LPM Dimensi)

Page 13: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 13

pemira nanti. “KPR telah melakukan

lobby-lobby khusus untuk menyepakati dan menjalin kerja sama terkait teknik pekasanana Pemira 2013 yang berbasis elektronifikasi,” kata Muhammad Nurul Adha, ketua KPR 2013, saat dimintai keterangan di sekre-tariat KPR pada Januari lalu.

KPR menjelaskan, yang

melatar belakangi peng-gantian media pemilihan dari kertas ke media berbasis elektronik ada banyak faktor. Diantaranya karena banyak kertas suara yang rusak. Surat suara saat disimpan dan pendistribusian sering mengalami kerusakan seperti sobek, basah, cetakan yang kurang sempurna.

Angka golput yang tinggi, juga menjadi salah satu indikator pengantian media pemilihan. Surat suara yang tidak dipakai akibat bayaknya jumlah golput akan terkesan sebagai bentuk pemborosan dan berdampak pembengka-kan anggaran KPR.

Selanjutnya, sistem perhitungan secara manual yang tebilang cukup lama memakan waktu yang berjam jam di nilai kurang efisien dan kurang efektif.

Terakhir cost budget, biaya pengadaan kertas atau surat suara beserta perlengkapanya dinilai terlalu besar bila di bandingkan menggunakan media pemilihan elektronik. ”Untuk tahun lalu total anggaran yang di kucurkan untuk pengaadaan surat suara beserta perlengkapan pemi-lihnya sebesar Rp.514.300,00,” tambah M. Nurul Adha.

Sedangkan dalam peng-gunaan sistem klik ini estimasi biayanya sebesar

Rp350.000,00. “Kami PCC akan menawarkan kepada KPR apakah sistem ini akan di beli atau hanya di sewa, jika disewa besarnya ang-garan yang harus di keluar-kan sebesar Rp.350.000,00,“ terang Team Project PCC, Hersa Arnerangi .

“Dilihat dari berbagai segi sistem media pemilihan elek-tronik ini memang jauh lebih unggul dan lebih mempunyai nilai positif yang lebih kede-pannya, dibandingkan media pemilihan manual yang nota-benenya menggunakan kertas sebagai media pemilihan,” pungkas M.Nurul Adha.

Pihak PCC menerang-kan bahwa sistem ini masih memiliki kekurangan yang mungkin terjadi saat pelaksanaan teknis PEMIRA 2013 nanti, yakni konektifitas internet, serta server data yang sering hang saat input data yang berlebih. Terkait hal itu, “untuk menga-tasi kendala teknis berupa konektifitas jaringan internet kami akan mengantisipasi-nya dengan menggunakan modem, dan untuk server data akan diolah di PTIK (Pusat Teknologi Informasi Komunikasi) Polines,’’ Tutup Hersa Arnerangi.

PEMIRA 2013 POLINES dengan Sistem Klik Bangkit Ari Wijaya (Kru Magang LPM Dimensi)

Page 14: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

WACANA

14 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

Komitmen Politeknik Negeri Semarang untuk menghasilkan lulusan– lulus-an berkualitas yang siap ber-saing di dunia kerja semakin ditingkatkan setiap tahun. Hal ini dibuktikan dengan di-realisasikannya tiga program studi baru yang jika tidak ada halingan akan dibuka melalui jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) di tahun 2013 ini. Tiga program studi tersebut ialah D4 Manajerial Akuntansi, D4 Administrasi Bisnis, serta D4 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan. Joko Tri selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin berpen-dapat bahwa, prospek lulusan dari program D4 ini tentunya akan sangat baik karena dapat mengisi lapangan pekerjaan setara lulusan S1 dengan keahlian di lapangan yang lebih mumpuni.

Setyowati Rahayu menyatakan bahwa proses pengajuan ketiga program studi baru ini rata–rata telah mencapai pengisian formulir empat dan lima, yaitu formu-lir terakhir yang harus diisi sebelum akhirnya Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi (DitjenDIKTI) dapat mem-beri ijin pembukaan program studi baru di Polines secara resmi. Daftar nama dosen Po-lines yang akan dialokasikan ke program studi D4 ini juga telah dikirim ke pihak DIKTI sebagai salah satu bahan pertimbangan dan persyara-tan. “Nanti kalau sudah ada ijinnya, baru bisa menerima mahasiswa baru. ”jawab Wakil Direktur I tersebut ketika dikonfirmasi menge-nai kepastian pembukaan program studi baru ini.

Poniman, selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga memberikan keterangan bahwa masing–masing pro-gram studi akan menerima mahasiswa baru sebanyak dua kelas atau kurang lebih 48 orang. Tidak ada penam-bahan gedung ataupun sarana prasarana sehubungan de-ngan penambahan program studi baru ini karena dirasa jumlahnya masih sangat me-madai, institusi hanya akan mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas. Meng-ingat bahwa semakin banyak

dosen yang sudah me-masuki usia pensiun, Polines memang akan melakukan regenerasi dosen pada tahun 2013 atau 2014, tetapi hal itu bukan semata–mata karena penambahan program studi baru yang tengah dilaksana-kan. Kurikulum yang akan dipakai adalah kurikulum inti atau kurikulum nasional dan pengembangan kurikulum D3. Layaknya program studi baru lain di Polines, proses akreditasi program studi D4 ini akan diajukan ke Badan Akreditasi Nasional Perguru-an Tinggi (BAN PT) setahun sebelum kelulusan angkatan pertama atau di tahun ketiga setelah penerimaan maha-siswa baru. Dalam proses pengakreditasian ini Polines akan mendapat kunjungan langsung dan melengkapi tujuh standart dari BAN PT. Tingkat akreditasi tergan-tung skor yang dapat dicapai Polines dalam pengisian standart dan proses audit tersebut.

“Sebagai mahasiswa Poli-nes, saya sangat mendukung penambahan program studi ini, saya berharap dengan langkah tersebut Polines akan semakin diminati dan mendapat pengakuan dari masyarakat luas, ”ujar Rizki salah satu mahasiswa jurusan Administrasi Niaga. Poniman menambahkan, khusus untuk mahasiswa dari lulusan D3 Administrasi Bisnis nantinya bisa langsung transfer ke D4 Administrasi Bisnis setelah tahun keempat program studi ini mendapat ijin dari DIKTI.

Tiga Program StudiBaru Polines Siap

Dibuka

Dewi Ristiana (Kru Magang LPM Dimensi)

Page 15: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

KAMPUSIANA

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 15

Kurangnya keterbu-kaan dari pihak panitia penyelenggara tugas akhir menimbulkan keresahan bagi mahasiswa tingkat akhir D3 Jurusan Elektronika. Pasalnya, terjadi keterlambat-an pengumuman persetujuan judul tugas akhir tahun ajaran 2012/2013. Tak hanya itu, masalah yang selama ini banyak diperbincangkan di kalangan mahasiswa elek-tronika adalah mengenai masalah laptop baru yang harus mereka sediakan untuk tugas akhir.

Para mahasiswa tingkat tiga ini dijan-jikan pada minggu ke-14 akan diumum-kan, namun hingga minggu ke-20 belum juga terdengar. Saat ma-hasiswa meminta kejelasan mengenai pengumuman persetujuan, diketahui bahwa pengumuman akan dilak-sanakan setelah proposal dirapatkan.Mereka khawatir waktu yang dimiliki akan semakin berkurang untuk memikirkan judul baru apa-bila judul mereka ditolak.

Ketua Program Studi Elek-tronika menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut dika-renakan dalam pengumpu-lan proposal banyak yang

mundur dari jadwal yang telah ditentukan, dengan de-mikian pembahasan proposal pun ikut mundur. Ia berjanji akan segera mengumumkan persetujuan judul TA pada mahasiswa.

Ketika ditemui dikantor-nya Adi Wasono, selaku Ketua Jurusan Elektro menu tur- kan

bahwa mereka biasanya mengumumkan setelah ujian akhir semester 5 ber-akhir dengan mak-sud agar para mahasiswa tetap dapat focus pada ujian mereka.Ia mengharapkan bahwa saat ujian berlangsung mereka tidak perlu memikir-kan judul mereka yang ditolak, meskipun kerugian mereka adalah waktu. Ia juga

menganggap hal ini tidak menjadi masalah jika hanya waktu yang dikorbankan dari pada nilai mereka, karena kegagalan dalam ujian mung-kin dapat mengakibatkan mahasiswa tersebut tidak bisa melanjutkan pengerjaan TA.

Tak hanya itu saja, para mahasiswa juga mengeluh karena diharuskan mem-beli laptop baru yang dirasa membuat mereka merogoh

kantong dalam-dalam. Mahasiswa yang tengah

menunggu pengumu-man persetujuan judul tugas akhir ini mempertanyakan tentang pencantum-an garansi beserta kuitansi pembeli-

an laptop dalam proposal mereka.

Mereka merasa hal ini sangat mengganjal

karena banyak dari mereka yang memiliki judul tugas akhir tidak berkaitan dengan pemrograman komputer. Mereka menegaskan bahwa jika hanya laptop digunakan untuk monitoring saja tak perlu kiranya menggunakan yang baru karena yang lama pun masih bisa.

Saat disinggung mengenai hal tersebut Dadi, Ketua Program Studi Elektronika menegaskan bahwa semua

Laptop Baru untuk Tugas Akhir Prodi Elektronika, Wajib?Tiara Wintriana (KruMagang LPM Dimensi)

Page 16: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

16 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

itu tergantung dengan pro-posal yang mereka buat. Jika dalam proposal mahasiswa mencantumkan laptop maka harus pula mencantumkan mulai dari harga, garansi, serta merek laptop yang akan digunakan. Mahasiswa harus membuat proposal sesuai dengan kenyataannya, untuk menghindari kecurigaan manipulasi. Merek laptop tidak ditentukan dan dengan spesifikasi yang seminimum mungkin namun masih bisa dikembangkan. Mengingat tugas akhir tahun-tahun lalu sulit dikembangkan karena komputer yang digunakan sudah ketinggalan zaman.

“Kami menganjurkan yang baru karena tahun-tahun sebelumnya tidak ada garansi,

mahasiswa sudah pergi dan komputer sudah rusak, alhasil kami tidak bisa mengem-bangkan,” ungkap Dadi.

Penuturan dari Ketua Prodi Elektronika dibenarkan oleh Ketua Jurusan Elektro. Menengok dari tahun-tahun yang lalu, mereka menilai laptop dengan spesifikasi Pentium Intel Core i3 masih tergolong rendah. Pembeli-an laptop yang baru pun dirasa untuk kebaikan mahasiswa sendiri agar kemungkinan terjadi masalah teknis berhubungan dengan laptop yang digunakan kecil, mengingatdi tahun-tahun sebelumnya pernah terjadi masalah saat presentasi.

Mahasiswa merasa mem-butuhkan kejelasan lebih

dalam, mengingat bahwa mereka membutuhkan komunikasi dua arah, yaitu dari dosen ke mahasiswa dan mahasiswa ke orang tua. Ke-terbukaan dari berbagai pihak sangat diperlukan saat ini.

Mahasiswa menuturkan dalam temu akademik pun sering ditanyakan mengenai tugas akhir, namun dalam suasana yang bersifat resmi dengan waktu yang cukup terbatas. Hal yang sangat di-inginkan adalah keterbukaan yang lebih intensif dalam keadaan santai sehingga apa yang ingin disampaikan terkemukakan dengan baik tanpa ada kekakuan.

NGEDIM’S..!!!1. Pemira 2013 pakai sistem “klik” -jangan sampai gaptek jadi alasan golput ya

2. Sertifikat LDK sudah dibagikan -mesti buru-buru dilaminating,kertasnya kelampau tipis...Hehe

3. UAS selesai,libur semester tiba,waktunya pulang kampung -ngurus kompen dulu lah

4. Polines tambah prodi baru? -fasilitasnya tambah juga gak ya

Page 17: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

LAPORAN UTAMA

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 17

Mahasiswa program studi (prodi) baru

Politeknik Negeri Semarang bisa bernafas lega berkenaan dengan status prodi-prodi mereka ke depannya. Tercatat sejak tahun 2012, beberapa prodi baru, seperti Manaje-men Bisnis Internasional (MBI), Teknik Perbaikan dan Perawatan Gedung (PPG), dan Pemasaran, telah mengajukan diri ke Direk-torat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) untuk dinilai kelayakannya. Dengan adanya akreditasi ini, maka kedepannya tulisan ‘Izin Dikti’ yang melekat di papan nama prodi-prodi tersebut akan berganti dengan status akreditasi yang didapat.

Peningkatan status ini, menurut Roysman Isgandhi, Ketua Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Polines, adalah syarat wajib yang telah diberikan oleh Dikti bagi setiap prodi atau fakultas. “Kalau belum terakreditasi, maka belum diakui keberadaannya oleh Dikti, hanya terdaftar,” ungkap Roysman. Ia juga menambahkan jika Polines sendiri mempunyai kebijakan

untuk tidak meluluskan ang-katan pertama prodi baru-prodi baru tersebut sebelum terakreditasi. Dia beralasan jika akreditasi tersebut untuk kepentingan para mahasiswa sendiri. Sebagai catatan, sam-pai saat ini Polines tercatat memiliki beberapa prodi baru yang baru berjalan beberapa tahun.

Sementara itu, Moch. Tri Rochadi, Ketua Program Studi PPG, mengatakan jika proses akreditasi di prodinya telah sampai pada tahap survey yang dilakukan oleh Dikti. “Karena fasilitas Polines yang sudah cukup memadai harusnya tak sulit untuk mendapatkan akredi-tasi dengan kualifikasi yang baik.” Untuk menyiapkan akreditasi ini, Tri Rochadi mengakui bahwa persiapan yang dilakukan PPG cukup singkat, yaitu hanya satu bu-lan untuk menyiapkan semua berkas administrasi.

Berbeda dengan PPG, prodi MBI yang juga telah mengajukan proses akredita-si, hingga saat ini belum dikunjungi oleh Dikti. “Un-tuk pengajuannya dimulai tahun kemarin, bersamaan dengan PPG dan Pemasaran.

Kami bahkan bertemu secara tidak sengaja di Jakarta un- tuk urusan ini. Tapi survey memang diserahkan sepe-nuhnya pada Dikti,” terang Suryadi Poerbo, Kaprodi MBI. Suryadi juga menegas-kan jika akreditasi ini penting kaitannya dalam persaingan di dunia kerja. “Akreditasi diperlukan di dunia kerja, terutama jika lulusan mau bekerja di instansi pemerin-tah dan mendaftar PNS,” tambahnya.

Ketika ditanya mengenai target, dua kaprodi terse-but kompak menyebutkan huruf yang sama, yaitu B. Untuk mencapai akreditasi A, menurut mereka, adalah tidak mungkin untuk saat ini. Sebab ada satu faktor yang belum terpenuhi, yaitu penyerapan lulusan di dunia kerja yang dibuktikan dengan data alumni yang belum bisa dipenuhi. Sebagai catatan, PPG baru menginjak usia keempat di tahun ini, semen-tara MBI masih berusia dua tahun. Namun kedua Kaprodi sepakat jika lulusan awal nantinya pasti sudah ter-cover status akreditasi.

Selamat Tinggal ‘Izin Dikti’Gatot Zakaria (Kru Magang LPM Dimensi)

Page 18: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

SPEAK UP

18 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

HARAPAN MAHASISWA UNTUK BUS POLINES

Civitas Akademika Politeknik Negeri Semarang membutuhkan sarana transportasi masa untuk memperlancar jalannya kegiatan di luar kampus dan juga untuk layanan atau keperluan akademik. Bus Polines merupakan salah satu sarana transportasi tersebut.

Menurut teknisi UPT perawatan dan perbaikan, Eko Setyawan, bus tersebut sudah ada sejak tahun 2003 yang dana pembeliannya berasal dari sumbangan mahasiswa. Bus ini sudah mengalami penyusutan sekitar 25% dari perolehan semulanya dan pada kenyataannya bus tersebut memang sering mogok, kapasitasnya yang kurang memadai, AC-nya yang kurang memuaskan dan masih banyak lagi keluhan mengenai hal tersebut. Meskipun sudah dilakukan perawatan dengan pengecekan setiap hari oleh teknisi mekanik kendaraan serta service setiap bulannya, tetap saja masih banyak keluhan-keluhan mengenai ketidaknyamanan bus tersebut. Lalu bagaimana sebaiknya agar sarana prasarana kita memadai? Berikut tanggapan beberapa mahasiswa tentang harapan mereka terhadap bus Polines.

Gilang Baskoro Widagdo, mahasiswa akuntansi 2011

“Untuk ukuran bus dengan tahun pembuatan seperti bus polines, bus tersebut masih tergolong nyaman. Harapan saya untuk bus tersebut tetap dirawat deng-an sebaik mungkin sehingga tetap memberikan kenyamanan untuk penum-pangnya.”

Sadam Itmamur Rifa’, mahasiswa Teknik Mesin 2012

“Kalau menurutku ya busnya itu nggak nyaman soale busnya yang kurang besar terus jarak antar kursi depan belakang terlalu deket jadi susah bergerak, harapannya sih gunain busnya sesuai fungsinya juga kapasitasnya hehe”

Astri Dita Kumalasari, mahasiswa akuntansi 2012

“Saya pernah naik bis polines dan menurut saya sih kurang nyaman entah ka-rena sirkulasi udara dalam bis atau apa ga tau. Seharusnya kalau instansi punya fasilitas seperti itu dirawat dengan baik dan semaksimal mungkin.”

Dhita Etriviani ,Administrasi Niaga 2011

“Busnya terlihat dari luar masih selalu terlihat baru kalau saya sendiri sih belum pernah naik ya jadi ga bisa komentar banyak banyak hehe.”

Page 19: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

SPEAK UP

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 19

Arsyan Zahid Firdaus, mahasiswa Teknik Elektro 2011

“kalau bus polines aku si belum pernah naik sendiri, jadi gak bisa banyak berkomentar soal kondisinya. Tapi aku denger dari kakak-kakak yang aktif dalam UKM dan pernah menggunakan bus itu untuk kegiatan UKM, dia bilang kalau proses ijin peminjamanya itu sulit, jadi kalau menurut saya dari pihak polines lebih mempermudah proses perijinan peminjamanya agar bisnya itu lebih difungsikan secara maksimal.”

Elly ,mahasiswa Teknik Sipil 2012

“Menurut saya bus polines itu kapasitasnya untuk penumpang kurang besar karena sering digunakan saat acara-acara resmi dengan kapasitas penumpang yang banyak, selain itu perawatannya pun juga kurang begitu terawat keadaan dalam bus tersebut terus juga kalau bisa bisnya ditambah”.

Aryo Okta Brian, mahasiswa Administrasi Niaga 2011

“Bus polines? ya piye ya? Kalau menurutku sih bisnya terlalu tanggung selain itu juga kurang armadanya hehehe, ya ditingkatkan aja lagi lah hehehe”

Reva Rafian ,mahasiswa Akuntansi Tahun 2012

“Kalau dilihat dari luar sih bagus tapi kalau nyamannya aku gak tahu soalnya ndak pernah naik juga tapi kata orang-orang sih sering mogok, harapannya buat bus polines mending tambah 1 lagi deh yang agak besar jadi keliatan lebih bagus hehehe”.

Wardana, mahasiswa Teknik Mesin 2010

“Sebetulnya bus kampus Polines kondisinya saat ini sangat memprihatinkan karena sudah terlalu tua. Jadi perlu adanya modernisasi saja.”

Rezky Febriyani , mahasiswa Teknik Elektro 2012

“Menurut aku ni ya, bus polines itu sudah waktunya untuk diganti yang baru, diganti bus yang besar dan jumlanya juga diperbanyak, ya biar kalau ada ke-giatan di luar ndak malu-maluin almamater hehe”

Page 20: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

20 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

OPINI

Akreditasi adalah suatu bentuk pengakuan

pemerintah terhadap sebuah lembaga pendidikan. Dalam hal ini BAN-PT selaku badan akreditasi nasional perguruan tinggi yang berhak menge-luarkan sertifikat pengakuan, setelah melakukan beberapa evaluasi terhadap perguruan tinggi yang bersangkutan.

Akreditasi itu sendiri merupakan sebuah keten-tuan yang harus dilakukan sebagai tanda bahwa sebuah perguruan tinggi itu diakui kualitasnya. Secara otomatis setiap perguruan tinggi pasti berusaha untuk mening-katkan status akreditasinya. karena apa?

Kembali lagi akreditasi itu adalah bukti pengakuan pemerintah terhadap kualitas prodi ataupun jurusan dalam perguruan tinggi. Jadi sudah bisa disimpulkan bahwa akre-ditasi itu sangatlah penting.

Dalam perguruan tinggi,

prodi yang dibuka itu harus ada akreditasinya sehingga pada saat meluluskan maha-siswanya, tidak dipertanyakan status maupun kualitasnya.

Dampaknya sendiri terhadap mahasiswa pada saat proses recruitment karyawan oleh perusahaan maupun jika akan melanjutkan kuliah lagi. Karena ada perguruan tinggi tertentu yang mensyaratkan status akreditasi sebagai syarat transfer ke jenjang S1 ataupun S2. Begitu juga dalam perusahaan tertentu ada yang mensyaratkan status akreditasi dalam proses recruitment karyawan.

Tapi tidak semua peru-sahan mensyaratkan status akreditasi sebagai syarat utama melamar kerja.

Selama saya menjabat sebagai kepala jurusan teknik mesin baru satu perusahaan yaitu PJ KA Kereta Api Indo-nesia yang mensyaratkan sta-tus akreditasi sebagai syarat utama. Perusahaan lainya

yang bekerjasama dengan Polines tidak mensyaratkan hal itu.

Jadi tidak perlu khawatir mahasiswa Polines kalah bersaing dalam proses recruit-ment tenaga kerja. Sebagai contoh di jurusan mesin ada dua prodi yang berakreditasi B. Dalam proses recruitment tenaga kerja lulusan Polines tetap dianggap sama meski-pun bersaing dengan lulusan universitas lain yang berakre-ditasi A. Dan itu terbukti lulusan Polines banyak yang diterima kerja .

Jadi pada intinya status akreditasi itu sangat penting, karena sebagai bukti bahwa mahasiswa itu diluluskan oleh perguruan tinggi yang diakui oleh pemerintah dan mem-punyai standar mutu kualitas yang baik. Tapi bukan berarti status akreditasi adalah faktor utama dalam proses pencari-an kerja.

PENTINGNYA STATUS AKREDITASI DALAM PERGURUAN TINGGI

Oleh : Drs. Kunto Purbono M.sc

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Page 21: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 21

Page 22: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

RESENSI FILM

22 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

Sebuah film yang yang disutradarai dan diproduseri oleh

Hanung Bramantyo ini ber-tema kerukunan antar umat beragama yang berlokasi di kota Semarang pada awal tahun 2010. Film ini bercerita tentang kehidupan 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda, yang hidup ditengah perbedaan etnis dan agama. Hidup berdampingan di sebuah area lingkungan Pasar Baru, dimana terdapat Masjid, Gereja dan Klen-teng yang letaknya tidak berjauhan. Keluarga Tan Kat Sun (Hengky Solaiman), pemilik restoran Canton masakan Cina yang walaupun menyediakan masakan yang tidak halal, namun dengan kesadaran dan toleransinya yang tinggi, ia memisahkan menu makanan dan alat-alat memasak serta penyajian makanan yang halal dan tidak halal. Tan Kat Sun kurang bahagia karena anaknya yang bernama Ping Hen atau Hendra (Rio Dewanto) yang selalu membantah perin- tahnya dan tidak mau ber-toleransi dengan agama lain.

Keluarga Rika (Endhita), seorang janda muslim dengan seorang anak, yang berpindah agama menjadi Katolik sete-lah bercerai dengan suaminya tetapi tetap mengajarkan agama Islam kepada anaknya,

Abi (Baim) dan memiliki hubungan dengan Surya (Agus Kuncoro), pemuda muslim yang belum meni-kah. Keluarga Soleh (Reza Rahardian), seorang kepala keluarga yang frustasi karena tidak memiliki pekerjaan dan merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya, memiliki seorang istri yang cantik dan soleha bernama Menuk (Revalina S. Temat), seorang wanita muslim yang bekerja di restoran Tan Kat Sun. Soleh akhirnya menda-pat pekerjaan sebagai anggota Banser NU.

Rasa toleransi beragama yang tinggi dari sang majikan membuat Menuk, satu-satu-nya anak buahnya yang ber-jilbab, sangat loyal terhadap Tan Kat Sun. Namun, Soleh, suami Menuk, cemburu pada Hendra. Latar belakang anugrah saling mencintai dalam perbedaan agama yang pernah dijalin Hendra dan Menuk membuat pasangan suami-istri ini sering ber-selisih paham. Tiba pada saat Hari Raya Idul Fitri, Hendra nekad membuka restorannya tanpa seijin ayahnya pada hari kedua, yang kemu-dian membuat kecemburuan Soleh semakin bertambah dikarenakan sang istri harus berangkat bekerja di saat Hari Raya. Tan Kat Sun yang mendengar bahwa anaknya

membuka restorannya itu marah dan mencoba untuk menutup kembali restoran-nya. Kemudian timbul pertengkaran hingga terjadi perkelahian yang menyebab-kan hubungan keluarga Tan Kat Sun dengan keluarga Soleh semakin memburuk.

Film yang dirilis pada tanggal 7 April 2011 di Indo-nesia ini terjadi kompleks. Sang sutradara, Hanung Bra-mantyo yang terkenal berani membuat cerita dengan tema kontroversial, terasa sedikit mengecewakan dalam film ini menggambarkan bahwa orang beragama Islam itu mudah sekali terpancing dan terprovokasi dengan hal-hal sepele, mereka dengan mem-bawa nama Allah merusak bahkan sampai melukai orang. Namun disisi lain terdapat pesan moral yang tersirat bahwa betapa pen-tingnya kerukunan dan toler-ansi yang tinggi antar sesama tanpa mengenal perbedaan etnis maupun agama dalam kehidupan bermasyarakat untuk memajukan negara kita dan melalui film ini kita se-bagai warga negara Indonesia yang mayoritas beragama Is-lam dapat lebih memperbaiki diri kita sendiri, sehingga membuat film ini menarik untuk ditonton.[putri]

Perbedaan yang Dipertanyakan

Putri Maya(Kru Magang LPM Dimensi)

Page 23: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

RESENSI BUKU

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 23

Tanpa kita sadari, kekerasan masih terjadi terhadap

kaum perempuan di dunia khususnya Afrika dan Asia. Ketidakadilan masih mereka rasakan, diantaranya seper- ti trafficking sex, kejahatan Genosida, diskriminasi antara laki – laki dan Perempuan, dan sebagainya.

Ada kisah Meena Hasina perempuan India yang berasal dari keluarga miskin di perbatasan Nepal untuk dijual di Klan Nutt dan dijadikan sebagai pelacur bertahun-tahun, namun berkat organisasi social Apne Aap Women Worldwide yang mendukungnya dia berhasil kabur dari tempat itu dan membongkar tempat pela-curan di Klan Nutt tersebut. Ada kisah tentang Mukhtar Mai dari Pakistan yang men-jadi korban perkosaan barbar yang berhasil berjuang untuk bangkit, dia menggunakan segenap kemampuannya untuk mendirikan sekolah karena menurutnya cara ter-baik untuk mengurangi kasus

pemerkosaan adalah mera-takan pendidikan. Di China banyak orang tua yang tidak menginginkan lahirnya anak perempuan karena bagi mere-ka anak perempuan tidak lebih baik dari seorang anak laki–laki, setelah mengetahui janin yang dikandung sang ibu adalah perempuan maka mereka segera menggugurkan janin sang Ibu tersebut. Lebih mengerikan lagi seorang ibu hamil berasal dari Camerun bernama Prudence yang tidak dapat diselamatkan karena sobeknya rahim akibat dukun beranak yang tak terlatih.

Sudah bukan saatnya lagi kita mensia-siakan talenta berharga yang ada dalam diri wanita dengan alasan apapun. Buku ini membawa kita merasakan apa yang terjadi terhadap mereka. Merupakan fakta memilukan yang masih terus berlangsung sampai saat ini. Hal ini menunjuk-kan kepada kita bahwa perempuan lain bisa bangkit melalui perempuan–perem-puan yang luar biasa, berjiwa kuat, berani dan melawan

segala tindak kekerasan yang dialami para wanita dan tang-guh di sana.

Buku yang amat sangat menarik ini merupakan salah satu buku yang pernah di review di Washington Post. Nicholas D.Kristof & Sheryl Wudunn telah menempuh perjalanan jurnalistik yang tidak biasa, merupakan perjalanan dengan mereng-kuh korban secara langsung sehingga membangkitkan kesadaran. Melalui buku ini mereka dapat mengetuk hati pembaca untuk mengubah pemikiran mereka dan membuat perubahan dengan menghentikan kekerasan berbasis gender, melalui upaya bersama secara politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan kemanusiaan. Setidaknya pengetahuan kita akan keberadaan mereka menjadi sesuatu yang berarti dan yang jauh lebih penting adalah bagaimana agar kita mampu menghormati hidup.[Windi]

Wanita Bukan Makhluk Lemah

Judul : Perempuan Menjunjung Separuh Langit (Half The Sky), Kisah Kekerasan Paling Kejam Terhadap Perempuan di Abad ini.Penulis : Nicholas D.Kristof & Sheryl Wudunn Penerbit : PT Gramedia Pustaka UtamaCetakan : Pertama, 2010Halaman : xxxi + 379 halaman

Page 24: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

GALERI FOTO

24 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

Siapa yang tak kenal Tahun Baru Imlek ?

Sebuah momen dimana masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan ta-hun baru Cina dengan segala kemeriahannya.

Tak terkecuali Kota Semarang. Di Kampung Semawis Pecinan berbagai kebudayaan Cina ditampilkan sebagai bukti eksistensi per-adaban mereka.

EKSOTIKA TAHUN BARU IMLEK

Page 25: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

GALERI FOTO

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 25

Caption :1. WOW! ini cakue Monster.2. Brand minyak ternama terlihatsepi pengunjung.3. Klenteng.4. Pasar Imlek kampung semawis.5. Pertunjukan Boneka6. Pertunjukan Tari.7. Penjual kerak telur pun berpar-tisipasi

Page 26: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi
Page 27: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

KARIKATUR

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 27

Page 28: Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

28 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE