Upload
chintyanindyarini
View
228
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
studio
Citation preview
Analisis Kebijakan MP3EI
Sesuai dengan kebijakan pengembangan koridor ekonomi BaliNusa
Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan
nasional dalam MP3EI, dimana dalam mendukung persepektif
nasional, Provinsi Bali merupakan pintu gerbang kegiatan utama
pariwisata di Indonesia, memerlukan adanya pemenuhan kebutuhan
infrastruktur dalam rangka peningkatan konektivitas (infrastruktur)
untuk mendukung kegiatan pengembangan ekonomi utama pariwisata.
Dalam analisis tersebut disebutkan bahwa Provinsi Bali tidak
adanya program untuk pengembangan sektor industri, khususnya
industri dalam skala besar. Sesuai dengan hasil survei primer yang
dilakukan di Kabupaten Bangli, tidak ditemukannya industri
besar hanya industri kecil / home industry. Pemerintah melakukan
sebuah inovasi dan pengembangan seperti ekonomi kreatif untuk
industri kecil agar hasil kerajinan industri bisa dipasarkan dalam
lokal maupun internasional sehingga dapat menyerap tenaga kerja
sekitar untuk meminimalkan angka kemiskinan yang terdapat di
Provinsi Bali, khususnya Kabupaten Bangli.
Analisis Fisik dan Lingkungan
Analisis Fisik dan Lingkungan merupakan analisis untuk
mengetahui pola pemanfaatan lahan, perubahan guna lahan
dan analisis kondisi eksisting. Dalam perencanaan suatu
wilayah banyak terdapat kesalahan peruntukan lahan dan
banyak pula yang melampaui ambang batas.
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Bangli didominasi pada kegiatan Sentra-Sentra Industri Kecil yang dapat bercampur dengan kawasan permukiman baik di Kawasan Permukiman Perkotaan maupun Kawasan Permukiman Perdesaan. Kegiatan industri yang dikembangkan terkait dengan potensi sumber daya alam setempat, industri kreatif dan industri kerajinan penunjang
Analisis Fisik Industri
1. Fasilitas Air Bersih
Dalam kondisi eksisting masyarakat sudah menggunakan jasa Perusahaan Daerah Air Minum dalam memenuhi kebu-tuhan air. Industri juga menggunakan air dari PDAM dalam menjalankan kegiatan pengolahannya. Indutri menggunakan sepenuhnya dari PDAM karena topografi Kabupaten Bangli yang tinggi, sehingga sulit untuk mendapat sumber air dari sumur.
2. Faslitas Telekomunikasi
Dalam mendukung kegiatan industri di Kabupaten Bangli maka di-perlukan penggunaan teknologi komunikasi internet dan handphone. Hal tersebut dapat dilihat terdapat BTS untuk melayani dalam setiap kegiatan industri . Industri di Bangli sudah terlayani oleh fasilitas yang sudah ada.
3. Fasilitas Listrik dan Energi
Dalam pemenuhan kebutuhan listrik dan enenrgi, setiap industri masih menggunakan PLN dalam produksi. Penggunaan PLN/ energi oleh pelaku industry Kabupaten Bangli digunakan dalam pengadaan sampai dengan pendistribusian hasil produksi. Dapat disimpukan bahwa pelaku industri tidak mengalami permasalahan dalam kebutuhan listrik dan energi
Analisis Kinerja Industri A. Sumberdaya Manusia
Jumlah penduduk yang bekerja di sektor industry akan terus meningkat
dikarenakan potensi berkembangnya industry kecil dan menengah di Ka-
bupaten Bangli. Meningkatnya nialai produksi dan jumlah kapasitas
produksi mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang ada di industry unggu-
lan di Kabupaten Bangli.
B. Bahan Baku dan Modal
Modal industry kayu, emas & perak, dan
kopi secara pribadi. Modal bagi ke-
rajinan bamboo berupa modal pribadi
dan pinjaman dari LPD (Lembaga Pem-
injaman Desa). Bahan baku bamboo,
kayu, dan kopi berasal dari Kabupaten
Bangli, namun untuk emas dan perak
berasal dari Kabupaten lain missal kabu-
paten Celuk.
C. Proses Industri
Proses produksi pada anyaman bamboo berakhir pada pengelolahan
limbah bamboo digunakan sebagai arang, yang mana dalam prosesn
Cleaner Production masuk kedalam tahapan Recycle yaitu mendaur ulang
bamboo yang tidak digunakan sebagai bahan bakar . Limbah hasil
produksi bamboo laminasi berupa limbah cair hasil perendaman bamboo
dengan bahan kimia. Pada industry laminasi
bamboo belum menerapkan prinsip Cleaner Pro-
duction. Diharahkan adanya IPAL untuk limbah cair
produksi bamboo laminasi agar tidak mencemari l
ingkungan. Proses produksi pada Kerajinan kayu
berakhir pada pengelolahan limbah kayu digunakan s
ebagai arang, yang mana dalam prosesn Cleaner Production masuk
kedalam tahapan Recycle yaitu mendaur ulang bamboo yang
tidak digunakan sebagai bahan bakar. Proses produksi pada
Kerajinan emas dan perak menghasilkan limbah cair yang
masih mengandung logam. Namun kerajinan emas dan perak
belum menerapkan system Cleaner Production. Diarahkan
adanya IPAL untuk limbah cair produksi kerajinan emas dan
perak laminasi agar tidak mencemari lingkungan. Proses
produksi pada pengolahan kopi hingga menjadi kopi luwak
menghasilkan limbah berupa biji kopi, namun limbah yang
dihasilkan digunakan sebagai pupuk untuk pohon kopi itu
sendiri. Menurut konsep cleaner production pengolahan kopi telah men-
erapkan prinsip Reuse karena telah menggunakan limbah sebagai pupuk.
D. Proses Distribusi
Distribusi anyaman bamboo dalam lingkup Kabupaten Bali, bamboo lam-
inasi mencapai Jakarta, Amerika, Belanda dan Jepang. Distribusi kayu
dalam lingkup Kabupaten Bangli. Untuk distribusi Kopi luwak dan arabi-
ka mencapai pasar internasional seperti Australia, Korea, Kostralika, dan
Clombia.
Analisis Location Quotient
Analisis yang digunakan untuk mengetahui ekonomi basis suatu daerah adalah locational quotient(LQ) Pada analisis ini dilakukan perhitungan LQ tenaga kerja. Berikut adalah bentuk matematis dari metode LQ:
Keterangan:
Li : Produk atau lapangan kerja di sektor i dalam perekonomian lokal
e : Produk atau lapangan kerja total dalam perekonomian lokal
Li : Produk atau lapangan kerja di sektor I dalam
Industri yang menjadi unggulan di Kabupaten Bangli dan
dapat dikembangkan, antara lain jenisnya adalah:
1. Anyaman Bambu LQ = 3,13
2. Kerajinan Kayu LQ = 2,80
LQ>1: Mampu memenuhi dan ekspor
LQ=1: Mampu memnuhi kebutuhan sendiri
Analisis Shift Share
Analisis shift share merupakan analisis untuk mengetahui pergesaran dan pereknomian suatu daerah dengan cara menekankan pada pertumbuhan sektor di daerah dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi. Berikut merupkan data PDRB Kabupaten Bangli dan Provinsi Bali pada sektor industri.
STRUKTUR RUANG
Penentuan sturktur ruang industri yang dilakukan pada Kabupaten Bangli ditentukan berdasarkan variabel-variabel yang
mempengaruhi pengembangan industri kecil-menengah di wilayah
tersebut. Variabel tersebut adalah luas wilayah, luas lahan perumahan,
luas lahan pertanian, jumlah industri, tenaga kerja, sarana prasarana dan
ketersediaan bahan baku.
Setelah mengetahui data tersebut, kemudian diberikan nilai
sesuai peringkat yang ada, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil analisis Kecamatan Kintamani merupakan kecamatan
yang menjadi pusat kegiatan industri kecil menengah yang ada di
kabupaten Bangli karena selain memiliki luas wilayah yang paling luas,
juga memiliki ketersediaan bahan baku yang memadai.
Analisis Kemampuan Lahan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis kemampuan lahan diperoleh ke-
las C, D, dan E yang berarti kemampuan lahan untuk pengembangan
sedang, agak tinggi, dan sangat tinggi. Maka berdasarkan perhitungan
SKL kemampuan lahan sebenarnya Kabupaten Bangli memiliki potensi
yang besar untuk dikembangkan industri. Namun karakteristik lahan di
Kabupaten Bangli berbukit sehingga dan ketersediaan lahan yang seba-
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknik Analisis Fisik&Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang:
Analisis Kesesuaian Lahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No-
mor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Industri
Berdasarkan analisis tersebut, maka arahan
lokasi industri di Kabupaten Bangli adalah
tidak memenuhi syarat karena industri di
Kabupaten Bangli lebih cocok pada home
industry dengan klasikasi sentra maupun
zona-zona industri. Hal tersebut me-
nyebabkan industri lebih dekat ke lokasi
bahan baku karena hasil pertanian adalah
bahan mudah rusak.
Linkage system sektor industry dengan agrowisata yaitu pada
input, yang berupa kopi dan bamboo. Kopi berasal dari Keca-
matan Kintamani.
LINKAGE SYSTEM
Linkage system sektor indutri
dengan pariwisata yaitu pada
output berupa pamasaran yang
dilakukan di tempat wisata.
Pemasaran produk kerajinan
bamboo di tempat wisata yang
ada di Kabupaten Bangli, De-
sa Adat Panglipuran salah
satunya
LINKAGE SYSTEM
ANALISIS DAMPAK KEGIATAN INDUSTRI
A. Kegiatan Industri Bambu
1. Komponen fisik
Industri bambu yang menggunakan alat tradisioanal dalam pengolahannya tidak menghasilkan polusi dan limbah yang tidak signifiknan. Pewarnaan yang dilakukan oleh pengarajin merupakan pewarna dari bahan campuran alam sehingga tidak berpengaruh terhadap perubahan air dan tanah disekitar industri bambu. Dampak tidak langsungnya adalah dengan bertambahnya volume
transportasi karena proses pengangkutan bahan baku dan pendistribusian.
2. Komponen biologis
Industi bambu terhadap komponen biologi tidak berdampak terhadap keanekargaman hayati di sekitar industri bambu tersebut dan tidak ditemukan pencemaran lingkungan yang dapat menganggu ekosistem lingkungan. Selain itu, bahan yang yang digunakan dalam pengolahan merupakan bahan-bahan
yang terbuat dari alam dan tidak menimbulkan dampak lingkungan.
3. Komponen sosial, ekonomi dan budaya
Industri bambu merupakan industri yang paling banyak ditemukan dan mempengaruhi pendapatan daerah. Namun, hal tersebut tidak membuat masyarakat takut karena produk yang dihasilkan oleh industri bambu selalu dibutuhkan oleh masyarakat Bali. Dampak yang ditimbulkan tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat lainnya, karena tidak menimbulkan kebisingan dan menghasilkan limbah yang berbahaya.
B. Kegiatan Industri Kayu
1. Komponen fisik
Limbah yang ditimbulkan berasal dari bahan penunjang seperti bahan plitur dan pewarnaan kayu. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair yang langsung dialirkan ke drainsi terdekat. Namun, dikarenakan industri kayu yang terdapat di kabupaten Bangli masih tersebar di masing-masing kecamatan menjadikan limbah cair yang terkumpul tidak menjadi masalah. Peningkatan volume trans-portasi yang ditimbulkan oleh proses penjemputan bahan baku dan pendistri-busian produk
2. Komponen biologis
Industri kayu tidak berdampak signifikan terhadap
kelangsungan ekosistem lingkungan. Limbah cair yang
dibuang langsung ke drainasi tidak menimbulkan
perubahan lingkungan yang signifikan karena jarak sungai
yang cukup jauh. Sedangkan limbah kayu yang berupa serbuk kayu dan potong-an kayu hasil produksi digunakan kembali oleh pengrajin sebagai bahan pemba-
karan dan untuk pembutan triplek .
3. Komponen sosial, ekonomi dan budaya
Industri kayu yang berada di Kabupaten Bangli memiliki dampak yang positif terhadap perekonomian masyarakat. Industri kayu juga menyerap banyak tenaga
kerja lokal sehingga dapat mengurangi pengangguran.
C. Industri Emas dan Perak
1. Komponen fisik
Dampak yang ditimbulkan dari adanya industri emas dan perak di Kabupaten Bangli terhadap komponen fisik adalah terjadinya pencemaran air. Limbah yang dihasilkan pasca prroduksi emas dan perak berupa limbah cair yang merupakan campuran emas dan perak dengan air. Namun terdapat beberapa industri yang
sudah menyiapkan penampungan limbah cair yang dihasilkan.
2. Komponen biologis
Industri emas dan perak merupakan industri berskala kecil, sehingga limbah yang dihasilkan tidak terlalu menganggu keanekaragaman hayati. Sebagian in-dustri telah memiliki penampungan sendiri untuk menampung limbah yang
dihasilkan.
3. Komponen sosial, ekonomi dan budaya
Dengan adanya industri emas dan perak berdampak postif terhadap perekonomi-an masyarakat. Selain itu, dalam industri emas dan perak juga menyerap tenaga
kerja lokal
ANALISIS DAMPAK
KEGIATAN INDUSTRI
D. Indusri Kopi
1. Komponen fisik
Industri kopi yang berlokasi di Keca-matan Kintamani tidak berdampak penting terhadap kondisi fisik. Pen-golahan industri kopi yang masih
menggunakan alat tradisional.
2. Komponen biologis
Komponen biologi yang terdapat di sekitar kawasan industri kopi tidak terganggu karena tidak ditemukannya bentuk pencemaran lingkungan. Pem-ilihan biji kopi sendiri menggunakan hewa luwak, sehingga tidak men-imbulkan efek samping terhadap ling-
kungan.
3. Komponen sosial, ekonomi dan
budaya
Adanya pabrik pengolahan kopi yang sudah memiliki sertifikasi Nasional, Kopi Kintamani. Dengan adanya kegiatan industri kopi berdampak posi-tif terhadap pendapatan daerah dan masyarakat. Industri kopi juga menggunakan tenaga kerja lokal dalam proses produksi.
Keterangan :
: Rendah
: Sedang
: Tinggi
Analisis Akar Masalah
Industri unggulan yang berada di Kabupaten bangli terdiri dari industri kerajinan bambu, kerajinan kayu, kopi serta industri emas dan perak. Sektor industri di Kabupaten Bangli memiliki beberapa permasalahan yang berpotensi menghambat perkembangan industri. Berikut merupakan permasalahan sektor industri yang ada di Kabupaten Bangli:
Importance Performance Analysis
Analisis yang bertujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalam mengembangkan
industri kecil-menengah berdasarkan 10 presepsi pelaku industri.
Berikut ini adalah hasil dari analisis IPA yang menempatkan 21 variabel
terhadap 4 kuadran yang berbeda.
Variabel yang dijadikan sebagai prioritas adalah biaya pemasaran, harga
jual produk, harga bahan baku, dan kemudahan dalam pemasaran.
ANALISIS SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang
digunakan dalam menjelaskan wilayah perencanaan. Analisis SWOT
dapat digunakan untuk menetapkan tujuan secara lebih realistis dan
efektif, serta merumuskan strategi dengan efektif pula. Analisis
SWOT terdiri dari analisis potensi, masalah, kesempatan, dan an-
caman pada tiap sektor sebagai pendukung bagi pekembangan indus-
tri Kabupaten Bangli.
No Faktor Kunci Pendorong Tujuan
1 Pemasaran sudah sampai keluar Pulau Bali dan su-dah eksport ke luar negeri
Terwujudnya sektor industri
yang maju, mandiri, dan tangguh ber-dasarkan bu-
daya Bali
2 Kuantitas dan kualitas tenaga kerja sudah cukup terpenuhi
3 Kualitas produk sudah cukup baik
4 Bantuan pemerintah beru-pa alat dan pelatihan bagi pekerja
Total factor pendorong sebesar 8.08, sedangkan factor penghambat sebe-sar 7.43.
Strategi:
1. Mendorong terwujudnya kelembagaan
yang dapat mengatur, mengawasi, serta
menampung kegiatan di sektor industri
dan mengembangkan sistem Perdagangan
Dalam dan Luar Negeri dengan
mengedepankan aspek perlindungan kon-
sumen serta penerapan hukum dalam be-
rusaha serta Mengembangkan sentra sentra
industri potensial dengan konsep One Vil
lage One Product yang memperhatikan legis-
lasi Usaha Industri
2. Meningkatkan pemberdayaan usaha bi-
dang industri dan pengembangan dibidang
usaha serta permodalan.
3. Meningkatkan nilai tambah hasil produksi industri dengan
meningkatkan mutu, jumlah dan desain hasil produksi yang
kreatif dan inovatif serta manajemen usaha yang lebih baik
dengan memperhatikan HAKI dan aspek kelestarian ling-
kungan serta Mengembangkan berbagai potensi sumber
daya industri lokal guna tercapainya keseimbangan struktur
ekonomi daerah yang seimbang.
4. Meningkatkan pemberdayaan usaha bidang industri dan
pengembangan berbagai teknologi industry, akses pasar,
dengan melakukan kontrak /kerjasama dibidang usaha serta
permodalan.
Visi
Terwujudnya sektor industri yang maju, mandiri,
dan tangguh berdasarkan budaya Bali. Konsep Klaster Industri
klaster industri merupakan sekumpulan usaha industri kecil yang saling terkait di bidang tertentu yang berdekatan secara geografis dan saling terkait karena kebersamaan (commonalities) dan komplementaritas sehingga mudah untuk dikendali yang akan mendorong pada spesialisasi pada produksi pada suatu daerah sehingga mendorong kemajuan daerah tersebut. Menurut Bappenas (2006) Keunggulan dibentuknya klaster industri adalah meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya transportasi dan transaksi, menciptakan asset secara kolektif, dan
Misi
1. Mengembangkan berbagai potensi sumber daya industri
lokal guna tercapainya keseimbangan struktur ekonomi
daerah yang seimbang.
2. Mengembangkan sentra sentra industri potensial dengan
konsep One Village One Product yang memperhatikan
legislasi Usaha Industri
3. Meningkatkan pemberdayaan usaha bidang industri dan
pengembangan berbagai teknologi industry, akses pasar,
dengan melakukan kontrak /kerjasama dibidang usaha
serta permodalan.
4. Meningkatkan nilai tambah hasil produksi industri dengan
meningkatkan mutu, jumlah dan desain hasil produksi
yang kreatif dan inovatif serta manajemen usaha yang
lebih baik dengan memperhatikan HAKI dan aspek
kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan sistem Perdagangan Dalam dan Luar
Negeri dengan mengedepankan aspek perlindungan
konsumen serta penerapan hukum dalam berusaha.
6. Mendorong terwujudnya kelembagaan yang dapat mengatur, mengawasi, serta menampung kegiatan di sektor industri
Pengembangan sentra menjadi bagian penting dari upaya memerdayakan industri kecil menengah lebih lanjut menuju bentuk klaster. Berikut adalah pengelolaan sentra industri. 1. Memiliki Kelembagaan dan tata laksana;
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana sentra;
3. Pengelolaan lingkungan dan limbah;
4. Mempunyai sistem informasi (Website) yang berisi data dan informasi terkait sentra
5. Manajemen keuangan yang membantu dalam urusan pajak, retribusi serta dengan investor.
6. Pembinaan elemen-elemen kegiatan utama proses produksi;
7. Adanya pemasaran dan promosi produk-produk;
Menurut Lyon dan Atherton (2000) tiga hal mendasar mencirikan klaster:
1. Kebersamaan/Kesatuan (Commonality); yaitu bahwa bisnis-bisnis beroperasi dalam
bidang-bidang serupa
2. Konsentrasi (Concentration); yaitu bahwa terdapat pengelompokan bisnis-bisnis
3. Konektivitas (Connectivity); yang saling terkait/ bergantung dengan beragam jenis hubungan yang berbeda.
Penentuan Sentra Industri
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman
Teknis Industri
Pasar
Lokasi industri ditinjau dari
faktor pasar di Kabupaten
Bangli bila dilihat dari segi
industri besar letaknya cukup
dekat dengan pasar karena in-
dustri di kabupaten ini berada
di suatu sentra-sentra yang
memang diperuntukkan untuk
industri-industri kecil menen-
gah, selain itu barang produksi
yang dihasilkan merupakan
barang yang dapat mencakup
hingga wilayah nasional me-
nyebabkan tidak ada masalah
mengenai letak pasar dengan
industri besar.
Bahan Baku
Untuk industri kecil-menengah
dimana konsep pengem-
bangannya adalah integrated
diarahkan agar lokasi bahan
baku terletak tidak jauh dari
lokasi industri agar dapat
meminimalisir modal yang
dikeluarkan.
Tenaga Kerja
Keberadaan tenaga kerja harus
diperhitungkan benar-benar
terutama bagi perusahaan yang
biaya barang produknya terdiri
atas biaya tenaga kerja. Untuk
industri kecil menengah,
mayoritas sangat membutuh-
kan ketrampilan dari warga
sekitar dan memang lokasi
industri kecil menengah rata-
rata terletak di permukiman
warga Kabupaten Bangli.
Inducement Setempat
Inducement setempat adalah
dorongan lokal yang mendukung
perusahaan, misalnya pemberian
keringanan pajak, sewa tanah sangat
murah, mendapat perlindungan pen-
jagaan keamanan dan sebagainya. Hal
ini belum berjalan sempurna di Kabu-
paten Bangli dalam hal bantuan dari
pemerintah lokal yang diperuntukkan
bagi kawasan industri kecil menen-
gah. Sehingga nantinya diharapkan
ada pengajuan dana kepada
pemerintah setempat guna memper-
lancar pengembangan sentra industri.
Transportasi
Letak suatu industri ditentukan juga oleh faktor transportasi yang menghubungkan lokasi industri dengan pasar, bahan baku, dan tenaga
kerja. Untuk tranportasi terkait sentra industri yakni industri kecil menengah di Kabupaten Bangli sudah terletak dekat dengan pasar,
bahan baku, dan tenaga kerja sehingga hanya perlu pemaksimalan dalam hal alat angkut saja.