17
ENSEFALITIS Decembe r 21, 2012 BAB 1 PENDAHUUAN 1.1. Latar Belakang Ensefalitis selain menjadi masalah di China juga merupakan penyakit yang menjadi masalah dibeberapa negara Asia lainnya, seperti: Jepang, Korea, Thailand, Taiwan, India. Negara yang masih mempunyai wabah berkala termasuk Vietnam, Cambodia, Myanmar, Nepal, dan Malaysia. Selain menyebabkan ensefalitis dengan cacat mental apabila sembuh, angka kematian yang ditimbulkan juga cukup tinggi. Penyakit ini ditularkan kepada manusia dengan melalui gigitan nyamuk Culex sp., Anopheles sp. Reservoir utama dari virusnya adalah babi. Di Indonesia virus Japanese Echepalitis sudah banyak diisolasi baik dari vektornya maupun babi dan binatang mamalia yang lain, seperti; sapi, ayam dan kambing. Prevalensi dari kasus Japanesese encephalitis di Indonesia 1

Encephalitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Encephalitis

Citation preview

Page 1: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

BAB 1

PENDAHUUAN

1.1. Latar Belakang

Ensefalitis selain menjadi masalah di China juga merupakan penyakit yang menjadi

masalah dibeberapa negara Asia lainnya, seperti: Jepang, Korea, Thailand, Taiwan, India.

Negara yang masih mempunyai wabah berkala termasuk Vietnam, Cambodia, Myanmar,

Nepal, dan Malaysia. Selain menyebabkan ensefalitis dengan cacat mental apabila sembuh,

angka kematian yang ditimbulkan juga cukup tinggi. Penyakit ini ditularkan kepada

manusia dengan melalui gigitan nyamuk Culex sp., Anopheles sp. Reservoir utama dari

virusnya adalah babi.

Di Indonesia virus Japanese Echepalitis sudah banyak diisolasi baik dari vektornya

maupun babi dan binatang mamalia yang lain, seperti; sapi, ayam dan kambing. Prevalensi

dari kasus Japanesese encephalitis di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Memang

banyak dilaporkan adanya kasus ensefalitis dari rumah sakit di Indonesia, tetapi apakah

ensefalitis itu disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis tidak diketahui. Dalam sebuah

penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta didapatkan sebuah hasil bahwa dari 95

penderita ensefalitis karena infeksi virus. Dalam penelitian yang menggunakan metode

yang spesifik dan sensitive yaitu ELISA diketemukan hanya 9 spesimen yang positif

artinya ensefalitis disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis.

1

Page 2: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

Infeksi-infeksi pada sistem saraf pusat menimbulkan masalah medis yang serius dan

membutuhkan pengenalan dan penanganan segera untuk memperkecil gejala sisa

neurologis yang serius dan memastikan kelangsungan hidup pasien.

1.2. Frekuensi

Di Amerika Serikat, beberapa ribu kasus ensefalitis virus dilaporkan pertahunnya

dengan tambahan 100 kasus pertahun disebabkan oleh post infeksi ensefalomyelitis (PIE).

Herves simpleks ensefalitis merupakan penyebab tersering ensefalitis dinegara

negara barat, insidens keseluruhan adalah 0,2/100.000 ( infeksi herves simpleks neonatus

terjadi pada 2-3/10.000 kelahiran hidup).

Arbovirus adalah penyebab tersering ensefalitis berulang dengan insidens mirip

seperi pada infeksi herves simpleks virus. Tingkat sebetulnya bisa lebih tinggi karena tidak

semua orang yang terinfeksi arbovirus mendapatkan gejala klinis, hanya 10% yang

berkembang menjadi ensefalitis. Semua arbovirus membutuhkan serangga sebagai

vektornya.

Penyebab yang lebih jarang ensefalitis virus adalah varisela zooster dengan insidens

1/2000 orang yang terinfeksi. Biasanya 0-3 kasus rabies ensefalitis dilaporkan pertahunnya.

1.3. Mortalitas

Tingkat mortalitas/Morbiditas

Tingkat mortalitas dan morbiditas tergantung pada hosnya seperti cedera SSP yang

sudah ada sebelumnya dan juga tergantung tingkat virulensi organisme penyebab penyakit.

2

Page 3: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

Hasil yang lebih buruk didapati pada bayi kurang dari 1 tahun dan orang dewasa lebih dari

55 tahun.

Herves simpleks ensefalitis yang tidak diobati mempunyai tingkat mortalitas 50-

75%, 100% pasien yang selamat mempunyai kecacatan motoris dan mental. Pengobatan

herves simpleks ensefalitis berkaitan erat dengan tingkat keparahan penyakit dan kapan

mendapatkan pengobatan, tingkat morbiditas mencapai 20%.

Japanese ensefalitis arbovirus dan eastern equin ensefalitis ( EEE ) mempunyai

tingkat mortalitas seperti herves simpleks ensefalitis yang tidak diobati, namun arbovirus

lainnya mempunyai gambaran klinis yang lebih ringan.

Tingkat mortalitas pada PIE yang merupakan akibat sekunder dari cacar mencapai

40%.

3

Page 4: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Ensefalitis adalah suatu peradangan pada parenkim otak, menyebabkan disfungsi

neuropsikologis menyeluruh dan atau fokal akibat invasi mikroorganisme ( Virus, bakteri,

protozoa, spirochaeta, jamur, cacing) atau reaksi radang akibat adanya infeksi sistemik atau

vaksinasi. Berdasarkan pandangan epidemiologi dan patofisiologinya, ensefalitis berbeda

dengan meningitis, meskipun pada pemeriksaan klinis kadang terlihat tanda dan gejala

peradangan meningeal seperti fotofobia, sakit kepala ataupun kekakuan pada leher.

Cerebritis menggambarkan tingkat awal pembentukan abses dan menunjukan

infeksi bakterial yang sangat merusak pada otak, sedangkan akut ensefalitis umumnya

merupakan infeksi virus dengan kerusakan parenkim bervariasi dari ringan sampai berat.

2.2. Patofisiologi

Port de entre tergantung virusnya. Banyak virus ditularkan lewat manusia meskipun

kebanyakan kasus herves simpleks ensefalitis mungkin dapa direaktifasi oleh virus herves

simpleks yang tetap dorman di ganglion trigeminus. Nyamuk dan kutu dapat menyebabkan

arbovirus dan virus rabies ditularkan melalui gigitan binatang. Pada beberapa virus seperti

virus varisela zooster dan sitomegalovirus, hos yang imunocompromised adalah faktor

resiko yang penting.

4

Page 5: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

Secara umum, virus bereplikasi diluar SSP dan masuk melalui penyebaran

hematogen atau berjalan sepanjang serabut saraf dan jalur olfaktorius. Etiologi infeksi virus

lambat, seperti pada cacar berkaitan dengan sklerosis panensefalitis subakut, dan

leukoensefalopati multifokal yang progresif masih belum dimengerti sepenuhnya.

Setelah melewati sawar darah otak, virus masuk ke dalam sel saraf, yang

menyebabkan kerusakan fungsi sel, sumbatan perivaskuler, perdarahan, dan reaksi

peradangan menyeluruh pada substansia grisea dan sedikit pada substansia alba. Patologi

fokal adalah disebabkan oleh reseptor membran sel saraf yang ditemukan pada

bagian-bagian tertentu di otak. Contohnya herves simpleks virus mempunyai tempat

predileksi pada lobus temporal inferior dan medial.

Berlawanan dengan virus yang menyerang langsung substansia grisea, ensefalitis

akut diseminata dan post infeksi ensefalomyelitis yang disebabkan oleh cacar, Epstein-Barr

dan sitomegalovirus yang merupakan proses yang diperantarai reaksi imun, yang

menyebabkan demyelinisasi multifokal substansia alba perivena.

2.3. Gejala Klinis

Anamnesa

Gambaran klinis sangat bervariasi, dan berkaitan dengan prognosis.

Pasien mungkin mempunyai riwayat gigitan binatang yang tidak diobati dengan anti rabies.

Gejala prodormal berlangsung beberapa hari antara lain demam, sakit kepala, mual dan

muntah, letargia dan mialgia.

Gambaran klasik ensefalopati dengan gejala-gejala neurologis antara lain :

Perubahan kepribadian dan tingkah laku, penurunan tingkat kesadaran

5

Page 6: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

Kaku leher, foto fobia dan letargia

Kejang generalisata atau teroganisir

Kebingungan akut atau amnesia

Gejala yang agak jarang antara lain sakit kepala dan keluhan-keluhan yang berkaitan

dengan meningismus.

Ensefalopati karena toksoplasma didapatkan pada 40% pasien HIV positif didapatkan

gambaran sakit kepala akut, ensefalopati dan keluhan-keluhan neurologis fokal.

Pemeriksaan Fisik

Perubahan status mental dan kepribadian

Tanda-tanda fokal seperti hemiparesis dan disfungsi otonom

Gangguan motoris

Ataksia

Kerusakan saraf-saraf kranial

Disfagia

Meningismus ( jarang dan lebih sering terjadi pada meningitis )

Disfungsi motoris dan sensoris unilateral

Pada neonatus didapatkan

Keratokonjungtivitis

Kejang dan iritabilitas

Gejala-gejala tambahan seperi syok, ikterus dan hepatomegali

6

Page 7: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

2.4. Eiologi

Etiologi ensefalitis biasanya karena proses alergi, namun dapat juga non infeksi

seperti pada proses demyelinisasi pada ensefalitis akut diseminata

Etiologi infeksi : herves simpleks virus tipe 1 dan 2, EBV, virus cacar, mumps dan rubela

2.5. Diagnosis Banding

Abses otak

Hipoglikemia

Laptospirosis

Meningitis

Status epileptikus

Perdarahan subarachnoid

Sistemik lupus eritematosus

Demam berbintik Rocky Mountain

Toksoplasmosis

Tuberculosis

Tumor intra kranial

2.6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium :

Hitung darah lengkap

Elektrolit serum, 25% pasien terdapat peningkatan ADH

Kadar gula serum

7

Page 8: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

Uji trombosit dan koagulasi : diindikasikan pada pasien peminum alkohol kronis, penyakit

liver, atau DIC

Uji elektrolit urin

Uji laboratorium lainnya : kultur herves simpleks virus

Serologi virus : uji fiksasi antibodi komplemen berguna untuk mengidentifikasi arbovirus

Uji serologis untuk toksoplasmosis

Pemeriksaan Lainnya

EEG

Pada herves simpleks ensefalitis, didapatkan PLEDs bahkan sebelum terjadi perubahan

neuroradiograf

PLEDs positif pada 80% kasus, namun bukan patognomonik untuk herves simpleks

ensefalitis

Biopsi otak adalah prosedur standar dengan tingkat sensifitas 96% dan spesifitas 100%

2.7. Penatalaksanaan

Perawatan pre hospital

Evaluasi dan tangani syok dan hipotensi, berikan infus kristaloid sampai pasien euvolemik

Lindungi jalan napas pada pasien yang terganggu status mentalnya

Hati-hati terhadap kejang, tangani kejang dengan prosedur standar ( lorazepam 0,1

mg/kgBB IV )

Stabilkan pasien, normalkan tanda-tanda vital, berikan oksigen, buat jalur intravena dan

bawa segera ke UGD

8

Page 9: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

Perawatan di UGD

Diutamakan perawatan suportif, pengobatan spesifik biasanya dilakukan di UGD.

farmakoterapi

a. Ensefalitis supurativa

Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.

Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.

b. Ensefalitis syphilis

Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari

Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg

oral selama 14 hari.

Bila alergi penicillin :

Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari

Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari

Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu

Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.

c. Ensefalitis virus

Pengobatan simptomatis

Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg

Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.

Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes

zoster-varicella. Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau

200 mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari.

9

Page 10: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

d. Ensefalitis karena parasit

Malaria serebral

Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak

perbaikan.

Toxoplasmosis

Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan

Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan

Spiramisin 3 x 500 mg/hari

Amebiasis

Rifampicin 8 mg/KgBB/hari.

e. Ensefalitis karena fungus

Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu

Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu.

f. Riketsiosis serebri

Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari

Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari.

2.8. Komplikasi

Kejang

Peningkatan TIK

Koma

10

Page 11: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

2.9. Prognosis

Prognosis tergantung pada tingkat virulensi virus dan keadaan pasien seperti tingkat

imunitas dan kondisi neurologis sebelumnya.

11

Page 12: Encephalitis

ENSEFALITIS December 21, 2012

BAB III

KESIMPUAN

Ensefalitis adalah suatu peradangan pada parenkim otak, menyebabkan disfungsi

neuropsikologis menyeluruh dan atau fokal akibat invasi mikroorganisme ( Virus, bakteri,

protozoa, spirochaeta, jamur, cacing) atau reaksi radang akibat adanya infeksi sistemik atau

vaksinasi.

Berbagai macam microorganisme dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria,

protozoa, cacing, jamur, spirochaeta dan virus. Penyebab yang terpenting dan tersering

ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau reaksi radang

akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.

Prognosis tergantung pada tingkat virulensi virus dan keadaan pasien seperti tingkat

imunitas dan kondisi neurologis sebelumnya.

12