Upload
fabian-fabiansyah
View
212
Download
33
Embed Size (px)
Citation preview
ENDOPHTHALMITIS
Disusun Oleh
Ditia Fabiansyah
G1A211059
PRESENTASI KASUS
PEMBIMBING
dr. Teguh Anamani, Sp.M
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. TJenis Kelamin : Laki-LakiUsia : 52 Tahun
Alamat : Desa Karang Mulya 01/04, kecamatan Belik, Kelurahan Cikasur, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Pekerjaan : Buruh tani, buruh bangunan
No. CM : 301236
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama: Nyeri pada mata sebelah kanan ANAMNESA
RPSPasien datang ke klinik mata RSMS dengan keluhan nyeri pada mata
kanan. Onset : 7 HariLokasi : Mata kananKualitas : Nyeri tajamKuantitas : Terus menerusM’perberat : Bola mata ditekanM’peringan : Obat anti nyeri
Kronologi
7 hari lalu mata kanannya terkena percikan pecahan batu sewaktu pasien sedang bekerja sebagai pemecah batu di Kalimantan, seketika itu pasien merasakan mata kanannya nyeri amat sangat hingga pasien tidak sadarkan diri selama 30 menit.
Ketika pasien terbangun, mata kanannya sudah tidak dapat melihat (hanya terlihat bayangan merah), berair, dan bengkak. Lalu pasien meminta untuk dipulangkan ke kota asalnya di Pemalang. 5 hari setelahnya pasien dibawa ke RS di Pemalang, diberikan obat tetes, salep dan tablet. Setelah 2 hari tidak ada perubahan, pasien dirujuk ke RSMS Purwokerto.
Keluhan Tambahan: Pandangan mata kanan gelap Berair Merah Nyeri kepala sebelah kanan Demam disangkal
RPDRiwayat Trauma (+) : Mata
kanan terkena percikan batu, 7 hari yang lalu.
Riwayat alergi : -Riwayat operasi : -Riwayat hipertensi : -Riwayat DM : -Riwayat maag : -Riwayat obat-obatan : obat
tetes mata, salep, dan tablet
RPKRiwayat alergi: -Riwayat DM : -Riwayat Hipertensi : -Riwayat keluhan serupa : -
R.SOSPasien bekerja sebagai buruh
tani, dan buruh bangunan, bekerja di Kalimantan.
Sumber pembiayaan : jamkesmas
PX FISIK
STATUS PRESEN
Keadaan umum : sedang / composmentisVital sign:Tekanan darah : 110/70 mmHgFrekuensi denyut nadi : 72 x/mFrekuensi napas: 20 x/mSuhu per axilla : 36,7 oC
STATUS OFTALMOLOGIK
STATUS OFTALMOLOGIK.docx
DX DIFERENSIAL PURULENT ENDOPHTHALMITIS EKSOGEN
UVEITIS ANTERIOR PANOFTALMITIS
DX KERJAOD : purulent endophthalmitis eksogen e.c trauma
tembus.
USULAN PEMERIKSAANOD Uji fluoresein
OD uji seidelOD pemeriksaan slit lamp
OS visus koreksi
Non Farmakologi : Edukasi mengenai penyakit yang
diderita Edukasi tentang terapi yang
diberikan, farmakologi dan operatif Edukasi untuk menggunakan Alat
Pelindung Diri saat kerja, seperti menggunakan google.
Farmakalogi: Ciprofloxacin tab 500 mg, 2x1 tab. Asam mefenamat tab 500 mg, 2x1
tab. Gentamycin eye ointment, 3x1 OD
Operatif: OD eviscerasi bulbi
TERAPI PROGNOSISODAd visam : ad malamAd sanam : dubia ad bonamAd vitam : dubia ad bonamAd cosmeticam : ad malam
Peradangan berat dalam bola mata.
Berbentuk radang supuratif di dalam bola mata dan struktur di dalamnya.
Peradangan supuratif di dalam bola mata abses di dalam badan kaca.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
1. ENDOPHTHALMITIS EKSOGEN
Inokulasi agen infeksius yang merupakan komplikasi dari pembedahan okular yang membuka bola mata (49-76%) (contohnya katarak, implantasi IOL, glaukoma, keratoplasty, eksisi pterigium, pembedahan strabismus paracentesis, pembedahan vitreus dll).
Trauma tembus• Terjadi dalam persentase tinggi (20%), terutama jika
cedera ini terkait dengan adanya benda asing intraokular.• Dengan temuan klinis berupa luka perforasi, infeksi
berkembang sangat cepat.• Tanda-tanda infeksi biasanya berkembang segera setelah
cedera.• Agen causative paling umum adalah bakteri dari
kelompok Bacillus dan Staphylococcus.
KLASIFIKASI
2. ENDOPHTHALMITIS ENDOGEN Infeksi mikroorganisme yang
berasal dari bagian tubuh lain melalui hematogen (contoh : septik emboli, endocarditis, urinary tract infection, artritis, pyelonefritis, faringitis, pneumoni dll).
Jarang ditemukan, persentase kejadian sekitar 2-15%.
faktor predisposisi: diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, gangguan katup jantung, systemic lupus eritematosus, AIDS, leukemia, malignansi traktus gastrointestinal, neutropenia, limfoma, hepatitis, dan transplantasi sumsum tulang.
agen yang paling sering : jamur (62%), gram positive bakteri (33%), dan gram negatif bakteri dalam 5%
Post operatifPost operatif onset akut : coagulase negative
Staphylococcus, S aureus, Streptococcus spp, organisme gram negatif.
Post operatif onset kronik : Propionibacterium acnes, fungi seperti candida dan aspergilus, coagulase negative Staphylococcus.
Post traumatik : bacillus spesies dan staphylococcus species.
Endogen : Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Escherichia coli dan spesies Klebsiella.
Etiologi
Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (Blood-Ocular Barrier) berfungsi sebagai pelindung dari infeksi mikroorganisme.
Pada endoftalmitis endogen maupun eksogen, mikroorganime menembus sawar darah-mata secara langsung maupun melalui perubahan pembuluh darah endotel yang disebabkan oleh mediator inflamasi.
Kerusakan jaringan intraokular dapat disebabkan oleh mikroorganisme dan/atau mediator inflamasi sistem imun.
Pada endoftalmitis endogen, mikroorganisme berasal dari bagian tubuh lain dan secara hematogen bergerak ke arah intraokular.
Pada endoftalmitis eksogen, paparan mikroorganisme dapat berasal dari permukaan bola mata yang menginfeksi saat adanya perlukaan akibat insisi atau trauma.
Endophthalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris, retina, atau koroid.
Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan okular, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata.
Selain itu, peradangan dapat menyebar ke jaringan lunak orbital.
PATOFISIOLGI
Gejala : Mata merah (82%) Nyeri pada mata (74%) Penglihatan kabur
(94%) Fotofobia Lakrimasi
MANIFESTASI KLINIS
Tanda : Kelopak mata bengkak dan
eritema (34%) Hipopion (86%) Konjungtiva tampak
khemosis Kornea edema, keruh,
tampak infiltrat Iris edema dan keruh Eksudat pada vitreus TIO dapat meningkat atau
menurun
Kornea Edema
Hipopion
Anamnesa yang adekuatOphthalmological evaluation
Pemeriksaan tajam penglihatanTonometri untuk memeriksa
tekanan bola mataPemeriksaan funduskopi Memeriksa kedua mata dengan
slit lamp biomicroscopyUltrasonografi bila pemeriksaan
funduskopi sulit dilakukan (untuk melihat adanya foreign body pada intraokular, densitas dari vitreitis dan adanya ablasio retina)
Pemeriksaan kultur rutin termasuk kultur secara aerobik, anaerobik dan kultur jamur.
Diagnosa
Corneal Abrasion Corneal laceration Cavernosus Sinus
Thrombosis Corneal Ulceration dan
Ulcerative Keratitis Endocarditis Globe Rupture Herpes Zoster Ophthalmicus Iritis dan Uveitis Systemic lupus
Erytematosus Vitreous Hemorrhage
Diagnosa Banding
Masalah lain yang harus diperhatikan sebagai pembanding :
Postsurgical inflamationAllergic reactionForeign bodiesChemical atau thermal burnsTraumaExposure keratopatyRetinitisToxocara canis infectionRetinoblastomaAcute retinal necrosisParasitic infection
Tujuan primer dari terapi endophthalmitis adalah eradikasi infeksi, mencegah komplikasi, memperbaiki visus.
Tujuan sekundernya adalah meringankan gejala, mencegah panopthalmitis, mempertahankan integritas bola mata, memperbaiki barrier.
Ketika diagnosa sudah dapat ditetapkan, konsultasi ke ahli mata atau ophthalmologist sangat diperlukan.
Tata Laksana
Tatalaksana MedikamentosaAntibiotik : Gram (+) : Vancomycin Gram (-) : Gol. Aminoglikosida (Gentamycin, Tobromycin, Amikacin). Cara pemberian:
topical, subconjunctival, intravitreal, intravenous. Cara yang paling dianjurkan adalah intravitreal, karena sebagai modalitas terapi.
Antibiotik Intravitreal Drug of Choice :
1. Vancomycin (1mg/0,1ml) + Ceftaxidime (2,25mg/0,1ml)2. Vancomycin (1mg/0,1ml) + Amikacin (4mg/0,1ml)3. Vancomycin (1mg/0,1ml) + Gentamycin (200mg/0,1ml)
Antibiotik Intravena :- Tidak memegang peran utama - Membantu menambah dan mempertahankan antibiotik intravitreal
Antibiotik Sub-konjunctiva - Konsentrasi pada aqueous baik, sedangkan pada vitreous kurang baik - Antibiotik yang dapat digunakan : B lactam, Vancomycin,Getamycin
Antifungal :
- Ketoconazole 400mg/hari
- Fluconazole 200mg/hari dibagi menjadi 2 kali pemberian
- Jika tidak menimbulkan perbaikan selama 5-10x hari, salah satu dari obat tersebut diganti dengan amphotericin B, dosis 5-10 ugm/0,1ml
Kortikosteroid :
Dexamethasone 400ug/0,1ml. Berfungsi untuk :
- Membatasi kerusakan jaringan
- Mengurangi efek toksin dari intraocular cytokine
Terapi suportifSiklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga
hematropine 2% 2 – 3 hari sekali.Obat-obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan
peningkatan tekanan intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.
Terapi operatif Vitrectomy
Adalah tindakan bedah dalam terapi endofthalmitis. Bedah debridemen rongga vitreous terinfeksi menghilangkan
bakteri, sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya untuk memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus membran vitreous yang dapat menyebabkan ablasio retina, dan membantu pemulihan penglihatan.
Eviserasi Bulbi Pengangkatan isi bola mata dengan meninggalkan bagian
dinding bola mata, sclera, otot-otot ekstra okuli dan saraf optik.
Indikasi: keadaan kebutaan pada mata dengan infeksi berat atau kondisi mata yang sangat nyeri.
Tumor intraocular dan phitisis merupakan kontraindikasi dalam meaksanakan pebedahan eviserasi.
keuntungan dibandingkan enukleasi yaitu pembedahan dapat dilaksanakan dengan komplikasi yang lebih sedikit, anastesi dapat dilakukan dengan anastesi local berupa blok retrobulbar dan proses pebedahan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Enukleasi Bulbi Adalah pengangkatan bola mata dan sebagian
nervus optikus anterior, dengan usaha untuk mempertahankan konjungtiva, kapsula Tenon, serta otot ekstraokular.
Dilakukan pada keganasan intraokular, mata yang dapat menimbulkan oftalmia simpatika, mata yang tidak berfungsi dan memberikan keluhan rasa sakit, endophthalmitis supuratif dan pthisis.
Biasanya pasien setelah enukleasi bulbi diberi mata palsu atau protesis.
TERIMA KASIH