Upload
rendy-anggara
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Energi Panas Bumi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi nuklir yang
pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang
masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi
di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami
tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga
memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard
tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih
panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi.
Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat ini, usaha diversifikasi energi
mutlak harus dilaksanakan. Salah satu usaha diversifikasi energi ini adalah dengan memikirkan
pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut. Dasar
pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya cadangan energi panas bumi di Indonesia,
namun pemanfaatannya masih sangat sedikit. Indonesia sebagai negara vulkanik mempunyai
sekitar 217 tempat yang dianggap potensial untuk eksplorasi energi panas bumi. Bila energi
panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal, kiranya
kebutuhan energi listrik yang terus meningkat akan dapat dipenuhi bersama-sama dengan sumber
energi lainnya. Pengalaman dalam memanfaatkan energi panas bumi sebagai penyedia energi
listrik seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat akan sangat membantu
dalam pengembangan energi panas bumi lebih lanjut.
B. Topik Bahasan
Pada makalah ini kami akan membahas tentang ENERGI PANAS BUMI.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Syubhan Annur, S.
Pd serta untuk menjelaskan tentang ENERGI PANAS BUMI.
BAB II
A. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
memanfaatkan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik. Menurut salah satu teori, pada
prinsipnya bumi merupakan pecahan yang terlempar dari matahari, karena itu bumi masih
memiliki inti yang panas sekali dan meleleh. Bumi juga mengandung banyak bahan radioaktif
seperti uranium -23x, uranium 2s51 dan thorium –r3r. Sebagaimana halnya dalam inti sebuah
reaktor nuklir, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi
yang berusaha untuk keluar dan mencapai permukaan bumi. Semua energi panas bumi ini sering
tampak dipermukaan bumi dalam bentuk semburan air panas, uap panas, dan sumber air
belerang.
Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut: air panas ang berasal
dari sumur akan disalurkan ke separator, oleh separator air dengan uap dipisah, kemudian uap
akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu:
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistem double flash adalah 15-20% lebih produktif dengan sumur
yang sama dibanding dengan simple flash. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung
berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni,
zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, H2S, dan NH4. pengotor ini akan mengurangi efisiensi
PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
Perkiraan atau estimasi yang memberikan besarnya potensi energi panas bumi menurut
metode Perry adalah:
E = D x Dt x P
Dimana: E = arus energi (kcal per detik)
D = debit air pana (liter per detik)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin.
B. Konsep Energi Panas Bumi
Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas yang terbentuk beberapa kilometer di bawah
permukaan bumi yang memanaskan air di sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap
panas atau geiser (Gambar 1.1).
Sumber uap panas ini di bor. Uap panas yang keluar dari pengeboran setelah disaring, digunakan
untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Gambar 1.1 GeiserAgar uap panas selalu keluar dengan kecepatan tetap, air dingin harus
dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan uap panas dengan kecepatan tertentu akan
menggerakkan turbin yang dihubungkan ke genertaor sehingga generator menghasilkan energi
listrik.
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Energi panas bumi "uap basah"
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi
berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator
listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada
umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus
dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin.
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang
pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas
dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk
memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk
menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas dasar
pemanfaatan energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap basah".
2. Energi panas bumi "air panas"
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut "brine"
dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas
tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan
sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem
sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin.
Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar
dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas
bumi "air panas" sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.
Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air panas"
3. Energi panas bumi "batuan panas"
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak
dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara
menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan
untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan
panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu
teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.
C. Sumber Energi Panas Bumi
Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas yang berasal dari kedalaman bumi
yang berada di bawah daratan antara 32-40 km dan di bawah lautan antara 10-13 km.
Panas geotermal ini dijumpai dalam 3 kondisi alamiah:
(1) Steam (uap),
(2) Hot water (air panas), dan
(3) Dry rock (batuan panas).
Adapun sumber panas-bumi dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu: hydrothermal,
geopressured, dan petrothermal. Sistem hydrothermal terdiri dari 2 macam yaitu vapor -
dominated system dan liquid-dominated system.
Pergerakan lapisan bumi yang saling bertumbukan menyebabkan terjadinya proses radioaktif di
kedalaman lapisan bumi sehingga menyebabkan terbentuknya magma dengan temperatur lebih
dari 2000 °C. Setiap tahun air hujan serta lelehan salju meresap ke dalam lapisan bumi, dan
tertampung di suatu lapisan batuan yang telah terkena arus panas dan magma. Lapisan batuan itu
disebut dengan geothermal reservoir yang mempunyai kisaran temperatur antara 200° - 300 °C.
Siklus air yang setiap tahun berlangsung menyebabkan lapisan batuan reservoir sebagai tempat
penghasil energi panas bumi yang dapat terus menerus diproduksi dalam jangka waktu yang
sangat lama. Itulah sebabnya mengapa panas bumi disebut sebagai energi terbarukan dan sumber
energi panas bumi tersebut berasal dari magma.
D. Manfaat Energi Panas Bumi
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi terletak di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara dan
Maluku berpeluang untuk pengembangan listrik pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi
skala kecil (<10 MW) dimanfaatkan untuk listrik pedesaan disamping untuk keperluan
pertanian/perkebunan dan industri kecil.
Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan energi listrik pada tahun
1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004 sebesar 27.284 MW.
Soegianto menggambarkan kebutuhan sumber energi pada tahun 1998/1999 untuk pembangkitan
tenaga listrik dari kelima jenis sumber energi (migas & batubara, tenaga-air, panas-bumi) sebesar
664,8 SBM atau sebesar 1130,16 MW dengan perincian 51% BBM, 24% gas, 18% batubara, 5%
tenaga air, dan 2 % panas bumi (12 SBM=20,4 MW). Sedangkan pemasokan masing-masing
energi untuk pembangkitan listrik berjumlah 242,2 SBM atau sebesar 411,74 MW, dengan
perincian: 31% BBM, 22% gas, 28 % batubara, 14 % tenaga air, dan 5 % panas bumi. Apabila
ditinjau partisipasi masing-masing jenis sumber energi tersebut, panas bumi dan tenaga air dapat
memenuhi total kebutuhan yang direncanakan untuk jenis energi tersebut. Dalam hal ini ada
peluang penggantian kebutuhan energi fosil dengan energi panas bumi maupun energi terbarukan
lainnya.
Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa manfaat lainnya dibandingkan sumber
energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan
tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
Tabel 1
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi
Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)
L o k a s i
Kapasitas (MW)
Sumatera Utara
Sarulla
6 x 55
Sibayak
3 x 40
Sumatera Selatan
Lumut Bai
3 x 70
Jawa Barat
•Patuha
•Kamojang
•Gunung Salak 7
•Wayang Windu 2
•Cibuni
2 x 55
2 x 30
3 x 55
2 x 110
1 x 10
Jawa Tengah
Dieng 2
2 x 60
Kapasitas Total
1.205
Tabel 2
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan Kapasitas Total 1.590 MW
Yang Belum Ada Pengembangnya*)
L o k a s i
Kapasitas (MW)
Nangroe Aceh Darussalam
Pulau Weh
2 x 40
Begkulu
•Ululais
•Rantau Dedap
3 x 55
3 x 70
Lampung
•Ulubelu
•Lumut Balai
3 x 55
6 x 55
Jawa barat
Karaha bodas
2 x 110
Jawa timur
Argopuro
3 x 70
Gorontalo
Kotamobagu
2 x 40
Sulawesi Utara
•Lahendong 2
•Tompaso
2 x 20
2 x 40
Maluku
Ambon
2 x 25
Kapasitas Total
1.590
E. Dampak Energi Panas Bumi Terhadap Lingkungan
Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal keramahannya terhadap lingkungan
dibanding energi yang lain. Energi panas-bumi dapat menghasilkan
1. Tenaga listrik langsung di lokasi,
2. Dengan biaya relatif rendah,
3. Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya.
4. Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air
disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah.
5. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan
merusak atmosfer.
6. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak
memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan
berbahaya akibat pembakaran.
Ungkapan bahwa panas bumi tidak mencemari lingkungan disebabkan sebagian besar problem
yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi, dan pencemaran ini lebih bersifar lokal. Meskipun
demikian gas-gas yang terkandung, antara lain gas hidrogen sulfida (H2S), perlu mendapat
perhatian.
Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya lebih menonjol untuk pembangkitan
tenaga listrik, sebenarnya energi panas-bumi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan, seperti: polusi suhu, penurunan permukaan tanah, dan tumpang tindih lahan.
BAB III
A. Simpulan
Pembahasan energi panas-bumi dalam penyediaan energi diatas menghasilkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Energi panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti kebutuhan sumber
energi berbahan bakar fosil untuk pembangkitan tenaga listrik.
2. Potensi energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk
pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan kemungkinan penjualan energi listrik ke negara
tetangga terdekat.
3. Dampak terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan tidak ada. Hal ini
dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh sistim pemanfaatan energi panas-bumi yang
dipergunakan
B. DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Kanginan, Marthen. 2007. IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Prasodjo, Budi. 2006. Teori dan Aplikasi Fisika. Bogor: Yudistira.
Sumber internet:
2004. Sumber Alam Terbarukan, (online), (http://www.geodipa.co.id/id/profile04.html diakses
15 September 2008).
2005. Pemanfaatan Energi Panas Bumi. (online),
(http://www.distamben-jabar.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=6 diakses 15
September 2008).
2007. EGS dan masa depan energi panas bumi di Indonesia, (online),
(http://infoenergi.wordpress.com/2007/03/13/egs-dan-masa-depan-energi-panasbumi-di-
indonesia/ diakses 15 September 2008).
Akbar. 2008. Tinjauan Energi Panas Bumi : Potensi, Peran, Dan Prospek Dalam Penyediaan
Energi. (online),(http://pmii-samarinda.blogspot.com/2008/05/tinjauan-energi-panas-bumi-
potensi.html diakses 15 September 2008).
Energi panas bumi, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi, diakses 15
September 2008).
Kusuma, Buyung Wijaya. 2005. Jangan Ketinggalan Lagi di Energi Panas Bumi (online),
(http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1115226658 diakses 15 September 2008).
Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia (online),
(http://elektroindonesia.com/elektro//ener15.html diakses 15 September 2008).
Wahyuni, Istik. 2007. Pemanfaatan Energi Panas Bumi Masih Rendah. (online),
(http://www.energi.lipi.go.id/ diakses 15 September 2008).
Herman, Danny Z. Potensi Panas Bumi Dan Pemikiran Konservasinya.
(online),(http://www.dim.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=32%3Amakalah-
buletin&id=383%3Apotensi-panas-bumi-dan-pemikiran-
konservasinya&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=395 diakses
15 September 2008).