Upload
nur-diana-el-yusufi
View
248
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
1/22
EPIDEMIOLOGI BRONKITIS
Di Indonesia, belum ada angka morbiditas bronkitis kronis, kecuali di rumah sakit
sentra pendidikan. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat (National Center for Health
Statistics) diperkirakan sekitar 4% dari populasinya didiagnosa bronkitis kronis. Angka
inipun diduga masih di bawah angka morbiditas yang sebenarnya karena bronkitis kronis
yang tidak terdiagnosis.
Dalam sebuah studi longitudinal ! tahun dari ".#"" pria $inlandia, keadian
kumulati& dari bronkitis kronik adalah 4' % pada perokok akti&, ' % pada mantan perokok ,
dan '' % di pernah perokok. ronkitis kronik mempengaruhi sekitar "! uta orang di
Amerika Serikat , dan mayoritas adalah antara 44 dan * tahun. eberapa '4, % dari
indi+idu dengan bronkitis kronik lebih tua dari * tahun , dan, yang mengeutkan ",' %
adalah antara usia " dan 44 tahun.
-enurut usat Statistik /esehatan 0asional '!!1 melaporkan #, % pasien dengan
bronkitis kronik adalah perempuan. studi lain pada pasien A&rika Selatan sama melaporkan
bahwa perempuan mendominasi populasi bronkitis kronik.
Sebuah studi "! tahun dari '"."! Danish pasien menunukkan bahwa pre+alensi
kumulati& lendir kronis sekresi adalah "!,# % pada wanita dibandingkan ,# % pada pria.
Alasan untuk pre+alensi yang lebih tinggi dari bronkitis kronik pada wanita dibandingkan
dengan laki2laki tidak elas, tetapi mungkin karena pengaruh hormonal , perbedaan enis
kelamin dalam melaporkan geala , dan enis kelamin ias diagnostik. (American 3ournal &
5espiratory And 6ritical 6are -edicine, '!")
Distribusi dan Frekuensi
a. rang
7asil penelitian mengenai penyakit bronkitis di India, data yang diperoleh untuk usia
penderita ( 8 ! tahun) sekitar #,*%, untuk yang berusia (8 !24! tahun) sekitar *,#% dan
untuk yang berusia (8 "*2'! tahun) sekitar ,%. Selain itu penderita bronkitis ini uga
cenderung kasusnya lebih tinggi pada laki2laki dibandingkan pada perempuan, hal ini dipicu
dengan keakti+itasan merokok yang lebih cenderung banyak dilakukan oleh kaum laki2laki.
(-c/ay, Alisa 3)
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
2/22
b. 9empat dan :aktu
enduduk di kota sebagian besar sudah terpaan dengan berbagai ;at2;at polutan di
udara, seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap pembakaran dan asap rokok, hal ini
dapat memberikan dampak terhadap teradinya bronchitis.( /usnputranto 7, Susana D.,)
ronkitis lebih sering teradi di musim dingin pada daerah yang beriklim tropis
ataupun musim huan pada daerah yang memiliki dua musim yaitu daerah tropis.( -uwarni,
A.,)
Determinan
a. 7ost
a.". ksaserbasi bronkitis disangka paling sering diawali dengan in&eksi +irus yang
kemudian menyebabkan in&eksi sekunder bakteri. akteri yang diisolasi paling banyak
adalah 7emophilus in&luen;a dan Streptococus pneumonie. ronkitis in&eksiosa
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
3/22
disebabkan oleh +irus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri
(-ycoplasma pneumoniae dan 6hlamydia). (Sutoyo, /.D., '!!)
a.4. olusi
olusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai &aktor penyebab, tetapi bila ditambah
merokok resiko akan lebih tinggi. at2;at kimia dapat uga menyebabkan bronkitis adalah
;at2;at pereduksi seperti ', ;at2;at pengoksida seperti 0', hidrokarbon, aldehid, dan
o;on. (Sutoyo, /.D., '!!)
a.*. /eturunan
elum diketahui secara elas apakah &aktor keturunan berperan atau tidak,kecuali
pada penderita de&isiensi al&a2"2antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana
kelainan ini diturunkan secara autosom resesi&. /era en;im ini menetralisir en;im
proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak aringan, termasuk
aringan paru. ($ahy, 3.@., et al., '!"!)
a.. $aktor sosial ekonomi
/ematian pada bronkitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah,
mungkin disebabkan &aktor lingkungan dan ekonomi yang lebih elek. (($ahy, 3.@., et al.,
'!"!)
b. Agent
ronkitis dapat disebabkan oleh +irus (+irus in&luen;a, respiratory syncytical +irus),
bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (-ycoplasma pneumoniae dan 6hlamydia). (
6unha, 3.., '!"'.)
c. >n+ironment
encemaran udara merupakan masalah paling serius di daerah perkotaan.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
4/22
PENCEGAHAN BRONKITIS
Pene!a"an Primer
encegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang
sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit.( 0oor, 0.0., '!!.)
-enurut Soegito ('!!#), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar
batuk tidak bertambah parah.
a. -embatasi akti&itasBkegiatan yang memerlukan tenaga yang banyak
b. 9idak tidur di kamar yang ber A6 dan menggunakan bau hangat kalau bisa hingga sampe
leher
c. 7indari makanan yang merangsang batuk sepertiC gorengan, minuman dingin (es), dll.
d. 3angan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak dengan air
hangat.
e. 3aga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan
&. -enciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
Pene!a"an Sekunder
encegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang yang telah sakit agar
sembuh, menghambat progresi&itas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi
ketidakmampuan.(0oor, 0.0., '!!. ) encegahan ini dapat dilakukan denganC
a. Diagnosis (Sidney, S., '!!)
Diagnosis dari bronkitis dapat ditegakkan bila pada anamnesa pasien mempunyai
geala batuk yang timbul tiba2tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti pasien
menderita pneumonia, common cold, asma akut dan eksaserbasi akut. ada pemeriksaan &isik
pada stadium awal biasanya tidak khas. Dapat ditemukan adanya demam, geala rinitis
sebagai mani&estasi pengiring, atau å hiperemis. Sealan dengan perkembangan serta
progresi+itas batuk, pada auskultasi dapat terdengar ronki, whee;ing, ekspirium diperpanang
atau tanda obstruksi lainnya. ila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki
basah.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
5/22
Dalam suatu penelitian terdapat metode untuk menyingkirkan kemungkinan
pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksi sputum yang dicurigai
menderita bronkitis, yang antara lain bila tidak ditemukan keadaan sebagai berikutC
a.". Denyut antung "!! kali per menit
a.'. $rekuensi napas '4 kali per menit
a.. Suhu badan ! 6
a.4. ada pemeriksaan &isik paru tidak terdapat &ocal konsolidasi dan peningkatan
suara napas.
b. emeriksaan &isik (6u+illo, A del., et al., '!!1.)
b.". /eadaan umum baikC tidak tampak sakit berat dan kemungkinan ada
nasoåitis.
b.'. /eadaan paru C ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah
setelah batuk, whee;ing dan krepitasi)
c. emeriksaan laboratorium
emeriksaan dahak dan rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa
dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. ila penyebabnya bakteri, sputumnya akan
seperti nanah.'1
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
6/22
dan pengakti&an en;im autolitik di dalam dinding sel, yang menghasilkan kerusakan
sehingga akibatnya bakteri mati. Antibiotik golongan penisilin yang biasa digunakan
adalah amoksisilin.
Amoksisilin
Indikasi' pengobatan otitis media, sinusitis, dan in&eksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme mencakup in&eksi saluran perna&asan atas dan bawah, in&eksi kulit, IS/,
pro&ilaksis pada in&eksi endokarditis, eradikasiH.pylori
K%ntraindikasi'hipersensiti& terhadap amoksisilin, penisilin, beta2laktam yang lainnya.
D%sis' bayiE bulanCoralC '!2!mgBkgBhari setiap "' am. Anakbulan dan E4!kgC
oralC'!2*!kgBkgBhari setiap 2"' am. Anak2anak "' tahun, oralC e?tended release tablet
##* mg setiap hari. DewasaCoralF'*!2*!!mg setiap am.
ROTD' sistem syara& pusatC agitasi, an?ietas, sakit kepala, isomnia. GastointestinalC
diare, kolitis hemorhagic, dan nausea. DarahC agranulosit, anemia, leukopenia,
trombositopenia. 7atiC peningkatan AH9, peningkatan AS9. 5enalC kristaluria.
Interaksi %batC amoksilin dapat meningkatkan le+elBe&ek dari metroreksat. Dapat
menurunkan le+elBe&ek dari dari +aksin tiphoid.
Farmak%kinetik()armak%dinamikC absorbsi, oralC hampir sempurna, distribusiC secara
luas melalui cairan tubuh dan tulang., ikatan proteinC "#%2'!%, >ksresiC melalui urin.
0ama bat Amoksisilin B /oamoksikla+Dosis Dewasa ?'*!2*!!mg B '?"!!!mg
Dosis Anak '*2*!mgBkgBhari dalam dosis terbagi
/ontraindikasi Alergi terhadap penicillin, amoksisilin.
>&ek Samping bat mual, muntah, diare, anemia hemolitik, thrombocytopenia
Interaksi tetrasiklin dan /loram&enikol mengurangi akti&itas amoksisilin
/ehamilan 2
-onitoring tanda2tanda in&eksi, tanda ana&ilaksis pada dosis pertama. ada
pemakaian angka panang monitoring &ungsi li+er
erhatian penggunaan angka panang dapat memicu superin&eksi
In&ormasi untuk pasien bat diminum sampai seluruh obat habis, meskipun kondisi
klinik membaik sebelum obat habis
d#$#*# +uin%&%n
Golongan uinolon merupakan antimikrobial oral memberikan pengaruh yang
dramatis dalam terapi in&eksi. Dari prototipe awal yaitu asam nalidiksat berkembang
menadi asam pipemidat, asam oksolinat, cinoksacin, nor&loksacin. Generasi awal
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
7/22
mempunyai peran dalam terapi gram2negati& in&eksi saluran kencing. Generasi berikutnya
yaitu generasi kedua terdiri dari pe&loksasin, enoksasin, cipro&loksasin, spar&loksasin,
lemo&loksasin, &leroksasin dengan spektrum akti&itas yang lebih luas untuk terapi in&eksi
community2acuired maupun in&eksi nosokomial. Hebih auh lagi cipro&loksasin,
o&loksasin, pe&lokasin tersedia sebagai preparat parenteral yang memungkinkan
penggunaanya secara luas baik tunggal maupun kombinasi dengan agen lain.
-ekanisme kera golongan uinolon secara umum adalah dengan menghambat D0A2
gyrase. Akti&itas antimikroba secara umum meliputi, >nterobacteriaceae, P. aeruginosa,
srtaphylococci, enterococci, streptococci. Akti&itas terhadap bakteri anaerob pada generasi
kedua tidak dimiliki. Demikian pula dengan generasi ketiga uinolon seperti
le+o&loksasin,gati&loksasin, moksi&loksasin. Akti&itas terhadap anaerob sepertiB. fragilis,
anaerob lain dan Gram2positi& baru muncul pada generasi keempat yaitu tro+a&loksacin.
-odi&ikasi struktur uinolon menghasilkan akti&itas terhadap mycobacteria sehingga
digunakan untuk terapi 9 yang resisten, lepra, prostatitis kronik, in&eksi kutaneus kronik
pada pasien diabetes.
ro&il &armakokinetik uinolon sangat mengesankan terutama bioa+ailabilitas yang
tinggi, waktu paruh eliminasi yang panang. Sebagai contoh cipro&loksasin memiliki
bioa+ailabilitas berkisar *!2#!%, waktu paruh 24 am, serta konsentrasi puncak sebesar
",*"2',1" mgBH setelah pemberian dosis *!!mg. Sedangkan &loksasin memiliki
bioa+ailabilitas 1*2"!!%, dengan waktu paruh *2 am, serta konsentrasi puncak '2mgBH
paska pemberian dosis 4!!mg. erbedaan di antara uinolon di samping pada spektrum
akti&itasnya, uga pada pro&il tolerabilitas, interaksinya dengan teo&ilin, antasida, 7'2
loker,antikolinergik, serta pro&il keamanan secara umum. 5esistensi merupakan masalah
yang menghadang golongan uinolon di seluruh dunia karena penggunaan yang luas.
Spesies yang dilaporkan banyak yang resisten adalah P. aeruginosa, beberapa
streptococci, Acinetobacter spp,Proteus vulgaris, Serratia spp.
0ama bat 6ipro&loksasin
Dosis Dewasa ISA bawahC ' ?*!!2#*! mg selama #2"4 hari
Sinusitis akutC '?*!! mg selama "! hari
Dosis Anak
/ontraindikasi 7ipersensiti+itas terhadap cipro&loksasin atau terhadapuinolon lain
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
8/22
>&ek Samping bat AlergiC rash
0e&rotoksisitasC Acute Interstitial 0ephritis, insiden E "%
Interaksi -eningkatkan kadar ciklosporin, teo&ilin, war&arin.-engurangi kadar cipro&loksasin bila diberikan bersama
dengan antasida, sukral&at,antineoplastik
/ehamilan 6
-onitoring /adar teo&ilin, cyclosporine dalam plasma bila
cipro&loksasin dikombinasi kan dengan obat tersebut.
erhatian 9idak direkomendasikan pada anakE"th karena dapat
menyebabkan atropati pada anak , stimulasi SS
berupa tremor, kon&usiF penggunaan lama dapat
menyebabkan superin&eksi, in&lamasi dan atau rupture
tendon. ila muncul tanda alergi termasuk ana&ilaksis
segera stop terapi.
d#$#,# Makr%&ida
>ritromisin merupakan prototipe golongan ini seak ditemukan pertama kali th "1*'.
/omponen lain golongan makrolida merupakan deri+at sintetik dari eritromisin yang
struktur tambahannya ber+ariasi antara "42" cincin lakton. Deri+at makrolida tersebut
terdiri dari spiramysin, midekamisin, roksitromisin, a;itromisin dan klaritromisin.
Akti&itas antimikroba golongan makrolida secara umum meliputi Gram positi& coccus
seperti Staphylococcus aureus, coagulase2negati& staphylococci, streptococci J2hemolitik
dan Streptococcus spp. lain,enterococci, H. Influenzae,Neisseria spp, Bordetella spp,
Corynebacteriu spp, Chlaydia, !ycoplasa,"ic#ettsia dan$egionella spp.
A;itromisin memiliki akti&itas yang lebih poten terhadap Gram negati&, +olume
distribusi yang lebih luas serta waktu paruh yang lebih panang. /laritromisin memiliki
&itur &armakokinetika yang meningkat (waktu paruh plasma lebih panang, penetrasi ke
aringan lebih besar) serta peningkatan akti&itas terhadap H. Influenzae, $egionella
pneuophila. Sedangkan roksitromisin memiliki akti&itas setara dengan eritromisin,
namun pro&il &armakokinetiknya mengalami peningkatan sehingga lebih dipilih untuk
in&eksi saluran pernapasan. 7ampir semua komponen baru golongan makrolida memiliki
tolerabilitas, pro&il keamanan lebih baik dibandingkan dengan eritromisin. Hebih auh lagi
deri+at baru tersebut bisa diberikan satu atau dua kali sehari, sehingga dapatmeningkatkan kepatuhan pasien.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
9/22
0ama bat >ritromisin
Dosis Dewasa '24 ? '*!2*!!mgBkg
Dosis Anak bayi dan anakC !2*! mgBkg terbagi 24 dosis. Dosis dapat
dilipat gandakan pada in&eksi berat
/ontraindikasi 7ipersensiti+itas terhadap eritromisin, pasien dengan
riwayat penyakit hati (khusus bagi eritromisin estolat),
gagal hati, penggunaan bersama preparat ergotamine,
cisapride, astemi;ol
>&ek Samping bat "!2"*%C mual, muntah, rasa terbakar pada lambungC
bersi&at re+ersibel, biasanya teradi setelah *2# hari
terapi, insiden
totoksisitasC teradi pada dosis tinggi disertai gagal hati
ataupun ginal
6holestatic 3aundiceC
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
10/22
/ontraindikasi
>&ek Samping bat "2"!%C sakit kepala, rash, diare, mual,muntah
Interaksi -eningkatkan aritmia bila diberikan dg astemi;ole,
cisapride, gati&loksasin, moksi&loksasin,spar&loksasin,thiorida;ine.
-eningkatkan kadar plasma ben;odia;epine, al&entanil,
carbama;epin, 66, clo;apin, cilosta;ol, digoksin,
bromokriptin, statin, teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking
$lukona;ol meningkatkan kadar plasma klaritromisin
/ehamilan
-onitoring 9anda in&eksi, &ungsi li+er
erhatian Gunakan secara hati2hati pada pasien dengan riwayat
hepatitis,dis&ungsi hepar, dis&ungsi ginal.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
11/22
-onitoring 9anda in&eksi, diare, gangguan sluran cerna.
erhatian erlu dilakukan penyesuaian dosis pada pasien gagal
ginal. ksaserbasi ronkhitis kronikC "?*!!mg selama * hari
Sinusitis akutC " ?*!!mg selama "! hari
6AC "?*!!mg selama #2"4 hari
Dosis Anak 2
/ontraindikasi 7ipersensiti+itas terhadap le+o&loksasin maupun
uinolon lain
>&ek Samping bat 2"!%C sakit kepala, pusing,mual, diare, reaksi alergi,
reaksi ana&ilaktik,angioneurotik oedema,
bronkhospasme, nyeri dada
Interaksi 7indari pemberian bersamaan dg eritromisin,cisapride,
antipsikotik,antidepressant karena akanmemperpanang kur+a K9 pada rekaman
>/G.Demikian pula hindari pemberian bersama betabloker,
amiodarone karena menyebabkan
bradikardi.7indari pemberian bersama insulin, karena
akan merubah kadar glukosa.-eningkatkan perdarahan
bila diberikan bersama war&arin.-eningkatkan kadar
digoksin.
/ehamilan 6
-onitoring >+aluasi lekosist L tanda in&eksi lainnya, kemungkinankristaluria, &ungsi organ (ginal, li+er, mata) secara
periodik.
erhatian Gunakan secara hati2hati pada pasien dengan epilepsi,
karena dapat memperparah keangF gunakan hati2hati
pada pasien dengan gagal ginal.
In&ormasi untuk pasien bat diminum "2' am sebelum makan. 3angan
diminum bersamaan dengan antasida. Anda dapat
mengalami &otosensiti&itas oleh karena itu gunakansunscreen, pakaian protekti& untuk menghindarinya.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
12/22
Haporkan bila ada diare, palpitasi, nyeri dada, gangguan
saluran cerna, mata atau kulit menadi kuning, tremor.
d#$#-# Ce)a&%s.%rin
-erupakan deri+at J2laktam yang memiliki spektrum akti&itas ber+ariasi tergantung
generasinya. Saat ini ada empat generasi ce&alosporin, seperti tertera pada tabel berikutC
-ekanisme kera golongan ce&alosporin sama seperti J2laktam lain yaitu berikatan
dengan penicilin protein binding () yang terletak di dalam maupun permukaan
membran sel sehingga dinding sel bakteri tidak terbentuk yang berdampak pada kematian
bakteri.
6e&otaksim pada generasi tiga memiliki akti&itas yang paling luas di antara
generasinya yaitu mencakup pulaPseudoinas aeruginosa, B. %ragilismeskipun lemah.
6e&alosporin yang memiliki akti&itas yang kuat terhadap seudominas aeruginosa adalah
ce&ta;idime setara dengan cephalosporin generasi keempat, namun aksinya terhadap
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
13/22
bakteri Gram positi& lemah, sehingga sebaiknya agen ini disimpan untuk mengatasi
in&eksi nosokomial yang melibatkan pseudomonas. Spektrum akti&itas generasi keempat
sangat kuat terhadap bakteri Gram positi& maupun negati&, bahkan terhadapPseudoinas
aeruginosa sekalipun, namun tidak terhadapB. fragilis.
d#*# Muk%&itik dan Eks.ekt%ran
ronkitis dapat menyebabkan produksi mukus berlebih. /ondisi ini menyebabkan
peningkatan penebalan mukus. erubahan dan banyaknya mukus sukar dikeluarkan secara
alamiah, sehingga diperlukan obat yang dapat memudahkan pengeluaran mukus.
-ukus mengandung glikoprotein, polisakarida, debris sel, dan cairanBeksudat
in&eksi.-ukolitik bekera dengan memecah glikoprotein menadi molekul2molekul yang
lebih kecil sehingga menadi encer. -ukus yang encer akan mendesak dikeluarkan pada
saat batuk,contoh mukolitik adalah asetilsistein.
Asetilsistein (6arbosistein)
Indikasi' bronkitis akut, batuk kronis atau akut, antidotum parasetamol.
K%ntraindikasi'hipersensiti& terhadap asetilsistein.D%sis' dosis awal ','* g per hari
dalam dosis terbagi, kemudian ",* g per hari dalam dosis terbagi. Anak2anak ('2* tahun)C
',*2"'* mg 4?Bhari, (*2"' tahun) C '*! mg ?Bhari.
E)ek sam.in!'pendarahan gastro2intestinal (arang teradi), reaksi hipersensiti+itas (ruam
dan ana&ilakskis).
d#*#$# Eks.ekt%ran
>kspektoran bekera dengan cara mengencerkan muku dalam bronkus sehingga
mudah dikeluarkan, salah satu contoh ekspektoran adalah guai&enesin. Guai&enesin bekera
dengan cara mengurangi +iskositas dan adhesi+itas sputum sehingga meningkatkan
e&ekti+itas mukociliar dalam mengeluarkan sputum dari saluran pernapasan.
Guai&enesin
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
14/22
Indikasi' membantu mengencerkan lendir
K%ntraindikasi'hipersensiti& terhadap guai&enesin
D%sis' anak2anak ( bulan2' tahun) C '*2*! mg tiap 4 am, maksimal dosis !! mgBhariF
anak2anak ('2* tahun) C *!2"!! mg tiap 4 am, maksimal dosis !! mgBhariF anak2anak (2
"" tahun) C "!!2'!! mg tiap 4 am, dosis maksimal ',4 gBhariF anak2anak 8"' tahun dan
dewasa C '!!24!! mg tiap 4 am, maksimal dosis ',4 gBhari.
E)ek sam.in!' sistem sara& pusat C pusing, kantuk, sakit kepalaF dermatologi C ruamF
metabolisme dan sistem endokrin C penurunan le+el uric acidF gastrointestinal C mual,
muntah,nyeri perut
Pene!a"an Tersier
encegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita bronkitis
dengan terapi2terapi yang dapat membantu pernapasan. (0oor, 0.0., '!!.)
encegahan tersier untuk penderita bronkitis dapat ditolong dengan terapi &armakologi dan
terapi non &armakologi yaitu C
a# Tera.i Farmak%&%!i
/Di.ir%0 1#T#0 Ta&bert0 R#L#02
a#$# Br%nk%di&at%ri
ronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot2otot polos pada saluran pernapasan.
Ada tiga enis bronkodilator yaitu C Simpatomimetika, metilsantin, dan antikolinergik
a#$#$# Beta3* a!%nis /Sim.at%mimetika2
bat2obat simpatomimetika merupakan obat yang mempunyai aksi serupa
dengan akti&itas simpatis. Sistem sara& simaptis memgang peranan penting dalam
menentukan ukuran diameter bronkus.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
15/22
-ekanisme obat simpatomimetika adalah melalui stimulus reseptor beta '
pada bronkus menyebabkan akti+asi adenil siklase. >n;im ini mengubah A9 menadi
cA- dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses2proses dalam sel.
-eningkatnya kadar cA- dalam sel menghasilkan e&ek bronkodilatasi bat2obat
simpatomimetika antara lain salbutamol, salmeterol, epine&rin, terbutalin,
isoproterenol, dan metaproterenol (Dipiro, et al.,'!!).
") Short2Acting J'2Agonists (SAA)
'agonis merupakan bronkodilator yang e&ekti&. Short&Acting '(&Agonists
merupakan bronkodilator selekti& yang diindikasikan untuk penanganan episode
bronkospasmus irregular. bat ini hanya digunakan ika diperlukan untuk mengatasi
geala, contohC albuterol (Dipiro, et al.,'!!).
') Hong2Acting J'2Agonists (HAA)
$ong&acting inhaled )(&agonists diindikasikan sebagai terapi untuk tahap
sebagai terapi tambahan pada dosis rendah sampai medium dari I6Ss dan untuk
tahap 4 dalam kombinasi dengan dosis medium hingga tinggi dari I6Ss. (Dipiro, et
al.,'!!).
Sa&butam%& /a&buter%&2
Dosis dewasa Sehari 24 kali '24 mg.
Dosis anak Anak tahun sehari 24 kali ' mg.
Anak '2 tahun sehari 24 kali " mg2' mg.
/ontra indikasi 9irotoksikosis, hipertiroid, hipersensiti& terhadap salbutamol
atau simpatomimetik lainnya, dan pengguna beta bloker
>&ek samping obat Gemetar, takhikardia, gangguan gastrointestinal
Interaksi Digo?in (salbutamol menurunkan le+el serum digo?in)F diuretic
(salbutamol akan memperburuk penderita hipokalemia)F mao
inhibitor (peningkatan e&ek kardio+askular)F batasi penggunaan
ka&ein (dapat menyebabkan cns)/ehamilan 9ermasuk dalam kategori c
-onitoring
erhatian 7ipertiroidisme, penyakit antung dan pembuluh darah,
aneurisma, diabetes melitus, glaukoma sudut tertutup. asien
yang menggunakan antihipertensi atau anestesi halogen.
In&ormasi untuk pasien Dikonsumsi pada perut kosong (" atau ' am sebelumBsesudah
makan)
Sa&meter%&
dosis dewasa ' kali sehari ' semprotan.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
16/22
dosis anak ' kali sehari " semprotan.
kontra indikasi 7ipertiroidisme, insu&isiensi miokard, aritmia, hipertensi
e&ek samping obat Serak atau dis&onia (gangguan bunyi suara, misal sengau,
parau), iritasi tenggorokan, sakit kepala, kandidiasis mulut dan
tenggorokan, palpitasi (antung berdebar kencang), gemetar,
bronkhospasme paradoksikal, nyeri sendi.
interaksi penyekat J2bloker selekti& dan non selekti&. enghambat
6M4*!
kehamilan kategori 6
monitoring
perhatian ukan untuk pengobatan geala2geala asma akut. 9uberkulosa
paru, gangguan antung dan pembuluh darah berat, diabetes
melitus, hipokalemia tak diobati, tirotoksikosis. 7amil,
menyusui. -onitor secara teratur kecepatan pertumbuhan anak2
anak pada pengobatan angka panang.
Terbuta&in
Dosis dewasa Dewasa C '2 kali sehari "2' tablet.
Dosis anak Anak berusia #2"* tahun C ' kali sehari " tablet.
Anak berusia 2# tahun C ' kali sehari N tablet.
/ontra indikasi 7ipertiroidisme, insu&isiensi miokard, aritmia, hipertensi.
>&ek samping obat 9remor halus terutama tangan, ketegangan sara&, sakit kepala,
+asodilatasi peri&er, takikardi (arang pada pemberian aerosol),
hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensiti& termasuk
bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit
rasa sakit pada tempat ineksi intramuskular
Interaksi Dengan beta blocker (menghambat e&ek bronkodilatasi)
/ehamilan 9ermasuk kategori b
-onitoring
erhatian 7ipertiroidisme, diabetes.
a#$#*# Meti&4antin
9eo&ilin merupakan golongan metil santin yang banyak digunakan, disamping ka&ein
dan dyphylline. /a&ein dan dyphylline kurang paten dibandingkan dengan teo&ilin. (Dipiro,
et al., '!!).
bat golongan ini menghambat produksi &os&odiesterase. Dengan penghambatan ini
penguraian cA- menadi A- tidak teradi sehingga kadat cA- seluler meningkat.
eningkatan ini menyebabkan bronkodilatasi. bat2obat metilsantin antara lain amino&ilin
dan teo&ilin.(Dipiro, et al., '!!).
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
17/22
Te%)i&in
Dosis dewasa "2' tablet, 24 kali sehari
Dosis anak "B'2" tablet, ' kali sehari
/ontra indikasi in&ark miokardial
>&ek samping obat /adang2kadang teradi gangguan saluran pencernaan,rangsangan berlebihan pada sistem sara& pusat, +ertigo, dan
keang pada dosis tinggi.
7ipersensiti&itas.
Interaksi /adar serum ditingkatkan oleh eritromisin, oleandomisin,
linkomisin, simetidin, dan allopurinol.
/ehamilan 9ermasuk kategori c
-onitoring
erhatian 9rimester pertama masa hamil.
Amin%)i&in
Dosis dewasa " tablet ' kali sehari
Dosis anak
/ontra indikasi hipersensiti&itas terhadap deri+ate ?antin
>&ek samping obat Gangguan saluran pencernaan, takhikardia, berdebar, L
gemetar.
Interaksi klirens 9eo&ilin dikurangi oleh >ritromisin dan makrolida
lainnya, dan Simetidin.
/ehamilan 9ermasuk kategori c-onitoring
erhatian asien dengan penyakit antung berat, hipoksemia (keadaan
kadar oksigen darah yang menurun) parah, gagal antung
kongesti&, penyakit hati, usia lanut, hipertensi, atau
hipertiroidisme
a#$#,# Antik%&iner!ik
ada sel2sel otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik dan
kolinergik. 3ika reseptor J'dari sistem adrenergik terhambat maka sistem kolinergik akan
mendominasi dan menyebabkan bronkokonstriksi. Stimulasi sara& parasimpatis
menyebabkan pelepasan asetilkolin. Asetilkolin pada reseptor muskarinik dari sara&2sara&
kolinergik di otot polos bronkus akan mengakti+asi en;im guanilsiklase untuk mengubah
G9 (Guanosin triphosphate) menadi cG-. $os&odiesterasi kemudian memecah cG-
menadi G-. eningkatan kadar cG- akan meningkatan bronkokonstriksi (Dipiro, et
al.,'!!).
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
18/22
-ekanisme kera obat antikolinergik adalah menghambat aksi asetilkolin pada
reseptor muskarinik dengan memblok reseptor muskarinik di otot polos bronki. Akti+itas
sara& adrenergik kemudian menadi dominan sehingga menimbulkan e&ek bronkodilatasi.
bat2obat antikoninergik yang dapat digunakan antara lain ipratropium bromide dan
tiotropium bromida (Dipiro, et al.,'!!).
Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetiti&
reseptor muskarinikF ;at ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokonstriksi
yang dimediasi kolinergik. Antikolinergik merupakan bronkodilator e&ekti& tetapi tidak
sekuat agonis J' (Dipiro, et al.,'!!).
I.ratr%.ium br%mide
Dosis dewasa ' semprot 4 kali sehari
Dosis anak
/ontra indikasi 7ipersensiti&itas terhadap atropine atau deri+atnya
>&ek samping obat Gemetar pada otot skelet, berdebar, sakit kepala, pusing, gugup,
mulut kering, iritasi tenggorokan, retensi urin.
Interaksi >&ek ditingkatkan oleh J2adrenergik lainnya, deri+at ?antin,
antikolinergik, dan kortikosteroid.
Aksi dikurangi oleh J2bloker
/ehamilan
-onitoringerhatian /ardiomiopati obstrukti& hipertro&ik, takhiaritmia, in&ark
miokardial yang baru teradi, diabetes melitus yang secara
insu&isiensi terkontrol, hipertiroidisme, kehamilan L menyusui.
Ti%tr%.ium br%mide
Dosis dewasa ' semprotan "? sehari
Dosis anak
/ontra indikasi 7ipersensiti&itas pada atropine atau deri+atnya, seperti
ipratrorium atau oksitropium
>&ek samping obat -ulut kering, konstipasi, iritasi lokal dan batuk, takikardi,
kesulitan berkemih dan retensi urin, reaksi hipersensiti+itas.
Interaksi bat antikolinergik
/ehamilan 9ermasuk kategori c
-onitoring
erhatian 9idak untuk terapi awal episode akut bronkospasme.
Dapat menyebabkan reaksi hipersensiti+itas mendadak.
Glaukoma sudut sempit, hiperplasia prostat atau obstruksi leher
kandung kemih.Gangguan ginal sedang sampai dengan berat, hamil dan laktasi.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
19/22
b# Tera.i N%n3)armak%&%!i#/Di.ir%0 et a *5562#
9erapi non2&armakologi dapat dilakukan dengan cara C
b.". asien harus berhenti merokok
b.'. /alau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah sangat sesak,
biarlah dai menghirup uap air tiga kali sehari.
b.. 9aruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah kompres
lembab di atas dada sepanang malam sambil menaga tubuhnya angan sampai
kedinginan.
b.4. 5ehabilitasi paru2paru secara komprehensi& dengan olahraga dan latihan pernapasan
sesuai yang diaarkan tenaga medis.
b.*. Istirahat yang cukup.
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
20/22
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
21/22
5>$>5>0SI
-ene;es, A.-., et al., '!"!. Pre7a&ensi dan Fakt%r Risik% Br%nkitis Kr%nik di
Pe&%tas0 5S. rasil. 9hora? '!"!, 41C "'"#2"''" doiC "!.""Bth?.41."'."'"#.
httpCBBtranslate.googleusercontent.comBtransalteOcP
depth="Lei=3Da
8/9/2019 Epidemiologi Bronkitis.docx
22/22
Soegito, '!!#. Pen!%batan Br%nkitis Kr%nik Eksaserbasi Akut den!an
Ci.r%)&%4ain dibandin!kan den!an C% Am%49&a7. agian Ilmu enyakit aru $/