Epistaksis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ksjndkjshdiudjhsdijbsmn nbbdhcsdabehcnshdfshefrbsjkdbs,ncsewfnwnesckancdswurfjksbvkhdfrbvnjzncsjerbjshbdcxbskjdnciusehfrbfvhwselowijcahdfbksjhbdcjahwebdcyuwjsedbjabws

Citation preview

Slide 1

DEFINISI

Epistaksis atau sering disebut mimisan adalah perdarahan dari hidung dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau dari bagian posterior rongga hidung. 1

Epidemiologi

Epistaksis dapat terjadi pada semua golongan umur tanpa predileksi jenis kelamin. Epistaksis anterior umum terjadi pada anak-anak atau dewasa muda. Epistaksis posterior sering ditemukan pada usia lanjut dengan riwayat hipertensi atau arteriosklerosis.

2 Insidensi meningkat selama bulan-bulan musim semi yang dingin dimana infeksi saluran nafas atas lebih sering serta fluktuasi suhu dan kelembaban berubah dramatis.Epistaksis juga umum terjadi pada iklim panas kering dengan kelembaban rendah.3Hasil penelitian didapatkan bahwa pada epistaksis didapatkan 32,3 % pada penderita hipertensi. Penelitian ini dibandingkan antara penderita epistaksis dengan kontrol.

4

Comparison of Patients with Epistaxis and Controls

5Penelitian juga membandingkan antara penderita hipertensi dengan normotensi yang mengalami epistaksis. Dimana penderita hipertensi yang lebih tua dibandingkan dengan normotensi yang mengalami epistaksis, tidak memberikan statistik yang signifikan. Usia pada penderita hipertensi dengan epistaksis antara 37- 55 tahun sedangkan normotensi dengan epistaksis antara 29-48 tahun.2

6

Comparison of Hypertensive and Normotensive Patients with Epistaxis

7Anatomi vaskularisasi hidungVaskularisasi hidung

A.carotis eksterna A.carotis interna

8A.carotis eksterna mempunyai 2 cabang yang menyuplai vaskularisasi hidung yaitu: A.maxillaris interna dan A.facialis

A.maxillaris memberikan vaskularisasi hidung melalui cabang-cabang terminal: A.sphenopalatina, A. Palatina mayor, A. Pharyngeal. A. sphenopalatina dan A. Palatina mayor septum dan bagian lateral hidung. A.sphenopalatina foramen sphenopalatina

A. Nasopalatina A. Sphenopalatina cabang superior posterior

A.Facialis a.Labialis superior di medial septum dan lateral dari ala nasi.

9A.carotis Interna A. Ophtalmika

A.Ethmoidalis anterior A.Ethmoidalis posterior

canalis ethmoidalis anterior canalis ethmoidalis posterior

A. ethmoidalis anterior beranastomosis A. Sphenopalatina memperdarahi anterior septum nasi. A. Ethmoidalis posterior berperan pada pendarahan hidung posterior.

10A. Sphenopalatina memperdarahi mukosa septum diregio anteroinferior septum beranastomosis dengan: A.Palatina mayor, A.Ethmoidalis anterior dan cabang nasal dari A.Fasialis pleksus Kiesselbach Littles area (lokasi tersering terjadinya epistaksis anterior)

11

12

13

14EtiologiEtiologi epistaksis

Faktor lokal Faktor sistemik15

Faktor lokal

akibat trauma(laserasi mukosa hidung, prosedur pembedahan,intubasi nasal,benda asing di rongga hidung,fraktur os.nasal)struktural(deformitas septum nasi, perforasi septum)penyakit-penyakit inflamasi(rinitis alergi, piogenic granuloma, zat-zat iritatif,infeksi virus pada hidung,sinusitis bakteri,penyakit granulomatosis)tumor/malformasi vaskular(angiofibroma, aneurisma, ca epidermoid, papiloma, adeno ca, encephalocele,hemangioma)16

Faktor sistemik

Hipertensipenyakit vaskular(arteriosklerosis, abnormalitas kolagen, telangiectasis hemoragik herediter)kurangnya faktor koagulasi(trombositopenia, koagulopati kongenital/di dapat, defisiensi vitamin A, D, E, C, atau K, penyakit liver, gagal ginjal, penggunaan alkohol, malnutrisi, polisitemia vera, multipel mieloma, obat-obat anti koagulan, leukemia)penyakit cardiavaskular( congestive heart failure, stenosis katup miral).17Fisiologi hidungFungsi respirasiFungsi penghiduFungsi fonetikRefleks nasal

18Fungsi respirasiUdara inspirasi nares anterior konka media nasofaring HumidifikasiPenyeimbang dalam pertukaran tekananPenyaring udara (rambut, silia, palut lendir)Mekanisme imunologik lokal

19Fungsi penghiduMukosa olfaktorius pada atap rongga hidung , konka superior dan sepertiga bagian atas septum.Difusi dengan palut lendir 20Fungsi fonetikPenting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi Sumbatan rinolaliaPembentukan konsanan (m, n, ng)~ rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, pa;atum molle turun untuk aliran udara

21Refleks nasalRefleks bersin, henti nafasRangsang bau sekresi kelenjar liur, lambung, pankreas22Patofisiologi epistaksiskonka inferior dan media sangat vaskular*pleksus nasal kavernosus jaringan erektil faktor mekanik, suhu, psikogenik, seksual, atau kimia sistem parasimpatis pembengkakanVaskularisasi mukosa hidung (terytama septum) hanya terlindung oleh mukosa yang tipisKartilago septum tidak mengandung pembuluh darah intrinsik dan seluruhnya tergantung pada mukoperikondriumEpistakis anterior Little atau Pleksus Kiesselbach (mukosa tipis dan banyak vaskularisasi)Epistaksis posterior pleksus nasofaringeal Woodruff 23Hipertensi kecepatan denyut jantungvolume sekuncup TPRusia fibrosis pada tunika media di arteri

24Epistaksis pada hipertensi

25DiagnosaAnamnesaPemeriksaan fisikPemeriksaan labPencitraan26AnamnesaLateral / bilateralHematemesis + / -Trauma intranasalDurasiJumlah perdarahanPerdarahan terakhirkelainan pembuluh darah kongenitalKonsumsi obat pengencer darah (aspirin, heparin, dll)Kelainan darah (hemofilia, talasemia)

27Pemeriksaan FisikAlat-alatLampu kepalaSpekulum hidungForsep bayonetSuction frazier u/ hidungSuction yankauer u/ mulut endoskopi dengan sudut 30 derajat (perdaraha posterior)

28Pemeriksaan FisikCARI SUMBER PERADARAHAN!!

Perbaiki keadaan umum Pasien dalam kondisi duduk/ berbaring dengan posisi kepala ditinggikan jika KU lemah, pada anak posisi dipangkuJika masih perdarahan , hentikan perdarahan terlebih dahuluDilakukan setelah pemberian agen vasokonstriktifInjeksi submukosa (lidokain + epinefrin)

29Pemeriksaan lab & radiologidarah lengkapHemokonsentrasi Waktu perdarahanCT-scanMRIRo thorax

30PENATALAKSANAANPrinsip utama :Menghentikan perdarahanMencari etiologiMencegah komplikasi31Algoritma penatalaksanaan epistaksis

32PredisposisiRiwayat perdarahan sebelumnyaMencari lokasi perdarahanApakah aliran darah mengalir ke tenggorokan (ke posterior) atau keluar dari hidung depan (anterior) bila pasien duduk tegakLamanya perdarahan dan frekuensinyaRiwayat gangguan perdarahan dalam keluargaRiwayat adanya hipertensi & diabetes mellitusRiwayat penyakit hati & gangguan koagulasiTrauma hidung yang belum lamaObat obatan, misalnya aspirin

33Pengobatan EpistaksisPerbaiki keadaan umum pasien.Tentukan sumber perdarahan.Pada epistaksis anterior, dilakukan kaustik dengan larutan nitras argenti 20% - 30%, asam trikloroasetat 10% atau dengan elektrokauter. Pemasangan tampon anterior.Pemasangan tampon posterior (Bellocq).Sebagai pengganti tampon Bellocq dapat di pakai kateter Foley dengan balonObat obatan hemostatik. Ligasi Arteri.

34Obat obat anti HipertensiGolongan Diuretik blokerACE inhibitorAngiotensin Receptor BlokerAldosteron antagonist

35Epistaxis Equipment 4" x 4" gauze sponge1 x 6 cm cottonoids (neurosurgical gauze patties)Merocel nasal packing with airwayGelfoam pledgetExpandable cellulose intranasal tamponsSurgicelNasal speculumFrazier suction cannulaIntranasal balloon (eg, Epistat, Nasostat)0 silk sutureLayered 1/2 in. gauze with petrolatum10-mL syringeBayonet forceps#16 Foley balloon catheter 36Material Tampon Hidung

37Tampon Anterior

38Balloon Pack

39Tampon Posterior

40Ligasi Arteri

41

42KomplikasiSyokAnemiaGagal ginjalHipotensiHipoksiaIskemia serebriInsufisiensi koronerInfark miokard Kematian

43Komplikasi Pemasangan TamponRino-sinusitisOtitis mediaSepticemiaToxic shock syndromeHemotimpanum Mata berdarah (bloody tears)Laserasi Palatum moleNekrosis mukosa hidung atau septum 44

Pencegahan Epistaksis 8

Edukasi pasienHumidifikasi pada iklim kering, mencegah manipulasi digital, menghindari iritan udara, asap dan kontrol alergi. Salep petrolatum atau antibiotik mencegah keringnya mukosa intranasal.Tappering-off Nasal steroid.Teknik bedah intra nasal yang baik menurunkan epistaksis post operasi.

45KesimpulanEpistaksis (perdarahan dari hidung) bisa ringan sampai berat yang berakibat fatal.Evaluasi epistaksis dengan mengobservasi tekanan darah. Persiapan & rencana penanganan yg pasti. Penanganan : konservatif, kenyamanan pasien, rawat jalan (bila mungkin).Bila penanganan 3 hari tampon hidung gagal, bisa di pertimbangkan tindakan bedah / angiografi + embolisasi.Pertimbangkan komplikasi

46TERIMA KASIH47