Epistaxis Litview

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahahaha

Citation preview

PowerPoint Presentation

EpistaxisPembimbing :dr. Olivia Santoso, Sp. THT-KL,MSc.Penyaji :Andi Setiadi (2012-061-044)Casey Tjahaja(2012-061-099)

IntroductionEpistaxis (Nasal bleeding)

60% general population

Bimodal distribution< 10 years>50 years

Males > females 2Vascular Anatomy of the Nose1. A. Carotis Externa A. Maxillary Interna Terminal BranchesA. Maxillaris internus bercabang menjadi 5A. Sphenopalatine masuk ke cavum nasal melalui foramen spenopalatine bercabang menjadi dua bagian posterior lateral (konka) dan posterior septal A. Descending palatine A. Greater Palatine masuk ke hidung melalui foramen incisive memperdarahi anterior inferior septum dan beranastomosis dengan a, spenopalatine septal A. PharyngealA. InfraorbitalA. Posterior superior alveolar A. Fasialis A. Labialis Superior (Masuk aspek anterior nasal cavity Septum & Alae)

Vascular Anatomy of the Nose2. A. Carotis Interna A. Ophtalmic A. EthmoidalA. Ethmoidal anterior anterior superior septumA. Ethmoidal posterior bercabang menjadi lateral dan medial yan memperdarahi bagian superior posterior septum dan dinding lateral

Vascular anatomy of the Nose Lateral Nasal Wall BleedPosterior: A. Sphenopalatine A. posterior nasal (enters through sphenopalatine foramen at post end of middle turbinate) Septal BleedA. Nasal PosteriorA. Greater PalatineA. Ethmoidal ant & postBranches of A. Labialis

Kiesselbachs plexus (Littles area) Littles area: 1.5 cm behind anterior mucocutaneous junction paling sering epistaxis tapi easily accessed jadi bisa diobati gampang. 6

Septal Bleed (Anterior)

Lateral Nasal Wall (Posterior)

Most causes of nasal bleeding can be identifiedreadily through a directed history andphysical examination. The patient should beasked about the initial presentation of thebleeding, previous bleeding episodes andtheir treatment, comorbid conditions, andcurrent medications, including over-thecountermedicines and herbal and homeremedies. Although the differential diagnosisshould include both local and systemiccauses (Table 1) ,1,5,9 environmental factorssuch as humidity and allergens also must beconsidered.5,10 Often, no cause for the bleedingis identified.10Etiology Anterior Epistaxis: 90%-95% Spontaneous/ trauma of nasal septum by fingers/nasal sprays (damage epithelium) Nasal tumors intermittent epistaxis Systemic paling seringhypertension Allterations in clotting abilities Anticoagulant medication (aspirin, clopidogrel, NSAIDS, warfarin) Liver dysfunction

Educate patients to direct sprays away from septum!

11Manajemen (Pendekatan Umum)Epistaksis merupakan salah satu kasus kegawatan yang sering dihadapi di Instalasi Gawat DaruratPenilaian awal pasien dengan epistaksis sama seperti pasien trauma lainnya yaitu Primary Survey ABCDsKompresi nostril (memberikan tekanan langsung kepada area septum) terus menerus selama 5-20 menit

Pemberian tampon yang sudah diberikan dekongestanKepala pasien diposisikan kedepan menjaga patensi jalan nafasPemberian IVFD bila ditemukan tanda syokMonitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk mengetahui sumber pendarahan

Pemeriksaan dilakukan ruangan dengan pencahayaan yang cukup, tempat duduk pasien, kain untuk menutup pakaian pasienPemeriksa menggunakan headlamp dan alat pelindung diri berupa sarung tangan, masker, kacamata pelindung, dan apron

Anterior EpistaksisJika pada pemeriksaan ditemukan satu sumber pendarahan anterior dapat diberikan obat vasokonstriksi lokal seperti 4% kokain solution, oxymetazoline atau phenylephrinePemberian anestesi lokal dapat diberikan apabila dibutuhkan penanganan yang lebih agresif seperti lidocainePemberian tampon pada anterior cavum nasal dan tekanan langsung dilakukan kurang lebih 5 menitKemudian lakukan reinspeksiTerapi lain dapat dilakukan dengan pemberian surgicel, gelfoam, desmopressin spray, electrocautery atau chemicalcauteryJika lokal gagal pemberian nasal packed dilakukan sampai ke posterior disusun lapis demi lapis menggunakan petroleum jelly atau polimyxin B-batricin zinc-neomycin (Neosporin) Ointment atau menggunakan Xeroform

Komplikasi pemasangan Nasal PackingSeptal hematomAbsesSinusitisNeurogenic syncopeNekrosisToxic shock Syndrome (bakteri stapilococcus sp)

Posterior EpistaksisJarang terjadiRujuk spesialis THTpemasangan tampon superior

Thank You