22
TUGAS SEBELUM MOPK MATERI TENTANG EPITAKSIS LISA SUHENI WALIASTUTI D/KP/VI 04. 05. 1159 PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

EPITAKSIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

epitaksis

Citation preview

EPITAKSIS

TUGAS SEBELUM MOPK

MATERI TENTANG EPITAKSIS

LISA SUHENI WALIASTUTID/KP/VI

04. 05. 1159PRODI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2008EPITAKSIS

PENGERTIANEpitaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab umum ( kelaianan sistemik ). Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala suatu kelainan.ETIOLOGIPenyebab lokal:

Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, benda asing di hidung, trauma pembedahan, atau iritasi gas yang merangsang.

Infeksi hidung dan sinus paranasal, seperti rhinitis, sinusitis, serta granuloma spesifik, seperti lepra dan sifilis.

Tumor, baik jinak maupun ganas pada hidung, sinus paranasal, dan nasofaring.

Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak seperti pada penerbang dan penyelam ( penyakit caisson), atau lingkungan yang udaranya sangat dingin.

Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan epistaksis ringan disertai ingus berbau busuk.

Idiopatik, biasanya merupakan epistaksis yang ringan dan berulang pada anak dan remaja.

Penyebab sistemik:

Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dan kelainan pembuluh darah. Kelainan darah, seperti trombositopenia, hemofilia, dan leukemia.

Infeksi sistemik, seperti demam berdarah dengue, influenza, morbili, atau demam tifoid.

gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars, dan menopause.

Kelainan congenital, seperti penyakit Osler ( hereditary hemorrhagic telangiectasia ).PATOFISIOLOGITerdapat dua sumber perdarahan yaitu bagian anterior dan posterior.Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus kiesselbach ( yang paling banyak terjadi dan sering ditemukan pada anak-anak ), atau dari arteri etmoidalis anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk darah akan keluar melalui lubang hidung. Sering kali dapat brrhenti spontan dan mudah diatasi.

Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi, arteriosclerosis, atau penyakit kardiovaskuler. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.PENATALAKSANAAN

Tiga prinsip utama penanggulangan epistaksis:

1. Menghentikan perdarahan.

2. Mencegah komplikasi.

3. Mencegah berulangnya epistaksis.Pertama tama, keadaan umum dan tanda vital harus diperiksa. Anamnesis singkat sambil mempersiapkan alat, kemudian yang lengkap setelah perdarahan berhenti untuk membantu menentukan sebab perdarahan.

Menghentikan perdarahan secara aktif, seperti pemasangan tampon dan kaustik lebih baik daripada memberikan obat obatan hemostatik sambil menunggu epistaksis berhenti.

Pasien diminta duduk tegak ( agar tekanan vaskuler berkurang dan mudah membatukkan darah di faring ). Bila dalam keadaan lemah atau syok, pasien dibaringkan dengan bantal dibelakang punggung. Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat hisap agar hidung bersih dari bekuan darah. Kemudian, pasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan edrenalin dan lidokain atau pantokain untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri untuk tindakan selanjutnya. Biarkan 3-5 menit dan tentukan apakah sumber perdarahan di bagian anterior atau posterior.Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan, perdarahan dihentikan dengan cara menekan kedua cuping hidung kea rah septum selama beberapa menit.

Pendarahan Anterior

Jika terlihat, sumber perdarahan di kaustik dengan larutan nitras argenti 20 30 % ( atau asam triklorasetat 10% ) atau elektrokauter. Sebelumnya di berikan analgesic topical. Bila dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung, maka diperlukan pemasangan tampon anterior, yaitu kapas atau kasa menyerupai pita dengan lebar kurang lebih cm, yang di beri vaselin atau salep antibiotic agar tidak melekat sehingga tidak terjadi perdarahan ulang saat pencabutan. Tampon anterior di masukan malalui nares anterior, diletakkan berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung, dan harus menekan tempat asal perdarahan. Tampon dipertahankan 1 2 hari.Perdarahan Posterior

Terjadi jika sebagian besar darah yang keluar masuk ke dalam faring, tampon anterior tidak dapat menghentikan perdarahan, dan pada pemeriksaan hidung tampak perdarahan di posterior superior.

Perdarahan posterior lebih sukar di atasi karena perdarahan biasanya hebat dan sukar melihat bagian posterior dari kavum nasi. Dilakukan pemasangan tampon posterior ( tampon belloca ) yaitu tampon yang mempunyai 3 utas benang.

Epistaksis akibat fraktur nasi atau septum nasi biasanya berlangsung singkat dan berhenti secara spontan. Kadang kadang timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah edema berkurang, sebaiknya pasien di rujuk untuk menjalani perawatan fraktur nasi dan ligasi bila di perlukan.

Adapun penatalaksanaan segera adalah mendudukan penderita tegak dan menekan ala nasi terhadap septum selama 5 menit penuh sementara penderita bernafas tenang melalui mulut yang terbuka lebar. Penting untuk tidak panic pada tindakan yang sangat segera. Suruh penderita membiarkan darahnya menetes kedalam mangkok dan mengherankan betapa lamanya untuk mengumpulkan darah 100 ml. pengobatan trottes yang penuh harapan dalam keadaan ini meliputi sedasi dengan dosis morfin yang cukup penderita di dudukan dan menyuruh dia bernafas melalui mulut, Seandainya perdarahan terus atau mulai kembali. Penutupan titik perdarahan dapat dilakukan dengan diatermi, galvanokauter, asam kromat. Perdarahan dari hidung dapat juga di atasi dengan :

1. pemasangan tampon ( anterior dan atau posterior )

2. kauterisasi secara kimia atau listrik

3. pemberian obat antikoagulansia

4. ligasi pembuluh darah ( secara bedah )

TANDA DAN GEJALAPenyebab utamanya adalah trauma, infeksi kronis bersin hebat dan hidung kena pukul serta kebiasaan mengorek hidung , sehingga menimbulkan nyeri. KOMPLIKASI

Dapat terjadi langsung akibat epistaksis sendiri atau akibat usaha penanggulangannya.

Akibat perdarahan hebat:1. Syok dan anemia

2. Tekanan darah yang turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak, insufisiensi koroner dan infark miokard, dan akhirnya kematian. Harus segera dilakukan pemberian infuse atau transfuse darah.Akibat pemasangan tampon:

1. Pemasangan tampon dapat menimbulkan sinusitis, otitis media, bahkan septikemia. Oleh karena itu pada setiap pemasangan tampon harus selalu diberikan antibiotic dan setelah 2-3 hari harus dicabut meski akan dipasang tampon baru bila masih berdarah.

2. Sebagai akibat mengalirnya darah secara retrograde melalui tuba eustachius, dapat terjadi hemotimpanum dan air mata yang berdarah.

3. Pada waktu pemasangan tampon Bellocq dapat terjadi laserasi palatum mole dan sudut bibir karena benang terlalu kencang di lekatkan.PEMERIKSAAN PENUNJANGUntuk menilai keadaan umum dan mencari etiologi, dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap, fungsi hemostasis, uji faal hati dan ginjal. Dilakukan pula pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal, dan nasofasring, setelah keadaan akut diatasi bias juga dengan pemeriksaan sinar X rutin dan angiografi. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN EPITAKSIS

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas klien

Nama

:

TTL

:

Umur

:

Jenis kelamin:

Alamat

:

Agama

:

Suku

:

Pekerjaan

:

No. CM

:

Diagnosa medis:

b. Identitas penanggung jawab

Nama

:

TTL

:

Umur

:

Jenis kelamin:

Agama

:

Suku

:

Pekerjaan

:

Hub.dengan Ps. :

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama :b. Riwayat kesehatan sekarang

c. Riwayat kesehatan dahulu

d. Riwayat kesehatan keluarga

e. Genogram

f. Riwayat kesehatan lingkungan

3. Pola fungsi kesehatan ( Gordon )

a. Persepsi terhadap kesehatan : Apabila klien sakit biasanya membeli obat sendiri ke apotik atau menggunakan pengobatan tradisional. Bila pengobatan sendiri tidak berhasil baru ke dokter.

b. Pola aktivitas dan latihan : Sebelum sakit :

Klien dapat melakukan aktivitasnya sendiri sehari hari tanpa mendapat bantuan dari orang lain.Saat sakit : Aktivitas01234

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi di tempat tidur

Ambulansi

Makan

Ket :

0 : mandiri

3 : di Bantu orang lain dan alat

1 : alat Bantu

4 : tergantung alat

2 : dibantu orang lain

c. Pola istirahat tidur : Pad klien epistaksis terjadi gangguan pada pola tidur atau istirahatnya.a) Pola nutrisi dan metabolic :

Pada klien epistaksis tidak terjadi gangguan nutrisi.

b) Pola eliminasi :

Pada klien epistaksis tidak terjadi gangguan pada pola eliminasinya.

c) Pola kognitif perceptual :

Klien dapat merespon secara normal dan berbicara secara normal dengan bahasa jawa. Penglihatan klien berfungsi dengan baik dan tidak ada kelainan. Pendengaran klien berfungsi dengan baik pengecap dan sensasi klien juga tidak ada kelainan. Klien dapat membedakan panas, dingin, nyeri.d. Pola konsep diri : 1. harga diri :

pada klien epistaksis terjadi luka perdarahan pada hidung yang menyebabkan klien merasa sedikit kesusahan saat bernafas dan malu jika akan berbicara.

2. ideal diri : klien ingin cepat sembuh agar dapat beraktifitas seperti biasanya, karena epistaksis tersebut sangat mengganggu ruang gerak klien.

3. identitas diri :

klien dapat menyebutkan identitas dirinya dengan baik.

4. gambaran diri :

klien dapat menyadari bahwa dirinya adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai kewajiban untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.

e. Pola koping

f. Pola seksual reproduksi : Klien mengalami menstruasi teratur tiap bulannya dan tidak ada gejala gejala tertentu.

g. Pola peran hubungan

Klien sudah menikah dan klien sebagai ibu rumah tangga.k. Pola nilai dan kepercayaan

1. klien beragama islam dan selalu melaksanakan sholat 5 waktu bersama keluarga.

2. tidak ada pantangan terhadap agama lain

4. Pemeriksaan fisik

a. tanda tanda vital

suhu : normal nadi : takikardi TD : hipotensi RR : normal TB : 160 cm

BB : 52 kg b. Keadaan umum : c. Pemeriksaan head to toe

Kepala

Bentuk kepala mesoshepal, rambut klien berwarna hitam, lurus, rambut agak kotor, tidak ada peradangan pada kulit kepala, terdapat nyeri tekan. Mata Bentuk simetris antara kanan dan kiri, pergerakan bola mata, konjungtiva agak pucat, penglihatan normal. Hidung

Bentuk simetris warna sama dengan warna kulit wajah, ada nyeri tekan, terdapat secret. Telinga

Bentuk simetris,tidak ada serumen pendengaran normal. Mulut

Mukosa lembab, gigi lengkap dan kotor, tidak ada luka, bentuk pipi simetris.

Leher

Bentuk leher klien simetris, warna kulit dada klien sama dengan kulit sekitarnya. Dada

Bentuk dada klien simetris, warna kulit dada klien sama dengan kulit sekitarnya. Abdomen

Tidak terdapat luka post op, tidak ada benjolan, peristaltic usus, warna kulit sekitar sawo matang. Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah tidak mengalami gangguan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. DATA FOKUS :

a. Data subyektif

mengeluh badan lemas

b. Data obyektif

Pendarahan dari hidung mengucur / banyak

Gelisah

Penurunan tekanan darah

Peningkatan denyut nadi

Anemis

TD : hipotensi

RR : normal

Suhu : normal

Klien mengalami trauma atau cedera

Klien menahan nyeri

Klien susah bernafas

Klien bersin bersin hebat

Klien lelah dan panic

2. ANALISIS DATA

NO.SYMPTOMPROBLEMETIOLOGI

1.DO : Klien lelah

Klien menahan nyeri

Nadi takikardiNyeri akutAgen cidera fisik

2. DO : Klien mengalami truma atau cederaResiko infeksiPeningkatan paparan lingkungan

3. DO : Klien lelah

Klien panic

Nadi takikardiCemasPerubahan status kesehatan

4. DO : Klien sering terbangun karena nyeri

Klien bersin bersin hebat

Klien gelisahGangguan pola tidurNyeri

5. DO : Klien susah bernafas

Klien gelisahBersihan jalan nafas tidak efektifBenda asing di jalan nafas

6.DO :

Perdarahan dari hidungKurang pengetahuanProses penyakit

Diagnosa keperawatan dan prioritaas masalah 1) Nyeri akut b / d agen cidera fisik yang ditandai dengan DO : klien menahan nyeri

2) Resiko terhadap infeksi b / d peningkatan paparan lingkungan yang di tandai dengan DO : klien mengalami cidera / trauma

3) Cemas b/d perubahan status kesehatan yang ditandai dengan DO : klien lelah dan panic, nadi takikardi

4) Gangguan pola tidur b/d nyeri yang di tandai dengan DO :klien sering terbangun karena nyeri, gelisah, bersin bersin hebat

5) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d benda asing di jalan nafas yang di tandai dengan DO : klien susah bernafas

6) Kurang pengetahuan b/d proses penyakit yang di tandai dengan

DO : pendarahan dari hidung mengucur banyak

C. INTERVENSINODiagnosa KeperawatanTujuan

(NOC)Intervensi(NIC)

1.Nyeri akutSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan

(1605) PAIN CONTROL (160501)klien dapat mengenal penyebab nyeri

(160502)klien dapat mengetahui permulaan nyeri

(160503)klien dapat melakukan tindakan untuk mencegah nyeri (160504)klien dapat menahan nyeri tanpa obat penahan nyeri

(160505)klien dapat mengenal gejala pada nyeri

1 : tidak dilakukan

2 : sedikit dilakukan

3 : cukup dilakukan

4 : banyak dilakukan

5 : selalu dilakukan

(1400) PAIN MANAGEMENT keadaan umum Pastikan pasien mendapat kecocokan dengan perawatan analgesic(obat penahan nyeri) Pertimbangkan hal yang dapat mempengaruhi pada respon nyeri Tentukan pengaruh yang kuat pada pengalaman nyeri Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

2.Resiko infeksi Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama..X24 jam, klien dapat :(1902)RISK CONTROL

(190201) pasien mengatakan resiko

(190202) dapat memantau factor resiko dari lingkungan

(190203) dapat memantau factor resikio dari perilaku individu

(190204)dapat mengembangkan strategi untuk control resiko secara efektif

(190207) pasien dapat mengetahui strategi control resiko

Ket:

1. tidak pernah dilakukan 2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. terus dilakukan

(6540) INFECTION PAIN gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial ajari pasien dan keluarga tentang tanda tanda gejala infeksi dan kalau terjadi untuk melapor kepada perawat

cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan pada pasien

tingkatkan intake cairan

gunakan sarung tangan steril untuk mengurangi resiko infeksi

3.Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamaX24jam diharapkan : (1918)ASPIRATION CONTROL (191801)identifikasi faktor resiko (191802) menghindari factor resiko

(191803) sikap klien dalam menentukan makanan / minuman (191804) pilihlah makanan yang mudah dicerna (191805) sikap klien dalam memilih makanan dan minuman

Ket:1. tidak dilakukan

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan

(3160)Airway Suction

gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan anjurkan alat yang steril setiap malakukan tindakan

pastikan kebutuhan oral(3140)Airway Management

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

Monitor respirasi dan status oksigen

4.Gangguan pola tidurSetelah dilakukan tindakan keperawatan selamaX24jam diharapkan (0004) SLEEP

(000401)klien mempunyai waktu untuk tidur

(000402) klien dapat mengobservasi waktu untuk tidur

(000403)klien dapat tidur dengan pola tidur yang baik

(000404)klien dapat mempertahankan kualitas tidur

(000405)klien dapat tidur secara tepat / efisien (perbandingan waktu tidur)

Ket :

1. banyak kompromi

2. jarang kompromi

3. kadang kompromi

4. sering kompromi

5. selalu kompromi

(1850) sleep enchancement

tentukan pola aktivitaas / tidur klien tentukan efek pada pengobatan pasien dalam pola tidur monitor pola tidur pasien dan waktu tidur pasien Bantu pasien untuk menghilangkan tekanan tekanan sebelum tidur Dekati klien yang tidur secara teratur untuk mencatat dalam perencanaan keperawatan

5.Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamaX24jam diharapkan

(1803) disease process

(180301)mengetahui tentang macam macam penyakit

(180302) dapat melakukan prosedur tentang penyakit

(180303)dapat menjelaskan sebab sebab factor prognosis

(180304) dapat menjelaskan factor resiko

(180305)dapat menjelaskan efek dari penyakit

Ket :

1. tidak dilakukan

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan (5602) Teaching : disease process

berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses yang spesifik

gambarkan process penyakit dengan cara yang tepat identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat

jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang baik

diskusikan terapi tentang permilihan obat obatan / pengobatan

6.Cemas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam24Xjam diharapkan(1402) Anxiety control (140201) monitor intensitas kecemasan

(140202) menyingkirkan tanda kecemasan

(140203)menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas

(140204) mencari informasi untuk menurunkan cemas

(140205) merencanakan strategi koping

Ket :

1. tidak dilakukan

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan (5820)Anxiety Reduction sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan

Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Tenangkan klien

Berusaha memahami klien

Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat