Erisipelas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

  • 5/24/2018 Erisipelas

    1/8

    1

    Kelainan Kulit Erisipelas dan Penatalaksanaanya

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

    email :

    Pendahuluan

    Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma.

    Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus dan

    streptococcusatau keduanya.1 Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan

    oleh bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor

    resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan

    pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira

    mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.2

    Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan

    bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan pada individu dari

    semua ras dan kedua jenis kelamin.3Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal,

    seperti demam dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan

    kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis.

    Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada.

    Anamnesis

    Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat dilakukan

    langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dilakukan terhadap orang tua, wali, orang yang

    dekat dengan pasien atau sumber lain, disebut sebagai alloanamnesis. Termasuk di dalam alloanamnesis

    adalah semua keterangan dokter yang merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang

    diperoleh selain dari pasiennya sendiri.1Pertama hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu

    identitas yang meliputi nama, usia, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, pendidikan/pekerjaan, orang

    tua, agama, serta suku bangsa.

    Pemeriksaan Fisik

  • 5/24/2018 Erisipelas

    2/8

    2

    Berdasarkan skenario di saat dilakukan pemeriksaan fisik secara inspeksi terdapat luka kecil

    bernanah dikelilingi daerah kemerahan yang luas. Biasanya terdapat effloresensi : eritema yang berwarna

    merah cerah, berbatas tegas dan pinggirnya meninggi. Sering disertai udem, vesikel dan bulla yang berisi

    cairan seropurulen. 3

    Pemeriksaan Penunjang

    Bakteri dapat di indentifikasi melalui pemeriksaan biopsi kulit dan kultur. Spesimen untuk kultur

    bisa diambil dari apusan tenggorokan, darah dan cairan seropurulen pada lesi. Pada pemeriksaan darah

    rutin menunjukkan adanya polimorfonuklear leukositosis, meningkatnya laju endap darah (LED) dan juga

    meningkatnya C-reaktif protein.3

    Diagnosa kerja

    Diagnosis dapat ditegakkan dengan adanya gejala klinis. Terdapat gejala konstitusi yakni demam,

    malaise. Lapisan kulit yang diserang ialah epidermis dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, karena itu

    biasanya tempat predileksinya di tungkai bawah. Kelainan kulit yang utama ialah eritema yang berwarna

    merah cerah, berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat disertai

    edema, vesikel, dan bula.4

    Eritema, panas, bengkak, dan nyeri adalah gejala yang sering timbul pada erisipelas. Lesi klasik

    penyakit ini adalah lesi yang berbatas tegas pada wajah. Namun begitu kedua tungkai turut bisa menjadi

    bagian yang sering terkena erisipelas. Kadang-kadang terdapat bula yang timbul di sekitar lesi seiring

    dengan menyebarnya plak eritema tadi. Kelenjar limfe regional juga dapat mengalami pembesaran.Pada

    pemeriksaan mikroskop hapusan Gram dari eksudat, nanah, cairan bulla, aspirasi dapat terlihat bakteri.

    Dimana untuk bakteri Streptococcus Grup A (GAS) berbentuk rantai kokus gram positif. Sedangkan

    Staphylococcus aureus kokus berbentuk anggur. Sel darah putih (leukosit) dan laju endapan darah (LED)

    dapat meningkat.4

    Diagnosa Banding

  • 5/24/2018 Erisipelas

    3/8

    3

    Jika terdapat di wajah, erisepelas sukar dibedakan dengan angioderma dan dermatitis kontak

    alergi, tetapi pada kondisi ini biasanya dapat dibedakan oleh karena adanya tenderness dan keluhan

    sistemik.

    Selulitis

    Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh Streptokokus

    betahemolitikus, Stapilokokus aureus dan pada anak oleh Hemophilus influenza. Faktor predisposisi

    untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama bila

    disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus, alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi

    akibat komplikasi suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada

    kulit yang normal.Gambaran klinis selulitis menyerupai gambaran klinis yang dimiliki oleh erisipelas.

    Selulitis tidak mempunyai batas yang jelas seperti erisipelas. Kelainan kulit berupa infiltrat yang difus

    di subkutan dengan tanda-tanda radang akut, juga terdapat pembengkakan, merah dan nyeri lokal

    disertai gejala sistemik dan demam. Lebih sering didapatkan pada tungkai. 4

    Dermatitis kontak alergi

    Dermatitis kontak alergi merupakan presentasi dari respon hipersensitivitas type IV terhadap lebih

    3700 jenis zat kimia eksogen. Gejalagejala klinis akan muncul segera setelah terekspos oleh alergen.

    Fase akut ditandai dengan eritema, permukaan menonjol dan plak bersisik. Penderita dermatitis kontak

    alergi biasanya dalam keadaan normal dan tidak ditemukan tanda-tanda patologis pada pemeriksaan

    lab.Penderita umumnya mengeluh gatal. Pada fasa akut, lesi dimulai dengan bercak eritematosa yang

    berbatas tegas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula

    dapat pecah dan menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).4

    Angioedema

    Angioedema merupakan lesi yang udem dan ekstensif sampai ke dalam lapisan dermis dan/atau

    subkutan dan submukosa. Sebagian pasien mengalami pembengkakan yang masif pada wajah

    termasuk lidah dan leher yang dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas. Keluhan gatal tidak

    didapatkan, beberapa hanya mengeluh rasa panas.4

    Definisi

  • 5/24/2018 Erisipelas

    4/8

    4

    Erisipelas adalah suatu jenis selulitis kutaneus superfisial yang ditandai dengan keterlibatan pembuluh

    limfatik pada kulit. Ia disebabkan oleh bakteri Streptococcus b-hemolyticgrup A dan jarang disebabkan

    oleh S. aureus. Pada bayi yang baru lahir, bakteri Streptococcus b-hemolyticgrup B bisa menyebabkan

    erisipelas. Limfaedema, vena stasis, dan obesitas merupakan faktor resiko pada pasien dewasa.5

    Kata erisipelas berasal dari bahasa latin kuno, dan diperkirakan merupakan gabungan dari dua kata,

    yaitu dari bahasa yunani erythrosyang berarti kemerahan dan dari bahasa latin pellayang berarti kulit.

    Erisipelas dapat terjadi pada semua usia, bangsa dan ras, namun paling sering ditemukan pada bayi, anak

    dan usia lanjut. Erisipelas biasanya terjadi pada wajah dan kaki. Gejala utamanya ialah eritema berwarna

    merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi. Pada zaman dahulu, erisipelas dikenali

    dengan nama St. Antonys fire dan ignis sacer. Ia ditandai dengan eritema lokal, panas, bengkak dan

    memiliki batas tepi yang sedikit meninggi dan berbatas tegas. Pada mulanya disertai dengan gejala

    prodromal seperti malaise, menggigil, demam tinggi, sakit kepala, muntah dan sakit sendi.4,5Pada waktu

    itu, beberapa penyakit yang gambarannya hampir sama dikelompokkan sebagai erisipelas seperti ergotism

    dan herpes zoster. Ergotism adalah keracunan makanan apabila seseorang itu makan gandum hitam yang

    terinfeksi oleh jamur ergot, yang menghasilkan zat kimia seperti ergotamin dan ergometrin.5

    Etiologi

    Penyebab utama yang paling sering adalah -hemolitik streptokokus grup A dan jarang karena

    S.aureus. Pada anak-anak yakni H. Influenzae tipe b (Hib) dan S.aureus Infeksi Streptococcus

    mengakibatkan tingginya angka kesakitan.4,5

    Faktor resiko dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol dan obat-obatan, kanker dan sedang

    menjalani kemoterapi kanker, limpedema kronik (post mastectomy,postcoronary artery grafting,episode

    lanjut dari selulitis/erisepelas), sirosis hepatis, diabetes melitus, sindrom nefritik, neutropenia, sindrom

    immunodefisiensi, malnutrisi, gagal ginjal, aterosklerosis.4,5

    Faktor Prediposisi

    Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai kondisi yang berpotensi

    timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan

    sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene. Selain itu, Erisipelas dapat terjadi pada seseorang yang

    mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-

    lain.4

    Patogenesis

  • 5/24/2018 Erisipelas

    5/8

    5

    Pada umumnya kuman akan masuk melalui portalt of entry. Sumber bakteri erisipelas yang

    terdapat pada wajah sering kali yang menjadi host-nya adalah nasofaring dan adanya riwayat infeksi

    streptokokkus sebelumnya berupa faringitis yang dilaporkan terjadi pada sepertiga kasus. Masuknya

    bakteri dari kulit yang mengalami trauma adalah peristiwa awal terjadinya erisipelas. Setelah masuk,

    infeksi menyebar diantara ruang jaringan dan terjadi perpecahan polisakarida oleh hialuronidase yang

    dapat membantu dalam penyebaran kuman, fibrinolisin yang berperan dalan penghancuran fibrin, lesitin

    yang dapat merusak membran sel.5

    Pada erisepelas, infeksi dengan cepat menyerang dan berkembang di dalam pembuluh limfatik.

    Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi streaking dan pembesaran kelenjar limfe regional serta

    adanya tenderness.6

    Gejala Klinis

    Erisipelas pada umumnya diawali dengan gejala-gejala prodormal, yaitu panas, menggigil, sakit

    kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa lemah. Pada kulit nampak kemerahan, berbatas tegas dengan bagian

    tepi meninggi, nyeri dan teraba panas pada area tersebut. Di permukaan kulit ada kalanya dijumpai

    gelembung kulit (bula) yang berisi cairan kekuningan (seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit

    nampak melepuh dan kadang timbul erosi (kulit mengelupas).6 Biasanya menyerang wajah, ekstremitas

    atas atau bawah, badan dan genitalia. Kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi, sering

    membesar dan terasa nyeri. Lesi pada kulit bervariasi dari permukaan yang bersisik halus sampai ke

    inflamasi berat yang disertai vesikel dan bulla. Erupsi lesi berawal dari satu titik dan dapat menyebar kearea sekitarnya. Pada tahap awal, kulit tampak kemerahan, panas, terasa sakit dan bengkak. Kemudian

    kemerahan berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi yang dapat dirasakan saat di palpasi dengan jari.

    Pada beberapa kasus, vesikel dan bulla berisi cairan seropurulen. Pembengkakan nodus limfe di sekitar

    infeksi sering ditemukan. Bagian yang paling sering terkena adalah kaki dan wajah.. Pada kaki, sering

    ditemukan edema dan lesi bulla. Biasanya inflamasi pada wajah bermula dari pipi dekat hidung atau di

    depan cuping telinga dan kemudian menyebar ke kulit kepala. Infeksi biasanya terjadi bilateral dan ia

    jarang disebabkan oleh trauma.

    Komplikasi

  • 5/24/2018 Erisipelas

    6/8

    6

    Bila tidak diobati atau dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erisipelas akan menyebar

    melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan infeksi ke organ lain (nefritis).

    Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah terjadinya komplikasi supuratif dan non supuratif. Pada

    bayi dan penderita usia lanjut yang lemah, serta penderita yang sementara mendapat pengobatan dengan

    kortikosteroid, erisipelas dapat progresif bahkan bisa terjadi kematian (mortalitas pada bayi bisa mencapai

    50%).6

    Erisipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan oleh kelainan

    imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan pertama harus dipertimbangkan

    sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat mastektomi radikal (merupakan faktor predisposisi

    erisipelas rekuren).6

    Penatalaksanaan

    Penisilin merupakan obat pilihan untuk erisipelas. Biasanya digunakan Procaine Penicilline G

    600.000-1200000 IU IM atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500mg setiap 6 jam,

    selama 10-14 hari. Pada anak-anak Penisilin G prokain, untuk berat badan

    30kg: dosis seperti pada orang dewasa . Untuk Penicillin VK: 12 tahun: dosis seperti pada

    orang dewasa.3 Perbaikan secara umum terjadi dalam 24-48 jam tetapi penyembuhan lesi kulit

    memerlukan beberapa hari. Pengobatan yang adekuat minimal selama 10 hari.6Pada penderita yang alergi

    terhadap penisilin diberikan eritomisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari

    tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-

    20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam).6

    Penderita dianjurkan istirahat (masuk rumah sakit) atau bed rest total dirumah. Bila lokasi lesi pada

    tungkai bawah dan kaki, maka bagian yang terserang ini ditinggikan. Secara lokal, dapat diberikan

    kompres terbuka yaitu kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit. 6 Bila terdapat vesikula atau bulla

    dapat dikompres dulu dengan rivanol 1%, setelah cairan mengering dilanjutkan dengan pemberian topikal

    antibiotika seperti kombinasi basitrasin dan polimiksin B atau framisetin sulfat.

    Prognosis

  • 5/24/2018 Erisipelas

    7/8

    7

    Prognosis pasien erisipelas adalah bagus. Komplikasi dari infeksi tidak menyebabkan kematian

    dan kebanyakan kasus infeksi dapat diatasi dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun, infeksi ini masih

    sering kambuh pada pasien yang memiliki faktor predisposisi.Jika tidak diobati akan ia menjalar ke

    sekitarnya terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama, dapat terjadi elephantiasis.

    Penutup

    Erisipelas merupakan suatu kelainan kulit akut yang termasuk dalam tipe dari selulitis superfisial.

    Erisipelas melibatkan sistem limfatik dermal yang prominen. Biasanya disebabkan oleh streptococcus,

    dengan gejala utamanya ialah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala

    konstitusi. Gejala konstitusi yakni demam, malaise. Lapisan kulit yang diserang ialah epidermis dan

    dermis. Penyakit ini didahului trauma, karena itu biasanya temapt predileksinya di tungkai bawah.

    Kelainan kulit yang utama ialah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, dan pinggirnyameninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan bula.Penatalaksanaan untuk

    pasien ini diberikam antibiotic spectrum luas dan juga bisa dianjurkan istirahat (masuk rumah sakit) atau

    bed rest total dirumah. Bila lokasi lesi pada tungkai bawah dan kaki, maka bagian yang terserang ini

    ditinggikan. Secara lokal, dapat diberikan kompres terbuka yaitu kompres dingin untuk mengurangi rasa

    sakit.

    Daftar Pustaka

  • 5/24/2018 Erisipelas

    8/8

    8

    1. Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine, Seventh Edition. New York:McGrawHill: 2008.

    2. Djuanda A.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5 Jakarta: Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia; 2007. Hal 60-1, 135, 169

    3. Kelly, A.P., Taylor S.C. Derrmatology for Skin of Color. United Stated of America : TheMcGraw Hill Compenies; 2009. Hal: 416

    4. Sterry, W., Paus, R., Burgdorf, W. Thieme Clinical Companions Dermatology. New York:Thieme; 2006. Hal: 78-9

    5. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks textbook of dermatology. Edisi 7. Australia:Blackwell Science; 2004. Hal: Chapter 27

    6. Habif, Thomas P. Clinical Dermatology: A Colour Guide to Diagnosis and Therapy. Edisi 4.Hanover : Mosby ; 2003. Hal: 273-5

    7. Moschella SL, Hurley HJ Dermatology, Vol. 1, 2nd ed. Philadelphia: Saunders Co, 1985 : 61819.Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 2009