17
ERISIPELAS DAN SELULITIS Meutia Arini Yasrizal Pembimbing : Prof.dr.Suroso Adi Nugroho, Sp.KK (K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Mohammad Hoesin Palembang PENDAHULUAN Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma. Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi, keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu. 1 Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit. 2 1

ERISIPELAS DAN SELULITIS

  • Upload
    mute

  • View
    4.481

  • Download
    135

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ERISIPELAS DAN SELULITIS

ERISIPELAS DAN SELULITIS

Meutia Arini YasrizalPembimbing : Prof.dr.Suroso Adi Nugroho, Sp.KK (K)

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

RSUP Mohammad Hoesin Palembang

PENDAHULUAN

Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma.

Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus dan

streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang,

menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi,

keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan

fungsi perlindungan kulit terganggu.1

Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis).

Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di

kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian

infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.2

Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas

dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan

pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin.3 Permulaan erysipelas dan selulitis

didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-

tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat

ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan

faktor predisposisi dan komplikasi yang ada.

Dari referat ini diharapkan agar pembaca dapat mendiagnosis dan memberikan terapi

yang sesuai terhadap pasien erisipelas dan selulitis yang akan ditemui pada praktik

kedokteran.

1

Page 2: ERISIPELAS DAN SELULITIS

ERISIPELAS

DEFINISI

Erisipelas merupakan bentuk selulitis superfisial yang mengenai pembuluh limfe dan

disebabkan oleh Streptokokus betahemolitikus grup A ( Jarang ditemukan streptococcus grup

C dan G) dan jarang yang disebabkan oleh S.aureus.2 Erisipelas dapat terjadi pada semua usia

dan semua bangsa atau ras , namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut.

Sekitar 85 % Erysipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di

tangan, perut dan leher serta tempat lainnya.3

ETIOLOGI

Streptococcus adalah penyebab utama erisipelas. Sebagian besar infeksi erysipelas

wajah disebabkan oleh streptokokus grup A, sedangkan infeksi erysipelas pada ekstrimitas

atas dan bawah disebabkan oleh non-kelompok streptokokus A (streptococcus G atau C).

Racun streptococcus ini diperkirakan berkontribusi terjadinya peradangan cepat yang

menjadikan pathognomonic infeksi ini. Baru-baru ini, bentuk atipikal dilaporkan telah

disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Haemophilus influenzae,

enterocolitica Yersinia, dan spesies Moraxella.3

FAKTOR PREDISPOSISI

Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai kondisi yang

berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain,

luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene. Selain itu, Erisipelas dapat terjadi

pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus,

malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain.3

GEJALA KLINIS

Erisipelas pada umumnya diawali dengan gejala-gejala prodormal, yaitu panas,

menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa lemah. Pada kulit nampak kemerahan,

berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba panas pada area tersebut. Di

permukaan kulit adakalanya dijumpai gelembung kulit (bula) yang berisi cairan kekuningan

(seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit nampak melepuh dan kadang timbul erosi (kulit

2

Page 3: ERISIPELAS DAN SELULITIS

mengelupas).4 Biasanya menyerang wajah, ekstremitas atas atau bawah, badan dan genitalia.

Kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi, sering membesar dan terasa nyeri.1

DIAGNOSA BANDING

Selulitis

Pada penyakit ini terdapat infiltrat yang difus pada subkutan dengan tanda-tanda

radang akut

Urtikaria

Pada urtikaria warna merah akan hilang dengan penekanan

Furunkulosis

Biasanya nyeri, berbentuk seprti kerucut dan berbatas tegas.5

KOMPLIKASI

Bila tidak diobati atau dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erisipelas akan

menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan infeksi ke organ

lain (nefritis). Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah terjadinya komplikasi supuratif

dan non supuratif. Pada bayi dan penderita usia lanjut yang lemah, serta penderita yang

sementara mendapat pengobatan dengan kortikosteroid, erisipelas dapat progresif bahkan bisa

terjadi kematian (mortalitas pada bayi bisa mencapai 50%). 6

Erisipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan oleh

kelainan imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan pertama harus

dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat mastektomi radikal

(merupakan faktor predisposisi erisipelas rekuren).2

PENGOBATAN

Penisilin merupakan obat pilihan untuk erisipelas. Biasanya digunakan Procaine

Penicilline G 600.000-1200000 IU IM atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V

500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari. Pada anak-anak Penisilin G prokain,untuk berat badan

<30 kg: 300,000 U/d , sedangkan >30kg: dosis seperti pada orang dewasa . Untuk Penicillin

VK: <12 years: 25-50 mg/kg/hr PO dibagi tid / qid; tidak melebihi 3 g /hr, sedangkan >12

3

Page 4: ERISIPELAS DAN SELULITIS

tahun: dosis seperti pada orang dewasa.3 Perbaikan secara umum terjadi dalam 24-48 jam

tetapi penyembuhan lesi kulit memerlukan beberapa hari. Pengobatan yang adekuat minimal

selama 10 hari.2 Pada penderita yang alergi terhadap penisilin diberikan eritomisin (dewasa

250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga

digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-

8jam).3

Penderita dianjurkan istirahat (masuk rumah sakit) atau bed rest total dirumah. Bila

lokasi lesi pada tungkai bawah dan kaki, maka bagian yang terserang ini ditinggikan. Secara

lokal, dapat diberikan kompres terbuka yaitu kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.2

Bila terdapat vesikula atau bulla dapat dikompres dulu dengan rivanol 1%, setelah cairan

mengering dilanjutkan dengan pemberian topikal antibiotika seperti kombinasi basitrasin dan

polimiksin B atau framisetin sulfat.6

SELULITIS

DEFINISI

Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh

Streptokokus betahemolitikus, Stapilokokus aureus dan pada anak oleh Hemophilus influenza.7

FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat

menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus,

alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka/ulkus

atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal.8

GEJALA KLINIS

Gambaran kliniknya tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya pada semua

bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan dan bengkak.

Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Disertai

dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai

limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi lokal

(flegmon, nekrosis atau gangren).4

4

Page 5: ERISIPELAS DAN SELULITIS

PATOGENESIS

Bakteri pathogen s.aureus , streptococcus group A

Menyerang kulit dan jaringan sub kutan

Meluas kejaringan yang lebih dalam

Eritema local pada kulit

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

Kerusakan integritas kulit

Edema dan kemerehan Nyeri tekan

Gangguan rasa nyaman dan nyeri

DIAGNOSA

Untuk menegakkan diagnose antara erysipelas dan selulitis cukup sulit, karena hampir

mempunyai keluhan dan gambaran klinis yang sama, ada beberapa perbedaan antara

erysipelas dan selulitis.

Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis

Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi Demam, malaise, nyeri sendi

5

Page 6: ERISIPELAS DAN SELULITIS

dan menggigil dan menggigil

Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah,

wajah, badan dan genitalia

Ekstrimitas atas dan bawah,

wajah, badan dan genitalia

Makula eritematous Eritema terang, seperti buah

cerry “red cerry”

Eritema cerah

Tepi Batas tegas Batas tidak tegas

Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan

vesikel atau bula

Biasanya disertai dengan

vesikel atau bula

Edema Edema Edema

Hangat Hangat Tidak terlalu hangat

Fluktuasi - Fluktuasi

Tabel 1. Perbedaan Erisipelas dan Selulitis 2

Dapat disertai limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam dan dapat

menjadi septikemi. Selulitis yang disebabkan oleh H. influenza, lesi kulit berwarna merah

keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau merah keunguan. Lesi kebiru-biruan atau keunguan

dapat juga ditemukan pada selulitis yang disebabkan oleh Streptokokus pneumonia. Anak

dengan selulitis yang disebabkan oleh H. influenza tampak sakit berat dan toksik dan sering

disertai gejala infeksi traktus respiratonius bagian atas, bakteriemi dan septikemi. Pada

pemeriksaan darah tepi selulitis terdapat leukositosis dengan hitung jenis bergeser ke kiri.

KOMPLIKASI

Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis dapat

berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat.3 Selulitis pada wajah merupakan

indikator dini terjadinya bakterimia stafilokokus betahemolitikus grup A.Selulitis pada wajah

dapat menyebabkan penyulit intra kranial berupa meningitis.

PENATALAKSANAAN

6

Page 7: ERISIPELAS DAN SELULITIS

Pada selulitis karena H. influenza diberikan untuk anak (3bln-12thn) 100-200 mg/kg/d

(150-300mg), >12 tahun seperti dosis dewasa. Selulitis karena streptokokus diberi penisilin

prokain G 600.000-2.000.000 IU IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan

penisilin V 500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari

Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase (non

SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan

eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama

10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20

mg/kgbb/hari setiap 6-8jam).3 Pada yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan

klindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari.

Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi

supurasi.4

PENCEGAHAN

Untuk mencegah terjadinya selulitis maka hal-hal di bawah ini perlu dilakukan:

Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau shampo yang

mengandung antiseptik, agar kuman patogen secepatnya hilang dan kulit. Mengatasi faktor

predisposisi. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi kerusakan

kulit berupa luka kecil maka segera dirawat atau diobati.

KESIMPULAN

Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri

Streptococcus dan S.aureus , yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial

(epidermis dan dermis). Erisipelas adalah bentuk selulitis superfisial yang mengenai pembuluh

limfe. Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis. 1 Faktor resiko untuk terjadinya

infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada

pembuluh balik (vena) maupun pembuluh getah bening.2 Daerah predilesi yang sering terkena

yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan klinis

erisipelas, didapatkan adanya makula eritematous yang agak meninggi, berbatas jelas, teraba

panas dan terasa nyeri. Di atas macula eritematous dapat dijumpai vesikel dan

demam .Sedangkan  pada pemeriksaan klinis selulitis : adanya makula eritematous, tepi tidak

7

Page 8: ERISIPELAS DAN SELULITIS

meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Diagnosis penyakit ini dapat

ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis. Penanganan perlu memperhatikan faktor

predisposisi dan komplikasi yang ada.

DISKUSI REFERAT

8

Page 9: ERISIPELAS DAN SELULITIS

1. Bagaimana membedakan antara erisipelas dan selulitis ?

Perbedaan antara erysipelas dan selulitis hanya dapat dilihat dari gambaran klinis,

dapat dilihat tabel dibawah ini 2:

Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis

Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi

dan menggigil

Demam, malaise, nyeri sendi

dan menggigil

Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah,

wajah, badan dan genitalia

Ekstrimitas atas dan bawah,

wajah, badan dan genitalia

Makula eritematous Eritema terang, seperti buah

cerry “red cerry”

Eritema cerah

Tepi Batas tegas Batas tidak tegas

Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan

vesikel atau bula

Biasanya disertai dengan

vesikel atau bula

Edema Edema Edema

Hangat Hangat Tidak terlalu hangat

Fluktuasi - Fluktuasi

2. Bagaimanakah pengobatan erisipelas dan selulitis, secara sistemik dan topikal ?

Erisipelas

Sistemik : Antibiotik Prokain Penisilin G 600.000 IU IM 2kali sehari, atau

Penisilin V 500mg/po/setiap 6 jam, , jika resisten diganti dengan pemberian

eritromisin 4 x 250-500 mg peroral. atau Dicloxacilin 500mg setiap 6jam.

Istirahat total dan jika terkena ditungkai, ditinggikan.2

Topikal : Kompres terbuka, dapat dilakukan dengan kompres yang bersifat

antiseptic, seperti Asam salisilat 1‰, povidone iodine, PK, rivanol 1% dan

kemudian dapat diberikan Asam Fusidat 2%.

Selulitis

9

Page 10: ERISIPELAS DAN SELULITIS

Sistemik :

Untuk H.influenza Ampicilin, untuk anak (3bln-12thn) 100-200

mg/kg/d (150-300mg), >12 tahun seperti dosis dewasa.

Untuk Streptococcus penisilin prokain G 600.000-2.000.000 IU IM

selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V

500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari

Untuk staphylococcus dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10

hari.

Topikal :

Kompres terbuka, dapat dilakukan dengan kompres yang bersifat

antiseptic, seperti Asam salisilat 1‰, povidone iodine, PK, rivanol 1% dan

kemudian dapat diberikan Asam Fusidat 2%.

Insisi jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi.4

3. Bagaimanakah terjadinya thrombosis sinus kavernosus dari selulitis?

Penyebaran selulitis ini dapat terjadi secara limfogen dan hematogen, sehingga dapat

terjadinya thrombosis sinus kavernosus.4

4. Berdasarkan etiologi antara erysipelas dan selulitis, apakah h.influenza dapat dijadikan

sebagai perbedaan antara erysipelas dan selulitis?

Tidak, karena selulitis itu merupakan tindak lanjut dari erisipelas, sehingga kedua

penyakit ini dapat disebabkan oleh h.influenza.2

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: ERISIPELAS DAN SELULITIS

1. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2008

2. Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine, Seventh Edition. New

York: McGrawHill: 2008.

3. Loretta Davis, MD, Professor. Erysipelas. Department of Internal Medicine, Division

of Dermatology, Medical College of Georgia. Available at:

http://emedicine.medscape.com /article/10 52445 -overview . Diakses pada tanggal 11

januari 2010.

4. Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrew's Diseases of the Skin, Clinical

Dermatology 8th. Philadelphia, London, Toronto: WB Saunders Co, 1990 : 27778

5. Eaglestein WH, AndrophyE. Erisipelas. In Current Dermatology Therapy Stuard

Maddin (ed). Philadelphia: WB Saunders Co. 1982: 15356.

6. Moschella SL, Hurley HJ Dermatology, Vol. 1, 2nd ed. Philadelphia: Saunders Co,

1985 : 61819. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997

7. Bleehen, S.S. Anstey, A.V. Disorders of Skin colour. In; Burns T, Breathnach S, Cox

N, Griffith S. Rook’s Textbook of Dermatology. Seventh Edition. Vol II.

Massachussets: Blackwell Science: 2004. p: 39.53-39.57.

8. Giuseppe Micali, MD, Head, Professor. Cellulitis. Department of Dermatology,

University of Catania School of Medicine, Italy. Available at:

http://emedicine.medscape.com /article/10 53686 -overview . Diakses pada tanggal 5

mei 2010.

11