24
K ertha Wicara

ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 2: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

1. Vol. 07, No. 02, Maret 2018

Published: 2018-03-13

Articles

ANALISIS YURIDIS MENGENAI PENGGUNAAN MEDIASI PENAL SEBAGAI BENTUK

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA SECARA ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION

Made Mutiara Sanjiwani Rajendra, I Wayan Windia

1-5

o PDF

KEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM

(STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)

Made Sinthia Sukmayanti, I Ketut Mertha

1-5

o PDF

BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN

PIDANA DI INDONESIA

Elsa Karina Br. Gultom, Suhir man

1-6

o PDF

KONSEP RESTITUSI TERHADAP PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK PIDANA DI INDONESIA

I Gusti Agung Dian Bimantara, I Putu Sudarma Sumadi

1-5

o PDF

Page 3: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TENAGA MEDIS YANG MELAKUKAN

MALPRAKTIK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK

KEDOKTERAN

Firdalia Emyta Nurdiana Isliko, Gde Made Swardhana, I Made Walesa Putra

1-5

o PDF

PERANAN KETERANGAN TERDAKWA YANG TIDAK DISUMPAH SEBAGAI ALAT BUKTI YANG

SAH DALAM MENCAPAI TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA

Guntur Dirga Saputra, Marwanto .

1-5

o PDF

UPAYA PAKSA DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Ni Made Intan Pranita Dewanthara, I Ketut Mertha

1-5

o PDF

PENANGGULANGAN TERJADINYA TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN KELAS II B SINGARAJA

Pande Nyoman Mega Suryadarma, Anak Agung Ngurah Wirasila

1-13

o PDF

KETERBATASAN PERLINDUNGAN HAK SAKSI DAN KORBAN TINDAK PIDANA TERORISME

DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA

Kristina Melati P asaribu, Suhirman .

Page 4: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

1-6

o PDF

PERANAN CLASS ACTION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERLINDUNGAN KONSUMEN DI

INDONESIA

Dewa Ayu Indah Krisnayanti, Suhirman .

1-5

o PDF

PEMBERIAN SANKSI PIDANA SEBAGAI ULTIMUM REMEDIUM DALAM UNDANG-UNDANG

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Made Satria Wibawa Nugraha, Suatra Putrawan

1-11

o PDF

PENJATUHAN PIDANA MATI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI

PENGADILAN NEGERI DENPASAR

Josua Harahap, A.A. Ngurah Wirasila

o PDF

ANALISIS YURIDIS PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA

PENCUCIAN UANG

Yosef Faizal Frans, I Gst. Ketut Ariawan, Sagung Putri M.E Purwani

o PDF

KETERKAITAN ASAS PRESUMPTION OF INNOCENCE DIDALAM PEMBERITAAN PERS

Vida Azaria, I Ketut Mertha

1-5

o PDF

Page 5: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP GELAR PERKARA DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI

UPAYA PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA DI INDONESIA

Putu Prashanti Vahini Kumara, Yohanes Usfunan

o PDF

TELECONFERENCE SEBAGAI BENTUK KEMAJUAN TEKNOLOGI DALAM HUKUM ACARA PIDANA

SEBAGAI SALAH SATU CARA MENDAPATKAN KEBENARAN MATERIIL

Putu Inten Andhita Dewi, I Made Pujawan

o PDF

ANALISIS SAKSI ADAT/KEWAJIBAN ADAT MEPRAYASCITTA SEBAGAI PIDANA TAMBAHAN

DITINJAU DARI TUJUAN PEMIDANAAN DALAM RUU KUHP DI INDONESIA

Anak Agung Anisca Primadwiyani, A.A. Gde Oka Parwata

1-6

o PDF

PENGATURAN HAK HAK ANAK SEBAGAI PELAKU KEJAHATAN DALAM PERUNDANG-

UNDANGAN

Febrio junus Petrobas Abia, A.A. Ngurah Wirasila

o PDF

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS KASUS TINDAK PIDANA PENGEDARAN MATA

UANG PALSU (ANALISA PUTUSAN No. 817/Pid.Sus/2014/PN Dps)

Ni Luh Apryaningsih, Ida Bagus Surya Dharma Jaya

o PDF

INTERVENSI PERS TERHADAP KEMANDIRIAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA

Meyviyanti Hostiana, Ibrahim. R

1-6

o PDF

Page 6: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

PERTANGGUNGJAWABAN DOKTER DALAM TINDAK PIDANA MALPRAKTEK DITINJAU DARI

PERSPEKTIF UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UU NO.36 TAHUN 2014

TENTANG TENAGA KESEHATAN

Raodatul Jannah, I Gusti Ngurah Wairocana

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN

SEKSUAL (STUDI KASUS DI POLDA BALI)*

Agung Satriadi Putra, I Gusti Ketut Ariawan

o PDF

KRIMINALISASI TERHADAP PERILAKU CABUL ANTAR ORANG DEWASA SESAMA JENIS

(LESBIAN DAN GAY)

I Wayan Agus Harry Saputra, I Made Arya Utama

o PDF

PENANGGULANGAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR YANG

DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM POLRESTA

DENPASAR)*

Dewa Bagus Arta Guna, I Ketut Mertha

o PDF

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA GENG MOTOR YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH

UMUR DI WILAYAH DENPASAR

Evi Paullia Wati, Anak Agung Ngurah Wirasila

o PDF

IMPLEMENTASI DIVERSI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

DI KEJAKSAAN NEGERI DENPASAR

Adia Pratistia, I Dewa Made Suartha, Ni Nengah Adiyaryani

o PDF

PEMIDANAAN TERHADAP PELANGGARAN LALU LINTAS BERAT DI PENGADILAN NEGERI

DENPASAR

Page 7: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

I Putu Wisnu Suartana Putra, I Made Walesa Putra

o PDF

DIVERSI TERHADAP ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM YANG MELAKUKAN TINDAK

PINDANA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

Ni Made Diah Arista Ardiyantini, Ni Nengah Adiyaryani, I Wayan Bela Siki Layang

o PDF

DISKRIMINASI PENERAPAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA

Ni Putu Sri Utari, I Made Sarjana, I Ketut Rai Setiabudhi

o PDF

PENERAPAN PIDANA DENDA DALAM MENEKAN ANGKA PELANGGARAN LALU LINTAS DI

KOTA SINGARAJA

I Kadek Angga Satya Pardidinata, Gde Made Swardhana

o PDF

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PENGEMBALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM

TERUMBU KARANG

Ni Putu Desy Pradnya Wati, Ibrahim R, I Made Walesa Putra

o PDF

HAK-HAK ANAK SEBAGAI KORBAN DALAM UNDANGUNDANG SISTEM PERADILAN PIDANA

ANAK DIKAITKAN DENGAN PENDEKATAN KEADILAN RESTORATIF

Desak Made Ayu Puspita Dewi, I Made Arya Utama

1-5

o PDF

TINDAK PIDANA MUTILASI DALAM PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

(KUHP)

Ni Made Deby Anita Sari, I Gusti Ngurah Wairocana

Page 8: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

1-5

o PDF

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORBAN PRANK DI INDONESIA

Ida Ayu Putu Trisna Candrika Dewi, Yohanes Usfunan

1-6

o PDF

KEBEBASAN HAKIM MENJATUHKAN PIDANA MINIMUM KHUSUS DALAM TINDAK PIDANA

KORUPSI

Indra Bayu Mulyadi, I Ketut Rai Setiabudhi, I Wayan Suardana

1-14

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WHISTLE BLOWER DALAM PERSIDANGAN PERKARA

TINDAK PIDANA KORUPSI

Desak Made Risa Sutiadewi, Yohanes Usfunan

1-5

o PDF

PROSES PENYIDIKAN KASUS PHAEDOFILIA DI POLRESTA DENPASAR

I Made Darma Yudha, I Ketut Rai Setiabudhi, I Made Walesa Putra

o PDF

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN EUTHANASIA DI INDONESIA DIKAJI DARI

PERSPEKTIF HUKUM PIDANA INDONESIA

I Made Dwi Krisnawan, I Gusti Ngurah Wairocana

1-15

Page 9: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

o PDF

KUALIFIKASI PIHAK KETIGA DALAM PENGAJUAN GUGATAN PENGHAPUSAN MEREK DI

INDONESIA

I Gusti Ngurah Bagus Girindra GM, I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati

1-16

o PDF

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HUKUMAN KEBIRI TERHADAP PELAKU KEKERASAN SEKSUAL

KEPADA ANAK

I Gusti Ngurah Yulio Mahendra Putra, Dewa Nyoman Rai Asmara Putra

1-15

o PDF

ANALISIS PUTUSAN NOMOR 8/PID.SUS ANAK/2017/PN DPS MENGENAI PEMIDANAAN

PENGGUNA NARKOTIKA ANAK

Putu Wulan Sagita Pradnyani, Ida Bagus Surya Dharma Jaya

o PDF

Page 10: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

1

DIVERSI TERHADAP ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM YANG MELAKUKAN TINDAK PINDANA

(STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)* Oleh:

Ni Made Diah Arista Ardiyantini**

Ni Nengah Adiyaryani*** I Wayan Bela Siki Layang****

Progam Kekhususan Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas

Udayana

Abstrak Sistem Peradilan Pidana Anak merupakan lex specialis dari

sistem peradilan pidana umum di Indonesia. Proses dalam Sistem

Peradilan Pidana Anak didasari tujuan terciptanya Keadilan Restoratif dengan diversi, namun hingga dewasa ini masih

kurangnya pengetahuan masyarakat serta kurangnya pendalaman ilmu dari para penegak hukum, menyebabkan keadilan restoratif belum terimplementasikan dengan sempurna. Penelitian ini

merupakan penelitian hukum yuridis empiris, yaitu penelitian hukum yang berpedoman pada teori-teori hukum, literatur-literatur, dan peraturan perundang-undangan serta hasil

observasi di Pengadilan Negeri Denpasar. Penulis dalam penelitian ini mengkaji perihal implementasi diversi bagi Anak berkonflik

dengan hukum yang melakukan tindak pidana di Pengadilan Negeri Denpasar dan implikasi dalam penerapannya. Hasil Penelitian menunjukan bahwa implementasi diversi bagi Anak

berkonflik dengan hukum yang melakukan tindak pidana di Pengadilan Negeri Denpasar belum maksimal karena masih

ditemui ketidak harmonisan peraturan perundang-undangan dan implikasi penerapan diversi di Pengadilan Negeri Denpasar terhadap kesadaran hukum bagi anak berkonflik dengan hukum

yang melakukan tindak pidana berdasarkan penelitian yang dilakukan tidak ditemukannya perkara terhadap pengulangan tindak pidana Anak yang berhasil diupayakan diversi.

Kata kunci: Diversi, Anak, Tindak Pidana.

* Makalah ilmiah ini disarikan dan dikembangkan lebih lanjut dari Skripsi

yang ditulis oleh Penulis atas bimbingan Pembimbing Skripsi I Dr. Ni Nengah

Adiyaryani, SH., MH. dan Pembimbing Skripsi II I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH

** Ni Made Diah Arista Ardiyantini, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Udayana, email: [email protected] *** Ni Nengah Adiyaryani, dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana **** I Wayan Bela Siki Layang, dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana

Page 11: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

2

Abstract

The Child Criminal Justice System is a lex specialis of the general criminal justice system in Indonesia. The process of the Criminal Justice System of the Child is based on the objective of creating Restorative Justice through diversion, however to the present time, the lack of public knowledge and the lack of knowledge intensification of law enforcers, leads to the restorative justice which has not been implemented perfectly. This research is legal juridical empirical research, which is guided by legal theories, literatures, legislation and observation result in District Court of Denpasar. The writer of this research examined the implementation of the diversion for children in conflict with the law who committed criminal offense in the District Court of Denpasar and the implications in its application. The results of the research showed that the implementation of the diversion for Children in conflict with the law who committed criminal offense in the District Court of Denpasar has not been maximized because of the lack of harmonious laws and implications of the implementation of the diversion in the District Court of Denpasar towards the legal awareness of the child in conflict with the law who committed criminal offense based on research conducted was, it could not be found a repetition of Child criminal offense case that has been successfully attempted to diversion. Keywords: Diversion, Child, Criminal Offense

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak adalah bagian warga negara yang harus dilindungi

karena mereka merupakan generasi bangsa yang dimasa

mendatang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa Indonesia.

Setiap Anak disamping wajib mendapatkan pendidikan formal

seperti sekolah, juga wajib mendapatkan pendidikan moral

sehingga mereka dapat tumbuh menjadi sosok yang berguna bagi

bangsa dan negara.1

Anak adalah amanah serta karunia dari Tuhan Yang Maha

Esa yang memiliki harkat martabat sebagai manusia seutuhnya.

Bahwa untuk menjaga harkat martabatnya, Anak memiliki hak

1 Dahlan Sinaga, 2017, Penegakan Hukum Dengan Pendekatan Diversi

(Perspektif Teori Keadilan Bermartabat), Nusa Media, Yogyakarta, h.45

Page 12: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

3

untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam sistem peradilan.

Prinsip perlindungan hukum terhadap Anak tersebut haruslah

sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Rights

of the Child) sebagaimana telah diratifiksi oleh pemerintah

Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun

1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of the Child

(Konvensi Tentang Hak-Hak Anak).

Dewasa ini maraknya angka kriminalitas yang dilakukan oleh

Anak membuat banyak kalangan resah dan mulai

mengkhawatirkan pertumbuhkembangan generasi penerus

bangsa. Dibentuknya suatu sistem peradilan pidana Anak yang

diharapkan mampu membantu mencegah dan menanggulangi

kejahatan oleh Anak yang dituangkan dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Anak (UU Sistem Peradilan Anak).

Sistem Peradilan Pidana Anak merupakan suatu lex specialis

dari Sistem Peradilan Pidana umum di Indonesia. Proses dalam

Sistem Peradilan Pidana Anak didasari tujuan terciptanya

Keadilan Restoratif yang dilakukan dengan diversi, yakni

merupakan pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses

peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Pelaksanaan

diversi oleh penegak hukum berdasarkan wewenangnya dikenal

dengan istilah discretion atau ‘diskresi’.2

Diversi adalah pemberian kewenangan kepada aparat

penegak hukum untuk mengambil tindakan-tindakan

kebijaksanaan dalam menangani atau menyelesaikan masalah

pelanggaran Anak dengan tidak mengambil jalan formal antara

lain menghentikan atau meneruskan/melepaskan dari proses

peradilan pidana atau mengembalikan/menyerahkan kepada

2 Kemal Dermawan, 2015, Sosiologi Peradilan Pidana, Obor, Jakarta, h.102

Page 13: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

4

masyarakat dan bentuk-bentuk kegiatan pelayanan sosial lainnya.

Penerapan diversi dapat dilakukan di dalam semua tingkatan

pemeriksaan, dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif

keterlibatan Anak dalam proses peradilan tersebut.3

Diversi merupakan pengalihan penyelesaian perkara Anak

dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.

Secara etimologis, kata diversi itu memiliki padanan arti dengan

kata yang sama “divert”, dalam bahasa Inggris yang berarti: “the

act of changing the direction that somebody or something is

following, or what something is used for” 4 (artinya merupakan

suatu tindakan mengubah tujuan yang telah diikuti atau

digunakan oleh seseorang atau sesuatu).

Diversi sangat penting bagi keberlangsungan proses peradilan

Anak, dimana melalui diversi dapat mempermudah penyelesaian

proses perkara yang menyebabkan tidak tertumpuknya perkara di

Pengadilan.

Kurangnya pengetahuan masyarakat serta kurangnya

pendalaman ilmu pengetahuan dari para penegak hukum,

menyebabkan keadilan restoratif belum dapat terimplementasikan

dengan sempurna yang menyebabkan Anak yang telah usai

menjalani masa pidana memiliki kecenderungan yang lebih besar

untuk menjadi seorang residivis, akibat budaya yang belum bisa

menerima sepenuhnya kehadiran kembali terpidana Anak dalam

kehidupan masyarakat. Berangkat dari latar belakang tersebut

diatas, penulis kemudian tertarik melakukan penelitian hukum

dengan mengangkat dua rumusan masalah, yaitu:

3 Barda Nawawi Arief, 2005, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan

Pengembangan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti , Bandung, h.65 4 Sally Wehmeier, 2000, Ed.Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Oxford

University Press, Oxford, h.367

Page 14: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

5

a. Bagaimana implementasi diversi bagi Anak berkonflik dengan

hukum yang melakukan tindak pidana di Pengadilan Negeri

Denpasar?

b. Bagaimana implikasi penerapan diversi di Pengadilan Negeri

Denpasar terhadap kesadaran hukum bagi Anak berkonflik

dengan hukum yang melakukan tindak pidana?

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan

dalam bidang hukum acara pidana, khususnya mengenai

implementasi diversi bagi Anak berkonflik dengan hukum yang

melakukan tindak pidana di Pengadilan Negeri Denpasar serta

untuk mengetahui bagaimana implikasi penerapan diversi

terhadap kesadaran hukum bagi Anak berkonflik dengan hukum

yang melakukan tindak pidana di Pengadilan Negeri Denpasar.

II. ISI MAKALAH

2.1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis empiris,

penelitian hukum yuridis yaitu penelitian hukum yang dalam

penulisannya berpedoman pada teori-teori hukum, literatur-

literatur, dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan

penelitian empiris yaitu penelitian yang dilakukan melalui

observasi atau penelitian secara langsung ke lapangan.5

5 Wirta Griadhi, I Ketut, 2006, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum

(Intisari Kuliah), Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, h.25

Page 15: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

6

2.2. Hasil dan Pembahasan

2.2.1.Implementasi Diversi Bagi Anak Berkonflik Dengan

Hukum Yang Melakukan Tindak Pidana Di Pengadilan

Negeri Denpasar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama

Hakim Pengadilan Negeri Denpasar Ibu Angeliky Handajani Day,

S.H., M.H. pada tanggal 26 Februari 2018 pukul 13.05 WITA dapat

diketahui bahwa implementasi diversi di Pengadilan Negeri

Denpasar dilakukan sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak.

Tahap awal yang dilakukan adalah upaya diversi yang

dilakukan pada tahap penyelidikan di kepolisian serta tahap

penuntutan di kejaksaan negeri untuk mendamaikan agar kedua

pihak yang berkonflik dapat mencapai kesepakatan bersama 6 ,

apabila kedua pihak sepakat maka perkara tidak akan dilanjutkan

dan hakim yang memeriksa perkara serta sebagai fasilitator akan

mengeluarkan penetapan yang berisikan penghentian perkara

tersebut yang kemudian akan dibuatkan berita acara proses

diversi, namun sebaliknya jika tidak menemukan suatu

kesepakatan sehingga perkara diteruskan pada tahap

persidangan.

Pengadilan Negeri Denpasar sejak tahun 2014 hingga bulan

Februari tahun 2018 telah menerima 123( seratus dua puluh tiga)

perkara Anak berkonflik dengan hukum yang dimana 10 (sepuluh)

perkara berhasil diselesaikan dengan diversi, 3 (tiga) perkara tidak

berhasil diselesaikan dengan diversi, dan 110 (seratus sepuluh)

6 Marlina, 2010, Pengantar Konsep Diversi dan Restorative Justice dalam

Hukum Pidana, USU Press, Medan, h.6

Page 16: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

7

perkara tidak dapat dilakukan diversi, dengan klasifikasi tindak

pidana sebagai berikut:

Jumlah Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Anak Di

Pengadilan Negeri Denpasar Dari Tahun 2014 Hingga Bulan Februari 2018

No Klasifikasi Tindak Pidana Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1. Kejahatan Terhadap

Kesusilaan

0 0 1 0 0

2. Penganiayaan 1 0 0 1 0

3. Pencurian 2 12 18 19 3

4. Tindak Pidana Senjata Api

Atau Benda Tajam

0 0 0 2 0

5. Narkotika 4 4 8 8 3

6. Lalu Lintas 1 0 0 0 0

7. Pengeroyokan Yang

Menyebabkan Luka

Ringan, Luka Berat

0 3 3 9 0

8. Pembunuhan 1 1 1 1 0

9. Pengeroyokan Yang

Menyebabkan Kematian

0 0 0 1 0

10. Perlindungan Anak 2 1 6 3 2

11. Persetubuhan Terhadap

Anak Di Bawah Umur

1 1 0 0 0

Jumlah 12 22 37 44 8

Sumber bagian Hukum Pidana Pengadilan Negeri Denpasar

Berdasarkan jumlah klasifikasi Tindak Pidana yang dilakukan

oleh Anak tersebut, maka diketahui bahwa penerapan diversi di

Pengadilan Negeri Denpasar belum dapat dilaksanakan secara

maksimal, dilihat dari tingkat keberhasilan diversi yang telah

diupayakan dalam perkara Anak di Pengadilan Negeri Denpasar,

yakni baru sepuluh perkara yang berhasil diselesaikan dengan

klasifikasi Tindak Pidana sebagai berikut:

Page 17: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

8

Jumlah Tindak Pidana Anak Yang Berhasil Diselesaikan Melalui Diversi Di Pengadilan Negeri Denpasar Dari Tahun

2014 Hingga Bulan Februari 2018 No. Klasifikasi Tindak Pidana Jumlah

1. Pencurian 2

2. Narkotika 6

3. Pengeroyokan Yang Menyebabkan Luka

Ringan, Luka Berat

1

4. Perlindungan Anak 1

Jumlah 10

Sumber bagian Hukum Pidana Pengadilan Negeri Denpasar

Diversi dalam penerapannya mengalami kendala yang

mengakibatkan diversi tidak dapat diupayakan secara maksimal,

dimana sesuai dengan UU Sistem Peradilan Pidana Anak

dinyatakan bahwa terdapat batasan pemberlakuan diversi yang

dimana hanya dapat dilakukan pada perkara dengan ancaman

dibawah 7 (tujuh) tahun dan bukan pengulangan tindak pidana.

Hal lain yang mempengaruhi implementasi diversi adalah

kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap apa yang dimaksud

dengan diversi. Diversi dalam Pengadilan Anak lebih

menguntungkan karena tidak menghabiskan banyak waktu yang

sesuai dengan Asas Trilogi Peradilan yaitu cepat, sederhana dan

biaya murah.

Menurut hakim Pengadilan Negeri Denpasar Bapak I Wayan

Kawisada, S.H., M.Hum., pada tanggal 26 Februari 2018 pukul

13.48 WITA diketahui bahwa diversi pada implementasinya tidak

dapat diselesaikan dengan sempurna karena adanya perbedaan

persepsi mengenai keadilan oleh para pihak.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Pengadilan

Negeri Denpasar, diketahui bahwa dalam implementasi diversi

bagi Anak berkonflik masih ditemui adanya ketidak harmonisan

peraturan perundang-undangan terkait diversi yang dapat dilihat

Page 18: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

9

pada perkara pencurian dengan nomor perkara: 29/Pid.Sus-

Anak/2016/PN.Dps. dan perkara perlindungan Anak dengan

nomor perkara: 18/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Dps. Berdasarkan

analisis yang dilakukan, penulis menemukan bahwa terdapat

penyimpangan yang terjadi pada kedua perkara tersebut karena

sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum

Berumur 12 (Dua Belas) Tahun yang berbunyi:

“Dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan: a. diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh)

tahun; dan

b. bukan merupakan pengulangan tindak pidana.”

Sesuai dengan pasal tersebut dinyatakan bahwa yang dapat

dilaksanakan diversi merupakan perkara dengan ancaman pidana

penjara di bawah 7 (tujuh) tahun, sedangkan perkara tersebut

diancam dengan penjara 7 (tujuh) tahun pada perkara pencurian

dan diancam 10 (sepuluh) tahun bagi perkara pembuangan orok

bayi. Maka terjadi penyimpangan yang dilakukan apabila dilihat

dari bunyi pasal tersebut.

Hakim Pengadilan Negeri Denpasar mengacu pada Peraturan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014

Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Anak,

dimana pada Pasal 3 dinyatakan bahwa:

“Hakim Anak wajib mengupayakan Diversi dalam hal Anak

didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun dan didakwa pula

dengan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih dalam bentuk surat dakwaan subsidiaritas, alternatif, kumulatif, maupun kombinasi

(gabungan).” Maka berdasarkan bunyi pasal tersebut, Hakim Pengadilan

Negeri Denpasar berpendapat bahwa terhadap perkara Anak

Page 19: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

10

dengan nomor perkara: 29/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Dps dan

nomor perkara: 18/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Dps telah memenuhi

syarat formil untuk dilakukan diversi terlepas dari pasal 7 UU

Sistem Peradilan Pidana Anak serta Pasal 3 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur

12 (Dua Belas) Tahun.

Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan, diketahui

bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia berwenang untuk

membentuk peraturan yang mengikat ke dalam (interne regeling).

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia merupakan lex

specialis dalam lingkup penyelenggaraan hukum acara dari

Undang-Undang Republik Indonesia serta Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka

diketahui bahwa penerapan diversi yang dilaksanakan dalam

perkara Anak dengan nomor perkara: 29/Pid.Sus-

Anak/2016/PN.Dps dan nomor perkara: 18/Pid.Sus-

Anak/2016/PN.Dps tidak mengingkari peraturan yang ada,

namun peraturan-peraturan tersebut bertentangan antara satu

dan lainnya.

2.2.2.Implikasi Penerapan Diversi di Pengadilan Negeri

Denpasar Terhadap Kesadaran Hukum Bagi Anak

Berkonflik Dengan Hukum Yang Melakukan Tindak

Pidana

Kesadaran hukum adalah suatu kesadaran yang dimiliki

oleh setiap individu akan pengetahuan mengenai apa hukum

tersebut, dan menyadari bahwa terdapat perilaku-perilaku

tertentu diatur oleh hukum. Kesadaran hukum ialah kesadaran

diri masing-masing individu tanpa tekanan, paksaan, ataupun

perintah dari luar dirinya untuk mematuhi, melaksanakan atau

Page 20: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

11

tidak melaksanakan serta tunduk pada hukum yang berlaku

dalam masyarakat. Kesadaran hukum yang dimiliki akan berbeda

pada setiap individu, dimana hal ini dipengaruhi oleh faktor moral

yang dimiliki masing-masing individu yang tidak dapat disamakan.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa kesadaran hukum

ialah suatu kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat dalam

masing-masing diri manusia tentang hukum yang telah ada

maupun hukum yang diharapkan akan ada. Kesadaran hukum

menekankan pada nilai-nilai mengenai fungsi hukum dan bukan

merupakan suatu penilaian hukum terhadap kejadian-kejadian

konkrit pada masyarakat.7

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, hingga saat

ini belum terdapat pengulangan tindak pidana yang dilakukan

oleh Anak berkonflik dengan hukum. Namun masih terdapat hal-

hal tertentu yang harus ditingkatkan, salah satunya ialah

mengenai pencatatan secara statistik terhadap Anak berkonflik

dengan hukum dalam wilayah Hukum Pengadilan Negeri

Denpasar.

Penerapan diversi dapat dilaksanakan dengan baik dalam

wilayah hukum Pengadilan Negeri Denpasar, hal ini terlihat dari

data yang penulis peroleh serta wawancara yang penulis lakukan,

hingga saat ini belum terdapat pengulangan tindak pidana yang

dilakukan oleh Anak berkonflik dengan hukum. Namun masih

terdapat hal-hal tertentu yang harus ditingkatkan, salah satunya

ialah mengenai peningkatan Anak berkonflik dengan hukum yang

tercatat di wilayah Hukum Pengadilan Negeri Denpasar.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan setiap

tahunnya terjadi peningkatan terhadap perkara Anak yang

tercatat masuk ke Pengadilan Negeri Denpasar. Lemahnya

7 Soerjono Soekanto, 1982, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap

Masalah-Masalah Sosial, Alumni, Bandung, h. 152

Page 21: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

12

keberhasilan diversi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

menghambat, yaitu karena faktor ego masing-masing pihak, serta

kurangnya tenaga fasilitator yang mampu memfasilitasi proses

pelaksanaan diversi.8

Penerapan Diversi sangat bermanfaat karena dilakukan

guna memberikan kesempatan pada Anak untuk memperbaiki

serta bertanggungjawab terhadap kesalahannya. Namun diversi

juga dapat menjadi celah bagi Anak untuk melakukan tindak

pidana, apabila Anak tersebut bercerita pada Anak lainnya dan

membuat Anak lain berfikiran bahwa melakukan tindak pidana

akan dapat diselesaikan melalui diversi dan tidak dipidana.

Terlebih lagi seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa belum

terdapat harmonisasi pada peraturan-peraturan mengenai diversi

yang mengakibatkan Anak berfikir bahwa masih ada kesempatan

untuk Anak melakukan tindak pidana tanpa dipidana

Berdasarkan wawancara bersama hakim pengawas dan

pengamat Pengadilan Negeri Denpasar Bapak Esthar Oktavi pada

tanggal 19 Februari 2018 pukul 12.14 WITA diketahui bahwa

kendala yang umum terjadi dalam kesadaran hukum Anak di

wilayah hukum Pengadilan Negeri Denpasar adalah sebagai

berikut:

a. Peran orang tua

Kurangnya peran serta perhatian orang tua dalam mengawasi

dan memberi penjelasan pada Anak menjadi salah satu faktor

kendala bagi ketaatan hukum Anak. Diketahui bahwa Anak

berkonflik dengan hukum sebagian besar merupakan Anak yang

8 Jeremia Reynovan, 2017, “Efektivitas, Penerapan Diversi Sebagai

Implementasi Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Denpasar)”, Jurnal Kertha Wicara Fakultas Hukum Universitas Udayana, Volume 07, No.01, Denpasar, h. 9, url:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/36824, diakses

tanggal 10 April 2018, pukul 09.14 WITA

Page 22: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

13

kurang diperhatikan oleh orang tuanya sehingga Anak bergaul

dengan leluasa tanpa mengetahui aturan-aturan yang

seharusnya ditaati dan bukan dilanggar.

b. Lingkungan

Kesadaran hukum merupakan salah satu pilar penting dalam

keberhasilan penerapan peraturan hukum. Lingkungan

memiliki pengaruh besar terhadap ketaatan hukum Anak,

dimana apabila Anak berada dalam lingkungan pergaulan yang

salah maka Anak yang belum memiliki pemikiran matang akan

mudah terjerumus dan menganggap hal salah yang sering

dilakukan pada lingkungannya merupakan hal yang wajar.

c. Pendidikan

Pendidikan juga mempengaruhi bagi ketaatan hukum Anak,

dimana pendidikan mampu membentuk Anak menjadi individu

yang baik sesuai dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Pemikiran Anak yang belum matang biasanya

belum mampu memilah hal baik dan buruk secara tepat,

apabila dibekali dengan pendidikan (pendidikan formal dan

pendidikan moral) Anak akan lebih terarah dalam mengambil

setiap keputusan dalam hidupnya.

III. Penutup

3.1. Kesimpulan

Implementasi diversi bagi Anak berkonflik dengan hukum

yang melakukan tindak pidana di Pengadilan Negeri Denpasar

belum dapat dilaksanakan secara maksimal karena masih ditemui

adanya ketidak harmonisan peraturan perundang-undangan

terkait diversi, sedangkan implikasi penerapan diversi di

Pengadilan Negeri Denpasar terhadap ketaatan hukum bagi Anak

yang melakukan tindak pidana berdasarkan penelitian yang

Page 23: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

14

dilakukan tidak ditemukannya pengulangan tindak pidana yang

dilakukan oleh Anak.

3.2. Saran

Bagi pembentuk peraturan perundang-undangan dan para

penegak hukum hendaknya dilakukan sosialisasi secara berkala

mengenai apa yang dimaksud dengan diversi serta apa yang

seharusnya dilakukan berkaitan dengan penerapan diversi.

Bagi institusi Pengadilan Negeri Denpasar hendaknya

dibentuk suatu divisi evaluasi khusus serta pencatatan secara

statistik terhadap perkara Anak berkonflik dengan hukum,

terutama pada penerapan diversi dalam wilayah hukum

Pengadilan Negeri Denpasar agar tujuan dari diberlakukan Sistem

Peradilan Pidana Anak secara khusus dapat terlaksana dengan

baik.

DAFTAR PUSTAKA Buku- Buku:

Barda Nawawi Arief, 2005, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti ,

Bandung. Dahlan Sinaga, 2017, Penegakan Hukum Dengan Pendekatan

Diversi (Perspektif Teori Keadilan Bermartabat), Nusa Media,

Yogyakarta.

Kemal Dermawan, 2015, Sosiologi Peradilan Pidana, Obor, Jakarta. Marlina, 2010, Pengantar Konsep Diversi dan Restorative Justice

dalam Hukum Pidana, USU Press, Medan.

Soerjono Soekanto, 1982, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah-Masalah Sosial, Alumni, Bandung

Wirta Griadhi, I Ketut, 2006, Metode Penelitian dan Penulisan

Hukum (Intisari Kuliah), Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar

Jurnal Ilmiah: Jeremia Reynovan, 2017, “Efektivitas, Penerapan Diversi Sebagai

Implementasi Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berkonflik

Page 24: ertha Wicara - erepo.unud.ac.id

15

Dengan Hukum (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Denpasar)”, Jurnal Kertha Wicara Fakultas Hukum Universitas Udayana,

Volume 07, No.01, Denpasar, url: https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/

36824, diakses tanggal 10 April 2018, pukul 09.14 WITA Perundang-Undangan: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem

Peradilan Pidana Anak Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1052

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015

Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak

Yang Belum Berumur 12 (Dua Belas) Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5732

Kamus:

Sally Wehmeier, 2000, Ed. Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Oxford University Press, Oxford.