Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
___________________Korespondensi penulis:Jl.Muara Baru Ujung, Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera-Jakarta 14440, Telp.(021) 6602044
Estimasi Stok Sumber Daya ..... di Perairan Kabupaten Bengkalis (Priatna, A. & Wijopriono)
ESTIMASI STOK SUMBER DAYA IKAN DENGAN METODE HIDROAKUSTIKDI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS
Asep Priatna1) dan Wijopriono2)
1) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta2) Peneliti pada Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, Ancol-Jakarta
Teregistrasi I tanggal: 8 Oktober 2010; Diterima setelah perbaikan tanggal: 22 Nopember 2010;Disetujui terbit tanggal: 28 Pebruari 2011
ABSTRAK
Perairan Bengkalis termasuk wilayah pengelolaan perikanan Selat Malaka, merupakan kawasandengan status pemanfaatan tinggi sehingga diperlukan tahapan pemantauan yang intensif danpenelitian potensi sumber daya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasibiomassa dan kepadatan stok sumber daya ikan dengan metode akustik. Data kuantitatif yangdiperoleh akan menjadi sumber informasi terkini dari kondisi sumber daya ikan di perairan KabupatenBengkalis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 di perairan Kabupaten Bengkalisyang merupakan bagian dari Selat Malaka. Perangkat akustik yang digunakan adalah split beamechosounder Simrad EY60 dengan frekuensi 120 kHz. Data hasil tangkapan dengan trawl dari jenisikan pelagis dan demersal yang dominan di perairan ini digunakan untuk memverifikasi data akustik.Estimasi biomassa pada luas daerah 5.433 km2 adalah 9.374 ton dengan kepadatan stok 0,44 ton/km2 untuk ikan pelagis dan 4.441,5 ton dengan kepadatan stok 0,17 ton/km2 untuk ikan demersal.
KATAKUNCI: hidroakustik, biomassa, kepadatan stok, ikan pelagis, ikan demersal, Bengkalis
ABSTRACT: Fish stock estimation by hidroacoustic survey in Bengkalis waters. By: AsepPriatna and Wijopriono
Bengkalis waters was included in the regional fisheries management of Malacca Strait, havinghigh utilization in fisheries. Therefore intensive monitoring as well as research on fish stock is needed.The aim of the research was to estimate fish biomass and stock density based on acoustic method.The quantitative data are source of current information for fish resources condition in Bengkaliswaters. The survey was conducted in October 2009 in Bengkalis waters. Simrad EY60 split beamechosounder with frequency 120 kHz was used for acquisition of acoustic data. Both pelagic anddemersal fish as dominant species caught were used for verification acoustic data. The biomassestimation on 5,433 km2 covered area was about 9,374 ton with stock density about 0.44 ton/km2 forpelagic fish, while 4,441.5 ton with stock density about 0.17 ton/km2 for demersal fish.
KEYWORDS: hidroacoustic, biomass, stock density, pelagic fish, demersal fish, Bengkalis
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya perkembangan pembangunanperikanan, maka upaya penyajian informasi sumberdaya perikanan terbaru mutlak diperlukan bagi paraperencana pembangunan perikanan di suatu daerah.
Pendugaan kuantitatif atas ukuran populasi ikansangat diperlukan dalam pengembangan danpengelolaan sumber daya ikan. Pemanfaatan sumberdaya ikan dapat dilakukan secara optimal apabilasediaan (stock) dan sebaran sumber daya ikantersebut diketahui secara pasti sehingga langkah-langkah kebijakan eksploitasi dapat dilakukan dengantepat tanpa membahayakan kelestariannya. Informasisumber daya secara kuantitatif yang dapat digunakansebagai indikator stok sangat ditentukan olehtersedianya informasi dasar seperti dari hasil surveikapal-kapal penelitian maupun informasi yang
terkumpul melalui sistem pemantauan berkala (BalaiRiset Perikanan Laut, 2007).
Perairan Bengkalis termasuk wilayah pengelolaanperikanan Selat Malaka, merupakan kawasan yangberbeda pada status pemanfaatan tinggi dan telahmemasuki tahapan diperlukannya pemantauan yangsangat intensif serta dilakukannya penelitian yanglebih spesifik terutama terhadap potensi sumber dayaikan (Anonimus, 2009). Di dalam pembangunanperikanan, angka potensi sangat diperlukan yangakan menunjukkan bahwa sumber daya ikan tersebutmempunyai batas. Ini berarti bahwa pembangunanperikanan tidak dapat dipacu terus-menerus tanpamelihat batas kemampuan sumber daya tersebutataupun daya dukungnya. Di lain pihak, berapa angkapotensi sumber daya ikan yang tersedia belum banyakdiketahui.
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.17 No. 1 Maret 2011 :
2
Menurut Widodo et al. (1998) potensi ikandemersal 119.600 ton/tahun sedangkan hasilpenelitian dengan Baruna Jaya VII tahun 2001 sebesar147.300 ton/tahun. Penelitian oleh Sumiono (2008)tentang ikan demersal di Selat Malaka sub daerahPulau Bengkalis dan Pulau Rupat, diperoleh rata-ratalaju tangkap 34,1 kg/jam dengan kepadatan stok 0,9ton/km2 dan biomassa 7.800 ton pada daerah yangdisurvei seluas 8.676 km2.
Beberapa metode langsung yang dapatdipergunakan untuk pengkajian stok ikan antara lainmodel dinamika biomassa, dinamika kolam, Thomson& Bell, VPA, swept area, transek visual, danhidroakustik telah banyak dilakukan (Widodo, 2002).Identifikasi jenis ikan serta verifikasi terhadap echodari sasaran yang terdeteksi sangat diperlukan dalamestimasi stok ikan dengan metode akustik. Verifikasiecho terhadap ikan target di perairan tropismenggunakan ukuran ikan target dominan yangterdapat di perairan tersebut, mengingat sumber dayaikan di perairan tropis yang bersifat multi species danberinteraksi satu sama lain sehingga sangat sulituntuk memisahkan masing-masing jenis ikan tersebut(Afas, 2007).
Penerapan metode akustik dalam pendugaan stokikan mempunyai beberapa keunggulan yaitumenghasilkan data yang cepat, in situ, relatif akurat,serta tidak membahayakan sumber daya ikan yangdiamati. Selain untuk pendugaan stok ikan, hasilpengamatan hidroakustik dapat memberikan suatugambaran mengenai distribusi dari pengelompokkansumber daya ikan yang berada di suatu perairan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkannilai dugaan stok serta sebaran kelimpahan ikan
dengan metode akustik. Data kuantitatif yangdiperoleh diharapkan dapat menjadi sumber informasiterkini dari kondisi sumber daya ikan di perairanKabupaten Bengkalis.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober2009 di perairan Kabupaten Bengkalis yangmerupakan bagian dari Selat Malaka mulai dari utaraPulau Rupat sampai timur Pulau Bengkalis. Wahanapenelitian ini adalah kapal nelayan setempat.Perangkat hidroakustik yang digunakan adalahSIMRAD EY60 portable splitbeam echosounderdengan frekuensi transducer 120 kHz.
Akuisisi data akustik dilakukan terus-meneruspada siang dan malam hari selama periode pelayarandengan kecepatan kapal berkisar antara 7-8 knot. Jalurakuisisi data mencakup luasan daerah yangmemungkinkan analisis secara spasial yang dibuatdengan bentuk zig-zag menurut MacLennan (1992)dengan panjang tiap transek sekitar 12 nmi dari batasgugusan pulau ke arah luar.
Selama penelitian diperoleh 14 stasiun trawl. Hasiltangkapan ikan secara in situ dengan menggunakanjaring trawl ditujukan untuk memverifikasi data akustikuntuk estimasi biomassa ikan. Rata-rata waktupenarikan jaring (towing) tiap stasiun adalah 1 jamdan rata-rata kecepatan 3 knot.
Gambaran lokasi penelitian, jalur akuisisi dataakustik dan posisi stasiun trawl ditunjukkan dalamGambar 1.
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tang
Uta
ra
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
123
4
5 6
7
8
9
10
11
12
13
14
0 15 30 45
trek akustik
nmi
trawl
Gambar 1. Lokasi penelitian, trek akuisisi data akustik, dan posisi stasiun trawl.Figure 1. Research location, acoustics track, and trawling positions.
11-
1-10
3
Estimasi Stok Sumber Daya ..... di Perairan Kabupaten Bengkalis (Priatna, A. & Wijopriono)
Pengolahan dan Analisis Data
Data akustik diolah dengan menggunakan softwareSONAR ver.4. Analisis untuk estimasi ikan pelagisdilakukan mulai dari kedalaman 5-55 m dengan stratatiap 10 m, sementara strata untuk ikan demersal 5 mdari dasar perairan.
Dengan mengingat sifat-sifat ikan demersal yaitukelompok ikan yang menghuni dasar atau dekat dasarperairan (Aoyama, 1973), maka diasumsikan kolomair dengan ketinggian 5 m dari dasar perairanmerupakan habitat ikan demersal dan selebihnyamerupakan habitat ikan pelagis.
Elementary sampling distance unit adalah 1 nmi.Hasil ekstraksi berupa nilai area backscatteringcoeficient (sA, m2/nmi2) dan distribusi nilai targetstrength ikan tunggal dalam satuan decibel (dB)sebagai indeks refleksi ukuran ikan.
Hubungan target strength dan σbs (backscatteringcross-section, m2) dihitung berdasarkan atasMacLennan & Simmonds (1992) yaitu:
TS=10 log σbs .............................................. (1
Persamaan untuk densitas ikan (ρA, ind./nmi2)adalah:
ρA=sA/σbs .................................................... (2
Panjang ikan (L) berhubungan dengan σbs yaitu:
σbs=aLb ...................................................... (3
Hubungan target strength dan L adalah:
TS=20 log L+A ............................................. (4
di mana:A = nilai target strength untuk 1 cm panjang ikan
(normalized target strength)
Konversi nilai target strength menjadi ukuranpanjang (L) untuk ikan pelagis digunakan persamaanTS = 20 log L-73,97 (Hannachi et al., 2004) sedangkanuntuk ikan demersal digunakan persamaan TS = 21,8log L-74,9 (Anonimus, 2002).
Menurut Hile (1936) dalam Effendie (2002),hubungan panjang (L) dan bobot (W) dari suatuspesies ikan yaitu:
W=aLb .......................................................... (5
Menurut Mac Lennan & Simmonds (1992) dalamNatsir et al. (2005) persamaan panjang dan bobotuntuk mengkonversi panjang dugaan menjadi bobotdugaan adalah:
Wt=a{i
1{ni(Li+ΔL/2)b+1-(Li-ΔL/2)b+1}/{(b+1)ΔL}} ... (6
di mana:Wt = bobot total (g)ΔL = selang kelas panjang (cm)Li = nilai tengah dari kelas panjang ke-i (cm)ni = jumlah individu pada kelas ke-ia, b = konstanta untuk spesies tertentu
Selain nilai estimasi stok ikan berdasarkan ataskomposisi ukurannya, hasil analisis juga disajikandalam bentuk peta sebaran densitas tiap stratakedalaman.
HASIL DAN BAHASAN
Pendugaan Ukuran dan Bobot Ikan
Berdasarkan atas komposisi hasil tangkapan(Lampiran 1 dan 2), ikan puput (Pellona ditchela)sebagai ikan pelagis dan ikan gerot-gerot (Pomadasyssp.) sebagai ikan demersal, merupakan jenis yangtertangkap di semua stasiun trawl dengan persentasekomposisi jenis yang paling banyak pada masing-masing stasiun trawl. Kedua jenis ikan tersebut dipilihuntuk mewakili populasi ikan pelagis dan demersalpada daerah penelitian karena merupakan jenis yangmendominansi dengan nilai penyebaran yang luas.
Hubungan panjang bobot ikan puput diperolehpersamaan W = 0,005*L3,392 dan untuk ikan gerot-gerotadalah W = 0,03*L2,695 (Gambar 2). Konstanta a danb digunakan dalam konversi dari ukuran panjangdugaan berdasarkan atas nilai target strength menjadibobot dugaan.
Dugaan Stok Ikan
Total luas perairan yang diamati 1.584 nmi2 atau5.433 km2. Terdapat perbedaan luas daerah perairanpada masing-masing strata kedalaman dikarenakanadanya perubahan kontur dasar perairan pada daerahyang diamati, sehingga terdapat perbedaan cakupanluas daerah tiap strata kedalaman. Cakupan luasdaerah serta rata-rata kepadatan ikan (ekor/1.000 m3)tiap strata kedalaman disajikan pada Tabel 1.
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.17 No. 1 Maret 2011 :
4
Gambar 2. Grafik hubungan panjang bobot ikan puput dan ikan gerot-gerot.Figure 2. Length weight relationship Pellona ditchela and Pomadasys maculates.
Tabel 1. Cakupan luas daerah serta rata-rata kepadatan ikan (ekor/1.000 m3) tiap strata kedalamanTable 1. Area covered and mean of fish density (ind./1,000 m3) each depth strata
Strata/Level(m)
Persentase luas/Percentage of area
Luas daerah/Total area
(km2)
Densitas rata-rata/Average density(ekor/1.000 m
3)
Estimasi sumber daya ikan/Estimates of fish resources
5-15 86,6 4.710 2 Pelagis15-25 52,7 2.866 7 Pelagis25-35 50,4 2.741 10 Pelagis35-45 37,6 2.044 11 Pelagis45-55 25,6 1.396 14 Pelagis0- -5 100,0 5.433 8 Demersal
Dari pengambilan contoh akustik diperoleh nilaiestimasi total biomassa ikan pelagis sampaikedalaman 55 m adalah 9.374 ton dengan kepadatanstok 0,44 ton/km2. Berdasarkan atas data produksiperikanan pelagis Kabupaten Bengkalis tahun 2008diperoleh nilai estimasi 7.767 ton (Balai RisetPerikanan Laut, 2008), sehingga berdasarkan atashasil akustik dari penelitian ini tingkat pemanfaatanikan pelagis sudah 83% dari potensinya. Komposisijumlah individu, biomassa, serta kepadatan stokuntuk masing-masing selang ukuran ikan tiap stratakedalaman disajikan dalam Tabel 2.
Sementara nilai estimasi total biomassa ikandemersal 4.441,5 ton dengan kepadatan stok 0,17ton/km2. Berdasarkan atas data produksi perikanandemersal Kabupaten Bengkalis tahun 2008 diperoleh
nilai estimasi 3.642 ton (Balai Riset Perikanan Laut,2008), sehingga tingkat pemanfaatan ikan demersalsudah 82% dari potensinya.
Hasil penelitian menunjukkan nilai estimasi biomassamaupun kepadatan stok ikan demersal lebih rendahdibandingkan hasil penelitian sebelumnya denganmetode swept area oleh Sumiono (2008), terjadipenurunan nilai biomassa ikan demersal 40% danpenurunan nilai kepadatan stok 80%. Meningkatnyatekanan penangkapan akibat penambahan jumlaharmada dan alat tangkap (Balai Riset Perikanan Laut,2008), merupakan salah satu faktor yangmenyebabkan semakin turunnya sumber daya ikandi perairan Bengkalis. Komposisi jumlah individu,biomassa, serta kepadatan stok untuk masing-masingselang ukuran ikan disajikan dalam Tabel 3.
1-10
5
Estimasi Stok Sumber Daya ..... di Perairan Kabupaten Bengkalis (Priatna, A. & Wijopriono)
Tabel2
.K
om
posis
ijum
lah
indiv
idu,b
iom
assa
,sert
ake
pa
data
nsto
ku
ntu
km
asin
g-m
asin
gsela
ng
uku
ran
ika
np
ela
gis
tiap
str
ata
ke
dala
man
Ta
ble
2.
Nu
mb
er
of
pela
gic
fish
com
po
sitio
n,
bio
mass,
an
dsto
ck
de
nsity
by
siz
edis
trib
ution
se
ach
dep
thstr
ata
Tabel3
.K
om
po
sis
ijum
lah
indiv
idu,bio
massa,s
ert
ake
pa
data
nsto
kuntu
km
asin
g-m
asin
gsela
ng
ukura
nik
an
dem
ers
al
Ta
ble
3.
Nu
mb
er
of
dem
ers
alfish
co
mp
ositio
n,
bio
mass,
an
dsto
ck
de
nsity
by
siz
edis
trib
ution
se
ach
dep
thstr
ata
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.17 No. 1 Maret 2011 :
6
Sebaran Spasial Sumber Daya Ikan
Nilai kepadatan stok ikan pelagis dan demersalyang diperoleh merupakan jumlah biomassa darisumber daya ikan terhadap luasan daerah yangdiamati. Perolehan nilai kepadatan stok tersebut belummencerminkan kondisi sumber daya ikan yangsebenarnya, karena menurut sifat hidupnya terdapatikan yang berkelompok (schoals) dan menyendiri(soliter).
Analisis terhadap sebaran spasial berguna untukmengetahui pola agregasi dari sumber daya ikan disuatu perairan yang diamati sehingga dapat diketahuikondisi dari keberadaan sumber daya ikan yangmendekati sebenarnya di alam.
Gambar 3 merupakan gambaran sebaran spasialsumber daya ikan pelagis dan demersal. Hasil deteksiakustik pada saat survei memperlihatkan bahwakeberadaan ikan pelagis maupun demersal lebih
banyak terdapat di perairan sekitar Pulau Rupatdibanding ikan di perairan sekitar Pulau Bengkalis.Keberadaan sumber daya ikan di perairan sekitarPulau Rupat terdeteksi hampir di sepanjang jalurpelayaran. Sementara ikan hanya terdeteksi disebagian kecil wilayah perairan di sebelah utara PulauBengkalis.
Hasil overlay antara daerah penangkapan, trekakustik dan sebaran spasial sumber daya ikan,menunjukkan bahwa sasaran sumber daya ikansebagian besar terdeteksi pada jalur pelayaran didaerah pinggiran atau pada kedalaman yang lebihdangkal. Penyebaran sumber daya ikan yang tidakmerata diduga akibat aktivitas penangkapan nelayansetempat, di mana kegiatan penangkapan di perairanPulau Bengkalis lebih banyak dibandingkan di perairanPulau Rupat. Selain itu daerah penangkapancenderung berada di perairan bagian tengah atau yanglebih dalam (Gambar 4).
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tan
gU
tara
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
ekor/1000 m
5 to 10
10 to 15
3
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tan
gU
tara
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
ekor/1000 m
5 to 10
10 to 15
20 to 25
3
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tang
Uta
ra
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
ekor/1000 m
5 to 20
20 to 40
40 to 60
3
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tang
Uta
ra
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
ekor/1000 m
5 to 20
20 to 40
40 to 60
60 to 80
3
5-15 m 15-25 m
25-35 m 35-45 m
1-10
7
Estimasi Stok Sumber Daya ..... di Perairan Kabupaten Bengkalis (Priatna, A. & Wijopriono)
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tan
gU
tara
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
ekor/1000 m
5 to 20
20 to 40
40 to 60
60 to 80
80 to 100
3
101° 101.5° 102° 102.5° 103°
Bujur Timur
1°
1.5°
2°
2.5°
Lin
tan
gU
tara
Bengkalis
Kurau
Merbau
Guntung
Batupanjang
Titinaka
Sepahat
Lalang
Kudap
Sinunjung
ekor/1000 m
100 to 200
200 to 300
300 to 400
3
45-55 m 0 - -5 m (demersal)
Gambar 3. Sebaran spasial ikan pelagis dan demesal.Figure 3. Spatial distributions of pelagic and demersal fish.
101°BT 101.5°BT 102°BT 102.5°BT 103°BT1°LU
1.5°LU
2°LU
2.5°LU
DUMAI
BENGKALIS
BATUPANJANG
DURI
SUNGAIPAKNING
TELUKBELITUNG
SELATPANJANG
Titakar
Tanjungmedang
Rempong
Teluklencah
P.BABI
P.BERUK
P.KETAM
P.PAYUNG
P.MAMPU
P.BARU
Perapattunggal
Selatbaru
Kampungjawa
Sungaiselar
Pangkalanjambu
Tanjungdatuk
Tanjungpadang
Dedap
Biran
Sekodi
Teluknipah
Limau
Telukpambong
Kuat
Kurau
Kualamerbau TanjungrangsangTelesung
Tanjungkedabu
Selat Rupat
Selat Bengkalis
Se
latP
anja
ng
SKALA 1 : 2.000.000
Gill net monofilament
Gillnet nylon
Rawai dasar
Tramel net
L E G E N D A
Jaring Batu
Bubu kawat
Gambar 4. Daerah penangkapan ikan di perairan Kabupaten Bengkalis.Figure 4. Fishing ground in Bengkalis waters.
KESIMPULAN
1. Estimasi biomassa sumber daya ikan pelagis diperairan Kabupaten Bengkalis pada luas daerah5.433 km2 adalah 9.374 ton dengan kepadatanstok 0,44 ton/km2. Sementara biomassa ikandemersal 4.441,5 ton dengan kepadatan stok 0,17ton/km2.
2. Keberadaan ikan pelagis maupun demersal padasaat survei dilaksanakan lebih banyak terdapat diperairan sekitar Pulau Rupat dibanding di perairansekitar Pulau Bengkalis.
PERSANTUNAN
Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatanhasil riset pengkajian stok, lingkungan sumber dayaikan demersal dan pelagis ekonomis penting dan
sistem operasi penangkapan di Selat Malaka danpantai timur Sumatera, T. A. 2009, di Balai RisetPerikanan Laut-Muara Baru, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Aoyama, T. 1973. The Demersal Fish Stocks andFisheries of South China Sea. IPFC/SCS/DEV/73/3. Rome.
Afas. 2007. Report of the 1st Asian FisheriesAcoustics Society. 6-8 November 2007. Dalian.China.
Anonimus. 2009. Kajian Potensi Sumber Daya Ikandan Lingkungannya di Perairan KabupatenBengkalis. Dinas Kelautan dan PerikananKabupaten Bengkalis.
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.17 No. 1 Maret 2011 :
8
Balai Riset Perikanan Laut. 2007. Status dan TrenPemanfaatan Sumber Daya Ikan Laut Arafura.Executive Summary. Badan Riset Kelautan danPerikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.2 pp.
Balai Riset Perikanan Laut. 2008. Riset pengkajianstok, lingkungan sumber daya ikan demersal danpelagis ekonomis penting, dan sistem operasipenangkapan di Selat Malaka dan pantai timurSumatera. Laporan Akhir Tahun. Badan RisetKelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan danPerikanan. 63 pp.
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. YayasanPustaka Nusatama. 163 pp.
Hannachi, M. S., L. B. Abdallah, & O. Marrakchi.2004. Acoustic Identification of Small Pelagic FishSpecies: Target Strength Analysis and SchoolDescriptor Classification. MedSudMed TechnicalDocuments No.5.
Mac Lennan, D. N. 1992.Acoustical measurement offish abundance. Journal Acoust. Soc. Am. 62: 1-15.
Mac Lennan, D. N. & E. J. Simmonds. 1992. FisheriesAcoustic. Chapman and Hall. London. 325 pp.
Natsir, M., B. Sadhotomo, & Wudianto. 2005.Pendugaan biomassa ikan pelagis di perairan TelukTomini dengan metode akustik bim terbagi. JurnalPenelitian Perikanan Indonesia. 11 (6): 101-107.
Sumiono, B. 2008. Sumber daya ikan demersal danstruktur komunitas makrozoobentos di perairanSelat Malaka. Thesis. Program Pasca Sarjana.Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Matematikadan Ilmu PengetahuanAlam. Universitas Indonesia.96 pp.
Widodo, J., K. A. Aziz, B. E. Prijono, G. H.Tampubolon, N. Naamin, &A. Djamali (eds). 1998.Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Ikan Lautdi Perairan Indonesia. Komisi Nasional PengkajianStok Sumber Daya Ikan Laut di Indonesia.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 251 pp.
Widodo, J. 2002. Pengantar Pengkajian Stok Ikan.Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan RisetKelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan danPerikanan. Jakarta. 11 pp.
1-10
9
Estimasi Stok Sumber Daya ..... di Perairan Kabupaten Bengkalis (Priatna, A. & Wijopriono)
Lam
piran
1.
Ko
mp
osis
ihasil
tangkap
an
jenis
ika
nd
em
ers
ald
eng
an
jari
ng
traw
ldip
era
ira
nK
ab
up
ate
nB
en
gkalis
pa
da
bu
lan
Okto
be
r20
09
Appendix
1.
The
com
positio
no
fth
ecatc
hofde
me
rsa
lfis
hsp
ecie
sw
ith
traw
lnets
inth
ew
ate
rso
fth
eB
en
gka
lisD
istr
ictin
Octo
ber
20
09
Kete
rang
an/R
em
ark
s:
w=
bob
ot
jen
isik
an
ha
sil
tang
kap
an
(kg
);n
=ju
mla
hik
an
hasil
tan
gka
pan
(ekor)
;sta
siu
n1
,6
,9
,d
an
12
unsu
ccessfu
l
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.17 No. 1 Maret 2011 :
10
Lam
piran
2.
Kom
po
sis
ihasil
tang
ka
pan
jen
isik
an
pe
lagis
deng
an
jari
ng
traw
ldip
era
ira
nK
ab
up
ate
nB
en
gkalis
pa
da
bu
lan
Okto
be
r20
09
Appendix
2.
The
com
positio
no
fth
ecatc
hof
pe
lagic
fish
spe
cie
sw
ith
traw
lnets
inth
ew
ate
rso
fth
eB
eng
ka
lisD
istr
ictin
Octo
be
r20
09
1-10