Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    1/7

    Eternal

    Sakura

    Yamada Ryosuke Fanfiction 2012

    Hey! Say! JUMP Lounge Production

    Full Credit to the Author Shaaina Layla Yamada

    Edited by Amel Chan

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    2/7

    Title : [Eien no Sakura/ Eternal Sakura]

    Categories : Fanfiction - OneShot

    Genre : Romance

    Rating : G

    Theme song : AKB48-Sakura no Ki ni narou

    Author : shaanyaan (Shaaina Layla Yamada)

    Address : Jalan Sunandar Priyo Sudarmo 5 Malang 65122

    Phone Number : 08986373870

    Age : 18

    Reason join this competition: It's my promise for his birthday :D

    Cast : 1. Yamada Ryosuke

    2. Chinen Yuuri (cross-gender)

    Synopsis:

    " Aku ingin jadi pohon sakura, terus berdiri kokoh meskipun semua kelopaknya

    berguguran, menanti musim selanjutnya,"

    Aku berdiri memandangi sebuah pohon sakura yang tengah bersemi, aku tersenyum

    ketika kulihat seorang gadis juga melihat ke arahku berdiri di depan pohon sakura itu.

    Angin berhembus perlahan membelai kelopak kelopak pink bunga sakura yang

    memulai musim semi. Kau benar, Yuuri-chan, ujarku.

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    3/7

    Sakura no Ki ni narou

    Aku duduk di koridor rumah sakit yang sepi itu sendirian, sementara jam dinding

    sudah menunjukkan hampir pukul 1 dini hari. Kegiatan di ruang operasi belum jugaberhenti, aku hanya menunggu dengan cemas, sambil sesekali melihat pintu ruang

    operasi itu, namun aku sudah melakukannya ber jam jam, dan sama sekali tidak

    mendapatkan jawaban dari sana. Hal ini lah yang membuatku tidak bisa tidur, dan

    menjadi alasanku untuk bertahan menunggu di koridor rumah sakit sendirian. "Kau

    pulang saja, biar kami yang menunggu disini," kata seorang gadis yang baru datang

    bersama ibunya yang dengan ekspresi cemas. "Tidak, aku akan menunggu Yuuri

    disini," kataku dengan nada memohon. Chinen Yuuri, gadis yang saat ini tengah

    menjalani operasi dikarenakan terdapat kelainan pada jantungnya. Dokter

    memperkirakan operasi tersebut hanya berlangsung 2 - 3 jam, namun sudah hampir

    lebih dari 4 jam, operasi belum selesai. Hal ini membuatku tidak tenang, sehinggakuputuskan untuk menunggu di rumah sakit sampai selesai. Masih melekat di dalam

    ingatanku tentang gadis bernama Yuuri tersebut, gadis yang sangat berarti bagiku.

    "Ryosuke!!!" teriak Yuuri saat itu sambil berlari lari menghampiriku yang sedang

    menunggu di gerbang sekolah. "Nani wa kore?"tanya ku sambil menunjuk lembaran

    kertas di tangan Yuuri. Gadis itu tersenyum lebar. "Aku dapat nilai A+ di proyek

    Fisika, dan sebagai hadiahnya aku diberi voucher makan gratis di kafe seberang," jelas

    Yuuri sambil menunjuk 2 lembar voucher makan di tangannya."Kau mau

    menemaniku makan, kan?"

    "Ada puding terong, gak?" tanyaku dengan nada jahil. Seketika ekspresi muka Yuuri

    berubah cemberut. "GAK ADAAA!!" teriaknya. "Kalaupun ada, tak kan kubiarkan

    kau memesannya." Aku tahu betul, bahwa Yuuri sangat membenci terong, dan aku

    sangat suka mengerjai Yuuri dengan menyebut nyebut nama terong. Aku suka melihat

    ekspresi cemberut sahabatku yang satu ini. "Aku cuma bercanda, Yuuri-chan," kataku

    sambil menepuk nepuk kepala Yuuri."Kita makan cake stroberi!"

    Kita mau kemana? tanyaku pada Yuuri. Biasanya kalau tidak ke caf, yamengerjakan PR di rumahku, tapi kali ini dia mengajakku ke tempat lain. Ke tempat

    rahasia, jawabnya sambil mengajakku mengikuti langkahnya. Aku penasaran sekali.

    Memangnya Yuuri punya tempat rahasia seperti apa? Kami terus berjalan mendaki

    bukit.

    Nah! Disini! seru Yuuri begitu kami sampai di balik bukit, tempat sebuah kuil

    berada dengan sebuah pohon sakura besar di depannya. Yuuri mengajakku mendekatipohon sakura itu.

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    4/7

    Saat aku butuh ketenangan, aku akan pergi kesini, suara alam bisa membuatku lebih

    baik, jelas Yuuri. Pohon sakura ini sudah ada sejak aku masih kecil, dia masih tetapberdiri kokoh menghadapi musim yang terus berganti.

    Yuuri suka suka sakura ya? tanyaku padanya.

    Suka sekali. Aku ingin jadi pohon sakura, terus berdiri kokoh meskipun semua

    kelopaknya berguguran, menanti musim selanjutnya, jawabnya dengan polos.

    Jangan sedih begitu, aku tidak apa-apa, kata Yuuri. Sambil tersenyum kepadaku.

    Mungkin aku terlihat sedih ya? Bagaimana tidak? Belakangan ini Yuuri sering

    pingsan mendadak dan harus bolak balik keluar masuk ruang kesehatan. Aku hanya

    kelelahan, katanya lagi. Aku tersenyum. Yuuri masih berbaring di tempat tidurnya

    sambil menatapku dengan khawatir. Kalau begitu jangan terlalu lelah ya, katakusambil menepuk kepalanya. Yuuri mengangguk.

    Siapa sih yang tidak sedih kalau orang yang paling disayangi nya sering pingsan tanpasebab yang jelas? Yuuri memintaku agar orangtuanya tidak mengetahui hal ini

    sementara aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membuatnya lebih baik.

    Sering terlintas dalam pikiranku kalau bagaimana jika Yuuri mengidap penyakit

    berbahaya dan tidak ada yang mengetahuinya termasuk dirinya sendiri.

    Pernah suatu ketika aku berjalan jalan ke tempat pohon sakura yang sering dikunjungi

    Yuuri. Aku melihat Yuuri berdoa di depan kuil sambil menangis. Aku sedih sekalimelihatnya, sepertinya dia juga khawatir dengan kondisi kesehatannya. Tolong

    lindungi Ryosuke apa pun yang terjadi, ucapnya. Air mata nya mengalir kembali.

    Bahkan dia mendoakanku.

    Aku terus berlari tanpa mempedulikan hujan yang mengguyur. Saat itu jam sudahmenunjuk pukul 1 siang. Aku sudah sangat terlambat. Hari ini seharusnya aku dan

    Yuuri bertemu di taman jam 11 siang, tiba tiba aku harus ke sekolah karena tugasyang ku kumpulkan tidak ada. Sialnya aku tidak bisa menghubungi Yuuri, mungkin

    handphone nya mati, ditambah lagi hujan turun dengan deras. Mungkin Yuuri sudah

    marah lalu pergi dengan kesal, tapi aku merasa harus pergi ke sana untuk memastikan

    hal itu. Aku terkejut melihat Yuuri masih disana dengan payungnya.

    "Gomen ne, hontou ni gomennasai, aku sudah membuatmu menunggu," kataku

    dengan nafas terengah engah. Dia hanya tersenyum. Kupikir dia akan marah. Dia

    membagi payungnya denganku. "Kau bisa sakit kalau hujan hujan begitu," ujarnya.

    "Aku benar benar minta maaf," kataku lagi.

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    5/7

    "Kau sudah datang. Lagipula handphone ku ketinggalan di rumah, jadi aku tidak bisa

    menghubungimu, kuputuskan untuk menunggumu disini," katanya. Aku tidak

    menangkap nada nada kemarahan dalam kata katanya. Aku mengajaknya mberteduh

    di bawah sebuah pertokoan di dekat situ. "Sebagai permintaan maafku, kutraktir kaumakan apa saja," kata ku lagi. Yuuri tertawa. "Tidak perlu, kan sudah kubilang, aku

    ingin menjadi seperti pohon sakura yang terus berdiri kokoh menanti musim

    selanjutnya," jawabnya.

    Yuuri yang kukenal adalah seorang gadis manis yang ceria, dia tidak pernah terlihat

    sedih. Lebih tepatnya dia tidak ingin terlihat sedih. Dia selalu optimis terhadap segala

    sesuatu, dia pintar di kelas dan tenang dalam menghadapi kehidupannya. Aku sempat

    berpikir, ternyata masih ada gadis seperti itu di dunia ini, kupikir hanya ada di

    fairytale.

    "Aku ingin kuliah di Meiji setelah lulus SMA tahun ini," kata Yuuri pada suatu hari.

    "Kalau Ryosuke?"

    Aku menggaruk garuk kepalaku. Aku sama sekali belum berpikir mengenai

    pendidikanku setelah lulus SMA nanti. Kurasa aku tidak akan kuliah tahun ini.

    "Mungkin aku akan cuti 2-3 tahun dulu, baru memutuskan untuk kuliah dimana,"

    jawabku. Yuuri tertawa. "Ryosuke tidak mau melanjutkan membuat rumah di surga?"

    tanyanya. Aku terheran heran. "Rumah di surga?" tanyaku tak mengerti.

    "Saat seseorang menuntut ilmu, maka setiap langkahnya akan digantikan menjadi batubata yang akan membangun rumah kita di surga nanti," jawab Yuuri. Aku melongo.

    Ternyata ada yang seperti itu.

    Sejak saat itu akumenjadi sedikit lebih bersungguh sungguh di kelas. Aku terkesan

    dengan kata kata Yuuri. Dan aku baru sadar, setelah ini tidak akan ada lagi kehidupanSMA seperti ini. Kemana saja aku selama ini?

    "Yamada-kun!" seru Yuto yang tiba tiba datang dengan berlari lari.

    "Nande?"

    "Yuuri... Yuuri, dia pingsan lagi, dan spertinya akan dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

    Mendengar hal itu aku langsung berlari menuju ruang kesehatan tempat Yuuri berada.

    Disitu sudah da beberapa petugas kesehatan yang akan membawa Yuuri ke rumah

    sakit.

    "Kepalanya terbentur, dan tiba tiba keluar darah dari lubang hidungnya, kemudian dia

    tak sadarkan diri, " jelas salah satu temannya. Ternyata benar yang kutakutkan selama

    ini, begitu Yuuri dirawat di rumah sakit, dokter mengatakan kalau terdapat kelainan

    pada syaraf dan peredaran darahnya. "Kemungkinan ini kanker," jelas dokter.

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    6/7

    Setiap pulang sekolah aku menjenguk Yuuri, berharap dia berada pada kondisi yang

    lebih baik, kemudian tersenyum dan ceria seperti biasanya. Aku benar benar

    merindukan Yuuri. Ditambah lagi, menurut kakak Yuuri, 2 hari kedepan dia akan

    dioperasi. Aku hanya berharap ini yang terbaik untuk Yuuri.

    "Yamada-kun," sebuah suara membangunkanku. Aku membuka mataku, ini masih di

    rumah sakit, rupanya aku tertidur di koridor rumah sakit selama Yuuri dioperasi.

    "Saaya-ne," kata ku. "Apa sudah selesai? Jam berapa ini?"

    "Yuuri ingin bertemu denganmu," kata Saaya-nee, membuatku bersemangat kembali,

    itu artinya Yuuri sudah melewati operasinya dengan lancar. Aku bergegas masuk ke

    ruangan tempat Yuuri dirawat. Disitu sudah ada orang tua Yuuri. Aku tertidur cukuplama rupanya. "Yuuri-chan," sapaku. Sebuah senyuman manis menghiasi wajah Yuuri

    yang masih pucat. "Aku mengganggu tidurmu ya?" tanyanya. Rupanya dia tahu akubaru bangun tidur. Aku hanya tertawa sambil menggaruk garuk kepalaku.

    "Aku ingin jalan jalan melihat sakura," katanya padaku.

    "Eee? Tapi kau baru sembuh,"

    Yuuri melihat kearah kedua orangtuanya. "Ada yang ingin kutunjukkan pada kalian,"

    kata Yuuri. "Kalian belum pernah melihat tempat rahasiaku dan Ryosuke kan?"

    Kami berhenti di depan sebuah pohon sakura besar tempat yang sering aku dan Yuuri

    kunjungi. "Ini tempat rahasiaku dan Ryosuke, indah kan?" ujarnya. Kami semuaterdiam, angin berhembus di akhir musim dingin. Sebentar lagi semua kelopak sakura

    disana akan bermekaran. "Ayah, Ibu, aku masih berusaha membangun rumahku di

    surga. Aku sudah belajar anyak hal dari kalian. Ibu, terimakasih atas makanan yangenak enak setiap hari. Ayah, aku bahagia setiap ayah mendukungku di teater. Kakak,

    aku sudah jadi gadis yang lebih kuat kan? Aku menyayangi kalian semua, selamanya

    kalian tak akan tergantikan," Yuuri memeluk ketiga orang di hadapannya itu. Ibunya

    menepuk kepala Yuuri. "Yuuri, kami juga sangat menyayangimu," Rasanya sangatsdih melihat air mata yang mengalir di pipi ibu dan kakak Yuuri. Kenapa sangat sedih

    rasanya? Ini bukan akhir kan? TIDAK! Ini bukan akhir.

    "Ryosuke-kun, terimakasih ya sudah menungguiku semalaman, lebih dari itu aku

    berterimakasih karena kau mau jadi teman baikku, aku sangat menyayangimu, "

    Aku menyeka air mata yang mengalir di pipinya. "Sudah, jangan menangis, kau ini

    sudah sembuh, Yuuri-chan," kataku. Aku memeluk gadis mungil itu. "Aku sangat

    menyayangimu, Yuuri-chan."

  • 8/2/2019 Eternal Sakura (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    7/7

    Air mata kembali mengalir di pipinya. "Arigatou," ujarnya. Angin kembali berhembus

    meniup dahan dahan sakura yang akan dipenuhi warna semburat pink di musim semi

    nanti. Bersamaan dengan itu, aku menyadari aku tak lagi merasakan nafas dan detak

    jantung Yuuri. "Yuuri-chan? Daijoubu ka? Yuuri-chan??" Tak ada respon samasekali. Dia tidak bergerak lagi. Hening.

    **********************

    Aku masih berdiri di depan pohon sakura yang sama. Angin di bulan April bertiup

    memelai kelopak bunga sakura yang masih bermekaran dengan indah di dahannya.

    Sesosok gadis manis yang muncul di hadapanku itu masih berdiri di sana. "Yuuri-

    chan, aku sudah lulus ujian masuk Meiji lohh," kataku sambil menunjukkan selembarkertas di tanganku. "Jadi, jangan khawatir, aku sedang membangun rumahku di surga,

    di sebelah rumahmu, hehehehe." Yuuri tersenyum bahagia. Perlahan sosoknya

    menghilang.

    Yuuri, kau sudah menjadi pohon sakura abadi disana. Disini aku akan terus berjuang,

    terimakasih sudah pernah menjadi temanku, selamanya kau teman terbaikku.

    Berbahagialah, sakura ku..~

    END

    Glossary:

    Nani wa kore? : What's that?

    Gomen ne. Hontou ni gomennasai : Sorry. I'm really sorry.

    Nande? : What's up?

    Arigatou : ThankyouDaijoubu ka? : Are you okay?

    Kata dan Pesan dari Penulis:

    GOMEEENNNN!!!! Aku gak ahli bikin FF romance, ditambah lagi aku lagi ngambek

    sama Yama >_< Gomeeen kalau jelek, aku sudah mati matian mengetiknya >__< Seneng kan kalian,

    Yama akhirnya mau kuliah karena seorang Yuuri :)