3
Chancroid Etiologi Chancroid disebabkan oleh Haemophilus ducreyi yang merupakan basil gram negatif, bersifat faakultatif anaerobik yang membutuhkan hemin (faktor X) untuk pertumbuhannya. Bakteri ini juga dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit dan mengandung 0,38 mol DNA guanosin plus cytosine. Mikroorganisme ini kecil, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan memperlihatkan rantai streptobasilaris yang khas pada pewarnaan gram, terutama kultur. Prognosis Penyakit ini tidak menyebar secara sistemik. Tanpa pengobatan ulkus genital dan abses inguinal kadang akan menetap selama bertahun-tahun. Infeksi tidak menimbulkan imunitas dan dapat terjadi infeksi ulang. Pada penderita yang tidak disirkumsisi ataupun penderita yang terinfeksi HIV, kemungkinan terjadi relaps setelah diterapi dengan antibiotik adalah sebesar 5%. Namun jika penderita tersebut berstatus HIV seronegatif dan mengalami relaps, maka dengan terapi yang sebelumnya pernah diberikan masih tetap efektif. Pasien dianjurkan menggunakan kondom untuk menghindari infeksi ulang. Sifilis

Eti Dan Prognsis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jmkkn kn knknn

Citation preview

Page 1: Eti Dan Prognsis

Chancroid

Etiologi

Chancroid disebabkan oleh Haemophilus ducreyi yang merupakan basil gram negatif,

bersifat faakultatif anaerobik yang membutuhkan hemin (faktor X) untuk

pertumbuhannya. Bakteri ini juga dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit dan

mengandung 0,38 mol DNA guanosin plus cytosine. Mikroorganisme ini kecil, tidak

bergerak, tidak membentuk spora dan memperlihatkan rantai streptobasilaris yang

khas pada pewarnaan gram, terutama kultur.

Prognosis

Penyakit ini tidak menyebar secara sistemik. Tanpa pengobatan ulkus genital dan

abses inguinal kadang akan menetap selama bertahun-tahun. Infeksi tidak

menimbulkan imunitas dan dapat terjadi infeksi ulang. Pada penderita yang tidak

disirkumsisi ataupun penderita yang terinfeksi HIV, kemungkinan terjadi relaps

setelah diterapi dengan antibiotik adalah sebesar 5%. Namun jika penderita tersebut

berstatus HIV seronegatif dan mengalami relaps, maka dengan terapi yang

sebelumnya pernah diberikan masih tetap efektif. Pasien dianjurkan menggunakan

kondom untuk menghindari infeksi ulang.

Sifilis

Etiologi

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan

mempunyai beberapa sifat yaitu perjalanan penyakitnya sangat kronis, dalam

perjalanannya dapat menyerang semua organ tubuh, dapat menyerupai macam-macam

penyakit, mempunyai masa laten, dapat kembali kambuh (rekuren), dan dapat

ditularkan dari ibu ke janinnya sehingga menimbulkan kelainan kongenital. Selain itu

sifilis juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Prognosis

Prognosis sifilis stadium primer dan sekunder baik sedangkan stadium tersier buruk.

Pada stadium primer, sekunder, laten dini dapat diobati dengan antibiotik. Fase laten

Page 2: Eti Dan Prognsis

lanjut sulit untuk diobati. Stadium tersier memiliki angka kematian sangat tinggi

akibat efek luas dari penyakit sistem saraf pusat.

Neurosifilis (bakteri menyerang sistem saraf) dapat terjadi pada individu yang tidak

diobati. Hal ini mengakibatkan meningitis, kelumpuhan, penyakit mental, dan

degenerasi dari saraf tulang belakang. Jika pembuluh darah terkena, serangan stroke

mungkin terjadi.

Herpes Genitalis

Etiologi

Herpes Simpleks Virus merupakan virus yang berukuran besar dibandingkan virus

yang lain. Struktur virus herpes dan arah dalam ke luar terdiri atas genom DNA untai

ganda linier, kapsid, lapisan tegumen dan selubung.

Prognosis

Meskipun secara fisik dan emosional penderita merasa nyeri namun herpes genitalis

bukan suatu penyakit yang serius. Infeksi primer dapat menjadi berat dan kadang

seseorang memerlukan opname untuk pengobatannya. Komplikasi infeksi primer

dapat mengenai serviks, sistem urinaria, dan sistem saraf.

Kematian yang disebabkan oleh infeksi HSV2 jarang dilaporkan, akan tetapi selama

ini belum ada pengobatan yang efektif sehingga perkembangan penyakit sulit

diramalkan. Infeksi primer dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih baik

sedangkan infeksi rekurens hanya dibatasi frekuensi kekambuhannya.