8
ETIKA BERINTERAKSI DENGAN AL QUR’AN Posted by fokammsi pada 23 April, 2008 Penulis :HUSNI ABDILLAH Berbagai kajian mengenai Al qur’an yang dihasilkan oleh orientalis dan ilmuwan “islam liberal” menempatkan Al qur’an sebagai sebuah teks yang tidak berbeda dengan teks kajian ilmiah yang lain. Menghasilkan sebuah hasil kajian yang dekonstruktif. Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Qur’an adalah salah satu unsur penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka mempercayai bahwa penghinaan secara sengaja terhadap Al Qur’an adalah sebuah bentuk penginaan serius terhadap sesuatu yang suci. Berdasarkan hukum pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan hukuman mati [1]. Sebagai seorang muslim yang yakin akan kesucian dan kemulian Al qur’an tentu tidak rela menyamakan kedudukan Al qur’an sama dengan kedudukan teks kajian yang lain. Ada beberapa etika yang dituntut dari seorang muslim dalam beriteraksi dengan Al qur’an. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berinteraksi dengan Al qur’an [2] : Membaca Al qur’an Setiap mukmin, yakin bahwa membaca Al qur’an saja sudah termasuk amal yang mulia. Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al qur’an, Rasulullah menyatakan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian : “ada dua golongan manusia yang sunguh-sungguh orang dengki kepadanya yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Al qur’an ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang diberi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu digunakan untuk segala sesuatu yang diridhai Allah”. Didalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula Rasulullah menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al qur’an, yang maksudnya “Perumpamaan

Etika Berinteraksi Dengan Al Quran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tatacara dan adab terhadap al-quran al-karim

Citation preview

ETIKA BERINTERAKSI DENGAN ALQURANPosted by fokammsi pada 23 April, 2008Penulis :HUSNI ABDILLAHBerbagai kajian mengenai Al quran yang dihasilkan oleh orientalis dan ilmuwan islam liberal menempatkan Al quran sebagai sebuah teks yang tidak berbeda dengan teks kajian ilmiah yang lain. Menghasilkan sebuah hasil kajian yang dekonstruktif.Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Quran adalah salah satu unsur penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka mempercayai bahwa penghinaan secara sengaja terhadap Al Quran adalah sebuah bentuk penginaan serius terhadap sesuatu yang suci. Berdasarkan hukum pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan hukuman mati[1].Sebagai seorang muslim yang yakin akan kesucian dan kemulian Al quran tentu tidak rela menyamakan kedudukan Al quran sama dengan kedudukan teks kajian yang lain. Ada beberapa etika yang dituntut dari seorang muslim dalam beriteraksi dengan Al quran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berinteraksi dengan Al quran[2]:Membaca Al quranSetiap mukmin, yakin bahwa membaca Al quran saja sudah termasuk amal yang mulia. Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al quran, Rasulullah menyatakan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian : ada dua golongan manusia yang sunguh-sungguh orang dengki kepadanya yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Al quran ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang diberi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu digunakan untuk segala sesuatu yang diridhai Allah.Didalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula Rasulullah menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al quran, yang maksudnya Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al quran, adalah seperti bungautrujjah,baunya harum dan rasanya lezat; orang mukmin yang tidak suka membaca Al quran, adalah seperti buah korma, baunya tidak begitu harum tetapi manis rasanya; orang munafik yang membaca Al quran ibarat sekuntum bunga, berbau harum, tetapi pahit rasanya; dan orang munafik yang tidak membaca Al quran, tak ubahnya seperti buahhanjalah, tidak berbau dan rasanya pahit sekali.Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Daru Quthni dari Annas r.a., Rasulullah memerintahkan : Perbanyaklah membaca Al quran di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah tidak ada orang yang membaca Al quran, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah.Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, yang artinya sebagai berikut : kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah ibadah, membaca Al quran secara bergiliran dan mengajarkan terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, juga Allah akan selalu mengingat mereka.Dengan hadits tersebut membaca Al quran baik mengetahui artinya ataupun tidak, adalah termasuk ibadah amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukannya; memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya, juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tangga tempat Al quran itu dibaca. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Annas r.a, Rasulullah bersabda : hendaklah kamu beri nur (cahaya) rumah tanggamu dengan shalat dan membaca Al quranMendengarkan bacaan Al quranBukan hanya membaca Al quran saja yang menjadi amal ibadah, tetapi mendengarkan bacaan Al quran-pun sama nilainya dengan membacanyaQS (7) Al Araf : 204 Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.Adab membaca Al quranImam Al Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumudintelah membagi adab membaca Al quran menjadi adab yang mengenai batin dan adab yang mengenai lahir[3].Adab yang mengenai batin, diperinci lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati dikala membaca sampai ketingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa.Mengenai adab lahir dibagi menjadi beberapa bagian :1.Berwudhu sebelum tilawah, karena tilawah tergolong dzikir yang paling utama. Meskipun boleh tilawah tanpa berwudhu2.Disunatkan membaca di tempat yang bersih dan berpakaian yang sopan. Adapun tempat yang paling utama adalah di masjid. Diperbolehkan membaca Al-Quran di atas kendaraan karena Rasulullah SAW pun pernah melakukannya3.Membaca sambil duduk menghadap qiblat dan khusyu, karena membaca Al-Quran sama dengan munajat kepada Allah SWT. Diperbolehkan membaca Al-Quran sambil berdiri atau berbaring.4.Bersiwak atau membersihkan mulut sebelum tilawah (membaca Quran). Ketika membaca Al quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan5.Sebelum membaca Al quran disunatkan diawali dengan istiadzah dan dilanjutkan dengan Basmallah tiap awal surat kecuali QS At-Taubah. Allah berfirman dam QS An-Nahl: 98.6.Disunatkan membaca Al quran dengan tartil. Membaca dengan tartil, yaitu membaca dengan lambat, tidak terburu-buru dan bertajwid, sesuai dengan perintah Allah SWT dalam QS Al-Muzammil:4 Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan tartil.7.Bagi yang sudah mengerti arti dan makna ayat-ayat Al-Quran seyogyanya membacanya dengan penuh perhatian dan meresapi kandungannya (QS Shaad:29) Misal: ketika sampai pada ayat tasbih maka ia bertasbih dan bertahmid, bila sampai pada ayat doa dan istighfar ia berdoa dan beristighfar, bila sampai pada ayat adzab ia meminta perlindungan kepada Allah8.Membaca dengan irama yang bagus namun tanpa dipaksakan sehingga melupakan kaidah tajwid, sebab irama yang bagus menambah keindahan uslub Al-quran dan membantu meresapinya. Rasul bersabda: Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian (HR Abu Dawud)9.Janganlah memutus tilawah seketika hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya tilawah diteruskan sampai akhir ayat. Jika hendak melanjutkan tilawah dianjurkan mengulangi bacaan istiadzah.10.Dilarang tertawa dan bermain saat tilawah, sebab perbuatan tersebut mengurangi kemuliaan dan kesucian Al-Quran[4].11.Memanjatkan doa sesudah tilawah, juga ketika telah menyelesaikan tilawah 30 juz[5]Keutamaan menghafal Al quranDiriwayatkan Ibnu Abbas secara marfu Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikitpun dari Al quran, maka ia seperti rumah yang roboh.Sabda Nabi (s.a.w) :Siapa yang membaca satu ayat daripada kitab Allah (Al quran) maka untuknya bagi setiap huruf sepuluh kebaikan dan siapa yang mendengar satu ayat daripada al-Quran maka ia adalah nur baginya pada hari kiamatDr. Yusuf Al qardhawi dalam Bagaimana Berinteraksi dengan Al quranmembagi dalam berbagai segi dalam hal seseorangberinteraksi dengan al quran, yaitu :1. Dalam segi menghafal2. Membaca dan mendengar3. Dalam hal pemahaman dan penafsiran4. Dalam cara mengikuti, mengamalkan dan berdakwahBagaimana cara berinteraksi dengan al QuranInteraksi dengan al-Quran tidak berhasil melainkan dengan melaksanakan segala tuntutan atau kewajiban terhadapnya. Menurut Imam Hasan al Banna, kewajiban dan tuntutan yang harus dilaksanakan terhadap Al quran ada empat, yaitu ;1. Meyakini dengan keyakinan yang kuat, tanpa ragu-ragu walau sedikitpun, bahawa tidak ada manhaj yang dapat menyelamatkan kita melainkan manhaj yang bersumber dari Al quran. Sistem apapun dalam bidang apapun, jika tidak bersandar pada Al quran maka ia pasti akan menemui kegagalan.2. Menjadikan Al quran sebagai teman dan guru dengan kita membacanya bersungguh-sungguh. Janganlah berlalu walau satu haripun tanpa kita membaca al-Quran.3. Menerapkan adab-adabTilawah(adab-adab membaca) ketika membaca al-Quran dan adab-adabIstima(adab-adab mendengar) ketika mendengar ayat-ayat Al quran. Begitu juga, kita hendaklah mencoba sekuat mungkin untuk mentadabbur Al qurandan menjadikan diri kita terkesan dengannya.4. Beramal dengan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.Beberapa Bentuk Salah Tafsir al-Quran Masa Kini[6]:1. Tidak menafsirkan al-Quran dengan al-Quran.2. Tidak memerhatikan keistimewaan bahasa al-Quran.3. Tidak menafsirkan al-Quran dengan as-Sunnah.4. Meninggalkan fahaman sahabat di dalam menafsirkan al-Quran.5. Menafsirkan sebahagian ayat sebagai kiasan(Majaz).6. Menganggap terdapat tafsiran batin di dalam al-Quran.7. Tidak memerhatikan dari siapa al-Quran datang dan kepada siapa ia ditujukan.8. Menganggap sesuatu persoalan agama tidak disentuh oleh al-Quran.9. Menjadikan al-Quran sebuah kitab sains.Keutamaan AhlulQuran (orang yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Quran)[7]:1.Allah SWT mengangkat derajat ahlul quran menjadi keluarga-Nya Rasulullah bersabda: Sesungguhnya di antara manusia terdapat keluarga Allah. Para sahabat bertanya, Siapakah mereka Yaa Rasul?? Rasul menjawab: Mereka adalah ahlul quran, mereka itu keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya (HR.Ahmad).2.Ahlul Quran disejajarkan derajatnya oleh Allah dengan para Malaikat dan Nabiyang telah diberi wahyu. Sementara orang yang bacaannya masih terbata-bata dianugerahi dua pahala. Rasulullah bersabda: Orang yang pandai berinteraksi dengan Al-Quran akan bersama malaikat yang mulia dan taat sedangkan orang yang membaca Al-Quran terbata-bata dan merasa kesulitan akan mendapat dua pahala (HR Muslim).3.Ahlul Quran paling berhak menjadi imam dalam sholat. Rasul bersabda: Yang berhak menjadi imam adalah yang paling banyak interaksinya dengan al-Quran.4.Ahlul Quran selalu mendapatkan ketenangan, rahmat, naungan malaikat, serta namaya disebut-sebut oleh Allah Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali turun kepada mereka ketenangan, rahmat, dikelilingi malaikat dan Allah menyebut-nyebut nama mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya (HR Muslim).5.Ahlul Quran senantiasa mendapat kebaikan dari Allah. Sebaik-naik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya (HR Bukhori).6.Menjadi ahlul quran adalah kenikmatan yang harus didamba-dambakan Tidak boleh iri kecuali terhadap dua kenikmatan; kepada orang yang diberi al-Quran oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang dan orang yang diberi harta oleh Allah lalu ia membelanjakannya di jalan Allah sepanjang malan dan siang (HR Bukhori).7.Mempelajari Al-Quran adalah sebaik-baik kesibukan. Allah berfirman dalam hadis Qudsi : Barang siapa yang disibukkan Al-Quran dalam rangka berdzikir dan memohon kepada-Ku, niscaya akan aku berikan sesuatu yang lebih utama dari apa yang telah kuberikan pada orang yang meminta. Dan keutamaan kalam Allah dari seluruh kalam selainnya adalah seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya (HR Turmudzi).Daftar PustakaAl Azami, M.M. 2005. The History os The Quranic Text from revealation to compilation.(terjemahan: Sohirin Solihin, Anis Malik Thaha, Ugi Suharto, Lili Yulyadi). Jakarta. Gema Insani.Al Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As Suyuthi. 2001. Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4 (terjemahan: Bahrun Abu Bakar, Lc). Bandung. Sinar Algesindo.Al quran dan Terjemahnya. 1421H. Madinah. Khadim Al Haramain Asy Syarifain Raja Fahd.As Salih, Subhi. 1993. Mabahits Fi Ulumil Quran. (terjemahan: tim pustaka firdaus). Jakarta. Pustaka Firdaus.Qardawi, Yusuf. 2003. Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Quran. (terjemahan: Kathur Suhardi). Jakarta. Pustaka Al-Kautsar._____________. 2007. Mukjizat Al Quran ditinjau dari aspek kebahasaan, isyarat ilmiah, dan pemberitaan gaib.Bandung. MizanShihab, Muhammad Quraish. 1993. Membumikan Al-Quran. Bandung. Mizan.Usman, Ali; Dahlan, H.A.A; Dahlan, H.M.D. Hadits Qudsi. 1986. Bandung. C.V. Diponegoro.Sumber Internet :http://www.muis.gov.sghttp://multazimah.blogsome.com

[1]Wikipediahttp://id.wikipedia.org/wiki/Al_Quran; akses pada 10 Desember 2007, 20.00 wib.[2]Muqaddimah, Al quran dan Terjemahnya (Madinah:Khadim al haramain asy syarifain Raja Fahd 1421H) hal 102[3]Ibid., hlm. 105.[4]Tambahan terdapat padahttp://multazimah.blogsome.com/2007/02/01/adab-tilawatil-quran/; akses pada 10 Desember 2007, 20.00 wib.[5]Ibid.[6]Sumber asli berbahasa melayu Malaysia padahttp://www.al-firdaus.com/KenalAlQuran/Bab%205.htm; 10 Desember 2007, 20.00 wib. Paparan lengkap mengenai kesalahan tafsir terlampir pada akhir tulisan.[7]http://multazimah.blogsome.com/2007/02/01/ahlul-quran/