176
ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) ARYA ARISMAYA METANANDA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT

SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

(Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan

Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat)

ARYA ARISMAYA METANANDA

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT

SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

(Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan

Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat)

ARYA ARISMAYA METANANDA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 3: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

RINGKASAN

ARYA ARISMAYA METANANDA. Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat

Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa

Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara

Barat). Dibimbing oleh ERVIZAL A.M. ZUHUD dan AGUS HIKMAT.

Pemanfaatan tumbuhan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan

pangan dan obat-obatan oleh masyarakat sekitar hutan sudah berlangsung sejak

lama. Hanya saja, saat ini pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan secara

tradisional tersebut belum banyak terdokumentasikan. Pendokumentasian

pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan dan obat dapat dilakukan dengan

kajian etnobotani. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk

mengidentifikasi keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan obat serta

kearifan tradisional masyarakat Suku Sasak terkait dengan upaya konservasi

tumbuhan pangan dan obat.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jeruk Manis pada bulan Maret-April

2012. Data yang dikumpulkan terutama keanekaragaman spesies tumbuhan

pangan dan obat, kearifan tradisional masyarakat Suku Sasak serta data penunjang

lainnya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, survei

lapangan, pembuatan herbarium dan kajian pustaka.

Hasil penelitian teridentifikasi sebanyak 215 spesies dari 72 famili yang

terdiri dari tumbuhan pangan sebanyak 136 spesies dari 53 famili dan tumbuhan

obat sebanyak 156 spesies dari 62 famili. Sebanyak 77 spesies merupakan pangan

fungsional yakni tumbuhan yang berfungsi sebagai pangan juga obat. Sebagian

besar spesies tumbuhan pangan dan obat tersebut merupakan tumbuhan liar yang

juga berasal dari kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Famili

yang paling dominan ditemukan pada tumbuhan pangan ialah famili Fabaceae,

sementara tumbuhan obat berasal dari famili Asteraceae. Habitus tumbuhan

pangan dan obat didominasi oleh habitus herba. Buah merupakan bagian yang

paling banyak digunakan pada tumbuhan pangan, sementara itu daun merupakan

bagian yang lebih banyak digunakan pada tumbuhan obat. Tumbuhan pangan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan karbohidrat, protein, vitamin dan

mineral, bahan minum serta bumbu masakan sedangkan tumbuhan obat digunakan

untuk mengobati berbagai macam penyakit terutama kelompok penyakit sakit

kepala dan demam yang lebih banyak menyerang masyarakat. Padi (Oryza sativa)

merupakan sumber karbohidrat utama masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk

Manis. Sebagian besar tumbuhan pangan di desa ini diolah dengan cara direbus

sementara tumbuhan obat lebih banyak diolah dengan cara direbus dan ditumbuk.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tumbuhan pangan dan obat yang

diketahui dan digunakan oleh Suku Sasak di Desa Jeruk Manis cukup beragam,

sedangkan kearifan tradisional masyarakat dapat dilihat dari cara memperlakukan

padi dan sikap menghargai lingkungan.

Kata Kunci: Etnobotani, kearifan tradisional, Suku Sasak, pangan, obat.

Page 4: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

SUMMARY ARYA ARISMAYA METANANDA. Food and Medicinal Ethnobotany of Communities around Gunung Rinjani National Park (Case Study on Sasak Tribe in Jeruk Manis Village, Sikur Sub-District, East Lombok District, West Nusa Tenggara). Under Supervision of ERVIZAL A.M. ZUHUD and AGUS HIKMAT.

Traditional utilization of plants to meet the needs of food and medicine in communities around the forests has been going since a long time ago. However, nowadays the knowledge of traditional utilization of plants has not been widely documented. Documentation of plants utilization as food and medicine can be done with the study of ethnobotany. The objective of this research is to identify the diversity of food and medicinal plant species as well as the traditional wisdom of the community related to conservation efforts of food and medicinal plants.

This study was conducted in Jeruk Manis Village from March to April 2012. The data collected were the diversity of plant species for food and medicine, the traditional wisdom of Sasak Tribe community and other supporting informations. The method used in the data collection were interview, field observation, herbarium creation and literature review.

The study was able to identify 215 species from 72 families consisting of 136 species of food plants from 53 families and 156 species of medicinal plants from 62 families. As many as 77 spesies were identified as functional food, which means that they are functioning as food and also as medicine. Most of food and medicinal plants are wild plants that comes from forest around the Gunung Rinjani National Park (TNGR). The most dominant family found in food plants is the Fabaceae family, while in medicinal plants is the Asteraceae family. Herbs is the most dominant habitus of food and medicinal plants that were found. The fruit is the most used part in food plants, while the foliage is the most used part in medicinal plants. Food plants are utilized to meet the demand for carbohydrate, protein, vitamins and minerals, also for drink ingredients and food seasoning. Medicinal plants are utilized to cure several kind of diseases, such as headache and fever. Rice (Oryza sativa) is the main source of carbohydrate for Sasak Tribe community in Jeruk Manis Village. Most of food plants in this village are processed by boiled, while medicinal plants are processed by boiled and pounded.

The conclusion of this research is that food and medicinal plants that have been known and used by Sasak Tribe in Jeruk Manis Village is quite diverse, while the traditional wisdom of the community can be seen from how they treat rice and the attitude of respecting environment.

Keywords: Ethnobotany, traditional wisdom, Sasak Tribe, food, medicine.

Page 5: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Etnobotani Pangan

dan Obat Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada

Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur,

Nusa Tenggara Barat)” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan

bimbingan dosen pemimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, September 2012

Arya Arismaya Metananda

NIM E34080002

Page 6: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

Judul Skripsi

Nama

NIM

:

:

:

Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat Sekitar Taman

Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok

Timur, Nusa Tenggara Barat)

Arya Arismaya Metananda

E34080002

Menyetujui:

Mengetahui:

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS

NIP. 195809 15 198403 1 003

Tanggal Lulus:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Ir. H. Ervizal A.M. Zuhud, MS

NIP. 195906 18 198503 1 003

Pembimbing I I,

Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F

NIP. 196209 18 198903 1 002

Page 7: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul “Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat Sekitar Taman

Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat)” yang

dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. H. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Agus

Hikmat, M.Sc.F.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis sehingga kearifan tradisional dalam

hal pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat tidak hanya dapat dilihat pada

generasi saat ini namun juga terus membudaya sampai dengan generasi

selanjutnya, juga bermanfaat bagi upaya pelestarian keanekaragaman hayati

tumbuhan di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Bogor, September 2012

Penulis

Page 8: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumbawa Besar, NTB pada tanggal 23

November 1989 sebagai anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak Irawan Syarifuddin dan Ibu Iyam Irawan.

Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1995 di TK

Darmawanita, Taliwang, Kab. Sumbawa Barat dan lulus pada

tahun 1996, kemudian melanjutkan sekolah di SD Negeri 01

Kec. Alas Kab. Sumbawa. Tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 3 Sumbawa Besar dan SMA Negeri 1 Sumbawa Besar tahun 2005. Pada

tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB), Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus

Himakova dan anggota Kelompok Pemerhati Burung dan Kelompok Pemerhati

Mamalia Himakova periode 2009-2011 dan pernah menjadi Ketua Ekspedisi

Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Kerinci Seblat pada

tahun 2011. Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara

lain Eksplorasi Fauna, Flora dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar

Alam Gunung Burangrang, Jawa Barat (2010) dan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak, Jawa Barat (2011), SURILI di Taman Nasional Sebangau,

Kalimantan Tengah (2010) dan Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi (2011),

Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal dan

Taman Wisata Alam Pangandaran (2010), Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di

Hutan Pendidikan Gunung Walat (2011), serta Praktek Kerja Lapang Profesi

(PKLP) di Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (2012).

Dalam usaha memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

di Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyusun skripsi berjudul “Etnobotani

Pangan dan Obat Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi

Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten

Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat)” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H.

Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F.

Page 9: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil `aalamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas

segala nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam penulis

sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan

para sahabat serta para pengikutnya. Penulis menyadari bahwa terlaksananya

penelitian hingga penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk moril

maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F

selaku dosen pembimbing, atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan

ilmu, bimbingan dan nasehatnya.

2. Ir. Agus Budiono, M.Sc selaku Kepala Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani, KSBTU, kepala seksi, kepala resort dan seluruh jajaran staff Taman

Nasional Gunung Rinjani yang telah memberikan izin, fasilitas dan informasi

kepada penulis.

3. Dr. Ir. Muhdin, M.Sc.F selaku dosen penguji dan Dr. Ir. Jarwadi Budi

Hernowo, M.Sc selaku ketua sidang yang telah menguji dan memberi

masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen, staff dan pegawai di TPB juga di Fakultas Kehutanan,

khususnya Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang

telah mengajar, mendidikku dan membantuku selama berkuliah di IPB.

5. Nurhadi Muis, SH selaku Kepala Desa Jeruk Manis dan seluruh jajarannya

yang telah memberikan izin dan memberikan informasi tentang profil Desa

Jeruk Manis.

6. Kang Wasmat Cakradinata, Bapak Sahibudin, Mas Muhammad Faisyal MY,

Ama Mahlin dan semua jajaran Polhut/PEH yang tidak bisa disebutkan satu

persatu atas kesediaannya turut serta menemani selama kegiatan penelitian

serta mengajarkan arti hidup kepada penulis.

Page 10: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

7. Sahabat-sahabat terbaik Rifki Putra, Putra Wibowo Malau, Setiawan, Febri El

Bari, Septiani Dian Arimukti, Rizka Novia Setyaning Rahayu, Erlinda

Mutiara, Siti Rayhani, Siti Nurika, Lintang Prada Ken Padma Rinjani, Ajeng

Miranti yang selalu ada sebagai teman diskusi dan membantu mengoreksi

karya kecil ini.

8. Saudari Meyla Dona Paramita, Lighar Dwinda Prisbitari dan Mega Haditia

yang selalu bersedia membantu saya dikala memerlukan bantuan.

9. Keluarga besar KSHE 45 “Edelweiss” atas kebersamaan, kerjasama,

kekompakan, kebaikan, canda tawa dan kegilaan selama ini.

10. Teristimewa Ayahanda, ibunda, adikku tersayang Intan Pertiwi Kencana dan

seluruh keluarga besarku atas doa, kasih sayang dan segala dukungan yang

diberikan hingga skripsi ini selesai.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT,

Amin.

Bogor, September 2012

Arya Arismaya Metananda

NIM E34080002

Page 11: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL .................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnobotani ............................................................................. 4

2.2 Kearifan Tradisional .............................................................. 6

2.3 Pemanfaatan Tumbuhan ........................................................ 7

2.3.1 Tumbuhan pangan ....................................................... 8

2.3.2 Tumbuhan obat ............................................................ 13

2.4 Tri-Stimulus Amar Konservasi .............................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 16

3.2 Alat, Bahan dan Obyek Penelitian ......................................... 16

3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan ............................................... 17

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... 19

3.4.1 Wawancara .................................................................. 19

3.4.2 Survei lapangan ........................................................... 20

3.4.3 Pembuatan dan identifikasi contoh herbarium .............. 20

3.4.4 Kajian pustaka ............................................................. 21

3.5 Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................... 21

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ............... 25

4.1.1 Letak ........................................................................... 25

4.1.2 Topografi..................................................................... 25

4.1.3 Geologi, tanah dan hidrologi ........................................ 26

Page 12: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

ii

4.1.4 Iklim............................................................................ 26

4.1.5 Potensi flora dan fauna Resort Kembang Kuning ......... 27

4.2 Kondisi Desa Jeruk Manis .................................................... 28

4.2.1 Letak geografis dan luas .............................................. 28

4.2.2 Sosial ekonomi masyarakat .......................................... 28

4.2.3 Budaya masyarakat ...................................................... 30

4.2.4 Tata guna lahan ........................................................... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ....................................................... 33

5.1.1 Jenis kelamin ............................................................... 33

5.1.2 Kelompok umur........................................................... 35

5.1.3 Pendidikan ................................................................... 36

5.1.4 Pekerjaan ..................................................................... 38

5.2 Tumbuhan Pangan ................................................................. 40

5.2.1 Keanekaragaman spesies ............................................. 40

5.2.2 Keanekaragaman famili ............................................... 42

5.2.3 Keanekaragaman tipe habitat ....................................... 45

5.2.4 Bagian yang digunakan................................................ 47

5.2.5 Keanekaragaman habitus ............................................. 49

5.2.6 Sumber karbohidrat ..................................................... 50

5.2.7 Sumber protein ............................................................ 52

5.2.8 Sumber vitamin dan mineral ........................................ 54

5.2.9 Bahan minum .............................................................. 59

5.2.10 Bahan pelengkap/rempah/perasa ................................ 62

5.2.11 Cara pengolahan ........................................................ 63

5.2.12 Pola konsumsi pangan masyarakat ............................. 66

5.3 Tumbuhan Obat .................................................................... 69

5.3.1 Keanekaragaman spesies ............................................. 69

5.3.2 Keanekaragaman famili ............................................... 70

5.3.3 Keanekaragaman tipe habitat ....................................... 72

5.3.4 Kelompok penyakit ..................................................... 74

5.3.5 Bagian yang digunakan................................................ 78

Page 13: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

iii

5.3.6 Keanekaragaman habitus ............................................. 79

5.3.7 Bentuk ramuan ........................................................... 80

5.3.8 Cara pengolahan ......................................................... 82

5.3.8 Cara pemakaian .......................................................... 85

5.4 Kondisi Kesehatan Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk

Manis .................................................................................... 89

5.5 Kearifan Lokal Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis 91

5.4.1 Cara memperlakukan padi ........................................... 92

5.4.2 Sikap menghargai lingkungan ...................................... 94

5.6 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Pangan dan Obat

Potensial .............................................................................. 96

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ........................................................................... 101

6.2 Saran ..................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 102

LAMPIRAN .............................................................................................. 110

Page 14: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jenis data dan metode pengumpulan data...................................... 18

2. Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam

penyakit/penggunaannya................................................................ 22

3. Tata guna lahan berdasarkan luasnya............................................. 31

4. Jumlah spesies dan persentase bagian tumbuhan pangan yang

digunakan........................................................................................ 48

5. Jumlah spesies dan persentase tumbuhan pangan berdasarkan

habitusnya....................................................................................... 49

6. Pemenuhan kebutuhan karbohidrat selain padi (Oryza sativa)...... 50

7. Sumber protein masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis....... 53

8. Tumbuhan pangan buah yang digunakan oleh warga masyarakat

di Desa Jeruk Manis....................................................................... 54

9. Tumbuhan pangan sayur yang digunakan oleh warga masyarakat

di Desa Jeruk Manis....................................................................... 57

10. Spesies tumbuhan yang digunakan untuk bahan minuman

oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis.................................. 59

11. Bahan pelengkap/perasa yang digunakan oleh warga

masyarakat di Desa Jeruk Manis.................................................... 62

12. Bahan yang digunakan pada setiap menu masakan Suku Sasak

di Desa Jeruk Manis....................................................................... 64

13. Beberapa jenis olahan tumbuhan pangan di Desa Jeruk Manis...... 65

14. Kelompok penyakit dan spesies tumbuhan obatnya...................... 75

15. Jumlah spesies dan persentase bagian tumbuhan obat

yang digunakan............................................................................... 78

16. Jumlah spesies dan persentase tumbuhan obat berdasarkan

habitus............................................................................................. 79

17. Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya.. 81

18. Jumlah spesies tumbuhan obat dilihat dari cara pengolahannya.... 82

19. Jumlah spesies tumbuhan obat dilihat dari cara pemakaian........... 86

Page 15: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

v

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

Peta lokasi penelitian...........................................................................

Persentase responden berdasarkan jenis kelamin................................

Perempuan turut membantu laki-laki dalam meningkatkan

pendapatan keluarga............................................................................

Jumlah responden berdasarkan kelompok umur..................................

Seorang nenek menjual pakis yang diambilnya dari kawasan hutan

Resort Kembang Kuning, TNGR.......................................................

Komposisi tingkat pendidikan responden............................................

Komposisi pekerjaan atau mata pencaharian responden.....................

Pengetahuan dan penggunaan tumbuhan berdasarkan status

budidaya...............................................................................................

Jumlah tumbuhan yang diketahui dan dimanfaatkan sebagai bahan

pangan dan obat tradisional.................................................................

Jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan famili.........................

Sayur yang ditanam di pematang sawah..............................................

Sekur (Kaempferia galanga)...............................................................

Komposisi tumbuhan pangan berdasarkan tipe habitat.......................

Pengetahuan dan penggunaan tumbuhan pangan berdasarkan status

budidaya...............................................................................................

Tumbuhan liar: (a) Bebele (Centella asiatica); (b) umbe atau omba

(Piper umbellatum)..............................................................................

Spesies eksotik TNGR: terep ((Artocarpus elasticus).........................

Blincang: (a) Begonia isoptera; (b) Begonia grandis..........................

Spesies tumbuhan pangan hutan yang digunakan bagian daunnya.....

Pantek bale...........................................................................................

Durian (Durio zibethinus): buah dari hutan yang dijual dengan

sistem lolo............................................................................................

Warga masyarakat yang mengambil pakis..........................................

Spesies tumbuhan pangan yang jarang dikonsumsi.............................

Cara penggunaan tetandan ginantrum (Uncaria gambir)....................

Kayu sepang (Caesalpinia sappan).....................................................

Air enau atau air aren (Arenga pinnata)..............................................

Ceraken: tempat menyimpan bumbu masak........................................

16

33

34

35

36

37

39

40

41

42

43

44

45

46

47

47

48

49

51

55

57

58

60

60

61

63

Page 16: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

vi

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

Tungku masak di Desa Jeruk Manis....................................................

Salah satu contoh olahan sayuran: kla pedis........................................

Jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan famili..............................

Kesembung (Elephantopus scaber).....................................................

Spesies tumbuhan obat di hutan dari famili Euphorbiaceae................

Persentase tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat............................

Pengetahuan dan penggunaan tumbuhan obat berdasarkan status

budidaya...............................................................................................

Binahong (Anredera cordifolia)..........................................................

Kuyit (Curcuma domestica) yang diparut..........................................

Bubus: ramuan obat yang terbuat dari bahan dasar padi (Oryza

sativa)...................................................................................................

Para istri dilibatkan dalam kegiatan mencabut bibit padi (reas)..........

Diagram alir tri stimulus amar mewujudkan konservasi.....................

64

66

70

71

72

73

74

76

84

87

92

100

Page 17: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku

Sasak di Desa Jeruk Manis............................................................

109

2. Spesies tumbuhan pangan fungsional yang digunakan

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis................................

118

3. Tumbuhan pangan buah yang digunakan oleh warga masyarakat

di Desa Jeruk Manis.......................................................................

122

4. Tumbuhan pangan sayur yang digunakan oleh warga masyarakat

di Desa Jeruk Manis.......................................................................

124

5. Tumbuhan pangan pelengkap/perasa/bumbu yang digunakan

oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis.................................

127

6. Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak

di Desa Jeruk Manis.......................................................................

129

7. Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok

penyakit...........................................................................................

139

8. Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya.. 155

Page 18: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan tumbuhan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan

pangan dan obat-obatan oleh masyarakat sekitar hutan sudah berlangsung sejak

lama. Hanya saja, saat ini pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan secara

tradisional tersebut belum banyak terdokumentasikan. Kenyataan saat ini banyak

tumbuhan yang belum diketahui demikian juga pemanfaatan tradisionalnya oleh

masyarakat, kemudian hilangnya sumberdaya alam dan pengetahuan tradisional

yang begitu cepat sebelum dikaji serta rusak dan berubahnya lingkungan akibat

pengaruh budaya modern dan pembangunan yang terus berkembang, menjadi isu

penting bagi upaya pengkajian pemanfaatan tumbuhan.

Masalah lainnya adalah meningkatnya harga kebutuhan hidup khususnya

pangan dan biaya kesehatan, menuntut masyarakat untuk mandiri dalam

pemenuhan kebutuhannya. Pemanfaatan tumbuhan lokal sebagai sumber pangan

dan obat-obatan merupakan alternatif ke depan yang dapat dikembangkan.

Keanekaragaman tumbuhan pangan dapat menjadi solusi program diversifikasi

guna mencapai kedaulatan pangan sedangkan keanekaragaman tumbuhan obat

dapat menjadi alternatif pilihan untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Di

samping itu efek yang ditimbulkan dari penggunaan obat tradisional (jamu atau

herbal), lebih kecil dibandingkan penggunaan obat kimia buatan (modern).

Pendokumentasian mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan dan

obat-obatan ini dapat dilakukan dengan kajian etnobotani.

Oleh karena itu kajian etnobotani perlu dilakukan agar segala informasi

mengenai pemanfaatan tumbuhan dapat terhimpun untuk dapat memberi

kesadaran banyak pihak agar memelihara, menjaga keutuhan dan keberadaan

tumbuhan. Kajian etnobotani pangan dan obat ini dapat menjadi solusi bagi upaya

pencapaian kemandirian dan kedaulatan masyarakat khususnya masyarakat desa

yang tinggal di sekitar hutan.

Salah satu masyarakat desa di sekitar hutan yang menarik untuk dikaji

dalam upaya pencapaian kemandirian dan kedaulatan pangan dan obat adalah

Page 19: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

2

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis. Desa Jeruk Manis ini berbatasan

langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis atau pada umumnya Suku

Sasak di Pulau Lombok memandang hutan memiliki fungsi ekologi dan

konservasi yang dilihat dari keanekaragaman hayati yang tumbuh dan

berkembang di kawasan hutan, fungsi sosial budaya yakni hutan sebagai pusat

pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial budaya dan tempat peninggalan sejarah para

leluhur serta fungsi ekonomi yaitu hutan dilihat dari potensi non kayu yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti buah kemiri

(Aleurites moluccana), buah nangka (Artocarpus heterophyllus), buah kenari

(Canarium commune), pohon aren (Arenga pinnata), pakis (Diplazium

esculentum), cabe (Capsicum frutescens) dan lain sebagainya (BTNGR 2011). Hal

ini menunjukkan bahwa antara hutan dan kehidupan masyarakat Suku Sasak

memiliki hubungan yang erat.

Masyarakat Suku Sasak khususnya yang tinggal di Desa Jeruk Manis dalam

memanfaatkan sumberdaya hutan di atas tentu memiliki kearifan tersendiri atau

pengetahuan akan pemanfaatan sumberdaya tersebut. Salah satunya adalah

tumbuhan pangan dan tumbuhan obat. Namun demikian, saat ini data dan

informasi mengenai pengetahuan akan pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat

tersebut belum tersedia. Oleh karena itu penelitian pemanfaatan tumbuhan pangan

dan tumbuhan obat oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis perlu

dilakukan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi:

1. Keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan obat yang diketahui dan

digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

2. Kearifan tradisional masyarakat terkait dengan upaya konservasi tumbuhan

pangan dan obat

Page 20: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

3

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

(dokumentasi) tentang tumbuhan pangan dan tumbuhan obat yang diketahui dan

digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di sekitar Taman Nasional Gunung

Rinjani (TNGR) khususnya yang tinggal di Desa Jeruk Manis. Selain itu, data dan

informasi ini dapat berguna bagi pengembangan pemanfaatan pangan dan obat

berbasis kearifan tradisional masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis.

Page 21: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnobotani

Etnobotani berasal dari Bahasa Yunani yang tersusun atas kata ethnos dan

botany. Ethnos berarti bangsa dan botany yang berarti tumbuh-tumbuhan,

sehingga etnobotani dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari

hubungan langsung antara manusia dengan tumbuhan dalam pemanfaatan secara

tradisional. Istilah etnobotani pada awalnya diusulkan oleh Harsberger pada tahun

1893 dan didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan

secara tradisional oleh suku bangsa yang masih primitif atau terbelakang

(Soekarman & Riswan 1992).

Rifai dan Walujo (1992) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

etnobotani adalah ilmu yang mendalami hubungan budaya suatu masyarakat

dengan komunitas alam hayati di sekitarnya (khususnya tumbuhan). Dharmono

(2007) mendefinisikan etnobotani sebagai ilmu botani mengenai pemanfaatan

tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Etnobotani ini

merupakan ilmu yang kompleks karena tidak hanya melibatkan satu disiplin ilmu.

Banyak disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan dan

pendekatan etnobotani, misalnya linguistik, antropologi, sejarah, pertanian,

kedokteran, farmasi dan lingkungan (Suwahyono et al. 1992).

Menurut Purwanto (2000) ruang lingkup kajian etnobotani, di antaranya : 1)

etnoekologi, mempelajari sistem pengetahuan tradisional tentang fenologi

tumbuhan, adaptasi dan interaksi dengan organisme lainnya, pengaruh

pengelolaan tradisional terhadap lingkungan alam; 2) pertanian tradisional,

mempelajari sistem pengetahuan tradisional tentang varietas tanaman dan sistem

pertanian, pengaruh alam dan lingkungan pada seleksi tanaman serta sistem

pengelolaan sumberdaya tanaman; 3) etnobotani kognitif, studi tentang persepsi

tradisional terhadap keanekaragaman sumberdaya alam tumbuhan, melalui

analisis simbolik dalam ritual dan mitos serta konsekuensi ekologinya, organisasi

dari sistem pengetahuan melalui studi etnoksonomi; 4) budaya materi,

mempelajari sistem pengetahuan tradisional dan pemanfaatan tumbuhan serta

Page 22: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

5

produk tumbuhan dalam seni dan teknologi; 5) fitokimia tradisional, studi tentang

pengetahuan tradisional mengenai penggunaan berbagai spesies tumbuhan dan

kandungan bahan kimianya, contohnya insektisida lokal dan tumbuhan obat-

obatan; 6) paleobotani, studi tentang interaksi masa lalu antara populasi manusia

dengan tumbuhan yang mendasarkan pada interpretasi peninggalan arkeologi.

Disiplin ilmu lain yang terkait kajian etnobotani adalah ilmu taksonomi, ekologi

dan geografi tumbuhan, pertanian, kehutanan, sejarah, antropologi dan ilmu yang

lain (Soekarman & Riswan 1992).

Pengkajian etnobotani saat ini menjadi penting di tengah krisis dimensional

yang terjadi. Banyak di antara para ilmuan mengkaji aspek ini sebagai upaya

pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan nasional juga upaya konservasi mulai

dari keanekaragaman flora yang ada, juga kearifan tradisional yang mulai

menghilang. Dengan kajian etnobotani diharapkan dapat menggali potensi

tumbuhan berguna dan pola pemanfaatannya. Dengan diketahuinya pola

pemanfaatan tradisional terhadap tumbuhan oleh masyarakat diharapkan dapat

mengimbangi perkembangan teknologi yang pesat.

Bentuk pemanfaatan tumbuhan disetiap daerah di Indonesia sangat beragam.

Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan, potensi tumbuhan dan kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat tersebut. Misalnya, pada masyarakat Papua, tumbuhan

yang banyak dijadikan sumber pangan adalah ubi dan sagu (Somantri 2008).

Kemudian masyarakat Etnis Dani yang menempati Lembah Baliem, Jaya Wijaya,

di sekitar Wamena dan Karulu. Mereka menganggap bahwa hutan tidak hanya

sebagai hal yang magis religius, tetapi juga sebagai sumber yang menguntungkan

dan memberi hidup bagi mereka. Mereka menggunakan sumberdaya alam sebagai

bahan sandang, pangan, obat tradisional dan lain-lain (Purwanto & Walujo 1992).

Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat juga ditunjukkan oleh

masyarakat Suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tidak kurang

dari 25 spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit

rakyat seperti sakit batuk, diare, luka, cacingan, gatal karena jelateng, demam,

gatal, cacar, terkena gigitan kalajengking, malaria, mata merah, goaman, “keloh”,

disentri, sesak nafas dan terkena gigitan ular. Hal ini merupakan wujud bentuk

Page 23: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

6

kearifan lokal masyarakat Suku Sasak yang berada di Desa Senaru dalam

memanfaatkan tumbuhan (Riswan & Andayaningsih 2008).

Beragamnya bentuk pemanfaatan tumbuhan dari berbagai daerah dapat

menjadi kekayaan bagi kebudayaan Indonesia. Selain perbedaan dalam pola

pemanfaatan tumbuhan, juga memungkinkan masyarakat dapat memanfaatkan

tumbuhan yang sama dalam manfaat yang berbeda maupun tumbuhan berbeda

dengan manfaat yang sama.

Terdapat empat usaha utama yang berkaitan erat dengan etnobotani, yaitu:

1) pendokumentasian pengetahuan etnobotani tradisional; 2) penilaian kuantitatif

tentang pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber botani; 3) pendugaan

tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari tumbuhan, untuk keperluan sendiri

maupun untuk tujuan komersial; dan 4) proyek yang bermanfaat untuk

memaksimalkan nilai yang dapat diperoleh masyarakat lokal dari pengetahuan

ekologi dan sumber-sumber ekologi (Martin 1998).

Dokumentasi sebagai salah satu usaha utama dalam etnobotani merupakan

pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan. Dokumentasi tersebut dapat

berupa dokumen tertulis, rekaman foto, majalah, film dokumenter. Dalam hal

botani, dokumentasi juga dilakukan dengan cara pengumpulan spesimen

(herbarium).

2.2 Kearifan Tradisional

Kearifan tradisional adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan,

pemahaman atau wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun

perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis (Keraf 2002).

Pengetahuan tradisional adalah pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat lokal

secara turun temurun (Soekarman & Riswan 1992).

Pengetahuan merupakan kapasitas manusia untuk memahami dan

menginterpretasikan baik hasil pengamatan langsung maupun pengalaman

sehingga dapat digunakan untuk meramalkan ataupun sebagai dasar pertimbangan

dalam pengambilan keputusan (Kartikawati 2004). Bangsa Indonesia yang

tersebar dari Sabang hingga Merauke terdiri dari suku-suku mempunyai

kebudayaan dan adat istiadat masing-masing yang berkembang dan diwariskan

Page 24: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

7

secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kehidupan suku-

suku tersebut terutama yang mempunyai interaksi dekat dengan sumberdaya dan

lingkungannya secara turun-temurun pula mewarisi pola hidup tradisional yang

dijalani oleh leluhurnya. Pola hidup tradisional inilah yang kemudian membentuk

kearifan tradisional.

Kearifan tradisional menyangkut pengetahuan, pemahaman adat dan

kebiasaan tentang manusia, alam dan bagaimana hubungan di antara semua

penghuni komunitas ekologis harus dibangun. Berdasarkan hal tersebut di atas

Keraf (2002) menyebutkan bahwa :

1. Kearifan tradisional adalah milik komunitas bukan individu.

2. Kearifan tradisional yang juga berarti pengetahuan tradisional, lebih bersifat

praktis mencakup bagaimana memperlakukan setiap kehidupan di alam

dengan baik.

3. Kearifan tradisional lebih bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan

dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan segala relasinya di alam

semesta.

4. Berdasarkan kearifan tradisional masyarakat adat juga memahami semua

aktivitasnya sebagai aktivitas moral.

2.3 Pemanfaatan Tumbuhan

Pemanfaatan tumbuhan tradisional dilakukan secara turun temurun oleh

masyarakat adat, tradisional maupun masyarakat sekitar kawasan yang masih

menurunkan warisan kearifan tradisional leluhurnya. Pemanfaatan ini bukan

dipandang sebagai suatu yang misterius, melainkan sebagai sumber yang

menguntungkan dan memberi hidup bagi masyarakat.

Menurut Soekarman dan Riswan (1992), baru sekitar 3-4% tumbuhan

bermanfaat yang ada di Indonesia sudah dibudidayakan dan ditanam, sementara

sisanya masih tumbuh liar di hutan-hutan. Pemanfaatan tumbuhan oleh

masyarakat yang berasal dari hutan digunakan sebagai bahan sandang, bahan

noken (anyaman), bahan pewarna, bahan obat tradisional, upacara adat dan

kegiatan sosial, bahan pangan, bahan bangunan, bahan tali-temali, kayu bakar,

Page 25: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

8

bahan alat (tani, parang atau senjata) dan bahan lain-lain (Purwanto & Walujo

1992).

Menurut Zuhud et al. (2004), tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam

beberapa kelompok kegunaan di antaranya tumbuhan obat, tumbuhan aromatik,

tumbuhan pangan, tumbuhan penghasil warna, tumbuhan penghasil pestisida

nabati, tumbuhan hias, tumbuhan penghasil pakan ternak, tumbuhan untuk

keperluan ritual dan keagamaan, tumbuhan penghasil tali, anyaman, kerajinan,

tumbuhan penghasil kayu bakar, tumbuhan penghasil minuman dan tumbuhan

penghasil bahan bangunan. Selain beragamnya pemanfaatan (fungsi) tumbuhan di

atas, setiap bagian tumbuhan yang dimanfaatkan juga berbeda-beda, misalnya saja

bagian yang dimanfaatkan adalah buah, daun, umbi, akar, kulit, bunga, biji, getah,

batang dan sebagainya.

Berdasarkan habitus tumbuhan yang dimanfaatkan, tumbuhan juga

dikelompokkan dalam beberapa habitus. Habitus merupakan penampakan luar dan

sifat tumbuh suatu tumbuhan. Adapun habitus berbagai spesies tumbuhan menurut

Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut:

a) Pohon merupakan tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang

yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan tanah.

b) Perdu merupakan tumbuhan berkayu yang tidak terlalu besar dan bercabang

dekat dengan permukaan tanah atau di dalam tanah.

c) Semak merupakan tumbuhan berkayu yang mengelompok dengan anggota

yang sangat banyak membentuk rumpun, tumbuh pada permukaan tanah dan

tingginya dapat mencapai 1 m.

d) Herba merupakan tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair.

e) Liana merupakan tumbuhan berkayu, yang batangnya menjalar/memanjat

pada tumbuhan lain.

f) Epifit merupakan tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai

tempat hidupnya.

2.3.1 Tumbuhan pangan

Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Pangan

berasal dari bahan hewani dan nabati (tumbuh-tumbuhan). Menurut Kamus Besar

Page 26: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

9

Bahasa Indonesia bahan pangan nabati atau lebih dikenal tumbuhan pangan

adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun dan dapat

dimakan atau dikonsumsi oleh manusia (apabila dikonsumsi hewan disebut

pakan).

Produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di

suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu, produk tersebut

umumnya diolah dari bahan baku lokal menggunakan teknologi lokal dikenal

dengan sebutan pangan lokal. Proses pengadaan pangan lokal tersebut

berdasarkan pengetahuan lokal dan biasanya dikembangkan sesuai dengan

preferensi konsumen lokal pula. Biasanya produk lokal sering menggunakan nama

daerah seperti dodol garut dan talas bogor.

Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 menjelaskan pengertian

pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku

pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,

dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Menurut Depkes RI (1983)

pengertian tanaman pangan yaitu kelompok tanaman yang biasa dikonsumsi

sehari-hari oleh manusia, berupa sayuran dan buah-buahan, memiliki kandungan

nutrien, vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan manusia serta

merupakan komponen penting untuk diet sehat.

Tumbuhan pangan ada yang berasal dari tumbuhan rendah dan tumbuhan

tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat tinggi ini dapat diperoleh dari hasil hutan berupa

buah-buahan, dedaunan dan biji-bijian. Pada umumnya tumbuhan pangan berasal

dari kelompok buah-buahan, sayur-sayuran dan sereal (Sunarti et al. 2007) atau

mengandung karbohidrat, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan

(Purwadarminta 1988). Tumbuhan penghasil pangan dapat dikelompokkan

menjadi tiga (Moeljopawiro & Manwan 1992) yaitu:

a) Komoditas utama: padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), kedelai (Glycine

max), kacang tanah (Arachis hypogaea), kacang hijau (Phaseolus radiatus),

ubi kayu (Manihot utilissima) dan ubi jalar (Ipomoea batatas).

Page 27: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

10

b) Komoditas potensial: sorgum (Andropogon sorgum), kacang tunggak (Vigna

sinensis), kacang gude (Cajanus cajan), wijen (Sesamum orientale), talas

(Colocasia esculenta), ubi kelapa (Dioscorea alata) dan sagu (Metroxylon

spp.).

c) Komoditas introduksi: ganyong (Canna edulis), jawawut (Panicum viridae),

terigu (Triticum sativum) dan kara (Dolichos lablab).

Tumbuhan pangan di alam memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh

seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan sebagainya. Kandungan tersebut

dapat ditemukan pada spesies tumbuhan seperti kacang-kacangan, buah-buahan,

sayuran dan sereal (sumber karbohidrat) (Kartikawati 2004).

a. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan merupakan biji-bijian yang dapat diperoleh dari spesies

polong-polongan. Polong-polongan adalah anggota suku Fabaceae yang memiliki

polong/legum. Kacang-kacangan utama yang dapat dimakan termasuk ke dalam

anak suku Papilionoidae (anak suku terbesar dari Fabaceae) yang masih memiliki

450 marga dan 10000 spesies. Kacang-kacangan bermanfaat sebagai bahan

pangan yang kaya protein (Koswara 2010).

b. Buah-buahan

Buah-buahan merupakan komoditas yang besar dan beraneka ragam

(Kartikawati 2004). Buah dapat dimakan dalam keadaan segar, maupun yang telah

dikeringkan atau yang telah diolah. Buah-buahan umumnya dikonsumsi dalam

keadaan mentah (tidak dimasak, matang dari pohonnya). Buah-buahan

mengandung vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh (Dhalimarta & Adrian

2011) menyeimbangkan menu makanan, kaya protein, energi dan ada yang

mengandung lemak.

c. Sayuran

Sayuran merupakan komoditas tumbuhan yang mengandung air. Menurut

Kartikawati (2004), beberapa contoh sayuran yang biasanya ditanam di kebun dan

merupakan spesies tumbuhan hortikultura di antaranya selada (Lactuca sativa),

Page 28: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

11

katuk (Sauropus androgynus), berbagai spesies kobis, kol (Brassica oleraceae),

kangkung (Ipomea aqutica) dan spesies lainnya. Adapun sayuran yang digunakan

sebagai bumbu, yaitu bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium

sativum), daun bawang (Allium ampeloprasum), seledri (Apium graveolens).

Spesies tumbuhan yang fungsi sekundernya sebagai sayuran adalah daun pepaya

(Carica papaya), daun ubi jalar (Ipomea batatas), jagung muda (Zea mays) dan

daun singkong (Manihot utillisima).

d. Palem-paleman dan umbi-umbian

Palem-paleman dan umbi-umbian merupakan sumber karbohidrat terpenting

(Sunarti et al. 2007). Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia.

Beberapa spesies tumbuhan yang merupakan sumber karbohidrat di antaranya

adalah sagu (Metroxylon spp.), aren (Arenga pinnata) dan lain-lain yang

merupakan jenis palem berkarbohidrat, kemudian ubi jalar (Ipomea batatas),

singkong (Manihot utillisima) dan sebagainya yang merupakan umbi

berkarbohidrat.

2.3.1.1 Ketahanan Pangan

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan

menjelaskan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah

tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun

mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan merupakan konsep

yang multidimensional, yaitu adanya hubungan keterkaitan antara mata rantai

sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi.

Menurut Hariyadi (2010), aspek utama dalam ketahanan pangan terdiri dari

4 hal yaitu (1) aspek ketersediaan pangan (food availibity), (2) aspek stabilitas

ketersediaan/pasokan pangan (stability supplies) (3) aspek keterjangkauan (acces

supplies) dan (4) aspek konsumsi (food utilization). Faktor-faktor struktur sosial,

budaya, politik dan ekonomi sangat penting dalam menentukan ketahanan pangan.

Faktor-faktor tersebut di atas merupakan faktor determinan dasar (basic

determinan) bagi ketahaan pangan.

Page 29: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

12

Sumberdaya lokal termasuk di dalamnya pangan lokal erat kaitannya

dengan ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang dikembangkan berdasarkan

kekuatan sumberdaya lokal akan menciptakan kemandirian pangan yang

selanjutnya akan melahirkan individu yang sehat, aktif dan berdaya saing

sebagaimana indikator ketahanan pangan. Di samping itu, juga akan melahirkan

sistem pangan dengan pondasi yang kokoh (Hariyadi 2010).

2.3.1.2 Kedaulatan pangan

Kedaulatan pangan memiliki peran penting sebagai strategi untuk mencegah

krisis pangan. Membangun kedaulatan pangan dapat dilakukan melalui

peningkatan produksi pangan dan pengurangan konsumsi yang berlebihan dan

tidak perlu, disertai pembangunan pedesaan terpadu. Ketidakberhasilan dalam

penerapan strategi ketahanan pangan menjadi inspirasi munculnya strategi

alternatif, yaitu kemandirian dan kedaulatan pangan.

Kemandirian pangan dapat dilihat dari kemampuan suatu bangsa untuk

menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, bermutu baik,

dan aman yang berbasis pada pemanfaatan secara optimal sumber daya lokal.

Lima komponen dalam mewujudkan kemandirian pangan yaitu ketersediaan yang

cukup, stabilitas ketersediaan, keterjangkauan, mutu/keamanan pangan yang baik,

dan tidak ada ketergantungan pada pihak luar. Membangun kemandirian dan

kedaulatan pangan merupakan strategi untuk mencegah krisis pangan dan

mengentaskan masyarakat tani dari kemiskinan.

Membangun kemandirian dan kedaulatan pangan di Indonesia diarahkan

untuk: (1) mewujudkan kemandirian dan kedaulatan negara dan rakyat dalam

menentukan kebijakan produksi, distribusi dan konsumsi pangan berdasarkan

pemanfaatan sumber daya lokal, tanpa pengaruh pihak luar; (2) mengurangi

ketergantungan pada pangan impor; (3) memanfaatkan keragaman sumber daya

hayati untuk memproduksi berbagai komoditas pangan non beras;

(4) menciptakan lapangan kerja pada industri pertanian di perdesaan;

(5) membebaskan petani tanaman pangan dari perangkap kemiskinan sehingga

mampu menyongsong masa depan yang lebih sejahtera dan bermartabat (Swastika

2011).

Page 30: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

13

2.3.2 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat menurut Depkes RI sebagaimana yang tercantum dalam

Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 149/SK/Menkes/IV/1978 adalah sebagai

berikut:

a) Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat

tradisional atau jamu

b) Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan

baku obat (prokursor)

c) Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan

tersebut digunakan sebagai obat

Zuhud et al. (1994) menjelaskan bahwa tidak kurang dari 1260 spesies

tumbuhan yang sudah diketahui bermanfaat sebagai bahan baku obat-obatan.

Tumbuhan obat tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yakni:

1. Tumbuhan obat tradisional: spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya

memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan obat tradisional.

2. Tumbuhan obat modern: spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan

mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan

penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial: spesies tumbuhan yang diduga mengandung atau

memiliki khasiat obat tetapi belum dapat dibuktikan secara medis.

Tumbuhan obat sejak zaman dahulu memainkan peranan penting dalam

menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit. Oleh

karena itu penggunaan tumbuhan obat sebagai bahan baku obat tradisional masih

berakar kuat dalam kehidupan masyarakat saat ini. Semula, untuk kelangsungan

hidupnya, manusia menggantungkan semua keperluan pada alam sekitarnya,

termasuk untuk menjaga kesehatan (Pramesthi 2008). Sejalan dengan sejarah

perkembangan manusia, pengetahuan tentang penyakit dan pengalaman tentang

pengobatan penyakit, semakin lama semakin banyak ragamnya, sesuai dengan

budaya, kemampuan bangsa, lingkungan, serta ragam flora dan fauna yang ada.

Pengolahan tumbuhan obat sebelum dikonsumsi, dapat berbagai macam

cara. Mulai dari daun atau bunga yang direbus, sari yang diperas dari daun dan

tapal yang dapat diperoleh dari akar atau kulit kayu atau juga bahan simplisia

Page 31: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

14

yakni bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami

proses apapun kecuali dikeringkan (Depkes RI 1980). Pengetahuan tentang

pemanfaatan tumbuhan obat ini merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan

pengalaman, yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi terdahulu

kepada generasi berikutnya termasuk generasi saat ini.

Rostiana et al. (1992) menambahkan bahwa di antara jenis-jenis simplisia

yang dominan penggunaannya, selama kurun waktu lima tahun (1985-1990)

terdapat enam spesies yang sudah memasyarakat pembudidayaannya yaitu

temulawak, jahe, lengkuas, kencur dan kunyit dari famili zingiberaceae serta ada

dari famili umbelliferae.

Setiap suku di Indonesia memiliki pengetahuan yang berbeda-beda tentang

pengobatan tradisional, termasuk pengetahuan mengenai tumbuhan obat. Hal ini

bisa dilihat dari perbedaan ramuan untuk mengobati penyakit yang sama. Semakin

beragam ramuan yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu, maka

peluang menyembuhkan suatu penyakit pun menjadi semakin besar. Hal ini

karena suatu ramuan belum tentu cocok untuk semua orang.

Berdasarkan intensitas pemanfaatannya, Aliadi dan Roemantyo (1994)

membagi masyarakat pemanfaat tumbuhan obat menjadi tiga kelompok, yaitu:

a) Kelompok masyarakat asli yang hanya menggunakan pengobatan tradisional,

umumnya tinggal di pedesaan atau daerah terpencil yang tidak memiliki

sarana dan prasarana kesehatan

b) Kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional dalam

skala keluarga, yang umumnya tinggal di daerah pedesaan dengan sarana dan

prasarana kesehatan terbatas

c) Kelompok industriawan obat tradisional

2.4 Tri-Stimulus Amar Pro-Konservasi

Konsep Tri-Stimulus Amar Konservasi digunakan sebagai alternatif

pengelolaan lingkungan hidup yang efektif demi terwujudnya keberlanjutan

sumberdaya alam hayati dan kesejahteraan masyarakat (Zuhud 2007). Tiga

komponen stimulus yang mendorong terwujudnya konservasi yaitu stimulus

Page 32: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

15

“alamiah”, “manfaat” dan “religius-rela” yang merupakan kristalisasi dari nilai-

nilai: “kebenaran”, “kepentingan”, dan “kebaikan”.

Stimulus alamiah dapat diartikan sebagai nilai-nilai kebenaran dari alam,

kebutuhan keberlanjutan sumberdaya alam hayati sesuai dengan karakter

bioekologinya. Stimulus manfaat mengandung nilai-nilai kepentingan untuk

manusia di dalamnya, seperti memperoleh manfaat ekonomi, manfaat obat,

manfaat biologis atau ekologis dan manfaat lainnya. Stimulus religius-rela

mengandung nilai-nilai kebaikan yang di dalamnya mengharap ganjaran dari Sang

Pencipta Alam, nilai spiritual, nilai agama yang universal, pahala, kebahagiaan,

kearifan budaya/tradisional, kepuasan batin dan lainnya.

Tri-Stimulus Amar Konservasi pada awalnya diharapkan menimbulkan 3

sikap konservasi yakni: 1) Cognitive (persepsi, pengetahuan, pengalaman,

pandangan dan keyakinan), 2) Affective (emosi, senang, benci, dendam, sayang,

cinta, dan lain-lain), 3) Overt actions (kecenderungan bertindak). Ketiga sikap

konservasi tersebut, masing-masing diharapkan mengarah pada sikap yang positif

dan akhirnya menuju perilaku pro konservasi, hingga pada akhirnya konservasi

dapat terwujud di dunia nyata karena banyaknya partisipasi dan sikap pro

konservasi dari masyarakat ataupun instansi yang terkait dengan pengelolaan

lingkungan dan sumberdaya alam hayati.

Page 33: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur,

Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berbatasan langsung

dengan Resort Kembang Kuning, Taman Nasional Gunung Rinjani. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Lokasi penelitian dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian.

3.2 Alat, Bahan dan Obyek Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a) Perlengkapan wawancara: pulpen, tape recorder, buku saku dan tally sheet

b) Perlengkapan untuk pembuatan herbarium (spesimen): alkohol 70%, benang,

gunting, kantong plastik (trash bag bening), kertas karton, koran, label dan

sprayer

Desa Jeruk Manis

Page 34: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

17

c) Kamera untuk pendokumentasian

d) Dokumen atau pustaka yang terkait dengan penelitian

e) Buku identifikasi tumbuhan: Kitab Tumbuhan Obat Nusantara, Tumbuhan

Obat dan Khasiatnya, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Khasiat Buah dan

Sayur serta beberapa buku lainnya

Objek penelitian adalah spesies tumbuhan pangan dan obat yang diketahui dan

digunakan oleh masyarakat serta kearifan tradisional masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis.

3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan

Data dan informasi yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh langsung

dari informan/responden. Data dan informasi tersebut meliputi:

a) Karakteristik responden mencakup jenis kelamin, kelompok umur, pendidikan

dan pekerjaan

b) Etnobotani pangan dan obat masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung

Rinjani (TNGR) yakni masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

Terhadap tumbuhan pangan, variabel yang dikaji meliputi

keanekaragaman spesies tumbuhan pangan yang diketahui dan digunakan,

keanekaragaman famili, tipe habitat, status budidaya, bagian yang digunakan,

habitus, cara pengolahan dan pola konsumsi pangan oleh masyarakat.

Adapun kajian tumbuhan obat, variabel yang dikaji meliputi

keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan,

keanekaragaman famili, tipe habitat, status budidaya, kelompok penyakit,

bagian yang digunakan, habitus, bentuk ramuan, cara pengolahan dan cara

pemakaian.

Kajian etnobotani pangan dan obat ini juga mengambil data tentang

kondisi kesehatan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis serta kearifan

tradisional mencakup tradisi-tradisi (upacara/ritual tertentu/kearifan lainnya)

yang menunjang upaya konservasi tumbuhan pangan dan obat.

c) Data dan informasi lainnya adalah kondisi umum lokasi penelitian. Data ini

didapat dari pustaka yang dipelajari dari beberapa dokumen yang mencakup

kondisi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan kondisi Desa Jeruk

Page 35: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

18

Manis. Adapun jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis data dan metode pengumpulan data

No. Jenis data Aspek yang dikaji (data) Sumber data Metode

1 Kondisi

umum lokasi

penelitian

1. Kondisi TNGR

a. Letak

b. Topografi

c. Geologi dan vulkanologi

d. Tanah

e. Iklim

f. Potensi Resort Kembang

Kuning 2. Kondisi Desa Jeruk Manis

a. Letak geografis dan luas

b. Sosial ekonomi masyarakat

c. Budaya masyarakat

d. Tata guna lahan

Balai TNGR,

Kantor Desa

Jeruk Manis

Kajian pustaka,

wawancara

2 Karakteristik

responden

1. Jenis kelamin

2. Kelompok umur

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

Warga

masyarakat

Suku Sasak

di Desa Jeruk

Manis

Wawancara

3

Etnobotani pangan dan

obat

1. Tumbuhan pangan a. Keanekaragaman spesies

tumbuhan pangan

b. Famili

c. Tipe habitat

d. Status budidaya

e. Bagian yang digunakan

f. Habitus

g. Cara pengolahan

h. Pola konsumsi pangan

2. Tumbuhan obat

a. Keanekaragaman spesies tumbuhan obat

b. Famili

c. Tipe habitat

d. Status budidaya

e. Kelompok penyakit

f. Bagian yang digunakan

g. Habitus

h. Bentuk ramuan

i. Cara pengolahan

j. Cara pemakaian

3. Kondisi kesehatan masyarakat

4. Kearifan tradisional yang mendukung upaya konservasi

tumbuhan pangan dan obat

5. Sintesis pengembangan

tumbuhan pangan dan obat

potensial

Warga masyarakat

Suku Sasakdi

Desa Jeruk

Manis,

Pengelola

TNGR, literatur

Wawancara survei

lapangan,

pembuatan

herbarium,

kajian pustaka

Page 36: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

19

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Wawancara

Menurut Salerno et al. (2005) wawancara adalah teknik pengumpulan data

yang digunakan untuk mendapatkan keterangan lisan melalui percakapan dengan

orang atau responden tentang topik penelitian. Wawancara dilakukan terhadap

responden terpilih sebanyak minimal 30 orang (Sevilla 1993). Wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan dengan teknik semi terstruktur.

Penerapan teknik wawancara ini dengan memberikan pilihan jawaban pada

beberapa pertanyaan namun juga ada pertanyaan yang tidak disediakan pilihan

jawaban sehingga dapat terlihat keragaman pendapat dalam menjawab setiap

pertanyaan atau diharap responden menjawab sesuai pengetahuan mereka

(Mardalis 2004).

Responden dipilih berdasarkan kombinasi teknik purposive sampling dan

snowball. Metode purposive sampling merupakan salah satu teknik dalam

penentuan sampel (responden) yang didasarkan atas pertimbangan/kriteria tertentu

dari sumber yang dianggap atau diketahui memanfaatkan tumbuhan pangan dan

obat.

Kriteria yang digunakan dalam penentuan responden adalah 1) responden

yang mengetahui dan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan

tumbuhan pangan dan obat misalnya dukun, petani, tokoh masyarakat dan lain-

lain, 2) responden yang menggunakan tumbuhan pangan dan tumbuhan obat, 3)

responden yang mengoleksi tumbuhan pangan dan obat, serta 4) responden yang

menjual atau mengusahakan tumbuhan pangan dan obat. Adapun metode

snowball merupakan metode yang penerapannya dimulai dari informen kunci (key

informan) yang kemudian dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang adanya

individu lain yang dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Penentuan responden dimulai dari tokoh masyarakat seperti kepala desa atau

dukun yang dianggap mengetahui banyak informasi tentang tumbuhan (key

informan) (Abu & Rabia 2005). Dari keterangan responden tersebut dikumpulkan

calon responden lain sesuai kriteria sebagai persyaratan responden (Nasution

2003). Mereka yang memenuhi salah satu kriteria di atas yang kemudian dipilih

Page 37: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

20

sebagai responden. Menurut Sugiyono (2006) teknik penentuan sampel

(responden) dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Data wawancara dari setiap spesies tumbuhan yang digunakan adalah

biodata responden, spesies tumbuhan pangan dan tumbuhan obat yang digunakan,

nama lokal, kegunaan, tipe habitat, status budidaya, habitus, bagian yang

digunakan, cara pengolahan serta cara meramunya. Data lainnya adalah bentuk

ramuan tumbuhan obat dan cara pemakaiannya.

3.4.2 Survei lapangan

Survei lapangan bertujuan untuk memverifikasi spesies-spesies tumbuhan

pangan dan tumbuhan obat yang diperoleh dari hasil wawancara dengan warga

masyarakat serta membuat dokumentasi termasuk sampel (herbarium) (Abu &

Rabia 2005).

3.4.3 Pembuatan dan identifikasi contoh herbarium

Herbarium merupakan salah satu cara mengawetkan bagian (baik daun,

bunga, ranting, kuncup, buah atau bagian lainnya) dari satu spesies tumbuhan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies tertentu yang belum

dikenali/diketahui atau untuk keperluan pengembangan pengetahuan mengenai

spesies tumbuhan tersebut.

Adapun tahapan pembuatan herbarium adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan contoh bagian tumbuhan seperti ranting, daun, bunga, biji, buah

untuk dijadikan herbarium

2. Spesimen tumbuhan yang dijadikan herbarium dipotong dengan panjang

sekitar 40 cm

3. Spesimen herbarium tumbuhan diberi label gantung berukuran 3x5 cm. Label

gantung berisi nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan

spesimen, nama lokal spesimen dan lokasi pengambilan spesimen

4. Spesimen herbarium kemudian dirapikan dan dimasukkan ke dalam lipatan

kertas koran

5. Lipatan kertas koran yang berisi spesimen ditumpuk menjadi satu dan

dimasukkan dalam trash bag bening

Page 38: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

21

6. Tumpukan spesimen disiram dengan alkohol 70% hingga seluruh bagian

tersiram merata, kemudian trash bag ditutup rapat agar alkohol tidak menguap

7. Setelah sampai di tempat koleksi herbarium, tumpukan herbarium dipres dalam

sasak, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 700C selama 3 hari

8. Setelah kering, herbarium kemudian diidentifikasi nama ilmiahnya

3.4.4 Kajian pustaka

Selain dari data yang dikumpulkan di atas, juga dilakukan kajian pustaka.

Pustaka ini bersumber dari buku, jurnal, artikel, laporan atau data lainnya yang

sudah ada berhubungan dengan kondisi umum lokasi penelitian di TNGR dan

masyarakat sekitar taman nasional.

3.5 Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif

deskriptif dan tabulatif. Berikut rumusan penghitungan persentase famili, status

budidaya, bagian yang digunakan dan habitus tumbuhan pangan dan obat:

a. Persen famili

Persentase famili tertentu= ∑ spesies famili tertentu

∑ spesies semua famili ×100%

b. Persen status budidaya

Persentase status budidaya merupakan bentuk analisis terhadap tumbuhan

pada saat ditemukan. Artinya spesies tersebut merupakan hasil budidaya,

tumbuhan liar atau semi budidaya (sebagian sudah mulai ada yang dibudidayakan,

namun masih ada yang liar).

Persentase status budidaya= ∑ spesies budidaya

∑ total spesies ×100%

c. Persen bagian yang digunakan

Persen bag. yang digunakan =∑ bagian tertentu yang digunakan

∑ total spesies × 100%

Page 39: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

22

d. Persen habitus

Persentase habitus tertentu = ∑ spesies habitus tertentu

∑ total spesies × 100%

e. Pembagian penggunaan tumbuhan pangan

Pembagian ini didasarkan atas kegunaan atau kandungan yang terdapat di

dalam tumbuhan, di antaranya karbohidrat, protein (kacang-kacangan), vitamin

dan mineral (buah dan sayur-sayuran), bahan minum, bahan pelengkap (rempah-

rempah/penyedap rasa).

f. Pembagian penggunaan tumbuhan obat

Pengklasifikasian data dilakukan terhadap keragaman kelompok

penyakit/penggunaan tumbuhan obat dengan cara melakukan penyaringan

(screening) terhadap khasiat masing-masing spesies tumbuhan obat berdasarkan

kelompok penyakit/penggunaannya. Menurut Oktaviana (2008) pembagian

berdasarkan kelompok penyakit/penggunaannya tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam

penyakit/penggunaannya

No. Kelompok

Penyakit/Penggunaan

Macam Penyakit/Penggunaan

1 Gangguan Peredaran Darah

Darah kotor, kanker darah, kurang darah, pembersih darah, penasak, dan penyakit lainnya yang berhubungan

dengan darah

2

Keluarga Berencana

(KB)

Keluarga berencana (KB), membatasi kelahiran,

menjarangi kehamilan, pencegah kehamilan, dan

penggunaan lainnya yang berhubungan dengan KB

3 Penawar Racun Digigit lipan, digigit serangga, keracunan jengkol, keracunan makanan, penawar racun, dan penggunaan

lainnya yang berhubungan dengan keracunan

4 Pengobatan Luka Luka, luka bakar, luka baru, luka memar, luka bernanah,

infeksi luka, dan penggunaan lainnya yang berhubungan

dengan luka

5 Penyakit Diabetes Kencing manis (diabetes), menurunkan kadar gula darah,

sakit gula, dan penyakit lainnya yang berhubungan

dengan penyakit diabetes

6 Penyakit Gangguan Urat

Syaraf

Lemah urat syaraf, susah tidur (insomnia), dan

penggunaan lainnya yang berhubungan dengan gangguan

urat syaraf .7 Penyakit Gigi Gigi rusak, penguat gigi, sakit gigi, dan penggunaan

lainnya yang berhubungan dengan gigi

Page 40: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

23

Tabel 2 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam

penyakit/penggunaannya (lanjutan)

No. Kelompok

Penyakit/Penggunaan

Macam Penyakit/Penggunaan

8 Penyakit Ginjal Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, batu ginjal, kencing batu,

dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan ginjal

9 Penyakit Jantung Sakit jantung, stroke, jantung berdebar-debar, tekanan

darah tinggi (hipertensi), tekanan darah tinggi, dan

penggunaan lainnya yang berhubungan dengan jantung.

10 Penyakit Kanker/Tumor Kanker rahim, kanker payudara, tumor rahim, tumor

payudara, dan penggunaan lainnya yang berhubungan

dengan tumor dan kanker.

11 Penyakit Kelamin Beser mani (spermatorea), gatal di sekitar alat kelamin,

impoten, infeksi kelamin, kencing nanah, lemah syahwat (psikoneurosis), rajasinga/sifilis, sakit kelamin, dan

penggunaan lainnya yang berhubungan dengan kelamin

12 Penyakit Khusus Wanita Keputihan, terlambat haid, haid terlalu banyak, tidak

datang haid, dan penggunaan lainnya

13 Penyakit Kulit Koreng, bisul, panu, kadas, kurap, eksim, cacar, campak,

borok, gatal, bengkak, luka bernanah, kudis, kutu air, dan

penggunaan lainnya yang berhubungan dengan kulit.

14 Penyakit Kuning Liver, sakit kuning, heoatitis, penyakit hati, hati bengkak,

dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan

penyakit kuning.

15 Penyakit Malaria Malaria, demam malaria, dan penggunaan lainnya yang

berhubungan dengan penyakit malaria. 16 Penyakit Mata Radang mata, sakit mata, trakoma, rabun senja, dan

penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit

mata

17 Penyakit Mulut Gusi bengkak, gusi berdarah, mulut bau dan mengelupas,

sariawan, dan penggunaan lainnya yang berhubungan

dengan penyakit mulut

18

Penyakit Otot dan

Persendian

Asam urat, bengkak kelenjar, kejang perut, kejang-kejang,

keseleo, nyeri otot, rematik, sakit otot, sakit persendian,

sakit pinggang, terkilir, dan penggunaan lainnya yang

berhubungan dengan otot dan persendian.

19 Penyakit telinga Congek, radang anak telinga, radang telinga, radang telinga tengah (otitis media), sakit telinga, telinga berair,

telinga berdenging, telinga merasa gatal, dan penggunaan

lainnya yang berhubungan dengan telinga.

20 Penyakit Tulang Patah tulang, sakit tulang, dan penggunaan lainnya yang

berhubungan dengan tulang.

21 Penyakit Saluran

Pembuangan

Ambeien, gangguan prostat, kencing darah, keringat

malam, peluruh kencing, peluruh keringat, sakit saluran

kemih, sembelit, susah kencing, wasir, wasir berdarah,

dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan

penyakit saluran pembuangan.

22

Penyakit Saluran

Pencernaan

Maag, kembung, masuk angin, sakit perut, cacingan,

mules, murus, peluruh kentut, karminatif, muntah, diare, mencret,

disentri, sakit usus, kolera, muntaber, berak darah, berak

lendir, usus buntu, dan penggunaan lainnya yang

berhubungan dengan saluran pencernaan.

23 Pernafasan/THT Asma, batuk, flu, influensa, pilek, pilek, sesak nafas, Sakit

tenggorokan, TBC, TBC paru, dan penggunaan lainnya

yang berhubungan dengan saluran pernafasan/THT.

Page 41: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

24

Tabel 2 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam

penyakit/penggunaannya (lanjutan)

No. Kelompok

Penyakit/Penggunaan

Macam Penyakit/Penggunaan

24 Perawatan Kehamilan

dan Persalinan

Keguguran, perawatan sebelum/sesudah

melahirkan/persalinan, uterine tonic, penyubur

kandungan, susu bengkak, ASI, dan penggunaan lainnya

yang berhubungan dengan kehamilan dan melahirkan

25 Perawatan Organ Tubuh

Wanita

Kegemukan, memperbesar payudara, mengencangkan

vagina, pelangsing, peluruh lemak, dan penggunaan

lainnya yang berhubungan dengan perawatan organ tubuh

wanita.

26 Perawatan Rambut,

Muka, Kulit

Penyubur rambut, penghalus kulit, menghilangkan

ketombe, perawatan muka, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan rambut, muka dan kulit.

27

Sakit Kepala dan Demam

Sakit kepala, pusing, pening, demam, demam pada anak-

anak, demam pada orang dewasa, demam menggigil,

penurun panas, dan penggunaan lainnya yang

berhubungan dengan sakit kepala dan demam.

28 Tonikum Obat kuat, tonik, tonikum, penambah nafsu makan,

kurang nafsu makan, meningkatkan enzim pencernaan,

patah selera, astringen/pengelat, dan penggunaan lainnya

yang berhubungan dengan tonikum.

29 Lain-lain Limpa bengkak, beri-beri, sakit kuku, sakit sabun, obat

tidur, obat gosok, penenang, dan penggunaan lainnya

yang tidak tercantum di atas

Sumber: Oktaviana (2008)

Page 42: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR)

Buklet tentang Sekilas Taman Nasional Gunung Rinjani 2011 menjelaskan

gambaran Taman Nasional Gunung Rinjani berikut ini.

4.1.1 Letak

Secara geografis TNGR terletak antara 116°21’30”-116º34’15” bujur timur

dan 8°18’18”-8º32’19” lintang selatan. Secara administratif TNGR berada di tiga

kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan

Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

4.1.2 Topografi

Kawasan TNGR merupakan daerah yang bergunung-gunung dengan

ketinggian beranekaragam antara 500 m dpl sampai 3.726 m dpl sedangkan

kelerengannya mulai sedang (0-< 25%), curam (25-40%), dan sangat curam

(> 40%). Luas masing-masing kelas lereng tersebut berturut-turut adalah 16.678

Ha, 15.882 Ha dan 7.645 Ha. Daerah yang relatif landai terdapat di bagian selatan

dan timur laut, terletak pada ketinggian 1.800-2.000 m dpl yaitu kaki Gunung

Rinjani. Puncak tertinggi terdapat di Gunung Rinjani (3.726 m dpl).

Gunung-gunung lain yang berdekatan letaknya dengan Gunung Rinjani

adalah Gunung Baru (2.376 m dpl), Gunung Sangkareang (2.914 m dpl), Gunung

Buang Mangge (2.895 m dpl), Gunung Kondo dan Gunung Manuk. Di antara

gunung-gunung tersebut dipisahkan oleh lembah yang luas dan jurang yang dalam

dengan kelerengan yang terjal dan berbatu. Di lembah sebelah barat Gunung

Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.100 m dpl) yang airnya berbau belerang

dengan suhu yang berbeda satu tempat dengan tempat lainnya, mulai dari dingin,

sedang, hangat sampai panas. Gunung Baru mempunyai keistimewaan tersendiri

karena gunung tersebut seakan-akan muncul dari tengah-tengah Danau Segara

Anak.

Page 43: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

26

4.1.3 Geologi, tanah dan hidrologi

Dilihat dari sebaran geologi kawasan komplek hutan Gunung Rinjani lebih

didominasi oleh bahan vulkanis dengan klasifikasi tanah pembentuk yang

dominan yaitu andosol okrik dengan bahan induk abu dan pasir volkan (pada

bagian utara dan selatan) kemudian regosol eutrik dan litosol dengan bahan induk

abu dan pasir volkan (sekitar Danau Segara Anak dan Gunung Baru), andosol

okrik (abu dan pasir volkan sebagai bahan induk) di bagian selatan dan timur laut

batas kawasan taman nasional serta tanah litosol dan mediteran morik di bagian

barat daya dan tenggara batas kawasan.

Berdasarkan peta tanah tinjau tahun 1976 disajikan bahwa jenis tanah yang

ada di Pulau Lombok terdiri dari 26 jenis yang dikelompokkan menjadi 6

kelompok yaitu tanah aluvial, tanah regosol, tanah gromosol, tanah mediterant,

tanah litosol dan tanah branforest. Secara ekologis komposisi vegetasi pada

kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan hutan di sekitarnya mempunyai

arti yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan tata air di Pulau Lombok,

hal ini dimungkinkan karena hutan Gunung Rinjani mencakup wilayah yang

sangat luas dan merupakan daerah resapan air bagi wilayah-wilayah di sekitarnya,

tercatat lebih dari 85 mata air berasal dari Gunung Rinjani yang ditandai dengan

adanya pengelolaan daerah aliran sungai. terdapat 10 lokasi daerah aliran sungai

dan 5 lokasi sub daerah aliran sungai.

Beberapa lokasi DAS dengan sumber air utama dari Gunung Rinjani yaitu :

DAS Lekok Amor-amor, DAS Lekok Perla, DAS Lekok Putih, DAS Jurit, DAS

Gerengengan, DAS Lekok Kangan, DAS Terutuk, DAS Lekok Reak, DAS

Monongge, serta Sub DAS Kokoq Belek, Sub DAS Segara Anak, Sub DAS

Lenek (DAS Dodokan), Sub DAS Jaga dan Sub DAS Teratak (DAS Dodokan).

4.1.4 Iklim

Secara umum daerah kawasan TNGR mempunyai iklim tropis. Curah hujan

berkisar antara 1.750-2.000 mm di bagian barat laut, utara, timur laut dan tenggara

kawasan serta di bagian utara hingga barat daya Danau Segara Anak dengan curah

hujan berkisar antara 2.000-2.500 mm dan sebagian kecil dengan curah hujan

1.500-1.750 mm. Curah hujan tersebut bervariasi menurut ketinggian dan letak

Page 44: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

27

geografis. Kecenderungannya adalah semakin tinggi letak dari permukaan laut

maka semakin besar curah hujannya dan daerah pantai utara serta timur relatif

lebih kering dibanding daerah pantai barat dan selatan. Perbedaan curah hujan

antara satu tempat dengan tempat lainnya bisa sangat tinggi, yaitu dari 700 mm di

daerah timur yang paling kering sampai melebihi 3.500 mm di daerah sekitar

Gunung Rinjani.

Menurut Schmidt dan Ferguson, TNGR termasuk tipe iklim C dan D di

sebelah barat dan tenggara dan tipe iklim E di sebelah timur laut, sedangkan

menurut Oldeman TNGR ini termasuk tipe iklim D3 dan D4. D3 dengan 3-4

bulan basah, 4-6 bulan kering untuk di sebelah barat daya, tipe iklim D4 dengan

3-4 bulan basah dan 6 bulan kering terjadi di bagian utara dan timur. Musim hujan

biasanya terjadi antara bulan November sampai Maret (musim muson barat laut).

Jika tiap kenaikan 100 m diikuti dengan penurunan suhu terbesar 0,5ºC, maka

temperatur di puncak Gunung Rinjani berkisar 1°-11º C terutama jika musim

kemarau dan bertiup angin yang kencang.

4.1.5 Potensi flora dan fauna Resort Kembang Kuning

Potensi Resort Kembang Kuning, TNGR sangat kaya akan keanekaragaman

hayati flora dan fauna. Beberapa spesies flora yang ditemukan di kawasan TNGR

Resort Kembang Kuning mulai tingkat semai sampai tingkat pohon yaitu lemokek

(Ficus fistulosa), iluh-iluh (Saurauia pendula), jukut (Eugenia claviflora),

kekosok (Ardisia javanica), rerangkong (Dichroa febrifuga), jelateng (Laporstea

stimulans), sesonggak (Melastoma malabaricum), lelopok (Beilshmiedia sp.),

dedurenan (Neonauclea calycina), bajur (Pterosperum javanicum), cemara

(Casuarina equisetifolia) dan beringin (Ficus benjamina).

Adapun fauna yang ditemukan di Resort Kembang Kuning, beberapa di

antaranya adalah rusa timur (Rusa timorensis floresiensis), kijang (Muntiacus

muntjak), babi hutan (Sus scrofa), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),

lutung (Tracyphitecus auratus cristatus), musang rinjani (Paradoxurus

hermaphroditus rhindjanicus), leleko/congkok (Felis bengalensis javanensis),

landak (Hystrix javanica) serta jenis burung seperti koakiau (Philemon buceroides

neglectus) dan kacamata wallacea (Zosterops wallacea).

Page 45: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

28

4.2 Kondisi Desa Jeruk Manis

Selayang Pandang Desa Jeruk Manis 2011 menjelaskan gambaran Desa

Jeruk Manis berikut ini.

4.2.1 Letak geografis dan luas

Secara administratif Desa Jeruk Manis berada di Kecamatan Sikur,

Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa ini memiliki luas wilayah

256,66 Ha. Desa Jeruk Manis terbagi dalam 4 dusun yaitu Kebun Baru, Barang

Panas, Gawah Buak dan Erat Tangge Mayung.

Desa Jeruk Manis ditetapkan sebagai desa persiapan sejak 10 November

2010 dan baru definitif sejak tanggal 9 November 2011. Desa Jeruk Manis

merupakan pemekaran dari Desa Kembang Kuning. Adapun batas-batas

administrasi Desa Jeruk Manis sebagai berikut:

Sebelah Utara : Resort Kembang Kuning, Taman Nasional Gunung Rinjani

Sebelah Selatan : Desa Kembang Kuning

Sebelah Timur : Desa Jurit

Sebelah Barat : Desa Tete Batu

4.2.2 Sosial ekonomi masyarakat

Pada bulan Februari tahun 2012 jumlah penduduk secara keseluruhan di

Desa Jeruk Manis sekitar 2033 jiwa dengan jumlah laki-laki 991 jiwa dan

perempuan 1042 jiwa. Dilihat dari tingkat pendidikan, umumnya masyarakat di

desa ini memiliki pendidikan yang relatif rendah. Hanya 7 orang yang mencapai

jenjang perguruan tinggi, 2 orang lulusan diploma serta lainnya mengaku pernah

mengenyam bangku sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) atau

sekolah menengah atas (SMA). Sekalipun demikian dari sekian banyak

masyarakat yang ada di desa ini, tingkat pendidikan SD jauh lebih dominan,

itupun rata-rata tidak sampai menamatkan jenjang sekolah dasar (SD).

Sarana pendidikan di desa ini masih relatif minim. Terdapat hanya dua

sekolah dasar (SD) dan satu sekolah menengah pertama (SMP) yang berada di

Dusun Gawah Buak.

Selain sarana pendidikan yang minim, sarana kesehatan pun belum ada di

desa ini. Masyarakat yang sakit setidaknya harus menuju desa induk yakni di Desa

Page 46: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

29

Kembang Kuning untuk mendapatkan pelayanan kesehatan atau di Desa Kota

Raja yang memiliki prasarana puskesmas.

Berdasarkan pekerjaan atau mata pencaharian, umumnya masyarakat di

Desa Jeruk Manis berprofesi sebagai petani dan peternak sapi, ayam dan bebek.

Masyarakat mengaku bahwa penghasilan yang diperoleh setiap harinya tidaklah

tentu. Hanya saja saat bekerja sebagai buruh tani di sawah, meraka mendapatkan

upah senilai Rp. 20.000/hari.

Beragam komoditi hasil pertanian warga masyarakat di desa ini. Tidak

hanya padi atau jagung namun juga masyarakat menanam tanaman buah di

antaranya kelapa, pisang, alpukat, nangka, rambutan, durian, manggis dan buah-

buahan lainnya. Apotek hidup seperti jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan lain-lain

serta sayur-sayuran seperti kacang tanah, kacang panjang, komak, cabe, tomat dan

beberapa sayuran lainnya.

Interaksi masyarakat sekitar di Desa Jeruk Manis terhadap kawasan hutan

Resort Kembang Kuning, Taman Nasional Gunung Rinjani relatif tinggi.

Kebanyakan dari warga yang memasuki kawasan hutan merupakan warga yang

ingin mengambil pakis, kayu bakar atau mereka yang bekerja sebagai peternak

dengan mengambil rumput di dalam kawasan taman nasional.

Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis adalah masyarakat yang

homogen. Keseluruhan warga di desa ini merupakan penduduk asli Pulau Lombok

bahkan asli dari desa tersebut (Suku Sasak). Tidak ditemukan warga pendatang

dari suku lainnya yang menetap di desa ini kecuali sesekali mereka yang berjualan

dan datang berwisata ke air terjun Jeruk Manis. Walaupun masyarakatnya relatif

homogen, masyarakat di Desa Jeruk Manis yang merupakan bagian dari Suku

Sasak, saat ini tidak begitu kental menjalankan adat/tradisi Suku Sasak. Berbeda

halnya dengan yang berlangsung di Desa Bayan atau Desa Adat Senaru. Hanya

tradisi-tradisi tertentu seperti prosesi nikah, bercocok tanam dan panen padi, serta

kearifan menghargai alam (hutan) yang saat ini masih ada dan dijalankan oleh

warga masyarakat di Desa Jeruk Manis. Keseluruhan warga masyarakat beragama

Islam.

Mobilitas warga di desa ini cukup tinggi, walaupun aksesibilitas jalan pada

beberapa lokasi masih banyak yang rusak. Bahkan pada beberapa penemuan jalan

Page 47: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

30

yang dilewati warga masih berupa tanah liat yang barang tentu akan sangat susah

dilewati pada saat musim hujan tiba. Tidak kurang dari 12 km jarak yang harus

ditempuh warga setiap harinya bila ingin mencapai ibukota kecamatan yang

berada di Sikur. Jarak ini dapat ditempuh sekitar 0,5 jam dengan menggunakan

kendaraan bermotor. Biasanya masyarakat yang hilir mudik keluar desa adalah

masyarakat yang mencari rezeki di luar seperti menjual hasil panen atau sekedar

pergi berbelanja ke pasar untuk kebutuhan rumah tangga.

4.2.3 Budaya masyarakat

Penduduk asli yang mendiami Pulau Lombok adalah Suku Sasak, tidak

terkecuali masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar TNGR, seperti Desa

Jeruk Manis yang menjadi lokasi penelitian ini. Kata “Sasak” secara etimilogis

menurut Dr. Goris S. berasal dari kata “Sah” yang berarti pergi dan “Shaka” yang

berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang Sasak (Lombok). Dari

etimologis ini di duga leluhur orang Sasak adalah orang Jawa. Terbukti pula dari

tulisan Sasak yang oleh penduduk Lombok disebut Jejawan, yakni aksara Jawa

yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan Sasak (Aloevera 2011).

Mayoritas Suku Sasak beragama Islam, namun demikian dalam

kenyataannya pengaruh Islam juga berakulturasi dengan kepercayaan lokal

sehingga terbentuk aliran seperti wektu telu, jika dianalogikan seperti abangan di

Jawa. Pada saat ini keberadaan wektu telu sudah kurang mendapat tempat karena

tidak sesuai dengan syariat Islam. Pengaruh Islam yang kuat menggeser

kekuasaan Hindu di Pulau Lombok, hingga saat ini dapat dilihat keberadaannya

hanya di bagian barat Pulau Lombok saja khususnya di Kota Mataram.

Agama Islam yang dianut mayoritas Suku Sasak berdasarkan sejarahnya

berasal dari Jawa pada masa kerajaan Islam Demak abad ke 16. Konon agama

Islam disebarkan oleh Sunan Prapen, sehingga budaya masyarakat tidak lepas

dengan budaya Islam seperti peringatan maulid nabi, lebaran topat, selamatan, dan

perkawinan yang melebur menjadi satu dalam suatu akulturasi budaya.

Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Rinjani, kehidupan mereka

tidak lepas dari hutan. Di hutan mereka mencari buah-buahan, kayu untuk bahan

bangunan, kayu bakar, rumput pakan ternak dan berburu satwa liar, khususnya di

kawasan TNGR (Pramesthi 2008).

Page 48: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

31

4.2.4 Tata guna lahan

Penataan lahan sangat penting untuk mempercepat konstruksi

pembangunan. Sebagian besar pemanfaatan lahan di Desa Jeruk Manis adalah

untuk area pusat desa, persawahan, pemukiman, perkebunan, pekarangan, kuburan

dan prasarana umum lainnya. Dari total luas desa yakni 256,66 Ha, pembagian

tersebut terdiri dari kantor desa 0,32 Ha, persawahan 160,67 Ha, pemukiman 9

Ha, perkebunan 75,49 Ha, pekarangan 6 Ha, kuburan 3 Ha dan prasarana umum

lainnya seluas 2,18 Ha (Tabel 3). Berikut diuraikan tentang tata guna lahan di

Desa Jeruk Manis.

Tabel 3 Tata guna lahan berdasarkan luasnya

No. Penggunaan lahan Luas (Ha)

1. Sawah 160,67

2. Kebun 75,49

3. Pemukiman 9

4. Pekarangan 6

5. Kuburan 3

6. Kantor 0,32

7. Prasarana lain 2,18

a. Area pusat Desa Jeruk Manis

Pusat kegiatan desa berada di Dusun Kebun Baru sebagai pusat pelayanan

pemerintahan desa. Pada area pusat Desa Jeruk Manis terdapat beberapa fasilitas

umum, yaitu:

1. Kantor desa

2. MCK umum

3. Sarana biogas dari kotoran ternak sapi

b. Areal persawahan

Persawahan berada menyebar merata di desa ini. Umumnya keberdaan

sawah berada di pinggir desa yang berbatasan langsung dengan desa lainnya.

Sawah juga bertempat pada lokasi-lokasi aliran air seperti sungai dan lain-lain.

Keseluruhan lahan persawahan ini digarap dengan sistem irigasi ½ teknis.

Page 49: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

32

c. Areal pemukiman

Area perumahan dikembangkan dan diprioritaskan pada areal pemukiman

lama dan untuk pembangunan rumah baru diarahkan pada areal yang masih

kosong.

d. Areal perkebunan

Areal perkebunan di Desa Jeruk Manis umumnya tidak begitu jauh dari

sawah, bahkan kadang berdampingan. Namun beberapa kebun lebih dekat dengan

pemukiman bahkan terkadang pada beberapa warga lokasi kebunnya berada di

sebelah rumah atau di belakang rumahnya. Sektor perkebunan, di Desa Jeruk

Manis dapat dikembangkan kebun seperti coklat, pisang, pinang, kelapa,

tembakau atau dapat juga mengembangkan kebun campuran (tumpang sari) pada

lokasi yang sama.

e. Areal pekarangan

Bagian depan halaman atau pekarangan rumah di Desa Jeruk Manis

umumya ditanami dengan spesies tumbuhan pangan seperti sayuran dan buah.

Terkadang terdapat juga warga yang menempatkan tumbuhan hias. Selain untuk

penggunaan di atas, beberapa dari pekarangan warga khususnya dibagian

belakang rumah juga sering ditemukan kandang sapi atau ternak lainnya.

Masyarakat umumnya memelihara ternak tidak jauh dari rumah bahkan

pekarangan juga dijadikan tempat untuk memelihara ternak. Hal ini dilakukan

untuk memudahkan pemeliharaan serta pengawasan terhadap ternak tersebut.

f. Kuburan

Kuburan hanya digunakan sebagai tempat pemakaman warga yang

meninggal dunia. Kuburan ini bertempat di Dusun Kebun Baru dan berada di

pinggir desa.

g. Prasarana umum lainnya

Prasarana umum lainnya adalah lapangan olahraga dan bangunan sekolah.

Lapangan olahraga bertempat pada node yang menghubungkan 3 dusun yakni

Kebun Baru, Gawah Buak dan Erat Tangge Mayung. Sementara itu bangunan

sekolah berada di Dusun Kebun Baru (SD) dan Gawah Buak (SMP).

Page 50: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Jenis kelamin

Hasil wawancara terhadap 32 responden di Desa Jeruk Manis menunjukkan

bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan

perempuan. Jumlah responden laki-laki sebanyak 23 orang (72%) dan jumlah

responden perempuan sebanyak 9 orang (28%) (Gambar 2). Jumlah responden

laki-laki lebih dominan karena laki-laki di desa ini lebih banyak berperan dalam

mencari, menyediakan serta meramu tumbuhan menjadi minyak oles yang

dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit. Dua orang belian (dukun)

sebagai responden kunci (key informan) yang mengetahui banyak informasi

tentang pemanfaatan tumbuhan juga berjenis kelamin laki-laki.

Gambar 2 Persentase responden berdasarkan jenis kelamin.

Pembagian tugas dan kewajiban pada dasarnya tidak dipengaruhi oleh

perbedaan jenis kelamin. Hanya saja konstruksi di dalam kehidupan masyarakat

luas sejak dahulu menyatakan bahwa laki-laki identik dengan pekerjaan yang

membutuhkan kekuatan fisik sedangkan pekerjaan yang memerlukan ketelitian

dan ketekunan lebih banyak dikerjakan oleh perempuan.

Laki-laki dan perempuan sama-sama berperan dalam mengerjakan kegiatan

masing-masing. Bahkan dari bukti empiris, perempuan di Desa Jeruk Manis pun

turut membantu laki-laki dalam upaya pemenuhan kebutuhan atau meningkatkan

pendapatan keluarganya. Perempuan turut serta membantu laki-laki dalam

Laki-laki

72%

Perempuan

28%

Page 51: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

34

memanen padi (Gambar 3a), berladang, atau mencari pakis di hutan (Gambar 3b).

Kegiatan ini dilakukan tanpa mengenyampingkan kewajiban perempuan sebagai

ibu rumah tangga.

(a) (b)

Gambar 3 Perempuan turut membantu laki-laki dalam meningkatkan pendapatan

keluarga: (a) membantu memanen padi; (b) mengambil pakis.

Kegiatan yang dilakukan untuk membantu perekonomian keluarga seperti

ditunjukkan pada Gambar 3 menjadi rutinitas setiap hari perempuan di Desa Jeruk

Manis, tanpa menganggapnya sebagai beban berat. Perempuan juga mencangkul,

merumput, menanam, mencari kayu bakar, menjadi buruh tani dan kegiatan

bertani lainnya sebagai rasa tanggung jawab pada keluarga. Hal tersebut

dijelaskan oleh Sajogyo (1987) bahwa beban kerja bagi perempuan pedesaan

seringkali tidak terlalu dipermasalahkan dan tidak dianggap beban melainkan

sebagai hobi dan didorong rasa tanggung jawab pada keluarga.

Rasa tanggung jawab yang dimaksud adalah perempuan di Desa Jeruk

Manis merasa terpanggil untuk membantu ekonomi keluarga. Keberadaan desa

yang berada di pinggir hutan dangan penghasilan masyarakat yang masih

marjinal, dari kegiatan bertani (mencangkul dan menanam), berladang, mencari

kayu bakar, mengambil pakis di hutan untuk lauk atau dijual, serta kegiatan

lainnya, perempuan dapat turut meningkatkan pendapatan keluarga mereka atau

setidaknya mengurangi biaya ketika memperkerjakan orang lain.

Peran serta perempuan dalam berbagai hal juga menandakan bahwa tidak

ada batasan bagi setiap masyarakat di Desa Jeruk Manis untuk beraktivitas atau

mengerjakan hal-hal tertentu. Akses perempuan memasuki kawasan hutan yang

dianggap keramat dan angker, menjadi pertanda bahwa pemanfaatan sumberdaya

Page 52: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

35

hutan tidak hanya dapat dilakukan oleh laki-laki namun juga perempuan. Baik

laki-laki maupun perempuan, keduanya saling bahu membahu bekerja pada taraf

kemampuannya untuk menopang ekonomi keluarga.

5.1.2 Kelompok umur

Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan, terutama untuk kebutuhan pangan

dan obat-obatan di Desa Jeruk Manis sudah diketahui sejak zaman dahulu yang

diwarisi dari nenek moyang atau orang tua mereka. Hal ini terlihat dari hasil

wawancara yang menunjukkan keberagaman umur responden, mulai dari umur 18

tahun hingga yang tertua umur 82 tahun (Gambar 4).

Gambar 4 Jumlah responden berdasarkan kelompok umur.

Responden dengan kelompok umur 40-49 tahun lebih banyak dari pada

kelompok umur lainnya yakni sebanyak 10 responden. Data ini tidak jauh berbeda

dengan kelompok umur 60 tahun ke atas yakni 9 responden (kelompok umur tua).

Jumlah yang relatif sama ini menunjukkan bahwa ada transfer ilmu pengetahuan

atau kearifan tradisional dari kelompok umur tua (orang tua) kepada anak atau

kelompok umur di bawahnya. Beragamnya kelompok umur ini juga menunjukkan

bahwa masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis memiliki regenerasi yang

diharapkan pun dapat menurunkan kearifan tradisional dalam pemanfaatan

tumbuhan pangan dan obat kepada generasi selanjutnya.

Bukti empiris menunjukkan bahwa mereka yang tergolong dalam kelompok

umur lebih dari 60 tahun, masih aktif bekerja seperti bertani di sawah ataupun

mengerjakan kegiatan lainnya sendiri, tanpa menyusahkan orang lain.

2

6

10

5

9

0

2

4

6

8

10

12

<30 thn 30-39 thn 40-49 thn 50-59 thn ≥ 60 thn

Ju

mla

h (o

ra

ng

)

Kelompok umur (tahun)

Page 53: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

36

Produktivitas usia tua atau usia jompo, tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup dan

kebiasaan pola konsumsi mereka yang tidak mengandung bahan pengawet, lemak

dan manis, kebiasaan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran serta

rutinitas di pagi hari sebelum beraktivitas mengkonsumsi secangkir kopi bubuk.

Minuman kopi mengandung kafein. Menurut Hardinsyah (2008), kafein

sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi

urin. Dalam dosis yang rendah, kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit

stamina dan penghilang rasa sakit. Kandungan kopi inilah yang kemudian menjadi

perangsang bagi masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis termasuk kelompok

umur tua untuk tetap semangat bekerja sehari-hari.

Tidak ada batasan spesifik dalam kebudayaan atau kebiasaan masyarakat

Desa Jeruk Manis mengenai usia produktif dan non produktif karena batasan-

batasan ekonomis atas usia seringkali tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Sebagai ilustrasi, seorang anak berumur 10 tahun di Desa Jeruk Manis ternyata

telah bekerja dan secara ekonomis terlibat dalam sistem-sistem produksi seperti

mengambil pakis di hutan yang kemudian mereka jual atau seorang nenek

berumur lebih dari 70 tahun juga masih terlibat dalam kegiatan yang sama

(Gambar 5). Dengan kata lain, nenek tersebut masih menjalankan perilaku

ekonomis meski keadaan biologisnya dikatakan non produktif lagi.

Gambar 5 Seorang nenek menjual pakis yang diambilnya dari kawasan hutan

Resort Kembang Kuning, TNGR.

5.1.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan responden di Desa Jeruk Manis umumnya rendah.

Sebagian besar responden tidak pernah mengenyam pendidikan formal atau hanya

Page 54: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

37

sampai pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD), itu pun tidak sampai selesai.

Teridentifikasi masing-masing 37% (12 orang) responden tidak pernah sekolah

dan hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar SD, sedangkan sisanya sebanyak

4 orang (13%) lulus sekolah menengah atas (SMA) dan masing-masing sebanyak

2 orang (6%) yang pernah mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama

(SMP) dan mencapai jenjang perguruan tinggi (Sarjana).

Rendahnya tingkat pendidikan tersebut disebabkan oleh minimnya sarana

pendidikan dan lokasi pemukiman di Desa Jeruk Manis yang berada jauh dari

pusat kota. Jarak tempuh desa ini dengan pusat kecamatan mencapai 12 km

dengan kondisi jalan yang sebagian rusak parah. Kondisi ini menyebabkan

masyarakat khususnya anak-anak kesulitan untuk mengikuti proses pendidikan.

Pada saat responden mengenyam pendidikan dasar, sekolah dasar inpres

hanya terdapat di Desa Kembang Kuning dan Desa Kota Raja dengan jarak

tempuh mencapai ± 8 km, sehingga tidaklah mudah untuk dijangkau dengan

hanya berjalan kaki. Sampai saat ini sarana pendidikan yang telah dibangun di

Desa Jeruk Manis adalah dua bangunan SD dan satu bangunan SMP di Dusun

Gawah Buak. Komposisi tingkat pendidikan responden berikut tersaji pada

Gambar 6.

Gambar 6 Komposisi tingkat pendidikan responden.

Keberadaan ekonomi keluarga juga menjadi faktor pembatas responden di

Desa Jeruk Manis untuk dapat terus melanjutkan pendidikannya. Hanya mereka

yang memiliki perekonomian mapan yang mampu menyekolahkan anaknya

2

12

4

2

12

0

2

4

6

8

10

12

14

Sarjana SD SMA SMP/MTS Tidak

Sekolah

Ju

mla

h r

esp

on

den

Tingkat pendidikan

Page 55: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

38

sampai pada jenjang perguruan tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan juga

disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan. Budaya berladang masyarakat yang lokasinya jauh dari pemukiman

juga menyulitkan proses peningkatan pendidikan bagi anak-anaknya karena anak-

anak tersebut sejak kecil sudah dilibatkan dalam kegiatan berladang. Setidaknya

inilah beberapa faktor yang memperkuat kondisi tingkat pendidikan di desa ini

yang masih rendah.

Kondisi pendidikan responden di Desa Jeruk Manis, tidak berpengaruh

besar terhadap pengetahuan dan penggunaan tumbuhan sebagai bahan pangan dan

obat tradisional. Hal ini karena dasar utama dalam pemenuhan kebutuhan akan

pangan dan obat-obatan tersebut didasarkan pada kebiasaan atau kearifan

tradisional masyarakat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

5.1.4 Pekerjaan

Mata pencaharian utama responden di Desa Jeruk Manis adalah bertani dan

berternak. Kegiatan bertani merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat di Desa

Jeruk Manis. Mereka memenuhi kebutuhan akan beras yang merupakan makanan

pokok masyarakat, bukan dari hasil membeli melainkan mengusahakannya sendiri

dengan cara bertani. Warisan nenek moyang berupa lahan dipergunakan secara

turun temurun untuk bertani. Beberapa di antaranya juga dijadikan sebagai ladang

atau kebun yang ditanami tumbuhan pangan seperti kopi, kelapa, mangga,

manggis dan tumbuhan lainnya.

Adapun kebiasaan berternak juga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis. Masyarakat di desa ini biasa

memelihara ternak seperti sapi, ayam dan bebek. Kegiatan berternak dianggap

tidak menyusahkan dan dapat berjalan beriringan dengan kegiatan bertani. Ternak

sapi yang dipelihara dipergunakan untuk membantu membajak sawah juga limbah

(kotorannya) dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Setiap pagi hari umumnya responden berangkat menyabit rumput untuk

pakan ternak. Rumput-rumput tersebut ada yang berasal dari dalam kawasan hutan

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), ada juga yang berasal dari pinggiran

hutan, pinggir kebun atau di sekitar sawah masyarakat. Sepulang menyabit

Page 56: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

39

rumput, responden yang berprofesi sebagai petani pergi ke sawah atau berladang

sampai dengan sore hari.

Alasan lainnya yang menyebabkan responden di Desa Jeruk Manis

memelihara ternak khususnya sapi karena kesadaran mereka bahwa hasil panen

tidak dapat selalu diandalkan dan tidak dapat dipanen setiap saat, sementara itu

kebutuhan ekonomi terkadang tidak bisa diduga-duga. Terkadang mereka

dihadapkan pada keadaan atau persoalan yang membuat mereka harus

mengeluarkan uang tunai pada saat itu juga, seperti anak yang sakit atau hal tak

terduga lainnya. Ternak yang dipelihara ini, menjadi aset yang dapat dijual kapan

pun untuk memenuhi kebutuhan mendesak tersebut. Terhitung satu ekor sapi

dewasa dapat laku terjual berkisar Rp. 3.000.000,- – Rp. 5.000.000,- tergantung

pada kondisi sapi saat dijual.

Selain bertani dan berternak, mata pencaharian lain responden adalah

sebagai PNS (pegawai kantor desa), wiraswasta (pedagang), penjaga rumah,

pekasih (petugas pengatur air sawah penduduk) dan menjadi belian (dukun).

Penghasilan yang diperoleh dari beberapa profesi ini juga beragam dan cenderung

tidak tentu. Responden yang bekerja sebagai pekasih dan belian mengaku hanya

diupah dengan barang, hasil kebun atau hasil panen berupa gabah dan itu

tergantung pada keikhlasan pemberi. Gambar 7 berikut ini menunjukkan

komposisi pekerjaan responden.

Gambar 7 Komposisi pekerjaan atau mata pencaharian responden.

3

8

2

16

1

1

3

2

0 5 10 15 20

Buru Tani

Ibu Rumah Tangga

Belian (Dukun)

Tani dan Tenak

Tani, Pekasih (Pengatur Air)

Tani, Penjaga Rumah (Vila)

Wiraswasta

PNS

Jumlah responden

Pek

erja

an

ata

u m

ata

pen

ca

ha

ria

n

Page 57: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

40

5.2 Tumbuhan Pangan

5.2.1 Keanekaragaman spesies

Keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan obat yang diketahui dan

digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis mencapai 215

spesies dari 72 famili. Spesies tumbuhan tersebut meliputi spesies liar, spesies

semi budidaya (sebagian sudah mulai ada yang dibudidayakan, namun masih ada

yang liar) dan tanaman budidaya.

Tumbuhan yang digunakan untuk bahan pangan teridentifikasi sebanyak

136 spesies dari 53 famili (Lampiran 1). Sebagian besar spesies tumbuhan yang

digunakan oleh masyarakat untuk pangan dan obat masih berupa tumbuhan liar.

Beberapa spesies yang biasa digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari juga

telah dibudidayakan dengan ditanam di kebun dan di sekitar pemukiman atau

pekarangan rumah. Tumbuhan semi budidaya merupakan tumbuhan yang oleh

sebagian warga masyarakat dianggap penting untuk menunjang kesehatan atau

sebagai sumber pangan tambahan sehingga ada yang dibudidayakan namun juga

beberapa ditemukan tumbuh liar di berbagai tempat. Pengetahuan dan penggunaan

tumbuhan berdasarkan status budidaya (liar, semi budidaya dan budidaya) tersaji

pada Gambar 8.

Gambar 8 Pengetahuan dan penggunaan tumbuhan berdasarkan status

budidaya.

Selain berfungsi sebagai pangan, ternyata beberapa tumbuhan pangan yang

yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, juga berkhasiat

42%

52%

6%

Budidaya

Liar

Semi Budidaya

Page 58: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

41

obat. Istilah ini lebih dikenal dengan sebutan pangan fungsional. Artinya bahan

pangan yang dikonsumsi bukan saja mempunyai komposisi gizi yang baik serta

penampilan dan cita rasanya menarik, tetapi juga memiliki fungsi fisiologis

tertentu bagi tubuh seperti mengobati penyakit-penyakit tertentu.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan, sebagaimana

yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI

No. HK 00.05.52.0685 Tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan

Fungsional, yang dimaksud dengan pangan fungsional adalah pangan olahan yang

mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah

mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan dan

bermanfaat bagi kesehatan. Terdapat sebanyak 77 spesies tumbuhan pangan

fungsional yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa

Jeruk Manis (Gambar 9). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% tumbuhan

pangan yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di desa ini,

selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, juga berkhasiat obat yang dapat

mengobati berbagai macam penyakit. Daftar rinci tumbuhan pangan fungsional

tersaji pada Lampiran 2.

Gambar 9 Jumlah tumbuhan yang diketahui dan dimanfaatkan sebagai bahan

pangan dan obat tradisional.

Tumbuhan Obat Tumbuhan Pangan

59

spesies

77

spesies

79

spesies

Tumbuhan Pangan Fungsional

Page 59: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

42

5.2.2 Keanekaragaman famili

Keanekaragaman tumbuhan pangan berdasarkan familinya dikelompokkan

ke dalam 53 famili. Gambar 10 menunjukkan bahwa urutan teratas jumlah spesies

berdasarkan famili adalah famili Fabaceae dengan jumlah 11 spesies.

Gambar 10 Jumlah spesies tumbuhan pangan berdasarkan famili.

Beberapa spesies dari famili Fabaceae seperti antap (Vigna sinensis), bage

(Tamarindus indica), botor (Psophocarpus tetragonolobus), buncis (Phaseolus

vulgaris), kacang tana` (Arachis hypogea), kedelai (Glycine max), ketujur

(Sesbania grandiflora) dan komak (Lablab purpureus) merupakan bahan pangan

yang digunakan sebagai sayur dan ditemukan cukup melimpah. Spesies dari famili

Fabaceae ini khususnya antap, botor, buncis dan komak merupakan spesies yang

telah dibudidayakan oleh masyarakat.

Masyarakat di Desa Jeruk Manis membudidayakan sayur-sayuran untuk

pemenuhan kebutuhan hidup atau kebutuhan rumah tangga sendiri. Warga

masyarakat menanam sayur-sayuran tersebut di pekarangan rumah, kebun atau

ladang. Bahkan sisa pematang sawah pun sering digunakan sebagai lahan

menanam sayuran (Gambar 11).

0 2 4 6 8 10 12

Araceae

Arecaceae

Cucurbitaceae

Euphorbiaceae

Fabaceae

Moraceae

Myrtaceae

Poaceae

Rubiaceae

Rutaceae

Solanaceae

Zingiberaceae

4

5

7

6

11

5

6

5

4

5

6

9

Jumlah spesies

Fam

ili

Page 60: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

43

(a) (b)

Gambar 11 Sayur yang ditanam di pematang sawah: (a) antap (Vigna sinensis);

(b) botor (Psophocarpus tetragonolobus).

Dominasi spesies dari famili Fabaceae (polong-polongan) yang

dikembangkan dan ditanam oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis karena kondisi

lingkungan wilayah ini. Menurut Wisnu et al. (2004), wilayah Desa Jeruk Manis

yang dulunya berada pada administrasi Desa Kembang Kuning masuk dalam

kategori agroekosistem lahan kering, terletak di daerah pinggiran hutan dengan

sistem pertanian berbasis perkebunan.

Soil Survey Staffs (1998), mendefinisikan lahan kering sebagai hamparan

lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian

besar waktu dalam setahun. Hal ini juga dipertegas oleh Suwardji dan Tejowulan

(2002) yang mendefinisikan lahan kering sebagai hamparan lahan yang

didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman

dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi. Dengan kata lain struktur tanah,

siklus air, karbon dan hara, kurang menunjang bagi kualitas tanah yang baik

(tingkat kesuburan tanah rendah).

Penanaman spesies polong-polongan (famili Fabaceae) yang dapat

bersimbiosis dengan bakteri nitrogen yakni Rhizobium leguminosarum, maka

akan terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah. Bakteri

ini hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Bintil-bintil akar

melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong

Page 61: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

44

hidup. Senyawa nitrogen inilah yang dapat menambah kesuburan tanah

(Simanungkalit et al. 2006).

Kearifan tradisional masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis dalam hal

pemilihan spesies polong-polongan, menunjukkan bahwa sekalipun hal yang

mereka kerjakan tidaklah berlandas pada ilmu pengetahuan yang ilmiah, namun

kearifan tradisional tersebut telah membuktikan bahwa apa yang dikerjakan dapat

berhasil dan menjadi pekerjaan sampai dengan saat ini. Kebiasaan masyarakat di

Desa Jeruk Manis dengan menanam spesies polong-polongan ternyata telah

meningkatkan kesuburan tanah setempat.

Spesies lain yang banyak ditanam dan dipelihara oleh masyarakat di Desa

Jeruk Manis adalah spesies dari famili Zingiberaceae. Beberapa spesies dari famili

ini adalah jahe (Zingiber officinale), kunci (Gastrochilus panduratum), kunyit

(Curcuma domestica), kunyit asa (Curcuma xanthorrhiza), lengkuas/laos (Alpinia

galanga) dan sekur (Kaempferia galanga). Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Rostiana et al. (1992) bahwa temulawak, jahe, lengkuas, kencur dan kunyit

merupakan spesies yang telah memasyarakat pembudidayaannya dan banyak

digunakan. Spesies dari famili ini oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis digunakan

sebagai bahan penyedap, perasa atau bumbu masak juga obat tradisional.

Spesies-spesies dari famili Zingiberaceae ini sering menjadi campuran

ramuan pada beberapa jenis penyakit. Salah satu spesies tersebut adalah sekur

(Kaempferia galanga) (Gambar 12). Sekur atau kencur ini digunakan sebagai

campuran (komplementer) untuk mengobati penyakit seperti sariawan, sakit

perut, batuk, panas bahkan kanker.

Gambar 12 Sekur (Kaempferia galanga).

Page 62: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

45

Famili terbanyak ketiga yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat

Suku Sasak di Desa Jeruk Manis adalah famili Cucurbitaceae. Beberapa spesies

dari famili yang dikenal sebagai suku labu-labuan ini di antaranya adalah

bokar/sondak (Lagenaria leucantha), jebet/jepan (Sechium edule), pria

(Momordica charantia) dan wolu (Cucurbita moschata). Spesies-spesies ini lebih

banyak digunakan sebagai sayur mayur.

5.2.3 Keanekaragaman tipe habitat

Tumbuhan pangan yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku

Sasak di Desa Jeruk Manis berasal dari berbagai tipe habitat, seperti hutan, kebun,

kolam ikan, lapangan bola, pekarangan, pingir jalan dan pinggir kali hingga di

sawah. Komposisi tumbuhan pangan berdasarkan tipe habitat tersaji dalam

Gambar 13 berikut ini.

Gambar 13 Komposisi tumbuhan pangan berdasarkan tipe habitat.

Penemuan tipe habitat atau lokasi tempat tumbuh paling banyak terdapat di

kebun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar spesies yang diketahui dan

digunakan tersebut adalah spesies yang sebenarnya telah dibudidayakan di kebun.

Seperti data status budidaya spesies tumbuhan pangan yang diketahui dan

digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis yang menunjukkan

bahwa spesies budidaya lebih banyak dari pada spesies liar ataupun spesies semi

0 20 40 60 80 100

Hutan

Kebun

Kolam ikan

Lapangan bola

Pekarangan

Pinggir jalan

Pinggir kali

Sawah

64

91

2

1

59

10

9

25

Jumlah spesies

Tip

e h

ab

ita

t

Page 63: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

46

budidaya (sebagian sudah mulai ada yang dibudidayakan, namun masih ada yang

liar) (Gambar 14).

Gambar 14 Pengetahuan dan penggunaan tumbuhan pangan berdasarkan status

budidaya.

Pada beberapa spesies tertentu, lokasi tempat tumbuh/tipe habitat yang

ditemukan tidak hanya berada pada satu tipe, tetapi bisa jadi pada beberapa tipe.

Salah satu spesies yang dapat ditemukan melimpah, bahkan tumbuh hampir di

seluruh tipe habitat adalah bebele (Centella asiatica) (Gambar 15a). Kondisi ini

seperti yang diungkapkan Dharmono (2007) bahwa Centella asiatica merupakan

tumbuhan liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, maupun

kebun. Oleh warga masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, spesies ini

digunakan sebagai tumbuhan pangan dan juga obat tradisional.

Bebele (Centella asiatica) sebagai tumbuhan pangan lebih banyak

digunakan sebagai sayuran. Penggunaan paling sederhana dari tumbuhan ini

adalah menjadi lalapan atau diolah dengan cara direbus dan dijadikan urap.

Biasanya bebele tumbuh dan berkembang dengan cara merayap di tanah dengan

daerah sebaran dekat dengan sumber air.

Spesies yang ditemukan di kebun, selain merupakan hasil budidaya, ternyata

terdapat spesies liar. Spesies tersebut adalah umbe atau omba (Piper umbellatum)

(Gambar 15b). Umbe atau omba merupakan tumbuhan liar hutan yang kadang

juga tumbuh di kebun. Warga masyarakat menjadikan spesies ini sebagai sayur.

Biasanya umbe atau omba dapat tumbuh pada tempat-tempat yang lembab atau

dekat dengan sumber air.

57%

35%

8%

Budidaya

Liar

Semi Budidaya

Page 64: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

47

(a) (b)

Gambar 15 Tumbuhan liar: (a) bebele (Centella asiatica); (b) umbe atau omba

(Piper umbellatum).

5.2.4 Bagian yang digunakan

Bagian tumbuhan pangan yang digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis terbagi dalam 10 bagian. Bagian tumbuhan pangan yang paling

banyak digunakan adalah buah (54%). Salah satu spesies liar hutan yang

digunakan buahnya adalah terep (Artocarpus elasticus). Buah terep serupa dengan

buah nangka kecil, dengan bau wangi yang kuat. Biasanya buah terep dimakan

dalam keadaan segar atau diolah sebagai kue. Taman Nasional Gunung Rinjani

(TNGR) memasukkan terep sebagai spesies eksotik taman nasional (Gambar 16).

Artinya bahwa spesies ini bukan merupakan spesies asli kawasan hutan Taman

Nasional Gunung Rinjani (TNGR), melainkan hasil introduksi dari tempat

lainnya.

Gambar 16 Spesies eksotik TNGR: terep ((Artocarpus elasticus).

Page 65: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

48

Bagian lainnya dari tumbuhan pangan yang juga digunakan oleh masyarakat

Suku Sasak di Desa Jeruk Manis adalah daun (17%), umbi (8%),

rimpang/rhizoma (6%), seluruh bagian tumbuhan/herba (5%), batang (4%), umbut

(3%) dan sisanya masing-masing 1% yakni bunga, kulit batang dan tunas.

Selengkapnya jumlah spesies dan persentase tumbuhan pangan berdasarkan

bagian yang digunakan ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah spesies dan persentase bagian tumbuhan pangan yang digunakan

No. Bagian Tumbuhan Pangan yang Digunakan Jumlah (spesies) Persentase (%)

1 Batang 6 4

2 Buah 80 54

3 Bunga 2 1

4 Daun 25 17

5 Kulit Batang 2 1

6 Rimpang/Rhizoma 8 6

7 Seluruh Bagian Tumbuhan (herba) 8 5

8 Tunas 1 1

9 Umbi 11 8

10 Umbut 4 3

Jumlah 147 100

Spesies lainnya yang juga berasal dari hutan dan digunakan buahnya adalah

blincang (Begonia sp.) (Gambar 17). Karena rasanya yang asam, tumbuhan ini

sering digunakan sebagai bumbu masak pengganti bage (asam). Tidak hanya

buahnya, blincang ini juga digunakan bagian batangnya.

(a) (b)

Gambar 17 Blincang: (a) Begonia isoptera; (b) Begonia grandis.

Page 66: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

49

Beberapa spesies tumbuhan pangan yang digunakan bagian daunnya oleh

masyarakat di Desa Jeruk Manis, umumnya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan sayur mayur. Dominasi terbanyak dari spesies yang digunakan

daunnya ini merupakan spesies liar yang salah satunya tumbuh dan berasal dari

kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR. Beberapa spesies tersebut di

antaranya adalah jaong (Rorippa indica), jukut hutan (Syzygium sp.), kayu pelina

(Ardisia lanceolata) (Gambar 18a), ketepu (Ophiorrhiza neglecta) (Gambar 18b)

dan banyut (Tricalysia singularis).

(a) (b)

Gambar 18 Spesies tumbuhan pangan hutan yang digunakan bagian daunnya: (a)

kayu pelina (Ardisia lanceolata); (b) ketepu (Ophiorrhiza neglecta).

5.2.5 Keanekaragaman habitus

Spesies tumbuhan pangan dibagi dalam 7 kelompok habitus yaitu

epifit/benalu, herba, liana, pakis-pakisan, perdu, pohon dan semak. Jumlah spesies

dan persentase tumbuhan pangan berdasarkan habitusnya terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah spesies dan persentase tumbuhan pangan berdasarkan habitusnya

No. Habitus Tumbuhan Pangan Jumlah (spesies) Persentase (%)

1 Efipit/benalu 2 2

2 Herba 40 29

3 Liana 20 15

4 Pakis-pakisan 1 1

5 Perdu 25 18

6 Pohon 40 29

7 Semak 8 6

Jumlah 136 100

Page 67: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

50

Habitus dengan jumlah spesies terbanyak adalah pohon dan herba yakni

sama-sama 40 spesies atau 29% dari total tumbuhan pangan yakni 136 spesies.

Beberapa spesies tumbuhan pangan yang berhabitus pohon adalah gumitri

(Elaeocarpus sp.), kayu manis (Cinnamomum burmannii), cengkeh (Syzygium

aromaticum), nangka (Artocarpus heterophyllus), pokat (Persea americana),

durian (Durio zibethinus), randu (Ceiba Pentandra) dan lekong (Aleurites

moluccana).

Spesies-spesies berhabitus pohon di atas merupakan spesies yang berada di

hutan. Bahkan oleh Taman Nasional Gunung Rinjani memasukkan nangka

(Artocarpus heterophyllus), pokat (Persea americana), durian (Durio zibethinus),

randu (Ceiba Pentandra) dan lokong (Aleurites moluccana) sebagai spesies-

spesies eksotik kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR.

Habitus yang memiliki jumlah spesies paling sedikit adalah pakis-pakisan (1

spesies). Spesies tersebut adalah pakis/paku bele atau paku manis (Diplazium

esculentum).

5.2.6 Sumber karbohidrat

Padi merupakan makanan pokok dan sumber karbohidrat utama masyarakat

Suku Sasak di Desa Jeruk Manis yang diperoleh dari mata pencaharian mereka

yaitu bertani. Pemenuhan kebutuhan akan karbohidrat lainnya selain padi (Oryza

sativa) terdapat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6 Pemenuhan kebutuhan karbohidrat selain padi (Oryza sativa)

No. Spesies Tipe habitat

1. Ambon gula (Ipomoea batatas) hutan, Kebun, Pinggir jalan (semi budidaya)

2. Ambon jawa (Manihot utilisima) kebun, pekarangan (budidaya)

3. Biraq (Alocasia 'Portora') hutan, kebun, pekarangan (semi budidaya)

4. Gadung (Dioscorea hispida) hutan, kebun (semi budidaya)

5. Jagung (Zea mays) kebun (budidaya)

6. Loma` (Xanthosoma violaceum) kebun, pekarangan, pinggir kali (semi budidaya)

7. Marus (Maranta arundinacea) pinggir kali (liar)

8. Tongei (Schismatoglottis rupestris) hutan, kebun (liar)

Page 68: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

51

Padi yang sering ditanam oleh masyarakat di desa ini terbagi dalam empat

varietas. Keempat varietas tersebut biasa dikenal oleh masyarakat setempat

dengan nama padi bulu, padi gama, padi merah dan padi kombo. Hasil panen padi

biasanya tidak dijual oleh masyarakat melainkan disimpan untuk memenuhi

kebutuhan beras sampai dengan tiba masa panen selanjutnya. Hasil panen yang

disimpan tersebut tidak dalam bentuk beras langsung melainkan gabah kering. Hal

ini dilakukan agar beras yang dimakan tetap bagus dan tidak rusak.

Biasanya masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis menyimpan gabah di

suatu tempat semacam lumbung padi yang diberi nama “pantek bale” (Gambar

19). Struktur bangunan yang menyerupai saung ini berbahan dasar kayu. Bagian

yang digunakan sebagai tempat menyimpan gabah adalah bagian atas. Sementara

bagian bawahnya menjadi tempat peristirahatan atau sekedar untuk duduk dan

bercengkerama dengan keluarga.

Gambar 19 Pantek bale.

Proses pengolahan ambon gula, ambon jawa, biraq, gadung, jagung, loma`,

marus dan tongei dilakukan dengan cara direbus, dikukus atau dibakar. Dalam

pengolahan biraq ada sedikit perbedaan dengan sumber karbohidrat lainnya. Umbi

dari tumbuhan ini tidak sembarangan dapat langsung diolah karena bila salah akan

menimbulkan rasa gatal bagi orang yang memakannya. Kearifan tradisional atau

kebiasaan orang tua terdahulu dalam mengolah tumbuhan ini, menjadi

pengalaman berharga yang tidak ternilai harganya.

Page 69: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

52

Biraq yang digunakan umbinya, saat akan diambil atau dipotong

menggunakan parang harus mengikuti arah bawah ke atas. Artinya ayunan parang

yang digunakan harus mengarah ke atas, bukan ke bawah. Kepercayaan ini ada

kaitannya dengan mitos bahwa arahan parang dari bawah ke atas, dapat

menghilangkan rasa gatal tumbuhan ini. Mereka mempercayai seiring dengan

tebasan parang tersebut yang diarahkan ke atas, maka rasa gatal pada tumbuhan

pun ikut pergi atau hilang.

Umbi biraq yang telah diambil juga dikupas lebih tebal dan direndam

beberapa saat agar rasa gatal tersebut semakin hilang. Kebiasaan seperti ini sudah

menjadi cerita dan sering dilakukan oleh beberapa masyarakat yang

mempercayainya ketika akan mengambil atau mengkonsumsi biraq.

Selain biraq, gadung yang dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis

ini tidak serta merta langsung dapat direbus. Diperlukan perlakuan khusus terlebih

dahulu karena bila salah pengolahannya dapat membuat orang yang memakannya

menjadi pusing atau keracunan. Menurut Kardinan (2002), kandungan yang

terdapat dalam umbi gadung adalah kandungan alkaloid yang dapat menimbulkan

rasa pusing, mual, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Cara yang biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

untuk menghilangkan efek tersebut dengan cara umbi gadung yang telah dikupas,

diiris kecil-kecil kemudian direndam dalam air yang telah dibuburi garam. Dalam

masa perendaman tersebut, gadung diinjak menggunakan lutut kaki. Hal ini

berlangsung selama satu hari. Setelah melewati semua proses tersebut, keesokan

harinya barulah gadung dicuci kembali (bilas) dengan air bersih dan direbus.

Tujuan perendaman adalah untuk menghilangkan zat beracun dalam gadung.

5.2.7 Sumber protein

Sumber protein masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis umumnya

berasal dari tumbuhan polong-polongan seperti antap (Vigna sinensis), bage

(Tamarindus indica), botor (Psophocarpus tetragonolobus), buncis (Phaseolus

vulgaris), kacang tana` (Arachis hypogea), kedelai (Glycine max), ketujur

(Sesbania grandiflora) dan komak (Lablab purpureus). Sumber protein

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis tersaji pada Tabel 7 berikut ini.

Page 70: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

53

Tabel 7 Sumber protein masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

No. Spesies Tipe habitat

1. Antap (Vigna sinensis) kebun, pekarangan, sawah (budidaya)

2. Bage (Tamarindus indica) kebun (budidaya)

3. Botor (Psophocarpus tetragonolobus) kebun, pekarangan, sawah (budidaya)

4. Buncis (Phaseolus vulgaris) kebun, sawah (budidaya)

5. Kacang tana` (Arachis hypogea) kebun (budidaya)

6. Kedelai (Glycine max) kebun (budidaya)

7. Ketujur (Sesbania grandiflora) kebun, pekarangan, sawah (budidaya)

8. Komak (Lablab purpureus) kebun, pekarangan, sawah (budidaya)

Protein berfungsi sebagai zat gizi/nutrien yang mutlak dibutuhkan untuk

pertumbuhan. Asupan protein baik hewani maupun nabati sehari-hari dapat

digunakan untuk menyusun jaringan baru guna mengganti jaringan yang telah

rusak dan mati serta untuk menyusun enzim dan hormon yang dibutuhkan. Hal

ini seperti yang dikemukakan McGregor (2003), “When your body breaks down

damaged cells, the nutrients are reused within the body. This protein is available

for cells being rebuilt. Only small amounts of protein are needed for formations of

hormones, enzymes and antibodies”, bahwa ketika sel dalam tubuh dalam keadaan

rusak, protein memiliki kemampuan untuk membangun jaringan sel yang rusak

tersebut juga untuk formasi hormon, enzim dan antibodi.

Menurut Koswara (2010) kacang-kacangan (polong-polongan) mempunyai

keistimewaan yaitu berharga murah, berprotein tinggi, kandungan lemak pada

umumnya baik untuk kesehatan dan mengandung berbagai mineral dalam jumlah

yang cukup banyak. Menurutnya kacang-kacangan (polong-polongan)

memberikan sekitar 135 kkal per 100 gram bagian yang dapat dimakan. Jika

mengkonsumsi kacang-kacangan (polong-polongan) sebanyak 100 gram (1 ons),

maka jumlah itu akan mencukupi sekitar 20% kebutuhan protein dan 20%

kebutuhan serat per hari.

Tumbuhan pangan lainnya yang memiliki kandungan protein nabati di

antaranya adalah jamur-jamuran, rotan dan beberapa varietas talas atau keladi.

Spesies-spesies tersebut merupakan tumbuhan liar yang dominasinya ditemukan

di hutan khususnya di kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR.

Page 71: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

54

5.2.8 Sumber vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral adalah zat gizi yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh

manusia. Kebutuhan akan vitamin dan mineral oleh warga masyarakat yang

tinggal di Desa Jeruk Manis berasal buah-buahan dan sayur-sayuran.

Melimpahnya buah dan sayur, baik liar maupun hasil budidaya membuat

masyarakat di desa ini terbiasa mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran setiap

harinya. Menurut Dalimartha dan Adrian (2011) asupan vitamin dan mineral dapat

terpenuhi dari konsumsi buah dan sayur.

Vitamin dan mineral kadang-kadang disebut bahan gizi mikro. Vitamin dan

mineral dibutuhkan untuk mendukung kinerja sistem metabolisme tubuh (Putri

2012). Tubuh manusia hanya membutuhkan bahan gizi mikro dalam jumlah

sedikit, untuk mendukung reaksi kimia yang diperlukan oleh sel agar dapat hidup.

Manusia memperoleh vitamin dan mineral ini dari makanan atau suplemen,

karena tubuh manusia tidak mampu membuatnya. Berikut ini akan lebih

dijelaskan tentang tumbuhan penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai

sumber vitamin dan mineral warga masyarakat di Desa Jeruk Manis.

5.2.8.1 Penghasil buah-buahan

Tumbuhan di kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR banyak

menyimpan hasil hutan non kayu berupa buah-buahan. Beberapa buah-buahan liar

di kawasan hutan tersebut pun menjadi konsumsi masyarakat di Desa Jeruk

Manis. Beberapa buah yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk

Manis untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tersaji pada Tabel 8

berikut ini.

Tabel 8 Tumbuhan pangan buah yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa

Jeruk Manis* No. Spesies Tipe habitat

1. Durian (Durio zibethinus) hutan, kebun, pekarangan (budidaya)

2. Gumitri (Elaeocarpus sp.) hutan (liar)

3. Klekes udang (Syzygium sp.) hutan (liar)

4. Nangka (Artocarpus heterophyllus) hutan, kebun, pekarangan (budidaya)

5. Nyambu batu (Psidium guajava) hutan, kebun, pekarangan (budidaya)

6. Pokat (Persea americana) hutan, kebun, pekarangan, sawah (budidaya)

*Catatan: Buah selengkapnya tersaji pada Lampiran 3

Page 72: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

55

Buah durian (Durio zibethinus), nangka (Artocarpus heterophyllus),

nyambu batu (Psidium guajava) dan pokat (Persea americana) cukup dominan

ditemukan. Dominannya buah-buahan ini tidak terlepas dari sejarah masa lalu

yakni krisis multi dimensi yang terjadi pada tahun 1998.

Krisis ini dirasakan oleh masyarakat pinggiran hutan sekitar Taman

Nasional Gunung Rinjani. Salah satunya masyarakat di Desa Jeruk Manis.

Berawal dari permasalahan inilah kemudian Departemen Kehutanan memberikan

kebijaksanaan kepada masyarakat di sekitar kawasan TNGR dalam membantu

menangani krisis ekonominya, masyarakat diperbolehkan mengelola jalur hijau

selebar 20 m dari batas luar kawasan dengan menanam tanaman buah-buahan

seperti mangga, durian, alpukat, nangka, jambu dan kepundung.

Buah-buahan yang disebut di atas selain berada di hutan juga di kebun. Pada

saat musim panen tiba, beberapa warga memperoleh untung besar dari penjualan

durian dan manggis yang mereka tanam. Sepanjang jalan menuju kantor Resort

Kembang Kuning, TNGR durian dan manggis melimpah ditemukan.

Kebanyakan dari pemilik kebun menjual durian dan manggisnya pada saat

masih di pohon. Sistem ini dikenal oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis dengan

sebutan “lolo”. Artinya total buah yang ada dalam satu pohon tersebut dinilai satu

lolo. Satu lolo pohon durian (Gambar 20) atau manggis dapat laku terjual jutaan

rupiah, tergantung pada produktifitas buah dan hasil negosiasi dengan pembeli.

Gambar 20 Durian (Durio zibethinus): buah dari hutan yang dijual dengan

sistem lolo.

Page 73: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

56

Sebelum masa panen tiba, pohon durian dan manggis di Desa Jeruk Manis

ini biasanya telah laku terjual, atau dengan kata lain dipesan lebih dulu oleh para

tengkulak. Tengkulak ini berasal dari berbagai daerah. Tidak hanya dari sekitar

Lombok Timur namun ada juga yang berasal dari Kota Mataram. Biasanya warga

masyarakat di desa ini memiliki langganan setiap musim panennya, sehingga

mereka tidak perlu khawatir hasil panennya tidak laku.

Buah lainnya yang banyak dibudidayakan oleh warga masyarakat di Desa

Jeruk Manis adalah pisang (Musa spp.). Masyarakat di Desa ini gemar

mengkonsumsi buah pisang. Hal ini terlihat dari beragamnya varietas pisang yang

ditanam oleh warga. Setidaknya ada 9 spesies pisang atau dalam bahasa lokalnya

punti yang ditanam oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis. Mulai dari punti

tembaga, punti ketip, punti kredi, punti lumut, punti gedang, punti mas, punti raja,

punti birah dan punti susu. Serupa dengan buah durian dan manggis, selain untuk

dikonsumsi sendiri, hasil dari panen pisang ini pun dijual ke tengkulak atau ke

pasar.

Beberapa dari buah-buahan yang dikonsumsi warga masyarakat Suku Sasak

di Desa Jeruk Manis mempunyai fungsi sekunder sebagai sayur-sayuran, di

antaranya adalah buah dan pucuk daun gedang (Carica papaya), jantung pisang

“kosong” (Musa spp.) dan nangka muda (Artocarpus heterophyllus). Sayur-

sayuran tersebut dapat diolah secara langsung menjadi masakan, terutama

disantan (kla santan).

5.2.8.2 Penghasil sayur-sayuran

Sayur-sayuran yang dikonsumsi oleh warga masyarakat di Desa Jeruk

Manis pada umumnya telah dibudidayakan dengan ditanam di kebun atau di

pekarangan rumah. Selain itu, di antara sayur-sayuran tersebut terdapat juga yang

masih tumbuh liar terutama di kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR.

Beberapa spesies sayur-sayuran yang digunakan oleh warga masyarakat Suku

Sasak di Desa Jeruk Manis untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral

tersaji pada Tabel 9 berikut ini.

Page 74: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

57

Tabel 9 Tumbuhan pangan sayur yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa

Jeruk Manis* No. Spesies Tipe habitat

1. Bilong (Solanum retroflexum) pekarangan, pinggir jalan, sawah (liar)

2. Emat (Daemonorops sp.) hutan (liar)

3. Jamur ekor (Pleurotus ostreatus) hutan (liar)

4. Jamur kuping (Auricularia auricula-judae) hutan, kebun (liar)

5. Pakis (Diplazium esculentum) hutan, pinggir kali (liar)

6. Pepao (Emilia sonchifolia) hutan, kebun, pinggir jalan, sawah (liar)

*Catatan: Sayuran selengkapnya tersaji pada Lampiran 4

Pakis/paku bele (Diplazium esculentum) merupakan tumbuhan pangan

potensial yang dapat dikembangkan. Spesies ini cukup melimpah dan setiap

harinya diburu oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis. Mulai dari orang tua,

dewasa, remaja, bahkan anak kecil, laki-laki ataupun perempuan sering terlihat

hiruk pikuk memasuki kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR hanya

untuk mencari pakis (Gambar 21).

Gambar 21 Warga masyarakat yang mengambil pakis.

Tingginya antusiasme masyarakat Desa Jeruk Manis, memasuki kawasan

hutan untuk mencari pakis, bukan tanpa alasan. Pola konsumsi warga yang

terbiasa mengkonsumsi pakis merupakan alasan utamanya. Mereka menganggap

Page 75: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

58

bahwa pakis merupakan sayur yang manis. Hal ini pula kemudian yang menjadi

penyebab pakis ini juga dinamai pakis manis oleh masyarakat setempat.

Menurut Cakradinata (2006), pakis merupakan salah satu potensi hasil hutan

non kayu yang cukup besar dan sampai saat ini belum tersentuh oleh teknologi

seperti dalam bentuk pengolahan atau pengemasannya karena tumbuhan ini tidak

tahan disimpan lama, maksimal hanya 24 jam. Pakis merupakan salah satu bahan

pokok makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Pulau Lombok bahkan

sampai ke Pulau Sumbawa.

Tingginya tingkat permintaan akan pakis juga membuat beberapa warga

menjadikan komoditi ini sebagai sumber pendapatan finansial. Dari hasil

wawancara, beberapa warga masyarakat menjual pakis dengan harga

Rp. 1.000/ikat. Harga ini dikenakan untuk jumlah sekitar 20-25 batang pakis

dalam satu ikatan. Masyarakat pun menuturukan bahwa dalam satu hari mereka

dapat mendapatkan penghasilan sebesar rata-rata Rp. 20.000,- dari hasil mencari

pakis. Dalam perhitungan kasar, bila pengambilan pakis tersebut rutin dilakukan

setiap harinya selama satu bulan penuh maka terhitung setidaknya terdapat Rp.

600.000,- uang yang diperoleh dari hutan untuk satu komoditi yakni pakis.

Adapun sayur-sayuran yang dikonsumsi oleh masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis, di antaranya juga terdapat sayuran yang jarang dikonsumsi

yaitu jamur dan rotan atau emat (Gambar 22).

(a) (b)

Gambar 22 Spesies tumbuhan pangan yang jarang dikonsumsi: (a) jamur ekor

(Pleurotus ostreatus); (b) rotan atau emat (Daemonorops sp.).

Page 76: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

59

Penyebab jamur jarang dikonsumsi warga adalah keberadaan jamur yang

tidak dapat diperoleh setiap saat. Pada musim-musim tertentu jamur tidak dapat

tumbuh. Biasanya pada musim-musim kering atau kemarau produksi jamur relatif

kecil dan bahkan tidak tumbuh. Hal ini seperti yang disampaikan Istuti dan

Nurbana (2006) bahwa terdapat syarat-syarat tertentu yang menjadi faktor utama

dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur ekor (jamur tiram). Salah satunya

adalah suhu untuk pertumbuhan miselium berkisar antara 200C-30

0C dan

kelembapan 80%-85% (tidak terkena pancaran sinar matahari langsung).

Faktor yang menyebabkan rotan atau emat jarang dikonsusmi karena

ketersediaannya di alam. Keberadaan rotan di kawasan hutan Resort Kembang

Kuning, TNGR banyak ditemukan pada tanah yang miring sehingga menyusahkan

warga untuk mengambilnya. Menurut Kalima (2008), secara ekologis rotan

tumbuh dengan subur di berbagai tempat, terutama di daerah yang lembab seperti

pinggiran sungai. Selain itu penyebab rotan sehingga jarang dikonsumsi ialah cara

pengolahannya yang sulit. Rotan yang oleh masyarakat digunakan bagian

umbutnya (batang muda), tentu tidak mudah diambil karena batang rotan berduri.

5.2.9 Bahan minum

Beberapa spesies tumbuhan juga digunakan untuk bahan minuman. Adapun

spesies tumbuhan yang digunakan untuk bahan minuman oleh warga masyarakat

Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, tersaji pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10 Spesies tumbuhan yang digunakan untuk bahan minuman oleh warga

masyarakat di Desa Jeruk Manis

No. Spesies Tipe habitat

1. Aren (Arenga pinnata) kebun, pekarangan (budidaya)

2. Kayu sepang (Caesalpinia sappan) hutan (liar)

3. Kedelai (Glycine max) kebun (budidaya)

4. Kopi (Coffea robusta) hutan, kebun, pekarangan (budidaya)

5. Tetandan ginantrum (Uncaria gambir) hutan (liar)

Tetandan ginantrum (Uncaria gambir) biasa digunakan sebagai pengganti

sumber air saat berada di hutan. Dalam kawasan TNGR sumber mata air tidak

dapat ditemukan di setiap tempat, ataupun ada kadang lokasinya sangat sulit

Page 77: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

60

dijangkau. Cara penggunaan tetandan ginantrum adalah batang liana tumbuhan ini

yang masih terlihat basah dipotong menyilang (diagonal) pada kedua sisi, setelah

itu batang yang telah terpotong, diarahkan secara vertikal tepat berada di atas

mulut (Gambar 23).

Gambar 23 Cara penggunaan tetandan ginantrum (Uncaria gambir).

Spesies lainnya yang digunakan sebagai bahan minum adalah kayu sepang

(Gambar 24). Spesies ini biasa digunakan oleh masyarakat Desa Jeruk Manis,

sebagai sirup karena kulit batangnya dapat memberikan warna merah pekat ketika

direbus dengan air putih. Tingkat kepekatan warna tersebut tergantung pada

jumlah kulit batang yang dimasukkan ke dalam rebusan air. Bila semakin pekat

warna yang diinginkan, maka jumlah kulit batang kayu sepang yang dimasukkan

juga harus semakin banyak.

(a) (b)

Gambar 24 Kayu sepang (Caesalpinia sappan): (a) kulit batang; (b) hasil olahan

berupa sirup.

Page 78: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

61

Bahan minuman lainnya adalah kopi dan kedelai. Kedua spesies ini telah

dibudidayakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis. Biasanya kopi dan

kedelai diolah terlebih dahulu dengan cara disangrai menggunakan wajan. Setelah

itu ditumbuk sehingga menjadi serbuk halus. Keduanya diminum dengan cara

diseduh dengan air panas.

Kopi merupakan minuman wajib bagi setiap keluarga di Desa Jeruk Manis.

Hampir di setiap rumah menyiapkan minuman ini sebagai suguhan utama mereka

kepada tamu yang datang. Kebiasaan mengkonsumsi kopi juga terbentuk dari

sugesti mereka bahwa kopi sebagai penyemangat kerja. Sehari tidak

mengkonsumsi kopi maka mulut terasa sepet dan kepala bisa pusing. Oleh

karenanya sebelum beraktivitas seperti pergi ke sawah atau dalam keadaan santai,

warga masyarakat di desa ini terbiasa mengkonsumsi kopi terlebih dahulu.

Bahan minuman lainnya adalah air enau atau air aren (Gambar 25). Air enau

atau air aren ini diperoleh dari pelepah pohon enau. Biasanya masyarakat di Desa

Jeruk Manis mengkonsumsi air enau atau air aren dengan membelinya dari Desa

Tete Batu yang memproduksi air enau. Masyarakat percaya bahwa tidak semua

enau atau aren dapat menghasilkan air yang baik. Setiap pohon enau atau aren

yang ingin diambil airnya terlebih dahulu didoakan oleh belian (dukun) agar

pohon enau atau aren tersebut dapat mengeluarkan air setiap saat.

Gambar 25 Air enau atau air aren (Arenga pinnata).

Page 79: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

62

Biasanya air enau diambil dua kali sehari yakni di pagi hari dan sore hari

menjelang magrib. Selama rentang waktu tersebut, bambu yang telah disiapkan di

pohon enau atau aren digunakan untuk menampung airnya. Air enau dalam satu

bungkus plastik setengah kilogram, dihargai Rp. 2.500,-.

5.2.10 Bahan pelengkap/rempah/perasa

Tumbuhan pangan sebagai bahan pelengkap/rempah/perasa merupakan

bahan pangan tambahan untuk melengkapi bahan pangan pokok pada saat akan

diolah atau dimasak. Bahan pangan pelengkap ini dimaksudkan untuk

memberikan cita rasa lain yang khas dari suatu menu masakan yang dibuat.

Terdapat sebanyak 29 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai bumbu

masak (rempah) oleh warga masyarakat Desa Jeruk Manis. Beberapa spesies

tersebut di antaranya terdapat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11 Bahan pelengkap/perasa yang dikonsumsi oleh warga masyarakat di

Desa Jeruk Manis*

No. Spesies Tipe habitat

1. Bawang mira (Allium cepa) kebun, pekarangan (budidaya)

2. Bawang putih (Allium sativum) kebun (budidaya)

3. Cengkeh (Syzygium aromaticum) hutan, kebun, pekarangan (budidaya)

4. Lekong (Aleurites moluccana) hutan, kebun (semi budidaya)

5. Sebek (Canna edulis) hutan, pinggir kali (liar)

6. Sebia (Capsicum frutescens) kebun, pekarangan, sawah (budidaya)

*Catatan: Bahan pelengkap/perasa selengkapnya tersaji pada Lampiran 5

Bawang mira (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum) dan sebia

(Capsicum frutescens) merupakan spesies yang hampir selalu ada dalam setiap

menu masakan. Bisa dikatakan bahwa bumbu masak ini merupakan bumbu masak

dasar (pokok) pada setiap masakannya. Selain dari bumbu masak tersebut,

terdapat bumbu masak lain yang juga selalu ada dalam setiap menu masakan

yakni terasi. Bumbu masak ini terbuat dari olahan udang dan ikan kecil yang

ditumbuk dan diolah sehingga menjadi terasi. Terasi ini berbeda dengan yang

digunakan oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah yang terasinya berasal dari

tumbuh-tumbuhan seperti payang aka (Trichosanthes sp.), payang kure` (Aleuritas

Page 80: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

63

moluccana), payang kayu (Pangium adule), payang lengu (Ricinus communis) dan

salap (Sumbaviopsis albicans) (Ayu 2012).

Bumbu masak yang digunakan oleh warga masyarakat di desa ini disimpan

di dalam wadah yang diberi nama ceraken (Gambar 26). Ceraken terbuat dari

anyaman lontar yang dibentuk dengan model persegi dengan banyak sekat-sekat

persegi kecil di dalamnya. Penempatan bumbu masak di dalam ceraken ini

dimaksudkan agar bumbu masak tersebut dapat lebih awet dan tidak diserang oleh

serangga seperti kecoa.

Gambar 26 Ceraken: tempat menyimpan bumbu masak.

5.2.11 Cara pengolahan

Sebagian besar tumbuhan pangan diolah oleh Masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis dilakukan dengan cara direbus. Masak atau dalam bahasa sasak

“kla” menjadi kata kunci utama bagi setiap nama menu masakan di desa ini.

Mulai dari nama kla bro (sayur bening), kla pedis, kla santan (sayur santan), kla

siak dan kla siak sebia.

Pada dasarnya tidak ada perbedaan spesifik di antara setiap menu masakan

tersebut. Semua menu masakan ini diolah dengan campuran utama bawang mira,

bawang putih, sebia, terasi dan garam. Hanya bahan baku utama yag digunakan

umumnya berbeda-beda, tergantung pada selera yang membuatnya. Berikut akan

disajikan bahan yang digunakan pada setiap menu masakan masyarakat Suku

Sasak di Desa Jeruk Manis, seperti tersaji pada Tabel 12 berikut ini.

Page 81: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

64

Tabel 12 Bahan yang digunakan pada setiap menu masakan Suku Sasak di Desa

Jeruk Manis

No. Menu Masakan Bahan yang digunakan

1. Kla bro kangkung, terong, lomaq (keladi), bawang merah, bawang putih,

sebia (cabe), terasi, pitsin, sedikit minyak dan tomat

2. Kla pedis terasi, sebia (cabe), bawang merah, bawang putih, pitsin, bage (asam),

kunyit, laos, minyak, pakis atau gedeng ambon (daun singkong)

3. Kla santan hampir sama dengan kla pedis, hanya saja tidak pakai asam

melainkan pakai santan. Utama biasa pakai kosong “jantung pisang”

serta ditambahkan juga merica, sang dan ketumbar

4. Kla siak sebia (cabe), terasi, pitsin, garam dan sayur (Jebet “labu siam”, gegaok, pepaya, bayam, lembayin baqe “bayam hutan”, buncis “antap

ijo”, botor “kecipir”, kelor, sagar, ketujur “turi”). Sayur tersebut

hanya dipilih beberapa saja

5. Kla siak sebia Sebia (cabe), garam, bawang putih, bawang merah, sayur (biji antap

“biji kacang panjang” dan pakis)

Tumbuhan pangan yang akan diolah menjadi menu masakan tertentu lebih

banyak dimasak menggunakan tungku yang terbuat dari tanah liat (Gambar 27).

Bukan berarti warga tidak memiliki kompor melainkan mereka lebih percaya

bahwa hasil yang diperoleh dari memasak menggunakan tungku jauh lebih nikmat

di lidah. Memasak menggunakan tungku tidak memerlukan waktu lama dan lebih

ekonomis dari segi biaya karena keberadaan kayu bakar cukup melimpah.

Gambar 27 Tungku masak di Desa Jeruk Manis.

Menu masakan di desa ini selain direbus, juga ada yang diulak atau

ditumbuk (semacam karedok di Sunda). Menu tersebut bernama lelasuk. Bahan

dasar yang digunakan biasanya adalah antap (kacang panjang), bawang mira

Page 82: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

65

(bawang merah), bawang putih, sebia (cabe) dan sedikit terasi. Mula-mula antap

dipotong kecil-kecil, setelah itu semua bahan-bahan tersebut diulak setengah

halus. Beberapa jenis olahan tumbuhan pangan tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Beberapa jenis olahan tumbuhan pangan di Desa Jeruk Manis

No. Olahan Pangan Nama Makanan

Olahan

Spesies Tumbuhan

yang digunakan

Cara mengolah/membuat

1. Berkarbohidrat Nasi, bubur dan

kolak

Pade (Oryza

sativa), ambon jawa

(Manihot utilisima)

Ditanak seperti layaknya

memasak nasi biasa

2. Sayuran Kla bro (seperti

sayur bening),

kla pedis, kla

santan (sayur

santan), kla siak

dan kla siak

sebia

Kangkung

(Ipomoea aquatica

), terong (Solanum

melongena), loma`

(Xanthosoma

violaceum),

jebet/jepan

(Sechium edule),

pepao (Emilia

sonchifolia) dan

lain-lain

Umumnya seluruh bahan

(bumbu) dihaluskan

terlebih dahulu dengan

diulak, lalu ditumis

menggunakan minyak

goreng. Setelah itu

masukkan air dan sayur.

Cara lain , sayur direbus

lalu bahan (bumbu) yang

telah dihaluskan

dimasukkan dalam rebusan

sayur tersebut

3. pelengkap/

perasa

Keripik,

gorengan

Punti (Musa spp.),

sukun (Artocarpus

altilis), kulur

(Artocarpus

camansi), ambon

gula (Ipomoea

batatas) dan lain-

lain

Bahan dipotong sesuai

selera lalu dengan tepung

terigun digoreng

menggunakan minyak

4. Minuman Sirup dan kopi Tetandan ginantrum

(Uncaria gambir),

kopi (Coffea

robusta), kedelai

(Glycine max), aren

(Arenga pinnata)

dan kayu sepang

(Caesalpinia

sappan)

Kayu direbus terlebih

dahulu sampai mendidih

dan berubah warna, lalu

tambahkan gula. Cara lain

bila dalam bentuk serbuk

maka tinggal diseduh

dengan air panas

Berbeda dengan olahan pangan lainnya, minuman kopi dan kedelai diolah

tidak dengan cara direbus melainkan disangrai. Hasil panen kopi dan kedelai

terlebih dahulu dijemur lalu disangrai. Spesies lainnya yakni aren juga tidak

mengalami pengolahan karena air enau atau aren ini dapat langsung dikonsumsi.

Page 83: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

66

Gambar 28 Salah satu contoh olahan sayuran: kla pedis.

5.2.12 Pola konsumsi pangan masyarakat

Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, umumnya memiliki pola

konsumsi yang teratur. Setiap harinya mereka memenuhi kebutahan pangan

dengan makan tiga kali sehari yakni pagi, siang dan malam. Hampir tidak ada

perbedaan menu yang dimakan oleh warga masyarakat di desa ini. Artinya baik

pagi, siang, maupun malam mereka sama mengkonsumsi nasi. Menurut

Hardinsyah (2008) makanan yang baik adalah menu lengkap yang terdiri dari

makanan pokok, lauk pauk, buah, sayur dan minuman.

Kebiasaan sarapan pagi warga masyarakat di desa ini karena pada umumnya

mereka sebagai pekerja kasar seperti bertani dan berternak. Oleh karenanya

asupan energi yang diperoleh dari sarapan tersebut diharapkan dapat menjadi

cadangan tenaga untuk bekerja. Menurut Silalahi (2011) pada pagi hari, tubuh

membutuhkan asupan energi yang banyak karena pada pagi hari seseorang

melakukan banyak aktivitas. Oleh karena itu, setiap orang sangat disarankan

untuk sarapan pagi agar dapat melakukan aktivitas tanpa merasa kelelahan.

Menu sarapan pagi tidak tentu, namun biasanya adalah sisa dari menu

makan malam sebelumnya. Biasanya juga sebelum berangkat bekerja (sekitar

pukul 07.00 WITA), warga masyarakat di desa ini terlebih dahulu meminum

secangkir kopi dan menghisap rokok. Mereka percaya bahwa rutinitas pola

konsumsi ini menjadi tambahan energi mereka saat bekerja.

Pada waktu makan siang yakni sekitar jam 13.00-15.00 WITA, warga yang

sibuk bekerja di sawah, kebun atau ladang sehingga tidak bisa pulang ke rumah,

biasanya selalu membawa bekal makan siang dari rumahnya. Ataupun tidak,

Page 84: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

67

biasanya istri atau sanak saudara lainnya yang menyempatkan diri mengantarkan

menu makan siang tersebut. Sementara itu untuk makan malam biasa dilakukan

sekitar pukul 19.00 WITA, di antara waktu sholat magrib dan isya.

Pola konsumsi yang teratur ini juga ditunjang dari menu masakan dan

asupan nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya oleh masyarakat di Desa Jeruk

Manis. Setiap menu masakan yang disajikan hampir memenuhi asupan gizi empat

sehat dari komposisi gizi empat sehat lima sempurna yakni makanan pokok, lauk-

pauk, sayur mayur, buah dan susu.

Pola konsumsi pangan masyarakat juga dapat diukur berdasarkan kebutuhan

energi dan sumber perolehan energi pada tingkat mikro/rumah tangga dan

individu, serta di tingkat makro/nasional. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa

pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih di bawah kecukupan energi

minimal yaitu 2.000 kilokalori/hari dan protein sebesar 52 gr/hari per kapita

(Dephut 2009). Pola konsumsi pangan di Indonesia masih belum sesuai dengan

pola pangan ideal yang tertuang dalam PPH (pola pangan harapan). Konsumsi

dari kelompok padi-padian (beras, jagung, terigu) masih dominan baik di kota

maupun di desa. Pangsa konsumsi energi seharusnya dari kelompok pangan padi-

padian hanya 50%, namun kenyataannya masih 60,7% di kota dan 63,9% di desa

(Ariani 2005).

Menu masakan yang selalu ada ditemukan pada masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis adalah sayur. Hal ini menunjukkan bahwa selain karena

keberadaan sayur yang melimpah di desa ini, masyarakatnya ternyata gemar

mengkonsumsi sayur, apapun sayurnya.

Selain gemar mengkonsumsi sayur, warga masyarakat di Desa Jeruk Manis

juga gemar mengkonsumsi buah-buahan, di antaranya adalah punti (Musa spp.),

pao (Mangifera indica), buluan (Nephelium lappaceum), manggis (Garcinia

mangostana), durian (Durio zibethinus) serta buah-buahan lainnya. Buah-buahan

ini diperoleh bukan dari hasil membeli melainkan dari hasil budidaya warga di

pekarangan rumah atau di kebun masing-masing.

Pola konsumsi seperti ini dilaksanakan tidak hanya oleh orang dewasa yang

bekerja di sawah, kebun atau ladang, melainkan seluruh kalangan umur kecuali

Page 85: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

68

bayi. Bahkan anak berumur dua tahun pun terkadang mengkonsumsi menu yang

sama dengan menu orang tua mereka.

Menurut Hardinsyah (2008) setidaknya terdapat 10 syarat tentang pola

makan yang sehat. Syarat tersebut di antaranya selalu diawali dengan sarapan,

makan pada waktunya, memperhatikan ragam jenis dan jumlah pangan, cukup

karbohidrat dan lauk pauk, batasi gula (manis), lemak (gorengan) dan garam

(asin), banyak mengkonsumsi buah dan sayur, berhenti sebelum kenyang, sesuai

dengan kemampuan, nikmati dan pilih yang aman.

Berdasarkan pada pemahaman syarat pola makan sehat di atas, untuk

mencapai hidup sehat ternyata tidaklah sulit dilaksanakan oleh warga masyarakat

di Desa Jeruk Manis karena pada umumnya masyarakat telah melaksanakan pola

konsumsi tersebut. Hanya saja tentu pola konsumsi yang dilaksanakan oleh

masyarakat sampai dengan saat ini tidak didasarkan pada landasan saintifik gaya

ilmu farmasi barat, melainkan sepenuhnya atas dasar empiris yang teruji melalui

trial and error secara turun temurun.

Melihat pola konsumsi yang ada, terbukti setiap bahan pangan yang

dikonsumsi telah memberikan kesehatan bagi warga masyarakat tanpa tahu

kandungan gizi dari setiap pangan yang dikonsumsinya. Hal ini diperkuat oleh

Zuhud (2011) bahwa bukti empiris bukan suatu hal yang aib atau selalu keliru,

seperti halnya metodologi ilmiah farmasi barat yang belum tentu selalu baik dan

benar.

Berdasarkan pemenuhan kebutuhan pangan oleh masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis serta ketersediaan bahan pangan yang melimpah menunjukkan

bahwa masyarakat di desa ini tidak perlu bergantung terhadap pangan luar.

Tumbuhan pangan lokal yang ada sejak dahulu memainkan peranan penting

dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Cukup dengan ketersedian

tumbuhan pangan lokal yang tumbuh melimpah di desa ini masyarakat dapat

mencapai kesejahteraannya di bidang pangan seperti yang disampaikan Mulvany

(2010) bahwa sesungguhnya masyarakat tradisional sudah sejak lama berdaulat di

bidang pangan (pangan tidak hanya terpenuhi dari segi jumlah dan gizinya

melainkan masyarakat setempat mampu memproduksi sendiri bahan pangan tanpa

bergantung pada sumber luar).

Page 86: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

69

5.3 Tumbuhan Obat

5.3.1 Keanekaragaman spesies

Keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis sebanyak 156 spesies dari 62 famili

(Lampiran 6). Jumlah ini lebih banyak dari tumbuhan obat yang diketahui dan

digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Montong Betok, Resort Joben

TNGR yakni 77 spesies dari total potensi kawasan TNGR yakni 239 spesies

(Pramesthi 2008). Jumlah spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan

oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis juga lebih banyak dari pada

potensi tumbuhan obat di Resort Santong, TNGR karena hasil inventarisasi

tumbuhan obat di resort ini hanya menemukan 62 spesies tumbuhan (BTNGR

2005).

Beberapa spesies tumbuhan obat di Desa Jeruk Manis tidak hanya

digunakan untuk mengobati warga masyarakat yang sakit, namun juga hewan

ternak yang mereka pelihara. Dominannya warga masyarakat di desa ini yang

berprofesi sebagai peternak sejak dahulu hingga sekarang ternyata juga turut

membangun kearifan tradisional masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan

sebagai obat bagi ternak peliharaan. Spesies tumbuhan yang digunakan sebagai

obat ternak adalah jejengas (Lantana camara), ketujur (Sesbania grandiflora),

klayu (Syzygium cumini), lekong (Aleurites moluccana) dan srikaya belanda

(Annona muricata). Tumbuhan-tumbuhan ini digunakan untuk penambah tenaga

sapi agar kuat membajak sawah, untuk menambah nafsu makan sapi agar cepat

gemuk serta beberapa fungsi lainnya.

Daun jejengas sering digunakan sebagai pakan sapi yang mengalami berak

darah, kemudian rebusan daun ketujur sering digunakan sebagai minuman sapi

agar produksi susunya meningkat. Sementara itu, kulit batang klayu dan lekong

sama-sama digunakan untuk meningkatkan nafsu makan sapi dan meningkatkan

tenaga sapi agar kuat membajak sawah. Biasanya kulit batang yang telah

ditumbuk halus direndam dengan air selama sehari, baru kemudian diberikan

sebagai minuman sapi. Sementara itu srikaya belanda digunakan buahnya yang

telah diparut dengan tambahan air dan garam sebagai pakan sapi agar cepat

gemuk.

Page 87: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

70

5.3.2 Keanekaragaman famili

Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan familinya dikelompokkan ke

dalam 62 famili. Gambar 29 menunjukkan jumlah spesies tumbuhan obat

berdasarkan familinya. Berdasarkan jumlah spesies, famil Asteraceae lebih

dominan dibandingkan dengan famili lainnya dengan jumlah 12 spesies.

Selanjutnya secara berturut terbanyak kedua dan ketiga adalah famili

Euphorbiaceae dan Zingiberaceae dengan jumlah masing-masing 10 dan 8

spesies. Sementara itu, famili lainnya memiliki jumlah spesies antara 1 sampai 7

spesies tumbuhan dengan total jumlah yaitu 126 spesies dari 59 famili.

Gambar 29 Jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan famili.

Menurut Pujowati (2006) spesies dari famili Asteraceae adalah spesies yang

tumbuh liar, tersebar di mana-mana. Kebanyakan tumbuh secara liar di halaman,

ladang, kebun dan tepi-tepi jalan. Asteraceae merupakan famili tumbuhan dengan

keanekaragaman spesies yang cukup tinggi. Menurut Cronquist (1980) tumbuhan

famili Asteraceae merupakan kelompok tumbuhan yang terdiri dari 1.100 marga

yang meliputi 20.000 spesies. Lawrence dan George (1951) menyebutkan bahwa

famili ini merupakan famili yang memiliki anggota terbesar kedua dalam kingdom

plantae.

0 2 4 6 8 10 12

Apiaceae

Asteraceae

Cucurbitaceae

Euphorbiaceae

Fabaceae

Poaceae

Rubiaceae

Urticaceae

Verbanaceae

Zingiberaceae

6

12

5

10

7

6

7

5

5

8

Jumlah Spesies

Fa

mil

i

Page 88: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

71

Salah satu spesies tumbuhan obat penting dan strategis bagi pembangunan

kesehatan masyarakat yang termasuk famili Asteraceae adalah kesembung

(Elephantopus scaber) (Gambar 30). Kesembung dapat tumbuh liar di berbagai

tempat, tidak hanya di hutan tetapi juga di perkampungan warga. Daun dan akar

tumbuhan ini oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis digunakan untuk

memelihara kesehatan pencernaan masyarakat dan berarti sekaligus dapat

membantu mencegah agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit lainnya,

karena awal dari semua penyakit adalah bermula dari proses pencernaan yang

terganggu. Pernyataan ini diperkuat oleh Zuhud (2009) bahwa semua penyakit

bermula dari proses pencernaan yang terganggu.

Gambar 30 Kesembung (Elephantopus scaber).

Menurut Balai IPTEKnet (2005) kesembung atau lebih dikenal tapak liman

(Elephantopus scaber) memiliki kandungan kimia epifriedelinol, lupeol,

stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate,

deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin pada daun, kemudian luteolin-7-

glucoside pada bunga. Spesies ini dapat mengobati berbagai macam penyakit di

antaranya adalah influenza, demam, amandel, radang tenggorokan, radang mata,

disentri, diare, gigitan ular, batuk, sakit kuning, busung air, radang ginjal, bisul,

kurang darah, radang rahim dan keputihan. Masyarakat di Desa Jeruk Manis

menggunakan tumbuhan ini dengan cara dikunyah lalu ditelan daunnya. Cara

lainnya, akar tumbuhan ini ditumbuk bersama sekur (Kaempferia galanga) sampai

halus lalu dicampur dengan air matang. Setelah itu disaring sampai setengah gelas

dan diminum

Page 89: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

72

Spesies lainnya yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat di Desa

Jeruk Manis adalah spesies dari famili Euphorbiaceae. Tidak kurang dari 151

spesies dari famili Euphorbiaceae yang tercakup dalam 44 marga berpotensi

sebagai obat tradisional (Djarwaningsih 2007). Bahkan menurut Zuhud (2009)

famili Euphorbiaceae merupakan suku terbanyak kedua spesies tumbuhan obat di

hutan tropika Indonesia dengan jumlah mencapai 94 spesies.

Spesies yang ditemukan di hutan dari famili Euphorbiaceae adalah ketumbi

(Phylanthus urinaria) (Gambar 31a) dan lekong (Aleurites moluccana) (Gambar

31b). Kedua spesies ini digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit

malaria, luka dan luka bakar, gatal-gatal serta menghaluskan kulit. Menurut

Djarwaningsih (2007), spesies Phylanthus urinaria dan Aleurites moluccana telah

dilakukan penelitian secara farmakologi dan hasilnya cukup signifikan dengan

pemanfaatannya secara empirik yakni sebagai penyubur rambut, diuretik dan

peluruh batu kandung kemih.

(a) (b)

Gambar 31 Spesies tumbuhan obat di hutan dari famili Euphorbiaceae: (a)

ketumbi (Phylanthus urinaria); (b) lekong (Aleurites moluccana).

5.3.3 Keanekaragaman tipe habitat

Tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku Sasak

di Desa Jeruk Manis untuk mengobati berbagai macam penyakit berasal dari

berbagai tipe habitat. Ada yang tumbuh di hutan, kebun, kolam ikan, lapangan

bola, pekarangan, pingir jalan dan pinggir kali hingga di sawah, seperti tersaji

dalam Gambar 32.

Page 90: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

73

Gambar 32 Persentase tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat.

Tipe habitat paling banyak adalah di kebun. Jumlah spesiesnya mencapai

30%. Tipe habitat terbanyak kedua adalah di hutan mencapai 27%. Ada juga yang

tumbuh dan berkembang di pekarangan warga sebanyak 19%, sawah 10% dan

pinggir jalan 9%.

Spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat di

desa ini, baik itu di kebun, pekarangan atau lokasi lainnya yang diindikasikan

sebagai hasil budidaya masyarakat, sebagian besar merupakan spesies liar yang

tumbuh dan berkembang di lokasi-lokasi tersebut. Artinya sekalipun berada di

kebun atau di pekarangan, spesies tumbuhan obat yang tumbuh tidak semua

merupakan hasil budidaya melainkan ada beberapa spesies liar yang tumbuh di

tempat itu.

Adapun spesies tumbuhan obat yang berada di kebun dan dibudidayakan

oleh masyarakat adalah tumbuhan obat yang juga berfungsi sebagai pangan

seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan rempah-rempah atau juga tumbuhan obat

yang kayunya bernilai komersil. Beberapa spesies tersebut di antaranya

bengkoang (Pachyrhizus erosus) yang digunakan untuk mencerahkan muka,

bokar/sondak (Lagenaria leucantha) yang digunakan untuk panas dalam dan

tipus, kunyit (Curcuma domestica) untuk mengobati berbagai jenis penyakit

termasuk pengobatan ibu pasca melahirkan serta mahoni (Swietenia macrophylla)

yang bijinya digunakan sebagai anti nyamuk dan malaria.

Hutan

27%

Kebun

30%

Lapangan

bola

1%

Pinggir

jalan

9%

Pinggir kali

3%

Sawah

10%

Pekarangan

19%Kolam ikan

1%

Page 91: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

74

Dominannya spesies liar terutama yang berasal dari hutan dibuktikan dari

data status budidaya spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh

masyarakat seperti tersaji pada Gambar 33 berikut ini.

Gambar 33 Pengetahuan dan penggunaan tumbuhan obat berdasarkan status

budidaya.

Indikasi dominannya spesies liar yang diketahui dan digunakan oleh

masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) khususnya yang

tinggal di Desa Jeruk Manis menunjukkan bahwa intensitas warga masyarakat

untuk memasuki kawasan hutan TNGR kaitannya dengan pengambilan tumbuhan

yang dipercaya berkhasiat obat tersebut juga cukup tinggi. Dari hal ini juga

menunjukkan bahwa masyarakat pinggiran hutan seperti di Desa Jeruk Manis

memiliki ketergantungan yang besar terhadap hutan beserta isinya untuk

memenuhi kebutuhan akan obat-obatan tradisional yang berlangsung sejak dahulu

dari nenek moyang mereka hingga saat ini. Bahkan menurut Zuhud (2011) hutan

telah menyediakan berbagai kebutuhan manusia sejak berabad-abad.

5.3.4 Kelompok penyakit

Penggunaan spesies tumbuhan obat oleh masyarakat di Desa Jeruk Manis

dapat dikelompokkan ke dalam 27 kelompok penyakit. Dilihat dari jumlah spesies

tumbuhan obatnya, kelompok penyakit/penggunaan tertinggi adalah sakit kepala

dan demam (52 spesies tumbuhan obat) dan yang terendah adalah pada kelompok

penyakit/penggunaan perawatan organ tubuh wanita (1 spesies tumbuhan obat).

Adapun kelompok penyakit dan spesies tumbuhan obatnya tersaji pada Tabel 14

berikut ini.

Budidaya

36%

Liar

57%

Semi

budidaya

7%

Page 92: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

75

Tabel 14 Kelompok penyakit dan spesies tumbuhan obatnya*

No. Kelompok Penyakit Spesies

1. Gangguan Peredaran Darah Kayu sepang (Caesalpinia sappan), imba (Azadirachta

indica), jati (Tectona grandis)

2. Keluarga Berencana (KB) Kayu banten (Lannea coromandelica), pace (Morinda

citrifolia), memunti (Costus speciosus), punti lumut (Musa

acuminata)

3. Penawar Racun Memunti (Costus speciosus), nyambu batu (Psidium

guajava), nyiur (Cocos nucifera)

4. Penyakit Diabetes Binahong (Anredera cordifolia), kecepok atau klampokan

(Physalis angulata), lembayin jogang (Amaranthus

spinosus), sabo (Manilkara zapota), semet meyong

(Orthosiphon aristatus)

5. Penyakit Gigi Bebembe kuning (Synedrella nodiflora), blungadang

(Euphorbia puicherrima), jarak (Jatropha curcas), kumbi

(Tabernaemontana macrocarpa), lemaq (Ficus septica),

rengga/jarak (Jatropha multifida), tetandan gritik

(Alsomitra macrocarpa)

6. Penyakit Ginjal Belimbing bolo (Averrhoa bilimbi), Kelempui` (Amomum

subulatum), rampang siso (Drymaria cordata), rumput

gegarem (Sporobolus diander)

7. Penyakit Kanker/Tumor Eceng gondok (Eichhornia crassipes), kemutung (Rubus

rosaefolius), lemaq (Ficus septica), srikaya belanda

(Annona muricata)

8. Penyakit Kelamin Re (Imperata cylindrica)

9. Penyakit Kuning Bage (Tamarindus indica), bambu kuning (Bambusa

vulgaris), kelor (Moringa pterygosperma)

10. Penyakit Tulang Adas (Foeniculum vulgare), boro sapa (Erythrina

variegata), jahe (Zingiber officinale), kenderat (Mirabilis

jalapa), ketujur (Sesbania grandiflora), rengga/jarak

(Jatropha multifida), tetandan gritik (Alsomitra

macrocarpa)

*Catatan: Kelompok penyakit dan spesies tumbuhan obat selengkapnya tersaji pada Lampiran 7

Berdasarkan spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh warga masyarakat,

menunjukkan bahwa penyakit yang banyak diidap adalah penyakit panas. Salah

satu spesies tumbuhan obat untuk sakit kepala dan demam yang berpotensi

dikembangkan adalah binahong (Anredera cordifolia) (Gambar 34). Pada

beberapa negara spesies ini sudah lama dikenal sebagai tanaman obat potensial

yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Bahkan di Vietnam tumbuhan ini

merupakan makanan wajib bagi masyarakat. Menurut Manoi (2009) tumbuhan

binahong mempunyai manfaat sangat besar dalam dunia pengobatan, secara

empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat.

Page 93: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

76

Tumbuhan binahong mengandung beberapa senyawa aktif seperti

flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin. Kemampuan binahong untuk

menyembuhkan berbagai jenis penyakit ini berkaitan erat dengan senyawa aktif

yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid. Flavonoid dapat berperan

langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi dari mikroorganisme

seperti bakteri dan virus (Manoi 2009).

Gambar 34 Binahong (Anredera cordifolia).

Kelompok penyakit terbanyak kedua adalah penyakit saluran pencernaan.

Warga masyarakat di Desa Jeruk Manis mengaku sering mengidap penyakit

seperti maag, sakit perut, mules, mencret, diare, cacingan, berak darah dan

beberapa penyakit saluran pencernaan lainnya. Dalam pengobatannya warga

masyarakat di desa ini menggunakan tumbuhan atau ramuan yang bermacam-

macam.

Terdapat tidak kurang dari 32 spesies tumbuhan yang digunakan oleh warga

masyarakat di Desa Jeruk Manis untuk mengobati penyakit yang berawal dari

gangguan saluran pencernaan. Beberapa spesies tumbuhan obat tersebut di

antaranya bayam (Amaranthus caudatus), blandengan (Leucaena leucocephala),

sabo (Manilkara zapota), nyambu batu (Psidium guajava) dan jejengas (Lantana

camara).

Nyambu batu merupakan spesies yang lebih sering dan umum digunakan

oleh masyarakat di desa ini untuk mengatasi persoalan yang diakibatkan oleh

gangguan saluran pencernaan. Nyambu batu dianggap ampuh mengobati sakit

Page 94: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

77

perut, mules atau mencret. Warga biasa menggunakan nyambu batu dengan cara

dikunyah daun mudanya atau memakan langsung buah mudanya.

Bukti empiris khasiat nyambu batu diperkuat oleh Adina (2012) bahwa daun

nyambu seringkali digunakan untuk pengobatan diare, gastroenteritis dan keluhan-

keluhan lain yang berhubungan dengan pencernaan. Menurutnya daun nyambu

batu kaya akan senyawa flavonoid, khususnya quercetin. Senyawa inilah yang

memiliki aktivitas antibakteri dan berkontribusi terhadap efek antidiare. Ekstrak

dari tanaman ini secara in vitro bersifat toksik terhadap beberapa bakteri penyebab

diare seperti Staphylococcus, Salmonella, Shigella, Bacillus, Escherichia coli,

Clostridium dan Pseudomonas. Sementara itu polifenol yang ditemukan pada

daun diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

Nyambu batu banyak tumbuh di kawasan hutan Resort Kembang Kuning

TNGR, sisa dari program jalur hijau selebar 20 m dari batas luar kawasan pada

tahun 1998. Sebagai tanaman yang potensial untuk lebih dikembangkan, nyambu

batu memiliki banyak manfaat di antaranya merupakan sumber serat pangan

(dietary fiber) yang mampu mencegah penyakit degeneratif seperti kanker usus

besar (kanker kolon), divertikulosis, aterosklerosis, gangguan jantung, Diabetes

melitus, hipertensi dan penyakit batu ginjal. Selain itu tanaman ini memiliki

kandungan vitamin C yang tinggi yang berfungsi bagi sistem kerja tubuh manusia

(Balitbu 2008).

Kelompok penyakit/penggunaan terendah adalah untuk perawatan organ

tubuh wanita. Penyakit yang dimaksud adalah melangsingkan badan. Dari hal ini

dapat dijelaskan bahwa sebenarnya pola makan atau konsumsi yang terbentuk di

Desa Jeruk Manis membuat masyarakat khususnya wanita tidak mengidap

penyakit seperti obesitas atau kegemukan. Maka wajar bila penggunaan atau

pengetahuan mereka terhadap ramuan atau tumbuhan yang digunakan untuk

perawatan organ tubuh seperti melangsingkan badan, lebih rendah dibandingkan

dengan kelompok penyakit/penggunaan lainnya.

Beberapa di antaranya spesies tumbuhan obat dapat saling menggantikan

satu sama lain untuk mengobati jenis penyakit yang sama (mempunyai nilai

subtitusi). Misalnya untuk pengobatan tunggal, seperti obat panas dapat

menggunakan buluan (Nephelium lappaceum), bunga jepun (Plumeria alba),

Page 95: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

78

bluntas (Pluchea indica), adas (Foeniculum vulgare) serta beberapa spesies-

spesies lainnya.

Berdasarkan penemuan yang ada, tidak ada satu pun di antara spesies

tumbuhan yang diketahui dan digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk

Manis yang spesifik berdiri sendiri mengobati penyakit tertentu atau dengan kata

lain tidak mempunyai tumbuhan penggantinya (subtitusi). Justru yang ada ialah

beberapa spesies dapat mengobati berbagai macam penyakit bahkan digunakan

sebagai campuran berbagai ramuan pengobatan untuk berbagai jenis penyakit

(komplementer) seperti sekur (Kaempferia galanga).

5.3.5 Bagian yang digunakan

Berdasarkan bagian yang digunakan, spesies tumbuhan obat dapat

dikelompokkan ke dalam 13 macam yaitu akar, batang, biji, buah, bunga, daun,

getah, kulit batang, lendir pada pakis, rimpang/rhizoma, seluruh bagian tumbuhan

(herba), tunas dan umbi. Secara keseluruhan dilihat dari bagian tumbuhan yang

digunakan tersebut, daun merupakan bagian yang paling banyak digunakan yaitu

sebanyak 89 spesies (38%). Jumlah dan persentase bagian tumbuhan yang

digunakan untuk pengobatan suatu jenis penyakit tersaji pada Tabel 15.

Tabel 15 Jumlah spesies dan persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan

No. Bagian tumbuhan obat yang digunakan Jumlah (spesies) Persentase (%)

1 Akar 22 10

2 Batang 18 8

3 Biji 13 6

4 Buah 22 10

5 Bunga 17 7

6 Daun 89 38

7 Getah 8 3

8 Kulit batang 9 4

9 Lendir pada pakis 1 1

10 Rimpang/Rhizoma 9 4

11 Seluruh bagian tumbuhan (herba) 12 5

12 Tunas 2 1

13 Umbi 6 3

Jumlah 228 100

Page 96: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

79

Dominasi bagian daun yang digunakan, menjadi pertanda bahwa kearifan

tradisional dari nenek moyang masyarakat di Desa Jeruk Manis telah menjunjung

tinggi nilai-nilai konservasi. Hal ini karena dilihat dari aspek kelestarian

pemanfaatan spesies tumbuhan obat pada bagian daun tidak begitu berdampak

terhadap regenerasi tumbuhan. Berbeda halnya bila pemanfaatan spesies

tumbuhan obat tersebut pada bagian akar dan batang yang dilakukan secara

berlebihan dikhawatirkan akan berdampak terhadap regenerasi tumbuhan

berikutnya, khususnya yang berhabitus pohon.

Pemanfaatan bagian daun ini menjadi bukti bahwa kearifan tradisional dapat

dijelaskan secara ilmiah karena daun mengandung berbagai macam zat mineral.

Daun merupakan organ tumbuhan yang penting, karena pada daun terdapat

komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis, respirasi dan

transpirasi (Santoso & Hariyadi 2008).

5.3.6 Keanekaragaman habitus

Spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku

Sasak di Desa Jeruk Manis dikelompokkan juga berdasarkan habitusnya.

Berdasarkan habitusnya tersebut, spesies tumbuhan obat dibagi dalam 7 kelompok

habitus yaitu epifit/benalu, herba, liana, pakis-pakisan, perdu, pohon dan semak.

Jumlah spesies dan persentase tumbuhan obat berdasarkan habitusnya terdapat

pada Tabel 16 berikut ini.

Tabel 16 Jumlah spesies dan persentase tumbuhan obat berdasarkan habitus

No Habitus Jumlah (spesies) Persentase (%)

1 Epifit/benalu 2 1

2 Herba 60 39

3 Liana 19 12

4 Pakis-pakisan 2 1

5 Perdu 29 19

6 Pohon 35 22

7 Semak 9 6

Jumlah 156 100

Habitus dengan jumlah spesies terbanyak adalah herba yakni sebanyak 60

spesies (39%). Beberapa contoh spesies tumbuhan obat yang berhabitus herba

Page 97: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

80

adalah blincang 1 (Begonia grandis), blincang 2 (Begonia isoptera), punti (Musa

spp.), ketepu (Ophiorrhiza neglecta), jahe (Zingiber officinale) dan sempol

(Hedychium coronarium). Spesies-spesies ini merupakan tumbuhan dari famili

Begoniaceae, Musaceae, Rubiaceae dan Zingiberaceae. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Mackinnon et al. (2000) bahwa banyak suku tumbuhan yang

memberikan sumbangan bagi lapisan herba, termasuk Monocotiledone seperti

jahe-jahean, pisang liar, begonia, Gesneriaceae, Melastomataceae, Rubiaceae,

berbagai spesies paku dan anggrek.

Spesies berhabitus herba memiliki daya adaptasi yang tinggi. Hal ini seperti

yang dijelaskan oleh Hutasuhut (2011) bahwa spesies herba memiliki daya saing

yang kuat dan adaptasi yang tinggi terhadap tumbuhan di sekitarnya (seperti

semak, perdu, bahkan pohon) sehingga mampu tumbuh di tempat yang kosong.

Herba berperan penting dalam siklus hara tahunan. Serasah herba yang

dikembalikan pada tanah mengandung unsur-unsur hara yang cukup tinggi.

Menurut Soeriaadmadja (1997), herba berfungsi sebagai penutup tanah yang

berperan penting dalam mencegah rintikan air hujan dengan tekanan keras yang

langsung jatuh ke permukaan tanah, sehinggga akan mencegah hilangnya humus

oleh air.

Habitus lainnya yang juga dominan digunakan adalah pohon. Banyaknya

pohon yang dimanfaatkan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis,

mengungkapkan bahwa upaya konservasi tumbuhan obat juga harus didukung

dengan upaya konservasi ekosistem hutan yang tersusun atas berbagai struktur

vegetasi terutama pohon. Hal ini seperti yang dijelaskan Zuhud (2009) bahwa

konservasi keanekaragaman tumbuhan obat Indonesia mutlak memerlukan

ekosistem hutan yang alami dengan struktur vegetasi pohon dari berbagai spesies

dengan konstruksi strata tajuk yang berlapis-lapis.

5.3.7 Bentuk ramuan

Berdasarkan bentuk ramuannya, setidaknya ada 48 jenis penyakit dengan 86

bentuk ramuan tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di

Desa Jeruk Manis baik itu yang tumbuh liar, semi budidaya, maupun hasil

budidaya. Ramuan-ramuan tersebut berasal dari 75 spesies tumbuhan. Hal ini

Page 98: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

81

menunjukkan dari total tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh warga

masyarakat yakni 156 spesies tumbuhan, maka terdapat 81 spesies tumbuhan

dalam bentuk obat tunggal. Beberapa bentuk ramuan tersaji pada Tabel 17 berikut

ini.

Tabel 17 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya*

No. Jenis

Penyakit atau Penggunaan

Ramuan Cara

Pengolahan

Cara

Pemakaian

1. Cacar Daun Beberas + Rimpang Sekur Dikuyah Disemprotin

2. Sihir atau

Guna-guna

Daun dan Batang Muda Kelor + Kapur Dikuyah Disemprotin

3. Kedinginan Rimpang Bujak + Rimpang Jahe Diparut Diminum

4. Membatasi

Kehamilan

Kulit Kayu Banten + Buah Nanas + Tape

+ Gula Merah

Diparut Diminum

5. Gatal-Gatal Daun Buaq + Daun Sirih Direbus Air Mandi

6. Kencing

Manis

Umbi Binahong + 7-11 Daun Sirih Direbus Diminum

7. Keputihan 1 Lembar Daun Pepaya + Akar Alang-

alang +Adas

Direbus Diminum

8 Keracunan 7 Lembar Daun Nyambu + Bebembe Putih Direbus Diminum

9. Letih dan

Lesu

Daun Cengkeh + Daun Laos + Daun Jarak

Pagar + Daun Pisang + Daun Merica

Direbus Air Mandi

*Catatan: Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya, selengkapnya tersaji

pada Lampiran 8

Sebagian besar ramuan obat untuk mengobati penyakit menggunakan

campuran sekur (Kaempferia galanga). Beberapa juga ada yang menggunakan

bawang mira (Allium cepa), adas (Foeniculum vulgare) serta spesies-spesies

lainnya. Terkadang pada beberapa ramuan ditambahkan kapur, madu atau garam

untuk mempercepat proses penyembuhan.

Dominannya penggunaan sekur di berbagai ramuan obat, menjadi pertanda

bahwa khasiat dari tumbuhan ini sangat besar. Menurut Balai IPTEKnet (2005),

dalam rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral (13,73%) dan minyak

atsiri (0,02%) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, ethyl aster, asam

sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.

Sekur dapat mengobati berbagai macam penyakit. Menurut Wirapati (2008)

dalam kencur terdapat beberapa senyawa aktif saponin, flavonoid, polifenoid dan

alkaloid yang dalam jumlah sedikit mempunyai peranan pada proses metabolisme.

Page 99: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

82

Artinya perananan tumbuhan sekur bagi pencernaan yang mengatur metabolisme

manusia sangatlah penting.

Saluran pencernaan merupakan sumber awal dari berbagai jenis penyakit.

Seperti yang disebutkan oleh Zuhud (2009) bahwa awal dari semua penyakit

adalah bermula dari proses pencernaan yang terganggu. Hal ini menunjukkan akan

peranan penting sekur sebagai komplementer ramuan yang dapat mengobati

berbagai macam penyakit.

5.3.8 Cara pengolahan

Terdapat sebanyak 21 cara pengolahan tumbuhan obat baik pada

penggunaan bentuk ramuan maupun obat tunggal. Pengolahan yang paling banyak

adalah dengan cara ditumbuk dan direbus seperti tersaji pada Tabel 18 berikut ini.

Tabel 18 Jumlah spesies tumbuhan obat dilihat dari cara pengolahannya

No. Cara Pengolahan Jumlah Spesies

Tunggal Ramuan

1 Dibakar lalu diparut 1 -

2 Dikeringkan 1 -

3 Dikunyah 2 2

4 Dipanaskan 3 -

5 Diparut lalu disaring 17 2

6 Diparut lalu direbus 2 -

7 Diremas lalu diseduh 1 -

8 Direbus 54 16

9 Direbus lalu ditumbuk 1 -

10 Diremas 12 14

11 Direndam 2 -

12 Disangrai lalu ditumbuk 2 -

13 Diseduh 2 -

14 Diteteskan dalam air 2 -

16 Ditumbuk 49 35

17 Ditumbuk lalu dijemur - 1

18 Ditumbuk lalu direbus - 2

19 Ditumbuk lalu direndam 1 1

20 Ditumbuk lalu diseduh 2 -

21 Langsung digunakan 33 2

Jumlah 187 75

Page 100: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

83

Pengolahan tumbuhan obat dengan cara ditumbuk dapat dilihat saat

pengobatan luka dan patah tulang. Dalam mengobati luka dan patah tulang

tersebut, masyarakat Desa Jeruk Manis biasa menggunakan adas (Foeniculum

vulgare) dan sekur (Kaempferia galanga) yang ditumbuk lalu ditempelkan pada

bagian yang sakit. Pengolahan lainnya yang dilakukan dengan cara ditumbuk

adalah untuk mengobati sakit pada bagian sendi lutut yang menggunakan daun re

(Imperata cylindrica).

Adapun spesies yang pengolahannya dengan cara direbus adalah kecepok

(Physalis angulata). Rebusan herba tumbuhan ini dapat mengobati kencing manis,

panas dalam dan malaria. Selain itu mengkudu (Morinda citrifolia) yang

digunakan untuk mencegah kehamilan juga pengolahannya dilakukan dengan cara

direbus yakni satu buah mengkudu dan rimpang memunti (Costus speciosus)

secukupnya.

Biasanya obat yang ditumbuk digunakan untuk pemakaian obat luar yaitu

dengan cara ditempel atau dioles. Sementara itu tumbuhan yang diolah dengan

cara direbus, digunakan sebagai obat dalam dengan cara diminum. Dalam

mengolah tumbuhan obat, umumnya takaran yang digunakan untuk bahan yang

ditumbuk dan direbus adalah bagian tumbuhan yang berjumlah ganjil seperti tujuh

lembar daun. Hal ini karena masyarakat di Desa Jeruk Manis mempercayai bahwa

angka ganjil tersebut merupakan angka yang baik untuk pengobatan dan mereka

mempercayai bahwa Sang Khalik menyukai angka ganjil.

Adapun takaran yang digunakan saat merebus air umumnya adalah dari tiga

gelas air sampai bersisa kira-kira tinggal satu gelas. Tumbuhan obat yang direbus

ini bisa digunakan dua sampai tiga kali sehari yakni pagi dan sore atau pagi, siang

dan malam hari.

Selain cara pengolahan tumbuhan obat di atas, terdapat pula tumbuhan obat

yang tidak mengalami proses pengolahan atau dengan kata lain langsung

digunakan. Jumlah tumbuhan obat yang langsung digunakan adalah 33 spesies

untuk penggunaan tunggal dan 2 spesies tumbuhan berupa ramuan. Misalnya,

untuk obat malaria dapat menggunakan biji buah mahoni (Swietenia macrophylla)

dengan cara dimakan atau langsung ditelan. Daun nyambu batu (Psidium guajava)

yang masih muda ± 3-5 lembar dapat dimakan langsung untuk mengobati sakit

Page 101: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

84

perut atau mencret. Sakit gigi dapat menggunakan getah kumbi

(Tabernaemontana macrocarpa) dengan cara diteteskan langsung pada gigi yang

sakit. Sedangkan untuk menghaluskan kulit dapat langsung menggunakan daun

lekong (Aleurites moluccana) yang telah gugur atau menguning dengan

digosokkan pada bagian kulit.

Spesies tumbuhan dalam bentuk ramuan yang langsung digunakan (tanpa

pengolahan) adalah lemaq (Ficus Septica) dan nyiur (Cocos nucifera). Dengan

campuran kapur, lemaq dioleskan pada bagian kulit yang terkena kutil.

Sebelumnya bagian kulit yang terkena kutil tersebut dilukai terlebih dahulu.

Sementara itu nyiur digunakan sebagai obat kuat dengan cara meminum airnya

yang telah dicampur dengan bubuk lada/merica (Piper nigrum).

Selain cara pengolahan direbus dan ditumbuk, tumbuhan obat juga ada yang

diparut lalu disaring. Biasanya spesies-spesies yang diolah dengan cara diparut ini

adalah spesies yang memiliki umbi atau rimpang seperti famili Zingiberaceae.

Misalnya, kunyit (Curcuma domestica) dengan cara diparut digunakan untuk sakit

pada bagian payudara ibu yang baru melahirkan (Gambar 35).

Gambar 35 Kunyit (Curcuma domestica) yang diparut.

Pengolahan tumbuhan obat dengan cara diparut di desa ini, relatif berbeda

dengan desa atau tempat lainnya. Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

dalam hal pengobatan lebih menggunakan “elong pari” (ekor pari) untuk memarut

tumbuhan obat. Mereka mempercayai bahwa penggunaan “elong pari” akan

membawa khasiat lebih baik untuk penyembuhan dibandingkan dengan

menggunakan alat parut biasa.

Page 102: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

85

Cara pengolahan tumbuhan obat lainnya adalah ditumbuk lalu direbus atau

sebaliknya direbus baru ditumbuk. Masing-masing dapat dicontohkan dengan

spesies yang berbeda. Cara pengolahan ditumbuk lalu direbus adalah ketumbi

(Phylanthus urinaria) untuk mengobati luka bakar. 3-7 batang ketumbi lengkap

(akar, batang, daun dan bunga) dicampur dengan 1 rimpang sekur (Kaempferia

galanga), 3 buah cengkeh kering (Syzygium aromaticum) dan 1 potong kayu

manis (Cinnamomum burmannii). Ketumbi ditumbuk halus dan sekur diiris tipis-

tipis. Setelah itu semua bahan direbus dalam 3 gelas air sampai mendidih. Saring

dan setelah hangat diminum.

Pengolahan yang dilakukan dengan cara direbus lalu ditumbuk adalah

taruna semalam (Arthrophyllum javanicum). Buah dari tumbuhan ini direbus lalu

ditumbuk. Buat menyerupai pil dan diminum. Penggunaan tumbuhan ini untuk

obat kuat.

5.3.9 Cara pemakaian

Terdapat sebanyak 21 cara pemakaian tumbuhan obat baik pada penggunaan

bentuk ramuan maupun obat tunggal. Cara pemakaian yang paling banyak

digunakan adalah dengan diminum, yaitu 80 spesies obat tunggal dan 36 spesies

ramuan. Jumlah spesies tumbuhan obat dilihat dari cara pemakaiannya terdapat

pada Tabel 19.

Obat yang diminum ini diperoleh dari proses perebusan, peremasan,

ditumbuk, diseduh, diparut maupun kombinasi dari beberapa cara pengolahan.

Tumbuhan yang direbus contohnya adalah putri malu (Mimosa pudica). Semua

olahan tumbuhan ini dilakukan dengan cara direbus lalu diminum baik itu untuk

mengobati batuk berdahak, sulit tidur, menurunkan tekanan darah maupun

rematik.

Tumbuhan obat yang diremas contohnya adalah empet-empet (Ophiorrhiza

japonica). Untuk mengobati sakit panas dan anak bayi yang terus menerus

menangis dapat menggunakan daun empet-empet yang diremas dalam air lalu

airnya diminum.

Ada pula tumbuhan yang digunakan merupakan kombinasi dua cara

pemakaian seperti diminum dan dioleskan atau diusapkan pada seluruh badan.

Page 103: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

86

Masyarakat Desa Jeruk Manis mempercayai bahwa penggunaan cara dalam

dengan diminum juga cara luar seperti dioleskan atau diusapkan ke badan dapat

mempercepat kesembuhan penyakit yang diidap.

Tabel 19 Jumlah spesies tumbuhan obat dilihat dari cara pemakaian

No. Cara Pemakaian Jumlah Spesies

Tunggal Ramuan

1 Air Mandi 3 2

2 Berkumur 2 -

3 Dibakar 1 -

4 Digantungkan 1 -

5 Digosok 2 -

6 Diinjak 1 -

7 Dikompres 2 -

8 Dikucek 2 1

9 Dimakan/Dikunyah 19 1

10 Diminum 80 36

11 Diminum dan Dioleskan 3 12

12 Diminum dan Disiram 1 -

13 Dioleskan/Lumuri/Diusapkan 13 7

14 Disemprotkan 1 2

15 Disiram 1 -

16 Ditelan 3 -

17 Ditempel 29 6

18 Diteteskan 10 1

19 Hisap Seperti Rokok 1 -

20 Kaki Direndam 1 1

21 Keramas Rambut 11 6

Jumlah 187 75

Punti (Musa spp.) merupakan salah satu spesies yang digunakan dengan

memadukan dua cara pemakaian. Punti digunakan untuk mengobati sakit panas

dan mencret. Dengan tunas punti bersama dengan bawang mira (Allium cepa),

keduanya diremas dalam piring yang telah berisi air. Air tersebut lalu diminum,

sisanya diusapkan pada seluruh bagian badan.

Selain punti, spesies yang diminum dan dioleskan adalah pade (Oryza

sativa). Tidak hanya berfungsi sebagai sumber karbohidrat, tanaman ini berfungsi

sebagai obat panas, badan yang tidak bisa gemuk serta batuk pada anak kecil.

Dengan ramuan berupa campuran sekur (Kaempferia galanga), adas (Foeniculum

Page 104: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

87

vulgare), empet-empet (Ophiorrhiza japonica), iyu-iyu (Ophioglossum

reticulatum) dan rampang siso (Drymaria cordata), tumbuhan ini ditumbuk halus,

lalu dibentuk menyerupai pil kecil-kecil. Pil tersebut lalu dijemur agar kering dan

mengeras. Pil yang sudah mengering dan keras tersebut dikenal dengan nama

bubus (Gambar 36). Cara pemakaiannya adalah meminum bubus yang telah

dilarutkan dalam satu gelas air. Air tersebut tidak semuanya diminum melainkan

¼ nya digunakan untuk dioleskan atau diusapakan di badan.

Gambar 36 Bubus: ramuan obat yang terbuat dari bahan dasar padi (Oryza sativa)

Kombinasi lainnya adalah diminum dan disiram. Spesies yang diminum dan

disiram ini salah satunya adalah kayu putih (Melaleuca leucadendra) yang

digunakan untuk mengatasi masalah gatal-gatal pada kulit. Cara pemakaiannya

adalah hasil rebusan daun kayu putih sebanyak 1 panci (±3 genggam daun segar

kayu putih) diminum segelas. Sisanya disiram pada seluruh permukaan kulit.

Pemakaian dengan cara keramas, merupakan cara pemakaian khusus bagi

tumbuhan yang digunakan untuk kesehatan rambut seperti menghitamkan rambut,

mengilangkan ketombe, bau rambut, kutu rambut serta beberapa permasalahan

lainnya yang berkaitan dengan rambut. Beberapa contoh tumbuhan yang

digunakan untuk kesehatan rambut adalah pepait (Tagetes erecta), pakis lendir

(Pteris tripartita), nyiur (Cocos nucifera), lidah buaya (Aloe vera) serta spesies-

spesies lainnya.

Page 105: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

88

Pemakaian tumbuhan obat dengan cara diteteskan, misalnya untuk

mengobati luka, sakit gigi atau sakit mata. Umumnya tumbuhan obat yang

digunakan ini diambil bagian getahnya atau air yang terdapat dalam tumbuhan

tersebut dan langsung diteteskan pada bagian yang sakit. Adapun pemakaian

tumbuhan obat dengan cara mengunyah, misalnya untuk sakit perut dan diare,

cukup dengan mengunyah daun nyambu batu (Psidium guajava) 3-5 lembar.

Pemakaian dengan cara dikunyah atau dimakan, umumnya merupakan spesies

tumbuhan obat yang juga digunakan sebagai bahan pangan sehingga aman untuk

dikonsumsi langsung (tanpa melewati proses pengolahan terlebih dahulu).

Pemakaian tumbuhan obat dengan cara ditelan, umumnya berbentuk biji

yang terasa pahit bila dikunyah. Misalnya, biji buah mahoni (Swietenia

macrophylla) yang digunakan untuk obat malaria dan anti nyamuk. Selanjutnya,

pemakaian tumbuhan obat dengan cara dikucek adalah tumbuhan obat yang

digunakan untuk mengobati sakit mata seperti mata merah atau terdapat kerikil di

dalam mata, seperti jamplung (Calophyllum inophyllum).

Adapun yang dipakai sebagai air mandi adalah tumbuhan obat yang biasa

digunakan untuk menghilangkan rasa pegal di badan sehabis kerja atau juga untuk

mengatasi permasalah kulit atau penyakit kulit seperti gatal-gatal (genit), kulit

kemerah-merahan (tiwang) dan borok (selamaq). Salah satu spesies tumbuhan

obat untuk mengatasi permasalahan kulit tersebut adalah dengan rebusan air daun

sirih monyet (Piper betle).

Pemakaian tumbuhan obat dengan cara merendam kaki umumnya

digunakan untuk mengobati penyakit rematik. Tumbuhan yang digunakan adalah

ketujur (Sesbania grandiflora) dan pace (Morinda citrifolia). Rebusan dari daun

tumbuhan ini, digunakan untuk merendam kaki yang terkena penyakit rematik.

Cara pemakaian dengan dihisap seperti rokok adalah spesies tumbuhan yang

digunakan sebagai obat penenang. Tumbuhan tersebut adalah kecubung (Datura

suaveolens). Bunga tumbuhan ini yang telah diiris layaknya tembakau,

dikeringkan lalu pintir menjadi batang rokok dan dihisap. Sedangkan tumbuhan

yang dipakai dengan hanya digantungkan adalah lombos (Amorphophallus

variabilis). Warga masyarakat Desa Jeruk Manis mempercayai dengan

Page 106: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

89

menggantungkan batang dan daun tumbuhan ini di sekitar rumah, maka nyamuk

tidak akan datang.

Serupa dengan lombos yang digunakan untuk mengusir nyamuk, terep

(Artocarpus elasticus) juga memiliki fungsi yang sama, hanya saja cara

pemakaiannya yang berbeda. Cara pemakaian terep adalah dengan membakar

bunga yang telah kering dari tumbuhan ini di sekitar rumah. Bau yang dihasilkan

dari pembakaran bunga terep, diyakini oleh masyarakat menjadi racun yang dapat

mematikan nyamuk ketika menghirup baunya.

5.4 Kondisi Kesehatan Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis memandang arti sehat apabila

badan terasa segar, makan terasa enak, kerja penuh semangat, tidak sakit atau

mengidap penyakit yang menjadi penghalang untuk beraktivitas (badan terasa

sakit, panas atau makan terasa pahit). Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang

Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Berdasarkan definisi yakni keadaan sejahtera dari badan dan tidak mengidap

penyakit maka dapat dijelaskan bahwa pada umumnya masyarakat Desa Jeruk

Manis tidak memiliki riwayat penyakit yang berat. Penyakit yang umum diidap

masyarakat adalah penyakit ringan. Kelompok penyakit yang sering diidap warga

masyarakat adalah sakit kepala dan demam seperti panas dan demam atau

penyakit saluran pencernaan seperti maag, sakit perut, mules, mencret, diare,

cacingan, berak darah dan beberapa penyakit saluran pencernaan lainnya.

Kajian etnobotani tumbuhan obat yang dilakukan pun menunjukkan hal

yang sama. Dari 156 spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh

warga masyarakat di Desa Jeruk Manis, menunjukkan hasil bahwa sebagian besar

penggunaan tumbuhan adalah untuk mengobati penyakit panas, demam atau

kelompok penyakit yang berkaitan dengan saluran pencernaan.

Penyakit yang banyak diidap oleh masyarakat ini tidak bisa dilepaskan dari

pekerjaan atau aktivitas warga masyarakat setiap harinya yakni didominasi oleh

pekerjaan bertani dan berternak. Profesi ini bukanlah pekerjaan yang mudah.

Page 107: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

90

Diperlukan fisik yang kuat dan tenaga ekstra untuk menjadi seorang petani atau

peternak.

Aktivitas yang tidak mengenal waktu, mulai pagi sampai sore atau bekerja

di terik matahari merupakan awal penyebab warga masyarakat mudah terserang

penyakit. Menurut Supardi dan Notosiswoyo (2005) penyebab sakit demam atau

panas adalah udara kotor, menghisap debu kotor, pergantian cuaca, kondisi badan

lemah, kehujanan, kepanasan cukup lama dan keletihan. Semua indikasi penyebab

ini, sangat mungkin dialami oleh warga yang bekerja sebagai petani dan peternak.

Oleh karenanya wajar bila warga masyarakat banyak yang terserang penyakit

panas dan demam. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan Soejoeti (2008)

bahwa lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya

(dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.

Selain dari aktivitas, pola konsumsi atau asupan nutrisi makanan juga dapat

menjadi faktor penting terhadap kondisi kesehatan seseorang. Hal ini seperti yang

dijelaskan oleh Soejoeti (2008) bahwa secara naturalistik seseorang menderita

sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup,

ketidakseimbangan dalam tubuh, termasuk juga masuk angin dan penyakit

bawaan. Sekalipun warga masyarakat di Desa Jeruk Manis memiliki pola

konsumsi yang teratur juga asupan nutrisi yang cukup baik, namun bila tidak

diimbangi dengan aktivitas atau kalori yang keluar maka juga dapat menjadi awal

penyebab munculnya penyakit.

Pendidikan juga dapat menjadi indikator penting dalam menilai tingkat

kesehatan masyarakat karena dengan pendidikan yang rendah maka

kemampuannya dalam menangkap informasi untuk meningkatkan kualitas gizi

keluarga pun akan lemah. Hal ini diperkuat dangan pernyataan Hanani (2009)

bahwa buta huruf menjadi indikator penting bagi rendahnya kualitas gizi keluarga.

Kondisi ini berbeda jauh dengan yang terjadi di Desa Jeruk Manis. Tidak

ada relevansi yang nyata antara tingkat pendidikan dengan kondisi kesehatan

masyarakat di Desa Jeruk Manis. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengobatan

terhadap penyakit yang sering menyerang warga masyarakat merupakan hasil dari

fakta empiris nenek moyang yang teruji melalui trial and error mampu mengobati

suatu penyakit tertentu.

Page 108: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

91

5.5 Kearifan tradisional Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

Kearifan tradisional yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat Suku

Sasak di Desa Jeruk Manis, terbungkus oleh aturan-aturan yang lebih dikenal oleh

masyarakat setempat dengan nama awig-awig. Menurut Sartini (2004) kearifan

tradisional merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat,

tumbuh dan berkembang secara terus menerus dalam kesadaran masyarakat,

berfungsi dalam mengatur kehidupan masyarakat dari yang sifatnya berkaitan

dengan kehidupan yang sakral sampai yang profan.

Kearifan tradisional ini erat kaitannya dengan upaya mendukung konservasi

khususnya kelestarian kawasan karena sebagian besar kearifan tradisional tersebut

tumbuh dan berkembang pada masyarakat pelosok, pinggiran hutan yang jauh dari

pengaruh luar atau global. Menurut Suhartini (2009) dalam perkembangannya

masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dengan mengembangkan

suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, dipadu dengan

norma adat dan nilai budaya.

Keberagaman bentuk adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam

satu komunitas masyarakat merupakan warisan secara turun temurun yang

kemudian menjadi pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan

lingkungannya. Bentuk adaptasi inilah yang kemudian dikenal sebagai kearifan

tradisional. Pentingnya mempelajari kearifan tradisional merupakan wujud

penghormatan pada leluhur terdahulu juga menjaga keseimbangan dan kelestarian

lingkungan hidup.

Khusus untuk masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis tradisi/kearifan

tradisional tersebut tidaklah tertulis dan penerapannya pun tidak sekental

masyarakat yang masih memegang teguh ritual tradisi adat seperti yang

berlangsung di Desa Adat Senaru atau Desa Bayan. Masyarakat di desa ini

memahami awig-awig sebagai sebuah kepercayaan atau kebiasaan sosial yang

baik untuk diikuti namun tidak harus semua dilaksanakan. Adapun

kebiasaan/kearifan tradisional tersebut di antaranya adalah cara memperlakukan

padi dengan mengadakan upacara atau syukuran sebelum dan sesudah panen dan

sikap menghargai lingkungan.

Page 109: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

92

5.5.1 Cara memperlakukan padi

Masyarakat Suku Sasak khususnya yang tinggal di wilayah Lombok Timur

seperti di Desa Jeruk Manis dalam hidupnya terkait sistem ketahanan pangan,

melakukan pola tanam pada waktu-waktu tertentu, biasanya pada waktu ton

(musim hujan). Tumbuhan yang ditanam tersebut seperti padi (Oryza sativa),

jagung (Zea mays) dan tanaman lain sebagai bahan makanan utama.

Salah satu tradisi Suku Sasak yang kini mungkin nyaris punah adalah

prosesi tanam (bercocok tanam) dan panen padi yang sarat dengan pesan dan

makna serta kearifan kearifan tradisional yang ada di dalamnya. Biasanya padi

yang digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis adalah jenis

padi bulu (Javonica). Masyarakat di desa ini juga mengenal beberapa nama padi

lainnya seperti padi gama, padi merah dan padi kombo.

Para petani di Desa Jeruk Manis masih percaya dengan adanya rezeki yang

berlimpah asalkan mau bekerja. Tuhan akan selalu merestui dan memberkati

umat-Nya kalau mau bekerja keras. Berdasarkan dalil dan kepercayaan ini, para

petani di Desa Jeruk Manis tidak mau berdiam diri. Mereka sadar bahwa rezeki

yang diberikan Tuhan harus dicari.

Berdasarkan dalil dan kepercayaan ini juga para petani tidak membiarkan

istri-istri mereka berdiam diri. Saat menanam padi, para istri turut dilibatkan

(Gambar 37). Selanjutnya pada saat panen dan syukuran atau selamatan, para ibu-

ibu memegang peranan yang sangat vital. Biasanya, mereka memasak makanan

untuk disuguhkan kepada para toaq lokaq (orang yang dituakan) dan juga para

keluarga.

Gambar 37 Para istri dilibatkan dalam kegiatan mencabut bibit padi (reas).

Page 110: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

93

5.5.1.1 Upacara bercocok tanam

Masyarakat Lombok Timur khususnya di Desa Jeruk Manis sejak dahulu

kala bermata pencaharian dari bercocok tanam (bertani). Dalam budaya Sasak

sebelum menanam padi di sawah, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan:

a. Mempersiapkan bibit yang terbaik dari hasil panen tahun lalu yang

ditempatkan pada bagian atas lumbung (pantek bale), hal ini dimaksudkan

supaya bibit tetap terpelihara dengan baik dan tidak dimakan hama.

b. Jika musim hujan diperkirakan akan tiba para petani mempersiapkan diri

menurunkan bibit dengan menyiapkan daun bikan, sejenis rumput, daun

jeringo yang akan digunakan sebagai bubus, selanjutnya air rendaman empit

(kerak nasi).

c. Acara penanaman bibit dengan do'a dan harapan agar padi yang ditanam putih

seperti air beras. Baru kemudian bibit siap untuk ditanam.

d. Setelah tiba waktunya, bibit dicabut untuk ditanam secara bergotong royong,

tua muda, laki dan perempuan. Acara gotong royong sesuai jadwal yang

ditetapkan oleh pekasih (petugas pengatur air sawah penduduk). Disetiap sudut

petakan sawah juga ditempatkan tanaman bage (Tamarindus indica) sebagai

tanda gedeng nao (agar hama tidak masuk menyerang padi yang baru ditanam).

5.5.1.2 Upacara tong-tong suit (panen padi)

Upacara ini dilakukan apabila tanaman di sawah sudah waktunya dipanen.

Pemilik sawah kemudian mencari toaq lokaq (orang yang dituakan), ahli agama

(ustadz, ulama atau tuan guru), juga para tetangga untuk mengadakan upacara

syukuran atau selamatan. Prosesinya adalah:

a. Menyiapkan ancak yaitu anyaman dari bambu yang berbentuk segi empat yang

digunakan sebagai pengganti nare (dulang).

b. Ancak diisi dengan nasi sebatok (seperiuk kecil) dengan dialasi dengan

dedaunan. Selain dari tradisi ini, ada pula yang menggunakan seserahan

ketupat saat syukuran atau selamatan.

c. Di atas nasi atau ketupat diletakkan lekoq lekes yang terdiri dari daun

sirih, buah pinang, tembakau dan rokok.

Page 111: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

94

d. Setelah selesai barulah tuan guru (ulama) memberikan do'a (memutah). Hal ini

sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Khalik karena masih diberikan rezeki

memanen padi. Selanjutnya, perlengkapan dibawah ke sawah untuk dipasang

atau digantung di tempat saluran air pertama yang masuk ke sawah. Pamong

desa mulai panen dengan membuat inaq pade (induk padi) yang diletakkan di

atas ancak. Setelah itu panen bisa dilaksanakan.

Lumbung penyimpan beras (pantek bale) dalam kehidupan sehari-hari tidak

boleh dalam keadaan kosong. Padi/gabah diambil dari lumbung pada saat

persedian beras yang ada sudah hampir habis atau bila ada upacara tertentu atau

keadaan darurat.

Begitulah cara masyarakat di Desa Jeruk Manis memperlakukan padi

sebagai sumber pangan dan mengelola ketahanan pangan secara tradisional. Jika

kearifan tradisional ini tetap dipertahankan, maka ketersediaan pangan yang

tersimpan dalam lumbung padi (pantek bale) dan kelestarian varietas padi yang

digunakan akan selalu terjaga. Hal ini menjadi ketahanan pangan tersendiri bagi

masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis dalam menghadapi isu permasalahan

pangan saat ini.

5.4.2 Sikap menghargai lingkungan

Sebelum memasuki kawasan hutan, terdapat kebiasaan-kebiasaan yang

sering dilaksanakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis. Mereka

mempercayai bahwa kawasan hutan TNGR merupakan rumah bagi makhluk

lainnya yang kasat mata. Bukan berarti syirik melainkan saling mengormati

sesama ciptaan Tuhan. Hal ini pula yang kemudian menentukan sikap dan tingkah

laku warga masyarakat di Desa Jeruk Manis sejak dahulu hingga sekarang yang

sangat menghargai lingkungan alam (hutan).

Saat ingin masuk hutan dengan tujuan tertentu seperti berburu atau mencari

ramuan tumbuhan obat biasanya warga masyarakat menempatkan daun muda

yang telah diiris lalu ditempatkan pada pohon yang besar. Biasanya pohon yang

dituju adalah pohon yang berada di sekitar mata air di dalam kawasan hutan

TNGR. Penempatan daun muda di pohon besar tersebut dimaksudkan sebagai

penyawiq atau pemberitahuan bahwa mereka ingin masuk hutan.

Page 112: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

95

Selain itu, masyarakat di Desa Jeruk Manis juga terbiasa tidak menebang

pohon di dalam hutan. Bahkan di lahan milik pribadi, satu pohon yang ditebang

harus digantikan oleh sepuluh bibit pohon yang sama. Kebiasaan ini juga terlihat

saat masyarakat di Desa Jeruk Manis mengambil bahan dari hutan untuk dijadikan

ramuan obat.

Tumbuhan obat yang diambil dari hutan hanya digunakan untuk keperluan

pada saat sakit itu saja (pemanfaatan lestari). Beberapa tumbuhan obat yang

bernilai fungsional juga telah dibudidayakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk

Manis untuk mengurangi pengambilan langsung dari hutan. Hal ini mereka

lakukan untuk menjaga kelestarian hutan tersebut.

Menjaga kelestarian hutan merupakan wujud kesadaran warga di Desa Jeruk

Manis akan arti pentingnya hutan. Masyarakat di desa ini meyakini bahwa

kelestarian hutan akan sangat menentukan ketersedian mata air bagi desa mereka.

Air sangatlah penting bagi masyarakat di desa ini karena sebagian besar

masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan keberdaan air sangat penting bagi

pengairan sawah mereka.

Masyarakat juga dilarang membuang sampah dan membakar di dalam

hutan, termasuk membuang sampah atau limbah rumah tangga di sungai, got atau

selokan. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hutan dan kebersihan ini

tanpaknya karena ada rasa kebersamaan dan senasib sepenanggungan antara

warga.

Selain kepedulian warga terhadap lingkungan fisik, warga Desa Jeruk Manis

juga sangat peduli terhadap lingkungan sosialnya. Budaya gotong royong atau

saling tolong menolong (siru balas) masih kental terlihat di desa ini. Saat

menghadapi warga yang terkena musibah kematian atau saat mengadakan hajatan

tertentu, seperti pembangunan rumah, pesta perkawinan, sunatan, aqiqah dan lain

sebagainya, warga masyarakat turut berpartisipasi, baik dengan tenaga, barang

atau dengan uang.

Setiap yang membantu biasanya diberi makan sebagai bentuk ucapan terima

kasih. Hal ini sudah biasa berlangsung di Desa Jeruk Manis. Bahkan pada warga

yang tertimpah musibah atau terlihat kurang mampu setiap warga yang membantu

tersebut justru tidak ingin merepotkan dan cukup makan di rumah masing-masing.

Page 113: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

96

5.6 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Pangan dan Obat Potensial

Salah satu yang menjadi akar permasalahan konservasi adalah

ketidakberlanjutan pengetahuan lokal atau estafet local and tradisional

knowledge. Proses konservasi menjadi sulit ketika proses dari masa lalu tidak

bersambung ke masa kini. Pengalaman-pengalaman atau kearifan tradisional yang

diterapkan oleh nenek moyang terdahulu, kini banyak ditinggalkan dan dianggap

kuno. Budaya lokal nenek moyang kini telah banyak berganti dengan budaya

modern.

Kondisi umum budaya bangsa Indonesia juga diperparah dengan

dimanjanya bangsa Indoensia akan keanekaragaman hayati hutan tropika

Indonesia yang tinggi atau melimpah. Banyaknya pilihan yang dapat

dimanfaatkan dari hutan menjadi faktor yang mempengaruhi dan melonggarkan

daya juang serta semangat masyarakat untuk menggali, mengembangkan dan

memelihara pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan keanekaragaman hayati

tersebut.

Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang juga memiliki

potensi keanekaragaman hayati yang tinggi juga seharusnya mampu

dimaksimalkan pemanfaatannya guna menunjang kesejahteraan masyarakat

sekitar. Salah satu masyarakat desa sekitar hutan yang masih memiliki kearifan

tradisional dalam hal pemanfaatan plasma nutfah tumbuhan dari kawasan TNGR

adalah masyarakat Suku Sasak yang tinggal di Desa Jeruk Manis.

Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis memiliki kearifan tradisional

dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan dan obat. Hanya saja, saat ini

pengetahuan akan pemanfaatan tersebut belum menyebar merata di antara warga

masyarakat serta cenderung mulai ditinggalkan. Beberapa spesies potensial yang

banyak digunakan oleh industri jamu atau telah diteliti memiliki banyak

kandungan dan manfaat, belum banyak diketahui oleh masyarakat di desa ini.

Beberapa spesies tumbuhan yang potensial untuk dikembangkan oleh

masyarakat di Desa Jeruk Manis di antaranya pakis (Diplazium esculentum),

bebele (Centella asiatica), kayu sepang (Caesalpinia sappan) dan terong totok

(Solonum torvum). Dengan pengembangan spesies-spesies ini selain dapat

Page 114: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

97

menjadi alternatif bagi terwujudnya kemandirian masyarakat lokal setempat juga

meningkatnya kesejahteraan mereka.

Pakis merupakan salah satu bahan makanan yang banyak di konsumsi

masyarakat di Pulau Lombok bahkan sampai ke Pulau Sumbawa. Permintaan

(demand) akan pakis pun begitu besar. Pakis ini banyak tumbuh di dalam kawasan

TNGR.

Saat ini masyarakat di Desa Jeruk Manis hanya memanen pakis dari dalam

kawasan hutan TNGR. Tidak hanya untuk dikonsumsi, pakis oleh masyarakat di

desa ini juga diperjualbelikan. Terhitung masyarakat dapat memperoleh

penghasilan tidak kurang Rp. 20.000,-/hari dari hasil mengambil pakis.

Tantangannya adalah sampai saat ini pakis belum tersentuh oleh teknologi seperti

dalam bentuk pengolahan atau pengemasannya karena spesies ini tidak tahan

disimpan lama maksimal hanya 24 jam.

Bebele merupakan tumbuhan liar yang melimpah tumbuh di Desa Jeruk

Manis. Selain berfungsi sebagai bahan pangan, secara empiris maupun ilmiah

tumbuhan ini dengan kandungannya terbukti mampu mengatasi berbagai macam

penyakit di antaranya kandungan triterpenoid saponin yaitu asiatic acid berfungsi

untuk meningkatkan aktivasi makrofag. Triterpenoids merupakan antioksidan

sebagai penangkap radikal bebas dan merevitalisasi pembuluh darah. Asiaticoside

dan senyawa sejenis juga berperan sebagai anti lepra (kusta).

Secara umum, bebele berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel

hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya. Bebele juga

mengandung beberapa macam vitamin yaitu A, B, E, G dan K, serta mengandung

nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh dan berfungsi sedatif (Adina 2012).

Kayu sepang memiliki sebaran yang relatif kecil di kawasan sekitar TNGR.

Spesies ini dapat digunakan sebagai bahan minuman berupa sirup. Selain itu dari

bukti empiris tumbuhan ini telah lama digunakan oleh bangsawan Jawa untuk

mengobati berbagai macam penyakit khususnya penyakit yang berhubungan

dengan saluran pencernaan. Bahkan kayu sepang telah digunakan oleh beberapa

industri jamu ternama seperti PT. Bintang Toedjoe.

Terong totok selain berfungsi sebagai pemenuhan pangan berupa lalapan,

tumbuhan ini juga ternyata berfungsi sebagai antikanker, pengobatan penyakit

Page 115: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

98

lambung, pinggang kaku dan bengkak terpukul, batuk kronis, bisul atau koreng,

jantung berdebar maupun nyeri jantung dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Buah dan daun tumbuhan ini mengandung alkaloid steroid yaitu jenis

solasodin 0,84%, sedangkan kandungan buah kuning mengandung solasonin

0,1%, buah mentah mengandung chlorogenin, sisologenenone, torvogenin,

vitamin A dan mengandung neo-chlorogenine, panicolugenine dan akarnya

mengandung jurubine. Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman obat ini

mampu bertindak sebagai antioksidan dan dapat melindungi jaringan tubuh dari

efek negatif radikal bebas. Terong totok memiliki aktivitas pembersih superoksida

yang tinggi yakni di atas 70% (Sirait 2009).

Spesies-spesies yang dijelaskan di atas dengan potensi yang ada perlu

didomestikasi dan dikembangkan lebih lanjut. Dengan konsep agro-forestry serta

pendekatan agro-industri skala rumah tangga yang tentunya dengan dukungan

IPTEK maka akan menjadikan komoditi di atas dapat langsung berimplikasi lebih

besar terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Tentunya hal ini juga dapat tercapai bila ada pendampingan yang bertahap

dan berkelanjutan dari pihak pengelola taman nasional serta perguruan tinggi

sebagai sumber ilmu dalam hal merancang serta memberikan pencerahan kepada

masyarakat akan pengembangan spesies-spesies potensial tersebut sehingga

manfaat atau dampak positif dapat dioptimalkan serta dampak negatif menjadi

minimal, height output internal and low input external.

Penerapan konkrit yang dapat diberikan sebagai upaya pengembangan

tumbuhan pangan dan obat antara lain:

1. Bentuk pengolahan atau pengemasan pakis yang ditunjang dengan teknologi

sehingga nilai jual pakis dapat lebih meningkat. Kemudian pengolahan lebih

lanjut dari komoditi bebele, kayu sepang dan terong totok sehingga menjadi

komoditi yang siap di jual seperti teh jamu bebele, sirup kayu sepang, simplisia

obat terong totok serta bentuk produk lainnya. Upaya domestikasi di kebun

terhadap spesies-spesies potensial merupakan wujud budidaya tumbuhan

menggunakan konsep agro-ferestry, juga perlu dilakukan khususnya tanaman

kayu sepang yang saat ini sebarannya relatif kecil di sekitar kawasan TNGR.

Page 116: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

99

2. Pemanfaatan kembali kotoran sapi yang melimpah di Desa Jeruk Manis juga

perlu dilakukan. Fakta bahwa sebagian besar masyarakat di desa ini sebagai

petani dan peternak dengan produktifitas hasil pertanian yang masih kecil

karena tingkat kesuburan tanah yang rendah dan pengelolaan lahan pertanian

belum maksimal, dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan limbah kotoran sapi

menjadi pupuk organik dan sumber energi. Dengan sistem pertanian terpadu

atau terintegrasi (Integrated Farming System) pemanfaatan limbah ternak sapi

menjadi sangat potensial. Oleh karenanya perlu didirikan pabrik olahan limbah

ternak serta dibuatkan aturan atau regulasi sebagai upaya pengoptimalan

pemanfaatan limbah ternak tersebut.

3. Pengembangan kapasitas SDM juga perlu dilakukan. Desain perencanaan

pengembangan tumbuhan pangan dan obat menggunakan teknologi untuk

meningkatkan nilai jual komoditi, mutlak ditunjang dengan SDM yang

mempuni. Pemberdayaan masyarakat Desa Jeruk Manis khususnya mereka

yang tergabung dalam kelompok masyarakat peduli hutan (KMPH) Kembang

Kuning perlu dilanjutkan karena rencana taman nasional dalam pengolahan

hutan bersama masyarakat seluas 2 Ha untuk menyabit rumput di sebelah barat

Resort Kembang Kuning, dikemudian hari menjadi lahan yang sangat potensial

untuk dijadikan tempat budidaya atau pengembangan spesies penting di atas.

4. Membangun program kampung konservasi pangan dan obat keluarga (POGA)

sebagai wadah yang mengorganisir masyarakat desa dalam pengoptimalan

pemanfaatan sumberdaya hutan setempat serta pengembangan kapasitas SDM.

Dari program ini juga dengan sendirinya akan terwujud konservasi hutan

Taman Nasional Gunung Rinjani.

5. Sistem pendidikan yang dijalankan bagi anak-anak di desa ini seharusnya tidak

hanya menitikberatkan pada kurikulum umum tapi juga merancang kurikulum

yang terintegrasi dengan kompetensi dan karakteristik sumberdaya alam serta

budaya masyarakat Desa Jeruk Manis. Fakta bahwa masyarakat Desa Jeruk

Manis sudah lama berinteraksi dan bergantung hidupnya dengan sumberdaya

hutan, tidak boleh dipisahkan dengan kurikulum saat ini yang cendrung

sekuler. Memadukan karakteristik sumberdaya alam dan budaya masyarakat

Desa Jeruk Manis dengan pendidikan yang dikembangkan dengan memberikan

Page 117: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

100

materi seperti pendidikan tentang konservasi tumbuhan, pendidikan peramuan

tumbuhan obat atau aspek-aspek kajian lainnya yang mendukung

pengembangan pelestarian pemanfaatan tumbuhan bagi kesejahteraan dan

perekonomian masyarakat Desa Jeruk Manis.

Program peningkatan kapasitas SDM dan sistem pendidikan yang

ditawarkan di atas pada akhirnya diharapkan akan membentuk pilar Tri- Stimulus

Amar Konservasi yakni stimulus alamiah, stimulus manfaat dan stimulus relegius-

rela. Menurut Zuhud (2007) stimulus amar konservasi diharapkan menimbulkan 3

sikap konservasi yakni: 1) Cognitive (persepsi, pengetahuan, pengalaman,

pandangan dan keyakinan), 2) Affective (emosi, senang, benci, dendam, sayang,

cinta dan lain-lain), 3) Overt actions (kecenderungan bertindak). Ketiga sikap

konservasi tersebut diharapkan mengarah pada sikap yang positif dan akhirnya

menuju perilaku pro konservasi, hingga pada akhirnya konservasi dapat terwujud

di dunia nyata (Gambar 38).

Gambar 38 Diagram alir tri stimulus amar mewujudkan konservasi.

Ketika kekayaan sumber daya alam yang ada telah dimanfaatkan secara

maksimal dan menimbulkan kesadaran bahwa ternyata alam tersebut memiliki

nilai manfaat khususnya ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat, maka stimulus

rela akan dengan sendirinya mengikuti.

Warga masyarakat akan menjaga kelestarian sumber daya alam yang

mereka miliki demi keberlangsungan pemanfaatan sumber daya alam tersebut.

Sikap dan perilaku pro konservasi secara tidak langsung akan terbentuk karena

masyarakat sadar akan nilai manfaat kekayaan sumber daya alam yang ada. Pada

akhirnya sikap dan perilaku ini menjadi jalan bagi terwujudnya konservasi di

dunia nyata.

Tri stimulus amar

Stimulus alamiah: kekayaan

sumber daya alam

Stimulus manfaat: nilai ekonomi

Stimulus relegius-rela

Sikap dan perilaku

pro konservasi

Konservasi

terwujud di

dunia nyata

Page 118: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Teridentifikasi sebanyak 215 spesies dari 72 famili spesies tumbuhan pangan

dan obat yaitu sebanyak 136 spesies tumbuhan pangan dan 156 spesies

tumbuhan obat. Sebanyak 77 spesies di antara tumbuhan pangan dan obat

berfungsi ganda yakni sebagai tumbuhan pangan juga tumbuhan obat. Spesies

tumbuhan yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa

Jeruk Manis untuk kebutuhan pangan dan obat-obatan cukup beragam dan

relatif tinggi. Beragamnya spesies ini menjadi tanda bahwa kawasan hutan

Taman Nasional Gunung Rinjani memiliki aset yang besar bagi pemenuhan

kehidupan dan pembangunan kesehatan khususnya masyarakat sekitar Taman

Nasional Gunung Rinjani.

2. Kearifan tradisional masyarakat di Desa Jeruk Manis cenderung hidup

menyesuaikan dengan potensi alam sekitarnya yaitu memanfaatkan

sumberdaya alam yang tersedia dan melakukan tindakan-tindakan konservasi.

Kearifan tradisional masyarakat dapat dilihat dari cara memperlakukan padi

dan sikap menghargai lingkungan. Tindakan konservasi yang dilakukan ini

merupakan wujud kearifan tradisional yang harus dipertahankan dan terus

dibudayakan demi kelangsungan sumberdaya alam yang dapat menjamin

keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia.

6.2 Saran

1. Pengembangan program kampung konservasi pangan dan obat keluarga

(POGA) untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Desa Jeruk Manis yang

sehat dan mandiri yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan

kemakmuran mereka.

2. Pengembangan beberapa spesies tumbuhan pangan dan obat yang berpotensi

seperti pakis (Diplazium esculentum), bebele (Centella asiatica), kayu sepang

(Caesalpinia sappan) dan terong totok (Solonum torvum).

Page 119: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

DAFTAR PUSTAKA

Abu A, Rabia. 2005. Urinary Diseases and Ethnobotany Among Pastoral Nomads

in The Middle East. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine 1 (4).

Adina. 2012. Daun Kaki Kuda atau Pegagan.

http://blog.unsri.ac.id/download1/33561.pdf [ 4 Juni 2012]

Adina. 2012. Multimanfaat Jambu Biji. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Aliadi A, Roemantyo HS. 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional dengan

Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Zuhud EAM dan Haryanto (editor).

Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika

Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan IPB - (LATIN).

Aloevera N. 2011. Sejarah Lombok. http://nellyaloevera.student.umm.ac.id [1 Juli

2012].

Ariani M. 2005. Diversifikasi Pangan di Indonesia: Antara Harapan dan

Kenyataan. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Ayu FAP. 2012. Etnobotani Pangan Masyarakat Sekitar Suku Dayak Kenyah di

Sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur [skripsi].

Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas

Kehutanan IPB.

[Balai IPTEKnet] Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

2005. Tanaman Obat Indonesia: Kencur (Kaempferia galanga, L.).

www.iptek.net.id/. [4 Juni 2012].

[Balai IPTEKnet] Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

2005. Tanaman Obat Indonesia: Tapak Liman (Elephantopus scaber L.).

www.iptek.net.id/. [4 Juni 2012].

[Balitbu] Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. 2008. Tanaman yang

Berkhasiat Mengatasi Deman Berdarah Dengue. Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 30 (6): hlm. 17-18.

[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2005.

Peraturan Teknis Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional. Jakarta:

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

[BTNGR] Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2005. Inventarisasi Tumbuhan

Obat di Resort Santong SKW I Lombok Barat. Mataram: Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani.

[BTNGR] Balain Taman Nasional Gunung Rinjani. 2011. Masyarakat Adat.

http://rinjaninationalpark.org/obyek-wisata/masyarakat-adat. [4 Juni 2012).

[BTNGR] Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2011. Sekilas Taman Nasional

Gunung Rinjani. Mataram: Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Cakradinata Wasmat. 2006. Analisis Pemanfaatan Hutan Non Kayu Dalam

Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Penyangga, TNGR. Mataram: Balai

Taman Nasional Gunung Rinjani.

Page 120: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

103

Cronquist Arthur. 1980. Vascular Flora of The Southeastern United States

Volume 1: Asteraceae. USA: the University of North Corolina Press.

Desa Jeruk Manis. 2011. Selayang Pandang Desa Jeruk Manis 2011 (laporan).

Jeruk Manis, Lombok Timur.

[Dephut RI] Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Pangan Dari

Hutan (Kontribusi Sektor Kehutanan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Nasional). Jakarta: Seminar Nasional “Hari Pangan Sedunia”.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal

Pengawas Obat dan Makanan. 1980. Materi Medika Indonesia. Jilid ke-4,

cetakan ke-1. Jakarta: Depkes RI.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal

Pengawas Obat dan Makanan. 1983. Peran Tumbuhan Obat.

http://www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/racunalamitanaman.pdf. [20

Januari 2012].

Dhalimarta S, Adrian F. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Dharmono. 2007. Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella asiatica L.) di

Suku Dayak Bukit Desa Haratai 1 Loksado. Bioscientiae 4( 2): hlm. 71-78.

Djarwaningsih T. 2007. Jenis-Jenis Euphorbiaceae (Jarak-Jarakan) yang

Berpotensi Sebagai Obat Tradisional. Bogor: Herbarium Bogoriense Bidang

Botani, Puslit Biologi - LIPI.

Hanani NAR. 2009. Monitoring dan Evaluasi Ketahanan Pangan.

http://www.askep.net. [4 Juni 2012].

Hardinsyah. 2008. Pola Makan & Minum Sehat Optimalkan Stamina. Bogor:

Departemen Gizi Masyarakat Fema IPB.

Hariyadi P. 2010. Penguatan Industri Penghasil Nilai Tambah Berbasis Potensi

Lokal (Peranan Teknologi Pangan untuk Kemandirian Pangan). Jurnal

Pangan 19 (4): hlm. 295-301.

Hutasuhut MA. 2011. Studi Tumbuhan Herba di Hutan Sibayak 1 [tesis]. Medan:

Program Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sumatera Utara.

Istuti W, Nurbana S. 2006. Budidaya Jamur Tiram. Info Teknologi Pertanian No.

88. Jawa Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Kalima T. 2008. Keragaman Spesies Rotan yang Belum Dimanfaatkan di Hutan

Tumbang Hiran, Katingan, Kalimantan Tengah. Info Hutan 5(2): hlm.161-

175.

Kardinan A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan Oleh Masyarakat

Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu

Sungai Tengah [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

Page 121: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

104

Keraf AS. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas.

Koswara S. 2010. Kacang-Kacangan, Sumber Serat yang Kaya Gizi. Dalam

www.ebookpangan.com. [20 Juni 2012].

Lawrence, George HM. 1951. Taxonomy of Vascular Plants. Third Edition. New

York: the Macmillan Company.

Mackinnon K, Hatta G, Halim H, Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan. Alih

Bahasa Gembong Tjitrosoepomo. Jakarta: Penerbit Prenhallindo.

Manoi F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia) Sebagai Obat. Warta Penelitian

dan Pengembangan 15 (1): hlm. 3-6.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Martin GJ. 1998. Etnobotani: Sebuah Manual Pemeliharaan Manusia dan

Tumbuhan. Mohamed M, Penerjemah: Kinabalu: World Life Fund for

Nature. Terjemahan dari. Natural History Publication (Borneo).

McGregor Tom. 2003. Perfect Diet for Weight Loss, Vitality and Health

(Formerly North American Diet). North American: www.freedom-you.com.

[20 Juni 2012].

Moeljopawiro S, Manwan I. 1992. Pengembangan Pemanfaatan Tanaman Pangan

di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani.

Cisarua, 19-20 Februari 1992. Bogor: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia dan Perpustakaan RI. hlm: 288-299.

Mulvany Patrick. 2010. Agroecology Is The Answer for Rural Economics in

Developing Countries. Bogor: Stadium General Agroecology sebagai

Jawaban Ekonomi Negara-negara Berkembang di Kampus IPB Dramaga

Bogor.

Nasution S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Oktaviana LM. 2008. Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat

di Sekitar Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat [skripsi]. Bogor:

Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan

IPB.

Pramesthi AY. 2008. Kajian Etnofitomedika dan Potensi Tumbuhan Obat di

Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus di Desa Montong Betok,

Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara

Barat) [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.

Pujowati Penny. 2006. Pengenalan Ragam Tanaman Laskap Asteraceae

(Compositae) [laporan]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Departemen

Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB.

Purwadarminta WJS. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Page 122: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

105

Purwanto Y, Walujo EB. 1992. Etnobotani Suku Dani di Lembah Baliem-Irian

Jaya: Suatu Telaah Tentang Pengetahuan dan Pemanfaatan Sumberdaya

Alam Tumbuhan. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani.

Cisarua, 19-20 Februari 1992. Bogor: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia dan Perpustakaan RI. hlm: 132-148.

Purwanto Y. 2000. Etnobotani dan Konservasi Plasma Nutfah Holtikultura: Peran

Sistem Pengetahuan Lokal Pada Pengembangan dan Pengelolaannya.

Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Bogor:

Laboratorium Etnobotani, Puslitbang Biologi-LIPI dan Lembaga Etnobotani

Indonesia. hlm. 308-322.

Putri GM. 2012. Vitamin-Vitamin Penting Untuk Tubuh (II). Majalah Health.

Rifai MA, Walujo EB. 1992. Etnobotani dan Pengembangan Tetumbuhan

Pewarna Indonesia: Ulasan Suatu Pengamatan di Madura. Prosiding

Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarua, 19-20 Februari 1992.

Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian

RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Perpustakaan RI. hlm. 119-

126.

Riswan S, Andayaningsih D. 2008. Keanekaragaman Tumbuhan Obat yang

Digunakan dalam Pengobatan Tradisional Masyarakat Sasak Lombok Barat.

Farmasi Indonesia 4 (2): hlm. 96 -103.

Rostiana O, Hadipoentyanti E, Abdullah A. 1992. Potensi Bahan Pewarna Alam

di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani.

Cisarua, 19-20 Februari 1992. Bogor: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia dan Perpustakaan RI. hlm: 127-131.

Sajogyo P. 1987. Peranan Wanita dalam Pembangunan Suatu Tinjauan Sosiologi.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Salerno G, Guarrera PM, Caneva G. 2005. Agricultural, Domestic and Handicraft

Folk Uses of Plants in The Tyrrhenian Sector of Basilicata (Italy). Journal of

Ethnobiology and Ethnomedicine (1): 2.

Santoso BB, Hariyadi. 2008. Metode Pengukuran Luas Daun Jarak Pagar

(Jatropha curcas L.). Magrobis 8 (1): hlm. 17-22.

Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal

Filsafat 37 (2): hlm. 111-120.

Sevilla CG. 1993. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Silalahi RGH. 2011. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Kesegaran

Jasmani Pada Murid SMP St. Thomas 3 Medan [skripsi]. Medan: Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Simanungkalit R, Suriadikarta D, Saraswati R, Setyorini D, Hartatik W. 2006.

Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Page 123: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

106

Sirait Nursalam. 2009. Terong Cepoka (Solanum torvum) Herba yang Berkhasiat

Sebagai Obat. Warta Penelitian dan Pengembangan 15 (3): hlm. 10-11.

Soejoeti SZ. 2008. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial

Budaya. Jakarta: Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Soekarman, Riswan S. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia.

Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarua, 19-20

Februari 1992. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Departemen Pertanian RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan

Perpustakaan RI. hlm: 1-7.

Soeriaadmadja RE. 1997. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.

Soil Survey Staff. 1998. Keys To Soil Taxonomy, 8th

Edition 1998. Nasional

Resources Conservation Service, USA.

Somantri L. 2008. Mengenal Suku Bangsa di Pegunungan Tengah Papua.

Seminar dengan Tema “Papua Sudah”; Gedung PKM UPI, 19 November

2008. Papua: UPI. hlm. 1-14.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri

Yogyakarta, 16 Mei 2009. hlm. 206-218.

Sunarti S, Rugayah, Djarwaningsih T. 2007. Tumbuhan Berpotensi Bahan Pangan

di Cagar Alam Tangale. Biodiversitas 8(2): hlm. 88-91.

Supardi S, Notosiswoyo M. 2005. Pengobatan Sendiri Sakit Kepala, Demam,

Batuk dan Pilek Pada Masyarakat di Desa Ciwalen, Kecamatan

Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu

Kefarmasian 2 (3): hlm. 134–144.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 149/SK/Menkes/IV/1978 pada tanggal

28 April 1978.

Suwahyono N, Sudarsono B, Waluyo EB. 1992. Pengelolaan Data Etnobotani

Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarua,

19-20 Februari 1992. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Departemen Pertanian RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan

Perpustakaan RI. hlm: 8-15.

Suwardji, Tejowulan. 2002. Pengembangan Wilayah Lahan Kering di Provinsi

NTB Untuk Mendukung Otonomi Daerah. Mataram: Pusat Pengkajian

Lahan Kering dan Rehabilitasi Lahan Fakultas Pertanian Unram.

Swastika DKS. 2011. Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Pangan Untuk

Mengentaskan Petani Dari Kemiskinan. Jurnal Pengembangan Inovasi

Pertanian 4(2): hlm. 103-117.

Tjitrosoepomo G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Page 124: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

107

Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan.

Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.

Wirapati RD. 2008. Efektivitas Pemberian Tepung Kencur (Kaempferia galanga

Linn) Pada Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap

Performan Ayam Broiler, Kadar Kolestrol, Persentase Berat Hati, dan Bursa

Fabrisius [skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,

Fakultas Peternakan IPB.

Wisnu IMW, Prisdiminggo, Surachman A. 2004. Sistem Usahatani Untuk

Meningkatkan Ketahanan Pangan Pada Lahan Kering Dataran Tinggi di

Kabupaten Lombok Timur. Narmada: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

NTB.

Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai

Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Dalam

Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika

Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas

Kehutanan IPB.

Zuhud EAM, Siswoyo, Sandra E, Soekmadi R, Adhiyanto E. 2004. Penyusunan

Rancangan dan Pengembangan Sumberdaya Alam Hayati Berupa

Tumbuhan di Kabupaten Sintang. Bogor: Kerjasama Fakultas Kehutanan

IPB dengan Bappeda Kabupaten Sintang.

Zuhud EAM. 2007. Sikap Masyarakat dan Konservasi: Suatu Analisis Kedawung

(Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi

Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri [disertasi]. Bogor:

Sekolah Pascasarjana IPB.

___________. 2009. Potensi Hutan Tropika Indonesia sebagai Penyangga Bahan

Obat Alam untuk Kesehatan Bangsa. Jurnal Bahan Alam Indonesia 6 (6):

hlm. 227-232.

___________. 2011. Pengembangan Desa Konservasi Hutan Keanekaragaman

Hayati untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dan Obat Keluarga (POGA)

Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Krisis Baru Ekonomi Dunia di Era

Globalisasi. Orasi Ilmiah Guru Besar IPB. Bogor: IPB Press.

Page 125: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

LAMPIRAN

Page 126: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

109

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Amaranthaceae 1 Bayam Amaranthus caudatus Rumph. Semak Semi

budidaya

Sayur Kebun

2 Bayam Hutan/Lembayin

Baqe

Cyathula prostrata (L.) Blume

Herba Liar Sayur Hutan, Kebun, Pinggir jalan, Sawah

Anacardiaceae 3 Jambu Monyet Anacardium occidentale L. Pohon Budidaya Buah Hutan, Kebun,

Pekarangan

4 Pao Mangifera indica L. Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan

Annonaceae 5 Srikaya Belanda Annona muricata L. Pohon Budidaya Buah Hutan, Kebun,

Pekarangan

6 Srikaya Tai Bembe

Annona squamosa L. Pohon Budidaya Buah Pekarangan

Apiaceae/

Umbelliferae

7 Saladri Apium graveolens L. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Pekarangan

8 Wortel Daucus carota L. Herba Budidaya Sayur Kebun

9 Bebele Centella asiatica, (L.), Urb. Herba Liar Sayur Hutan, Kebun,

Lapangan bola, Pinggir

jalan, Pinggir kali,

Sawah Araceae 10 Biraq Alocasia portora Bloom Herba Semi

budidaya

Karbohidrat Hutan, Kebun,

Pekarangan

11 Loma` Xanthosoma violaceum Schott Herba Semi

budidaya

Karbohidrat Kebun, Pekarangan,

Pinggir jalan, Sawah

12 Tojang Colocasia esculenta (L.)

Schott

Herba Liar Sayur Hutan, Pinggir jalan,

Pinggir kali

13 Tongei Schismatoglottis rupestris

Zoll. & Moritzi ex Zoll.

Herba Liar Karbohidrat Hutan, Kebun

Araliaceae 14 Pengeng Trevesia burckii Boerl. Perdu Liar Sayur Hutan, Kebun

Page 127: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

110

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Arecaceae 15 Aren/ Enau Arenga pinnata (Wurmb)

Merr.

Pohon Budidaya Minuman, buah Kebun, Pekarangan

16 Buaq Areca catechu L. Pohon Semi budidaya

Buah Hutan, Kebun

17 Klempejing Areca sp. Pohon Liar Sayur Hutan

18 Nyiur Cocos nucifera L. Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan,

Sawah

19 Rotan Daemonorops sp. Liana Liar Sayur Hutan

Asteraceae 20 Bluntas Pluchea indica (L.) Less. Perdu Liar Sayur Kebun

21 Pepao Emilia sonchifolia (L.) DC. Herba Liar Sayur Hutan, Kebun, Pinggir

jalan, Sawah

22 Gegaok Erechtites valerianifolia (Link

ex Wolf) Less. ex DC.

Herba Liar Sayur Hutan, Kebun, Sawah

Auriculariaceae 23 Jamur Kuping Auricularia auricula-judae

Schrot

Efipit/

benalu

Liar Sayur Hutan, Kebun

Begoniaceae 24 Blincang 1 Begonia grandis Dryand. Herba Liar Penyedap atau bumbu masak

Hutan

25 Blincang 2 Begonia isoptera Dryand. ex

Sm.

Herba Liar Penyedap atau

bumbu masak

Hutan

Bombacaceae 26 Randu Ceiba Pentandra (L.) Gaertn Pohon Semi

budidaya

Buah Hutan, Kebun

Brassicaceae 27 Jaong Rorippa indica (L.) Hiern Herba Liar Sayur Hutan, Kebun, Sawah

Cactaceae 28 Buah Naga Hylocereus undatus (Haw.)

Britt.Et R

Liana Budidaya Buah Pekarangan

Cannaceae 29 Sebek Canna edulis Ker. Herba Liar Penyedap atau

bumbu masak

Hutan, Pinggir kali

Page 128: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

111

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Caricaceae 30 Gedang Carica papaya L. Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan,

Sawah

Chloranthaceae 31 Beberas/Nenasi Hutan

Chloranthus spicatus (Thunb.) Makino

Perdu Liar Buah Hutan, Kebun

Clusiaceae 32 Manggis Garcinia mangostana L. Pohon Budidaya Buah Kolam ikan, Pinggir

kali

Convolvulaceae 33 Ambon Gula Ipomoea batatas Poir Liana Semi

budidaya

Karbohidrat Hutan, Kebun, Pinggir

jalan

34 Kangkung Ipomoea aquatica Forsk Liana Budidaya Sayur Kebun, Kolam ikan

Cucurbitaceae 35 Bokar/Sondak Lagenaria leucantha (Duch.)

Rusby

Liana Budidaya Sayur Kebun

36 Jebet/Jepan Sechium edule (Jacq.) Swartz, Liana Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan

37 Pria Momordica charantia L. Liana Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan,

Sawah

38 Semangka Citrullus lanatus(Thunb.)

Matsum. & Nakai

Liana Budidaya Buah Kebun

39 Teruok Gagak Luffa acutangula L. Roxb. Liana Budidaya Sayur Kebun

40 Timun Bolo Coccinia grandis (L.) Voigt Liana Liar Buah Hutan, Kebun, Sawah

41 Wolu Cucurbita moschata Durch Liana Budidaya Sayur Kebun

Dioscoreaceae 42 Gadung Dioscorea hispida Dennust Liana Semi

budidaya

Buah Hutan, Kebun

Elaocarpaceae 43 Gumitri Elaeocarpus sp. Pohon Liar Buah Hutan

Euphorbiaceae 44 Ambon Jawa Manihot utilisima Pohl Perdu Budidaya Karbohidrat, Sayur Kebun, Pekarangan

45 Cermen Phyllanthus acidus (L.)

Skeels.

Pohon Budidaya Buah Pekarangan

Page 129: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

112

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Euphorbiaceae 46 Kepundung Baccaurea recemosa Muell.

Arg.

Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan

47 Lekong Aleurites moluccana (L.) Will Pohon Semi budidaya

Penyedap atau bumbu masak

Hutan, Kebun, Pekarangan

48 Sager Sauropus adrogynus (L.) Merr Perdu Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan

49 Buni Antidesma bunius (L.) Spreng Pohon Liar Buah Hutan

Fabaceae 50 Antap Vigna sinensis (L.) Savi Ex

Has

Semak Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan,

Sawah 51 Bage Tamarindus indica L. Pohon Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun

52 Bengkoang Pachyrhizus erosus (L.)

Urban

Liana Budidaya Buah Kebun, Pekarangan

53 Boro Sapa Erythrina variegata L. Herba Liar Sayur Kebun, Pinggir kali

54 Botor Psophocarpus tetragonolobus

(L.) D.C.

Liana Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan,

Sawah

55 Buncis Phaseolus vulgaris L. Semak Budidaya Sayur Kebun, Sawah

56 Kacang Tanah Arachis hypogea L. Semak Budidaya Sumber Vitamin

dan Mineral

Kebun

57 Kayu Sepang Caesalpinia sappan L. Perdu Liar Minuman Hutan

58 Kedelai Glycine max (L.) Merr. Herba Budidaya Minuman, Sayur Kebun

59 Ketujur Sesbania grandiflora (L.)

Pers.

Perdu Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan,

Sawah

60 Komak Lablab purpureus (L.) Sweet Liana Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan,

Sawah

Lamiaceae 61 Kemangi Ocimum basilicum L. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Pekarangan

Lauraceae 62 Kayu Manis Cinnamomum burmannii

(Nees &Th. Nees)

Pohon Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Hutan, Kebun

Page 130: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

113

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Lauraceae 63 Pokat Persea americana Mill. Pohon Budidaya Buah, Sayur Hutan, Kebun,

Pekarangan, Sawah

Liliaceae 64 Bawang Daun Allium fistulosum L. Herba Budidaya Penyedap atau bumbu masak

Kebun, Pekarangan

65 Bawang Mira Allium cepa L. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun, Pekarangan

66 Bawang Putih Allium sativum L. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun

Limnocharitaceae 67 Mareng Limnocharis flava (L.)

Buchenau

Herba Liar Sayur Pinggir kali

Linderniaceae 68 Belimbing Bake Torenia fournieri Linden ex

E. Fourn.

Herba Liar Buah Hutan, Kebun,

Pekarangan, Sawah

Malvaceae/

(Sterculiaceae)

69 Durian Durio zibethinus Rumph. ex

Murray

Pohon Budidaya Buah Hutan, Kebun,

Pekarangan

70 Jamia Abelmoschus esculentus (L.) Moench

Perdu Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan

71 Coklat Teobroma cacao L. Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan

Marantaceae 72 Marus Maranta arundinacea L. Herba Liar Karbohidrat Hutan, Kebun

Melastomataceae 73 Mas-mas Melastoma malabathricum L. Perdu Liar Buah Hutan

74 Srijate Medinilla speciosa (Reinw. ex Blume) Blume

Perdu Liar Sayur Hutan

Meliaceae 75 Cururung Lansium domesticum Corrêa Pohon Budidaya Buah Kebun

76 Sentul Sandoricum koetjape

(Burm.f.) Merr.

Pohon Budidaya Buah Kebun

Moraceae 77 Goak Ficus fistulosa Reinw. ex

Blume

Pohon Liar Buah Hutan

Page 131: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

114

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Moraceae 78 Nangka Artocarpus heterophyllus

Lamk.

Pohon Budidaya Buah Hutan, Kebun,

Pekarangan

79 Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg

Pohon Budidaya Sayur Kebun

80 Terep Artocarpus elasticus Reinw.

ex Blume

Pohon Semi

budidaya

Buah Hutan

81 Kulur Artocarpus camansi (Park.)

Fsb

Pohon Budidaya Sayur Hutan, Kebun

Moringacaea 82 Kelor Moringa pterygosperma,

Gaertn.

Perdu Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan

Muntingiaceae 83 Kersen Muntingia calabura L. Pohon Semi

budidaya

Buah Kebun, Pekarangan

Musaceae 84 Punti Musa spp. Herba Budidaya Buah, Sayur Kebun, Pekarangan

85 Punti Lumut Musa acuminata Colla Herba Budidaya Buah, Sayur Kebun, Pekarangan

Myrsinaceae 86 Kayu Pelina Ardisia lanceolata Roxb. Perdu Liar Sayur Hutan

Myrtaceae 87 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr.

Pohon Budidaya Penyedap atau bumbu masak

Hutan, Kebun, Pekarangan

88 Jukut Hutan Syzygium sp. Pohon Liar Sayur Hutan

89 Klayu Syzygium cumini (L.) Skeels Pohon Budidaya Buah Hutan, Kebun, Sawah

90 Klekes Udang Syzygium sp. Pohon Liar Buah Hutan

91 Nyambu Batu Psidium guajava L. Perdu Budidaya Buah Hutan, Kebun,

Pekarangan

92 Salam Syzygium polyanthum

(Wight.) Walp

Pohon Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun

Oxalidaceae 93 Belimbing Ble Averrhoa carambola L. Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan

Page 132: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

115

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Oxalidaceae 94 Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L. Pohon Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Pekarangan

Pandanaceae 95 Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb.

Herba Budidaya Penyedap atau bumbu masak

Pekarangan

Piperaceae 96 Lada Piper nigrum L. Liana Liar Penyedap atau

bumbu masak

Hutan, Kebun

97 Leko Kajol/Sirih

Monyet

Piper retrofractum Vahl Hab. Liana Liar Penyedap atau

bumbu masak

Hutan, Kebun

98 Umbe/Omba Piper umbellatum L. Perdu Liar Buah, Sayur Hutan, Kebun

Poaceae 99 Bambu Bambusa spp. Semak Semi

budidaya

Sayur Kebun

100 Jagung Zea mays L. Perdu Budidaya Buah Kebun

101 Pade Oryza sativa L. Semak Budidaya Makanan pokok Sawah

102 Sereh Cymbopogon nardus (L.)

Rendle.

Semak Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Pekarangan

103 Tebu Saccharum sp. Herba Budidaya Minuman Pekarangan

Polypodiaceae 104 Pakis/Paku Bele,

Paku Manis

Diplazium esculentum (Retz.)

Sw.

Pakis-

pakisan

Liar Sayur Hutan, Pinggir kali

Rosaceae 105 Kemutung Rubus rosaefolius Smith Semak Liar Buah Hutan, Kebun

106 Rerendem Rubus moluccanus L. Liana Liar Buah Hutan

107 Stroberi Fragaria ananassa Duchesne Herba Budidaya Buah Pekarangan

Rubiaceae 108 Ketepu Ophiorrhiza neglecta Blume

ex Dc

Herba Liar Sayur Hutan

109 Kopi

Hutan/Banyut

Tricalysia singularis K. Sch. Pohon Liar Sayur Hutan

Page 133: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

116

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Rubiaceae 110 Tetandan

Ginantrum

Uncaria gambir (Hunter)

Roxb.

Liana Liar Minuman Hutan

111 Kopi Coffea robusta Lindl.Ex De Will

Perdu Budidaya Minuman Hutan, Kebun, Pekarangan

Rutaceae 112 Jeruk Bele Citrus maxima (Burm.) Merr. Pohon Budidaya Buah Pekarangan

113 Jeruk Lemon Citrus limon (L.) Burm.f. Perdu Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Pekarangan

114 Jeruk Nipis Citrus aurantifolia (Christm.)

Swingle

Perdu Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Pekarangan

115 Ketimis Clausena excavata Burm.f. Perdu Budidaya Sayur Kebun

116 Munte Citrus hystrix Dc Perdu Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun, Pekarangan

Sapindaceae 117 Buluan Nephelium lappaceum L. Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan

Sapotaceae 118 Sabo Manilkara zapota (L.) Van

Royen

Pohon Budidaya Buah Kebun, Pekarangan,

Pinggir jalan, Sawah

Solanaceae 119 Bilong Solanum retroflexum Dunal Herba Liar Sayur Pekarangan, Pinggir jalan, Sawah

120 Kecepok/

Klampokan

Physalis angulata L. Herba Liar Sayur Pinggir jalan

121 Sebia Capsicum frutescens L. Perdu Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun, Pekarangan,

Sawah

122 Terong Solanum melongena L. Perdu Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan

123 Terong ace Solanum lycopersicum L. Perdu Budidaya Sayur Kebun, Pekarangan

124 Terong Totok Solonum torvum Swartz Perdu Budidaya Sayur Pekarangan

Tricholomataceae 125 Jamur Ekor Pleurotus ostreatus Champ.

Jura. Vosg.

Efipit/

benalu

Liar Sayur Hutan

Page 134: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

117

Lampiran 1 Spesies tumbuhan pangan yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Status

Budidaya

Kegunaan Tipe Habitat

Verbenaceae 126 Jejengas Lantana camara L. Perdu Liar Buah Hutan, Kebun, Pinggir

jalan, Pinggir kali,

Sawah Vitaceae 127 Gegula Cissus verticillata(L.)

Nicolson & C.E. Jarvis

Liana Liar Sayur (Lalap) Hutan

Zingiberaceae 128 Bujak Zingiber sp. Herba Liar Penyedap atau

bumbu masak

Hutan, Kebun, Sawah

129 Jahe Zingiber officinale Roxb. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak,

Minuman

Hutan, Kebun,

Pekarangan

130 Kelempanas Amomum maximum Roxb. Herba Liar Buah Hutan

131 Kelempui` Amomum subulatum Roxb. Herba Liar Buah Hutan

132 Kunci Gastrochilus panduratum

(Roxb) Schult

Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Hutan, Kebun

133 Kunyit Curcuma domestica Val. Herba Budidaya Penyedap atau bumbu masak

Kebun, Pekarangan, Sawah

134 Kunyit Asa Curcuma xanthorrhiza Roxb. Herba Budidaya Penyedap atau bumbu masak

Hutan, Kebun

135 Lengkuas/Laos Alpinia galanga (L.) Willd. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak

Kebun, Pekarangan,

Pinggir kali

136 Sekur Kaempferia galanga L. Herba Budidaya Penyedap atau

bumbu masak,

Minuman

Hutan, Pekarangan

Page 135: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

118

Lampiran 2 Spesies tumbuhan pangan fungsional yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Bag. yang digunakan

Amaranthaceae 1 Bayam Amaranthus caudatus Rumph. Semak Daun

2 Bayam hutan/lembayin

Baqe

Cyathula prostrata (L.) Blume Herba Daun

Annonaceae 3 Srikaya Belanda Annona muricata L. Pohon Daunnya, Buah

4 Srikaya Tai Bembe Annona squamosa L. Pohon Daun

Apiaceae/Umbelliferae 5 Saladri Apium graveolens L. Herba Batang, Daun.

6 Bebele Centella asiatica (L.), Urb. Herba Seluruh bagian

Araceae 7 Biraq Alocasia 'Portora' Bloom Herba Batang pelepah

8 Tongei Schismatoglottis rupestris Zoll. & Moritzi ex Zoll. Herba Umbi

Arecaceae 9 Buaq Areca catechu L. Pohon Daun, Biji

10 Nyiur Cocos nucifera L. Pohon Buah

11 Rotan Daemonorops sp Liana Air rotan

Asteraceae 12 Bluntas Pluchea indica (L.) Less. Perdu Daun

13 Pepao Emilia sonchifolia (L.) DC. Herba Daun

14 Gegaok Erechtites valerianifolia (Link ex Wolf) Less. ex

DC.

Herba Akar, Daun

Begoniaceae 15 Blincang 1 Begonia grandis Dryand. Herba Seluruh bagian

16 Blincang 2 Begonia isoptera Dryand. ex Sm. Herba Seluruh bagian

Bombacaceae 17 Randu Ceiba Pentanda (L.) Gaertn. Pohon Daun

Brassicaceae 18 Jaong Rorippa indica (L.) Hiern. Herba Daun

Caricaceae 19 Gedang Carica papaya L. Pohon Daun

Chloranthaceae 20 Beberas/Nenasi Hutan Chloranthus spicatus (Thunb.) Makino Perdu Daun, Akar

Page 136: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

119

Lampiran 2 Spesies tumbuhan pangan fungsional yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Bag. yang digunakan

Clusiaceae 21 Manggis Garcinia mangostana L. Pohon Getah

Convolvulaceae 22 Ambon Gula Ipomoea batatas Poir Liana Daun, Umbi

23 Kangkung Ipomoea aquatica Forsk. Liana Daun

Cucurbitaceae 24 Bokar/Sondak Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby Liana Buah

25 Semangka Citrullus lanatus(Thunb.) Matsum. & Nakai Liana Buah

26 Teruok Gagak Luffa acutangula (L.) Roxb. Liana Daun

27 Timun Bolo Coccinia grandis (L.) Voigt Liana Daun

Euphorbiaceae 28 Ambon Jawa Manihot utilisima Pohl. Perdu Batang

29 Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels. Pohon Daun, Batang

30 Kepundung Baccaurea recemosa Muell. Arg. Pohon Daun

31 Lekong Aleurites moluccana (L.) Will. Pohon Buah, Daun

32 Sager Sauropus adrogynus (L.) Merr Perdu Daun

Fabaceae 33 Bage Tamarindus indica L. Pohon Buah

34 Bengkoang Pachyrhizus erosus (L.) Urban Liana Umbi

35 Boro Sapa Erythrina variegata L. Herba Kulit batang

36 Botor Psophocarpus tetragonolobus (L.) D.C. Liana Biji

37 Kayu Sepang Caesalpinia sappan L. Perdu Kulit batang

38 Ketujur Sesbania grandiflora (L.) Pers. Perdu Daun

Lamiaceae 39 Kemangi Ocimum basilicum L. Herba Daun, Biji, Akar

Lauraceae 40 Pokat Persea americana Mill. Pohon Daun, Biji

Liliaceae 41 Bawang Mira Allium cepa L. Herba Umbi

Linderniaceae 42 Belimbing bake Torenia fournieri Linden ex E. Fourn. Herba Daun, Bunga

Page 137: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

120

Lampiran 2 Spesies tumbuhan pangan fungsional yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Bag. yang digunakan

Malvaceae 43 Jamia Abelmoschus esculentus (L.) Moench Perdu Biji

Moraceae 44 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Pohon Daun

45 Terep Artocarpus elasticus Reinw. ex Blume Pohon Bunga

Moringacaea 46 Kelor Moringa pterygosperma Gaertn. Perdu Daun, Batang

Musaceae 47 Punti Musa spp. Herba Buah, Tunas

48 Punti Lumut Musa acuminata Colla. Herba Akar

Myrsinaceae 49 Kayu Pelina Ardisia lanceolata Roxb. Perdu Daun, Bunga

Myrtaceae 50 Cengkeh Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr. Pohon Daun, Buah

51 Klayu Syzygium cumini (L.) Skeels Pohon Kulit batang

52 Nyambu Batu Psidium guajava L. Perdu Daun, Buah

Oxalidaceae 53 Belimbing Ble Averrhoa carambola L. Pohon Daun, Bunga

54 Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L. Pohon Daun, Bunga, Buah

Pandanaceae 55 Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. Herba Daun

Piperaceae 56 Leko Kajol/Sirih Monyet Piper retrofractum Vahl Hab. Liana Seluruh bagian

57 Umbe/Omba Piper umbellatum L. Perdu Buah, Akar

Poaceae 58 Pade Oryza sativa L. Semak Selaput biji, biji

59 Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Semak Akar

Rosaceae 60 Kemutung Rubus rosaefolius Smith Semak Bunga

Rubiaceae 61 Ketepu Ophiorrhiza neglecta Blume ex Dc Herba Daun, Bunga

62 Kopi Coffea robusta Lindl.Ex De Will Perdu Biji

Page 138: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

121

Lampiran 2 Spesies tumbuhan pangan fungsional yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Bag. yang digunakan

Rutaceae 63 Jeruk Bele (jeruk Besar) Citrus maxima (Burm.) Merr. Pohon Kulit batang

64 Munte Citrus hystrix Dc Perdu Buah

Sapindaceae 65 Buluan Nephelium lappaceum L. Pohon Daun

Sapotaceae 66 Sabo Manilkara zapota (L.) Van Royen Pohon Getah, Buah

Solanaceae 67 Kecepok atau klampokan Physalis angulata L. Herba Seluruh Bagian

68 Sebia Capsicum frutescens L. Perdu Akar

69 Terong Totok Solonum torvum Swartz Perdu Daun, Akar

Verbenaceae 70 Jejengas Lantana camara L. Perdu Daun, Bunga, Akar

Zingiberaceae 71 Bujak Zingiber sp. Herba Rimpang

72 Jahe Zingiber officinale Roxb. Herba Rimpang

73 Kelempui` Amomum subulatum Roxb. Herba Batang, Daun,

Rimpang

74 Kunci Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult Herba Rimpang

75 Kunyit Curcuma domestica Val. Herba Rimpang

76 Lengkuas/Laos Alpinia galanga (L.) Willd. Herba Rimpang

77 Sekur Kaempferia galanga L. Herba Daun, Rimpang

Page 139: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

122

Lampiran 3 Tumbuhan pangan buah yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status

Budidaya

1 Beberas/ Nenasi Hutan Chloranthus spicatus (Thunb.) Makino Hutan, Kebun Liar

2 Belimbing Ble Averrhoa carambola L. Kebun, Pekarangan Budidaya

3 Bengkoang Pachyrhizus erosus (L.) Urban Kebun, Pekarangan Budidaya

4 Buah Naga Hylocereus undatus (Haw.)Britt.Et R Pekarangan Budidaya

5 Buaq Areca catechu L. Hutan, Kebun Semi Budidaya

6 Buluan Nephelium lappaceum L. Kebun, Pekarangan Budidaya

7 Buni Antidesma bunius (L.) Spreng Hutan Liar

8 Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels. Pekarangan Budidaya

9 Coklat Teobroma cacao L. Kebun, Pekarangan Budidaya

10 Cururung Lansium domesticum Corrêa (1807) Kebun Budidaya

11 Durian Durio zibethinus Rumph. ex Murray Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

12 Gedang Carica papaya L. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

13 Goak Ficus fistulosa Reinw. ex Blume Hutan Liar

14 Gumitri Elaeocarpus sp. Hutan Liar

15 Jambu Monyet Anacardium occidentale L. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

16 Jejengas Lantana camara L. Hutan, Kebun, Pinggir jalan, Pinggir kali, Sawah Liar

17 Jeruk Bele Citrus maxima (Burm.) Merr. Pekarangan Budidaya

18 Kelempanas Amomum maximum Roxb. Hutan Liar

19 Kelempui` Amomum subulatum Roxb. Hutan Liar

20 Kemutung Rubus rosaefolius Smith Hutan, Kebun Liar

21 Kepundung Baccaurea recemosa Muell. Arg. Kebun, Pekarangan Budidaya

Page 140: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

123

Lampiran 3 Tumbuhan pangan buah yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status

Budidaya

22 Kersen Muntingia calabura L. Kebun, Pekarangan Semi Budidaya

23 Klayu Syzygium cumini (L.) Skeels Hutan, Kebun, Sawah Budidaya

24 Klekes Udang Syzygium sp. Hutan Liar

25 Manggis Garcinia mangostana L. Kebun, Pekarangan, Pinggir jalan, Sawah Budidaya

26 Mas-mas Melastoma malabathricum L. Hutan, Kebun Liar

27 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

28 Nyambu Batu Psidium guajava L. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

29 Nyiur Cocos nucifera L. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

30 Pao Mangifera indica L. Kebun, Pekarangan Budidaya

31 Pokat Persea americana Mill. Hutan, Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

32 Punti Musa spp. Kebun, Pekarangan Budidaya

33 Punti Lumut Musa acuminata Colla Kebun, Pekarangan Budidaya

34 Randu Ceiba Pentandra (L.) Gaertn. Hutan, Kebun Semi Budidaya

35 Rerendem Rubus moluccanus L. Hutan Liar

36 Sabo Manilkara zapota (L.) Van Royen Kebun, Pekarangan, Pinggir jalan, Sawah Budidaya

37 Semangka Citrullus lanatus(Thunb.) Matsum. & Nakai Kebun Budidaya

38 Sentul Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Kebun Budidaya

39 Srikaya Belanda Annona muricata L. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

40 Srikaya Tai Bembe Annona squamosa L. Pekarangan Budidaya

41 Stroberi Fragaria ananassa Duchesne Pekarangan Budidaya

42 Terep Artocarpus elasticus Reinw. ex Blume Hutan Semi Budidaya

43 Timun Bolo Coccinia grandis (L.) Voigt Hutan, Kebun, Sawah Liar

Page 141: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

124

Lampiran 4 Tumbuhan pangan sayur yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status Budidaya

1 Ambon Jawa Manihot utilisima Pohl. Kebun, Pekarangan Budidaya

2 Antap Vigna sinensis (L.) Savi Ex Has Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

3 Bambu Bambusa spp. Kebun Semi Budidaya

4 Bayam Amaranthus caudatus Rumph. Kebun Semi Budidaya

5 Bayam Hutan/Lembayin Baqe Cyathula prostrata (L.) Blume Hutan, Kebun, Pinggir jalan, Sawah Liar

6 Bebele Centella asiatica, (L.), Urb. Hutan, Kebun, Lapangan bola, Pinggir jalan,

Pinggir kali, Sawah

Liar

7 Bilong Solanum retroflexum Dunal Pekarangan, Pinggir jalan, Sawah Liar

8 Bluntas Pluchea indica (L.) Less. Kebun Liar

9 Bokar/Sondak Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby Kebun Budidaya

10 Boro Sapa Erythrina variegata L. Kebun, Pinggir kali Liar

11 Botor Psophocarpus tetragonolobus (L.) D.C. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

12 Buncis Phaseolus vulgaris L. Kebun, Sawah Budidaya

13 Gegaok Erechtites valerianifolia (Link ex Wolf) Less.

ex DC.

Hutan, Kebun, Sawah Liar

14 Gegula Cissus verticillata(L.) Nicolson & C.E. Jarvis Hutan Liar

15 Jamia Abelmoschus esculentus (L.) Moench Kebun, Pekarangan Budidaya

16 Jamur Ekor Pleurotus ostreatus Champ. Jura. Vosg. Hutan Liar

17 Jamur Kuping Auricularia auricula-judae Schrot Hutan, Kebun Liar

18 Jaong Rorippa indica (L.) Hiern Hutan, Kebun, Sawah Liar

19 Jebet/Jepan Sechium edule (Jacq.) Swartz, Kebun, Pekarangan Budidaya

20 Jukut Hutan Syzygium sp. Hutan Liar

Page 142: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

125

Lampiran 4 Tumbuhan pangan sayur yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status Budidaya

21 Kacang Tanah Arachis hypogea L. Kebun Budidaya

22 Kangkung Ipomoea aquatica Forsk. Kebun, Kolam ikan Budidaya

23 Kayu Pelina Ardisia lanceolata Roxb. Hutan Liar

24 Kecepok/Klampokan Physalis angulata L. Pinggir jalan Liar

25 Kedelai Glycine max (L.) Merr. Kebun Budidaya

26 Kelor Moringa pterygosperma, Gaertn. Kebun, Pekarangan Budidaya

27 Ketepu Ophiorrhiza neglecta Blume ex Dc Hutan Liar

28 Ketimis Clausena excavata Burm.f. Kebun Budidaya

29 Ketujur Sesbania grandiflora (L.) Pers. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

30 Klempejing Areca sp. Hutan Liar

31 Komak Lablab purpureus (L.) Sweet Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

32 Kopi Hutan/Banyut Tricalysia singularis K. Sch. Hutan Liar

33 Kulur Artocarpus camansi (Park.) Fsb Hutan, Kebun Budidaya

34 Mareng Limnocharis flava (L.) Buchenau Kolam ikan, Pinggir kali Liar

35 Pakis/Paku Bele, Paku Manis Diplazium esculentum (Retz.) Sw. Hutan, Pinggir kali Liar

36 Pengeng Trevesia burckii Boerl. Hutan, Kebun Liar

37 Pepao Emilia sonchifolia (L.) DC. Hutan, Kebun, Pinggir jalan, Sawah Liar

38 Pokat Persea americana Mill. Hutan, Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

39 Pria Momordica charantia L. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

40 Punti Musa spp. Kebun, Pekarangan Budidaya

41 Punti Lumut Musa acuminata Colla Kebun, Pekarangan Budidaya

Page 143: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

126

Lampiran 4 Tumbuhan pangan sayur yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status Budidaya

42 Rotan Daemonorops sp. Hutan Liar

43 Sager Sauropus adrogynus (L.) Merr Kebun, Pekarangan Budidaya

44 Srijate Medinilla speciosa (Reinw. ex Blume) Blume Hutan Liar

45 Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Kebun Budidaya

46 Terong Solanum melongena L. Kebun, Pekarangan Budidaya

47 Terong ace Solanum lycopersicum L. Kebun, Pekarangan Budidaya

48 Terong Totok Solonum torvum Swartz Pekarangan Budidaya

49 Teruok Gagak Luffa acutangula L. Roxb. Kebun Budidaya

50 Tojang Colocasia esculenta (L.) Schott Hutan, Pinggir jalan, Pinggir kali Liar

51 Umbe/Omba Piper umbellatum L. Hutan, Kebun Liar

52 Wolu Cucurbita moschata Durch Kebun Budidaya

53 Wortel Daucus carota L. Kebun Budidaya

Page 144: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

127

Lampiran 5 Tumbuhan pangan pelengkap/perasa/bumbu yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status Budidaya

1 Bage Tamarindus indica L. Kebun Budidaya

2 Bawang Daun Allium fistulosum L. Kebun, Pekarangan Budidaya

3 Bawang Mira Allium cepa L. Kebun, Pekarangan Budidaya

4 Bawang Putih Allium sativum L. Kebun Budidaya

5 Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L. Pekarangan Budidaya

6 Blincang 1 Begonia grandis Dryand. Hutan Liar

7 Blincang 2 Begonia isoptera Dryand. ex Sm. Hutan Liar

8 Bujak Zingiber sp. Hutan, Kebun, Sawah Liar

9 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

10 Jahe Zingiber officinale Roxb. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

11 Jeruk Lemon Citrus limon (L.) Burm.f. Pekarangan Budidaya

12 Jeruk Nipis Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle Pekarangan Budidaya

13 Kayu Manis Cinnamomum burmannii (Nees &Th. Nees) Hutan, Kebun Budidaya

14 Kemangi Ocimum basilicum L. Pekarangan Budidaya

15 Kunci Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult Hutan, Kebun Budidaya

16 Kunyit Curcuma domestica Val. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

17 Kunyit Asa Curcuma xanthorrhiza Roxb. Hutan, Kebun Budidaya

18 Leko Kajol/Sirih Monyet Piper retrofractum Vahl Hab. Hutan, Kebun Liar

19 Lekong Aleurites moluccana (L.) Will. Hutan, Kebun Semi Budidaya

20 Lengkuas/Laos Alpinia galanga (L.) Willd. Hutan, Kebun, Pekarangan Budidaya

21 Merica Piper nigrum L. Hutan Liar

22 Munte Citrus hystrix DC Kebun, Pekarangan Budidaya

23 Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. Pekarangan Budidaya

Page 145: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

128

Lampiran 5 Tumbuhan pangan pelengkap/perasa/bumbu yang digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Status Budidaya

24 Saladri Apium graveolens L. Pekarangan Budidaya

25 Salam Syzygium polyanthum (Wight.) Walp Kebun Budidaya

26 Sebek Canna edulis Ker. Hutan, Pinggir kali Liar

27 Sebia Capsicum frutescens L. Kebun, Pekarangan, Sawah Budidaya

28 Sekur Kaempferia galanga L. Hutan, Pekarangan Budidaya

29 Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Pekarangan Budidaya

Page 146: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

129

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Amaranthaceae 1 Bayam Amaranthus caudatus

Rumph.

Semak Daun Memperbaiki Pencernaan

2 Bayam Hutan/Lembayin

Baqe

Cyathula prostrata (L.) Blume

Herba Daun Malaria

3 Lembayin Jogang Amaranthus spinosus L. Semak Akar, Daun Kencing Manis dan Panas

Anacardiaceae 4 Kayu Banten Lannea coromandelica

(Houtt) Merr.

Perdu Daun, Kambium

Kulit Batang

Mata yang bengkak atau terdapat

krikil, membatasi kehamilan dan Panas

Annonaceae 5 Srikaya Belanda Annona muricata L. Pohon Buah, Daun Kutu rambut, Panas, Kanker,

menggemukan sapi

6 Srikaya Tai Bembe Annona squamosa L. Pohon Daun Kutu Rambut, panas

Apiaceae/

Umbelliferae

7 Paku Prapa Oenanthe javanica (Blume)

DC.

Herba Buah, Bunga,

Daun,

keputihan akibat ASI ibu pada anak

bayi

8 Saladri Apium graveolens L. Herba Batang, Daun Batuk, Penyubur Rambut dan Rematik.

9 Semanggi 2 Hydrocotyle sibthorpioides

Lamk

Semak Batang, Daun Tidak nafsu makan

10 Adas Foeniculum vulgare Mill Herba Buah, Bunga, Daun Panas, Luka, Patah Tulang, Sakit Perut

(Mules) dan Diare

11 Bebele Centella asiatica (L.) Urb. Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Panas Dalam dan Batuk, Letih dan

Lesu

12 Kesumbang Bawi Foetidum eryngium L. Herba Akar Sesak Nafas, Panas, Batuk, Obat Kuat,

Maag, Sakit Perut

Apocynaceae 13 Bunga Jepun Plumeria alba L. Pohon Bunga Panas

14 Kumbi Tabernaemontana macrocarpa Jack

Pohon Getah sakit gigi, gigi yang mau copot.

Araceae 15 Biraq Alocasia 'Portora' Bloom Herba Batang pelepah kaki nyilu

16 Lombos Amorphophallus variabilis

Bl.

Herba Batang, Daun,

Umbi

Bisul, anti nyamuk

Page 147: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

130

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Araceae 17 Memelong Epipremnum pinnatum (L.)

Engl.

Liana Kulit Batang Koreng, Kudis, Kurap

18 Tongei Schismatoglottis rupestris Zoll. & Moritzi ex Zoll.

Herba Umbi Tidak nafsu makan, perut mulas

Araliaceae 19 Taruna Semalam Arthrophyllum javanicum

Bl.

Perdu Buah, Bunga Pil kuat, obat pelet

Arecaceae 20 Buaq Areca catechu L. Pohon Biji, Daun Gatal (merah-merah), luka, kudis dan

sakit pinggang

21 Nyiur Cocos nucifera L. Pohon Buah Penghitam rambut, penyakit kulit kepala

pada bayi (krek), keracunan, sakit panas,

Tambah tenaga pria dewasa, nafsu

makan dan melancarkan kencing

22 Rotan Daemonorops sp. Liana Air Batang rotan Menyuburkan rambut

Asphodelaceae 23 Lidah buaya Aloe vera (L.) Burm.f. Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Menyuburkan Rambut

Aspleniaceae 24 Kadaka/Sesak Asplenium nidus L. Epifit Daun Darah tinggi

Asteraceae 25 Ander Nyawa Anaphalis longifolia (Bl.)

DC.

Perdu Bunga Batuk, Tipes, Panas, Demam

26 Apur-Apur Mikania cordata (Burm.f.) B.L.Rob.

Liana Daun Luka-luka

27 Bebembe Putih Ageratum conyzoides L. Herba Akar, Daun Panas, bau badan, luka dan penyakit sihir

28 Bebutir Sigesbeckia orientalis L. Herba Daun Kutu Air

29 Bluntas Pluchea indica (L.) Less. Perdu Daun Panas dan bau badan

30 Dedilem Chromolaena odorata (L.)

R.M.King & H.Rob.

Herba Daun Luka

31 Kesembung Elephantopus scaber L. Herba Akar, Daun Mual, Mules, Panas dan Batuk

32 Kesumbang Putih Elephantopus spicatus

B.Juss. ex Aubl.

Herba Akar, Daun Pasca melahirkan, sesak nafas

Page 148: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

131

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Asteraceae 33 Pepait/Jempring Tagetes erecta L. Herba Daun Matikan kutu, panas dalam

34 Pepao Emilia sonchifolia (L.) DC. Herba Daun Mata, Panas

35 Bebembe Kuning Synedrella nodiflora (L.)

Gaertn.

Herba Akar, Bunga Sakit Gigi, Penyakit Kuning

36 Gegaok Erechtites valerianifolia

(Link ex Wolf) Less. ex DC.

Herba Akar, Daun Panas, luka, penumbuh rambut

Basellaceae 37 Binahong Anredera cordifolia (Ten.)

Steenis

Liana Daun, Umbi Panas, sakit perut, kencing manis

Begoniaceae 38 Blincang 1 Begonia grandis Dryand. Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Menurunkan panas dan sakit haid

39 Blincang 2 Begonia isoptera Dryand. ex

Sm.

Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Menurunkan panas dan sakit haid

Bombacaceae 40 Randu Ceiba Pentandra (L.)

Gaertn.

Pohon Daun Panas dalam, penyubur rambut

Brassicaceae 41 Jaong Rorippa indica (L.) Hiern Herba Daun Mencret

Caricaceae 42 Gedang Carica papaya L. Pohon Akar, Daun Panas, Cape/ letih, malaria, sesak nafas dan Sakit Keputihan

Caryophyllaceae 43 Rampang Siso Drymaria cordata (L.)

Willd. ex J

Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Panas, sakit mata, mual, perut tidak

nyaman, tidak ada nafsu makan, kencing

batu (susah keluar air kencing), keseleo.

Chloranthaceae 44 Beberas/Nenasi Hutan

Chloranthus spicatus (Thunb.) Makino

Perdu Akar, Daun Cacar

Clusiaceae 45 Jamplung Calophyllum inophyllum L Pohon Daun Sakit mata

46 Manggis Garcinia mangostana L. Pohon Getah Sakit perut dan mencret

Convolvulaceae 47 Ambon Gula Ipomoea batatas Poir. Liana Daun, Umbi Bisul, Berak darah dan Maag

48 Kangkung Ipomoea aquatica Forsk. Liana Daun Obat supaya cepat ngantuk

Page 149: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

132

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Costaceae 49 Memunti Costus speciosus (Koenig)

J.E. Smith.

Herba Batang, Rimpang/

Rhizoma

Mencegah kehamilan, digigit ular, bengkak

dan gatal-gatal

Crassulaceae 50 Cocor Bebek Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.

Herba Daun krikil di mata, sakit kepala

Cucurbitaceae 51 Bokar/Sondak Lagenaria leucantha

(Duch.) Rusby

Liana Buah Panas dalam, tipus

52 Semangka Citrullus lanatus(Thunb.)

Matsum. & Nakai

Liana Buah Darah tinggi

53 Teruok Gagak Luffa acutangula L. Roxb. Liana Biji, Buah, Daun Menyuburkan rambut serta menghitamkan

rambut, kutu rambut, Panas dalam, Malaria.

54 Tetandan Gritik Alsomitra macrocarpa

(Blume) M.Roem.

Liana Akar, Batang, Daun Patah Tulang, Sakit Pinggang, Lesu dan

Letih, sakit gigi

55 Timun Bolo Coccinia grandis (L.) Voigt Liana Daun Panas

Cyperaceae 56 Rumput Kupak Kau/

Rebu kekitir

Cyperus brevifolius (Rottb.)

Hassk.

Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Luka, jantung

Euphorbiaceae 57 Ambon Jawa Manihot utilisima Pohl. Perdu Batang, Daun Luka, panas

58 Blungadang Euphorbia puicherrima

Willd. Et Klotzsch

Perdu Getah Sakit perut, sakit gigi

59 Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels.

Pohon Batang, Daun Melangsingkan Badan, batuk, panas dan Racun Manusia

60 Jarak Jatropha curcas L. Perdu Daun, Getah Panas, Berak Darah, Mencret (sakit perut),

Sakit Gigi, Sariawan.

61 Kepundung Baccaurea recemosa Muell.

Arg.

Pohon Daun Keseleo, Mencret dan Peluruh Haid

62 Ketumbi Phylanthus urinaria L. Semak Seluruh bagian

tumbuhan

Malaria dan luka bakar

63 Klepeng/Lebui Euphorbia hirta L. Herba Daun Diare dan Kencing darah

Page 150: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

133

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Euphorbiaceae 64 Lekong Aleurites moluccana (L.)

Will.

Pohon Buah, Daun Luka dan Gatal-Gatal, Menghaluskan

Kulit

65 Rengga/Jarak Jatropha multifida L. Perdu Biji, Daun, Getah Bekak (lembam), Terkilir, Luka Berdarah, Memar, Tulang Patah, dan mampu

Mecegah Kerusakan Gigi

66 Sager Sauropus adrogynus (L.)

Merr

Perdu Daun Menyembuhkan bisul, borok, luka (cepat

rapat) dan Panas

Fabaceae 67 Bage Tamarindus indica L. Pohon Biji, Buah Penambah Nafsu Makan, Sakit Panas dan

Penyakit kuning

68 Bengkoang Pachyrhizus erosus (L.)

Urban

Liana Umbi Mencerahkan muka

69 Blandengan Leucaena leucocephala

(Lam.) de Wit

Pohon Buah Cacingan

70 Boro Sapa Erythrina variegata L. Herba Kulit Batang Patah Tulang, Berak Dara

71 Botor Psophocarpus

tetragonolobus (L.) D.C.

Liana Biji Asam urat

72 Kayu Sepang Caesalpinia sappan L. Perdu Kulit Batang Melancarkan Darah, darah kotor

73 Ketujur Sesbania grandiflora (L.)

Pers.

Perdu Batang, Daun Patah Tulang, pemutih wajar wanita,

rematik Lamiaceae/

Labiatae

74 Jati Tectona grandis L. Pohon Daun Darah beku

75 Kemangi Ocimum basilicum L. Herba Akar, Biji, Daun Bau Badan atau Bau Keringat, Badan Lesu

dan Bau Mulut, panas, Ari-ari susah keluar

76 Rerupa Coleus scutellarioides L. ex

Benth

Herba Daun Sakit mata

77 Semet Meyong Orthosiphon aristatus (B1)

Miq.

Herba Akar, Bunga, Daun Batuk, Kencing manis, Sesak nafas

Lauraceae 78 Pokat Persea americana Mill. Pohon Biji, Daun Darah tinggi

Page 151: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

134

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Liliaceae 79 Andong Merah Cordyline fruticosa (L.) A.

Cheval

Perdu Akar, Daun Kencing Berdarah

80 Bawang Mira Allium cepa L. Herba Umbi Panas, lesu

Linderniaceae 81 Belimbing Bake Torenia fournieri Linden ex

E. Fourn.

Herba Bunga, Daun panas, mecret

Malvaceae 82 Jamia Abelmoschus esculentus (L.)

Moench

Perdu Biji Meriang, panas, malaria

83 Kroton Hibiscus rosa-sinensis L. Perdu Daun Kutu rambut, menghaluskan rambut dan

susah BAB

Marsileaceae 84 Semanggi 1 Marsilea crenata Presl Semak Batang, Daun Tidak nafsu makan

Meliaceae 85 Imba Azadirachta indica A. Juss. Pohon Daun, Getah Kurang darah, Malaria, Berak Darah

86 Mahoni Swietenia macrophylla King Pohon Biji Nyamuk dan Malaria

Menispermaceae 87 Pleser Ular Stephania japonica (Thunb. ex Murr) Miers

Liana Daun Bisul, Gatal-gatal pada bagian pinggir luka (selama`)

88 Tetandan Gegiran Pericampylus glaucus

(Lam.) Merr.

Liana Daun Obat rambut (menumbuhin/menyuburkan

rambut)

Mimosaceae 89 Putri Malu Mimosa pudica L. Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Sulit tidur, batuk berdahak, turunkan

tekanan darah dan rematik

Moraceae 90 Lemaq Ficus Septica Burm. L Pohon Daun, Getah Bisul, Sakit Gigi, Kutil

91 Nangka Artocarpus heterophyllus

Lamk.

Pohon Daun Pemutih kulit

92 Terep Artocarpus elasticus Reinw.

ex Blume

Pohon Bunga Anti nyamuk

Moringaceae 93 Kelor Moringa pterygosperma

Gaertn.

Perdu Batang, Daun Sakit Kuning, Sakit Mata, Luka Bernanah

dan Penyakit Guna-Guna

Musaceae 94 Punti Musa spp. Herba Buah, Tunas Panas, luka, mencret

Page 152: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

135

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Musaceae 95 Punti Lumut Musa acuminata Colla. Herba Akar Mencegah kehamilan

Myrsinaceae 96 Kayu Pelina Ardisia lanceolata Roxb. Perdu Bunga, Daun Sakit perut, Cacar

Myrtaceae 97 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.)

Merr.

Pohon Buah, Daun Pegalinu, Letih

98 Kayu Putih Melaleuca leucadendra L. Pohon Daun Rematik, sakit perut, gatal-gatal

(tiwang), diare

99 Klayu Syzygium cumini (L.) Skeels Pohon Kulit Batang Pemulihan Pasca Melahirkan

100 Nyambu Batu Psidium guajava L. Perdu Buah, Daun Sakit perut,mencret penyakit dalam

(keracunan)

Nyctaginaceae 101 Kenderat Mirabilis jalapa L. Herba Akar, Biji Berak Darah, Jerawat dan patah tulang

Ophioglossaceae 102 Iyu-iyu Ophioglossum reticulatum

L.

Pakis-

pakisan

Daun Panas, susah gemuk. Anak nangis terus

Oxalidaceae 103 Belimbing Ble Averrhoa carambola L. Pohon Bunga, Daun, Kulit

Batang

Panas, Meriang dan Malaria

104 Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L. Pohon Buah, Bunga, Daun Sariawan, Kencing Batu, Obat Panas,

Penurun Darah dan Batuk

Pandanaceae 105 Pandan Pandanus amaryllifolius

Roxb.

Herba Daun Darah tinggi

106 Pandan Rangkang Pandanus tectorius Soland.

Ex Park

Perdu Daun Sakit mata

Piperaceae 107 Leko Kajol Piper retrofractum Vahl

Hab.

Liana Seluruh bagian

tumbuhan

Gatal-gatal, borok dan pegalinu

108 Sirih Moyet Piper betle L. Liana Semua bagian tumbuhan

Gatal-gatal, kulit kemerah-merahan, borok, pegal-pagal.

109 Umbe/ Omba Piper umbellatum L. Perdu Akar, Buah Gatal-gatal

Poaceae 110 Bambu Kuning Bambusa vulgaris Schrad. ex

J.C.Wendl.

Semak Tunas muda

(rebung)

Penyakit kuning

Page 153: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

136

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Poaceae 111 Betem Setaria italica (L.) P.

Beauvois

Herba Buah Tipes

112 Pade Oryza sativa L. Semak Biji, Selaput Biji Panas, tidak bisa gemuk, batuk pada anak kecil

113 Re Imperata cylindrica (L.)

Beauv.

Herba Akar, Daun Kaki silu terasa seperti jarum nusuk,

peluruh air seni, sakit di bagian sendi lutut

114 Rumput Gegarem Sporobolus diander (Retz.)

Beauv.

Herba Akar Kencing batu (Susuh keluar air kencing),

Pengobatan pasca melahirkan

115 Sereh Cymbopogon nardus (L.)

Rendle.

Semak Akar Penghangat badan, bau badan

Polygonaceae 116 Tetapis Persicaria orientalis (L.)

Spach

Herba Daun Menyuburkan rambut

Polypodiaceae 117 Ketepeng Drymoglossum piloselloides

(L.) Presl.

Epifit Daun Obat Panas, Obat Batuk, Sesak Napas dan

Sariawan

Pontederiaceae 118 Eceng Gondok Eichhornia crassipes (Mart.) Solms

Herba Batang, Daun Bengkak seperti gondok

Portulacaceae 119 Renggerang Portulaca oleracea L. Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Badan sakit dan pegal, borok

Pteridaceae 120 Pakis Lendir/Pakis

Ilur-Ilur

Pteris tripartita Sw. Pakis-

pakisan

Lendir pada pakis Kesehatan rambut

Rhamnaceae 121 Kayu Pria Rhamnus nepalensis (Wall.)

Laws.

Pohon Daun Kutu rambut

Rosaceae 122 Kemutung Rubus rosaefolius Smith Semak Bunga Sariawan dan Kanker

Rubiaceae 123 Empet-Empet Ophiorrhiza japonica Blume Herba Daun Anak bayi terus menangis, Panas dan

Badan tidak bisa gemuk

124 Gegagak Borreria laevis (Lam.)

Griseb.

Herba Daun Menyuburkan rambut

125 Ilu-ilu Ixoura sp. Pohon Buah, Kambium

Kulit Batang

Luka dan Sakit Perut

Page 154: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

137

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Rubiaceae 126 Ketepu Ophiorrhiza neglecta Blume

ex Dc

Herba Bunga, Daun Sariawan

127 Pace Morinda citrifolia L. Pohon Buah, Daun Tidak enak perut, makan dan tidak enak badan, mencegah kehamilan, rematik, panas

128 Pepesu Paederia foetida L. Liana Daun Meriang (panas dingin), lesu, Maag dan

menambah nafsu makan

129 Kopi Coffea robusta Lindl.Ex De

Will

Perdu Biji Sakit Kepala, Tekanan darah tinggi,

melancarkan air kencing, panas

Rutaceae 130 Jeruk Bele Citrus maxima (Burm.)

Merr.

Pohon Biji, Kulit Batang Berak darah, panas

131 Munte Citrus hystrix Dc Perdu Buah Influenza dan rambut bau dan berketombe

Sapindaceae 132 Buluan Nephelium lappaceum L. Pohon Daun Panas

Sapotaceae 133 Sabo Manilkara zapota (L.) Van

Royen

Pohon Buah, Getah Sakit perut, mencret, kencing manis.

Solanaceae 134 Kecepok/Klampokan Physalis angulata L. Herba Seluruh bagian

tumbuhan

Kencing Manis, Panas dalam, Malaria

135 Kecubung/ Bunga

Terompet

Datura suaveolens Humb. Perdu Bunga Obat penenang

136 Sebia Capsicum frutescens L. Perdu Akar, Daun Badan bengkak, panas

137 Terong Totok Solonum torvum Swartz Perdu Akar, Daun Bisul dan koreng, Batuk dan Pinggang Kaku

atau Bengkak

Urticaceae 138 Glunak 1 Elatostema obtusidentatum

W.T.Wang

Herba Batang Menyuburkan rambut

139 Glunak 2 Elatostema platyphylloides

B.L.Shih & Yuen P.Yang

Herba Batang Menyuburkan rambut

140 Glunak 3 Elatostema sessile J.R.Forst.

& G.Forst.

Herba Batang Menyuburkan rambut

Page 155: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

138

Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis (lanjutan)

Famili No. Nama lokal Nama ilmiah Habitus Bag. yang

digunakan

Penyakit yang dapat diobati

Urticaceae 141 Glunak 4 Pilea elegans Gay Herba Batang Menyuburkan rambut

142 Jelateng Kebo Laportea decumana Wedd. Pohon Kulit Batang Gatal-gatal

Verbanaceae 143 Glundih Vitex trifolia L. Pohon Buah, Daun bisul, ambeyen, patah tulang

144 Api-Api Clerodendrum japonicum

(Thunb.) Sweet.

Perdu Daun Kutu Rambut

145 Jejengas Lantana camara L. Perdu Akar, Bunga, Daun Berak Darah, Rematik dan Batuk Darah

146 Rarante Clerodendrum

speciosissimum Drapiez

Perdu Bunga, Daun Sakit mata (air bunga) dan kutu rambut

(Daun)

147 Rumput Ketangi Stachytarpheta jamaicensis

(L.) Vahl.

Perdu Daun Luka

Vitaceae 148 Sembala Kati Cissus discolor Blume Liana Daun Bengkak dibadan

Zingiberaceae 149 Bujak Zingiber sp. Herba Rimpang/Rhizoma Pengganti minyak telon dan wanita baru

melahirkan

150 Jahe Zingiber officinale Roxb. Herba Rimpang/Rhizoma Patah tulang, Keseleo, Penyegar rasa

badan (Kecapean), Mules

151 Kelempui` Amomum subulatum Roxb. Herba Batang, Daun,

Rimpang/ Rhizoma

Ginjal, maag, Menambah nafsu makan,

obat tambah tenaga (pil kita), tidak enak

badan. Sakit perut

152 Kunci Gastrochilus panduratum

(Roxb) Schult

Herba Rimpang/Rhizoma Penambah nafsu makan, batuk, jamu

153 Kunyit Curcuma domestica Val. Herba Rimpang/ hizoma sakit payudara

154 Lengkuas/Laos Alpinia galanga (L.) Willd. Herba Rimpang/Rhizoma Rematik, menambah nafsu makan

155 Sekur Kaempferia galanga L. Herba Daun,

Rimpang/Rhizoma

Berbagai macam penyakit

156 Sempol Hedychium coronarium J.

Koenig

Herba Rimpang/ hizoma Penghangat badan

Page 156: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

139

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

1. Gangguan Peredaran Darah Imba Azadirachta indica A. Juss.

Jati Tectona grandis L.

Kayu Sepang Caesalpinia sappan L.

2. Keluarga Berencana (KB) Kayu Banten Lannea coromandelica (Houtt) Merr.

Memunti Costus speciosus [Koenig] J.E. Smith.

Pace Morinda citrifolia L.

Punti Lumut Musa acuminata Colla

3. Penawar Racun Memunti Costus speciosus [Koenig] J.E. Smith.

Nyambu Batu Psidium guajava L.

Nyiur Cocos nucifera L.

4. Pengobatan Luka Adas Foeniculum vulgare Mill

Ambon Jawa Manihot utilisima Pohl.

Apur-Apur Mikania cordata (Burm.f.) B.L.Rob.

Bebembe Putih Ageratum conyzoides L.

Buaq Areca catechu L.

Dedilem Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.

Gegaok Erechtites valerianifolia (Link ex Wolf) Less. ex DC.

Ilu-ilu Ixoura sp.

Kelor Moringa pterygosperma Gaertn.

Ketumbi Phylanthus urinaria L.

Lekong Aleurites moluccana (L.) Will.

Page 157: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

140

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

4. Pengobatan Luka Pleser Ular Stephania japonica (Thunb. ex Murr) Miers

Punti Musa spp.

Rengga/jarak Jatropha multifida L.

Rumput Ketangi Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl.

Rumput Kupak Kau/ Rebu kekitir Cyperus brevifolius (Rottb.) Hassk.

Sager Sauropus adrogynus (L.) Merr

5. Penyakit Diabetes Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

Kecepok atau klampokan Physalis angulata L.

Lembayin jogang Amaranthus spinosus L.

Sabo Manilkara zapota (L.) Van Royen

Semet Meyong Orthosiphon aristatus (B1) Miq.

6. Penyakit Gigi Bebembe Kuning Synedrella nodiflora (L.) Gaertn.

Blungadang Euphorbia puicherrima Willd. Et Klotzsch

Jarak Jatropha curcas L.

Kumbi Tabernaemontana macrocarpa Jack

Lemaq Ficus septica Burm. L

Rengga/jarak Jatropha multifida L.

Tetandan Gritik Alsomitra macrocarpa (Blume) M.Roem.

7. Penyakit Ginjal Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L.

Kelempui` Amomum subulatum Roxb.

Rampang Siso Drymaria cordata (L.) Willd. ex J

Page 158: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

141

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

7. Penyakit Ginjal Rumput Gegarem Sporobolus diander (Retz.) Beauv.

8. Penyakit Jantung Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L.

Kadaka/sesak Asplenium nidus L.

Kopi Coffea robusta Lindl.Ex De Will

Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb.

Pokat Persea americana Mill.

Putri Malu Mimosa pudica L.

Rumput Kupak Kau/ Rebu kekitir Cyperus brevifolius (Rottb.) Hassk.

Semangka Citrullus lanatus(Thunb.) Matsum. & Nakai

9. Penyakit Kanker/Tumor Eceng gondok Eichhornia crassipes (Mart.) Solms

Kemutung Rubus rosaefolius Smith

Lemaq Ficus septica Burm. L.

Srikaya Belanda Annona muricata Linn.

10. Penyakit Kelamin Re Imperata cylindrica (L.) Beauv.

11. Penyakit Khusus Wanita Blincang Begonia isoptera Dryand. ex Sm.

Blincang Begonia grandis Dryand.

Gedang Carica papaya L.

Kepundung Baccaurea recemosa Muell. Arg.

Kunyit Curcuma domestica Val.

12. Penyakit Kulit Ambon Gula Ipomoea batatas Poir

Beberas/ Nenasi Hutan Chloranthus spicatus (Thunb.) Makino

Page 159: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

142

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

12. Penyakit Kulit Bebutir Sigesbeckia orientalis L.

Buaq Areca catechu L.

Glundih Vitex trifolia L.

Jelateng kebo Laportea decumana Wedd.

Kayu Pelina Ardisia lanceolata Roxb.

Kayu putih Meialeuca leucadendra L.

Leko Kajol Piper retrofractum Vahl Hab.

Lekong Aleurites moluccana (L.) Will.

Lemaq Ficus Septica Burm. L.

Lombos Amorphophallus variabilis Bl.

Memelong Epipremnum pinnatum (L.) Engl.

Memunti Costus speciosus [Koenig] J.E. Smith.

Munte Citrus hystrix DC

Pleser Ular Stephania japonica (Thunb. ex Murr) Miers

Renggerang Portulaca oleracea L.

Sager Sauropus adrogynus (L.) Merr

Sekur Kaempferia galanga L.

Sirih Moyet Piper betle L.

Terong Totok Solonum torvum Swartz

Umbe/ Omba Piper umbellatum L.

13. Penyakit Kuning Bage Tamarindus indica L.

Page 160: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

143

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

13. Penyakit Kuning Bambu kuning Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C.Wendl.

Kelor Moringa pterygosperma Gaertn.

14. Penyakit Malaria Bayam hutan/lembayin Baqe Cyathula prostrata (L.) Blume

Belimbing Bele Averrhoa carambola L.

Gedang Carica papaya L.

Jamia Abelmoschus esculentus (L.) Moench

Kayu Sepang Caesalpinia sappan L.

Kecepok atau klampokan Physalis angulata L.

Ketumbi Phylanthus urinaria L.

Mahoni Daun Besar Swietenia macrophylla King

Teruok Gagak Luffa acutangula L. Roxb.

15. Penyakit Mata Cocor bebek Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.

Jamplung Calophyllum inophyllum L

Kayu Banten Lannea coromandelica (Houtt) Merr.

Kelor Moringa pterygosperma Gaertn.

Pandan Rangkang Pandanus tectorius Soland.Ex Park

Pepao Emilia sonchifolia (L.) DC.

Rampang Siso Drymaria cordata (L.) Willd. ex J

Rarante Clerodendrum speciosissimum Drapiez

Rerupa Coleus scutellarioides L. ex Benth

16. Penyakit Mulut Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L.

Page 161: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

144

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

16. Penyakit Mulut Jarak Jatropha curcas L.

Kemangi Ocimum basilicum L.

Kemutung Rubus rosaefolius Smith

Ketepeng Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.

Ketepu Ophiorrhiza neglecta Blume ex DC

`17. Penyakit Otot dan Persedian Biraq Alocasia 'Portora'

Botor Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC

Buaq Areca catechu L.

Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr.

Jahe Zingiber officinale Roxb.

Jejengas Lantana camara L.

Kayu putih Meialeuca leucadendra L.

Kepundung Baccaurea recemosa Muell. Arg.

Ketujur Sesbania grandiflora (L.) Pers.

Leko Kajol Piper retrofractum Vahl Hab.

Lengkuas/Laos Alpinia galanga (L.) Willd.

Memunti Costus speciosus [Koenig] J.E. Smith.

Pace Morinda citrifolia L.

Putri Malu Mimosa pudica L.

Rampang Siso Drymaria cordata (L.) Willd. ex J

Re Imperata cylindrica (L.) Beauv.

Page 162: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

145

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

`17. Penyakit Otot dan Persedian Rengga/jarak Jatropha multifida L.

Renggerang Portulaca oleracea L.

Saladri Apium graveolens L.

Sebia Capsicum frutescens L.

Sekur Kaempferia galanga L.

Sembala Kati Cissus discolor Blume

Sirih Moyet Piper betle L.

Terong Totok Solonum torvum Swartz

Tetandan Gritik Alsomitra macrocarpa (Blume) M.Roem.

18. Penyakit Saluran Pembuangan Andong Merah Cordyline fruticosa (L.) A. Cheval

Glundih Vitex trifolia L.

Klepeng atau lebui Euphorbia hirta L.

Kopi Coffea robusta Lindl.Ex De Will

Kroton Hibiscus rosa-sinensis L.

Nyiur Cocos nucifera L.

Sekur Kaempferia galanga L.

19. Penyakit Saluran Pencernaan Adas Foeniculum vulgare Mill

Ambon Gula Ipomoea batatas Poir

Bayam Amaranthus caudatus Rumph.

Belimbing bake Torenia fournieri Linden ex E. Fourn.

Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

Page 163: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

146

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

19. Penyakit Saluran Pencernaan Blandengan Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit

Blungadang Euphorbia puicherrima Willd. Et Klotzsch

Boro Sapa Erythrina variegata L.

Ilu-ilu Ixoura sp.

Jahe Zingiber officinale Roxb.

Jaong Rorippa indica (L.) Hiern

Jarak Jatropha curcas L.

Jejengas Lantana camara Linn.

Jeruk Bele (jeruk Besar) Citrus maxima (Burm.) Merr.

Kayu Pelina Ardisia lanceolata Roxb.

Kayu putih Meialeuca leucadendra L.

Kayu Sepang Caesalpinia sappan L.

Kelempui` Amomum subulatum Roxb.

Kenderat Mirabilis jalapa L.

Kepundung Baccaurea recemosa Muell. Arg.

Kesembung Elephantopus scaber L.

Kesumbang Bawi Foetidum eryngium L.

Klepeng atau lebui Euphorbia hirta L.

Manggis Garcinia mangostana L.

Nyambu Batu Psidium guajava L.

Pace Morinda citrifolia L.

Page 164: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

147

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

19. Penyakit Saluran Pencernaan Pepesu Paederia foetida L.

Punti Musa spp.

Rampang Siso Drymaria cordata (L.) Willd. ex J

Sabo Manilkara zapota (L.) Van Royen

Sekur Kaempferia galanga L.

Tongei Schismatoglottis rupestris Zoll. & Moritzi ex Zoll.

20. Penyakit Tulang Adas Foeniculum vulgare Mill

Boro Sapa Erythrina variegata L.

Jahe Zingiber officinale Roxb.

Kenderat Mirabilis jalapa L.

Ketujur Sesbania grandiflora (L.) Pers.

Rengga/jarak Jatropha multifida L.

Tetandan Gritik Alsomitra macrocarpa (Blume) M.Roem.

21. Perawatan Kehamilan dan

Persalinan

Bujak Zingiber sp.

Kemangi Ocimum basilicum L..

Kesumbang Putih Elephantopus spicatus B.Juss. ex Aubl.

Klayu Syzygium cumini (L.) Skeels

Rumput Gegarem Sporobolus diander (Retz.) Beauv.

22. Perawatan Organ Tubuh Wanita Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels.

23. Perawatan Rambut, Muka, Kulit Api-Api Clerodendrum japonicum (Thunb.) Sweet.

Bengkoang Pachyrhizus erosus (L.) Urban

Page 165: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

148

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

23. Perawatan Rambut, Muka, Kulit Gegagak Borreria laevis (Lam.) Griseb.

Gegaok Erechtites valerianifolia (Link ex Wolf) Less. ex DC.

Glunak Elatostema obtusidentatum W.T.Wang

Glunak Elatostema platyphylloides B.L.Shih & Yuen P.Yang

Glunak Elatostema sessile J.R.Forst. & G.Forst.

Glunak Pilea elegans Gay

Kayu Pria Rhamnus nepalensis (Wall.) Laws.

Kenderat Mirabilis jalapa L.

Ketujur Sesbania grandiflora (L.) Pers.

Kroton Hibiscus rosa-sinensis L.

Lekong Aleurites moluccana (L.) Will.

Munte Citrus hystrix DC

Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk.

Nyiur Cocos nucifera, Linn

Pakis Lendir/ Pakis Ilur-Ilur Pteris tripartita Sw.

Pepait/ Jempring Tagetes erecta L

Randu Ceiba Pentanda (L.) Gaertn.

Rarante Clerodendrum speciosissimum Drapiez

Rotan Daemonorops melanochaetes L.

Saladri Apium graveolens L.

Sekur Kaempferia galanga L.

Page 166: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

149

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

23. Perawatan Rambut, Muka, Kulit Srikaya Belanda Annona muricata L.

Srikaya Tai Bembe Annona squamosa L.

Teruok Gagak Luffa acutangula L. Roxb.

Tetandan Gegiran Pericampylus glaucus (Lam.) Merr.

Tetapis Persicaria orientalis (L.) Spach

24. Pernafasan/THT Ander Nyawa Anaphalis longifolia (Bl.) DC.

Bebele Centella asiatica (L.), Urb.

Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L.

Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels.

Gedang Carica papaya L.

Jejengas Lantana camara L.

Kesembung Elephantopus scaber L.

Kesumbang Bawi Foetidum eryngium L.

Kesumbang Putih Elephantopus spicatus B.Juss. ex Aubl.

Ketepeng Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.

Kunci Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult

Munte Citrus hystrix DC

Pade Oryza sativa L.

Putri Malu Mimosa pudica L.

Saladri Apium graveolens L.

Sekur Kaempferia galanga L.

Page 167: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

150

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

24. Pernafasan/THT Semet Meyong Orthosiphon aristatus (B1) Miq.

Terong Totok Solonum torvum Swartz

25. Sakit Kepala dan Demam Adas Foeniculum vulgare Mill

Ambon Jawa Manihot utilisima Pohl.

Ander Nyawa Anaphalis longifolia (Bl.) DC

Bage Tamarindus indica L.

Bawang Mira Allium cepa L.

Bebele Centella asiatica (L.), Urb.

Bebembe Putih Ageratum conyzoides L.

Belimbing bake Torenia fournieri Linden ex E. Fourn.

Belimbing Bele Averrhoa carambola L.

Belimbing Bolo Averrhoa bilimbi L.

Betem Setaria geniculata (Lam) Beauv.

Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

Blincang Begonia grandis Dryand.

Blincang Begonia isoptera Dryand. ex Sm.

Bluntas Pluchea indica (L.) Less.

Bokar/sondak Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby

Buluan Nephelium lappaceum L.

Bunga Jepun Plumeria alba L.

Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels.

Page 168: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

151

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

25. Sakit Kepala dan Demam Cocor bebek Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.

Empet-Empet Ophiorrhiza japonica Blume

Gedang Carica papaya L.

Gegaok Erechtites valerianifolia (Link ex Wolf) Less. ex DC.

Iyu-iyu Ophioglossum reticulatum L.

Jamia Abelmoschus esculentus (L.) Moench

Jarak Jatropha curcas L.

Jeruk Bele (jeruk Besar) Citrus maxima (Burm.) Merr.

Kangkung Ipomoea aquatica Forsk.

Kayu Banten Lannea coromandelica (Houtt) Merr.

Kecepok atau klampokan Physalis angulata L.

Kemangi Ocimum basilicum L.

Kesembung Elephantopus scaber L.

Kesumbang Bawi Foetidum eryngium L.

Ketepeng Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.

Kopi Coffea robusta Lindl.Ex De Will

Lembayin jogang Amaranthus spinosus L.

Nyiur Cocos nucifera L.

Pace Morinda citrifolia L.

Pade Oryza sativa L.

Pepait/ Jempring Tagetes erecta L.

Page 169: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

152

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

25. Sakit Kepala dan Demam Pepao Emilia sonchifolia (L.) DC.

Pepesu Paederia foetida L.

Punti Musa spp.

Rampang Siso Drymaria cordata (L.) Willd. ex J

Randu Ceiba Pentanda (L.) Gaertn.

Sager Sauropus adrogynus (L.) Merr

Sebia Capsicum frutescens L.

Sekur Kaempferia galanga L.

Srikaya Belanda Annona muricata L.

Srikaya Tai Bembe Annona squamosa L.

Teruok Gagak Luffa acutangula (L.) Roxb.

Timun Bolo Coccinia grandis (L.) Voigt

26. Tonikum Bage Tamarindus indica L.

Bawang Mira Allium cepa L.

Bebele Centella asiatica (L.), Urb.

Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr.

Empet-Empet Ophiorrhiza japonica Blume

Gedang Carica papaya L.

Iyu-iyu Ophioglossum reticulatum L.

Jahe Zingiber officinale Roxb.

Kangkung Ipomoea aquatica Forsk.

Page 170: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

153

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

26. Tonikum Kelempui` Amomum subulatum Roxb.

Kemangi Ocimum basilicum L.

Kesumbang Bawi Foetidum eryngium L.

Kunci Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult

Lengkuas/Laos Alpinia galanga (L.), Willd.

Nyiur Cocos nucifera L.

Pace Morinda citrifolia L.

Pade Oryza sativa L.

Pepesu Paederia foetida L.

Rampang Siso Drymaria cordata (L.) Willd. ex J

Semanggi Marsilea crenata Presl

Semanggi Hydrocotyle sibthorpioides Lamk

Taruna Semalam Arthrophyllum javanicum Bl.

Tetandan Gritik Alsomitra macrocarpa (Blume) M.Roem.

Tongei Schismatoglottis rupestris Zoll. & Moritzi ex Zoll.

27. Lain-Lain Bebembe Putih Ageratum conyzoides L.

Bluntas Pluchea indica (L.) Less.

Bujak Zingiber sp.

Cermen Phyllanthus acidus (L.) Skeels.

Empet-Empet Ophiorrhiza japonica Blume

Iyu-iyu Ophioglossum reticulatum L.

Page 171: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

154

Lampiran 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan)

No. Kelompok Penyakit Nama Lokal Nama Ilmiah

27. Lain-Lain Kecubung atau bunga terompet Datura suaveolens Humb.

Kelempui` Amomum subulatum Roxb.

Kelor Moringa pterygosperma Gaertn.

Kemangi Ocimum basilicum L.

Kunci Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult

Lombos Amorphophallus variabilis Bl.

Mahoni Daun Besar Swietenia macrophylla King

Pace Morinda citrifolia L.

Paku Prapa Oenanthe javanica (Blume) DC.

Putri Malu Mimosa pudica L.

Sekur Kaempferia galanga L.

Sempol Hedychium coronarium J. Koenig

Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle.

Taruna Semalam Arthrophyllum javanicum Bl.

Terep Artocarpus elasticus Reinw. ex Blume

Page 172: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

155

Lampiran 8 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya

No. Jenis Penyakit atau Penggunaan Ramuan Cara Pengolahan Cara Pemakaian

1 Anak Bayi Menangis Tak Henti Daun Iyu-iyu + Beras Ditumbuk Diminum

2 Badan Bengkak Akar Sebia + Daun Sembala Kati + Merica Ditumbuk Dioleskan

3 Batuk Bebele + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Akar Kesembung + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Daun Ketepeng + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

4 Batuk Pada Anak Kecil Beras + Rimpang Sekur + Adas + Empet-empet + Iyu-iyu +

Rampang Siso

Ditumbuk dan Dijemur Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

7 Bengkak Seperti Gondok Daun dan Batang Eceng Gondok + Rimpang Sekur Ditumbuk Ditempel

8 Berak Darah Biji Kenderat + Rimpang Sekur Diremas Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya di

Perut

Kulit Batang Boro Sapa + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Kulit Jeruk Bele + Rimpang Sekur + Sedikit Garam Dapur Ditumbuk Diminum

9 Cacar Daun Beberas + Rimpang Sekur Dikuyah Disemprotin

Daun dan Bunga Kayu Pelina + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum Airnya &

Disemprot Ampasnya

10 Darah Beku Daun Jati Muda + Rimpang Jahe + Gula Mira Direbus Diminum

11 Gatal-Gatal Daun Buaq + Daun Sirih Direbus Air Mandi

Akar Umbe + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

12 Kaki Silu 7 Daun Re + Rimpang Sekur Ditumbuk Dioleskan

13 Kanker Bunga Kemutung + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

14 Kedinginan Rimpang Bujak + Rimpang Jahe Diparut Diminum

15 Kencing Batu Akar Rebu Gegarem + Nanas Muda + Rimpang Jahe + Gula Mira Direbus Diminum

16 Kencing Manis Umbi Binahong + 7-11 Daun Sirih Direbus Diminum

Page 173: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

156

Lampiran 8 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya (lanjutan)

No. Jenis Penyakit atau Penggunaan Ramuan Cara Pengolahan Cara Pemakaian

16 Kencing Manis Akar dan Daun Lembayin Jogang + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

17 Keputihan 1 Lembar Daun Gedang + Akar Re + Adas Direbus Diminum

18 Keracunan 7 Lembar Daun Nyambu + Bebembe Putih Direbus Diminum

19 Keseleo Rampang Siso + Rimpang Sekur Ditumbuk Dioleskan

20 Koreng Kulit Memelong + Kelapa Tua yang Dibakar Disangrai Lalu

Ditumbuk

Ditempel

21 Kudis Biji Buaq + Air Kapur Ditumbuk Dioles

Kulit Memelong + Kelapa Tua yang Dibakar Disangrai Lalu

Ditumbuk

Ditempel

22 Kurap Kulit Memelong + Kelapa Tua yang Dibakar Disangrai Lalu

Ditumbuk

Ditempel

23 Kutil Getah Lemaq + Kapur Langsung Digunakan Dioleskan

24 Kutu Air Daun Bebutir + Kapur Ditumbuk Ditempel

25 Kutu Rambut Daun api-api + Santan Kelapa Bakar Diremas Keramas

26 Letih dan Lesu Daun Cengkeh + Daun Laos + Daun Jarak Pagar + Daun Pisang +

Daun Merica

Direbus Air Mandi

Daun Gedang + Daun Nyambu Batu Direbus Dimakan

27 Luka Adas secukupnya + Rimpang Sekur Ditumbuk Ditempel

28 Luka Bakar Seluruh Bagian Ketumbi + 1 Rimpang Sekur + 5 Buah Cengkeh +

1 Potong Kayu Manis

Ditumbuk Lalu Direbus Diminum

29 Malaria Daun Lembayin Baqe + Daun Sekur Diremas Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

Seluruh Bagian Ketumbi + 5 Buah Cengkeh + 1 Potong Kayu

Manis

Ditumbuk Lalu Direbus Diminum

1 Lembar Daun Gedang + Sedikit Tempe Busuk Ditumbuk Diminum

30 Mata Bengkak Kambium Kayu Banten + Rimpang Sekur Diremas Mencuci Mata

Page 174: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

157

Lampiran 8 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya (lanjutan)

No. Jenis Penyakit atau Penggunaan Ramuan Cara Pengolahan Cara Pemakaian

31 Membatasi Kehamilan Kulit Kayu Banten + Buah Nanas + Tape + Gula Merah Diparut Diminum

32 Menambah Nafsu Makan 1 Rimpang Lengkuas + 1 Rimpang Sekur + Seluruh Bagian

Ketumbi + Sedikit Adas

Direbus Diminum

2 polong buah bage + 1 Umbi Bawang Mira + Gula Mira Diremas Diminum

Batang dan Daun Semanggi + Umbi Bawang Mira Diremas Diminum

33 Mencegah Kehamilan Akar Punti Lumut + Rimpang Jahe Direbus Diminum

Akar Pacing + 1 Buah Mengkudu Direbus Diminum

34 Mencret Tunas Punti + Umbi Bawang Mira Diremas Dioleskan

Daun Jaong + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Daun dan Bunga Belimbing Bake + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

35 Menyuburkan Rambut Daun Tentandan Gegiran + Daun Tetapis + Paku Belabar + Glunak Ditumbuk Keramas

Batang Glunak + Paku Blabar Ditumbuk Keramas

36 Meriang Daun Belimbing Bele + Umbi Bawang Mira + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

37 Mual Akar Kesembung + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

38 Muka Bayi Yang Putih Karena

ASI Ibu

Bunga , Buah dan Daun Paku Prapa + Rimpang Sekur Ditumbuk Dioleskan

39 Mules Akar Kesembung + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

40 Obat Kuat Air Kelapa + Bubuk Merica Langsung Digunakan Diminum

41 Panas Daun Timon Bolo + Daun Sekur Diremas Diminum

Daun Bebembe Putih + 1 Buah Bawang Mira Diremas Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

Daun Srikaya Belanda + Umbi Bawang Mira Diremas Dioleskan

Tunas Punti + Umbi Bawang Mira Diremas Dioleskan

Page 175: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

158

Lampiran 8 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya (lanjutan)

No. Jenis Penyakit atau Penggunaan Ramuan Cara Pengolahan Cara Pemakaian

41 Panas Daun Srikaya Tai Bembe + Umbi Bawang Mira Diremas Diminum

Adas secukupnya + Rimpang Sekur Ditumbuk Ditempel

Daun Papao + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Daun dan kulit batang Belimbing Bele + Umbi Bawang Mira +

Rimpang Sekur

Ditumbuk Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

Akar dan Daun Lembayin Jogang + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Akar Kesembung + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Daun Iyu-iyu + Beras Ditumbuk Diminum

Daun dan Bunga Belimbing Bake + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Daun Sagar + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

Akar Gegaok + Rimpang Sekur Ditumbuk Dioleskan

Beras + Rimpang Sekur + Adas + Empet-empet + Iyu-iyu +

Rampang Siso

Ditumbuk dan Dijemur Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

Daun Ketepeng + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

42 Panas Dalam Bebele + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

43 Patah Tulang Daun Ketujur + Rimpang Jahe Ditumbuk Ditempel

Adas secukupnya + Rimpang Sekur Ditumbuk Ditempel

Kulit Batang Boro Sapa + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

Akar Kenderat + Rimpang Jahe Ditumbuk Ditempel

44 Pemutih Kulit Daun Nangka Muda + Rimpang Kunyit + Minyak Kelapa Ditumbuk Dioleskan

45 Rematik Daun Mengkudu + Rimpang Jahe Direbus Direndam Kaki

46 Sakit Kuning Daun Kelor + Air Kelapa Muda + 1 Sendok Madu Ditumbuk Diminum

47 Sariawan Daun dan Bunga Ketepu + Rimpang Sekur Ditumbuk Ditempel

Page 176: ETNOBOTANI PANGAN DAN OBAT MASYARAKAT SEKITAR … · ETNOBOTANI PANGAN. DAN OBAT . MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Stu. di Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis,

159

Lampiran 8 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya (lanjutan)

No. Jenis Penyakit atau Penggunaan Ramuan Cara Pengolahan Cara Pemakaian

48 Sesak Nafas Akar Kesumbang Putih + Rumput Gegarem + Buah Nanas Muda +

Rimpang Jahe + Gula Merah

Direbus Diminum

Daun Ketepeng + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum

49 Sihir atau Guna-guna Daun dan Batang Muda Kelor + Kapur Dikuyah Disemprotin

Akar Bebembe Putih + Daun Nyambu Batu Direbus Diminum

50 Tidak Bisa Gemuk Daun Empet-empet + Daun Iyu-iyu + Rimpang Sekur Ditumbuk Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya

Beras + Rimpang Sekur + Adas + Empet-empet + Iyu-iyu +

Rampang Siso

Ditumbuk dan Dijemur Diminum Airnya &

Dioles Ampasnya