48
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Arah pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata dengan memberikan perhatian khusus kepada penduduk miskin, anak-anak dan para lanjut usia yang terlantar baik di perkotaan maupun di pedesaan. Prioritas diberikan pula kepada daerah terpencil, pemukiman baru, wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluas serta daerah kantong-kantong keluarga miskin. 1 Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ; (2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. 2 Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari (1) 1

Evaluasi Kinerja Puskesmas

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Arah pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata dengan memberikan perhatian khusus kepada penduduk miskin, anak-anak dan para lanjut usia yang terlantar baik di perkotaan maupun di pedesaan. Prioritas diberikan pula kepada daerah terpencil, pemukiman baru, wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluas serta daerah kantong-kantong keluarga miskin. 1Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ; (2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. 2Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas ; (2) Lokakarya Mini Puskesmas ; (3) Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance). 2Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, dimana perlunya disusun Rencana Aksi Daerah Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang memuat arah kebijakan dan strategi percepatan pencapaian terkait program program pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs). Dalam upaya mencapai sasaran nasional bidang kesehatan, yang merupakan bagian dari komitmen global dan nasional, seperti MDGs (Millenium Developement Golds), SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional), HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome), TBC (Tuberculosis) dan lainnya, diperlukan dukungan pelayanan di Puskesmas. Sehingga perlu ditetapkan kebijakan tentang kegiatan pelayanan yang harus dilaksanakan secara generik oleh Puskesmas, terutama pelayanan promotif preventif yang menjadi tugas utama dari pelayanan kesehatan primer di Puskesmas. 2-4Salah satu upaya meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas adalah melakukan Evaluasi Kinerja Puskesmas. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini telah disempurnakan, menjadi Penilaian Kinerja Puskesmas.2Puskesmas wilayah IV Koni Kota Jambi berdiri Tahun 1978 dalam cakupan wilayah Kecamatan Jambi Timur. Keberadaannya strategis dengan wilayah kerja yang luas dan jumlah penduduk yang banyak. Sejauh ini sudah dilaporkan data mentah Penilaian Kinerja Puskesmas wilayah IV Koni Kota Jambi hingga Tahun 2013. Untuk itu penulis mencoba menggambarkan hasil Penilaian Kinerja Puskesmas wilayah IV Koni Kota Jambi Tahun 2013.

1. 2 Tujuan Penulisan Makalah1. 2. 1 Tujuan Umum

Dapat mengetahui tingkat kinerja Puskesmas wilayah IV Koni Kota Jambi pada tahun 2013.1. 2. 2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus Penilaian Kinerja Puskesmas Koni adalah sebagai berikut:1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas wilayah IV Koni tahun 2013.

2. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas wilayah IV Koni tahun 2013 berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

3. Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas wilayah IV Koni dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk tahun berikutnya.

1. 3 Manfaat Penulisan MakalahAdapun manfaat dari penulisan makalah Penilaian Kinerja Puskesmas wilayah IV Koni adalah sebagai berikut:1. Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik SeniorSebagai tugas yang merupakan salah satu syarat pelaksanaan kepaniteraan klinik untuk menambah wawasan di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. 2. Bagi Puskesmas wilayah IV Konia. Puskesmas wilayah IV Koni dapat mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.b. Puskesmas wilayah IV Koni dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).

3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi

a. Dinas kesehatan Kota Jambi dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

b. Dinas kesehatan Kota Jambi dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

4. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau data untuk melaksanakan penelitian terkait.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian

Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan verifikasi hasilnya.2,3 Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas.2,3

Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/ kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I, II, III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.2

2.2Tujuan Penilaian Kinerja Puskesmas2

Tujuan umum Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota. Sedangkan tujuan khusus Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

3. Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk tahun yang akan datang.

2.3Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas2

Adapun manfaat dari Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah sebagai berikut:1. Puskesmas dapat mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.

2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).

3. Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

2.4Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas2

Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat.

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan di Daerah, maka kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mengembangkan jenis program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan sumberdaya termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksananya, dengan tetap memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat provinsi dan pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah dan nasional termasuk konsensus global/ kesepakatan dunia (antara lain penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria, diare, kusta, dan lain-lain).

Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik berupa penambahan upaya maupun suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian. Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan Puskesmas merupakan nilai tambah dalam penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan. Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan daerah yang telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumber daya di daerah yang bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/ kota.

Oleh karenanya, kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh Puskesmas. Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing Puskesmas kemungkinan tidak lagi sama di seluruh Puskesmas, melainkan hanya berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan-kegiatan pengembangan yang belum menjadi kegiatan utama di kabupaten/ kota, hanya akan dilakukan oleh Puskesmas tertentu saja di kabupaten/ kota yang bersangkutan.

Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :

1. Pelayanan kesehatan yang meliputi:

a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, di mana penetapan jenis pelayanannya disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau penerapan pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:

a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja.

b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dan lain-lain.

3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:

a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.

b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.

c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Di mana masing-masing program/ kegiatan memiliki indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan pada program penanggulangan TBC.

d. Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas. Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik dalam aspek input, proses, out-put maupun out-come-nya, karena indikator dan mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan.

Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik dalam aspek input, proses, out-put maupun out-come-nya, karena indikator dan mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan. Sehingga, secara keseluruhan tidak akan diukur dalam penilaian kinerja, akan tetapi dipilih beberapa indikator yang sudah ada standar penilaiannya. Jenis kegiatan Puskesmas yang terdapat dalam lampiran buku pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini merupakan jenis kegiatan yang memungkinkan dilaksanakan di seluruh Puskesmas (sebagai Daftar Menu). Sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan, masing-masing kabupaten/kota akan menetapkan jenis kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan, dan kemudian hasilnya dinilai berdasarkan rencana yang telah disusun. Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringannya di wilayah kerja Puskesmas, baik kegiatan yang dilaksanakan di dalam gedung maupun di luar gedung. Untuk beberapa jenis kegiatan tertentu, Puskesmas dapat memperoleh bantuan teknologi ataupun tenaga dari Puskesmas sekitarnya atau tingkat kabupaten/ kota (sebagai contoh: dalam situasi emergensi/ KLB, pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan, transmigrasi, komunitas adat terpencil, dan lain-lain) maka peran perbantuan dapat diabaikan, sehingga hasilnya dapat diperhitungkan sebagai kegiatan Puskesmas.

Komponen input sumberdaya dan lingkungan tidak termasuk dalam variabel penilaian, akan tetapi kedua komponen tersebut dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses penyusunan rencana dan penetapan besaran target Puskesmas. Selanjutnya dalam melakukan analisa permasalahan/ kesenjangan kegiatan Puskesmas, maka komponen input sumber daya dan lingkungan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan baik dalam mencari penyebab masalah maupun penetapan alternatif pemecahan masalah.

2.5Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas

Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan dibahas melalui forum lokakarya mini baik bulanan dengan lintas program di dalam Puskesmas maupun lokakarya mini tribulanan yang melibatkan lintas sektor di kecamatan. Penilaian kinerja Puskesmas meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu, bidan di desa serta berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan upaya pemberdayaan masyarakat lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, maka pada proses pelaksanaannya tetap di bawah bimbingan dan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.6,71. Penetapan target Puskesmas2,7Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas pada akhir tahun. Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing Puskesmas bersifat spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas. Target nasional perlu dijabarkan ke dalam target provinsi, kabupaten/ kota dan Puskesmas secara tepat. Penetapan target Puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing Puskesmas.

b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/ kota.

c. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.

d. Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya.

e. Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun yang akan datang.

f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain), serta non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain).

g. Target (sasaran) Puskesmas yang sebenarnya, Puskesmas tidak dibebani untuk menjangkau masyarakat di daerah yang bukan target sasarannya, kelompok masyarakat yang tidak mungkin dijangkau karena kendala geografi transportasi, dan lain-lain.

2. Pengumpulan data hasil kegiatan2,7a. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu tertentu. Penetapan periode waktu penilaian ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama Puskesmas. Sebagai contoh periode waktu penilaian adalah bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Penilaian kinerja Puskesmas merupakan salah satu simpul dari satu rangkaian kegiatan dalam manajemen Puskesmas. Oleh karena penilaian kinerja adalah kegiatan untuk menilai kinerja Puskesmas berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka periode waktu penilaian disesuaikan/ disinkronkan pula dengan perencanaan.

b. Hasil kegiatan Puskesmas dan jaringannya adalah Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan di Desa serta hasil pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.

c. Sumber data diperoleh dari SP3-SIMPUS dan catatan hasil kegiatanprogram inovatif maupun hasil pengumpulan data lainnya.

d. Pengumpulan data dilakukan oleh penanggung jawab masing masing program/ kegiatan Puskesmas dibantu oleh staf yang lain dengan tetap memegang prinsip kerja sama tim.e. Untuk kepentingan verifikasi oleh tingkat kabupaten/kota digunakan laporan hasil perhitungan Puskesmas untuk kinerja Puskesmas, dan laporan lain yang berkaitan, sertasupervise langsung ke Puskesmas.f. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan pencatatan hasil kegiatan yang ada/ dibuat Puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan SP2TP yang dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/ kota.

3. Pengolahan data2,7a. Cakupan hasil (out-put) dan hasil mutu dari kegiatan yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan di Puskesmas, dihitung dengan membandingkan hasil yang telah dicapai terhadap target standar yang telah ditetapkan.

b. Penilaian akhir tingkat kelompok Puskesmas tidak lagi diperhitungkan berdasarkan nilai bobot.

4. Analisis hasil dan langkah pemecahan2,7a. Melakukan identifikasi masalah, kendala/ hambatan dan penyebab serta latar belakangnya dengan cara mengisi format analisa data dengan mencantumkan kesenjangan hasil kegiatan pokok dan hasil kegiatan lainnya yang terkait, input sumber daya pendukungnya, lingkungan sosial dan fisik yang mempengaruhi serta proses pelaksanaannya.

b. Mencari alternatif dalam upaya penanggulangan/pemecahan masalahnya.

c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan memperhatikan arahan dan rencanapengembangan di dalam wilayah kabupaten/ kota.

d. Merumuskan bentuk rencana usulan kegiatan tahun depan, sebagai bagian dari kegiatan perencanaan Puskesmas.

5. Pelaksanaan penilaian2,7a. Di tingkat Puskesmas

1) Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur keberhasilan kinerjanya.

2) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian (output dan outcome).

3) Masing-masing dari penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (output) kegiatan dan mutu bila hal tersebut memungkinkan.

4) Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan analisis masalah, identifikasi kendala/ hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali faktor-faktor pendukung dan penghambat.

5) Bersama-sama dengan tim kecil Puskesmas menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan metoda analisis sederhana maupun analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang ada.

6) Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

b. Di tingkat kabupaten/ kota

1) Menerima rujukan/ konsultasi Puskesmas dalam melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisa data dan membuat pemecahan masalah.

2) Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah.

3) Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan Puskesmas dan bersama dengan Puskesmas menghitung dan menetapkan kelompok peringkat kinerja Puskesmas.

4) Melakukan verifikasi analisa data dan pemecahan masalah yang telah dibuat Puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama dengan Puskesmas.

5) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok Puskesmas, evaluasi hasil kinerja Puskesmas dan rencana usulan kegiatan Puskesmas.

6) Penetapan target dan dukungan sumberdaya masing-masing Puskesmas berdasarkan evaluasi hasil kinerja Puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun depan.6. Waktu pelaksanaan penilaian2,7a. Waktu pelaksanaan penilaian di Puskesmas

Tabel 2.1 Sistematika waktu pelaksanaan penilaian di Puskesmas

NoKegiatan

IPra Penilaian Kinerja Puskesmas

Pemantauan hasil kegiatan secara periodik bulanan/triwulan dan konsultasi ke kabupaten/ kota, dalam rangka mencapai target cakupan dan mutu hasil kegiatan Puskesmas pada akhir tahun.

IIPenilaian Kinerja Puskesmas

a.Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan (dari data bulanan/ triwulan).

b.Konsultasi pembinaan dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

c.Memberikan laporan perhitungan kinerja Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dan membahas keterkaitannya dengan verifikasi data dan perhitungannya.

d.Menerima umpan balik nilai akhir kinerja Puskesmas, berikut penjelasan dalam perbaikan perhitungan bilamana kerjadi kesalahan.

e.Menyajikan hasil akhir hasil perhitungan cakupan dan mutu kegiatan, dalam bentuk grafik sarang laba-laba, ataupun cara penampilan lainnya.

IIIPasca Penilaian Kinerja Puskesmas

a.Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan pemecahan masalah, rencana perbaikan sekaligus rencana usulan kegiatan tahun yang akan datang

b.Menerima informasi dari kabupaten/ kota tentang rencana anggaran yang mungkin akan diterima masing-masing Puskesmas dengan membahas rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya biaya dan kebutuhan sumber daya lain yang diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

c.Bersama tim perencanaan Puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) Puskesmas untuk tahun berjalan.

d.Membahas rencana kegiatan yang melibatkan unsur lintas sektor terkait, untuk keterpaduan.

e.Mendiseminasikan informasi sekaligus membagi tugas dan tanggung jawab untuk kegiatan tahun yang akan dilaksanakan, dalam forum pertemuan lokakarya tahunan Puskesmas.

f.Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor terkait di kecamatan, untuk mendiseminasikan rencana kegiatankegiatan Puskesmas yang ada kaitannya dengan lintas sektor di tingkat kecamatan.

g.Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan.

b. Waktu pelaksanaan penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Tabel 2.2Sistematika waktu pelaksanaan penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ KotaNoKegiatan

IPra Penilaian Kinerja Puskesmas

Pemantauan penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dan hasilnya untuk periode waktu tertentu dan pembinaan dalam rangka mendorong pencapaian cakupan hasil kegiatan Puskesmas.

IIPenilaian Kinerja Puskesmas

a.Menerima konsultasi dari/ pembinaan dan bimbingan kepada Puskesmas.

b.Menerima laporan perhitungan penilaian kinerja dari Puskesmas, melakukan verifikasi atas data dan perhitungan Puskesmas.

c.Memberikan umpan balik nilai akhir penilaian kinerja penilaian Puskesmas sesuai dengan urutan peringkat dalam kelompok masing-masing Puskesmas.

d.Menyajikan hasil kinerja semua Puskesmas di kab/kota, berdasarkan urutan peringkat dalam kelompoknya, sebaiknya dalam bentuk grafik batang (bar-chart).

IIIPasca penilaian kinerja Puskesmas

a.Menganalisis masalah dan kendala yang dihadapi Puskesmas dan kabupaten, serta merumuskan pemecahan masalah, rencana perbaikan sekaligus rencana kegiatan tingkat kabupaten/ kota tahun yang akan datang, memberikan arahan kebijaksanaan dan rencana pengembangan tahun yang akan dating kepada Puskesmas, berikut target kabupaten/ kota.

dan rancangan pembagiannya untuk semua Puskesmas.

b.Membahas rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya biaya yang diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama Puskesmas.

c.Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Kabupaten/ Kota, baik dalam kegiatannya sendiri maupun rencana pembinaan kepada Puskesmas.

BAB III

PEDOMAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1Bahan Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja pukesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan manajemen puskesmas dan mutu pelayanan, sedangkan dalam pelaksanaanya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil/ masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.

3.2Pedoman Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh penanggung jawab masing-masing kegiatan/ program dibantu oleh staf Puskesmas lainnya. Selanjutnya dilakukan pengisian format penilaian kinerja sesuai dengan petunjuk definisi operasionalnya. Pengumpulan data dilaksanankan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2013 (Januari s/d Desember 2013) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam forum penilaian kinerja puskesmas tahun 2013.

A.Cara pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui :

1. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SP2TP / SP3)

2. Pemeriksaan / pengecekan catatan / notulen

3. Pengumpulan data melalui survey sederhanaB. Jenis data

Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, yang terdiri atas :

1. Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas

2. Data pelaksanaan manajemen Puskesmas

3. Data hasil pengukuran/ penilaian mutu pelayanan PuskesmasC. Sumber Data

Sumber utama data yang dikumpulkan adalah catatan hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan sistem pencatatan pelaporan yang berlaku (SP2TP), catatan hasil kegiatan program inovatif maupun hasil pengumpulan data lainnya, bukan laporan yang dikirimkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Sebagai contoh, untuk menilai mutu Puskesmas, dilaksanakan survey kepuasan pelanggan. Data hasil survey tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penilaian kinerja Puskesmas.

D.Variabel Penilaian

Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas dikelompokkan dalam 3 komponen penilaian, yaitu :

1. Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdiri dari :

a. Upaya Kesehatan Wajib

b. Kesehatan Pengembangan

2. Komponen manajemen Puskesmas

3.Komponen mutu pelayanan Puskesmas

Khusus untuk Upaya kesehatan wajib, kegiatan utamanya sudah baku yaitu :

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitMenular

6. Upaya Pengobatan

Akan tetapi Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan Puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan Puskesmas.

3.3Pedoman Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data meliputi :

1. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan (cleaning and editing)2. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian hasil kegiatan Puskesmas (calculating)3. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi yang akan menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating)

A. Metoda Pengolahan Data

Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada 3 komponen penilaian beserta kegiatan utama dan variabel variabel yang perlu diolah, yaitu :

1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan Puskesmas

Untuk menghitung hasilnya dalam kelompoknya masing-masing, perlu dihitung hasil reratanya secara bertingkat, sebagaimana tercantum dalam format pengumpulan data dan perhitungannya.

2. Komponen manajemen Puskesmas

Penilaian manajemen disesuaikan dengan kondisi masing masing variabel yang sudah ditetapkan berdasarkan skala sumber daya.

3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas

Untuk menghitung penilaian mutu pelayanan berdasarkan hasil cakupan yang dikelompokkan pada skala-skala yang ditetapkan pada setiap variabel. Untuk memperhitungkan cakupan maka angka target (T) merupakan pembagi (denominator) terhadap pencapaian hasil kegiatan (H) dalam proses pengolahan data. Cakupan diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan dibagi dengan target (H/T) untuk setiap variabel.

Cara menghitung :

a) Penilaian Cakupan Kegiatan Yankes Cakupan sub variabel dan variabel.

Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau

Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel ( SV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atau

Jadi nilai cakupan kegiatan Yankes adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan di kelompokkan sebagai berikut :1) Kelompok I (kinerja baik) :

Tingkat pencapaian hasil 91 %

2) Kelompok II (kinerja cukup) :

Tingkat pencapaian hasil 81 90 %

3) Kelompok III (kinerja kurang) :

Tingkat pencapaian hasil 80 %

b) Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi 4 kelompok :

1) Manajemen Operasional Puskesmas

2) Manajemen alat dan obat

3) Manajemen keuangan

4) Manajemen ketenagaanPenilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai sebagai berikut: Skala 1 nilai 4

Skala 2 nilai 7

Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok manajemen.

Skala 1 nilai 4

Skala 2 nilai 7

Skala 3 nilai 10

c) Cara Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas :

a. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian puskesmas dan dimasukkan kedalam kolom yang sesuai

b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel

c. Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu

d. Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi :

Baik: Nilai rata-rata 8,5

Cukup: Nilai 5,5 8,4

Kurang: Nilai 5,5

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas di wilayahnya, maka kinerja Puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok Puskesmas.

1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik

2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup

3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurangHasil Evaluasi Kinerja Puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota untuk ditindak lanjuti dan dibahas secara mandiri oleh puskesmas pada mini lokakarya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pelaksanaan evaluasi kinerja puskesmas (EKP) di puskesmas KONI tahun 2013 berjalan cukup lancar walaupun berbagai hambatan ditemukan. Proses pelaksanaan evaluasi kinerja puskesmas (EKP) di puskesmas koni seperti yang tertera pada Bab III, Hasil kinerja Puskesmas Koni tahun 2013 disajikan sebagai berikut:

4.1Hasil Kinerja Cakupan Upaya Pelayanan Kesehatan.

Tabel 4.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Upaya Kesehatan Wajib dan Pengembangan di Puskesmas Koni Tahun 2013.NOJENIS KEGIATANCAKUPAN

1PROMOSI KESEHATAN39,20

2KESEHATAN LINGKUNGAN75,08

3KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB99,63

4UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT94,08

5UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR98,91

6UPAYA PENGOBATAN99,84

7UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN53,57

NILAI RERATA80,04

4.2

Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Koni

Tabel 4.3 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Koni tahun 2013NOJENIS VARIABELNILAI CAPAIANTARGET

1MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS8,710

2MANAJEMEN ALAT DAN OBAT10,010

3MANAJEMEN KEUANGAN10,010

4MANAJEMEN KETENAGAAN10,010

4.3 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Koni

Tabel 4.4 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan KesehatanPuskesmas Koni tahun 2013NOJenis KegiatanNilai Kinerja

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.Drop out pelayanan ANC (K1-K4)

Persalinan oleh tenaga kesehatan

Penanganan komplikasi obstetri / risti

Error rate pemeriksaan BTA

Error rate pemeriksaan darah malaria

Kepatuhan terhadap standar ANC

Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas

Penanganan Komplikasi Neonatal7 (CUKUP)

10 (BAIK)

10 (BAIK)

7 (CUKUP)

7 (CUKUP)

8,6 (BAIK)

8,6 (BAIK)

10(BAIK)

10(BAIK)

Rata-rata 8,69 (BAIK)

4.4 Hasil Akhir Penilaian Kinerja Puskesmas

Hasil akhir kinerja Puskesmas Koni periode Januari Desember 2013 disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut :Tabel 4.5 Hasil Kinerja Puskesmas Koniperiode Januari-Desember 2013NoKomponenKriteriaNilai

1.Upaya Pelayanan Kesehatan

(Bobot = ^3)Baik Nilai = 10^3Cukup Nilai = 7^3Kurang Nilai = 4^31000

2.Kegiatan Manajemen

(Bobot = ^2)Baik Nilai = 10^2Cukup Nilai = 7^2Kurang Nilai = 4^2100

3.Mutu Pelayanan

(Bobot = ^1)Baik Nilai = 10^1Cukup Nilai = 7^1Kurang Nilai = 4^17

Nilai Akhir1107

Kriteria Kinerja PuskesmasBAIK

Keterangan :

Nilai Akhir:

Baik = 1.020 1.110

Cukup = 363 453

Kurang = 84 174

BAB VANALISIS DATA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini akan dibahas jenis kegiatan yang termasuk kategori kinerja kurang dan cukup di Puskesmas Koni. Menentukan penyebab dengan menelusuri variabelnya serta mencari alternatif pemecahan masalahnya.

5.1 Kategori Kinerja Kurang

A. Promosi kesehatan

Permasalahan :

Hasil kinerja Upaya promosi kesehatan, baru mencapai 39,20 %

Hal ini disebabkan kurangnya pencapaian:

1. Rumah tangga ber PHBS (56,79%)

2. Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan (50%)

3. Poskesdes yang beroperasi (50 %)

4. Desa / siaga aktif yang mempromosikan kesehatan (0%)

Alternatif Pemecahan Masalah :

1. Pembinaan dan penyuluhan pada masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.

2. Membuat kuesioner / ceklist pemantauan perilaku hidup bersih dan sehat untuk masyarakat setiap bulan agar masyarakat terpacu berprilaku hidup bersih dan sehat.

3. Membagikan selebaran / pamflet kepada mayarakat di wilayah kerja tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, cara melaksanakannya, serta bahaya bila tidak melaksanakannya.

4. Advokasi pada lintas Sektor dalam hal pendanaan promosi kesehatan.

5. Bekerja sama dengan pihak di sekolah dasar untuk membuat acara khusus promosi kesehatan bagi murid - murid nya.

6. Memberdayakan murid-murid sekolah dasar untuk ikut mempromosikan kesehatan dan menerapkannya baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

7. Membentuk poskesdes di setiap kelurahan di wilayah kerjanya.

8. Membentuk kelurahan siaga aktif di setiap kelurahan di wilayah kerjanya.

B. Kesehatan Lingkungan

Permasalahan :

Hasil kinerja Upaya kesehatan lingkungan tergolong kinerja cukup, baru mencapai 75,08 %

Hal ini disebabkan kurangnya pencapaian:

1. Penduduk yang memiliki akses terhadap Air Minum berkualitas (114,50%)2. Penduduk yang menggunakan jamban sehat (111,88 %)

3. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan (80,04 %)

4. Tempat umum yang memenuhi syarat (82%)

5. Tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat syarat (75,53%)

6. Daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi kesehatan akibat perubahan iklim (80%)7. Desa yang memiliki sanitasi total berbasis masyarakat (0,00%)

8. Air minum yang memenuhi syarat (85,37%)Alternatif Pemecahan Masalah :

1. Memberikan penyuluhan akan pentingnya akses air minum yang sehat dan berkualitas kepada masyarakat disekitar wilayah koni.2. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai penggunaan jamban yang sehat sesuai dengan standar kesehatan.

3. Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan mengenai kondisi serta syarat rumah yang sehat.

4. Meningkatkan pembinaan ke tempat pengolahan makanan.

5. Meningkatkan inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah.

6. Meningkatkan pemeriksaan penyehatan lingkungan pada tempat-tempat umum.

7. Meningkatkan pembinaan pada petugas kesling.

C. Upaya Kesehatan Pengembangan

Permasalahan :

Hasil rata-rata kinerja Upaya kesehatan Pengembangan adalah tergolong kinerja kurang, karena hanya mencapai 53,57 %Hal ini disebabkan kurang pencapaian :1. Upaya Kesehatan telinga / pencegahan gangguan pendengaran (40%)

2. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi (57,14%)

3. Kesehatan olahraga (75%)

4. Perawatan kesehatan masyarakat (100%)

5. Kesehatan jiwa (26,92%)

6. Bina kesehatan tradisional (50%)

7. Bina kesehatan kerja (20%)8. Upaya kesehatan mata / pencegahan kebutaan (66,67%)

9. Upaya kesehatan USILA (100%)

Alternatif Pemecahan Masalah :

1. Pembinaan pada petugas tentang strategi kegiatan program pengembangan dalam hal target/sasaran pada setiap sub variabel dan cara pencapaian.

2. Meningkatkan alokasi dana pada masing-masing program pengembangan yang akan dilaksanakan.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasus penyakit

4. Mengupayakan pelatihan teknis petugas tentang program yang belum tercapai.

5. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan jiwa

6. Meningkatkan TOGA disetiap kelurahan kepada masyarakat sebagai pembinaan kesehatan tradisional.

7. Memberikan penyuluhan kepada para pekerja mengenai K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja).

5.2 Kategori Kinerja Cukup

Hasil kinerja mutu pelayanan tergolong kinerja cukup yaitu :1. Drop out pelayanan ANC (K1-K4)

2. Error rate pemeriksaan BTA

3. Error rate pemeriksaan darah malaria

4. Kepatuhan terhadap standar ANC

5. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru

Alternatif dalam mengoptimalkan kinerja mutu pelayanan yaitu :

1. Melakukan evaluasi dan melaporkan prestasi kerja staf2. Menyelidiki dan melaporkan keluhan atau kekurangan dalam pelayanan

3. Puskesmas harus merumuskan pembagian SDM yang mampu bekerja cepat, tepat dan cermat dalam memberikan pelayanan.

4. Setiap tenaga kesehatan perlu mengetahui berbagai dimensi mutu yaitu:

a. Kompetensi Teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan

b. Keterjangkauan atau Akses Artinya layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa.

c. Efektivitas Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit dan berkembang/meluasnya penyakit yang ada.

d. Kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu mempunyai akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkannya.

e. Keamanan maksudnya layanan kesehatan harus aman, baik bagi pasien, pemberi layanan maupun masyarakat sekitarnya. Layanan kesehatan yang bermutu harus aman dari risiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain.

f. Kenyamanan tidak berpengaruh langsung dengan efektivitas layanan kesehatan, tetapi mempengaruhi kepuasan pasien/konsumen sehingga mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut. Kenyamanan dan kenikmatan dapat menimbulkan kepercayaan pasien terhadap organisasi layanan kesehatan.

g. Informasi Layanan kesehatan yang bermutu dengan cara memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana layanan kesehatan itu akan atau telah dilaksanakan.

h. Ketepatan Waktu. Layanan kesehatan harus dilakukan dalam waktu dan cara yang tepat, oleh pemberi layanan yang tepat, menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta biaya yang tepat (efisien)

i. Hubungan Antarmanusia yaitu hubungan antara pemberi layanan kesehatan (provider) dengan pasien atau masyarakat (konsumen), antar sesama pemberi layanan kesehatan, antar atasan-bawahan, dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, pemerintah daerah, LSM, masyarakat dan lain-lain. Hubungan antarmanusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian, dan lain-lain.5.3 Hambatan dan alternatif pemecahan masalah dalam pengumpulan data evaluasi kinerja puskesmas (EKP)

Hambatan yang terjadi dalam pengumpulan data ialah sulitnya pengumpulan data dari masing-masing program tepat pada waktunya sehingga pembuat laporan evaluasi kinerja puskesmas sering kesulitan dalam memperoleh data untuk di rekapitulasi dan di buat laporannya untuk dikirim ke Dinas Kesehatan Kota.

Alternatif pemecahan masalah ini yaitu kepala puskesmas dapat menindak lanjuti petugas yang tidak tepat waktu dalam menyerahkan data, Kepala Puskesmas / petugas penanggung jawab EKP dapat menentukan waktu pengumpulan data secara rutin misalnya pengumpulan data harus diserahkan setiap triwulan, menegur petugas yang tidak menyerahkan data atau membentuk petugas khusus yang tugasnya hanya mengumpulkan laporan tepat waktu sehingga pengelolaan laporan evaluasi kinerja puskesmas dapat berjalan dengan baik.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KesimpulanPuskesmas Koni telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2013 dengan hasil sbb :1. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas KONI tahun 2013 termasuk kategori kinerja baik.2. Kinerja kegiatan manajemen di Puskesmas KONI tahun 2013 termasuk kategori kinerja baik.3. Kinerja mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas KONI tahun 2013 termasuk kategori kinerja cukup.

6.2 Saran

1. Dengan adanya hasil Evaluasi Kinerja Puskesmas KONI Tahun 2013 ini, bisa dijadikan bahan / Acuan dalam pembinaan Puskesmas oleh SKPD Kesehatan atau Instansi yang lebih tinggi diatasnya.

2. Dalam hal ini sangat perlu di tetapkannya jumlah dan jenis upaya kesehatan pengembangan yang seharusnya di laksanakan tentunya dengan memperhatikan kondisi wilayah seperti Geografis, Keadaan Sosek masyarakat dan Sumberdaya yang ada.

3. Tenaga yang ada di Puskesmas Koni di harapkan sebelum diterjunkan ke Puskesmas agar mendapatkan orientasi tugas / Program dan selanjutnya mendapat pembinaan secara berkala dari Bidang program masing-masing di dinas kesehatan.

4. Perhitungan target/sasaran untuk masing-masing upaya program harus jelas dan petugas yang membidanginya harus dibina tentang strategi program dalam pencapaianya serta dapat disiplin dalam mengumpulkan data.

5. Kerjasama lintas Puskesmas di masing-masing kecamatan harus ditingkatkan terutama di dalam menyikapi mobilisasi penduduk/sasaran yang tentunya mempengaruhi pencapaian program.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Pedoman Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2008.

2. Depkes RI. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2006.

3. Taufiq, K.M, Lestari. M, Kuswenda. D, dkk . Penilaian Puskesmas Berprestasi. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. 20124. Dinkes Bandung. Laporan Tahunan Penilaian Kinerja Puskesmas. Bandung : Dinas Kesehatan Bandung. 2012

5. Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas KONI Kota Jambi Tahun 2013.

6. Lamsidi, A. 2009. Evaluasi Kinerja Puskesmas Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis di Kabupaten Sukamare Tahun 2008. (serial online). 2009. (Diakses 10 April 2014). Diunduh dari http://www.hpmrc.ugm.ac.id.7. Ridwan. Laporan Kinerja Puskesmas Banjangrangkan II Tahun 2009. (serial online). 2010. (Diakses 11 April 2014). Diunduh dari http://www.kalbe.co.id21