134
1 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI Studi Kasus di: Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: Retno Widaningsih 031324008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

1

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI Studi Kasus di: Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh: Retno Widaningsih

031324008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

2

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

3

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

4

PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

Dengan segala cinta dan syukur kepadaDengan segala cinta dan syukur kepadaDengan segala cinta dan syukur kepadaDengan segala cinta dan syukur kepada

Allah SWT kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT kupersembahkan karya ini untuk :

Ayahku tercinta Hy.Paring Haryanto (Alm)Ayahku tercinta Hy.Paring Haryanto (Alm)Ayahku tercinta Hy.Paring Haryanto (Alm)Ayahku tercinta Hy.Paring Haryanto (Alm)

Ibuku tercinta PurwaningsihIbuku tercinta PurwaningsihIbuku tercinta PurwaningsihIbuku tercinta Purwaningsih

Adiku tercinta kusno Ari NugrohoAdiku tercinta kusno Ari NugrohoAdiku tercinta kusno Ari NugrohoAdiku tercinta kusno Ari Nugroho

Yang tercinta Urbanus Yulianto KurniawanYang tercinta Urbanus Yulianto KurniawanYang tercinta Urbanus Yulianto KurniawanYang tercinta Urbanus Yulianto Kurniawan

Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

5

MottoMottoMottoMotto

Kedamaian sejati adalah bila kita ada di tengahKedamaian sejati adalah bila kita ada di tengahKedamaian sejati adalah bila kita ada di tengahKedamaian sejati adalah bila kita ada di tengah----

tengah orang yang saling berbagi tengah orang yang saling berbagi tengah orang yang saling berbagi tengah orang yang saling berbagi

Kebahagian sejati adalah bila kita ada di tengahKebahagian sejati adalah bila kita ada di tengahKebahagian sejati adalah bila kita ada di tengahKebahagian sejati adalah bila kita ada di tengah----

tengah orang yang bisa seiring sejalantengah orang yang bisa seiring sejalantengah orang yang bisa seiring sejalantengah orang yang bisa seiring sejalan

Kesuksesan sejati adalah bila kita ada di tengahKesuksesan sejati adalah bila kita ada di tengahKesuksesan sejati adalah bila kita ada di tengahKesuksesan sejati adalah bila kita ada di tengah----

tengah orang yang saling mentengah orang yang saling mentengah orang yang saling mentengah orang yang saling mendukung dan tidak dukung dan tidak dukung dan tidak dukung dan tidak

memberikan kecurangan memberikan kecurangan memberikan kecurangan memberikan kecurangan

Sahabat sejati adalah seseorang yang membuat aku Sahabat sejati adalah seseorang yang membuat aku Sahabat sejati adalah seseorang yang membuat aku Sahabat sejati adalah seseorang yang membuat aku

dan dia damai, bahagia, dan sukses tanpa dan dia damai, bahagia, dan sukses tanpa dan dia damai, bahagia, dan sukses tanpa dan dia damai, bahagia, dan sukses tanpa

kecurangan apapun kecurangan apapun kecurangan apapun kecurangan apapun

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

6

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

7

ABSTRAK Evaluasi

Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Studi Kasus: Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

Retno WidaningsihRetno WidaningsihRetno WidaningsihRetno Widaningsih

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi proses rekruitmen terhadap penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), mengevaluasi proses penyaluran dan pencairan dana, mengevaluasi pengawasan terhadap program BLT, dan mengevaluasi sikap masyarakat terhadap program BLT. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Prembun, kabupaten Kebumen. Jenis penelitian ini adalah evaluatif dan ex post facto. Subjek penelitiannya adalah penerima BLT di kecamatan Prembun. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling dan purposive sampling, dengan mengambil sampel sebanyak 6 desa dengan 36 responden dari penerima BLT dan 10 responden dari petugas BLT tingkat kabupaten dan kecamatan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara berpedoman dan dokumentasi. Analisis data menggunakan trianggulasi dengan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Proses perekrutan terhadap penerima BLT di kecamatan Prembun kurang tepat karena melalui proses yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksann BLT sehingga mengakibatkan salah sasaran pada beberapa keluarga yang dianggap tidak miskin tapi menerima BLT.

2. Penyaluran dan pencairan dana berlangsug dengan lancar dan transparan yaitu adanya keterbukaan pengurus terhadap proses pencairan dana sehingga penerima BLT dapat menerima dan sebesar Rp 300.000., per tiga bulan.

3. Telah dilaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan BLT di kecamatan Prembun berupa pengawasan langsung terhadap proses rekruitmem dan pencairan dana.

4. Masyarakat menunjukkan sikap positif terhadap program BLT yaitu dengan mendukung program BLT dan masyarakat merasa terbantu dengan adanya program BLT.

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

8

ABSTRACT

EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF CASH CIRECT AID PROGRAM

A Case Study at Prembun District Kebumen Regency Central Java Province

Retno Widaningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aim of the research is to value: (1) the process of recruitment of the

receivers of Cash Direct Aid; (2) the process of distribution and cach payment; (3) the control of Cash Direct Aids Programs and (4) the attitude of society towards Cash Direct Aid programs.

This research conducted at Prembu District, Kebumen Regency, Central Java Privince. This research is an evaluative and ex post facto research. The subjects of the research were the receivers of cash Direct Aid Programs in Prembun District. The technique of gathering samples was cluster random sampling. The samples taken from 6 villages consisted of 36 respondents who received Cash Direct Aid Programs and 10 respondent taken from officers of Cash Direct Aid Programs at the level of District and Regency. The technique of analizing the data was triangulation by applying the reduction and presentation of the data, and drawing conclusion.

The result of this research show that: 1. The process of recruitment of the receivers of Cash Direct Aid in

Prembun District is not good because it’s doesn’t conform to the guide of the implementation of Cash Direct Aid Programs. There are many people who are not poor received that cash direct aid.

2. the process of distribution and cash payment runs very well and fully transparent. So the receivers get Rp 300,000.00 for each three months.

3. The control of Cash Direct Aid programs in Prembun District done directly.

4. The attitude of society towards Cash Direct Aid Programs is verypositive and they supoort this program very well because they fell that this program is very helpful and significant for them.

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas

rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulisan skripsi berjudul “Evaluasi

Pelaksanaan Program bantuan Langsung Tunai “ ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana

Pendidikan di Universitas sanata dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi

Pendidikan Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Dekan Universitas Sanata Dharma yang tela memberikan bantuan

kepada penulis selama penulis menyelesaikan studi di Universitas

Sanata Dharma.

2. Ketua Program Studi pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma,

yang telah memberikan kesempatam kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku pembimbing I, yang

dengan penuh kesabaran dan perhatian membimbing penulis, serta

memberi banyak saran, masukan, pikiran, dan referensi yang

mendukung dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Bapak Yohanes Maria Vianey mudayen, S.Pd, selaku pembimbing II

yang telah banyak membimbing penulis dengan memberikan saran dan

pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Indra Darmawan SE,.M.Si yang dengan penuh kesabaran dan

perhatian membimbing penulis, serta memberi banyak saran, masukan,

pikiran, dan referensi yang mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Staf Perpustakaan Sanata Dharma, yang telah memberikan pelayanan

kepada penulis dalam mendapatkan referensi berupa buku, majalah,

dan koran.

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

10

7. Pihak sekretariat: Mba’ Titin, Pak Wawik, dan Mba’ Aris yang dengan

saar selalu memberi informasi dan bantuan dari awal semester sampai

terselesaikannya studi.

8. Ayahku (alm) Herman Yoseph Paring Haryanto yang selalu

memberikan semangat kepada penulis untuk tetap berjuang.

9. Ibuku tercinta yang telah memberi penulis semangat, kasih, kesabaran,

dan biaya (akhirnya aku lulus pada saat yang tepat).

10. Adikku Kusno Ari Nugroho yang selalu memberi penulis penghiburan

dan semangat sehingga semua bisa terselesaikan.

11. Urbanus Yulianto Kurniawan, atas kasih sayang, kesabaran, perhatian

bantuan, dan segala-galanya.

12. Mbah Kakung dan Mbah Putri ku terkasih yang selalu memberikan

doa dan dorongannya.

13. Bulek Tutik dan suami, bulek Sulis dan suami, bulek Wati dan suami,

bulek Asmi dan suami, om Kun dan istri, Om Budi , dan om Nur yang

selalu memberi doa dan dukungan kepada penulis sehingga semua

dapat berjalan lancar.

14. Sepupuku: Lina, Nita, Sipra, Eko, Iwan, deni, Jihan atas doa dan

dukungannya selama ini.

15. Sahabat setiaku: Monica, Pipit, Istadi, Wiwin, Lius, Dhika, Riskha,

Nanik, atas persaudaraan dan kegembiraan yang pernah kita alami

bersama.

16. Teman-teman tercinta di Stembayo 16D: Miss Tya, Mba Emi,

Shelita, Mpok Ulie, Mpok Shila, Mpok Etha, Miss Murnie,

Shantie, Pipin, Priskha, Mba Elies, Ser, dan Nining, atas

kebersamaan, persaudaraan dan kegembiraannya.

17. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2003 dan 2004.

18. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

11

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian

pada umumnya dan bagi Universitas Sanata Dharma pada khususnya.

Yogyakarta, 30 Juli 2007

Penulis

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. Iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………. iv

HALAMAN MOTTO …………………………………………………. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………….. vi

ABSTRAK ……………………………………………………………... vii

ABSTRACT …………………………………………………………. … viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………… ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xvi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………... 6

C. Batasan Masalah ……………………………………………. 6

D. Tujuan Penelitian …………………………………………… 6

E. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kebutuhan Dasar ……………………………………………. 8

1. Munculnya Pendekatan Kebutuhan Dasar …………........ 9

2. Konsep Pendekatan Kebutuhan Dasar ………………….. 9

3. Ciri-Ciri Pendekatan Kebutuhan Dasar …………………. 10

4. Perencanaan Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar …….. 12

5. Implikasi Dari Strategi Kebutuhan Dasar ……………… 13

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

13

B. Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) ……. 14

a. Kriteria Rumah Tangga Miskin Penerima BLT………… 14

b. Kelembagaan …………………………………………… 15

c. Rekruitmen …………………………………………….. 16

d. Penyaluran Dana ……………………………………….. 19

C. Dampak Transfer dan Subsidi Pemerintah terhadap Masyarakat ………………………………………. 22

1. Pengeluaran Pemerintah……………………………….. 22

2. Dampak Adanya Subsidi………………………………. 24

3. Angka Pengganda Transfer Pemerintah (Tr)………….... 24

D. Kondisi kemiskinan Indonesia………………………………. 26

1. Kemiskinan Suatu Masalah yang Kompleks…………... 26

2. Kesenjangan Sebagai Salah Satu Sebab Kemiskinan…. 27

3. Jumlah Penduduk Miskin……………………………... 29

E. Penelitian Terdahulu ……………………………………….. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………….. 32

B. Lokasi Penelitian…………………………………………… 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………. 33

D. Populasi dan Sampel……………………………………….. 33

E. Teknik Pengambilan Sampel ……………………………… 34

F. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran …………………………………………… 36

G. Data Yang Dicari…………………………………………... 42

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

14

H. Teknik Pengumpulan Data ………………………………... 42

I. Analisis Data………………………………………………. 44

BAB IV GAMBARAN UMUM…………………………………… 46

A. Deskripsi Data……………………………………………… 46

1. Keadaan Geografis……………………………………… 46

2. Luas Wilayah…………………………………………… 46

3. Keadaan Demografi…………………………………….. 48

4. Keadaan Ekonomi………………………………………. 50

5. Keadaan Sosial budaya………………………………… 51

6. Sarana dan Prasarana…………………………………… 56

B. Kondisi Kemiskinan di Kecamatan Prembun ……………... 57

C. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT)…………………. 60

1. Syarat penerima Bantuan Langsung Tunai…………….. 60

2. Pihak-pihak yang Terkait dengan Pengurusan BLT dan Tugasnya………………………………………………. 61

BAB V PEMBAHASAN…………………………………………….. 63

1. Rekruitmen Terhadap Penerima BLT……………………… 61

2. Penyaluran Kartu Kompensasi BBM dan Pencairan Dana…. 69

3. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan BLT…………………. 74

4. Sikap Masyrakat Terhadap program BLT………………… 76

BAB VI PENUTUP……………………………………………………. 78

A. Kesimpulan ………………………………………………. 78

B. Saran ……………………………………………………… 80

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 82

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

15

PEDOMAN WAWANCARA …………………………………………. 83

HASIL WAWANCARA………………………………………………... 87

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

16

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Alur Pendataan Rumah Tangga Miskin

yang Seharusnya ………………………………………... 20

Gambar II.2 Alur Pendistribusian Kartu Kompensasi BBM 22

Gambar V.1 Alur Pendataan Penerima BLT ………………………….. 68

Gambar V.2 Alur Pendataan Rumah Tangga Miskin

yang Seharusnya ………………………………………… 69

Gambar V.3 Alur Pendistribusian KKB di Kecamatan Prembun ……… 72

Gambar V.4 Alur Pendistribusian KKB di Kecamtan Prembun ………. 72

Gambar V.5 Bentuk Kartu Kompensasi BBM…………………………. 73

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1

Oktober 2005 pemerintah Indonesia menetapkan kenaikan harga BBM.

Tingkat kenaikan untuk bensin sebesar 87,5%, solar 104,8% dan minyak

tanah 185,7%. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh: 1) peningkatan harga

BBM di pasar dunia yang melonjak tajam sehingga berakibat pada makin

besarnya penyediaan dana subsidi yang dengan sendirinya makin

membebani anggaran belanja negara, 2) pemberian subsidi selama ini

cenderung lebih banyak dinikmati kelompok masyarakat menengah keatas

dan 3) perbedaan harga yang besar antara dalam dan luar negeri memicu

terjadinya penyelundupan BBM ke luar negeri (www.kompas.com).

Kenaikan harga BBM menambah beban hidup masyarakat. Mereka

tidak hanya menghadapi kenaikan harga BBM, tetapi juga kenaikan

berbagai barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. Kenaikan tersebut

berpengaruh pada penurunan daya beli masyarakat, terutama rumah tangga

miskin. Untuk mengurangi beban tersebut, pemerintah mengeluarkan

Instruksi Presiden (Inpres) No.12 Tahun 2005 tentang pelaksanaan Subsidi

Langsung Tunai (SLT) kepada Rumah Tangga miskin. Rumah Tangga

miskin didefinisikan sebagai rumah tangga yang mempunyai pengeluaran

perkapita perbulan Rp 175.000 atau kurang (Kedaulatan Rakyat17 Oktober

2005). Kriteria yang lain meliputi masyarakat sangat miskin, sangat miskin

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

18

dan mendekati miskin (near poor) berdasarkan definisi konsumsi kaori atau

pengeluaran (www.kompas.com/kompas-cetak/050927/daerah/208/1906

htm).

Namun, meskipun kriterianya demikian, ternyata orang yang mendaftar

membengkak, banyak orang merasa mendadak miskin pasca kenaikan

BBM. Hal tersebut juga disebabkan adanya petugas pendata atau aparat

desa yang dengan sengaja memasukkan anggota keluarga atau kerabatnya

yang sebenarnya tidak miskin.

Peluncuran program BLT yang sentralistik dan bertujuan mengurangi

himpitan masalah ekonomi bagi masyarakat miskin menimbulkan kendala-

kendala tersendiri di tingkat lokal. Skalanya yang luas dan strukturnya yang

amat vertikal dan sentralistik (top-down planning) memberikan implikasi

tertentu pada tingkat penerapannya. Mekanisme program yang dirancang

tidak cukup memadai untuk mengakomodasi keanekaragaman karakteristik

dan tuntutan lokal. Di tingkat inilah sering kali muncul benturan yang

menjurus pada konflik sosial.

Di kota Ternate ada keluarga yang seharusnya menerima BLT, namun

pada saat pencacahan keluarga ini tidak termasuk dalam penerima BLT.

Keluarga tersebut adalah keluarga seorang petani sayuran di lahan milik

orang lain dengan penghasilan sekitar Rp 200.000-Rp 300.000 per bulan.

Penghasilan tesebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

keluarganya yang terdiri dari satu istri dan satu anak yang masih bersekolah

di SMA. Karena penghasilannya sering tidak mencukupi, keluarga ini harus

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

19

mengurangi kualitas konsumsi dan menunggak biaya sekolah. Keluarga ini

tinggal di rumahnya sendiri yang luasnya 30 m 2 , berdinding dan beratap

daun nipah dan berlantai tanah. Mereka tidak memiliki WC dan kamar

mandi, sedangkan untuk keperluan memasak menggunakan kayu bakar dan

air dari sumur. Mereka hanya bisa makan dua kali sehari dan tidak

seminggu sekalipun mampu mengkonsumsi makanan berprotein (Smeru

2005 : 21).

Program BLT terkesan sebagai program dadakan yang hanya mengejar

target waktu untuk meredam gejolak sosial akibat kenaikan harga BBM.

Hal ini nampak dari sempitnya waktu yang tersedia untuk memverifikasi

data rumah tangga miskin. BPS hanya punya waktu sekitar satu bulan

untuk mempersiapkan tekhnis program BLT. Mulai dari

mengkoordinasikan kegiatan penyiapan data rumah tangga miskin sampai

menyiapkan dan mengkoordinasikan kartu tanda pengenal rumah tangga

miskin serta memberikan akses data tersebut kepada instansi pemerintah

lain yang melakukan kegiatan kesejahteraan sosial. Maka isu yang mencuat

ke permukaan adalah masalah pendataan yang berakibat pada

ketidaktepatan sasaran dan ketidakpuasan masyarakat atas pendistribusian

program BLT. Ketidakpuasan ini bahkan diikuti oleh berbagai ancaman

dan tindak kekerasan, baik kepada petugas BPS maupun pengurus lokal,

seperti RT dan kelurahan. Misalnya Maryanto, kades Giripurno, kecamatan

Borobudur mengeluhkan bahwa tahun 2006 kehilangan empat orang

perangkatnya yang terpaksa mengundurkan diri karena stress dengan protes

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

20

warga yang muncul karena tidak mendapat jatah BLT, sementara para

perangkat desa tersebut hanya pelaksana lapangan yang sama sekali tidak

terlibat dalam menentukan kriteria kemiskinan (Bernas, 5 Oktober 2006).

Selain tindak kekerasan kepada aparat pemerintah, antrian panjang

untuk mengambil dana BLT telah mengakibatkan korban jiwa. Dalam

pencairan dana sudah pasti ada ratusan bahkan ribuan orang yang antri

disetiap kantor pos, namun tidak ada persiapan khusus ketika juklak

(petunjuk pelaksanaan) pengambilan BLT disebarkan ke kantor-kantor pos

diseluruh Indonesia.

Program bantuan ini dirancang dalam rangka kompensasi pengurangan

subsidi BBM. Untuk itu pemerintah menyediakan dana kompensasi bagi

kurang lebih 15,5 juta keluarga miskin. Setiap rumah tangga miskin

menerima Rp100.000 per bulan yang diberikan dalam setiap tiga bulan

sekali. Pada penyaluran BLT tahap pertama, pemerintah menyediakan dana

sebesar Rp 4,6 triliun. Penyaluran BLT kepada rumah tangga miskin

dilasanakan oleh PT. Pos Indonesia.

Sebagai sebuah program, Bank Dunia menilai eksperimen subsidi atau

Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Indonesia tidak main-main. Menurut

mereka, ini adalah program BLT terbesar di dunia

(www.kompas.com/kompas-cetak/05/10/22/fokus/2145441).

Deputi Menneg PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,

Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil Menengah Bambang Widianto

mengemukakan bahwa “masih banyak kelemahan dalam pelaksanaan BLT,

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

21

mulai dari tahap pencacahan, penetapan kriteria kemiskinan, hingga

pembagian kartu dan pembagian dananya”. Menurut beliau, yang tidak

kena sasaran sebenarnya hanya sekitar 1 %, sementara masyarakat miskin

yang berhak mendapatkan BLT tetapi belum terdata sekitar 4 %. Sehingga

pemerintah membuka kesempatan pengaduan sampai tanggal 31 Oktober

2005.

Di Kabupaten Kebumen, tepatnya di Desa Kabekelan, Kecamatan

Prembun pelaksanaan BLT masih menjadi suatu dilema. Banyak warga

mempertanyakan mengenai rekruitmen penerima BLT, transparansi

penyaluran dan pelaporan BLT. Misalnya mengenai pemungutan

pengambilan BLT untuk biaya administrasi, jadwal pengambilan yang

tidak tepat, kurang jelasnya kriteria penerima BLT dan sebagainya.

Pelaksanaan program BLT sebenarnya telah jelas dan rinci. Berbagai

permasalahan yang muncul seputar BLT, membuat pelaksanaan program

BLT menjadi menarik untuk diteliti. Pelaksanaan penyaluran dana

kompensasi subsidi BBM selalu menghadapi permasalahan, oleh karena

itu diperlukan evaluasi dini terhadap program BLT untuk mencari jalan

keluar dari berbagai permasalahan dan kelemahan teknis di lapangan.

Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui

secara obyektif dan nyata tentang pelaksanaan BLT di desa Kabekelan,

kecamatan Prembun, kabupaten Kebumen. Dengan demikian penulis

mengajukan judul Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

22

Tunai di Desa Kabekelan, Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah rekruitmen terhadap penerima BLT di kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen sudah tepat sasaran?

2. Apakah penyaluran dan pencairan dana BLT di kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen sudah transparan?

3. Apakah pengawasan pelaksanaan program BLT di Kecamatan Prembun

Kabupaten Kebumen telah berjalan dengan baik?

4. Bagaimana sikap masyarakat terhadap program BLT yang berlangsung?

C. BATASAN MASALAH

Supaya penelitian tidak terlalu luas, maka peneliti memberikan batasan

yaitu: masyarakat yang akan diteliti adalah masyarakat yang menerima

dana BLT di desa Kabekelan, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui ketepatan rekruitmen penerima BLT di kecamatan

prembun

2. Untuk mengetahui apakah penyaluran dan pencairan dana sudah

transparan

3. Untuk mengetahui apakah pengawasan yang dilakukan sudah berjalan

dengan baik.

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

23

4. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap program BLT

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan

untuk memperbaiki kinerja program BLT selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui secara obyektif dan

nyata pelaksanaan BLT di desa Kabekelan, kecamatan Prembun,

kabupaten Kebumen. Sehingga dapat ditindak lanjuti untuk

membangun kesejahteraan

3. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan sumber

pengetahuan dan pengalaman serta membandingkan pengetahuan

yang diperoleh dibangku kuliah dengan keadaan nyata.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi

pembaca.

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kebutuhan Dasar (Basic Needs)

Dalam dasawarsa terakhir ini angka kemiskinan terus meningkat. Hal

tersebut dibarengi dengan tingkat kesehatan yang memburuk dan konsumsi

masyarakat golongan menengah kebawah akan kebutuhan dasar menurun.

Untuk keluar dari masalah tersebut, pemerintah mulai memperhatikan

kebutuhan dasar (basic need) bagi penduduknya, maka munculah program

BLT yang harapannya mampu membantu pemenuhan konsumsi masyarakat

golongan menengah kebawah, khususnya kebutuhan dasarnya.

Kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus

dipenuhi untuk dapat hidup sebagai layaknya manusia (Gilarso 1992 : 19).

Hal ini mencakup kebutuhan primer atau kebutuhan fisik minimum yang

secara kuantitatif seperti: makanan, pakaian dan perumahan, selain itu ada

dua unsur tambahan yang penting yaitu yang berkaitan dengan kecukupan

kebutuhan pokok minim bagi setiap warga masyarakat termasuk lapisan

masyarakat paling miskin, yang meliputi kecukupan pangan, gizi, sandang,

kesehatan, perumahan, pendidikan dan sarana pendukung lainnya seperti

transportasi, air minum, rasa aman, dan sebagainya. Unsur keduanya adalah

adanya kemampuan orang untuk memperoleh atau memenuhi kecukupan

kebutuhan pokok tersebut terutama dengan memperoleh kesempatan kerja.

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

25

1. Munculnya Pendekatan Kebutuhan Dasar

Munculnya pendekatan kebutuhan dasar adalah pada tahun 1969

ketika International Labour Organization (ILO) meluncurkan program

kesempatan kerja sedunia (World Employment Program, disingkat WEP).

Perhatian WEP ditujukan pada masalah kesempatan kerja di berbagai

negara berkembang termasuk Kolombia, Kenya, Sudan, Srilangka, dan

Filipina. Selama mempelajari masalah kesempatan kerja ini, WEP

semakin banyak terlihat dalam masalah pembangunan yang lebih luas.

Khususnya sebab-sebab pokok dari kegagalan strategi pembangunan

konvensional yang dilaksanakan di negara tersebut, dalam meningkatkan

kesejahteraan rakyat banyak secara berarti di negara ini. Fokus perhatian

para ahli ILO mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja

yang memadai ke penghapusan kemiskinan dan akhirnya ke penyediaan

barang dan jasa bagi kebutuhan dasar penduduk. Pendekatan kebutuhan

dasar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seluruh penduduk di

dalam setiap negara.

2. Konsep Pendekatan Kebutuhan Dasar

Tujuan utama dari pendekatan kebutuhan dasar dalam perencanaan

pembangunan adalah untuk mencapai tujuan dengan dua perangkat

sasaran yang terpisah, namun saling melengkapi. Perangkat sasaran yang

pertama mencakup kebutuhan konsumsi perorangan seperti sandang,

pangan dan papan. Perangkat sasaran kedua mencakup penyediaan jasa

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

26

umum dasar seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum,

pengangkutan kebudayaan.

Di samping kedua perangkat sasaran tersebut, konsep kebutuhan

dasar juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain yaitu : 1) hal atas

pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak yaitu

menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar

setiap rumah tangga dan perorangan, 2) prasarana yang mampu

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan dasar penduduk, 3) partisipasi seluruh penduduk baik dalam

pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaan proyek yang

berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa kebutuhan dasar.

3. Ciri-ciri Pendekatan Kebutuhan Dasar

Suatu ciri pokok dari pendekatan kebutuhan dasar adalah tekanan

pada pendekatan kebutuhan dasar seluruh penduduk. Dengan demikian

diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Strategi kebutuhan

dasar mengutamakan investasi dalam sektor yang menghasilkan lebih

banyak barang serta jasa kebutuhan dasar yang padat karya. Dengan

strategi ini diharapkan dapat membantu mengurangi masalah

pengangguran. Ciri pokok yang lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar,

akan diadakan suatu perbandingan antara pendekatan kebutuhan dasar dan

pendekatan kemiskinan atau pendekatan anti kemiskinan yang

konvensional dalam perencanaan pembangunan mengingat ada persamaan

–persamaan yang nyata antara kedua pendekatan ini. Sejauh terdapatnya

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

27

suatu tingkat pemenuhan dasar absolute yang tertentu untuk seluruh

penduduk berarti penghapusan kemiskinan, maka pendekatan kebutuhan

dasar dalam perencanaan pembangunan adalah sama dengan pendekatan

konvensional yang berorientasi anti kemiskinan. Akan tetapi ada

perbedaan-pebedaan konseptual yang penting antara kedua pendekatan ini

dalam perencanaan pembangunan adalah : 1) pendekatan yang

berorientasi pada kemiskinan dalam perencanaan pembangunan

memusatkan perhatian pada kelompok sasaran dalam masyarakat yang

hidup dibawah garis kemiskinan yeng ditentukan, sedangkan pendekatan

kebutuhan dasar berangapan bahwa kemiskinan dibagian terbesar negara-

negara berkembang tersebar luas dan oleh karenanya memerlukan

program-program kebutuhan dasar untuk seluruh penduduk, 2) dalam

usaha penghapusan kemiskinan, pendekatan yang berorientsai pada

kemiskinan memusatkan perhatian usaha peningkatan terhadap barang dan

jasa. Sedangkan sasaran kebutuhan dasar tidak terbatas pada penghapusan

kemiskinan, melainkan meliputi pula pemenuhan kebutuhan di atas

tingkat kelangsungan hidup sebagai suatu cara untuk mengurangi dan

bahkan menghapus kemiskianan relatif melalui suatu proses pertumbuhan

ekonomi dan kemajuan sosial yang mantap, 3) jika pendekatan yang

berorientasi pada kemiskinan mendesak pemerintah untuk mengambil

langkah kongkrit dalam menghapus kemiskinan, maka pendekatan tadi

mengutamakan partisipasi massa secara kolektif baik dalam perumusan

maupun dalam pelaksanaan program kebutuhan dasar agar tujuan pokok

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

28

tidak diabaikan. Dengan demikian kebutuhan dasar sebenarnya

menggabungkan dan mensintesiskan tujuan-tujuan dari strategi

pembangunan yang beroirentasi pada pertumbuhan kesempatan kerja dan

kemiskinan.

4. Perencanaan Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar

Dalam menyusun rencana pembangunan yang berorientasi pada

kebutuhan dasar maka langkah-langkahnya adalah :

a. Menentukan suatu tingkat tertentu dari kebutuhan dasar khususnya

keperluan bagi konsumsi perorangan yang seharunya dicapai oleh

seluruh penduduk termasuk golongan penduduk yang berpendapatan

rendah

b. Penyusunan rencana pemenuhan kebutuhan dasar dicakup pula jasa-

jasa pelayanan masyarakat yang merupakan bagian integral dari

kebutuhan konsumsi perorangan seperti tersedianya fasilitas

pendidikan, kesehatan serta air bersih

c. Rencana kebutuhan dasar ditentukan dan diidentifikasikan berbagai

kelompok sasaran dalam masyarakat yang kebutuhan dasarnya belum

terpenuhi masyarakat yang konsumsinya di bawah tingkat minimum

d. Menentukan jadwal agar seluruh penduduk mampu mencapai tingkat

minimum kebutuhan dasar.

e. Memperkirakan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum dalam jangka waktu

yang telah ditentukan.

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

29

5. Implikasi Dari Strategi Kebutuhan Dasar

Strategi pembangunan pada pemenuhan kebutuhan dasar bagi seluruh

penduduk tidak berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak diperlukan

lagi. Pemenuhan kebutuhan dasar hanya dapat terlaksana dalam konteks

perekonomian yang bertumbuh pesat, namun keberhasilan strategi mutlak

memerlukan perubahan dalam pola pertumbuhan ekonomi sedemikian

rupa sehingga kapasitas produksi yang sudah ada dan yang sedang

dibangun akan menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak

sehingga memadai bagi kebutuhan seluruh penduduk.

Implikasi dari perubahan dalam pola pertumbuhan ekonomi adalah

bahwa perlu diadakan perubahan struktural dalam alokasi dan mobilisasi

sumber daya produktif (modal, kewiraswataan, dan sumber daya alam) ke

usaha kegiatan yang menghasilkan dan mendistribusikan secara merata

barang dan jasa kebutuhan pokok. BLT termasuk dalam mobilisasi sumber

daya produktif khususnya transfer modal sebesar Rp 300.000,- per tiga

bulan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat tertentu. Dari

mobilitas modal tersebut diharapkan mampu membantu pemenuhan

barang dan jasa kebutuhan pokok, sehingga terjadi distribusi yang merata

untuk barang dan jasa kebutuhan pokok.

Pendekatan kebutuhan dasar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar seluruh penduduk di dalam setiap negara. Kebutuhan yang dimaksud

mencakup kebutuhan konsumsi perorangan seperti sandang, pangan dan

papan. BLT merupakan salah satu program yang diberikan pemerintah

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

30

kepada masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu untuk membantu

pemenuhan kebutuhan dasar, khususnya konsumsi. Oleh sebab itu, maka

dapat dikatakan bahwa BLT sebagai salah satu upaya perwujudan

pemenuhan kebutuhan dasar yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas

penduduk Indonesia, sehingga mampu meningkatkan produktivitas

masyarakat dan pada akhirnya mampu mendorong ke arah penghapusan

kemiskinan dan mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi.

B. Petunjuk Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT)

1. Kriteria Rumah Tangga Miskin Penerima BLT

BLT merupakan bantuan yang diberikan pada masyarakat miskin

dengan kriteria tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

warga miskin yang diberikan secara langsung melalui kantor pos sebesar

Rp 100.000/bulan yang diterimakan 3 bulan sekali.

Adapun 14 kriteria rumah tangga miskin (penerima bantuan langsung

tunai) sebagai berikut (www.kompas.com/kompas-

cetak/05/09/27/daerah/2081906.htm) :

a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

b. Lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu

berkulaitas rendah/tembok tanpa diplester

d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah

tangga lain

e. Penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

31

f. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan

g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/minyak

tanah.

h. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu

i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari

k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik

l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas

lahan 0,5 ha; buruh tani; nelayan; buruh bangunan; atau pekerjaan

lainya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000/bulan

m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat

SD/hanya SD

n. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai

minimal Rp 500.000 seperti: sepeda motor (kredit/non-kredit), emas,

ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

2. Kelembagaan

Inpres No.12 Tahun 2005 tentang pelaksanaan BLT kepada Rumah

Tangga Miskin yang dikeluarkan pada 10 september 2005 merupakan

dasar hukum pertama mengenai program BLT. Melalui Inpres tersebut

Presiden menginstruksikan pada Bappenas untuk mengkoordinasikan

penyusunan rencana dan organisasi pelaksana program. Presiden juga

menginstruksikan agar Gubernur/Bupati/Walikota beserta jajarannya

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

32

memberikan dukungan dan pengawasan atas pelaksanaan program.

Mendagri mengkomunikasikan kegiatan pendataan melalui surat No.

413.3/1941/SJ tanggal 1 agustus 2005 tentang pendataan penduduk miskin

yang berbunyi “…. Kami minta kepada para Gubernur, Bupat/Walikota

untuk menyiapkan para kepala desa/kelurahan, ketua RW ,ketua RT

sebagai petugas lapangan yang akan membantu BPS melaksanakan

pendaftaran”. Kepala BPS ditugaskan untuk : a) mengkoordinasikan

kegiatan penyiapan data, termasuk menyiapkan dan mendistribusikan

tanda pengenal rumah tangga miskin untuk program pemberian BLT

kepada rumah tangga miskin. b) memberi akses antara data rumah tangga

miskin berdasarkan hasil rapat koordinasi Program Kompensasi

Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM).

3. Rekruitmen

BPS adalah lembaga yang bertanggung jawab sekaligus pelaksana

pendataan rumah tangga/keluarga miskin. Di setiap kecamatan BPS

menempatkan KSK (Koordinator Statistik Kecamatan) yang dibantu oleh

seorang pembantu KSK (PKSK). Sebagian besar KSK adalah mantis dan

sebagian lagi adalah staf BPS kabupaten/kota yang ditunjuk karena tidak

semua kecamatan mempunyai mantis (mantri statistik). Sedangkan PKSK

biasanya berasal dari staf kecamatan setempat yang direkrut selama satu

bulan oleh BPS atau ada juga yang berasal dari staf BPS sendiri. BPS

melibatkan aparat pemerintahan desa/kelurahan dan mitra BPS sebagai

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

33

petugas pencacah lengkap (PCL). Pencacah bekerja di bawah koordinasi

KSK dan PKSK.

Mekanisme pemilihan pencacah diserahkan kepada setiap BPS

Kabupaten/kota dan menjadi salah satu tanggungjawab KSK. KSK

meminta pertimbangan kepala desa/lurah dalam menentukan petugas

pencacah di wilayahnya dengan kriteria memiliki pengalaman dalam

melakukan pencacahan, sedangkan pendidikan tidak dipersyaratkan secara

ketat.

Sebelum menjalankan tugasnya, KSK mendapat pelatihan dari

instruktur nasional (BPS Pusat) yang diselenggarakan di tingkat provinsi

selama dua hari. Setelah mendapat pelatihan, KSK menjadi instruktur

daerah dan memberikan pelatihan kepada pencacah di wilayah kerjanya

masing-masing. Materi pelatihan bagi pencacah meliputi : tahapan

pendataan, tata cara pengisian formulir dan kuisioner, serta pengetahuan

tentang konsep-konsep baku yang diperlukan dalam pendataan.

Bagan alur kegiatan pendataan rumah tangga miskin yang

seharusnya dilakukan oleh pencacah

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

34

Gambar 2.1

Alur Pendataan Rumah Tangga Miskin yang Seharusnya

Keterangan :

Ruta : rumah tangga

PSE05 : pedataan sosial ekonomi penduduk 2005

PSE05RT : pendataan sosial ekonomi rumah tangga 2005

SLS : satuan lingkungan setempat

Pada saat KKB dibagikan pada yang berhak, petugas harus

menerangkan fungsi dan kegunaan KKB. Beberapa hal yang perlu

disampaikan adalah : 1) KKB digunakan oleh yang berhak mencairkan

uang sebesar Rp 300.000 untuk setiap kali pembayaran di kantor pos, 2)

kapan pembayaran akan dilakukan, menunggu pengumuman lebih lanjut

dari kantor pos dan atau kepala desa setempat, 3) KKB tidak bisa diganti

Melengkapi data ruta miskin dari : - data BKKBN - sensus kemiskinan BPS

daerah - data Pemda

Pengisian formulir PSE 05. LS.dimulai dari ruta paling miskin

Verifikasi lapangan : - tanya tetangga & tokoh

masyarakat - observasi kasat mata oleh

pencacah untuk menentukan : - layak/tidak catat ruta

miskin yang terlewat

Pencacah mendatangi ketua SLS, kaji dan catat ruta miskin

Wawancara dengan ruta miskin yang layak dengan isi PSE 05.RT.

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

35

dengan kartu identitas atau kartu sejenis lainnya sehingga KKB tidak boleh

hilang, kehilangan kartu menjadi tanggungjawab pemilik dan tidak ada

penggantian kartu yang baru.

4. Penyaluran Dana

a. Pendistribusian Kartu Kompensasi BBM (KKB)

Rumah tangga penerima BLT diberi kartu identitas berupa KKB.

KKB dicetak oleh kantor pos pusat berdasarkan data rumah tangga

penerima program yang diperoleh dari BPS pusat. KKB dilengkapi

dengan 4 kupon sebagai bukti pengambilan dana disetiap tahap

penyaluran.

Mekanisme pendistribusian KKB dari pusat ke tingkat

kabupaten/kota berlangsung sesuai prosedur yaitu KKB dibuat rangkap

dua, KKB asli diterima BPS kabupaten/kota untuk diserahkan kepada

penerima BLT, sedangkan KKB duplikat diterima kantor pos untuk

keperluan pengecekan saat pencairan.

Penyerahan KKB dari BPS kabupaten/kota kepada rumah tangga

penerima dapat bervariasi seperti empat jalur pendistribusian sebagai

berikut :

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

36

Gambar 2.2

Alur Pendistribusian Kartu Kompensasi BBM

I II III IV

b. Pencairan Dana

Pencairan dana tahap pertama di seluruh Indonesia dibagi dalam

tiga jadwal penyaluran. Penyaluran pertama dimulai 1 Oktober 2005

untuk lima belas kota (Jakarta, Bnadung, Surabaya, Semarang,

Yogyakarta, Palembang, Medan, Padang, Bogor, Solo, Manado,

Denpasar, Makasar, Sorong, dan Jayapura) pada 1 oktober 2005.

Penyaluran kedua untuk 24 ibu kota provinsi dan kota strategis lain

dimulai pada 5 oktober 2005 dan penyaluran ketiga untuk daerah

lainnya dimulai pada 11 oktober 2005. penyaluran dana subsidi

diawasi oleh tim pengaduan, pengawasan, dan pemantau bahan bakar

minyak yang telah dibentuk Depdagri.

camat

Kepala desa/lurah

Pencacah/ ketua SLS

Penerima BLT

KSK

Penerima BLT

Kepala Desa/Lurah

Pencacah/ ketua SLS

Penerima BLT

Pencacah

KSK

Penerima BLT

KSK

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

37

Penyaluran dana kepada rumah tangga penerima dilakukan oleh

kantor pos. Penunjukan kantor pos sebagai pelaksana pencairan dana

BLT dengan alasan kantor pos berpengalaman dalam melayani transfer

dana masyarakat. Jumlah cabang kantor pos relatif banyak dan tersebar

ketingkat kecamatan. Selain itu kemungkinan terjadinya kebocoran

dana relatif kecil karena masyarakat secara langsung mengambilnya

dan kantor pos dinilai relatif bersih dari kasus penyelewengan.

Beberapa hal yang perlu dilakukan agar pencairan dana berjalan lancar

adalah :

1) Kantor pos menetapkan jadwal pencairan untuk setiap desa dengan

mempertimbangkan jumlah penerima BLT yang harus dilayani.

2) Jadwal pencairan disosialisasikan secara luas ke setiap desa bahkan

perlu dilampirkan dalam KKB yang diserahkan kepada penerima.

3) Kantor pos berkoordinasi dengan aparat kecamatan, aparat desa,

dan kepolisian dengan aparat keamanan

4) Kantor pos menambah pos pelayanan, loket pembayaran, atau

melakukan jemput bola di wilayah yang relatif jauh.

Penunjukkan PT. Pos Indonesia sebagai salah satu pelaksana

program BLT tidak lepas dari kapasitas tekniknya untuk mencairkan

dananya bagi rumah tangga penerima. Penunjukan ini antara lain

mengacu pada syarat kredibilitas dan pengalaman yang telah

dimilikinya mengingat kantor pos lazim dilibatkan dalam urusan

pencairan dana program sosial. Kredibilitas lainnya juga berkaitan

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

38

dengan luasnya jaringan dan etos kerja yang dinilai profesional.

Kepiawaian kantor pos dalam layanan penyaluran dan pencairan telah

terbukti melalui program-program sosial terdahulu seperti dana JPS

pendidikan. Ditinjau dari kapasitas jaringannya, cabang kantor pos

tersebar hampir disemua kecamatan yang ada pada tingkat kabupaten

(Kompas, 22 Oktober 2005).

C. Dampak Transfer dan Subsidi Pemerintah terhadap Masyarakat

1. Pengeluaran Pemerintah

Menurut Keynes, pemerintah merupakan faktor ekonomi yang

sangat penting bahkan semakin tambah penting dari dasawarsa ke

dasawarsa berikutnya. Pemerintah menerima pendapatan kemudian

pendapatan itu dibelanjakan, ditabung atau diinvestasikan. Para ahli

ekonomi klasik dan neo klasik beranggapan bahwa peranan pemerintah

dalam soal keuangan negara pada dasarnya netral. Pemerintah

menjalankan beberapa fungsi yang tidak dapat dihindarkan tetapi

memerlukan banyak biaya, sehingga harus mengumpulkan uang dari wajib

pajak dan dikeluarkan untuk berbagai keperluan. Jika pemerintah terpaksa

harus berhutang maka hutang tersebut harus dilunasi sesegera mungkin

(Soule, 1994: 147).

Campur tangan pemerintah ada dalam bentuk pengeluaran

konsumsi pemerintah atau goverment expenditure atau ”G“ dan transfer

pemerintah atau goverment transfer atau Tr“. Pengeluaran konsumsi

pemerintah meliputi semua pengeluaran pemerintah dimana pemerintah

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

39

secara langsung menerima balas-jasanya. Misalnya, dengan pengeluaran

pemerintah untuk membayar gaji para pegawai negeri maka pemerintah

secara langsung menerima balas- jasa berupa prestasi kerja dari pegawai-

pegawai-pegawai tersebut.

Transfer pemerintah adalah pengeluaran pemerintah dimana

pemerintah tidak menerima balas-jasa langsung. Contoh bentuk transfer

pemerintah adalah: sumbangan pemerintah yang diberikan kepada kaula

negara yang menderita sebagai akibat adanya bencana alam, sumbangan

yang diberikan pemerintah kepada kepada penganggur, uang pensiunan

yang diterima oleh para pegawai negeri yang telah dipensiun, subsidi yang

diberikan pemerintah dan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah

kepada mahasiswa.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa dengan pengeluaran

pemerintah tersebut, pemerintah tidak memperoleh balas jasa apa-apa.

Dari dana bantuan yang diberikan kepada para penderita bencana alam,

pemerintah tidak memperoleh balas jasa. Sedangkan pembayaran uang

pensiun kepada para pegawai negeri yang telah pensiun dapat

diinterpretasikan bahwa pemerintah memperoleh balas jasa berupa prestasi

kerja yang diberikan oleh pensiunan tersebut pada masa mereka masih

aktif bekerja. Pemberian jasa tersebut tidak bersamaan waktunya dengan

pembayaran uang pensiunannya, sehingga dapat digolongkan sebagai

balas jasa yang diterima oleh pemerintah secara tidak tidak langsung

(Reksoprayitno, 2000: 96-97). Contoh yang lain adalah pemberian subsidi

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

40

seperti subsidi langsung tunai atau sering disebut bantuan langsung tunai,

pemerintah juga tidak memperoleh balas jasa karena tujuan utamanya

adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bagi rakyat miskin.

2. Dampak adanya subsidi

Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada masyarakat dengan

maksud meringankan beban masyarakat. Dampak dari subsidi adalah

kebalikan dari pengenaan pajak. Bagi produsen, pemberian subsidi akan

berakibat pada penurunan harga, sedangkan pada konsumen atau

masyarakat, subsidi yang diberikan mampu menaikkan daya beli

masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan pokok. Perubahan jumlah

konsumsi sebagai akibat berubahnya transfer pemerintah dapat ditulis sbb:

� C = c � Tr

Yang dimaksud dengan perubahan-perubahan jumlah konsumsi adalah

perubahan-perubahan yang langsung ditimbulkan oleh perubahan jumlah

transfer pemerintah.

3. Angka Pengganda Transfer Pemerintah (Tr)

Yang dimaksud dengan angka pengganda transfer pemerintah atau

government transfer multiplier ialah nilai perbandingan antara berubahnya

jumlah pendapatan nasional ekuilibriun sebagai akibat berubahnya jumlah

transfer pemerintah yang mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan

nasional ekuilibrium tersebut. Adapun formula angka pengganda transfer

pemerintah adalah sebagai berikut:

kTr = � Y / � Tr = c

c−1

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

41

Apabila jumlah transfer pemerintah per periode berubah dari

semula sebesar Tr menjadi sebesar (Tr + � Tr) mengakibatkan tingkat

pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi

sebesar (Y+ � Y), maka ini berarti:

Sebelum adanya perubahan transfer pemerintah

Y = c

GIcTxcTrc−

++−+1

Sesudah adanya transfer pemerintah, tingkat pendapatan nasional

ekuilibrium akan menjadi sebesar:

Y + �Y = ( )

cGIcTxTrTrcc

−++−∆++

1

Y + �Y = c

GIcTxcTrc−

++−+1

+ c

Trc−∆

1

�Y = c

Trc−∆

1

�Y/�Tr = c

c−1

kTr = �Y/�Tr = c

c−1

Dengan jalan memperbesar atau memperkecil jumlah transfer

pemerintah maka pemerintah dapat mempengaruhi tingkat kesempatan

kerja dan pendapatan nasional. Transfer pemerintah (Tr) berdampak positif

terhadap pendapatan nasional, yaitu apabila diadakan transfer pemerintah

maka pendapatan nasional akan naik. Pembayaran-pembayaran transfer

seperti misalnya jaminan sosial, tunjangan pengangguran, atau

pembayaran-pembayaran untuk kesejahteraan merupakan bagian dari

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

42

pendapatan perseorangan netto (Disposable Income = DI). Pemerintah

tidak mengurangi DI seperti halnya pajak tetapi justru DI bertambah

karena transfer pemerintah. Pembayaran-pembayaran transfer merupakan

pajak negatif. Sebagai pajak negatif, maka apabila transfer-transfer yang

bertambah dibiayai oleh pajak yang dinaikkan, maka budget akan

berimbang.

Tingkat pendapatan nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat

pendapatan nasional yang ideal adalah tingkat pendapatan pada full

employment. Dengan demikian apabila terjadi deflation gap maka

pemerintah pada umumnya meningkatkan pendapatan nasional.

Sebaliknya, apabila dalam perekonomian terdapat inflationary gap,

pemerintah pada umumnya mengusahakan menurunkan tingkat

pendapatan dengan maksud untuk menghilangkan inflationary gap

tersebut.

D. Kondisi kemiskinan di Indonesia

1. Kemiskinan suatu masalah yang kompleks

Kemiskinan merupakan masalah pelik dan sensitif dalam

pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, maka dalam membangun selalu

harus diperhatikan segi pemerataan disamping pertumbuhan. Dalam hal

kemiskinan, jumlah maupun persentase penduduk miskin sudah berkurang

dan tingkat penurunannya termasuk cepat. Akan tetapi jumlah rakyat yang

miskin masih banyak. Jumlah masyarakat yang masih miskin merupakan

kelompok hard core yang tersebar dan sukar dientaskan dengan program-

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

43

program yang umum saja. Penduduk miskin umumnya berpendidikan

rendah, berada di pedesaan dengan sarana dan prasarana minimal seperti

minimnya jaringan komunikasi dan konsern sosial yang hanya bersifat

lokal, serta budaya tradisional yang masih kental (Sigit, 2006: 466).

Pada saat ini, upaya penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas

dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tekad

pemerintah untuk menurunkan jumlah penduduk miskin secara cepat

hingga tahun 2009. upaya tersebut berkaitan dengan agenda pencapaian

Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. salah satu

sasaran MDGs adalah menurunkan tingkat kemiskinan dan kelaparan

dunia (Smeru News, 2005: 28).

2. Kesenjangan sebagai salah satu penyebab kemiskinan

Salah satu penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia adalah karena

terjadinya kesenjangan. Kesenjangan yang terjadi di Indonesia meliputi:

kesenjangan antar daerah, kesenjangan intra daerah dan kesenjangan

antara daerah perkotaan dan pedesaan ( Smeru news, 2005: 28-30).

Kesenjangan antar daerah pada provinsi-provinsi terjadi sebagai

konsekuensi dari pembangunan yang terkonsentrasi di Pulau Jawa dan

Bali. Selain itu juga disebabkan oleh pengembangan provinsi-provinsi

baru sejak tahun 2001 yang telah menyumbangkan tingkat kesenjangan

yang lebih lebar. Pada tingkat provinsi, ketimpangan tertinggi masih tetap

ditemui di Jakarta, Jawa dan Bali pada tahun 1990-an dan tahun 2000.

berdasarkan PDRB non minyak per kapita tahun 2000, provinsi termiskin

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

44

di Jawa dan Bali mempunyai rasio kurang dari seperlima yang dimiliki

oleh provinsi terkaya, yaitu DKI Jakarta. Kesaenjangan antar provinsi

menjadi lebih lebar ketika minyak dan gas dimasukkan dalam PDB per

kapita, terutama di Kalimantan. Adanya kota-kota metropolitan dan kota-

kota besar di Jawa telah menarik orang-orang untuk bermigrasi, baik dari

daerah pedesaan di Jawa maupun di luar Jawa. Hal ini telah

mengakibatkan proporsi PDB pulau Jawa sangat tinggi dan penduduk

terkonsentrasi di pulau Jawa. Konsekuensi dari konsentrasi ekonomi dan

penduduk yang tinggi di pulau Jawa adalahmunculnya dampak

negatifterkait dengan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan serta

masalah sosio ekonomi.

Kesenjangan intra daerah terjadi karena adanya beberapa kabupaten

yang kaya dengan jumlah penduduk yang terbatas dalam sebuah propinsi.

Kabupaten ini akan menonjol dalam han PDB per kapita relatif terhadap

kabupaten-kabupaten lainnya dalan provinsi yang sama. Kesenjangan intra

daerah yang tinggi dapat ditemukan baik di kawasan timur maupun barat,

sebagai contoh, rasio PDRB per kapita termasuk minyak dan gas

kabupaten Pidie, adalah 2% dibandingkan dengan kabupaten terkaya di

Aceh Utara di propinsi Aceh. Contoh lainnya adalah kabupaten Nunukan

yang merupakan kabupaten termiskin di Kalimantan Timur dengan rasio

PDRB per kapita minyak dan gas sebesar 5% terhadap wilayah terkaya,

yaitu kota Bontang.

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

45

Disamping antar kabupaten, kesenjangan yang terjadi antara daerah

perkotaan lebih berkembang dari segi ekonomi, karena terdapat investasi

negara dan swasta, fasilitas invrastruktur yang terdapat dalam suatu kota

telah menarik lebih banyak orang dari pedesaan dan menambah masalah

urbanisasi, maka hal ini akan menciptakan masalah sosial ekonomi yang

lebih banyak bagi perkotaan. Disisi lain, kota yang mampu mengelola

masalah urbanisasi dapat lebih banyak berperan sebagai pusat

pertumbuhan bagi daerah-daerah disekitarnya dan mengurangi masalah

akibat kesenjangan yang tajam antara perkotaan dan pedesaan (Smeru

News, 2005: 28-29).

3. Jumlah penduduk miskin

Jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun secara cepat selama

periode 1970-1996. jumlah penduduk miskin mencapai 70 juta orang pada

tahun 1970. jumlah penduduk tersebut menurun hingga mencapai 22,5 juta

orang pada tahun 1996.

Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah

menghambat upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Krisis

ekonomi meningkatkan kembali jumlah penduduk miskin Indonesia secara

drastis. Pada tahun 1998, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi

49,5 juta orang. Dampak krisis ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin

masih terasa sampai saat ini. Meskipun mengalami penurunan selama

periode 1998-2004, namun jumlah penduduk miskin di Indonesia masih

mencapai 36,2 juta orang atau sekitar 16,7% dari seluruh penduduk.

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

46

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Miskin (dalam juta)

Tahun Perkotaan Pedesaan Jumlah

1970 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Tidak Tersedia 10,0 8,3 9,5 9,3 9,3 9,7 9,4 8,7 7,2

17,6 15,6 12,3 8,6

13,3 12,2 11,4

Tidak Tersedia 44,2 38,9 32,8 31,3 25,7 20,3 17,8 17,2 15,3 31,9 32,3 26,4 29,3 25,1 25,1 24,8

70,0 54,2 47,2 42,3 40,6 35,0 30,0 27,2 25,9 22,5 49,5 47.9 38,7 37,9 38,4 37,3 36,2

Sumber: Data Statistik 60 Tahun Indonesia merdeka, hal 63

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh tim peneliti dari mahasiswa FKIP

Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2005 dengan judul “Efektivitas BLT

bagi masyarakat Manisrenggo, Klaten”. Tim tersebut meneliti tentang

ketepatan sasaran dan manfaat BLT bagi masyarakat Manisrenggo, Klaten.

Dalam penelitian tersebut digunakan metode ex post facto. Peneliti melakukan

wawancara kepada penerima BLT di Manisrenggo, Klaten dengan tujuan untuk

meneliti efektifitas penggunaan BLT. Hasil penelitian mendapatkan bahwa

pelaksanaan BLT belum tepat sasaran karena masih banyak masyarakat miskin

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

47

yang belum mendapatkan BLT, selain itu manfaat yang didapat dari BLT

hanya bersifat sementara karena dana dari BLT tersebut belum mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat dimasa yang akan datang.

Penelitian lain dilakukan oleh Lembaga Penelitian Smeru pada bulan

Januari 2006 dengan judul “Pelaksanaan Subsidi Langsung Tunai (SLT) di

Indonesia”. Lembaga penelitian tersebut meneliti mengenai pencacahan

penerima BLT dan tanggung jawab petugas di Ternate, Cianjur dan Demak.

Penelitian ini menggunakan metode ex post facto. Wawancara digunakan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dari penerima BLT dan petugas

masing-masing kecamatan.sedangkan dokumentasi dilakukan pada saat

pencairan dana SLT dan pengambilan gambar kondisi rumah penerima BLT.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa masih adanya kendala dalam pencacahan

khususnya dalam penyaluran informasi dan pembuatan KKB serta masih ada

sebagian petugas yang bingung akan tugas dan tanggungjawabnya. Selain itu,

sering terjadi kekeliruan di Kantor pos, misalnya ketika kupon yang telah

disobek dari KKB penerima jatuh atau terselip, sehingga pegawai kantor pos

kesulitan untuk memastikan bahwa semua kupon telah tersimpan dengan baik.

Ukuran kupon yang kecil juga membuat sobekan kupon mudah tercecer. Hasil

lainnya adalah tentang pengalokasian SLT yang banyak digunakan untuk

konsumsi, bukan untuk membayar sekolah dan menambah biaya kesehatan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa dana SLT lebih banyak digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi.

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, yang mana dalam penelitian ini bermaksud untuk

memamahami fenomena tentang hal-hal yang dialami oleh subyek

penelitian secara holistik dan dengan cara diskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Moelong, 2004:6). Adapun jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah evaluatif. Menurut Muhajir

(2003:209) dikatakan bahwa penelitian evaluatif adalah sebuah metode

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah perencanaan dari

sebauh kebijakan, pelaksanaan program dari kebijakan dan pengawasan

terhadap pelaksanaan program telah tepat sasaran (feasible) atau tidak.

Dalam penelitian evaluatif diharapkan dapat memberikan keterangan

tentang seberapa jauh penyimpangan yang dilakukan obyek dan subyek

sebuah penelitian sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam

mengarahkan dan membina keberhasilan obyek dan subyek sebuah

penelitian. Penelitian ini juga termasuk jenis penelitian ekspos facto yaitu

penelitian yang mana data dikumpulkan setelah semua kegiatan

dipersoalkan.

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

49

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Kecamatan

Prembun Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih

dengan alasan sebagai berikut :

1. Daerah tersebut merupakan salah satu daerah penerima program BLT

sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi

terhadap program yang telah dilaksanakan.

2. Di daerah tersebut sebagian masyarakat menengah menginginkan

menerima BLT. Sehingga penelitian ini menarik peneliti untuk

mengetahui keadaan sebenarnya.

3. Kecamatan merupakan tingkatan terkecil agar pelaksanaan BLT dapat

diteliti

Adapun waktu penelitian dilakukan pada Maret sampai dengan Mei

2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah penerima BLT di Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen. Sedangkan objek penelitiannya adalah rekruitmen

penerima BLT, penyaluran dan pencairan dana BLT, pengawasan BLT

oleh pihak terkait, sikap masyarakat terhadap program BLT di Kecamatan

Prembun, kabupaten Kebumen.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis,

akan tetapi dapat dibedakan sama sekali. Dalam penelitian ini yang

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

50

menjadi populasi adalah seluruh masyarakat yang menerima BLT

yang berada di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

2. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan

menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana,1992:161). Dalam penelitian

ini sampel yang diambil adalah sebagian masyarakat penerima BLT di

kecamatan Prembun, kabupaten Kebumen.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah Cluste

Randomr Sampling. Cluster Random sampling digunakan jika populasi

tidak terdiri dari individu-individu melainkan terdiri dari kelompok-

kelompok individu atau cluster (Zuriah, 2006: 136). Penelitian dilakukan

terhadap populasi penerima BLT di desa Kabekelan untuk itu random

tidak dilakukan langsung pada semua BLT, tetapi pada suatu pedukuhan

sebagai kelompok atau cluster. Dengan begitu maka kesimpulan dari

penyelidikan cluster sampling tidak berlaku atas individu melainkan

cluster-cluster sebagai keseluruhannya. Cara penentuan sampelnya adalah

bahwa kepala keluarga yang menerima BLT di desa kabekelan kemudian

peneliti akan menggunakan teknik pengambilan sampel yang kedua yaitu

teknik purposif sampling. Subjek dalam purposive sampling didasarkan

atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat

dengan populasi yang diketahui sebelumnya (Zuriah, 2006: 135). Dengan

kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria

tertentu, misalnya ada sangkut pautnya dengan masalah yang akan diteliti,

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

51

menjadi sasaran penelitian, dan ingin diteliti lebih mendalam. Dalam

penelitian ini sampel yang diambil adalah sebagian kepala keluarga yang

menerima BLT di kecamatan Prembun, kabupaten Kebumen.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan adalah peneliti melakukan

penelitian pada 13 desa di Kecamatan Prembun, yaitu: Desa Prembun,

Bagung, Kabekelan, Tunggal Roso, Kedungwaru, Tersobo, Sidogede,

Mulyasri, Pesuningan, Sembirkadipaten, Pecarikan, Kedungbulus, dan

Kabuaran. Adapun jumlah seluruh populasi dan sampel dalam penelitian

ini tampak dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi

No Desa Jumlah Penerima BLT

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13.

Prembun Bagung Kabekelan Tunggal Roso Kedungwaru Tersobo Sidogede Mulyasri Pesuningan Sumber Kabuaran Pecarikan Kedungbulus JUMLAH

374 357 320 296 274 271 243 235 217 214 201 211 209

3422 Sumber: BPS Kecamatan Prembun

Dari keseluruhan jumlah populasi tersebut diambil 6 desa secara

acak kemudian mengambil 2% dari jumlah penerima BLT di desa yang

telah ditentukan, petugas kecamatan bidang kemasyarakatan, BPS

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

52

Kecamatan Prembun, petugas kantor pos kecamatan Prembun, Dinas

Kesejahteraan rakyat kabupaten Kebumen, dan BPS kabupaten Kebumen.

Adapun jumlah keseluruhan sampel tampak dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Sampel

No Responden Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

Penerima BLT dari desa Prembun Penerima BLT dari desa Bagung Penerima BLT dari desa Kabekelan Penerima BLT dari desa Tunggal Roso Penerima BLT dari desa Kedungwaru Penerima BLT dari desa Kabuaran Petugas kecamatan bidang kesejahteraan rakyat Petugas BPS kecamatan Petugas Kantor Pos kecamatan Petugas Dinas Kesejahteraan Masyarakat Petugas BPS kabupaten JUMLAH:

8 7 6 6 5 4 2 2 2 2 2

46 orang

F. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel yang dimaksud adalah sebagai segala sesuatu yang dapat

menjadi obyek pengamatan/faktor-faktor yang berperanan dalam

peristiwa atau gejala yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti

adalah :

a. Ketepatan rekruitmen penerima BLT

b. Transparan tidaknya penyaluran dan pencairan dana

c. Pengawasan program BLT

d. Sikap masyarakat miskin

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

53

2. Definisi dan Pengukuran

a. Ketepatan rekruitmen BLT

Ketepatan rekruitmen diartikan sebagai ketepatan dalam

proses penyaringan masyarakat yang akan menjadi penerima BLT.

Rekruitmen dapat dikatakan tepat jika memenuhi sebagian besar

syarat sebagai berikut:

1) Memenuhi proses rekruitmen yang benar sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan BLT

a) BPS kecamatan melengkapi data rumah tangga miskin

berdasarkan pada data rumah tanggga miskin yang ada di

BKKBN, sensus kemiskinan BPS daerah dan data

kemiskinan dari Pemerintah Daerah

b) Pencacah kecamatan mengisi formilir pendataan sosial

ekonomi

c) Pencacah kecamatan dan desa melakukan verifikasi

lapangan dengan observasi kasat mata dengan tujuan

menentukan layak atau tidaknya menjadi penerima BLT

d) Pencacah melakukan wawancara dengan rumah tanggga

miskin yang telah dicatat

2) Penerima BLT benar-benar warga miskin dengan ketentuan

sebagai berikut:

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

54

a) Pola kesehatan dan makan

(1) Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-

sama dengan rumah tangga lain

(2) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan

(3) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu

bakar/minyak tanah

(4) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali

dalam seminggu

(5) Hanya sanggup makan satu/dua kali dalam sehari

(6) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di

Puskesmas atau poliklinik

(7) Luas rumah keluarga kurang dari 8 m /kapita

(8) Tinggal di rumah berlantai tanah

b) Tingkat Kesejahteraan

(1) Menggunakan sumber energi listrik untuk penerangan

(2) Hanya mampu membeli satu stel pakaian baru dalam

setahun

(3) Pernah menjadi korban kejahatan selama 5 tahun

terakhir

c) Sektor Pekerjaan

(1) Keluarga bekerja di sektor pertanian dengan luas

lahan 0,5 ha

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

55

(2) Keluarga bekerja di sektor jasa (buruh tani, bangunan

dan nelayan)

(3) Keluarga mengandalkan kiriman uang dari saudara /

anaknya

d) Akses terhadap lembaga keuangan

(1) Tidak memiliki tabungan di bank

(2) Harus menjual aset untuk melunasi hutang

e) Tingkat Pendidikan

(1) Kepala keluarga tidak sekolah, tidak tamat SD atau

hanya SD

(2) Pendidikan pasangan tidak tamat SD atau tidak

sekolah atau hanya SD

f) Kepemilikan aset

(1) Tidak memiliki sepeda motor (kredit atau non kredit)

(2) Kepemilikan emas maksimal 10 gram

(3) Tidak memiliki kapal motor

(4) Tidak mamiliki ternak dalam jumlah besar

b. Transparan tidaknya penyaluran dan pencairan dana

Transparansi penyaluran diartikan sebagai penyaluran KKB yang

tepat dengan informasi yang jelas dan tidak ditutup-tutupi.

Sedangkan transparansi penyaluran dana diartikan sebagai

kejelasan dan ketepatan prosedur pencairan dana. Penyaluran KKB

dapat dikatakan transparan jika:

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

56

1) Mekanisme pendistribusian KKB dari tingkat pusat ke

kabupaten berlangsung sesuai prosedur yaitu dari pusat ke

camat kemudian kepala desa dan terakhir kepada pencacah

untuk diberikan ke penerima BLT

2) Ada pengumuman tentang penjelasan mengenai prosedur dan

kegunaan KKB

3) Ada pemberitahuan secara terbuka mengenai siapa saja yang

bertugas menangani BLT sehingga masyarakat dapat

mengutarakan pendapatnya mengenai program BLT.

Ketepatan pencairan dana dapat dilihat dari hal-hal sebagai

berikut:

1) Petugas mencairkan dana BLT sesuai dengan jadwal yang

ditentukan

2) Dana yang dicairkan sesuai dengan ketentuan yaitu Rp

300.000,- tanpa potongan apapun

3) Pencairan dana dilakukan oleh pihak Kantor Pos yang

ditunjuk

c. Pengawasan Program BLT

Diartikan sebagai pengawasan terhadap rekruitmen, pembagian

KKB, penyaluran dan pencairan dana. Pengawasan dikatakan baik

jika:

1) Petugas pengawas hadir dan aktif dalam pelaksanaan BLT

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

57

2) Pengawasan terhadap program BLT dilakukan oleh pihak

netral sehingga tidak memihak kepentingan salah satu

golongan

d. Sikap masyarakat miskin

Sikap diartikan sebagai suatu bentuk reaksi perasaan. Perasaan

tersebut dapat mendukung, memihak atau tidak memihak suka

atau tidak suka. Peneliti akan mengukur sikap masyarakat

terhadap pelaksanaan BLT agar diketahui sikap masyarakat

terhadap program tersebut.

Sikap masyarakat dikatakan mendukung atu memihak jika:

1) Masyarakat menyambut baik program BLT

2) Masyarakat merasa terbantu akan program BLT

3) Masyarakat antusias dalam pencairan dana

Sikap masyarakat dikatakan tidak mendukung atau tidak memihak

jika:

1) Masyarakat tidak suka dengan program BLT

2) Masyarakat tidak merasa terbantu dengan program BLT

3) Masyarakat merasa kecil hati karena digolongkan dalam

salah satu warga miskin

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

58

G. Data Yang Dicari

1. Data Primer yaitu data-data atau keterangan yang diperoleh dari hasil

wawancara maupun observasi langusung yang sudah terpadu. Data-

data tersebut adalah :

a. Rekruitmen terhadap penerima BLT

b. Penyaluran dan pencairan dana setiap periodenya

c. Pengawasan program BLT setiap periodenya

d. Sikap masyarakat setempat terhadap pelaksanaan program BLT

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh pihak

lain. Yaitu data-data yang tersedia di tempat penelitian. Data tersebut

meliputi jumlah penerima BLT, penrimaan dana, ketentuan pencairan

dana, ketentuan pendataan, serta ketentuan pengawasan.

H. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Berpedoman

Yaitu teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan

responden berdasarkan pedoman wawancara. Teknik wawancara

digunakan untuk melengkapi data dan menaggulangi kelemahan teknik

kuisioner. Data yang termasuk dalam wawancara adalah pernyataan

petugas BLT mengenai pengawasan BLT dan sikap masyarakat

terhadap program BLT. Adapun kisi-kisi wawancaranya adalah

sebagai berikut:

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

59

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara

No Variabel Indikator Nomer Item Jumlah

1. Ketepatan Rekruitmen

1.Luas lantai kurang dari 8m/orang

2.Lantai terbuat dari tanah

3.Dinding terbuat dari bambu

4.Tidak memiliki fasilitas buang air besar

5.Tidak menggunakakan listrik

6.Sumber air dari sumur 7.Bahan bakar dari kayu

dan minyak 8. Konsumsi terhdap

daging/susu/ayam jarang

9.Hanya membeli satu pakaian dalam setahun

10.Makan satu/dua kali sehari

11.Tidak sanggup membayar biaya puskesmas

12.Sumber penghasilan dari petani, nelayan dan buruh

13.Pendidikan kepala rumah tangga adalah SD 14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp.500.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

14

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

60

No

2.

Variabel Transparansi penyaluran KKB dan pencairan dana

Indikator 1.Mekanisme

pendistribusian KKB 2.Transparansi

penyalaran dana

Nomor Item

15,16,17,18.19

20,24,25,26

21,22,27,28

Jumlah

9

4

3. Pengawasan terhadap pelaksanaan BLT

1.Pengawasan dari petugas kabupaten 2.pengawasan dari petugas kecamatan

29,30,31,32

33,34,35,36

4

4

4. Sikap masyarkat terhadap program BLT Jumlah

1.Tanggapan masyarakat terhadap BLT

2.Harapan masyarakat terhadap BLT

37,38,39.40

41

4

1

41

b. Teknik Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data-data

yang telah ada. Data yang termasuk dalam teknik ini adalah jumlah

penerima BLT se-kecamatan Prembun

I. Analisis Data

Tekhnik analisis data dalam penelitian ini melalui alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1992: 16).

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

61

berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung sampai

laporan akhir tersusun. Proses reduksi data dilakukan setelah

wawancara.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk

teks naratif, matriks atau bagan. Hal tersebut ditujukan agar peneliti

tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan

maupun terpisah-pisah dari data yang telah terkumpul.

3. Kesimpulan

Setelah data terkumpul maka diambil kesimpulan serta

diverifikasi yang terus menerus selama penelitian berlangsung guna

menjamin keabsahan dan objektivitas data sehingga kesimpulan akhir

dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data saling berkaitan antara

reduksi data, penyajian data serta kesimpulan pada saat sebelum,

selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data kualitatif

merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus.

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

62

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Deskripsi Data

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Prembun termasuk salah satu wilayah di kabupaten

Kebumen, Propinsi Jawa Tengah. Wilayah ini berjarak 18 Km dari pusat

pemerintahan kabupaten. Secara administratif, Kacamatan Prembun

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara adalah waduk wadaslintang

b. Sebelah selatan adalah kecamatan Bonorowo

c. Sebelah barat adalah Petanahan

d. Sebelah timur adalah Kutoarjo

Kecamatan Prembun terdiri dari 13 desa yaitu desa Tersobo, desa

Prembun, desa Kabekelan, desa Tunggalroso, desa Kedungwaru, desa

Bagung, desa Sidogede, desa Sembirkadipaten, desa Kedungbulus, desa

mulyosri, desa pesuningan, desa Pecarikan, dan desa Kabuaran.

2. Luas Wilayah

Berdasarkan buku Kecamatan Dalam Angka, luas wilayah Kecamatan

Prembun mencapai 2.453,01 Km2. Adapun perincian luas wilayah tampak

dalam tabel sebagai berikut:

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

63

Tabel IV.1

Luas Wilayah Kecamatan Prembun Tahun 2006

No Desa Sawah (Km)

Pekarangan (Km)

Tegalan (Km)

Ladang (Km)

Kebun (Km)

Lainnya (Km)

1 Tesobo 68,88 59,94 0,85 0 0 13,88 2 Prembun 111 58 13,5 0 0 16 3 Kabekelan 101 45,6 0 0 0 11,13 4 Tunggalroso 132 70 8 0 0 7,16 5 Kedungwaru 67 30 3 0 0 3 6 Bagung 85 41,05 0 0 0 13,51 7 Sidogede 5 83,5 0,5 134,5 0 14,5 8 Sembirkadip

aten 56 35 18 0 0 1,5

9 Kedungbulus 50 50,64 51,2 0 0 1 10 Mulyosri 68,48 103,02 84,69 0 3,5 10,92 11 Pesuningan 118,55 75,04 23,29 0 0 13,68 12 Pecarikan 65 36 0 28 28 6 13 Kabuaran

80 87 138 0 0 13

Jumlah 1017,91 774,79 341,03 162,5 31,5 125,28

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari keseluruhan wilayah tersebut, yang paling banyak atau luas adalah

tanah sawah. Luas tanah sawah tersebut diatas dapat ditanami padi dan

palawija, juga ada pula yang ditanami tembakau, tetapi diantara ketiganya

yang paling diunggulkan adalah komoditi padi walaupun komoditi yang lain

masih tetap diharapkan memberikan hasil.

Pengurusan administrasi atau kepentingan lain penduduk dipusatkan di

kecamatan dan kabupaten. Adapun luas masing-masing desa dan jarak dari

Desa ke Kecamatan serta Kabupaten adalah sebagai berikut:

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

64

Tabel IV.2

Luas Desa dan Jarak dari Desa ke Kecamatan serta Kabupaten

No Desa Luas Desa (Km)

Jarak ke kecamatan (Km)

Jarak ke Kabupaten (Km)

1 Tesobo 1,22 4 17 2 Prembun 1,86 2 18 3 Kabekelan 1,55 1 18 4 Tunggalroso 2,17 1 21 5 Kedungwaru 1,03 4 21 6 Bagung 1,3 4 17,5 7 Sidogede 2,93 0,5 19 8 Sembirkadipaten 1,2 2 21 9 Kedungbulus 1,53 4,5 21,5 10 Mulyosri 2,67 5 22 11 Pesuningan 2,31 6 23 12 Pecarikan 1,01 8 25 13 Kabuaran

Jumlah 3,18

23,96 7 24

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

3. Keadaan Demografi

Data komposisi penduduk sangat diperlukan dalam membuat

perencanaan pembangunan nasional baik itu ditingkat pusat maupun tingkat

daerah. Hal ini dikarenakan komposisi penduduk suatu daerah mempunyai

andil yang sangat menentukan dan partisipasinya mempengaruhi keadaan

sosial dan ekonomi daerah yang bersangkutan. Penduduk di Kecamatan

Prembun pada tahun 2006 tercatat sejumlah 27.266 jiwa, laki-laki

berjumlah 13615 dan perempuan berjumlah 13651 dengan perincian sebagai

berikut :

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

65

Tabel IV.3

Komposisi Penduduk berdasarkan jenis Kelamin di Kecamatan Prembun

Tahun 2006

No Desa Laki-laki Perempuan 1 Tersobo 1308 1252 2 Prembun 2036 2076 3 Kabekelan 1118 1104 4 Tunggalroso 1182 1277 5 Kedungwaru 599 595 6 Bagung 1018 1042 7 Sidogede 1569 1518 8 Sembirkadipaten 627 653 9 Kedungbulus 476 475

10 Mulyosri 902 894 11 Pesuningan 986 988 12 Pecarikan 426 470 13 Kabuaran

Jumlah 1368

13.615 1307

13.651 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2005

Dari tabel IV.3 dapat diketahui bahwa penduduk perempuan lebih

banyak yaitu sebanyak 13.651 (50,06%) dari pada laki-laki yang berjumlah

13.615 (49,94%). Dari keseluruhan penduduk yang berjumlah 27.266 jiwa

tersebut terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang sudah

menikah maupun yang belum menikah. Adapun jumlah kepala keluarga

menurut status perkawinan dan tingkat pendidikan tampak pada tabel IV.4.

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

66

Tabel IV.4

Jumlah Kepala Keluarga Menurut Status Perkawinan dan Tingkat

Pendidikan

Status Perkawinan Tingkat Pendidikan No Desa Kawin Duda/janda Tdk

tamat SD

SD-SMP

SMA-Keatas

1 Tesobo 532 107 123 325 191 2 Prembun 858 233 144 610 337 3 Kabekelan 498 90 91 308 189 4 Tunggalroso 527 130 187 369 101 5 Kedungwaru 245 52 42 221 34 6 Bagung 425 133 135 254 169 7 Sidogede 627 107 193 414 127 8 Sembirkadipaten 284 64 82 192 74 9 Kedungbulus 220 56 104 137 354

10 Mulyosri 395 83 144 273 61 11 Pesuningan 452 75 112 326 89 12 Pecarikan 197 28 41 156 28 13 Kabuaran 606 105 226 406 79

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah kepala keluarga

sebanyak 711, adapun yang berstatus kawin 606 orang dan janda atau duda

sebanyak 105 orang. Dari tingkat pendidikan dapat dilihat bahwa sebagian

besar kepala keluarga berpendidikan sampai SMP yaitu sebanyak 406

orang, selebihnya 226 tidak tamat SD dan 79 orang tamat SMA.

4. Keadaan Ekonomi

Penduduk di kecamatan Prembun pada umumnya hidup bergantung

pada sektor pertanian, baik itu sebagai petani pemilik maupun penggarap

(buruh tani). Disamping itu juga ada penduduk yang hidup (bermata

pencaharian) di luar sektor pertanian , seperti industri, pedagang, pegawai

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

67

negeri (PNS), sektor jasa, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, disajikan tabel

tentang komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di bawah ini.

Tabel IV.5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No

Desa Petani Industri Pedagang PNS TNI Buruh

Jasa JML

1 Tesobo 431 250 15 71 11 283 15 1076 2 Prembun 334 4 201 80 30 756 199 1604 3 Kabekelan 932 41 40 58 6 350 55 1482 4 Tunggalroso 218 2 27 6 3 377 2 635 5 Kedungwaru 61 0 9 11 3 77 21 182 6 Bagung 320 54 47 85 7 191 132 836 7 Sidogede 1257 7 162 10 2 216 7 1661 8 Sembirkadipaten 700 3 27 38 11 175 5 959 9 Kedungbulus 810 5 3 8 1 496 15 1338 10 Mulyosri 876 12 2 19 1 29 4 943 11 Pesuningan 726 205 97 39 1 235 10 1313 12 Pecarikan 230 60 10 10 4 356 16 686 13 Kabuaran

Jumlah 1326 8.257

36 679

21 661

24 459

1 81

817 4.358

170 651

2431 15.14

6 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk

kecamatan Prembun bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak

8.254 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa bidang pertanian masih

merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat kecamatan

Prembun.dr

5. Keadaan Sosial Budaya

a. Organisasi Sosial

Organisasi sosial merupakan wadah penyaluran kegiatan

masyarakat baik dalam kegiatan sosial maupun kelembagaan desa. Di

kecamatan Prembun terdapat 8 organisasi sosial masyarakat dalam

bidang seni, diantaranya adalah: karawitan, qosidah, janeng, tari,

organ, wayang , rebana dan campur sari. Selain organisasi sosial

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

68

terdapat beberapa organisasi masyarakat yang mengatur

masyarakatnya seperti dusun, RW, RT, PKK, LKMD dan BPD.

Rincian jumlah dari masing-masing organisasi disajikan dalam tabel di

bawah ini.

Tabel IV.6

Organisasi Sosial Masyarakat No Desa Kara-

witan Qosidah Janeng Tari Organ Wayang Rebana Campur

sari 1 Tesobo - - - - - - 4 - 2 Prembun 1 1 - 1 1 - 5 2 3 Kabekelan - - - 1 1 2 7 1 4 Tunggalroso - - - - - 1 3 - 5 Kedungwaru - - - - - - 2 - 6 Bagung - - - - 1 1 3 - 7 Sidogede - 1 1 - - - 3 1 8 Sembirkadipaten - - - - - - 2 - 9 Kedungbulus - - - - - - 1 - 10 Mulyosri - - - - - - 3 - 11 Pesuningan - - - - - - 2 1 12 Pecarikan - - - - - - 3 - 13 Kabuaran

Jumlah 1 4

- 2

- 1

- 2

- 4

1 5

2 40

2 7

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 8 organisasi seni di

kecamatan Prembun. 8 organisasi sosial dalam bidang seni tersebut

diantaranya adalah: 4 karawitan, 2 qosidah, 1 janeng, 2 tari, 4 organ, 5

wayang, 40 rebana dan 7 campur sari. Organisasi tersebut dijadikan

sebagai muara untuk mengolah bakat dan dapat pula mendatangkan

penghasilan. Selain organisasi masyarakat dalam bidang seni, terdapat

juga organisasi masyarakat yang terbentuk dalam sebuah lembaga

yang disebut dengan kelembagaagn desa. Tujuan dari dibentuknya

kelembagaan desa adalah untuk mengatur norma-norma yang ada

dalam masyarakat dan untuk membuat kumpulan masyarakat menjadi

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

69

sebuah organisasi yang terstruktur. Di kecamatan Prembun terdapat 6

jenis kelembagaan desa, diantaranya adalah dusun, RW, RT, PKK,

LKMD, dan BPD. Rincian jumlah dari 6 kelembagaan desa tersebut

ada dalam tabel IV.6.

Tabel IV.7

Kelembagaan Desa

No Desa Dusun RW RT PKK LKMD BPD 1 Tesobo 4 2 11 18 15 11 2 Prembun 6 7 22 20 12 11 3 Kabekelan 7 6 33 20 30 9 4 Tunggalroso 4 3 10 21 15 9 5 Kedungwaru 5 2 5 22 13 5 6 Bagung 5 4 12 30 12 9 7 Sidogede 4 12 16 15 15 13 8 Sembirkadipaten 5 3 5 27 9 5 9 Kedungbulus 2 2 12 20 9 9

10 Mulyosri 2 2 12 20 9 9 11 Pesuningan 5 3 10 23 11 9 12 Pecarikan 4 2 4 19 11 5 13 Kabuaran

Jumlah 7

60 4

44 17

165 22

278 11

172 13

117 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel IV.6 dapat diketahui jumlah organisasi masyarakat

dalam bidang kemasyarakatan yaitu 60 dusun, 44 RW, 165 RT, 278

PKK, 172 LKMD dan 117 BPD. Organisasi masyarakat yang

terbanyak adalah PKK. Keberadan organisasi tersebut sangat

membutuhkan partisipasi masyarakat agar menjadi semakin

berkembang. Oleh karena itu pihak kecamatan sering mengadakan

pertemuan untuk tiap jenis kelembagaan desa untuk memberikan

pengarahan yang bermanfat.

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

70

b. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting untuk

mendorong berhasilnya pembangunan. Masyarakat yang kesehatannya

terjamin akan sangat mendukung terwujudnya kemajuan. Untuk

mewujudkan terjaminnya kesehatan masyarakat maka pemerintah

menyediakan sarana kesehatan berupa puskesmas, poliklinik dan

sarana kesehatan lain. Di kecamatan Prembun terdapat 2 puskesmas, 1

poliklinik, 4 polindes, 72 posyandu, 2 apotik dan 3 toko obat. Berbagai

sarana kesehatan tersebut di bantu oleh tenaga medis yang ditempatkan

seperti dokter, bidan, mantri, bidan desa, dan dukun. Pada tabel di

bawah ini disajikan rincian jumlah tenaga kesehatan di kecamatan

Prembun.

Tabel IV.8

Tenaga Kesehatan

No Tenaga Kesehatan Jumlah 1 Dokter 7 2 Bidan 8 3 Mantri 18 4 Bidan desa 8 5 Dukun 10

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel di atas dapat di ketahui jumlah tenaga kesehatan yang

ada di kecamatan Prembun yaitu dokter sebanyak 7 orang, bidan

sebanyak 8 orang, mantri sebanyak 18 orang, bidan desa sebanyak 8

orang, dan dukun sebanyak 10 orang. Tenaga kesehatan yang paling

banyak adalah mantri.

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

71

c. Pendidikan

Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari salah satu faktor yaitu

tingkat pendidikan masyarakatnya, demikian juga kemajuan dan

kesejahteraan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan

masyarakatnya. Tingkat pendidikan suatu daerah dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah : 1) kesadaran penduduk sendiri

akan pentingnya pendidikan, 2) biaya yang dimiliki penduduk, dan 3)

sarana pendidikan yang ada. Ketiga faktor tersebut saling kait mengait,

apabila salah satu faktor tidak terpenihi maka faktor-faktor lainnya

akan terganggu atau bahkan tidak berjalan. Untuk mengetahui tingkat

pendidikan penduduk Kecamatan prembun dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini.

Tabel IV.9

Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Prembun

Tahun 2007

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Sekolah Dasar 17.321 2 SLTP 5.276 3 SLTA 4.144 4 Perguruan Tinggi 499

Jumlah 27.563 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel di atas dapat diketahui tingkat pendidikan masyarakat

di kecamatan Prembun mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai

Perguruan Tinggi. Masyarakat yang tingkat pendidikannya SD

sebanyak 17.321 orang, SLTP 5.276 orang, SLTA 4.144 orang, dan

perguruan tinggi 499 orang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

72

pendidikan masyarakat di kecamatan Prembun masih rendah karena

sebagian besar masyarakatnya (62,8%) berada pada tingkat SD.

6. Sarana dan Prasarana

a. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan sangat penting untuk menunjang kegiatan

ibadah bagi masyarakat. Mengingat pentingnya hal tersebut maka di

buat sarana peribadatan yang mencukupi bagi masyarakatnya. Rincian

sarana peribadatan yang dibuat dapat dilihat dalam tabel IV.9.

Tabel IV.10

Sarana Peribadatan Penduduk Kecamatan Prembun

Tahun 2007

No Sarana Peribadatan Jumlah 1 Masjid 32 2 Mushola 34 3 Gereja

Jumlah 4

70 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa saran peribadatan yang di

buat meliputi 32 masjid, 34 mushola, dan 4 gereja. Dari sarana

peribadatan yang telah dibangun tersebut diharapkan dapat menunjang

kegiatan kegamaan masyarakat sehingga mampu meningkatkan

keimanan masyarakat.

b. Sarana Pemasaran

Sarana pemasaran sangat mendukung kegiatan ekonomi

masyarkat, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun

sebagai mata pencaharian. Di kecamatan Prembun terdapat berbagai

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

73

sarana pemasaran seperti pasar, toko, kios/ warung, warung makan,dan

pedagang kaki lima. Rincian jumlah masing-masing sarana pemasaran

dapat dilihat pada tabel IV.10.

Tabel IV.11

Sarana Pemasaran Penduduk Kecamatan Prembun

Tahun 2007

No Sarana Perdagangan Jumlah 1 Pasar 6 2 Toko 213 3 Kios/warung 201 4 Warung makan 11 5 Pedagang Kaki Lima

Jumlah 62

493 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari tabel diatas diketahui jumlah masing-masing sarana

perdagangan diantaranya adalah 6 pasar, 213 toko, 201 kios/warung,

11 warung makan, dan 62 pedagang kaki lima. Sarana perdagangan

kebutuhan rumah tangga di toko.terbanyak adalah toko karena banyak

masyarakat yang membeli

B. Kondisi Kemiskinan di Kecamatan Prembun

Jumlah masyarakat yang masih miskin merupakan kelompok

hard core yang tersebar dan sukar dientaskan dengan program-

program yang umum saja. Penduduk miskin umumnya berpendidikan

rendah, berada di pedesaan dengan sarana dan prasarana minimal

seperti minimnya jaringan komunikasi dan konsern sosial yang hanya

bersifat lokal, serta budaya tradisional yang masih kental (Sigit, 2006:

466). Begitu juga dengan penduduk miskin yang berada di kecamatan

Prembun yaitu tingkat pendidikan yang umumnya masih rendah, masih

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

74

banyak penduduk yang berada di pedesaan dengan minimnya jaringan

komunikasi, dan budaya tradisional yang masih kental.

Di kecamatan Prembun masih banyak masyarakat yang

berpendidikan rendah yaitu SD sebanyak 17.321 orang, SLTP 5.276

orang, SLTA 4.144 orang, dan perguruan tinggi 499 orang. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di

kecamatan Prembun masih rendah karena sebagian besar

masyarakatnya (62,8%) berada pada tingkat SD. Dari tingkat

pendidikan yang rendah tersebut mampengaruhi jenis mata

pencaharian masyarakatnya yang sebagian besar petani (8.254 orang).

Wilayah kecamatan Prembun sebagian besar terdiri dari pedesaan

dengan lahan berupa sawah. Budaya tradisional di kecamatan Prembun

dapat dikatakan masih kental baik budaya adat istiadat seperti: upacara

pernikahan, kenduri, larungan ke laut, dll maupun budaya yang berupa

kesenian tradisional seperti: karawitan, qosidah, janeng, tari, organ,

wayang kulit, rebana, dan campur sari.

Jumlah penduduk miskin di kecamatan Prembun dari tahun 2003

sampai 2006 mengalami penurunan, seperti tampak pada tabel di

bawah ini:

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

75

Tabel IV.12

Jumlah Penduduk Miskin di kecamatan Prembun

No Tahun Jumlah 1 2003 16.750 2 2004 16.325 3 2005 15.855 4 2006 15.855

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2006

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat

miskin menurun dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena

semakin berkembangnya industri rumah tangga menjadi industri yang

lebih besar sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan

naiknya upah buruh dari Rp 10.000 per hari menjadi Rp 12.500 per

hari. Penyebab lain adalah adanya bantuan dari pemerintah yang

bertujuan membantu tingkat konsumsi, pendidikan, peminjaman

modal, serta kesehatan. Bantuan tersebut berupa pemberian dana BLT,

dana BOS, peminjaman modal dari koperasi untuk petani dan

pedagang kecil, dan dana JPS.

Sarana komunikasi di kecamatan prembun sebagian besar

mengandalkan wartel. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di

daerah pedesan masih menggunakan rumah model lama berupa joglo

atau gudang. Ada beberapa masyarakat yang masih menggunakan seng

atau anyaman bambu sebagai dinding rumah serta berlantai tanah atau

lantai plester.

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

76

C. Program Bantuan Langsung Tunai

Program BLT diberikan sebagai kompensasi atas kenaikan

BBM bagi rumah tangga miskin. Satuan penerima subsidi adalah

rumah tangga. Kompensasi pengurangan BBM sebesar Rp. 100.000

per bulan, dibayarkan setiap tiga (3) bulan sebesar Rp.300.000.

penentuan penerima kompensasi adalah berdasarkan Badan Pusat

Statistik (BPS). Pemberian bantuan dilakukan di UPT (Unit

pelaksanaan Tekhnis) PT Pos Indonesia yang ditunjuk.

1. Syarat penerima BLT

Warga yang akan ditetapkan sebagai penerima BLT adalah warga

yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat BLT

diambil dari Petunjuk Pelaksanaan BLT. Syrat BLT di Kecamatan

Prembun telah disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Adapun

syarat-syarat penerima BLT adalah sebagai berikut:

a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

b. Lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu

berkulaitas rendah/tembok tanpa diplester

d. tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah

tangga lain

e. Penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

f. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

77

g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/minyak

tanah.

h. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu

i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari

k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik

l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas

lahan 0,5 ha; buruh tani; nelayan; buruh bangunan; atau pekerjaan

lainya dengan pendapatan dibawah Rp 600.000/bulan

m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat

SD/hanya SD

n. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai

minimal Rp 500.000 seperti: sepeda motor (kredit/non-kredit), emas,

ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

2. Pihak-pihak yang terkait dengan pengurusan BLT dan tugasnya

a. Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian BLT kabupaten Kebumen

Dinas kesejahteraan rakyat bertugas melakukan sosialisasi

program pelaksanaan BLT kepada instansi terkait seperti BPS dan

wakil dari kecamatan.

b. Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Kebumen

Badan Pusat Statistik kabupaten bertugas untuk melakukan

pendataan untuk masyarakat yang menerima BLT. BPS kabupaten

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

78

juga bertugas melakukan koordinasi dengan BPS kecamatan untuk

memantau jumlah penerima BLT.

c. Badan Pusat Statistik (BPS) kecamatan Prembun

BPS kecamatan bertugas sebagai Koordinator Statistik

Kecamatan (KSK) dan dibantu oleh seorang pembantu KSK. KSK

bertanggungjawab dalam mekanisme pemilihan pencacah. KSK

menjadi instruktur daerah dan memberikan pelatihan kepada

pencacah.

d. Pencacah

Pencacah bertugas untuk melakukan pendataan warga

sebagai calon penerima BLT, melakukan verifikasi lapangan untuk

menetapkan berhak atau tidaknya seseorang menerima BLT, dan

menyerahkan KKB.

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

79

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam Bab V ini peneliti akan menguraikan pembahasan terhadap

rumusan masalah yang telah diajukan. Rumusan masalahnya adalah: Apakah

rekruitmen terhadap penerima BLT di Kecamatan Prembun sudah tepat?, apakah

penyaluran dan pencairan dana BLT di kecamatan Prembun sedah transparan?,

apakah pengawasan pelaksanaan program BLT di kecamatan Prembun sudah

berjalan dengan baik dan bagaimana sikap masyarakat terhadap program BLT?.

A. Rekruitmen terhadap penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di

kecamatan Prembun

Ketepatan rekruitmen diartikan sebagai ketepatan dalam proses

penyaringan dan hasil penyaringan masyarakat yang menjadi penerima BLT.

Rekruitmen dapat dikatakan tepat jika memenuhi proses rekruitmen yang

benar sesuai dengan petunjuk pelaksanaan BLT dan penerima BLT adalah

benar-benar warga miskin yang sesuai dengan syarat-syarat penerima BLT.

Dari hasil wawancara dan observasi dengan petugas kabupaten, petugas

kecamatan, dan masyarakat dapat diketahui proses rekruitmen dan syarat-

syarat penerima BLT di kecamatan Prembun.

1. Proses Rekruitmen Petugas BLT

Sebelum dilakukan seleksi terhadap masyarakat penerima BLT

terlebih dahulu dilakukan perekrutan petugas yang akan menjadi

penanggungjawab dari pelaksanaan BLT. Dari hasil wawancara dengan

petugas kecamatan diketahui bahwa dari kesepakatan Dinas

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

80

Kesejahteraan Rakyat bidang khusus BLT kabupaten dan kecamatan

dibentuk KSK (Koordinator Statistik Kecamatan). Selain KSK juga

dibentuk PKSK (Pembantu Koordinator Statistik Kecamatan) yang

direkrut dari aparat pemerintahan desa yang tugasnya sebagai pencacah.

Sebagian besar pencacah di kecamatan prembun adalah seorang kaur dan

dibantu ketua RT masing-masing wilayah. Pencacah bertugas melakukan

pendataan, mengisi formulir atau wawancara, dan memberikannya ke

KSK.

Menurut hasil wawancara dengan ketua RT , mereka mendapat tugas

langsung dari kaur sebagai pencacah untuk membantu pelaksanaan

rekruitmen. Tugas tersebut disertai surat resmi dari kelurahan. Tugas RT

sebagai pencacah adalah melakukan pendataan warganya untuk diajukan

sebagai penerima BLT.

2. Syarat-syarat Penerima BLT di Kecamatan Prembun

KSK sebagai pengurus tertinggi di kecamatan Prembun melakukan

seleksi terhadap syarat-syarat penerima BLT yang ada pada Juklak BLT.

Alasannya adalah kriteria warga miskin yang ditetapkan tidak sesuai

dengan kondisi terendah masyarakat. Rincian hasil seleksi terhadap syarat-

syarat penerima BLT ada pada tabel V.1

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

81

Tabel V.1

Hasil Seleksi Syarat-Syarat Penerima BLT

No Syarat yang Diseleksi Dipakai Tidak Dipakai

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang

√√√√

2 Lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

√√√√

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkulaitas rendah/tembok tanpa diplester

√√√√

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain

√√√√

5. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan

√√√√

6. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/minyak tanah.

√√√√

7. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu

√√√√

8. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari

√√√√

9. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik

√√√√

10 Penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

√√√√

11. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 0,5 ha; buruh tani; nelayan; buruh bangunan; atau pekerjaan lainya dengan pendapatan dibawah Rp 600.000/bulan

√√√√

12. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD

√√√√

13. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

√√√√

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500.000 seperti: sepeda motor (kredit/non-kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

√√√√

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

82

Dari tabel di atas dapat diketahui ada 14 syarat sesuai dengan

Juklak BLT yang diseleksi oleh KSK. Dari 14 syarat tersebut yang sesuai

dengan kondisi terendah masyarakat adalah 12 butir, sedangkan yang

tidak sesuai ada 2 butir yaitu: luas bangunan tempat tinggal kurang dari

8m2 per orang dan penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 tidak digunakan dalam

salah satu syarat penerima BLT dengan pertimbangan bahwa kondisi

daerah pedesaan yang cenderung memiliki rumah yang luas karena

sebagian besar masyarakat mendapat warisan dari leluhurnya. Penerangan

rumah tangga tidak menggunakan listrik tidak digunakan dalam salah satu

syarat penerima BLT karena seluruh keluarga telah menggunakan listrik.

Dari 14 syarat sebagai penerima BLT yang paling diutamakan adalah

sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas

lahan 0,5 ha; buruh tani; nelayan; buruh bangunan; atau pekerjaan lainya

dengan pendapatan dibawah Rp 600.000/bulan. Syarat tersebut dianggap

paling utama dengan pertimbangan bahwa pendapatan adalah sumber

utama sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga jika

pendapatan sebuah keluarga rendah maka akan mengakibatkan beberapa

kebutuhan yang tidak terpenuhi. Jika seseorang tidak mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut miskin.

Oleh sebab itu maka diperlukan tambahan pemasukan pendapatan.

Tambahan pendapatan bisa didapat dari dana BLT.

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

83

3. Proses Pelaksanaan Seleksi terhadap Penerima BLT

Pendataan calon penerima BLT dilakukan oleh ketua RT dibantu

kaur keuangan dari kelurahan dengan observasi kasat mata kemudian

mengisikan data keluarga ke dalam formulir pendaftaran, setelah itu

diserahkan ke kecamatan untuk di seleksi. Setelah penerima BLT

ditetapkan ketua RT dan kaur mengunjungi rumah penerima BLT dengan

memberikan KKB.

Observasi kasat mata yang dilakukan oleh pencacah adalah dengan

menentukan calon penerima BLT lewat persepsi pencacah. Persepsi

tersebut didasarkan pada pemahaman pencacah mengenai kondisi

ekonomi masing-masing keluarga yang ada di wilayahnya. Menurut hasil

wawancara dengan pencacah diketahui bahwa mereka tidak mendapatkan

kesulitan dalam pencacahan karena mereka sudah sangat mengenal

warganya. Keuntungan dari observasi kasat mata adalah tidak memakan

banyak waktu, sehingga pendataan terhadap penerima BLT dapat

diselesaikan secepat mungkin. Kelemahan dari observasi kasat mata

adalah pada persepsi pribadi pencacah terhadap seseorang. Persepsi

pribadi belum cukup untuk mengetahui kondisi sebuah keluarga.

Seharusnya pencacah perlu mengadakan wawancara dengan keluarga yang

dianggap layak menerima BLT, dengan demikian maka dapat diketahui

kondisi yang sebenarnya. Alur pendataan secara rinci dapat dilihat dalam

gambar di bawah ini.

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

84

Gambar V.1

Alur Pendataan Penerima BLT

Sebagian besar warga yang menjadi responden mengungkapkan

bahwa tidak dilakukan kunjungan dari rumah ke rumah atau musyawarah

untuk menentukan calon penerima BLT. Menurut ketua RT yang

diwawancarai hal tersebut tidak perlu dilakukan karena seluruh warga

sudah dikenal dan diketahui kondisi perekonomian masing-masing

keluarga. Pendataan yang dilakukan juga tidak didasarkan pada sensus

kemiskinan daerah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendataan

dilakukan dengan observasi kasat mata dari tokoh masyarakat (RT

masing-masing wilayah).

Pendataan dengan observasi kasat mata dari pencacah tidak sesuai

dengan pendataan yang seharusnya yang tampak dalam gambar V.2 .

Observasi kasat mata

Pengisian Formulir

Penyerahan KKB

Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

85

Gambar V.2

Alur Pendataan Rumah Tangga Miskin yang Seharusnya

Sumber: Juklak BLT 2005

Pendataan yang benar seharusnya melibatkan masyarakat dan

perlu verifikasi lapangan dan wawancara dengan rumah tangga miskin

yang layak menerima BLT sehingga tepat pada sasarannya. Hal ini

bertolak belakang dengan pendataan yang dilakukan di kecamatan

Prembun yaitu dengan observasi kasat mata. Adapun alasan pendataan

secara kasat mata adalah RT manganggap bahwa warga wilayah mereka

sedikit sehingga mudah dipahami kondisi masing-masing dan waktu yang

terbatas yang diberikan kecamatan untuk melakukan pendataan.

Melengkapi data ruta miskin dari : - data BKKBN - sensus kemiskinan BPS

daerah - data Pemda

Pengisian formulir PSE 05. LS.dimulai dari ruta paling miskin

Verifikasi lapangan : - tanya tetangga & tokoh

masyarakat - observasi kasat mata oleh

pencacah untuk menentukan : - layak/tidak catat ruta

miskin yang terlewat

Pencacah mendatangi ketua SLS, kaji dan catat ruta miskin

Wawancara dengan ruta miskin yang layak dengan isi PSE 05.RT.

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

86

Pencacahan secara observasi kasat mata saja dan tidak didukung

kunjungan ke rumah-rumah serta wawancara dirasa kurang tepat .

Observasi kasat mata hanya melihat kondisi seseorang secara sekilas

dengan konsep pribadi yang dimiliki pencacah. Pendataan penerima BLT

di kecamatan Prembun hanya mengandalkan pengamatan sekilas,

sehingga ada ketidaktepatan sasaran. Ketidaktepatan tersebut terlihat dari

warga yang seharusnya layak menerima BLT tetapi tidak didata dan warga

yang tidak layak menerima BLT justru dapat menjadi penerima BLT.

Menurut hasil wawancara dengan masyarakat, pendataan secara kasat

mata menimbulkan perasaan tidak puas, muncul dugaan kolusi karena ada

beberapa penerima BLT yang masih ada ikatan keluarga dengan ketua RT

sebagai pencacah . Menanggapi hal ini pihak pencacah telah menjelaskan

bahwa pendataan sudah dilakukan seadil-adilnya. Penerima BLT yang

masih ada ikatan keluarga dengan pencacah memang merupakan warga

yang layak menerima BLT dilihat dari penghasilan yang tidak menentu.

Selain dari pihak pencacah, pihak kecamatan melakukan controling ke

rumah-rumah penduduk. Hasil dari controling ini adalah dicabutnya dua

keluarga dari haknya menerima BLT dengan alasan bahwa keluarga

tersebut sudah dianggap sebagai keluarga yang layak karena mampu

menempati rumah yang kokoh dan penghasilan yang cukup.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembentukan

petugas pengurus BLT sudah sesuai dengan juklak BLT yaitu dengan

membentuk KSK dan PKSK. Syarat penerima BLT yang ada pada Juklak

Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

87

disesuaikan dengan kondisi masyarakat, sehingga ada syarat yang tidak

dipakai. Dalam praktek pencacahan ditemukan ketidaktepatan dalam

pendataan yang seharusnya dilakukan dengan serangkaian kegiatan seperti

PKSK mendata data rumah tangga miskin berdasarkan data yang ada di

BPS kecamatan, kemudian melakukan pengisian formulir, melakukan

verifikasi lapangan dan wawancara. Dapat disimpulkan bahwa proses

perekrutan terhadap penerima BLT di kecamatan Prembun kurang tepat

karena melalui proses yang tidak semestinya yang mengakibatkan salah

sasaran pada beberapa keluarga yang dianggap tidak miskin tapi menerima

dana BLT.

B. Penyaluran Kartu Kompensasi BBM (KKB) dan pencairan dana

Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kecamatan Prembun

KKB digunakan untuk pengambilan atau pencairan dana BLT di

kantor pos. Menurut hasil wawancara dengan petugas kecamatan KKB

dicetak ganda oleh kantor pos pusat untuk diserahkan ke KSK. KSK

menyerahkan KKB duplikat kepada kantor pos untuk keperluan pengecekan

saat pencairan dana, sedangkan KKB asli diserahkan kepada pencacah untuk

diserahkan kepada penerima BLT. Kaur dan ketua RT sebagai pencacah

langsung menyerahkan KKB kepada penerima BLT dengan mendatangi

rumah warga. Menurut hasil wawancara dengan penerima BLT, penyerahan

KKB disertai dengan penjelasan mengenai kegunaan KKB yaitu sebagai

identitas penerima BLT sekaligus sebagai syarat pencairan dana BLT.

Adapun jalur pendistribusian KKB disajikan dalam gambar V.3.

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

88

Gambar V.3

Alur Pendistribusian KKB di Kecamatan Prembun

Alur pendistribusian seperti pada gambar V.3 dengan alur dari KSK

kemudian pencacah dan diterimakan ke penerima BLT sesuai dengan salah

satu alur pendistribusian KKB yang ada pada Juklak BLT, adapun alur

sesungguhnya tampak dalam gtambar V.4.

Gambar V.4

Alur Pendistribusian KKB di Kecamatan Prembun

Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyaluran KKB

sebagai identitas penerima BLT dan syarat pencairan dana sudah dilakukan

secara tepat. Bentuk KKB untuk identitas BLT dan syarat pengambilan BLT

tampak dalam gambar V.5.

KSK

Pencacah

Penerima BLT

KSK

Pencacah

Penerima BLT

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

89

Gambar V.5

Bentuk Kartu Kompensasi BBM

KKB bagian depan KKB bagian belakang

Bagian depan KKB berisi identitas penerima KKB, keterangan

wilayah, keterangan kantor bayar, tanda tangan menteri sosial dan tanda

tangan/cap jempol pemegang kartu. Pada identitas KKB tercatat nomor KIP,

nama pemegang kartu, jumlah Art/kupon dan alamat penerima BLT.

Keterangan wilayah ada pada bagian atas yang menunjukkan bahwa kartu ini

untuk wilayah propinsi jawa tengah. Keterangan kantor bayar diisi dengan

tempat pencairan KKB. Tanda tangan menteri sosial Republik Indonesia

ditunjukkan untuk menandakan keabsahan KKB dari pemerintah pusat,

sedangkan tanda tangan/cap penerima diperlukan untuk alasan pengecekan.

Hasil wawancara dan pengamatan diketahui bahwa pemegang kartu tidak

membubuhkan tanda tangan ataupun cap jempol. Adapun resiko yang

kemungkinan muncul adalah kartu ini dapat digunakan oleh orang lain. Resiko

seperti ini tidak ditemukan dalam pelaksanaan BLT di kecamatan Prembun.

Bagian belakang KKB berisi penjelasan singkat mengenai KKB dan

ketentuan KKB. Penjelasan singkat terdiri dari 5 hal yaitu: (1) diberikan

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

90

kompensasi atas kenaikan BBM, (2) satuan penerima subsidi adalah rumah

tangga, (3) kompensasi pengurangan subsidi BBM sebesar Rp.100.000, per

bulan dibayarkan setiap 3 bulan sebesar Rp.300.000,(4) penentuan penerima

kompensasi adalah pendataan BPS, (5) pemberian bantuan dilakukan di UPT

(unit Pelaksanaan tekhnis) PT. Pos Indonesia yang ditunjuk. Ketentuan KKB

berisi 6 hal yaitu: (1) sah apabila memiliki ciri-ciri kartu sesuai ketentuan

pemerintah, (2) kartu berharga uang, kehilangan dan kerusakan menjadi

tanggung jawab pemegang kartu, (3) kartu dilengkapi 4 kupon dan merupakan

bukti pembayaran, (4) kartu hanya dapat dibayarkan sesuai masa bayar dan

lokasi kantor bayar yang ditetapkan, (5) waktu pembayaran diatur oleh kantor

bayar setempat, (6) petugas berhak menolak membayarkan apabila ketentuan

tidak terpenuhi.

Penyaluran dan pencairan dana merupakan kegiatan penting karena

merupakan kegiatan utama yaitu sampainya dana BLT sebesar Rp 300.000 ke

tangan masyarakat. Menurut hasil wawancara dengan petugas kecamatan

mengenai penyaluran dana diketahui bahwa dana dari pusat langsung

ditransfer ke kantor pos. Dana BLT di kantor pos berupa uang tunai dengan

tujuan mempercepat pencairan dana untuk masyarakat penerima BLT. Dari

kantor pos melalui petugasnya, dana tersebut langsung disampaikan ke tangan

penerima BLT dengan menunjukkan kupon KKB. Menurut hasil wawancara

dengan penerima BLT dana yang diterima berjumlah Rp.300.000, diterima

setiap 3 bulan sekali selama 4 periode.

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

91

Di kecamatan Prembun, KSK mengatur jadwal pencairan dana.

Jadwal dibuat untuk meminimalisir kekacauan yang kemungkinan akan

terjadi. Jadwal dibuat menjadi 7 bagian, adapun bagian pertama adalah pukul

08.00-09.00, kedua 09.00-10.00, ketiga 10.00-11.00, keempat 11.00-12.00,

kelima 12.30-13.30, kelima 13.30-14.30. Pembutan jadwal tersebut masing-

masing untuk dua wilayah dan pembagiannya adalah sebagai berikut: bagian

pertama untuk desa Tersobo dan Prembun, kedua Kabekelan dan Tunggalroso,

ketiga Kedungwaru dan Bagung, keempat Sidogede dan Sembirkadipaten,

kelima Kedungbulus, Mulyosri dan Pesuningan, dan keenam Pecarikan dan

Kabuaran.

Setelah pengaturan jadwal KSK memberitahukan kepada PKSK dan

disosialisasikan ke masyarakat. Pencairan BLT dilakukan di kantor pos

Prembun. Menurut hasil wawancara proses pencairan BLT dimulai dari

menunjukkan KKB ke petugas dan akan mendapat nomer antrian kemudian

dipersilahkan duduk di tempat yang telah tersedia untuk menunggu antrian.

Ketika penerima dipanggil maka menuju ke loket pencairan dana kemudian

penerima BLT menunjukkan kartu KKB dan diserahkan ke petugas untuk

peyobekan kupon dan penyerahan dana sebesar Rp.300.000.

Berdasarkan hasil temuan dapat ditarik kesimpulan bahwa

penyaluran KKB dan pencairan dana BLT sudah transparan karena seluruh

rangkaian kegiatan penyaluran KKB maupun pencairan dana diketahui oleh

masyarakat. Pengurus juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

92

menanyakan hal-hal seputar BLT yang belum jelas atu kelangan masyarakat

yang ingin mengetahui serangkaian proses pelaksanaan BLT.

C. Pengawasan pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kecamatan

prembun

Pengawasan terhadap berjalannya kegiatan sangat berarti bagi

kelancaran dan ketepatan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan BLT di

kecamatan Prembun membutuhkan pengawasan dengan harapan pelaksanaan

BLT berjalan sesuai dengn Juklak BLT. Apabila ada penyelewengan dari

pihak-pihak terkait maka akan diusahakan segera diselesaikan. Pengawasan

terhadap pelaksanaan BLT terdiri dari 3 bagian yaitu: pada saat rekruitmen,

saat pembagian KKB dan saat pencairan dana.

Dari hasil wawancara dengan Dinas Kesejahteraaan Rakyat bidang

kepengurusan BLT kabupaten Kebumen, petugas BLT dari kabupaten

melakukan pengawasan langsung dari rumah ke rumah penerima BLT.

Pengawasan dari petugas kabupaten didampingi oleh KSK dan PKSK.

Pengawasan yang dilakukan mengarah pada kondisi rumah tinggal

masyarakat. Pengawasan dilakukan setelah pencairan dana BLT yang pertama.

Alasan pengawasan adalah untuk koreksi terhadap kinerja KSK dan PKSK

berkaitan dengan ketepatan rekruitmen yang didasarkan pada syarat-syarat

penerima BLT sesuai Juklak.. Hasil dari pengawasan tersebut adalah

dicabutnya dua warga yang dianggap tidak sesuai dengan syarat penerima

BLT.

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

93

Dari hasil wawancara dengan KSK diketahui bahwa telah

dilaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan program BLT. Pengawasan

pada tahap rekruitmen diawasi oleh petugas kecamatan bidang kesejahteraan

rakyat. Pengawasan yang dilakukan berupa pengecekan data calon penerima

BLT. Pengawas hanya berhak untuk melihat dan mengecek langsung akakn

tetapi tidak untuk terlibat dalam proses rekruitmen. Pada tahap pembagian

KKB, pengawasan juga dilakukan oleh KSK yaitu dengan meminta bukti

penyerahan KKB berupa tanda tangan penerima. Data tersebuut kemudian

dicocokkan dengan data penerima BLT. Dalam pengawasan tahap rekruitmen

maupun pembagian KKB tidak ditemukan kesalahan yang sengja dibuat

petugas.

Pada tahap pencairan dana dilakukan pengawasan dari kabupaten dan

kecamatan. Dari Kabupaten ada seorang petugas dari dinas kesejahteraan

rakyat yang mengawasi jalannya pencairan dana, sedangkan dari kecamatan

ada seorang petugas yang melakukan pengecekakn KKB dan dua orang

petugas ketahanan keamanan (hansip) untuk mengatur kelancaran jalannya

pencairan dana.

Dari berbagai wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa

telah dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program BLT. Dari hasil

pengawasan tersebut ada beberapa keterangan yang dicatat misalnya jumlah

penerima BLT, jumlah warga yang mencairkan BLT, dan keadaan saat

pencairan BLT (lancar/ada gangguan). Hasil pengawasan dilaporkan ke KSK

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

94

dan diserahkan ke dinas kesejahteraan rakyat. Sejauh ini laporan pelaksanaan

BLT belum dievaluasi bersama pihak-pihak yang terkait.

Dari temuan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa

telah dilaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan BLT di kecamatan

Prembun. Pengawasan tersebut dilaporkan dengan pengawasan tertulis dan

diserahkan ke KSK kemudian diteruskan ke kabupaten. Pemerintah

kecamatan maupun kabupaten belum pernah mengadakan evaluasi terhadap

laporan pelaksanaan BLT.

D. Sikap masyarakat terhadap program Bantuan langsung Tunai (BLT) di

kecamatan Prembun

BLT diberikan kepada masyarakat sebagai kompensasi atas kenaikan

harga BBM yang diperuntukkan bagi rumah tangga miskin. Menurut hasil

wawancara, penerima BLT memberikan sikap positif terhadap program BLT.

Sikap positif masyarakat ditunjukkan dari masyarakat yang merasa sangat

terbantu dengan adanya BLT. Masyarakat merasa sangat terbantu dengan

program BLT karena mampu meringankan beban masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan ekonomi maupun sosial. Dalam membantu meringankan

kebutuhan ekonomi, dana BLT digunakan untuk membeli barabg-barang

konsumsi, seperti beras, minyak, gula, lauk-pauk, susu, dll. Kebutuhan lain

yang dicukupi dari dana BLT adalah untuk membayar biaya sekolah, biaya

pemenuhan kesehatan, untuk membayar hutang, dan lain-lain. Dengan BLT

masyarakat merasa sangat diperhatikan pemerintah.

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

95

Sikap masyarakat yang merasa terbantu membuat masyarakat

mendorong sepenuhnya tehadap program BLT. Bantuan berupa uang dan

bersifat tunai membuat masyarakat semakin leluasa untuk mengalokasikan

dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing warga. Bantuan berupa uang

dirasa lebih berguna dari pada berbentuk barang karena kualitas dari barang

yang dibagikan belum tentu bagus dan kalau diuangkan tidak sebesar yang

dibutuhkan. Dari temuan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa

masyarakat sangat mendukung program BLT karena sangat membantu

masyarakat untuk meringankan beban ekonomi.

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

96

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dalam pembahasan tentang evaluasi

program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kecamatan Prembun diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Rekruitmen terhadap penerima BLT di kecamatan Prembun belum

sepenuhnya tepat. Proses pembentukan petugas pengurus BLT sudah

sesuai dengan juklak BLT yaitu dengan membentuk KSK dan PKSK.

Syarat penerima BLT yang ada pada Juklak disesuaikan dengan kondisi

masyarakat, sehingga ada syarat yang tidak dipakai. Dalam praktek

pencacahan ditemukan ketidaktepatan dalam pendataan yang seharusnya

dilakukan dengan serangkaian kegiatan seperti PKSK mendata data rumah

tangga miskin berdasarkan data yang ada di BPS kecamatan, kemudian

melakukan pengisian formulir, melakukan verifikasi lapangan dan

wawancara. Dapat disimpulkan bahwa proses perekrutan terhadap

penerima BLT di kecamatan Prembun kurang tepat karena melalui proses

yang tidak semestinya yang mengakibatkan salah sasaran pada beberapa

keluarga yang dianggap tidak miskin tapi menerima dana BLT.

2. Penyaluran Kartu Kompensasi BBM (KKB) sebagai identitas penerima

BLT dan syarat pencairan dana sudah sesuai dengan Juklak BLT yaitu

dicetak ganda oleh kantor pos pusat untuk diserahkan ke KSK. KSK

menyerahkan KKB duplikat kepada kantor pos untuk keperluan

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

97

pengecekan saat pencairan dana, sedangkan KKB asli diserahkan kepada

pencacah untuk diserahkan kepada penerima BLT. Kaur dan ketua RT

sebagai pencacah langsung menyerahkan KKB kepada penerima BLT

dengan mendatangi rumah warga.

3. Pencairan dana BLT di kecamatan Prembun sudah sesuai dengan Julak

BLT yaitu pencairan dana dari pusat ke kabupaten dan diteruskan ke

kantor pos untuk diserahkan kepada masyarakat dalam bentuk uang tunai.

4. Tidak ada potongan sebagai biaya administrasi atau biaya lain terhadap

penerima BLT. Jumlah dana yang diterimakan kepada masyarakat

sejumlah Rp 300.000 per tiga bulan.

5. Pencairan dana BLT di kecamatan Prembun selalu tepat waktu dan pihak

kecamatan selalu memberikan informasi tertulis dalam bentuk

pengumuman yang ditempel maupun pengumuman lisan berupa

pemberitahuan ketua RT kepada warganya. Belum pernah ada kericuhan

yang terjadi selama pencairan dana di kantor pos karena petugas telah

mengatur jadwal pencairan dana yaitu bagian pertama adalah pukul 08.00-

09.00, kedua 09.00-10.00, ketiga 10.00-11.00, keempat 11.00-12.00,

kelima 12.30-13.30, kelima 13.30-14.30.

6. Telah dilaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan BLT di kecamatan

Prembun. Pengawasan tersebut dilaporkan dengan pengawasan tertulis

dan diserahkan ke KSK kemudian diteruskan ke kabupaten. Pemerintah

kecamatan maupun kabupeten belum pernah mengadakan evaluasi

terhadap laporan pelaksanaan BLT.

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

98

7. Penerima BLT memberikan sikap positif terhadap program BLT yang

ditunjukkan dari masyarakat yang merasa sangat terbantu dengan adanya

BLT. Dari dana BLT tersebut masyarakat mampu memenuhi kebutuhan

rumah tangga yang naik akibat naiknya harga BBM.

B Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan terhadap pelaksanaan program

Bantuan Langsung Tunai (BLT), maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang kiranya bermanfaat bagi Dinas Kesejahteraan Masyarakat kabuparen

Kebumen, Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), Pencacah, dan

masyarakat.

1. Rekruitmen

a. Dinas Kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kebumen diharapkan

melakukan penyuluhan kepada petugas BLT Kecamatan yang ditunjuk

sehingga ada kejelasan mengenai kewajiban petugas.

b. Pihak koordinator statistik Kecamatan diharapkan membuat surat

keputusan (SK) mengenai penyesuaian syarat rekruitmen sehingga ada

pedoman yang jelas bagi petugas untuk melakukan pencacahan.

c. Pendataan dengan observasi kasat mata perlu disertai wawancara

sehingga mampu didapatkan penerima BLT yang benar-benar

membutuhkan

d. Pencacah perlu mengadakan musyawarah bersama warga untuk

membicarakan progran BLT sehingga pendataan bersifat terbuka

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

99

2. Penyaluran Kartu Kompensasi BBM dan Pencairan Dana

a. Perlu mempertahankan kualitas penyaluran KKB dan pencairan dana

secara utuh yaitu Rp 300.000 per 3 bulan kepada masyarakat.

b. Pihak pemerintah Kecamatan perlu melakukan kontrol terhadap

pengalokasian dana BLT yang telah diterima masyarakat.

3. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Program BLT

a. Dinas Kesejahteraan Rakyat perlu melakukan pengawasan langsung ke

lapangan seperti, pengawasan ketika rekruitmen, penyaluran KKB, dan

pencairan dana.

b. Dinas Kesejahteraaan Rakyat perlu melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan program BLT.

4. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat perlu untuk menanyakan secara langsung kepada petugas

jika terdapat hal-hal yang belum jelas sehingga tidak terdapat

kesalahpahaman.

b. Masyarakat perlu melaporkan kecurangan-kecurangan yang terjadi

kepada pihak yang berwenang sehingga program BLT dapat berjalan

sesuai tujuannya.

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

100

DAFTAR PUSTAKA Bernas. 2006. Orang Miskin Meninggal Lantaran Lelah Berjuang. Gilarso, T. 1999. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik jilid II. Yogyakarta: ANDI,cetakan XVIII http ://www.kompas.com/kompas-cetak/05/09/27/daerah/2081906.htm http ://www.kompas.com/kompas-cetak/05/10/22/fokus/2145441htm http ://www.papua.go.id/bps Suprijanto, Chrisnu. Kecamatan Dalam Angka Tahun 2006. Kecamatan Prembun. Kompas. 2006. Masyarakat Miskin Bertambah. Tanggal 3 September 2006 Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Miles, MB & Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. (Terjemahan

Tjejep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia (UI Pers) Moleong, J. Lexy. 1990. Metodologi Penelitian Kebijakan Dan Evaluation

Research. Yogyakarta: Rake Sarasin Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indah Indonesia Reksoprayitno, Soediono. 2000, Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE Smeru News. 2005. Evaluasi Program SLT. September 2005 Soule, George.1994. Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta:

Kanisius Sugiyono. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Todaro, Michael. 1998. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga, edisi VI Winardi, DR.1989. Pengantar Ekonomi Makro. Bandung: Tarsito Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

101

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

102

PEDOMAN WAWANCARA

A. Ketepatan Rekruitmen

Responden : Penerima BLT

Nama :

Pekerjaan :

Umur :

1. Apakah luas lantai tempat tinggal keluarga Anda kurang dari 8 m per

orang atau lebih?

2. Apakah lantai rumah tempat tinggal Anda terbuat dari tanah atau bambu

atau kayu atau yang lain?

3. Apakah jenis dinding rumah Anda terbuat dari bambu atau yang lain?

4. Apakah Anda memiliki fasilitas buang air besar sendiri?

5. Bagaiman anda mengusahakan penerangan di rumah?

6. Dari manakah Anda mengambil sumber air?

7. Bahan bakar apa yang Anda gunakan untuk memasak sehari-hari?

8. Seberapa sering Anda mengkonsumsi daging/susu/ayam?

9. Seberapa sering Anda membeli pakaian baru dalam setahun?

10. Apakah dalam sehari keluarga Anda mampu makan lebih dari sekali?

11. Bagaimana Anda mengusahakan kesehatan dalam keluarga Anda?

12. Dari manakah sumber utama penghasilah keluarga Anda?

13. Apakah Anda telah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar?

14. Apakah Anda memiliki tabungan atau sepeda motor atau barang modal

lainnya?

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

103

B. Transparansi penyaluran Kartu Kompensasi BBM dan penyaluran dana

Responden : Petugas kecamatan

Nama :

Umur :

15. Apakah rumah tangga penerima BLT diberi kartu identitasApakah rumah

tangga penerima BLT diberi kartu identitas berupa KKB atau yang lain?

16. Apakah KKB dicetak oleh kantor pos pusat atau yang lain?

17. Apakah KKB dilengkapi dengan 4 kupon sebagai bukti pengambilan

dana?

18. Apakah KKB dibuat rangkap dua atau lebih?

19. Apakah KKB asli diserahkan ke BPS kabupaten atau kepada yang lain?

20. Apakah KKB duplikat diserahkan ke kantor pos atau kepada yang lain?

21. Apakah pencairan dana BLT dilakukan di Kantor pos?

22. Apakah jadwal pencairan dana disosialisasikan kepada masyarakat?

23. Apakah kantor pos melakukan koordinasi dengan aparat atau yang lain?

Responden : Masyarakat

Nama :

Pekerjaan :

Umur :

24. Apakah ada sosialisasi mengenai kegunaan KKB?

25. Apakah KKB yang Anda miliki terdiri dari 4 kupon?

26. Siapakah yang menyerahkan KKB kepada Anda?

27. Apakah Anda mencairkan dana BLT di kantor pos?

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

104

28. Apakah Anda mengetahui jadwal pencairan dana BLT jauh-jauh hari?

C. Pengawasan terhadap pelaksanaan BLT

Responden : Petugas Kabupaten

Nama :

Jabatan :

29. Apakah ada pegawai yang turun langsung untuk mengawasi pelaksanaan

BLT?

30. Bagaimana mekanisme yang Anda lakukan dalam hal rekruitmen,

pendistribusian KKB dan pencairan dana?

31. Apa saja yang menjadi syarat bagi penerima BLT?

32. Apakah ada evaluasi terhadap pelaksanaan BLT?

Jika ya, siapa saja yang terlibat dalam evaluasi?

Bagaimana mekanisme evaluasinya?

Responden : Petugas Kecamatan

Nama :

Jabatan :

33. Apakah Anda melakukan pengawasan pada saat rekruitmen penerimaan

BLT? Bagaimana caranya?

34. Apakah anda melakukan pengawasan pada saat penyaluran KKB dan

pencairan dana? Bagaimana caranya?

35. Kepada sipakah Anda melaporkan hasil pengawasan tersebut?

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

105

36. Pernahkah Anda menemukan sesuatu yang tidak beres? Apa yang Anda

lakukan?

D. Sikap masyarakat terhadap program BLT

Reponden : Masyarakat penerima BLT

Nama :

Pekerjaan :

37. Bagaimana tanggapan Anda terhadap program BLT?

38. Apakah Anda cukup terbantu dengan adanya BLT?

39. Apakah Anda mendukung program BLT atau sebaliknya?

40. Apa manfaat utama yang Anda peroleh dari BLT?

41. Apa yang Anda harapkan dari adanya program BLT?

Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

106

Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

107

HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI

Nama responden : Bapak Paijo/Penerima BLT

Alamat : Desa Kabekelan

Waktu : 7 Maret 2007

Bapak Paijo adalah salah seorang penerima BLT di kecamatan Prembun.

Beliau bersama istri dan seorang anaknya tinggal di sebuah rumah di pinggir

jalan, berdinding bambu dan berlantai tanah. Sumber penghasilan keluarga ini

berasal dari kepala rumah tangga sebagai tukang becak dan istrinya pedagang

sayur keliling. Ketika sore hari sepulang dari bekerja, peneliti melakukan

wawancara:

R : Selamat sore pak?

P : Sore mbak, monggo silahkan masuk dan duduk, ada keperluan apa, tidak

biasanya main kesini?

R : Begini pak, kedatangan saya kesini berkaitan dengan tugas saya, yaitu

melakukan penelitian seputatr BLT, jadi saya mohon kesediaan bapak

untuk menjadi responden

P : O….. begitu, silahkan saja

R : Sebelum bapak ditetapkan sebagai penerima BLT, apakah ada petugas

yang datang ke rumah untuk melakukan pemeriksaan?

P : Tidak ada mbak, pokoknya tiba-tiba RT dan kaur datang ke rumah

memberi 4 kupon dan dijelaskan kalau saya mendapat BLT dan bisa

diambil di kantor pos

R : Apa bapak mengetahui syarat-syarat penerima BLT?

P : Kata pak RT yang rumahnya berlantai tanah, penghasilan tidak tetap,

dinding belum kokoh

R : Ada banyak kayu bakar pak?

P : Iya, karena kita masak pakai kayu bakar, harga minyak mahal

R : Kelihatannya disekitar rumah bapak tidak ada sumur, kalau boleh tahu

dari mana bapak mengambil air?

P : Saya ambil dari sumur ibu saya di belakang rumah

R : Apakah bapak merasa senang dengan adanya program BLT?

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

108

P : Tentu saja mbak, dapat uang cuma-cuma tentu senang, lumayan bisa

untuk tambahan beli beras, beli susu untuk anak saya dan juga bayar

utang

R : Berhubung waktu sudah sore saya pamit dulu, terimakasih atas

bantuannya, permisi…

P : Ya sama-sama

Nama responden : Ahmad Kasmudi/Kabekelan

Waktu : 7 Maret 2007

Bapak Ahmad Kasmudi adalah seorang petani yang menopang kehidupan

istri dan 2 orang anaknya. Rumahnya berbentuk joglo, berdinding papan, dan

berlantai tanah. Rumah ini agak hangat karena ada gelak tawa dari anaknya yang

sedang menonton TV.

R : Permisi, maaf mengganggu……

A : Mari mbak silahkan duduk, ada perlu apa?

R : Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk melakukan wawancara

mengenai pelaksanaan BLT

A : Bukankah sekarang sudah selesai mbak?

R : Iya pak, saya hanya ingin mengetahui beberapa hal saja untuk gambaran

pelaksanaan BLT

A : O begitu…

R : Ya Pak, apakah bapak mengetahui proses sampai bapak ditentukan

sebagai penerima BLT?

A : Setahu saya, dulu mas Muji (kaur keuangan) datang ke rumah pak RT,

beberapa hari setelah itu mereka menemui warga termasuk saya dan diberi

kupon

R : Apa yang mereka katakan ?

A : Saya mendapat BLT dan kupon yang diberikan untuk syarat

pengambilan

R : Dimana Bapak menukar kupon tersebut?

A : Di kantor pos, uangnya Rp 300.000

Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

109

R : Siapa yang memberitahu jadwal pengambilan BLT?

A :Dari RT

R : Apakah selalu tepat?

A : Ya

R : Apakah di kantor pos terjadi keributan atau antrian yang panjang?

A : Tidak Mbak, kan jadwalnya beda-beda

R : Menurut Bapak, apakah BLT ini sangat bermanfaat?

A : Tentu saja, bisa untuk beli bermacam-macam kebutuhan

R : Terimakasih atas waktunya pak,

A : Ya sama-sama

Nama responden : Bapak Sukimin/Penerima BLT

Alamat : Desa Kabekelan

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Sukimin adalah seorang kuli bangunan dengan seorang istri sebagai

ibu rumah tangga dan tiga orang anak, yang pertama sebagai pelayan toko, yang

kedua sebagai TKW, dan yang ketiga masih duduk di kelas 4 SD.keluarga

tersebut menempati sebuah rumah yang bagus dengan cat dan keramik putih. Di

ruang tamu terdapat satu kursi sudut, televisi dan VCD player.

R : Permisi

S : Ya, mari mbak Retno, tidak biasanya datang ke sini, ada apa?

R : Maksud kedatangan saya kesini adalah ingin mengetahui beberapa hal

seputar BLT?

S : Ya

R : Apakah pak RT menyampaikan kepada bapak, mengapa bapak mendapat

BLT?

S : Karena penghasilan saya tidak tentu mbak, tidak setiap hari ada orang

membuat rumah jadi kerja saya tidak tetap

R : Kalau sedang sepi, apa ad alternatif pekerjaan lain?

S : Kadang-kadang bantu-bantu di pasar, tapi tiap bulan saya selalu dapat

kiriman uang dari Malaysia Mbak, jadi bisa untuk makan

R : Terimakasih banyak ats bantuannya pak , saya permisi

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

110

Nama responden : Bapak Suhadi/Penerima BLT

Alamat : Desa Kabekelan

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Suhadi merupakan keluarga baru dengan seorang anak. Bapak

Suhadi bekerja sebagai kuli di Pasar kelapa dan istrinya sebagai tukang sayur

keliling. Keluarga ini masih tinggal bersama ibu mertuanya di sebuah rumah

joglo berlantai tanah dan berdinding seng.

R : Pagi Pak, sepagi ini kok sudah kondur?

S : Iya mbak, pasar sedang sepi, mari masuk, maaf siapa ya?

R : Saya Retno, maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta

kesediaan bapak untuk menjadi responden saya, dengan permasalahan

seputat BLT. Di keluarga ini yang mendapat BLT orang tuanya bapak atau

bapak?

S : Dua-duanya Mbak karena kita dihitung dua keluarga dan kebetulan

kurang mampu semua

R : Siapa yang menetapkakan Pak?

S : Pak RT

R : Selamapencairan dana apakah bapak melihat ada petugas yang

mengawasi?

S : Ada mbak. Yang seragamnya krem itu dari kabupaten satu, kemudian

dari kecamatan dan yang lain hansip

R : Apa yang mereka kerjakan?

S : Mengecek kupon, menyobek kupon, mengawasi antrean, dan ada yang

mencatat

R : Apakah pernah terjadi kekacauan?

S : Tidak, semua lancar kok mbak

R : Apakah kantor pos menyediakan tempat yang layak?

S : ya, ada kursi dan tenda

R : Ada berapa loket Pak?

S : Satu, tapi pelayanannya cepat karena petugasnya cekatan

R : Terimakasih atas waktunya, permisi

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

111

Nama responden : Bapak Mingan/Penerima BLT

Alamat : Desa Kabekelan

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Mingan adalah seorang peternak bebek. Beliau tinggal bersama ibu,

bapak dan istrinya. Dari ternak bebek ini beliau berusaha menutup kebutuhan

rumah tangga.

R : Permisi Pak maaf mengganggu

M : Tidak kok, mari mbak

R : Saya Retno, maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta

kesediaan bapak untuk menjadi responden saya mengenai BLT

M : Ya

R : Apakah menurut Bapak perekrutan penerima BLT sudah transparan?

M : Kalau itu saya rasa belum, karena tidak ada pemberitahuan yang jelas

dan musyawarah

R : Apakah masih ada warga yang seharusnya berhak menerima tapi justru

tidak menerima?

M : Ada Mbak, yang seharusnya menerima tapi justru tidak juga ada

R : Menurut bapak mangapa hal ini terjadi?

M : Mungkin tidak terlihat mbak

R : Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu, terimakasih atas waktunya

Nama responden : Bapak Legino

Alamat : Desa Kabekelan

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Legino adalah seorang kuli pasar dan istrinya membuka warung

jajan di tempat tinggalnya yang terletak di belakang SMP. Mereka menempati

sebuah rumah kontrakan yang berdinding papan dengan 2 anaknya yang duduk di

kelas 2 dan 3 SMP Negeri I.

R : Permisi Pak maaf mengganggu

L : Tidak kok, mari mbak

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

112

R : Saya Retno, maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta

kesediaan bapak untuk menjadi responden saya mengenai BLT

L : Ya

R : Sudah lama pak menetap di sini?

L : Sudah 13 tahun, tapi ya tetap masih kontrak, tidak punya uang mbak

untuk beli tanah

R : Di sini airnya dari mana pak?

L : Semua dari PAM, air sumur disini keruh mbak

R : Apa bapak menerima BLT?

L : Ya, 4 kali masing-masing Rp.300.000

R : Siapa yang ikut mendata penerima BLT Pak?

L : Ketua RT

R : Bagaimana prosesnya?

L : langsung saja ke rumah dan di beri KKB

R : Maaf,boleh saya lihat KKB nya?

L : Ya

R : Kak Bapaki didak tandatangan disini?

L : Tidak ada instruksi ok mbak, tapi tidak ditandatangani juga boleh untuk

ngambil

R : Apa ada pengawasan dari kecamatan?

L : Ada Mbak, tapi hanya berkeliling kampung

R : terimakasih pka, saya permisi

Nama responden : Bapak Turyanto

Alamat : Desa Kabekelan

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Turyanto dan istrinya adalah seorang buruh tani. Mereka tinggal di

sebuah rumah berbentuk gudang. Kelima anak mereka sudah berumahtangga.

Dinding rumah mereka sudah dari batu bata tapi belum dihaluskan dan lantainya

masih kasar.

R : Permisi Pak maaf mengganggu

T : Tidak kok, mari mbak

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

113

R : Saya Retno, maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta

kesediaan bapak untuk menjadi responden saya mengenai BLT

T : Ya

R : Sepertinya rumahnya baru direnovasi ya Pak?

T : Ya, dari anak-anak dan sedikit tabungan, hanya ganti dinding yang

semula dari papan dan buat sumur

R : Dulu pernah dapat BLT Pak?

T : Pernah 4 kali, Rp.300.000 setiap ambil

R : Apa manfaatnya bagi bapak

T : Ya banyak Mbak, yang jelas untuk makan dan bayar hutang

R : Selebihnya?

T : Tidak ada Mbak

R : Apa Bapak tahu dari mana uang itu berasal?

T : Menurut Pak RT uangnya dari pemerintah untuk masyarakat, diberikan

ke kabupaten terus kantor pos

R : Kapan Pak RT menjelaskannya?

T : Ketika kumpul-kumpul bersama warga yang lain

R : Apakah terjadi kecurangan Pak?

T : Sepertinya tidak, saya sih percaya saja Mbak

R : Apa ada pengawasan dari kecamatan?

T : ada Mbak, mereka putar-putar di desa ini

R : terimakasih pak saya permisi dahulu

Nama responden : Ibu Tasminah

Alamat : Desa Tunggalroso

Waktu : 8 Maret 2007

Ibu Tasminah hidup seorang diri di rumah warisan orang tuanya. Beliau

belum menikah dan menderita cacat fisik, sehingga tidak dapat bekerja seperti

yang lain. Beliau mengandalkan hidupnya dari bercocok tanam sayuran di

pekarangan rumahnya. Selain itu juga mengandalkan uluran tangan tetangganya.

R : Permisi Bu maaf mengganggu

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

114

T : Tidak kok, mari mbak

R : Saya Retno, maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta

kesediaan bapak untuk menjadi responden saya mengenai BLT

T : Ya

R : Apa ibu mendapat BLT?

T : Ya,

R : sudah ambil berapa kali?

T : 4 kali, Rp.300.000 setiap ambil

R : Apa manfaatnya bagi ibu

T : Ya banyak Mbak, yang jelas untuk makan

R : Siapa yang mengambilkan Bu?

T : Mas Muji

R : Yang kaur itu ya Bu?

T : Iya

R : Apa ibu membuat surat kuasa?

T : Iya, begitu syaratnya kata pak RT?

R : ya sudah kalau begiti, terimakasih atas bantuannya, saya permisi

T : Ya Mbak

Nama responden : Bapak Surono Wiryoatmodjo

Alamat : Desa Tunggalroso

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Surono adalah seorang duda yang berumur 67 th yang sudah tidak

bekerja. Beliau tinggal bersama anak bungsunya yang sudah berkeluarga dan

bekerja sebagai pengaman pasar. Rumahnya sangat luas dan berbentuk joglo dari

dinding papan.

R : Permisi Mbah maaf mengganggu

S : Tidak kok, mari mbak

R : sendiri saja tho Mbah

S :Lha iya, yang lain kerja

R : Apa Simbah mendapat BLT?

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

115

S : BLT itu apa Nok?

R : Itu bantuan dari pemerintah yang jumlahnya Rp.300.000

S : Ya saya dapat

R : Untuk apa Mbah?

S : Saya kasih ke mantu saya untuk beli lauk sisany untuk disimpan

R : Apa anak Mbah tidak dapat?

S : Tidak Mbak, kan sudah dapat gaji

R : Apa pernah ada petugas yang mengawasi Mbah?

S : Iya, di kantor pos

R : Senang Mbah dapat BLT?

S : Iya,

R : ya sudah kalau begitu, terimakasih atas bantuannya, saya permisi

S : Ya Mbak

Nama responden : Bapak Sudarman

Alamat : Desa Tunggalroso

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Sudarman adalah seorang buruh bangunan. Beliau tinggal bersama

istri dan 2 orang anaknya. Penghasilan dari buruh bangunan yang tidak menentu

tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan rumah tangga.

R : Permisi Pak maaf mengganggu

S : Tidak kok, mari mbak

R : Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta kesediaan bapak

untuk menjadi responden dari penelitian saya

S : Ya

R : Apakah menurut Bapak penyaluran BLT sudah transparan?

S : Transparan gimana Mbak?

R : Tidak ada yang ditutup-tutupi dari proses penyaluran dana untuk

penerima BLT

S : Menurut saya untuk pencairan dana memang sudah transparan dan jujur,

buktinya uang yang kami terima utuh

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

116

R : Siapa yang terlibat dalam pendataan penerima BLT?

S : Ketua RT dan petugas darikecamatan

R : Apa saja yang mereka lakukan ketika mendata Bapak?

S : Datang ke rumah dan saya diberi kartu untuk mengambil uang

R : Apakah di desa ini ada masalah mengenai pendataan?

S : Ada Mbak, tentang tidak adilnya pendataan

R : Apakah Bapak tahu apa yang dilakukan oleh petugas untuk

menyelesaikan masalah ini?

S : Kalau ada yang tanya pak RT bisa menjelaskan , tapi kalau tidak ya tidak

Mbak

R : Ya sudah kalau begitu saya permisi, terimakasih Pak

Nama responden : Bapak Sumardi, BS

Alamat : Desa Tunggalroso

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Sumardi tinggal disebuah rumah di pinggir jalan. Rumahnya

bersebelahan dengan bengkel yang dimilikinya. Rumahnya bisa dikatakan cukup

kecil karena hanya terdiri dari dua ruangan yang disekat dengan gorden.

R : Selamat siang Pak, sepertinya bengkelnya ramai hari ini

S : Biasa saja kok Mbak, mari

R : Sebelumnya saya memperkenalkan diri dulu, saya Retno dari Kabekelan,

maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta kesediaan bapak

untuk menjadi responden dalam penelitian saya tentang BLT

S : Ya, mau tanya apa Mbak?

R : Bagaimana prosesnya kok Bapak bisa menjadi salah satu penerima BLT?

S : Dulunya itu di data Mbak?

R : Siapa yang mendata?

S : Ketua RT

R : Apakah Ketua RT juga mengunjungi rumah Bapak?

S : Iya, untuk mengantarkan kartu

R : Sebelumnya apa pernah datang?

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

117

S : Tidak Mbak

R : Di mana bapak mengambil dana BLT?

S : Kantor Pos Prembun

R : Apakah ada potongan Pak?

S : Tidak ada Mbak

R : Ya sudah kalau begitu saya permisi, terimakasih Pak

Nama responden : Bapak Dulah

Alamat : Desa Tunggalroso

Waktu : 8 Maret 2007

R : Selamat siang Pak, masih istirahat ya Pak, boleh mengganggu sebentar?

D : Ya

R : Selama ini Bapak bekerja di mana?

D : Saya itu menggarap sawah orang Mbak, besok kalau panen saya dapat

sebagian

R : Sawahnya seberapa luas?

D : 10 ubin saja

R : Kalau pekerjaan yang lain Pak?

D : Buruh menjalankan traktor

R : Bahan bakar apa yang bapak gunakan untuk memasak?

D : Kayu dan minyak

R : Darimana bapak mengambil air

D : Sumur

R : Apa pendidikan terakhir Bapak?

D : SD saja Mbak, yang penting bisa membaca

R : Kalau Bapak sakit, biasanya periksa kemana Pak?

D : Puskesmas saja, baru kalau parah ke rumah sakit besar

R : Seberapa mahal berobat di puskesmas pak?

D : Kalau hanya flu dan sakit kepala kira-kira Rp.10.000

R : Seberapa sering Bapak membeli pakaian?

D : Setahun sekali juga tidak mesti, yang penting cukup makan

R : Kalau begitu terimakasi atas waktunya, saya mohon ijin

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

118

Nama responden : Bapak Mangku

Alamat : Desa Tunggalroso

Waktu : 8 Maret 2007

Bapak Mangku adalah seorang petani yang hanya bekerja ketika musim

tanam dan panen saja. Beliau tinggal bersama istri dan dua orang cucunya karena

orang tuanya berada di Jakarta.

R : Selamat sore Pak, baru pulang dari sawah?

M : Ya, sawah orang kok Mbak

R : Apa yang dikerjakan Pak?

M : Masih musimnya matun

R : Seharinya berapa Pak?

M : Rp. 10.000 dengan makan dua kali sehari

R : Kalau pekerjaan yang lain Pak?

M : Buruh di pasar

R : Bahan bakar apa yang bapak gunakan untuk memasak?

M : Minyak

R : Darimana bapak mengambil air

M : Sumur

R : Apa pendidikan terakhir Bapak?

M : SD saja Mbak, yang penting bisa membaca

R : Kalau Bapak sakit, biasanya periksa kemana Pak?

M : Seberapa sering Bapak mengkonsumsi daging?

R : Ya kalau kondangan saja, kalau ada ya untuk cucu saya

M : Ibu kerja dimana Pak?

M : Di rumah saja menjaga cucu

R : Kalau begitu terimakasih atas waktunya, saya mohon ijin

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

119

Nama responden : Bapak pudjo Wiyoto/penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 10 Maret 2007

Bapak pudjo Wiyoto tidak lagi dapat menjalankan tugasnya

sebagai pedagang dawet akibat kecelakaan yang membuat kakinya cidera. Dengan

demikian seluruh kebutuhan keluarga ini ditopang oleh istrinya.

R : Selamat siang Pak, masih istirahat ya Pak, boleh mengganggu sebentar?

D : Ya

R : Selama ini Bapak bekerja di mana?

D : Saya itu menggarap sawah orang Mbak, besok kalau panen saya dapat

sebagian

R : Sawahnya seberapa luas?

D : 10 ubin saja

R : Kalau pekerjaan yang lain Pak?

D : Buruh menjalankan traktor

R : Bahan bakar apa yang bapak gunakan untuk memasak?

D : Kayu dan minyak

R : Darimana bapak mengambil air

D : Sumur

R : Apa pendidikan terakhir Bapak?

D : SD saja Mbak, yang penting bisa membaca

R : Kalau Bapak sakit, biasanya periksa kemana Pak?

D : Puskesmas saja, baru kalau parah ke rumah sakit besar

R : Seberapa mahal berobat di puskesmas pak?

D : Kalau hanya flu dan sakit kepala kira-kira Rp.10.000

R : Seberapa sering Bapak membeli pakaian?

D : Setahun sekali juga tidak mesti, yang penting cukup makan

R : Kalau begitu terimakasi atas waktunya, saya mohon ijin

atas waktunya

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

120

Nama responden : Bapak Lasiman /penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 10 Maret 2007

R : Selamat malam Pak, maaf mengganggu sebentar

L : Tidak kok Mbak

R : kedatangan saya kesini untuk meminta kesediaan Bapak menjadi

responden saya

L : Ya saya tidak keberatan, mau yanya apa?

R : Apa pekerjaan Bapak?

L : Saya tukang las Mbak, kios saya di pasar

R : Kios sendiri atau sewa?

L : Sewa

R : Apa Bapak mendapat BLT?

L : Iya Mbak

R : Apakah Bapak cukup terbantu dengan adanya program BLT?

L : Jelas mbak, bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tapi sayangnya

sudah selesai

R : Apakah Bapak mengharapkan program seperti ini lagi?

L : Iya Mbak, syukur lebih banyak dan tunai

R : Apa yang kemarin belum bisa untuk membangun usaha

L : Wah ya belum Mbak, sekarang semuanya mahal

R : Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu Pak, terimakasih

Nama responden : Bapak Nuryanto /penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 10 Maret 2007

R : Selamat malam Pak, maaf mengganggu sebentar

N : Tidak kok Mbak

R : Kedatangan saya kesini untuk meminta kesediaan Bapak menjadi

responden saya

N : Ya saya tidak keberatan, mau yanya apa?

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

121

R : Bagaimana tanggapan Bapak mengenai program BLT?

N : Saya setuju sekali Mbak, BLT sangat membantu saya memenuhi

kebutuhan

R : Apa sumber utama pendapatan Bapak?

N : Yang utama tani, kalau pas tidak musim ke sawah saya mancing

R : Kira-kira dalam sebulan pendapatannya berapa?

N : Tidak pasti, kalau buruh sehari Rp.10.000, kalau mancing paling sedikit

Rp.6000

R : Bahan bakar apa yang Bapak gunakan untuk memasak?

N : Minyak

R : Sejak kapan Bapak menggunakan listrik?

N : Tahun 1992

R : Sumber air bapak berasal dari mana?

N : Sumur

R :Apakah di desa ini terdapat fasilitas buang air besar umum?

N : Tidak Mbak, semua punya sendiri, meskipun hanya dari sumur

R : Terimakasih atas waktunya, saya permisi

Nama responden : Bapak Sarjono /penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 11 Maret 2007

R : Selamat siang Pak, maaf mengganggu sebentar

S : Ya mari masuk

R : Sebelumnya saya memperkenalkan diri dulu, saya Retno dari Kabekelan,

maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta kesediaan bapak

untuk menjadi responden dalam penelitian saya tentang BLT

S : Ya, mau tanya apa Mbak?

R : Apa pekerjaan Bapak sehari-hari?

S : Pemotong kayu glondongan dan ikut ngangkut

R : Per harinya berapa Pak?

S : Tergantung banyak atau tidak Mbak, kalau sedang sepi ya Rp.15.000

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

122

R : Siapa yang mendata Bapak untuk menjadi penerima BLT ?

S : RT

R : Dimana Bapak mencairkan?

S : Kantor Pos

R : Apakah rumah ini milik sendiri?

S : Ya Mbak warisan dari mertua saya

R : Apakah ada sumur dan kamar mandi?

S : Ada

R : Seberapa sering Bapak membeli baju baru?

S : setahun sekali kalau lebaran

R : Terimakasih informasinya Pak, saya permisi

Nama responden : Bapak Sudarman /penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 11 Maret 2007

R : Permisi Pak maaf mengganggu

S : Tidak kok, mari mbak

R : Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta kesediaan bapak

untuk menjadi responden dari penelitian saya

S : Ya

R : Apakah menurut Bapak penyaluran BLT sudah transparan?

S : Transparan gimana Mbak?

R : Tidak ada yang ditutup-tutupi dari proses penyaluran dana untuk

penerima BLT

S : Menurut saya untuk pencairan dana memang sudah transparan dan jujur,

buktinya uang yang kami terima utuh

R : Bagaimana prosesnya kok Bapak bisa menjadi salah satu penerima BLT?

S : Dulunya itu di data Mbak?

R : Siapa yang mendata?

S : Ketua RT

R : Apakah Ketua RT juga mengunjungi rumah Bapak?

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

123

S : Iya, untuk mengantarkan kartu

R : Terimakasih Pak

Nama responden : Bapak Purwanto M/penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 11 Maret 2007

R : Maaf Pak mengganggu, saya mau meminta kesediaan bapak untuk

menjadi responden saya tentang BLT

P : Ya,

R : Dulu dimana Bapak mencairkan dana BLT?

P : Di Kantor Pos

R : Siapa yang menangani?

P : Petugas kantor pos

R : Apa ada yang mengawasi?

P : Ada petugas kecamatan dan kabupaten

R : Apakah disediakan tempat yang layak?

P : diduatkan tenda dan disediakan kursi

R : Apa ada ornamen lain?

P : Ada spanduk yang tulisannya”DANA BLT HANYA UNTUK ORANG

MISKIN’

R : Berapa Bapak menerima dana BLT?

P : Rp.300.000

R : Terimakasih atas informasinya

Nama responden : Bapak Kandar Ismadi /penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 14 Maret 2007

R : Maaf Pak mengganggu, saya mau meminta kesediaan bapak untuk

menjadi responden saya tentang BLT

K : Ya,

R : Apakah ada sosialisasi mengenai BLT?

Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

124

K : Tidak ada

R : Kalau pengumunman lain?

K : Tentang jadwal pengambilan dan caranya

R : Siapa yang mengumumkan?

K : Petugas kecamatan

R : Adakah pengumuman tertulis?

K : Ada, ditempel di papan pengumuman desa

R : Apakah Bapak merasa sudah jelas?

K : Jelas

R : Apakah pernah terjadi keterlambatan dalam pencairan dana?

K : Tidak

R : Terimakasih atas informasinya

Nama responden : Bapak Budi Prasetyo /penerima BLT

Alamat : Desa Prembun

Waktu : 14 Maret 2007

R : Permisi Pak maaf mengganggu

B : Tidak kok, mari mbak

R : Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk meminta kesediaan bapak

untuk menjadi responden dari penelitian saya

B : Ya

R : Apakah menurut BLT sangat bermanfaat?

B : Ya Mbak, sangat membantu mencukupi kebutuhan yang naik

R : Apakah petugas yang mengurusi BLT sudah berjalan dengan baik?

B : Mungkin untuk pendataannya lebih terbuka sehingga masyarakat tahu

syaratnya

R : Apa harapan Bapak jika ada program seperti ini lagi?

B : Saya mengharap agar keluarga yang sudah mapan menyadari

kemampuannya sehingga dananya bia untuk yang lain

R : Terimakasih

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

125

Nama responden : Bapak Heru Sasmito/Petugas Dinas Kesejahteraan masyarakat

Tempat : Kantor Bupati Kebumen

Waktu : 15 Maret 2007

R : Selamat pagi Pak….maaf mengganggu

H : Ya, ada kepentingan apa?

R : Saya Retno, kedatangan saya kesini adalah untuk mencari informasi

berkaitan dengan program BLT, sebagai pengantar ini surat dari

Bappeda

H : Mengenai hal-hal tekhnis anda bisa ke perpustakaan di BPS kabupaten,

nanti saya buatkan pengantarnya, silahkan anda bertanya hal lain saja

R : Bagaimana mekanisme pembentukan pengurus BLT?

H : Dari kabupaten dibentuk KSK kemudian KSK menunjuk BPS

Kabupaten sebagai rekannya. Pemilihan pencacah diserahkan ke daerah

masing-masing

R : Apakah terlibat langsung dalam rekruitmen?

H : Tidak, semua diserahkan ke wilayahnya karena mereka lebih tahu, kita

hanya menerima datanya

R : Bagaimana dengan pendistribusian KKB?

H : Kami berkoordinasi dengan kantor pos untuk mencetak dan diberikan

kepada KSK

R : Bagaimana dengan pencairan dana?

H : Dari pusat langsung di transfer ke kantor pos

R : Terimakasih atas waktunya saya mohon dri

H : Ya sama-sama, saya buatkan surat pengantar dulu

Nama responden : Ibu Endang Sukarti/Petugas Dinas Kesejahteraan masyarakat

Tempat : Kantor Bupati Kebumen

Waktu : 15 Maret 2007

R : Selamat pagi bu, maaf mengganggu

E : Ya silahkan duduk,ada perlu apa?

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

126

R : Saya Retno, kedatangan saya kesini adalah untuk mencari informasi

berkaitan dengan program BLT, sebagai pengantar ini surat dari

Bappeda

E : Ya, tadi kan sudah bertanya pad apak Heru, jadi saya melengkapi saja

R : Ya bu, apakah petugas dari kabupaten turun langsung dalalm

pengawasan?

E : Iya, dari sini mengirimkan satu orang untuk satu kecamatan dan bertugas

mengontrol kondisi tempat tinggal penerima BLT

R : Apa ada kegiatan lain seperti wawancara?

E : Ya hanya bertanya sekilas saja tentang manfaat BLT, pengawasan yang

lebih intensif adalah pada saat pencairan dana untuk meminimalisir

kekacauan

R : Lalu bagaimana dengan mekanisme evaluasinya?

E : Sejauh ini belum pernah diadakan evaluasi secara menyeluruh, kita hanya

memeriksa laporan dari tiap wilayah mengenai jumlah penerima BLT

R : terimakasih atas waktunya, saya mohon pamit

Nama responden : Ibu Umi Purwanningsih /Petugas KSK

Tempat : Kantor Kecamatan Prembun

Waktu : 16 Maret 2007

R : Selamat Pagi Bu

U : Pagi Mbak

R : Begini Bu, kedatangan saya kesini adalah untuk meneruskan penelitian

saya. Dulu ketika saya menyusun proposal sudah kesini, sekarang saya

akan melakukan penelitian disini, ini surat ijinnya.

U : Ya tanya saja

R : Apakah setiap rumah tangga penerima BLT diberi kartu identitas berupa

KKB?

U : Tentu saja, KKB berisi 4 kupon sebagai bukti pengambilan dana

R : Siapakah yang mencetak KKB?

U : Kantor pos pusat

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

127

R : Bagaimana pihak kecamatan melakukan sosialisasi jadwal BLT kepada

masyarakat?

U : Sosialisasi dilakukan secara tertulis dan lisan. Yang tertulis diserahkan

ke kelurahan untuk ditempel dan yang secara lisan disampaikan oleh RT

masing-masing

R : Apakah kantor pos melakukan koordinasi dengan kecamatan?

U : Iya, baik dalam hal keamanan maupun tekhnis pencairan dana

R : Apakah ada pihak yang mengawasi saat pencairan BLT?

U : Ada, dari kecamatan juga dari kabupaten

R : Terimakasih atas informasinya Bu, saya mohon diri dulu

Nama responden : Bapak Bambang Santoso /Petugas KSK

Tempat : Kantor kecamatan

Waktu : 16 Maret 2007

R : Selamat pagi Pak, saya Retno maksud kedatangan saya kesini adalah

untuk memohon kesediaan Bapak untuk menjadi responden dalam

penelitian saya tentang pelaksanaan BLT

B : Ya,

R : Sebagai apakah kedudukan Bapak dalam pelaksanaan BLT?

B : Saya ditujuk sebagai KSK

R : Apa tugas Bapak?

B : Saya bertanggungjawab terhadap perekrutan pencacah dan koordinasi

pelaksanaan BLT di wilayah in

R : Lalu apakah Bapak melakukan pengawasan pada saat rekruitmen?

B : Ya

R : Bagaimana?

B : Dengan berkeliling ke tiap rumah penerima BLT

R : Kapan?

B : Setelah pencairan pertama, seharusnya ketika pencacahan tapi tidak ada

waktu karena harus mengikuti diklat di kabupaten tentang tekhnis

pencairan dana

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

128

R : Apakah setiap pencairan dibuat laporan?

B : Secara tertulis berupa jumlah penerima dan keterangan kondisi pencairan

R : Kepada siapakah Bapak melaporkan hasil pengawasan tersebut?

B : Kepada BPS Kabupaten

R : Apakah ada evaluasi terhadap pelaksanaan BLT?

B : Sejauh ini tidak ada

R : Terimakasih atas bantuannya saya mohon diri

Nama responden : Bapak Sudarmadji / BPS kecamatan

Tempat : Kantor Kecamatan

Waktu : 16 Maret 2007

R : Selamat pagi Pak, saya Retno maksud kedatangan saya kesini adalah

untuk memohon kesediaan Bapak untuk menjadi responden dalam

penelitian saya tentang pelaksanaan BLT

S : Ya,

R : Apa tugas Bapak berkenaan dengan pelaksanan BLT?

S : Saya menyiapkan data penerima BLT, mendistribusikan formulir dan

KKB ke pencacah

R : Data tersebut digunakan untuk apa?

S : Untuk arsip kecamatan kalau ada pemeriksaan dan untuk laporan ke

kabupaten

R : Apakah pernah diperiksa?

S : Ya

R : Seberapa sering?

S : Setiap akan dilakukan pencairan dana

R : Apakah pernah terjadi kesalahan?

S : Tidak

R : Terimakasih atas waktunya

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

129

Nama responden : Bapak Anwar M /Petugas BPS kabupaten

Tempat : Kantor

Waktu : 21 Maret 2007

R : Selamat pagi Pak, saya Retno maksud kedatangan saya kesini adalah

untuk memohon kesediaan Bapak untuk menjadi responden dalam

penelitian saya tentang pelaksanaan BLT

A : Ya,

R : Apa tugas Bapak dalam pelaksanaan BLT?

A : Saya bertanggungjawab untuk melakukan pendatan rumah tangga miskin

R : Caranya?

A : Merekrut KSK dan PKSK kemudian mendelegasikan tugas pencacahan

ke wilayah masing-masing

R : Lalu apakah Bapak melakukan pengawasan pada saat rekruitmen?

A : Ya

R : Bagaimana?

A : Dengan memeriksa data penerima BLT dan mencocokkan dengan data

rumahtangga miskin

R : Apakah ada pemeriksaan setelah pencairan?

A : Tidak ada pemeriksaan secara khusus, hanya berupa data tertulis saja

R : Apakah setiap pencairan dibuat laporan?

A : Ya

R : Isinya tentang?

A : unlah penerima BLT dan jumlah Kantor Pos

R : Apakah ada evaluasi terhadap pelaksanaan BLT?

A : Sejauh ini tidak ada

R : Terimakasih atas bantuannya saya mohon diri

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

130

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

131

Foto 1 Lantai Rumah Penerima BLT Terbuat dari Semen Kasar

Foto 2 Seng Sebagai Dinding Rumah

Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

132

Foto 3 Kamar Mandi Umum

Foto 4 Kondisi Rumah Tinggal Penerima BLT

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

133

Foto 5

Penggunaan Kayu Sebagai Bahan Bakar

Foto 6 Anyaman Bambu Sebagai Dinding Rumah

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN ...repository.usd.ac.id/21179/2/031324008_Full.pdfDalam rangka mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), pada 1 Oktober 2005 pemerintah Indonesia

134

Foto 7

Dapur Penerima BLT