Upload
dahlia-tambajong
View
222
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
A. Latar Belakang
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat
dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan.1
Penilaian Dalam Bidang Pengajaran adalah merupakan salah satu peranan
penting usaha penilaian pendidikan ialah untuk mengarahkan pengambilan
keputusan yang berkenaan dengan apa yang harus diajarkan atau apa yang harus
dipelajari dan dipraktekan oleh para mahasiswa, baik mahasiswa secara
perorangan, kelompok-kelompok kecil, ataupun keseluruhan kelas. Penilaian
Tentang Hasil Belajar yang berkenaan dengan hasil belajar, hasil penilaian
pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan mahasiswa atas
berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan, melainkan juga untuk
memberikan gambaran tentang pencapaian program-program perguruan tinggi
secara lebih menyeluruh.penilaian dalam rangka diagnosis dan usaha perbaikan.
Kesulitan belajar mahasiswa perlu dicari sebab-sebabnya dan ditanggulangi
melalui usaha-usaha perbaikan. Kesulitan mahasiswa ini sebab-sebabnya dapat
terletak pada kurang dikuasainya secara mantap isi pelajaran tertentu dan dengan
demikian usaha perbaikannya berkisar pada pemantapan isi pelajaran itu,
sehingga penilaian berkaitan dengan penempatan sekelompok mahasiswa yang
sering dijumpai perbedaan yang cukup tajam, hal ini kemampuan mereka
memiliki bakat dan keahlian dalam bidang tertentu. sehingga keadaan seperti itu
pengajaran ataupun pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa tersebut tidak
seyogyanya diberikan secara sama rata kepada semua mahasiswa sesuai minat
dan bakat dari masing-masing siswa.
1 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 34
1
Penilaian berkaitan dengan Seleksi bertujuan untuk memilih orang-orang yang
diharapkan akan mampu memanfaatkan sebesar-besarnya segenap kemudahan
(fasilitas) yang tersedia pada lembaga yang akan dimasuki. Dari segi praktis,
seleksi biasanya dihubungkan dengan jumlah tempat yang tersedia kaitannya
dengan jumlah calon yang mendaftar untuk mengisi tempat itu, sedangkan ideal
seleksi dihubungkan dengan mutu lulusan yang diharapkan penilaian berkenaan
dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
Salah satu kegunaan hasil evaluai penilaian pendidikan ialah untuk menguji
isi kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, penilaian yang berkaitan dengan
kelembagaan. Sering terdengar adanya penilaian, bahwa lembaga pendidikan
tidak se-produktif lembaga pendidikan yang lain dan untuk mengetahui
memahami peranan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di perguruan
tinggi, maka dapat dikatahui adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan
perbaikan-perbaikan untuk kemajuan pendidikan perguruan tinggi.
B. Pembahasan
1. Pengertian dan Manfaat Evaluasi Pembelajaran
a) Pengertian
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan evaluasi? Banyak
literatur yang memberikan pengertian tentang evaluasi ini. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI,
1996:272). Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah
proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut
menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama
konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering
didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya
bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif,
pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes
hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda,
2
ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal
senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006).
Selain istilah evaluasi, terdapat juga istilah penilaian, pengukuran,
dan tes. Sebenarnya, apakah ketiga istilah ini mengandung pengertian
yang sama? Jawabannya tentu saja tidak. Pengukuran adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengukur sesuatu, misalnya suhu badan dengan
ukuran berupa termometer hasilnya 360 celcius, 380 celcius, 390 dst. Dari
contoh tersebut dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai adalah mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada
ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh. Jadi penilaian
sifatnya kualitatif. Dalam contoh di atas, seseorang yang suhu badannya
adalah 360 celcius termasuk orang yang normal kesehatannya. Contoh lain
yang dapat dosbeutkan di sini adalah ketika dikatakan bahwa berat
seseorang adalah 140 kg, 140 kg adalah hasil pengukuran. Akan tetapi,
ketika hasil 140 kg sangat berat, kata sangat berat adalah penilaian. Apa
yang mmbedakan dengan evaluasi. Yang membedakannya adalah bahwa
evaluasi mencakup aspek kualitatif adan aspek kuanitatif. Dengan
demikian, berdasarkan pengertian yang telah dikemukan di atas dapat
disimpulkan bahwa evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk
mendiagnosis kegiatan belajar dan pembelajaran.2
Term evaluasi dalam wacana keislaman tidak ditemukan padanan
yang pasti, tetapi terdapat term-term tertentu yang mengarah kepada
makna evaluasi. Term-term tersebut adalah sebagai berikut:
a) Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung, dan
menganggap. (Al-Baqarah: 284)
b) Al-Bala’, memiliki makna cobaan, ujian. (Q.S. Al-Mulk: 2)
c) Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis. (An-Naml: 78)2 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 36
3
d) Al-Qadha, memiliki arti putusan. (Q.S. Thaha: 72)
e) Al-Nazhr, memiliki makna melihat. (An-Naml: 27)
f) Al-Imtihan, memiliki arti ujian.
b) Manfaat
Dalam dunia pendidikan kususnya dunia persekolahan, evaluasi
mempunyai manfaat di tinjau dari berbagai segi:3
a) Manfaatnya Bagi Siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengtahui
sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada
dua kemungkinan:
1) Memuaskan
jika siswa memperoleh hasila yang memuaskan tentu
kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain.
Akibatnya, siswa akan mempunyai motifasi yang cukup besar
untuk belajar lebih giat untuk mendapat hasil yang lebih
memuskan lagi.
2) Tidak memuaskan
jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia
akan berusaha agar keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia
lalu belajar giat namun demikian keadaan sebaliknya akan
terjadi.4
b) Manfaat Bagi Guru
1) Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru dapat mengetahui
siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya
karena sudah berhasil menguasai bahan, dan mengetahui siswa
yang belum berhasil menguasai bahan.
3 Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. Hal 544 Ibid hal55
4
2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah
tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan
untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang
3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah
tepat atau belum.5
c) Manfaat Bagi Sekolah
1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan dikatahia
bagaimana hasil balajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula
apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah
sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan
cermin kualitas suatu sekolah.
2) Informasi dari guru tentang tepat tidak nya kurikulum untuk
sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun
dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang
dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum.
Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-angka yang
diperoleh siswa.6
2. Proses Evaluasi Hasil Belajar
Sering kali dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) itu aspek efaluasi hasil
belajar ini di abaikan.Hal ini berarti bahwa guru,terlalu memerhatikan saat
yang bersangkutan memberikan pelajaran saja.Perhatian penuh pada proses
pembelajaran berjalan baikseringkali membuat guru melupakan cara
merancang evaluasi hasil belajar.Efeknya, guru tersebut membuat soal ujian
menjadi seadanya atau ingatnya saja,tanpa harus memenuhi kriteria
pembuatan soal ujian yang baik dan benar.Parameter yang paling mudah
5 Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. Hal 546 Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999. Hal 44
5
untuk mengukurnya adalah jika anda mampu menjawab pertanyaan berikut
ini:7
1. Apakah soal ujian tersebutsudah sesuai dengan sasaran belajar (sasbel).
2. Apakah memperhatikan aspek kognitif,efektif,dan psikomotorik.
Berdasarkan hal tersebut maka ketika anda membuat soal ujian atau
evaluasi hasil belajar, anda perlu memerhatikan hal – hal berikut ini :
a) Memberikan ukuran yang dipakai, seperti cara mengukur, menilai, dan
mengevaluasi sebagai kata – kata kunci yang sering di gunakan dalam
diskusi materi Evaluasi Hasil Belajar.
b) Mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman
tentang hal –hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu
ujian, apakah sekedar memberi nilai untuk menentukan lulus tidaknya
mahasiswa atau siswa dari ujian tersebut ataukah ada tujuan – tujuan lain
yang ingin dicapai melalui ujian tersebut.
c) Melaksanakan standar penilaian ujian.
d) Merancang soal – soal ujian dalam suatu stuktur soal sedemikian rupa
sehingga jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan
pencapaian sasaran belajar yang telah ditetapkan dalam Rancangan
Kegiatan Belajar Mengajar (RKBM).
e) Mengingat derajat kesukaraan soal dapat berbeda satu dengan lainnya,
masing – masing soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya
dengan sasaran belajar.
f) Sesudah proses membuat, menstukturkan, dan menentukan bobot soal
maka soal – soal tersebut dapatlah disajikan melalui uijan.Setelah itu
dilakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian.
g) Langkah terakhir adalah pengambilan keputusan atas Hasil Evaluasi
Ujian.8
7 Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999. Hal 46
6
Memerhatikan alur pikir tersebut maka aktifitas yang
dilaksanakanadalah mendiskusikan materi bahasan secara urut, sejak, dan
persiapan sebelum ujian sampai pengambilan keputusan sesudah
ujian.Pekerjaan tersebut berturut – turut dalam pokok pembahasan di lakukan
kegiatan sebagai berikut :
a) Mengukur, menilai, dan mengevaluasi.
b) Menetapkan fungsi penilaian.
c) Merancang soal bermutu.
- Kriteria soal bermutu.
- Struktur soal.
- Bobot soal.
d) Melakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian.
e) Melakukan pengambilan keputusan.9
3. Pengukuran,Penilaian, Dan Pengevaluasian Hasil Belajar
a) Proses mengukur dengan menggunakan alat ukur yang sama ini
dinamakan pengukuran.Maka, mengukur adalah membandingkan sesuatu
dengan ukuran tertentu dan bersilat kuantitatif.
b) Proses memilih adalah proses menilai.menilai adalah mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif.
c) Mengevaluasi adalah proses dalam mengukur dan memulai.
d) Evaluasi hasil belajar merupakan proses yang di mulai untuk menentukan
objek yang diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran,
mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus
tidaknya mahasiswa, efektif tidaknya guru mengajar ataupun baik
8 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 56
9 Ibid hal 57
7
buruknya interaksi antara guru dan mahasiswa dalam proses belajar
mengajar.10
4. Fungsi Ujian Sebagai Instumen Evaluasi
Ujian mempunyai tiga fungsi yaitu :
a) Fungsi mengukur.
b) Fungsi menilai.
c) Fungsi mengevaluasi.
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut memenuhi dua hal :
a) Menguji apa yang hendak diuji dan rancangan ujian harus relevan dengan
fungsi evaluasi mana yang diinginkan.
b) .terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik.11
5. Struktur Soal Ujian
Dalam menbuat struktur soal,maka perlu membuat kisi – kisi spesifikasi
soal dengan absis adalah tingkat dua kemampuan kognitif dan ordinatnya
adalah seluruh pokok dan kuliah.Resultan dari absis dan ordinat itu akan
menunjukkan berapa jumlah soal yang harus dibuat dalam satu pokok bahasan
tertentu untuk satu tingkat kemampuan belajar.
6. Kriteria Evaluasi
Untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan individual mahasiswa,
dibutuhkan beberapa syarat :12
a) Soal ujian harus dibuat secara spesifik.
b) Penilaian di lakukan secara dikotomi yang berarti bahwa bobot yang
diberikan sebagai penghargaan kepada mahasiswa untuk setiap soal yang
dikerjakannya harus ekstrem mendekati atau ekstem menjauhi bobot soal
yang ditetapkan.
10 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 45
11 Sukardi, Muhammad. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya. Jakarta. Bumi Aksara.hal 91
12 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/
8
Penilaian dimaksud agar para guru dapat menilai beberapa hal :13
a) Membedakan secara jelas mahasiswa yang lulus dan mahasiswa yang
tidak.
b) Mengurangi daerah ketidakpastian.
Hasil penilaian ini bukan bermaksud untuk menentukan kelulusan
seorang mahasiswa melainkan menjadi masukkan bagi guru sendiri dalam
memperbaiki proses belajar mengajarnya,ataupun masukkan bagi pengambil
keputusan di tingkat jurusan ataupun fakultas untuk memperbaiki “ peraturan
dan kebijaksanaan ” lainnya.
Pengambilan keputusan harus di dasari pada satu acuan yang
jelas.Tanpa adanya acuan yang jelas maka suatu keputusan akan berubah sifat
menjadi “ kebijaksanaan ” yang tidak selalu bijaksana.
Ada dua acuan yang digunakan sabagai penilaian dalam pengambilan
keputusan :
a) Penilaian acuan patokan (PAP) (criterion reference).
b) Penilaian acuan norma (PAN) (norm reference).
Penilaian acuan patokan (PAP) tepat jika digunakan untuk menilai
mahasiswa secara individual dan memberi peluang lulus hanya bagi mereka
yang belajar efektif atau memang pintar.Disisi lain, penilaian acuan norma
(PAN) merupakan cara pengambilan keputusan dengan menggunakan norma
kelas atau norma kelompok sebagai acuan.Norma kelas atau kelompok
merupakan standar kelulusan.Norma ini tidak ditentukan sebelum ujian
terselenggara,tetapi justru sesudah ujian diadakan.Dari nilai hasil ujian
tersebut akan di dapatkan suatu kurva normal dengan rata –rata sebagai nilai
rata – rata kelas ditetapkan sebagai norma kelulusan.
Dengan PAN, jumlah kelulusan menjadi tinggi karena hasil tidak
terikat pada nilai baku yang ditentukan lebih dahulu,tetapi standar mutu
pendidikan dapat terkorbankan.
13 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/
9
Oleh karenannya, PAN sulit digunakan untuk mengevaluasi standar
mutu pendidikan.Selain itu, PAN juga kurang dapat memotivasi mahasiswa
untuk berpacu meraih prestasi tinggi, sebaliknya mahasiswa “ kurang pandai ”
atau “ sedang – sedang ”(yang biasanya jumlahnya besar) dapat memaksa
mahasiswa “ pandai ” ( yang biasanya jumlahnya kecil) untuk tidak mencoba
meraih angka tinggi sebab angka tinggi itu akan menaikan rata – rata (mean)
sehingga banyak mahasiswa yang tidak lulus.Dengan kelemahannya itu PAN
bukannya tidak bermanfaat sebagai acuan pengambilan keputusan, tetapi
penggunannya lebih tepat sebagai alat diagnostik ataupun dalam melakukan
seleksi mahasiswa karena lebih tepat menggambarkan kemampuan umum
mahasiswa dibandingkan PAP.14
7. Beberapa Konsep Yang Berkaitan Dengan Evaluasi
a) Validitas Instrumen
Hakikat validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat
mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat
tersebut.Pengertian validitas seperti yang dikutip dalam “ Buku
Encyclopedia of Educational Evaluation ” yang dikarang oleh Scarvia B.
Anderson dan kawan – kawan mengemukakan bahwa sebuah tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur.Dalam bahasa Indonesia valid disebut dengan istilah sahih.
Penentuan sahih atau tidaknya suatu alat instrumen bukan ditentukan oleh
instrumen itu sendiri, melainkan ditentukan dari hasil pengetahuan atau
skor yang diperoleh dari alat instrumen itu.15
Validitas bisa terbagi menjadi validitas logis dan validitas
empiris.Masing – masing validitas tersebut terbagi lagi sebagaimana
berikut :
14 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/15 http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default
10
1. Validitas logis terdiri atas :
1) Validitas isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes
tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan.Mengingat materi yang
diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga
disebut validitas kulikuler.
2) Validitas konstruksi (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila
butir – butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional
Khusus.Dengan kata lain, validitas konstruksi terpenuhi jika butir
– butir soal yang digunakan untuk mengukur aspek berpikir
tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan
instruksional.
2. Validitas empiris terdiri atas :
1) Validitas “ ada sekarang ” (concurrent validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas
empiris.Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika
hasilnya sesuai dengan pengalaman.
2) Validitas prediksi (predictive validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas
ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Ruang lingkup bahasan dari validitas tes meliputi beberapa hal :16
a. Macam validitas.
b. Cara menentukan validitas tes.
c. Validitas butir atau validitas item.16 http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default
11
d. Aplikasi penerangan rumus – rumus para ahli dalam menentukan
validitas suatu tes.
Fungsi validitas instrimen adalah untuk menentukan kesahihan
instrumen sehingga jika instrumen tersebut digunakan untuk
mengumpulkan data atau digunakan untuk mengukur kemampuan
seseorang tidak diragukan lagi hasil yang diperoleh dari instrumen
tersebut.
b) Reliabilitas instrumen
Hakikat reliabilitas instrumen berhubungan dengan masalah
kepercayaan.Maksudnya suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika instrumrn tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap.Pengertian reliabilitas instrumen juga berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil instrumen.Jika hasilnya berubah –ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.Dalam kaitan ini
Anderson dkk menyatakan bahwa persyaratan bagi tes adalah validitas dan
reliabilitas soal.Meskipun keduanya diperlukan, tetapi validitas lebih
penting daripada reliabilitas.17 Dengan demikian, reliabilitas instrumen
dalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apasaja yang
diukurnya.
Ruang lingkup reliabilitas meliputi beberapa hal :
1. Pengertian.
2. Hal – hal yang berhubungan dengan jenis tes yang dapat
direliabilitas.
3. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee).
17 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 59
12
4. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes atau faktor
penyelenggaraan tes yang bersifat administratif biasanya sangat
menentukan hasil tes.
Jenis –jenis reliabilitas instrumen :
1. Jenis paralel (equivalent)
Jenis paralel yaitu dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukara dan susunan, tetapi butir – butir soalnya berbeda.
2. Jenis tes ulang (test retest method)
Jenis ini dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri
tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya
memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali.
3. Jenis belah dua atau split – half method
Menggunakan jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes
dan dicobakan satu kali.
Fungsi reliabilitas instrumen terdiri atas lima hal :
a. Reliabilitas instrumen sebagian merupakan fungsi dari
panjangnya instrumen.
b. Reliabilitas sebagian merupakan fungsi dari heterogenitas
kelompok.
c. Reliabilitas suatu tes sebagian merupakan fungsi dari
kemampuan individu yang mengerjakan tes tersebut.
d. Reliabilitas untuk sebagian.
e. Reliabilitas yang baik.
8. Teknik-Teknik Evaluasi
a) Teknik-Teknik untuk Menilai Pengetahuan
13
Evaluasi akhir pengajaran terhadap ketercapaian tujuan-tujuan aspek
pengetahuan (knowledge) perlu dilakukan secara terpisah. Untuk menguji
pengetahuan dapat digunakan pengujian sebagai berikut.18
a. Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan
berganda, yang menuntut siswa agar dapat melakukan identifikasi
tentang fakta, defenisi, dan contoh-contoh yang betul (correct
b. Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya, dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung
untuk mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik.
c. Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension) Caranya, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut identifikasi
terhadap pernyataan-pernyataan yang betul dan yang keliru, konklusi,
atau klasifikasi, dengan daftar pertanyaan matcing (menjodohkan)
yang berkenaan dengan konsep, contoh, aturan, penerapan, langkah-
langkah dan urutan dengan pertanyaan bentuk essay (open ended)
yang menghendaki uraian, perumusan kemnbali dengan kata-kata
sendiri dan contoh-contoh.
b) Teknik Evaluasi Akhir Pengajaran
Teknik-teknik evaluasi dilaksanakan pada akhir pengajaran yang
mencakup evaluasi terhadap perilaku keterampilan (skilled performance)
dan evaluasi terhadap aspek pengetahuan (knowledge). Perilaku
keterampilan meliputi keterampilan kognitif, afektif, psikomotorik,
reaktif, serta interaktif. Pengetahuan meliputi aspek-aspek pengenalan
(recognition), ingatan (recall), dan pemahaman (comprehension).
9. Macam- macam Metode Evaluasi pembelajaran
1. Formatif
18 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 58
14
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan
sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama
proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru
memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the
strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose
of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh
siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut.
Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student
progress over period of time. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa
dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan
dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang
akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan, dirumuskan
dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan
dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang
wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan
kemampuan yang dimiliki siswa.
Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil
evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan
siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-
tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa
yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus
yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu
pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan
15
melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki
kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan
yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
2. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok
bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik
telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel
mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir
suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit
pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai
pembahasan suatu bidang studi.
3. Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada
siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik
dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama
proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap
calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang
harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk
mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai
dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa
tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi
diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh
materi yang telah dipelajarinya.19
19 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta.
2001 hal 61
16
10. Penilaian Program Dan Perbaikan Pembelajaran
1. Prosedur Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang di rencanakan
menggunakan 3 Siklus, dimana Siklus I (pertama), Siklus II (kedua), dan
Siklus III (ketiga) akan membahas KD kemampuan memahami cara
tumbuhan hijau membuat makanan dan mengidentifikasi cara tumbuhan
hijau membuat makanan, selama 3 X pertemuan.
Selama melakukan kegiatan perbaikan ini setiap akhir pertemuan akan
diadakan tes, yang hasilnya akan digunakan untuk mengukur seberapa
besar hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran
secara rinci, hasil pelaksanaan kegiatan Perbaikan Pembelajaran ini akan
diuraikan sesuai dengan urutan Siklus yang telah direncanakan.
2. Hasil Perbaikan20
a. Siklus I (pertama)
1) Perencanaan
Identifikasi masalah dan penerapan alternative pemecahan
masalah.
Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan
pembelajaran yaitu :
- Kompetensi Dasar kemampuan memahami cara tumbuhan
hijau membuat makanan dan mengidentifikasi cara
tumbuhan hijau membuat makanan.
Melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru
teman sejawat tentang akan diadakan pelaksanaan Perbaikan
pembelajaran.
Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berpariasi.
20 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran,
Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 49
17
Mempersipakan sumber, bahan, dan alat bantu yang
diperlukan.
Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan bahan evaluasi.
Pengembangan program tindakan I (pertama).21
2) Tindakan
Di dalam perlakuan Siklus I (pertama) tindakan yang dilakukan
adalah :
- Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
pembelajaran.
- Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang
terdapat pada buku sumber.
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang
dipelajari.
- Siswa berdiskusi membahas materi yang sudah dipersipakan oleh
guru dan dilanjutkan dengan pemberian tugas oleh guru kepada
siswa.
3) Pengamatan
Untuk pengamatannya dari kegiatan Siklus I (pertama) adalah :
- Melakukan proses pelaksanaan tindakan.
- Menilai hasil pekerjaan siswa yang diberikan oleh guru.
4) Refleksi
Sedangkan refleksinya meliputi :
- Evaluasi tindakan yang telah dilakukan sebagai evaluasi mutu,
jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.
21 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran,
Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 49
18
- Pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
- Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang
dijadikan acuan lanjutan pada Siklus berikutnya.
5) Siklus II (kedua)
a) Perencanaan, pelaksanaannya meliputi :
- Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I (pertama)
dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan
masalah.
- Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
- Melaksanakan tindakan baru.
- Pengembangan program tindakan II (kedua).
b) Tindakan
Tindakan yang diambil dalam Siklus II (kedua) meliputi
pelaksanaan program tindakan II (kedua) yang mengacu pada
indentifikasi masalah yang muncul pada Siklus I (pertama),
sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah
ditentukan, antara lain melalui :
- Guru melakukan apersepsi
- Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas
dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran
- Membahas materi pembelajaran dengan tanya jawab dan
memberkan contoh
- Melaksanakan evaluasi
- Menyimpulkan materi pelajaran
- Memberikan pekerjaan rumah (PR)
c) Pengamatan
Sebagai keberlanjutannya maka perlu adanya pengamatan yang
meliputi :
19
- Observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.
- Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format
yang sudah dikembangkan.
d) Refleksi
Sebagai refleksi dari pelaksanaan Siklus II (kedua), maka perlu
melakukan :
- Evaluasi terhadap tindakan Siklus II (kedua) berdasarkan
data yang terkumpul.
- Pembahasan hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran
Siklus II.
- Perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi yang digunakan untuk rencana Siklus berikutnya.
- Evaluasi tindakan II (kedua).
6) Siklus III (ketiga)
1. Perencanaan :
- Identifikasi masalah yang muncul pada Siklus III (ketiga) dan
belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
- Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
- Melaksanakan tindakan baru.
- Pengemabngan program tindakan III (ketiga)
2. Tindakan
Dalam perlakuan tindakan pelaksanaan program tindakan III
(ketiga) yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada
Siklus II (kedua), sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang
sudah ditentukan melalui :
- Guru melakukan apersepsi.
- Melaksanakan evaluasi.
20
- Menyimpulkan materi pelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah (PR).
3. Pengamatan
Dalam pengamatan yang dilakukan adalah :
- Proses pelaksanaan tindakan.
- Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format yang
sudah dikembangkan.22
4. Refleksi
Dari keseluruhan Siklus penelitia yang sudah dilaksanakan ternyata
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian untuk
memaksimalkannya maka diperlukan penambahan tindakan kepada
siswa seperti memberikan perhatiankepada siswa yang tidak aktif.
Sementara itu pelaksanaan Siklus III (ketiga) berpedoman pada
rencana pembelajaran Siklus II (kedua) yang telah dibuat.
Pengamatan terhadap siswa juga mengalami kemajuan dari pada
Siklus II (kedua). Pada Siklus III (ketiga) mencapai nilai rata-rata
83,90 atau 91,30%. Sehingga dapat dikatakan dalam katagori sangat
baik.23
C. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat
22 Hasan, Hamid, 2008, Evaluaasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hal 9023 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja
Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 60
21
dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan. Rumusan itu mempunyai
tiga implikasi.
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan
pendidikan.untuk membatasi masalah, maka dalam buku ini hanya akan
dibicarakan penilaian di sekolah.
Menurut Mitchell monitoring difokuskan pada penggambaran perubahan kondisi
yang terjadi dan menjelaskan hubungan sebab akibat yang terjadi. Manakala
kemudian dilakukan asesmen terhadap efektifitas, efisiensi, dan keseimbangan
pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses perubahan yang diharapkan, maka
komponen evaluasi akan masuk didalamnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009
Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi
Askara. Jakarta. 2001
Sukardi, Muhammad. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya.
Jakarta. Bumi Aksara.
Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja
Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa.
Hasan, Hamid, 2008, Evaluaasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/
http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default
23
MAKALAHMAKALAHEVALUASI PAIEVALUASI PAI
Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar
DISUSUN OLEH :Lindriani
212 302 0271
DOSEN PEMBIMBING :Dr. Suhirman, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIIAIN (BENGKULU)IAIN (BENGKULU)
20132013
24