Upload
tranngoc
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK
(Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Monica Felicia Mutiarasari Putri
NIM: 132114051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK
(Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Monica Felicia Mutiarasari Putri
NIM: 132114051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Dan ketahuilah, Aku menyertaimu senantiasa sampai akhir zaman.”
(Matius 28: 20)
“Bagaimana engkau tumbuh, bila senantiasa memilih layu? Bukankah kau
harus bertumbuh agar sesamamu beroleh manfaat daripadamu?”
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Monica
Papa dan Mama
Saudaraku Koko Edo, Lita dan Richard
Adhitya Putra W.
Bapak Ibu Dosen, Sahabat serta Teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK
Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juni 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Mei 2017
Yang membuat pernyataan,
Monica Felicia M. P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Monica Felicia Mutiarasari Putri
Nomor Mahasiswa : 132114051
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK
Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpang, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Mei 2017
Yang menyatakan,
(Monica Felicia M. P.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, SE., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ilsa Haruti Suryandari, SE., SIP., M.Sc., Akt., CA. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah senantiasa menyertai selama 4 tahun kuliah di
Universitas ini.
5. Drs. G. Anto Listianto, M.S.A, Akt. selaku pembimbing, sahabat,dan keluarga
yang telah sabar membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi
ini.
6. Agus Sugiarto selaku pemilik Kerajinan Agus Ceramics yang memberikan ijin
untuk melakukan penelitian dan telah bersedia memberikan data yang
diperlukan.
7. Papa dan Mama yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak
mendorong dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai.
8. Saudaraku Koko Edo, Lita dan Richard yang senantiasa memberikan
semangat dan dorongan pada penulis dalam penyelesaian skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Adhitya Putra W. yang senantiasa mendampingi dan memberikan motivasi
kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan mulai dari teman-teman Kelas B angkatan 2013
dan kelas MPAT yang mendoakan kelancaran penulisan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Mei 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... .... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... .... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... .... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... .... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ .... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xiii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah.................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Biaya Produksi ........................................................................ 7
1. Pengertian Biaya Produksi ................................................ 7
2. Unsur-Unsur Biaya Produksi ............................................ 8
2.1 Biaya Bahan Baku ...................................................... 8
2.2 Biaya Tenaga Kerja .................................................... 9
2.2.1 Jenis Tenaga Kerja ................................................ 9
2.2.2 Sifat-Sifat Tenaga Kerja Langsung ...................... 9
2.3 Biaya Overhead Pabrik ............................................... 10
2.3.1 Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya ...... 12
2.3.2 Sifat-Sifat Biaya Overhead Pabrik Dibebankan ... 12
2.3.3 Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada
Produk ................................................................... 13
B. Akutansi Produk Bersama ...................................................... 15
1. Pengertian Biaya Bersama ................................................ 16
2. Pengertian Produk Bersama .............................................. 17
3. Alokasi Biaya ................................................................... 18
3.1 Metode Alokasi Biaya Produk Bersama ..................... 19
C. Harga Pokok Produksi ............................................................ 24
1. Pengertian Harga Pokok Produksi ................................... 24
2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ................. 24
2.1 Metode Penentuan Harga Pokok Pesanan ................. 25
2.2 Metode Harga Pokok Proses ...................................... 28
3. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ...................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3.1 Metode Full Costing .................................................. 30
3.2 Metode Variabel Costing .......................................... 31
D. Harga Jual Produk ................................................................... 32
1. Pengertian Harga Jual Produk ......................................... 32
2. Metode Penentuan Harga Jual Produk ............................. 33
2.1 Metode Taksiran (Judgemental Method) .................. 34
2.2 Metode Berbasis Pasar (Market-Based Method)....... 34
2.3 Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Method) .......... 37
E. Pengukuran Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk .. 40
1. Pengukuran Harga Pokok Produksi .................................. 40
2. Pengukuran Harga Jual Produk ........................................ 40
3. Evaluasi Harga Jual Produk .............................................. 40
A. Menetukan Harga Pokok Produksi yang Tepat ......... 40
B. Menentukan Mark-Up ............................................... 41
F. Review Penelitian Terdahulu .................................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 44
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 44
C. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 44
E. Data yang Diperlukan ........................................................... 45
F. Teknik Analisa Data .............................................................. 46
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 48
A. Letak Perusahaan .................................................................. 48
B. Sejarah Perusahaan................................................................ 48
C. Visi dan Misi Perusahaan ...................................................... 49
D. Bahan Baku ........................................................................... 50
E. Tenaga Kerja Langsung ........................................................ 50
F. Overhead Pabrik .................................................................... 51
G. Proses Produksi ..................................................................... 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 57
A. Deskripsi Data ....................................................................... 57
B. Analisis Data ......................................................................... 59
C. Pembahasan ........................................................................... 82
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 85
A. Kesimpulan ........................................................................... 85
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 85
C. Saran ...................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pesanan Bulan Februari 2017 pada Kerajinan Agus
Ceramics .......................................................................................... 57
Tabel 2 Perkiraan Pemakaian Bahan............................................................. 58
Tabel 3 Perkiraan Biaya ................................................................................ 58
Tabel 4 Harga Perolehan Alat Kerja dan Gedung ........................................ 59
Tabel 5 Perkiraan Harga Pokok Produksi Souvenir menurut Kerajinan Agus
Ceramics .......................................................................................... 59
Tabel 6 Harga Jual Souvenir menurut Kejarinan Agus Ceramics................. 59
Tabel 7 Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan A .................................. 60
Tabel 8 Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan B .................................. 61
Tabel 9 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan A ............... 60
Tabel 10 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan B ................ 60
Tabel 11 Penghitungan Alokasi Biaya Bersama ............................................ 61
Tabel 12 Penghitungan Alokasi Biaya Cat Clear Ke Masing-masing
Pesanan ............................................................................................ 62
Tabel 13 Penghitungan Alokasi Biaya Kuas Ke Masing-masing
Pesanan ............................................................................................ 63
Tabel 14 Penghitungan Alokasi Biaya Listrik Ke Masing-masing
Pemakaian ........................................................................................ 64
Tabel 15 Penghitungan Beban Listrik pada Masing-masing Pesanan ............ 65
Tabel 16 Penghitungan Beban Depresiasi Gedung pada Masing-masing
Pesanan ............................................................................................ 66
Tabel 17 Penghitungan Biaya Bahan Penolong .............................................. 67
Tabel 18 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan A ............... 67
Tabel 19 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan B ............... 68
Tabel 20 Penghitungan Biaya Tenga Kerja Tidak Langsung pada Masing-
masing Pesanan................................................................................ 69
Tabel 21 Beban Depresiasi Gedung Pabrik Bulan Februari 2017 .................. 70
Tabel 22 Beban Depresiasi Alat Kerja Bulan Februari 2017 ......................... 70
Tabel 23 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja Per Pieces
Pesanan ............................................................................................ 71
Tabel 24 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja pada Masing-
masing Pesanan................................................................................ 71
Tabel 25 Beban Depresiasi Alat Kerja ........................................................... 72
Tabel 26 Beban Listrik PLN ........................................................................... 73
Tabel 27 Penghitungan Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya
pada Pesanan A ................................................................................ 73
Tabel 28 Penghitungan Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya
pada Pesanan B ................................................................................ 74
Tabel 29 Harga Pokok Pesanan pada Pesanan A ............................................ 74
Tabel 30 Harga Pokok Pesanan pada Pesanan B ............................................ 74
Tabel 31 Harga Jual Produk pada Pesanan A ................................................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Tabel 32 Harga Jual Produk pada Pesanan B ................................................. 75
Tabel 33 Perbandingan Konsep Penghitungan menurut Perusahaan dan
Kajian Teori ..................................................................................... 76
Tabel 34 Perbandingan Harga Pokok Pesanan Setiap Pesanan ...................... 78
Tabel 35 Perbandingan Harga Jual Produk Setiap Pesanan ........................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Lampiran Halaman
1 Transkrip Wawancara ............................................................. 92
2 Daftar UMR Yogyakarta 2017 ............................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK
Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics
Monica Felicia Mutiarasari Putri
NIM : 132114051
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penentuan harga
jual produk jika dibandingkan dengan kajian teori. Penelitian ini dilakukan pada
Kerajinan Agus Ceramics yang berlokasi di Pundong, Bantul, Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Metode penelitian dilakukan dengan
teknik deskriptif kuantitatif. Teknik analisa data yang digunakan adalah
penghitungan harga jual produk dengan metode berbasis biaya pendekatan full
cost-plus mark-up. Langkah menganalisis data yaitu dengan: 1) menghitung biaya
bahan baku langsung; 2) menghitung biaya tenaga kerja langsung; 3) menghitung
biaya overhead pabrik; 4) menghitung harga pokok produksi; 5) menghitung
harga jual produk; 6) membandingkan konsep penghitungan harga pokok
produksi dan harga jual produk menurut perusahaan dan menurut kajian teori; 7)
membandingkan penghitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan
menurut kajian teori; 8) menghitung harga jual produk menurut perusahaan dan
menurut kajian teori; dan 9) menyimpulkan penentuan harga jual produk pada
perusahaan berdasarkan penghitungan dan analisis yang sudah dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pada penghitungan harga jual
produk menurut perusahaan dan penghitungan harga jual produk menurut kajian
teori. Terbukti dari perbedaan penghitungan harga jual produk sebesar 46,2%
pada Produk A dan 60,3% pada Produk B. Perbedaan tersebut terjadi karena
perbedaan kosep penghitungan harga jual produk menurut perusahaan dan
menurut kajian teori, dimana perusahaan mementingkan keuntungan sebesar-
besarnya ketimbang keakuratan penghitungan yang didasari penggolongan biaya
yang tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga jual produk menurut
Kerajinan Agus Ceramics belum sesuai dengan kajian teori.
Kata kunci: harga pokok produksi, harga jual produk, dan full cost-
plusmark-up.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
THE EVALUATION OF PRODUCT SALES PRICE
A Case Study at Agus Ceramics Craft
Monica Felicia Mutiarasari Putri
NIM : 132114051
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
The aims of this research is to find out the accuracy in determining the
product sales price when compared with the decision of the product sales price
based on theory examination. This research is conducted on Agus Ceramics Craft
located in Pundong, Bantul, Yogyakarta.
The type of research is case study. The research method is done by
quantitative descriptive thecnique. The thecniques used in data analysis is
calculating the product sales price with cost-based pricing method full cost-plus
mark-up approach. Step of analysis data that is by: 1) calculate direct material
cost; 2) calculate direct labor cost 3) calculate factory overhead cost; 4) calculate
cost of goods manufactured; 5) calculate product sales price 6) comparing the
concept of calculating the cost of goods manufactured and the product sales price
according to the company and according to the theory examination; 7) comparing
the calculating of cost of goods manufactured according to the company and
according to the theory examination; 8) comparing the calculating of product sales
price according to the company and according to the theory examination; and 9)
concludes the determination of the product selling price on the company based on
the calculation and analysis that has been done.
The result of the research showed that there was difference between the
calculation of product sales price according to the company and the calculation of
product sales price according to the theory examination. Evident from the
difference in the calculation of product sales price of 46.2% in Product A and
60,3% in Product B. The difference occured due to differences calculation concept
of the product salles price according to the company and according to theory
examination, where the company prioritized profits as much as possible rather
than accuracy calculations based on appropriate cost classification. Thus it could
be concluded that the product sales price according to Agus Ceramics Craft did
not in accordance with the of theory examination.
Keywords: cost of goods manufactured, product sales price and full cost-plus
mark-up.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mulyadi (1993: 97) menyatakan bahwa, penentuan harga pokok
produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang
dikorbankan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa
yang siap untuk dijual dan dipakai. Penentuan harga pokok produksi sangat
penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan salah satu elemen yang
dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan
dalam mengambil keputusan penentuan harga jual. Perusahaan harus mampu
menentukan biaya yang timbul dalam produksi yang sesuai dengan proses
bisnis perusahaan, agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produksi
dengan tepat.
Penentuan harga pokok produksi pada setiap perusahaan memiliki cara
yang berbeda-beda karena setiap perusahaan memiliki proses bisnis yang
berbeda. Perusahaan tidak bisa sembarangan dalam menentukan harga pokok
produksi, karena jika tidak tepat dalam menentukan harga pokok produksi
akan mempengaruhi pengambilan keputusan penentuan harga jual. Apabila
penentuan harga pokok produksi terlalu rendah maka harga jual juga rendah
sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Sehingga lama-kelamaan akan
mengurangi minat untuk melakukan investasi baru bagi perusahaan tersebut,
bahkan mungkin saja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan apabila
biaya-biaya yang diperlukan mengalami peningkatan sedangkan harga jual
tidak berubah. Sebaliknya bila penentuan harga pokok produksi terlalu tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
maka keputusan penentuan harga jual akan menjadi tinggi, akibatnya minat
konsumen untuk membeli produk menjadi berkurang dan dapat
mengakibatkan konsumen mungkin lari ke produk sejenis yang dihasilkan
oleh perusahaan pesaing apabila perusahaan pesaing dapat menawarkan
produk sejenis dengan kualitas yang relatif sama dan harga yang cenderung
lebih rendah. Apabila terjadi demikian maka hal ini akan berdampak
mengurangi kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasaran. Oleh
karena itu, diperlukan pertimbangan yang lebih relevan dalam penentuan
harga jual yang lebih tepat.
Kebijakan penentuan harga jual oleh manajemen idealnya memastikan
pemulihan (recovery) atas semua biaya dan mencapai laba yang diinginkan
dalam kondisi sulit sekalipun (Carter dan Usry, 2004). Meskipun penawaran
dan permintaan biasanya merupakan faktor penentu dalam penetapan harga
tetapi penetapan harga jual yang menguntungkan bagi perusahaan
memerlukan pertimbangan atas biaya.
Pertimbangan perusahaan dalam keputusan penentuan harga jual pada
kenyataannya seringkali belum tepat karena banyak perusahaan, khususnya
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menentukan harga jual
produk mereka tidak berdasarkan perhitungan dan prinsip akuntansi yang
benar, melainkan menggunakan perkiraan manajemen atau pemilik. Maka
dari itu tidak mengherankan apabila banyak UMKM yang kemudian gulung
tikar karena penghasilan dari penjualan produk atau jasa mereka tidak dapat
menutup seluruh biaya produksi dan menghasilkan laba yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Oleh karena itu penentuan harga jual harus tepat, dengan didasari oleh harga
pokok produksi yang dikalkulasi dengan mark-up (Mulyadi 2005: 348).
Dalam penelitian Magdalena (2010), Pancawati (2014), dan Florensia,
et al. (2015), menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan
ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sebenarnya, sehingga
harga jual juga ditetapkan lebih rendah. Sebaliknya Cahyadi (2008), Erawati
dan Syafitri (2012), dan Djumali, et al. (2014) menyatakan bahwa harga
pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok
produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi.
Berdasarkan gap tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti penentuan harga
jual pada Kerajinan Agus Ceramics, karena memiliki proses bisnis
berdasarkan pesanan konsumen. Proses bisnis seperti ini akan membuat
pemilik usaha untuk bisa membuat produk yang berbeda-beda (heterogen)
tergantung permintaan konsumen dan dapat menentukan harga jual diawal
sebelum proses produksi dimulai untuk mendapatkan kesepakatan.
Kerajinan Agus Ceramics masih mengandalkan intuisi pemilik dalam
penentuan harga jual produknya. Pada prinsipnya penentuan harga jual
Kerajinan Agus Ceramics hanya berfokus pada keuntungan yang diperoleh
tanpa perhitungan biaya yang tepat dan terperinci.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian “Evaluasi Penetapan Harga Jual Produk pada
Kerajinan Agus Ceramics.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penentuan harga jual produk pada Kerajinan
Agus Ceramics sudah sesuai dengan kajian teori?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada evaluasi penetapan harga jual produk
souvenir gerabah teknik cetak dan teknik putar pesanan bulan Februari 2017
pada Kerajinan Agus Ceramics.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian
penentuan harga jual produk pada Kerajinan Agus Ceramics jika
dibandingkan dengan kajian teori.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sehingga
membantu perusahaan dalam mengembangkan dan memperbaiki
penentuan harga pokok produksi pesanan dan harga jual produk.
2. Mahasiswa dan Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bisa menjadi bagian kepustakaan Universitas Sanata
Dharma yang bermanfaat untuk referensi dalam tugas-tugas mahasiswa
atau hanya sekedar menambah pengetahuan dalam bidang akuntansi
manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan
mengenai penentuan harga pokok produksi pesanan dan penentuan harga
jual lebih mendalam, karena peneliti bisa memperaktikan teori yang ada
secara langsung di lokasi penelitian.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan harga
pokok produksi dan harga jual produk, yang meliputi pengertian
dan unsur-unsur biaya produksi; pengertian produk bersama dan
metode penghitungan alokasi biaya persama; pengertian harga
pokok produksi, metode pengumpulan harga pokok produksi dan
metode penentuan harga pokok produksi; serta pengertian harga
jual, metode penentuan harga jual, dan penentuan mark-up. Bab
ini juga berisi pengukuran harga jual produk yang tepat serta
review penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini, menguraikan mengenai jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, sumber data,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
teknik pengumpulan data, data yang diperlukan dan teknik analisis
data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai letak perusahaan,
sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan. Selain itu akan
dibahas juga tentang bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan
perusahaan, overhead pabrik yang ada, dan proses produksi
perusahaan.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dengan cara
membandingkan penghitungan harga pokok produksi pada
perusahaan dengan kajian teori. Hal tersebut dilakukan untuk
melihat apakah penghitungan harga pokok produksi yang
diguakan sebagai dasar harga jual produk pada perusahaan
tersebut sudah sesuai atau belum.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini disajikan kesimpulan penelitian, keterbatasan
penelitian dan saran yang diperoleh dari hasil pembahasan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dan peneliti
selanjutnya dalam menghitung harga jual produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi
Riwayadi (2014: 17) mendefinisikan bahwa, biaya produksi
(manufacturing cost) adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi.
Fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara
input dan output. Dalam hal ini input adalah sebab dan output sebagai
akibat. Input produksi dikenal dengan faktor-faktor produksi, yaitu modal,
tenaga kerja, sumber daya alam, dan teknologi atau kewirausahaan.
Sementara output dikenal dengan jumlah produksi.
Hansen dan Mowen (2004: 50) mendefinisikan bahwa, biaya produksi
adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan
jasa.
Sementara Carter dan Usry (2005: 24) mendefinisikan bahwa, biaya
produksi adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu biaya produksi
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang
berhubungan dengan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik.
Penghitungan biaya produksi ke dalam penentuan harga pokok
produksi sangatlah penting, karena biaya produksi merupakan unsur biaya
yang dihitung dalam harga pokok produksi. Berikut ini penjelasan
mengenai macam-macam biaya tersebut:
2.1 Biaya Bahan Baku
Siregar (2013: 38) mendefinisikan biaya bahan baku sebagai
besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi
untuk diubah menjadi barang jadi.
Bahan baku adalah bahan yang akan diolah melalui proses
produksi menjadi produk selesai. Bahan baku yang digunakan dapat
diperoleh melalui pembelian lokal, import, atau pengolahan sendiri.
Carter (2009: 40) menyatakan biaya bahan baku dibagi menjadi
dua jenis yaitu:
a. Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang
membentuk integral dari produk jadi dan dimasukan secara
eksplisit dalam penghitungan biaya produk.
b. Bahan Baku Tidak Langsung
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu produk tetapi tidak di klasifikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak
menjadi bagian dari produk.
2.2 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang
diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan.
2.2.1 Jenis Tenaga Kerja
Carter (2009 : 42) membagi tenaga kerja menjadi dua jenis yaitu :
1) Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan
konveksi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat
dibebankan secara layak ke produk tertentu.
2) Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak
secara langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi.
2.2.2 Sifat-Sifat Tenaga Kerja Langsung
Adisaputro dan Anggarini (2011: 217) dalam Sari (2016),
menyatakan sifat – sifat tenaga kerja langsung sebagai berikut:
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan
secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan
biaya variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Secara umum tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir
(terutama dalam penentuan harga pokok).
2.3 Biaya Overhead Pabrik
Hansen dan Mowen (2009: 57) mendefinisikan bahwa, biaya
overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
Mulyadi (2005: 194-195) menggolongkan biaya overhead pabrik
menurut sifatnya adalah sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong yaitu bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi
tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok
produksi tersebut.
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang
(spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan
perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan
pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan dan aktiva tetap
lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang
dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang, tetapi tidak
terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Biaya tenaga
kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung
tersebut.
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan
pabrik, mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja,
dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi
mesin dan equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan
karyawan.
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar
perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.3.1. Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya
Mulyadi (2005: 195) menyatakan bahwa, penggolongan biaya
overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume produksi dapat dibagi menjadi tiga golongan
yaitu :
a. Biaya Overhead Tetap
Biaya Overhead pabrik tetap adalah biaya overhead
pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu.
b. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead
pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi dalam rentang relevan.
c. Biaya Overhead Semivariabel
Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya
overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
2.3.2. Sifat-Sifat Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
Muhadi dan Siswanto (2001: 2) menyatakan bahwa, sifat-
sifat BOP dibebankan secara langsung pada produksi adalah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Produksinya relatif stabil
2. Biaya overhead pabrik khususnya yang bersifat tetap bukan
merupakan bagian yang berarti dibandingkan dengan biaya
produksi total.
2.3.3. Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada Produk
Mulyadi (2005: 200-202) menyatakan, beberapa dasar yang
dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan BOP
kepada produk adalah sebagai berikut :
a. Satuan produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana
dan langsung membebankan BOP kepada produk.
Tarif BOP per satuan =
Taksiran BOP = taksiran jumlah Biaya Overhead Pabrik
bulan / tahun berjalan
Taksiran jumlah satuan produk = taksiran jumlah satuan
produk yang diproduksi bulan / tahun berjalan
b. Biaya Bahan Mentah
Jika BOP yang dominan dengan nilai bahan mentah,
maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada
produk adalah biaya bahan baku yang dipakai.
Tarif BOP per satuan =
Taksiran biaya bahan mentah yang dipakai = taksiran jumlah
Biaya Overhead Pabrik yang dominan bervariasi dalam nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahan mentah bulan / tahun berjalan (misal : biaya asuransi
bahan baku)
c. Biaya Tenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai
hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL, maka dasar
yang dipakai untuk membebankan BOP adalah biaya TKL.
Tarif BOP per satuan =
Taksiran biaya Tenaga Kerja Langusng = taksiran biaya
Tenaga Kerja Langsung saat proses produksi bulan / tahun
berjalan
d.Jam Tenaga Kerja Langsung
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara
biaya TKL dengan jumlah jam kerja langsung, makan BOP
dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.
Tarif BOP per satuan =
Taksiran jam Tenaga Kerja Langusng = taksiran jam kerja
Tenaga Kerja Langsung saat proses produksi bulan / tahun
berjalan
e. Jam Mesin
Apabila BOP bervariaasi dengan waktu penggunaan
mesin, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya
adalah jam mesin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tarif BOP per satuan =
Taksiran Jam Kerja Mesin = taksiran Jam Kerja Mesin saat
proses produksi bulan / tahun berjalan
B. Akuntansi Produk Bersama
Suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi banyak produk pasti akan
membutuhkan beberapa unsur-unsur biaya untuk memproduksi produknya
tersebut. Diantaranya adalah biaya bersama dan biaya produksi bersama.
Mulyadi (2005: 333) menyatakan, istilah biaya bersama dapat dikaitkan
dengan dua pengertian diantaranya :
1. Biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke
berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya
berdasarkan pesanan maupun yang kegiatannya dilakukan secara massa.
2. Biaya produksi bersama (join product cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sejak mula – mula bahan baku diolah sampai dengan berbagai macam
produk saat dipisahkan identifikasinya. Biaya produk bersama ini terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Untuk pembahasan selanjutnya, definisi yang akan dipakai adalah sebagai
berikut :
Mulyadi (2005: 342) menyatakan, pengertian pertama biaya bersama tersebut
diatas disebut biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua
disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk
memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah (tidak diolah bersama)
dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu
bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang
terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak
penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung, di lain sisi biaya bersama tidak dapat diikuti jejak
alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan. Biaya bergabung
merupakan biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk-produk
yang dihasilkan.
1.Pengertian Biaya Bersama
Dalam proses produksi perusahaan tertentu, kita sering menjumpai
satu atau beberapa macam bahan baku dalam satu proses produksi yang
sama menghasilkan beberapa macam produk. Singkatnya, satu input
menghasilkan lebih dari satu output.
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama memproduksi beberapa produk
secara bersamaanlah, yang dinamakan biaya bersama. Berikut pendapat
para ahli mengenai biaya bersama (joint cost) :
Mulyadi (2005: 334) mendefinisikan bahwa, biaya produk bersama
adalah Biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah
sampai dangan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya.
Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik.
Supriyono (1999 : 238) mendefinisikan bahwa, biaya produksi
bersama adalah biaya produksi yang diserap oleh produk bersama (common
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
product) yang terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
yang dapat diikuti jejaknya yang pada setiap macam produk dan biaya
overhead pabrik yang tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam
produk, oleh karena itu biaya overhead pabrik pada biaya produksi bersama
disebut dengan biaya overhead bersama (joint overhead cost).
Bustami dan Nurlela (2009: 148) mendefinisikan bahwa, biaya
bersama adalah biaya yang diolah secara bersama seperti biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik untuk menghasilkan beberapa produk.
2.Pengertian Produk Bersama
Bustami dan Nurlela (2009: 147) mendefinisikan bahwa, produk
bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian
atau seri produk secara bersama atau serempak dengan menggunakan
bahan, tenaga kerja dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut
tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan setiap
produk mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif sama.
Supriyono (1999: 237-238) mendefinisikan bahwa, produk bersama
(common product) adalah beberapa macam produk yang dihasilkan
bersama-sama dengan menggunakan fasilitas yang sama tetapi asal dari
bahan baku dan tenaga kerja langsung tidak dapat diikuti jejaknya pada
setiap macam produk.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa produk
bersama adalah beberapa macam produk yang diproduksi serempak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dengan menggunakan fasilitas yang sama tetapi biaya produksinya tidak
dapat ditelusuri pada setiap produknya.
3.Alokasi Biaya
Biaya bersama sulit diperhitungkan kepada masing-masing produk.
Oleh karena itu untuk memudahkan dalam penghitungan diperlukan
alokasi biaya.
Bustami dan Nurlela (2009: 149) mendefinisikan bahwa, alokasi
biaya adalah pembebanan biaya secara proporsional dari biaya tidak
langsung atau biaya bersama ke obyek biaya.
Bustami dan Nurlela (2009: 149) mendefinisikan, secara umum
alokasi biaya tersebut ditujukan untuk berbagai alasan sebagai berikut :
a. Menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan
pelaporan keuangan internal.
b. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan
pelaporan eksternal.
c. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi.
d. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai
barang yang rusak atau biaya bahan yang hancur.
e. Menentukan biaya departemen atau devisi untuk tujuan pelaporan
kinerja eksekutif.
f. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang
diproduksi dikenakan peraturan harga. Misalnya di Amerika Serikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
produksi minyak mentah dan gas alam dilakukan bersama tetapi gas
alam dikenakan peraturan harga.
Selain dari tujuan-tujuan diatas, Mursyidi (2008: 165) juga
memaparkan bahwa analisis biaya bersama dapat dijadikan informasi
untuk perencanaan laba sekaligus penentuan harga jual yang relatif
bersaing untuk setiap jenis produk bersama.
Pada dasarnya alokasi biaya bertujuan untuk mengetahui berapa besar
kontribusi masing-masing produk bersama terhadap pendapatan
perusahaan dan mengetahui apakah seluruh biaya produksi yang
dibebankan kepada masing-masing produk bersama sudah dihitung dengan
seteliti mungkin.
3.1 Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama
Mulyadi (2009: 360) menyatakan, biaya bersama dapat
dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan
salah satu dari tiga metode di bawah ini:
a. Metode Nilai Jual Relatif
Mulyadi (2005: 337) menyatakan, metode ini banyak digunakan
untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar
pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk
tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk
yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produk
tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk
mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual
relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan.
Bustami dan Nurlela (2009: 150) menyatakan, metode harga jual
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Harga Jual Diketahui pada Saat Titik Pisah
Apabila harga jual diketahui pada saat titik pisah maka biaya
bersama dibebankan kepada produk berdasarkan nilai jual masing-
masing produk terhadap jumlah nilai jual keseluruhan produk.
Rumus Pembebanan Biaya :
2) Harga Jual Tidak Diketahui pada Saat Titik Pisah
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka
harga tidak dapat diketahui saat titik pisah. Produk tersebut
memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui
sebelum dijual. Dasar yang dapat digunakan dalam menghasilkan
biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis
adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih
lanjut.
Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
bbBerBerBersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Rumus Pembebanan Biaya :
b. Metode Satuan Fisik
Mulyadi (2005: 338) menyatakan, Metode satuan fisik mencoba
menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat
yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini
biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik
kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk.
Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau
ukuran yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa
produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan
ukuran pokok yang sama.
Jika produk yang sama mempunyai satuan ukuran yang berbeda,
harus ditentukan koefisien ekuivaliensi yang digunakan untuk
mengubah berbagai satuan tersebut menjadi ukuran yang sama.
Rumus Pembebanan Biaya :
Mulyadi (2005: 339) menyatakan, metode ini hanya dapat digunakan
bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan diukur
Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
Bersama Bersama BbBersama Bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh
perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama
dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini
harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi
kuantitas yang diproduksi. Jalan pikiran yang mendasari pemakaian
metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang
sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan
produk berbeda satu sama lain.
Rumus Pembebanan Biaya :
Rumus Pembebanan Biaya :
Penelitian ini pada penghitungan harga pokok produksinya akan
didasarkan pada harga pokok produksi berbasis volume (Volume-
Based Costing−VCB) atau yang disebut juga harga pokok produksi
berbasis unit (Unit-Based Costing). Riwayadi (2016: 125)
menyatakan, berdasarkan penghitungan harga pokok produksi
berbasis volume, pembebanan biaya produksi ke produk
menggunakan driver berbasis unit (Unit-Based Driver). Driver
berbasis unit adalah driver yang dipicu oleh unit yang dihasilkan.
Pembebanan Biaya Bersama
= Biaya per unit X Jumlah unit masing-masing produk
Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Keakuratan penghitungan harga pokok produksi sangat dipengaruhi
oleh keakuratan dalam memilih dasar alokasi biaya (cost allocation
base). Penentuan dasar alokasi yang akurat dapat dilakukan melalui
analisis driver biaya (cost driver). Driver biaya adalah faktor-faktor
yang menyebabkan timbulnya biaya.
Riwayadi (2016: 138) menyatakan, rumus pembebanan biaya adalah
sebagai berikut :
c. Metode Rata-rata Tertimbang
Mulyadi (2005: 340) memaparkan bahwa jika dalam metode rata-rata
biaya per satuan dasar yang dipakai dalam pengalokasian biaya
bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rata-rata
tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan terlebih dahulu dengan
angka penimbang dan hasilnya baru dipakai sebagai dasar alokasi.
Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada
jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang
dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk
setiap jenis produk yang dihasilkan.
Pool Rate / Tarif BOP per unit cost driver :
=
BOP dibebankan ke masing-masing produk :
Tarif pool X Pemakaian aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Jika yang dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual produk
maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif.
Rumus Pembebanan Biaya :
C. Harga Pokok Produksi
1.Pengertian Harga Pokok Produksi
Hansen dan Mowen (2009: 60) menyatakan bahwa, harga pokok
produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead selama
periode berjalan.
Yadiati dan Wahyudi (2008: 125) menyatakan bahwa, h arga pokok
produksi adalah biaya barang yang telah diselesaikan selama satu periode.
Haryono (2005: 78) menyatakan bahwa, harga pokok produksi adalah biaya
untuk menghasilkan produk pada perusahaan manufaktur.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa harga
pokok produksi merupakan jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk membuat suatu produk.
2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Metode pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan
menjadi dua metode yaitu Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order
Costing Method) dan Metode Harga Pokok Proses (Proses Costing Method)
Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.1 Metode Harga Pokok Pesanan.
Metode harga pokok pesanan (job order costing method) merupakan
salah satu metode pengumpulan harga pokok produksi, yang mana
proses produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen. Untuk lebih
jelas mengenai harga pokok pesanan maka, akan diuraikan mengenai
metode harga pokok pesanan.
a. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan
Mulyadi (2005: 35) mendefinisikan harga pokok pesanan sebagai
metode yang biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Riza (2013: 62) menyatakan, dalam metode pengumpulan biaya ini
semua biaya produksi diakumulasikan pada setiap pesanan, baik
biaya bahan baku, biaya pekerja, dan biaya overhead pabrik.
b. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Riza (2013: 62) menyatakan, karakteristik sistem penghitungan biaya
berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan
pesanan dalam bentuk produk atau jasa yang beraneka ragam dan
berbeda antara pesanan yang satu dengan yang lain, atau dengan kata
lain produk yang dihasilkan heterogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan (job).
Pesanan dapat berupa produk atau sekelompok produk (batch of
goods).
3. Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total
biaya pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari
pesanan tersebut.
4. Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan
sebagai dokumen yang digunakan mengakumulasikan biaya ke
dalam pesanan tertentu.
Mulyadi (2005: 39-41) menyatakan bahwa, pada perusahaaan
yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok
produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :
a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada
pemesan.
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp XXX
Taksiran biaya nonproduksi yang
dibebankan kepada pemesan Rp XXX+
Taksiran total biaya pesanan Rp XXX
Laba yang diinginkan Rp XXX+
Taksiran harga jual yang dibebankan
kepada pemesan Rp XXX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
Biaya produksi pesanan:
Taksiran biaya bahan baku Rp XXX
Taksiran biaya tenaga kerja Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Taksiran total biaya produksi Rp XXX
Biaya nonproduksi :
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp XXX
Taksiran biaya pemasaran Rp XXX +
Taksiran biaya nonproduksi Rp XXX +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp XXX
c. Memantau realisasi biaya produksi.
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Total biaya produksi sesungguhnya Rp XXX
d. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX
Biaya produksi pesanan tertentu :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Total biaya produksi pesanan Rp XXX -
Laba bruto Rp XXX
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.2 Metode Harga Pokok Proses
Selain menggunakan metode harga pokok pesanan, pengumpulan
harga pokok produksi juga menggunakan metode harga pokok
proses. Metode tersebut akan dibahas sebagai berikut:
a. Pengertian Harga Pokok Proses
Mulyadi (2005: 63) menyatakan bahwa, metode harga
pokok proses merupakan biaya produksi dikumpulkan
untuk setiap proses selama dalam proses tertentu, dan biaya
produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode
tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari
proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Metode harga pokok proses (process costing method)
merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan yang mengolah produknya secara massa. Produk
yang akan dihasilkan merupakan produk standar dan secara
berkesinambungan.
b. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Widilestariningtyas, et al. (2012: 38) menyatakan
karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai
berikut :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya
perintah produksi yang berisi rencana produksi produk
standar untuk jangka waktu tertentu.
3.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Actual costing, dalam penentuan harga pokok produksi dengan cara
actual costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik semua dihitung berdasarkan biaya aktual yang
terjadi.
2. Normal costing, dalam penentuan harga pokok produksi dengan cara
normal costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dihitung
berdasarkan biaya aktual yang terjadi. Sedangkan biaya overhead
pabrik dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Dalam penelitian ini akan digunakan penentuan harga pokok produksi
dengan cara normal costing karena penghitungan biaya overhead pabrik
lebih baik jika ditentukan dengan tarif di muka, dengan alasan sebagai
berikut (Mulyadi, 1991: 210):
a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya
harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke
bulan yang lain.
b. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat
pesanan selesai dikerjakan. Padahal elemen biaya overhead pabrik
yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan atau akhir
tahun.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.
Biaya tersebut merupakan biaya produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu:
3.1 Metode Full Costing
Mulyadi (2005: 17) menyatakan bahwa, full costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Harga pokok produk yang dihitung memalui pendekatan Full
Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya
overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum).
Harga pokok produksi menurut metode Full Costing dengan
rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
3.2 Metode Variabel Costing
Mulyadi (2005: 18) menyatakan bahwa, variabel costing
merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam
harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan metode
Variabel Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel
(biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya
pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel).
Harga pokok produksi menurut metode variable costing dengan
rumus sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
Metode Full Costing maupun Variabel Costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan antara kedua
metode tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi
yang berperilaku tetap. Hal tersebut berakibat pada penghitungan
harga pokok produksi dan penyajian laporan rugi-laba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Harga Jual Produk
1. Pengertian Harga Jual Produk
Mulyadi (2005: 39) menyatakan bahwa, harga jual adalah besarnya
harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau
dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba yang
diharapkan.
Supriyono (2001: 314) menyatakan bahwa, harga jual adalah jumlah
moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
Sumarni dan Soeprihanto (2007: 281) mendefinisikan harga sebagai
jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan
untuk mendapatakan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya.
Krismiaji dan Aryani (2011: 326) dalam Slat (2013) mendefinisikan
harga jual sebagai upaya untuk menyeimbangkan keinginan untuk
memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perolehan pendapatan yang
tinggi dan penurunan volume penjualan jika harga jual yang dibebankan
ke konsumen terlalu mahal.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual
adalah jumlah biaya produksi dan biaya non produksi (harga pokok
produksi) ditambah dengan laba yang diharapkan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Metode Penentuan Harga Jual Produk
Herman (2006: 175) menyatakan, ada beberapa metode penetapan
harga (methods of price determination) yang dapat dilakukan budgeter
dalam perusahaan, yaitu :
2.1 Metode Taksiran (Judgemental Method)
Herman (2006: 175) menyatakan bahwa, metode ini biasa
digunakan oleh perusahaan yang baru saja berdiri karena dilakukan
dengan menggunakan prediksi tanpa menggunakan data statistik.
Oleh karena itu kekurangan dari metode ini adalah tingkat keakuratan
prediksi sangat rendah.
2.2 Metode Berbasis Pasar (Market-Based Method)
Herman (2006: 175) menyatakan, metode berbasis pasar dapat
dibedakan menjadi :
1. Harga pasar saat ini (current market price)
Metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk
baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan
akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk
yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat. Akan
tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil
karena konsumen belum mengetahui profil produk baru
perusahaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Harga pesaing (competitor price)
Metode ini menetapkan harga produknya dengan mereplikasi
langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk
yang sama atau berkaitan.
Dengan metode ini perusahaan berpotensi mengalami
kehilangan pangsa pasar karena dianggap sebagai pemalsu. Ini
dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi
produk pesaing.
3. Harga pasar disesuaikan (adjusted current marker price)
Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal
dan internal. Dengan metode ini, perusahaan mengidentifikasi
harga pasar yang berlaku pada saat penyiapan anggaran dengan
melakukan survei pasar atau memperoleh data sekunder. Harga
yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price
adjustment) setelah mempertimbangkan faktor internal dan
eksternal yang ditetapkan dalam angka indeks (persentase).
Supriyono (2001: 315) menyatakan, beberapa tipe pasar adalah :
1. Persaingan Sempurna
Horngren (1988) dalam Magdalena (2010: 35)
menyatakan, pada pasar persaingan sempurna banyak
barang atau jasa bersifat homogen yang diperdagangkan di
pasar. Selain itu penjual maupun pembeli tidak mampu
mempengaruhi harga pasar barang atau jasa. Dalam pasar
persaingan sempurna perusahaan bergerak di pasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sangat bersaing, di mana barang tidak dapat dibedakan dan
harus menerima harga seperti yang ditentukan oleh
kekuatan pasar.
Pengaruh persaingan sempurna terhadap terhadap
penentuan harga jual barang atau jasa adalah sebagai
berikut:
a. Harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
b. Semakin tinggi harga jual maka semakin banyak barang
atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.
c. Semakin rendah harga jual maka semakin banyak
barang atau jasa yang diminta oleh pembeli.
d. Kurva penawaran biasanya bergerak dari kiri bawah ke
kanan atas.
e. Kurva permintaan biasanya bergerak dari kiri atas ke
kanan bawah.
f. Harga pasar terjadi pada titik ekulibrium pasar, yaitu
titik perpotongan antara kurva penawaran dengan kurva
permintaan.
2. Persaingan Monopolistik
Dalam persaingan monopolistik setiap penjual
mencoba untuk membuat produknya berbeda dibandingkan
dengan produk yang dijual oleh penjual lainnya.
Karakteristik persaingan monopolistik asalah sebagai
berikut:
a. Terdapat banyak penjual yang serupa, namun produk
yang dijual tidak sama.
b. Kemungkinan terdapat differensiasi harga namun tidak
ada penjual secara individual yang mempengaruhi
secara nyata terhadap produk yang serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Setiap penjual menghadapi kurva permintaan dengan
kemiringan yang menurun.
d. Kemungkinan terjadi suatu rentang harga dalam
persaingan monopolistik.
e. Jika harga yang ditentukan lebih tinggi dibandingkan
dengan produk pesaing, kemungkinan perusahaan
tersebut kehilangan pelanggan atau penurunan kuantitas
yang dijual.
f. Penurunan harga mungkin dapat menambah pelanggan
atau jumlah yang dijual.
3. Oligopoli
Dalam suatu pasar oligopolistik terdapat satu
penjual tunggal yang cukup besar untuk mempengaruhi
harga pasar. Pada pasar ini terdapat pemimpin harga (price
leader) dan pengikut harga (price follower). Masalah yang
dihadapi oleh pemimpin harga adalah bagaimana
menentukan harga jual agar labanya maksimal dan agar
harga yang ditentukan tersebut juga diikuti oleh pengikut
harga.
Karakteristik pasar oligopolistik adalah hanya
terdapat beberapa produsen besar yang saling bersaing pada
pasar tersebut, dan satu produsen besar yang sangat
mempengaruhi pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4. Monopoli
Jika dalam pasar hanya terdapat satu produsen yang
melayani permintaan barang atau jasa, maka produsen
tersebut memegang kendali harga barang atau jasa yang
bersangkutan. Pasar tersebut menunjukkan pasar monopoli.
Dalam pasar monopoli terdapat pemasok tunggal dan tidak
ada persaingan. Karakteristik pasar monopoli adalah:
a. Pemegang monopoli dalam suatu negara biasanya
menghadapi pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh
pemerintah.
b. Perusahaan monopoli biasanya berusaha dalam bidang
usaha yang menguasai hajad hidup masyarakat. Sebagai
contoh: Pertamina dan PLN.
2.3 Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)
Kamaruddin (2013: 148) menyatakan bahwa, biaya (cost)
merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan harga jual produk atau jasa. Harga jual produk atau jasa
pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah jumlah
tertentu yang disebut dengan mark-up. Cara penentuan harga jual
tersebut dikenal dengan Pendekatan Cost-Plus (Cost-Plus Approach).
Pengertian cost-plus menurut Kamaruddin (2013: 148) adalah nilai
biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan.
Sementara pengertian menurut Mulyadi (2005: 348), Cost-Plus Pricing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
atau harga jual barang atau jasa dalam keadaan normal adalah
penentuan harga jual dengan cara menambah laba yang diharapkan di
atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memperoleh barang
atau jasa.
Mulyadi (2005: 348) dalam Erawati dan Syafitri (2012), Cost-Plus
Pricing ditentukan dengan formula sebagai berikut :
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Mark-Up
Supriyono (2001: 334) dalam Magdalena (2010) menyatakan,
taksiran biaya penuh dapat dihitung menggunakan dua pendekatan
yaitu :
A. Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi penuh
(Full Cost-Plus Mark-Up)
Dalam pendekatan harga pokok penuh dalam penentuan harga
jual berdasarkan cost-plus, pengertian biaya dalam hal ini adalah
biaya untuk memproduksi satu unit produk. Dalam pengertian
biaya tersebut tidak termasuk biaya non produksi. Oleh karena itu,
target harga jual dengan menggunakan pendekatan ini ditentukan
sebesar biaya produksi ditambah dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan (required profit margin) atau mark-up yang diinginkan
sehingga pendekatan ini disebut pula dengan metode biaya penuh
ditambah mark-up. Mark-up yang ditambahkan tersebut digunakan
untuk menutup biaya nonproduksi dan untuk menghasilkan laba
yang diinginkan. Rumus penghitungan yang digunakan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx
Biaya overhead variabel Rp xx
Biaya overhead tetap Rp xx +
Jumlah Rp xx
Mark-up = …% x Rp xx = Rp xx +
Harga jual per unit produk Rp xx
B. Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi variabel
(Variable Cost-Plus Mark-up)
Pendekatan harga pokok produksi penuh sebagai dasar
penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasar
fungsi, sedangkan pendekatan biaya variabel sebagai dasar
penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasarkan
perilakunya. Pendekatan biaya variabel disebut juga pendekatan
laba kontribusi. Pada pendekatan biaya variabel, penentuan harga
jual produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah
mark-up yang harus tersedia untuk menutup semua biaya tetap dan
untuk menghasilkan laba yang diinginkan. Metode ini disebut pula
metode biaya variabel ditambah mark-up.
Rumus penghitungan yang digunakan dalam penentuan harga
jual dengan metode harga pokok variabel ditambah mark-up
adalah :
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx
Biaya overhead variabel Rp xx +
Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx
Jumlah biaya variabel Rp xx
Mark-up = …% x Rp xx = Rp xx +
Harga jual per unit produk Rp xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Pengukuran Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk.
1. Pengukuran Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi dalam penelitian ini dapat diukur dengan harga
pokok pesanan dengan pendekatan full costing. Adapun rumus harga
pokok pesanan dengan pendekatan full costing adalah :
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
2. Pengukuran Harga Jual Produk
Harga jual produk dalam penelitian ini dapat diukur dengan harga jual
dengan pendekatan cost-plus pricing dengan dasar harga pokok produksi
full-costing. Adapun rumus harga jual dengan dasar harga pokok produksi
full-costing adalah :
Biaya Bahan Baku Rp xx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xx
Biaya Overhead Variabel Rp xx
Biaya Overhead Tetap Rp xx
Jumlah Rp xx
Mark-up = …% x Rp xx = Rp xx
Harga jual per unit produk Rp xx
3. Evaluasi Harga Jual Produk
A. Menentukan Harga Pokok Produksi yang Tepat
Mulyadi (2009: 26) menyatakan, penentuan harga pokok produksi
yang tepat dapat dicapai dengan menghitung biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
secara tepat. Menghitung biaya produksi secara tepat dapat dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dengan ketepatan penggolongan elemen-elemen apa saja yang
dimasukan pada biaya tersebut.
B. Menentukan Mark-Up
Mulyadi (2009: 28) dalam Slat (2013) menyatakan, masalah
penting dalam penerapan penentuan harga jual cost-plus adalah
penentuan besarnya persentase margin atau mark-up yang ditambah
pada biaya. Baik pada pendekatan harga pokok produksi penuh (full
costing) maupun pada harga pokok produksi variabel (variabel
costing), elemen biaya tertentu tidak dimasukkan ke dalam pengertian
biaya, harga pokok produksi penuh tidak memasukkan biaya non
produksi sebagai elemen biaya dan harga pokok produksi variabel
tidak memasukkan biaya tetap sebagai elemen biaya. Oleh karena itu,
penentuan laba yang diharapkan secara tepat dapat dilakukan dengan
cara menentukan mark-up yang mampu menutup elemen biaya yang
tidak dimasukkan ke dalam biaya dan harus dapat menghasilkan laba
yang diharapkan (margin) (Ikhsan 2009: 102).
F. Review Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu mengenai penghitungan harga jual
berdasarkan harga pokok produksi :
Magdalena (2010), menggunakan penghitungan harga pokok variabel
ditambah mark-up pada Bakpia Djogja. Hasil penelitian menyatakan bahwa
penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih
rendah.
Pancawati (2014), menggunakan penghitungan harga pokok produksi
metode full costing pada UKM Bandeng Duri Lunak Bu Darmono Semarang.
Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi yang ditetapkan
pada perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi
sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah. Harga jual
dihitung dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan
laba yang diinginkan perusahaan.
Florensia, et al. (2015), menggunakan penghitungan harga pokok
metode full costing pada Koperasi Pemasaran Usaha Bersama (KPUB) "Sapi
Jaya" Kandangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok
produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi
ssesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah.
Cahyadi (2008), menggunakan penghitungan harga pokok produksi
metode full costing ditambah mark-up pada Toko Bakpao Lengkongsari. Hasil
penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan
lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesunggunya, sehingga harga jual
ditetapkan lebih tinggi
Erawati dan Syafitri (2012), menggunakan penghitungan harga pokok
produksi metode full costing pada CV Harapan Inti Usaha Palembang. Hasil
penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan
lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesunggunya, sehingga harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ditetapkan lebih tinggi. Harga jual dihitung dengan metode cost-plus pricing,
yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba
yang diinginkan perusahaan.
Djumali, et al. (2014), menggunakan penghitungan harga pokok
produksi metode full costing pada PT. Sari Malalugis Bitung. Hasil penelitian
menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi
daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan
lebih tinggi. Harga jual dihitung dengan metode cost-plus pricing, yaitu
dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang
diinginkan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus, yaitu melaksanakan penelitian
terhadap obyek penelitian tertentu yang populasinya terbatas, sehingga
kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi obyek yang
diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kerajinan Agus Ceramics yang beralamat di
Desa Nglorong RT 01, Kelurahan Panjangrejo, Kecamatan Pundong,
Kabupaten Bantul dan diperkirakan dilaksanakan pada Bulan Desember 2016-
Bulan Februari 2017.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian:
1. Pemimpin Perusahaan
2. Obyek Penelitian:
1. Biaya-biaya untuk menghitung harga pokok produksi
2. Metode penentuan harga pokok produksi
3. Metode penentuan harga jual
4. Data-data yang mendukung lainya dalam penelitian ini
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Jogiyanto (2013: 114) menyatakan, wawancara adalah komunikasi
dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Teknik ini merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
salah satu cara untuk mendapatkan informasi secara primer sebagai
penunjang untuk melakukan penelitian. Peneliti akan melakukan
wawancara terhadap subyek dalam penelitian ini.
a. Observasi
“Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan
data primer dengan cara mengamati langsung obyek data” (Jogiyanto
2013 : 109-110).
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh
dokumen atau arsip dari Kerajinan Agus Ceramics. Pendokumentasian
dilakukan pada data yang berhubungan dengan penghitungan harga
pokok produksi dan harga jual.
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahan
2. Biaya produksi
3. Penentuan Harga Pokok Produksi
4. Data tentang jumlah produk yang dipesan
5. Laba yang diharapkan oleh perusahaan
6. Data harga jual produk menurut perusahaan.
7. Penentuan harga jual produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah tersebut adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung Biaya Bahan Baku yang sesungguhnya terjadi dengan cara
mendeskripsikan berapa harga dan kuantitas bahan baku yang
digunakan oleh Kerajinan Agus Ceramics untuk suatu pesanan
tertentu.
2. Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung yang sesungguhnya terjadi
dengan cara mendeskripsikan berapa upah pekerja, bagaimana sistem
pembayaran tenaga kerja, dan berapa jumlah pesanan pada Kerajinan
Agus Ceramics.
3. Menghitung Biaya Overhead Pabrik dibebankan dengan cara
menghitung Alokasi Biaya Bersama dan menghitung biaya yang
dibebankan pada tiap driver, kemudian menghitung total Biaya
Overhead Pabrik.
4. Melakukan penghitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan teori
dengan menggunakan metode job order costing dengan
Mendeskripsikan Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya
Overhead Pabrik Tetap dan Biaya Overhead Pabrik Variabel,
kemudian menghitung total Harga Pokok Produksi berdasarkan
pesanan (job order costing method) dengan metode full costing.
5. Melakukan penghitungan Harga Jual Produk berdasarkan teori dengan
menggunakan pendekatan Full Cost-Plus Mark-Up.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
6. Membandingkan konsep penghitungan Harga Pokok Produksi dan
Harga Jual Produk menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut
kajian teori, serta menganalisis perbedaan konsep penghitungan yang
ada.
7. Membandingkan penghitungan Harga Pokok Produksi menurut
perusahaan dan penghitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan
pesanan (job order costing method) dengan metode full costing.
8. Membandingkan penghitungan Harga Jual Produk menurut perusahaan
dan penghitungan Harga Jual Produk dengan pendekatan Full Cost-
Plus Mark-Up.
9. Menyimpulkan penetapan harga jual produk pada Kerajinan Agus
Ceramics berdasarkan penghitungan dan analisis yang sudah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Letak Perusahaan
Bapak Agus Sugiarto merupakan salah satu pengrajin keramik yang
berada di daerah Bantul. Beliau melakukan kegiatan usahanya di Desa
Nglorong Rt 01 Kelurahan Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten
Bantul Yogyakarta yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya. Desa Nglorong
berbatasan dengan Dusun Tambran dibagian Utara, Dusun Semampir dibagian
Selatan, Dusun Jetis dibagian Timur, serta Dusun Tegal dan Sarang dibagian
Barat. Dusun Nglorong berada di km 22 Jalan Parangtritis, untuk mencapai
lokasi Agus Ceramics harus menempuh kurang lebih 1 km dari jalan raya
utama.
B. Sejarah Perusahaan
Agus Ceramics merupakan usaha yang bergerak di bidang kerajinan
tanah liat atau yang biasa disebut gerabah. Agus Ceramics didirikan oleh
Bapak Agus Sugiarto pada tahun 1999, awalnya beliau bekerja di tempat
kerajinan gerabah karena merasa kesulitan saat hendak memproduksi gerabah,
setelah memperoleh banyak ilmu dan pengalaman akhirnya beliau mendirikan
usaha gerabah sendiri di Desa Nglorong.
Agus Ceramics didirikan dengan modal sendiri sebesar Rp 300.000,00
dan awalnya belum mempunyai karyawan. Laba bersih yang diperoleh selama
dua tahun pertama digunakan Bapak Agus untuk membeli tanah, membangun
rumah, dan membeli motor. Seiring berjalannya waktu, usaha Bapak Agus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
semakin berkembang sehingga beliau mempekerjakan karyawan. Agus
Ceramics memiliki berbagai jenis kerajinan antara lain souvenir,
gentong,nampan, kendi, vas bunga, asbak, dan tempat pena.
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai visi dalam mendirikan usahannya,
visi dari Kerajinan Agus Ceramics adalah :
Menjadi Perusahaan Gerabah yang Kompeten dalam Kualitas dan Produk.
2. Misi Perusahaan
Misi dari Kerajinan Agus Ceramics adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas produk dan profesionalitas pelayanan.
2. Mengembangkan kreativitas dan inovasi produk.
3. Membangun kerjasama antar pengerajin gerabah di sekitar Kecamatan
Pundong.
4. Mengembangkan UMKM demi terciptanya lapangan pekerjaan yang
mandiri.
3. Motto Perusahaan
Motto dari Kerajinan Agus Ceramics adalah sebagai berikut:
“Produk dengan harga murah tapi bukan produk murahan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
D. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada Agus Ceramics adalah :
a. Tanah liat
Tanah liat dari Dusun Jetis, Pundong, Bantul. Tanah liat mentah
berasal dari Daerah Godean, yang kemudian dicampur dengan pasir
dan tanah dengan sedikit kandungan kaolin kemudian diproses
menggunakan penggilingan sehingga menjadi tanah liat yang siap
diolah.
b. Cat
Cat yang digunakan merupakan cat dengan Merk Finatex yang
dibeli dari Pasar Pundong. Cat ini digunakan untuk menghias
terakota sesuai pesanan konsumen.
c. Sandy / pewarna cat
Pewarna cat yang digunakan juga berasal dari Pasar Pundong.
Bahan ini digunakan sebagai campuran cat untuk menghias
terakota.
E. Tenaga Kerja Langsung
Pada dua tahun pertama didirikannnya Agus Ceramics, Bapak Agus
memiliki 10 -15 karyawan. Namun beberapa tahun terakhir karena perubahan
pangsa pasar maka tenaga kerja pada Agus Ceramics dikurangi. Karyawan
yang aktif sampai saat ini ada 10 orang, namun yang sering dipakai ada 4
orang termasuk Bapak Agus dan istrinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Sistem penggajian yang diberikan kepada karyawan tidak menggunakan
sistem mingguan atau bulanan, melainkan menggunakan system borongan,
tergantung dari berapa jumlah items yang diproduksi setiap karyawan.
Misalnya harga borongan per produk Rp 10.000,00 jika karyawan dapat
menyelesaikan 5 produk maka pada hari itu karyawan berhak menerima upah
sebesar Rp 50.000,00.
F. Overhead Pabrik
1. Bahan Penolong
Bahan penolong yang dibutuhkan adalah :
a. Air
Air digunakan sebagai campuran pada tanah liat saat proses
pembentukan souvenir teknik putar, campuran untuk
mengencerkan cat, dan campuran pada gypsum saat membuat
cetakan souvenir teknik cetak.
Air yang digunakan berasal dari sumur pribadi milik Pak Agus
sehingga tidak ada pengeluaran biaya untuk penggunaan air, tetapi
karena saat penggunaan air dibutuhkan pompa air maka akan
dibebankan biaya listrik pada penggunaan pompa air. Biaya listrik
pada usaha Agus Ceramics juga digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga Pak Agus sehingga biaya listrik akan dihitung dengan
alokasi biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Cat Clear
Cat Clear yang digunakan berasal dari Pasar Pundong. Clear
digunakan untuk melapisi souvenir yang telah dicat sehingga
terlihar mengkilap dan cat dapat bertahan lama.
2. Bahan Habis Pakai
Bahan habis pakai yang digunakan adalah :
a. Kuas
Kuas yang digunakan dibeli dari Pasar Pundong. Kuas yang
digunakan adalah kuas nomor 12 untuk mengecat warna dasar dan
kuas nomor 3 untuk mengecat motif hiasan pesanan souvenir.
b. Kayu bakar
Kayu bakar yang digunakan berasal dari masyarakat sekitar Desa
Nglorong. Tahan liat yang sudah dibentuk akan dibakar
menggunakan kayu bakar ini sehingga menjadi terakota (tanah liat
merah / tanah bakar) yang siap dihias.
c. Plastik penutup
Plastik penutup ini merupakan plastik pupuk bekas yang dibeli dari
masyarakat sekitar Desa Nglorong. Plastik penutup ini berfungsi
untuk menutupi tanah liat yang sudah dibentuk agar tidak cepat
kering sebelum proses penjemuran.
d. Sepon
Sepon yang digunakan dibeli dari Pasar Pundong. Sepon ini
berfungsi untuk pemolesan cat clear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
e. Cap Nama
Cap nama yang digunakan dipesan dari Pasar Pundong. Cap nama
digunakan untuk mencetak nama yang ingin dituliskan pada
souvenir.
f. Gypsum
Gypsum yang digunakan dibeli dari Pasar Pundong. Gypsum
digunakan untuk membuat cetakan souvenir teknik cetak. Cetakan
souvenir merupakan cetakan yang dibuat sendiri oleh Bapak Agus
sesuai pesanan konsumen dan biasanya hanya sekali pakai.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Pemilik perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab pada
proses produksi tidak membebankan upah untuk dirinya, seharunya
pemilik perusahaan mendapatkan gaji sebagai mandor dalam proses
produksi.
4. Penilaian terhadap Aktiva Tetap
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
a. Depresiasi bangunan
Bangunan yang didepresiasi meliputi tempat produksi yang
digunakan pada rumah Bapak Agus, seperti tempat membentuk
tanah liat dan tempat membakar gerabah.
b. Depresiasi alat kerja
Alat kerja yang didepresiasi meliputi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1) Alat putar untuk sovenir teknik putar
Alat putar berfungsi untuk membentuk tanah liat sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Alat putar ini terbuat dari batu dan
tiang penyangga dari besi.
2) Rak jemur
Rak jemur berfungsi sebagai rak untuk menjemur souvenir.
Rak ini terbuat dari bambu.
3) Gasbul / peredam knalpot
Gasbul berfungsi sebagai pengganti jerami pada proses
pembakaran. Kelebilan gasbul adalah membuat sirkulasi udara
dalam tungku pembakaran lancar karena bahannya yang
menyerap udara sehingga tungku pembakaran semakin panas
merata dan tahan lama panasnya. Hal tersebut menyebabkan
kayu bakar yang digunakan lebih irit.
4) Tungku pembakaran
Tungku pembakaran berfungsi sebagai alat pembarakan tanah
liat. Tungku pembakaran terbuat dari batu bata yang disusun
menggunakan tanah sawah. Tungku ini dapat menampung
1.500 pieces souvenir untuk sekali pembakaran.
5. Overhead Pabrik Lain yang Secara Lansung Memerlukan Pengeluaran
Uang Tunai
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini merupakan biaya listik
PLN. Daya listrik yang digunakan pada rumah Pak Agus sebesar 450
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
watt dengan beban listrik Rp 60.000,00 tiap bulan. Pemakaian listrik
pada Agus Ceramics juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga
pada rumah tersebut sehingga untuk menghitung beban listrik untuk
produksi dibutuhkan penghitungan alokasi biaya.
G. Proses Produksi
Proses produksi untuk produk souvenir teknik cetak dan souvenir
teknik putar adalah sebagai berikut :
1) Siapkan tanah liat dan alat putar dan/atau alat cetak. Alat cetak (cetakan)
dibuat dengan menggunakan gypsum dengan campuran air secukupnya
dan dibentuk sesuai pesanan konsumen.
2) Untuk souvenir teknik putar, tanah liat harus dicampur dengan sedikit air
agar memudahkan proses pembentukan sementara untuk souvenir teknik
putar tanah liat yang dipilih harus tanah liat yang mempunyai sedikit
kandungan air agar tidak menimbulkan retakan saat proses pencetakan.
3) Untuk souvenir teknik putar dibutuhkan segenggam tanah liat yang telah
dibasahi dengan air kemudian dibentuk bulatan, lalu dibentuk di atas alat
putar dengan cara menekan tanah liat tepat ditengah sambil memutar alat
putar. Setelah tanah liat sesuai dengan bentuk yang diinginkan, potong
menggunakan benang agar tinggi masing-masing pieces sama.
4) Untuk souvenir teknik cetak dibutuhkan segenggam tanah liat yang
dibentuk bulatan kemudian letakan pada cetakan lalu tekan-tekan
menggunakan jari hingga semua cetakan tertutup tanah liat. Setelah itu
keluarkan tanah liat dari cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5) Baik souvenir teknik cetak maupun teknik putar kemudian diangin-
anginkan selama semalam. Proses ini dilakukan dengan menutup
souvenir dengan plastik penutup agar tanah liat tidak cepat kering.
6) Souvenir yang sudah diangin-anginkan kemudian dicap menggunakan
cap nama. Setelah itu souvenir dijemur menggunakan rak jemur. Jika
cuaca cerah maka proses penjemuran cukup dalam waktu 3 hari,tapi jika
cuaca mendung dibutuhkan waktu hingga seminggu.
7) Souvenir yang sudah kering ditandai dengan tanah liat yang mengeras
dan warna tanah liat berubah menjadi coklat terang. Tanah liat yang
sudah kering kemudian dimasukan ke tungku pembakaran dan ditutup
menggunakan gasbul. Proses pembakaran untuk souvenir teknik putar
membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam sementara untuk souvenir teknik
cetak membutuhkan waktu 6 sampai 7 jam. Pembakaran souvenir teknik
cetak lebih lama karena produk ini cenderung lebih tebal dan lebih besar
dari souvenir teknik putar.
8) Setelah tanah liat dibakar dan didinginkan, gerabah akan di-finishing.
Proses akhir dalam produksi ini berupa pemberian cat pada gerabah.
Mula-mula cat akan diencerkan terlebih dahulu menggunakan air
secukupnya. Pewarnaan gerabah meliputi pemberian warna dasar,
pemberian warna pada hiasan dan nama, dan pemberian clear agar warna
tahan lama dan souvenir terlihat mengkilap. Cat dapat dibuat dengan
mencampurkan cat warna putih dan sandy dengan warna yang diinginkan
secukupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Kerajinan Agus Ceramics merupakan usaha yang bergerak dalam
bidang kerajinan tanah liat. Usaha ini menerima pesanan dari konsumen sesuai
spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Proses produksi berjalan sesuai
dengan unit yang dipesan oleh konsumen.
Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada pesanan Bulan
Februai 2017 yang mencakup pesanan souvenir teknik putar (pesanan A) dan
souvenir teknik cetak (pesanan B) sebagai obyek yang diteliti. Agus Ceramics
termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga biaya
dan pemakaian bahan yang timbul dari proses produksi hanya dikira-kira.
Pesanan Bulan Februari 2017, perkiraan pemakaian bahan, perkiraan biaya,
perkiraan harga perolehan alat dan gedung, dan perkiraan biaya produksi pada
Kerajinan Agus Ceramics dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Pesanan Bulan Februari 2017 pada Kerajinan Agus Ceramics
No. Nama Pesanan Teknik Jumlah
1. Souvenir asbak (Pesanan A) Putar 500 psc
2. Souvenir pistol (Pesanan B) Cetak 1.500 psc
3. Tempat lilin Cetak 150 psc
4. Celengan Cetak 100 psc
5. Toples ( S, M dan L) Cetak 140 set = 420 pcs
6. Vas bunga ( S, M dan L) Cetak 100 set = 300 pcs
Total 2.970 pcs
Sumber : Wawancara Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 2 Perkiraan Pemakaian Bahan
No. Nama
Bahan
Harga Perkiraan Pemakaian
Bahan Baku
1. Tanah liat Rp 50.000,00 / 15 gulung Pesanan A : 8 gulung
Pesanan B : 20 gulung
2. Cat Rp 55.000,00 / kaleng Pesanan A : 1 kaleng
Pesanan B : 2 kaleng
3. Sandy Rp 10.000, 00 / ons Pesanan A : ⁄ ons sandy warna
muda dan ⁄ ons sandy warna
tua
Pesanan B : ⁄ ons sandy warna
tua
Bahan Penolong
1. Cat clear Rp 18.000, 00 / ⁄ kilo ⁄ kilo untuk semua pesanan
Bahan Habis Pakai
1. Kuas Kuas no.3 = Rp 1.200, 00
Kuas no.12 = Rp 2.400, 00
Masing-masing satu kuas untuk
kedua pesanan
1 bulan ( 2.000 pcs)
2. Kayu
bakar
Rp 10.000,00 / gulung 6 gulung masing-masing pesanan
3. Plastik
Penutup
Rp 500, 00 / psc Masing-masing dua plastik untuk
kedua pesanan
4. Sepon Rp 2.000, 00 / pcs Satu sepon untuk kedua pesanan
( 2.000 pcs)
5. Cap nama Rp 4. 000, 00 / pcs 1 kali pemakaian
6. Gypsum Rp 3.700, 00 / kilo 1 kilo / cetakan
Sumber : Wawancara Tahun 2017
Tabel 3 Perkiraan Biaya
No. Nama Biaya
1. Tenaga
Kerja
- Pembentukan tanah liat :
Pesanan A = Rp 200,00/ pcs
Pesanan B = Rp 350,00 / pcs
- Pembakaran :Rp 30,00 / pcs
- Finishing :Rp 150,00 / pcs
Pesanan A = 500 pcs
Pesanan B = 1.500 pcs
2. Listrik Lampu = 40 watts
Pompa air = 125 watts
Kebutuhan rumah tangga = 285
watts
Lampu = 6 jam / hari
Pompa air = 0,5 jam /
hari
Kebutuhan rumah tangga =
8 jam / hari
Perkiraan biaya listrik bulan
Februari 2017 = Rp
60.000,00
Sumber : Wawancara Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4 Harga Perolehan Alat Kerja dan Gedung
No. Nama Harga Perolehan Umur Ekonomis
Alat
1. Alat putar Rp 800.000,00 20 tahun
2. Rak jemur Rp 40.000,00 1 tahun
3. Gasbul Rp 1.600.000,00 4 tahun
4. Tungku pembakaran Rp 1.000.000,00 4 tahun
Gedung
1. Tempat
pembentukan tanah
liat
Luas lantai 6
Rp 16.000.000,00
20 tahun
2. Tempat pembakaran
Luas lantai 10
20 tahun
Sumber : Wawancara Tahun 2017
Tabel 5 Perkiraan Biaya Produksi Souvenir menurut Kerajinan Agus
Ceramics
No. Nama Souvenir Harga
1. Souvenir teknik putar (Pesanan A) Rp 1.250,00 / psc
2. Souvenir teknik cetak (Pesanan B) Rp 1.500,00 / psc
Sumber : Wawancara Tahun 2017
Tabel 6 Harga Jual Souvenir menurut Kerajinan Agus Ceramics
No. Nama Souvenir Harga
1. Souvenir teknik putar (Pesanan A) Rp 2.500,00 / psc
2. Souvenir teknik cetak (Pesanan B) Rp 3.000,00/ psc
Sumber : Wawancara Tahun 2017
B. Analisa Data
1. Penghitungan Biaya Bahan Baku
Penghitungan biaya bahan baku sesungguhnya pesanan souvenir pada
Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 7 Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan A
No. Bahan Baku Jumlah Harga Per Satuan Total Biaya
1. Tanah liat 8 gulung Rp 3.300,00 Rp 26.400,00
2. Cat 1 Rp 55.000,00 Rp 55.000,00
2. Sandy warna
muda
⁄ ons Rp 10.000,00/ons Rp 2.500,00
3. Sandy warna
tua
⁄ ons Rp 10.000,00/ons Rp 5.000,00
Total Rp 88.900,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 8 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pesanan B
No. Bahan Baku Jumlah Harga Per Satuan Total Biaya
1. Tanah liat 8 gulung Rp 3.300,00 Rp 66.000,00
2. Cat 2 Rp 55.000,00 Rp 110.000,00
3. Sandy warna
tua
⁄ ons Rp 10.000,00/ons Rp 5.000,00
Total Rp 181.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Harga tanah liat per satuan =
=
= Rp 3.333,00 dibulatkan menjadi Rp 3.300,00
2. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Penghitungan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dalam proses
produksi pesanan souvenir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan A
Jumlah Upah Per
Satuan
Total Biaya
Pembentukan Tanah Liat 500 pcs Rp 200,00 Rp 100.000,00
Pembakaran Tanah Liat 500 pcs Rp 30,00 Rp 15.000,00
Finishing Souvenir
(Pemberian Cat dan Clear)
500 pcs Rp 150,00 Rp 75.000,00
Total Rp 190.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 10 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan B
Jumlah Upah Per
Satuan
Total Biaya
Pembentukan Tanah Liat 1.500 pcs Rp 350,00 Rp 525.000,00
Pembakaran Tanah Liat 1.500 pcs Rp 30,00 Rp 45.000,00
Finishing Souvenir
(Pemberian Cat dan
Clear)
1.500 pcs Rp 150,00 Rp 225.000,00
Total Rp 795.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
3. Penghitungan Biaya Overhead Pabrik
Penghitungan biaya overhead pabrik dalam proses produksi pesanan
souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics menurut sifatnya dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a. Biaya bersama
Biaya bersama yang timbul dalam proses produksi pesanan souvenir
pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11 Penghitungan Alokasi Biaya Bersama
Bagian
Pemakaian
Cat Clear
dan Kuas
Pieces Bagian
Pemakaian
Listrik
kWh Bagian
Gedung
Pabrik
Pieces
Pesanan A 500 Lampu 0,24 Tempat
pembentukan
tanah liat
500
Pesanan B 1.500 Pompa air 0,0625 Tempat
pembakaran 1.500
Kebutuhan
rumah tangga 2,28
Total 2.000 2,5825 2.000
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rumus merubah watts ke kWh adalah ∑ / 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dimana ∑ Kilowatt-hours
= Watts
= Time in hours
kWh Lampu = 40 x 6 / 1000
= 0,24 dan
seterusnya
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab dua, Pool Rate / Tarif Biaya
Overhead Pabrik per unit cost driver akan dihitung dengan rumus :
=
selanjuatnya Biaya Overhead Pabrik
dibebankan ke masing-masing produk akan dihitung dengan rumus :
Tarif pool X Pemakaian aktivitas.
1) Dengan menggunakan cost driver pieces, tarif beban cat clear
dapat dihitung sebagai berikut :
Tarif cat clear :
=
=
= Rp 9,00 per pcs
Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban cat clear pada
masing-masing produk adalah sebagai berikut :
Tabel 12 Penghitungan Alokasi Biaya Cat Clear ke Masing-masing Pesanan
Bagian Pemakaian
Cat Clear
Pieces Tarif Beban Cat
Clear per pcs
Total Biaya
Pesanan A 500 Rp 9,00 Rp 4.500,00
Pesanan B 1.500 Rp 9,00 Rp 13.500,00
Total 2.000 Rp 18.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2) Dengan menggunakan cost driver pieces, tarif beban kuas dapat
dihitung sebagai berikut :
Tarif kuas :
=
=
= Rp 1,80 per pcs
Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban kuas pada masing-
masing produk adalah sebagai berikut :
Tabel 13 Penghitungan Alokasi Biaya Kuas ke Masing-masing Pesanan
Bagian Pemakaian
Cat Clear
Pieces Tarif Beban Cat
Clear per pcs
Total Biaya
Pesanan A 500 Rp 1,80 Rp 900,00
Pesanan B 1.500 Rp 1,80 Rp 2.700,00
Total 2.000 Rp 3.600,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
3) Dengan menggunakan cost driver kWh, tarif beban listrik dapat
dihitung sebagai berikut :
Tarif beban listrik :
=
=
= Rp 23.233,30 dibulatkan menjadi Rp 23.233,00 per kWh
Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban listrik ke masing-
masing pemakaian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 14 Penghitungan Alokasi Biaya Listrik ke Masing-masing
Pemakaian
Pemakaian
Listrik
kWh Tarif Beban
Listik per
kWh
Total Beban
Lampu 0,24 Rp 23.233,00 Rp 5.576,00
Pompa air 0,0625 Rp 23.233,00 Rp 1.452,00
Kebutuhan
rumah tangga
2,28 Rp 23.233,00 Rp52.971,00
Total 2,5825 Rp 59.999,00dibulatkan
menjadi Rp 60.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Beban listrik bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada
pesanan A dan Pesanan B melainkan ke seluruh pesanan, maka
penghitungan beban listrik PLN Bulan Februari 2017 untuk
masing-masing pesanan adalah sebagai berikut :
Tarif beban listrik untuk lampu :
=
=
= Rp 1,88 / pcs
Tarif beban listrik untuk pompa :
=
=
= Rp 0,48 / pcs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 15 Penghitungan Beban Listrik pada Masing-masing Pesanan
No. Nama Pesanan Jumlah Tarif
Listrik
Total
Lampu
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 1,88 Rp 940,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 1,88 Rp 2.820,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 1,88 Rp 282,00
4. Celengan 100 psc Rp 1,88 Rp 188,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 1,88 Rp 790,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 1,88 Rp 564,00
Total Rp 5.580,00
Pompa Air
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 0,48 Rp 240,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 0,48 Rp 720,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 0,48 Rp 72,00
4. Celengan 100 psc Rp 0,48 Rp 48,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 0,48 Rp 202,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 0,48 Rp 144,00
Total Rp 1.426,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
4) Depresiasi gedung pabrik menggunakan metode garis lurus :
Gedung pabrik dibangun dengan harga perolehan sebesar Rp
16.000.000,00 untuk umur ekonomis 20 tahun, sementara nilai
residu diperkirakan sebesar Rp 1.000.000,00. Depresiasi gedung
pabrik menggunakan metode garis lurus dapat dihitung sebagai
berikut :
Beban depresiasi :
= [(Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis]
= 12/12 x [( Rp 16.000.000,00 Rp 1.000.000,00) : 20]
= Rp 750.000,00 per tahun atau Rp 62.500,00 per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dengan menggunakan cost driver total pesanan bulan Februari
2017, tarif beban depresiasi gedung pabrik dapat dihitung
sebagai berikut :
Tarif beban depresiasi gedung :
=
=
= Rp 21,04 dibulatkan menjadi Rp 21,00
Beban depresiasi gedung pabrik bulan Februari 2017 tidak hanya
dibebankan pada pesanan A dan Pesanan B melainkan ke seluruh
pesanan, maka penghitungan beban depresiasi gedung Bulan
Februari 2017 untuk masing-masing pesanan adalah sebagai
berikut :
Tabel 16 Penghitungan Beban Depresiasi Gedung pada Masing-masing
Pesanan
No. Nama Pesanan Jumlah Tarif
Depresiasi
Total
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 21,00 Rp 10.500,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 21,00 Rp 31.500,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 21,00 Rp 3.150,00
4. Celengan 100 psc Rp 21,00 Rp 2.100,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 21,00 Rp 8.820,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 21,00 Rp 6.300,00
Total Rp 62.370,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Biaya Bahan Penolong
Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel 12, biaya bahan penolong
dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus
Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17 Penghitungan Biaya Bahan Penolong pada Pesanan
Pesanan Nama Bahan Penolong Total Biaya
Pesanan A Cat clear Rp 4.500,00
Pesanan B Cat clear Rp 9.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
c. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang ada dalam pesanan souvenir
adalah Biaya Bahan Habis Pakai. Biaya Bahan Habis Pakai yang
timbul dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus
Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 18 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan A
No. Nama Bahan Habis
Pakai
Jumlah Harga Total Biaya
1. Kuas Rp 900,00
2. Kayu bakar Rp 20.000,00
3. Plastik penutup 2 Rp 500,00 Rp 1.000,00
4. Cap nama 1 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
5. Sepon Rp 500,00
Total Rp 26.400,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Satu sepon diperkirakan akan habis dipakai untuk 2.000 pcs
sehingga sepon yang dipakai untuk kedua pesanan akan
menimbulkan biaya bersama. Harga satu buah sepon Rp 2.000,00
bila digunakan untuk 2.000 pcs maka setiap pieces akan dikenakan
biaya Rp 1,00. Biaya sepon untuk pesanan A adalah sebesar 500 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rp 1,00 = Rp 500,00 dan untuk pesanan B adalah sebesar 1.500 x Rp
1,00 = Rp 1.500,00.
Kayu bakar yang dibutuhkan untuk sekali pembakaran adalah 6
gulung dengan harga per gulung Rp 10.000,00 dan kapasitas tungku
untuk sekali pembakaran adalah sebesar 1.500 pcs, sementara
pesanan A hanya sebesar 500 pcs sehingga Pesanan A akan dibakar
bersama pesanan lain dan akan timbul biaya alokasi. Biaya kayu
bakar untuk tiap pieces souvenir adalah sebesar [(Rp 10.000,00 x
6) : 1.500 pcs] = Rp 40,00 sehingga biaya kayu bakar untuk
Pesanan B adalah sebesar Rp 40,00 x 500 pcs = Rp 20.000,00
Tabel 19 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan B
No. Nama Bahan Habis
Pakai
Jumlah Harga Total Biaya
1. Kuas Rp 2.700,00
2. Kayu bakar 6 Rp 10.000,00 Rp 60.000,00
3. Plastik penutup Rp 500,00 Rp 1.000,00
4. Cap nama 1 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
5. Gypsum 1 Rp 3.700,00 Rp 3.700,00
6. Sepon Rp 1.500,00
Total Rp 72.900,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
d. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Menurut Surat Keputusan nomor 235/KEP/2016, Upah Minimum
Kota/Kabupaten (UMK) Kabupaten Bantul adalah sebesar Rp
1.404.760,00, maka upah pemilik sebagai mandor pada bulan
Februari 2017 adalah sebesar Rp 1.404.760,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Biaya tenaga kerja tidak langsung ini harus dibebankan pada tiap
pesanan yang ada, maka perhitungan biaya tenaga kerja tidak
langsung pada tiap pesanan adalah :
Tabel 20 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung pada Masing-
masing Pesanan
No. Nama Pesanan Jumlah Upah
Mandor
Total
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 473,00 Rp 236.500,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 473,00 Rp 709.500,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 473,00 Rp 70.950,00
4. Celengan 100 psc Rp 473,00 Rp 47.300,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 473,00 Rp 198.660,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 473,00 Rp 141.900,00
Total Rp 1.404.810,00
=
= Rp 472,98 Dibulatkan menjadi Rp 473,00
e. Biaya yang Timbul Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap
Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap yang ada
dalam pesanan souvenir adalah :
1) Beban Depresiasi Gedung Pabrik
Seperti yang sudah diperhitungkan di atas biaya depresiasi
gedung yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramic dapat dilihat
di tabel berikut :
Tabel 21 Beban Depresiasi Gedung Pabrik Bulan Februari 2017
Pesanan Beban Depresiasi
Pesanan A Rp 10.500,00
Pesanan B Rp 31.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2) Beban Depresiasi Alat Kerja
Biaya depresiasi alat kerja yang timbul pada Kerajinan Agus
Ceramics dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 22 Beban Depresiasi Alat Kerja Bulan Februari 2017
No. Nama Beban Depresiasi
1. Alat putar Rp 2.900,00
2. Rak jemur Rp 2.500,00
3. Gasbul Rp 33.300,00
4. Tungku pembakaran Rp 20.800,00
Total Rp 59.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Diperkirakan nilai residu untuk alat putar sebesar Rp 100.000,00
dan nilai residu untuk rak jemur sebesar Rp 10.000,00.
Penghitungan
Beban depresiasi alat putar :
= [(Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis]
= 12/12 x [( Rp 800.000,00 Rp 100.000,00) : 20]
= Rp 35.000,00 per tahun atau Rp 2.900,00 per bulan
Beban depresiasi rak jemur :
= [(Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis]
= 12/12 x [( Rp 40.000,00 Rp 10.000,00) : 1]
= Rp 30.000,00 per tahun atau Rp 2.500,00 per bulan
Beban depresiasi gasbul :
= (Harga Perolehan : Umur Ekonomis)
= 12/12 x ( Rp 1.600.000,00 : 4)
= Rp 400.000,00 per tahun atau Rp 33.300,00 per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Beban depresiasi tungku pembakaran :
= (Harga Perolehan : Umur Ekonomis)
= 12/12 x ( Rp 1.000.000,00 : 4 )
= Rp 250.000,00 per tahun atau Rp 20.800,00 per bulan
Beban depresiasi alat kerja Bulan Februari 2017 tidak hanya
dibebankan pada Pesanan A dan Pesanan B tetapi dibebankan ke
semua pesanan, maka beban depresiasi alat kerja Bulan Februari
2017 untuk masing-masing pesanan dapat dihitung sebagai
berikut :
Tabel 23 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Keja per Pieces Pesanan
No. Nama Beban
Depresiasi
Jumlah
Pesanan
Beban
Depresiasi
per Pcs
1. Alat putar Rp 2.900,00 500 psc Rp 5,80
2. Rak jemur Rp 2.500,00 2.970 pcs Rp 0,84
3. Gasbul Rp 33.300,00 2.970 pcs Rp 11,20
4. Tungku pembakaran Rp 20.800,00 2.970 pcs Rp 7,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 24 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja pada Masing-masing
Pesanan
No. Nama Pesanan Jumlah Tarif
Depresiasi
Total
Tempat Pembentukan Alat Putar
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 5,80 Rp 2.900,00
Total Rp 2.900,00
Rak Jemur
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 0,84 Rp 420,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 0,84 Rp 1.260,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 0,84 Rp 126,00
4. Celengan 100 psc Rp 0,84 Rp 84,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 0,84 Rp 353,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 0,84 Rp 252,00
Total Rp 2.495,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lanjutan Tabel 24
Gasbul
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 11,20 Rp 5.600,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 11,20 Rp 16.800,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 11,20 Rp 1.680,00
4. Celengan 100 psc Rp 11,20 Rp 1.120,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 11,20 Rp 4.704,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 11,20 Rp 3.360,00
Total Rp 33.264,00
Tungku Pembakaran
1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Rp 7,00 Rp 3.500,00
2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Rp 7,00 Rp 10.500,00
3. Tempat lilin 150 psc Rp 7,00 Rp 1.050,00
4. Celengan 100 psc Rp 7,00 Rp 700,00
5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Rp 7,00 Rp 2.940,00
6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Rp 7,00 Rp 2.100,00
Total Rp 19.740,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 24, maka total beban depresiasi Alat Kerja Pesanan A dan
Pesanan B adalah:
Tabel 25 Beban Depresiasi Alat Kerja
No. Nama Beban Depresiasi Alat Kerja
Pesanan A
1. Alat putar Rp 2.900,00
2. Rak jemur Rp 420,00
3. Gasbul Rp 5.600,00
4. Tungku pembakaran Rp 3.500,00
Total Rp 12.420,00
Pesanan B
1. Rak jemur Rp 1.260,00
2. Gasbul Rp 16.800,00
3. Tungku pembakaran Rp 10.500,00
Total Rp 28.560,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
f. Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan
Pengeluaran Uang Tunai
Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeruaran uang tunai yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramics
adalah Beban Listrik PLN.
Seperti yang sudah diperhitungkan di atas beban listrik PLN yang
timbul pada Pesanan A dan Pesanan B dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 26 Beban Listrik PLN
No. Bagian Pemakaian Listrik Beban Listrik
Pesanan A
1. Lampu Rp 940,00
2. Pompa air Rp 240,00
Total Rp 1.180,00
Pesanan B
1. Lampu Rp 2.820,00
2. Pompa air Rp 720,00
Total Rp 3.540,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
g. Total penghitungan biaya overhead pabrik dalam proses produksi
pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 27 Total Penghitungan Biaya Overhead Pabrik Pesanan A
No. Nama Biaya Total Biaya
1. Beban Depresiasi Gedung Pabrik Rp 10.500,00
2. Beban Depresiasi Alat Kerja Rp 12.420,00
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 236.500,00
4. Biaya Bahan Penolong Rp 4.500,00
5. Biaya Bahan Habis Pakai Rp 26.400,00
6. Biaya Listrik Rp 1.180,00
Total Rp 291.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 28 Total Penghitungan Biaya Overhead Pabrik pada Pesanan B
No. Nama Biaya Total Biaya
1. Beban Depresiasi Gedung Pabrik Rp 31.500,00
2. Beban Depresiasi Alat Kerja Rp 28.560,00
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 709.500,00
4. Biaya Bahan Penolong Rp 13.500,00
5. Biaya Bahan Habis Pakai Rp 72.900,00
6. Biaya Listrik Rp 3.540,00
Total Rp 859.500,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
4. Penghitungan Harga Pokok Produksi menggunakan metode job order
costing dengan pendekatan full costing
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 harga pokok produksi penuh
(full costing) akan dihitung dengan rumus :
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
Tabel 29 Harga Pokok Pesanan A
Nama Biaya Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 88.900,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 190.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 291.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 570.400,00 = Rp 1.141,00 / pcs
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 30 Harga Pokok Pesanan B
Nama Biaya Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 181.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 795.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 895.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 1.871.500,00 = Rp 1.248,00 / pcs
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
5. Penghitungan harga jual berdasarkan harga pokok produksi penuh (full
costing)
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 harga jual berdasarkan harga
pokok produksi penuh (full costing) akan dihitung dengan rumus :
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx
Biaya overhead variabel Rp xx
Biaya overhead tetap Rp xx +
Jumlah Rp xx
Mark-up = …% x Rp xx = Rp xx +
Harga jual per unit produk Rp xx
Tabel 31 Harga Jual Pokok Pesanan A
Nama Biaya Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 88.900,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 190.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 291.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 570.400,00
Mark-Up (50%) Rp 285.200,00
Total Harga Jual Pesanan A Rp 855.600,00
Harga Jual per Unit Rp 1.710,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tabel 32 Harga Jual Pokok Pesanan B
Nama Biaya Total Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 181.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 795.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp 895.500,00
Harga Pokok Produksi Rp 1.871.500,00
Mark-Up (50%) Rp 935.750,00
Harga Jual Pesanan B Rp 2.807.250,00
Harga Jual per Unit Rp 1.871,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
6. Identifikasi persamaan dan perbedaan penghitungan menurut perusahaan
dan kajian teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Setelah menganalisis data di atas maka dapat dilihat persamaan dan
perbedaan konsep penghitungan menurut perusahaan dan konsep
penghitungan menurut kajian teori pada penggolongan biaya, Harga
Pokok produksi, dan Harga Jual Produk pada tabel dibawah ini :
Tabel 33 Perbandingan Konsep Penghitungan Menurut Perusahaan dan
Kajian Teori.
No. Perusahaan Kajian Teori Keterangan
1. Penggolongan Biaya
Produksi :
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Penggolongan Biaya
Produksi :
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
2. Menghitung HPP :
Perkiraan Menghitung HPP :
BBB XXX
BTKL XXX
BOP variabel XXX
BOP tetap XXX
HPP XXX
Tidak Sesuai
3. Menghitung HJP :
HPP+ (Biaya non
produksi) + (HPP x %
Laba)
Menghitung HJP :
Harga Jual = Taksiran
Biaya Penuh + Mark-up
Tidak Sesuai
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Penggolongan biaya bahan baku pada perusahaan sudah sesuai
dengan kajian teori karena perusahaan dapat mendeskripsikan bahan baku
yang digunakan pada proses produksi, tetapi dalam penggolongan tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik perusahaan belum sesuai
dengan kajian teori. Dalam penggolongan tenaga kerja lansung perusahaan
belum tepat pada pembayaran upah karena Pak Agus dan istrinya tidak
dihitung sebagai tenaga kerja padahal beliau dan istrinya terlibat dalam
proses produksi. Dalam biaya overhead pabrik perusahaan masih salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menggolongkan gasbul yang merupakan alat kerja menjadi bahan
penolong. Selain itu perusahaan juga tidak membebankan alokasi biaya
bersama dan beban depresiasi gedung dan alat kerja, padahal alokasi biaya
tersebut penting untuk mengetahui apakah biaya produksi sudah
dibebankan pada produk seteliti mungkin dan bila suatu perusahaan tidak
menghitung biaya depresiasi dapat menyebabkan harga pokok produksi
terlalu kecil sehingga laba perusahaan lebih tinggi daripada semestinya.
Perusahaaan juga tidak menghitung upah mandor pada pemilik yang
bertanggung jawab selama proses produksi, sehingga tidak ada biaya
tenaga kerja tidak langsung pada penghitungan biaya produksi menurut
perusahaan.
Penghitungan Harga Pokok Produksi pada perusahaan belum sesuai
dengan kajian teori karena penghitungan hanya berdasarkan kira-kira
dengan mengesampingkan ketepatan penghitungan dan mengutamakan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Penghitungan Harga Jual Produk menurut perusahaan belum sesuai
dengan kajian teori karena Harga Jual Produk dihitung berdasarkan
perkiraan Harga Pokok Produksi yang dijumlahkan laba yang diharapkan
perusahaan, metode tersebut mirip dengan rumus penetapan mark-up
dalam kajian teori. Tetapi perusahaan masih menambahkan biaya non
produksi (biaya pengemasan, biaya angkut dan biaya pemasaran) pada
penghitungan Harga Jual Produk sehingga tidak sesuai dengan kajian
teori. Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena seharusnya mark-up sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dapat menutupi biaya non produksi yang tidak dibebankan pada
penghitungan Harga Pokok Produksi sekaligus mencapai laba yang
diharapkan perusahaan, sementara dengan menghitung biaya non produksi
pada penghitungan Harga Jual Produk maka hasil penghitungan menjadi
tidak tepat karena elemen biaya dihitung secara berulang.
7. Perbandingan penghitungan Harga Pokok Produksi menurut perusahaan
dan penghitungan Harga Pokok Produksi secara teori berdasarkan Harga
Pokok Produksi Penuh ( full costing).
Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel 5 biaya produksi Pesanan
A adalah sebesar Rp 1.250,00 dan Pesanan B sebesar Rp 1.500,00,
karena Kerajinan Agus Ceramics tidak memiliki perseiaan barang dalam
proses, maka biaya produksi dapat dijadikan Harga Pokok Produksi.
Kerajinan Agus Ceramics juga tidak memiliki persediaan barang jadi,
sehingga Harga Pokok Produksi dapat dijadikan Harga Pokok Penjualan.
Tabel 34 Perbandingan Harga Pokok Produksi Setiap Pesanan
Produk Harga Pokok Produksi Selisih
Menurut
Perusahaan
Menurut Full
Costing
Dalam
Rupiah
%
Produk A Rp 1.250,00 / psc Rp 1.141,00 / pcs Rp 109,00 9,5 %
Produk B Rp 1.500,00 / psc Rp 1.248,00/ pcs Rp 252,00 20,2 %
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rp 109,00 ÷ Rp 1.141,00 = 0,0955
= 9,5 %
Dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih penghitungan Harga
Pokok Produksi adalah sebesar 9,5 % untuk Pesanan A dan 20,2 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
untuk Pesanan B pada Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan Agus
Ceramics dan menurut kajian teori.
8. Perbandingan penghitungan harga jual menurut perusahaan dan
penghitungan harga jual menurut kajian teori dengan pendekatan harga
jual berdasar harga pokok produksi penuh (Full Cost-Plus Mark-Up)
Tabel 35 Perbandingan Harga Jual Produk Setiap Pesanan
Produk Harga Jual Produk Selisih
Menurut
Perusahaan
Menurut Full
Cost-Plus Mark-
Up
Dalam
Rupiah
%
Produk
A
Rp 2.500,00 / psc Rp 1.710,00 / psc Rp 790,00 46,2%
Produk
B
Rp 3.000,00 / psc Rp 1.871,00 / psc Rp 1.129 ,00 60,3%
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rp 790,00 ÷ Rp 1.710,00 = 0,4619
= 46,2 %
Dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih penghitungan Harga Jual
Produk adalah sebesar 46,2 % untuk Pesanan A dan 60,3 % untuk
Pesanan B pada Harga Jual Produk menurut Kerajinan Agus Ceramics
dan menurut kajian teori.
9. Penyimpulan penetapan Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus
Ceramics adalah terdapat selisih antara hasil penghitungan Harga
Pokok Produksi pada Produk A dan Produk B. Pada Produk A, Harga
Pokok Produksi menurut perusahaan sebesar Rp 1.250,00 sedangkan
menurut metode job order costing pendekatan full costing Harga Pokok
Produksi sebesar Rp 1.141,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
109,00 dengan presentase perbedaan sebesar 9,5%. Pada Produk B,
Harga Pokok Produksi menurut perusahaan sebesar Rp 1.500,00
sedangkan menurut metode job order costing pendekatan full costing
Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.248,00 sehingga terdapat selisih
sebesar Rp 252,00 dengan presentase perbedaan sebesar 20,2%.
Selisih juga terjadi pada penghitungan Harga Jual Produk Produk A dan
Produk B. Pada Produk A, Harga Jual Produk menurut perusahaan
sebesar Rp 2.500,00 sedangkan menurut metode full-cost mark-up
Harga Jual Produk sebesar Rp 1.710,00 sehingga terdapat selisih
sebesar Rp 790,00 dengan presentase perbedaan sebesar 46,2%. Pada
Produk B, Harga Jual Produk menurut perusahaan sebesar Rp 3.000,00
sedangkan menurut metode full-cost mark-up Harga Jual Produk
sebesar Rp 1.871,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 1.129,00
dengan presentase perbedaan sebesar 60,3%.
Setelah melakukan analisis dengan membandingkan penghitungan Harga
Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut perusahaan dengan
penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut
teori maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penghitungan Harga Pokok
Produksi dan Harga Jual Produk yang dilakukan oleh Kerajinan Agus
Ceramics berbeda dengan penghitungan menurut teori. Berikut ini
penjelasan mengenai beberapa penyebab perbedaan tersebut:
a) Perbedaan pertama adalah pada konsep penghitungan, hal ini
disebabkan karena penghitungan menurut perusahaan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
berdasarkan perkiraan dan tidak melakukan penggolongan biaya.
Perkiraan pada biaya produksi yang dilakukan perusahaan tidak
menggunakan penghitungan yang pasti melainkan perkiraan untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
b) Perbedaan kedua adalah pada penghitungan Harga Pokok Produksi.
Perusahaan tidak membebankan alokasi biaya bersama dan beban
depresiasi gedung dan alat kerja dalam Harga Pokok Produksi.
Pemilik Kerajinan Agus Ceramics juga tidak menghitung upah kerja
apabila beliau dan istrinya mengerjakan proses produksi, serta tidak
adanya gaji mandor bagi pemilik yang bertanggung jawab dalam
proses peroduksi sehingga perusahaan tidak menghitung biaya
tenaga kerja tidak langsung pada biaya overhead pabrik. Penetapan
Harga Pokok Produksi yang tidak tepat oleh perusahaan
menyebabkan penghitungan Harga Jual Produk juga tidak sesuai
dengan kajian teori.
c) Perbedaan ketiga adalah pada penetapan Harga Jual Produk.
Perusahaan tidak hanya menjumlahkan laba yang diinginkan pada
Harga Pokok Produksi tetapi perusahaan juga membebankan biaya
pengemasan, biaya angkut, dan biaya pemasaran sehingga konsep
penghitungan Harga Jual Produk menjadi tidak sesuai dengan kajian
teori.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
penghitungan Harga Pokok Produksi Kerajinan Agus Ceramics lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tinggi dari hasil penghitungan Harga Pokok Produksi menurut kajian
teori, sehingga penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan
Agus Ceramics tidak tepat. Ketidaktepatan penetapan Harga Pokok
Produksi Kerajinan Agus Ceramics menyebabkan hasil penghitungan
Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics tidak sesuai dengan
penghitungan Harga Jual Produk menurut kajian teori. Ketidaksesuaian
Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics juga disebabkan oleh
konsep penghitungan Harga Jual Produk perusahaan yang tidak sesuai
dengan konsep penghitungan menurut kajian teori.
C. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan dasar penghitungan Harga Pokok
Produksi metode harga pokok proses (job order costing) pendekatan full-
costing untuk menghitung Harga Jual Produk metode full cost-plus mark-
up.
Hasil penelitian ini cenderung mendukung penelitian Cahyadi
(2008), dimana peneliti juga menggunakan penghitungan harga jual
dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing ditambah mark-up
pada Toko Bakpao Lengkongsari. Hasil penelitian menyatakan bahwa
harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga
pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi
daripada harga jual menurut teori.
Hasil penelitian juga cenderung mendukung penelitian Erawati dan
Syafitri (2012), dimana peneliti juga menggunakan penghitungan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada CV.
Harapan Inti Usaha Palembang. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga
pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok
produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi
daripada harga jual menurut teori. Harga jual dihitung dengan metode
cost-plus pricing, yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok
produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan.
Hasil penelitian juga cenderung mendukung penelitian Djumali, et
al. (2014) dimana peneliti juga menggunakan penghitungan harga jual
dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada PT. Sari
Malalugis Bitung. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok
produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok
produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi
daripada harga jual menurut teori. Harga jual dihitung dengan metode
cost-plus pricing, yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok
produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan.
Sebaliknya penelitian ini cenderung tidak mendukung penelitian
Magdalena (2010), dimana peneliti menggunakan penghitungan harga jual
dengan dasar harga pokok variabel ditambah mark-up pada Bakpia Djogja.
Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi
perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi
sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah daripada
harga jual menurut teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Hasil penelitian ini juga cenderung tidak mendukung penelitian
Pancawati (2014), dimana peneliti menggunakan penghitungan harga jual
dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada UKM
Bandeng Duri Lunak Bu Darmo Semarang. Hasil penelitian menyatakan
bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih
rendah daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual
juga ditetapkan lebih rendah daripada harga jual menurut teori. Harga jual
dihitung dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi
dengan laba yang diinginkan perusahaan.
Hasil penelitian ini juga cenderung tidak mendukung penelitian
Florensia, et al. (2015) dimana peneliti menggunakan penghitungan harga
jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada Koperasi
Usaha Bersama (KPUB) ”Sapi Jaya” Kandangn. Hasil penelitian
menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan
ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sesungguhnya,
sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah daripada harga jual
menurut teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penentuan Harga Jual \Produk pesanan A dan pesanan B pada Kerajinan
Agus Ceramics belum sesuai dengan kajian teori karena Harga Pokok Produksi
menurut Kerajinan Agus Ceramics yang menjadi dasar penentuan Harga Jual
Produk ditetapkan lebih tinggi daripada penghitungan Harga Pokok Pesanan (job
order costing) pendekatan full costing. Terbukti dari perbedaan penghitungan
harga pokok produksi sebesar 9,5% pada Produk A dan 20,2% pada Produk B
serta perbedaan penghitungan harga jual produk sebesar 46,2% pada Produk A
dan 60,3% pada Produk B. Selain Harga Pokok Produksi menurut perusahaan
yang ditetapkan lebih tinggi, penghitungan Harga Jual Produk menurut Kerajinan
Agus Ceramics lebih tinggi daripada Harga Pokok Produksi menurut full-cost
mark-up disebabkan juga oleh perbedaan konsep penghitungan Harga Jual Produk
menurut perusahaan, dimana perusahaan masih memperhitungkan biaya non
produksi pada penghitungan Harga Jual Produknya.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini tidak didukung dengan
dokumen terkait yang mendukung perhitungan harga pokok produksi dan
harga jual produk melainkan hanya menggunakan data hasil wawancara.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penulis memberikan beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Bagi perusahaan :
1.Kerajinan Agus Ceramics sebaiknya menggolongkan elemen biaya
produksi secara tepat agar dapat menghitung Harga Pokok Produksi
secara tepat pula, sehingga Harga Pokok Produksi yang tepat
tersebut nantinya dapat menjadi dasar penentuan Harga Jual Produk
bagi pesanan.
2. Perbedaan hasil penghitungan Harga Jual produk menurut
Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori dapat dijadikan
stategi marketing, yaitu dengan menjadikan hasil penghitungan
menurut kajian teori sebagai patokan dalam pemberian discount
atau bonus pada tiap pesanan.
Bagi penelitian selanjutnya :
1. Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan tahap wawancara dan
observasi yang lebih mendalam pada perusahaan sehingga
informasi yang didapat lebih lengkap dan informasinya dilengkapi
dengan dokumen pendukung.
2. Sebaiknya penelitian selanjutnya bukan hanya meneliti tentang
evaluasi penentuan harga jual produk suatu produk tertentu saja,
melainkan dapat mengevaluasi harga jual produk beberapa pesanan
dalam bulan tertentu pada suatu perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Anggraini, Yunita. 2011. Anggaran Bisnis. Edisi
Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Agus. 2017. Daftar Gaji UMR Yogyakarta 2017. https://www.gajiumr.com/gaji-
umr-jojga-yogyakarta/. Diakses tanggal 15 Juli 2017.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta.
Mitra Wacana Media, Jakarta.
Cahyadi, Hendro. 2008. “Evaluasi Penentuan Harga Jual Toko Bakpao (Studi
Kasus pada Toko Bakpao Lengkongsari)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Carter, William. 2009. Akuntansi Biaya “Cost Accounting”. Diterjemahkan oleh
Salemba Empat. Salemba Empat, Jakarta.
Carter,William K dan Usry Milton dalam Krista. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi
Ketiga Belas. Buku Satu. Salemba Empat, Jakarta.
Carter,William K dan Usry Milton dalam Krista. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi
Ketiga Belas. Buku Dua. Salemba Empat, Jakarta.
Djumali, Indo., Jullie J. Sondakh, dan Lidia Mawikere. 2014. “Perhitungan Harga
Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable Costing dalam Proses
Penentuan Harga Jual pada PT. Sari Malalugis Bitung”. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi. Universitas Sam Ratulangi Manado.Vol. 14, No. 2-Mei
2014.
Erawati dan Syafitri, Lili. 2012. “Analisis Harga Pokok Produksi Sebagai Dasar
Penentuan Harga Jual pada CV Harapan Inti Usaha Palembang”. Jurnal.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data, Palembang.
Florensia, Emi., Muhammad Safi, dan Endang Nirowati Pamungkas. 2015.
“Evaluasi Harga Pokok Produksi untuk Menentukan Harga Jual Produk
(Studi Kasus pada Koperasi Pemasaran Usaha Bersama Sapi Jaya
Kandangan Periode Tahun 2013)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol.
20 No. 1 Juni 2015.
Hansen, Don dan Mowen dalam Fitriasari, Dewi dan Kwary, Deny Arnos. 2004.
Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta.
Hansen, Don dan Mowen dalam Kwary, Deny Arnos. 2009. Akuntansi
Manajerial. Edisi Kedelapan. Salemba Empat, Jakarta.
Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Herman. 2006. Manajemen Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta
Horngren, Charles T. dan George Foster. 1998. Akuntansi Biaya : Suatu
Pendekatan Manajerial. Diterjemahkan oleh Marianus Sinaga. Edisi
Enam. Jilid Satu. Erlangga, Jakarta.
Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Perusahaan Jasa. Graha Ilmu,
Yoyakarta.
Kamarudin, Ahmad. 2013. Akuntansi Manajemen : Dasar-dasar Konsep Biaya
dan Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi 8. Rajawali Pers Bisnis, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Diterjemahkan oleh Benyamin
Molan. Edisi Kesebelas. Jilid Kedua. PT. Indeks Gramedia, Jakarta.
Magdalena, Meria. 2010. “Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Bakpia (Studi
Kasus pada Bakpia Djogja)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta..
Muhadi dan Joko Siswanto. 2001. Akuntansi Biaya. Kanisius, Yogyakarta.
Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian
Biaya. Edisi Kelima. STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaar dan Rekayasa. Edisi
Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN- Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Aditya Media, Yogyakarta.
Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Refika Adhitama, Bandung.
Murti, Sumarni dan Soeprihanto, John. 2007. Pengantar Bisnis. Edisi kedua. STIE
YKPN. Yogyakarta.
Pancawati Wahyu, Riana. 2014. “Penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) Produk
Bandeng Presto Menggunakan Metode Full Costing Sebagai Dasar
Penentuan Harga Jual (Studi Kasus : UKM Bandeng Duri Lunak Bu
Darmono)”. Jurnal. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.
Salemba Empat, Jakarta.
Riza, Kautsar. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Akademia
Permata, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Sari, Riska Putri Sekar Tanjung. 2016. “Analisis Perhitungan Harga Pokok
Produksi Dengan Metode Job Order Costing (Studi Kasus Pada CV.
Dharma Putra Mandiri)”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta.
Slat, Andre Henri. 2013. “Analisis Harga Pokok Produk dengam Metode Full
Costing dan Penentuan Harga Jual (Studi Kasus pada CV. Anugerah
Genteng Manado)”. Jurnal EMBA. Universitas Sam Ratulagi, Manado.
Sugiri, Slamet. 1993. Pengantar Akuntansi 2. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian
Manajemen. Edisi Pertama. BPFE dan STIE-YKPN, Yogyakarta.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Edisi Kedua. Cetakan Keempat Belas. BPFE, Yogyakarta.
Widilestariningtyas, Ony., Sonny W.F, dan Sri Dewi A. 2012. Akuntansi Biaya.
Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Yadiati, Winwin dan Wahyudi, Ilham. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi Revisi.
Kencana, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1
Transkrip Wawancara
P : Peneliti
N : Narasumber
P : Ada berapa pesanan kerajinan pada Bulan Februari 2017 Pak?
N : 500 pieces souvenir asbak, 1.500 pieces souvenir pistol, 150 pieces tempat
lilin, 100 pieces celengan, 140 set toples dan 100 set vas bunga.
P : Berapa tanah liat yang digunakan untuk pembuatan souvenir Pak?
N : Pembelian tanah liat bersifat borongan yaitu seharga Rp 50.000,00 untuk
kurang lebih 15 gulungan. Untuk pesanan A dibutuhkan kurang lebih 8 gulung
tanah liat dan pesanan B dibutuhkan kurang lebih 20 gulung tanah liat.
P : Berapa upah yang diberikan untuk pegawai? Apakah upah diberikan secara
borongan?
N : Ya upah diberikan secara borongan. Untuk upah membentuk souvenir putar
sebesar Rp 200,00 per pieces sementara souvenir cetak sebesar Rp 350,00 per
pieces. Upah membakar sebesar Rp 30,00 per pieces dan upah mengecat
sebesar Rp 150,00 per pieces.
P : Untuk sekali pembakaran dibutuhkan berapa kayu bakar?
N : Sekali membakar butuh sekitar 6 gulung, itu untuk kisaran 1.500 pieces.
Harga per gulungnya Rp 10.000,00 .
P : Selain kayu bakar apa saja bahan penolong yang digunakan?
N : Ada cat dan clear untuk finishing. Cat harganya Rp 55.000,00 per kaleng,
clear harganya Rp 18.000,00 per setengah kilo, ada juga sandy untuk pewarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
cat seharga Rp 10.000,00 per ons. Gasbul untuk membakar seharga
Rp1.600.000,00.
P : Menurut saya gasbul itu termasuk alat kerja Pak, soalnya hanya digunakan
untuk menutup tungku pembakaran dan tidak digunakan sebagai bahan
pembuatan kerajinan. Kalau untuk penggunaan bahan penolong kira-kira
buhuh berapa banyak untuk masing-masing pesanan?
N : Untuk pesanan A dibutuhkan sekaleng cat, nanti dibagi untuk dicampur sandy.
Kalau mau warnanya terang sandy-nya seperempat ons kalau mau tua
setengah ons. Untuk pesanan B butuh dua kaleng, satu warna putih untuk
dicampur sandy setengah ons dan satu kaleng warna hitam. Cat clear hanya
butuh setengah kilo soalnya pemakaiannya sedikit, nanti pengaplikasiannya
pakai sepon yang harganya Rp 2.000,00 .
P : Kuas yang digunakan ada berapa dan berapa harganya?
N : Ada dua, nomor 3 dan nomor 12. Harganya Rp 1.200,00 dan Rp 2.400,00.
Beli yang murah saja mbak soalnya Cuma sebulan sudah rusak bulunya.
P : Untuk cap nama dan cetakan souvenir harganya berapa?
N : Cap harganya Rp 4.000,00 di Pasar Pundong, kalau cetakan bikin sendiri
pakai gypsum harganya per karung sepuluh kiloan Rp 37.000,00. Satu cetakan
butuh sekilo gypsumi, tiap ada pesanan buat baru soalnya cepat aus dan pecah.
P : Untuk biaya listrik dan air tiap bulan berapa Pak?
N : Rumah saya kapasitas listriknya 450 watts biasanya per bulan Rp 60.000,00,
kalau air saya pakai sumur jadi ga bayar, paling yang kehitung pakai pompa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
airnya saja. Saya pakai pompa yang 125 watts, taun ini kebetulan lembur terus
jadi lampu tempat produksi dipakai. Lampu pakai yang 40 watts mbak.
P : Untuk pembuatan tungku pembakaran biayanya berapa Pak?
N : Dulu biayanya sekitar Rp 1.000.000,00 untuk beli batu batanya. Kebetulan
baru taun lalu saya buat baru, soalnya kalau sudah empat tahun batu batanya
kebanyakan sudah pecah karena panas.
P : Ruangan produksi ini sendiri butuh biaya berapa saat pembangunannya?
N : Kalau tempat pembentukan dan pembakaran ini sekitar Rp 16.000.000,00.
P : Berapa biaya perolehan untuk alat kerja?
N : Alat putar itu saya pakai yang dari besi dan batu supaya awet jadi agak mahal
harganya Rp 800.000,00, rak jemur harganya Rp 40.000,00 kebetulan rak
jemurnya baru soalnya hanya bisa dipakai setahun, maklum bahannya dari
bambu makanya cepat rusak.
P : Kalau nanti alat kerjanya sudah rusak apa bisa dijual sebagai rongsokan Pak?
N : Yang bisa dirongsokin hanya alat putar dan rak jemur mbak. Kemungkinan
harganya Rp 100.000,00 untuk alat putar dan Rp 10.000,00 untuk rak
jemurnya.
P : Berapa harga Jual untuk masing-masing pesanan Pak?
N : Untuk pesanan A perkiraan biaya produksinya Rp 1.250,00 per pieces pesanan
B Rp 1.500,00 per pieces biasanya nanti saya tambahkan setengah biaya
produksi untuk keuntungan dan ditambah dengan biaya pembungkusan
dengan plastik. Kebetulan pesanan ini juga diminta untuk dikirim jadi nanti
saya kemas dengan peti kayu. Belum penghitungan biaya pemasarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
mbak, kalau ada orang pesan kan butuh pulsa untuk telfon, butuh kuota
internet untuk mengakses website saya jadi nanti biaya itu juga saya
perhitungkan ke pesanan. Pesanan A nanti saya jual Rp 2.500,00 per pieces
dan pesanan B Rp 3.000,00 per pieces.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 2
Daftar UMR Yogyakarta 2017
Kota / Kabupaten Upah (Rp)
Kota Yogyakarta Rp 1.572.200,00
Kabupaten Sleman Rp 1.448.385,00
Kabupaten Bantul Rp 1.404.760,00
Kabupaten Gunung Kidul Rp 1.337.650,00
Kabupaten Kulon Progo Rp 1.373.600,00
Sumber : gajiumr.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI