Upload
buinhi
View
239
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Megasari Delfia
NIM : 118114178
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Megasari Delfia
NIM : 118114178
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karuni-Nya. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai tauladan, panutan bagi umat manusia, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengadaan Obat
Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga
akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan sarana dan prasarana kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan, dan semangat selama
penyusunan skripsi.
3. Para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyelesaian naskah skripsi ini.
4. Bappeda Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kepala
UPT POAK Kabupaten Sleman, Apoteker Pengelola Ruang Obat dan Dokter
Puskesmas Sleman Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I Yogyakarta yang
berkenan memberikan ijin penelitian dan membantu dalam proses
pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Keluarga Tercinta, Mamah, Papah, Iyo, Teh Ulan, Teh Fanny, dan Giri Graha
Fikri terimakasih atas doa dan dukungannya yang selalu diberikan, yang
selalu memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Sahabat terkasih, Titi, Panic, Ari, Vrizka Maulida, Fitri, Resa Aditama, Ikka,
Windy, Ayu, Agi, Edita, Hanny, Echa, Sahnaz yang tidak putus untuk
memberikan dukungan, motivasi, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,
terimakasih.
7. Bernadetha, Rany Willem, Maria Johana, Devi , dan I Gusti Ngurah Teguh
serta kerabat yang selama ini membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengakui terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini sehingga penulis terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk
menyempurnakan karya ini. Penulis berharap karya ini dapat menjadi acuan bagi
peneliti-peneliti khususnya dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 24 November 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN.………………………………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. vi
PRAKATA………………………………………………………………......... vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xiv
INTISARI…………………………………………………………………….. xv
ABSTRACT …………………………………………………………………….. xvi
BAB I PENGANTAR………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
1. Permasalahan …………………………………………………. 3
2. Keaslian penelitian………………………………………………… 3
3. Manfaat penelitian…………………………………………………. 6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum……………………………………………………… 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
2. Tujuan khusus……………………………………………………… 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………. 8
A. Obat.…………………….. …………………………………………..… 8
B. Pengelolaan Obat.……….……………………………………………… 9
C. Pengadaan Obat………………………………………………………… 10
D. Puskesmas.……………………………………………..……………….. 15
E. Analisis ABC.……………………………………………………...…… 18
F. Analisis VEN.…………………………………………………...……… 21
G. Keterangan empiris………………………………………………..……. 24
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..… 25
A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………..… 25
B. Variabel penelitian……………………………………………………… 25
C. Definisi operasional……..………………………………………………. 26
D. Subyek penelitian………………………….............................................. 27
E. Bahan atau Materi Penelitian…………………….……………………… 27
F. Instrument penelitian……………………………………………………. 28
G. Tempat Penelitian………………..……………………………………… 28
H. Tata cara penelitian……………………………………………………… 29
I. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 33
A. Analisis ABC………………..…………………………………………... 33
B. Analisis VEN………………………….………………………………… 36
C. Analisis Ketersediaan Obat………………………………………… …... 38
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit…………….... ….. 40
2. Obat Yang Dikembalikan……………………………………………. 41
D. Hasil Wawancara………………………………………………………… 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 44
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 44
B. Saran………………………………………………………………….. 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 46
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 48
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun
2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman………………………………………. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas…………………………… 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013…. 49
Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014…. 53
Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013…… 58
Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014…… 61
Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 dan 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas
Sleman Yogyakarta…………………………………………….……………….. 65
Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Kepala UPT POAK Sleman…….. 66
Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Kepala UPT POAK Sleman……. 67
Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang
diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 68
Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I 69
Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel
I………………………………………………………………………………….. 70
Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang
diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 71
Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas
Sleman……………………………………………………………………………. 73
Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel 1..……………………... 74
Lampiran 14. Panduan Pertanyaan Wawancara………………………………….. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
INTISARI
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk
menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien
untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai.Penelitian ini
dilakukan untuk evaluasi terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta
menggunakan metode ABC kombinasi VEN dari data LPPO yang diperoleh dari UPT
POAKdi Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan analisis
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan rancangan penelitian retrospektif dari
data pemakaian obat tahun 2013 dan 2014 didukung dengan wawancara terhadap
dokter di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta kepala UPT POAK
Kabupaten Sleman. Analisis ABC dilakukan dengan pengambilan data pemakaian
serta harga obat yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen
pemakaian terbesar sampai terkecil tiap tahunnya serta kategori Vital, Esensial, dan
Non Esensial (VEN) dilakukan dengan wawancara.
Evaluasi pengadaan 144 item obat berdasarkan metode ABC tahun 2013
diketahui sebanyak 24 item obat termasuk dalam kelompok A, 39 item obat
kelompok B, dan 81 item obat kelompok C. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 177
item obat dengan pengelompokkan dalam kategori A sebanyak 20 item obat, 45 item
obat kategori B, dan 112 item obat kategori C. Dari hasil wawancara, dari kategori A
tahun 2013 dan 2014 dengan narasumber berbeda yang termasuk obat vital sebanyak
1 item obat yaitu Serum ATS Inj. 1500 IU/amp.
Kata kunci : Evaluasi pengadaan obat, ABC, VEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
Drug inventory at Puskesmas aims to ensure the efficiency and the
effectiveness of drug management and inventory system to estimate the accurate
amount of drug needed and thus, to avoid wasting drugs that aren’t actually needed.
The main goal of the research is to evaluate the drug provisioning process at
Puskesmas Sleman Yogyakarta, combining the ABC and VEN method from the
LPPO data collected from UPT POAK Sleman District.
It’s a non-experimental with descriptive analysis research. The data collection
is done retrospectively by taking the data from 2013 and 2014 drug consumption at
Puskesmas Tempel 1 and Puskesmas Sleman, and by interviewing medical doctors of
the Puskesmas and chief of UPT POAK Sleman. The ABC analysis method is
conducted by taking the data of drug use and each of its prices, cumulating them,
converting those data into percentage form, and sorting them; while the VEN method
is done through the interviews.
The ABC-based evaluation conducted in 2013 from 144 items of drug
resulted in 24 items belong to the group A, 39 items belong to the group B and 81
items belong to the group C. In 2014, 177 drug items are divided into 3 groups, with
group A hosts for 20 items, group B hosts for 45 items, and group C hosts for 112
items.
From the interview, it is known that the group A hosts for 1 vital drug, 19 and
16 essential drug, while the interviewees perception on those non essential drugs are
diverging.
Keyword: Evaluation drug provision, ABC, VEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang
juga merupakan organisasi jasa pelayanan umum. Pelayanan kesehatan berkaitan
dengan pelayanan obat dan pelayanan obat tergantung dari ketersediaan obat di
Puskesmas (Dirjen POM, 1995).
Permasalahan yang sering terjadi di Puskesmas adalah ketersediaan obat
yang kurang atau berlebih dan adanya obat yang telah kadaluwarsa atau rusak
yang masih ditemukan di tempat penyimpanan obat. Masalah ini dipengaruhi oleh
pengelolaan obat yang kurang baik. Pengelolaan yang kurang baik bisa
disebabkan karena pihak Puskesmas kurang mengetahui cara pengelolaan obat
yang baik dan benar (Anshari, 2009).
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan
untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan
efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai,
sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat. Oleh karena itu,
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota memegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat untuk pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya
kekosongan obat yang dapat menghambat proses pelayanan obat. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, proses
pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, permintaan,
penerimaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan
dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Banyak cara dalam melakukan pengelolaan obat yang efektif dan efisien
yaitu salah satunya adalah dengan metode ABC. Metode ABC dapat membantu
dalam pengendalian persediaan sehingga dapat memberikan informasi dalam
rangka memprioritaskan pengadaan. Dengan analisis ABC maka dapat membantu
menentukan pengendalian yang tepat untuk masing-masing kelompok obat dan
menentukan obat mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi
dan mengurangi biaya. Selanjutnya kelompok A yang harus diprioritaskan akan
dihitung jumlah yang harus dipesan, waktu pemesanan, dan keefisienan
pemesanannya (Reddy, 2008).
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman
Yogyakarta karena Puskemas ini memiliki jumlah permintaan obat paling banyak
kepada UPT POAK dibanding dengan Puskemas lainnya di Kabupaten Sleman
Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT POAK bahwa Puskesmas
Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki permintaan
obat sebanyak 144 item obat dan pada tahun 2014 memiliki permintaan obat
sebanyak 177. Puskesmas ini juga memberikan pelayanan kesehatan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
cakupan yang cukup luas yaitu dengan beberapa fasilitas pendukung dalam
pelayanan kesehatan antara lain : pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan
anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik
kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi
menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi,
pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium. Dengan profil
Puskesmas yang memiliki banyak instalasi kesehatan maka diharapkan memiliki
pengelolaan obat yang baik. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terkait pengadaan
obat dengan metode ABC yang diharapkan dapat membantu memperbaiki proses
pengendalian persediaan dan pengadaan obat di Puskesmas Sleman sehingga lebih
efisien dan efektif.
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Seperti apakah pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta?
b. Seperti apakah hasil evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman
Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian mengenai
evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta belum pernah
dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa pernah dilakukan oleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
a. Mikha, (2011) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode
ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan obat dengan
metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2008-2010
agar pengelolaan obat dapat efektif dan efisien. Pengambilan datanya
dilakukan secara retrospektif yaitu data yang digunakan diambil dengan
melakukan penelusuran dari LPLPO 2008-2010. Dapat disimpulkan
pengelolaan obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta dilihat dari
profil nilai pakai berdasarkan analisis ABC, ketersediaan obat sesuai
dengan pola penyakit, ketersediaan obat sesuai dengan Daftar Obat
Esensial National (DOEN), serta persentase sediaan obat yang
dikembalikan ditiap tahunnya dapat dikatakan bahwa pengelolaan obatnya
cukup baik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode
penelitian berbeda, subyek penelitian lebih dari satu, tidak melakukan
perhitungan persentase obat kadaluwarsa, tidak digunakan, serta rusak
yang dikembalikan oleh Puskesmas Induk Tegalrejo ke UPT POAK Kota,
dan tidak hanya menggunakan metode ABC melainkan VEN.
b. Nabila, (2012) yang berjudul Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan
Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M.
Dunda, Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui nilai
pemakaian dari obat yang ada dalam perencanaan berdasarkan metode
ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kabupaten Gorontalo Tahun 2011. Perencanaan obat dianalisis
menggunakan metode ABC dari tiga jalur yaitu Reguler, Jamkesmas, dan
Askes. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ketiga jalur tersebut
menyerap biaya hingga 90% dari pemakaian keseluruhan, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus pada pengendalian persediaan agar selalu
terkontrol. Ini artinya perencanaan di IFRS Dr. M. M. Dunda masih
kurang baik karena sering terjadi kekosongan dan kelebihan obat. Dengan
menggunakan analisis ABC dapatmembantu rumah sakit dalam
merencanakan pemakaian obat dengan mempertimbangkan nilai
pemakaian dari beberapa item obat, pengadaan dan pengawasan obat
dengan prioritas sesuai hasil analisis ABC yang bertujuan efisiensi
penggunaan dana dan efektivitas efek terapi obat terhadap pasien.
Perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian, subjek penelitian,
dan metode yang digunakan bukan hanya metode ABC melainkan VEN.
c. Lestari, (2010) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas
Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks
Kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan obat
di Puskesmas berdasarkan analisis ABC Indeks Kritis sehingga pengadaan
obat menjadi efektif dan efisien. Pengumpulan data menggunakan daftar
seluruh obat selama tiga tahun (2007, 2008, 2009) untuk menentukan
Vital, Esensial dan Non esensial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pengelolaan obat di Puskesmas dikatakan cukup baik, hal ini dilihat dari
nilai indeks kritis yaitu kelompok A dan B jumlahnya lebih banyak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kelompok C. Selain itu obat-obatan yang masuk dalam kelompok C
direkomendasikan perencanaan obatnya agar dioptimalkan pengadaannya.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian,
tidak melakukan perhitungan nilai indeks kritis dan analisis z score.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
evaluasi pengelolaan obat agar pengadaan obat dapat efisien dan
pemakaian yang efektif di Puskesmas Sleman Yogyakartamenggunakan
metode ABC.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
Puskesmas Sleman Yogyakarta berkaitan dengan pengelolaan obat terkait
pengadaan obat agar lebih efisien dan efektif sehingga ketersediaan obat
untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Sleman Yogyakarta lebih
terjamin.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
pengelolaan sediaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan
metode ABC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah untuk :
1. Mengetahui profil kelompok A selama tahun 2013-2014, termasuk
dengan nilai VEN dalam kelompok tersebut.
2. Mengetahui pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama
tahun 2013-2014.
3. Mengevaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta
selama tahun 2013-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014,obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia
atau hewan.
Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau
campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar
tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan,
menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran
bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok
tubuh atau bagian tubuh manusia (Dirjen POM, 1995).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
189/MENKES/SK/III/2006, obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
upaya kesehatan, mulai dariupaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis,
pengobatan danpemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat
dibutuhkan. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi
persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan.
B. Pengelolaan Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, pengelolaan
obat merupakan alah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencangkup
aspek perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pengadaan,
pendistribusian, dan pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan
evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan
keterjangkauan perbekalan farmasi yang efisien, efektif, dan rasional,
meningkatkan kompetensi atau kemampuan tenaga kefarmasian, dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kegiatan pengelolaan obat meliputi
perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai. Perencanaan
merupakan proses kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan obat untuk
mendapatkan :
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Proses seleksi obat merupakan salah satu proses perencanaan yang
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat periode
sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini
harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, bidan,
dan perawat, serta pengelola Puskesmas yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara
berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat
dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Selanjutnya Instansi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan analisa
terhadap kebutuhan obat di Puskesmas menyesuaikan pada anggaran yang tersedia
dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari
stok berlebih. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dalam rangka penatalaksanaan
secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
C. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, baik secara langsung atau
tender dari distributor, produksi/pembuatan sediaan farmasi baik steril maupun
non steril, maupun yang berasal dari sumbangan (Pratiwi et al., 2011).
Pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan
kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran (Seto et al.,
2012). Tujuan pengadaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di setiap
unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas
(Depkes, 2003).
Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk memperoleh jenis dan
jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan
cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, pengadaan obat harus memperhatikan dan
mempertimbangkan bahwa obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis
dan jumlah obat yang telah direncanakan (Depkes RI, 2003).
Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting yangharus dipenuhi, antara
lain: sesuai rencana, sesuai kemampuan, sistem atau cara pengadaan sesuai
ketentuan (Seto et al., 2012).
Proses pengadaan yang efektif adalah berusaha untuk memastikan
ketersediaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat, pada harga yang tepat, dan
kualitas sesuai dengan standar yang diakui. Obat-obatan dapat diperoleh melalui
pembelian, sumbangan, atau produksi sendiri (Quick et al., 2012).
Siklus pengadaan obat meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Meninjau atau memeriksa kembali tentang pemilihan obat (seleksi obat)
2. Menyesuaikan atau mencocokan kebutuhan dan dana
3. Memilih metode pengadaan
4. Mengalokasikan dan memilih calon penyedia obat (supplier)
5. Menentukan syarat-syarat atau isi kontrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
6. Memantau status pesanan
7. Menerima dan mengecek obat
8. Melakukan pembayaran
9. Mendistribusikan obat
10. Mengumpulkan informasi mengenai pemakaian
Sebuah proses pengadaan yang efektif harus :
1. Mengelola hubungan antara pembeli dan penjual secara transparan dan etis
2. Pengadaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat
3. Mendapatkan harga pembelian terendah dari harga total
4. Memastikan bahwa semua obat-obatan yang dibeli memenuhi standar yang
berkualitas
5. Mengatur pengiriman tepat waktu untuk menghindari kekurangan dan
kehabisan stok obat
Mengatur jadwal pembelian, jumlah pesanan, dan tingkat safety stock
untuk mencapai total biaya terendah dalam pembelian (Quick et al., 2012).
Permintaan/pengadaan dimaksudkan agar obat tersedia dengan jenis dan
jumlah yang tepat. Pengadaan meliputi kegiatan pengusulan kepada
Kota/Kabupaten melalui mekanisme Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO). Permintaan/pengadaan obat di Puskesmas merupakan bagian dari
tugas distribusi obat oleh Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK), sehingga
ketersediaan obat di Puskesmas sangat tergantung dari kemampuan GFK dalam
melakukan distribusi berdasarkan laporan pemakaian dan permintaan obat di
semua Puskesmas (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kegiatan utama dalam permintaan dalam pengadaan obat baik di Rumah
sakit maupun Puskesmas antara lain berupa :
a. Menyusun daftar permintaan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Mengajukan permintaan kebutuhan obat kepada Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten dan GFK dengan menggunakan LPLPO.
c. Penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat.
Langkah-langkah pengadaan obat meliputi:
a. Memilih metode pengadaan melalui pelelangan umum, terbatas, penunjukkan
langsung, perundingan kompetisi dan pengadaan langsung.
b. Memilih pemasok dan dokumen kontrak
c. Pemantauan status pesanan, dengan maksud untuk pengiriman, pesanan
terlambat segera ditangani
d. Penerimaan dan pemeriksaan obat melalui penyusunan rencana pemasukan
obat, pemeriksaan penerimaan obat, berita acara dan pemeriksaan obat, obat-
obat yang tidak memenuhi syarat dikembalikan serta pencatatan harian
penerimaan obat (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
Ada berbagai cara yang dapat ditempuh dalam fungsi pengadaan logistik
yaitu :
a. Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan langsung,
pemilihan (banding) langsung atau dengan pelelangan
b. Produksi sendiri, beberapa jenis bahan farmasi dan obat sederhana dapat
dibuat oleh unit produksi dari Instalasi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Sumbangan atau hibah. Biasanya sumbangan ini berasal dari Badan Sosisal
dan atau lembaga dari luar negeri yang tidak mengikat
d. Meminjam yaitu meminjam dari Puskesmas lain atau lembaga lain, biasanya
untuk mengatasi kedaruratan atau keadaan diluar perhitungan
e. Menukar, biasanya dilakukan terhadap barang-barang yang jarang
terpakai sehingga menumpuk dalam persediaan
Masalah yang sering dihadapi dalam pengadaan obat yakni anggaran
yang terbatas sehingga kebutuhan tidak mencukupi, pemasok yang yang kurang
baik, kualitas obat rendah dan jadwal penerimaan barang yang tidak sesuai.
Metode pengadaan pada setiap tingkat sistem kesehatan umumnya jatuh
ke dalam kategori dasar, yaitu : tender terbuka, tender terbatas, negosiasi bersaing,
dan pengadaan langsung, yang mana kesemuanya akan berpengaruh terhadap
harga dan waktu pengiriman. Pengadaan obat dapat berjalan dengan model
berbeda misalnya model pembelian tahunan, pembelian tetap atau pembelian terus
menerus (Quick, et al., 2012)
Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang telah direncanakan dan disetujui. Menurut Quick J., et al., ada empat metode
proses pengadaan :
1. Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih
menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada
rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik. Harga
masih bisa dikendalikan.
3. Pembelian dengan tawar menawar dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan
tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu.
4. Pengadaan langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga
tertentu relatif agak mahal.
D. Puskesmas
1. Definisi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Pengelolaan obat di Puskesmas
Berdasarkan pedoman teknis pengelolaan obat untuk unit pelayanan
kesehatan Kabupaten/Kota menyatakan bahwa pengadaan obat dilakukan setelah
perhitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana
yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam pengadaan obat, kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang
direncanakan dengan yang diadakan merupakan salah satu hal yang penting untuk
mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan obat. Penyimpanan obat harus
sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam distribusi obat. Pendistribusian
obat dari UPT POAK dilakukan secara bijaksana agar obat yang tersedia di
Kabupaten/Kota dapat tersebar secara merata memenuhi kebutuhan Puskesmas.
Pencatatan atau pelaporan obat merupakan fungsi pengendalian dan evaluasi
administratif obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, sampai
pendistribusian obat (Ditjen POM, 2000).
Pengelolaan obat di Puskesmas juga melakukan manajemenlogistik yang
ditandai dengan adanya pemesanan, penyimpanan, pengeluaran, dan pengawasan
atau pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Pemesanan yang dilakukan oleh
Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan pada Puskesmas tersebut dengan
memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada. Setelah obat
diperoleh maka Puskesmas selanjutnya melakukan tahap penyimpanan.
Permasalahan yang sering dihadapi pada tahap penyimpanan adalah pada buku
pencatatan terutama kartu stok kadang tidak tercatat, adanya resep yang tidak
tercatat, label pada kaleng obat sering lepas, hilang atau tercecer, dan kadang tidak
memadainya tempat untuk penyimpanan (Arsad, 2008).
Tahapan pengelolaan obat di Puskesmas dapat digambarkan seperti
gambar dibawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tahapan Pengelolaan Obat
di Puskesmas
Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas (Arsad, 2008)
3. Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta
Puskesmas Sleman merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,
Puskesmas Sleman memiliki visi yaitu “Terwujudnya Puskesmas yang berkualitas
dan professional menuju Sleman sehat”. Puskesmas ini juga memiliki misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas
2. Menyediakan Sumber Daya Manusia yang professional
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
4. Mengelola lingkungan dengan baik
5. Pengelolaan manajemen Puskesmas secara efisien dan efektif
6. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
Pemesanan
Pengawasan
dan
Pemeliharaan
Penyimpanan
Distribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Sleman
Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi pengobatan umum, pelayanan kesehatan
ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik
kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi
menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi,
pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium.
E. Analisis ABC
Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan
pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang
rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikaasi biaya yang
dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial
atau untuk obat yang jarang digunakan. Metode ini dalam proses pengadaan
sesuai dengan prioritas masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang
mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Terkait dengan
pendapat dari penyediaan obat, analisis ABC digunakan untuk :
1. Menentukan frekuensi permintaan item obat
Memesan item obat pada kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang
lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris
2. Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah
Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang
paling murah atau supplier yang paling murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Memonitor status permintaan item
Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan
keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal
4. Memonitor prioritas penyediaan
Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatanyang
menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan
5. Membandingkan biaya aktual dan terencana
6. Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat
di sektor publik Negara yang bersangkutan (Quick et al., 1997).
Analisis ABC juga sering disebut dengan hukum Pareto. Pareto ABC
digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek yaitu
melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai), persentase
kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan skor total nilai pakai dan nilai
investasi (nilai indeks kritis). Dalam metode ini, item obat dikelompokkan
menjadi kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai dan nilai
investasi, yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk kelompok B, dan 5% untuk
kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan
biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan (Ancelmatini, 2013).
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama
Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo
Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu
memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar
(80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang
persediaan (Kusnadi, 2009). Dalam hal ini, pengelompokan kelas, yaitu: A, B, dan
C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut :
1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari
total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari
total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari
total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang
(Sutarman, 2003).
Metode ABC ini dalam proses pengadaan digunakan untuk memastikan
bahwa pengadaan sesuai dengan prioritas kesehatan masyarakat dan menaksir
frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al.,
2012).
Kriteria nilai kritis obat adalah :
a. Kelompok A adalah kelompok obat yang tidak boleh diganti dan harus selalu
tersedia dalam rangka proses perawatan pasien, untuk mengatasi penyakit
penyebab kematian, kekosongan obat tidak dapat ditoleransi mengingat efek
terapinya terhadap pasien.
b. Kelompok B adalah obat-obatan yang dapat diganti dengan obat lain yang
tersedia, banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit.
Kekosongan kurang dari 48 jam masih dapat ditoleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Kelompok C adalah obat-obatan yang digunakan untuk penyakit yang dapat
sembuh sendiri. Kekosongan lebih dari 48 jam dapat ditoleransi (Modeong,
2014).
Analisis ABC dapat diterapkan pada suatu periode tahunan atau periode
lebih singkat. Langkah-langkah analisis ABC yaitu :
1. Menghitung total pemakaian obat selama satu periode dan memasukkannya
dalam unit biaya
2. Data pemakaian obat dikelompokkan berdasarkan jumlah pemakaian dari
pemakaian terbesar sampai terkecil
3. Menghitung persentase nilai total setiap item
4. Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling tinggi sampai
terkecil
5. Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item
6. Kelompok obat A dengan pemakaian 80% dari keseluruhan pemakaian obat,
kelompok obat B dengan pemakaian 15% dari keseluruhan pemakaian obat
dan kelompok obat C dengan pemakaian 5% dari keseluruhan pemakaian
obat (Quick et al., 2012).
F. Analisis VEN
Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan
prioritas seleksi pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan
harga penjualan obat yang tepat, sering digunakan untuk memprioritaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengadaan obat bila tidak cukup dana untuk membeli semua item yang diminta.
Analisis VEN juga membantu menentukan item mana yang harus dibeli bila
diperlukan (Quick et al., 2012).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
1121/MENKES/SK/XII/2008, analisa VEN merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas adalah dengan
mengelompokkan obat didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan.
Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok berikut :
a. V (Vital)
Merupakan obat-obat yang harus ada, yang diperlukan untuk
menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), obat untuk mengatasi penyakit-
penyakit penyebab kematian terbesar ataupun untuk pelayanan pokok kesehatan di
Puskesmas salah satunya adalah Vaksin, Vitamin A, Salbutamol sulfat tablet.
Pada obat kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan. Contoh obat yang
termasuk jenis obat vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung.
b. E (Essensial)
Merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan,
namun sangat signifikan untuk bermacam-macam penyakit. Kriteria nilai kritis
obat ini adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber
penyebab penyakit dan banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit
terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolelir kurang dari 48 jam.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
gastrointestinal, NSAID dan lain lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat
Esensial di Puskesmas adalah Aminofilin tablet, Klorpromazin HCl, Vitamin B
kompleks.
c. N (Non Essensial)
Merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh
sendiri dan obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis.
Kriteria nilai krisis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan
menjadi lebih baik, untuk kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan.
Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam. Contoh obat
yang termasuk jenis obat Non-esensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Non Esensial di Puskesmas adalah Aspirin
tablet, Propranolol HCl, Nystatin tablet (Quick.,2012).
Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan
prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga
penjualan obat (Syifa, 2011).
Langkah-langkah menentukan VEN antara lain menyusun kriteria VEN,
menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan.
Pemantauan status pesanan dilakukan berdasarkan sistem VEN dengan
memperhatikan nama obat, satuan kemasan, jumlah obat yang diadakan, obat
yang sudah dan belum diterima (Syifa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
G. Keterangan Empiris
Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan suatu aspek manajemen yang
penting karena mempengaruhi efisiensi pelayanan di Puskesmas. Penelitian ini
diharapkan dapat memperoleh data berupaprofil nilai VEN berdasarkan metode
ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta sebagai Puskesmas dengan jumlah
permintaan obat terbanyak dari UPT POAK di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu berdasarkan
data sebenarnya (tanpa adanya manipulasi data). Pengambilan data dalam
penelitian ini dilakukan secara retrospektif yaitu pengambilan data diambil
berdasarkan data yang telah ada yaitu dari daftar seluruh obat yang ada di
Puskesmas Sleman tahun 2013-2014 (Pratiknya, 2001).
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah obat yang
diterima Puskesmas dari UPT POAK dannilai pareto serta VEN dari jumlah obat
yang diterima Puskesmas dari UPT POAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Definisi Operasional
1. Analisis ABC merupakan metode yang digunakan untuk mengelompokkan
obat berdasarkan jumlah pemakaian yang dikategorikan menjadi kelompok A,
B, dan C dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat dari
LPLPO yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen
pemakaian terbanyak sampai terkecil tiap tahunnya.
2. Kategori ABC dikelompokkan menjadi kelompok A merupakan kelompok
obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok
B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total
biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang
menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan.
3. Analisis VEN adalah metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat
berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan. Untuk mengetahui alasan
kriteria VEN dilakukan wawancara terhadap Kepala Pengelola Obat
Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK
dari kelompok A hasil analisis ABC.
4. Pengadaan obat di Puskesmas adalah jumlah obat yang digunakan atau
pemakaian obat di Puskesmas yang tertulis di LPLPO.
5. Jumlah obat yang diminta dan diterima oleh Puskesmas diperoleh dari data
obat dalam LPLPO yang didapatkan dari UPT POAK Kabupaten Sleman
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6. Wawancara dilakukan dengan Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman,
dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman
Yogyakarta untuk mengetahui alasan kategori VEN dari kelompok A hasil
analisa ABC pada tahun 2013-2014 agar bisa diprioritaskan pengadaannya.
D. Subyek Penelitian
Data obat dalam LPLPO dari Puskesmas Sleman dan Tempel I yang
diperoleh dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta merupakan subjek
penelitian ini. Kriteria inklusi yang digunakan oleh peneliti adalah seluruh obat
yang digunakan di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I selama tahun
2013-2014 dan kriteria eksklusi yang digunakan oleh peneliti adalah sediaan obat
yang tidak diketahui harga satuannya.
E. Bahan Atau Materi Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pemakaian
obat dalam LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari
Puskesmas ke UPT POAK dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Kepala
Pengelola Ruang Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan
Tempel I, dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenyimpan data
berupa flash untuk memuat data daftar seluruh obat selama tahun 2013 dan
2014untuk menentukan Vital, Essensial, dan Non-Essensial. Tabel pencatatan data
yang berisi tentangdata yang diambil dari perhitungan dengan metode ABC yang
kemudian diambil data dari kategori A untuk menentukan VEN karena jumlah
penggunaannya terbanyak yaitu sebesar 80% di Puskesmas Sleman maupun di
Puskesmas Tempel I dengan cara pengisian tabel data yg diisi oleh Kepala UPT
POAK Kabupaten Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan
pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta yang ditunjang dengan
wawancara secara terstruktur terkait hal mengenai metode ABC dan VEN,
pengelolaan obat di Puskesmas, dan 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas
Sleman dan Tempel I Kabupaten Sleman Yogyakarta.
G. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta,
Jl. Candi Jonggrang No.6 Beran Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta,
Puskesmas Sleman, Jl. Kapten Haryadi No. 6 Desa Triharjo, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I, Jl. Magelang KM 17,5, Kecamatan Tempel,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
H. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan menentukan Puskesmas di Kabupaten
Sleman Yogyakarta sebagai tempat untuk diteliti. Berdasarkan observasi
ditetapkan Puskesmas Sleman sebagai lokasi penelitian dikarenakan jumlah
permintaan obatnya paling banyak dan dilakukan perbandingan terhadap data
Puskesmas Tempel I dengan jumlah permintaan obat paling sedikit di Kabupaten
Sleman Yogyakarta sebagai tolak ukur untuk melihat pengadaan obat yang
dilakukan sudah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Perizinan dilakukan dengan mengusulkan atau memasukkan surat
permohonan izin penelitian ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I
Kabupaten Yogyakarta.
3. Pembuatan pedoman wawancara
Pembuatan pedoman wawancara dilakukan dengan cara menyusun
pertanyaan dan melampirkan data terkait kriteria VEN untuk kategori A oleh
Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, dokter umum Puskesmas
Sleman dan Tempel I, dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
4. Pengambilan data
Pengambilan data diambil melalui proses perizinan dari rekomendasi
Bapedda ke Dinas Kesehatan yang kemudian sampai ke UPT POAK dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
didapatkan data retrospektif yang meliputi data pemakaian sediaan obat serta
harga obat pada tahun 2013 dan 2014 serta data LPLPO yang diambil dari
Puskesmas Sleman dan Tempel I terkait jumlah permintaan dan jumlah yang
diterima dari UPT POAK ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I
Kabupaten Yogyakarta.
5. Pengolahan dan analisis data
Tahapan berikutnya adalah pengolahan data dan analisis data yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran yang
dapat berguna dalam pengadaan sediaan obat.
1. Analisis ABC
Proses pengumpulan data diambil berdasarkan analisis ABC.
Pengambilan data dilakukan terhadap besarnya jumlah pemakaian obat per satu
bulan kemudian dikumulatifkan menjadi satu tahun lalu diurutkan dari pemakaian
tertinggi sampai terendah, selanjutnya dibuat persentasenya dan diurutkan dari
persentase tertinggi hingga terendah, dan dikumulatifkan lalu dilakukan penetapan
klasifikasi menjadi kelompok A, B, dan C berdasarkan persentase kumulatif 80%,
15%, dan 5%. Kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya
sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat
yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan
kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari
total biaya persediaan. Diawali dengan cara mengidentifikasi obat dengan
mengurutkan pemakaian biaya dari yang terbesar ke yang terkecil. Cara
perhitungannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
= n x h
Keterangan :
x : jumlah investasi dari obat
n : jumlah pemakaian obat
h : harga satuan obat
y = x/∑x x 100%
Keterangan :
y : % investasi
x : jumlah investasi dari obat
∑x : jumlah seluruh investasi dalam periode tertentu
2. Analisis VEN
Kategori VEN didapatkan dari data pengelompokkan obat dengan
metode ABC yang kemudian diambil dari kategori A karena persentase
kumulatifnya paling besar. Analisis VEN dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada dokter umum Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I
serta Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta yang bertujuan untuk menetapkan
obat-obat yang masuk dalam kategori obat vital, esensial, dan non esensial.
Ketiganya dipilih untuk menjadi narasumber dikarenakan sama-sama memiliki
peranan penting dan saling berkontribusi satu sama lain dalam bidang kesehatan
terutama dalam masalah obat-obatan dan menghadapi keluhan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan obat yang diketahui harganya, dengan demikian evaluasi
pengadaan obat di Puskesmas Sleman maupun Tempel I hanya terbatas pada data
yang lengkap, sehingga tidak dapat mengevaluasi seluruh obat yang diadakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis ABC
Penelitian Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas
Sleman Kabupaten Yogyakarta tahun 2013-2014 menggunakan data pemakaian
obat-obat selama periode tahun 2013-2014 yang diambil di UPT POAK
Kabupaten Sleman Yogyakarta dan data yang diambil dari Puskesmas Sleman
Kabupaten Yogyakarta kemudian dilakukan evaluasi ABC. Analisis ABC
dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ABC dan kemudian
dilakukan wawancara dengan dokter umum dan kepala pengelola ruang obat
Puskesmas Sleman Yogyakarta terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman
Yogyakarta dan penjelasan mengenai VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial).
Analisis ABC bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penggunaan dana dengan pengelompokkan obat berdasarkan penggunaannya.
Pemrosesan data dimulai dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa
data pemakaian obat serta harga obat tahun 2013 dan 2014 di UPT POAK
Kabupaten Sleman Yogyakarta yang kemudian dipilih Puskesmas Sleman untuk
diambil datanya lalu dianalisis untuk bisa dievaluasi.
Pengambilan obat di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dibuat
untuk setiap bulannya. Pemesanan obat yang dilakukan ke UPT POAK Sleman
Yogyakarta dari Puskesmas Sleman dibatasi pemesanannya karena untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menghindari obat yang tersisa dari jumlah yang dipesan. Apabila jumlah obat
yang dipesan masih tersisa, maka dari pihak UPT POAK Sleman Yogyakarta
tidak bertanggung jawab untuk menampung pengembalian obat yang sudah
dipesan, karena setiap Puskesmas sudah seharusnya memperkirakan berapa
banyak obat-obatan yang ingin dipesan untuk setiap bulannya. Berikut hasil
analisis ABC yang didapatkan dari data LPLPO tahun 2013 dan 2014 :
Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis
ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman
Tabel I menjelaskan analisis ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta pada
tahun 2013. Data yang didapatkan pada tahun 2013, jumlah total item obat
sebanyak 144. Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat
dari terbesar hingga terkecil lalu dibuat persentase dan dibuat persen kumulatif
sehingga didapatkan mana yang masuk dalam kategori A dengan persen kumulatif
mencapai 80%, kelompok B 15%, maupun C dengan persen kumulatif sebesar
5%. Pada tahun 2013 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 24 item atau
16,7% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp317,998,075,00 atau 79,6%
Kel.
2013 2014
Jum
lah i
tem
obat
% Jumlah
pemakaian (Rp)
Persentase
jumlah
pemakaian
(%) Jum
lah i
tem
obat
% Jumlah
pemakaian (Rp)
Persentase
jumlah
pemakaian
(%)
A 24 16,7 Rp
317,998,075.00 79,6 20 11,3
Rp
425,892,725.00 79,2
B 39 27,1 Rp
61,153,115.00 15,3 45 25,4
Rp
84,622,515.00 15,7
C 81 56,2 Rp
20,281,180.00 5,1 112 63,3
Rp
26,940,150.00 5,1
Total 144 100 Rp
399,432,370.00 100 177 100
Rp
537,455,390.00 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 39 item atau 27,1% dari total item
dengan jumlah pemakaian Rp 61,153,115,00 atau 15,3% dari total pemakaian.
Kelompok C sebesar 81 item atau 56,2% dari total item dengan jumlah pemakaian
Rp 20,281,180.00 atau 5,1% dari total pemakaian.
Data yang didapatkan pada tahun 2014, jumlah total item obat sebanyak
177. Pada tahun 2014 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 20 item atau
11,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 425,892,725,00 atau 79,2%
dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 45 item atau 25,4% dari total item
dengan jumlah pemakaian Rp 84,622,515.00 atau 15,7% dari total pemakaian.
Kelompok C sebesar 112 item atau 63,3% dari total item dengan jumlah
pemakaian Rp 26,940,150.00 atau 5,1% dari total pemakaian.
Dilihat dari kedua tabel pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat bahwa
kelompok A memiliki jumlah item obat terendah dari pada kelompok B dan C tiap
tahunnya, sedangkan kelompok C dari tahun 2013 hingga tahun 2014 memiliki
jumlah item obat terbesar dibandingkan kelompok A dan B. Jika pada tabel 1 dan
2 dikaitkan maka dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat
yang paling sedikit tetapi memiliki jumlah pemakaian yang besar, sedangkan
kelompok C memiliki jumlah item obat yang paling banyak tetapi memiliki
jumlah pemakaian rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Analisis VEN
Analisis VEN (Vital, Esesnsial, dan Non Esensial) diperoleh berdasarkan
hasil wawancara dengan dokter umum Puskesmas dan kepala UPT POAK, dan
data ini ditentukan dari pendapat dan pengamatan masing-masing terhadap semua
item obat yang ada di Puskesmas selama tahun 2013-2014. Analisis VEN ini
digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat
stok yang aman dan harga penjualan obat dengan mengklasifikasikannya ke dalam
kelompok obat vital, esensial, dan non esensial.
Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada
tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan
yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok
yang berbeda.
Pada penelitian ini dilakukan juga pengambilan data dari Puskesmas
Tempel I yang merupakan Puskesmas yang paling sedikit mengambil obat ke
UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena untuk
menjadi tolak ukur dan membuktikan bahwa semua Puskesmas yang ada di
Kabupaten Sleman Yogyakarta pengelolaan obat terkait pengadaan obatnya sudah
berjalan baik atau belum dengan menggunakan metode ABC. Pengambilan data
yang diambil dilakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan
mengelompokkannya ke dalam kelompok ABC kemudian dikategorikan yang
termasuk dalam VEN (lihat lampiran 3 dan 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pemilihan obat ke dalam kelompok vital, esensial dan non esensial
dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat dengan penyediaan obat-obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan
menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok
obat. Selain itu pengelompokkan obat dengan mempertimbangkan suatu obat
berdasarkan kebutuhan akan obat tersebut, tentunya sangat tergantung pengisi
kuisioner yaitu dokter umum dan Kepala UPT POAK yang melakukan
pengelompokkan obat sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk
item obat yang sama penilaian kelompok obatnya menjadi berbeda.
Menurut dokter umum di Puskesmas Sleman melihat 24 jenis obat pada
tahun 2013 dan 20 jenis obat pada tahun 2014 yang termasuk dalam kategori obat
vital yaitu Serum ATS inj. 1500 IU/amp dan Hyosine N Butilbromide tab 10 mg,
selebihnya termasuk dalam kategori esensial (Vaksin Polio, Vaksin BCG,
Parasetamol 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Tablet Kalium dan
Vaksin-ADS 0,5 ml (lihat lampiran 5). Sedangkan menurut Kepala UPT POAK
Sleman mempunyai pendapat yang berbeda pada tahun 2013 dengan 24 jenis obat
yang sama, Vaksin HB Uniject dan Serum ATS inj. 1500 IU/amp termasuk dalam
kategori obat vital dan selebihnya masuk dalam kategori esensial (Hemafort tablet
salut, Ibuprofen 400 mg, Amoksisilin 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial
yaitu Hyosine N Butilbromide tab 10 mg. Pada tahun 2014 hanya Serum ATS inj.
1500 IU/amp saja yang termasuk dalam kategori obat vital (lihat lampiran 6 dan
7). Dari pengisian kategori VEN keduanya didapatkan VEN dari kategori A tahun
2013 dan 2014 yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat, esensial sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
19 dan 16 item obat pada tahun 2013 dan 2014, sedangkan non esensial sebanyak
1 item obat tahun 2013 maupun 2014 (lihat lampiran 5, 6, dan 7).
Dari hasil wawancara menurut dokter umum Puskesmas Tempel I melihat
16 jenis obat pada tahun 2013 yang termasuk kategori vital adalah OAT FDC Kat.
I dan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran
9). Sedangkan pada tahun 2014 dengan 20 jenis obat yang ada terdapat 7 obat
yang termasuk dalam kategori vital diantaranya Vaksin Polio, Vaksin DPT-HB-
HIB (Pentavalen), Vaksin-ADS 0,5 ml, Vaksin Campak, dan lainnyadan
selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 10).
C. Analisis Kesediaan Obat
Pengadaan obat di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta
diadakan menggunakan LPLPO dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK setiap
satu bulan sekali. Dalam penelitian ini pengadaan obat dilakukan selama dua
tahun yaitu tahun 2013 dan 2014. Selain dari wawancara, dilakukan kesesuaian
obat dari kelompok A yang menjadi sasaran pengelompokkan VEN dengan
melihat jumlah yang diminta dari Puskesmas Sleman dengan jumlah obat yang
diberikan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu dengan melihat
lembar LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari
Puskesmas Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang
diterima oleh Puskesmas Sleman dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata
tahun 2013 sebesar 93,2% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 8).
Sedangkan melihat kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK
dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Tempel I dari data LPLPO
didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 89,1% dan tahun 2014 sebesar
91,8% (lihat lampiran 11).
Dari kedua Puskesmas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Puskesmas Sleman dengan pengambilan obat paling banyak dan Puskesmas
Tempel I dengan pengambilan obat paling sedikit pada tahun 2013 dan 2014,
keduanya belum 100% melakukan pengelolaan obat terkait pengadaan obat secara
efisien dan efektif dengan melihat dari persentase pemesanan obat dan yang
diterima. Sehingga obat yang termasuk kategori VEN seharusnya pengadaan
obatnya lebih diprioritaskan khususnya obat vital yang merupakan obat yang
mengancam jiwa dan beresiko bagi pasien jika terjadi kekosongan stok obat.
Menurut data pemakaian obat Puskesmas Sleman yang telah dianalisis
menggunakan metode ABC, adanya peningkatan ataupun penurunan dalam
jumlah pemakaian obat ditiap tahunnya itu dipengaruhi oleh tingkat kejadian
penyakit. Apabila terdapat kasus tertentu yang memiliki tingkat kejadian tinggi
maka akan memerlukan obat yang banyak juga dan apabila tingkat kejadian kasus
tersebut turun maka obat yang digunakan akan semakin berkurang. Dengan
adanya perubahan-perubahan ditiap tahunnya maka diperlukan pengelolaan obat
yang baik. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit
Dalam perencanaan kebutuhan obat dapat menggunakan pencatatan
penggunaan total semua jenis obat pada pasien di Puskesmas, sisa stok obat, dan
pola penyakit. Perencanaan kebutuhan obat dengan melihat pola penyakit
merupakan pendekatan secara epidemiologi. Pendekatan secara epidemiologi ini
memiliki keunggulan yang lebih tepat dan sesuai dengan realitas, dimana obat
yang keluar atau terdistribusi disebabkan oleh penggunaan yang riil.
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi di Puskesmas Sleman Yogyakarta dari tahun 2013 hingga 2014 dan selalu
berada pada peringkat pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi di Puskesmas.
Pada tahun 2013 persentase penyakit ISPA dari 10 besar penyakit sebesar 20,4%
dari 27.751 pasien dan pada tahun 2014 sebesar 21,4% dari 30.077 pasien (lihat
lampiran 12).
Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis ABC dari kategori A
obat-obatan yang merupakan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit ISPA
telah dibuktikan diantaranya adalah Amoksisilin, Parasetamol, dan Ibuprofen
sebagai obat antibiotik maupun analgesik. Ini membuktikan bahwa ketersediaan
obat di Puskesmas Sleman telah sesuai dengan pola penyakit yang masuk dalam
10 besar penyakit tersebut. Namun, pengadaan obatnya yang terpenuhi hanya
sekitar 80-90%.
Semua obat yang banyak dipakai dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas
Sleman Yogyakarta tersebut, pengadaannya perlu diperhatikan yaitu dalam
pemesanan kembali dan berapa jumlah yang akan dipesan karena obat-obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tersebut diharapkan dapat selalu tersedia di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan
diharapkan tidak terjadi kekosongan atau kekurangan. Hal ini nantinya akan
mempengaruhi pelayanan obat di Puskesmas.
2. Obat Yang Dikembalikan
Untuk meningkatkan pengelolaan obat dalam mengurangi adanya obat
yang dikembalikan sebaiknya dilakukan monitoring yang lebih baik dalam
pengelolaan obat dari mulai perencanaan hingga pemakaian obat. Obat mengalami
kerusakan dapat dikarenakan oleh faktor penyimpanan yang kurang baik. Dalam
penyimpanan obat diharapkan ruang penyimpanan dan proses penyimpanan
memiliki persyaratan yang sesuai dengan pedoman pengelolaan obat di
Puskesmas. Penyimpanan obat juga harus sedemikian rupa sehingga memudahkan
distribusi obat secara FIFO (first in first out) yaitu sisa stok tahun yang lalu
digunakan terlebih dahulu daripada pengadaan baru, sehingga akan mencegah
terjadinya obat rusak atau kadaluwarsa.
D. Hasil Wawancara
Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada
tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan
yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok
yang berbeda.
Dari hasil wawancara terdapat perbedaan dalam pengisian kategori VEN.
Hasil wawancara yang didapat dari dokter umum Puskesmas Sleman menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bahwa pengertian obat vital adalah obat-obatan yang menyelamatkan nyawa, obat
yang seharusnya ada dan tidak boleh terjadi kekosongan. Obat esensial merupakan
obat yang wajib ada karena banyak paling banyak dipergunakan di Puskesmas.
Dan obat non esensial merupakan obat yang diperlukan di Puskesmas tetapi jarang
dipergunakan untuk tindak lanjut terapi atau pengobatan. Sedangkan hasil
wawancara yang dilakukan kepada Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta
menyatakan bahwa obat vital merupakan obat untuk menyelamatkan nyawa, obat
yang harus ada, penyerapannya tinggi karena tidak ada penggantinya. Yang
dimaksud dengan obat esensial merupakan obat yang mirip dengan vital yaitu
sebagai pencegahan maupun pengobatan. Dan obat non esensial diartikan sebagai
obat penunjang saja, karena tidak terlalu banyak manfaatnya, contohnya vitamin.
Vitamin masuk ke dalam kategori non esensial, tetapi dapat dilihat kembali dari
efek penggunaannya, ada vitamin-vitamin tertentu yang masuk dalam kategori
vital penggunaannya, contoh vitamin penambah darah.
Menurut dokter umum di Puskesmas Tempel I yang dikatakan obat vital
adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan karena untuk pasien
yang mengancam jiwa, sedangkan obat esensial adalah obat yang wajib
disediakan di pelayanan kesehatan, dan obat non esensial tidak disediakan di
pelayanan kesehatan tidak menjadi masalah karena itu hanya menjadi pelengkap
saja.
Dengan narasumber berbeda maka akan didapatkan pendapat yang
berbeda juga. Dari semua narasumber yang telah diwawancarai pengertian obat
vital, esensial, dan non esensial kurang lebih sama, dapat dilihat lagi bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kebutuhan pasiennya dengan kondisi kesehatan yang dialami dengan segala
pertimbangan.
Adapun hasil wawancara mengenai obat-obatan yang dikembalikan oleh
Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu obat yang tidak
digunakan, obat yang rusak, dan obat yang telah kadaluwarsa. Puskesmas wajib
melaporkan dan mengirim kembali jenis obat yang rusak atau kadaluwarsa kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Obat yang tidak digunakan juga harus
dikembalikan sebelum kadaluwarsa karena obat tersebut dapat diberikan atau
direlokasi kepada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan. Hal ini bertujuan
dalam proses pemerataan pengadaan obat di semua wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengadaan obat di Puskemas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta
dilakukan berdasarkan hasil Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO) dari Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman
Yogyakarta setiap satu bulan sekali.
2. Evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan
metode ABC didapatkan bahwa kelompok C memiliki item obat terbanyak
yaitu sebanyak 81 item obat (56,2%) di tahun 2013 dan 112 item obat
(63,3%) di tahun 2014. Sedangkan dari hasil analisa VEN yang didapatkan
dalam kelompok A yang menyerap 80% pemakaian obat terbanyak tiap
tahunnya terdapat 1item obat yang termasuk dalam kategori vital dengan
narasumber berbeda yaitu Serum ATS Inj. 1500U/Amp. Pengadaan obat yang
diadakan selama dua tahun (2013 dan 2014) dari kelompok A di kedua
Puskesmas hanya terpenuhi 80%-90%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Saran
1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mampu mendapatkan data
permintaan obat lengkap beserta harga obatnya umtuk meminimalkan
kesalahan dalam perhitungan dalam pengelompokkan ABC.
2. Diadakan data relokasi obat antar Puskesmas sehingga penilaian pemenuhan
permintaan obat bisa optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Athijah, Umi et al., 2010, Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas
Surabaya Timur dan Selatan, Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1, pp.
16.
Ansel, C. Howard., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
Terjemahan : Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.
Anshari, M., 2009, Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha
Medika, Yogyakarta, pp. 3.
Arief, 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, UGM Press University,
Yogyakarta, pp. 131-140.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Palayanan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat
Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi
di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2000, Keputusan Menteri Kesehatan RI
No:633/Menkes/SK/IV/2000 Tentang Pembentukan Gudang Perbekalan
Kesehatan di Bidang Farmasi di Kabupaten/Kota Tertentu, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2007, Pedoman
Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah
Perbatasan, Depkes RI, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Pengelolaan Obat di
Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Kusnadi, E., 2009, Analisis Produktivitas Terhadap Penyeimbangan Lintasan
Unpublished Undergraduate Thesis, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Lestari, Maria Murnian, 2010, Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II
Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis,
Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Mayawati, Dwi Md, Y., 2010, Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi di
Puskesmas Kuta I Periode Tahun 2007-2009 (Dengan Metode ABC
Indeks Kritis), Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Modeong, Nabila, 2012, Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda
Kabupaten Gorontalo Tahun 2011, Program Studi D-III Farmasi,
Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Nurwulandari, Ancelmatini, Prima Rosa, Paulina H., 2013, Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan Pengadaan Obat Menggunakan Model Pareto
ABC dan Optimasi Kualitatif, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi, Yogyakarta, ISSN : 1907-15022.
Pratama Sari, Mikha, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Edisi I, Cetakan II, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pratiwi, F., I. Dwiprahasto., dan E. Budiarti, 2011, Evaluasi Perencanaan dan
Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang,
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 01: 238-239.
Rahim Ali, Arsad., 2008, Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis
Pakai Puskesmas. https://arali2008.wordpress.com/2009/09/10/gambaran-
pengelolaan-obat-dan-bahan-habis-pakai-serta-alat-puskesmas-di-
polewali-mandar/, diakses tanggal 6 Februari 2016.
Reddy V. V., 2008, Hospital Material Management, In A. V. Srinivasan (Ed),
Managing a Modern Hospital (2nd
ed), New Delhi : Sage Publications, pp.
126-143.
Sari, Mikha Pratama, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Susi, Suciati, Adisasmito, Wiku B., 2006, Analisis Perencanaan Obat
Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi, Jurnal Manajemen
Kesehatan, Volume 9, pp. 20-21.
Sutarman, 2003, Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model
Backorder, Infomatek, 5(3), pp. 141–152.
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC, Jakarta,
pp. 47-49.
Syifa, 2011, Analisis ABC dan Analisis VEN,
https://syifa.blogspot.com/2011/analisis-abc-dan-analisis-ven/, diakses
tanggal 12 Agustus 2016.
Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin J, R., O’Connor, R. W., 1997, Managing Drug
Supply, Management Sciences for Health, 7th
printing, Boston,
Massachussets.
Quick, J.D., Rankin, J.R., Dias, Vimal, 2012, Inventory Management in Managing
Drug Supply, Third Edition, Managing access to medicines and health
technologies, Management Sciences for Health, Arlington.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013
No Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1 14/01/2013
Deksametason tab. 0,5
mg tablet 28.400 2002 56.856.800
14,23 14,23
A
2 14/01/2013 Hemafort tab salut tablet 70.900 715 50.693.500 12,69 26,93
3 17/09/2013 Vaksin BCG pcs 1600 21.125 33.800.000 8,46 35,39
4 17/09/2013 Vaksin Polio (IPV) pcs 1300 25.903 33.673.900 8,43 43,82
5 14/01/2013 Amoksisilin 500 mg kaplet 75.800 303 22.967.400 5,75 49,57
6 17/09/2013 Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen) pcs 1100 14.065 15.471.500
3,87 53,44
7 14/01/2013 Parasetamol 500 mg tablet 137.500 105 14.437.500 3,61 57,06
8 14/01/2013 Captopril 25 mg tablet 61.700 138 8.514.600 2,13 59,19
9 14/01/2013 OAT FDC Kat. I paket 23 360.000 8.280.000 2,07 61,26
10 14/01/2013 Tablet Kalium tablet 3300 2.251 7.428.300 1,86 63,12
11 14/01/2013 Parasetamol sirup 120
mg/5 ml botol 3930 1.725 6.779.250
1,70 64,82
12 14/01/2013 Serum ATS inj. 1500
IU/amp ampul 70 84.150 5.890.500
1,47 66,29
13 12/02/2013 Hyosine N Butilbromide
tab 10 mg tablet 4400 1.287 5.662.800
1,42 67,71
14 14/01/2013 Natrium diklofenak 50
mg tab tablet 26.900 210 5.649.000
1,41 69,12
15 17/09/2013 Vaksin HB Uniject pcs 300 17.360 5.208.000 1,30 70,43
16 14/01/2013 Metformin HCl 500 mg tablet 31.900 152 4.848.800 1,21 71,64
17 12/02/2013 OAT FDC Kat. II paket
4 1.200.00
0 4.800.000
1,20 72,84
18 14/01/2013 Amoksisilin sirup kering
125mg/5ml botol 1915 2.365 4.528.975
1,13 73,98
19 14/01/2013 Retinol 200.000 IU kapsul 9.550 471 4.498.050 1,13 75,10
20 14/01/2013 Ibuprofen 400 mg. tablet 30.600 144 4.406.400 1,10 76,21
21 17/09/2013 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 2700 1395 3.766.500 0,94 77,15
22 14/01/2013 Zinc tab. 20 mg tablet 7.700 455 3.503.500 0,88 78,03
23 14/01/2013 Garam Oralit 200 ml sak 9.200 355 3.266.000 0,82 78,84
24 14/03/2013 Domperidon Syrup botol 340 9.020 3.066.800 0,77 79,61
25 14/01/2013 Antibakteri DOEN salep
Basitrasin tube 1015 2.825 2.867.375
0,72 80,33
B
26 14/01/2013 Siprofloksasin 500 mg tablet 10600 260 2.756.000 0,69 81,02
27 14/01/2013 Kalsium Laktat tab. 500
mg tablet 48.000 52 2.496.000
0,62 81,65
28 14/03/2013 Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg vial 440 5.500 2.420.000
0,61 82,25
29 14/01/2013 Ranitidin 150 mg tablet 15.400 156 2.402.400 0,60 82,85
30 14/01/2013 Kotrimoksazol suspensi botol 670 3.500 2.345.000 0,59 83,44
31 14/01/2013 Kloramfenikol tetes
mata 0,5% botol 345 6.600 2.277.000
0,57 84,01
32 14/01/2013 Obat Batuk Hitam cairan botol 1505 1.500 2.257.500 0,57 84,57
33 14/01/2013 Antasida DOEN tablet 24.200 91 2.202.200 0,55 85,13
34 17/09/2013 Vaksin DPT-HB Combo pcs 250 8.450 2.112.500 0,53 85,66
35 14/01/2013 Antalgin tab. 500 mg tablet 17.700 115 2.035.500 0,51 86,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
36 14/01/2013 Kotrimoksazol dewasa tablet 12600 160 2.016.000 0,50 86,67
37 12/02/2013 Etil Klorida semprot botol 26 76.010 1.976.260 0,49 87,16
38 14/01/2013 Kloramfenikol t.t. 3% botol 354 5.390 1.908.060 0,48 87,64
39 14/01/2013 Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg tablet 87.000 21 1.827.000
0,46 88,10
40 14/01/2013 Gliseril Guaiacolat 100
mg tablet 72.000 23 1.656.000
0,41 88,51
41 14/01/2013 Betametason krim 0,1% tube 920 1.760 1.619.200 0,41 88,92
42 14/01/2013 Mikonazol krim tube 530 3.000 1.590.000 0,40 89,32
43 14/01/2013 Glibenklamid 5 mg tablet 21.200 64 1.356.800 0,34 89,66
44 14/01/2013 Thiamin HCl tab. 50 mg tablet 39.000 34 1.326.000 0,33 89,99
45 14/01/2013 Hidrokortison krim 2,5
% tube 460 2.842 1.307.320
0,33 90,32
46 14/01/2013 Hidroklorotiazida 25
mg. tablet 30.000 42 1.260.000
0,32 90,63
47 14/01/2013 Eritromisin 500 mg kaplet 1400 887 1.241.800 0,31 90,94
48 14/01/2013 Asiklovir tab. 400 mg tablet 3500 350 1.225.000 0,31 91,25
49 14/01/2013 Kloramfenikol kapsul
250 mg kapsul 4.600 266 1.223.600
0,31 91,56
50 14/01/2013 Simvastatin tab.10 mg tablet 5100 238 1.213.800 0,30 91,86
51 14/03/2013 Serum Golongan darah set 4 291.500 1.166.000 0,29 92,15
52 17/09/2013 Vaksin Campak pcs 500 2.169 1.084.500 0,27 92,42
53 14/01/2013 Alopurinol 100 mg tablet 8.500 125 1.062.500 0,27 92,69
54 14/01/2013 Dekstrometorfan HBr
sirup botol 380 2.701 1.026.380
0,26 92,95
55 14/01/2013 Griseofulvin 125 mg.
micro. tablet 5100 201 1.025.100
0,26 93,20
56 12/02/2013 Nifedipine 10 mg tablet 7300 131 956.300 0,24 93,44
57 14/01/2013 Haloperidol 1,5 mg. tablet 14.900 63 938.700 0,24 93,68
58 14/01/2013 Pasta pengisi saluran
akar kotak 2 468.270 936.540
0,23 93,91
59 12/02/2013 Framisetin lembar 66 12.980 856.680 0,21 94,13
60 14/01/2013 Asam Askorbat/Vit. C
50 mg tablet 35.000 24 840.000
0,21 94,34
61 14/01/2013 Etanol 70 % 1000 ml botol 34 23.100 785.400 0,20 94,53
62 14/01/2013 Salbutamol 2 mg. tablet 9300 84 781.200 0,20 94,73
63 13/06/2013 Devitalisasi pasta (non
arsen) botol 3 258.500 775.500
0,19 94,92
64 12/02/2013 Fenoksimetil P. 500 mg. tablet 1900 407 773.300 0,19 95,12
C
65 14/03/2013 Klorpromazin HCl Sal.
100 mg. tablet 6.000 128 768.000
0,19 95,31
66 14/01/2013 Salisil bedak 2% kotak 695 1.100 764.500 0,19 95,50
67 16/10/2013 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 300 2500 750.000 0,19 95,69
68 14/01/2013 Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg tablet 7.300 99 722.700
0,18 95,87
69 14/01/2013 Triheksifenidil HCl tab.
2 mg tablet 14.800 44 651.200
0,16 96,03
70 14/01/2013 Anti haemoroid doen
komb. sup 260 2450 637.000
0,16 96,19
71 12/02/2013 Bisacodyl suppo 5 mg sup 42 14.887 625.254 0,16 96,35
72 14/01/2013 Anti fungi
doen/Whitefield pot 300 1.904 571.200
0,14 96,49
73 14/01/2013 Kloramfenikol salep botol 330 1.650 544.500 0,14 96,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mata 1%
74 12/02/2013 Oksitosin injeksi 10
IU/ml-1 ml. ampul 73 7.326 534.798
0,13 96,76
75 12/02/2013 Diazepam rectal 5 mg tube 13 38.126 495.638 0,12 96,88
76 14/01/2013 Piridoksin 10 mg tablet 37.000 13 481.000 0,12 97,01
77 14/01/2013 Furosemida tab. 40 mg tablet 4700 102 479.400 0,12 97,13
78 14/01/2013 Vitamin B komplek tablet 21.000 22 462.000 0,12 97,24
79 14/01/2013 Asiklovir krim 5% 5
gram tube 175 2.552 446.600
0,11 97,35
80 17/09/2013 Fluconazole cap 150 mg kapsul 20 22.000 440.000 0,11 97,46
81 12/02/2013 Salbutamol Nebules ampul 50 8.800 440.000 0,11 97,57
82 14/01/2013 Salep 2 - 4 kombinasi pot 235 1.800 423.000 0,11 97,68
83 14/01/2013 Dimenhidrinat tablet 3900 102 397.800 0,10 97,78
84 14/01/2013 Larutan hipokloride botol 30 13.200 396.000 0,10 97,88
85 14/01/2013 Metronidazol 250 mg tablet 3500 112 392.000 0,10 97,98
86 14/01/2013 Kloramfenikol suspensi botol 115 3.370 387.550 0,10 98,07
87 12/02/2013 Fitomenadion inj. 2
mg/ml ampul 35 11.000 385.000
0,10 98,17
88 15/11/2013 Sulfasetamid Na. Tm. 15
% botol 100 3.843 384.300
0,10 98,27
89 14/01/2013 Retinol 100.000 IU kapsul 1.300 293 380.900 0,10 98,36
90 14/01/2013 Gentian Violet larutan 1
% botol 420 895 375.900
0,09 98,45
91 14/01/2013 Cocoa Butter kotak 5 69.300 346.500 0,09 98,54
92 12/02/2013 Serum ABU I inj. 5 ml. vial 1 346.500 346.500 0,09 98,63
93 17/09/2013 Vaksin - TT pcs 300 1.140 342.000 0,09 98,71
94 13/12/2013 Azithromycin 500 mg tablet 30 11.000 330.000 0,08 98,80
95 14/01/2013 Fenoksimetil P. 250 mg. tablet 1200 272 326.400 0,08 98,88
96 14/01/2013 Metoklorpropamide tab.
10 mg tablet 3700 88 325.600
0,08 98,96
97 14/01/2013 Fenol gliserol TT 10% botol 255 1.243 316.965 0,08 99,04
98 14/01/2013 Aminofilin 200 mg tablet 2700 113 305.100 0,08 99,12
99 14/03/2013 Parasetamol 100 mg. tablet 5800 46 266.800 0,07 99,18
100 12/02/2013 Yodium Povidon 10%
300 ml botol 13 19.800 257.400
0,06 99,25
101 14/01/2013 Prednison 5 mg tablet 6.000 38 228.000 0,06 99,30
102 12/02/2013 Lidokain kompositum
injeksi ampul 180 1.210 217.800
0,05 99,36
103 16/05/2013 Carbo adsorben 250
mg/Bekarbon tablet 1500 142 213.000
0,05 99,41
104 14/01/2013 Amitriptilin HCl Salut
25 mg. tablet 1600 120 192.000
0,05 99,46
105 14/01/2013 Natrium Klorida lar.
infus 0,9% botol 35 4900 171.500
0,04 99,50
106 12/02/2013 Ringer Laktat lar. infus
500 ml botol 30 5.170 155.100
0,04 99,54
107 12/02/2013 Dettol botol 7 18.000 126.000 0,03 99,57
108 13/12/2013 Cefixime kapsul 100 mg kapsul 50 2394 119.700 0,03 99,60
109 12/02/2013 Levertran salep 15 gram botol 45 2.600 117.000 0,03 99,63
110 16/05/2013 Fitomenadion Sal. 10
mg. tablet 200 579 115.800
0,03 99,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
111 12/02/2013 Polikresulen (Albutil
larutan) botol 4 24.300 97.200
0,02 99,69
112 21/08/2013 Isoniazida 300 mg. tablet 1.000 97 97.000 0,02 99,71
113 16/05/2013 Rifampisin kapsul 300
mg. kapsul 200 484 96.800
0,02 99,73
114 12/02/2013 Metronidazol 500 mg tablet 600 154 92.400 0,02 99,76
115 14/01/2013 Pirantel Pamoat tab. 125
mg tablet 312 282 87.984
0,02 99,78
116 12/02/2013 Glukosa lar. infus 5% botol 15 4.950 74.250 0,02 99,80
117 14/01/2013 Diazepam tab. 2 mg tablet 2500 26 65.000 0,02 99,81
118 12/02/2013 Asetosal tablet 100 mg. tablet 600 105 63.000 0,02 99,83
119 14/01/2013 Digoksin 0,25 mg. tablet 400 157 62.800 0,02 99,85
120 14/01/2013 Karbamazepin 200 mg. tablet 200 272 54.400 0,01 99,86
121 12/02/2013 Oksitetrasiklin HCl
salep mata 1% tube 40 1.350 54.000
0,01 99,87
122 14/01/2013 Nistatin Vaginal
100.000 IU tablet 120 407 48.840
0,01 99,89
123 13/12/2013 Benzatin BP inj. 2.4 jt
IU/vial vial 4 12.185 48.740
0,01 99,90
124 14/01/2013 Isosorbid dinitrat Sub. 5
mg. tablet 500 90 45.000
0,01 99,91
125 13/12/2013 Ethambutol tab 500 mg tablet 100 410 41.000 0,01 99,92
126 17/07/2013 Haloperidol 5 mg tablet 200 186 37.200 0,01 99,93
127 14/03/2013 Anti migrain
doen/Ergotamin tablet 300 102 30.600
0,01 99,94
128 14/01/2013 Klorhexidine 0,2 % botol 3 10.175 30.525 0,01 99,94
129 12/02/2013 Deksametason inj. 5 mg.
ml. ampul 15 2.002 30.030
0,01 99,95
130 17/07/2013 Aminofilin inj. 24
mg/ml-10 ml. ampul 10 3.000 30.000
0,01 99,96
131 14/01/2013 Eugenol cairan botol 1 27.500 27.500 0,01 99,97
132 17/09/2013 Doksisiklin 100 mg kapsul 100 253 25.300 0,01 99,97
133 13/12/2013 Aqua pro inj. 25 ml botol 4 5.000 20.000 0,01 99,98
134 17/09/2013 Ambroxol 30 mg tab tablet 200 95 19.000 0,00 99,98
135 16/05/2013 Etakridin lar. 0.1% 300
ml. botol 4 3.000 12.000
0,00 99,98
136 12/02/2013 Metilergometrin M. sal.
0,125 tablet 100 108 10.800
0,00 99,99
137 12/02/2013 Ichtiol salep 15 gram pot 5 2.090 10.450 0,00 99,99
138 12/02/2013 Difenhidramin HCl inj.
10 mg/ml ampul 10 960 9.600
0,00 99,99
139 12/02/2013 Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1% ampul 8 1.026 8.208
0,00 99,99
140 17/10/2013 Fitomenadion inj. 10
mg/ml. ampul 5 1.450 7.250
0,00 100,00
141 17/09/2013 Metilergometrin M. inj.
0,200 mg. ampul 5 1.394 6.970
0,00 100,00
142 12/02/2013 Diazepam inj. 5 mg/ml -
2 ml ampul 2 2.366 4.732
0,00 100,00
143 15/04/2013 Magnesium sulfat inj.
40% ampul 2 1.948 3.896
0,00 100,00
144 12/02/2013 Dekstrose inj.40% 25 ml kapsul 2 0 0 0,00 100,00
TOTAL 399.432.370 100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014
No Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1 19/08/2014 Vaksin Polio (IPV) pcs 3800 25.903 98.431.400 18,31 18,31
A
2 14/05/2014 Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen) pcs 4815 14.065 67.722.975
12,60 30,92
3 14/05/2014 Vaksin BCG pcs 3200 21.125 67.600.000 12,58 43,49
4 16/05/2014 Hemafort tab salut tablet 62.200 660 41.052.000 7,64 51,13
5 14/07/2014 Amoksisilin 500 mg kaplet 72.600 303 21.997.800 4,09 55,22
6 15/10/2014 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 13202 1.395 18.416.790 3,43 58,65
7 14/02/2014 Parasetamol 500 mg tablet 124.500 105 13.072.500 2,43 61,08
8 17/11/2014 OAT FDC Kat. I paket 35 359.900 12.596.500 2,34 63,43
9 17/06/2014 Vaksin HB Uniject pcs 660 17.360 11.457.600 2,13 65,56
10 14/03/2014 Tablet Kalium tablet 3500 2.750 9.625.000 1,79 67,35
11 15/10/2014 Kotrimoksazol dewasa tablet 19.700 445 8.766.500 1,63 68,98
12 16/07/2014 Vaksin Campak pcs 3840 2.169 8.328.960 1,55 70,53
13 17/11/2014 Ibuprofen 400 mg. tablet 50.300 150 7.545.000 1,40 71,93
14 14/03/2014 Hyosine N Butilbromide
tab 10 mg tablet 5500 1.287 7.078.500
1,32 73,25
15 14/02/2014 Serum ATS inj. 1500
IU/amp ampul 90 69.300 6.237.000
1,16 74,41
16 14/03/2014 Retinol 200.000 IU kapsul 12.000 471 5.652.000 1,05 75,46
17 13/06/2014 Captopril 25 mg tablet 60.200 88 5.297.600 0,99 76,45
18 15/08/2014 Natrium diklofenak 50
mg tab tablet 24.600 210 5.166.000
0,96 77,41
19 16/05/2014 Metformin HCl 500 mg tablet 44.200 113 4.994.600 0,93 78,34
20 27/10/2014 Vaksin - Td pcs 3.000 1.618 4.854.000 0,90 79,24
21 15/08/2014 Parasetamol Suppo sup 60 78.650 4.719.000 0,88 80,12
B
22 14/02/2014 Parasetamol sirup 120
mg/5 ml botol 3025 1.438 4.349.950
0,81 80,93
23 13/06/2014 Kloramfenikol tetes
mata 0,5% botol 550 6.600 3.630.000
0,68 81,61
24 14/07/2014 Amoksisilin sirup kering
125mg/5ml botol 1415 2.300 3.254.500
0,61 82,21
25 17/09/2014 Antibakteri DOEN salep
Basitrasin tablet 1075 2.825 3.036.875
0,57 82,78
26 16/04/2014 Garam Oralit 200 ml sak 9.800 292 2.861.600 0,53 83,31
27 14/03/2014 Siprofloksasin 500 mg tablet 11200 250 2.800.000 0,52 83,83
28 17/11/2014 Zinc tab. 20 mg tablet 5700 455 2.593.500 0,48 84,31
29 27/10/2014 Vaksin Jerap DT pcs 1.500 1.641 2.461.500 0,46 84,77
30 17/09/2014 Fluconazole cap 150 mg kapsul 110 22.000 2.420.000 0,45 85,22
31 16/04/2014 Eritromisin 500 mg kaplet 2800 864 2.419.200 0,45 85,67
32 15/12/2014 OAT FDC Kat. II paket 2 1.200.000 2.400.000 0,45 86,12
33 14/03/2014 Ranitidin 150 mg tablet 15.300 156 2.386.800 0,44 86,56
34 17/09/2014 Vitamin B komplek tablet 20.000 107 2.140.000 0,40 86,96
35 14/02/2014 Kalsium Laktat tab. 500
mg tablet 40.000 52 2.080.000
0,39 87,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
36 15/08/2014 Etil Klorida semprot botol 24 76.010 1.824.240 0,34 87,69
37 15/10/2014 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 700 2.500 1.750.000 0,33 88,01
38 15/12/2014 Obat Batuk Hitam cairan botol 1320 1.320 1.742.400 0,32 88,34
39 15/08/2014 Thiamin HCl tab. 50 mg tablet 28.000 62 1.736.000 0,32 88,66
40 15/10/2014 Hidrokortison krim 2,5
% tube 710 2.399 1.703.290
0,32 88,98
41 15/08/2014 Kotrimoksazol suspensi botol 695 2.340 1.626.300 0,30 89,28
42 13/06/2014 Alopurinol 100 mg tablet 13.000 125 1.625.000 0,30 89,58
43 13/06/2014 Betametason krim 0,1% tube 915 1.760 1.610.400 0,30 89,88
44 16/04/2014 Domperidon Syrup botol 430 3.624 1.558.320 0,29 90,17
45 14/02/2014 Gliseril Guaiacolat 100
mg tablet 47.000 32 1.504.000
0,28 90,45
46 13/01/2014 Antasida DOEN tablet 18.000 83 1.494.000 0,28 90,73
47 14/03/2014 Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg tablet 71.000 21 1.491.000
0,28 91,00
48 17/11/2014 Deksametason tab. 0,5
mg tablet 21.600 69 1.490.400
0,28 91,28
49 14/07/2014 Mikonazol krim tube 490 3.000 1.470.000 0,27 91,56
50 26/08/2014 Vaksin - ADS 5 ml pcs 684 2041 1.396.044 0,26 91,82
51 14/03/2014 Cefixime kapsul 100 mg kapsul 550 2394 1.316.700 0,24 92,06
52 17/09/2014 Amlodipin 10 mg tablet 3870 330 1.277.100 0,24 92,30
53 14/07/2014 Azithromycin 500 mg tablet 280 4.500 1.260.000 0,23 92,53
54 12/11/2014 Vaksin - TT pcs 1100 1.140 1.254.000 0,23 92,77
55 15/08/2014 Fenoksimetil P. 500 mg. tablet 2900 407 1.180.300 0,22 92,99
56 14/03/2014 Hidroklorotiazida 25
mg. tablet 28.000 42 1.176.000
0,22 93,20
57 17/11/2014 Glibenklamid 5 mg tablet 21.500 54 1.161.000 0,22 93,42
58 14/02/2014 Asam Askorbat/Vit. C
50 mg tablet 29.000 40 1.160.000
0,22 93,64
59 13/06/2014 Bisacodyl suppo 5 mg sup 72 15.583 1.121.976 0,21 93,84
60 13/01/2014 Ringer Laktat lar. infus
500 ml botol 210 5.200 1.092.000
0,20 94,05
61 16/05/2014 Framisetin lembar 68 16.000 1.088.000 0,20 94,25
62 13/06/2014 Ambroxol 30 mg tab tablet 11400 95 1.083.000 0,20 94,45
63 14/07/2014 Asiklovir tab. 400 mg tablet 2900 350 1.015.000 0,19 94,64
64 15/12/2014 Haloperidol 1,5 mg. tablet 13700 69 945.300 0,18 94,82
65 13/06/2014 Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg vial 180 5.099 917.820
0,17 94,99
66 14/07/2014 Griseofulvin 125 mg.
micro. tablet 4000 219 876.000
0,16 95,15
C
67 15/10/2014 Etanol 70 % 1000 ml botol 36 23.430 843.480 0,16 95,31
68 17/11/2014 Piridoksin 10 mg tablet 42.000 20 840.000 0,16 95,46
69 13/01/2014 Anti haemoroid doen
komb. sup 228 3.300 752.400
0,14 95,60
70 16/05/2014 Asiklovir krim 5% 5
gram tube 245 2.997 734.265
0,14 95,74
71 13/06/2014 Metoklorpropamide tab.
10 mg tablet 5000 140 700.000
0,13 95,87
72 17/09/2014 Salbutamol 2 mg. tablet 9100 76 691.600 0,13 96,00
73 15/08/2014 Salbutamol Nebules ampul 100 6.600 660.000 0,12 96,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
74 15/10/2014 Nifedipine 10 mg tablet 5800 112 649.600 0,12 96,24
75 17/11/2014 Triheksifenidil HCl tab.
2 mg tablet 14500 44 638.000
0,12 96,36
76 15/12/2014 Kloramfenikol kapsul
250 mg kapsul 2380 266 633.080
0,12 96,48
77 17/09/2014 Metronidazol 500 mg tablet 3200 190 608.000 0,11 96,59
78 17/11/2014 Klorpromazin HCl Sal.
100 mg. tablet 4500 133 598.500
0,11 96,70
79 14/07/2014 Salisil bedak 2% kotak 470 1.250 587.500 0,11 96,81
80 16/04/2014 Gentian Violet larutan 1
% botol 245 2270 556.150
0,10 96,92
81 17/09/2014 Oksitosin injeksi 10
IU/ml-1 ml. ampul 200 2.750 550.000
0,10 97,02
82 13/01/2014 Cresophene botol 1 539.000 539.000 0,10 97,12
83 14/03/2014 Retinol 100.000 IU kapsul 1750 293 512.750 0,10 97,21
84 15/08/2014 Asam mefenamat 500
mg kaplet 3.200 155 496.000
0,09 97,31
85 13/01/2014 Nistatin Vaginal 100.000
IU tablet 990 480 475.200
0,09 97,40
86 13/06/2014 Larutan hipokloride botol 44 10.120 445.280 0,08 97,48
87 13/06/2014 Fenol gliserol TT 10% botol 215 2.042 439.030 0,08 97,56
88 16/05/2014 Kloramfenikol t.t. 3% botol 210 2.090 438.900 0,08 97,64
89 15/12/2014 Loratadine 10 mg tablet 2700 160 432.000 0,08 97,72
90 17/09/2014 Omeprazole 20 mg tablet 2040 211 430.440 0,08 97,80
91 17/09/2014 Ketokonazole 200 mg tablet 1400 300 420.000 0,08 97,88
92 14/07/2014 Amitriptilin HCl Salut
25 mg. tablet 3500 112 392.000
0,07 97,95
93 17/09/2014 Yodium Povidon 10%
300 ml botol 19 19.800 376.200
0,07 98,02
94 15/10/2014 Braito TM botol 60 6.100 366.000 0,07 98,09
95 15/10/2014 Gemfibrozil 300 mg tab tablet 1320 272 359.040 0,07 98,16
96 15/12/2014 Fenoksimetil P. 250 mg. tablet 1300 272 353.600 0,07 98,22
97 14/02/2014 Antalgin tab. 500 mg tablet 3.000 115 345.000 0,06 98,29
98 14/03/2014 Medroksi progesteron
asetat inj depo 50 mg vial 60 5.500 330.000
0,06 98,35
99 14/03/2014 Furosemida tab. 40 mg tablet 3200 102 326.400 0,06 98,41
100 17/11/2014 Amoksisilin Sirup forte
250mg/5ml botol 80 4.070 325.600
0,06 98,47
101 16/05/2014 Serum Golongan darah set 1 291.500 291.500 0,05 98,52
102 13/01/2014 Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg tablet 2900 99 287.100
0,05 98,58
103 16/05/2014 Fitomenadion inj. 10
mg/ml. ampul 190 1450 275.500
0,05 98,63
104 17/11/2014 Lidokain kompositum
injeksi ampul 210 1.295 271.950
0,05 98,68
105 14/02/2014 Aminofilin 200 mg tablet 2400 113 271.200 0,05 98,73
106 17/09/2014 Natrium Klorida lar.
infus 0,9% botol 55 4.900 269.500
0,05 98,78
107 13/06/2014 Parasetamol drop botol 50 5.227 261.350 0,05 98,83
108 15/08/2014 Asam Folat 1 mg tablet 5100 48 244.800 0,05 98,88
109 17/09/2014 Dimenhidrinat tablet 2300 104 239.200 0,04 98,92
110 14/02/2014 Metronidazol 250 mg tablet 2100 112 235.200 0,04 98,96
111 17/11/2014 Prednison 5 mg tablet 6.000 38 228.000 0,04 99,01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
112 15/12/2014 Salep 2 - 4 kombinasi pot 105 2.000 210.000 0,04 99,04
113 15/08/2014 Anti fungi
doen/Whitefield pot 110 1.904 209.440
0,04 99,08
114 15/08/2014 Fitomenadion Sal. 10
mg. tablet 300 693 207.900
0,04 99,12
115 13/06/2014 Perak Sulfadiazin 35 gr tube 5 40.150 200.750 0,04 99,16
116 16/04/2014 Parasetamol 100 mg. tablet 4300 46 197.800 0,04 99,20
117 16/05/2014 Kloramfenikol salep
mata 1% botol 110 1.650 181.500
0,03 99,23
118 17/11/2014 Oksitetrasiklin HCl salep
mata 1% tube 90 1.920 172.800
0,03 99,26
119 15/08/2014 Kloramfenikol suspensi botol 50 3.370 168.500 0,03 99,29
120 15/12/2014 Kloramfenikol salep
kulit tube 30 5.550 166.500
0,03 99,32
121 14/03/2014 Dekstrometorfan HBr
sirup botol 115 1.379 158.585
0,03 99,35
122 13/06/2014 Diazepam rectal 5 mg tube 5 29.700 148.500 0,03 99,38
123 17/09/2014 Bisacodyl suppo 10 mg sup 24 6.045 145.080 0,03 99,41
124 13/06/2014 Isosorbid dinitrat Sub. 5
mg. tablet 1500 92 138.000
0,03 99,43
125 15/08/2014 Polikresulen (Albutil
larutan) botol 5 24.300 121.500
0,02 99,46
126 14/02/2014 Asetosal tablet 100 mg. tablet 1000 116 116.000 0,02 99,48
127 14/02/2014 Dettol botol 6 18.000 108.000 0,02 99,50
128 15/12/2014 Amoksisilin inj 1000
mg/ml vial 10 10.000 100.000
0,02 99,52
129 16/05/2014 Aqua pro inj. 25 ml botol 20 5.000 100.000 0,02 99,54
130 16/04/2014 Glukosa lar. infus 5% botol 20 4.950 99.000 0,02 99,55
131 15/10/2014 Deksametason inj. 5 mg.
ml. ampul 70 1.400 98.000
0,02 99,57
132 16/05/2014 Reserpin 0,25 mg. tablet 1.000 97 97.000 0,02 99,59
133 17/11/2014 Ketorolac inj. 10 mg/ml ampul 60 1.616 96.960 0,02 99,61
134 17/09/2014 Rifampisin kapsul 300
mg. kapsul 200 484 96.800
0,02 99,63
135 15/10/2014 Simvastatin tab.10 mg tablet 390 238 92.820 0,02 99,64
136 17/11/2014 Levertran salep 15 gram botol 35 2.600 91.000 0,02 99,66
137 15/12/2014 Kotrimoksazol Forte tablet 200 445 89.000 0,02 99,68
138 17/09/2014 Doksisiklin 100 mg botol 400 220 88.000 0,02 99,69
139 16/04/2014 Ichtiol salep 15 gram pot 15 5.500 82.500 0,02 99,71
140 15/08/2014 Eritromisin syrup botol 10 7.700 77.000 0,01 99,72
141 16/05/2014 Calcil Gluconas 100 mg
inj. ampul 5 15.000 75.000
0,01 99,74
142 15/08/2014 Zinc Syr 20 mg/5 ml botol 10 7.400 74.000 0,01 99,75
143 15/12/2014 Amlodipin 5 mg tablet 390 187 72.930 0,01 99,77
144 15/12/2014 Yodium Povidon 10%
30 ml botol 36 2.000 72.000
0,01 99,78
145 15/12/2014 Vitamin B12 50mg tab tablet 1.000 70 70.000 0,01 99,79
146 15/08/2014 Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1% ampul 45 1.500 67.500
0,01 99,80
147 15/10/2014 Ranitidin inj 25 mg/2ml ampul 35 1.928 67.480 0,01 99,82
148 14/07/2014 Domperidon tablet 10
mg tablet 400 167 66.800
0,01 99,83
149 15/08/2014 Glimepiride tab 1 mg tablet 250 265 66.250 0,01 99,84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
150 15/12/2014 Salbutamol Rotahaler pcs 10 5.867 58.670 0,01 99,85
151 14/07/2014 Aminofilin inj. 24
mg/ml-10 ml. ampul 15 3.818 57.270
0,01 99,86
152 14/03/2014 Carbo adsorben 250
mg/Bekarbon tablet 400 141 56.400
0,01 99,87
153 15/08/2014 Karbamazepin 200 mg. tablet 200 272 54.400 0,01 99,88
154 15/12/2014 Diazepam Rectal 10
mg/2.5 ml tube 3 16.748 50.244
0,01 99,89
155 15/12/2014 Metronidazole suspensi botol 5 9.000 45.000 0,01 99,90
156 15/10/2014 Salbutamol serb.inh 200
mcg/kaps kapsul 100 431 43.100
0,01 99,91
157 13/01/2014 Sulfasetamid Na. Tm. 15
% botol 10 3.843 38.430
0,01 99,92
158 16/04/2014 Anti migrain
doen/Ergotamin tablet 300 123 36.900
0,01 99,92
159 16/05/2014 Diazepam tab. 2 mg tablet 1300 26 33.800 0,01 99,93
160 15/08/2014 Captopril 12,5 mg tablet 500 62 31.000 0,01 99,94
161 14/07/2014 Pirantel Pamoat tab. 125
mg tablet 112 274 30.688
0,01 99,94
162 15/10/2014 Metilergometrin M. inj.
0,200 mg. ampul 22 1.394 30.668
0,01 99,95
163 15/08/2014 Difenhidramin HCl inj.
10 mg/ml ampul 30 960 28.800
0,01 99,95
164 15/12/2014 Ambroxol Syr botol 10 2.800 28.000 0,01 99,96
165 16/05/2014 Metilergometrin M. sal.
0,125 tablet 200 140 28.000
0,01 99,96
166 15/10/2014 Digoksin 0,25 mg. tablet 300 91 27.300 0,01 99,97
167 15/08/2014 Natrium diklofenak 25
mg tab tablet 200 133 26.600
0,00 99,97
168 13/06/2014 Pirazinamida 500 mg tablet 100 235 23.500 0,00 99,98
169 14/02/2014 Diazepam inj. 5 mg/ml -
2 ml ampul 10 2.344 23.440
0,00 99,98
170 17/11/2014 Hyosine N Butilbromide
Inj. ampul 5 4.500 22.500
0,00 99,99
171 15/08/2014 Antasida suspensi botol 10 2.160 21.600 0,00 99,99
172 13/06/2014 Metoklopramide inj. 5
mg/ml ampul 20 960 19.200
0,00 99,99
173 17/09/2014 Lidokain non Epinefrin
injeksi ampul 15 850 12.750
0,00 100,00
174 15/08/2014 Etakridin lar. 0.1% 300
ml. botol 4 2.970 11.880
0,00 100,00
175 16/05/2014 Magnesium sulfat inj.
40% ampul 5 1.948 9.740
0,00 100,00
176 15/08/2014 Albendazol tab. 400 mg. tablet 30 102 3.060 0,00 100,00
177 15/12/2014 Kombipak Azithromycin
- Cefixime paket 18 0 0
0,00 100,00
TOTAL 537.455.390
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013
No Tanggal Nama Obat Jumlah Satuan Harga Nilai Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1 14/06/2013 Hemafort tab salut 33.600 tablet 715 24.024.000 20,11 20,11
A
2 14/11/2013 Vaksin Polio (IPV) 400 dosis 25.903 10.361.200 8,67 28,78
3 15/04/2013 Amoksisilin 500 mg 33.500 kaplet 303 10.150.500 8,50 37,28
4 15/01/2013 Parasetamol 500 mg 91.900 tablet 105 9.649.500 8,08 45,36
5 14/11/2013 Vaksin BCG 400 dosis 21.125 8.450.000 7,07 52,43
6 16/10/2013
Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen) 600
dosis 14.065 8.439.000 7,06 59,49
7 16/09/2013 OAT FDC Kat. I 14 paket 360.000 5.040.000 4,22 63,71
8 12/07/2013
Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg 480
vial 5.500 2.640.000 2,21 65,92
9 12/07/2013 Zinc tab. 20 mg 5400 tablet 455 2.457.000 2,06 67,98
10 13/12/2013 Ibuprofen 400 mg. 17000 tablet 144 2.448.000 2,05 70,03
11 14/11/2013 Captopril 25 mg 17.400 tablet 138 2.401.200 2,01 72,04
12 12/07/2013 Retinol 200.000 IU 4.000 kapsul 471 1.884.000 1,58 73,62
13 13/12/2013
Obat Batuk Hitam
cairan 1165
botol 1.500 1.747.500 1,46 75,08
14 17/10/2013
Metformin HCl 500
mg 10800
tablet 152 1.641.600 1,37 76,45
15 18/03/2013 Antasida DOEN 16.200 tablet 91 1.474.200 1,23 77,69
16 16/09/2013 Garam Oralit 200 ml 4000 sak 355 1.420.000 1,19 78,87
17 19/08/2013
Parasetamol sirup 120
mg/5 ml 790
botol 1.725 1.362.750 1,14 80,02
B
18 14/11/2013
Gliseril Guaiacolat
100 mg 56.000
tablet 23 1.288.000 1,08 81,09
19 18/03/2013
Natrium diklofenak 50
mg tab 5600
tablet 210 1.176.000 0,98 82,08
20 16/09/2013
Serum ATS inj. 1500
IU/amp 13
ampul 84.150 1.093.950 0,92 82,99
21 15/01/2013
Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg 46.600
tablet 21 978.600 0,82 83,81
22 16/10/2013
Vaksin DPT-HB
Combo 100
dosis 8.450 845.000 0,71 84,52
23 16/09/2013
Kloramfenikol tetes
mata 0,5% 120
botol 6.600 792.000 0,66 85,18
24 14/11/2013 Etil Klorida semprot 10 botol 76.010 760.100 0,64 85,82
25 19/08/2013 Alopurinol 100 mg 5900 tablet 125 737.500 0,62 86,44
26 16/09/2013 Asiklovir tab. 400 mg 2000 tablet 350 700.000 0,59 87,02
27 15/01/2013 Mikonazol krim 230 tube 3.000 690.000 0,58 87,60
28 15/04/2013 Tablet Kalium 300 tablet 2.251 675.300 0,57 88,17
29 15/01/2013
Hidrokortison krim 2,5
% 225
tube 2.842 639.450 0,54 88,70
30 19/08/2013 Ranitidin 150 mg 3900 tablet 156 608.400 0,51 89,21
31 12/07/2013
Amoksisilin sirup
kering 125mg/5ml 245
botol 2.365 579.425 0,49 89,70
32 14/11/2013 Vaksin HB Uniject 30 dosis 17.360 520.800 0,44 90,13
33 15/04/2013
Kalsium Laktat tab.
500 mg 10.000
tablet 52 520.000 0,44 90,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
34 18/03/2013 Siprofloksasin 500 mg 2000 tablet 260 520.000 0,44 91,00
35 18/03/2013
Antibakteri DOEN
salep Basitrasin 175
tube 2.825 494.375 0,41 91,42
36 15/05/2013 Nifedipine 10 mg 3500 tablet 131 458.500 0,38 91,80
37 16/09/2013 Kloramfenikol t.t. 3% 85 botol 5.390 458.150 0,38 92,18
38 14/06/2013
Hidroklorotiazida 25
mg. 10.000
tablet 42 420.000 0,35 92,53
39 14/06/2013 Etanol 70 % 1000 ml 17 botol 23.430 398.310 0,33 92,87
40 15/01/2013 Haloperidol 1,5 mg. 6100 tablet 63 384.300 0,32 93,19
41 15/05/2013
Kloramfenikol salep
mata 1% 200
tube 1.650 330.000 0,28 93,47
42 15/01/2013
Thiamin HCl tab. 50
mg 9.000
tablet 34 306.000 0,26 93,72
43 18/03/2013
Anti haemoroid doen
komb. 120
sup 2450 294.000 0,25 93,97
44 14/11/2013
Betametason krim
0,1% 165
tube 1.760 290.400 0,24 94,21
45 13/12/2013 Domperidon Syrup 30 botol 9.020 270.600 0,23 94,44
46 14/06/2013 Bisacodyl suppo 5 mg 18 sup 14.887 267.966 0,22 94,66
47 14/11/2013 Eritromisin 500 mg 300 kaplet 887 266.100 0,22 94,88
48 13/02/2013 Fenol gliserol TT 10% 210 botol 1.243 261.030 0,22 95,10
C
49 13/12/2013
Triheksifenidil HCl
tab. 2 mg 5900
tablet 44 259.600 0,22 95,32
50 16/09/2013
Klorpromazin HCl
Sal. 100 mg. 2.000
tablet 128 256.000 0,21 95,53
51 19/08/2013
Perak Sulfadiazin 35
gr 6
tube 40.150 240.900 0,20 95,74
52 12/07/2013 Vitamin B komplek 14.000 tablet 17 238.000 0,20 95,94
53 15/05/2013 Salisil bedak 2% 215 kotak 1.100 236.500 0,20 96,13
54 12/07/2013 Retinol 100.000 IU 800 kapsul 293 234.400 0,20 96,33
55 14/11/2013 Salbutamol 2 mg. 2900 tablet 76 220.400 0,18 96,51
56 15/01/2013
Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg 2200
tablet 99 217.800 0,18 96,70
57 17/09/2013 Vaksin Campak 100 dosis 2.169 216.900 0,18 96,88
58 14/06/2013
Asiklovir krim 5% 5
gram 75
tube 2.552 191.400 0,16 97,04
59 17/10/2013
Dekstrometorfan HBr
sirup 70
botol 2.701 189.070 0,16 97,20
60 15/05/2013
Lidokain kompositum
injeksi 150
ampul 1.210 181.500 0,15 97,35
61 15/04/2013
Ethambutol tab 500
mg 300
tablet 574 172.200 0,14 97,49
62 14/11/2013 Glibenklamid 5 mg 2600 tablet 64 166.400 0,14 97,63
63 19/08/2013 Kotrimoksazol dewasa 1000 tablet 160 160.000 0,13 97,77
64 18/03/2013
Asam Askorbat/Vit. C
50 mg 6.000
tablet 26 156.000 0,13 97,90
65 12/07/2013 Framisetin 12 lembar 12.980 155.760 0,13 98,03
66 14/06/2013 Salep 2 - 4 kombinasi 95 pot 1.613 153.235 0,13 98,16
67 13/12/2013
Deksametason tab. 0,5
mg 1800
tablet 85 153.000 0,13 98,28
68 15/04/2013 Simvastatin tab.10 mg 630 tablet 238 149.940 0,13 98,41
69 13/12/2013
Anti fungi
doen/Whitefield 70
pot 1.904 133.280 0,11 98,52
70 17/10/2013 Kloramfenikol kapsul
250 mg 490
kapsul 266 130.340 0,11 98,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
71 13/02/2013
Hyosine N
Butilbromide tab 10
mg
100
tablet 1.287 128.700 0,11 98,74
72 13/12/2013
Oksitetrasiklin HCl
salep mata 1% 60
tube 1.920 115.200 0,10 98,83
73 14/11/2013 Vaksin - TT 100 dosis 1.140 114.000 0,10 98,93
74 17/10/2013
Metoklorpropamide
tab. 10 mg 1100
tablet 99 108.900 0,09 99,02
75 18/03/2013
Kotrimoksazol
suspensi 30
botol 3.500 105.000 0,09 99,11
76 15/04/2013 Isoniazida 300 mg. 1.000 tablet 97 97.000 0,08 99,19
77 18/03/2013 Larutan hipokloride 7 botol 13.200 92.400 0,08 99,27
78 14/11/2013 Piridoksin 10 mg 7.000 tablet 13 91.000 0,08 99,34
79 13/02/2013 Aminofilin 200 mg 800 tablet 105 84.000 0,07 99,41
80 15/05/2013 Antalgin tab. 500 mg 700 tablet 115 80.500 0,07 99,48
81 13/12/2013
Sulfasetamid Na. Tm.
15 % 20
botol 3.843 76.860 0,06 99,54
82 15/05/2013 Dimenhidrinat 600 tablet 102 61.200 0,05 99,60
83 16/09/2013
Fitomenadion Sal. 10
mg. 100
tablet 579 57.900 0,05 99,64
84 17/10/2013
Pirantel Pamoat tab.
125 mg 184
tablet 282 51.888 0,04 99,69
85 16/09/2013
Nistatin Vaginal
100.000 IU 120
tablet 407 48.840 0,04 99,73
86 13/02/2013
Natrium Klorida lar.
infus 0,9% 9
botol 4950 44.550 0,04 99,77
87 15/04/2013 Furosemida tab. 40 mg 400 tablet 102 40.800 0,03 99,80
88 15/04/2013 Prednison 5 mg 1.000 tablet 38 38.000 0,03 99,83
89 13/12/2013
Anti migrain
doen/Ergotamin 300
tablet 123 36.900 0,03 99,86
90 13/12/2013
Gemfibrozil 300 mg
tab 120
tablet 272 32.640 0,03 99,89
91 19/08/2013
Deksametason inj. 5
mg. ml. 13
ampul 2.002 26.026 0,02 99,91
92 15/01/2013
Griseofulvin 125 mg.
micro. 100
tablet 201 20.100 0,02 99,93
93 13/12/2013 Ambroxol 30 mg tab 200 tablet 95 19.000 0,02 99,94
94 15/05/2013
Ringer Laktat lar.
infus 500 ml 3
botol 5.200 15.600 0,01 99,96
95 13/12/2013 Efedrin tab. 25 mg 250 tablet 58 14.500 0,01 99,97
96 15/01/2013 Metronidazol 250 mg 100 tablet 112 11.200 0,01 99,98
97 19/08/2013
Haloperidol tab. 0.5
mg. 100
tablet 60 6.000 0,01 99,98
98 14/06/2013
Oksitosin injeksi 10
IU/ml-1 ml. 3
ampul 1.820 5.460 0,00 99,99
99 13/12/2013
Diazepam inj. 5 mg/ml
- 2 ml 2
ampul 2.344 4.688 0,00 99,99
100 13/02/2013
Gentian Violet larutan
1 % 10
botol 440 4.400 0,00 100,00
101 12/07/2013
Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1% 4
ampul 1.026 4.104 0,00 100,00
102 11/12/2013 Vaksin - ADS 0.5 ml 700 pcs 0 0 0,00 100,00
103 17/09/2013 Vaksin - ADS 5 ml 100 pcs 0 0 0,00 100,00
104 14/11/2013 Vaksin - Pelarut BCG 400 dosis 0 0 0,00 100,00
105 17/09/2013
Vaksin - Pelarut
Campak 100
dosis 0 0 0,00 100,00
Total
119.464.687
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014
No. Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1 12/03/2014 Vaksin Polio (IPV) dosis 1000 25.903 25.903.000 17,64 17,64
A
2 04/07/2014 Hemafort tab salut tablet 28.400 660 18.744.000 12,76 30,40
3 15/10/2014
Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen) dosis 1055 14.065 14.838.575 10,10 40,50
4 11/09/2014 Amoksisilin 500 mg kaplet 36.200 303 10.968.600 7,47 47,97
5 04/07/2014 Parasetamol 500 mg tablet 87.200 100 8.720.000 5,94 53,91
6 15/09/2014 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 5440 1.395 7.588.800 5,17 59,08
7 20/08/2014 Vaksin Campak dosis 1580 2.169 3.427.020 2,33 61,41
8 11/09/2014 OAT FDC Kat. I paket 9 359.900 3.239.100 2,21 63,62
9 12/03/2014 Vaksin BCG dosis 1000 2.523 2.523.000 1,72 65,33
10 15/10/2014 Vaksin HB Uniject dosis 130 17.360 2.256.800 1,54 66,87
11 04/07/2014 Retinol 200.000 IU
kapsul 4.700 471 2.213.700 1,51 68,38
12 14/02/2014 Ibuprofen 400 mg. tablet 14.400 145 2.088.000 1,42 69,80
13 14/03/2014 Zinc tab. 20 mg tablet 4500 455 2.047.500 1,39 71,19
14 16/05/2014 Vitamin B komplek tablet 17.400 107 1.861.800 1,27 72,46
15 27/10/2014 Vaksin - Td dosis 1.100 1.618 1.779.800 1,21 73,67
16 14/03/2014
Metformin HCl 500
mg tablet 15.400 113 1.740.200 1,18 74,86
17 15/01/2014
Natrium diklofenak 50
mg tab tablet 8150 210 1.711.500 1,17 76,02
18 04/07/2014
Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg vial 320 5.099 1.631.680 1,11 77,13
19 14/02/2014 Captopril 25 mg tablet 18.300 88 1.610.400 1,10 78,23
20 13/11/2014 Antasida DOEN tablet 18.300 83 1.518.900 1,03 79,27
21 14/08/2014
Obat Batuk Hitam
cairan botol 1000 1.320 1.320.000 0,90 80,16
B
22 16/05/2014
Gliseril Guaiacolat
100 mg tablet 33.000 32 1.056.000 0,72 80,88
23 13/10/2014
Parasetamol sirup 120
mg/5 ml botol 728 1.438 1.046.864 0,71 81,60
24 15/01/2014
Serum ATS inj. 1500
IU/amp ampul 15 69.300 1.039.500 0,71 82,30
25 14/03/2014 Ranitidin 150 mg tablet 6600 156 1.029.600 0,70 83,00
26 11/04/2014 Ambroxol 30 mg tab tablet 10500 95 997.500 0,68 83,68
27 16/05/2014 Etil Klorida semprot botol 13 76.010 988.130 0,67 84,36
28 27/10/2014 Vaksin Jerap DT dosis 600 1.641 984.600 0,67 85,03
29 12/12/2014
Kloramfenikol tetes
mata 0,5% botol 140 6.600 924.000 0,63 85,66
30 16/05/2014
Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg tablet 40.000 21 840.000 0,57 86,23
31 16/05/2014 Garam Oralit 200 ml sak 2800 292 817.600 0,56 86,78
32 04/07/2014 Mikonazol krim tube 260 3.000 780.000 0,53 87,32
33 17/06/2014 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 300 2.500 750.000 0,51 87,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
34 14/03/2014 Alopurinol 100 mg tablet 5700 125 712.500 0,49 88,31
35 15/01/2014
Amoksisilin sirup
kering 125mg/5ml botol 300 2.300 690.000 0,47 88,78
36 13/11/2014
Perak Sulfadiazin 35
gr tube 16 40.150 642.400 0,44 89,22
37 13/11/2014
Thiamin HCl tab. 50
mg tablet 10.000 62 620.000 0,42 89,64
38 12/12/2014 Amlodipin 10 mg tablet 1830 330 603.900 0,41 90,05
39 15/01/2014 Haloperidol 1,5 mg. tablet 8300 69 572.700 0,39 90,44
40 15/01/2014 Bisacodyl suppo 5 mg sup 36 15.583 560.988 0,38 90,82
41 12/11/2014 Vaksin - ADS 5 ml pcs 268 2.041 546.988 0,37 91,20
42 13/11/2014
Hidroklorotiazida 25
mg. tablet 13.000 42 546.000 0,37 91,57
43 14/08/2014 Siprofloksasin 500 mg tablet 2100 250 525.000 0,36 91,93
44 13/11/2014
Hidrokortison krim 2,5
% tube 210 2.399 503.790 0,34 92,27
45 12/12/2014
Lidokain kompositum
injeksi ampul 160 3.100 496.000 0,34 92,61
46 11/04/2014
Kalsium Laktat tab.
500 mg tablet 9.000 52 468.000 0,32 92,93
47 16/07/2014 Vaksin - TT dosis 400 1.140 456.000 0,31 93,24
48 15/01/2014 Nifedipine 10 mg tablet 4000 112 448.000 0,31 93,54
49 13/11/2014
Antibakteri DOEN
salep Basitrasin tube 160 2.491 398.560 0,27 93,81
50 11/04/2014 Fenol gliserol TT 10% botol 195 2.042 398.190 0,27 94,08
51 12/12/2014
Klorpromazin HCl
Sal. 100 mg. tablet 1600 245 392.000 0,27 94,35
52 13/10/2014
Betametason krim
0,1% tube 222 1.760 390.720 0,27 94,62
53 15/01/2014 Pil KB kombinasi blister 110 3.383 372.130 0,25 94,87
54 13/10/2014
Triheksifenidil HCl
tab. 2 mg tablet 8200 44 360.800 0,25 95,12
C
55 14/02/2014 Braito TM botol 50 6.100 305.000 0,21 95,32
56 15/01/2014 Framisetin
lembar 19 16.000 304.000 0,21 95,53
57 11/06/2014 Salbutamol 2 mg. tablet 3900 76 296.400 0,20 95,73
58 16/05/2014
Asam Askorbat/Vit. C
50 mg tablet 7.000 40 280.000 0,19 95,92
59 14/03/2014 Eritromisin 500 mg kaplet 300 864 259.200 0,18 96,10
60 11/06/2014 Etanol 70 % 1000 ml botol 11 23.430 257.730 0,18 96,27
61 16/05/2014
Metoklorpropamide
tab. 10 mg tablet 1800 140 252.000 0,17 96,45
62 13/10/2014 Asiklovir tab. 400 mg tablet 700 350 245.000 0,17 96,61
63 11/06/2014 Salisil bedak 2% kotak 190 1.250 237.500 0,16 96,77
64 14/02/2014 Domperidon Syrup botol 65 3.624 235.560 0,16 96,93
65 11/06/2014
Deksametason tab. 0,5
mg tablet 3300 69 227.700 0,16 97,09
66 04/07/2014
Asiklovir krim 5% 5
gram tube 75 2.997 224.775 0,15 97,24
67 14/08/2014
Anti haemoroid doen
komb. sup 68 3.300 224.400 0,15 97,40
68 13/11/2014 Tablet Kalium tablet 300 700 210.000 0,14 97,54
69 12/12/2014 Omeprazole 20 mg tablet 900 211 189.900 0,13 97,67
70 16/05/2014
Kloramfenikol salep
mata 1% tube 115 1.650 189.750 0,13 97,80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
71 11/09/2014 Yodium Povidon 10%
300 ml Botol 9 19.800 178.200 0,12 97,92
72 14/03/2014 Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg Tablet 1700 99 168.300 0,11 98,03
73 15/01/2014 Sulfasetamid Na. Tm.
15 % Botol 40 3.843 153.720 0,10 98,14
74 04/07/2014 Retinol 100.000 IU Kapsul 500 293 146.500 0,10 98,24
75 14/08/2014
Anti fungi
doen/Whitefield pot 53 2.750 145.750 0,10 98,34
76 14/03/2014 Salep 2 - 4 kombinasi pot 70 2.000 140.000 0,10 98,43
77 16/05/2014 Kotrimoksazol dewasa tablet 900 140 126.000 0,09 98,52
78 14/08/2014 Asam mefenamat 500
mg kaplet 800 155 124.000 0,08 98,60
79 16/05/2014 Glibenklamid 5 mg tablet 2200 54 118.800 0,08 98,68
80 11/09/2014
Oksitetrasiklin HCl
salep mata 1% tube 60 1.920 115.200 0,08 98,76
81 16/05/2014 Kloramfenikol t.t. 3% botol 55 2.090 114.950 0,08 98,84
82 11/09/2014
Permetrin krim 5%
(Scabimite) tube 10 11.475 114.750 0,08 98,92
83 14/02/2014 Piridoksin 10 mg tablet 5.000 20 100.000 0,07 98,99
84 15/01/2014 Eugenol cairan botol 1 99.000 99.000 0,07 99,05
85 14/02/2014 Polikresulen (Albutil
larutan) botol 4 24.300 97.200 0,07 99,12
86 13/11/2014 Rifampisin kapsul 300
mg.
kapsul 200 484 96.800 0,07 99,19
87 14/03/2014 Dimenhidrinat tablet 900 104 93.600 0,06 99,25
88 11/04/2014 Salbutamol Nebules ampul 10 8.800 88.000 0,06 99,31
89 14/02/2014
Kloramfenikol kapsul
250 mg
kapsul 320 266 85.120 0,06 99,37
90 15/01/2014
Anti migrain
doen/Ergotamin tablet 600 135 81.000 0,06 99,42
91 12/12/2014 Glimepiride tab 1 mg tablet 300 265 79.500 0,05 99,48
92 14/08/2014 Zinc Syr 20 mg/5 ml botol 10 7.400 74.000 0,05 99,53
93 11/09/2014 Simvastatin tab.10 mg tablet 310 238 73.780 0,05 99,58
94 13/10/2014 Loratadine 10 mg tablet 400 160 64.000 0,04 99,62
95 11/06/2014 Diazepam rectal 5 mg tube 2 29.700 59.400 0,04 99,66
96 11/09/2014
Kotrimoksazol
suspensi botol 23 2.090 48.070 0,03 99,69
97 11/09/2014
Salbutamol serb.inh
200 mcg/kaps
kapsul 100 431 43.100 0,03 99,72
98 11/09/2014 Salbutamol Rotahaler pcs 7 5.867 41.069 0,03 99,75
99 16/05/2014
Griseofulvin 125 mg.
micro. tablet 200 194 38.800 0,03 99,78
100 13/11/2014
Domperidon tablet 10
mg tablet 200 167 33.400 0,02 99,80
101 11/09/2014
Gemfibrozil 300 mg
tab tablet 120 272 32.640 0,02 99,82
102 11/09/2014 Ketokonazole 200 mg tablet 100 300 30.000 0,02 99,84
103 16/05/2014
Nistatin Vaginal
100.000 IU tablet 70 407 28.490 0,02 99,86
104 11/04/2014 Aminofilin 200 mg tablet 300 87 26.100 0,02 99,88
105 11/09/2014 Pirazinamida 500 mg tablet 100 235 23.500 0,02 99,90
106 12/12/2014
Gentian Violet larutan
1 % botol 10 2.270 22.700 0,02 99,91
107 13/11/2014 Metronidazol 500 mg tablet 100 190 19.000 0,01 99,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
108 13/11/2014 Furosemida tab. 40 mg tablet 200 85 17.000 0,01 99,94
109 12/12/2014
Diazepam Rectal 10
mg/2.5 ml tube 1 16.748 16.748 0,01 99,95
110 16/05/2014
Ringer Laktat lar.
infus 500 ml botol 3 5.200 15.600 0,01 99,96
111 13/10/2014
Pirantel Pamoat tab.
125 mg tablet 56 274 15.344 0,01 99,97
112 11/06/2014
Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1% ampul 8 1.500 12.000 0,01 99,98
113 11/06/2014 Aqua pro inj. 25 ml botol 2 5.000 10.000 0,01 99,98
114 16/05/2014
Dekstrometorfan HBr
sirup botol 5 1.379 6.895 0,00 99,99
115 14/08/2014
Natrium Klorida lar.
infus 0,9% botol 1 4.700 4.700 0,00 99,99
116 16/05/2014
Ranitidin inj 25
mg/2ml ampul 2 1.928 3.856 0,00 99,99
117 11/06/2014
Etakridin lar. 0.1%
300 ml. botol 1 2.970 2.970 0,00 100,00
118 16/05/2014
Magnesium sulfat inj.
40% ampul 1 1.948 1.948 0,00 100,00
119 16/05/2014
Metoklopramide inj. 5
mg/ml ampul 2 960 1.920 0,00 100,00
120 16/05/2014
Magnesium sulfat inj.
20% ampul 1 1.540 1.540 0,00 100,00
121 15/09/2014 Vaksin - Pelarut BCG dosis 1000 0 0 0,00 100,00
122 20/08/2014 Vaksin - Pelarut
Campak dosis 1580 0 0 0,00 100,00
Total
146.864.710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 oleh dokter umum
Puskesmas Sleman
No Nama Obat Kategori
V E N
1 Deksametason tab. 0,5 mg ●
2 Hemafort tab salut ●
3 Vaksin BCG ●
4 Vaksin Polio (IPV) ●
5 Amoksisilin 500 mg ●
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) ●
7 Parasetamol 500 mg ●
8 Captopril 25 mg ●
9 OAT FDC Kat. I ●
10 Tablet Kalium ●
11 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml ●
12 Serum ATS inj. 1500 IU/amp ●
13 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg ●
14 Natrium diklofenak 50 mg tab ●
15 Vaksin HB Uniject ●
16 Metformin HCl 500 mg ●
17 OAT FDC Kat. II ●
18 Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml ●
19 Retinol 200.000 IU ●
20 Ibuprofen 400 mg. ●
21 Vaksin - ADS 0.5 ml ●
22 Zinc tab. 20 mg ●
23 Garam Oralit 200 ml ●
24 Domperidon Syrup ●
Analisis VEN Tahun 2014 oleh dokter umum Puskesmas
Sleman
No Nama Obat Kategori
V E N
1 Vaksin Polio (IPV) ●
2 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) ●
3 Vaksin BCG ●
4 Hemafort tab salut ●
5 Amoksisilin 500 mg ●
6 Vaksin - ADS 0.5 ml ●
7 Parasetamol 500 mg ●
8 OAT FDC Kat. I ●
9 Vaksin HB Uniject ●
10 Tablet Kalium ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
11 Kotrimoksazol dewasa ●
12 Vaksin Campak ●
13 Ibuprofen 400 mg. ●
14 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg ●
15 Serum ATS inj. 1500 IU/amp ●
16 Retinol 200.000 IU ●
17 Captopril 25 mg ●
18 Natrium diklofenak 50 mg tab ●
19 Metformin HCl 500 mg ●
20 Vaksin - Td ●
Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Kepala UPT
POAK Sleman Yogyakarta
No Nama Obat Kategori
V E N
1 Deksametason tab. 0,5 mg ●
2 Hemafort tab salut ●
3 Vaksin BCG ●
4 Vaksin Polio (IPV) ●
5 Amoksisilin 500 mg ●
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) ●
7 Parasetamol 500 mg ●
8 Captopril 25 mg ●
9 OAT FDC Kat. I ●
10 Tablet Kalium ●
11 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml ●
12 Serum ATS inj. 1500 IU/amp ●
13 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg ●
14 Natrium diklofenak 50 mg tab ●
15 Vaksin HB Uniject ●
16 Metformin HCl 500 mg ●
17 OAT FDC Kat. II ●
18 Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml ●
19 Retinol 200.000 IU ●
20 Ibuprofen 400 mg. ●
21 Vaksin - ADS 0.5 ml ●
22 Zinc tab. 20 mg ●
23 Garam Oralit 200 ml ●
24 Domperidon Syrup ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Kepala UPT
POAK Sleman Yogyakarta
No Nama Obat Kategori
V E N
1 Vaksin Polio (IPV) ●
2 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) ●
3 Vaksin BCG ●
4 Hemafort tab salut ●
5 Amoksisilin 500 mg ●
6 Vaksin - ADS 0.5 ml ●
7 Parasetamol 500 mg ●
8 OAT FDC Kat. I ●
9 Vaksin HB Uniject ●
10 Tablet Kalium ●
11 Kotrimoksazol dewasa ●
12 Vaksin Campak ●
13 Ibuprofen 400 mg. ●
14 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg ●
15 Serum ATS inj. 1500 IU/amp ●
16 Retinol 200.000 IU ●
17 Captopril 25 mg ●
18 Natrium diklofenak 50 mg tab ●
19 Metformin HCl 500 mg ●
20 Vaksin - Td ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013
No Nama Obat Satuan 2013
%
Permintaan Pemberian
1 Deksametason tab. 0,5 mg dosis 28200 26300 93,3
2 Hemafort tab salut tablet 72000 70400 97,4
3 Vaksin BCG dosis 2960 3200 130,3
4 Vaksin Polio (IPV) kaplet 6000 2520 50,1
5 Amoksisilin 500 mg tablet 76100 73900 97,3
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) pcs 1100 1300 100
7 Parasetamol 500 mg dosis 135000 134400 99,5
8 Captopril 25 mg paket 64900 64900 100
9 OAT FDC Kat. I dosis 25 22 91,7
10 Tablet Kalium dosis 4200 3300 78,2
11 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml kapsul 17050 17000 97,7
12 Serum ATS inj. 1500 IU/amp tablet 85 75 88,9
13 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg tablet 4300 4400 104,4
14 Natrium diklofenak 50 mg tab tablet 27000 24600 83,9
15 Vaksin HB Uniject dosis 800 700 90,9
16 Metformin HCl 500 mg tablet 33000 31000 93,3
17 OAT FDC Kat. II tablet 4 4 100
18 Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml vial 1825 1795 95,7
19 Retinol 200.000 IU tablet 15500 15500 100
20 Ibuprofen 400 mg tablet 33000 29700 88,5
21 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 5900 5900 100
22 Zinc tab. 20 mg tablet 8000 6400 88,6
23 Garam Oralit 200 ml sak 10400 10300 96,4
24 Domperidon Syrup botol 430 340 71,8
Rata-rata % 93,2
Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima
dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2014
No Nama Obat Satuan 2014
%
Permintaan Pemberian
1 Vaksin Polio (IPV) Pcs 4200 3800 90,7
2 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Pcs 3700 3500 93,9
3 Vaksin BCG Pcs 3000 3200 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4 Hemafort tab salut Tablet 63000 62200 98
5 Amoksisilin 500 mg Kaplet 74700 71600 95,3
6 Vaksin - ADS 0.5 ml Pcs 5400 5200 96,9
7 Parasetamol 500 mg Tablet 126500 124500 97,6
8 OAT FDC Kat. I Paket 37 33 91,1
9 Vaksin HB Uniject Pcs 700 630 87,3
10 Tablet Kalium Tablet 4300 3500 80,4
11 Kotrimoksazol dewasa 480mg Tablet 21300 19200 84,4
12 Vaksin Campak Pcs 1000 1000 100
13 Ibuprofen 400 mg. Tablet 53300 50300 91,9
14 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Tablet 6600 5000 68,3
15 Serum ATS inj. 1500 IU/amp Vial 100 80 83,3
16 Retinol 200.000 IU Kapsul 9500 12000 100
17 Captopril 25 mg Tablet 65000 60200 90,6
18 Natrium diklofenak 50 mg tab Tablet 25500 23600 89,2
19 Metformin HCl 500 mg Kaplet 50500 41200 88,1
20 Vaksin - Td Pcs 3000 3000 100
Rata-rata % 91,8
Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Dokter Umum
Puskesmas Tempel I
No Nama Obat Kategori
1 Hemafort tab salut V E N
2 Vaksin Polio (IPV)
●
3 Amoksisilin 500 mg
● 4 Parasetamol 500 mg
●
5 Vaksin BCG
● 6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
●
7 OAT FDC Kat. I ● 8 Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
●
9 Zinc tab. 20 mg
● 10 Ibuprofen 400 mg.
●
11 Captopril 25 mg
● 12 Retinol 200.000 IU
●
13 Obat Batuk Hitam cairan
● 14 Metformin HCl 500 mg
●
15 Antasida DOEN
● 16 Garam Oralit 200 ml
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Dokter Umum
Puskesmas Tempel I
No. Nama Obat Kategori
V E N
1 Vaksin Polio (IPV) ● 2 Hemafort tab salut
●
3 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) ● 4 Amoksisilin 500 mg
●
5 Parasetamol 500 mg
● 6 Vaksin - ADS 0.5 ml ●
7 Vaksin Campak ● 8 OAT FDC Kat. I ● 9 Vaksin BCG ● 10 Vaksin HB Uniject
●
11 Retinol 200.000 IU
●
12 Ibuprofen 400 mg.
● 13 Zinc tab. 20 mg
●
14 Vitamin B komplek
●
15 Vaksin - Td ● 16 Metformin HCl 500 mg
●
17 Natrium diklofenak 50 mg tab
● 18 Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
●
19 Captopril 25 mg
● 20 Antasida DOEN
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013
No Nama Obat Satuan 2013
%
Permintaan Pemberian
1 Hemafort tab salut tablet 37600 33100 87,1
2 Vaksin Polio (IPV) dosis 1670 1050 75,1
3 Amoksisilin 500 mg kaplet 37000 33500 90,6
4 Parasetamol 500 mg tablet 105000 91900 87,2
5 Vaksin BCG dosis 1300 1300 100
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) dosis 550 650 120
7 OAT FDC Kat. I paket 10 10 100
8 Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
vial 300 300 100
9 Zinc tab. 20 mg tablet 6800 5400 74,6
10 Ibuprofen 400 mg. tablet 21200 17000 80,4
11 Captopril 25 mg tablet 20700 16500 77,8
12 Retinol 200.000 IU kapsul 4000 4000 100
13 Obat Batuk Hitam cairan botol 1420 1165 80,9
14 Metformin HCl 500 mg tablet 12400 10800 97,2
15 Antasida DOEN tablet 21700 16200 76,1
16 Garam Oralit 200 ml sak 5000 4000 77,9
Rata-rata %
89,1
Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman
tahun 2014
No Nama Obat Satuan 2014
%
Permintaan Pemberian
1 Vaksin Polio (IPV) dosis 1400 1000 73,8
2 Hemafort tab salut tablet 31600 28400 89,5
3 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) dosis 750 750 100
4 Amoksisilin 500 mg kaplet 39700 36200 91,1
5 Parasetamol 500 mg tablet 92000 87200 97,7
6 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 2500 2400 96,3
7 Vaksin Campak dosis 500 500 100
8 OAT FDC Kat. I paket 9 9 100
9 Vaksin BCG dosis 1200 1000 83,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
10 Vaksin HB Uniject dosis 130 130 100
11 Retinol 200.000 IU kapsul 4700 4700 100
12 Ibuprofen 400 mg. tablet 18400 14400 76,6
13 Zinc tab. 20 mg tablet 5200 4500 86,7
14 Vitamin B komplek tablet 23000 17400 78,1
15 Vaksin - Td dosis 1100 1100 100
16 Metformin HCl 500 mg tablet 17100 15200 91,3
17 Natrium diklofenak 50 mg tab tablet 8400 8150 96,8
18 Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg vial 300 300 100
19 Captopril 25 mg tablet 21100 18300 86,9
20 Antasida DOEN tablet 21300 17800 88,5
Rata-rata % 91,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 di Puskesmas
Sleman
No. Kode Nama Penyakit Jumlah pasien %
1 J00 Commond cold 6088 20,24
2 I10 Hipertensi 4698 15,62
3 M62 Gangguan lain pada jaringan otot 4369 14,53
4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 3131 10,41
5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 2887 9,599
6 K30 Dispepsia 2110 7,015
7 R51 Sakit Kepala 1817 6,041
8 E11 Diabetes Melitus 1765 5,868
9 J02 Faringitis akut 1761 5,855
10 R50 Demam tanpa sebab 1451 4,824
30077 100
Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2014 di Puskesmas Sleman
No. Kode Nama Penyakit Jumlah pasien %
1 J00 Commond cold 5950 21,441
2 I10 Hipertensi 4054 14,608
3 M62 Myalgia 3790 13,657
4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 3245 11,693
5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 2652 9,5564
6 J02 Faringitis akut 1842 6,6376
7 K30 Dispepsia 1621 5,8412
8 R51 Sakit Kepala 1607 5,7908
9 R50 Demam tanpa sebab 1532 5,5205
10 E11 Diabetes Melitus 1458 5,2539
27751 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran. 14
PANDUAN PERTANYAAN
1. Dari daftar tersebut, dapatkah Ibu/Bapak menggolongkan mana obat vital,
esensial, dan non esensial?
2. Berikan alasan mengapa Ibu/Bapak mengelompokkan hal ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BIOGRAFI PENULIS
Megasari Delfia, dilahirkan di Kota Cirebon pada
tanggal 13 Agustus 1993. Anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Ferdiyanto dan Ibu Lina
Herlina. Penulis menempuh pendidikan di SDN Kartini
I Cirebon (1999-2005), SMPN 5 Cirebon (2005-2008),
SMAN 6 Cirebon (2008-2011) dan saat ini sedang
melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan perguruan tinggi, penulis
terlibat dalam beberapa Kepanitiaan dalam kegiatan Desa Mitra, Kepanitian
ISMAFARSI dalam kegiatan Kampanye Informasi Obat “Healthy For Beauty”
dan beberapa seminar yang diadakan di Universitas Sanata Dharma. Pengalaman
kerja yang pernah dilakukan selama berjalannya perkuliahan diantaranya sebagai
Shopkeeper di Slackers selama dua tahun (2012-2014), SPG Rown di The Parade
5 dan Kickfest Yogyakarta (2015), SPG Throox di Showcase JEC Yogyakarta
(2015), SPG Rown di Showcase JEC Yogyakarta (2016), dan sampai sekarang
Admin Basicleaner (2015-2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI