20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seringkali pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah proses instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat berdasarkan isi pelajaran yang telah diajarkan dan masih segar dalam ingatannya. Keadaan yang seperti itu sangat memungkinkan tidak berfungsinya tujuan intruksional yang telah dirumuskannya. Tes yang disusunnya mungkin konsisten dengan isi pelajaran, tetapi tidak konsisten dengan perilaku yang seharusnya diukur. Tes yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian mahasiswa terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes tersebut mungkin tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap seluruh uraian pengajar dalam proses intruksional, sebab apa yang diberikan pengajar selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan tujuan intruksional. Isi pelajaran bukanlah kriteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan intruksional. Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan : 1.Deretan kedudukan mahasiswa yang relatif, atau 2.Memberikan suatu gambaran tentang tugas-tugas yang dapat atau belum dapat dilakukan oleh mahasiswa. Hasil tes jenis pertama secara relatif menunjukkan deretan kedudukan setiap mahasiswadi antara mahasiswa lain.

Evaluasi Pengajaran Word

Embed Size (px)

DESCRIPTION

juniver

Citation preview

Page 1: Evaluasi Pengajaran Word

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seringkali pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah proses

instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat berdasarkan isi pelajaran

yang telah diajarkan dan masih segar dalam ingatannya. Keadaan yang seperti itu sangat

memungkinkan tidak berfungsinya tujuan intruksional yang telah dirumuskannya. Tes yang

disusunnya mungkin konsisten dengan isi pelajaran, tetapi tidak konsisten dengan perilaku

yang seharusnya diukur.

Tes yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian

mahasiswa terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes tersebut mungkin

tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap seluruh uraian pengajar dalam proses

intruksional, sebab apa yang diberikan pengajar selama proses tersebut belum tentu seluruhnya

relevan dengan tujuan intruksional. Isi pelajaran bukanlah kriteria untuk mengukur

keberhasilan proses pelaksanaan intruksional.

Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk

menyatakan :

1. Deretan kedudukan mahasiswa yang relatif, atau

2. Memberikan suatu gambaran tentang tugas-tugas yang dapat atau belum dapat

dilakukan oleh mahasiswa.

Hasil tes jenis pertama secara relatif menunjukkan deretan kedudukan setiap

mahasiswadi antara mahasiswa lain. Metode menafsirkan hasil tes seperti ini disebut tafsiran

yang mengacu kepada sebuah norma.

Hasil tes jenis kedua dinyatakan dengan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan yang

dapat diperlihatkan oleh setiap mahasiswa. Metode penafsiran seperti ini disebut mengacu

kepada sebuah patokan.

Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai

cara, salah satunya adalah dengan menggunakan tes-tes dengan standar-standar tertentu sesuai

dengan perkembangannya. Maka dari itu bagi seorang pendidik harus mengetahui bagaimana

cara atau teknik-teknik yang baik untuk mengevaluasi anak didiknya, sejauhmana pencapaian

siswa dalam menguasai materi yang disampaikan.

Page 2: Evaluasi Pengajaran Word

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan, maka penulis

dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan

Patokan (PAP)

2. Persamaan dan perbedaan PAN dan PAP

3. Kekurangan dan kelebihan PAN dan PAP

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dalam setiap kegiatan tentunya ada tujuan yang hendak dicapai oleh pelakunya,

begitu pula dengan penulisan makalah ini penulis hendak mencapai tujuan-tujuan sebagai

berikut:

1. Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memberikan pemeriksaan, penskoran dan

penilaian.

2. Mampu membandingkan teknik-teknik yang ada dan menyesuaikannya dengan situasi

dan kondisi perkembangan dunia pendidikan.

3. Mengetahui perbedaan, kelemahan dan kelebihan dari tiap teknik.

4. Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum memperolah dan

meberikan nilai.

Page 3: Evaluasi Pengajaran Word

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Penilaian Acuan Patokan dan Acuan Norma

Pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan hasil

pengukuran yang diperoleh orang–orang lain dalam kelompoknya, dinamakan Penilaian

Acuan Norma (Norma–Refeereced Evaluation). Dan pendekatan penilaian yang menbanding

hasil pengukuran seseorang dengan patokan “batas lulus” yang telah ditetapkan, dinamakan

Penilaian Acuan Patokan (Criterian – refenced Evaluation).

Contoh penilaian yang menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP), misalnya: "untuk

dapat membuktikan bahwa kamu tuntas belajar, maka ikuti ujian akhir semester dan dapatkan

nilai minimal 70″. Sedangkan contoh Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah seperti: "untuk

membuktikan bahwa kamu berhak menjadi siswa terpandai dikelas, silakan ikuti ujian dan

dapatkan nilai setinggi mungkin".

B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

PAP pada dasarnya berarti penilain yang membandingkan hasil belajar mahasiswa

terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini menunjukkan bahwa

sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus ditetapkan patokan yang akan

dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti

tertentu. Dengan demikian patokan ini tidak dicari-cari ditempat lain dan pula tidak dicari di

dalam sekelompok hasil pengukuran sebagaimana dilakukan pada PAN.

Patokan yang telah disepakati terlebih dahulu itu biasanya disebut “Tingkat

Penguasaan Minimum”. Mahasiswa yang dapat mencapai atau bahkan melampaui batas ini

dinilai “lulus” dan belum mencapainya nilai “tidak lulus” mereka yang lulus ini diperkenankan

menempuh pelajar yang lebih tinggi, sedangkan yang belum lulus diminta memantapkan lagi

kegiatan belajarnya sehingga mencapai “batas lulus” itu.

Patokan yang dipakai untuk kelompok mahasiswa yang mana sama ini pengertian yang

sama. Dengan patokan yang sama ini pengertian yang sama untuk hasil pengukuran yang

diperoleh dari waktu kewaktu oleh kelompok yang sama ataupun berbeda-beda dapat

dipertahankan. Yang menjadi hambatan dalam penggunaan PAP adalah sukarnya menetapkan

patokan yang benar-benar tuntas.

Page 4: Evaluasi Pengajaran Word

1. Ciri-ciri Penilaian Acuan Patokan (PAP)

o Kelulusan seseorang ditentukan oleh satu patokan atau persyaratan tertentu,

bukan ditentukan oleh ranking dalam kelompok tertentu;

o Satu bentuk penilaian berbabsis kompetensi;

o Digunakan dalam belajar tuntas, semua komponen standar/tujuan pembelajaran

(learning objectives/outcomes)/tujuan instruksional dikuasai;

o siswa/mahasiswa dinilai dengan kriteria yang telah ditentukan;

o Seringkali dihubungkan dengan penguasaan pembelajaran, misalnya lulus-

gagal dalam test tertentu;

o Mengenali apa yang diketahui dan dapat dilakukan siswa/mahasiswa.

2. Kelebihan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

o Penilaian lebih transparan dengan menggunakan rubrik atau skema penilaian

(marking scheme);

o Penilaian lebih dapat diandalkan, karena menggunakan standar dan kriteria

minimal;

o Nilai dan peringkat lebih dapat dirundingkan;

o Nilai atau skor dapat dipertanggungjawabkan secara objektif karena

berdasarkan prestasi yang disesuaikan dengan kriteria dan standar yang telah

ditentukan;

o Lebih banyak partisipasi dan motivasi siswa/mahasiswa serta fokus pada

pembelajaran;

o Lebih adil dan fair, karena siswa/mahasiswa diukur berdasarkan standar

prestasi, bukan dengan membandingkan mahasiswa satu dengan lainnya;

o Prestasi tergantung pada tingkat kebaikan kinerja yang ditunjukkan

siswa/mahasiswa;

o Lebih dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan prestasi siswa/mahasiswa;

o Mengakui subjektifitas dan penilaian yang profesional dalam pemberian nilai;

o Cocok digunakan untuk penempatan kegiatan belajar bersyarat atau berseri;

o Cocok digunakan untuk mendiagnosa kemampuan seseorang dalam proses

pembelajaran;

Page 5: Evaluasi Pengajaran Word

o Cocok digunakan untuk memonitor kemampuan setiap siswa/mahasiswa atau

kelompok dalam proses pembelajaran.

3. Kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

o Relatif agak rumit, karena perlu waktu untuk menyetujui sebuah kriteria dan

standar;

o Berisiko mengembangkan daftar nama kriteria yang berlianan;

o Lebih menekankan hasil daripada proses;

o Peringkat dapat dinyatakan dengan tidak sebenarnya secara positif/negatif;

o Kadang akademisi kurang kompeten dan percaya diri untuk membuat penilaian

profesional;

o Tidak mudah bagi akademisi untuk mengubah kebiasaan dari menilai

berdasarkan referensi norma menjadi referensi kriteria;

o Pikiran bahwa hanya persentase kecil yang memperoleh ranking rendah, dan

sebaliknya, pasti mereka yang di pendidikan tinggi yang memperoleh ranking

tinggi;

o Siswa/mahasiswa dapat mempertanyakan nilai mereka.

Untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu

sesuai dengan batas yang ditentukan tanpa terpengaruh oleh kinerja (skor) yang diperoleh

siswa lain dalam kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah

skor siswa bergantung pada tingkat kesulitan tes yang mereka terima. Artinya apabila tes yang

diterima siswa mudah maka para siswa akan mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya apabila

tes tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan maka kemungkinan untuk mendapatkan nilai A

atau B akan sangat kecil. Sebagai contoh, seperti soal diatas jika kita menggunakan PAP akan

seperti ini:

langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan kriteria, misalnya sebagai berikut:

Rentang Skor Nilai

90 s.d 100 10

80 s.d 89 9

70 s.d 79 8

60 s.d 69 7

50 s.d 59 6

Page 6: Evaluasi Pengajaran Word

40 s.d 49 5

30 s.d 39 4

20 s.d 29 3

10 s.d 19 2

0 s.d 9 1

Setelah kriteria ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengkonversi skor mentah ke

nilai. Untuk skor :

50 dikonversi menjadi nilai 6

45 dikonversi menjadi nilai 5

40 dikonversi menjadi nilai 5

35 dikonversi menjadi nilai 4

30 dikonversi menjadi nilai 4

Jika kita bandingkan masalah diatas, maka masing-masing nilai akan memiliki arti

berbeda:

Skor Mentah, Nilai Berdasarkan Pendekatan Normal dan Kriteria.

Skor Mentah Nilai Berdasarkan

Pendekatan

Keterangan

Normal Kriteria

50 10 6

45 9 5

40 8 5

35 7 4

30 6 4

C. Penilaian Acuan Norma (PAN)

PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap hasil

dalam kelompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa

adanya” dalam arti, bahwa patokan pembanding semat–mata diambil dari kenyataan–

kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar

Page 7: Evaluasi Pengajaran Word

mahasiswa yang diukur itu beserta pengolahannya, penilaian ataupun patokan yang terletak

diluar hasil–hasil pengukuran kelompok manusia.

PAN pada dasarnya mempergunakan kurve normal dan hasil–hasil perhitungannya

sebagai dasar penilaiannya. Kurve ini dibentuk dengan mengikut sertakan semua angka hasil

pengukuran yang diperoleh. Dua kenyataan yang ada didalam “kurve Normal”yang dipakai

untuk membandingkan atau menafsirkan angka yang diperoleh masing – masing mahasiswa

ialah angka rata- rata (mean) dan angka simpanan baku (standard deviation), patokan ini

bersifat relatif dapat bergeser ke atas atau kebawah sesuai dengan besarnya dua kenyataan

yang diperoleh didalam kurve itu.

Dengan kata ain, patokan itu dapat berubah–ubah dari “kurve normal” yang satu ke

“kurve normal” yang lain. Jika hasil ujian mahasiswa dalam satu kelompok pada umumnya

lebih baik dan menghasilkan angka rata-rata yang lebih tinggi, maka patokan menjadi bergeser

ke atas (dinaikkan). Sebaliknya jika hasil ujian kelompok itu pada umumnya merosot,

patokannya bergeser kebawah (diturunkan). Dengan demikian, angka yang sama pada dua

kurve yang berbeda akan mempunyai arti berbeda. Demikian juga, nilai yang sama dihasilkan

melalui bangunan dua kurve yang berbeda akan mempunyai arti berbeda. Demikian juga, nilai

yang sama dihasilkan melalui bangunan dua kurve yang berbeda akan mempunyai arti umum

yang berbeda pula.

1. Ciri-ciri Penilaian Acuan Norma (PAN)

Tidak untuk menentukan kelulusan seseorang, tetapi untuk menentukan ranking

siswa/mahasiswa dalam kelompok tertentu;

Untuk memetakan perbandingan siswa/mahasiswa: Siswa/mahasiswa dinilai dan

diberi ranking antara satu dengan lainnya;

Menggarisbawahi perbedaan prestasi antarsiswa/mahasiswa;

Hanya mengandalkan nilai tunggal dan peringkat tunggal;

Penilaian didasarkan pada distribusi skor (kurva bel) dengan menggunakan satu

rumus.

2. Kelebihan Penilaian Acuan Norma (PAN)

Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di

pendidikan tinggi;

Page 8: Evaluasi Pengajaran Word

Asumsi bahwa tingkat kinerja yang sama diharapkan terjadi pada setiap kelompok

siswa/mahasiswa;

Hasil kelompok tengah (mean group) cocok dengan persentase untuk setiap tahun;

Bermanfaat untuk membandingkan siswa/mahasiswa lintas mata pelajaran/kuliah

dan memberikan hadiah atau penghargaan utama untuk sejumlah siswa/mahasiswa

tertentu;

Mendukung ide tradisional kekauan akademis dan menggunakan standar.

3. Kekurangan Panilaian Acuan Norma (PAN)

Sedikit menyebutkan tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa/mahasiswa: apa

yang mereka ketahui atau dapat mereka lakukan.

Sedikit menyebutkan kualitas pembelajaran;

Tidak fair karena peringkat siswa/mahasiswa tidak hanya tergantung pada tingkat

prestasi, tetapi juga atas prestasi siswa/mahasiswa lain;

Tidak dapat diandalkan: siswa/mahasiswa yang gagal sekarang mungkin dapat

lulus pada tahun berikutnya;

Tidak fair, khususnya pada kelompok kecil. Referensi ini dapat menyebarkan

peringkat, memperbesar-besarkan perbedaan dalam prestasi, dan menekan

berbagai perbedaan.

Kurang transparan, karena hasil penilaian akhir tidak diketahui para mahasiswa.

Contoh acuan norma dalam menetukan nilai siswa.

Dalam kelas matematika, peserta tes terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45,

45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan penilaian acuan normal (PAN),

maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya

10. sedangkan mereka yang mendapat skor dibawahnya akan mendapat nilai secara

proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6. Nilai-nilai tersebut diperoleh secara transpormasi

sebagai berikut:

Skor 50 dikonversi menjadi nilai 10 sebagai nilai tertinggi yang dicapai peserta tes,

yang diperoleh dengan cara:

50 x 10 = 10

10

45 x10 = 9,5

Page 9: Evaluasi Pengajaran Word

50

45 x 10 = 8

50

35 x 10 = 7

50

35 x10 = 6

50

D. Penggunaan PAN dan PAP

Pendekatan PAN dapat dipakai untuk semua matakuliah, dari matakuliah yang paling

teoritis (penuh dengan materi kognitif) sampai kematakuliah yang praktis (penuh dengan

materi ketrampilan). Angka-angka hasil pengukuran yang menyatakan penguasaan

kompetensi-kompetensi kognitif, ketrampilan, dan bahkan sikap yang dimiliki atau dicapai

oleh sekelompok mahasiswa sebagai hasil dari suatu pengajaran, dapat dikurvekan. Dalam

pelaksanaannya dapat ditempuh prosedur yang sederhana. Setelah pengajaran

diselenggarakan, kelompok mahasiswa yang menerima pengajaran tersebut menjawab soal-

soal atau melaksanakan tugas-tugas tertentu yang dimaksudkan sebagai ujian. Hasil ujian ini

diperiksa dan angka tersebut disusun dalam bentuk kurve. Kurve dan segala hasil perhitungan

yang menyertai (terutama angka rata-rata dan simpangan bakul) dapat segera dipakai dalam

PAN.

Pendekatan PAP tidak berorientasi pada “apa adanya” pendektan ini tidak semata-

mata mempergunakan angka rata-rata yang dihasilkan oleh kelompok yang diuji, melainkan

telah terlebih dahulu menetapkan kriteria keberhasilan, yaitu “batas lulus” penguasaan bahan

pelajaran, dan dalam proses pengajaran. Tenaga pengajar tidak begitu saja membiarkan

mahasiswa menjalani sendiri proses belajarnya, melainkan terus menerus secara langsung

ataupun tidak langsung merangsang dan memeriksa kemajuan belajar mahasiswa serta

membantunya melewati tahap-tahap secara berhasil. Proses pengajaran yang menjadi kegiatan

PAP dikenal adanya ujian pembinaan (formative test) dan ujian akhir (summative test). Ujian

pembinaan dilaksanakan pada tahap tersebut. Usaha ini akan mencegah mahasiswa dari

keadaan terlanjur tidak menguasai dengan baik bahan kompetensi dari tahap yang satu ke

tahap berikutnya seperti dituntut oleh TKP. Hasil ujian pembinaan ini dipakai sebagai

Page 10: Evaluasi Pengajaran Word

petunjuk (indikator) apakah mahasiswa tertentu memerlukan bantuan dalam menjalankan

proses belajarnya atau tidak.

Ujian akhir dilaksanakan pada akhir proses pengajaran. Ujian ini meliputi semua bahan

yang diajarkan dalam keseluruhan proses pengajaran dengan tujuan menguji apakah

mahasiswa telah menguasai seluruh bahan yang diajarkan itu dengan baik. Ujian akhir ini

didasarkan sepenuhnya pada TKP.

Jika ujian pembinaan benar-benar diselenggarakan dan hasil-hasilnya dipakai untuk

membantu mahasiswa yang memerlukan, maka PAP menekankan bukan hanya pada segi mutu

hasil belajar mahasiswa tetapi juga pada segi mutu hasil belajar mahasiswa tetapi juga pada

segi banyaknya mahasiswa yang berhasil. Sebanyak mungkin mahasiswa dirangsang dan

dibantu untuk mencapai penguasaan kompetensi yang tinggi

E. Persamaan dan Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan

Patokan (PAP)

Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa

persamaan sebagai berikut:

Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi

spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk

tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus.

Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek

yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan

populasi siwa yang hendak menjadi target akhir pengambilan keputusan.

Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran

sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan

menggunakan aturan dasar penulisan instrument.

Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.

Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan,

tes penampilan atau keterampilan.

Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.

Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.

Page 11: Evaluasi Pengajaran Word

Perbedaan kedua penilaian adalah sebagai berikut:

Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan

sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur

perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap

perilaku.

Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi

tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan

penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh

setiap peserta tes.

Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai

tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan

terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan

dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.

Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan

digunakan terutama untuk penguasaan.

Page 12: Evaluasi Pengajaran Word

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian singkat yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat

memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang mengacu kepada tujuan instruksional

atau untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap perilaku yang

terdapat dalam tujuan instruksional khusus tersebut. Penilaian acuan norma adalah

penilaian yang mengacu kepada norma untuk menentukan kedudukan atau posisi

seorang peserta didik di antara kelompoknya.

2. Persamaan penilaian acuan norma dan acuan patokan antara lain adalah keduanya

mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang diukur, disusun dari

sampel butir-butir tes yang relevan dan representatif, keduanya dinilai kualitasnya

dari segi validitas dan reliabilitas dan digunakan ke dalam pendidikan walaupun

untuk maksud yang berbeda.

3. Adapun perbedaan dari kedua penilaian tersebut antara lain:

a) Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus

dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya

mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes

untuk setiap perilaku.

b) Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi

tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan

penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh

setiap peserta tes.

c) Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai

tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan

terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan

dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.

Page 13: Evaluasi Pengajaran Word

d) Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan

patokan digunakan terutama untuk penguasaan.

B. Saran

Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas :

1. Pendidik sebaiknya mengetahui berbagai macam teknik dalam pengolahan dan

pengonversian hasil evaluasi dengan memanfaatkan metode penilaian acuan norma

dan acuan patokan.

2. Pendidik mampu menangani peserta didiknya dalam proses pembelajaran.

Page 14: Evaluasi Pengajaran Word

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. E, dan Maramis. W. F. Penilaian Keberhasilan Belajar,Jakarta: Erlangga:University

Press,1986.

Bistok Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang Press, 1985.

Atwi Suparman, Desain Instruksional, Jakarta: PAU ,1997.

http://nandangfkip.blogspot.com/2008/07/penilaian-pan-dan-pap_2459.html