3
Everlasting Lullaby Harus terlelap, keindahan damai… Bergemericik hujan bersama dentingan irama piano… Menguap beriring jutaan kelip bintang nan rupawan Fireflies bebas riang menari didalam kerindangan hutan hujan… Bersuara jangkring bersenandung lirih mengikuti alunan musik klasik.. Melanglang buana menyusuri cakrawala dunia penuh sandiwara… Lalu mimpi bergema dalam terowongan hati sang rembulan malam…. Hingga berkelebat manja, memeronakan pipi sang biduanita… Sungguh haruskah terlelap?? nafasnya, jiwanya, rapuhnya bersemayam lelah menanti cinta… Hatinya hilang, berderu derap kencang menyelam menggapai kerinduan… Berbatas sudut antara hampa dan kelabu merajut jutaan luka hati… Melangkah galau pada jejak pertama,

Everlasting Lullaby

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Poetry

Citation preview

Everlasting LullabyHarus terlelap, keindahan damaiBergemericik hujan bersama dentingan irama pianoMenguap beriring jutaan kelip bintang nan rupawan

Fireflies bebas riang menari didalam kerindangan hutan hujanBersuara jangkring bersenandung lirih mengikuti alunan musik klasik..

Melanglang buana menyusuri cakrawala dunia penuh sandiwaraLalu mimpi bergema dalam terowongan hati sang rembulan malam.

Hingga berkelebat manja, memeronakan pipi sang biduanitaSungguh haruskah terlelap??nafasnya, jiwanya, rapuhnya bersemayam lelah menanti cintaHatinya hilang, berderu derap kencang menyelam menggapai kerinduanBerbatas sudut antara hampa dan kelabu merajut jutaan luka hatiMelangkah galau pada jejak pertama,

bersuarakan ilalang tersentuh kelembutan embun pagi.

Keberadaan cinta itu, buram.tak terjamah walau oleh deru tawa renyah keramaianMenyeruak, membatinkan keinginan, bahwa aura hidupnya meredupKekosongan jiwa menyapanya lemahMembuai dalam mimpi damai yang tak terperangkap kegilaan hasrat hatiHelai demi helai daun tak terjaga, menghempas kebumi, tak terselamatkanLagu cinta itu, terlalu lama bersandar pada ketidakpastian hati sang maestroHingga menjawab pasrah, tak terselesaikan, walau tertinggal bait melodi terakhirLilin itu meredup, menjemput keabadian senja, menapaki kisah terakhirSehingga, harus terlelap, walau hati berguncang hebatKarena pudar dan rapuhnya harapan hampa, tetes air mata itu mengeringIrama musik klasik, berdiam, tak temukan sebait yang tersisaMelebur dalam keindahan senyum sang rembulan yang menguasai malam selamanya Masterpiece by:On Wednesday, February 1st, 2012