17
Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Kasus Luar Biasa Campak Khandar Yosua Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia Pendahuluan Departemen Kesehatan melalui Visi Indonesia Sehat di tahun 2010 telah menggariskan bahwa pada tahun tersebut Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu, yang ditandai oleh penduduk yang (1) hidup dalam lingkungan yang sehat; (2) mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat; serta (3) mampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu; sehingga (4) memiliki derajat kesehatan yang tinggi. 1 Melihat kondisi masyarakat sekarang ini di tahun 2013 tepatnya 3 tahun setelah seharusnya visi indonesia sehat 2010 tercapai, kita bisa beranggapan bahwa visi tersebut belum sepenuhnya tercapai. Dimana masih banyak sekali daerah-daerah yang belum hidup dalam lingkungan sehat dan belum mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam skenario dikatakan bahwa data di puskesmas menyatakan tingkat imunisasi sudah tinggi, tetapi masih terjadi KLB campak dengan angka attack rate yang bisa dibilang cukup tinggi. Semakin jelas terlihat bahwa selain dari pemberian 1 | Alamat korespondensi: [email protected]

Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian luar biasa Campak

Citation preview

Page 1: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Kasus

Luar Biasa Campak

Khandar Yosua

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Pendahuluan

Departemen Kesehatan melalui Visi Indonesia Sehat di tahun 2010 telah menggariskan

bahwa pada tahun tersebut Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu,

yang ditandai oleh penduduk yang (1) hidup dalam lingkungan yang sehat; (2)

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat; serta (3) mampu menyediakan dan

memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu; sehingga (4) memiliki

derajat kesehatan yang tinggi.1 Melihat kondisi masyarakat sekarang ini di tahun 2013

tepatnya 3 tahun setelah seharusnya visi indonesia sehat 2010 tercapai, kita bisa beranggapan

bahwa visi tersebut belum sepenuhnya tercapai. Dimana masih banyak sekali daerah-daerah

yang belum hidup dalam lingkungan sehat dan belum mempraktikkan perilaku hidup bersih

dan sehat.

Dalam skenario dikatakan bahwa data di puskesmas menyatakan tingkat imunisasi sudah

tinggi, tetapi masih terjadi KLB campak dengan angka attack rate yang bisa dibilang cukup

tinggi. Semakin jelas terlihat bahwa selain dari pemberian imunisasi masih ada faktor lain

yang bisa mencegah atau bahkan membantu penularan penyakit campak. Dalam tinjauan

pustaka ini penulis ingin membahas mengenai faktor-faktor tersebut.

Paradigma sehat

Paradigma sehat adalah model atau cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan

yang bersifat holistik, menyeluruh, bahwa masalah kesehatan di pengaruhi oleh banyak faktor

dan multidimensional yang upayanya lebih di arahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan

perlindugan kesehatan yang lebih dikenal dengan preventif dan promotif. Paradigma sehat

dapat dipahami secara makro dan mikro, secara makro paradigma sehat adalah semua sektor

pembangunan harus memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan, memberikan konstribusi

1 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 2: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

positif terhadap pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Sedangkan secara micro

paradigma sehat adalah pembangunan kesehatan lebih di tekankan pada upaya preventif dan

promotif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.2

Dari pengertian diatas terlihat bahwa paradigma sehat adalah cara pandang terhadap

kesehatan yang dipengaruhi banyak faktor di mana upayanya berupa preventif dan promotif.

Dimana upaya preventif dan promotif yang di maksud adalah berupa primary health care

yang di dalamnya terdapat health promotion atau promosi kesehatan. Primary health care

adalah apa yang dilakukan oleh seseorang ketika mereka sakit (atau mereka-mereka yang

merasa sakit atau mereka-mereka yang ingin menghindari penyakit) melakukan konsultasi ke

seorang ahli kesehatan dalam situasi komunitas untuk saran, tes, pengobatan, atau rujukan ke

spesialis.3 Selain itu primary health care bisa juga disebut sebagai pencegahan penyakit.

Terdapat 8 fitur yang bisa dibilang sebagai the new primary health care diantaranya adalah:3

1. Sebuah tim multi profesional.

2. Perawatan proaktif serta reaktif.

3. Fokus populasi serta individual.

4. Konteks sosial dan budaya penyakit.

5. Sentralitas pasien dalam perawatan sendiri.

6. Peran advokasi.

7. Model pelayanan yang terdiri dari banyak bagian.

8. Beberapa pertemuan antar muka.

Promosi Kesehatan

Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 memberikan batasan: kesehatan adalah

keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.4

Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada dari titik ujung sehat walafiat sampai

dengan titik pangkat sakit serius. Tingkatan kesehatan dibagi menjadi sebelas, antara lain :4

1. Sehat sempurna

2. Kurang memuaskan

2 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 3: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

3. Tidak nyaman

4. Ketidakmampuan minor

5. Ketidakmampuan mayor

6. Cacat

7. Terbatas

8. Tinggal di tempat tidur

9. Terisolasi

10. Koma

11. Mati

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum mengatakan bahwa ada empat determinan utama

yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat

determinan tersebut diurut berdasarkan besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: 1)

lingkungan; 2) perilaku; 3) pelayanan kesehatan; dan 4) keturunan atau herediter. Sedangkan

piagam ottawa mengidentifikasikan prasyarat untuk kesehatan dalam sembilan faktor, yakni:

a. Perdamaian atau keamanan

b. Tempat tinggal

c. Pendidikan

d. Makanan

e. Pendapat

f. Ekosistem yang stabil dan seimbang

g. Sumber daya yang berkesinambungan

h. Keadilan sosial

i. Pemerataan

Salah satu pengertian terminologi “promosi” dalam promosi kesehatan adalah peningkatan

seperti halnya dalam five level of prevention dari Leavels dan Clark, dimana pencegahan

tingkat pertama adalah “health promotion”. Dalam konsep lima tingkat pencegahan ( five

levels of prevention), pencegahan tingkat pertama dan utama adalah promosi kesehatan

(health promotion). Secara lengkap adalah:4

1. Promosi kesehatan (health promotion)

2. Perlindungan khusus melalui imunisasi (specific protection)

3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)3 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 4: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

4. Disability limitation (membatasi atau mengurangi kecacatan).

5. Rehabilitation (pemulihan)

Dalam Strategi Global Promosi Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia merumuskan bahwa

promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung tujuh prinsip, yakni:

a. Perubahan perilaku (behavior change)

b. Perubahan sosial (social change)

c. Pengembangan kebijakan (policy developement)

d. Pemberdayaan (empowerment)

e. Partisipasi masyarakat (community participation)

f. Membangun kemitraaan (building partnership and alliance)

Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan

yang sempurna, baik fisik, nmental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu megenal dan

mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi

lingkungannya. Batasan promosi kesehatan sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia

mengindikasikan bahwa ruang lingkup promosi kesehatan bukan hanya kegiatan intervensi

terhadap perilaku dan lingkungan saja, teteapi mencakupi semua determinan atau faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatan.4

Konsep Sehat Sakit

Sehat adalah suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara

keseluruhan,yaitu fisik,mental, dan sosial.5 Kesehatan adalah keadaan (status) sehat utuh

secara fisik, mental (rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan bebas dari penyakit,

cacat, dan kelemahan.6 Konsep sehat ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda,

misalnya:7

1. konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan sehat bila

semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan

jenis kelamin.

2. konsep sehat berdasarkan ekologi ialah sehat berarti proses penyesuaian antara

individu dengan lingkungannya.proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan

berubah-ubah sesuai dengan perubahan lngkungan yang mengubah keseimbangan

4 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 5: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan.

Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai negara adalah konsep sehat yang tercantum

dalam pembukaan konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia yang berbunyi health is a stage of

complete physical, mental and social well being and not merely the absence of fisease or

infirmity. 7

Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan

yang berasal dari dalam dan luar individu.5 Penyakit adalah kondisi berubah dari keadaan

sehat atau penyakit adalah sekumpulan reaksi individu baik fisik maupun mental terhadap

bibit penyakit (penyebab = agent) yaitu bakteri, jamur, protooa, virus, dan racun, yang masuk

menganggu individu; trauma, kelainan metabolik, kekurangan gizi, proses degenerasi, atau

kelainan sejak lahir (kogenital).6

Seperti halnya konsep sehat maka konsep sakit pun merupakan proses dinamis dan bersifat

relatif. proses dinamis ini diibaratkan sebagai bandul lonceng yang senantiasa bergerak

berayun-ayun tiada hentinya. Demikian pula dengan kesehatan seseorang, hari ini sehat,

mungkin besok sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai meninggal.

Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen atau faktor penyebab

penyakit, manusia sebagai pejamu atau host, dan faktor lingkungan yang mendukung. Ketiga

faktor tersebut dikenal sebagai trias penyebab penyakit. Proses interaksi ini disebabkan

adanya agen penyebab penyakit kontak dengan manusia sebagai pejamu yang rentan dan

didukung oleh keadaan lingkungan.7

Proses terjadinya penyakit sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi yaitu pada masa

Galenus yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat terjadi karena adanya faktor

predisposisi, faktor penyebab, dan faktor lingkungan.7

Agen sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang terdapat

dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan. Agen berupa unsur hidup terdiri dari virus,

5 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 6: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

bakteri, jamur, parasit, protozoa, dan metazoa. Agen berupa unsur mati terdiri dari fisika,

kimia, dan fisik.7

Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor terjadinya

penyakit. Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit adalah

genetik, umur, jenis kelami, keadaan fisiologi, kekebalan, penyakit yang diderita sebelumnya,

dan sifat-sifat manusia.7

Lingkungan merupakan faktor ketiga sebagai penunjangn terjadinya penyakit. Faktor ini

disebut faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan

biologis, atau lingkungan sosial ekonomi.7

Kejadian Luar Biasa Campak

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak dan

merupakan salah satu penyakit menular yang paling dashyat pada manusia, campak

bertanggung jawab atas jutaan kematian setiap tahunnya di seluruh dunia sebelum

pengenalan vaksin campak. Kemajuan yang luar biasa dalam mengurangi jumlah orang yang

meninggal akibat campak telah dilakukan melalui vaksinasi campak, dengan perkiraaan

164000 kematian disebabkan oleh campak pada tahun 2008. Pencapaian ini membuktikan

kepada seberapa pentingnya vaksinasi campak terhadap kesehatan masyarakat. Namun,

kemajuan ini terancam oleh kegagalan untuk mempertahankan tingkat tinggi cakupan vaksin

campak. Wabah campak terbaru di daerah Sahara Afrika, Eropa, dan USA menunjukkan

kemudahan dimana virus campak dapat kembali masuk jika tingkat populasi dengan immun

tidak bisa di pertahankan. Tantangan utama untuk mengendalikan campak lanjutan dan

akhirnya pemberantasan akan logistik, keungan, dan mengumpulkan dukungan politik yang

cukup.8

Tetesan dari sistem pernapasan orang yang terinfeksi bisa menjadi kendaraan penularan

dengan mengirimkan virus ke saluran pernapasan mukosa pejamu rentan. Selama masa

inkubasi, virus campak bereplikasi dan menyebar dalam host yang terinfeksi. Dalam model

standar virus campak patogenesis, replikasi virus terjadi awalnya pada sel epitel saluran

pernapasan bagian atas dan menyebar ke jaringan limfatik lokal. Replikasi pada kelenjar

6 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 7: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

getah bening lokal diikuti oleh viremia dan penyebaran virus campak ke banyak organ,

termasuk kelenjar getah bening, kulit, ginjal, saluran pencernaan, dan hati, di mana virus

bereplikasi dalam epitel dan sel-sel endotel dan limfosit, monosit, dan makrofag. Sebuah

model alternatif virus campak patogenesis telah diusulkan, di mana virus campak masuk ke

dalam sel epitel pernapasan dari limfosit dan monosit yang terinfeksi melalui permukaan

basolateral. Virus kemudian bertunas dari permukaan apikal, yang memungkinkan transmisi

pernapasan.

Kesehatan Lingkungan

Konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia yang

mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masalah

kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang disebut

sebagai ilmu kesehatan lingkungan atau environmental health.9

Usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu, masyarakat, atau negara untuk

memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia disebut sanitasi lingkungan atau

environmental sanitation.9

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan

interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen

lingkungan hidup manusia yang di duga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada

masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya.9

Tujuan Dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan9

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua secara umum dan

secara khusus.Tujuan ruang lingkup secara umu, antara lain:

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada

kesehata dan kesejahteraan hidup manusia.

2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan

dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

7 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 8: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan

institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana alam

atau wabah penyakit menular.

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau

pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:

1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan

2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara

luas oleh masyarakat.

3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas

beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan mahkluk hidup lain dan menjadi

penyebab terjadinya perubahan ekosistem.

4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, ndustri,

rumah sakit, dan lain-lain.

5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yag menjadi vektor penyakit dan cara

memutuskan rantai penularan penyakitnya.

6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.

7. Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja

8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan

lingkungan.

Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa,

masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangan kompleks terutama di kota-kota

besar. Hal tersebut disebabkan, antara lain:

1. Urbanisasi penduduk

2. Tempat pembungan sampah

3. Penyediaan saran air bersih

4. Pencemaran udara

5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga

6. Bencana alam

7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

8 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 9: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

Posyandu

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,

untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh

pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.10

Kegiatan pelayanan di posyandu:10

a. Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.

Kegiatan utama, mencakup;

- kesehatan ibu dan anak;

- keluarga berencana;

- imunisasi;

- gizi;

- pencegahan dan penanggulangan diare.

b. Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru

disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan posyandu

terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya;

- Bina Keluarga Balita (BKB);

- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);

- Bina Keluarga Lansia (BKL);

- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);

- Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di

Posyandu terutama;

- bayi dan anak balita;

- ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui;

- pasangan usia subur;

- pengasuh anak.

Manfaat posyandu bagi masyarakat:10

9 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 10: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi

ibu, bayi, dan anak balita.

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi

buruk.

3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)

serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.

8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu

menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak

balita.

Kesimpulan

Setelah melihat berbagai faktor yang mungkin mejadi penyebab tingginya angka penularan

penyakit campak serta cara-cara untuk melakukan pencegahan penyakit menular secara

umum, maka masih terlihat bahwa tidak hanya faktor internal saja yang bekerja sebagai

faktor penyebab tingkat penyebaran penyakit tetapi juga berbagai faktor eksternal baik

lingkungan fisik, biologis, atau sosial ekonomi. Selain itu peran serta masyarakat dalam

mengikuti program-program yang sudah di canangkan sangat berpengaruh dengan penekanan

penyebaran penyakit campak maupun penyakit menular lainnya.

10 | Alamat korespondensi: [email protected]

Page 11: Faktor external dan internal kejadian luar biasa campak

Daftar Pustaka

1. Silaen V, Dr. Johannes Leimena, negarawan sejati & politisi berhati nurani.Jakarta:

PT BPK Gunung Mulia dalam kerja sama dengan Panitia Mengenang 100 Tahun Dr.

Johannes Leimena;2007.h106-7

2. Siswanto H, Kamus populer kesehatan lingkungan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2003.h86-7.

3. Greenhalgh T. Primary Health Care: Theory and Practice. Australia: Blackwell; 2007.

4. Notoatmojo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

2012.

5. Nursalam. Konsep & Metode Keperawatan. 2nd ed. Jakarta: Salemba Medika; 2008.

6. Hardjodisastro D, Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir, bekerja,

dan menampilkan diri.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2006.

7. Budiarto E, Anggraeni D. Epidemiologi. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001.

8. Moss WJ, Griffin DE. Measles. The Lancet 2012 Jan;379(9811):153-64.

9. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2006.

10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku pegangan kader

POSYANDU.Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan;2012.

11 | Alamat korespondensi: [email protected]