5
Etiologi / Faktor Penyebab Karies Gigi Ada yang membedakan faktor etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm (Panjaitan, 2003). Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang digambarkan sebagai empat lingkaran yang bertumpang tindih (Panjaitan, 2003).

Faktor Penyebab Karies-Ayumurti

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tes

Citation preview

Page 1: Faktor Penyebab Karies-Ayumurti

Etiologi / Faktor Penyebab Karies Gigi

Ada yang membedakan faktor etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer

yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal

dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm (Panjaitan, 2003).

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular

lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies

merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab

terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau

tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang digambarkan

sebagai empat lingkaran yang bertumpang tindih (Panjaitan, 2003).

Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung

yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu

yang lama (Panjaitan, 2006).

A. Faktor Host (Tuan Rumah)

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies

gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan kristalografis, saliva

(Panjaitan, 2003).

Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada permukaan

oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah

melekat dan membantu perkembangan karies gigi (Angela, 2005).

Page 2: Faktor Penyebab Karies-Ayumurti

Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak

enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin

resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi

susu lebih banyak mengandung bahan organik dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis

mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan

kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu

terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun

(Panjaitan, 2006).

Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali

mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi

meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak,

saliva juga mempengaruhi pH (Kidd, 2005).

B. Faktor Agent (Mikroorganisme)

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak

adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di

atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan

(Panjaitan, 2006).

Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal pembentukan plak,

kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,

Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta beberapa strain

lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces

(Panjaitan, 2006).

Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan

putih. Secara histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri dan 30% materi interseluler yang

pada pokoknya berasal dari bakteri (Panjaitan, 2006).

C. Pengaruh Substrat atau Diet

Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu

perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu,

dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang

diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya

karies (Kidd, 2005).

Page 3: Faktor Penyebab Karies-Ayumurti

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada

gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini

menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel

(Panjaitan, 2006).

Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung

mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan

protein hanya sedikit atau sama sekali tidak memliki karies gigi.Hal ini dikarenakan adanya

pembentukan ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari pemecahan

sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus mutans

membentuk dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi. Oleh

karena itu sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik (makanan yang dapat memicu

timbulnya kerusakan/karies gigi atau makanan yang kaya akan gula). Sukrosa merupakan gula

yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama

(Panjaitan, 2006).

Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan

cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat

asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60

menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH

plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email (Panjaitan, 2003).

D. Faktor Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang

berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva untuk

mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa

proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti (Panjaitan, 2003).

Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan

gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang

dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48

bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan

penyakit ini (Panjaitan, 2003).