Upload
febri-tok
View
42
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tes
Citation preview
Etiologi / Faktor Penyebab Karies Gigi
Ada yang membedakan faktor etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer
yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal
dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm (Panjaitan, 2003).
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular
lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies
merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab
terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau
tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang digambarkan
sebagai empat lingkaran yang bertumpang tindih (Panjaitan, 2003).
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung
yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu
yang lama (Panjaitan, 2006).
A. Faktor Host (Tuan Rumah)
Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan kristalografis, saliva
(Panjaitan, 2003).
Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada permukaan
oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah
melekat dan membantu perkembangan karies gigi (Angela, 2005).
Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak
enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin
resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi
susu lebih banyak mengandung bahan organik dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis
mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan
kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu
terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun
(Panjaitan, 2006).
Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali
mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi
meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak,
saliva juga mempengaruhi pH (Kidd, 2005).
B. Faktor Agent (Mikroorganisme)
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak
adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di
atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan
(Panjaitan, 2006).
Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal pembentukan plak,
kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta beberapa strain
lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces
(Panjaitan, 2006).
Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan
putih. Secara histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri dan 30% materi interseluler yang
pada pokoknya berasal dari bakteri (Panjaitan, 2006).
C. Pengaruh Substrat atau Diet
Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu,
dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya
karies (Kidd, 2005).
Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada
gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini
menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel
(Panjaitan, 2006).
Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan
protein hanya sedikit atau sama sekali tidak memliki karies gigi.Hal ini dikarenakan adanya
pembentukan ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari pemecahan
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus mutans
membentuk dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi. Oleh
karena itu sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik (makanan yang dapat memicu
timbulnya kerusakan/karies gigi atau makanan yang kaya akan gula). Sukrosa merupakan gula
yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama
(Panjaitan, 2006).
Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan
cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat
asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60
menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH
plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email (Panjaitan, 2003).
D. Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva untuk
mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa
proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti (Panjaitan, 2003).
Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan
gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48
bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan
penyakit ini (Panjaitan, 2003).