137
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBONG KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2019 SKRIPSI OLEH: NURIS WATY NADEAK NIM : 1702022135 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ... - Helvetia …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU

DALAM PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS LIMBONG KECAMATAN SIANJUR

MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH:

NURIS WATY NADEAK

NIM : 1702022135

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU

DALAM PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS LIMBONG KECAMATAN SIANJUR

MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)

pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Minat Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku (Promkes)

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Oleh :

NURIS WATY NADEAK

NIM : 1702022135

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Judul Skripsi : Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten

Samosir Tahun 2019

Nama Mahasiswa : Nuris Waty Nadeak

Nomor Induk Mahasiswa : 1702022135

Minat Studi : Promosi Kesehatan

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

Medan, Agustus 2019

Pembimbing I Pembimbing II

(Linda Hernike Napitupulu, S.K.M., M.Kes) (Endang Maryanti, S.K.M., M.Si)

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Dekan,

(Dr. Asriwati, S.Kep, Ns., S.Pd., M.Kes)

Telah Diuji pada Tanggal: Agustus 2019

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Linda Hernike Napitupulu, S.K.M., M.Kes

Anggota : 1. Endang Maryanti, S.K.M., M.Si

2. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.), di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan

tim penelaah/tim penguji.

3. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan

ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, 26 Agustus 2019

Yang membuat pernyataan,

(Nuris Waty Nadeak)

NIM 1702022135

Materai Rp

6.000

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Nuriswaty Nadeak

Tempat/Tanggal Lahir : Limbong, 25 September 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : 1 dari 6 Bersaudara

Suku Bangsa : Batak/Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Sampe Nadeak

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Rauly Sinaga

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Limbong, Desa Sarimarrihit, Kecamatan Sianjur

Mula-mula Kabupaten Samosir

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1996 – 2002 : SD 1 Inpres, Limbong

Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Sianjur Mula mula, Samosir

Tahun 2005 – 2008 : SMA Rk. Bintang Timur, Pematang Siantar

Tahun 2008 – 2011 : Akademi Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Medan

Tahun 2017 – 2019 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia Medan

2. RIWAYAT PEKERJAAN

Tahun 2011 – 2013 : Bekerja di Klinik Marista Pancur Batu

Tahun 2013 – 2015 : Klinik Damayanti Jl. Pancasila Medan

Tahun 2015 – 2017 : Teratai Medical Center Medan

Tahun 2017 – sekarang : Bidan Praktek Mandiri (BPM)

i

ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM

PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LIMBONG KECAMATAN SIANJUR

MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR

TAHUN 2019

NURIS WATY NADEAK

NIM : 1702022135

Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan penderitanya

sebagian besar adalah balita. Penyebab utama kematian akibat diare disebabkan

oleh rotavirus, sisanya baru disebabkan oleh berbagai bakteri maupun parasit.

Faktor ibu juga berperan dalam kejadian diare pada balita yaitu perilaku ibu.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan

perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita.

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-

Mula. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019. Populasi penelitian sebanyak

50 orang, seluruhnya dijadikan sampel. Data dianalisis secara univariat dan

analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square pada taraf kepercayaan 95%

(=0,05). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang

berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

adalah pengetahuan (p=0,005), sikap (p=0,009), budaya (p=0,002), dan dukungan

keluarga (p=0,001). Semakin baik pengetahuan, sikap, budaya, dan dukungan

keluarga maka perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita juga baik.

Kesimpulan penelitian ini bahwa perilaku ibu dalam penanganan diare

pada balita berhubungan dengan pengetahuan, sikap, budaya, dan dukungan

keluarga. Disarankan kepada pihak Puskesmas Limbong untuk menginstruksikan

kepada pegawai puskesmas terutama bagian promosi kesehatan untuk

memberikan informasi kepada ibu yang memiliki balita tentang penanganan diare

pada balita. Membagikan oralit pada ibu untuk antisipasi saat anak mengalami

diare.

Kata Kunci : Perilaku Ibu, Penanganan Diare pada Balita

ii

ABSTRACT

FACTORS WHICH RELATED TO MOTHER BEHAVIOR IN HANDLING

DIARRHEA IN CHILDREN IN THE LIMBONG PUSKESMAS WORKING

AREA, SIANJUR SUBSTITUTE, SAMOSIR DISTRICT, 2019

NURIS WATY NADEAK

1702022135

Diarrhea is still a public health problem and most sufferers are toddlers.

The main cause of death from diarrhea is caused by rotavirus, the rest is caused

by various bacteria and parasites. Maternal factors also play a role in the

incidence of diarrhea in infants, namely mother's behavior. The purpose of this

study was to analyze factors related to maternal behavior in the treatment of

diarrhea in infants.

This type of research is quantitative with a cross sectional design. The

study was conducted at the Limbong Community Health Center, Sianjur District.

The study was conducted in June 2019. The study population was 50 people, all of

them were sampled. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis

using the Chi-Square test at the 95% confidence level ( = 0.05). Based on the results of the study showed that the factors associated with

maternal behavior in the treatment of diarrhea in infants in the work area of

Limbong Community Health Center, Sianjur Sub-District, Samosir District were

knowledge (p = 0.005), attitude (p = 0.009), culture (p = 0.002), and family

support (p = 0.001). The better the knowledge, attitudes, culture, and family

support, the better the behavior of mothers in handling diarrhea in infants.

The conclusion of this study is that maternal behavior in handling

diarrhea in infants is related to knowledge, attitudes, culture, and family support.

It is recommended to the Limbong Health Center to instruct the health center

staff, especially the health promotion section to provide information to mothers

who have toddlers about the management of diarrhea in infants. Distributing ORS

to the mother to anticipate when the child has diarrhea.

Keywords: Mother's Behavior, Handling of Diarrhea in Toddlers

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) pada Program Studi

S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai

pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Pembina Yayasan

Helvetia Medan.

2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan

Helvetia Medan.

3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.

4. Dr. dr. Hj. Arifah Dwi Fitriani, M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik, SDM, dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia.

5. Teguh Suharto, S.E, M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum

dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia.

6. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

7. Nuraini, S.Pd., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat.

iv

10. Linda Hernike Napitupulu, S.K.M., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing

penulis selama penyusunan skripsi ini.

11. Endang Maryanti, S.K.M., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis

selama penyusunan skripsi ini.

12. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M, selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis

selama penyusunan skripsi ini.

13. Seluruh Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah

mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

14. Teristimewa untuk kepada orangtua, keluarga yang kusayangi serta teman-

teman kerja saya yang selalu mendoakanku dan selalu memberikan dukungan

baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

15. Serta teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan

mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan telah memberikan

dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan Karunia-Nya atas

segala kebaikan yang telah diberikan.

Medan, Agustus 2019

Peneliti

Nuris Waty Nadeak

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PANITIA PENGUJI SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN (KEASLIAN PENELITIAN)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK………………………………………………………………....... .... i

ABSTRACK…………………………………………………………. ................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................. 7

1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ....................................................... 9

2.2. Telaah Teori ................................................................................ 11

2.2.1. Perilaku .......................................................................... 11

2.2.2. Diare pada Balita ............................................................ 12

2.2.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Penanganan Diare pada Balita ........................................ 28

2.3. Kerangka Teori ........................................................................... 39

2.4. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 41

3.1. Desain Penelitian ......................................................................... 41

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 41

3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................. 41

3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................. 41

3.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 41

3.3.1. Populasi ........................................................................... 41

3.3.2. Sampel ............................................................................. 42

vi

3.4. Kerangka Konsep ....................................................................... 42

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ............................. 42

3.5.1. Definisi Operasional ....................................................... 42

3.5.2. Aspek Pengukuran ......................................................... 43

3.6. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 46

3.6.1. Jenis Data ....................................................................... 46

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 46

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 47

3.7. Metode Pengolahan Data ........................................................... 50

3.8. Analisis Data .............................................................................. 50

3.8.1. Analisis Univariat ........................................................... 51

3.8.2. Analisis Bivariat ............................................................. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…… ........................ 52

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. .......................................... 52

4.2. Hasil Penelitian ........................................................................... 53

4.2.1. Karakteristik Responden. ................................................. 53

4.2.2. Analisis Univariat............................................................. 54

4.2.3. Analisa Bivariat ................................................................ 64

4.3. Pembahasan. ............................................................................... 68

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada Balita ........................................ 68

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada BAlita. ...................................... 70

4.3.3. Hubungan Budaya dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada BAlita. ...................................... 72

4.3.4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu

Dalam Penanganan Diare Pada BAlita. ........................... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ......................................................... 76

5.1. Kesimpulan . ....................................................................... 76

5.2. Saran. ................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Penentuan Derajat Dehidrasi WHO .............................................. 18

Tabel 2.2. Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur ......................................... 27

Tabel 2.3. Jumlah Oralit yang diberikan pada 3 jam pertama ........................ 27

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ......................................... 43

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Penelitian ........................ 48

Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ................................... 49

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................................... 53

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Pengetahuan di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ............................... 54

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

tentang Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................................... 56

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap

di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ............................... 56

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap dalam

Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

Tahun 2019 .................................................................................... 58

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Budaya di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................ 58

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Budaya di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................ 59

viii

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Dukungan

Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................... 60

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan

Keluarga dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................................... 61

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Penanganan

Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................... 62

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu

dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................................... 63

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu

Dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................................... 64

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

Tahun 2019 .................................................................................... 65

Tabel 4.14. Tabulasi Silang Hubungan Budaya Dengan Perilaku Ibu

Dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................................... 66

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare Pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019 ................................ 67

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Teori ........................................................................... 39

Gambar 3.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 42

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 : Hasil Out Put Master Data Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4 : Master Data Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Out Put Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Judul

Lampiran 7 : Surat Izin Survei Awal

Lampiran 8 : Surat Balasan Survei Awal

Lampiran 9 : Surat Izin Validitas

Lampiran 10: Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 11: Surat Izin Penelitian

Lampiran 12: Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 13: Lembar Bimbingan Pembimbing I

Lampiran 14: Lembar Bimbingan Pembimbing II

Lampiran 15: Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan perlu menjadi

perhatian serius orang tua, untuk itu jangan pernah menyepelekan penyakit diare.

Meski bukan menjadi salah satu penyakit serius seperti jantung, kanker atau

diabetes, penyakit diare menjadi salah satu penyakit yang bisa berakibat sangat

fatal jika tidak diobati dengan sungguh-sungguh. Terlebih lagi, jika diare ini

terjadi pada buah hati ibu yang masih balita.

Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO)

Penyakit diare adalah penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah lima

tahun. Ini bisa dicegah dan diobati. Setiap tahun diare membunuh sekitar 525.000

anak balita. Proporsi penyakit diare yang signifikan dapat dicegah melalui air

minum yang aman dan sanitasi dan kebersihan yang memadai. Secara global, ada

hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare anak-anak setiap tahun. Diare adalah

penyebab utama malnutrisi pada anak di bawah lima tahun (1).

United Nation Children’s Fund (UNICEF) tahun 2018 menyebutkan

bahwa diare adalah pembunuh utama anak-anak, terhitung sekitar 8% dari semua

kematian di antara anak-anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia pada tahun 2016.

Ini berarti lebih dari 1.300 anak kecil meninggal setiap hari, atau sekitar 480.000

anak per tahun, meskipun ketersediaan efektif sederhana pengobatan. Sebagian

besar kematian akibat diare terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 2 tahun

yang tinggal di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara (2).

2

Berdasarkan data profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 bahwa pada

tahun 2016 jumlah penderita diare semua umur yang dilayani di sarana kesehatan

sebanyak 3.176.079 penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2017 yaitu

menjadi 4.274.790 penderita atau 60,4% dari perkiraan diare di sarana kesehatan.

Insiden diare semua umur secara nasional adalah 270/1.000 penduduk. Cakupan

pelayanan penderita diare Balita secara nasional tahun 2017 dengan provinsi

tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (96,94%), Kalimantan Utara

(63,43%) dan Kalimantan Timur (56,91%), sedangkan provinsi terendah yaitu

Nusa Tenggara Timur (17,78%), Sumatera Utara (15,40%) dan Papua Barat

(4,06%). Tahun 2017 terjadi 21 kali KLB Diare yang tersebar di 12 provinsi, 17

kabupaten/kota. Kabupaten Polewali Mandar, Pohuwato, Lampung Tengah dan

Merauke masing-masing terjadi 2 kali KLB. Jumlah penderita 1.725 orang dan

kematian 34 orang (CFR 1,97%) (3).

Berdasarkan data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017,

diperoleh data bahwa jumlah kasus diare di provinsi Sumatera Utara diperkirakan

pada pelayanan kesehatan sebanyak 385.078 kasus dengan jumlah diare yang

ditangani sebanyak 99.426 kasus (25,8%) (4). Sementara data dari Badan Pusat

Statistik Sumut menunjukkan bahwa jumlah penderita diare sebanyak 234.774

kasus dengan jumlah tertinggi di Kabupaten Deli Serdang sebanyak 41.834 kasus

dan terendah di Kabupaten Nias Barat 212 kasus (5).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara tahun

2018 tersebut juga dapat diketahui bahwa jumlah penderita diare di Kabupaten

Samosir sebanyak 1.937 kasus (5). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten

Samosir bahwa diare termasuk dalam Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas

3

di Kabupaten Samosir Tahun 2017 menempati urutan keempat dengan jumlah

kasus sebanyak 2.835 kasus di bawah ISPA, radang otot sendidan hipertensi.

Untuk kasus diare dari perkiraan 6.723 perkiraan kasus diare ditemukan dan

ditangani adalah sebanyak 4.760 kasus atau (70,8%). Sehingga angka kesakitan

(IR) diare per 1.000 penduduk mencapai 67,228. Dari 12 puskesmas yang ada,

penemuan penanganan kasus diare tertinggi di Puskesmas Lontung dan

Puskesmas Tuktuk Siadong melebihi perkiraan kasus 126% dan 120%. Penemuan

kasus terendah di Puskesmas Onan Runggu 40%. Angka kesakitan diare per

1.000 penduduk mencapai 66,85 (6).

Penyebab utama kematian akibat diare disebabkan oleh rotavirus, sisanya

baru disebabkan oleh berbagai bakteri maupun parasit. Faktor ibu juga berperan

dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan

balita. Jika balita terserang diare maka tindakan-tindakan yang ibu ambil akan

menentukan perjalanan penyakitnya. Tindakan tersebut dipengaruhi berbagai hal,

yaitu pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap ibu yang sangat penting

adalah bagaimana praktek perawatan anak dengan diare yaitu dengan mencegah

dan mengatasi keadaan dehidrasi, pemberian cairan pengganti (7)

Pentingnya pengetahuan dan sikap ibu dalam penanganan diare dan perlu

dibahas karena diare yang terlambat ditangani atau tidak ditangani dengan baik

dapat menyebabkan kesakitan pada anak dan dampak yang tidak diinginkan yaitu

anak dapat mengalami kematian. Masih banyak ibu balita yang belum cukup

mampu memberikan penanganan yang baik, hal ini dikarenakan pengetahuan

tentang penanganan diare pada balita masih rendah sehingga akan mempengaruhi

sikap ibu dalam penanganan diare pada anaknya. Peran ibu dalam melakukan

4

penatalaksanaan terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan karena pengetahuan

merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting. Peningkatan

pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan sikap tetapi

mempunyai hubungan yang positif, yaitu dengan peningkatan pengetahuan maka

dapat terjadi perubahan sikap (8).

Benyamin Bloom (1908) yang dikutip Notoatmodjo, membagi perilaku

manusia menjadi tiga domain, yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective) dan

psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, tiga domain dalam teori ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan,

sikap dan tindakan. Selanjutnya Lawrence Green dan kawan-kawan (1980)

menyatakan bahwa perilaku manusia terbentuk dari 3 faktor yaitu: Faktor

predisposisi (predisposing factors), yang mencakup umur, jenis kelamin, budaya,

pekerjaan, pendapatan/sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, nilai-nilai,

kepercayaan dan sebagainya. Faktor pemungkin (enabling factor), yang

mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana keselamatan kerja, tersedianya informasi, misalnya tersedianya Alat

Pelindung Diri (APD), pelatihan dan sebagainya. Faktor penguat (reinforcement

factor), faktor-faktor ini meliputi dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan,

undang-undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya (9).

Puskesmas Limbong adalah puskesmas induk yang ada di Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir membawahi 5 desa yaitu desa Boho, Aek

Sipitudai, Habeahan Naburahan, Singkam dan Sarimarrihit. Fasilitas kesehatan di

wilayah kerja puskesmas Limbong terdapat 2 unit Pustu, 14 Poskesdesdan 18

orang bidan swasta. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Limbong

5

sebanyak 5.050 jiwa dengan jumlah balita sebanyak 635 balita yang menjadi

sasaran dalam penelitian ini. Berdasarkan data puskesmas Limbong bahwa jumlah

penderita diare pada semua umur pada tahun 2018 sebanyak 125 kasus dan jumlah

balita yang mengalami diare sebanyak 58 balita. Jumlah penderita diare semua

umur yang mendapatkan oralit sebanyak 118 orang (94,4%), sedangkan jumlah

balita yang mendapatkan oralit sebanyak 51 balita (87,9%). Penyakit diare

menempati urutan keenam dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Limbong

bulan Mei 2019 setelah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),

hipertensi, rematik, scabiesdan cacingan (data terlampir) (10).

Survei awal yang peneliti lakukan dengan mewawancarai 10 orang ibu

yang anaknya mengalami diare di wilayah Puskesmas Limbong dengan

menanyakan bagaimana penanganan yang dilakukan pada saat anaknya

mengalami diare atau buang air besar lebih dari 3 kali sehari. Sebanyak 7 orang

perilaku penanganan diarenya kurang baik (yaitu sebanyak 4 orang ibu

mengatakan yakin anaknya akan sembuh sendiri karena diare bukan penyakit

yang mematikan, paling hanya memberi makan agar diarenya cepat berhenti dan

sebanyak 3 orang mengatakan bingung mau berbuat apa ketika anaknya

mengalami diare selama 2 hari tidak juga sembuh). Serta hanya 3 orang yang

segera memberikan oralit dan membawa anaknya ke tenaga kesehatan (bidan desa

atau ke Puskesmas) karena sudah memahami dengan mengerti tentang cara

penanganan diare pada balita. Dilihat dari pengetahuannya 6 orang kurang paham

tentang diare dan cara pencegahannya. Sebanyak 7 orang dengan sikap negatif

yaitu menganggap bahwa penyakit diare merupakan penyakit biasa yang tidak

perlu serius untuk diperhatikan. Sebanyak 5 orang kurang mendapatkan dukungan

6

dari keluarga. Sebanyak 4 orang ibu masih terbiasa menggunakan sistem budaya

dalam mengatasi diare pada anaknya.

Ada ibu yang mengatakan ketika anaknya menderita mencret, BAB lebih

dari 3 x sehari dengan konsistensi cair, ibu memberikan gambir yang dilarutkan

dalam air lalu diberikan pada anaknya. Gambir tersebut diberikan apabila anak

masih tetap diare. Jika pada hari berikutnya belum sembuh, ibu memberikan

tunas pisang yang dipanaskan dan gambirnya dimasukkan supaya tercampur dan

diberi makan pada anak yang diare. Apabila bayi sembuh maka tindakan tersebut

dihentikan, tetapi jika belum sembuh baru anaknya dibawa ke bidan desa atau ke

puskesmas. Ada ibu yang langsung membawa anaknya ke puskesmas ketika

anaknya diaredan sebelumnya diberi larutan oralit. Ada ibu yang memberi gambir

saja dan ketika keluarganya menyuruh membuat gula garam ibu mengatakan ia

tetapi tidak dilakukannya karena berasumsi gambir saja sudah bisa

menyembuhkan. Ada juga ibu yang memberi makan saja setelah 2 hari tidak

sembuh baru di bawah ke bidan desa atau ke puskesmas.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang Berhubungan dengan

Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019?

7

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019.

2) Untuk mengetahui hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam penanganan

diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019.

3) Untuk mengetahui hubungan budaya dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019.

4) Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pengetahuan ilmiah yang bermanfaat bagi Institut Kesehatan Helvetia

8

Medan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang faktor yang

berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita.

(2) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang

melakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.

2. Manfaat praktis

(1) Sebagai masukan bagi Puskesmas Limbong dalam meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu dan anak berkaitan dengan

faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare

pada balita.

(2) Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat mengetahui

faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare

pada balita.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Humrah tahun 2018 di Desa Bone Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa dengan desain penelitian menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya ada 58 ibu yang

mempunyai balita (0-59 bulan) yang tinggal di Desa Bone yang diambil secara

consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan

ibu tentang penanganan awal balita diare adalah cukup dimana ada sebanyak 30

orang (51,7%), sedangkan yang berpengetahuan buruk ada sebanyak 24 orang

(41,4%) dan hanya ada 4 orang (6,9%) ibu yang berpengetahuan baik tentang

penanganan awal balita diare. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Desa Bone

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa masih banyak ibu yang mempunyai

pengetahuan yang kurang. Pengetahuan yang kurang ini dapat disebabkan oleh

berbagai faktor termasuk faktor pengalaman dan pendidikan (7).

Penelitian yang dilakukan Farida tahun 2016 di Posyandu Desa Kalibatur

Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, jenis penelitian yang digunakan

adalah analitik korelasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi

penelitian adalah ibu balita di posyandu desa Kalibatur dengan teknik total

sampling dengan jumlah 30 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30

responden sebanyak 21 (70%) ibu yang mempunyai pengetahuan baik dan sikap

positif, sedangkan tidak satupun yang mempunyai pengetahuan kurang dengan

sikap positif, hasil uji Spearman rho diperoleh nilai p = 0,000 lebih kecil dari alfa

10

(0,05) yang berarti ada hubungan antara pengetahuan tentang diare dengan sikap

ibu balita dalam penanganan diare di posyandu Desa Kalibatur Kecamatan

Kalidawir Kabupaten Tulungagung (8).

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Khasanah tahun 2016 di

wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Jenis penelitian ini merupakan

Kuantitatif Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Instrumen penelitian

berupa kuesioner tertutup yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Populasi penelitian sebanyak 72 ibu, sampel sejumlah 61 ibu dengan metode Total

Sampling. Teknik analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat uji

korelasi Kendal Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

ibu tentang diare sebagian besar berada dalam kategori cukup (54,1%) dan

perilaku pencegahan diare dalam kategori positif (77%). Ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku pencegahan diare

pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Kota Gede II Yogyakarta dengan nilai

korelasi Kendall Tau sebesar 0,416 dengan p-value 0,000 (11).

Penelitian Kurniati di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kecamatan

Rasanae Barat Kota Bima tahun 2013 dengan tujuan untuk mengetahui upaya ibu

dalam penanganan diare pada anak balita etnis Bima di Wilayah Kerja Puskesmas

Paruga Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima. Jenis penelitian yang digunakan

adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi

dalam penelitian ini semua balita yang pernah berkunjung dan tercatat di buku

register posyandu Puskesmas Paruga pada bulan April- Juni tahun 2013 sebanyak

103 balita dan jumlah sampel sebanyak 81 Balita. Cara penentuan sampel

11

menggunakan simple random sampling. Pengujian hipotesis dengan uji chi

square, (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan (p = 0,027), dukungan keluarga (p = 0,000) dengan upaya

penanganan diare pada anak balita Etnis Bima. Sedangkan usia ibu (p = 0,158),

tingkat pendidikan ibu (p = 0,410), sikap ibu (p = 0,652) dan aksesibilitas

(p = 0,623) tidak terdapat hubungan dengan upaya penanganan diare pada anak

balita Etnis Bima. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh bahwa dari 6 variabel

yang diduga sebagai faktor yang berhubungan dengan upaya penanganan diare

ternyata hanya 2 variabel yang memperlihatkan kemaknaan secara statistik yaitu

pengetahuan ibu (P= 0,027) dan dukungan keluarga (0,000) (12).

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Perilaku

Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (9).

Perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi

spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku adalah kumpulan

berbagai faktor yang saling berinteraksi (13).

Skiner (1938) dalam Notoatmodjo merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Pengertian ini dikenal dengan teori “S-O-R” atau “Stimulus-Organisme-

Response”. Respon dibedakan menjadi dua yaitu: (9)

12

1. Respon respondent atau reflektif. Respon respondent atau reflektif adalah

respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya respon

yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga eliciting stimuli. Perilaku

emosional yang menetap misalnya orang akan tertawa apabila mendengar

kabar gembira atau lucu, sedih jika mendengar musibah, kehilangan dan gagal

serta minum jika terasa haus.

2. Operan Respon. Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan

berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.

Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi

memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan

baik dikarenakan gaji yang diterima cukup, kerjanya yang baik menjadi

stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.

Benyamin Bloom membagi perilaku manusia menjadi 3 domain sesuai

dengan tujuan pendidikan. Bloom menyebutkan 3 ranah yakni kognitif, afektif

dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni pengetahuan, sikap dan praktik/

tindakan (9).

2.2.2. Diare pada Balita

1) Pengertian

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau

tidak seperti biasanya ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta

frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan

tanpa lender darah (14). Diare dapat juga didefinisikan sebagai suatu kondisi

13

dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair

dikeluarkan tiga kali atau lebih per hari (15).

Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem

gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Diare merupakan

salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering dijumpai di masyarakat yaitu

penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari tiga kali dalam

sehari. Jadi diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih dari 3 kali sehari

dengan konsistensi tinja yang encer (16).

2) Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

(1) Faktor Infeksi

a) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak. Infeksi parenteral ini meliputi: (a) Infeksi bakteri:

Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas

dan sebagainya. (b) Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,

Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain. (c)

Infestasi parasite : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),

protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis),

jamur (candida albicans).

b) Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

seperti Otitis Media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,

Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan

anak berumur di bawah 2 tahun.

14

(2) Faktor Malabsorbsi

Faktor malabsorbsi terdiri dari a) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida

(intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,

fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering

ialah intoleransi laktrosa. b) Malabsorbsi lemak c) Malabsorbsi protein

(3) Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

(4) Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan

diare terutama pada anak yang lebih besar.

(5) Faktor pendidikan. Menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu

dengan status pendidikan SLTP ke atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali

memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita dibanding dengan

kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah. Diketahui juga bahwa

pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas anak

balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat

kesehatan yang diperoleh si anak.

(6) Faktor pekerjaan. Ayah dan ibu yang bekerja pegawai negeri atau Swasta rata-

rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang

bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan

tingkat pendidikan dan pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus

membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai risiko lebih

besar untuk terpapar dengan penyakit.

(7) Faktor umur balita. Sebagian besar diare terjadi pada anak di bawah usia 2

tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai risiko terjadi diare 2,23

kali dibanding anak umur 25-59 bulan.

15

(8) Faktor lingkungan. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang

berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan

pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku

manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare

serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu

melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit

diare.

(9) Faktor Gizi. Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh

karena itu, pengobatan dengan makanan baik merupakan komponen utama

penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian

besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan

malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90,

kurang =<90-70, buruk = <70 dengan BB per TB.

(10) Faktor sosial ekonomi masyarakat. Sosial ekonomi mempunyai pengaruh

langsung terhadap faktor-faktor penyebab diare. Kebanyakan anak mudah

menderita diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah,

kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang

memenuhi persyaratan kesehatan.

(11) Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kontak antara sumber dan

host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak dapat

juga terjadi secara sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran

dapat berlangsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan

dan kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk memegang makanan.

16

Kontaminasi alat-alat makan dan dapur. Bakteri yang terdapat pada saluran

pencernaan adalah bakteri Etamoeba colli, salmonella, sigella. Dan virusnya

yaitu Enterovirus, rota virus, serta parasite yaitu cacing (Ascaris, Trichuris)

dan jamur (Candida albican).

(12) Faktor terhadap Laktosa (susu kaleng). Tidak memberikan ASI secara penuh

4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI risiko

untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan

kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Menggunakan botol

susu ini memudahkan pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare.

Dalam ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap

berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae (15).

3) Klasifikasi Diare

Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari:(16)

(1) Diare akut. Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat

dan konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya

dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Menurut Kementerian

Kesehatan RI, diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari

tanpa diselang- seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya

cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat

dibedakan dalam empat kategori, yaitu: a) Diare tanpa dehidrasi, b) Diare

dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, c)

Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari

berat badan, d) Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih

dari 8-10%.

17

(2) Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah dalam tinjanya. Disentri dapat

berakibat menurunnya berat badan dengan cepat, anoreksia dan kemungkinan

terjadinya komplikasi pada mukosa usus.

(3) Diare persisten. Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,

merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan

kronik.

(4) Diare kronik. Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama

dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau

gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari.

Menurut Suharyono, diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau

persisten dan berlangsung 2 minggu lebih (17).

Diare dapat juga diklasifikasikan berdasarkan derajat dehidrasinya yaitu

a) Diare dengan dehidrasi ringan yaitu kehilangan cairan sampai 5% dari berat

badan. b) Diare dengan dehidrasi sedang yaitu kehilangan cairan 6-10% dari berat

badan. c) Diare dengan dehidrasi berat yaitu kehilangan cairan lebih dari 10% dari

berat badan (18).

4) Tanda dan Gejala Diare pada Anak

Lebih dari 90% kasus diare akut adalah disebabkan oleh agen infeksius,

dimana proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh agen infeksius yang diawali

dengan mikroorganisme yang masuk ke dalam saluran pencernaan dan

berkembang biak dalam usus sehingga merusak sel mukosa pada usus dan

merusak kerja dari usus tersebut. Sehingga terjadilah perubahan kapasitas usus

yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan

18

elektrolit atau dengan kata lain dikarenakan adanya bakteri sehingga

menyebabkan sistem transport aktif dalam usus mengalami iritasi yang kemudian

menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat (15).

Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi,

dimana kegagalan ini akan menyebabkan tekanan osmotik meningkat dan terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga

usus sehingga terjadi gastroentritis. Menurut Hidayat, faktor makanan dapat

terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik sehingga terjadi

peningkatan dan penurunan peristaltik dan menyebabkan penurunan penyerapan

makanan (14).

Tabel 2.1. Penentuan Derajat Dehidrasi WHO

No Tanda dan

Gejala

Dehidrasi

Ringan

Dehidrasi

Sedang Dehidrasi Berat

1 Keadaan

Umum

Sadar, gelisah,

haus

Gelisah,

mengantuk

Mengantuk, lemas,

anggota gerak dingin,

berkeringat, kebiruan,

mungkin koma, tidak

sadar.

2 Denyut nadi Normal kurang

dari 120/menit

Cepat dan lemah

120- 140/menit

Cepat, haus, kadang-

kadang tak teraba,

kurang dari 140/menit

3 Pernafasan Normal Dalam, mungkin

cepat

Dalam dan cepat

4 Ubun-ubun

besar

Normal Cekung Sangat cekung

5 Kelopak mata Normal Cekung Sangat cekung

6 Air mata Ada Tidak ada Sangat kering

7 Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering

8 Elastisitas kulit Pada

pencubitan

kulit secara

elastis kembali

secara normal

Lambat Sangat lambat (lebih

dari 2 detik)

9 Air seni Normal, warna

kuning tua.

Berkurang Tidak kencing

19

5) Manifestasi Klinis

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja

cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah

menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah

sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam

sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak

dapat diabsorbsi usus selama diare (17).

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat

disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan

keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan

cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat badan menurun,

turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput

lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan

yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat, sedangkan

berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik

dan hipertonik (19).

6) Cara Penularan Diare

Penularan penyakit diare pada balita biasanya melalui jalur fecal oral

terutama karena: a) Menelan makanan yang terkontaminasi (makanan sapihan dan

air). b) Beberapa faktor yang berkaitan dengan peningkatan kuman perut : Tidak

memadainya penyediaan air bersih, kekurangan sarana kebersihan dan

pencemaran air oleh tinja, penyiapan dan penyimpanan makanan tidak secara

20

semestinya. Cara penularan penyakit diare adalah Air (water borne disease),

makanan (food borne disease)dan susu (milk borne disease) (19).

Secara umum faktor risiko diare pada dewasa yang sangat berpengaruh

terjadinya penyakit diare yaitu faktor lingkungan (tersedianya air bersih, jamban

keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air limbah), perilaku hidup bersih

dan sehat, kekebalan tubuh, infeksi saluran pencernaan, alergi, malabsorbsi,

keracunan, imunodefisiensi, serta sebab-sebab lain (20).

Faktor risiko terjadinya diare pada balita selain faktor intrinsik dan

ekstrinsik juga sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu dan pengasuh balita karena

balita masih belum bisa menjaga dirinya sendiri dan sangat bergantung pada

lingkungannya. Dengan demikian apabila ibu balita atau ibu pengasuh balita tidak

bisa mengasuh balita dengan baik dan sehat maka kejadian diare pada balita tidak

dapat dihindari. Diakui bahwa faktor-faktor penyebab timbulnya diare tidak

berdiri sendiri, tetapi sangat kompleks dan sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor yang berkaitan satu sama lain, misalnya faktor gizi, sanitasi lingkungan,

keadaan social ekonomi, keadaan social budaya, serta faktor lainnya. Untuk

terjadinya diare sangat dipengaruhi oleh kerentanan tubuh, pemaparan terhadap

air yang tercemar, system pencernaan serta faktor infeksi itu sendiri. Kerentanan

tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, status gizi, perumahan padat dan

kemiskinan (20).

7) Komplikasi Diare

Komplikasi Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara

mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti: a. Dehidrasi

21

(ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik). b. Renjatan

hipovolemik c. Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram). d. Hipoglikemia. e. Intoleransi

laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili

mukosa usus halus. f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik. g. Malnutrisi

energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami

kelaparan (16).

8) Pencegahan Diare

Pencegahan terhadap penyakit diare antara lain: (21)

(1) Terhadap faktor penjamu. Mempertinggi daya tahan tubuh manusia dan

meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam prinsip-prinsip hygiene

perorangan. Pencegahan diare pada anak balita antara lain:

a) Imunisasi

Salah satu jalan pintas yang sangat ampuh untuk menurunkan angka

kesakitan suatu penyakit infeksi baik oleh virus maupun bakteri adalah

imunisasi. Hal ini berlaku pula untuk penyakit diare dan penyakit

gastrointestinal lainnya. Untuk dapat membuat vaksin secara baik,

efisien. Dan efektif diperlukan pengetahuan mengenai mekanisme

kekebalan tubuh pada umumnya terutama, kekebalan saluran pencernaan

makanan.

b) Pemberian ASI

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya

antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. Pada bayi yang baru lahir,

22

pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar

terhadap diare dari pada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol.

Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama

kehidupan, risiko mendapat diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian

ASI akan menurunkan terjadinya diare pada bayi.

c) Perilaku hidup bersih dan sehat

Untuk melakukan pola perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan

beberapa penilaian antara lain adalah :

(a) Air bersih, keluarga menggunakan air bersih (PAM, sumur,

perpipaan) untuk keperluan sehari-hari.

(b) Jamban keluarga, keluarga buang air besar di jamban atau WC yang

memenuhi syarat kesehatan.

(c) Air yang di minum dimasak terlebih dulu.

(d) Mandi menggunakan sabun mandi.

(e) Selalu cuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun

(f) Pencucian peralatan menggunakan sabun.

(g) Limbah, apakah SPAL sering di bersihkan.

(2) Terhadap faktor bibit penyakit.

a) Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati

penderita maupun carrier atau dengan meniadakan reservoir penyakit.

b) Mencegah terjadinya penyebaran kuman, baik di tempat umum maupun

di lingkungan rumah.

c) Meningkatkan taraf hidup rakyat, sehingga dapat memperbaiki dan

memelihara kesehatan.

23

(3) Terhadap faktor lingkungan

Mengubah atau mempengaruhi faktor lingkungan hidup, sehingga faktor-

faktor yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak

membahayakan kesehatan manusia (21).

Menurut Kemenkes RI, pencegahan diare pada balita dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:(22)

(1) Pemberian ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen zat makanan tersedia

dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara

optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai

umur 4-6 bulan, tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.

Menurut Supariasa, bahwa ASI adalah makanan bayi yang paling alamiah,

sesuai dengan kebutuhan gizi bayi dan mempunyai nilai proteksi yang tidak

bisa ditiru oleh pabrik susu manapun. Tetapi pada pertengahan abad ke-18

berbagai pernyataan penggunaan air susu binatang belum mengalami berbagai

modifikasi. Pada permulaan abad ke-20 sudah dimulai produksi secara masal

susu kaleng yang berasal dari air susu sapi sebagai pengganti ASI. ASI steril

berbeda dengan sumber susu lain, susu formula, atau cairan lain disiapkan

dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang kotor.

Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan

botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan

menyebabkan diare. Keadaan ini disebut disusui secara penuh. Bayi-bayi

harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 4-6 bulan, setelah 6 bulan

24

dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan

dengan makanan lain (proses menyapih). ASI mempunyai khasiat preventif

secara imunologik dengan adanya antibody dan zat-zat lain yang

dikandungnya, ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Pada bayi

yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4x

lebih besar terhadap diare dari pada pemberian ASI yang disertai dengan susu

botol (23).

(2) Makanan pendamping ASI Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat

bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa.

Menurut Supariasa, bahwa pada masa tersebut merupakan masa yang

berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping ASI

dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare ataupun penyakit

lain yang menyebabkan kematian. Perilaku pemberian makanan pendamping

ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana

makanan pendamping ASI diberikan. Untuk itu ada beberapa saran yang dapat

meningkatkan cara pemberian makanan pendamping ASI yang lebih baik,

yaitu a) perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi

teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan sewaktu anak berumur

6 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4 x sehari), setelah anak

berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 kali

sehari, teruskan pemberian ASI bila mungkin. b) Tambahkan minyak, lemak,

gula, ke dalam nasi/bubur dan biji- bijian untuk energi. Tambahkan hasil

olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran

25

berwarna hijau ke dalam makanannya. c) Cuci tangan sebelum menyiapkan

makanan dan menyuapi anak, suapi anak dengan sendok yang bersih.

d) Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang

dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak (23).

(3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Menurut Kementerian Kesehatan RI, bahwa

untuk melakukan pola perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan beberapa

penilaian antara lain adalah a) penimbangan balita. Apabila ada balita

pertanyaannya adalah apakah sudah ditimbang secara teratur ke posyandu

minimal 8 kali setahun, b) Gizi, anggota keluarga makan dengan gizi

seimbang, c) Air bersih, keluarga menggunakan air bersih (PAM, sumur)

untuk keperluan sehari-hari, d) Jamban keluarga, keluarga buang air besar di

jamban/WC yang memenuhi syarat kesehatan, e) Air yang diminum dimasak

terlebih dahulu, f) Mandi menggunakan sabun mandi, g) Selalu cuci tangan

sebelum makan dengan menggunakan sabun, h) Pencucian peralatan

menggunakan sabun, i) Limbah, j) Terhadap faktor bibit penyakit yaitu (a)

Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati penderita

maupun carrier atau dengan meniadakan reservoir penyakit, (b) Mencegah

terjadinya penyebaran kuman, baik di tempat umum maupun di lingkungan

rumah, (c) Meningkatkan taraf hidup rakyat, sehingga dapat memperbaiki dan

memelihara kesehatan, (d) Terhadap faktor lingkungan, mengubah atau

mempengaruhi faktor lingkungan hidup sehingga faktor-faktor yang tidak baik

dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan

manusia (22).

26

8) Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan diare menurut Kemenkes RI, antara lain dengan

rehidrasi, nutrisi, medikamentosa (22).

(1) Dehidrasi, diare cair membutuhkan pengganti cairan dan elektrolit tanpa

melihat etiologinya. Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah

yang telah hilang melalui diare dan atau muntah, ditambah dengan banyaknya

cairan yang hilang melalui keringat, urin, pernafasandan ditambah dengan

banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus

berlangsung. Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat masing-

masing anak atau golongan umur

(2) Nutrisi. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

menghindari efek buruk pada status gizi. Agar pemberian diet pada anak

dengan diare akut dapat memenuhi tujuannya, serta memperhatikan faktor

yang mempengaruhi gizi anak, maka diperlukan persyaratan diet sebagai

berikut yakni pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi yakni 24

jam pertama, makanan cukup energi dan protein, makanan tidak merangsang,

makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna, makanan

diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering. Pemberian ASI

diutamakan pada bayi, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan,

pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup

(3) Medikamentosa. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin,

obat-obat anti diare meliputi antimotilitas seperti loperamid, difenoksilat,

kodein, opium, adsorben seperti norit, kaolin, attapulgit, anti muntah termasuk

27

prometazin dan kloropomazin. Berdasarkan derajat dehidrasi maka terapi pada

penderita diare dibagi menjadi tiga yaitu rencana pengobatan A, Bdan C yang

diuraikan sebagai berikut:

a) Rencana pengobatan A.

Rencana pengobatan A digunakan untuk mengatasi diare tanpa dehidrasi,

meneruskan terapi diare di rumah, memberikan terapi awal bila anak

terkena diare lagi. Cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit,

makanan cair, air matang. Gunakanlah larutan untuk anak seperti

dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.2. Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur

Umur

(Tahun)

3 jam pertama atau tidak haus atau

sampai tidak gelisah lagi

Selanjutnya tiap

kali mencret

< 1 1½ gelas 1½ gelas

1-5 3 gelas 1 gelas

> 5 6 gelas 4 gelas

b) Rencana pengobatan B

Digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat dehidrasi ringan dan

sedang dengan cara 3 jam pertama diberikan 75 ml/kg BB, berat badan

anak tidak diketahui, berikan oralit paling sedikit sesuai tabel berikut:

Tabel 2.3. Jumlah Oralit yang diberikan pada 3 jam pertama

Umur < 1 Tahun 1-5 Tahun > 5 Tahun

Jumlah oralit 300 600 1200

Berikan anak yang menginginkan lebih banyak oralit, dorong juga ibu

untuk meneruskan ASI. Bayi kurang dari 6 bulan yang tidak mendapatkan

ASI, berikan juga 100-200 ml air masak. Setelah 3-4 jam, nilai kembali

28

anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana A, B dan C

untuk melanjutkan.

c) Rencana pengobatan C

Rencana pengobatan C digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat

berat. Pertama-tama berikan cairan intravena, nilai setelah 3 jam. Jika

keadaan anak sudah cukup baik maka berikan oralit. Setelah 1-3 jam

berikutnya nilai ulang anak dan pilihlah rencana pengobatan yang

sesuai (22).

2.2.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penanganan Diare

pada Balita

Green dalam Notoatmodjo menyatakan perilaku seseorang dipengaruhi oleh

faktor predisposisi (predisposing factors) seperti faktor pengetahuan, sikap,

keyakinan dan nilai yang berkenaan dengan motivasi orang tersebut untuk

bertindak; sedangkan faktor demografi meliputi umur, pendidikan, jumlah anak

dan lain-lain; faktor pemungkin atau pendukung (enabling factors) yaitu fasilitas

kesehatan, jarak, kualitas pelayanan ANC, sarana prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku individu; dan faktor penguat (reinforcing factors) seperti

faktor dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan faktor lain-lain (9).

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (9).

29

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior) (13).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap

subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

30

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (13).

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana

didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku

tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu

tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Satu

contoh dapat dikemukakan di sini, ibu-ibu peserta KB yang diperintahkan oleh

lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan KB,

mereka akan segera keluar dari peserta KB setelah beberapa saat perintah tersebut

diterima (9).

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

31

sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

dapat menggunakan prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving

cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat

dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat

menyesuaikan dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan

yang telah ada.

32

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada (13).

Menurut Arikunto yang dikutip Wawan dan Dewi pengetahuan seseorang

dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif

yaitu:(13)

a. Baik, hasil persentase 76%-100%

b. Cukup, hasil persentase 56%-75%

c. Kurang, hasil persentase <56%.

2. Sikap (Attitude)

Sikap manusia telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.

Berkowitz bahkan menemukan adanya lebih dari 30 definisi sikap. Puluhan

definisi dan pengertian itu pada umumnya dapat dimasukkan ke dalam salah satu

diantara tiga kerangka pemikiran. Pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi

atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau

tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut Kedua, sikap adalah suatu pola

perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri

dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli

sosial yang telah terkondisikan. Ketiga, sikap adalah keteraturan tertentu dalam

hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi)dan predisposisi tindakan (konasi)

seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (24).

33

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara

nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu (9).

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan „pre-disposisi‟ tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan

reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih

dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (13).

Dalam bagian lain, Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok, yakni:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir,

keyakinan dan emosional memegang peranan penting. Satu contoh misalnya,

seorang ibu telah mendengarkan penyakit polio (penyebabnya, akibatnya,

pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa si ibu untuk

34

berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berpikir ini

komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan

mengimunisasikan anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena polio.

Sehingga ibu mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa penyakit

polio itu (9).

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu

sebagai berikut:

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai ole individu

pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotif yang dimiliki

individu mengenai sesuai dapat disamakan penanganan (opini) terutama

apabila menyangkut masalah isu atau problem yang controversial.

2. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif

Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara

35

tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk

mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk

tendensi perilaku (13).

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan, yaitu:

1. Menerima (Receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari

kesediaan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.

2. Merespons (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas

pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya,

seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan

sebagainya), untuk pergi menimbang anaknya ke Posyandu, atau

mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah

mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau

36

menjadi akseptor KB, Meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang

tuanya sendiri.

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek. Misalnya, bagaimana pendapat Anda tentang pelayanan

dokter di Rumah Sakit Cipto? Secara langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan Posyandu?

Atau, saya akan menikah apabila saya sudah berumur 25 tahun? (sangat setuju,

setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (9).

Sikap dapat pula bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif sebagai

berikut: Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif terhadap kecenderungan untuk

menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tersebut (13).

3. Dukungan Keluarga

Dukungan adalah dorongan atau bantuan. Dukungan sosial keluarga

adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis

dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau

diadakan untuk keluarga (dukungan keluarga bisa atau tidak digunakan, tapi

anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan) (25).

37

Penelitian Kurniati di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima

menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan upaya

penanganan diare pada anak balita. Adapun nilai probabilitas yang didapatkan (p=

0,000). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ambari bahwa dari

analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,836 dengan p = 0,00

(p<0,05) (12).

Hal ini juga berkaitan dengan masih kentalnya hubungan kekerabatan

dalam sebuah keluarga di lingkungan tersebut. Dari data tersebut bahwa dukungan

keluarga terhadap satu anak dengan anak yang lain berbeda, sesuai dengan teori

Friedman yang menyatakan bahwa dukungan keluarga yang diberikan kepada

balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ukuran keluarga, usia

ibu dan sosial ekonomi keluarga (pendapatan, pekerjaan dan pendidikan) (12).

4. Budaya

Kebudayaan kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya

terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Menurut Foster

dan Anderson (dalam Sarwono), kebudayaan kesehatan mengkaji masalah-

masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi

(pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi

manusia dan paleopatologi atau studi mengenai penyakit-penyakit purba dan

kutub sosial budaya (sistem medis tradisional atau etnomedisin, masalah petugas-

petugas kesehatan, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien dan

dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

tradisional). Dengan demikian kebudayaan kesehatan adalah disiplin ilmu yang

memberi perhatian pada aspek-aspek biologi dan sosial-budaya dari tingkah laku

38

manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya di sepanjang

sejarah kehidupan manusia, yang memengaruhi kesehatan dan penyakit pada

manusia. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sistem budaya

masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam pembangunan kesehatan

masyarakat (26).

Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera.

Suku Batak mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan suku yang lainnya di

Indonesia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia

dengan cara mempelajarinya. Dalam kebudayaan masyarakat Batak pengobatan

tradisional yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi

kepercayaan masyarakat (kearifan lokal) yang mampu menyembuhkan penyakit.

Masyarakat Batak tidak terlepas dari pengobatan tradisional yang telah mendarah

daging di dalam kehidupannya sebagai hasil budaya masyarakat. Meskipun dunia

pengobatan semakin berkembang bukan berarti pengobatan tradisional dengan

memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan ramuan menjadi surut.

Masyarakat Batak telah mampu mengidentifikasi spesies tumbuhan yang dikenal

dan dimanfaatkan untuk ramuan obat. Bagian tumbuhan obat yang dapat dijadikan

dan dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional seperti akar, batang, daun,

bunga, buah dan lainnya. Salah satu tumbuhan atau tanaman yang dijadikan obat

adalah gambir yang digunakan untuk obat diare. Kebiasaan masyarakat suku

Batak menggunakan gambir sebagai obat diare sudah berlangsung lama atau turun

temurun. Biasanya, anak akan sembuh (diare akan berhenti) setelah diberi gambir

yang dilarutkan dalam air dan diminumkan pada anak (27).

39

2.3. Kerangka Teori

/

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Lawrence Green dan kawan-kawan (1980) dalam Notoatmodjo (9).

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan

jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (28). Hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Perilaku

Kesehatan

Faktor Predisposisi

(Predisposing Factors):

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Keyakinan

4. Budaya

5. Nilai

6. Motivasi

7. Demografi (umur, pendi-

dikan, jumlah anak, dll)

8. Dan lain-lain

Faktor Pemungkin (Enabling

Factors):

1. Fasilitas kesehatan

2. Jarak

3. Kualitas Pelayanan

4. Sarana Prasarana

5. Dan lain-lain

Faktor Pendorong (Reinforcing

Factors):

1. Dukungan keluarga

2. Dukungan tenaga kesehatan

3. Dukungan tokoh masyarakat

4. Dan lain-lain

40

1) Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019.

2) Ada hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita

di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019.

3) Ada hubungan budaya dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019.

4) Ada hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam penanganan

diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur

Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun 2019.

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong

lintang (cross sectional) yang bertujuan untuk menganalisis faktor yang

berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

tahun 2019.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir. Alasan pemilihan lokasi

karena masih ditemukan ibu yang memiliki balita saat mengalami diare tidak

melakukan penanganan dengan baik. Selain itu belum pernah dilakukan

penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian ini.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan April 2019 sampai dengan

bulan Agustus 2019.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi ini adalah seluruh ibu mempunyai balita yang pernah menderita

diare di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir dari bulan Januari 2019 – Juni 2019 sebanyak 50 orang.

42

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (28). Menurut Arikunto, penentuan

pengambilan sampel yaitu apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua

hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (29). Berdasarkan pendapat

Arikunto, peneliti mengambil semua populasi dijadikan sampel karena jumlahnya

kurang dari 100 yaitu 50 orang.

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

1) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang penyakit diare

dan cara penanganannya.

2) Sikap adalah respon atau tanggapan ibu tentang penyakit diare dan cara

penanganannya.

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Budaya

4. Dukungan Keluarga

Penanganan Diare

pada Balita

43

3) Budaya adalah kebiasaan adat istiadat masyarakat Batak di wilayah kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula dalam mengobati anak

yang menderita diare.

4) Dukungan keluarga adalah dorongan yang diberikan oleh keluarga pada ibu

dalam penanganan diare pada balita.

5) Perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita adalah segala tingkah laku

ibu yang dilakukan dalam menangani diare yang terjadi pada balitanya.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian

No. Nama

Variabel

Jumlah

Perta-

nyaan

Cara dan Alat

Ukur

Skala

Pengukuran Value

Jenis

Skala

Ukur

Variabel X

1. Pengetahuan 10 Menghitung skor

pengetahuan

(Skor max = 10)

8-10

6-7

0-5

Baik (3)

Cukup(2)

Kurang (1)

Ordinal

2. Sikap 10 Menghitung skor

sikap

(Skor max = 40)

26-40

10-25

Positif (2)

Negatif (1)

Ordinal

4. Budaya

10 Menghitung skor

Budaya

(Skor max = 10)

6-10

0-5

Mengikuti

Budaya (2)

Tidak mengikuti

budaya (1)

Ordinal

5. Dukungan

Keluarga

10 Menghitung skor

Dukungan

keluarga

(Skor max = 10)

6-10

0-5

Baik (2)

Kurang (1)

Ordinal

Variabel Y

1. Perilaku ibu

dalam

penanganan

diare pada

balita

10 Menghitung skor

perilaku ibu

(Skor max = 10)

6-10

0-5

Baik (2)

Kurang (1)

Ordinal

44

Aspek pengukuran variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden dengan menanyakan pada

responden sebanyak 10 butir pertanyaan dengan jawaban pilihan berganda

(multiple choice) yaitu a, b, c. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan

jawaban yang salah diberi skor 0. Skor terendah adalah 0 (10 x 0) dan skor

tertinggi adalah 10 (10 x 1). Hasil jawaban responden dikategorikan:

a) Baik, jika mendapatkan skor 8-10 (76%-100%)

b) Cukup, jika mendapatkan skor 6-7 (56%-75%)

c) Kurang, jika mendapatkan skor 0-5 (<56%)

2) Sikap

Untuk mengetahui sikap responden dengan menanyakan pada responden

sebanyak 10 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban SS = Sangat Setuju,

S=Setuju, TS = Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju. Untuk pernyataan

positif jawaban sangat setuju diberi skor 4, jawaban setuju diberi skor 3,

jawaban tidak setuju diberi skor 2 dan jawaban sangat tidak setuju diberi

skor 1. Untuk pernyataan negatif jawaban sangat setuju diberi skor 1,

jawaban setuju diberi skor 2, jawaban tidak setuju diberi skor 3 dan jawaban

sangat tidak setuju diberi skor 4. Skor terendah adalah 10 (10 x 1) dan skor

tertinggi adalah 40 (10 x 4). Hasil jawaban responden dikategorikan sebagai

berikut:

a) Positif, jika mendapatkan skor 26-40

b) Negatif, jika mendapatkan skor 10-25

45

3) Budaya

Untuk mengukur variabel budaya dengan menanyakan pada responden

sebanyak 10 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban „ya‟ dan „tidak‟. Untuk

jawaban „ya‟ diberi skor 1 dan jawaban „tidak‟ diberi skor 0. Skor terendah

adalah 0 (10 x 0) dan skor tertinggi adalah 10 (10 x 1). Hasil jawaban

responden dikategorikan sebagai berikut:

a) Mengikuti budaya, jika mendapat skor 6-10

b) Tidak mengikuti budaya, jika mendapat skor 0-5

4) Dukungan Keluarga

Untuk mengetahui dukungan keluarga dengan menanyakan pada responden

sebanyak 10 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban „ya‟ dan „tidak‟. Untuk

jawaban „ya‟ diberi skor 1 dan jawaban „tidak‟ diberi skor 0. Skor terendah

adalah 0 (10 x 0) dan skor tertinggi adalah 10 (10 x 1). Hasil jawaban

responden dikategorikan sebagai berikut:

a) Baik, jika mendapat skor 6-10

b) Kurang, jika mendapat skor 0-5

5) Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare Balita

Untuk mengetahui perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita dengan

menanyakan pada responden sebanyak 10 butir pertanyaan dengan pilihan

jawaban „ya‟ dan „tidak‟. Untuk jawaban „ya‟ diberi skor 1 dan jawaban

„tidak‟ diberi skor 0. Skor terendah adalah 0 (10 x 0) dan skor tertinggi adalah

10 (10 x 1). Hasil jawaban responden dikategorikan sebagai berikut:

a) Baik, jika mendapat skor 6-10

b) Kurang, jika mendapat skor 0-5

46

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian kuantitatif ini meliputi data primer,

data sekunder dan data tertier.

1) Data primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer

dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

2) Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder diperoleh dari Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula.

3) Data tertier

Data tersier adalah suatu kumpulan dan kompilasi sumber primer dan

sumber sekunder. Data tersier dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

referensi yang sangat valid, seperti: jurnal, text book, sumber elektronik.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Data primer

Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner yang dijawab langsung oleh

responden.

47

2) Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi berupa data dari

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula.

3) Data tertier

Data tersier diperoleh melalui studi kepustakaan seperti: jurnal, text book,

sumber elektronik.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner dibagikan pada responden yang sesungguhnya, maka

kuesioner diuji kesahihannya dan kehandalannya dengan melakukan uji validitas

dan reliabilitas kepada 30 orang ibu yang mempunyai balita di Puskesmas Buhit

Kabupaten Samosir.

1) Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran

atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat

ukur. Uji validitas dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item

dengan skor total variabel menggunakan rumus korelasi Pearson product

moment (r), dengan ketentuan jika nilai r-hitung > r-tabel, maka dinyatakan

valid dan sebaliknya. Nilai r-tabel untuk 30 orang responden yaitu 0,361(29).

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

48

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Penelitian

No. Variabel r-hitung r-tabel Ket.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pengetahuan -1

Pengetahuan -2

Pengetahuan -3

Pengetahuan -4

Pengetahuan -5

Pengetahuan -6

Pengetahuan -7

Pengetahuan -8

Pengetahuan -9

Pengetahuan -10

0,527

0,694

0,701

0,650

0,819

0,917

0,522

0,888

0,392

0,609

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Sikap -1

Sikap -2

Sikap -3

Sikap -4

Sikap -5

Sikap -6

Sikap -7

Sikap -8

Sikap -9

Sikap -10

0,769

0,839

0,651

0,717

0,623

0,886

0,578

0,455

0,558

0,829

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Budaya -1

Budaya -2

Budaya -3

Budaya -4

Budaya -5

Budaya -6

Budaya -7

Budaya -8

Budaya -9

Budaya -10

0,782

0,403

0,580

0,583

0,535

0,612

0,668

0,373

0,426

0,583

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Dukungan Keluarga -1

Dukungan Keluarga -2

Dukungan Keluarga -3

Dukungan Keluarga -4

Dukungan Keluarga -5

Dukungan Keluarga -6

Dukungan Keluarga -7

Dukungan Keluarga -8

Dukungan Keluarga -9

Dukungan Keluarga -10

0,625

0,732

0,368

0,905

0,512

0,461

0,636

0,449

0,486

0,383

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

49

No. Variabel r-hitung r-tabel Ket.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Penanganan Diare pada Balita -1

Penanganan Diare pada Balita -2

Penanganan Diare pada Balita -3

Penanganan Diare pada Balita -4

Penanganan Diare pada Balita -5

Penanganan Diare pada Balita -6

Penanganan Diare pada Balita -7

Penanganan Diare pada Balita -8

Penanganan Diare pada Balita -9

Penanganan Diare pada Balita -10

0,698

0,781

0,515

0,598

0,413

0,439

0,817

0,460

0,834

0,448

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

2) Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability. Reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test

merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi dan akurasi.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat

menghasilkan data yang reliabel (29).

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat menunjukkan kehandalan dan dipercaya dengan metode

Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dengan ketentuan nilai

Cronbach Alpha>0,600, maka dinyatakan reliabel(28). Selengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

No. Variabel Nilai

Reliabilitas

Batas

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5

Pengetahuan

Sikap

Budaya

Dukungan keluarga

Penanganan Diare Balita

0,867

0,879

0,747

0,754

0,754

0,600

0,600

0,600

0,600

0,600

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

50

3.7. Metode Pengolahan Data

Proses pengolahan data pada penelitian ini mencakup beberapa tahapan

kegiatan. Data-data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah:(30)

1) Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner yang telah dijawab oleh

responden.

2) Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban responden pada lembar

kuesioner dengan tujuan data yang diperoleh dapat diolah secara benar.

3) Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel yang

diteliti, misalnya nama dirubah menjadi nomor 1,2,3,..........dan seterusnya.

4) Entering

Data entry, yakni jawaban dari masing-masing responden yang masih dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program komputer

yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5) Data Processing

Semua data yang telah diinput ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian.

3.8. Analisis Data

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program statistik

(statistic / data analysis) dengan tahapan sebagai berikut :

51

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang menggambarkan distribusi

frekuensi dari masing-masing jawaban kuesioner variabel bebas dan variabel

terikat dan juga distribusi frekuensi rekapitulasinya.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing-masing

variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan analisis Chi-Square,

pada batas kemaknaan perhitungan statistik p-value (0,05). Apabila hasil

perhitungan menunjukkan nilai p-value<=0,05 maka dikatakan ditolak, artinya

kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian

untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan

variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Limbong terletak di Desa Aek Sipitudai Kecamatan Sianjur

Mulamula. Luas wilayah kerja Puskesmas Limbong 121,43 km2, Dengan Letak

Geografis Kecamatan Sianjur Mula-Mula : 20 32„ - 20 45„ Lintang Utara : 980

42„ - 980 47 Bujur Timur. Letak di atas Permukaan Laut yaitu 50,37 meter.

Wilayah kerja puskesmas terdiri dari 12 desa, yaitu Desa Boho, Desa Aek

Sipitudai, Desa Sarimarrihit, Desa Habeahan Naburahan, Desa Singkam, Desa

Sianjur Mulamula, Desa Ginolat, Desa Hutaginjang, Desa Hutagurgur, Desa

Siboro, Desa Hasinggaandan Desa Bonandolok. Adapun batas-batas Puskesmas

Limbong adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pangururan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Harian

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ronggurnihuta

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simanindo

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Terdiri dari 4 Pustu, 10 Poskesdes dan

16 Polindesdan 1 puskesmas keliling. Jumlah posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Limbong sebanyak 45 unit dengan rincian 44 unit sebagai posyandu

purnama dan 1 unit posyandu mandiri. Jumlah penduduk dalam wilayah kerja

Puskesmas Limbong di Kecamatan Sianjur Mulamula sebanyak 8.587 jiwadan

2.154 KK. Mayoritas penduduk dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak

4.325 jiwadan laki-laki sebanyak 4.262 jiwa.

53

Visi Puskesmas Limbong mengikuti visi dan misi Kepala Daerah

Kabupaten Samosir yaitu “Terwujudnya Masyarakat Sianjur Mulamula Yang

Sehat, Sejahtera, Mandiri Dan Berdaya Saing Berbasis pada Pariwisata Dan

Pertanian“. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Limbong untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri

dan berdaya saing. Misi Puskesmas Limbong yaitu meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia dalam kesehatan agar lebih menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta mampu berkompetisi dan professional.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

Tahun 2019

No Karakteristik Jumlah

f (n=50) % 1. Umur:

a. <20 tahun b. 20-35 tahun c. >35 tahun

4 34 12

08,0 68,0 24,0

2. Pendidikan : a. Dasar (SD/SMP) b. Menengah (SMA) c. Tinggi (D3/S1/S2)

09 40 01

18,0 80,0 02,0

3. Pekerjaan : a. Ibu rumah tangga b. Petani/pedagang c. PNS

35 14 01

70,0 28,0 02,0

4. Jumlah Anak : a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang

12 25 08 05

24,0 50,0 16,0 10,0

54

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur 20-35 tahun sebanyak 34 orang (68,0%), sebagian kecil

berumur <20 tahun sebanyak 4 orang (8,0%). Berdasarkan pendidikan, sebagian

besar responden berpendidikan SMA sebanyak 40 orang (80,0%), sebagian kecil

berpendidikan tinggi (D3/S1/S2) sebanyak 1 orang (2,0%). Berdasarkan

pekerjaan, sebagian besar responden tidak bekerja (ibu rumah tangga) sebanyak

35 orang (70,0%), sebagian kecil responden bekerja sebagai PNS sebanyak 1

orang (2,0%). Berdasarkan jumlah anak, sebagian besar responden memiliki 2

orang anak sebanyak 25 orang (50,0%), sebagian kecil memiliki 4 orang anak

sebanyak 5 orang (10,0%).

4.2.2. Analisis Univariat

1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir

pernyataan pengetahuan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Pengetahuan di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % F %

1 Diare merupakan buang air besar dalam

bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam

satu hari

48 92,0 4 8,0 50 100,0

2 Kekurangan cairan (dehidrasi) gangguan

dalam keseimbangan cairan atau air pada

tubuh

40 80,0 10 20,0 50 100,0

3 Penyebab balita kekurangan cairan

(dehidrasi) adalah banyaknya cairan yang

keluar saat mengalami diare

31 62,0 19 38,0 50 100,0

4 Diare dapat ditularkan melalui feces,

udara, tangan dan makanan

26 52,0 24 48,0 50 100,0

55

No Pernyataan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % F %

5 Langkah pertama yang harus dilakukan

pada anak yang mengalami dehidrasi

akibat diare yaitu memberikan oralit pada

anak

32 64,0 18 36,0 50 100,0

6 Komplikasi yang sering dijumpai akibat

diare pada anak adalah kekurangan cairan

dan gangguan gizi akibat kelaparan

29 58,0 21 42,0 50 100,0

7 Cara membuat larutan gula garam sebagai

pengganti oralit 8 sendok gula ditambah ½

sendok teh garam dilarutkan dalam 1 liter

air

30 60,0 20 40,0 50 100,0

8 Yang harus dihindari ketika anak diare

makanan minuman bersoda dengan

pemanis buatan

26 52,0 24 48,0 50 100,0

9 Waktu yang tepat membawa anak yang

terserang diare ke dokter? ketika buang air

besar cair lebih sering dan tidak membaik

dalam tiga hari

29 58,0 21 42,0 50 100,0

10 Langkah yang dapat dilakukan untuk

mencegah diare pada anak membuang

tinja dengan benar dan menggunakan air

yang bersih

20 40,0 30 60,0 50 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa, pernyataan variabel pengetahuan yang

paling banyak dijawab “benar” adalah pertanyaan nomor 1 yaitu diare merupakan

buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari sebanyak

48 orang (92,0%). Pernyataan yang paling banyak dijawab “salah” adalah

pertanyaan nomor 10 yaitu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah diare

pada anak membuang tinja dengan benar dan menggunakan air yang bersih

sebanyak 30 orang (60,0%).

Tabel 4.2. (Lanjutan)

56

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden tentang penanganan

diare dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No. Pengetahuan f %

1. Kurang 17 34,0

2. cukup 20 40,0

3. Baik 13 26,0

Jumlah 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan cukup tentang penanganan diare pada balita sebanyak 20 orang

(40,0%), sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 13 orang (26,0%).

2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir

pernyataan sikap adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019

No. Pernyataan

Jawaban

STS TS S SS

f % f % f % f %

1 Diare dapat menyebabkan anak

kekurangan cairan 11 22,0 8 16,0 6 12,0 25 50,0

2 Setelah anak selesai bermain

sebaiknya mencuci tangan anak

dengan sabun

6 12,0 25 50,0 8 16,0 11 22,0

3 Anak dapat terserang diare karena

diberikan makanan yang kurang

bersih

7 14,0 7 14,0 12 24,0 24 48,0

4 Penanganan diare pada anak cukup

dengan memberikan cairan oralit

sesuai tingkat diare yang diderita

anak

9 18,0 12 24,0 16 32,0 13 26,0

57

No. Pernyataan

Jawaban

STS TS S SS

f % f % f % f %

5 Bila makanan disimpan lebih dari 6

jam kuman tidak dapat berkembang

biak pada makanan tersebut

14 28,0 10 20,0 10 20,0 16 32,0

6 Mencuci tangan sebelum memberi

makan dan sesudah buang air besar

merupakan langkah mencegah diare

pada anak

6 12,0 15 30,0 17 34,0 12 24,0

7 Ibu akan segera memberikan

larutan oralit saat anak balitanya

buang air besar terus menerus yang

disertai mual dan muntah

11 22,0 16 32,0 12 24,0 11 22,0

8 Ibu akan tetap menggunakan

larutan oralit yang sudah dibuat

lebih dari 24 jam

12 24,0 11 22,0 19 38,0 8 16,0

9 Ibu dapat menghentikan pemberian

cairan oralit ketika balita tidak

buang air besar terus menerus

dalam bentuk cair

16 32,0 15 30,0 8 16,0 11 22,0

10 Ibu dapat memberikan air tajin, air

kelapa atau larutan gula garam

untuk mencegah dehidrasi jika

oralit tidak tersedia di rumah

13 26,0 19 38,0 9 18,0 9 18,0

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa, pernyataan yang

paling banyak dijawab “sangat tidak setuju” adalah pertanyaan nomor 9 yaitu ibu

dapat menghentikan pemberian cairan oralit ketika balita tidak buang air besar

terus menerus dalam bentuk cair sebanyak 16 orang (32,0%). Pernyataan yang

paling banyak dijawab “tidak setuju” adalah pertanyaan nomor 2 yaitu setelah

anak selesai bermain sebaiknya mencuci tangan anak dengan sabun sebanyak 25

orang (50,0%). Pernyataan yang paling banyak dijawab “setuju” adalah

pertanyaan nomor 8 yaitu ibu akan tetap menggunakan larutan oralit yang sudah

dibuat lebih dari 24 jam sebanyak 19 orang (38,0%). Pernyataan yang paling

banyak dijawab “sangat setuju” adalah pertanyaan nomor 1 yaitu diare dapat

menyebabkan anak kekurangan cairan sebanyak 25 orang (50,0%).

Tabel 4.4. (Lanjutan)

58

Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden dalam penanganan diare

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap dalam Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No. Sikap f %

1. Negatif 28 56,0

2. Positif 22 44,0

Jumlah 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

bersikap negatif dalam menangani diare pada balita sebanyak 28 orang (56,0%),

sebagian kecil bersikap positif sebanyak 22 orang (44,0%).

3. Budaya

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir

pertanyaan budaya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Budaya di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Ya Tidak

f % f % f %

1 Ibu menggunakan gambir yang

dilarutkan jika anak mengalami

diare.

42 84,0 8 16,0 50 100,0

2 Ibu mencampur gambir dengan

tunas pisang untuk mengobati

diare anak.

50 100,

0

0 0,0 50 100,0

3 Ibu lebih percaya pengobatan

tradisional untuk mengobati

diare dibandingkan pengobatan

modern.

46 92,0 4 8,0 50 100,0

4 Gambir direbus dengan air

sampai matang.

19 38,0 31 62,0 50 100,0

5 Gambir direbus sampai airnya

tinggal sedikit agar sarinya

ampuh mengobati diare

29 58,0 21 42,0 50 100,0

59

No Pernyataan

Jawaban Total

Ya Tidak

f % f % f %

6 Gambir diberikan pada anak

selama anak mengalami diare.

29 58,0 21 42,0 50 100,0

7 Gambir yang digunakan adalah

gambir yang muda.

38 76,0 12 24,0 50 100,0

8 Apakah jika ibu mengobati anak

dengan gambir anak cepat

sembuh dari diare.

39 78,0 11 22,0 50 100,0

9 Ibu membawa ke orang pintar

(dukun) jika anda mengalami

diare.

30 60,0 20 40,0 50 100,0

10 Jika anak diare, ibu lebih

menggunakan cara-cara

tradisional dibanding langsung

membawa berobat ke bidan desa

atau puskesmas.

29 58,0

0

21 42,0 50 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pernyataan yang paling banyak

dijawab “ya” adalah pernyataan nomor 2 yaitu “Ibu mencampur gambir dengan

tunas pisang untuk mengobati diare anak” sebanyak 50 (100,0%), sedangkan

pernyataan yang paling banyak dijawab “tidak” adalah pernyataan nomor 4 yaitu

“Gambir direbus dengan air sampai matang” sebanyak 31 (62,0%).

Berdasarkan hasil penelitian, budaya responden dalam penanganan diare

pada balita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Budaya di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No. Budaya f %

1. Tidak mengikuti 12 24,0

2. Mengikuti 38 76,0

Jumlah 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.7. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

mengikuti budaya dalam penanganan diare pada balita sebanyak 38 orang

(76,0%), sebagian kecil tidak mengikuti budaya sebanyak 12 orang (24,0%).

Tabel 4.6. (Lanjutan)

60

4. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir

pertanyaan dukungan keluarga adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Dukungan

Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-

Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Ya Tidak

f % f % f %

1 Keluarga memberikan informasi

pada ibu tentang tanda dan gejala

diare.

50 100,0 0 0,0 50 100,0

2 Keluarga memberikan informasi

tentang cara mengobati penyakit

diare.

47 94,0 3 6,0 50 100,0

3 Keluarga memberikan informasi

tentang cara menangani balita

yang diare.

36 72,0 14 28,0 50 100,0

4 Keluarga memberikan semangat

pada ibu agar tidak gelisah saat

anak menderita diare.

46 92,0 4 8,0 50 100,0

5 Keluarga memberikan motivasi

pada ibu untuk tetap menjaga

kesehatan ibu.

28 56,0 22 44,0 50 100,0

6 Keluarga memberikan dukungan

pada ibu untuk selalu menjaga

balita agar terhindar diare.

37 74,0 13 26,0 50 100,0

7 Keluarga membantu menyiapkan

oralit untuk balita yang

mengalami diare.

39 78,0 11 22,0 50 100,0

8 Keluarga membantu mengerjakan

tugas ibu selama merawat balita

yang diare.

28 56,0 22 44,0 50 100,0

9 Keluarga bersedia membelikan

obat untuk balita yang mengalami

diare.

28 56,0 22 44,0 50 100,0

10 Keluarga bersedia mengantar ibu

untuk membawa balita yang

diare ke tenaga kesehatan.

36 72,0 14 28,0 50 100,0

61

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas, diketahui bahwa pernyataan yang paling

banyak dijawab “ya” adalah pernyataan nomor 1 yaitu “Keluarga memberikan

informasi pada ibu tentang tanda dan gejala diare” sebanyak 50 (100,0%),

sedangkan pernyataan yang paling banyak dijawab “tidak” adalah pernyataan

nomor 5, 8 dan 9 yaitu nomor 5 “Keluarga memberikan motivasi pada ibu untuk

tetap menjaga kesehatan ibu”, nomor 8 yaitu “Keluarga membantu mengerjakan

tugas ibu selama merawat balita yang diare”, dan nomor 9 yaitu “Keluarga

bersedia membelikan obat untuk balita yang mengalami diare” masing-masing

sebanyak 22 (44,0%).

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan keluarga responden dalam

penanganan diare pada balita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No. Dukungan Keluarga f %

1. Kurang 16 32,0

2. Baik 34 68,0

Jumlah 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.9. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

mendapat dukungan baik dari keluarga dalam penanganan diare sebanyak 34

orang (68,0%), sebagian kecil dukungan keluarga kurang sebanyak 16 orang

(32,0%).

62

5. Perilaku ibu dalam Penanganan Diare

Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada setiap butir

pertanyaan tentang perilaku ibu dalam penanganan diare adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Penanganan Diare

di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Pernyataan

Jawaban Total

Ya Tidak

f % f % f %

1 Jika anak Ibu mencret lebih dari

3 kali dalam sehari Ibu segera

memberi lebih banyak cairan

daripada biasanya.

45 90,0 5 10,0 50 100,0

2 Ibu memberikan larutan gula dan

garam ketika anak Ibu

mengalami diare jika tidak ada

larutan oralit (kemasan)

34 68,0 16 32,0 50 100,0

3 Ibu memberikan sup untuk

mengganti cairan Anak Ibu.

33 66,0 17 34,0 50 100,0

4 Ibu memberi air tajin jika Anak

Ibu mengalami diare.

26 52,0 24 48,0 50 100,0

5 Ibu memberi lebih banyak

minum air matang pada anak Ibu

yang diare.

32 64,0 18 36,0 50 100,0

6 Ibu memberikan larutan oralit

sebanyak anak Ibu mau.

27 54,0 23 46,0 50 100,0

7 Ibu memberikan larutan oralit

hingga diare anak berhenti.

27 54,0 23 46,0 50 100,0

8 Ibu terus memberi ASI jika

Anak Ibu diare pada masa

menyusui.

23 46,0 27 54,0 50 100,0

9 Ibu memberikan susu jika anak

sudah tidak mendapatkan ASI.

19 38,0 31 62,0 50 100,0

10 Ibu memberikan bubur pada

Anak yang mengalami diare.

34 68,0 16 32,0 50 100,0

63

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pernyataan yang paling banyak

dijawab “ya” adalah pernyataan nomor 1 yaitu “Jika anak Ibu mencret lebih dari 3

kali dalam sehari Ibu segera memberi lebih banyak cairan daripada biasanya”

sebanyak 45 (90,0%), sedangkan pernyataan yang paling banyak dijawab “tidak”

adalah pernyataan nomor 9 yaitu “Ibu memberikan susu jika anak sudah tidak

mendapatkan ASI” sebanyak 31 (62,0%).

Berdasarkan hasil penelitian, perilaku ibu dalam penanganan diare pada

balita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No. Perilaku ibu dalam

Penanganan Diare

f %

1. Kurang 29 58,0

2. Baik 21 42,0

Jumlah 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.11. di atas diketahui bahwa sebagian besar perilaku

ibu yang mempunyai balita kurang baik dalam penanganan diare sebanyak 29

orang (58,0%), sebagian kecil perilaku responden dalam kategori baik sebanyak

21 orang (42,0%).

64

4.2.3. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan

Diare Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu

dalam penanganan diare pada balita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu

Dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Pengetahuan

Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare pada

Balita Jumlah

p-value Kurang Baik f % f % F %

1 2 3

Kurang Cukup Baik

14 12 03

28,0 24,0 06,0

03 08 10

06,0 16,0 20,0

17 20 13

34,0 40,0 26,0

0,005

Jumlah 29 58,0 21 42,0 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.12. menunjukkan bahwa dari 17 responden yang

berpengetahuan kurang sebagian besar perilakunya kurang baik dalam

penanganan diare pada balita sebanyak 14 orang (28,0%). Dari 20 responden yang

berpengetahuan cukup sebagian besar perilakunya kurang baik dalam penanganan

diare pada balita sebanyak 12 orang (24,0%). Dari 13 responden yang

berpengetahuan baik sebagian besar perilakunya baik dalam penanganan diare

pada balita sebanyak 10 orang (20,0%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p-value

sebesar 0,005< 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

tahun 2019.

65

2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare Pada

Balita

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Sikap

Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare pada

Balita Jumlah

p-value Kurang Baik f % f % F %

1 2

Negatif Positif

21 8

42,0 16,0

7 14

14,0 28,0

28 22

56,0 44,0 0,014

Jumlah 29 58,0 21 42,0 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.13. menunjukkan bahwa dari 28 responden yang

bersikap negatif sebagian besar perilakunya kurang baik dalam penanganan diare

pada balita sebanyak 21 orang (42,0%). Dari 22 responden yang bersikap positif

sebagian besar perilakunya baik dalam penanganan diare pada balita sebanyak 14

orang (28,0%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p-value

sebesar 0,014< 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap

dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun

2019.

3. Hubungan Budaya dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare

Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan budaya dengan perilaku ibu dalam

penanganan diare pada balita dapat dilihat pada tabel berikut.

66

Tabel 4.14. Tabulasi Silang Hubungan Budaya Dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong

Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Budaya

Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare pada Balita Jumlah p-

value Kurang Baik f % f % F %

1 2

Tidak mengikuti Mengikuti

2 27

4,0 54,0

10 11

20,0 22,0

12 38

24,0 76,0 0,003

Jumlah 29 58,0 21 42,0 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.14. menunjukkan bahwa dari 12 responden yang

tidak mengikuti budaya sebagian besar perilakunya baik dalam penanganan diare

pada balita sebanyak 10 orang (20,0%). Dari 38 responden yang mengikuti

budaya sebagian besar perilakunya kurang baik dalam penanganan diare pada

balita sebanyak 27 orang (54,0%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p-value

sebesar 0,003< 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara budaya

dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir tahun

2019.

67

4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu Dalam

Penanganan Diare Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan dukungan keluarga dengan

perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku

Ibu Dalam Penanganan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019

No Dukungan Keluarga

Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare pada Balita Jumlah p-

value Kurang Baik f % f % F %

1 2

Kurang Baik

15 14

30,0 28,0

1 20

2,0 40,0

16 34

32,0 68,0 0,001

Jumlah 29 58,0 21 42,0 50 100,0

Berdasarkan Tabel 4.15. menunjukkan bahwa dari 16 responden yang

kurang mendapat dukungan keluarga sebagian besar perilakunya kurang baik

dalam penanganan diare pada balita sebanyak 15 orang (30,0%). Dari 34

responden yang mendapat dukungan keluarga baik sebagian besar perilakunya

baik dalam penanganan diare pada balita sebanyak 20 orang (40,0%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p-value

sebesar 0,001< 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

Keluarga dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

tahun 2019.

68

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan

Diare Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019, p = 0,005 < 0,05. Dari 17 responden yang

berpengetahuan kurang sebagian besar perilakunya kurang baik dalam

penanganan diare pada balita (28,0%). Dari 20 responden yang berpengetahuan

cukup sebagian besar perilakunya kurang baik dalam penanganan diare pada

balita (24,0%). Dari 13 responden yang berpengetahuan baik sebagian besar

perilakunya baik dalam penanganan diare pada balita (20,0%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Humrah

tahun 2018 di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa menunjukkan

bahwa rata-rata pengetahuan ibu tentang penanganan awal balita diare adalah

cukup (51,7%), sedangkan yang berpengetahuan buruk (41,4%) dan hanya 6,9%

ibu yang berpengetahuan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak

ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang. Pengetahuan yang kurang ini

dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor pengalaman dan

pendidikan (7).

Demikian juga penelitian yang dilakukan Farida tahun 2016 di Posyandu

Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, bahwa dari 30

responden sebanyak 70% ibu yang mempunyai pengetahuan baik. Hasil uji

Spearman rho diperoleh nilai p = 0,000 lebih kecil dari alfa (0,05) yang berarti

69

ada hubungan antara pengetahuan tentang diare dengan penanganan diare di

posyandu Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung (8).

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Khasanah tahun 2016 di

wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta, ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku pencegahan diare pada ibu

dengan nilai korelasi Kendall Tau sebesar 0,416 dengan p-value 0,000 (11).

Penelitian Kurniati di wilayah kerja Puskesmas Paruga Kecamatan Rasanae Barat

Kota Bima tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan (p = 0,027) dengan upaya penanganan diare pada anak balita Etnis

Bima (12).

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (9).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya (13).

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa

pengetahuan ibu berhubungan signifikan dengan penanganan diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten

Samosir. Ibu yang berpengetahuan baik cenderung melakukan penanganan diare

pada balita dengan baik pula dan sebaliknya ibu dengan pengetahuan kurang

70

cenderung melakukan penanganan diare pada balita kurang baik. Pengetahuan ibu

yang baik disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat pendidikan yang tinggi

(SMA ke atas), sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang masih banyak yang

berpendidikan dasar (SD/SMP). Selain itu juga sebagian ibu yang berpengetahuan

baik karena mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan tentang cara melakukan

penanganan diare pada balita seperti membuat oralit (larutan gula dan garam)

sebagai langkah pertama jika anak mengalami diare, memberi air minum yang

dimasak, terus memberikan ASI bagi ibu yang masih menyusui.

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare Pada

Balita

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara sikap dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten

Samosir tahun 2019, p = 0,014 < 0,05. Dari 28 responden yang bersikap negatif

sebagian besar perilakunya kurang baik dalam penanganan diare pada balita

sebanyak 21 orang (42,0%). Dari 22 responden yang bersikap positif sebagian

besar perilakunya baik dalam penanganan diare pada balita sebanyak 14 orang

(28,0%).

Penelitian ini sejalan penelitian Farida tahun 2016 di Posyandu Desa

Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung bahwa sebagian

responden mempunyai sikap positif. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,000 < 0,05

yang berarti ada hubungan antara sikap ibu balita dengan penanganan diare di

posyandu Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung (8).

71

Berbeda dengan penelitian Kurniati di wilayah kerja Puskesmas Paruga

Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima tahun 2013 menunjukkan bahwa sikap ibu

tidak berhubungan dengan upaya penanganan diare pada anak balita Etnis Bima (p

= 0,652) (12).

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara

nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindakdan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu (9).

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sikap ibu berhubungan signifikan dengan penanganan diare pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir.

Ibu dengan sikap positif melakukan penanganan diare pada balita dengan baik,

sebaliknya ibu dengan sikap negatif melakukan penanganan diare pada balita

kurang baik. Sikap negatif ibu tersebut disebabkan ibu berpandangan bahwa jika

anak mengalami diare maka anak akan sembuh dengan sendirinya, biasanya diberi

gambir dengan pisang. Selain itu sikap negatif itu juga dal pemberian makan ibu

sering memberi anak yang kurang bersih seperti tidak mencuci tangan sebelum

mengolah bahan makanan dan sebelum menyuapi anak. Kadang ibu baru

memegang sesuai yang kurang bersih langsung menyuapi anak sehingga kuman /

72

kotoran ikut masuk melalui makanan ke saluran pencernaan anak dan

menimbulkan diare.

4.3.3. Hubungan Budaya dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Diare

Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara budaya dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita

di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten

Samosir tahun 2019, p = 0,003 < 0,05. Dari 12 responden yang tidak mengikuti

budaya sebagian besar perilakunya baik dalam penanganan diare pada balita

sebanyak 10 orang (20,0%). Dari 38 responden yang mengikuti budaya sebagian

besar perilakunya kurang baik dalam penanganan diare pada balita sebanyak 27

orang (54,0%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniati di

wilayah kerja Puskesmas Paruga Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima tahun

2013 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara budaya dengan upaya

penanganan diare pada anak balita Etnis Bima (p = 0,021) (12).

Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera.

Suku Batak mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan suku yang lainnya di

Indonesia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakandan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia

dengan cara mempelajarinya. Dalam kebudayaan masyarakat Batak pengobatan

tradisional yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi

kepercayaan masyarakat (kearifan lokal) yang mampu menyembuhkan penyakit.

73

Masyarakat Batak tidak terlepas dari pengobatan tradisional yang telah mendarah

daging di dalam kehidupannya sebagai hasil budaya masyarakat (27).

Masyarakat Batak telah mampu mengidentifikasi spesies tumbuhan yang

dikenal dan dimanfaatkan untuk ramuan obat. Bagian tumbuhan obat yang dapat

dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional seperti akar, batang,

daun, bunga, buah dan lainnya. Salah satu tumbuhan atau tanaman yang dijadikan

obat adalah gambir yang digunakan untuk obat diare. Kebiasaan masyarakat suku

Batak menggunakan gambir sebagai obat diare sudah berlangsung lama atau turun

temurun. Biasanya, anak akan sembuh (diare akan berhenti) setelah diberi gambir

yang dilarutkan dalam air dan diminumkan pada anak (27).

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian ini bahwa budaya

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir berhubungan signifikan dengan penanganan diare pada

balita. Ibu yang masih memegang budaya dalam pengobatan diare pada anaknya

cenderung mengikuti budaya suku Batak yaitu memberikan gambir tetapi secara

ilmu kesehatan belum terbukti apakah praktek pemberian gambir tersebut sudah

tepat. Budaya masyarakat Batak tersebut sebenarnya tidak dapat disalahkan juga

karena praktek tersebut sudah berlangsung turun temurun dan bukti-bukti

kesembuhan anak yang diberi gambir sering dirasakan oleh warga masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten

Samosir. Kebiasaan atau budaya tersebut merupakan bentuk kearifan lokal

masyarakat Batak di wilayah Kerja Puskesmas Limbong yang tidak ditemui pada

suku lainnya baik di Sumatera Utara maupun di luar provinsi Sumatera Utara.

Masyarakat masih percaya terhadap alam yang dapat memberikan kesembuhan

pada sakit yang dirasakan oleh manusia.

74

4.3.4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam penanganan diare

pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019, p = 0,001 < 0,05. Dari 16 responden yang kurang

mendapat dukungan keluarga sebagian besar perilakunya kurang baik dalam

penanganan diare pada balita sebanyak 15 orang (30,0%). Dari 34 responden yang

mendapat dukungan keluarga baik sebagian besar perilakunya baik dalam

penanganan diare pada balita sebanyak 20 orang (40,0%).

Penelitian Kurniati di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima

menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan upaya

penanganan diare pada anak balita. Adapun nilai probabilitas yang didapatkan (p=

0,000). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ambari bahwa dari

analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,836 dengan p = 0,00

(p<0,05)(12).

Dukungan adalah dorongan atau bantuan. Dukungan sosial keluarga

adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis

dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau

diadakan untuk keluarga (dukungan keluarga bisa atau tidak digunakan, tapi

anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan) (25).

75

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dukungan yang diperoleh ibu dari keluarga berhubungan signifikan dalam

penanganan diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir. Ibu yang mendapatkan dukungan dengan

baik cenderung melakukan penanganan diare pada balita dengan baik dan

sebaliknya ibu yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga cenderung

penanganan diare pada balita kurang baik. Kurangnya dukungan dari keluarga

terlihat dari masih kurangnya keluarga memberikan semangat pada ibu pada saat

anak mengalami diare, keluarga atau suami tidak gentian menjaga anak atau

membantu merawat anak jika mengalami diare, keluarga tidak membantu

menyiapkan oralit ketiak anak diare. Ada juga keluarga yang tidak mau mengantar

ibu dan anak ke tenaga kesehatan untuk berobat saat anak mengalami diare.

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019, p = 0,005 < 0,05.

2. Sikap berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten

Samosir tahun 2019, p = 0,014 < 0,05.

3. Budaya berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare pada balita

di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir tahun 2019, p = 0,003 < 0,05.

4. Dukungan keluarga berhubungan dengan perilaku ibu dalam penanganan diare

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-

Mula Kabupaten Samosir tahun 2019, p = 0,001 < 0,05.

5.2. Saran

Saran-saran disampaikan kepada beberapa pihak sebagai berikut :

1. Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir

a. Disarankan kepada pihak Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-

Mula Kabupaten Samosir untuk menginstruksikan kepada pegawai

puskesmas terutama bagian promosi kesehatan untuk memberikan

77

informasi kepada ibu yang memiliki balita tentang penanganan diare pada

balita.

b. Membagikan kemasan oralit kepada ibu yang memiliki balita sebagai

bentuk antisipasi jika sewaktu-waktu anak mengalami gangguan diare.

c. Tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi berupa penyuluhan

kesehatan kepada ibu yang memiliki balita tentang pentingnya penanganan

diare pada balita secara tepat.

2. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan

Disarankan kepada Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan

agar membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang penanganan diare

pada balita sehingga dapat diterapkan pada saat mahasiswa terjun atau bekerja

ke lapangan.

3. Peneliti selanjutnya

Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan kepada peneliti selanjutnya

tentang penanganan diare pada balita untuk melengkapi hasil penelitian yang

telah ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Diarrhoeal Disease [Internet]. 2017 [cited 2019 Feb 13]. Available

from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease

2. UNICEF. Diarrhoeal disease [Internet]. 2018 [cited 2019 Feb 13]. Available

from: from: https://data.unicef.org/topic/child-health/diarrhoeal-disease/

3. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

4. Kemenkes RI. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

5. BPS Sumut. Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TBdan Malaria

menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara [Internet]. 2018 [cited

2019 Feb 13]. Available from: https://sumut.bps.go.id/statictable/2018/11/21/

1216/jumlah-kasus-hiv-aids-ims-dbd-diare-tb-dan-malaria-menurut-

kabupaten-kota-di-provinsi-sumatera-utara-2016.html

6. Dinkes Kab. Samosir. Profil Kesehatan Kabupaten Samosir Tahun 2016

[Internet]. Depkes.Go.Id. Samosir: Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir;

2017.

7. Humrah, Safiyanthy I, Wong A, Mukarramah S. Gambaran Pengetahuan Ibu

Balita Dalam Penanganan Awal Balita Diare Di Desa Bone Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2017. Midwife J. 2018;5(01):1–7.

8. Farida. Hubungan Pengetahuan Tentang Diare Dengan Sikap Ibu Balita

Dalam Penanganan Diare Di Posyandu Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir

Kabupaten Tulungagung. NurseLine J. 2016;1(1):11–7.

9. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Cetakan 5. Jakarta: Rineka Cipta;

2015.

10. Puskesmas Limbong. Profil Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-

Mula Kabupaten Samosir Tahun 2017. Aek Sipitudai: Puskesmas Limbong;

2018.

11. Khasanah U, Sari GK. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare

Dengan Perilaku Pencegahan Diare Pada Balita. J Kesehat “Samodra Imu.”

2016;07(02):149–60.

12. Kurniati TA, Suriah, Rahman A. Upaya Ibu Dalam Penanganan Diare Pada

Anak Balita Etnis Bima Di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima.

Universitas Hasanuddin; 2013.

13. Wawan A, Dewi M. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Cetakan 3. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.

14. Hidayat A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Cetakan 5. Jakarta: Salemba

Medika; 2016.

15. Ramaiah S. Diare. Cetakan 3. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer; 2015.

16. Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Cetakan 4. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2015.

17. Suharyono. Diare Akut : Klinik dan Laboratorik. Edisi 3. Jakarta: Rineka

Ilmu; 2016.

18. Soegijanto. Ilmu Penyakit Anak: Diagnosa dan Penatalaksanaan. Cetakan 4.

Jakarta: Salemba Medika; 2014.

19. Anandita. Mengenal Bahaya Penyakit Diare. Cetakan 1. Jakarta: Quadra;

2015.

20. Maryunani A, Prayitno H. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta:

Trans Info Media; 2016.

21. Ronald H. Pedoman Perawatan Kesehatan Anak Diare. Cetakan 2. Bandung:

Yrama Widya; 2015.

22. Kemenkes RI. Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit

Diare. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PLP Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia; 2015.

23. Supariasa I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC; 2015.

24. Azwar S. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Cetakan 5. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar; 2016.

25. Friedman M. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik.

Jakarta: EGC; 2014.

26. Sarwono S. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya.

Cetakan 3. Yogyakarta: Gadjah Mada Press; 2013.

27. Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat;

2014.

28. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta; 2015.

29. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta; 2015.

30. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bidang Kesehatan

Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Citapustaka Media Perintis; 2015.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kabupaten Samosir Tahun 2019

Peneliti : NurisWatyNadeak

Nama tersebut di atas adalah mahasiswa Program Studi S-I Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia Medan yang melaksanakan

penelitian berjudul : “Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Limbong Kecamatan

Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2019.” Penelitian ini dilaksanakan

sebagai salah satu tugas akhir di Program Studi S-I Ilmu Kesehatan Masyarakat

di Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian sesuai dengan judul di

atas, maka saya bersedia menjadi responden untuk memberikan jawaban sesuai

tugas dan tanggungjawab saya.

Partisipasi saya dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa pengaruh dari

pihak manapun juga. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan informasi ini

hanya digunakan untuk kepentingan serta pengembangan ilmu kesehatan

masyarakat.

Demikianlah Keterangan persetujuan ini saya perbuat semoga dapat

digunakan seperlunya.

Responden,

(................................)

KUESIONER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM

PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LIMBONG KECAMATAN SIANJUR MULA-

MULA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2019

No. Responden : .....................

(Diisi oleh peneliti)

Identitas Responden

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisi Ibu.

1. Nama / Inisial : .........................................

2. Umur : ............... Tahun

3. Pendidikan terakhir : a. Tamat SD

b. Tamat SMP

c. Tamat SMA

d. Tamat Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan : .........................................

5. Jumlah Anak : ..........................................

PENGETAHUAN

1. Apa yang dimaksud diare?

a. Mencret dan muntah berturut-turut

b. Buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari

c. Keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal

2. Apa yang dimaksud dengan kekurangan cairan (dehidrasi)?

a. Gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh

b. Banyaknya air yang keluar dari tubuh

c. Gangguan pencernaan yang menyebabkan kurangnya air dalam tubuh

3. Apa penyebab balita kekurangan cairan (dehidrasi)?

a. Sedikitnya asupan makanan atau minuman yang diterima balita

b. Balita tidak mau minum dan menangis terus

c. Banyaknya cairan yang keluar saat mengalami diare

4. Bagaimana diare dapat ditularkan?

a. Feces, udara, tangan dan makanan

b. Tidak mencuci tangan dan feces

c. Polusi udara, air yang tercemar dan pakaian yang kotor

5. Apa langkah pertama yang harus dilakukan pada anak yang mengalami

dehidrasi akibat diare?

a. Membawa anak berobat segera ke pelayanan kesehatan

b. Memberikan oralit pada anak

c. Memberikan sup, air tajin atau air kelapa pada anak

6. Apa komplikasi yang sering dijumpai akibat diare pada anak?

a. Kekurangan cairan dan gangguan gizi akibat kelaparan

b. Kehilangan berat badan

c. Rasa haus dan lapar yang sangat besar

7. Bagaimana cara membuat larutan gula garam sebagai pengganti oralit?

a. 8 sendok gula ditambah ½ sendok teh garam dilarutkan dalam 1 liter air

b. 2 sendok gula ditambah 1 sendok teh garam dilarutkan dalam 1 liter air

c. 1 sendok gula ditambah ¼ sendok teh garam dilarutkan dalam 1 liter air

8. Apa saja yang harus dihindari ketika anak diare makanan?

a. Minuman bersoda dengan pemanis buatan

b. Kentang, bakmi dan biskuit

c. Makanan mengandung lemak dalam jumlah tinggi dan sup

9. Kapan waktu yang tepat membawa anak yang terserang diare ke dokter?

Ketika:

a. Buang air besar cair lebih sering dan tidak membaik dalam tiga hari

b. Demam tinggi, muntah dan mengalami keringat dingin

c. Tinja keras dan anak muntah berulang-ulang dalam jumlah banyak

10. Apa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah diare pada anak?

a. Memasak sayuran terlalu masak dan mencuci tangan sehabis makan

b. Membersihkan bak mandi 3 kali sehari dan mencuci botol susu

c. Membuang tinja dengan benar dan menggunakan air yang bersih

SIKAP

Petunjuk :

Jawablah Pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

yang anda anggap paling sesuai dengan diri Anda.

SS = Sangat Setuju, S=Setuju, TS = Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Skor SS S TS STS

1 Diare dapat menyebabkan anak

kekurangan cairan

2 Setelah anak selesai bermain

sebaiknya mencuci tangan anak

dengan sabun

3 Anak dapat terserang diare karena

diberikan makanan yang kurang

bersih

4 Penanganan diare pada anak cukup

dengan memberikan cairan oralit

sesuai tingkat diare yang diderita

anak

5 Bila makanan disimpan lebih dari 6

jam kuman tidak dapat berkembang

biak pada makanan tersebut

6 Mencuci tangan sebelum memberi

makan dan sesudah buang air besar

merupakan langkah mencegah diare pada anak

7 Ibu akan segera memberikan larutan

oralit saat anak balitanya buang air

besar terusmenerus yang disertai

mual dan muntah

8 Ibu akan tetap menggunakan larutan

oralit yang sudah dibuat lebih dari 24

jam

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Skor SS S TS STS

9 Ibu dapat menghentikan pemberian

cairan oralit ketika balita tidak buang

air besar terus menerus dalam bentuk

cair

10 Ibu dapat memberikan air tajin, air

kelapa atau larutan gula garam untuk

mencegah dehidrasi jika oralit tidak

tersedia di rumah

BUDAYA

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada kolom

jawaban yang telah disediakan.

No PERNYATAAN Pilihan Jawaban

Skor Ya Tidak

1 Ibu menggunakan gambir yang dilarutkan

jika anak mengalami diare.

2 Ibu mencampur gambir dengan tunas

pisang untuk mengobati diare anak.

3 Ibu lebih percaya pengobatan tradisional

untuk mengobati diare dibandingkan

pengobatan modern.

4 Gambir direbus dengan air sampai matang.

6 Gambir diberikan pada anak selama anak

mengalami diare.

7 Gambir yang digunakan adalah gambir

yang muda.

8 Apakah jika ibu mengobati anak dengan

gambir anak cepat sembuh dari diare.

9 Ibu membawa ke orang pintar (dukun) jika

anda mengalami diare.

10 Jika anak diare, ibu lebih menggunakan

cara-cara tradisional dibanding langsung

membawa berobat ke bidan desa atau

puskesmas.

DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada kolom

jawaban yang telah disediakan.

No PERNYATAAN Pilihan Jawaban

Skor Ya Tidak

1. Keluarga memberikan informasi pada ibu

tentang tanda dan gejala diare.

2. Keluarga memberikan informasi tentang

cara mengobati penyakit diare.

3. Keluarga memberikan informasi tentang

cara menangani balita yang diare.

4. Keluarga memberikan semangat pada ibu

agar tidak gelisah saat anak menderita

diare.

5. Keluarga memberikan motivasi pada ibu

untuk tetap menjaga kesehatan ibu.

6. Keluarga memberikan dukungan pada ibu

untuk selalu menjaga balita agar terhindar

diare.

7. Keluarga membantu menyiapkan oralit

untuk balita yang mengalami diare.

8. Keluarga membantu mengerjakan tugas ibu

selama merawat balita yang diare.

9. Keluarga bersedia membelikan obat untuk

balita yang mengalami diare.

10. Keluarga bersedia mengantar ibu untuk

membawa balita yang diare ke tenaga

kesehatan.

PENANGANAN DIARE PADA BALITA

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada kolom

jawaban yang telah disediakan.

No PERNYATAAN Pilihan Jawaban

Skor Ya Tidak

1 Jika anak Ibu mencret lebih dari 3 kali

dalam sehari Ibu segera memberi lebih

banyak cairan daripada biasanya.

2 Ibu memberikan larutan gula dan garam

ketika anak Ibu mengalami diare jika tidak

ada larutan oralit (kemasan)

3 Ibu memberikan sup untuk mengganti

cairan Anak Ibu.

4 Ibu memberi air tajin jika Anak Ibu

mengalami diare.

5 Ibu memberi lebih banyak minum air

matang pada anak Ibu yang diare.

6 Ibu memberikan larutan oralit sebanyak

anak Ibu mau.

7 Ibu memberikan larutan oralit hingga diare

anak berhenti.

8 Ibu terus memberi ASI jika Anak Ibu diare

pada masa menyusui.

9 Ibu memberikan susu jika anak sudah tidak

mendapatkan ASI.

10 Ibu memberikan bubur pada Anak yang

mengalami diare.

KUNCI JAWABAN

No Pengetahuan Sikap Budaya Duk.kel Perilaku

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

b

a

c

a

b

a

a

a

a

c

Positif

Positif

Positif

Positif

Negatif

Positif

Positif

Negatif

Positif

Positif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Positif

Keterangan:

1. Variabel pengetahuan, berdasarkan jawaban yang benar dari pertanyaan

pilihan berganda (multiplechoice).

2. Variabel sikap, budaya, dukungan keluarga, perilaku, jawaban responden

bebas berdasarkan jenis pernyataan.

Lampiran 2

Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh

1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 26 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

2 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 3 3 2 2 3 1 2 3 3 24 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7

4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2 2 3 4 4 2 1 2 3 2 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 6

7 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 3 2 3 4 4 3 2 2 4 3 30 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 22 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 3 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7

9 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 3 1 3 1 3 3 2 1 20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3 1 3 3 3 1 2 1 4 1 22 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7

12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 36 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 3 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2

13 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 3 3 1 4 2 3 2 2 4 3 27 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

14 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 34 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

15 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 2 3 1 2 1 3 3 3 1 20 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7

16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 33 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

17 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 26 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

18 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 2 2 3 3 1 2 3 3 1 2 22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4

19 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 4 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3

21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2 2 1 2 1 2 1 4 4 2 21 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 3 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2

22 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 16 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 14 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7

24 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 6

25 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

26 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 26 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2

28 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 36 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9

29 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 2 2 3 2 4 2 4 4 4 2 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

NoPENGETAHUAN PENANGAN DIARE PADA BALITASIKAP BUDAYA DUKUNGAN KELUARGA

Lampiran 3

MASTER DATA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBONG KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR

TAHUN 2019

No

Resp Umur didik kerja anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 2 4 3 4 4 2 4 3 4 2 3 33 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5 1

2 2 2 2 2 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 4 1 2 2 4 4 1 2 2 2 1 2 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 1

3 2 2 1 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 1 1 1 4 4 4 1 1 4 2 2 24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5 1

4 2 2 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 1 4 2 2 3 2 2 3 2 2 1 23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 5 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 1

5 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 3 4 3 2 2 3 2 4 3 2 2 27 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2

6 2 3 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 30 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 2

7 2 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 1 4 2 4 3 1 3 4 1 1 3 26 2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 1

8 3 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 4 1 2 2 4 3 2 2 4 1 25 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2

9 3 2 1 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 2 4 4 1 1 4 2 1 1 1 2 21 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5 1

10 2 2 1 2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 2 4 2 4 3 4 2 1 2 1 2 25 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 1

11 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 1 4 1 1 4 4 2 1 1 2 2 22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1

12 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 3 1 2 3 3 1 4 2 2 1 4 23 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2

13 1 2 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 2 1 2 4 3 1 4 4 4 4 2 29 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 1

14 2 2 2 2 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5 1 4 3 1 2 4 2 2 1 1 4 24 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 2

15 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 2 3 2 1 1 2 3 2 2 1 2 19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 5 1

16 3 2 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 3 4 2 4 3 4 2 2 2 2 2 27 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 2

17 2 2 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 6 2 4 1 2 2 1 2 3 3 1 3 22 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 1

18 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 3 4 4 1 1 4 3 3 4 3 1 28 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 2

19 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 3 4 2 4 3 4 3 1 3 4 3 31 2 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 1

20 2 2 1 3 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 5 1 4 2 1 1 1 1 2 4 2 4 22 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 1

21 3 2 1 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 1 2 2 4 1 2 4 1 4 1 2 23 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 2 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 5 1

22 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 3 1 1 4 4 2 3 4 4 4 1 28 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2

23 2 2 1 2 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6 2 3 4 3 2 3 3 2 2 1 2 25 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5 1

24 3 2 2 4 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 2 2 2 4 1 2 2 1 3 4 23 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 1

25 1 2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 3 1 2 2 4 3 1 2 4 4 4 3 29 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1

26 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 32 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 2

27 2 2 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 2 4 3 4 2 4 3 4 2 1 1 28 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 5 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 1

28 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 3 4 4 4 4 2 2 2 4 2 3 31 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 2

29 2 1 1 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 2 4 4 1 1 4 2 2 2 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 1

30 2 2 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 2 4 2 4 3 4 3 2 3 28 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2

31 3 2 1 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 5 1

32 2 2 1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 2 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 31 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2

33 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 3 4 2 3 1 1 1 4 2 1 1 20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 1

34 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 3 4 1 1 3 1 3 4 1 2 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 1

35 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 2 4 2 3 4 3 4 2 4 2 2 30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 1

36 2 2 1 2 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 5 1 3 4 3 3 4 3 4 3 2 1 30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 2

37 3 1 1 3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 33 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 2

38 2 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 2 1 2 3 3 1 1 2 2 1 4 20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 1

39 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 3 1 2 4 3 1 4 3 1 4 1 24 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 2

KatDUKUNGAN KELUARGA

Jlh. Kat KatKarakteristik Responden

Jlh. KatJlh. Kat Jlh.PENGETAHUAN SIKAP PENANGANAN DIARE PADA BALITABUDAYA

Jlh.

40 2 2 1 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 4 1 2 2 2 3 2 4 3 2 4 1 25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 1

41 3 2 2 4 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 5 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 33 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 2

42 3 2 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 2 4 2 3 4 1 4 1 1 4 1 25 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 2

43 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 1 1 4 4 1 1 2 1 3 2 1 20 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 2 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 1

44 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 31 2 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 2

45 2 2 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 1 3 4 3 2 3 3 1 3 1 1 24 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 1

46 2 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 6 2 4 3 4 2 1 4 2 1 4 2 27 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1

47 3 2 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 2 2 2 4 1 2 4 1 2 4 2 24 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2

48 3 2 2 3 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 1 1 4 2 2 3 2 2 3 1 21 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 1

49 2 2 1 3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 2 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 31 2 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 2

50 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 2 1 2 4 3 1 3 1 2 1 4 22 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 2

Keterangan :

Umur : Pendidikan: Pekerjaan : Jumlah Anak: Pengetahuan : Sikap: Budaya : Dukungan Keluarga : Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

1 = <20 tahun 1 = Dasar (SD dan SMP) 1 = Ibu rumah tangga 1 = 1 orang Jawaban : Jawaban : Jawaban : Jawaban : Jawaban :

2 = 20-35 tahun 2 = Menengah (SMA) 2 = Petani 2 = 2 orang 0 = Salah 1 = STS 0 = Tidak 0 = Tidak 0 = Tidak

3 = >35 tahun 3 = Tinggi (D3/S1) 3 = Pegawai 3 = 3 orang 1 = Benar 2 = TS 1 = Ya 1 = Ya 1 = Ya

4 = 4 orang 3 = S

4 = SS

Kategori : Kategori : Kategori : Kategori : Kategori :

1 = Kurang (0-5) 1 = Negatif (10-25)1 = Tidak mengikuti (0-5) 1 = Kurang (0-5) 1 = Kurang (0-5)

2 = Cukup (6-7) 2 = Positif (26-40) 2 = Mengikuti (6-10) 2 = Baik (6-10) 2 = Baik (6-10)

3 = Baik (8-10)

LAMPIRAN 4 OUTPUT VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Correlations

Jumlah

Pengetahuan

Pengetahuan-1 Pearson Correlation .527**

Sig. (2-tailed) .003

N 30

Pengetahuan-2 Pearson Correlation .694**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Pengetahuan-3 Pearson Correlation .701**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Pengetahuan-4 Pearson Correlation .650**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Pengetahuan-5 Pearson Correlation .819**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Pengetahuan-6 Pearson Correlation .917**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Pengetahuan-7 Pearson Correlation .522**

Sig. (2-tailed) .003

N 30

Pengetahuan-8 Pearson Correlation .888**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Pengetahuan-9 Pearson Correlation .392*

Sig. (2-tailed) .032

N 30

Pengetahuan-10 Pearson Correlation .609**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Jumlah Pengetahuan Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.867 10

Correlations

Correlations

Jumlah Sikap

Sikap-1 Pearson Correlation .769**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Sikap-2 Pearson Correlation .839**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Sikap-3 Pearson Correlation .651**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Sikap-4 Pearson Correlation .717**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Sikap-5 Pearson Correlation .623**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Sikap-6 Pearson Correlation .886**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Sikap-7 Pearson Correlation .578**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Sikap-8 Pearson Correlation .455*

Sig. (2-tailed) .012

N 30

Sikap-9 Pearson Correlation .558**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Sikap-10 Pearson Correlation .829**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Jumlah Sikap Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.879 10

Correlations

Correlations

Jumlah Budaya

Budaya-1 Pearson Correlation .782**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Budaya-2 Pearson Correlation .403*

Sig. (2-tailed) .027

N 30

Budaya-3 Pearson Correlation .580**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Budaya-4 Pearson Correlation .583**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Budaya-5 Pearson Correlation .535**

Sig. (2-tailed) .002

N 30

Budaya-6 Pearson Correlation .612**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Budaya-7 Pearson Correlation .668**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Budaya-8 Pearson Correlation .373*

Sig. (2-tailed) .043

N 30

Budaya-9 Pearson Correlation .426*

Sig. (2-tailed) .019

N 30

Budaya-10 Pearson Correlation .583**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Jumlah Budaya Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.747 10

Correlations

Correlations

Jumlah Dukungan

Keluarga

Dukungan Keluarga-1 Pearson Correlation .625**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Dukungan Keluarga-2 Pearson Correlation .732**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Dukungan Keluarga-3 Pearson Correlation .368*

Sig. (2-tailed) .045

N 30

Dukungan Keluarga-4 Pearson Correlation .905**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Dukungan Keluarga-5 Pearson Correlation .512**

Sig. (2-tailed) .004

N 30

Dukungan Keluarga-6 Pearson Correlation .461*

Sig. (2-tailed) .010

N 30

Dukungan Keluarga-7 Pearson Correlation .636**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Dukungan Keluarga-8 Pearson Correlation .449*

Sig. (2-tailed) .013

N 30

Dukungan Keluarga-9 Pearson Correlation .486**

Sig. (2-tailed) .006

N 30

Dukungan Keluarga-10 Pearson Correlation .383*

Sig. (2-tailed) .037

N 30

Jumlah Dukungan Keluarga Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.754 10

Correlations

Correlations

Jumlah Penanganan

Diare

Penanganan Diare-1 Pearson Correlation .698**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Penanganan Diare-2 Pearson Correlation .781**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Penanganan Diare-3 Pearson Correlation .515**

Sig. (2-tailed) .004

N 30

Penanganan Diare-4 Pearson Correlation .598**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Penanganan Diare-5 Pearson Correlation .413*

Sig. (2-tailed) .023

N 30

Penanganan Diare-6 Pearson Correlation .439*

Sig. (2-tailed) .015

N 30

Penanganan Diare-7 Pearson Correlation .817**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Penanganan Diare-8 Pearson Correlation .460*

Sig. (2-tailed) .011

N 30

Penanganan Diare-9 Pearson Correlation .834**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Penanganan Diare-10 Pearson Correlation .448*

Sig. (2-tailed) .013

N 30

Jumlah Penanganan Diare Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.804 10

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN OUTPUT SPSS Tabel Frekuensi

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 20 tahun 4 8.0 8.0 8.0

20-35 tahun 34 68.0 68.0 76.0

>35 tahun 12 24.0 24.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Dasar (SD/SMP) 9 18.0 18.0 18.0

Menengah (SMA) 40 80.0 80.0 98.0

Tinggi (D3/S1/S2) 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ibu rumah tangga 35 70.0 70.0 70.0

Petani 14 28.0 28.0 98.0

Pegawai 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Jumlah Anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 orang 12 24.0 24.0 24.0

2 orang 25 50.0 50.0 74.0

3 orang 8 16.0 16.0 90.0

4 orang 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 17 34.0 34.0 34.0

Cukup 20 40.0 40.0 74.0

Baik 13 26.0 26.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Negatif 28 56.0 56.0 56.0

Positif 22 44.0 44.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Negatif 28 56.0 56.0 56.0

Positif 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak mengikuti budaya 12 24.0 24.0 24.0

Mengikuti budaya 38 76.0 76.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 16 32.0 32.0 32.0

Baik 34 68.0 68.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 29 58.0 58.0 58.0

Baik 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lampiran Perbutir

Pengetahuan-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 46 92.0 92.0 92.0

salah 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 40 80.0 80.0 80.0

salah 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 31 62.0 62.0 62.0

salah 19 38.0 38.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 26 52.0 52.0 52.0

salah 24 48.0 48.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 32 64.0 64.0 64.0

salah 18 36.0 36.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 29 58.0 58.0 58.0

salah 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 30 60.0 60.0 60.0

salah 20 40.0 40.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 26 52.0 52.0 52.0

salah 24 48.0 48.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 29 58.0 58.0 58.0

salah 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengetahuan-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 20 40.0 40.0 40.0

salah 30 60.0 60.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 25 50.0 50.0 50.0

Setuju 6 12.0 12.0 62.0

Tidak setuju 8 16.0 16.0 78.0

Sangat tidak setuju 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 11 22.0 22.0 22.0

Setuju 8 16.0 16.0 38.0

Tidak setuju 25 50.0 50.0 88.0

Sangat tidak setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 24 48.0 48.0 48.0

Setuju 12 24.0 24.0 72.0

Tidak setuju 7 14.0 14.0 86.0

Sangat tidak setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 13 26.0 26.0 26.0

Setuju 16 32.0 32.0 58.0

Tidak setuju 12 24.0 24.0 82.0

Sangat tidak setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 14 28.0 28.0 28.0

Setuju 10 20.0 20.0 48.0

Tidak setuju 10 20.0 20.0 68.0

Sangat tidak setuju 16 32.0 32.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 12 24.0 24.0 24.0

Setuju 17 34.0 34.0 58.0

Tidak setuju 15 30.0 30.0 88.0

Sangat tidak setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 11 22.0 22.0 22.0

Setuju 12 24.0 24.0 46.0

Tidak setuju 16 32.0 32.0 78.0

Sangat tidak setuju 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 12 24.0 24.0 24.0

Setuju 11 22.0 22.0 46.0

Tidak setuju 19 38.0 38.0 84.0

Sangat tidak setuju 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 11 22.0 22.0 22.0

Setuju 8 16.0 16.0 38.0

Tidak setuju 15 30.0 30.0 68.0

Sangat tidak setuju 16 32.0 32.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sikap-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 9 18.0 18.0 18.0

Setuju 9 18.0 18.0 36.0

Tidak setuju 19 38.0 38.0 74.0

Sangat tidak setuju 13 26.0 26.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 42 84.0 84.0 84.0

Tidak 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 50 100.0 100.0 100.0

Budaya-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 46 92.0 92.0 92.0

Tidak 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 19 38.0 38.0 38.0

Tidak 31 62.0 62.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 29 58.0 58.0 58.0

Tidak 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 29 58.0 58.0 58.0

Tidak 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 38 76.0 76.0 76.0

Tidak 12 24.0 24.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 39 78.0 78.0 78.0

Tidak 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 30 60.0 60.0 60.0

Tidak 20 40.0 40.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Budaya-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 29 58.0 58.0 58.0

Tidak 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 50 100.0 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 47 94.0 94.0 94.0

Tidak 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 36 72.0 72.0 72.0

Tidak 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 46 92.0 92.0 92.0

Tidak 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 28 56.0 56.0 56.0

Tidak 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 37 74.0 74.0 74.0

Tidak 13 26.0 26.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 39 78.0 78.0 78.0

Tidak 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 28 56.0 56.0 56.0

Tidak 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 28 56.0 56.0 56.0

Tidak 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan Keluarga-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 36 72.0 72.0 72.0

Tidak 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 45 90.0 90.0 90.0

Tidak 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 34 68.0 68.0 68.0

Tidak 16 32.0 32.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 33 66.0 66.0 66.0

Tidak 17 34.0 34.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 26 52.0 52.0 52.0

Tidak 24 48.0 48.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 32 64.0 64.0 64.0

Tidak 18 36.0 36.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 27 54.0 54.0 54.0

Tidak 23 46.0 46.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 27 54.0 54.0 54.0

Tidak 23 46.0 46.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 23 46.0 46.0 46.0

Tidak 27 54.0 54.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 19 38.0 38.0 38.0

Tidak 31 62.0 62.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penanganan Diare-10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 34 68.0 68.0 68.0

Tidak 16 32.0 32.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tabel Silang

Pengetahuan * Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

Crosstab

Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita

Total Kurang Baik

Pengetahuan Kurang Count 14 3 17

Expected Count 9.9 7.1 17.0

% within Pengetahuan 82.4% 17.6% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

48.3% 14.3% 34.0%

% of Total 28.0% 6.0% 34.0%

Cukup Count 12 8 20

Expected Count 11.6 8.4 20.0

% within Pengetahuan 60.0% 40.0% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

41.4% 38.1% 40.0%

% of Total 24.0% 16.0% 40.0%

Baik Count 3 10 13

Expected Count 7.5 5.5 13.0

% within Pengetahuan 23.1% 76.9% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

10.3% 47.6% 26.0%

% of Total 6.0% 20.0% 26.0%

Total Count 29 21 50

Expected Count 29.0 21.0 50.0

% within Pengetahuan 58.0% 42.0% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.0% 42.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.680a 2 .005

Likelihood Ratio 11.219 2 .004 Linear-by-Linear Association 10.212 1 .001 N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.46.

Sikap * Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

Crosstab

Perilaku Ibu dalam Penanganan

Diare pada Balita

Total Kurang Baik

Sikap Negatif Count 21 7 28

Expected Count 16.2 11.8 28.0

% within Sikap 75.0% 25.0% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

72.4% 33.3% 56.0%

% of Total 42.0% 14.0% 56.0%

Positif Count 8 14 22

Expected Count 12.8 9.2 22.0

% within Sikap 36.4% 63.6% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

27.6% 66.7% 44.0%

% of Total 16.0% 28.0% 44.0%

Total Count 29 21 50

Expected Count 29.0 21.0 50.0

% within Sikap 58.0% 42.0% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.0% 42.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.550a 1 .006

Continuity Correctionb 6.047 1 .014

Likelihood Ratio 7.697 1 .006 Fisher's Exact Test .009 .007

Linear-by-Linear Association

7.399 1 .007

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.24. b. Computed only for a 2x2 table

Budaya * Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

Crosstab

Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita

Total Kurang Baik

Budaya Tidak mengikuti budaya

Count 2 10 12

Expected Count 7.0 5.0 12.0

% within Budaya 16.7% 83.3% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

6.9% 47.6% 24.0%

% of Total 4.0% 20.0% 24.0%

Mengikuti budaya

Count 27 11 38

Expected Count 22.0 16.0 38.0

% within Budaya 71.1% 28.9% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

93.1% 52.4% 76.0%

% of Total 54.0% 22.0% 76.0%

Total Count 29 21 50

Expected Count 29.0 21.0 50.0

% within Budaya 58.0% 42.0% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.0% 42.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.074a 1 .001

Continuity Correctionb 8.954 1 .003

Likelihood Ratio 11.488 1 .001 Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association

10.852 1 .001

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.04. b. Computed only for a 2x2 table

Dukungan Keluarga * Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

Crosstab

Perilaku Ibu dalam

Penanganan Diare pada Balita

Total Kurang Baik

Dukungan Keluarga

Kurang Count 15 1 16

Expected Count 9.3 6.7 16.0

% within Dukungan Keluarga

93.8% 6.3% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

51.7% 4.8% 32.0%

% of Total 30.0% 2.0% 32.0%

Baik Count 14 20 34

Expected Count 19.7 14.3 34.0

% within Dukungan Keluarga

41.2% 58.8% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

48.3% 95.2% 68.0%

% of Total 28.0% 40.0% 68.0%

Total Count 29 21 50

Expected Count 29.0 21.0 50.0

% within Dukungan Keluarga

58.0% 42.0% 100.0%

% within Perilaku Ibu dalam Penanganan Diare pada Balita

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.0% 42.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 12.345a 1 .000

Continuity Correctionb 10.281 1 .001

Likelihood Ratio 14.478 1 .000 Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association

12.098 1 .001

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.72. b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 15

LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu (Desa Sipitudai)

Gambar 2. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu (Desa Siboro)

Gambar 3. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu (Desa Ginolat)

Gambar 4. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu (Desa Hutagugur)

Gambar 5. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu Balita (Desa Sianjur

Mula mula)

Gambar 6. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu (Desa Habeahan

Naburahan)

Gambar 7. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu Balita (Desa Huta

Ginjang)

Gambar 8. Pengisian Kuesioner Penelitian oleh Ibu Balita (Desa Singkam)