96
Laporan Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Oleh: Drs. Badhu Nadapdap, M.S.

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Economic

Citation preview

Page 1: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Laporan Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

Oleh:

Drs. Badhu Nadapdap, M.S.

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN2008

Page 2: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Pengesahan Laporan Penelitian____________________________________________________________1. a. Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan Uang di Indonesia

b. Bidang Ilmu : Ekonomi

c. Kategori : Penelitian ini untuk mengembangkan fungsi kelembagaan perguruan tinggi

_____________________________________________________________2. Peneliti

a. Nama Lengkap : Drs. Badhu Nadapdap, M.S.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. GolonganPangkat : IV/bd. Jabatan Fungsional : Lektore. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Komputasif. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Ekonomi Pembangunang. Pusat Penelitian : Sosial Ekonomi

_____________________________________________________________3. Susunan Penelitian : Ketua: Drs. Badhu Nadapdap. M.S._____________________________________________________________

4. Lokasi Penelitian : Indonesia_____________________________________________________________

5. Bila penelitian merupakan kerjasama dengan instansi lain sebutkan:a. Nama Institusi : ---b. Alamat : ---

_____________________________________________________________6. Lama Penelitian : September – Oktober 2008_____________________________________________________________

7. Biaya Penelitian : Rp 2.000.000,- (Dua juta rupiah) Biaya Sendiri

_____________________________________________________________

Medan, Desember 2008Mengetahui MenyetujuiDekan Fakultas Ekonomi, Lembaga Penelitian,

Ketua, Peneliti,

Drs. Oloan Simanjuntak,M.M. Dr. Ir. Hasan Sitorus, M.S. Drs. Badhu Nadapdap, M.S.

Page 3: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Mulia atas segala berkat

dan kebaikannya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian

ini dengan judul: ”Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang di

Indonesia” merupakan satu dharma dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kami sadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, antara lain

kedalaman pembahasan dan cara penyajian. Karena itu dengan senang hati kami

menerima jika ada masukan berupa tanggapan dan kritik yang sifatnya membangun.

Terima kasih kepada Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Dekan

Fakultas Ekonomi, da Ketua Lembaga Penelitian atas bantuan mereka selama ini

sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Juga kepada mahasiswa Ekonomi

Pembangunan, khususnya Sdri. Marta.

Akhir kata , kiranya Laporan Penelitian ini memberikan manfaat bagi pembaca

sebagai salah satu kontribusi kami dalam mewujudkan salah satu dari pelaksanaan

Tri Dharma Perguruan Tinggi di Universitas HKBP Nommensen.

Medan, Desember 2008

Peneliti,

Drs. Badhu Nadapdap, M.S

Page 4: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ……………………………………………………………… i

Daftar Isi …………….……………………………………………………… ii

Daftar Tabel ……………………………………………………………….. iv

Daftar Gambar ……………………………………………………………….. v

Abstraksi …………………………….………………………………………. vi

BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………. 1

1.2. Perumusan Masalah ……………………………………………… 5

1.3. Hipotesis ……………………………………………………….. 6

1.4. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 6

1.5. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 8

2.1. Uang ……………………………………………………………….. 8

2.2. Permintaan Uang ……………………………………………………. 14

2.3. Suku Bunga ……………………………………………………….. 20

2.4. Kurs ……………………………………………………………… 25

2.5. Produk Domestik Bruto ……………………………………………. 37

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ………………………..……….. 38

3.1.Daerah Penelitian ………………………………………………… 38

3.2. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data …………………. 38

3.3. Metode Analisis Data …………………………………………….. 39

Page 5: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 46

4.1. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang … 46

4.2. Analisis Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik ….………………. 51

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 55

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………… 55

5.2. Saran …………………………………………………………….. 56

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 57

Page 6: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel 2.1 Alasan Mengapa Masyarakat Memegang Uang .......................... 20

Tabel 3.1 Perkembangan Permin Uang, Suku Bunga Deposito Berjangka, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto …………. 39

Tabel 4.1. Hasil Analisis Regresi ………………………………………….. 47

Tabel 4.2. Matrikis Korelasi ……………………………………………….. 52

Tabel 4.3. Statistik Kolinearitas ……………………………………………. 53.Tabel 4.4. Hasil Uji Breusch-Godfrey (BG) ……………………………….. 54

Page 7: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1. Permintaan Uang ............................................................. 24

Page 8: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

ABSTRAKSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suku bunga deposito berjangka, kurs rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap permintaan uang di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data sekunder diperoleh bahwa kurs rupiah dan Produk Domestik Bruto masing-masing memberikan pengaruh positif terhadap permintaan uang di Indonesia sedangkan suku bunga deposito berjangka memberikan pengaruh negatif terhadap permintaan uang di Indonesia. Berdasarkan uji t, faktor-faktor kurs rupiah dan PDB memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap permintaan uang tetapi suku bunga deposito berjangka tidak meberikan pengaruh yang nyata.

Koefisien determinasi R2 = 0,932 yang berarti bahwa 93,2% keragaman variabel respon permintaan uang di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas suku bunga deposito berjangka, kurs rupiah dan PDB. Dan nilai uji f = 49,963 (sangat nyata) menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel permintaan uang di Indonesia dengan, suku bunga deposito berjangka, kurs rupiah, dan PDB sudah sangat baik, model sudah sesuai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel ekonomi tersebut.

Page 9: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu penemuan terpenting manusia dalam kemajuan peradabannya ialah

uang. Setiap orang menyadari bahwa uang memegang peranan penting bagi

perekonomian baik secara nasional maupun internasional. Uang juga memiliki tujuan

yang fundamental dalam sistem perekonomian yakni memudahkan pertukaran

barang dan jasa, mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan dalam melakukan

perdagangan.

Kita dapat menjalani hidup pada masa kini dengan relatif mudah dan nyaman

karena adanya uang. Transaksi-transaksi baik berskala kecil maupun besar dapat

diselesaikan dengan cepat, mudah, murah dan akurat karena telah terbangunnya

sistem keuangan yang kuat dan efisien. Dengan uang, manusia dapat mempersiapkan

masa tuanya, tanpa khawatir apa yang diperolehnya, membusuk atau kehilangan nilai

karena rusak.

Konsekuensi dari peranan uang di atas maka timbullah suatu interaksi dari

masyarakat yang disebut sebagai permintaan uang (money demand). Uang sebagai

institusi ekonomi bermakna uang mempunyai fungsi untuk meningkatkan

kemampuan manusia melakukan alokasi sumberdaya ekonomi. Dalam perkonomian

modern uang sering dipergunakan sebagai alat penimbun kekayaan dalam bentuk

tabungan. Jika jumlah tabungan sudah banyak, pertani dapat mempergunakannya

untuk berbagai tujuan seperti memperbesar skala usaha dan meningkatkan aktivitas

hidupnya melalui peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.

Page 10: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat membutuhkan uang dalam

memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Bahkan, negara juga memerlukan uang dalam

jumlah tertentu dalan menjalankan roda-roda perekonomian suatu negara. Peredaran

uang yang baik sangat diperlukan, guna menunjang perekonomian suatu negara.

Dalam hal ini peranan bank sentral sangat diperlukan dalam mengatur sistem

peredaran uang. Tidak hanya itu, dalam suatu sistem perekonomian, hanya bank

sentral yang dapat menciptakan atau mengeluarkan uang dalam berbagai bentuk

dalam memenuhi kebutuhan manusia akan uang.

Bank sentral mempengaruhi bagaimana arus pembayaran dan peredaran uang

di suatu negara. Karena bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia memiliki tugas

mengatur dan menjaga sistem/lalulintas pembayaran, mempunyai wewenang untuk

menaikkan dan mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran.

Dalam hal memenuhi kebutuhan akan uang, masyarakat dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Tingkat pendapatan nasional, suku bunga deposito, kurs, maupun

PDB serta faktor-faktor yang lain, yang cukup memberi pengaruh terhadap

permintaan masyarakat akan uang di banyak negara, khususnya di Indonesia.

Menurut Keynes, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

permintaan uang adalah keinginan untuk bertransaksi. Dalam keinginan bertransaksi,

hal yang berpengaruh adalah pendapatan.

Tingkat pendapatan nasional adalah merupakan salah satu indikator tingkat

keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia dan juga dapat dijadikan cerminan

kesejahteraan masyarakat. Tingkat pendapatan mempengaruhi keinginan orang untuk

bertransaksi.

Page 11: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Dalam kaitannya memenuhi kebutuhan akan uang, masyarakat dipengaruhi

oleh tingkat suku bunga perbankan. Menurut teori klasik, tabungan merupakan

fungsi dari tingkat suku bunga dimana pergerakan suku bunga pada perekonomian

akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Manusia dihadapkan pada

pilihan antara memegang uang tunai dan menyimpannya dalam lembaga keuangan.

Masyarakat juga harus mengetahui keuntungan-keuntungan yang didapat dalam

memegang uang secara tunai ataupun menyimpannya guna mendapatkan pendapatan

dalam bentuk bunga. Manusia dalam tujuan memegang uang di bank juga memiliki

faktor-faktor lain yang mempengaruhi yakni meningkatkan kekayaan dimasa depan

melalui simpanan berjangka.

Masyarakat juga memiliki hubungan dengan masyarakat luar negeri dalam

hal transaksi. Dalam bertransaksi dengan masyarakat luar negeri, masyarakat

menggunakan sebuah mata uang yang telah ditetapkan yang biasanya memiliki nilai

yang kuat. Oleh karena itu, nilai tukar atau kurs juga memiliki pengaruh dalam

permintaan uang masyarakat. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, dimana

nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah Indonesia mencapai level di atas

Rp 10.000,-, sektor impor mengalami kelesuan akibat makin mahalnya bahan baku

yang akan diimpor.

Permintaan uang juga memiliki pengaruh terhadap kondisi perekonomian.

Perekonomian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat

pertumubuhan ekonomi dapat dilihat dari output yang dihasilkan guna memenuhi

kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Masyarakat memerlukan uang dalam

keinginannya untuk bertransaksi. Masyarakat ingin mengambil bagian terhadap

output yang telah dihasilkan perekonomian tersebut.

Page 12: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Menurut pandangan ekonomi Klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar.

Karena jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output

atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang meningkat,

bgitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat bukanlah semata

mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominalnya dibandingkan

dengan tingkat harga.

Menurut teori Keynes, ada 3 motivasi orang memengang uang, yaitu:

Untuk transaksi (transaction motive), permintaan uang untuk transaksi dalam

teori keynes adalah sama dengan permintaan uang dalam teori klasik. Masyarakat

memengang uang (holding money) dalam rangka mempermudah kegiatan transaksi

sehari-hari. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat

pendapatan. Bila pendapatan meningkat, maka kebutuhan uang untuk transaksi

meningkat.

Berjaga-jaga (precautionary motive), hal lain yang juga memotivasi orang

memengang uang adalah persiapan untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan

atau tak terduga, misalnya sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk

berjaga-jaga juga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan

meningkat, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.

Memperoleh keuntungan (speculative motive), konsekuensi dari fungsinya

sebagai penyimpanan nilai (store of value), uang dapat digunakan sebagai alat untuk

mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan

disebut sebagai motivasi spekulasi. Keynes mengembangkan teori ini berdasarkan

asumsi bahwa uang adalah salah satu dari dua aset financial yang dapat dimiliki

masyarakat. Aset yang lainnya adalah obligasi (bond), yaitu surat utang yang disertai

Page 13: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

janji memberikan pendapatan bunga. Jenis obligasi yang dimaksudkan oleh Keynes

adalah obligasi yang jatuh temponya tidak terbatas (consol bond) dan tidak memiliki

risiko gagal ditagih (defauldt).

Dari uraian-uraian di atas, penulis melihat adanya signifikasi variabel

ekonomi. Dalam hal ini PDB, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan suku bunga

deposito berjangka terhadap permintaan uang masyarakat. Untuk itu penulis tertarik

untuk menganalisis dan meneliti dalam bentuk skripsi yang berjudul “Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang di Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil

sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh suku bunga deposito berjangka terhadap permintaan

uang di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh kurs terhadap permintaan uang di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh PDB (Produk Domestik Bruto) terhadap permintaan

uang di Indonesia?

1.3. Hipotesis

Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dalam

penelitian ini hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Suku bunga deposito berjangka mempunyai pengaruh negatif terhadap

permintaan uang di Indonesia, ceteris paribus.

2. Kurs rupiah mempunyai pengaruh positip terhadap permintaan uang di

Indonesia, ceteris paribus.

3. Produk Domestik Bruto mempunyai pengaruh positip terhadap permintaan

uang di Indonesia, ceteris paribus.

Page 14: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suku bunga deposito berjangka

terhadap permintaan uang di Indonesia.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kurs terhadap permintaan uang di

Indonesia.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produk domestik bruto terhadap

permintaan uang di Indonesia.

1.5. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan studi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi UHN khususnya bagi

mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

2. Sebagai masukan atau sebagai bahan kajian untuk melakukan penelitian

selanjutnya atau sebagai bahan pembanding dalam membuat keputusan oleh

lembaga yang berwenang dalam pengedaran uang yaitu Bank Indonesia.

Page 15: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Uang

2.1.1. Evolusi Uang

Menurut William (2000), bahwa pada mulanya tidak ada uang, keluarga pada

jaman dahulu mencukupi kebutuhannya sendiri. Setiap rumah tangga memproduksi

semua yang mereka konsumsi dan mengkonsumsi semua yang mereka produksi,

sehingga sedikit kebutuhan untuk pertukaran. Tanpa pertukaran tidak ada kebutuhan

akan uang ketika spesialisai muncul pertama kali, seperti ketika orang ada yang

pergi berburu dan yang lainnya bertani, pemburu dan petani harus berdagang.

Dengan demikian spesialisasi tenaga kerja berakibat adanya pertukaran, tetapi

macam barang yang diperdagangkan cukup terbatas sehingga orang dengan mudah

dapat menukar produk mereka secara langsung untuk produk yang lain sistem ini

disebut barter.

Barter merupakan pertemuan dua keinginan (double coincidence of wants),

yang terjadi jika seorang pedagang ingin menukar produknya dengan yang

ditawarkan orang lain. Apabila seorang pemburu ingin menukar kulit dengan jagung

milik petani, ini merupakan suatu kejadian yang kebetulan. Tetapi apabila petani juga

ingin menukar jagung miliknya dengan kulit milik sipemburu, merupakan kebetulan

yang kedua, dengan demikian dapat dikatakan sebagai double coincidence of wants.

Sepanjang spesialisasi masih terbatas, katakanlah dua atau tiga macam barang,

perdagangan yang saling menguntungkan relatif mudah untuk terjadi. Dalam situasi

tersebut tidak banyak diperlukan kebetulan. Dengan berkembangnya perekonomian,

peningkatan spesialisasi dalam pembagian tenaga kerja telah meningkatkan kesulitan

Page 16: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

untuk menemukan barang yang cocok untuk diperdagangkan. Produsennya tidak

hanya 2 macam, tetapi bisa ratusan.

Dalam sistem barter, pedagang tidak hanya mencari dua kebetulan, tetapi

juga harus menyetujui nilai tukarnya, berapa banyak kulit yang harus ditukar dengan

jagung. Apabila hanya dua macam barang yang diproduksi, hanya satu nilai tukar

yang harus ditentukan, tetapi dengan meningkatnya jumlah barang yang diproduksi

dalam perekonomian, banyaknya nilai tukar juga meningkat. Peningkatan spesialisasi

menaikkan biaya transaksi pada sistem barter. Pertukaran menjadi lebih memakan

waktu dan tidak praktis.

2.1.2. Defenisi dan Pengertian

Menurut Prathama dan Mandala (2005), bahwa dari sudut pandang ekonomi,

uang (uang) merupakan stok aset-aset yang digunakan untuk transaksi. Uang adalah

sesuatu yang diterima/dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi.

Uang adalah sesuatu yang diterima/dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran

atau transaksi. Karena itu uang dapat berbentuk apa saja, tidak berarti segala sesuatu

itu adalah uang. Misalnya, kita mengenal dan menggunakan uang kertas yang

digunakan sebagai alat transaksi; tetapi tidak semua kertas adalah uang. Bukan

karena harga kertas sangat murah, melainkan karena tidak diterima/dipercaya oleh

masyarakat umum sebagai alat pembayaran. Kita pernah mendengar pada zaman

dahulu ada logam yang terbuat daru emas. Uang dinar (emas) di Timur Tengah pada

masa lampau merupakan uang yang tinggi nilainya. Dizaman modern ini, walaupun

harga emas tinggi, uang logam emas tidak lagi digunakan sebagai alat transaksi,

karena kedudukannya telah digantikan oleh bentuk-bentuk uang yang lain seperti

berikut.

Page 17: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

1. Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money)

Uang fiat adalah komoditas yang diterima sebagai uang, namun nilai

nominalnya jauh lebih besar dari komoditas itu sendiri (nilai intristiknya atau intristic

value). Contoh paling mudah ialah uang kertas Rp.100.000,- yang anda terima. Nilai

nominal uang kertas tersebut lebih tinggi dari nilai kertasnya. Tetapi mengapa

masyarakat mau menerima selembar kertas yang nilainya tidak seberapa itu dapat

digunakan untuk berbelanja seharga Rp. 100.000,- Karena pemerintah telah

menetapkannya lewat keputusan resmi, sehingga masyarakat menjadi percaya.

2. Uang Komoditas (Comodity Money)

Uang komoditas adalah uang yang nilainya sebesar nilai komoditas itu

sendiri. Contohnya, pada masa lalu nilai sekeping uang perunggu adalah lebih kecil

dari sekeping uang perak, sedangkan uang perak lebih murah dari uang emas.

3. Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)

Salah satu syarat suatu asset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah

likuiditasnya.

Uang fiat dan komoditas adalah uang likuid yang sempurna, sehingga untuk dapat

digunakan tidak perlu ditukarkan atau dicairkan lebih dahulu. Selain kedua jenis

uang tersebut ada juga asset financial yang berfungsi sebagai uang, namun untuk

menggunakannya harus ditukarkan/dicairkan terlebih dahulu. Misalnya, uang dalam

bentuk cek (demand deposit) dapat diterima sebagai alat pembayaran. Namun tidak

semua pelaku kegiatan ekonomi mau menerimanya. Bukan karena tidak percaya,

tetapi bila ingin digunakan harus ditukarkan kedalam bentuk uang kertas atau uang

logam. Karena itu walaupun dapat digunakan sebagai uang, sek bukanlah substitusi

sempurna bagi uang kertas/logam.

Page 18: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

2. 1.3. Fungsi Uang

Menurut Prathama dan Mandala (2005) bahwa uang memiliki empat fungsi

penting, yaitu sebagai satuan hitung (unit of account), alat transaksi/pemayaran

(medium of exchange), penyimpanan nilai (store of value), dan standar pembayaran

dimasa mendatang (standar of deferred payment).

1. Satuan Hitung (Unit Of Account)

Yang dimaksud uang sebagai satuang hitung adalah uang dapat memberikan

harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran umum, sehingga syarat terpenuhinya

double coincidenceof wants tidak perlukan lagi. Misalnya, jika harga sepotong celana

jeans adalah Rp. 200.000,00 dan sepasang sepatu kulit adalah Rp. 250.000,00 maka

bila Dini ingin membeli keduanya, dia harus menyiapkan uang sebesar Rp.

450.000,00. Seandainya Dini memiliki 5 ekor kambing yang harga seekornya adalah

Rp. 100.000,00, dia tidak perlu membawa dua ekor ke took celana dan dua setengah

ekor ke took sepatu. Yang Dini lakukan adalah menjual kelima kambingnya sehingga

memperoleh Rp. 500.000,00, kemudian Rp. 200.000,00 dipakai untuk membeli

celana jeans Rp. 250.000,00 untuk membeli sepatu, dan sisanya Rp. 50.000,00

digunakan untuk membeli yang lain.

2. Alat Transaksi (Medium of Exchange)

Uang juga berfungsi sebagai alat transaksi. Telah dikatakan, untuk dapat

berfungsi sebagai alat tukar, uang hraus diterima/mendapat jaminan kepercayaan.

Dalam perekonomian modern ini, jaminan kepercayaan itu diberikan oleh

pemerintah berdasarkan undang-undang atau keputusan yang berkekuatan hukum.

Dengan fungsi sebagai alat transaksi, uang amat mempermudah dan mempercepat

kegiatan pertukaran dalamperekonomian modern.

Page 19: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

3. Penyimpanan Nilai (Store of Value)

Fungsi uang sebagai penyimpanan nilai dikaitkan dengan kemampuan uang

menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang meningkatkan daya beli, sehingga

semua transaksi tidak perlu dihabiskan saat itu juga. Misalnya Maya adalah peternak

ayam. Bulan lalu maya menjual 1.000 ekor ayamnya dengan nilai Rp. 20juta. Karena

uang memiliki fungsi penyimpan nilai, Maya dapat menyimpan uang hasil penjualan

ayamnya untuk digunakan dimasa yang akan datang.

4. Standart Pambayaran di Masa Mendatang (Standart of Deferred Payment)

Banyak sekali kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu

juga. Para pegawai umunya setelah sebulan penuh baru mendapat gaji. Contoh lain

adalah transaksi utang-piutang, mungkin baru dapat diselesaikan dalam tempo

belasan tahun. Pembayaran dimasa yang akan datang tersebut dimungkinkan karena

uang memiliki fungsi sebagai syarat pembayaran dimasa mendatang. Dengan fungsi

tersebut barapa balas jasa atau pembayaran dimasa mendatang menjadi lebih mudah

dihitung, karena diukur dengan nilai dengan daya beli (purchasing power) dibanding

bila diukur dengan nilai komoditas tertentu.

2.1.4. Uang dan Perbankan

Menurut William (2000) bahwa, kata bank berasal dari Italia branca, yang

berarti ”bangku”, karena pada mula-mula menjalankan bisnis mereka dengan

menggunakan bangku. Perbankan menyebar Italia ke Inggris. Goldsmith (tukang

emas) diLondon menawarkan penyimpanan untuk uang dan barang berharga lain.

Goldsmith harus memberikan simapan kembali kepada pemilik sesuai permintaan.

Tetapi karena jumlah penarikan oleh beberapa orang cenderung seimbang dengan

penambahan simpana oleh orang lain lagi, maka jumlah simpanan (atau emas) yang

Page 20: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

menganggur digudang goldsmith biasanya sejumlah relatif konstan sepanjang

waktu. Goldsmith berpikir bahwa mereka dapat mendapatkan bunga dengan

meminjamkan simpanan yang menganggur tersebut.

Penyimpanan uang pada goldsmith lebih aman dari pada meninggalkannya

ditempat yang mudah dicuri, tetapi mendatangi goldsmith setiap kali membutuhkan

adalah merepotkan. Penyimpanan uang menjadi lelah karena harus datang ke

goldsmith setiap kali memerlukan uang untuk membeli sesuatu. Goldsmith kemudian

mengatur suatu langkah praktis agar pembeli, seperti petani dapat menuliskan

perintah supaya goldsmith membayar kepada orang lain, dalam hal ini adalah

pedagang kuda, sejumlah tertentu yang dibebankan kepada rekening pembeli.

Pembayaran tersebut menyebabkan goldsmith memindahkan emas dari pembeli

(petani) kepada penjual (pedagang kuda). Perintah tertulis untuk goldsmith tersebut

adalah cek pertama. Cek telah menjadi bentuk perintah yang dipandang resmi.

Dengan menggabungkan ide peminjam tunai dan cek, goldsmith menciptakan

rekening biro kepada pemakai. Goldsmith dapat memperluas pinjaman dengan cara

menciptakan rekening bagi pihak yang menerima cek dari peminjamnya. Dalam hal

ini goldsmith atau bank dapat menciptakan media pertukaran atau ”menciptakan

uang”. Uang ini meskipun didasarkan pada pemasukkan dalam buku besar

goldsmith, dapat diterima karena masyarakat percaya bahwa cek tersebut dapat

diuangkan.

2.1.5. Nilai Uang

Uang telah tumbuh menjadi lebih abstrak dari komoditas fisik, menjadi

selembar kertas yang tidak menunjukkan klaim pada komoditas fisik, menjadi

selembar besar tidak mempunyai nilai intristik, menjadi sebuah masukkan data

Page 21: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

elektronik yang menunjukkan klaim pada selembar kertas yang tidak mempunyai

nilai intristik. Kemudian mengapa uang mamiliki nilai? Kegunaan uang pada awal

terjadinya membangkitkan keyakinan atas kemampuan untuk diterima secara luas.

Komoditas seperti jagung dan tembakau mempunyai nilai dalam penggunaannya

sekalipun untuk beberapa alasan mereka menjadi jarang dapat diterima dalam

pertukaran. Pada saat uang kertas digunakan, kemampuannya untuk dapat diterima

adalah karena adanya janji untuk dapat ditebus dengan emas, perak, atau bentuk yang

lain. Tetapi sejak uang kertas diseluruh dunia adalah uang fiat, maka tidak ada lagi

janji penebusan. Jadi, bagaimana bisa selembar kertas yang bernilai Rp.1000 dengan

barang Rp.1000? Orang menerima lembaran kertas ini karena mereka percaya

bahwa orang lain akan melakukan hal yang sama.

2.2. Permintaan uang

Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan menjadi

teori Klasik dan teori Keynesian.

1. Teori Permintaan Klasik

Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, bahwa pandangan

ekonom Klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karena jumlah uang

yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output atau pendapatan.

Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang meningkat, begitu juga

sebaliknya. Jumlah uang yang dipengang oleh masyarakat bukanlah semata-mata

nilai nominalnya tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominalnya dibandingkan

dengan tingkat harga (real money balances).

(M/P)d = k.Y...............................................................(1)

Dimana:

Page 22: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

(M/P)d = permintaan uang

M = nilai nominal uang

P = tingkat harga

Y = pendapatan atau output

k = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau output

Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money

neutrality), dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapatan tersebut

dinyatakandalam persamaan kuantitas klasik (classical quantity or money)

M x V = P x T ...................................................................(2)

Atau

MV = PT

Dimana :

M = Jumlah Uang yang Beredar

V = Velositas uang

P = Tingkat Harga Umum

T = Jumlah Unit Transaksi

Dengan demikian :

Jumlah Uang x Velositas = Harga x Transaksi

Velositas uang menunjukkan konseo yang menunjukkan berapa kali dalam

setahun uang berputar didalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek,

kecepatan uang beredar dianggap tetap.

Kesulitan dari model diatas adalah pengukuran unit transaksi (T) yang

memungkinkan terjadinya penghitungan ganda. Sebab dalam dunia nyata, output

yang dihasilkan amat yang digunkan adalah nilai output riil (PDB riil):

M x V = P x T

Page 23: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Jumlah Uang x Velositas = Harga x PDB riil

Karena fungsi uang semata-mata sebagai alat transaksi, sedangkan velositas

diasumsikan tetap, maka dalam persamaan (1) diatas yaitu:

(M/P)d = kY

k proporsi kebutuhan uang terhadap pandapatan, besarnya adalah 1/V.

2. Teori Permintaan Uang Keynes

Menurut teori Keynes dalam Prathama Rahardja dan Mandala Manurung

(2005), ada 3 motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi (transaction

motive), berjaga-jaga (precautionary motive), dan memperoleh keuntungan

(speculative motive).

a. Motivasi Transaksi (Transaksi Motive)

Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan

permintaan uang dalam teori Klasik. Masyarakat memengang uang (holding money)

dalam rangka mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk

transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Bila pendapatan

meningkat, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.

b. Motivasi Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Hal lain yang juga memotivasi orang memengang uang adalah persiapan

untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga, misalnya sakit atau

mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga berhubungan

positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan meningkat, permintaan uang

untuk berjaga-jaga juga meningkat.

Page 24: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga berhubungan

searah dengan tingkat pendapatan, maka hubungannya dapat diekspresikan sebagai

berikut:

Mt = f(Y).............................................................................................................(3)

Dimana:

Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga

Y = pendapatan

[∂ M 1∂Y ]≥0

c. Motivasi Mendapat Keuntungan (Speculative Motive)

Konsekuensi dari fungsinya sebagai penyimpanan nilai (store of value), uang

dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan

uang untuk memperoleh keuntungan disebut sebagai motivasi spekulasi. Keynes

mengembangkan teori ini berdasarkan asumsi bahwa uang adalah salah satu dari dua

aset financial yang dapat dimiliki masyarakat. Aset yang lainnya adalah obligasi

(bond), yaitu surat utang yang disertai janji memberikan pendapatn bunga. Jenis

obligasi yang dimaksudkan oleh Keynes adalah obligasi yang jatuh temponya tidak

terbatas (consol bond) dan tidak memiliki risiko gagal ditagih (defauldt).

Keuntungan dari memengang uang adalah likuiditasnya yang sempurna:

kapanpun dubutuhkan, pada saat itu juga dapat digunakan untuk transaksi. Tetapi

biaya dari memengang uang adalah hilangnya kesempatan memperoleh bunga,

dibandingkan bila menyimpannya dalam bentuk obligasi. Sebaliknyaobligasi akan

memberikan pendapatn bunga. Resiko dari memengang uang obligasi adalah harga

jual yang lebih rendah dari harga nominal (capital loss). Namun, resiko ini diimbangi

oleh kemungkinan mendapat keuntungan dari menjual obligasi (capital gain).

Page 25: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Pendapatan dari memengang obligasi adalah pendapatan bunga dan

pendapatan dari selisih penjualan. Perubahan harga obligasi ditentukan oleh tingkat

bunga pasar yang terjadi di masa mendatang. Penilaian tentang tingkat bunga,

dikaitkan dengan tingkat bunga pasar yang dianggap normal. Bila masyarakat

menilai tingkat bunga pasar yang berlaku saat ini adalah terlalu tinggi, mereka

berekspetasi tingkat bunga dimasa mendatang akan turun. Tentunya harga obligasi

akan naik, sehingga lebih menguntungkan bila memengang obligasi. Jadi pada

tingkat bunga yang tinggi permintaan uang rendah. Bila tingkat bunga pasar yang

berlaku saat ini dianggap terlalu rendah, masyarakat berekspetasi tingkat bunga akan

turun. Harga obligasi akan turun, sehingga bila menguntungkan memengang uang.

Pada tingkat bunga rendah permintaan uang meningkat. Dengan demikian ada

hubungan berbanding terbalik antara tingkat bunga dengan permintaan uang

berdasarkan pertimbangan memperoleh keuntungan (spekulasi)

Msp = f(r)............................................................................................(4)

Dimana:

Msp = permintaan uang untuk spekulasi

R = tingakat bunga

∂ Msp∂r

≤0

Sehingga total permintaan uang:

MD

= M1 + Msp........................................................................................(5)

= f(Y,r)

Dimana:

MD

= Total permintaan uang

Page 26: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

∂Mt∂Y

≥0 ; ∂ Msp∂ r

≤0

Permintaan uang mempunyai keterkaitan yang erat dengan fungsi uang,

seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 2.1. Alasan Mengapa Masyarakat Memegang Uang

Motivasi Beberapa Karakteristik

Kebutuhan Transaksi Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari

Sebagai alat tukar

Berhubungan positif dengan pendapatan

Berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi

Berjaga-jaga Untuk menghadapi kondisis darurat/tak terduga

Sebagai alat tukar

Sebagai penyimpanan nilai

Berhubungan positif dengan pendapatan

Berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi

Mendapatkan keuntungan Sebagai penyimpan nilai

Sebagai salah satu bentuk asset

Berhubungan negatif dengan tingkat bunga

Berhubungan nilai dengan perkiraan inflasi

2.3. Suku Bunga

2.3.1. Pengertian Suku Bunga

Suku bunga dapat dikatakan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai balas

jasa karena telah menggunakan uang orang lain. Bagi dunia perbankan, suku bunga

dapat dikatakan sebagai harga yang harus dikelurakan bank kepada nasabah yang

menyimpan dananya di bank, dan di sisi lain dapat dikatakan sebagai harga yang

Page 27: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

dibayar nasabah kepada bank atas dana yang telah dipinjamkan (nasabah yang

memperoleh pinjaman).

2.3.2. Jenis Suku Bunga

Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat jenis suku bunga, yaitu:

a. Suku Bunga Dasar

Suku bunga dasar adalah tingkat bunga yang ditentukan oleh bank sentral atas

kredit yang diberikan oleh perbankan dan tingkat bunga yang telah ditetapkan bank

sentral untuk mendiskontokan surat-surat berharga yang ditarik atau diambil oleh

bank sentral. Dasar perhitungan suku bunga ini juga dipakai oleh bank komersil

untuk menghitung suku bunga kredit yang dikenakan pada nasabahnya.

b. Suku Bunga Efektif

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang dibayar atas harga beli suatu

obligasi (BOND). Semakin rendah harga pembelian obligasi dengan tingkat bunga

nominal tertentu, maka semakin tinggi tingkat bunga efektifnya dan sebaliknya. Jadi

ada hubungan terbalik antara harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan tingkat

bunga efektifnya.

c. Suku Bunga Nominal

Suku bunga nominal (nominal rate) adalah tingkat suku bunga yang

dibayarkan tanpa dilakukan penyesuaian terhadap akibat-akibat inflasi.

d. Suku Bunga Padanan

Suku bunga padanan adalah suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari

(bunga harian), setiap minggu (bunga mingguan), setiap bulan (bunga bulanan), dan

setiap tahun (bunga tahunan) untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka

Page 28: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas (bunga berbunga) akan

memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama.

Menurut Elpis Purba dan Parulia Simanjuntak (2002) bahwa berdasarkan

kegiatan bank dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat

(dalam hubungannya dengan nasabah) maka suku bunga dikelompokkan dalam dua

jenis, yaitu:

1. Bunga Simpanan

Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atas balas jasa

bagi nasabah yang menyimpan uang di bank yang merupakan harga yang harus

dibayarkan bank kepada nasabahnya. Contoh: giro, bunga tabungan dan bunga

deposito.

2. Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman adalah bunga atau harga yang diberikan oleh nasabah

(peminjam) kepada bank atas dana atau pinjaman yang diberikan kepadanya.

Contoh: bunga kredit.

2.3.3. Teori Suku Bunga

1. Teori Bunga dari Aliran Klasik

Dalam Indra Darmawan (1992) bahwa Prof. Marget dari London of School of

Economics, teori bunga aliran klasik dinamakan ”the pure theory of interest”.

Menurut teori itu, tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran akan modal. Jadi bunga modal terlalu dianggap sebagai harga barang-

barang dan jasa-jasa, tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran,

demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh permintaan dan

penawaran akan modal. Dasarnya adalah ”price determined by supply and demand”.

Page 29: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

2. Teori Bunga dari Aliran Neo Klasik

Berdasarkan Indra Darmawan , bahwa teori ini dikemukakan oleh

Roberson dan dinamakan “The Loanable fund theory of interest”. Dasar teori ini

hampir sama dengan teori bunga aliran klasik. Perbedaannya terletak pada suatu

perbaikan kearah segi penawaran akan modal saja, menurut aliran klasik, saving

(supply of capital) hanya berbentuk simpanan saja.

Sedangkan menurut teori Loanable Fund Saving itu terdiri dari atas

simpanan, penciptaan uang baru, dan saldo uang yang diaktifkan (actived idle

balance). Maka dari itu supply of capital menurut teori ini akan lebih besar dari

pada menurut teori klasik. Oleh karena dasar teori tersebut sama dengan teori

klasik, maka kritik dari J.M Keynes adalah sama, yaitu bahwa tingkat bunga tidak

dapat ditentukan begitu saja karena tidak diketahui tingkat pendapatan yang akan

mempengaruhi saving, maka tingkat bunga pun tidak diketahui. Menurut Keynes

tingkat bunga dapat ditentukan tinggi rendahnya jika tingkat pendapatan telah

diketahui dan tetap tidak berubah.

3. Teori Bunga Keynes

Permintaan akan uang yang menurut Keynes disebut liquid of preference

(permintaan uang) tergantung dari tingkat bunga. Pada grafik dibawah sumbu

horizontal mengukur jumlah dan permintaan uang dengan sumbu vertikal untuk

tingkat bunga.

Page 30: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Tingkat bunga

(%)

r

liquid preference

Jumlah uang dan permintaan uang I Gambar 3.1. Permintaan Uang

Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga.

Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adalah suatu

keyakinan bahwa ada tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun

dibawah tingkat normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan

kembali ketingkat normal (yakin bahwa bunga akan naik diwaktu akan datang). Jika

mereka memengang surat berharga diwaktu bunga naik, maka harga nya akan turun,

dan mereka akan menderita kerugian (capital loss). Mereka akan menghindari

kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipengangnya, dengan

sendirinya akan menambah uang kas yang dipengang, pada tingkat bunga naik.

Hubungan permintaan uang negatif dengan tingkat bunga juga berkaitan

dengan ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money). Makin

tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memengang uang kas (dalam bentuk

tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan diwujudkan dalam bentuk uang

kas), sehingga keinginan memengang uang kas juga akan turun. Sebaliknya jika

tingkat bunga turun, berarti ongkos memengang uang kas juga makin rendah,

sehingga permintaan uang kas akan bertambah.

Page 31: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

2.4. Kurs

Berdasarkan Yoopi Abimanyu (2004) bahwa nilai tukar (exchange rate) atau

kurs adalah harga relatif mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.

Kurs ini dipertahankan disemua melalui arbitrase. Arbitrase valuta asing adalah

pembelian mata uang asing apabila harganya rendah dan menjualnya bilamana

harganya tinggi. Suatu kenaikan dalam kurs disebut depresiasi atau penurunan nilai

mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Suatu penurunan dalam kurs

disebut apresiasi, atau kenaikkan dalam nilai mata uang dalam negeri. Karena mata

uang yang lain maka biasanya dapat dihitung suatu kurs yang efektif. Kurs efektif

inilah yang merupakan rata-rata tertimbang dari nilai tukar mata uang suatu negara.

2.4.1. Pasar Valuta Asing

Menurut Prathama dan Mandala Manurung bahwa, yang dimaksud dengan

valuta asing adalah mata uang negara lain dari suatu perekonomian. Misalnya, valuta

asing bagi perekonomian Indonesia adalah mata uang selain Rupiah, misalnya Yen

Jepang, Ringgit Malaysia, dan Bath Thailand. Biasanya mata uang negara lain

diperdangangkan dalam suatu negara, bila hubungan ekonomi baik bilateral (antara

dua negara) maupun multilateral (lebih dari dua negara) relatif baik. Misalnya ketiga

mata uang tersebut diatas digunakan atau diperdagangkan di Indonesia karena

hubungan ekonomi dengan ketiga negara tersebut relatif baik dan intensif. Tetepi

mata uang Brasil tidak diperdangangkan di Indonesia tidak memiliki hubungan

langsung dan atau intensif dengan Brasil.

Untuk dapat digunakan mata uang-mata uang yang dipergunakan mempunyai

harga tertentu dalam mata uang negara lain. Harga tersebut menggambarkan berapa

banyak suatu mata uang harus dipoergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata

Page 32: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

uang negara lain. Istilah lain dalam rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar

(exchange rate). Bila dikatakan nilai tukar Rupiah adalah Rp. 10.000/US$, maka

untuk memperoleh satu unit US$ harus disediakan sebanyak 10.000 Rupiah. Jadi jika

kita ingin membeli sebuah komputer seharga $1.000, maka kita harus menyediakan

Rupiah sebanyak 10 juta unit. Sederhananya, harga komputer per unit adalah Rp.10

juta.

2.4.2. Para Pelaku Valuta Asing

Setelah pengenalan pasar valas diatas maka kita akan mencoba

mengindentifikasi siapa saja pelaku yang ada di dalam pasar tersebut. Dalam pasar

Valas tersebut terdapat beberapa pelaku pasar yang bertransksi dengan beragam

kepentingan.

Adapun yang melakukan transaksi jual beli valuta asing dipasar atau peserta

pasar bias dibedakan sebagai berikut:

- Perusahaan

Perusahaan melakukan ekspor atau impor barang dan jasa dengan negara lain

membutuhkan transaksi jual beli valuta asing untuk memenuhi antisipasi kewajiban

yang dimilikinya.

- Masyarakat atau perorangan

Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valuta asing untuk

berspekulasi dan memenuhi kebutuhannya. Contoh, seorang ayah yang akan

mengirim uang buat anaknya yang sekolah ke Amerika maka dia harus membeli US

Dolar.

- Bank Umum

Page 33: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Bank umum melakukan transaksi jual beli valuta asing untuk berbagai

keperluan antara lain melayani nasabah (perusahaan) yang ingin bertransaksi valas,

berusaha memperoleh keuntungan dari perubahan harga valuta asing dpasar,

memenuhi kewajiban valuta asing yang dimilikinya.

- Broker/perantara

Broker adalah orang atau perusahaan yang tugasnya adalah menjadi perantara

terjadinya transaksi valas. Mereka biasanya berusaha membantu pembeli mencari

penjual dan sebaliknya.

- Pemerintah

Pemerintah melakukan transaksi valuta sing untuk berbagai tujuan antara lain

membayar cicilan utang luar negeri, penerimaan utang luar negeri baru yang harus

ditukar ke valuta asing, dan lain-lain.

- Bank sentral

Di banyak negara Bank Sentral tidak berada dibawah kendali pemerintah, dia

merupakan lembaga independent yang bertugas menstabilkan perekonomian. Salah

satu intrument dalam penstabilan perekonomian adalah dengan valuta asing.

Adapun alur kegiatan pasar valas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perusahaan atau perorangan yang akan melakukan transaksi karena

kebutuhannya akan menghubungi bank melkukan transaksi. Dia membeli atau

menjual valas dengan pihak bank.

Pihak bank pada saat melakukan transaksi beli atau jual valas dengan

perusahaan atau perorangan, bank biasanya langsung masuk kepasar valas antar bank

guna melakukan transaksi kebalikan dari yang dia lakukan dengan nasabah. Sebagai

contoh, bank membeli USD dan menjual rupiah dengan perusahaan, pada saat yang

Page 34: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

bersamaan bank menjual USD dan membeli rupiah dari valas antar bank. Hal ini

dilakukan oleh bank untuk mengurangi resiko yang dihadapi, terutama resiko

pergerakan kurs.

Dalam melakukan transaksi valas antar bank ada dua cara yang bisa

dilakukan yaitu bank-bank mencari sendiri bank lain yang mau membeli USD yang

menjual rupiah atau bank bias minta tolong kepada broker untuk mencari bank lain

yang mau membeli USD dan menjual rupiah.

Bank sentral biasanya melakukan transaksi valas untuk menstabilkan nilai

tukar valuta.

2.4.3. Sistem Nilai Tukar

Dalam perkembangannya ada beberapa sistem nilai tukar yang digunakan

oleh banyak negara dalam menentukan dan mengelola nilai mata uangnya, antara

lain:

1. Gold Specie Standart

Standart ini menetukan nilai mata uang suatu negara dikaitkan dengan nilai

jumlah tertentu emas. Pada saat diterapkannya standart ini, uang kertas belum

dikenal luas sehingga mata uang pada saat itu masih berbentuk koin logam

dan lain-lain. Nilai nominal yang tertera pada mata uang tersebut sama

dengan harga bahan baku emas mata uang tersebut. Ada beberapa syarat yang

harus dipenuhi agar nilai nominal mata uang sama dengan nilai bahan baku

emasnya yaitu:

Masyarakat harus bebas melebur mata uangnya menjadi logam mulia dan

sebaliknya.

Masyarakat harus bebas melakukan ekspor impor emas.

Page 35: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Bank sentral harus membeli dan menjual emas berapapun jumlahnya pada

harga tetap yang telah ditentukan.

Dalam standart ini likuiditas sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi emas

dan penggunaan dalam industri.

2. Gold Bullion standart

Standart ini digunakan pada saat uang kertas mulai banyak digunakan dan

beredar dimasyarakat sehingga pada standart ini nilai mata uang tersebut dikaitkan

dengan sejumlah tertentu emas. Pada standart ini bank sentral menjamin

konvertibilitas mata uangnya (uang kertas) dengan emas. Artinya pemerintah akan

menukar mata uangnya dengan emas dalam jumlah tetap yang telah ditentukan.

Masyarakat bebas menukar uang yang dipengangnya menjadi emas ke bank sentral.

Sehingga secara teoritis setiap unit uang yang dikeluarkan pemerintah di ”backup”

sejumlah teretntu emas.

Namun pada kenyataannya emas yang disimpan biasanya kurang dari jumlah

seharusnya disediakan untuk ”backup” seluruh uang yang beredar. Hal ini

dimungkinkan karena kepercayaan masyarakat terhadap mata uang tersebut. Karena

masyarakat bebas menukarkan mata uangnya kapan saja dia mau maka justru

masyarakat tidak akan menukarkan mata uangnya kecuali dalam keadaan terpaksa.

Contoh pemerintah Inggris bias mempertahankan cadangan emasnya hanya 5% dari

jumlah yang seharusnya disediakan.

Pada kedua standart tersebut emas juga merupakan alat pembayaran

internasional. Jadi bila suatu negara melakukan defisit neraca pembayaran maka dia

harus menyerakan emas secara fisik ke Negara yang surplus neraca pembayarannya

terhadap dia.

Page 36: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Beberapa masalah yang dihadapi Gold Standart yaitu:

Gold standart tidak flexibel, dimana satu negara tidak dapat melindungi

ekonomi dalam negerinya dari tekanan-tekanan dari luar. Misalnya apabila

neraca pembayaran mengalami defisit maka perlambatan pertumbuhan

ekonomi pasti terjadi dan tak dapat dihindari. Kesempatan untuk menghindari

resesi pun kecil.

Pemerintah tidak bias membiayai anggaran belanjanya dengan cara mencetak

uang. Hal ini dilarang dalam standart emas, ingat setiap uang kertas yang

diciptakan harus diback-up sejumlah tertentu emas yang ada dibank sentral.

Untuk keadaan tertentu yang harus diselesaikan lebih penting dari sekedar

dan mempertahankan standart emas itu sendiri.

Sistem ini tidak bias menangani situasi ”disequilibrium” yang disebabkan

oleh perang.

3. Fixed Exchange Rate System

Sistem ini mulai diterapkan pasca perang dunia kedua yang ditandai dengan

digelarnya konferensi internasional mengenai nilai tukar yang diadakan di Bretton

Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada tahun 1944 yang antara lain

meyepakati hal-hal sebagi berikut:

1. Amerika Serikat akan mengaitkan mata uangnya US Dollar dengan sejumlah

tertentu emas. Waktu itu ditetapkan sebanyak 35 US Dollar per ounce emas.

2. Negara-negara lain dapat menyimpan cadangannya dalambnetuk emas

maupun dalam bentuk mata uang US Dollar dengan pertimbangan bahwa

Page 37: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

menyimpan dalam bentuk US Dollar mendapatkan bungan dibandingkan

dalam bentuk emas yang tidak menpatakan apa-apa.

3. Amerika Serikat akan menjual emas dalam jumlah tertentu yang tetap kepada

pemilik US Dollar yang sah.

4. Begitu mata uang negara lain ditentukan nilai tukarnya maka pemerintah

wajib memelihara nilai tukar tersebut sehingga nilainya tetap. Cara yang

ditempuh adalah dengan cara intervensi pada pasar valuta asing, sebagai

contoh apabila nilai tukar mata uangnya jatuh maka pemerintah akan menjual

cadangan devisanya untuk menahan penurunan nilai tukar valutanya. Hal ini

akan berakibat meneurunya cadangan devisa negara tersebut.

5. Didirikan International Monetery Fund (IMF) guna membantu bank sentral

yang mengalami kesulitan keuangan denagn memberikan pinjaman

sementara.

4. Floating Exchange rate System

Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru

yaitu Floating Exchange Rate System. Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan

bebas. Nilai tukar ini ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penewaran valuta

tersebut di pasar.

Dalam praktek terdapat dua jenis Floating Exchange Rate System, yaitu:

1. Free Floating Exchange Rate System

Dalam sistem ini nilai tukar dibiarkan bergerak bebas. Pergerakan sepenuhnya

tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan dipasar. Bank Sentral tidak

melakukan intervensi kepasar guna mempengaruhi nilai tukar mata uangnya.

Page 38: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Pada sistem ini perubahan nilai tukar tidak akan berdampak langsung pada naik

turunya nilai tukar valuta.

2. Managed (Dirty) Floating Exchange Rate System

Berbeda dengan sistem di atas maka pada sistem ini bank sentral dapat

melakukan intervensi ke pasar guna mempengaruhi pergerakan nilai tukar valuta.

Bank sentral melakukan intervensi ini biasanya disebabkan karena pergerakan

kurs valuta dipandang tidak menguntungkan bagi perekonomian negara tersebut

sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah akibat yang lebih lagi. Pada

sistem ini naik turunnya cdangan devisa ditentukan oleh ada tidaknya intervensi

bank sentral ke pasar.

2.4.4. Akibat kurs Yang tidak Sesuai

Akibat mata uang suatu negara dinilai terlalu tinggi dibandingakn dengan

valuta asing akibat ekspor akan macet adan impor didorong terlalu besar, sehingga

keseimbangan neraca pembayaran suatu negara menjadi terancam.

Sebagai contoh: andaikan kurs dollar masih $1,00 = Rp 5.000,- dan biaya

produksi karet misalnya Rp 2 juta, sedangkan harga karet yang diekspor $ 500/ton.

Dengan kurs yang berlaku eksportir akan mendapat Rp 2.500.000/ton, sehingga ia

untung Rp 500 ribu, sehingga ekspo akan macet.

Dilain pihak, impor akan didorong. Misalnya harga sebuah mesin adalah Rp

1000,- dengan kurs 1,00 = Rp 5000, maka importir harus membayar Rp 5 juta untuk

membeli mesin tersebut. Tetapi karena inflasi dalam negri, harga jual mesin tersebut

menjadi naik menjadi Rp 7 juta, jadi importir akan untung.

Page 39: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Jadi kalau kurs resmi lebih tinggi dari nilai realnya, atau kalau rupiah “over

valued” (karena inflasi dalam negeri), maka ekspor akan macet dan impor akan

bertambah.

Hal sebaliknya terjadi apabila mata uang dinilai terlalu rendah atau “under

valued”. Apabila kurs resmi dinilai terlalu rendah dibandingkan daya belinya yang

sesungguhnya, amak ekspor akan bertambah bsar, tetapi impor akan macet.

Devaluasi dan Revaluasi

Jika kurs resmi memang sudah tidak sesuai dengan perbandingan daya beli

uang, secar resmi diturunkan terhadap valuta lain (berarti harga valuta asing

dinaikkan). Sebaliknya revaluasi jika nilai tukar valuta nasional dinaikkan terhadap

dollar atau valuta lainnya.

2.4.5. Teori yang Berkaitan dengan Nilai Tukar Valuta

1. Balance of Payment Approach

Pendekatan ini mendasarkan diri pada pendapatan bahwa nilai tukar valuta

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap valuta tersebut.

Adapun alat yang digunakan untuk mengukur permintaan dan penawaran adalah

Balance of Payment. Balance of Payment dapat menunjukkan aliran dana masuk dan

keluar suatu Negara. Balance of Payment ini digunakan sebagai alat ukur kekuatan

penawaran dan permintaan terhadap suatu valuta tertentu. Sebagai contoh apabila

Balance of Payment suatu negara menjadi defisit dapat diartiakn bahawa penghasilan

(arus uang masuk) lebih kecil dari pada pengeluaran (arus keluar) maka permintaan

akan mengalami penurunan dan sebaliknya. Jadi, pendekatan ini berusaha untuk

menggunakan Balance of Payment sebagai faktor yang menentukan nilai tukar

valuta.

Page 40: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Dalam menggunakan pendekatan ini kita harus berhati-hati melihat data yang

ada pada Balance of Paynent. Karena tidak jarang data yang tersaji disana

memberikan gambaran yang bias terhadap pergerakan mata uang itu sendiri. Mari

kita lihat contoh beriku:

Bakance of Payment tidak memperhitungkan transaksi dipasar gelap, memenga

transaksi dipasar gelap tidak terlalu besar dibanding transaksi resmi. Tetapi untuk

beberapa negara yang transaksi pasar gelapnya besar (transaksi narkotika dll)

maka aliran dana akan berpengaruh signifikan.

Balance of Payment tidak memperhitungkan transaksi yang sifatnya berjangka

2 Teori Purchasing Power Parity

Teori ini agak berbeda dengan pendekatan sebelumnya. Teori ini berusaha

menghubungakan nilai tukar dengan daya beli valuta tersebut terhadap barang dan

jasa. Pendekatan ini menggunakan apa yang disebut dengan Law of One Price bahwa

dengan asumsi tertentu, dua barang yang identik (sama dalam segala hal) harusnya

mempunyai harga yang sama. Untuk mempermudah kita lihat contoh berikut ini:

misalnya harga satu koligram apeel di Indonesia adalah Rp 20ribu dan harga barang

yang sama di Amerika adalah $2, maka sesuai dengan hukum low of one price

berarti $2 = Rp 20.000,- dan seharusnya nilai tukar valuta USD dibandingkan Rupiah

adalah 20.000/2 = 10.000,- rupiah untuk setiap Dollar.

Ada dua versi teori ini yaitu absolute dan versi relative.

a. Versi absolute menyatakan bahwa nilai tukar adalah perbandingan harga

barang di dua negara. Ukuran yang digunakan adalah rata-rata tertimbang

dari seluruh barang yang ada di negara tersebut.

Versi absolute banyak menerima kritikan karena beberapa hal antara lain:

Page 41: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Sulit sekali menemukan produk di dua negara yang benar-benar identik.

Versi ini tidak memperhatikan hal-hal lain seperti selera, tingkat pendapatan,

merk barang dan lain-lain. Sebagai contoh makanan gado-gado mungkin di

sukai oleh orang Indonesia dan harga relatif murah, namun dinegara lain

relatif mahal karena sedikit orang yang makan makanan itu, contoh lain,

orang lebih suka membeli Toyota dari pada merk lain.

Versi ini tidak memperhitungkan biaya transport dan pembatasan

perdagangan yang ada sampai sekarang.

b. Versi relatif mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar valuta dua negara

adalah sama dengan selisih kenaikan barang dikedua negara pada periode

tertentu. Versi ini masih menunjang banyak kritikan yaitu:

Belum memprhitungkan pembatasan perdangan yang ada didua negar

tersebut.

Perbedaan dalam pembobotan indeks harga.

Kesulitan dalam menentukan periode perhitungan sehingga mengalami

kesulitan dalam perbandingan tingkat kenaikan harga.

Kenyataan bahwa jangka pendek pergerakan valuta lebih dipengaruhi oleh

kondisi pasar keuangan dari pasar komoditi.

3. Fisher Effect yang diperkenalkan oleh Irving Fischer. Fischer Effect

menyatakan bahwa tingkat suku bunga nominal disuatu Negara akan sama dengan

tingkat suku bunga rill ditambah tingkat inflasi dinegara itu. Dari pernyataan tersebut

dapat digambarkan dalam persamaan matematika sederhana dibawah ini:

Suku bunga nominal = suku bunga rill + tingkat inflasi

Page 42: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Menurut Fischer Effect, tingkat suku bunga nominal di dua negara dapat berbeda

karena tingkat inflasi mereka berbeda.

4. International Fischer Effect pendapat ini dijelaskan oleh fischer effect yang

telah dijelaskan diatas. Pendapat ini menyatakan bahwa pergerakan nilai mat uang

suatu negra dibandingkan negara lain (pergerakan kurs) disebakan oleh suku bunga

nominal yang ada dikedua negara tersebut. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh

berikut ini misalnya suku bunga Amerika (USA) adalah 2% dan suku bunga

Indonesia adalah 16%, maka menurut International Fischer Effect mata uang di

Indonesia dalam hal ini Rupiah akan terdepresiasi (turun nilainya) sekitar 16%-2% =

14% dibandingkan mata uang Amerika.

2.5. Produk Domestik Bruto

Jika anda diminta menilai kondisi perekonomian seseorang, maka yang

pertama akan dilakukan adalah melihat berapa banyak pendapatannya. Seseorang

yang memiliki pendapatan tinggi relatif mudah mencukupi berbagai kebutuhan

hidupnya, serta meninkmati kemewahan. Logika yang sama juga berlaku untuk

perekonomian secara keseluruhan. Untuk menilai suatu negara tergolong kaya atau

miskin, pertama yang kita lihat adalah seberapa banyak pendapatn total dari semua

oarng yang tinggal dinegara tersebut. Itulah yang dihitung konsep PDB.

Bagaimana cara kita mengukur kinerja perekonomian suatu negara? Selama

abad ke-17 dan 18 kebijakan ekonomi yang paling dominan adalah merkantilisme.

Banyak yang berpendapat tingkat kemakmuran ekonomi paling baik diukur dari stok

logam mulia yang terakumulasi pada suatu negara.

Nilai PDB suatu periode terntu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara

harga yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. Misalkan dalam

Page 43: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

perekonomian yang hanya memproduksi satu jenis produk yaitu baju. Selama tahun

2000 diproduksi sebanyak 1000 potong baju. Bila harga jual satu potong baju adalah

Rp 10.000, maka PDB tahun 2000 besarnya adalah Rp 10 juta.

Juka PDB tahun 1999 adalah Rp 4 juta, dapat diambil kesimpulan bahwa

perekonomian tahun 2000 lebih baik dari tahun 1999.

Page 44: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

BA III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Daerah Penelitian

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam

mengumpulkan data dan atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan

menguji hipotesis penelitian. Daerah penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan

mengambil data mulai dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2006.

3.2. Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder dengan pengambilan data

dilakukan di Bank Indonesia Cabang Medan. Sedangkan metode pengumpulan data

yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library

research) yaitu penelitian melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan ilmiah.

Laporan-laporan yang ada hubungan dengan topik yang diteliti dan penelitian

lapangan. (field research) dengan tujuan memperoleh data-data yang lengkap.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan langsung dengan data yang

diperlukan. Data yang digunakan adalah seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Page 45: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Tabel 3.1. Perkembangan Permintaan Uang, Suku Bunga Deposito Berjangka, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto

Tahun Permintaan Uang (M2)

(milyar rupiah)

Suku Bunga Deposito Berjangka (3 bulanan)

(persentase)

Kurs Rupiah Produk Domestik Bruto (milyar rupiah)

1992 119.053 10,54 2.062 131.101,61993 145.599 6,08 2.110 329.775,81994 174.512 8,01 2.200 354.640,71995 222.638 8,13 2.308 383.792,81996 288.632 8,73 2.383 413.797,91997 355.643 24,60 4.650 433.245,81998 577.381 49,74 8.025 376.374,91999 646.205 7,99 7.100 379.352,42000 747.028 8.31 9.595 398.016,82001 844.053 14,38 10.400 1.440.405,72002 883.908 11,97 8.940 1.505.216,42003 955.692 6,24 8.465 1.577.171,32004 1.033.527 4,91 9.290 1.656.825,72005 1.203.215 8.58 9.830 1.749.540,92006 1.382.074 3.25 9.020 1.846.654,9

Sumber: Bank Indonesia, 1992-2006

3.3. Model Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk hipotesis di atas adalah alat analisis statistik

berupa regresi linier berganda. Model persamaannya adalah :

Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i + ui, i = 1, 2, 3, . . . , N.

Dimana :

Y = Jumlah permintaan uang (M2) di Indonesia (miliar rupiah)

β0 = Intersept

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi

X1 = Suku Bunga Deposito Berjangka (persentase)/tahun

X2 = Kurs Rupiah Terhadap Dollar (ribuan rupiah)

X3 = Produk Domestik Bruto (dalam miliar)

u = galat (disturbance error)

Page 46: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

β̂ 1 =

∂Y∂ X1 < 0 Semakin rendah suku bunga deposito berjangka, maka

jumlah permintaan uang kartal di Indonesia semakin

meningkat. ceteris paribus,

β̂ 2 =

∂Y∂ X 2 > 0 Semakin besar kurs rupiah terhadap Dollar, maka jumlah

permintaan uang kartal di Indonesia semakin meningkat.

ceteris paribus,

β̂ 3 =

∂Y∂ X3 > 0 Semakin besar Produk Domestik Bruto, maka jumlah

permintaan uang kartal di Indonesia semakin meningkat.

ceteris paribus.

Pengujian Hipotesis dan Uji Kebaikan Suai (goodness of fit test)

1) Uji secara Individu : Uji -t

Untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (suku bunga deposito

berjangka, kurs rupiah, dan produk domestik bruto) berpengaruh nyata terhadap

variabel-variabel tak bebas (permintaan uang di Indonesia), maka dilakukan

pengujian dengan uji t pada tingkat kerpercayaan 95 % dan α = 5 %.

1. Suku Bunga Deposito Berjangka

H0 : β1 = 0

H1 : β1 < 0

2. Kurs Rupiah

H0 : β2 = 0

H1 : β2 > 0

3. Produk Domestik Bruto

H0 : β3 = 0

H1 : β3 > 0

Page 47: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Dan digunakan Uji thitung sebagai berikut :

thitung =

β̂ i − β iS ( β̂ i)

dimana :

β̂ i = Koefisisen regresi (statistik)

β i = Parameter

S( β̂ i ) = Standar Deviasi

Jika : thitung > ttabel, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh nyata dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas.

thitung < ttabel, maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas.

2) Uji Signifikasi Simultan (Uji F)

Selanjutnya dilakukan uji F yang bertujuan untuk melihat apakah suku

bunga deposito berjangka, kurs rupiah dan produk domestik bruto berpengaruh

secara serentak mempengaruhi terhadap permintaan uang di Indonesia dengan

kriteria sebagai berikut :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0

H1 : tidak semua βi = 0

Dan digunakan statistik Uji Fhitung sebagai berikut :

fhitung =

JKR (k − 1 )JKG (n − k )

dimana :

JKR = jumlah kuadrat regresi

JKG = jumlah kuadrat galat

Page 48: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

k = banyaknya koefisien regresi

Apabila: fhitung < ftabel, maka H0 diterima, berarti semua variabel bebas secara simultan

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

ffhitung > ftabel, maka H0 ditolak, berarti semua variabel bebas secara simultan

berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah mengukur kebaikan suai (good of fit)

dari persamaan regresi; yaitu memberikan proporsi atau persentase variasi total

dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh variabel yang menjelaskan X dan

nilainya berkisar antara 0 < R2 < 1. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel tak bebas amat

terbatas. Nilai koefisien yang mendekat 1, berarti variabel-variabel bebas

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperkirakan

keragaman variabel takbebas.

4) Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1. Uji Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik Tidak Ada Multikolinearitas

a. Matriks Koefisien Korelasi

b. Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Menurut W.H. Greene (2000) dan J.M. Wooldridge (2000) bahwa

Variation Inflation Factor (VIF) dan Tolerance adalah dua ukuran yang

dapat digunakan untuk menyelidiki multikolinearitas. Dengan pendugaan

OLS maka diperoleh bahwa Var ( β̂ i¿=σ2

S ii(1−Ri2)

dengan Sii=∑j=1

n

¿¿

dan Ri2 adalah koefisien determinasi. Misalkan tidak ada korelasi linier

sesama variabel bebas dalam model, maka koefisien determinasi parsial

Page 49: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

sesama variabel bebas Ri2 akan menjadi nol, maka ragam (variance) dari (

β̂ i¿ akan menjadi σ2

S ii. Dibagikan terhadap Var (β̂ i¿ maka diperoleh

Variation Inflation Factor dan Tolerance masing-masing sebagai berikut:

VIF (β̂ i¿=1

1−Ri2 dan Tolerance (β̂ i¿ = 1/VIF = 1 - Ri

2.

Kriteria pengambilan kesimpulan:

a). Jika nilai Tolerance kurang dari 0,10 berarti ada korelasi antar variabel

bebas.

b). Jika hasil perhitungan nilai VIF lebih dari 10, berarti ada korelasi antar

variabel bebas.

c. Koefisien Determinasi R2 Parsial

Cara lain mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat juga digunakan

cara regresi parsial dengan prosedur sebagai berikut:

a). Pertama, dilakukan pendugaan model regresi awal Y = f(X1, X2, X3)

dan didapatkan koefisien determinasi R2, dengan Y = jumlah

konsumsi kopi (kg/bulan), X1 = tingkat pendapatan (rp/bulan), X2 =

Harga kopi (Rp/kg), dan X3 = Harga gula (Rp/kg).

b). Kedua, dengan SPSS dilakukan regresi antar peubahl bebas:

X1 = g(X2, X3) diperoleh koefisien determinasi parsial R12

X2 = g(X1, X3) diperoleh koefisien determinasi parsial R22

X3 = g(X1, X2) diperoleh koefisien determinasi parsial R32

c). Ketiga, kriteria pengambilan keputusan: nilai R2 parsial pada prosedur

b) di atas dibandingkan dengan nilai koefisien detreminasi R2 model

utama [awal, prosedur a) di atas]. Jika nilai R2 parsial lebih tinggi

Page 50: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

dibandingkan dengan R2 model awal, maka di dalam model regresi

terdapat multikolinearitas.

2. Otokorelasi

Otokorelasi apabila galat dari periode waktu yang berbeda (observasi

data cross section) berkorelasi. Dikatakan bahwa galat berkorelasi atau

mengalami otokorelasi apabila: Var (ei,ej) ≠ 0 untuk i j. Ada 2 (dua) cara

yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji keberadaan otokorelasi.

a. Uji Durbin – Watson (Uji DW)

Uji DW hanya digunakan untuk otokorelasi derajat (order) satu dan

mensyaratkan adanya intersep (konstanta) dalam model regresi dan tidak

ada peubah lag di antara peubah bebas.

Uji Durbin Watson dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

dhit =

Σ (e t − e t − 1 )2

Σet2

Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada otokorelasi (r = 0)

H1 : ada otokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya otokorelasi: dibandingkan nilai DW

hasil regresi model dengan nilai Tabel DW.

b. Uji Langrange Multiplier (Uji LM) atau Uji Breusch-Godfrey (Uji

BG)

Untuk melakukan uji BG pertama didapatkan nilai galat (residu)

dengan cara:

1). Pada Windows Linear Regression pada program SPSS dimasukkan

peubah takbebas dan peubah bebas ke tempatnya masing-masing,

Page 51: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

2). Pilih Save dan aktifkan unstandardized residual, sehingga diperoleh data

residual (Res_1),

3). Selanjutnya dibentuk peubah lag residual (et-1 dan et-2) dengan perintah

pilih Transform, lalu Compute sehingga diperoleh data Res_2,

4). Sekarang dilakukan uji Breusch-Godfrey dengan meregresikan model

persamaan sebagai berikut:

Res_1 = β̂0+ β̂1 X1+ β̂2 X2+ β̂3 X3+ β̂4 Res2

Kriteria pengambilan keputusan: Jika nilai t β̂ 4 nyata berarti ada

otokorelasi, sebaliknya jika tidak nyata berarti tidak ada otokorelasi.

Page 52: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

1. Pendugaan Model Regresi

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu suku bunga deposito

berjangka, kurs rupiah dan produk domestik bruto terhadap variabel terikat yaitu

permintaan uang di Indonesia, maka digunakan model regresi linier berganda.

Bab ini dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel yakni

variabel bebas dan variabel terikat, yaitu apakah permintaan uang di Indonesia

dipengaruhi oleh suku bunga deposito berjangka, kurs rupiah, dan PBB. Disamping

itu untuk mengetahui apakah koefisien regresi masing-masing variabel bebas

signifikan atau tidak. Untuk itu masing-masing koefisien regresi diuji dengan uji-t

dan kedua-duanya dengan uji ”F”.

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program pengolah data

SPSS maka diperoleh hasil seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.1.

Dari hasil analisis regresi linier berganda di atas dengan menggunakan

metode OLS, dapat dibentuk model pendugaan sebagai berikut :

Y = -20366.413 – 2602.271X1 + 68.714X2 + 0.288X3

1. Suku bunga deposito berjangka mempunyai pengaruh negatip terhadap

permintaan uang di Indonesia, dengan koefisien – 2602.271. Hal ini berarti jika

terjadi kenaikan suku bunga deposito berjangka sebesaar 1%, ceteris paribus,

maka permintaan uang di Indonesia akan turun sebesar 2602.271 milyar rupiah.

Page 53: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Tabel 4.1. Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta(Constant) -20366.413 75979.198 -.268 .794Suka Bunga Deposito Berjangka (%)

-2602.271 3286.289 -.073 -.792 .445

Kurs Rupiah 68.714 16.111 .563 4.265 .001Produk Domestik Bruto (miliar rp)

.288 .086 .461 3.352 .006

a. Dependent Variable: Jumlah Permintaan Uang (miliar rp)

2. Kurs rupiah mempunyai pengaruh positip terhadap permintaan uang di Indonesia,

dengan koefisien sebesar 68.714. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan kurs rupiah

sebesar Rp 1, ceteris paribus, maka permintaan uang di Indonesia akan naik

sebesar 68.714 milyar rupiah.

3. Produk Domestik Bruto mempunyai pengaruh positip terhadap permintaan uang

di Indonesia, dengan koefisien sebesar 0.288. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan

produk domestik bruto sebesar Rp 1 milyar , ceteris paribus, maka permintaan

uang di Indonesia akan naik sebesar 0.288 milyar rupiah.

2. Pengujian Hipotesis

Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian koefisien regresi secara parsial atau

individual yang bertujuan untuk mengetahui apakah independent variable

mempunyai pengaruh nyata atau signifikan secara parsial terhadap depedent

variable. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Page 54: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

a) Suku Bunga Deposito Berjangka

1. Hipotesis : H0 : β1 = 0

2. Hipotesis : H1 : β1 < 0

3. α = 5%

4. Nilai Kritis : t-tabel = - 1,796

Df = n – k = 15 – 4 = 11

5. Kriteria : H0 diterima apabila thitung > ttabel (α = 5%)

H0 ditolak apabila thitung < ttabel (α = 5%)

thitung =

b 2

δ e(b2 )

thitung = -0,792

6. Keputusan :

Ternyata thitung (-0,792) > ttabel (-1,796), dengan demikian H0 diterima. Hal ini

berarti bahwa variabel suku bunga deposito berjangka tidak berpengaruh

nyata terhadap permintaan uang di Indonesia.

b) Kurs Rupiah

1. Hipotesis : H0 : β1 = 0

2. Hipotesis : H1 : β1 > 0

3. α = 5%

4. Nilai Kritis : t-tabel = 1,796

Df = n – k = 15 – 4 = 11

5. Kriteria : H0 diterima apabila thitung < ttabel (α = 5%)

H0 ditolak apabila thitung > ttabel (α = 5%)

thitung =

b 2

δ e(b2 )

Page 55: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

thitung = 4.265

6. Keputusan

Ternyata ditemukan bahwa thitung > ttabel, dimana nilainya adalah 4.265 > 1,796

dengan demikian H0 ditolak. Artinya, variabel kurs rupiah berpengaruh nyata

terhadap permintaan uang di Indonesia.

c) Produk Domestik Bruto (PDB)

1. Hipotesis : H0 : β1 = 0

2. Hipotesis : H1 : β1 > 0

3. α = 5%

4. Nilai Kritis : t-tabel = 1,796

Df = n – k = 15 – 4 = 11

5. Kriteria : H0 diterima apabila thitung < ttabel (α = 5%)

H0 ditolak apabila thitung > ttabel (α = 5%)

thitung =

b 2

δ e(b2 )

thitung = 3.352

6. Keputusan :

Ternyata ditemukan bahwa thitung > ttabel, dimana nilainya adalah 3,352 > 1,796

dengan demikian H0 ditolak. Artinya, variabel produk domestik bruto

berpengaruh nyata terhadap permintaan uang di Indonesia.

Page 56: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Uji ”f”

Uji f-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

keseluruhan atau secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Dalam hal ini

uji F-hitung dilakukan untuk mengetahui apakah variabel suku bunga deposito

berjangka, kurs rupiah, dan produk domestik bruto serentak bersama-sama

mempengaruhi permintaan uang di Indonesia. Adapun yang menjadi langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis : H0 : β1 = β2 = β3 = 0

2. Hipotesis : H1 : tidak semua βi = 0

3. α = 5%;

υ1 = k-1 = 4-1 = 3

υ2 = n-k = 15-4 =11

ftabel = f(0,05;3;11) = 3,59

4. Kriteria pengambilan keputusan

H0 diterima apabila fhitung < ftabel (α = 5%)

H0 ditolak apabila fhitung > ftabel (α = 5%)

5. Keputusan:

Berdasarkan hasil model analisis regresi disimpulkan bahwa H0 ditolak

karena fhitung > ftabel ( 49,963 > 3,59). Artinya tingkat suku bunga deposito berjangka,

kurs rupiah, dan produk domestik bruto secara serentak berpengaruh nyata terhadap

permintaan uang di Indonesia.

Uji Kebaikan Suai: Koefisien Determinasi

Page 57: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Koefisien determinasi R2 = 0,932. Artinya 93,2 % keragaman peuabah

takbebas permintaan uang Y dapat dijelaskan oleh keragaman variabel bebas X1

(suku bunga deposito berjangka), variabel X2 (kurs rupiah), dan variabel X3 (produk

domestik bruto). Sedangkan sisanya 7,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model. Atau dengan kata lain ada sebesar 7,2% yang tidak dapat

dijelaskan oleh variabel X1, X2 dan X3.

4.2. Analisis Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik

1. Uji Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik Tidak Ada Multikolinearitas

a. Matriks Korelasi

Berdasarkan Matriks Korelasi Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa korelasi antar

peubah bebas adalah kecil, yang paling tinggi adalah korelasi antara peubah bebas

Kurs Rupiah dengan peubah Produk Domestik Bruto, yaitu sebesar 0,740. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada multikolinearitas.

Tabel 4.2. Matriks Korelasi

b. Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Page 58: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Berdasarkan Statistik Kolinearitas Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa hasil

perhitungan nilai Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada peubah bebas yang

memiliki nilai Tolerance kuang dari 0,10 yang berarti tidak ada

multikolinearitas. Demikian juga hasil perhitungan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa nilai VIF ketiga peubah adalah lebih

kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada pelanggaran asumsi

multikolinearias.

c. Koefisien Determinasi R2 Parsial

Koefisien determinasi model persamaan regresi Y = f(X1, X2, X3) adalah

R2 = 0,932.

Koefisien determinasi parsial diperoleh dengan meregresikan sesama

peubah bebas.

Hasil regresi persamaan regresi: X1 = f(X2, X3), X1 = Suku Bungan Deposito

Berjangka, X2 = Kurs Rupiah Terhadap Dollar, dan X3 = Produk Domestik

Bruto. Koefisien determinasi parsial adalah R12 = 0,276.

Hasil regresi persamaan regresi X2 = f(X1, X3), diperoleh koefisien

determinasi parsial R22 = 0,643.

Hasil regresi persamaan regresi X3 = f(X1, X2), diperoleh koefisien

determinasi parsial R32 = 0,671.

Dapat dilihat bahwa semua nilai koefisien determinasi parsial masing-

masing R12 , R2

2, dan R32 semuanya nilainya lebih kecil dari nilai R2 = 0,932.

Dengan demikian sama seperti penyelidikan di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam model regresi tidak terdapat multikoliniearitas.

Page 59: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Tabel 4.3. Statistik Kolinearitas

Model Unstandardized Coefficients

t Sig.

CorrelationsCollinearity

Statistics

B Std. ErrorZero-order Partial Part

Tolerance VIF

(Constant) -20366.413

75979.198

-.268 .794

Suka Bunga Deposito Berjangka (%)

-2602.271 3286.289 -.792 .445 -.160 -.232 -.062 .724 1.382

Kurs Rupiah 68.714 16.111 4.265 .001 .898 .789 .336 .357 2.805Produk Domestik Bruto (miliar rp)

.288 .086 3.352 .006 .899 .711 .264 .329 3.039

a. Dependent Variable: Jumlah Permintaan Uang (miliar rp)

2.Otokorelasi

a. Uji Durbin – Watson (Uji DW)

Setelah dilakukan pendugaan regresi maka diperoleh nilai DW = 0,920.

Dengan melihat pada Tabel DW: Untuk α = 0,05, jumlah sampel n = 15, jumlah

peubah bebas k = 3, mka diperoleh nilai DW table: dL = 0, 814 dan dU = 1, 750. Hal

in berarti bahwa nilai bahwa dL < DW = 0,920 < dU. Kesimpulan, dengan

menggunakan uji DW tidak diperoleh keputusan.

b. Uji Langrange Multiplier (Uji LM) atau Uji Breusch-Godfrey (Uji BG)

Setelah dilakukan prosedur uji BG, maka diperoleh hasil seperti ditunjukkan

Tabel 4.2. Dalam tabel dapat dilihat bahwa koefisien regresi peubah Res_2 (atau e t-2

Page 60: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

= lag et-1), yaitu t β̂ 4 = 0,094 > 0,05. Dengan demikian berdasarkan uji Breusch-

Godfrey (BG) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat otokorelasi derajat satu.

Tabel 4.4. Hasil Uji Breusch-Godfrey (BG)

Model Unstandardized Coefficients

t Sig.B Std. Error(Constant) 4907.893 78112.840 .063 .951Suka Bunga Deposito Berjangka (%)

1463.121 3185.849 .459 .657

Kurs Rupiah -13.929 16.949 -.822 .432Produk Domestik Bruto (miliar rp)

.096 .096 .997 .345

Res_2 .848 .453 1.870 .094a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Page 61: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan uang di Indonesia, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Koefisien regresi suku bunga deposito berjangka berpengaruh negatip tetapi tidak

berpengaruh nyata terhadap permintaan uang di Indonesia yaitu sebesar

-2602,271. Dengan demikian, setiap kenaikan 1% suku bunga deposito berjangka

akan menurunkan permintaan uang di Indonesia sebesar Rp 2602,271 milyar.

2. Variabel kurs rupiah berpengaruh positip terhadap permintaan uang di Indonesia

dan nyata dengan koefisien regresi sebesar 68,714. Dengan demikian, setiap

kenaikan kurs rupiah sebesar Rp 1 maka akan menaikkan permintaan uang di

Indonesia sebesar Rp 68,714 milyar.

3. Variabel produk domestik bruto berpengaruh positip dan nyata terhadap

permintaan uang di Indonesia dengan koefisien regresi sebesar 0,288. Dengan

demikian, setiap kenaikan Rp 1 milyar produk domestik bruto akan menaikkan

permintaan uang di Indonesia sebesar Rp 0,288 milyar.

Page 62: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

4. Koefisien determinasi (R-square) sebesar 0.932 berarti 93,2% keragaman

permintaan uang dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga deposito berjangka,

kurs rupiah dan produk domestik bruto secara bersama-sama.

5. Hasil uji f menunjukkan bahwa suku bunga deposito berjangka, kurs rupiah dan

produk domestik bruto secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

permintaan uang di Indonesia.

5.2. SARAN

Berdasarkan evaluasi analisis dari penelitian serta kesimpulan yang elah

dirumuskan di atas, maka perlu mengajukan saran-saran yang relevan sebagai usaha

untuk memecahkan permasalahan yang ditentukan dalam analisis serta diharapkan

dapat berguna bagi masukan pihak-pihak yang terkait. Adapun saran-saran yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. BI harus dapat memperhatikan perkembangan nilai tukar, karena perubahan nilai

tukar dapat menyerap hampir Rp 1 milyar. BI harus dapat memperkirakan kapan

BI mengintervensi nilai tukar, untuk mencegah agar kemerosotan rupiah tidak

terlalu parah. BI juga harus membatasi perdagangan rupiah untuk spekulasi

2. BI harus memperhatikan kondisi sektor riil dengan seksama terlebih dahulu

sebelum menetapkan Giro Wajib Minimum (GWM).

3. Bank Sentral harus lebih optimal lagi dalam melakukan monitoring dan

intervensi terhadap pengendalian tingkat suku bunga.

Page 63: Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005.

McEachern., A, William, Ekonomi Makro, Jakarta : Salemba Empat, 2000.

Rahardja, Prathama, dan Manurung, Mandala, Teori Ekonomi Makro Suatu

Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2005.

Elvis Purba, Parulian Simanjuntak, dan Parada Manik, Bank dan Lembaga

Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Medan : fakultas Ekonomi UHN,

2002.

Darmawan, Indra., Pengantar Uang dan Perbankan, Cetakan Pertama, Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta, 1992.

Abimanyu, Yoopi. Ph.D, Memahami Kurs Valuta Asing, Jakarta : Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.