Upload
ester-sibarani
View
44
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/21/2018 Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif - BAB 1 - slid...
http:///reader/full/faktor-yang-menyebabkan-kegagalan-ibu-dalam-pemberian-asi-ek
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ASI merupakan makanan yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih
banyak dirangsang sedini mungkin dengan cara menyusui sejak bayi lahir hingga selama
mungkin (Sarwono, 2002, hal. 266).
ASI (air susu ibu) dirancang sempurna untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI
mengandung prebiotik oligosakarida, zat yang memberi makan bakteri baik yang ada di
perut. Bakteri ini bekerja melawan virus sehingga melindungi bayi dari kemungkinan
infeksi yang masuk lewat saluran pencernaan. Bahkan ASI mengandung asam lemak
yang penting dalam membantu perkembangan kecerdasan bayi. ASI juga bersifat alami,
ASI mengandung semua gizi dan antibodi yang diperlukan bayi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ASI bisa mengurangi resiko diabetes dan
leukimia dini. Menyusui dengan ASI juga membantu melindungi bayi dari infeksi
saluran pernapasan dan telinga serta beberapa jenis alergi (Novianti, 2009, hal. 25).
Menyusui anak bisa menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang dan kuat antara ibu
dan bayi. Bayi merasa terlindung dalam dekapan ibu, mendengar langsung degup
jantung ibu, serta merasakan sentuhan saat disusui ibu (Prasetyono, 2009, hal. 28).
Pemberian ASI secara eksklusif merupakan pemberian ASI tanpa bahan
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Makanan atau minuman lain yang dimaksud misalnya seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, atau pun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi
dan tim. Bahkan air pun tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Kodrat, 2010).
Universitas Sumatera Utara
5/21/2018 Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif - BAB 1 - slid...
http:///reader/full/faktor-yang-menyebabkan-kegagalan-ibu-dalam-pemberian-asi-ek
Menurut WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 telah menetapkan rekomendasi
tentang upaya pencapaian, pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal,
bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya
nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI hingga
bayi berusia 2 tahun lebih (Prasetyono, 2009, hal. 31)
Meskipun khasiat ASI begitu besar, namun tidak banyak ibu yang mau atau tidak
bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan seperti yang disarankan organisasi
kesehatan dunia (WHO). Sentra Laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei
demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003, hanya 15% ibu yang memberikan ASI
eksklusif selama 5 bulan. Di Indonesia, rata-rata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2
bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat
(Yuliarti, 2010).
Berkembangnya informasi yang tidak benar dan kurang tepat di masyarakat,
serta masalah menyusui seperti puting susu yang pendek atau terbenam, payudara
bengkak, puting susu nyeri/lecet, ditambah lagi adanya mitos menyusui, membuat ibu
kurang percaya diri serta enggan untuk menyusui. Mitos-mitos diajarkan secara turun-
temurun sehingga menjadi semacam budaya/adat istiadat (Indarti, 2007, Hal : 44).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hanya 21,6 % dari semua wanita
postpartum yang menyusui bayinya berlangsung lima sampai enam bulan lamanya
(Abbot Laboratories, 1995). Alasan yang dapat disampaikan untuk masalah
kecendrungan saat itu dimana wanita menyusui belum intensif memberikan ASI karena
kondisi-kondisi yang dialami oleh ibu serta perasaan ibu seperti nyeri. Dan adanya
Universitas Sumatera Utara
5/21/2018 Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif - BAB 1 - slid...
http:///reader/full/faktor-yang-menyebabkan-kegagalan-ibu-dalam-pemberian-asi-ek
kesulitan ibu selama menyusui (Milligan & Pugh, 1994).
UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dapat
mencegah kematian 1,3 juta anak berusia dibawah 5 tahun. Suatu penelitian di Ghana
yang diterbitkan dalam jurnal Peditrics menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah
dengan pemberian ASI sejak pertama kelahirannya. Angka ini naik 22% jika pemberian
ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi (Prasetyono, 2009).
Di Indonesia hanya sekitar 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan 4% bayi disusui ibunya dalam waktu 1 jam
setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia dibawah 28 hari di
Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah kelahiran
bayi (Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati, 2010).
Diketahui pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi tingkat kematian bayi
yang dikarenakan berbagai penyakit yang menimpanya, seperti diare, dan radang paru-
paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran
(Prasetyono, 2009).
Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health
Surveillance System (NSS) bekerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller
International di empat kota (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan
(Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukkan bahwa
cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 14%-21%, sedangkan di pedesaan
6%-19%. Pada ibu yang bekerja, singkatnya pada masa cuti hamil/melahirkan
mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir mereka sudah harus
kembali bekerja. Hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif (Kodrat, 2010).
Universitas Sumatera Utara
5/21/2018 Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif - BAB 1 - slid...
http:///reader/full/faktor-yang-menyebabkan-kegagalan-ibu-dalam-pemberian-asi-ek
Sebuah lembaga survei kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih
53,5%, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan hanya 9%, sedangkan
pemberian ASI kepada bayi hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7%. Rendahnya
tingkat pemberian ASI eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi
bayi dan balita di Indonesia (Prasetyono, 2009).
Dari uraian diatas, peneliti ingin meneliti tentang faktor yang menyebabkan
kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Lingkungan XIV Kelurahan Bantan
Kec. Medan-Tembung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kegagalan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kegagalan ibu dalam pemberian
ASI eksklusif.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakterisitik responden.
b. Untuk mengetahui faktor informasi terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
5/21/2018 Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif - BAB 1 - slid...
http:///reader/full/faktor-yang-menyebabkan-kegagalan-ibu-dalam-pemberian-asi-ek
c. Untuk mengetahui faktor masalah menyusui terhadap kegagalan ibu dalam pemberian
ASI eksklusif.
d. Untuk mengetahui faktor percaya mitos terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan
masukan bagi pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan program pemberian ASI
eksklusif dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan informasi
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
2. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan Khususnya Asuhan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengetahuan dan
informasi serta pengembangan bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor yang
menyebabkan kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengetahuan dan
informasi bagi masyarakat mengenai faktor yang menyebabkan kegagalan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan
penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara