80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SIKAP PETANI TERHADAP SUBSIDI BENIH PADI VARIETAS CIHERANG PADA PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR Oleh: DANTI NOVITASARI H 0407028 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SIKAP PETANI TERHADAP SUBSIDI BENIH PADI

VARIETAS CIHERANG PADA PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI

BERAS NASIONAL (P2BN) DI KECAMATAN KARANGANYAR

KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh:

DANTI NOVITASARI

H 0407028

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi merupakan salah satu komoditas penting di dunia, sebab sekitar

90% dihasilkan dan dikonsumsi sebagai makanan pokok bagi penduduk di

negara-negara Asia dengan nilai perdagangan beras global mencapai US$

6,88 billion. Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok

bagi sekitar 95% penduduk dengan konsumsi beras 108-137 kg per kapita.

Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus tetap dilakukan

lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk yang mencapai rata-rata 1,3%

per tahun (Iskandar et al, 2009).

Pembangunan pertanian merupakan suatu upaya untuk menciptakan

ketahanan pangan serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Kemandirian pangan nasional sangat diperlukan untuk menjamin kecukupan

pangan nasional. Oleh karena itu untuk mewujudkannya perlu upaya yang

serius dalam peningkatan produksi pangan khususnya beras yaitu dengan

memproduksi beras seoptimal mungkin.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pertanian

menetapkan aksi Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

sebesar 2 juta ton beras per tahun dan selanjutnya kenaikkan 5% untuk setiap

tahunnya. Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan agar terjadi surplus beras

nasional sekitar 1 juta ton sebagai stok beras di Bulog (Badan Urusan

Logistik), sehingga harga beras lebih mudah dikontrol (Deptan, 2011).

Program P2BN juga dilatarbelakangi oleh terjadinya penurunan luas areal

tanam dan luas areal panen akibat konversi lahan sawah produktif, serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT), semakin terbatasnya sumberdaya air

serta perubahan iklim (dampak fenomena iklim) yang sulit diprediksi.

Dalam beberapa tahun terakhir, iklim di Indonesia banyak mengalami

perubahan dan tidak bisa diprediksi. Terjadinya pergeseran musim hujan atau

musim kemarau, membuat para petani sulit menentukan pola tanam yang

1

Page 3: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sesuai, sehingga hal ini menyebabkan pertumbuhan hama tanaman padi

terutama wereng berkembang dengan pesat dan merusak tanaman padi. Maka,

dibutuhkan varietas tanaman padi yang tahan terhadap serangan hama.

Mengetahui keadaan ini, Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa)

Departemen Pertanian mengeluarkan varietas unggul baru yaitu varietas

ciherang yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan lebih

mampu tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Menurut Suprihatno et

al, (2010), padi ciherang memiliki keunggulan dalam hal umur tanam yang

pendek, hasil produksi yang tinggi (dengan perlakuan sama), anakan

produktif yang banyak, lebih tahan terhadap hama dan penyakit, cocok

ditanam pada musim hujan dan kemarau, serta rasa nasi yang enak.

Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) bertujuan untuk

meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan pengadaan benih tahan

hama yang dapat meningkatkan hasil dan pendapatan petani. Progam

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) sudah berlangsung sejak tahun

2009 dan pada tahun ini dilaksanakan kembali di Kecamatan Karanganyar.

Hal ini disebabkan karena petani sedang menghadapi krisis produktivitas

tanaman padi yang kurang maksimal akibat dari kebutuhan petani oleh

keterbatasan benih yang tahan hama. Dengan berlangsungnya program

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang dicanangkan pemerintah

sangat membantu kebutuhan petani akan benih padi yang berkualitas. Benih

padi yang diberikan adalah jenis padi inhibrida dengan pertimbangan lebih

tahan hama dan memiliki produktivitas tinggi.

Setelah pernah dilaksanakan pada tahun 2009 diketahui kegiatan

subsidi benih sangat diminati petani, tetapi terdapat kendala yang disesalkan

petani yaitu mengenai pelaksanaannya. Terjadinya keterlambatan pasokan

benih dari perusahaan benih mengakibatkan penerimaan benih juga terlambat.

Hal ini meyebabkan benih tiba diluar musim tanam, sehingga benih tidak

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, petani sedikit

ragu untuk kegiatan subsidi benih yang dilaksanakan kembali dalam program

P2BN pada tahun ini. Benih yang diberikan pada tahun ini adalah varietas

Page 4: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ciherang, berbeda dengan varietas sebelumnya yaitu inpari. Pemilihan benih

dilatarbelakangi oleh kondisi di lapang yaitu terjadinya penurunan produksi

akibat pertumbuhan hama wereng yang menyerang padi petani. Mengetahui

sifat varietas ciherang tahan terhadap hama, maka dipilih untuk jenis varietas

yang diberikan. Kecamatan Karanganyar sendiri memperoleh pasokan benih

padi varietas ciherang dengan ketentuan 600 hektar lahan pertanian yang

dibagi menjadi 21 kelompok tani masing-masing memperoleh jatah 25 hektar

per kelompok tani, dimana 1 hektar lahan memperoleh 25 kilogram benih

ciherang

Keberhasilan suatu program pembangunan sangat ditentukan oleh sikap

objek pembangunan itu sendiri. Ketika diketahui sikap petani maka

pemerintah dan pengambil kebijakan dapat mempertimbangkan kebijakan

yang tepat untuk pengembangan kegiatan pertanian selanjutnya. Kegiatan ini

akan berkembang apabila mendapat dukungan dari masyarakat dan

pemerintah. Sikap petani yang inovatif akan membantu keberlanjutan dan

kemajuan program, akan tetapi sikap petani yang kurang inovatif akan

menghambat kegiatan program itu sendiri. Demikian halnya keberhasilan

program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) tidak terlepas dari

sikap petani peserta program.

Sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang yang

diberikan oleh pemerintah melalui program Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN) didefinisikan sebagai respon petani terhadap kegiatan,

berdasarkan karakteristik petani yang dapat mempengaruhi sikap. Hasil akhir

dari pemikiran petani dalam merespon atau memberi tanggapan terhadap

kegiatan tersebut adalah petani setuju, netral atau tidak setuju terhadap

subsidi benih padi varietas ciherang pada program Peningkatan Produksi

Beras Nasional (P2BN).

Penelitian tentang sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas

ciherang pada program P2BN dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap petani dan hubungan antara faktor-faktor

Page 5: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang mempengaruhi pembentukan sikap petani dengan sikap petani terhadap

program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

B. Perumusan Masalah

Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) merupakan

program strategis sebagai upaya terobosan guna memacu peningkatan

produksi padi (beras) nasional dalam rangka memantapkan ketahanan pangan

dan mengisi peluang pasar ekspor.

Pelaksanaan subsidi benih padi varietas ciherang pada program

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) diharapkan dapat membantu

dan memenuhi kebutuhan petani akan benih yang berkualitas, tahan serangan

hama dan sekaligus dapat meningkatkan produksi padi sehingga dapat

membantu meningkatkan penghasilan petani. Penerapan benih padi varietas

ciherang pada program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di

Kecamatan Karanganyar bertujuan untuk mewujudkan pengadaan benih padi

yang berkualitas untuk mencapai ketahanan pangan nasional dengan petani

sebagai sasaran obyek program tersebut. Latar belakang diberikannya subsidi

benih padi varietas ciherang pada program Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN) lebih didorong kebutuhan petani oleh keterbatasan benih

yang tahan oleh serangan hama sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan petani.

Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang

dilaksanakan tersebut diharapkan dapat menimbulkan respon dari petani

melalui rangsangan sosial dan reaksi yang bersifat emosional, sehingga

menimbulkan sikap saling berinteraksi satu sama lain. Respon dan reaksi

pada akhirnya dinyatakan dalam bentuk perilaku yang konsisten dan

memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik dan

buruk, positif dan negatif, menyenangkan dan tidak menyenangkan terhadap

obyek sikap.

Page 6: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dari pembahasan diatas maka dapat dijelaskan beberapa permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apa saja faktor-faktor pembentuk sikap petani terhadap subsidi benih

padi varietas ciherang pada program P2BN di Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar?

2. Bagaimana sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang

pada program P2BN di Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Karanganyar?

3. Bagaimanakah hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap petani

dengan sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dijelaskan bahwa tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji faktor-faktor pembentuk sikap petani terhadap subsidi benih

padi varietas ciherang pada program P2BN di Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar.

2. Mengkaji sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

3. Mengkaji hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap petani dengan

sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program

P2BN di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah untuk :

1. Bagi peneliti, sebagai sarana belajar untuk mengetahui atau memahami

sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program

P2BN, sekaligus sebagai sarana yang ditempuh untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 7: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Bagi pemerintah dan instansi yang terkait, diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya

khususnya di bidang pertanian.

3. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk

melakukan penelitian sejenis

4. Bagi petani diharapkan dapat menjadi motivasi untuk lebih

menggunakan benih padi varietas ciherang.

Page 8: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian memiliki makna perubahan dalam teknik

produksi pertanian dan sistem usahatani menuju ke situasi yang

diinginkan, biasanya situasi yang memungkinkan petani dapat

memanfaatkan hasil-hasil penelitian pertanian dan berkurangnya pertanian

pokok dan lebih berorientasi pasar. Tujuan utama kebijakan pembangunan

pertanian di kebanyakan negara adalah meningkatkan produksi pangan

dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang

semakin meningkat, dengan harga yang bersaing di pasar dunia melalui

produksi yang efisien (Van Den Ban dan Hawkins, 1999).

Pengalaman pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan di

Indonesia selama tiga dasawarsa terakhir, menunjukkan pembangunan

pertanian harus ada perbaikan. Deptan yang dikutip dalam Mardikanto

(2007) menunjukkan masih diperlukan perbaikan-perbaikan yang

menyangkut:

a. Perbaikan kelembagaan pertanian (better organization) demi

terjalinnya kerjasama dan kemitraan antar stakeholders,

b. Perbaikan kehidupan masyarakat (better community) yang tercermin

dalam perbaikan pendapatan, stabilitas keamanan dan politik,

c. Perbaikan usaha dan lingkungan hidup (better environment) demi

kelangsungan usahataninya.

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat stategis dalam

pembangunan nasional, diantaranya sebagai penyerap tenaga kerja,

kontribusi terhadap produk domestik bruto, sumber devisa, bahan baku

industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta mendorong bergeraknya

sektor-sektor riil lainnya. Pengalaman pembangunan tahun 1990

menunjukan bahwa sektor pertanian terbukti mampu menjadi penyangga

perekonomian nasional saat terjadi krisis ekonomi. Pengalaman tersebut

7

Page 9: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

memberikan penjelasan bahwa menggantungkan perekonomian pada

kegiatan ekonomi yang berbasis sumber daya ternyata sangat rentan

terhadap guncangan dan dinamika lingkungan eksternal, dengan demikian

dukungan dari semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat

untuk mengembangkan perekonomian yang berbasis sumber daya

termasuk sektor ekonomi sangat diperlukan (Ashari, 2009).

Salah satu tolak ukur pembangunan pertanian adalah tercapainya

peningkatan pendapatan masyarakat (petani) yang hidup di pedesaan,

dengan adanya kenaikan pendapatan itu jumlah dan ragam serta mutu

konsumsi masyarakat terus bertambah, baik konsumsi bahan pokok

(khususnya pangan) maupun konsumsi terhadap barang-barang dan jasa

yang dihasilkan oleh sektor non pertanian. Kenyataan juga menunjukan

bahwa, keberhasilan pembangunan pertanian tidak selalu dapat

menciptakan perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja, terutama

bagi angkatan kerja baru di pedesaan. Keberhasilan pembangunan

pertanian tidak cukup dijadikan andalan bagi pertumbuhan ekonomi

nasional untuk jangka panjang (Mardikanto, et, al, 2010).

Pembangunan pertanian merupakan bagian yang terintegral dari

pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Pembangunan yang dilakukan sudah semestinya mengandung nilai-nilai:

(a) Tercapainya swasembada, dalam arti kemampuan masyarakat untuk

memenuhi atau mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar yang mencakup:

pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan dasar, dan keamanan;

(b) Peningkatan harga diri, dalam arti berkembangnya rasa percaya diri

untuk dapat hidup mandiri terlepas dari penindasan dan tidak

dimanfaatkan oleh pihak lain untuk kepentingan mereka; dan (c)

Diperolehnya kebebasan, dalam arti kemampuan untuk memilih alternatif-

alternatif yang dapat dilakukan untuk mewujudkan perbaikan mutu hidup

atau kesejahteraan secara terus menerus bagi setiap individu maupun

seluruh warga masyarakatnya (Mardikanto, 1993).

Page 10: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Ketahanan Pangan

Pengertian ketahanan pangan telah dibakukan dalam Undang-

Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Pada Bab 1 Pasal 1

disebutkan ketahanan pangan adalah terpenuhinya pangan bagi rumah

tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik mutu,

aman, merata dan terjangkau (Saliem, 2004). Sementara definisi ketahanan

pangan yang secara resmi disepakati oleh pimpinan negara anggota

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) termasuk Indonesia pada World Food

Conference On Human Right 1993 dan World Food Summit 1996 adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan gizi setiap individu dalam jumlah dan

mutu agar dapat hidup aktif dan sehat secara berkesinambungan sesuai

budaya setempat (Wibowo, 2000).

Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan

pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan mengakses (termasuk

membeli) pangan, keamanan pangan (terkait keterjaminan kualitas) dan

tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Hal ini,

petani mempunyai kedudukan strategis dalam ketahanan pangan. Petani

adalah produsen pangan sekaligus kelompok konsumen terbesar yang

sebagian masih miskin dan berdaya beli rendah. Petani harus memiliki

kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus juga pendapatan yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka (Krisnamurthi, 2005).

Dari sisi dimensi waktu, ketahanan pangan dapat terwujud jika aspek

risiko kegagalan askes terhadap pangan dapat ditanggulangi. Terkait

dengan faktor resiko tersebut, dikenal dua bentuk ketidaktahanan pangan

(Food Insecurity), yaitu yang bersifat kronik dan transitori.

Ketidaktahanan pangan kronik terjadi secara terus menerus (jangka

panjang) karena rendahnya faktor daya beli dan rendahnya kualitas

sumberdaya manusia. Ketidaktahanan pangan transitori terjadi sementara

(sering bersifat mendadak atau tiba-tiba) yang sering diakibatkan oleh

adanya: bencana alam, kegagalan produksi dan kenaikan harga

(Saliem, 2004).

Page 11: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik

dalam jumlah maupun mutunya aman, merata, dan terjangkau. Dengan

pengertian tersebut, terwujudnya ketahanan pangan dapat diartikan lebih

lanjut sebagai berikut:

a. Terpenuhinya pangan yang cukup, bukan hanya beras tetapi mencakup

pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi

kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang

bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.

b. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari

cemaran biologis, kimia dan benda/zat lain yang dapat mengganggu,

merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta aman dari

kaidah agama.

c. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, dapat diartikan

pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air.

d. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang terjangkau, diartikan pangan

mudah diperoleh setiap rumah tangga dengan harga yang terjangkau

(Suryana, 2003).

3. Sikap

Mar’at (1981) mendefinisikan sikap merupakan produk dari proses

sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang

diterimanya. Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa

penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan

sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap objek.

Sikap didasarkan pada konsep evaluasi berkenaan dengan obyek tertentu,

menggugah motif untuk bertingkah laku. Sikap mengandung unsur

penilaian dan reaksi afektif terhadap obyek tersebut berdasarkan hasil

penalaran, pemahaman dan penghayatan individu.

Page 12: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut G. W. Allport (1935) dalam Taylor (1997), sikap adalah

suatu mental dan status kesiapsiagaan, yang diorganisir melalui

pengalaman, menggunakan suatu pengaruh yang dinamik ketika individu

menjawab semua obyek dan situasi yang terkait

Ahmadi (1999) mengemukakan mengenai pengertian sikap adalah

predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah

dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi

yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sikap adalah

kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau

situasi secara konsisten.

Myers (1992) mendefinisikan sikap sebagai bentuk evaluasi yakni

sikap merupakan pengorganisasian terakhir secara relatif dari kepercayaan

dimana terdapat kecenderungan untuk merespons benda-benda dalam

keadaan yang nyata. Sikap tidak pernah dilihat secara langsung, seseorang

harus mengambil kesimpulan keberadaan sikap dari apa yang dilakukan

orang lain. Sikap melibatkan evaluasi-evaluasi yang positif dan negatif,

perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan positif atau negatif

secara pasti yang berhubungan dengan obyek, orang dan kejadian atau

peristiwa. Sikap merupakan respons manusia dan dapat diuji melalui tiga

dimensi yaitu arahnya, intensitasnya, dan ketenangannya.

Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu kesadaran, perasaan dan

perilaku. Hal ini sangat bermanfaat untuk mempelajari dan memahami

kerumitan dan hubungan antara sikap dan perilaku. Komponen-komponen

di dalam sikap dan perilaku sangat berkaitan (Robbins, 2008).

Pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap

obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap

perasaan. Tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan sikapnya terhadap obyek tadi itu. Jadi sikap itu

tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu

hal. Sikap senantiasa terarahkan terhadap suatu hal, suatu obyek. Tidak

ada sikap tanpa ada obyeknya (Gerungan, 2004).

Page 13: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sikap mengarah pada obyek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri

terhadap obyek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan

untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap obyek atau perasaan, pikiran

dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen

mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen-

komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan, dan kecenderungan untuk

bertindak. Sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau

subjek yang mempunyai konsekuensi yakni bagaimana seseorang

berhadap-hadapan dengan objek sikap (Van den Ban dan Hawkins, 1999).

Sikap ditunjukkan oleh luasnya rasa suka atau tidak suka terhadap

sesuatu. Sesuatu tersebut adalah obyek sikap. Mengukur sikap seseorang

adalah mencoba untuk menempatkan posisinya pada suatu kontinum

afektif berkisar dari sangat positif hingga sangat negatif terhadap suatu

obyek sikap. Dalam penskalaan likert kuantifikasi dilakukan dengan

mencatat penguatan respon dan untuk pernyataan kepercayaan positif dan

negatif tentang obyek sikap (Mueller, 1996).

4. Komponen sikap

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.

Dengan melihat adanya satu kesatuan dan hubungan atau keseimbangan

dari sikap dan tingkah laku, maka sikap sebagai suatu sistem atau interaksi

antar komponen. Komponen-komponen sikap meliputi :

1) Komponen Kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap

objek sikap.

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek

sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak

senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah

sikap, yaitu positif dan negatif.

Page 14: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak

terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,

yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

berperilaku seseorang terhadap objek sikap (Walgito, 2005).

Dalam ketiga komponen sikap juga terdapat perbedaan tingkatan atau

kadar, serta terdapat pula perbedaan kompleksitasnya. Pada suatu

tingkatan sederhana, komponen afektif sikap seseorang dapat berarti

sekedar suka atau tidak suka terhadap obyek, namun pada tingkat yang

lebih kompleks alkan lebih sukar untuk berubah walaupun dimasukkan

informasi baru yang berlawanan mengenai obyek sikapnya (Azwar, 1998).

Karakteristik sikap senantiasa mengikutsertakan segi evaluasi yang

berasal sari komponen afeksi. Sikap relatif konstan dan agak sukar

berubah dan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap

melalui proses tertentu. Komponen afeksi memiliki penilaian emosional

yang bersifat positif atau negatif. Sehingga terjadilah kecenderungan untuk

bertingkah laku hati-hati. Komponen afeksi yang memiliki sistem evaluasi

emosional mengakibatkan timbulnya perasaan senang atau tidak senang,

takut atau tidak takut. Dengan sendirinya proses evalusi ini terdapat suatu

valensi positif atau negatif (Mar’at, 1981).

Psikologi pada umumnya menggambarkan bahwa sikap mempunyai

tiga komponen yaitu apa yang kita pikirkan atau percaya tentang suatu hal

(komponen kognitif), bagaimana kita merasakan tentang hal tersebut

(komponen emosional) dan bagaimana kita bereaksi terhadap hal itu

(komponen perilaku). Sering kali tiga komponen itu berkaitan antara satu

dengan yang lainnya (Wortman, 1999).

5. Faktor-faktor Pembentuk Sikap

Menurut Azwar (1998), sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi

sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, individu bereaksi

membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang

dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan

Page 15: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sikap adalalah pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting,

kebudayaan, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga

agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

a. Pengalaman Pribadi

Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi

yang melibatkan emosi, penghayatan akan lebih mendalam dan lebih

lama berbekas. Lebih lanjut Mardikanto (1996) menyatakan bahwa

pengalaman dalam melakukan kegiatan bertani tercermin dari

kebiasaan-kebiasaan yang mereka (petani) terapkan dalam kegiatan

bertani dan merupakan hasil belajar dari pengalamannya.

Orang merasa bahwa pengalaman-pengalaman pribadi memberikan

pengertian yang lengkap tentang kodrat manusia. Memang betul bahwa

pengalaman itu bisa memberikan pengertian yang cukup, tetapi yang

terang tidak memberikan pengertian yang lengkap. Pengalaman kita

sendiri menunjukkan bahwa mereka yang merasa bisa memahami orang

lain dengan baik itu sebenarnya tidak mengerti apa-apa, baik orang lain

maupun dirinya sendiri. Seringkali ada hubungan ironis antara pendapat

dan tabiatnya sendiri. Seringkali terjadi bahwa apa yang diyakininya

benar tentang diri orang lain biasanya juga benar tentang dirinya sendiri

(Mahmud, 1990).

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi petani dalam menerima suatu inovasi. Pengalaman

berusahatani terjadi karena pengaruh waktu yang telah dialami oleh

para petani, petani yang berpengalaman dalam menghadapi hambatan-

hambatan usahataninya akan tahu cara mengatasinya. Semakin banyak

pengalaman yang diperoleh petani, diharapkan produktivitas petani

akan semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakan usahataninya akan

semakin baik (Hasan, 2000).

Page 16: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan petani baik formal maupun pendidikan non

formal akan mempengaruhi cara berpikir yang diterapkan pada

usahataninya (Hernanto, 1991).

1) Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan struktur dari suatu sistem

pengajaran yang kronologis dan berjenjang. Lembaga pendidikan

mulai dari pra sekolah sampai dengan perguruan tinggi

(Suhardiyono, 1992).

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur,

bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan

perguruan tinggi dan yang setaraf denganya; termasuk ke dalamnya

ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum,

program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan

dalam waktu yang terus menerus (Seniar, 2011).

Pendidikan formal dimulai dari suatu kerangka teori atau

konsep dan menuju ke arah praktek atau kerja lapang. Dalam

pendidikan jenis ini terdapat suatu kurikulum yang telah ditetapkan

ataupun yang belum ditetapkan. Sedangkan pendidikan penyuluhan

adalah latihan, yang berorientasi pada pemecahan masalah petani,

dimulai dari suatu latihan yang kembang;kan dari teori atau

pemahaman dasar. Dalam penyuluhan tidak terdapat penetapan

kurikulum. Di samping itu juga memungkinkan disesuaikan

dengan kebutuhan sasaran (Singh, 2006).

Pendidikan meliputi mengajar dan mempelajari pengetahuan,

kelakuan yang pantas, dan kemampuan teknis. Semua itu terpusat

pada pengembangan ketrampilan, ketrampilan (kejuruan) atau

pekerjaan, maupun mental, moral dan estetika pertumbuhan

(Schaefer dan Robert, 1983).

Page 17: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Pendidikan non formal

Pendidikan non formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan

sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan

secara mandiri atau merupakanbagian penting dari kegiatan yang

lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik

tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya (Seniar, 2011).

Salah satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan

formal dan pendidikan non formal adalah: bahwa penyelenggaraan

pendidikan non formal (seperti halnya penyuluhan) dapat

diselenggarakan kapan saja, dan dimana saja. Dengan demikian,

metode yang akan diterapkan di dalam pelaksanaan penyuluhan

dapat menerapkan metoda pendidikan formal (ceramah, diskusi,

belajar mandiri) atau metoda yang tidak pernah diterapkan dalam

sistem pendidikan formal seperti: pameran, kunjungan ke rumah

(anjangsana), dll. Ciri lain, kegiatan pendidikan non formal

(termasuk penyuluhan) selalu diprogram sesuai dengan kebutuhan

penerima manfaat. Setiap kegiatan pendidikan non formal harus

selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan penerima

manfaatnya (Mardikanto,2009).

Menurut Azwar (1998) mengemukakan bahwa pendidikan non

formal merupakan pendidikan yang didapat diluar bangku sekolah.

Penyuluh pertanian dan pelatihan merupakan pendidikan non

formal. Penyuluhan pertanian merupakan sistem pendidikan non

formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau

menjelaskan tetapi berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya

agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusaha tani yang luas,

memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif

terhadap inovasi sesuatu (informasi) baru, serta terampil

melaksanakan kegiatan.

Page 18: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Pengaruh Orang Lain

Seseorang yang dianggap penting akan banyak mempengaruhi

pembentukan sikap. Diantara orang yang biasanya dianggap penting

bagi individu adalah orang tua, orang yang berstatus sosial lebih tinggi,

teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami. Pada

umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan

ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan

untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut. Mardikanto (1996) menyatakan bahwa tokoh-tokoh informal

(tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus dan guru) merupakan tokoh

yang dianggap berpengaruh karena memiliki wibawa untuk

menumbuhkan opini publik dan/atau yang dijadikan panutan oleh

masyarakat setempat.

Kebanyakan keputusan tentang pertanian masih dibuat petani

secara perorangan. Akan tetapi, ia membuat keputusan-keputusan

tersebut dalam rangka memenuhi hasrat untuk memberikan sesuatu

yang lebih baik bagi keluarganya. Oleh karena itu, mereka tergantung

kepada hasil yang didapat dari usahatani. Anggota-anggota keluarganya

mungkin memberikan tekanan kepada petani dalam mengambil

keputusan. Di pihak lain hasrat petani untuk memberikan kehidupan

yang lebih baik bagi keluarganya merupakan dorongan yang efektif

dalam banyak hal untuk meningkatkan produktivitas usahatani.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh petani juga dapat dipengaruhi

oleh sikap dan perilaku serta hubungan-hubungan dalam masyarakat

setempat di mana mereka hidup. Bagi petani, masyarakat di sekitarnya

mempunyai arti yang penting (Soetriono et al, 2006).

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu di antara komponen

sosial yang dapat mempengaruhi sikap. Seseorang yang dianggap

penting, seseorang yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak

tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan

Page 19: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap terhadap sesuatu. Di antara orang

yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang

yang status usianya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru,

teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain (Azwar, 1998).

d. Media Massa

Peran media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai

agen pembaru (agent of social change). Letak peranannya adalah dalam

hal membantu mempercepat proses pengalihan masyarakat yang

tradisional menjadi masyarakat modern. Khususnya peralihan dari

kebiasaan-kebiasaan yang menghambat pembangunan ke arah sikap

baru yang tanggap terhadap pembaharuan demi pembanguan (Depari

dan Colin, 1995).

Sampai saat ini, sudah banyak media atau bentuk komunikasi yang

sengaja dipasarkan ke pelosok-pelosok pedesaan. Dimulai dari yang

khusus ditujukan bagi individu, kelompok ataupun yang sifatnya

massal. Semua itu, akan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kepentingan masyarakat desa di masing-masing tempat. Program Koran

Masuk Desa (KMD) ataupun siaran pedesaan melalui radio sebagai

salah satu alternatif pemerintah yang betul-betul berguna dalam rangka

mendukung tercapainya tujuan pembangunan (Sastraatmadja, 1993).

Perkembangan media massa bagi manusia sempat menumbuhkan

perdebatan panjang tentang makna dan dampak media massa pada

perkembangan masyarakat. Dalam perkembangan teori komunikasi

massa, konsep masyarakat massa mendapat relasi kuat dengan produk

budaya massa yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana

proses komunikasi dalam konteks masyarakat massa membentuk dan

dibentuk oleh budaya massa yang ada. Media massa berperan untuk

membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu

akibat pengaruh media terhadap sistem nilai, pikir dan tindakan

manusia (Wordpress, 2011).

Page 20: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Shannon dalam Saleh (2004), informasi adalah sesuatu yang

membuat pengetahuan kita berubah, yang secara logis mensahkan

perubahan, memperkuat atau menemukan hubungan yang ada pada

pengetahuan yang kita miliki. Sedangkan pengertian informasi adalah

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi yang menerimanya.

e. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dapat diartikan sebagai pola perilaku yang dipelajari,

dipegang teguh oleh setiap warga masyarakat (baik oleh individu

maupun oleh kelompok-kelompok sosial yang ada) dan diteruskan

secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Kebudayaan tidak

hanya mencakup kepercayaan, kebiasaan, dan moral tetapi juga sikap,

perbuatan, pikiran-pikiran, kemampuan, adat istiadat, tata nilai,

motivasi maupun kesenian-kesenian yang dimiliki oleh masyarakat

yang bersangkutan (Mardikanto,2009).

Menurut Shadily (1984), kebudayaan (culture) berarti keseluruhan

dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan

oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan

kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat kebiasaan, dan

lain-lain.

Tradisi bukanlah sesuatu yang dapat diubah, tradisi justru

dipadukan dengan aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat dalam

keseluruhannya. Manusialah yang membuat sesuatu dengan tradisi itu:

ia menerima, menolaknya, atau merubahnya. Itulah sebabnya mengapa

kebudayaan merupakan cerita tentang perubahan-perubahan: riwayat

manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola kebudayaan

yang sudah ada (Peursen, 1988).

6. Petani

Para petani dalam arti ekonomi adalah para manajer sumber daya

yang memanipulasi tenaga kerja, lahan, modal, dan sumber daya lainnya

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan atau sasaran ini bervariasi

Page 21: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sesuai dengan tanggung jawab petani dan kadang-kadang juga sesuai

dengan ambisi untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Hampir semua

petani tradisional menerima teknologi beru yang relevan, dalam bentuk

apapun karena mereka menjadi lebih baik melalui satu atau lain cara, dan

mungkin memperoleh laba yang lebih banyak, dengan mengadopsi

teknologi itu (Makeham dan Malcolm, 1991).

Mosher (1978) memberikan gambaran yang luas mengenai petani,

yakni:

a. Petani sebagai manusia

Petani sebagai manusia, ia juga rasional, memiliki harapan-harapan,

keinginan-keinginan, dan kemauan untuk hidup lebih baik. Di

samping itu, petani seperti halnya manusia yang lain juga memiliki

harga diri dan tidak bodoh, sehingga memiliki potensi yang dapat

dikembangkan guna memperbaiki kehidupannya.

b. Petani sebagai jurutani

Petani sebagai jurutani adalah petani yang melakukan kegiatan

bertani, yang memiliki pengalaman dan telah belajar dari

pengalamannya. Hasil belajarnya itu, tercermin dari kebiasaan-

kebiasaan yang mereka terapkan dalam kegiatan bertani.

c. Petani sebagai pengelola usahatani

Hal ini berarti bahwa, petani adalah orang yang memiliki wewenang

untuk mengambil keputusan sendiri tentang usahatani yang

dikelolanya itu kepada keluarga serta masyarakat lingkunganya.

Menurut Samsudin (1982), yang disebut petani adalah mereka yang

untuk sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian,

menguasai sesuatu cabang atau beberapa cabang usahatani dan

mengerjakan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun tenaga bayaran.

Menguasai sebidang tanah dapat diartikan pula menyewa, bagi hasil atau

berupa memiliki tanah sendiri. Disamping menggunakan tenaga sendiri ia

dapat menggunakan tanaga kerja yang bersifat tidak tetap.

Page 22: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Ciri-ciri petani menurut Mardikanto (1993), terdapat dua kutub

pendapat yang menyatakan bahwa: di satu kutub adalah petani sub-sisten

dengan ciri-ciri khusus yang pada umumnya sangat tidak responsif

terhadap penyuluhan (pembangunan) petanian, dan di kutub lain petani

rasional dengan ciri-ciri yang sangat responsif terhadap upaya penyuluhan

(pembangunan) pertanian.

7. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) digulirkan

selain dilatarbelakangi oleh kondisi pemerintah Republik Indonesia yang

masih mengimpor beras sekitar 3% untuk memenuhi kebutuhan pangan

nasional pada tahun 2007, maka dilatarbelakangi pula oleh ketidakstabilan

kondisi perberasan nasional dimana diantaranya disebabkan terjadinya

penurunan luas areal tanam dan luas areal panen akibat konversi lahan

sawah produktif, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT),

semakin terbatasnya sumberdaya air serta perubahan iklim (dampak

fenomena iklim) yang sulit diprediksi (Departemen Pertanian, 2011).

Program Subsidi Benih padi Ciherang merupakan salah satu

implementasi dari gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Tahun 2011 yaitu kegiatan peningkatan produksi beras disertai penyediaan

input sarana dan prasarana peningkatan produksi beras melalui

optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian, teknologi dan

kelembagaan. Adapun tujuan dan sasaran dari proyek subsidi benih padi

ciherang di Kecamatan Karanganyar adalah sebagai berikut:

a. Tujuan

1) Meningkatkan produksi padi

2) Meningkatkan pendapatan petani

3) Meningkatkan kesejahteraan petani

Page 23: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Sasaran

1) Meningkatkan ketahanan pangan nasional

2) Meningkatkan penggunaan benih bermutu varietas unggul

3) Meningkatkan produktivitas dan produksi padi

(Departemen Pertanian, 2011).

Organisasi Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Tahun 2011 merupakan wahana (wadah) untuk mewujudkan koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian gerakan sebagaimana yang tersusun sebagai berikut:

a) Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten

b) Tim Pelaksana Tingkat Kecamatan P2BN

c) Tim Tingkat Kelurahan/Desa P2BN

Sosialisasi dan penyuluhan pertanian dalam rangka gerakan

peningkatan produksi beras nasional dilaksanakan melalui kampanye

penyebarluasan informasi dan kegiatan belajar mengajar untuk

meningkatkan motivasi dan mengoptimalkan pencapaian produksi melalui

penerapan komponen teknologi PPT. Sosialisasi dan penyuluhan pertanian

juga dilakukan dengan memanfaatkan media massa, lembaga komunikasi

yang ada di masyarakat dan meningkatkan peran serta institusi penyuluhan

di kabupaten/kecamatan/desa serta pusat penerangan masyarakat. Kegiatan

penyuluhan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktivitas di

pedesaan lainnya dengan pola agribisnis dan pendapatan usahatani

melalui pemasyarakatan penerapan teknologi sesuai anjuran,

meningkatkan kemampuan kelompok tani serta kelembagaan

(Departemen Pertanian, 2011).

Mekanisme pelaksanaan subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN di Kecamatan Karanganyar adalah sebagai berikut:

Page 24: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 1. Bagan Mekanisme Pelaksanaan Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang di Kecamatan Karanganyar

a. Penyusunan CPCL

Penyusunan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) adalah rencana

kelompok tani untuk satu periode tertentu yang disusun berdasarkan

musyawarah anggota kelompok tani untuk mendukung pelaksanaan

program subsidi benih padi ciherang. Penyusunan CPCL terkait

langsung dengan dukungan para camat dan lurah/kepala desa.

b. Dinas Pertanian mengadakan lelang terbuka yang dihadiri para

produsen benih. Lelang kemudian dimenangkan oleh PT. Sang Hyang

Sri.

c. Penyaluran benih dilaksanakan sesuai dengan kaidah enam tepat yang

meliputi: tepat jumlah, tepat waktu, tepat tempat, tepat cara, tepat guna

dan tepat sasaran. Subsidi benih padi inhibrida seluas 600 hektar di

Kecamatan Karanganyar meliputi varietas ciherang dan inpari.

Program P2BN berasal dari dana APBN dari pemerintah pusat

Pemilihan dan penyusunan CPCL oleh kabupaten kemudian diajukan ke pusat

PT. Sang Hyang Sri menerima surat tugas dari

pemerintah untuk pengadaan benih

Benih dikirim melalui dinas terkait hingga sampai di tingkat Kecamatan/BPP

Benih dibagikan kepada kelompok tani

Page 25: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pembagian varietas dilakukan berdasar CPCL yang telah disetujui

sebelumnya yang tersebar di 11 desa atau 21 kelompok tani di

Kecamatan Karanganyar. Setiap kelompok tani memperoleh jatah

25Ha/kelompok, setiap 1 Ha/25Kg benih yang diberikan

(Departemen Pertanian, 2011).

Benih bersertifikat untuk pertanaman petani adalah benih dengan

sertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau dari

Perusahaan BUMN/swasta yang telah mendapatkan sertifikasi mandiri dari

lembaga penilai yang berwenang (Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu dan

Lembaga Sertifikasi Produk) dengan spesifikasi mutu benih sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku, yaitu standar mutu benih

bersertifikat yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan nomor: 01/Kpts/HK.310/C/1/2009 tanggal 9 Januari 2009 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan. Benih

yang disalurkan paling tidak (minimal) satu bulan sebelum masa

kadaluarsa pada saat diterima oleh kelompok tani/petani, dan masa berlaku

label untuk padi adalah sebagai berikut: benih padi non hibrida dan padi

hibrida, masa berlaku label yang diberikan paling lama 6 (enam) bulan

sejak tanggal selesai pengujian atau paling lama 9 bulan setelah panen

(Ditjentan, 2011).

B. Kerangka Berpikir

Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan sikap

sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih

bersikap permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.

Lebih mudahnya, sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek

atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang

berhadap-hadapan dengan obyek sikap.

Kecamatan Karanganyar adalah salah satu kecamatan yang

menjalankan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan

memberikan subsidi berupa benih padi varietas ciherang kepada para petani.

Dalam hal ini petani sebagai obyek penelitian tentunya dipengaruhi oleh

Page 26: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap petani yang berkaitam

dengan sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang dalam

program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yang terdiri dari

pengalaman dalam berusahatani, pendidikan formal yang pernah ditempuh,

pendidikan non formal yang pernah diikuti, pengaruh orang lain yang

dianggap penting, keterpaan media massa yang diperoleh petani dan

kebudayaan yang masih dijalankan oleh petani.

Sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu,

interaksi sosial mengandung arti lebih dari sekedar adanya kontak sosial.

Pengalaman pribadi menjadi salah satu dasar pembentukan sikap. Pendidikan

formal petani akan mempengaruhi pola pikir petani, semakin tinggi

pendidikannya maka akan semakin luas, maju dan sangat berpengaruh pada

sikap petani terhadap suatu objek. Dalam pendidikan non formal petani

mendapatkan tambahan pengetahuan, pengalaman, serta solusi dari

permasalahan yang sedang mereka hadapi, hal tersebut juga mempengaruhi

sikap petani terhadap suatu objek.

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah

dengan sikap orang yang dianggap penting, kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk bergabung dan keinginan untuk menghindari

konflik dengan orang lain yang dianggap penting tersebut, hal tersebut akan

mempengaruhi sikap petani terhadap suatu objek. Media massa merupakan

sarana untuk memperoleh kebutuhan informasi, dan mengembangkan

pemikiran manusia terhadap dunia luar, semakin sering mengaskes media

massa semakin banyak informasi yang di peroleh, hal tersebut akan

mempengaruhi sikap petani terhadap suatu objek. Sedangkan kebudayaan

adalah adat istiadat yang melekat yang menjadi norma-norma yang mengatur

kehidupan masyarakat terutama masyarakat di pedesaan, pengaruh

kebudayaan menentukan langkah dan sikap individu terhadap suatu objek.

Sedangkan untuk sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas

ciherang pada program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

didefinisikan sebagai kecenderungan petani untuk memberikan respon

Page 27: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

terhadap proyek tersebut. Sikap petani pada program ini diukur oleh lima

variabel yang terdiri dari tujuan diadakannya subsidi benih, sasaran yang

ingin dicapai, pelaksanaan, kualitas benih bersubsidi yang diberikan, dan

manfaat serta hasil setelah memperoleh subsidi benih ciherang dari

pemerintah.

Kerangka berpikir di atas secara sistematis dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 28: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Keterangan : ____________ : Diteliti

: : Tidak diteliti Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir Penelitian Variabel Yang Berhubungan

Dengan Tingkat Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN di Kecamatan Karanganyar.

Variabel X Faktor-faktor pembentuk sikap : 1. Pengalaman usahatani 2. Pendidikan formal 3. Pendidikan non formal 4. Pengaruh orang lain 5. Keterpaan media massa 6. Kebudayaan

Variabel Y

Sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN: 1. Tujuan 2. Sasaran 3. Pelaksanaan

a. Sosialisasi b. Penyusunan CPCL c. Distribusi d. Penerimaan

4. Kualitas benih 5. Manfaat dan hasil

Pembangunan Pertanian

Ketahanan Pangan

Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang P2BN

Page 29: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka

berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini yaitu diduga

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman responden,

tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, tingkat keterpaan

media massa, dan tingkat pengaruh kebudayaan dengan tingkat sikap petani

terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program Peningkatan

Produksi Beras Nasional (P2BN).

D. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan program Peningkatan Produksi

Beras Nasional (P2BN) yang dilaksanakan pada tahun 2011 di Kecamatan

Karanganyar.

2. Responden penelitian adalah petani yang menerima subsidi benih padi

varietas ciherang di Kecamatan Karanganyar.

3. Faktor pembentuk sikap pada penelitian ini dibatasi pada tingkat

pengalaman responden, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non

formal, tingkat keterpaan media massa yang dimanfaatkan, dan tingkat

pengaruh kebudayaan terhadap subsidi benih ciherang. Walaupun

dimungkinkan ada hubungan timbal balik, namun pada penelitian ini

hanya mempelajari hubungan searah yaitu antara tingkat pengalaman

responden, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal,

keterpaan media massa yang dimanfaatkan dan tingkat pengaruh

kebudayaan dengan penerimaan subsidi benih varietas ciherang dalam

program P2BN di Kecamatan Karanganyar.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

a) Faktor-faktor pembentuk sikap yaitu merupakan faktor personal yang

ada dalam diri individu (yang dalam hal ini petani) yang turut

Page 30: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mempengaruhi pola perilakunya sehingga dapat membentuk sikap

petani terhadap subsidi benih varietas ciherang dalam program P2BN.

1) Pengalaman pribadi dalam berusaha tani responden hingga saat

penelitian ini dilakukan (dinyatakan dalam tahun) dan diukur

dengan skala ordinal.

2) Pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang pernah

ditempuh oleh responden di bangku sekolah yang diukur dengan

skala ordinal

3) Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diperoleh

responden di luar pendidikan formal (penyuluhan-penyuluhan

sebelum dan selama mengikuti proyek) diukur dengan skala

ordinal.

4) Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan saran,

ajakan bujukan atau bahkan perintah dari orang-orang yang dapat

mempengaruhi pembentukan sikap dan pengambilan kesimpulan

dalam budidaya padi (PPL, ketua kelompok tani ataupun petani

lain, suami/istri) diukur dengan skala ordinal.

5) Keterpaan media massa merupakan sarana komunikasi yang

mempunyai pengaruh dalam opini dan kepercayaan. Tingkat

keterpaan media massa dapat dilihat dari jumlah media massa yang

dimanfaatkan dan frekuensi media massa. Dimana jumlah media

massa adalah banyaknya media yang dimanfaatkan oleh petani

dalam memperoleh informasi sedangkan frekuensi media massa

adalah sering tidaknya petani memperoleh informasi diukur dengan

skala ordinal.

6) Pengaruh kebudayaan merupakan adat istiadat atau kebiasaan-

kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat setempat yang turut

mempengaruhi pola pikir dan pola berusaha tani responden diukur

dengan skala ordinal.

b) Sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN diartikan sebagai tanggapan atau respon evaluatif

Page 31: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

petani responden terhadap segala bentuk kegiatan dalam program

P2BN berupa sikap sangat setuju/ sangat positf, setuju/ positif, tidak

tahu/ ragu-ragu, tidak setuju/ negatif, sangat tidak setuju/ sangat

negatif dilihat dari pengetahuan responden tentang:

1) Tujuan merupakan pernyataan tentang hal-hal yang diinginkan atau

ingin dihasilkan, implikasi atau hal-hal yang perlu dilakukan

sebagai pemanfaatan hasil melalui subsidi benih padi varietas

ciherang pada program P2BN yang diukur dengan skala ordinal.

2) Sasaran pada dasarnya merupakan strategi yang digunakan oleh

individu atau kelompok yang terlibat secara langsung maupun tidak

langsung dalam kegiatan untuk mewujudkan tujuan yang telah

dirumuskan melalui pelaksanaan pembagian subsidi benih padi

varietas ciherang pada program P2BN yang diukur dengan skala

ordinal.

3) Pelaksanaan kegiatan adalah suatu tindak lanjut yang nyata dari

suatu gagasan atau perencanaan yang dirumuskan dalam tujuan

yang telah dibuat sebelumnya, yaitu:

a. Sosialisasi, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Petugas

Penyuluh Lapang (PPL) untuk mengenalkan program P2BN

terutama pada pemberian subsidi benih padi ciherang kepada

petani yang diukur dengan skala ordinal.

b. Penyusunan CPCL merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

pemilihan Calon Petani dan Calon Lokasi yang berhak

menerima bantuan subsidi benih padi ciherang yang diukur

dengan skala ordinal.

c. Distribusi merupakan kegiatan penyaluran subsidi benih padi

ciherang yang dilakukan melalui pihak-pihak terkait hingga

sampai ke tangan petani yang diukur dengan skala ordinal.

d. Penerimaan merupakan kegiatan pembagian benih padi

ciherang bersubsidi kepada para petani yang diukur dengan

skala ordinal.

Page 32: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4) Kualitas padi ciherang merupakan ukuran nilai lebih atau kurang

(baik buruknya padi ciherang) yang diperoleh petani saat

menggunakan subsidi benih padi ciherang diukur dengan skala

ordinal.

5) Manfaat dan hasil merupakan keadaaan akhir dari program yang

telah dicapai yang dapat dirasakan dan dinikmati serta bermanfaat

terhadap petani diukur dengan skalal ordinal.

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal.

Suryabrata (1998) mengatakan bahwa, ciri-ciri penerapan skala ordinal

adalah seperangkat obyek atau sekelompok orang diurutkan dari yang

“paling atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.

a. Faktor Pembentuk Sikap

Faktor-faktor pembentuk sikap petani terdiri dari pengalaman

responden dalam berushatani, pendidikan formal responden yang

pernah ditempuh, keikutsertaan dalam pendidikan non formal yang

pernah diikuti, pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh

responden, keterpaan media massa, dan kebudayaan yang masih

berlaku yang dapat mempengaruhi sikap responden. Sedangkan untuk

penjelasannya dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Page 33: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel. 2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Sikap

Variabel Indikator Kategori Skor 1. pengalaman

usahatani

2. pendidikan formal

3. pendidikan non

formal

4. pengaruh orang

lain yang dianggap penting

5. keterpaan media

massa

Lamanya pengalaman responden berusahatani padi (dalam satuan tahun) Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh responden di bangku sekolah Frekuensi responden mengikuti kegiatan penyuluhan tentang program P2BN (dalam 1 satu musim tanam) · Saran dan ajakan untuk

meningkatkan produksi, pendapatan dan nilai tambah dengan menggunakan benih ciherang bersubsidi(PPl, ketua kelompok tani, petani lain, suami/istri) dalam satu musim tanam · Dukungan terhadap

penggunaan benih ciherang bersubsidi oleh orang yang dianggap penting (PPl, ketua kelompok, petani lain, suami/istri)

· Jumlah media massa yang

dimanfaatkan responden (radio, TV, koran, majalah,

>35 th 26-35th 16-25th 6-15th 1-5 th

D1-S1 sederajat SMA/tamat SMA SMP/Tamat SMP SD/Tamat SD Tidak sekolah Sangat sering ( >3 kali) Sering (3kali) Kadang-kadang(2kali) Pernah (1kali) Tidak pernah Sangat sering >6kali Sering (5-6 kali) Kadang-kadang (3 – 4 kali) Pernah (1-2 kali) Tidak pernah · Didukung >5 pihak

(PPL, ketua kelompok, petani lain, pemerintah, dll )

· Didukung 4-5 pihak · Didukung 2-3 pihak · Hanya didukung PPL/

ketua kelompok/ petani lain

· Tidak didukung > 5 jenis 4-5 jenis 2-3 jenis

5 4 3 2 1

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

5 4 3 2

1

5 4 3

Page 34: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Sikap petani pada program ini dapat diukur oleh beberapa

pernyataan-pernyataan positif dan negatif kepada responden tentang

sikap petani terhadap tujuan dari pelaksanaan subsidi benih padi

ciherang, sasaran yang ingin dicapai, mengenai pelaksanaan, kualitas

dari benih bersubsidi, dan hasil serta manfaat yang diperoleh setelah

mendapatkan subsidi benih padi ciherang. Pernyataan-pernyataan

tersebut disajikan pada Tabel 2.2.

6. Tingkat

pengaruh kebudayaan

internet)

· Frekuensi menyimak

tentang informasi yang berkaitan dengan pertanian dalam satu musim tanam

Sering tidaknya melaksanakan budaya setempat (kerukunan, gotong royong, adat istiadat setempat)

1 jenis Tidak menggunakan Sangat sering (4 kali) Sering (3 kali) Kadang-kadang(2kali) Pernah (1kali) Tidak pernah Sangat sering (>3kali) Sering (3 kali) Kadang-kadang (2kali) Pernah (1 kali) Tidak pernah

2 1 5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

Page 35: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 2.2 Sikap Petani terhadap Subsidi Benih Padi Ciherang pada Program P2BN

No Variabel Indikator 1 2 3 4 5

Tujuan subsidi benih Sasaran Pelaksanaan a. Sosialisasi

b. Penyusunan CPCL

c. Distribusi d. Penerimaan

Kualitas benih

Manfaat dan Hasil

Penilaian petani dalam tujuan subsidi benih atau hal-hal yang ingin diwujudkan Penilaian petani dalam sasaran pelaksanaan subsidi benih a. Penilaian petani mengenai sosialisasi

kegiatan subsidi benih dalam program P2BN

b. Penilaian petani terhadap penyusunan CPCL

c. Penilaian petani mengenai distribusi penyaluran subsidi benih

d. Penilaian petani mengenai penerimaan dan pembagian benih padi bersubsidi

Penilaian petani terhadap kualitas benih bersubsidi Penilaian petani terhadap manfaat dan hasil dari kegiatan subsidi benih

Responden kemudian diminta untuk memberikan respon berupa

sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap

pertanyaan yang diajukan kepada mereka, dimana alternatif jawabannya

berskala ordinal. Sikap petani terhadap tujuan dari pelaksanaan subsidi

benih padi ciherang, sasaran yang ingin dicapai, mengenai pelaksanaan,

kualitas dari benih bersubsidi, dan hasil serta manfaat yang diperoleh

setelah mendapatkan subsidi benih padi ciherang diukur dengan

menggunakan pernyataan-pernyataan positif dan negatif yang nantinya

dihubungkan dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Jawaban

dari pernyataan positif dan negatif yang disediakan untuk petani

responden berjumlah 5, yaitu sebagai berikut:

Page 36: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1) Pernyataan Positif

Sangat setuju/ sangat positif (SS) : skor 5

Setuju/ positif (S) : skor 4

Tidak tahu/ragu-ragu (R) : skor 3

Tidak setuju/ negatif (TS) : skor 2

Sangat tidak setuju/ sangat negatif (STS) : skor 1

2) Pernyataan Negatif

Sangat setuju/ sangat positif (SS) : skor 1

Setuju/ positif (S) : skor 2

Tidak tahu/ragu-ragu (R) : skor 3

Tidak setuju/ negatif (TS) : skor 4

Sangat tidak setuju/ sangat negatif (STS) : skor 5

Page 37: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian

kuantitatif memusatkan pada pengumpulan data yang berupa angka-angka

untuk kemudian dianalisis dengan mengggunakan alat-alat analisis kuantitatif

maupun dengan perhitungan matematika (Mardikanto, 2001). Penelitian

kuantitatif diawali dengan merumuskan masalah penelitian. Masalah

penelitian dirumuskan secara operasional, dimana konsep-konsep yang dipilih

dapat diukur secara kuantitatif. Masalah penelitian dijawab secara teoritik

dengan cara mengacu pada teori-teori yang telah ada (Slamet, 2006).

Penelitian ini menggunakan teknik survai, yaitu mengumpulkan data

terhadap sejumlah individu yang dianggap mewakili populasinya untuk

memperoleh sejumlah nilai-nilai tertentu atas sejumlah variabel yang dipilih,

penelitian survai dipergunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel

atau lebih (Slamet, 2006). Teknik survai ini mengambil sampel dari suatu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dengan

maksud menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 2006).

B. Teknik Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpossive) yaitu

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan

penelitian (Singarimbun dan Effendi, 2006). Lokasi yang diambil adalah

Kecamatan Karanganyar dengan pertimbangan-pertimbangan:

1. Kecamatan Karanganyar merupakan kecamatan yang berada di Kabupaten

Karanganyar yang memperoleh subsidi benih padi varietas ciherang paling

banyak dibandingkan dengan kecamatan lain dalam Program P2BN tahun

2011.

2. Kecamatan Karanganyar memperoleh subsidi benih padi yang sesuai

dengan kebutuhan para petani yang sedang mengalami krisis produktivitas

padi akibat serangan hama yaitu varietas ciherang.

36

Page 38: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-

cirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 2006). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani yang berada di

Kecamatan Karanganyar yang menerima bantuan benih padi varietas

ciherang bersubsidi.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian di Kecamatan Karanganyar No. Desa Kelompok tani Jumlah peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jungke Cangakan Delingan Gedong Tegalgede Bejen Lalung Popongan Jantiharjo Bolong Gayamdompo Jumlah

Sido Makmur IV Sido Makmur II Ngudi Makmur II Tani makmur II Tani Makmur IV Subur Makmur IV Makarti Tani I Makarti Tani III Marbakti Tani I Marbakti Tani III Rukun Tani I Rukun Tani III Ngudi Mulyo II Mahargyo Tani II Mahargyo Tani V Mahargyo Tani IV Makaryo Tani I Makaryo Tani II Makaryo Tani IV Rukun Tani III Rukun Tani IV

55 65 45 67 65 53 67 75 63 75 60 65 65 62 60 63 67 64 65 70 64

1335

Sumber : BPP Kecamatan Karanganyar Tahun 2011

2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah secara acak (simple random sampling), yaitu semua anggota sampel

memiliki karakteristik yang sama sehingga siapapun yang terambil

diyakini dapat mewakili populasinya (Mardikanto, 2001). Kemudian untuk

menentukan jumlah responden tiap sub populasi menggunakan metode

proportional random sampling yaitu pengambilan responden dengan

menetapkan jumlah tergantung besar kecilnya sub populasi/ kelompok

Page 39: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

yang akan diwakilinya (Mardikanto, 2001). Penentuan jumlah petani untuk

masing-masing kelompok tani ditentukan dengan rumus :

ni =Nnk

x n

Dimana

ni : jumlah petani sampel masing-masing kelompok tani

nk : jumlah petani dari masing-masing kelompok tani yang

memenuhi syarat sebagai responden

N : jumlah petani dari seluruh populasi

n : jumlah petani sampel yang diambil yaitu 50 petani

Adapun jumlah sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2. Petani Sampel No. Kelompok tani Jumlah anggota Sampel

1 Rukun Tani I 60 9 2 Rukun Tani III 70 11 3 Mahargyo Tani II 62 10 4 Mahargyo Tani IV 63 10 5 Makaryo Tani II 64 10 Jumlah 314 50

Sumber : BPP Kecamatan Karanganyar Tahun 2011

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

obyek penelitian dan pengamatan langsung di lapang. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan petani yang menjadi

responden dalam penelitian dengan menggunakan kuisioner sebagai

alatnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah yaitu tingkat

pengalaman responden, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non

formal, tingkat keterpaan media massa dan tingkat pengaruh kebudayaan

serta sikap responden terhadap subsidi benih padi varietas ciherang dalam

program P2BN.

Page 40: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari instansi atau

lembaga yang berkaitan dengan penelitian, dengan cara mencatat langsung

data yang bersumber dari dokumentasi yang ada. Data sekunder yang

dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data monografi kecamatan

Karanganyar, keadaan alam, keadaan penduduk dan keadaan pertanian

yang ada di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar dan data

pendukung berupa Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program P2BN.

Adapun rincian jenis dan sumber data adalah :

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data Jenis Data Sifat Data Sumber

Primer Sekunder Kuantitatif Kualitatif Data Pokok: 1. Identitas responden √ √ √ 2. Faktor pembentuk sikap

a. Tingkat pengalaman petani dalam berusahatani

√ √ Responden

b. Tingkat Pendidikan formal

√ √ Responden

c. Tingkat Pendidikan nonformal

√ √ Responden

d. Tingkat pengaruh PPL √ √ Responden e. Tingkat pengaruh

petani lain √ √ Responden

f. Tingkat pengaruh suami/istri

g. Tingkat pengaruh kebudayaan

Responden Responden

3. Subsidi benih varietas ciherang

a. Tujuan √ √ Responden b. Sasaran √ √ Responden c. Pelaksanaan √ √ Responden d. Kualitas √ √ Responden e. Manfaat dan hasil √ √ Responden

Data pendukung 1. Keadaan alam √ √ √ Kecamatan 2. Keadaan penduduk √ √ √ Karanganyar 3. Keadaan pertanian √ √ √ Kabupaten

Karanganyar

Keterangan: Pr = primer Kn = kuantitatif Sk = sekunder Kl = kualitatif

Page 41: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Pengumpulan data primer dengan mengajukan pertanyaan yang sistematis

dan langsung kepada responden dengan menggunakan alat bantu

kuisioner.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada

obyek yang akan diteliti.

3. Pencatatan

Pengumpulan data dengan mengutip dan mencatat sumber-sumber

informasi dari pustaka-pustaka maupun instansi-instansi yang terkait

dengan penelitian ini.

F. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis, sesuai data yang tersedia

kemudian dianalisis melalui tabulasi. Untuk mengetahui sikap petani

terhadap subsidi benih padi varietas ciherang dengan menggunakan Skala

Likert. Menurut Mueller (1996), mengukur sikap seseorang adalah mencoba

untuk menempatkan posisinya pada suatu kontinum afektif berkisar dari

sangat positif hingga sangat negatif terhadap suatu obyek sikap. Dalam

penskalaan Likert kuantifikasi dilakukan dengan mencatat penguatan respon

dan untuk pernyataan kepercayaan positif dan negatif tentang obyek sikap.

Dalam penskalaan Likert kuantifikasi dilakukan dengan mencatat penguatan

respon dan untuk pernyataan kepercayaan positif dan negatif tentang obyek

sikap. Sikap petani terhadap subsidi benih dibagi menjadi 5 kategori, yaitu

sangat setuju/ sangat positif, setuju/ positif, tidak tahu/ ragu-ragu, tidak

setuju/ negatif, sangat tidak setuju/ sangat negatif.

Variabel pembentuk sikap meliputi tingkat pengalaman petani, tingkat

pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, tingkat keterpaan media

massa dan tingkat pengaruh kebudayaan. Pengkategorian faktor pembentuk

sikap maupun sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang

Page 42: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menggunakan rumus median score, yaitu dengan menentukan nilai tengah

dari data yang sudah diurutkan.

Untuk menguji derajat hubungan faktor pembentuk sikap dengan sikap

petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang di Kecamatan

Karanganyar digunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman (Siegel, 1997):

NN

dir i

s --=å=31

261

Keterangan : rs = koefisien korelasi rang spearman

N = jumlah sampel petani

di = Selisih ranking antar variabel

Untuk menguji tingkat signifikansi hubungan digunakan uji t karena

sampel yang diambil lebih dari 10 (N>10) dengan tingkat kepercayaan 95%

dengan rumus (Siegel, 1997) :

t = rs 2)(12

rsN--

Kesimpulan :

1. Jika t hitung ³ t tabel (a = 0,05) maka Ho ditolak, berarti ada hubungan

signifikan antara tingkat pengalaman petani, tingkat pendidikan formal,

tingkat pendidikan non formal, tingkat keterpaan media massa dan tingkat

pengaruh kebudayaan dengan sikap petani terhadap subsidi benih padi

varietas ciherang pada program P2BN di Kecamatan Karanganyar.

2. Jika t hitung < t tabel (a = 0,05) maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan

yang signifikan tingkat pengalaman petani, tingkat pendidikan formal,

tingkat pendidikan non formal, tingkat keterpaan media massa yang

dimanfaatkan, frekuensi media massa dan tingkat pengaruh kebudayaan

dengan sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN di Kecamatan Karanganyar.

Page 43: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis dan Topografi

Secara astronomis Kecamatan Karanganyar terletak pada 70 28’ - 70

46’ Lintang Selatan, dan 1100 40’ sampai 1100 70’ Bujur Timur dengan

ketinggian wilayah 320 meter dari permukaan laut, serta beriklim tropis

dengan suhu rata-rata 35º-50°C dengan banyak curah hujan sebesar 1.335

mm/tahun. Secara administratif Kecamatan Karanganyar termasuk salah

satu kecamatan yang berada di Kabupaten Karanganyar. Adapun batas-batas

wilayahnya adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Mojogedang

Sebelah Timur : Kecamatan Karangpandan dan Kecamatan Matesih

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Jumantono

Sebelah Barat : Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan Jaten

Jarak Kecamatan Karanganyar dari ibukota kabupaten berjarak satu

kilometer ke arah timur. Kecamatan Karanganyar terdiri dari 12 kelurahan

yaitu: Lalung, Bolong, Jantiharjo, Tegalgede, Jungke, Cangakan,

Karanganyar, Bejen, Popongan, Gayamdompo, Delingan dan Gedong

2. Luas Wilayah dan Tata Guna Lahan

Luas wilayah Kecamatan Karanganyar adalah 4.302.638,20 hektar

yang terdiri dari luas tanah sawah 7.784,90 hektar dan luas tanah kering

2.585,74 hektar. Adapun pembagian luas wilayah Kecamatan Karanganyar

disajikan dalam Tabel 4.1.

42

Page 44: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4.1. Penggunaan Lahan di Kecamatan Karanganyar No. Jenis Tanah Luas (ha) Prosentase (%) 1. Tanah Sawah

a. Irigasi teknis b. Irigasi setengah teknis c. Irigasi sederhana d. Tadah hujan

2.126,58 1.342,99

618,41 119,33 45,85

27,02 17,06 7,86 1,51 0,58

2. Tanah Kering a. Pekarangan b. Perkebunan c. Hutan d. Lain-lain

5.743,11 5.117,24

122,00 117,00 386,87

72,98 65,02 1,56 1,49 4,92

Jumlah 7.869,69 100

Sumber : Data Monografi Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.1, tata guna lahan sebagian besar digunakan

untuk tanah kering sebesar 5.743,11 Ha (72,98%). Penggunaan lahan

terbesar pada pekarangan yaitu sebesar 5.117,24 Ha (65,02%). Sedangkan

untuk sawah irigasi hanya sebesar 2.126,58 Ha (27,02%), yang sebagian

besar digunakan untuk sawah irigasi teknis seluas 1.342,99 Ha (17,06%).

B. Keadaan Penduduk

Kecamatan Karanganyar berpenduduk 76.626 jiwa yang dapat dibedakan

menurut jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, dan mata

pencaharian.

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk

mengetahui besarnya sex ratio atau perbandingan antara jumlah penduduk

laki-kaki dan perempuan.

Page 45: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Karanganyar

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Total 0-4 5-9

10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 +75

3146 3317 3515 3667 3469 3207 2978 2708 2442 2134 1757 1435 1301 1118 924 860

3060 3265 3501 3649 3454 3214 2987 2732 2462 2149 1810 1555 1378 1231 1088 1053

6206 6581 7015 7317 6923 6421 5965 5440 4904 4283 3567 3050 2678 2349 1989 1936

Jumlah 38038 38588 76626

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.2, maka dapat dihitung sex ratio. Sex ratio adalah

perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk

perempuan. Adapun perhitungan sex ratio adalah sebagai berikut :

57,98100588.38038.38

100 ==-

= xxuanudukPerempJumlahPendlakiudukLakiJumlahPend

SexRatio

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui besarnya sex ratio sebesar

98,57. Artinya dalam setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 98

orang penduduk laki-laki. Apabila angka SR (Sex Ratio) di bawah 100,

maka dapat menimbulkan berbagai masalah, dimana berarti di wilayah

tersebut kekurangan penduduk laki-laki, sehingga berakibat terjadinya

kekurangan tenaga kerja laki-laki untuk melaksanakan pembangunan. Akan

tetapi, angka SR (Sex Ratio) di atas tidak terlalu jauh dari 100 sehingga

dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki tidak selisih jauh dengan

penduduk perempuan, sehingga tidak akan berdampak terhadap pelaksanaan

pembangunan.

Page 46: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Keadaan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui

besarnya penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif dalam

kurun waktu tertentu di suatu wilayah. Tabel 4.2 dapat digunakan untuk

menghitung Angka Beban Tanggungan (ABT) di Kecamatan Karanganyar.

Jumlah penduduk usia non produktif adalah 26.076 jiwa dilihat dari usia 0-

14 tahun dan diatas 65 tahun, sedangkan penduduk usia produktif sebesar

50.548 jiwa dilihat dari usia 15-64 tahun. Angka Beban Tanggungan (ABT)

penduduk Kecamatan Karanganyar dapat diketahui melalui rumus berikut

ini :

ABT = 100Xproduktifusiapenduduk

produktifnonusiapenduduk

SS

ABT = 100 50.548

076.26X

ABT = 51,58

Berdasarkan perhitungan Angka Beban Tanggungan (ABT) pada

Tabel 4.2, dapat diketahui besarnya Angka Beban Tanggungan yaitu sebesar

51,58. Artinya dalam setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 51

penduduk usia non produktif. Semakin besar rasio antara jumlah kelompok

non produktif dan jumlah kelompok produktif berarti semakin besar beban

tanggungan bagi kelompok yang produktif. Hal ini dapat berpengaruh

terhadap proses pembangunan perekonomian yang sedang dijalankan pada

suatu daerah.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di suatu wilayah dapat menggambarkan kualitas

penduduk di wilayah tersebut dan dapat dijadikan indikator pertumbuhan

pembangunan suatu wilayah. Karena dengan meningkatnya jumlah

penduduk yang berpendidikan tinggi diharapkan dapat menjadi pendorong

pembangunan daerah setempat. Orang yang berpendidikan cenderung

berpikir lebih rasional dan umumnya cenderung menerima adanya

pembaharuan. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan

Page 47: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mudah mengadopsi suatu inovasi baru sehingga akan memperlancar proses

pembangunan. Sebaliknya masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan

rendah akan sulit untuk mengadopsi suatu inovasi baru. Keadaan penduduk

Kecamatan Karanganyar menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Keadaan Penduduk Kecamatan Karanganyar Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

Prosentase (%)

1 Belum Sekolah 9.159 24,43 2 Tidak Tamat Sekolah Dasar 2.703 7,21 3 Tamat SD/sederajat 9.521 25,40 4 Tamat SLTP/sederajat 7.237 19,31 5 6 7

Tamat SLTA/sederajat Tamat Akademi/sederajat Tamat Perguruan Tinggi/sederajat

5.438 1.709 1.717

14,51 4,56 4,58

Jumlah 37.484 100

Sumber : Data Monografi Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan

Karanganyar sebagian besar 25,40 persen berpendidikan tamat SD,

sedangkan yang lain berturut-turut adalah belum sekolah sebesar 24,43

persen, tamat SLTP sebesar 19,31 persen, tamat SLTA sebesar 14,51

persen, tidak tamat SD sebesar 7,21 persen, tamat perguruan tinggi sebesar

4,58 persen dan tamat akademi sebesar 4,56 persen. Hal ini dapat dikatakan

bahwa tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Karanganyar tergolong

rendah, karena kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan.

Tingginya jumlah penduduk yang hanya tamat SD umumnya terjadi karena

ketidakmampuan dari segi biaya untuk melanjutkan kejenjang yang lebih

tinggi. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

pendidikan. Dalam bidang pertanian, tingkat pendidikan penduduk yang

tergolong rendah akan berdampak pada sikapnya dalam menerima inovasi

pertanian.

Page 48: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah menunjukkan struktur

perekonomian yang ada pada suatu wilayah tersebut. Mata pencaharian

penduduk di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar bersifat

heterogen. Adapun keadaan penduduk menurut mata pecaharian Kecamatan

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Keadaan Penduduk Kecamatan Karanganyar Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010

No. Mata Pencaharian Jumlah (orang)

Prosentase (%)

1. Petani 14.074 24,64 2. Buruh tani 7.351 12,87 3. Pengrajin/industri kecil/jasa 608 1,06 4. Karyawan swasta 13.033 22,82 5. Pertukangan 2.064 3,62 6. Pedagang/wiraswasta 5.905 10,34 7. Pengangkutan 383 0,67 8. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2.461 4,31 9. ABRI 550 0,96 10. Pensiunan (ABRI/PNS) 973 1,70 11. Peternak 6.681 11,59 12. Nelayan/lainnya 3.094 5,42

Jumlah 57.114 100,00

Sumber : Data Monografi Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk Kecamatan Karanganyar bekerja pada sektor pertanian, baik

sebagai petani sebesar 24,64 persen maupun buruh tani sebesar 12,87. Jenis

pekerjaan lain memiliki prosentase yang lebih kecil adalah peternak 11,59

persen, pertukangan 3,62 persen, dan pengrajin/industri kecil/jasa sebesar

1,06 persen. Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mata pencaharian sebagai petani atau buruh tani di Kecamatan Karanganyar

masih banyak ditekuni oleh penduduk. Hal ini didukung karena di

Kecamatan Karanganyar memiliki lahan pertanian yang cukup luas dengan

keadaan tanah dan irigasi yang mendukung. Hal ini menunjukkan bahwa

sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi masyarakat untuk

menggantungkan hidupnya dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Page 49: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Keadaan Pertanian dan Peternakan

Salah satu sektor utama dalam pembangunan di pedesaan adalah sektor

pertanian karena sebagian besar masyarakat memiliki mata pencaharian

sebagai petani. Selain itu pertanian merupakan satu-satunya bidang untuk

menghasilkan produk untuk mencukupi kebutuhan pangan. Tidak terbatas pada

pemenuhan pangan penduduk setempat tetapi juga bagi penduduk wilayah

lainnya. Kegiatan pertanian mempunyai peranan penting dalam memenuhi

kebutuhan pangan. Kondisi pertanian yang baik harus didukung dengan

ketersediaan lahan pertanian yang cukup, inovasi atau teknologi yang tepat

guna dan sumber daya manusia yang handal. Kecamatan Karanganyar

memiliki potensi yang besar dalam sektor pertanian karena kondisi alam yang

mendukung.

1. Komoditas Utama

Tanah di Kecamatan Karanganyar merupakan dataran rendah yang

berpotensi untuk pertanian khususnya tanaman pangan. Prioritas komoditas

yang dibudidayakan di suatu daerah akan berbeda dengan daerah lain yang

dipengaruhi oleh perbedaan struktur dan jenis tanah, iklim maupun

ketinggian tempat. Data mengenai luas panen dan produksi tanaman pangan

yang diusahakan di Kecamatan Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

No. Tanaman Luas Panen (ha) Rata-Rata Produksi (Ton)

1. Padi 680 5,5 2. Jagung 168 4,5 3. Kacang tanah 584 2,1 4. Sayuran 6 3,5 5. Buah-buahan 175 9

Sumber : Data Monografi Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui komoditas pertanian yang

terdapat di Kecamatan Karanganyar adalah padi, jagung, kacang tanah,

sayuran dan buah-buahan. Padi merupakan komoditas pertanian yang paling

banyak ditanam oleh petani yaitu pada lahan seluas 680 ha dengan rata-rata

Page 50: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

produksi sebesar 5,5 ton. Komoditas paling banyak kedua yang ditanam

oleh petani yaitu kacang tanah pada lahan seluas 584 ha dengan rata-rata

produksi 2,1 ton. Komoditas paling banyak ketiga yang ditanam oleh petani

yaitu buah-buahan pada lahan seluas 175 ha dengan rata-rata produksi 9

ton. Luas usahatani akan mempengaruhi besarnya jumlah produksi suatu

komoditas tanaman, dimana semakin luas lahan maka jumlah produksi akan

semakin besar.

2. Peternakan

Disamping produksi pertanian, Kecamatan Karanganyar juga memiliki

hasil ternak yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Tabel 4.6 adalah

data mengenai kepemilikan hewan ternak yang terdapat di Kecamatan

Karanganyar.

Tabel 4.6. Jumlah Hewan Ternak di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

No. Hewan Ternak Jumlah (ekor) 1. Sapi perah 180 2. Sapi biasa 2.230 3. Kerbau 26 4. Kambing 5.010 5. Kuda, Babi 310 6. Ayam 37.360 7. Itik 4.968 8. Ayam Ras 40.639

Sumber: Data Monografi Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Jumlah hewan ternak berdasarkan Tabel 4.6 yang terdapat di

Kecamatan Karanganyar cukup banyak dan beragam. Jumlah ternak terbesar

di Kecamatan Karanganyar adalah ternak ayam ras sebesar 40.639 ekor,

yang selanjutnya berturut-turut adalah ayam 37.360 ekor; kambing 5.010

ekor; itik 4.968 ekor; sapi biasa 2.230 ekor; kuda, babi 310 ekor, sapi perah

180 ekor dan kerbau sebanyak 26 ekor. Kegiatan peternakan dapat

membantu menambah penghasilan keluarga, dan banyaknya hewan ternak

yang terdapat di Kecamatan Karanganyar dapat dimanfaatkan kotorannya

sebagai pupuk kandang

Page 51: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

D. Keadaan Sarana Perekonomian

Keberadaan sarana perekonomian merupakan suatu hal yang

dibutuhkan untuk mendukung kegiatan perekonomian penduduk pada suatu

wilayah tertentu. Sarana perekonomian yang terdapat dalam suatu wilayah

akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah gambaran

sarana perekonomian di Kecamatan Karanganyar:

Tabel 4.7 Keadaan Lembaga Perekonomian di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010.

No. Jenis Lembaga Jumlah (unit) 1. Koperasi

a. Koperasi Simpan Pinjam b. Koperasi Unit Desa (KUD) c. BKK d. BPKD e. Koperasi Produksi f. Koperasi Lainnya

90 1 1 1 3

39 2. Pasar Selapan/Umum

a. Umum b. Hewan

5 1

3. Pasar Tanpa Bangunan Semi Permanen 5 4. Toko/Kios/Warung 980 5. Bank 13 6. Lumbung Desa 12 7. Stasiun Bus 1 8. Telepon Umum 5

Jumlah 1.157

Sumber : Data Monografi Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang

terdapat di Kecamatan Karanganyar cukup lengkap mulai dari pasar hingga

terdapatnya stasiun bus. Sarana perekonomian yang terbanyak adalah

toko/kios/warung sebanyak 980 unit yang tersebar setiap Kelurahan di

Kecamatan Karanganyar. Kecamatan Karanganyar mempunyai koperasi yang

terdiri dari koperasi simpan pinjam 90 unit, koperasi unit desa (KUD) 1 unit,

BKK 1 unit, BPKD 1 unit, koperasi produksi 3 unit dan koperasi lainnya 19

unit. Selain koperasi, Kecamatan Karanganyar terdapat 11 pasar, terdiri dari

pasar umum sebanyak 5 unit, pasar hewan sebanyak 1 unit dan pasar tanpa

bangunan semi permanen sebanyak 5 unit. Untuk memudahkan masyarakat

Page 52: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menabung, kecamatan Karanganyar memiliki 13 unit bank. Selain itu terdapat

12 unit lumbung desa, 5 unit telepon umum dan 1 unit stasiun bus.

Lembaga perekonomian di Kecamatan Karanganyar dapat dikatakan

cukup berkembang mengingat ini adalah sebuah kecamatan pada pusat kota.

Hal ini ditunjang dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pendidikan

yang cukup tinggi, sehingga menunjang kegiatan perekonomian di daerah

tersebut. Penduduk setempat juga lebih dimudahkan karena hanya perlu

menempuh jarak yang cukup dekat untuk memenuhi kebutuhan perekonomian.

E. Kondisi Umum Pelaksanaan Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Subsidi benih padi varietas ciherang merupakan suatu kegiatan yang

dicanangkan oleh pemerintah melalui program Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN) yang dilaksanakan pada tahun 2011. Program Peningkatan

Produksi Beras Nasional (P2BN) dimaksudkan untuk mendukung ketahanan

pangan agar terjadi surplus beras nasional. Kegiatan ini juga dilatarbelakangi

oleh factor-faktor yang terjadi yang menghambat kegiatan produksi beras,

diantaranya terjadinya penurunan luas areal tanam dan luas areal panen akibat

konversi lahan sawah produktif, serangan organisme pengganggu tanaman

(OPT), semakin terbatasnya sumberdaya air serta perubahan iklim (dampak

fenomena iklim) yang sulit diprediksi.

Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang bertujuan

untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan pengadaan benih tahan

hama yang dapat meningkatkan hasil dan pendapatan petani. Dengan

berlangsungnya program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang

dicanangkan pemerintah sangat membantu kebutuhan petani akan benih padi

yang berkualitas. Maka, Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) Departemen

Pertanian mengeluarkan varietas unggul baru yaitu varietas ciherang yang

ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan lebih mampu tahan

terhadap serangan hama dan penyakit. Padi varietas ciherang memiliki

keunggulan dalam hal umur tanam yang pendek, hasil produksi yang tinggi

(dengan perlakuan sama), anakan produktif yang banyak, lebih tahan terhadap

Page 53: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

hama dan penyakit, cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau, serta rasa

nasi yang enak.

Kecamatan Karanganyar sendiri memperoleh pasokan benih padi varietas

ciherang dengan ketentuan 600 hektar lahan pertanian yang dibagi menjadi 21

kelompok tani. Masing-masing kelompok tani memperoleh jatah 25 hektar,

dimana satu hektar lahan memperoleh 25 kilogram benih ciherang. Untuk

pelaksanaan subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN di

Kecamatan Karanganyar diawali dari pengajuan pihak kabupaten/kota dengan

mengusulkan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) yang dikuatkan oleh SK

Kepala Dinas Pertanian pada Pemprov Jateng. Selanjutnya, Pemprov Jateng

memverifikasi CPCL tersebut hingga merekomendasikan CPCL yang akan

menjadi target penerima subsidi benih yang juga dikuatkan melalui SK Kepala

Dinas Pertanian setempat. Data CPCL selanjutnya diberikan pada PT Sang

Hyang Sri (SHS) dan tembusannya diberikan pada Dirjen Tanaman Pangan

Kementan. SHS adalah perusahaan yang mendapatkan jatah untuk pengadaan

dari berbagai jenis bibit, seperti padi non hibrida, padi lahan kering, padi

hibrida, jagung hibrida, dan kedelai. Setelah itu, SHS yang akan berkoordinasi

dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota untuk penyaluran benih yang telah

ditetapkan besar luasan lahan yang akan mendapatkan bantuan sesuai CPCL.

Page 54: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sosialisasi sosialisasi sosialisasi&desiminasi

Rembuk

Gambar 3. Mekanisme Penetapan CPCL Penerima Subsidi Benih

Dinas Propinsi

Dinas Kab/Kota

Kelompok Tani

Petani

Verifikasi & Persetujuan CPCL

Verifikasi & CPCL Secara Resmi

DITJENTAN Perjanjian dengan

PT SHS

Penyaluran Benih Sesuai CPCL

Page 55: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden digunakan untuk mengetahui keadaan responden.

Dalam penelitian kali ini identitas responden terdiri dari jenis kelamin, umur,

dan status petani dalam penguasaan lahan.

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Individu Responden Penelitian

No Karakteristik Responden Jumlah (orang) Prosentase (%) 1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki b. Perempuan

50 0

100 0

2. Umur Responden (th) a. 33-42 tahun b. 43-52 tahun c. ≥53 tahun

11 24 15

22 48 30

3. Status petani a. Pemilik dan penggarap b. Penggarap c. Penyewa

27 12 11

54 24 22

4. Luas Lahan (Ha) a. <0,5 b. 0,5-1,0 c. >1,0

19 26 5

38 52 10

5. Jumlah Benih (Kg) a. ≤10 b. 11-20 c. >20

13 32 5

26 64 10

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

1. Jenis Kelamin

Dalam Tabel 5.1 menunjukkan bahwa semua responden dalam

penelitian ini adalah laki-laki dengan prosentase 100 persen. Hal ini

dikarenakan peserta penerima subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN ditujukan pada kelompok tani yang beranggotakan laki-

laki. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki lebih banyak berperan dalam setiap kegiatan usahatani

dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini juga menunjukkan

bahwa dalam kegiatan usahatani kaum laki-laki selalu yang diandalkan

54

Page 56: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dalam pengambil segala keputusan pada kegiatan usahatani di Kecamatan

Karanganyar.

2. Umur Responden

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden

dengan kelompok usia 43-52 tahun lebih besar daripada kelompok lainya

yaitu sebesar 24 responden dengan prosentase 48 persen. Sehingga dapat

dikatakan bahwa kelompok usia 43-52 tahun lebih mendominasi atau

hampir dari setengah dari jumlah sampel, dan termasuk dalam usia yang

produktif. Menurut De Cecco (1968) dalam Mardikanto (1996), umur akan

berpengaruh kepada tingkat kematangan seseorang (baik kematangan fisik

maupun emosional) yang sangat menentukan kesiapannya untuk belajar.

Umur akan mempengaruhi seseorang untuk merespon sesuatu yang baru

meskipun belum memiliki pengalaman. Kelompok responden produktif

masih aktif dalam kegiatan usahatani dibandingkan dengan kelompok usia

non produktif. Petani usia non produktif yang masih aktif dalam kegiatan

usahatani karena hal ini merupakan suatu rutinitas meskipun tenaga dan

semangatnya telah berkurang. Kegiatan yang dilakukan oleh petani usia

non produktif biasanya yang lebih ringan dan tidak membutuhkan tenaga

ekstra seperti memeriksa saluran irigasi, mengirim makan, dan lain-lain.

3. Status Petani

Status kepemilikan lahan dibedakan menjadi tiga yaitu pemilik

sekaligus penggarap, penggarap dan penyewa. Untuk status kepemilikan

terbesar yaitu pemilik sekaligus penggarap sebesar 27 orang dengan

prosentase 54 persen. Hal ini menunjukkan bahwa petani masih memiliki

kemampuan untuk mengolah lahan pertaniannya sendiri, ini juga akan

menguntungkan pemilik karena hasil yang diterima nantinya juga akan

dimiliki sendiri. Sedangkan untuk penggarap sebesar 24 persen disusul

penyewa sebesar 22 persen. Dapat diketahui bahwa penyewa adalah petani

yang tidak memiliki lahan pertanian dan memiliki modal akan menyewa

dan menggarap tanah milik orang lain. Sedangkan untuk petani yang tidak

memiliki lahan dan tidak memiliki modal yang besar akan menggarap

Page 57: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tanah milik orang lain dengan sistem bagi hasil yang dibagi dengan

pemilik tanah sesuai perjanjian sebelumnya yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak.

4. Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu syarat CPCL (Calon Petani Calon

Lokasi) yang dimiliki petani. Luas lahan yang dimaksud adalah seberapa

luas lahan yang dimiliki dan digarap petani dalam kegiatan usahataninya.

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui luas kepemilikan lahan responden

yang terbesar adalah antara 0,5-1,0 hektar dengan prosentase 52 persen.

Kemudian disusul luas kepemilikan lahan <0,5 hektar dengan presentase

38 persen, sedangkan untuk luas lahan diatas 1 hektar dimiliki oleh 5

responden atau 10 persen. Berdasarkan CPCL, maka luas lahan yang

digarap oleh petani dapat mempengaruhi jumlah benih yang akan diterima.

Semakin luas lahan yang dimiliki maka akan semakin banyak pula jumlah

benih yang diterima.

5. Jumlah Benih

Jumlah benih merupakan kebutuhan benih ciherang bersubsidi yang

diterima oleh petani berdasarkan CPCL yang telah disepakati sebelumnya.

Banyaknya benih ciherang bersubsidi yang akan diterima petani

tergantung atau ditentukan berdasarkan luas lahan yang dimiliki atau yang

sedang digarap untuk kegiatan usahataninya. Dari Tabel 5.1, 32 responden

menerima benih sebesar antara 11-20 kilogram dengan prosentase sebesar

64 persen, 13 responden menerima benih dibawah 10 kilogram yaitu

dengan presentase 26 persen, sedangkan sisanya benih yang diterima

melebihi 20 kilogram atau 10 persen.

B. Faktor-faktor Pembentuk Sikap Petani terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Faktor pembentuk sikap yaitu faktor yang diduga mampu

mempengaruhi pola perilaku petani sehingga dapat membentuk sikap

terhadap subsidi benih. Faktor pembentuk sikap dalam penelitian ini terdiri

dari beberapa variabel yang diduga dapat mempengaruhi pembentukan sikap

Page 58: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

petani terhadap subsidi benih. Agar distribusi dari faktor pembentuk sikap

petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada Program

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dapat dikategorikan, maka

digunakan median score untuk mengukur kategori, yaitu dengan menentukan

nilai tengah dari data yang sudah diurutkan.

1. Pengalaman Usahatani

Pengalaman merupakan suatu proses pendidikan di luar bangku

sekolah dan diperoleh dari suatu peristiwa-peristiwa yang dialami atau

keterangan yang bersumber dari petani lain, tetangga dan penyuluh. Selain

umur dan tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani sangat menentukan

langkah-langkah keputusan kearah yang lebih baik sehubungan dengan

usahanya. Seorang petani akan merubah sikapnya dalam bertindak

tergantung dari pengalaman yang diperoleh pada masa lalu. Mardikanto

(1996), menyatakan bahwa pengalaman yang dimiliki seseorang akan

mempengaruhi semangatnya untuk belajar. Contohnya petani yang pernah

gagal dalam mengadopsi inovasi, akan sulit untuk mengadopsi inovasi

yang lain.

Sikap akan lebih mudah terbentuk jika pengalaman berusahatani

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situsasi

yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman akan lebih mendalam

dan lebih lama berbekas. Pengalaman berusahatani responden dilihat dari

lamanya petani berusahatani dan disajikan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Berusahatani

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat tinggi(> 35 th) Tinggi(26-35 th) Sedang(16-25 th) Rendah(5-15 th) Sangat Rendah(< 5 th)

5 4 3 2 1

1 14 23 11 1

2 28 46 22 2

3

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Berdasar Tabel 5.2 dapat diketahui tingkat pengalaman berusahatani

masuk dalam kategori sedang (16-25 tahun) dengan prosentase 46 persen

Page 59: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dan nilai median 3. Pengalaman usahatani responden diukur dari seberapa

lama responden bekerja di sektor pertanian dengan satuan tahun. Maka

dapat diketahui, dilihat dari pengalaman berusahatani sebagian besar

responden dapat dikatakan masuk dalam usia produktif. Dimana di dalam

usia produktif dan dengan pengalaman yang cukup akan mempengaruhi

sikapnya dalam menerima inovasi. Begitu pula dengan kegiatan subsidi

benih, petani sudah mengetahui kegiatan subsidi benih padi varietas

ciherang pada Program P2BN sehingga mereka cukup mendukung dan

menerima kegiatan tersebut.

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi petani dalam menerima suatu inovasi. Pengalaman

berusahatani terjadi karena pengaruh waktu yang telah dialami oleh para

petani, petani yang berpengalaman dalam menghadapi hambatan-

hambatan usahataninya akan tahu cara mengatasinya. Semakin banyak

pengalaman yang diperoleh petani, diharapkan produktivitas petani akan

semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakan usahataninya akan semakin

baik (Hasan, 2000).

2. Pendidikan Formal

Pendidikan formal dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang pernah ditempuh oleh petani di bangku sekolah. Pendidikan dinilai

sebagai sarana meningkatkan pengetahuan tentang teknologi. Tingkat

pendidikan akan sangat menentukan tingkat pemahaman, ketrampilan

berkomunikasi serta sikap petani terhadap suatu inovasi yang diterapkan.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal.

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat tinggi(D1-S1 sederajat) Tinggi(SMA/tamat SMA) Sedang(SMP/tamat SMP) Rendah(SD/tamat SD) Sangat rendah(Tidak Sekolah)

5 4 3 2 1

4 15 16 12 3

8 30 32 24 6

3

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Page 60: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dari Tabel 5.3, tingkat pendidikan responden tergolong dalam

kategori sedang (SMP/Tamat SMP) sebesar 32 persen dengan nilai median

3. Pendidikan fomal dapat mempengaruhi petani dalam mengadopsi

teknologi dalam mengelola usahataninya. Tingkat pendidikan responden di

Kecamatan Karanganyar masuk dalam kategori sedang atau dapat

dikatakan sebagian besar responden hanya menempuh pendidikan di

bangku sekolah sampai SMP. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran

petani akan pentingnya pendidikan formal di sekolah, sehingga mereka

cenderung merasa tidak perlu meneruskan pendidikannya ke taraf

selanjutnya. Pendidikan formal dirasakan petani tidak dapat mendukung

kegiatan usahataninya, karena petani lebih percaya kepada pengalaman

dan kemampuan mereka dalam mengelola usahataninya.

3. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal dalam penelitian ini adalah pendidikan yang

diperoleh petani di luar pendidikan formal. Pendidikan non formal di sini

dimaksudkan pendidikan yang sasaran utamanya adalah orang dewasa

(baik dewasa dalam arti biologis maupun psikologis), memiliki program

yang terencana, dapat dilakukan dimana saja, tidak terikat waktu serta

disesuaikan dengan kebutuhan sasaran peserta didik. Semakin sering

petani mengikuti kegiatan penyuluhan di bidang pertanian, maka informasi

yang diperoleh akan semakin banyak. Hal ini juga akan berpengaruh

terhadap kegiatan pengelolaan usaha taninya.

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Non Formal

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat sering Sering Kadang-kadang Pernah Tidak pernah

5 4 3 2 1

3 16 9 7 15

6 32 18 14 20

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Berdasar Tabel 5.4 diketahui pendidikan non formal responden

tergolong dalam kategori sering dengan prosentase 32 persen dengan nilai

Page 61: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

median 4. Penyuluhan dilakukan setiap bulan sekali dengan waktu dan

tempat disesuaikan dengan kebutuhan petani. Sehingga petani tidak mau

melewatkan kesempatan untuk mengikuti penyuluhan yang diadakan 4

kali dalam 1 musim tanam. Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan

non formal yang diperoleh di luar bangku sekolah, yang dapat memberikan

penerangan atau informasi tetapi berupaya untuk merubah perilaku

sasaranya.

Penyuluhan yang dilaksanakan di Kecamatan Karanganyar

umumnya sudah berjalan dengan baik. Petani antusias dalam mengikuti

kegiatan penyuluhan tersebut karena dirasa sangat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan dan informasi mengenai pertanian yang dapat

berguna untuk meningkatkan kegiatan usahataninya. Hanya saja dalam

penyampaian materi penyuluhan yang dilaksanakan masih kurang, karena

diketahui dalam penyampaian dan sosialisasi program P2BN dilakukan

secara bersamaan dengan kegiatan penyuluhan. Sehingga hal ini

menyebabkan terpecahnya konsentrasi para petani tentang materi

penyuluhan yang telah disampaikan.

4. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan saran,

ajakan, bujukan dari orang yang dianggap penting seperti pengaruh dari

PPL, ketua kelompok tani, aparat desa, petani di luar kelompok tani yang

mempengaruhi pembentukan sikap yang berkaitan dengan penerimaan

subsidi benih padi varietas ciherang.

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

5 4 3 2 1

- 34 15 1 -

- 68 30 2 -

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Page 62: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dari Tabel 5.5, tingkat pengaruh orang lain yang dianggap penting

masuk dalam kategori tinggi dengan prosentase 68 persen dan dengan nilai

median 4. Tingkat pengaruh orang lain yang dianggap penting disini

diukur dengan kategori jumlah orang berpengaruh yang mendukung

pengambilan keputusan dan frekuensi pertemuan dengan tokoh panutan.

Orang lain yang dianggap penting dapat berupa PPL, ketua kelompok tani,

petani lain, maupun keluarga. Disamping itu, terdapat pula saran, ajakan

maupun nasehat dari orang-orang yang dianggap penting dimana hal ini

juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan menbentuk

sikap. Azwar (1998) menyatakan bahwa pada umumnya, individu

cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap

orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut. Pada umumnya petani mau

mengikuti saran dan ajakan dari orang-orang yang dianggap penting

karena lebih dapat dipercaya sehingga hal ini dapat mempengaruhi

pembentukan sikap terhadap subsidi benih padi varietas ciherang untuk

meningkatkan produksi, pendapatan dan nilai tambah.

5. Keterpaan Media Massa

Media massa merupakan sumber informasi yang dipergunakan untuk

memberikan informasi-informasi yang dapat menambah pengetahuan

khususnya tentang pertanian. Media massa yang digunakan baik berupa

media cetak maupun elektronik media cetak. Media massa yang ada

diantaranya radio, televisi, koran, majalah dan internet. Media massa

tersebut dilihat dari jumlah media massa yang dimanfaatkan responden

dan frekuensi menyimak media massa, hal ini akan berpengaruh terhadap

petani dalam mengambil sikap terhadap sebuah inovasi.

Page 63: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keterpaan Media Massa

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

5 4 3 2 1

- 15 35 - -

- 30 70 - -

3

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 5.6, tingkat keterpaan responden terhadap media

massa termasuk dalam kategori sedang dengan nilai median 3 dan

prosentase 70 persen. Rata-rata responden mengakses media massa yang

sudah tersedia seperti televisi, radio dan brosur atau majalah dengan

frekuensi yang dapat dikatakan sering. Tetapi untuk informasi mengenai

pertanian dan untuk subsidi benih secara khusus jarang diperoleh dari

mengakses media massa.

Acara televisi yang biasa di lihat responden seputar pertanian,

biasanya responden melihat acara “mbangun desa” yang disiarakan oleh

stasiun televisi nasional (TVRI) setiap satu minggu sekali, selain itu juga

terdapat liputan singkat seputar pertanian di televisi swasta tetapi

waktunya tidak menentu (kadang-kadang). Radio yang biasa di dengarkan

responden seputar pertanian adalah Radio Siaran Pemerintah Daerah

(SWIBA), biasanya disiarkan sore hari setiap satu minggu sekali. Majalah

yang biasa diakses responden adalah majalah sinartani, responden

mendapatkan majalah sinartani pada saat penyuluhan yang dibagikan oleh

penyuluh kepada petani secara gratis. Kandungan isi materi dari media

massa yang diakses respoonden dinilai bermanfaat, karena media massa

mampu menumbuhkan aspirasi dan memperluas pengetahuan.

6. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan merupakan suatu pola perilaku yang dilakukan secara

terus-menerus dan turun-temurun oleh masyarakat baik individu-individu

ataupun kelompok dalam suatu wilayah. Kebudayaan dimana kita hidup

dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap.

Page 64: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang yang memberikan corak

pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok

masyarakat asuhannya (Azwar, 1998).

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengaruh Kebudayaan

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

5 4 3 2 1

- 46

4 - -

- 92 8 - -

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 5.7, tingkat pengaruh kebudayaan responden

tergolong dalam kategori tinggi dengan nilai median 4 dan prosentase

mencapai 92 persen. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

masih sering melaksanakan budaya setempat. Diantaranya, mengadakan

tirakat (kondangan) setelah menanam padi dan mengadakan bersih desa

setelah panen. Terdapat pula gotong-royong dan kerukunan yang masih

dilaksanakan oleh responden yang umumnya tinggal di daerah pedesaan

dan padat penduduk. Tingkat pengaruh kebudayaan yang tergolong tinggi

juga dipengaruhi oleh masih terpeliharanya norma dan nilai-nilai sosial

yang masih dipertahankan, misalnya dalam kegiatan subsidi benih padi

yang tengah dilaksanakan diterima masyarakat dengan sangat baik karena

kebiasaan yang ada mendorong mereka untuk selalu bersikap menghargai.

Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan sosial mereka sehingga akan

menimbulkan perilaku yang sama.

Mardikanto (2009) menyebutkan kebudayaan tidak hanya mencakup

kepercayaan, kebiasaan, dan moral tetapi juga sikap, perbuatan, pikiran-

pikiran, kemampuan, adat-istiadat, tata nilai, motivasi maupun kesenian-

kesenian yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan kebudayaan juga dapat

Page 65: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

mempengaruhi sikap seseorang dalam perbuatan yang sesuai dengan

norma atau aturan yang berlaku.

C. Sikap Petani terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program

P2BN dalam penelitian ini menggunakan penskalaan Likert. Dalam penskalaan

Likert kuantifikasi dilakukan dengan mencatat penguatan respon dan untuk

pernyataan kepercayaan positif dan negatif tentang obyek sikap. Sikap petani

terhadap subsidi benih dibagi menjadi 5 kategori, yaitu sangat setuju/ sangat

positif, setuju/ positif, tidak tahu/ ragu-ragu, tidak setuju/ negatif, sangat tidak

setuju/ sangat negatif. Agar distribusi dari sikap petani terhadap subsidi benih

dapat dikategorikan menjadi sangat setuju/ sangat positif, setuju/ positif, tidak

tahu/ ragu-ragu, tidak setuju/ negatif, sangat tidak setuju/ sangat negatif, maka

digunakan median score untuk mengukur kategori, yaitu dengan menentukan

nilai tengah dari data yang sudah diurutkan.

1. Sikap Petani terhadap Tujuan Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang

Sikap petani terhadap tujuan subsidi benih ciherang yaitu tujuan dari

pelaksanaan kegiatan subsidi benih varietas ciherang melalui program P2BN

yang diukur melalui indikator berupa pernyataan positif dan negatif, dimana

masing-masing pernyataan tersebut memiliki kriteria/ kategori mulai dari

sangat setuju/ sangat positif sampai sangat tidak setuju/ sangat negatif.

Tabel 5.8 Sikap Petani terhadap Tujuan Subsidi Benih

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

- 30 11 9 -

- 60 22 18 -

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Suatu program yang baik didasarkan pada tujuan yang selalu merujuk

pada upaya perbaikan baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial

budaya. Tujuan merupakan pernyataan tentang hal-hal yang diinginkan dan

perlu dilakukan untuk dapat memanfaatkan hasil. Pada Tabel 5.8 diketahui

Page 66: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sikap petani terhadap tujuan subsidi benih padi varietas ciherang pada

program P2BN termasuk dalam kategori setuju dengan nilai median 4 dan

prosentase 60 persen. Hal ini menunjukkkan bahwa sebagian besar petani

mengetahui dan memahami tujuan kegiatan subsidi benih padi varietas

ciherang pada program P2BN, Tujuan kegiatan subsidi benih padi varietas

ciherang pada Program P2BN sendiri memiliki tujuan meningkatkan

produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani dengan upaya menggunakan

benih padi berkualitas.

Petani mengetahui mengenai tujuan subsidi benih padi ciherang pada

penyuluhan yang diadakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang

diadakan setiap bulan sekali pada saat pertemuan rutin kelompok tani.

Tujuan program P2BN sendiri untuk meningkatkan kesadaran petani dalam

menggunakan benih padi yang berkualitas dan disamping itu program P2BN

juga bertujuan untuk merubah sikap petani dalam menggunakan benih padi

ciherang bersubsidi.

2. Sikap Petani terhadap Sasaran Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang

Sikap petani terhadap sasaran subsidi benih, merupakan strategi yang

digunakan unuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan

subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN. Sub variabel

tersebut diukur melalui indikator berupa pernyataan positif dan negatif,

dimana masing-masing pernyataan tersebut memiliki kriteria/ kategori mulai

dari sangat setuju/ sangat positif sampai sangat tidak setuju/ sangat negatif.

Tabel 5.9 Sikap Petani terhadap Sasaran

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

- 15 31 4 -

- 30 62 8 -

3

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Sasaran merupakan strategi yang digunakan unuk mewujudkan tujuan

yang ingin dicapai. Sasaran dari pelaksanaan subsidi benih ciherang pada

Page 67: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

program P2BN meliputi dapat mewujudkan ketahanan pangan melalui

kegiatan produksi, pengelolaan benih ciherang, dengan pengembangan

SDM, jaringan kerja sama dan usaha yang berkelanjutan.

Dari Tabel 5.9, sikap petani terhadap sasaran subsidi benih ciherang

pada program P2BN termasuk dalam kategori ragu-ragu dengan median 3

dan prosentase 62 persen. Petani cenderung tidak mengetahui secara pasti

mengenai sasaran program P2BN dalam kegiatan produksi, pengelolaan dan

benih ciherang, karena semua kegiatan tersebut dilakukan oleh pemerintah

sehingga petani hanya bersedia menerima benih ciherang bersubsidi yang

disediakan untuk digunakan lebih lanjut.

3. Sikap Petani terhadap Pelaksanaan Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang

Sikap petani terhadap pelaksanaan subsidi benih terdiri dari empat

variabel diantaranya sosialisasi, penyusunan CPCL, distribusi, dan

penerimaan. Masing- masing sub variabel tersebut diukur melalui indikator

berupa pernyataan positf dan negatif, dimana masing-masing pernyataan

tersebut memiliki kriteria/ kategori mulai dari sangat setuju/ sangat positif

sampai sangat tidak setuju/ sangat negative.

Tabel 5.10 Sikap Petani terhadap Pelaksanaan

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

15 25 10 - -

30 50 20 - -

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Dari Tabel 5.10 dapat diketahui sikap petani terhadap pelaksanaan

subsidi benih ciherang pada program P2BN termasuk dalam kategori setuju

dengan median 4 dan prosentase 50 persen. Sikap positif ini dikarenakan

sebagian petani yang menerima subsidi benih padi varietas ciherang

beranggapan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh PPL dapat dimengerti

dan dapat berjalan dengan lancar, sedangkan untuk penyusunan CPCL

dilakukan secara terbuka dan melibatkan petani, dan untuk distribusi dan

Page 68: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

penerimaan berjalan tertib sesuai dengan CPCL yang disusun sebelumnya.

Maka sikap ini sesuai dengan sikap yang diharapkan pemerintah untuk

mendukung setiap program yang diadakan khususnya pada program P2BN

sendiri yang berguna untuk membantu petani untuk memenuhi kebutuhan

petani akan benih padi yang berkualitas dalam upaya meningkatkan

produksi.

4. Sikap Petani terhadap Kualitas Benih Padi Varietas Ciherang Bersubsidi

Sikap petani terhadap kualitas dari benih padi ciherang bersubsidi

pada program P2BN. Sub variabel tersebut diukur melalui indikator berupa

pernyataan positf dan negatif, dimana masing-masing pernyataan tersebut

memiliki kriteria/ kategori mulai dari sangat setuju/ sangat positif sampai

sangat tidak setuju/ sangat negatif.

Tabel 5.11 Sikap Petani terhadap Kualitas Benih

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

- 1 23 26 -

- 2 46 52 -

2

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Kualitas penggunaan benih padi ciherang merupakan ukuran nilai

lebih atau kurang (baik buruknya padi ciherang) yang diperoleh petani saat

menggunakan padi ciherang. Tabel 5.11 menunjukkan sikap petani terhadap

kualitas benih ciherang bersubsidi termasuk dalam kategori tidak setuju atau

negative dengan prosentase 52 persen dan median 2. Sikap petani terhadap

kualitas benih padi ciherang bersubsidi dikatakan tidak setuju atau negatif,

karena benih setelah disemaikan tidak tumbuh. Meskipun varietas ciherang

dalam teori memiliki kelebihan dalam hal umur tanam yang pendek, hasil

produksi yang tinggi (dengan perlakuan sama), anakan produktif yang

banyak, lebih tahan terhadap hama dan penyakit, cocok ditanam pada

musim hujan dan kemarau, serta rasa nasi yang enak (Suprihatno et al,

Page 69: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2010), tapi pada kenyataanya benih ciherang bersubsidi yang diberikan

pemerintah tidak dapat meningkatkan pendapatan usahataninya.

5. Sikap Petani terhadap Manfaat dan Hasil Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang

Sikap petani terhadap manfaat dan hasil dari kegiatan subsidi benih

padi varietas ciherang pada program P2BN diukur melalui indikator berupa

pernyataan positf dan negatif, dimana masing-masing pernyataan tersebut

memiliki kriteria/ kategori mulai dari sangat setuju/ sangat positif sampai

sangat tidak setuju/ sangat negatif.

Tabel 5.12 Sikap Petani terhadap Manfaat dan Hasil

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

- 42 -

8 -

- 84 -

16 -

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Hasil merupakan keadaan akhir dari program yang telah dicapai yang

dapat dirasakan atau dinikmati serta bermanfaat bagi petani. Sikap petani ini

akan menunjukkan apakah kegiatan subsidi benih padi ciherang pada

program P2BN yang telah dirasakan hasilnya oleh petani. Hasil dalam

penelitian ini diukur dari sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan

subsidi benih padi ciherang dalam menunjang peningkatan usahatani dan

penilaian petani terhadap hasil yang diperoleh.

Berdasarkan Tabel 5.12, diketahui sikap petani terhadap manfaat dan

hasil subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN termasuk

dalam kategori setuju atau positif dengan median 4 dan prosentase 84

persen. Sebagian besar petani berusaha memanfaatkan subsidi benih padi

ciherang, selalu aktif memanfaatkan sarana dan teknologi baru yang

dianjurkan oleh pemerintah meskipun petani belum merasakan hasil yang

dapat menunjang kegiatan usahataninya.

Page 70: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

6. Sikap Petani terhadap Subsidi Benih padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Untuk mengetahui sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas

ciherang pada program P2BN dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5. 13 Sikap petani terhadap Kegiatan Subsidi Benih Padi Ciherang

No Kategori Skor Jumlah Prosentase (%) Median 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

- 32 17 1 -

- 64 34 2 -

4

Jumlah 50 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2011

Pada Tabel 5.13 diatas dapat diketahui sikap petani terhadap subsidi

benih padi varietas ciherang tergolong dalam kategori setuju atau positif

dengan prosentase 64 persen dan median 4. Sikap ini menunjukkan sikap

keterbukaan petani terhadap inovasi baru sekaligus mendukung program

P2BN. Sikap yang memang diharapkan pemerintah untuk dapat merubah

perilaku petani agar petani mau menerima inovasi dan teknologi yang

diberikan yang memang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan

usahataninya.

D. Hubungan antara Faktor Pembentuk Sikap dengan Sikap Petani terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang Pada Program P2BN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor

pembentuk sikap dengan sikap petani padi terhadap subsidi benih padi ciherang

pada program P2BN di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

Faktor-faktor pembentuk sikap yang diteliti adalah pengalaman berusahatani,

pendidikan formal, pendidikan non formal, pengaruh orang lain yang dianggap

penting, keterpaan media massa dan kebudayaan. Sedangkan sikap petani

terhadap subsidi benih padi ciherang diukur dengan lima parameter yaitu sikap

petani terhadap tujuan subsidi benih, sikap petani terhadap sasaran yang ingin

dicapai dari subsidi benih, sikap petani terhadap pelaksanaan terhadap kegiatan

subsidi benih, sikap petani terhadap kualitas benih padi ciherang bersubsidi,

dan sikap petani terhadap manfaat dan hasil yang diperoleh setelah menerima

Page 71: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

benih padi ciherang bersubsidi sekaligus melaksanakan program Peningkatan

Produksi Beras Nasional (P2BN).

Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan

dengan sikap, dengan sikap petani terhadap subsidi benih padi ciherang

digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) dengan bantuan SPSS for windows

12. Untuk mengetahui tingkat signifikasi dengan membandingkan besarnya

nilai t hitung dengan t tabel menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Jika t hitung ≥ t tabel, berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor-

faktor pembentuk sikap, dengan sikap petani terhadap subsidi benih padi

varietas ciherang pada program P2BN di Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Karanganyar. Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut.

Tabel 5.14 Analisis Hubungan antara Faktor Pembentuk Sikap dengan Sikap Petani terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang Pada Program P2BN

No X Tingkat Sikap Petani terhadap Subsidi Benih

Padi Ciherang Ket Y Total (rs) t hitung

1. X1 0,163 1,168 NS 2. X2 -0,209 -1,481 NS 3. X3 0,634** 5,680 SS 4. X4 0,456** 3,550 SS 5. X5 -0,043 -0,298 NS 6. X6 0,379** 2,837 SS

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Keterangan : X : Faktor pembentuk sikap

X1 : Pengalaman usahatani X2 : Pendidikan Formal X3 : Pendidikan non formal X4 : Pengaruh orang lain X5 : Keterpaan media massa X6 : Pengaruh kebudayaan Ytotal : Sikap Petani terhadap Subsidi Benih Padi Ciherang T tabel (α = 0,05) : 2,031 ** : Sangat Signifikan (α = 0,01) * : Signifikan (α = 0,05)

Page 72: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

1. Hubungan Antara Pengalaman Berusahatani dengan Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Menurut Hasan (2000) menyatakan, pengalaman berusahatani

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam menerima

suatu inovasi. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani,

diharapkan produktivitas petani akan semakin tinggi, sehingga dalam

mengusahan usahataninya akan semakin baik.

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa nilai rs 0163 dengan t

hitung sebesar 1,168 sedangkan t tabel 2,031, jadi t hitung < t tabel pada

tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara pengalaman berusahatani responden

terhadap kegiatan subsidi benih padi ciherang pada program P2BN. Hal ini

menunjukkan bahwa banyak sedikitnya pengalaman berusahatani tidak

berhubungan dengan sikap positif petani terhadap subsidi benih.

Hubungan antara pengalaman berusahatani dengan sikap petani terhadap

subsidi benih tidak signifikan dikarenakan sikap atau penilaian petani,

tidak dipengaruhi olah tingkat pengalaman berusahatani.

Dari hasil di lapangan proses perubahan sikap petani tidak

dipengaruhi oleh pengalaman berusahatani tetapi dipengaruhi oleh bukti

yang telah dilihat di lingkungan sekitar mereka tinggal. Petani cenderung

mengamati dan menilai manfaat dan hasil dari kegiatan subsidi benih padi

ciherang dan keuntungan yang diperoleh setelah mengikuti program

P2BN.

2. Hubungan Antara Pendidikan Formal dengan Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang pernah ditempuh

oleh responden di bangku sekolah. Tingkat pendidikan yang ditempuh

seseorang akan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang cara

berpikir. Lembaga pendidikan sebagai suatu sistem yang mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan lembaga pendidikan

meletakan dasar pengertian dan konsep moral dari individu (Azwar, 1998).

Sehingga semakin tinggi pendidikannya maka semakin baik sikapnya.

Page 73: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Berdasarkan Tabel 5.14, dapat diketahui nilai rs -0,209 dengan nilai t

hitung sebesar -1,481. Sedangkan untuk t tabel 2, 031 jadi t hitung < t tabel

pada tingkat kepercayaan 95% sehingga tidak terdapat korelasi yang

signifikan antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap subsidi

benih. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pendidikan formal

yang ditempuh responden tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap

subsidi benih. Hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan formal

petani dengan subsidi benih padi varietas ciherang pada Program P2BN

disebabkan oleh pendidikan formal responden yang tergolong sedang

(SMP/lulus SMP) akan berdampak pada kemampuan dalam pemahaman,

ketrampilan berkomunikasi maupun sikap terhadap suatu inivasi baru yang

diterapkan.

3. Hubungan Antara Pendidikan Non Formal Petani dengan Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang didapat di luar

bangku sekolah. Pendidikan non formal diukur dengan frekuensi petani

mengikuti kegiatan penyuluhan selama satu tahun. Penyuluhan di

Kecamatan Karanganyar biasanya dilaksanakan setiap bulan sekali.

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa nilai rs 0,634 dan

nilai t hitung sebesar 5,680 sedangkan t tabel 2,031, jadi t hitung > t tabel

pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga terdapat korelasi positif yang

sangat signifikan antara pendidikan non formal dengan sikap petani

terhadap subsidi benih. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya

frekuensi pendidikan non formal yang diikuti responden berhubungan

dengan sikap positif petani terhadap subsidi benih, yaitu semakin tinggi

frekuensi mengikuti pendidikan non formal maka akan semakin positif

sikapnya terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program

P2BN.

Kondisi yang terjadi di lapang adalah tingkat pendidikan non formal

petani cukup tinggi, dimana frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan

cukup sering karena diadakan bertepatan pada pertemuan kelompok tani

Page 74: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

sehingga memudahkan petani untuk menghadiri kegiatan penyuluhan.

Kegiatan penyuluhan di Kecamatan Karanganyar diadakan setiap bulan

sekali, dimana untuk sosialisasi mengenai program P2BN dilaksanakan

bertepatan ketika penyuluhan berlangsung, yaitu sebelum atau setelah

penyampaian materi penyuluhan diberikan. Melalui kegiatan penyuluhan

pula, petani memperoleh pengetahuan tentang subsidi benih padi varietas

ciherang pada program P2BN yang mampu mempengaruhi sikap atau

penilaiannya terhadap kegiatan subsidi benih, yang kemudian

menghasilkan sikap positif terhadap subsidi benih padi ciherang pada

program P2BN.

4. Hubungan Antara Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting dengan Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Berdasarkan Tabel 5.14 diketahui bahwa nilai rs 0,456 dan t hitung

3,550 > t tabel 2,031 pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga terdapat

hubungan positif yang sangat signifan antara tingkat pengaruh orang lain

yang dianggap penting dengan sikap petani terhadap subsidi benih

ciherang. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat pengaruh

orang lain yang dianggap penting berhubungan dengan sikap petani

terhadap subsidi benih. Semakin tinggi tingkat pengaruh orang lain yang

dianggap penting maka semakin akan semakin positif sikapnya terhadap

subsidi benih.

Dari hasil di lapangan proses perubahan sikap petani dipengaruhi

oleh pengaruh orang lain, tidak hanya PPL ataupun aparat desa yang

memberikan saran serta ajakan kepada petani untuk melakukan perubahan

kearah yang lebih baik. Tetapi terdapat pula ketua dan anggota kelompok

tani, petani-petani lain dan juga pengaruh dari keluarga yang juga

memberikan saran serta nasihat mengenai keputusan yang harus diambil

yang berguna untuk peningkatan kegiatan usahataninya. Jumlah orang

yang diaggap penting dan lamanya frekuensi pertemuan dengan orang

yang dianggap penting tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengambil keputusan. Saran dari orang-orang terdekat dan yang dianggap

Page 75: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

penting dapat merubah sikap petani terhadap perubahan, khususnya

terhadap subsidi benih padi varietas ciherang.

5. Hubungan Antara Keterpaan Media Massa dengan Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Tingkat penggunaan media massa merupakan sarana komunikasi

yang mempunyai pengaruh dalam opini dan kepercayaan. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang (Azwar, 1998).

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa nilai rs -0,043 dengan

t hitung sebesar -0,298 sedangkan t tabel 2,031, jadi t hitung < t tabel pada

tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara keterpaan media massa terhadap kegiatan

subsidi benih padi ciherang pada program P2BN. Hal ini menunjukkan

bahwa banyak sedikitnya media massa yang diakses responden tidak

berhubungan dengan sikap petani terhadap subsidi benih. Hubungan antara

keterpaan media massa dengan sikap petani terhadap subsidi benih tidak

signifikan dikarenakan sikap atau penilaian petani baik itu positif atau

negative, tidak dipengaruhi oleh tingkat keterpaan media massa.

Hubungan yang tidak signifikan disebabkan media massa yang ada

belum bisa memberikan informasi yang rinci tentang adanya kegiatan

subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN, dan informasi

tersebut belum bisa menjangkau keseluruhan petani yang menerima

subsidi benih. Selain itu, meskipun terdapat radio dan televisi yang telah

diakses oleh responden tetapi hal ini belum mampu mempengaruhi sikap

responden dikarenakan media massa yang diakses tidak memberikan

pengetahuan dan informasi mengenai kegiatan subsidi benih padi varietas

ciherang pada program P2BN.

Page 76: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

6. Hubungan Antara Pengaruh Kebudayaan dengan Sikap Petani Terhadap Subsidi Benih Padi Varietas Ciherang pada Program P2BN

Kehidupan di masyarakat dapat diamati dari sikap masyarakat

dengan kebudayaan yang ada di daerahnya. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang yang

memberikan corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota

kelompok masyarakat asuhannya (Azwar, 1998).

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa bahwa nilai rs 0,379

dan t hitung 2,837 > t tabel 2,031 pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga

terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara pengaruh

kebudayaan dengan sikap petani terhadap subsidi benih. Hal ini

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pengaruh kebudayaan berhubungan

dengan sikap petani terhadap subsidi benih, yaitu semakin tinggi pengaruh

kebudayaan maka akan semakin tinggi pula sikap positifnya terhadap

subsidi benih.

Tingkat pengaruh kebudayaan diukur dengan sering tidaknya

responden atau frekuensi melakukan tradisi. Tradisi yang dimaksud antara

lain selalu membuat sesaji sebelum menggarap sawah dan sebelum panen,

mengadakan rasulan sesudah menanam padi, mengadakan kondangan

(tirakat) setelah panen padi, mengadakan bersih desa setelah panen dan

menggunakan tanda-tanda alam untuk menentukan musim tanam padi.

Selain itu terdapat norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,

dimana mereka selalu menjunjung tinggi azas menghormati dan

menghargai antar sesama.

Kebudayaan merupakan pola perilaku yang dipegang teguh oleh

masyarakat. Dimana dalam pelaksanaanya berbeda-beda dalam suatu

wilayah dengan wilayah lain. Kebudayaan sendiri dapat berupa

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat. Kebudayaan dapat

mempengaruhi pikiran, kebiasaan maupun sikap bagi yang

melaksanakannya. Tingkat pengaruh kebudayaan dikatakan signifikan atau

berhubungan dengan sikap petani terhadap subsidi benih karena

Page 77: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

disamping kuatnya unsur-unsur kebudayaan atau tradisi-tradisi yang masih

dilaksanakan oleh masyarakat setempat, juga dipengaruhi oleh sikap

masyarakat yang selalu berbagi. Dimana dalam kegiatan subsidi benih padi

varietas ciherang pada Program P2BN kali ini mereka bersedia menerima

dan mendukung kelancaran kegiatan tersebut sebagai salah satu kebiasaan

atau kebudayaan yang selama ini mereka lakukan.

Page 78: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang menganalisis

hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap dengan sikap petani padi

terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor pembentuk sikap petani diantaranya:

a. Pengalaman usahatani responden dalam kategori sedang dengan nilai

median 3, karena pengalaman usahatani akan mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam mengelola kegiatan usahataninya.

b. Pendidikan formal responden dalam kategori sedang yaitu SMP/tamat

SMP dengan nilai median 3, karena responden belum menyadari akan

pentingnya pendidikan formal yang ditempuh sehingga tidak

melanjutkan pendidikanya ke jenjang berikutnya.

c. Pendidikan non formal responden tergolong tinggi dengan nilai median

4, berupa penyuluhan yang dilakukan setiap bulan sekali dengan waktu

dan tempat yang telah disesuaikan dengan kebutuhan petani.

d. Tingkat pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam kategori

tinggi dengan nilai median 4, karena pada umumnya petani akan

mengikuti saran dan ajakan dari orang-orang terdekat seperti PPL,

anggota kelompok tani lain, dan keluarga.

e. Tingkat keterpaan media massa responden tergolong sedang dengan

nilai median 3, karena dalam mengakses informasi pertanian melalui

media massa jarang dilakukan.

f. Tingkat pengaruh kebudayaan responden dalam kategori tinggi dengan

niali median 4, karena masyarakat masih sering melaksanakan budaya

setempat seperti kerja bakti, bersih desa, selamatan dan adat istiadat

setempat

77

Page 79: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang tergolong dalam

kategori setuju atau positif. Sikap petani terhadap subsidi benih dapat

dilihat dari masing-masing aspek, dapat dilihat sebagai berikut:

a. Sikap petani terhadap tujuan subsidi benih dalam kategori setuju/ positif

dengan nilai median 4, karena petani mengetahui dan memahami tujuan

dari kegiatan subsidi benih padi varietas ciherang pada Program P2BN.

b. Sikap petani terhadap sasaran subsidi benih dalam kategori ragu-ragu/

netral dengan nilai median 3, umumnya petani tidak mengetahui secara

pasti mengenai sasaran dalam kegiatan subsidi benih padi varietas

ciherang pada Program P2BN

c. Sikap petani terhadap pelaksanaan subsidi benih dalam kategori

setuju/positif dengan nilai median 4, petani mengetahui dan memahami

dalam sosialisasi, berperan dalam penyusunan CPCL, mengawasi

distribusi hingga penerimaan benih.

d. Sikap petani terhadap kualitas subsidi benih dalam kategori tidak

setuju/ negative dengan nilai median 2, karena benih bersubsidi yang

diterima petani tidak tumbuh setelah disemaikan.

e. Sikap petani terhadap manfaat dan hasil subsidi benih dalam kategori

setuju/ positif dengan nilai median 4, umumnya petani sudah berusaha

memanfaatkan subsidi benih dan selalu aktif memanfaatkan sarana dan

teknologi baru yang dianjurkan pemerintah.

3. Hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap dengan sikap petani

terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program P2BN di

Kecamatan Karanganyar:

a. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal,

pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan pengaruh kebudayaan

dengan sikap petani terhadap subsidi benih.

b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman

berusahatani, pendidikan formal, dan keterpaan media massa dengan

sikap petani terhadap subsidi benih.

Page 80: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Sikap...Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok ... Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

B. Saran

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal dengan

sikap petani terhadap subsidi benih padi varietas ciherang pada program

P2BN, maka hendaknya kegiatan penyuluhan yang sudah berlangsung

baik tetap dipertahankan agar kebutuhan petani akan informasi pertanian

dapat tersalurkan dan dapat meningkatkan usahataninya.

2. Terjadinya benturan kegiatan antara penyuluhan dan sosialisasi program

sebaiknya dihindari, sehingga perlu diadakan peningkatan

keanekaragaman materi agar informasi dapat diserap secara optimal oleh

petani dan waktu sosialisasi program di luar kegiatan penyuluhan.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian sejenis lebih dikembangkan.

Penelitian selanjutnya tidak hanya menganalisis hubungan faktor-faktor

pembentuk sikap petani tetapi juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi

sikap dan pengukuran masing-masing variabel diharapkan lebih

operasional.