Fanny Efriana a 231 10 016

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KTI

Citation preview

  • LAPORAN KARYA TULIS ILMIAHKULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYAANGKATAN 68 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014

    UNIVERSITAS TADULAKO

    PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN OLEHGURU BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN MATEMATIKA

    DENGAN GURU YANG BERLATAR BELAKANGNON-MATEMATIKA DI KELAS X IPS 1 DAN

    X IPS 3 SMA NEGERI 5 PALU

    KELURAHAN : TONDOKECAMATAN : MANTIKULOREKOTA : PALU

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratPelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya

    Universitas Tadulako Angkatan 68 Semester GenapTahun Akademik 2013/2014

    Disusun Oleh :

    FANNY EFRIANASTB. A 231 10 016

    PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATALEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS TADULAKO2014

  • HALAMAN PENGESAHAN

    PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN OLEHGURU BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN MATEMATIKA

    DENGAN GURU YANG BERLATAR BELAKANG NON-MATEMATIKADI KELAS X IPS 1 DAN X IPS 3 SMA NEGERI 5 PALU

    NAMA : FANNY EFRIANASTAMBUK : A 231 10 016PROGRAM STUDI : PEND. MATEMATIKAFAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANDESA/KELURAHAN : TONDOKECAMATAN : MANTIKULOREKABUPATEN/KOTA : PALULaporan Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui

    Sesuai Saran-Saran Dosen Pembimbing

    Palu, Mei 2014

    Menyetujui,Dosen Pembimbing

    Dr. H. Sudarman Bennu, M. PdNIP. 19571231 198601 1 004

    Mengetahui,An. Kepala Pusat Pengembangan WilayahdanKuliah Kerja Nyata (P2WKKN)Universitas TadulakoSyachdin, SH., MH.

    NIP. 19680302 200312 1 001

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

    rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN)

    Profesi Integral Angkatan 68 dan PPLT Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

    Universitas Tadulako yang belangsung dari tanggal 5 Maret s/d 10 Mei 2014

    bertempat di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikolore, Kota Palu. Begitu

    banyak pengalaman berharga yang didapatkan selama peneliti berada di lokasi,

    bukan hanya ilmu yang selama ini didapatkan di bangku kuliah, namun peneliti

    melihat dan merasakan bagaimana melakukan pengabdian kepada masyarakat dan

    sekolah

    Suka dan duka pun peneliti alami selama berada di lokasi, namun dengan

    ucapan syukur Alhamdulillah dan berkat dukungan dan dorogan dari keluarga dan

    semua pihak maka peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis ILmiah ini.

    Pada kesempatan ini pula, secara tulus dan ikhlas peneliti ucapkan terima

    kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

    partisipasinya baik langsung maupun tidak langsung sejak awal sampai pada

    proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain kepada :

    1. Bapak Rektor Universitas Tadulako.

    2. Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tadulako.

    3. Panitia pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang telah memberikan kesempatan

    kepada peneliti untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral

    tematik posdaya Angkatan 68 dan PPLT Semester Genap Tahun 2013/2014.

  • iv

    4. Bapak Dr. H. Sudarman Bennu, M. Pd sebagai Dosen Pembimbing Karya

    Tulis Ilmiah.

    5. Bapak Prof. Hanafie sebagai Dosen Pembimbing PPLT.

    6. Bapak Dr. H. Mustamin Idris, M. Si sebagai Dosen Pembimbing di sekolah.

    7. Bapak Drs. Abdullah, MT sebagai dekan Fakultas MIPA.

    8. Bapak Drs. Zikran Lingu Lembah sebagai Kepala SMA Negeri 5 Palu.

    9. Ibu Mardiah Nuntung, S. Pd, M. Pd sebagai Guru Pamong

    10. Seluruh Guru-Guru beserta Staf Tata Usaha dan siswa-siswa SMA Negeri 5

    Palu.

    11. Orang tua, kakak dan adikku, nenek, om dan juga tanteku, serta sepupuku Fuji

    Astuti yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil selama

    melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral dan PPLT di

    lokasi.

    12. Teman-teman Mahasiswa PPLT baik selama di lokasi hingga kembali ke

    Universitas Tadulako.

    13. Keluarga besar Matematika khususnya teman-teman angkatan 2010 dan

    Sahabat Spesial Arief Susanto terima kasih atas bantuan dan semangatnya.

    14. Beserta seluruh pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah, yang dalam kesempatan ini tidak dapat

    peneliti sebutkan namanya satu persatu.

    Sebagai manusia, peneliti menyadari bahwa isi Karya Tulis Ilmiah ini

    masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti sangat

  • vmengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Akhir kata, peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan semoga

    Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Palu, Mei 2014

    Peneliti

    FANNY EFRIANA

    A 231 10 016

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

    KATA PENGANTAR . ................................................................................ iii

    DAFTAR ISI................................................................................................. vi

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah.......................................................................... 7

    C. Maksud Dan Tujuan ...................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

    II. TINJAUAN TEORITIS

    A. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor ..................................................9

    B. Kelebihan Guru Berlatar Belakang Matematika ..........................10

    C. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika ...................................11

    D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ..................................14

    III. METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 24

    B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 24

    C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 24

    D. Teknik dan Pengumpulan Data ..................................................... 25

    E. Teknik Analisis Data .................................................................... 25

  • vii

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil .............................................................................................. 28

    B. Pembahasan .................................................................................. 29

    V. PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................. 31

    B. Saran ............................................................................................ 31

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    1. Analisis Ulangan Harian Kelas X IPS 1 dan X IPS 3

    2. Dokumentasi Kegiatan

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena

    dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan

    mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju.

    Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi sehingga

    mendapatkan gambaran yang jelas tentang tinggi rendahnya hasil belajar siswa

    yang dicapai dalam menempuh kegiatan belajar di sekolah.

    Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan,

    persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada

    lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a)

    Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

    (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan

    berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas

    penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan

    dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.

  • 2(g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan

    pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara

    efektif.

    Satu diantara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

    lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong

    untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas

    diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa

    untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

    yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

    Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah,

    dimana tidak bisa untuk mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis

    dan sistematis, karena strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam

    setiap proses pembelajaran di dalam kelas.

    Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda

    dengan mata pelajaran-mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran

    matematika untuk SMA memiliki sejumlah karakteristik tertentu, yaitu :

    1. Memiliki objek kajian yang abstrak

    Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun

    tidak setiap objek abstrak adalah matematika. Sementara beberapa

    matematikawan menganggap bahwa objek matematika itu konret dalam pikiran

    mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika secara lebih tepat sebagai

  • 3objek mental atau pikiran. Ada empat kajian matematika, yaitu fakta, operasi (atau

    relasi), konsep, dan prinsip.

    2. Bertumpu pada Kesepakatan

    Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan

    kesepakatan atau konvensi yang penting. Simbol dan istilah yang telah disepakati

    dalam matematikamaka pembahaan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan

    dan dikomunikasikan.

    3. Berpola pikir deduktif

    Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola

    pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari

    hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifa khusus.

    4. Konsisten dalam sistemnya.

    Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari

    beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem yang

    berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan yang

    lainnya. Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat dipanang

    lepas satu dengan yang lainnya.

    5. Memiliki simbol yang kosong dari arti.

    Di dalam matematika banyak sekali terdapat simbol baik yang berupa

    huruf latin, huruf yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol

    tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasanya disebt model

    matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan,

  • 4maupun fungsi. Selain itu ada pula model matematika yang berupa gambar seperti

    bangun-bangun geometri, grafik, maupun diagram.

    6. Konsisten Dalam Sistemnya.

    Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada yang saling terkait dan

    ada yang saling lepas. Dalam satu sistem tidak boleh ada kontradiksi. Tetapi antar

    sistem ada kemungkinan timbul kontradiksi.

    Dalam belajar matematika perlu untuk menciptakan situasi-situasi di mana

    siswa dapat aktif, kreatif dan responsif secara fisik pada sekitar. Untuk belajar

    matematika siswa harus membangunnya untuk diri mereka. Hanya dapat

    dilakukan dengan eksplorasi, membenarkan, menggambarkan, mendiskusikan,

    menguraikan, menyelidiki, dan pemecahan masalah

    Khusus untuk Matematika, dalam Pembelajaran sebaiknya dimulai dari

    masalah yang kontekstual. Bagi seorang guru, untuk dapat mengajar dengan

    sempurna harus memahami berbagai langkah, metode dan model pembelajaran.

    Sedangkan bagi siswa untuk dapat berhasil belajar dengan baik harus mempunyai

    kemampuan berpikir yang tinggi, dan didukung oleh peran guru yang mampu

    membangkitkan semangat belajar bagi tiap karakter siswa.

    Satu diantara penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah

    siswa tidak memahami konsep-konsep matematika. Siswa yang menguasai secara

    konsep matematika, akan memperoleh jalan untuk memecahkan persoalan

    matematika. Sering kita temui dalam kegiatan pembelajaran siswa mengalami

    kesulitan menyelesaikan soal matematika, terutama ketika menerapkan hitungan,

    perkalian, pengurangan maupun pembagian. Hal ini disebabkan karena konsep

  • 5urutan hitungan yang beruntun yang mendahulukan perkalian dan pembagian

    setelah itu penjumlahan atau pengurangan tidak dipahami.

    Kesalahan konsep suatu pengetahuan saat disampaikan guru kepada

    siswanya bisa berakibat kesalahan pengertian dasar yang berkesinambungan

    sehingga terbawa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ini karena matematika

    adalah materi pembelajaran yang saling berkaitan dan berkesinambungan dengan

    materi lain, sehingga untuk mempelajari salah satu topik di tingkat lanjutan harus

    memiliki pengetahuan dasar atau pengetahuan prasyarat terlebih dahulu yaitu

    penalaran yang dituangkan dalam pelajaran matematika.

    Dilihat dari kompetensi dan kewenangan guru, banyak guru yang bukan

    dari guru mata pelajaran yang ahli dibidangnya masing-masing, tidak berlatar

    belakang pendidikan matematika, kurang menguasai inti materi yang diajarkan

    disamping itu ketika mengajar kecenderungan dalam proses mengajar tidak fokus

    pada metode untuk memahamkan konsep matematika tetapi condong memberi

    materi atau mengcopy materi, realisasi dalam proses pembelajaran banyak

    mencatat dan menghafal sebagai salah satu cara yang tepat sesuai dengan

    kemampuan guru. Padahal menghafal adalah suatu kemampuan yang paling

    rendah dalam taksonomi bloom, setidaknya siswa harus mulai diajak dalam

    bernalar dan berpikir dan aplikasi pada taraf pertama kali menjumpai suatu materi

    baru.

    Jadi intinya guru mutlak harus menguasai substansi materi dan hal ini

    tertuang dalam bentuk RPP tidak lupa juga metode dan strategi sudah harus

    dipikirkan dalam rangka menamamkan nilai sesuai materi yang diajarkan, seperti

  • 6matematika adalah nilai nalar dan pikir yang harus dominan dibanding

    pengetahuan yang banyak sifat menghafal.

    Pengajaran matematika oleh guru yang berlatar belakang matematika lebih

    bisa mengembangkan kemampuan siswa dimulai dari masalah nyata. Disamping

    itu, pembelajaran matematika juga diharapkan dapat meningkatkan ilmu

    pengetahuan, menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmiah

    pada siswa serta saling menghargai pendapat teman sesuai dengan tuntutan

    kurikulum 2013. Pada pembelajaran ini guru yang berlatar belakang matematika

    menyampaikan materi pelajaran sebagai salah satu strategi untuk mengetahui

    penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

    Disamping itu guru yang berlatar belakang matematika lebih mengusai

    materi pelajaran dengan maksud memberikan dorongan kepada siswa agar

    mengemukakan pendapat mereka, mengajak siswa berpikir dan sebagai bahan

    untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Materi dan pertanyaan yang

    dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan alat komunikasi yang ampuh

    antara guru dan siswa.

    Oleh karena itu, keterampilan dan kelancaran menyampaikan materi dari

    guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi materi maupun penyampaian

    materi dan pertanyaan kepada siswa. Penguasaan materi dan teknik penyampaian

    harus disertai keinginan dan kemampuan guru untuk mendengarkan dengan baik

    dari siswa, dilandasi sikap terbuka dan positif terhadap siswa. Aktivitas dan

    kreativitas guru dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam

  • 7pembelajaran merupakan satu diantara aspek yang menentukan keberhasilan

    pencapaian tujuan belajar dan lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut, yang

    mana hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

    Keaktifan guru berlatar belakang bidang studi tampak pada teknik

    penyampaian dan penguasaan suatu materi pelajaran akan lebih mengetahui yang

    disampaikan kepada siswa, sedangkan guru yang bukan berlatar belakang bidang

    studinya kurang mengetahui keaktifan siswa terlihat cara merespon materi

    pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.

    Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

    judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajarkan oleh Guru Berlatar

    Belakang Pendidikan Matematika dengan Guru yang Berlatar Belakang

    Non-Pendidikan Matematika di Kelas X IPS 1 dan X IPS 3 SMA Negeri 5

    Palu.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat

    peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah: Adakah Perbedaan Hasil Belajar

    Siswa yang diajarkan oleh Guru Berlatar Belakang Pendidikan Matematika

    dengan Guru yang Berlatar Belakang Non-Matematika di Kelas X IPS 1 dan X

    IPS 3 SMA Negeri 5 Palu?

    1.3 Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajarkan oleh Guru Berlatar Belakang

  • 8Pendidikan Matematika dengan Guru yang Berlatar Belakang Non-Matematika di

    Kelas X IPS 1 dan X IPS 3 SMA Negeri 5 Palu.

    1.4 Manfaat

    Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan :

    1. Dapat bermanfaat bagi peneliti dalam memperkaya dan memperoleh

    pengalaman serta keterampilan meneliti dan dapat memperluas wawasan.

    2. Sebagai pengalaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa dalam belajar matematika dan pelajaran yang lain, dengan

    harapan siswa dapat lebih aktif.

    3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar

    oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    4. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru bidang studi Matematika

    terutama di SMA Negeri 5 Palu.

  • 9BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    2.1 Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Oemar Hamalik (1990:20) mengemukakan belajar adalah suatu proses

    perubahan tingkah laku sebagai pengalaman. Dalam buku metode belajar dan

    kesulitan belajar dijelaskan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan

    perubahan dalam diri seseorang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru

    berkat pengalaman dan latihan.

    Menurut Jaeng (2009 : 2) bahwa belajar adalah seluruh rangkaian

    kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar (mandiri atau berinteraksi dengan

    lingkungan/orang lain) yang mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa

    penambahan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku yang sifatnya

    relatif permanen.

    Menurut Gerung (2011 : 1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah

    tingkat keberhasilan yang dicapai oleh anak didik setelah melakukan kegiatan

    belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan, keterampiln,

    dan sikap yang terlihat dalam perubahan tingkah laku dan kemampuan yang

    dimiliki oleh anak didik.

    Ada tiga komponen hasil belajar yaitu kemampuan:

    a) Hasil belajar Kognitif (Pengetahuan)

    b) Hasil belajar Afektif (Sikap)

  • 10

    c) Hasil belajar Psikomotor (Keterampilan)

    Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam

    (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Yang termasuk faktor internal

    adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi

    dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah

    faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model

    pembelajaran).

    Bloom (1982:11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi

    hasil belajar yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas

    pembelajaran. Jadi, dengan kata lain hasil belajar merupakan salah satu ukuran

    berhasil tidaknya seseorang setelah menempuh kegiatan belajar yang diwujudkan

    melalui perubahan pada diri siswa yang dapat diukur dengan alat ukur tertentu.

    2.2 Kelebihan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Matematika dalam

    Mengajar Pelajaran Matematika

    Kelebihan guru berlatar belakang pendidikan (bidangnya sendiri, seperti

    mengajar matematika) adalah peran guru untuk mempertunjukkan kepada siswa

    segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap

    pelajaran yang disampaikan (demonstrator). Ada beberapa konteks guru sebagai

    demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji, menguasai

    materi, memimpin, mengarahkan, mengawasi. Guru adalah komponen yang

    sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru

    bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin

    bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasikan suatu strategi pembelajaran

  • 11

    akan tergantung pada kepiawaan guru, khususnya guru (bidang studi) dalam

    menggunakan metode, teknik, taktik pembelajaran. Setiap guru memiliki

    pengalaman (khususnya bidang studi), pengetahuan, kemampuan, gaya, dan

    bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap

    mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan

    guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada

    peserta didik.

    Dalam proses pembelajaran guru bidang studi (khususnya pelajaran

    matematika) memegang peranan yang sangat penting dimana sebagai teladan bagi

    siswa yang diajarkan, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan

    demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, dimana

    keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau

    kemampuan guru.

    2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Matematika

    1. Hakikat Pengajaran Matematika

    Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh tim penyusun

    kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa disebutkan bahwa

    Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan

    prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

    Dalam buku Metodek Matematika, yang diterbitkan oleh Bagian Proyek

    Pengembangan Mutu Pendidikan Guru Agama Islam disebutkan

    bahwamatematika merupakan suatu pengetahuan yang di peroleh melalui belajar

  • 12

    baik yang berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan sebagainya

    yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol- simbol tertentu.

    Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapatlah

    disimpulkan bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-

    jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang

    dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol.

    Pengajaran matematika adalah proses membantu siswa mempelajari

    matematika dengan menggunakan perencanaan yang tepat, mewujudkannya

    sesuai kondisi yang tepat pula sehingga tercapai hasil yang memuaskan. Hasil

    tersebut merupakan tujuan yang telah dirumuskan yang merupakan akibat dari

    interaksi antara guru yang mengajar dan murid yang belajar matematika. Untuk

    mencapai tujuan pembelajaran matematika secara tuntas guru harus bisa

    merencanakan pembelajaran dengan tepat, mewujudkannya dalam kondisi yang

    tepat, metode mengajar yang tepat, serta didukung oleh media pembelajaran yang

    tepat pula.

    Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah

    pedagogi secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari kongkret ke abstrak, dari

    sederhana kekompleks, dari yang mudah kesulit dengan menggunakan berbagai

    sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif

    dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri

    pengetahuannya. Dengan demikian, suatu rumus, konsep atau prinsip dalam

    matematika, seyogyanya dapat ditemukan oleh peserta didik dengan bimbingan

  • 13

    guru. Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk menemukan

    kembali membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan

    sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

    pembelajaran matematika. Masalah tak harus tertutup atau mempunyai solusi

    tunggal, tetapi dapat terbuka atau dicoba diselesaikan dengan berbagai cara

    misalnya dengan mengumpulkan dan menganalisis data, dengan metode coba-

    coba atau dengan cara induktif dan deduktif.

    2. Pengajaran Matematika

    Dalam melaksanakan suatu proses belajar mengajar, sebaiknya setiap guru

    melakukannya dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Kegiatan

    mengajar yang dilakukan guru dengan pendekatan tertentu akan bermakna,

    apabila materi yang disajikan kepada siswa dapat dimengerti oleh sebagian besar

    siswa atau seluruh siswa. Harus dipahami, bahwa kadang-kadang guru dalam

    mengajar, melakukan pendekatan dengan cara lain sedangkan siswa juga

    melakukannya dengan pendekatan yang tidak diberikan oleh gurunya. Misalnya,

    guru menyampaikan operasi penjumlahan dengan pendekatan garis bilangan,

    tetapi siswa dapat melakukannya dengan pendekatan himpunan.

    Pendekatan pembelajaran yang digunakan sebaiknya dipahami setiap guru

    dengan benar, sehingga pada saat mengajar guru mengetahui pendekatan mana

    yang cocok dengan materi yang hendak diajarkan. Jika hal ini disadari oleh semua

    guru, maka pendekatan mengajar itu menjadi sangat penting untuk meningkatkan

    prestasi belajar siswa

  • 14

    Dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru menguasai

    pendekatan pembelajaran yang sedang digunakannya. Pada tulisan ini

    dikemukakan berbagai pendekatan pembelajaran matematika di kelas yang biasa

    digunakan guru. Dengan mengetahui berbagai informasi tentang pendekatan

    Penguasaan pelaksanaan suatu pendekatan pembelajaran dapat diketahui jika guru

    diberikan informasi tentang berbagai pendekatan npembelajaran yang digunakan.

    Pada tulisan ini dibahas beberapa pendekatan yang sering digunakan guru dalam

    proses pembelajaran matematika (Rahim, 2006)

    2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

    Keberhasilan belajar mengajar merupakan hal yang sangat diharapkan

    guru dalam melaksanakan tugasnya, namun guru bukanlah satu-satunya faktor

    yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Menurut Syaiful Bahri

    Djamarah ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu:

    Faktor tujuan, guru, peserta didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan

    evaluasi dan suasana evaluasi1 Keberhasilan belajar mengajar merupakan hal

    yang sangat diharapkan guru dalam melaksanakan tugasnya, namun guru

    bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut.

    Menurut Syaiful Bahri Djamarah ada beberapa faktor yang mempengaruhi

    keberhasilan belajar yaitu: Faktor tujuan, guru, peserta didik, kegiatan

    pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi

  • 15

    1. Faktor Tujuan.

    Tujuan adalah pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam

    kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah

    laku, kemampuan/kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses

    pembelajaran. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang

    dilakukan oleh guru dan akan secara langsung berpengaruh pada kegiatan belajar

    peserta didik. Guru dengan sengaja akan menciptakan lingkungan belajar guna

    mencapai tujuan, jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan pengajaran guru

    tidak searah maka tujuan pembelajaran akan gagal.

    Menurut Arikunto Untuk mencapai hasil yang optimal, tujuan

    pembelajaran khusus harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga bersifat sangat

    khusus, hanya menunjukan satu pengetahuan atau ketrampilan saja. Berpusat

    kepada siswa, artinya menunjuk langsung kepada kepentingan siswa, menunjuk

    pada situasi tertentu dalam kondisi apa tujuan tersebut dapat tercapai serta

    menunjuk pada tingkat atau nukuran yang telah ditentukan

    Dari rumusan tujuan pembelajaran khusus diatas dapat dijabarkan kedalam

    komponentujuan pembelajaran, menurut Sunhaji ada beberapa komponen-

    komponen tujuan pembelajaran yaitu: Siswa atau perfomer, tingkah laku atau

    perbuatan, kondisi dan kriteria.

    a. Siswa atau Perfomer.

    Siswa atau subjek belajar yang melakukan kegiatan belajar, perumusan

    tujuan hendaknya menyebutkan secara jelas siapa yang akan menunjukan atau

    mendemonstrasikan hasil belajar, yakni yang melakukan kegiatan belajar.

  • 16

    b. Tingkah laku atau perbuatan.

    Perbuatan ini merupakan predikat dari subjek dan dinyatakan dengan kata

    kerja operasional, perbuatan ini diharapkan terjadi apabila pelaku/subjek telah

    melakukan suatu program pengajaran.

    c. Kondisi.

    Kondisi disini adalah syarat-syarat atau keadaan, suasana yang meliputi

    perbuatan itu. Mungklin kita meminta anak agar perbuatan itu dapat dilakukan

    dalam suasana atau kondisi tertentu menurut syarat-syarat tertentu. Komponen

    kondisi ini memperjelas kedudukan suatu perbuatan atau memberi keterangan dan

    dalam keadaan bagaimana, untuk pemenuhan syarat-syarat apa, dimana dan

    bilamana dan seterusnya.

    d. Kriteria.

    Kondisi merupakan penjelasan dari suatu perbuatan, tetapi penjelasan itu

    tidak final, artinya masih bisa dipertajam atau dipersempit, sehingga memperoleh

    kepastian yang meyakinkan bahwa perbuatan tersebut benar-benar dapat diukur.

    Kriteria merupakan keterangan dari komponen kondisi, sebagai tuntutan minimal

    dan merupakan standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.

    Karena sebagai pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam setiap

    kali belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan

    pembelajaran. Akhirnya tujuan merupakan satu faktor yang mempengaruhi

    keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

    2. Faktor Pendidik.

  • 17

    Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003, guru adalah tenaga

    pendidik profesional yang bertugas, mendidik, mengajar, melatih, membimbing

    dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah tenaga pendidik yang

    berpengalaman dalam bidang profesinya yang memberikan sejumlah ilmu

    pengetahuan, kepada siswanya di sekolah. Dengan ilmu yang dimilikinya, guru

    dapat menjadikannya siswa yang menjadi cerdas dan memiliki pribadi yang baik.

    Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang

    kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek

    yang tidak bisa dikesampingkan dari keberhasilan belajar mengajar untuk

    mengantarkan siswa menjadi orang yang berimu pengetahuan dan berkepribadian

    baik.

    Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek

    yang mempengaruhi kompetensi seseorang guru dibidang pendidikan dan

    pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah

    menyesuaikan diri dengan lingkungannya di sekolah, karena dia sudah dibekali

    dengan seperangkat teori sebagai pengabdiannya. Sedangkan guru yang tidak

    berlatar belakang keguruan akan banyak menemukan masalah dikelas, karena

    tidak memiliki bekal teori pendidikan dan keguruan. Berbagai permasalahan yang

    dikemukakan diatas adalah merupakan aspek yang ikut mempengaruhi

    keberhasilan belajar dan yang dihasilkan dapat bervariasi. Variasi itu dapat dilihat

    dari tingkat keberhasilan siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh

    guru dalam setiap kali pertemuan.

  • 18

    Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan

    belajar anak anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan

    kepada anak bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih

    yang terdapat pada anak.

    Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses

    belajar mengajar, menurut Lukmanul Hakim Tiga aspek yang mempengaruhi

    keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yaitu: kepribadian, pandangan

    terhadap anak didik dan latar belakang guru.

    a. Kepribadian

    Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan

    ketika melaksanakan tugas didalam kelas.

    b. Pandangan terhadap anak didik

    Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk

    individual dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial

    akan berbeda. Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan

    berbeda.

    c. Latar belakang guru

    Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah

    menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan

    seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang

    ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan

    bertambahnya pengalamannya.

    3. Faktor Peserta Didik.

  • 19

    Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah, orang tuanya

    yang memasukkannya untuk didik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan

    di kemudian hari. Tanggung jawab guru tidak hanya terhadap seorang anak, tetapi

    dalam jumlah yang cukup besar. Anak dalam jumlah yang cukup besar itu tentu

    saja dari latar belakang kehidupan sosial keluarga yang berlainan dan mempunyai

    karakter yang berbeda pula. Kepribadian mereka ada yang pendiam, periang, suka

    bicara, kreatif, manja. Intelektual mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang

    bervariasi, keadaan biologi merekapun berbeda. Karena itu, perbedaan anak pada

    sekolah biologis, intelektual dan psikologis ini dapat mempengaruhi kegiatan

    belajar mengajar.

    Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi

    pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap minat yang

    berlainan. Biasanya pelajaran yang disenangi akan dipelajari dengan senang hati.

    Sebaliknya, jika pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari sehingga tidak

    heran bila isi dari pelajaran kurang dikuasai oleh siswa, akibatnya hasil ulangan

    siswa tidak baik. Sederetan angka yang terdapat dibuku raport siswa adalah

    buktinya dari keberhasilan proses belajar mengajar

    4. Faktor Kegiatan Pengajaran.

    Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan

    pembelajaran oleh siswa, salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran

    adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan

    pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan

    sendirinya, tetapi guru haarus dapat menciptakan pembelajaran yang

  • 20

    memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Pola

    umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak

    didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak

    didik yang belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.

    Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk

    keberhasilan belajar mengajar yaitu:

    a. Gaya mengajar guru

    Menurut Muhammad Ali, ada empat macam gaya mengajar yaitu:

    1) Gaya mengajar klasik,

    2) Gaya mengajar teknologis,

    3) Gaya mengajar personalisasi

    4) Gaya mengajar interaksional

    b. Pendekatan guru

    1) Pendekatan individual

    Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan

    perbedaannya

    2) Pendekatan kelompok

    Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua

    pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

    c. Strategi penggunaan metode

    Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari satu metode

    pengajaran misalnya penggunaan metode ceramah dengan metode tanya jawab.

    Jarang guru menggunakan satu metode dalam melaksanakan pengajaran, hal ini

  • 21

    disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih

    dari dua rumusan.

    5. Faktor Bahan dan Alat Evaluasi

    Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang

    sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan atau evaluasi.

    Biasanya bahan dikemas dalam bentuk buku paket, untuk dikonsumsi anak didik.

    Bila masa evaluasi tiba, semua bahan yang sudah diprogramkan dan harus sudah

    selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan

    item-item soal evaluasi.

    Alat evaluasi yang digunakan biasanya dalam bentuk tes dan non tes. Non

    tes bisa dalam bentuk pengamatan proses pembelajaran, sedangkan tes hasil

    belajar menurut Asmawi Zainul Tes hasil belajar adalah alat ukur yang paling

    banyak digunakan untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam proses belajar

    mengajar atau pendidikan. Tes yang digunakan tidak hanya dalam bentuk soal

    benar-salah atau true-fall dan pilihan ganda, tetapi juga menjodohkan, melengkapi

    dan essay. Masing-masing alat evaluasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Soal

    objektif seperti pilihan ganda mempunyai kelebihan dapat menampung hampir

    seluruh materi pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu

    semester. Kelemahannya pada penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran

    bersifat semu, suatu penguasaan yang masih bersifat samar, hal ini disebabkan

    jawaban dari setiap soal sudah disiapkan alternatifnya, jika peserta didik tidak

    mengetahui jawabannya maka ia akan memilih secara acak dan bisa saja jawaban

    yang dipilihnya benar, meski ia tidak tahu.

  • 22

    Alat tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap spekulasi pada anak

    didik, sebab alat tes ini hanya bisa dijawab jika anak didik benar-benar menguasai

    bahan pelajaran, jika tidak, kemungkinan besar anak didik tidak akan bisa

    menjawab dengan benar. Kelemahan alat tes ini pada pembuatan soal yang tidak

    memungkinkan untuk memuat semua bahan pelajaran dalam satu smester, untuk

    dapat disuguhkan pada waktu ulangan. Begitu juga dalam hal penilaian, walaupun

    ada standar penilaian, sikap objektifitas guru sangat berpengaruh dalam penilaian.

    6. Faktor Suasana Evaluasi.

    Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi

    keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam suasana

    evaluasi adalah:

    a. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.

    b. Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing.

    c. Besar sedikitnya anak didik dalam kelas.

    d. Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.

    e. Sikap pengawas yang berlebihan.

    Semua hal tersebut mempengaruhi suasana evaluasi, pengelompokan anak

    didik dalam jumlah besar, sangat mempengaruhi kenyamanan, begitu juga

    pengacakan nomor tempat duduk, walaupun semua itu dimaksudkan untuk

    kejujuran anak dalam mengikuti evaluasi, agar tidak ada kerja sama atau nyontek

    bersama. Pengawas yang terlalu berlebihan dalam mengawasi siswapun demikian.

    Akan tetapi pengawas yang cuek, membiarkan peserta didik bekerja sama dalam

    mengerjakan soal evaluasi, atau membiarkan siswa menyontek akan berakibat

  • 23

    siswa malas belajar, dengan harapan dapat melakukannya lagi pada evaluasi

    berikutnya (Mustolih, 2012).

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Sesuai dengan judul Penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian

    adalah SMA Negeri 5 Palu, Kelurahan Tondo , sedangkan waktu penelitian yaitu

    Tanggal 5 Maret-5 Juni 2014.

    3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kuantitatif,

    Muhammad, (2001:120) menjelaskan bahwa: "Metode penelitian deskriptif

    kuantitatif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan

    yang sedang dihadapi pada situasi saat ini, dilakukan dengan menempuh langkah-

    langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data dan laporan dengan

    tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif."

    3. 3 Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2001:115).

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 3

    SMA Negeri 5 Palu tahun pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari kelas X IPS 1

    dengan jumlah siswa 27 orang dan kelas X IPS 3 terdiri dari 30 Orang, dengan

    jumlah siswa keseluruhan 57 orang. Mengingat populasi kurang dari 100 orang,

  • 25

    maka seluruhnya dijadikan sebagai subjek penelitian, sehingga penelitian ini

    disebut penelitian populasi.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dengan dua cara

    pengumpulan data yaitu :

    a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap subjek penelitian untuk

    memperoleh informasi pendukung penelitian. Observasi diharapkan dapat

    menjadi instrumen klasifikasi terhadap masalah penelitian.

    b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Metode ini dilakukan dengan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan

    masalah yang diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh oleh peneliti dari

    kepustakaan ini adalah untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang

    telah dikemukakan oleh para ahli terlebih dahulu. Mengikuti perkembangan

    peneliti dalam bidang yang diteliti, memperoleh orientasi atau gambaran yang

    lebih luas mengenai topik yang dipilih.

    c. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan nilai ulangan harian dan

    tugas harian khususnya matematika yang dijadikan sampel dalam penelitian.

    3. 5 Teknik Analisis Data

    Setelah data penelitian terkumpul semuanya, selanjutnya diolah dengan

    menggunakan statistik sederhana, yaitu menghitung dari masing-masing dengan

    rumus sebagai berikut:

    (Hadi, 2001-268)SDbm

    MyMxt

  • 26

    Keterangan :

    t = RoHo

    Mx = mean sampel x

    My = mean sampel y

    SDbm = standar kesalahan perbedaan mean

    Untuk memperoleh nilai Mx dan My digunakan rumus :

    Keterangan :

    fx = Koefisien sampel x

    fy = koefisien sampel y

    n = sampel yang diselidiki

    Untuk memperoleh nilai SD2Mx dan SD2My digunakan rumus :

    MySDMxSDSDbm 22 Keterangan :

    SD2Mx = varian mean sampel x

    SD2My = varian mean sampel y

    SD2x = varian sampel x

    SD2y = varian sampel y

    n = sampel yang diselidiki, (Hadi, 2001:270)

    Untuk memperoleh nilai SD2x dan SD2y digunakan rumus :

    xMn

    fxxSD 2

    22 dan yM

    n

    fyySD 22

    2

    Untuk memperoleh derajat kebebasan (db) digunakan rumus

    n

    fyMy n

    fxMx

  • 27

    Db = Nx + Ny-2

    Penerimaan atau penolakan hipotesis taraf signifikan 5% dengan

    ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-

    tabel. Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai t-

    tabel, (Hadi, 2001:338).

  • 28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    NO X IPS 1 (X) X IPS 3 (Y)

    1 N fx Mx M2x SD2x n fy My M2y SD2y

    2 27 2301 85,22 7262,4484 188833,89 30 2345 78,17 6110,5489 177190,28

    (terlampir)

    = 2301/27

    = 85, 22

    xMn

    fxxSD 2

    22

    MySDMxSDSDbm 22

    = 2345/30

    = 78,17

    yMn

    fyySD 22

    2

    n

    fxMx n

    fyMy

  • 29

    = = 85,22 78,175472,06= 1,29 10= 1= 57 1 = 56

    4.2 Pembahasan

    Penerimaan atau penolakan hipotesis taraf signifikan 5% dengan

    ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-

    tabel. Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai t-

    tabel.

    Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai t hitung sebesar 1,29 10dan dengan t tabel 2,02. Jadi nilai t hitung < t table hal ini menunjukkan bahwa hasil

    belajar matematika siswa kelas X IPS tidak dipengaruhi oleh guru berlatar

    belakang pendidikan matematika dengan guru yang berlatar belakang non-

    matematika.

    Dari hasil penelitian menunjukkan walaupun hasil belajar matematika

    siswa kelas X IPS 1 yang diajarkan oleh guru berlatar belakang pendidikan

    matematika rata-rata mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan

    siswa kelas X IPS 3 yang diajarkan oleh guru yang berlatar belakang non

    matematika. Namun perbedaan hasil belajarnya tidak terlalu jauh, Jadi

  • 30

    kemungkinan hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang

    tidak diteliti.

  • 31

    BAB V

    PENUTUP

    5. 1 Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

    yang diajar oleh guru yang berlatar belakang pendidikan matematika dan non-

    matematika tidak mempunyai perbedaan yang signifikan . Hal ini ditunjukkan

    dengan nilai t hitung = 1,29 10 < t tabel = 2,02. Dengan kata lain Hipotesisalternative (Ha) ditolak.

    5. 2 Saran

    Dalam pembelajaran sebaiknya bukan hanya guru yang menjadi faktor

    keberhasilan proses belajar mengajar. Tetapi ada faktor lain yang dapat

    mempengaruhi hasil belajar, misalnya faktor peserta didik.

  • 32

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. (2006). Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.RINEKA CIPTA.

    Gerung, j. N. (2012). Conseptual Learning and Learning Style( Kajiankonseptual tentang Belajar dan Gaya Belajar). (Online),(Http://journal.uniera.ac.id/pdf_repository/juniera5Zmiv7L6ep2ZJIvSZhtg1IT0GE.pdf, diakses pada 19 Mei 2014).

    Hadi, S. (2001). Metode Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

    Mustolih. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan BelajarMengajar. Lubklinggau : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS) BumiSilampari.(Online),( http://mustolihtansasa.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html, diakses 19 Mei 2014).

    Jaeng, M. (2009). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Palu : UniversitasTadulako.

    Oemar. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: CVTarsito.

    Rahim, U. (2006). Pendekatan dalam Pengajaran Matematika. Kendari :Matematika FKIP Unhalu. (Online), Vol. 5, No 2,(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp04_karmtk.pdf, diakses 20 Mei2014).

    Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam Penetian Psikologi dan Pendidikan.Malang : UMM

  • ANALISIS ULANGAN HARIAN

    Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Program : X / IPS 1

    Semester : GenapTahun Pelajaran : 2013/2014

    No Nama SiswaNomor/ Skor Soal JUMLAH

    SKOR% SKOR

    TERCAPAIKET

    1/6 2/8 3/8 4/10 5/8 6/...

    1. Andini Austika 6 8 8 10 8 40 100 Tuntas

    2. Asdin 6 6 5 10 8 35 88 Tuntas

    3. Abd. Samad 6 4 5 10 8 33 83 Tuntas

    4. Arsita 6 8 8 8 8 38 95 Tuntas

    5. Bella Safitri 6 8 5 8 5 32 80 Tuntas

    6. Dian Agustina 6 4 8 10 8 36 90 Tuntas

    7. Intan Mulia Rahma 6 8 5 10 8 37 93 Tuntas

    8. Illa Faradilla 6 4 8 5 6 29 73 Tidak Tuntas

    9. Laguslan 6 8 5 5 8 32 80 Tuntas

    10. Moh. Husain 6 8 4 8 6 32 80 Tuntas

    11. Moh. Nasrul 6 8 8 10 8 40 100 Tuntas

    12. Moh. Fadhyl 6 4 8 8 6 32 80 Tuntas

    13. Murti Astuti 6 4 8 5 8 31 78 Tuntas

    14. Novita Barrang 6 8 8 10 6 38 95 Tuntas

    15. Sugiarto Aris M. 6 6 8 8 8 36 90 Tuntas

    16. Rabiah 6 8 4 10 6 34 85 Tuntas

    17. Sri Luluan 6 8 8 10 4 36 90 Tuntas

    18. Wiwin Putri A. 6 8 8 5 6 33 83 Tuntas

    19. Musbirah 6 8 4 10 4 32 80 Tuntas

    20. Yunnisa K. 6 8 5 10 4 33 83 Tuntas

    21. Sasqia Gustriyanti 6 8 5 5 8 32 80 Tuntas

  • 22. Nur azizah 6 8 8 5 8 35 88 Tuntas

    23. Windi Wulansari 6 8 4 10 4 32 80 Tuntas

    24. Emil Karmila 6 8 8 5 8 35 88 Tuntas

    25 Dylan 6 4 8 5 6 29 73 Tidak Tuntas

    26. Nilla sari 6 8 8 5 6 33 83 Tuntas

    27. Dian Afriani 6 8 8 5 6 33 83 Tuntas

  • ANALISIS ULANGAN HARIAN

    Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Program : X / IPS 3

    Semester : GenapTahun Pelajaran : 2013/2014

    No Nama SiswaNomor/Skor Soal JUMLAH

    SKOR% SKOR

    TERCAPAIKET

    1/15 2/20 3/20 4/25 5/20 6/...

    1. Ayu Febriyanti 15 20 20 15 15 85 85 Tuntas

    2. Defiyanti 15 20 15 20 5 75 75 Tidak Tuntas

    3. Delfina 15 20 15 20 15 85 85 Tuntas

    4. Dini Prastika 15 20 20 15 10 80 80 Tuntas

    5. Dita Yuniar 15 20 10 20 15 80 80 Tuntas

    6. Dwiki AndiPerdana

    15 10 10 20 15 80 80 Tidak Tuntas

    7. Ekha Bagus Bhakta 15 20 10 20 10 75 75 Tidak Tuntas

    8. Elin Lestari 15 20 15 15 10 75 75 Tidak Tuntas

    9. Gina Adriani P 15 20 20 15 10 80 80 Tuntas

    10. Giska Ratna Dila 15 20 20 10 15 85 85 Tuntas

    11. I Ketut Indra S 15 20 10 15 20 80 80 Tuntas

    12. Ivan Prastyo 15 20 10 20 10 75 75 Tidak Tuntas

    13. Kaiwa BungaAsmara

    15 15 15 20 20 85 85 tuntas

    14. Kalsum 15 20 15 10 20 80 80 Tuntas

    15. Magri Wicaksono 15 15 20 15 15 80 80 Tuntas

    16. Moh. Fachri 15 15 10 20 15 75 75 Tidak Tuntas

    17. Moh. Fikri 15 15 15 20 15 80 80 Tuntas

    18. Moh. Haikal 15 15 20 20 10 80 80 Tuntas

    19. Moh. Zaqwan 15 15 10 15 15 70 70 Tidak Tuntas

    20. Muh. Angga Rais 15 20 20 10 15 80 80 Tuntas

  • 21. Okto Riyanto Putra 15 15 15 10 10 65 65 Tidak Tuntas

    22. Rahmawati 15 20 15 15 15 80 80 Tuntas

    23. Siti Nurhaliza 15 20 20 15 5 75 75 Tidak Tuntas

    24. Sugiman 15 15 10 15 20 75 75 Tidak Tuntas

    25 Teguh Mulya F 15 15 20 20 10 80 80 Tuntas

    26. Tobiang 15 15 20 20 10 80 80 Tuntas

    27. Widya Wulandari 15 20 15 20 10 80 80 Tuntas

    28. Wahyu JuliaAnanda

    15 20 15 20 10 80 80 Tuntas

    29. WawanDharmawan

    15 15 15 15 15 75 75 Tidak Tuntas

    30. Zatimatul Zahra 15 15 15 15 10 70 70 Tidak Tuntas

    Sampul(1).pdfHALAMAN PENGESAHAN(1).pdfKata Pengantar (2).pdfDaftar Isi(1).pdfBAB I BAru.pdfLampiran(1).pdfANALISIS ULANGAN HARIAN.pdf