32
Obat yang Bekerja pada Ginjal, Saluran Kemih, dan Prostat Diuretika Kemoterapi infeksi saluran kemih Farmakoterapi gagal ginjal Farmakoterapi hipertrofi prostat Farmakoterapi transplantasi ginjal Farmakoterapi glomerulonefritis. Farmakoterapi gangguan fungsi vesica urinaria. Farmakoterapi batu ginjal. Penyakit ginjal karena obat

Farmakoterapi Penyakit Ginjal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ozyro I, Perahud I, Sadallah S, Sukalo A, Titov L, Schifferli J, et al. Clinical value ofautoantibodies against C1q in children with glomerulonephritis. Pediatrics.2006;117(5):1663-8.14.McCance KL. The renal and urologic system. Dalam: McCance KL, Huether SE,penyunting. Pathophysiology: the biologic basis for disease in adults and children. edisi ke-3. St. louis: Mosby; 1998. h. 1221-73.15.Sakai H, Kurokawa K, Koyama A, Arimura Y, Kida H, Shigematsu H, et al. [Guidelines forthe management of rapidly progressive glomerulonephritis]. Nippon Jinzo Gakkai Shi.2002;44(2):55-82.16.Nishi S. [Treatment guidelines concerning rapidly progressive glomerulonephritissyndrome]. Nippon Naika Gakkai Zasshi. 2007;96(7):1498-501.17.Lattanzio MR, Kopyt NP. Acute kidney injury: new concepts in definition, diagnosis,pathophysiology, and treatment. J Am Osteopath Assoc. 2009;109(1):13-9.18.Davis ID, Avner ED. Glomerulonephritis associated with infections. Dalam: Kliegman RM,Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier; 2007. h. 2173-5ozyro I, Perahud I, Sadallah S, Sukalo A, Titov L, Schifferli J, et al. Clinical value ofautoantibodies against C1q in children with glomerulonephritis. Pediatrics.2006;117(5):1663-8.14.McCance KL. The renal and urologic system. Dalam: McCance KL, Huether SE,penyunting. Pathophysiology: the biologic basis for disease in adults and children. edisi ke-3. St. louis: Mosby; 1998. h. 1221-73.15.Sakai H, Kurokawa K, Koyama A, Arimura Y, Kida H, Shigematsu H, et al. [Guidelines forthe management of rapidly progressive glomerulonephritis]. Nippon Jinzo Gakkai Shi.2002;44(2):55-82.16.Nishi S. [Treatment guidelines concerning rapidly progressive glomerulonephritissyndrome]. Nippon Naika Gakkai Zasshi. 2007;96(7):1498-501.17.Lattanzio MR, Kopyt NP. Acute kidney injury: new concepts in definition, diagnosis,pathophysiology, and treatment. J Am Osteopath Assoc. 2009;109(1):13-9.18.Davis ID, Avner ED. Glomerulonephritis associated with infections. Dalam: Kliegman RM,Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier; 2007. h. 2173-5ozyro I, Perahud I, Sadallah S, Sukalo A, Titov L, Schifferli J, et al. Clinical value ofautoantibodies against C1q in children with glomerulonephritis. Pediatrics.2006;117(5):1663-8.14.McCance KL. The renal and urologic system. Dalam: McCance KL, Huether SE,penyunting. Pathophysiology: the biologic basis for disease in adults and children. edisi ke-3. St. louis: Mosby; 1998. h. 1221-73.15.Sakai H, Kurokawa K, Koyama A, Arimura Y, Kida H, Shigematsu H, et al. [Guidelines forthe management of rapidly progressive glomerulonephritis]. Nippon Jinzo Gakkai Shi.2002;44(2):55-82.16.Nishi S. [Treatment guidelines concerning rapidly progressive glomerulonephritissyndrome]. Nippon Naika Gakkai Zasshi. 2007;96(7):1498-501.17.Lattanzio MR, Kopyt NP. Acute kidney injury: new concepts in definition, diagnosis,pathophysiology, and treatment. J Am Osteopath Assoc. 2009;109(1):13-9.18.Davis ID, Avner ED. Glomerulonephritis associated with infections. Dalam: Kliegman RM,Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier; 2007. h. 2173-5

Citation preview

  • Obat yang Bekerja pada Ginjal, Saluran Kemih, dan ProstatDiuretikaKemoterapi infeksi saluran kemihFarmakoterapi gagal ginjalFarmakoterapi hipertrofi prostatFarmakoterapi transplantasi ginjalFarmakoterapi glomerulonefritis.Farmakoterapi gangguan fungsi vesica urinaria.Farmakoterapi batu ginjal.Penyakit ginjal karena obat

  • DiuretikaDikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya pada nefron:Carbonic anhydrase inhibitor: di tubuli proximal.Osmotic diuretics: di tubuli proximal dan ansa HenleLoop diuretics: di pars ascendens ansa HenleThiazid and thiazid-like drugs: di pangkal tubuli distalPotassium sparring diuretics: di ujung tubuli distal

  • Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI)Menghambat carbonic anhydrase yg ada di membran dan sitoplasmareabsorpsi NaHCO3 terhenti di t proximal, ttp meningkat di t distal.Menghambat sekresi asam dan NH4+ di t. colligentespH urin alkalis, dpt timbul asidosis metabolik.Absorpsi Na+ dan Cl- naik di ansa Henle, HCO3 disekresikan bersama Na+ dan K+, sekresi fosfat ikut naik.Efek CAI thd ekskresi cepat berakhir karena asidosis metabolik yang timbul akan mengurangi jumlah HCO3 yang difiltrasi.CAI menghambat carbonic anhydrase yang ada di jaringan lain (mata, SSP, eritrosit, pankreas, mukosa lambung)

  • Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI)Krn turunan sulfonamida, dpt timbul depresi sst, efek toksik di kulit, gangguan ginjal, dan hipersensitifitas. Dosis besar timbulkan kantuk dan parestesia. Alkalinisasi urin timbulkan batu fosfat, retensi ureum timbulkan encefalopati pd sirrhosis hepatis, perburuk asidosis metabolik dan asidosis respiratorik.Tak digunakan lagi sbg diuretika. Diindikasikan utk glaukoma, koreksi alkalosis metabolik, altitude sickness, dan familial periodic paralysis.

  • Osmotic DiureticsMenarik cairan intrasel, cairan ektrasel bertambah, darah encer, sekresi renin dihambat, aliran darah ginjal naik, NaCl dan urea tergusur dari medulla, kekentalan medulla turun, prostaglandin ikut timbulkan vasodilatasi dan medullary washout. Osmotic diuretics bekerja di t proximal dan ansa Henle, tingkatkan sekresi hampir semua elektrolit.ES: edema paru, hyponatremia, dehidrasi. Kontraindikasi: anuria, perdarahan intrakranial.Indikasi: gagal ginjal akut krn acute tubular necrosis, dialysis disequilibrium syndrome, glaukoma akut, sebelum dan sesudah operasi otak dan mata.

  • Loop Diuretics, High Ceiling DiureticsHambat aktifitas Na+-K+-2Cl symporter, hingga 25% NaCl yang difiltrasi seluruhnya diekskresikan. Furosemide hambat aktifitas carbonic anhydrase, ekskresi bikarbonat dan fosfat ikut naik. Tingkatkan ekskresi K+ dan asam melalui pertukarannya dengan Na+ dan Cl- di t distal. Hambat symporter hambat hypertonic medullary interstitiumhambat ginjal untuk pekatkan urin sewaktu hydropenia.Hambat ginjal keluarkan urin encer sewaktu water diuresis hyponatremia.Tingkatkan total RBF, redistribusi RBF ke midcortex.

  • Loop Diuretics, High Ceiling DiureticsHambat tubuloglomerular feedback (TGF)hambat GFR turun.Rangsang penglepasan renin.Furosemide tingkatkan systemic venous capacitance turunkan left ventricular filling pressure.Ubah komposisi elektrolit endolimf, timbulkan ototoksisitas.Ikatan dgn protein plasma tinggi, sedikit yg difiltrasi, banyak yg disekresi di t proximal.Probenecid hambat sekresi tubuler, lemahkan efek diuresisnya.

  • Loop Diuretics, High Ceiling Diuretics65% furosemide disekresi utuh, sisanya diglukoronidasi di ginjal, t1/2 naik pd gagal ginjal. Bumetanide dan torsemide dimetabolisir di hepar, t1/2 naik pd peny. hepar. Absorpsi furosemide bervariasi luas, torsemide&bumetanide mantap absorpsinya hingga efek terapi keduanya lebih baik pd payah jantung.Krn t1/2 pendek, dpt timbul post diuretic Na retention. Atasi hal ini dgn diet rendah garam dan lebih sering diberikan.ES: hyponatremia, hipotensi, GFR turun, kolaps sirkulasi, hipokalemia, alkalosis hipokloremik, hipomagnesemia, hipokalsemia, otoksisitas, dislipidemia.

  • Loop Diuretics, High Ceiling DiureticsKI: hiponatremia, hipovolemia, hipersensitifitas, anuria yg tak responsif thd loop diuretics.Interaksi: aminoglikosida (ototoksisitas), antikoagulan (perdarahan), digitalis (aritmia), sulfonilurea (hiperglikemia), cisplatin (ototoksisitas), NSAID&probenecid (diuresis kurang), thiazide (diuresis naik), amphotericin B (ototoksisitas, nefrotoksisitas).Indikasi: edema paru akut, payah jantung kronis, hipertensi, sindr. nefrotik, hiperkalsemia, edema GGK, forced diuresis intoksikasi obat, edema sirosis hepatis

  • Thiazide and Thiazide-like DiureticsHambat Na+-K+ symport di pangkal t distal, hambat absorpsi 5% NaCl yg difiltrasi. Hambat CAekskresi bikarbonat dan fosfat naik. Tingkatkan ekskresi K dan asam. Turunkan ekskresi Ca++, naikkan ekskresi Mg++. Tak pengaruhi GFR.ES: hipersensitifitas, disfungsi ereksi, hipokalemia, hiponatremia, alkalosis hipokloremia, hipokagnesemia, hiperkalsemia, hiperglikemia, hiperlipidemia.Interaksi: antikoagulan, urikosurik, sulfonilurea, digitalis, lithium, NSAID, kortikosteroid, quinidine (torsades de pointes)Indikasi: edema, hipertensi, diabetes insipidus nefrogenik, osteoporosis.

  • K+ Sparring DiureticsHambat pertukaran Na+ dengan K+ dan H+ di ujung t distal dan t colligentes retensi kalium. Diuretik lemah, keluarkan 2% NaCl yg difiltrasi. Spironolacton hambat reseptor mineralokortikoid hambat pertukaran Na+ dengan K+ dan H+ retensi kaliumES: hiperkalemia, megaloblastosis oleh triamterene pd sirosis, hiperglikemia oleh triamterene. Spironolacton timbulkan gynecomastia, impotence, dan gg haid.Indikasi: aditif dan cegah hipokalemia diuretik lain, Liddle syndr., diabetes insipidus nefrogenik karena lithium, mukolitik pd cystic fibrosis. Spironolacton utk aldosteronisme, obat terpilih utk asites sirosis hepatis.KI: hiperkalemia.

  • Diuretic ResistanceEdema yg resisten thd diuretik tertentu.Bila refrakter dengan diuretik lemah, berikan diuretik kuat. Hentikan NSAID.Pd GGK timbul kompetisi sekresi loop diuretics dengan asam organik di t proximal naikkan dosis diuretik.Pd sindr nefrotik, sirosis hepatis, payah jantung respon diuresis ginjal turun krn reabsorpsi Na+ di t proximal naik.Terapi resistensi diuretik: tirah baring, naikkan dosis loop diuretics, dosis lebih sering atau berikan sbg infus, kombinasi diuretik, kurangi asupan garam, jadwalkan diuretik sesaat sebelum makan.

  • Kemoterapi Infeksi Saluran KemihDiagnosis ISK didasarkan pada pemeriksaan mikroskopik, biakan, dan test resistensi antibiotik.Selesai terapi, ulangi pemeriksaan mikroskopik dan kultur.Selidiki faktor risiko ISK.Tentukan kuman penyebab: E coli paling banyak.Bedakan antara community acquired- dengan nosocomial infectionAB harus bakterisid, penetrasi ke ginjal baik, kadar tinggi dalam urin, dapat peroral.

  • SulfonamidaTersedia sbg kombinasi sulfamethoxazole+ trimethoprim (co-trimoxazole). Kombinasi ini sinergistik dan berspektrum lebar.Sulfamethoxazole hambat uptake PABA, trimethoprim hambat sintesis tetrahydrofolic acid dari dihydrofolic acid.Pteridine+PABAdihydropteroic aciddihyrofolic acidtetrahydrofolic acid.Indikasi: infeksi saluran kemih, pernafasan, dan cerna.ES: hipersensitifitas kulit; megaloblastosis, leucopenia, thrombocytopenia akibat defisiensi asam folat.

  • QuinoloneNalidixic acid adalah quinolone pertama yang diindikasikan untuk ISK. Berspektrum lebar, terutama kuman gram negatif.Sediaan berikut: ciprofloxacin, norfloxacin, ofloxacin, pefloxacin, levofloxacin, gemifloxacin.Indikasi: ISK, prostatitis, STD, infeksi sal. cerna dan sal. nafas.ESO: ringan, tendinitisInteraksi: menaikkan kadar teofilin, dengan quinidine dpt timbulkan aritmia.

  • MethenamineAntiseptik sal. kemih, prodrug pembentuk formaldehyde.NH4(CH2)6 + 6H2O + 4H+ 4NH4 + 6 HCOH.Pengasaman urin percepat terbentuknya formaldehyde.Tak ada resistensi kuman, spektrum lebar terutama E coli.Suasana asam juga bersifat bakteriostatik, kombinasi methenamine dan asam mandelat bersifat additif.ES: sal cerna atas.I: suppressive treatment ISK kronik. KI: difungsi hepar dan ginjal.

  • NitrofurantoinSpektrum: E coli dan enterococci.Suasana asam tingkatkan aktifitas antimikroba.ES; nausea, muntah, diarrhea (bentuk mikrokristal kurangi ES saluran cerna); hipersensitifitas; interstitial pulmonary fibrosis, neuropathy.I: ISK.

  • Obat dalam Tatalaksana Gagal Ginjal AkutBila ada tanda awal gagal ginjal akut karena hipovolemia, berikan segera infus garam faal. Bila oliquria bertahan,berikan dopamine dosis rendah untuk timbulkan vasodilatasi a renalis. Bila oliquria karena hipoperfusi (CVP rendah), berikan segera dopamine 1-5 mcg/kg/menit dan 80 mg furosemide IV sbg dosis awal. Naikkan dosis bila belum ada respon sampai tercapai dosis masimal 1 gr. Bila penderita perlu aminoglikosida, ganti furosemide dengan bumetanide

  • Obat dalam Tatalaksana Gagal Ginjal KronikPeran obat terbatas, dialysis dan transplantasi mengatasi gangguan metabolik.Obat digunakan untuk hipertensi, anemia, dan gangguan tulang.Diuretik tak bermanfaat bila GFR,20 ml/menit; ACEI obat terpilih, ttp fungsi ginjal dapat buruk, periksa fungsi tiap 2-3 hari kemudian tiap 2-3 minggu, bila buruk hentikan ACEI, bila baik teruskan dan periksa K+.Hiperfosfatemia obati dengan CaCO3 atau Al hidroksia. ES: hipercalcemia, ensefalopatiRenal dystrofi resisten dgn Vit D, obati dengan alfacalcidol atau calcitriol.Obati anemia dgn eritropoetin, mulai dosis rendah, 3X50 mg/mg, ES: viskositas naik, ES: TD naik, trombosis, encefalopati.

  • Perubahan Kerja Obat pada Gagal Ginjal.Klirens obat yang dieliminasi oleh ginjal turun; dosis atau interval pemberian perlu diturunkan.Ikatan protein bbrp obat turun, karena afinitasnya thd albumin turun. Ikatan dengan albumin juga turun pada hipoalbuminemia krn proteinuria.Otak lebih sensitif thd efek depresan sedatif, tranquilizer, narkotik-analgesik.Sensitifitas naik terhadap efek hipotensif -blocker dan ACEI.Uremia cenderung timbulkan perdarahan, efek samping perdarahan antikoagulansia, aspirin, NSAID naik. Obat yg timbulkan retensi Na dpat timbulkan udema dan gagal jantung.Hiperkalemia mudah terjadi; jangan berikan ACEI, diuretik hemat kalium, atau suplementasi K.Efek acetylcholine esterase inhibitor (neostigmin) naik karena aktifitas cholinesterase turun.

  • Farmakoterapi Batu GinjalObati sebab primernya (adenoma parathyroid, hiperkalsemia).Litotripsi ultrasonik atau bedah adalah terapi pilihan. Farmakoterapi utk hilangkan kolik dan pencegahan kalkuli.Utk nyeri berikan 100 mg petidin IM, morfin 10 mg IM/SC, atau diamorfin 5 mg IM/SC. Bersama dengan sulfas atropin utk cegah spasme ureter.Cegah kalkuli dengan minum air yg banyak, kurangi asupan Ca, berikan HCT utk tingkatkan reabsorpsi Ca di tubuli.Bila batu asam urat atau cystein, banyak minum, alkalinisasi urin

  • Obat dalam Tatalaksana Disfungsi Vesica Urinaria.Ketika kandung kemih (KK) penuh, regangan otot timbulkan impuls yg diteruskan ke SSP, sadarkan keinginan utk kencing. Aktifitas parasimpatis timbulkan kontraksi otot detrusor disertai relaksasi sphincter urin mengalir.USILA mudah mengidap sering kencing, tak bisa tahan kencing, kencing keluar sendiri, nyeri KK, dan nyeri uretra.Obati sebabnya, atau tekan aktifitas parasimpatis dengan flavoxate, oxybutinin, propantheline, darifenacin, solifenacin, atau trospium. Kegagalan terapi krn ES antikolinergik: mulut kering, retensi urin, atau confusion.Tekan aktifitas simpatis dengan -blockers utk atasi obstruksi saluran kemih dan utk kurangi frekuensi kencing.Pada wanita pasca menopause, stress incontinence ditimbulkan oleh atrofi urethra; berikan estrogen dosis rendah.

  • Obat dalam Tatalaksana Benign Prostate Hypertrophy (BPH)Tindakan bedah adalah terapi terpilih BPH, penyakit yang timbulkan obstruksi saluran kemih.Bila keluhan ringan atau ada kontraindikasi bedah, coba dulu dengan farmakoterapi.Finasteride, hambat testosteron5 dihydro-testosterone, kurangi besar prostate 20% pertahun, tapi sedikit perbaikan thd aliran urin dan sisa urin. Dapat dikombinasikan dengan salah satu -blockers (terazosine, doxazosin, aflazosin, prazosin, indoramin) ES: impoten dan libido turun.Prostatitis akut diobati sbg infeksi saluran kemih akut, dengan AB yang sesuai.

  • Obat dalam Tatalaksana Kanker ProstateAda tiga modus terapi: bedah, radioterapi, atau farmakoterapi (hormonal/sitotoksik).Orchidectomy bilateral bertujuan turunkan produksi androgen.Terapi kanker yg sudah menyebar adalah dengan analog/agonis gonadotropin-releasing hormone (buserelin, goserelin, leuprorelin, atau triprorelin.Antiandrogen (cyproterone acetate) digunakan pada awal terapi hormon guna cegah peningkatan testosteron oleh agonis GnRH. Terapi jangka lama timbulkan down regulation reseptor GnRH.

  • Farmakoterapi GlomerulonefritisPenicillamin, garam emas, dan ACEI timbulkan glomerulonefritis. Hentikan penggunaannya.Obati edema perifer dengan diuretik, oral atau iv.Kortikosteroid dosis tinggi, bila perlu tambahkan cyclophosphamide dan/ ciclosporin, bermanfaat pd glomerulonefritis ringan, SLE, Goodpastures syndr., dan necrotizing vasculitis.Obati acute post-streptococcal glomerulonephritis dengan phenoxymethylpenicillin; batasi asupan garam dan protein, obati hipertensi.